TINGKAT PENCEMARAN TIMBAL (Pb) DALAM DARAH DENGAI\ PRESTASI ANAK SI)
DIKOTAPONTIANAK Khayan Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak e-mail :
[email protected]. id
Abstract: Blood Lead Levels @LIS) Contamination Within Achievement Of Elementary School Childrtn In Pontirnak City. The aim ofthis study was to observe the conelation between blood lead levels @LLs) contamination in children within achievement of elementary school children in Pontianak city. Thedesign is an observational study which analytical type and using a cross-sectional approach conducted. Total sampel number ofthis study was 63 student's round of Pontianak city. Sampel determinant with Sbatified Random Sampling method. Statistical analysis was conducted by applying double correlation Spearman test and Kruskall Wallis test. The result showed that vehicular density, school distance from roadway and kind of used drinking water was corelated blood lead levels of elementary school children. Beside that blood lead levels of elementary school children was correlated achievement of elementary school children. However, classroom noise level was not conelated achievement of elementary school children.
Abstrak fingket Pencemaran Timbat @b) Delam Dareh Ilengan Prcstnsi Anek SD Ili lfuta Pontienelc Tbjuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara tingkat pencemaran Pb dalam darah dengan prestasi anak SD di Kota Pontianak. Desain merupakan penelitian observasional bersifat analitikdenganpendekatan Cross Sectional. Sampel yang diteliti sebanyak 63 siswa, tersebar di Kota Pontianak. Penentuan sampel menggunakan metode StratiJied Random Sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji korelasi Spearman dan Kruskall Yallis. Hasil menunjukkan terdapat hubungan antara kepadatan kendaraan bermotor, jarak sekolah darijalan ray4jenis air minurn, dengan tingkat pencemaran Pb dalam darah anak SD. Selain itu pencemaran Pb dalam darah anak SD dengan prestasi juga memiliki hubungan yang bermakna. Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebisingan ruangan kelas dengan prestasi anak SD.
Keta Kunci : pencemaran
Pb dalam darah, kepadatan kendaraan
Karena penggunaan BBM masih didominasi oleh pengguna bensin bertimbal, setiap liter bensin
Tingkat pencemaran udara di Indonesia, terutama di daerah perkotaan saat ini telah mencapai taraf yang perlu diantisipasi. Dari penelitian mengenai tingkat pencemaf,an udara di 20 kota besar di seluruh dunia, WHO memperkirakan bahwa sekurangnya satu jenis pencemaran udara di kota-kota besar tersebut telah melebihi ambang batas toleransi pencemaran udara yang ditetapkan oleh WHO. Sumber pencemaran udara dapat dikategorikan atas sumber bergerak dan sumber tidak bergerak, yang meliputi berbagai sektor termasuk kualitas bahan bakar minyak (BBM), emisi
mengandung senyawa timbal sebanyak 0,56-0,63 g yang akan dilepaskan ke udara untuk setiap liter bensin yang dimanfaatkan.
Timbal (Pb) merupakan neurotoksin yang bersifat akumulatif, paparannya yang sedikit demi sedikit setelah berjalan 5, l0 atau 15 tahun akan terakumulasi tinggi di dalam tubuh sehingga mempengaruhi organ-organ tubuh. Paparan menahun
dengan
Pb dapat menyebabkan lead
kendaraan bermotor, sistem transportasi dan manajemen lalu lintas, emisi industri yang belum terawasi, dan sumber pencemaran lainnya (asap
encephalopatlry. Gan$aranklinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepal4 bemor,
pembakaran sampah dan pencemaran udara dalam
menurunnya kecerdasan.
halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan Timbal dapat mengganggu syaraf dan dapat
ruangan).
