1
THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE Oleh : Rendra Triardi , Jonny Zain, M.Si 2), dan Syaifuddin, M.Si 2) 1)
ABSTRACT
[email protected] This study was conducted in July 2014 at fishing port Dumai city. The purpose of this study was to determine the extent of charging time efficiency fishing supplies fishing boat gill nets by using the survey method. The results showed that the level of efficiency of the supplies charging time at fishing port Dumai City ranged from 53.45% to 87.37% with an average of 67.96% and a relatively less efficient. The factors that affect the level of efficiency of the supplies charging time is the amount of fuel (X1), water (X2), ice (X3), ABK (X4), time wasted (X5), and the size of the fishing vessel (X6). By using multiple regression analysis of the obtained value Y = 88,487 + 0,011 X1 + 0,081 X2 - 1,164 X3 - 4,339 X4 – 0,631 X5 + 3,346 X6. Relationship is positive for efficiency is the amount of fuel, water, and the size of the vessel, while the relationship is negative is the amount of ice, crew, and time wasted. These relationships have a strong correlation (R = 0.911) and an impact on the efficiency of the supplies charging time. Keywords : Efficiency, Gill Net, Supplies Charging Time 1) 2)
Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
I. PENDAHULUAN
adalah pendaratan hasil tangkapan,
1.1.Latar Belakang
pemasaran hasil tangkapan, pengisian
Pangkalan
Ikan
perbekalan melaut, tambat labuh dan
(PPI) Dumai merupakan pelabuhan
perawatan atau perbaikan kapal, dan
perikanan
kegiatan keberangkatan kapal (Padli,
tipe
Pendaratan
D
yang
telah
beroperasi sejak bulan April 2004.
2009).
PPI tersebut terletak di Kelurahan
Salah satu bentuk pelayanan
Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai
yang diberikan oleh pihak pengelola
Barat
PPI
Kota
Dumai.
Aktivitas
perikanan yang ada di PPI Dumai
Dumai
adalah
menyediakan
perbekalan melaut untuk nelayan
2
diataranya adalah batu es, bahan
yang melakukan pengisian perbekalan
bakar minyak,
air tawar, bahan
di PPI Dumai, menyebabkan antrian
makanan,
lain-lain.
Dengan
di dermaga serta kelancaran pada saat
melaut
proses pengisian perbekalan yang
dan
tersedianya tersebut,
kebutuhan nelayan
bisa
langsung
membeli perlengkapan melaut di PPI
sedang dilakukan akan terganggu. 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dumai.
Tujuan dilakukannya penelitian
Nelayan
yang
melakukan
ini adalah untuk mengetahui seberapa
aktivitas pengisian perbekalan di PPI
besar
Dumai tidak hanya berasal dari
pengisian perbekalan melaut kapal
nelayan Kota Dumai tetapi juga
perikanan jaring insang dan faktor-
berasal
faktor yang mempengaruhinya, serta
dari
Rupat
dan
Sinaboi
tingkat
efisiensi
dengan berbagai jenis alat tangkap.
mengetahui
strategi
Banyaknya
dilakukan
untuk
nelayan
mendaratkan Dumai
yang
armadanya
menyebabkan
di
PPI
panjangnya
antrian kapal yang ditambatkan di
waktu
yang
harus
meningkatkan
efisiensi pengisian perbekalan di PPI Dumai. Hasil
dari
penelitian
ini
jeti. Dalam 1 jeti biasanya nelayan
diharapkan dapat bermanfaat bagi
menambatkan 6-7 kapal, hal ini akan
semua
menghambat
proses
pembaca, nelayan dan pengelola PPI
pada
melakukan
saat
perbekalan
karena
pengangkutan pengisian
nelayan
harus
pihak,
seperti
penulis,
sebagai bahan informasi mengenai efisiensi waktu pengisian perbekalan
melewati kapal-kapal yang tambat di
melaut kapal perikanan jaring insang.
jeti.