Dinas Perhubungan kota Pontianak
menghambat perkembangan kecerdasan (IQ) bagi anak-anak dengan konsentrasi antara 10 hingga 15 pgll0Oml. Timbal mudah diserap oleh tubuh yang
menyatakan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Kota Pontianak meningkat setiap tahunnya. Jumlah kenaikan kendaraan bermotor di tahun 2004 sebesar | 4. 124 (4,68 yo), di tahun 2005 sebesar I 4.882 (5,37 %\ dn di tahun 2006 sebesar 15.308 (2,86%).
sedang berkembang dan akumulasinya di dalam badan
yang sedang tumbuh dan berkembang akan mengganggu pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh. Pencemaran Pb yang mempengaruhi proses belajar anak dapat menunrnkan IQ sehingga anak
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dapat meningkatkan kadar Pb di udara ambien. 143
144
JARNAL ILMU KESEHATAN, Volumc XIIL Nonmr
2
lali
2012,142
-
152
akan mengalami penurunan prestasi. Dari penelitian
Tabel. I llubungen Antara Tingkat Pcncemaran Timbd (Pb)
yang menghubungkan daya intelektual (IQ), baik verbal maupun performance menunjukkan bahwa
Dalam Dereh Dcngen Prcstasi
kandungan timbal di dalam darah (BLL) memiliki hubungan invers (terbalik) terhadap point IQ. Dinas Pendidikan Nasional Kota Pontianak menyatakan bahwa terdapat l5l SD Negeri dan 63 SD Swasta pada awal tahun pelajaran2007/2008. Jumlah siswa SD yang mengikuti UAS (UjianAkhir
Sekolah) pada tahun ajaran 2006-2007 di Kota Pontianak sebanyak 10.283 orang dan yang lulus sebanyak 10.283 siswa (100%).
Bapedalda Kota Pontianak menyatakan bahwa daerah kepadatan tertinggi berada di Jalan Gusti Situt Mahmud" Jalan KY Sudarso dan Jembatan Kapuas [, maka lokasi SD yang berada di daerah
tersebut memiliki resiko untuk terpajan oleh pencemaran Pb. Adapun SD yang berada di kawasan
padatyaitu SDS Maranathadan SDN 54 dengannilai rata-rata hasil UAS yaitu 6,46 dan 7,45. Daerah bukan kawasan padat berada di Jalan Ampera dan Jalan Tabrani Ahmad. Adapun SD yang berada di daerah bukan kawasan padat yaitu SDN 70 dan MIS Nurul Islam dengan nilai rata-rata hasil UAS yaitu 6,35. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh pencemaran Pb terhadap prestasi anak SD dengan membandingkan SD yang berada di kawasan padat lalu lintas dengan bukankawasanpadatdi Kota
Pontianak yang merupakan salah satu resiko terpaparnya pencemaran Pb.
METODE Penelitian ini berbentuk observasional bersifat lnalirl& dengan pendekatan Cros s sectional. Desain penelitian ini digunakan karena ingin menjelaskan pengaruh pencemaran Pb terhadap
Prcrtrsi Anrk SII Kchr V
Pcnccmlnr
Rondrl (s6720)
Timbrl (Pb)
IhlrmDrnb
Tlnggi
(>6730)
32 74,4 ll 25,6 43 t2 60 t 40 20 u 59,t 19 n,2 63
DiatasNAB DibawahNAB
Totd
100
r00 100
l,
hasil penelitian menunjukkan bahwa pencemaran timbal (Pb) dalam darah diatas nilai ambang batas cenderung memiliki prestasi yang Dari Tabel
rendah (d" 67,20) lebih besar y aitlu 7 4,4 % (32 siswa) dibandingkan pencemaran timbal (Pb) dalam darah yang rendah atau dibawah ambang batas yaitu 60 % (12 siswa). Tebel 2 Anelicis Korelssi Tingket Pcnccmaren Timbel (Pb)
Drlrm Darsh Dcngan Prestrci
R P vslae Pb Dalam Darah -0,363 0,003 Verlrbcl
Dari hasil uji stattstikSpearman menunjukkan 0,003 (p < 0,05) maka Ho ditolak, artinya adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pencemaran timbal (Pb) dalam darah dengan prestasi anak SD kelas V Kota Pontianak. Hubungan tingkat pencemaran timbal (Pb) dalam darah anak dengan prestasi anak SD menunjukkan hubungan sedang (r = - 0,363) dan berpola negatif artinya semakin tinggi tingkat pencemaran timbal (Pb) dalam darah anak semakin rendah prestasi anak SD.
signifikansi p
:
pr€stasi anak SD. Untuk penelitian menggunakan sifat analitik dengan pendekatan C ross s ect ional karena
Ilubungan lGbisingan
peneliti ingin mencari hubungan antar variabel yang akan diteliti dan dilakukan hanya satu kali pada satu
Tebcl 3. Hubungen Antara Kcbicingen dcngrn Prcstaci
saat.
HASIL DAN PEMBAHASAI{ HASIL Hubungan Prestasi Berdasarkan penjelasan tersebut diatas bahwa pencemaran timbal(Pb) dalam daratr pada anak-anak SD sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Dibawah ini hubungan pengaruh antara kadar timbal (Pb) dalam darah pada anak SD dengan prestasi belajar anak SD di Kota Pontianak.
Pruhri AnrkSD lGhc V
htcrritrc Rcndrh nryl Kcbidngu(dB) (5672$ Pfin} t'ha'A 19 67,9 9 32,1 2t Tturggi (> 68,36) 2s 7tA l0 2t,6 35 Rendah (S 6E,36) u 598 19 n2 (tl
lc
100
t00 100
Dari Tabel 3, hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kebisingan ruangan kelas yang tinggi (> 68,36 dB) cenderungmemiliki prestasi yangrendah (< 67,20') sebesar 67,9yo (19 siswa) dan intensitas kebisingan ruangan kelas yang rendah (< 68,36 dB)
yairr7l,4
o/o
(25 siswa).
Khayan, Tingkat Pencemoran Timbal Dalam Darsh
Ibbcl 4. Analisis Korclnsi Kcbisingan dcngan Prestasi
Vrrhbel
Ifubungan Jarak Sekolah dari Jalan Raya Thbcl 7. Hubungan Antara Jarak Sckolah dari Jelen Raya dengan Tingket Pcnccmlran Timbal (Pb) Dalam Darah
vafue
Kebisingan 0,142
...
0,265
PoocnrrTirbd(Pb)
Hasil uji statistik Spearman menunjukkan signiJikansi p: 0,265 (p e" 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara kebisingan dengan prestasi anak SD Kelas V Kota Pontianak. Hubungan kebisingan dengan prestasi anak SD menunjukkan hubungan lemah (r = 0,142) dan berpola positif artinya semakin tinggi intensitas
Jlnt
Drhnlhnb Sctohh drrt
&hn Rryr (Mdcr)
DekatGS3)
32
t5,5
Jauh (> 53)
lt
42,3
5 15
{t 5&3 n
13,5 57,7
31.7
N%
37 26 63
100
t00
lm
kebisingan nrangan kelas semakin tinggi prestasi anak
sD.
Dari Tabel 7, hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hubungan Kepadatan Kendaraan Tabcl 5. HubungenAntarr Kcpadatan Kcnderarn Bcrmotor dengan Tingkat Pcnccmaran Timbal (Pb) Dalam Darrh
Pcmcmrrrr Tinbrl (Pb)
Kcprdrbr
>NAB
Bcrmotor
Padae26s7) Janng (S 2657)
It 25
{t
90
2
5t,l
It
aE,3
l0 41,9
20
r00
43
100
m 3tt 5:f
yang padat (> 2657) kendaraan perjam cenderung memiliki kadar timbal (Pb) dalam darah di atas nilai ambang batas lebih besar yaitu 90 % (18 siswa) dibandingkan dengan kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor yangjarang (d 2657) kendaraan perjam yaitu 58,1 % (25 siswa). Tcbel 5.Analisic Korcleri Kcpadatan Kendaraen Bcrmotor dcngen Tingkrt Penccmeran Timbel (Pb) Dalam Darah
Varisbel Bermotor
Variabel Jarak Sckolah dari Jalan
Raya 4,276
0,028
100
Dari Tabel 5, hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor
Kepadatan Kendaraan
cenderung memiliki kadar timbal (Pb) dalam darah melewati nilai ambang batas lebih besar yaitu 86,5yo (32 siswa) dibandingkan denganjarak sekolah yang jauh (> 53 meter) sebesar 42,3 yo (l I siswa). Tabel 8. Analisis Korelesi Jerak Sckolab dari Jelan Raya dcngan Tingkat Penccmarln Timbal (Pb) Dalam Darab
Drlrn Drrrh
Kndrnrn
jarak sekolah yang dekat (< 53 meter)
Hasil uji statistik Spearman menunjukkan signifikansi p : 0,028 (p < 0,05) maka Ho ditolak, artinya adanya hubungan yang bermakna antarajarak sekolah dari jalan raya dengan tingkat pencemaxan
timbal (Pb) dalam darah anak SD Kelas V Kota Pontianak. Hubungan jarak sekolah dari jalan raya dengan tingkat pencemaran timbal (Pb) dalam darah anak SD menunjukkan hubungan sedang (r = - 0,276\ dan berpola negatif artinya semakinjauh jarak sekolah dari jalan raya semakin rendah tingkat pencemaran Pb dalam darah anak SD. Perbcdaan Jenis Air Minum
0,362
0,004
Hasil uji statistik Spearman menunjukkan signifikansi p = 0,004 (p < 0,05) maka Ho ditolak, artinya adanya hubungan yang bermakna antara kepadatan kendaraan dengan tingkat pencem.uan
Trbel 9. Pcrbcdean Antara Jcnis Air Minum dcngen Tingket Pcncemaren Timbal (Pb) Dalam Dareh Porccmlnn Pb Drhnlhrrl
Jcrb Ah
Mhrn
>NA3
timbal (Pb) dalam darah anak SD Kelas V Kota Pontianak. Hubungan kepadatan kendaraan bermotor dengan tingkat pencemarantimbal (Pb) dalam darah 0,362) anak SD menunjukkan hubungan sedang
(r:
dan berpola positif artinya semakin bertambah kepadatan kendaraan bermotor semakin tinggi tingkat pencemaxan Pb dalam darah anak SD.
TadalnnAir Hujan
Air Lcdctrg PAM Air Kemrsqr
35 E3,3 7 16,7 42 60 6409 2 33,3 4 66,7 6 43 8,3 2e 1,7 6:t 15
100
t00 r00 100
145
146 JURNAI.ILMIJ
KESEIIATAN, VIIIuIne XIIT, Nou.or 2 JuIi 2012,
DariTabel 9, hasil peneli(ian menunjukkan bahwa jenis air minum yang bersumber duri tadahan air hujan cenderung memiliki kadar timbal (pb) dalam darah melewati ambang batas lebih besar 83,3 7o (35
siswa) dibandingkan dengan jenis air minunr yang bersumber dari air ledeng PAM 40,0 o/o (6 siswa) dan pengguna air kemasan 33,3 Vo (2 orang).
Uji statistik Kruskall Wallis menunjukkan signifikansi p = 0,004 (p < 0,05) maka Ho dirolak, artinya adanya perbedaan antara jenis air minum yang digunakan dengan tingkat pencemaran timbal (pb) dalam darah anak SD Kelas V Kota pontianak. PEMBAHASAN Pencemaran Pb dalam Darah
Timah hitam merupakan salah satu unsur logam berat yang merupakan sumber pencemaran dan sifatnya mempunyai kecenderungan untuk terakumulasi di dalam tubuh. Peningkatan kepadatan arus lalu lintas kendaraan yang kebanyakan memakai bahan baker bensin atau premiks yang mengandung
TEL atau TML, hasil pembakarannya merupakan polusi yang banyak mengandung timah hitam (pb). Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dapat meningkatkan kadar Pb di udara ambien. penggunaan BBM yang masih didominasi oleh pengguna bensin bertimbal dapat melepaskan 0,56-O,63 g senyawa timbal per liter bensin yang dimanfaatkan ke udara. Timbal atau rimah hitam adalah logam berat yang paling banyak terdapat dilingkungan, sangar mudah digunakan dan berdampak negatif yang sangat kuat pada setiap tingkatan (Tzalev dan Zaprianov, 1995). Partikel logam berat timah hitam yang berasal dari emisi kendaraan bermotorakan mencemari tanah, tanaman, hewan, dan manusia dengan berbagai cara seperti sedimentasi, presipitasi dan inhalasi (parsa,
2001). Timah hitam (Pb) sangat berbahaya bagi manusia karena mekanisme masuknya timah hitam ke dalam tubuh manusia dapat melalui system pernapasan, pencernaan ataupun langsung melalui permukaan kulit. Daya racun Pb dapat mengakibatkan peradangan pada mulut, menyebabkan diare, juga dapat mengakibatkan anemia, mual dan sakit di sekitar perut serta kelumpuhan. Gejala dan
tanda-tanda secara klinis akibat terpapar Pb yang timbul akan berbeda, seperti tersebut berikut ini: Pertama, Terpapar secara akut yaitu Timbal di udara yang dihirup manusia dapat menimbulkan gejala-gejala seperti kram perut, kolik, darr biasanya diawali dengan
sembelit, rnual, muntah-muntah. Sedangkan akibat yang lebih seperti sakit kepala, bingung atau pikiran kacau, sering pingsan dan koma. Pada anak-anak nafsu makan berkurang, sakit perut dan muntah, bergerak terasa kaku, kelemahan, tidak ingin bermain,
peka terhadap rangsangan, sulit berbicara dan
142
-
152
gangguan pertunrbuhan otak dan koma; Kedua,
l'erpapar secara kronis, Keracunan pb
secara
kronis berjalan lambat. Kelelahan, kelesuan, dan iritabilitas merupakan tanda awal dari intoksika.ri pb secara kronis. Dan paparan dengan dosis rendah sudah
menimbulkan efek yang merugikan
pada
perkembangan dan fungsi dari sistem saraf pusat. Gejala lainnya adalah kehilangan libitto, gangguan
menstruasi, serta aborsi spontan pada wanita. Berbagai upaya dan tindakan pengamanan perlu dilakukan dalam rangka mencegah dan mengurangi pencemaran Pb, upaya tersebut di antaranya adalah dengan menghindari penggunaan peralatan-peralatan dapur atau tempat makanan atau minuman yang diduga mengandung Pb misalnya keramik berglasur, wadah yang dipatri atau mengandung cat, dan lain-lain.
Kadar normal Pb dalam darah pada anak_ anak yaitu 0,003 mg/lOOcc darah. pemajanan pb dalam darah dikatakan rendah jika mengandung l0-
30 pg Pb/I00g darah. Pemajanan kadar tinggi
mengandung lebih dari 100 pg /1009 darah. Kandungan dalam darah sekitar 4O pg Pb/100g dianggap terpajan berat atau mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak
terdeteksi tanda-tanda keluhan keracunan.
Konsentrasi Pb dalam darah (PbB) pada taraf 40 50 ug/dl mampu menghambat sintesis hemoglobin yang pada akhirnya merusak hemoglobin darah. Debu Pb yang terhirup secara akumulatif dapat mengganggu
fungsi ginjal, alat reproduksi serta menyebabkan tekanan darah tinggi bahkan stress. Standar WHO ambang batas kandungan Pb dalam darahl} mikrogr/ 100 cc darah untuk dewasa dan l0 - 30 mikrogr/I00 cc anak-anak. Timbal (Pb) merupakan neurotoksin yang bersifat akumulatif, paparannya yang sedikit demi sedikit setelah berjalan 5, l0 atau 15 tahun akan terakumulasi tinggi di dalam tubuh sehingga mempengaruhi organ-organ tubuh (Safrudin, 2N6). Timbal dapat mengganggu syaraf dan dapat menghambat perkembangan kecerdasan (Ie) bagi anak-anak dengan konsentrasi antara l0 hingga 15
pgllO0ml (Lajis, 2001). Pencemaran Pb yang mempeng:rruhi proses belajar anak dapat menurunkan IQ sehinggaanak akan mengalami penurunan prestasi. S.esuai dengan dengan tujuan penelitian, maka yang akan dibahas pada bagian ini adalah kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor, jarak sekolah dari jalan raya, jenis air minum yang digunakan dengan tingkat
pencemaran timbal (Pb) dalam darah, kebisingan dengan prestasi, tingkat pencemaran timbal (Pb) dalam
darah dengan prestasi anak SD kelas V di Kota Pontianak. Pembahasan di bawah ini akan memberikan hubungan penjelasan hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Kfutvm, Tingkeu Penc'cnturon Tinbal Duktm Darah
Tingkat Pencemaran Timbal (Irb)
UA,
Pencemaran timbal dalam darah pada anak
ara
lan
menunjukkan bahwa pencemaran timbal (Pb) darah diatas nilai ambang batas cenderung iliki prestasi rendah (<67,20) lebih besar yaitu dibandingkan pencemaran timbal (Pb) dalam yang dibawah nilaiambang batas yaitu 60 o/o.
Pb
lah ,da ;at. ran
ta.l rlu
Kota Pontianak yang menjadi sampel flenetitian
hasil uji statistik Spearnrun menunjukkan adanya yang bermakna antara tingkat pencemaran
l
tgi ah,
r
an
(Pb) dalam darah dengan prestasi anak SD
Vdenganp=0,003. Kadar normal Pb dalam darah ialah 0, 003 gll00 cc darah. Pemajanan Pb daiam darah
...
147
(83,3Vo). Oleh karena itu upaya pencegahan terhadap
pencemaran dapat dilakukan dengan pemakaian masker, terutamajika berada atau melakukan kegiatan di luar rumah.
Penelitian Monang; pada anak-anak di Jakarta, asupan gizi cukup dapat meningkatkan kualitas kecerdasan anak. Akan tetapi faktor lain seperti polusi udara tidak bisa kita abaikan. Oleh karena itu pengkonsumsi makanan tinggi kalsium bagi anak yang mempunyai kadartimbal lebih dari ambang batas akan mengisolasi tubuh dari paparan pb yang
baru sehingga Pb tidak bisa masuk ke dalam aliran darah dan Pb yang ada dalam darah bisa keluar.
jika mengandung fi-30 ltgPbl100g
Melihat betapa besarnya dampak negatif oleh pencemaran timbal tersebut maka perlu mendapat
k,b
{arah. Pemajanan kadar tinggi mengandung lebih dari ltgll00gdarah. Kandungan dalam darah sekitar
perhatian khusus. Pada awal keracunan timbal biasanya tidak jelas, sehingga perlu pengukuran
40 ttg Pb/100g dianggap terpajan berat atau
L
mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak terdeteksi
kandungan timbal dalam tubuh orang yang terpapar. Bila kadar timbal dalam darah sudah ditentukan maka
ga
rht
n. k
I t l I I
rendah
{4nda-tanda keluhan keracunan. Bila pemeriksaan menunjukkan kadar lebih tinggi dari normal, biasanya
dapat dilakukan terapi dengan kelator (suatu antagonis
sampai 0,10 mg/l00cc darah lengkap, haruslah
logam berat tersebut sehingga peningkatan pengeluaran logam dari tubuh dan mencegah/
diperhatikarfkemungkinan adanya absorbsi. Dan jika ditemui kadar yang melebihi 0,10 mgllO0cc darah
lengkap serta tampak gejala-gejala klinis, boleh dikatakan pasti telah terjadi keracunan.
Menurut Ahmadi dalam Batara, setiap kenaikan Pb I pmlm3 dapat menurunkan 0.975 skor
IQ (tingkat kecerdasan) pada anak. Kandungan timbal dalam bahan bakar minyak juga dapat meracuni sistem pembentukan darah merah sehingga pada anak kecil dapat menyebabkan penurunan kemampuan otak, tetapi tidak semua timbal yang terhisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal dalamtubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Bruce P Lanphear dkk dengan rentang pelaksanaan yang bervariasi (paling awal 1989 dan yang terakhir 2003) pada anak-anak dari Boston, Cincinnati, Cleveland,
Mexico, Port Pirie, Rochester dan Yugoslavia membuktikan bahwa penurunan terbesar atas point IQ (turun sebesar 3,9) akibat paparan timbel dalam darah (BLL) terjadi ketika akumulasi BLL masih berada pada kisaran 2,4-10 1tg/dL. Sementara penurunan point IQ saat akumulasi BLL padakisaran 10-20 ltgl dL dan 20-30 1nldl- masing-masing adalah 1,9 dan
l.l.
Hasil penelitian Wahyudiono; tentang pengaruh pemakaian masker polisi terhadap kadar Pb darah dan gangguan keschatan anggota Polisi lalu Lintas di
logam berat yang berkompetisi dengan gugus reaktif
menghilangkan efek toksiknya). Pengobatan pada awal keracunan timbal akut ialah dengan mengatasi gejala-gejala yang ada. Serangan kejang diatasi dingan obat anti kejang, kesetimbangan cairan elektrolit tubuh dipertahankan dan pembengkakan otak diatasi dengan
manitol. Lebih baik mencegah daripada mengobati merupakan suatu motto yang tetap diakui hingga pada saat ini. Untuk itu, sebelum terjadi kasus yang lebih
parah dari kasus-kasus di atas perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan.
Adapun upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah sebagai berikut: Pertama, Pemakaian masker untuk menutup mulut dan hidung saat ada polusi udara; Kedua, Mengkonsumsi asupan giziyangcukup, bagi anak-anak yang sudah terpapar
Pb melebihi nilai ambang batas sebaiknya mengkonsumsi makanan tinggi kalsium; Ketiga, Keracunan Pb yang tidak jelas maka diperlukan pemeriksaan kandungan timbal dalam tubuh orang yang terpapar, kadar timbal dalam darah sudah ditentukan maka dapat dilakukan terapidengan kelator;
Terakhir Pengobatan pada awal keracunan timbal akut ialah dengan mengatasi gejala-gejala yang ada.
Hubungan Kebisingan Kebisingan ruangan kelas V pada sebagian Sekolah Dasar di Kota Pontianak yang menjadi sampel penelitian ini menunjukkan, untuk sekolah dengan
Kota Surabaya, menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pemakaian masker dengan
intensitas kebisingan yang tinggi (> 68,36 dB)
kandungan timbal dalam darah Polisi lalu lintas. Polisi lalu lintas yang selalu menggunakan masker rata-rata sebanyak 3I,6 1tgll00 ml (16,7Vo), sedangkan yang
cenderung memiliki prestasi rendah G67,20) sebesar 7 1,4 Vo dan intensitas kebisingan ruangan kelas yang rendah (< 68,36 dB) yaitu sebesar 67,9 Vo.
tidak bermasker rata-rata sehanyak 49,2 1tg/I00 ml
I48
JIJRNALILMU KESETIATAN,VOIUMC XIII,
NOMOT2
Belajar merupakan suatu perubahan dari belum mampu menjadi mampu dalam jangka waktu tertentu. Saat terjadinya proses belajar yang berperan tidak saja usaha mental seperti berfikir tetapi fisik seseorang turut berperan dalam proses belajar. Usaha mental dan fisik orang yang sedang mengalami proses belajar dipengaruhi oleh l i ngkungan fi sik. Li ngkungan fisik tersebut dapat berupa kebisingan, pencahayaan, temperatur, dimensi alat kerja dan lain sebagainya. Pada penelitian ini dikaji seberapa jauh pengaruh kebisingan terhadap prestasi anak SD kelas V di Kota Pontianak. Dari hasil uji statistik Spearnurr menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebisingan
JUIi20I2,142. IS2
lokasi sekolah dengan tingkat kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor yang padat (> 2657) kendaraan per jam cenderung memiliki kadar timbal (Pb) dalam darah mefewati nilai ambang batas lebih besar 90 Vo dibandingkan dengan tingkat kepadatan yang jarang (<2657) kendaraan per jam yaitu 58,1 7o. Dari hasil uji statistik Speannan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kepadatan lalu lintas kendaraan bermotordengan tingkat pencemaran Pb dalam darah anak SD denganp value = 0,004 (p < 0,05), maka Ho
ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang bermakna antara kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor dengan tingkat pencemaran Pb dalam darah anak SD.
ruangan kelas dengan prestasi anak SD kelas V dengan p = 0,265. Penelitian ini berbeda dengan penelitian di Eropa (2005), menyebutkan bahwa tingkat kebisingan tinggi dari lalu lintas dalam waktu lama berpotensi mempengaruhi daya ingat dan
Pesatnya pertambahan kendaraan baik angkutan umum, berang maupun angkutan pribadi di perkotaan yang diikuti laju pertumbuhan pembangunan
kemampuan baca anak-anak.
menjadi salah satu sumber utama pencemaran udara, karena mengandung berbagai bahan pencemar yang
Perbedaan ini disebabkan karena adanya vegetasi ditekitar sekolah namun vegetasi tersebut masih dirasakan kurang, tingkat kebisingan dalam ruangan kelas yang di bawah nilai NAB lebih besar dibandingkan dengan kebisingan ruangan kelas yang melebihi NAB yaitu sebesar'55,6 Vo dan adanya bangunan pagar permanen sebagai barrier agar
kebisingan dari luar sekolah dapat diredam oleh bangunan tersebut. Kebisingan di kawasan sekolah ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti arus lalu li.ntas yang padat, banyak dilalui kendaraan besar seperti bus, truk, dan kendaraan umum lainnya, kegiatan industri dan sebagainya. Sedangkan kebisingan dari dalam lebih disebabkan oleh suarasuara dari kelas lain yang terdengar dikelas lainnya dan suara anak-anak yang sedang bermain. Aktifitas belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh siswa memerlukan suatu ruang yang nyaman khususnya kenyamanan di dalam kelas dari bising. Kebisingan di sekolah dapat direduksi dengan vegetasi dan barier sebagai pengendali bising. Pada vegetasi yang akan banyak ditanam adalah pohon yang
memilki daun mengandung banyak air seperti kenari
(canarium communae), mahoni (swietenia
menimbulkan adanya permasalahan lingkungan yaitu
meningkatnya polusi udara. Kendaraan bermotor
berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan dan infrastruktur yang terdapat di sekitarnya. Menurut Goldmisth dan Hexter (2006), kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara, karena Pb ditambahkan pada bensin sebagai anti letup. Pb yang ditambahkan per I liter bensin di Indonesia adalah untuk premium sekitar 0,70 gram dan untuk bensin super adalah sebesar 0,84 gram dan sekitar 15-30Vo diantaranya lepas ke udara setelah pembakaran. Unsur Pb itu terkandung dalam bahan aditif TELyang merupakan pengatrol nilai oktan bahan baku bensin dari 76 ke 87 (Sunarya, l99l). Partikel logam berat timah hitam yang dikeluarkan oleh
kendaraan bermotor dalam bentuk PbCl, (Pb Chlorida) dan PbBr, (Pb Bromida) dan sisanya dilepas ke udara. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudiono (2007) tentang pemakaian masker dengan dampak kesehatan akibat paparan Pb transportasi pada polisi lalu lintas di Kota Surabaya mengatakan bahwa adanya hubungan antara kepadatan kendaraan dengan kandungan timbal dalam darah polisi lantas dilakukan dengan uji Pearson,hasll
dll.
analisis statistik diperoleh nilai p (0,008) < 6 (0,05)
Selain itu pembuatan pagarpermanent sebagai barrier
yang berarti ada hubungan antara kepadatan
dengan didesain setinggi 2 meter, pada orientasi bangunan sekolah belakang dan samping kiri-kanan diberi bataqn dinding masif, dengan bahan seberat 15-20kg/m- untuk mereduksi kebisingan sebesar l5 dBA.
kendaraan dengan kandungan timbal dalam darah. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor yang lewat pada suatu jalanrayamaka semakin tinggi pula kadar polutan timbal yang diemisikan ke Iingkungan sekitar. Oleh karena itu upaya penghijauan
maha
go
ni), glodongan
(p o ly at he a Io u g ifo I i a),
Kepadatan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor pada sebagian sekolah di Kota Pontianak yang menjadi sampel penelitian ini menunjukkan, untuk
jalan yang memadai secara kuantitatif maupun kualitatif sepanjang jalan dalam kota memegang peranan penting dalam menetralisirpolusi udara yang semakin meningkat. Demikian pula dengan kandungan
Pb di udara dapat juga berkurang dengan adanya