1.4.Hipotesis Ho : Jumlah BBM, air, es, ABK,
1.2.Perumusan Masalah Pada saat mengisi perbekalan melaut, tidak hanya nelayan dari Kota Dumai, tetapi juga nelayan dari Rupat,
Bengkalis,
maupun
dari
Sinaboi juga mengisi perbekalan di PPI
Dumai.
Sehingga
dengan
banyaknya jumlah kapal perikanan
waktu terbuang dan ukuran kapal secara memberikan signifikan
bersama tidak pengaruh
terhadap
yang tingkat
efisiensi waktu. Ha : Jumlah BBM, air, es, ABK, waktu terbuang dan ukuran
3
kapal
secara
memberikan signifikan
bersama
pengaruh terhadap
di PPI dan mengamati aktivitas
yang
pengisian perbekalan serta wawancara
tingkat
kepada nelayan, pengelola pelabuhan, pengelola fasilitas perbekalan, dan
efisiensi waktu. III. METODE PENELITIAN
kuli angkut yang terlibat dalam
3.1. Waktu dan Tempat
aktivitas pengisian perbekalan oleh
Penelitian ini telah dilaksanakan
kapal perikanan jaring insang.
pada bulan Juli 2014. Tempat yang
3.4. Prosedur Penelitian
menjadi lokasi penelitian ini adalah
3.4.1.Persiapan Hal yang dilakukan pada saat
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kota Dumai Provinsi Riau.
tahap persiapan adalah pembuatan
3.2. Bahan dan Alat
proposal, seminar proposal penelitian,
Objek yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
mengenai
aktivitas pengisian perbekalan melaut kapal perikanan jaring insang yang
dan
persiapan
turun
ke
lokasi
penelitian. 3.4.2.Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang
Alat yang
akan dikumpulkan terdiri dari data
digunakan pada saat penelitian ini
utama dan data pendukung. Adapun
adalah
data utama dan data pendukung
ada di PPI Dumai.
kamera
digital
untuk
mengambil foto sebagai dokumentasi
tersebut terdiri dari:
penelitian, stopwatch untuk mengukur
1. Data utama adalah data yang
waktu, kertas catatan beserta alat tulis
digunakan
untuk mencatat hasil wawancara.
tingkat efisiensi waktu pengisian
Sedangkan bahan yang digunakan
perbekalan terhadap waktu tambat
adalah
kapal perikanan gill net.
kuisioner
sebagai
yang
panduan
berfungsi
pada
saat
untuk
menentukan
Data
utama tersebut terdiri dari waktu
mengumpulkan data di lapangan.
yang digunakan untuk aktivitas
3.3. Metode Penelitian
pengisian perbekalan antara lain
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei,
sebagai berikut: Waktu
pengisian
perbekalan
yaitu dengan melakukan pengamatan
yaitu waktu yang digunakan
dan pengumpulan informasi langsung
untuk melakukan
aktivitas
4
pengisian
perbekalan
yang
pengisian
perbekalan
yakni
terhitung dari kapal tambat di
waktu yang semata-mata hanya
dermaga
untuk
kemudian
nelayan
memesan perbekalan yang akan dibawa
melaut
perbekalan
pengisian
perbekalan dalam satuan menit.
hingga
Data
utama
tersebut
selesai
dikumpulkan selama 10 hari, dimana
diangkut dan disusun di dalam
setiap hari di ambil maksimal dua
kapal
sampel yaitu kapal perikanan jaring
yang
tersebut
aktivitas
dihitung
dalam
menit. Waktu
insang
yang
melakukan
aktivitas
merupakan
perbekalan melaut, yang ditentukan
waktu yang digunakan untuk
secara purposive. Data utama yang
aktivitas lain selain aktivitas
diperoleh akan dicatat pada tabel
pengisian perbekalan pada saat
waktu pengamatan (lampiran 2).
aktivitas pengisian perbekalan
2. Data pendukung adalah data yang
terbuang
sedang
berlangsung
dalam
analisis efisiensi waktu pengisian
satuan menit. Waktu
pengisian
perbekalan
efektif yaitu waktu efektif yang digunakan
digunakan untuk menjelaskan hasil
untuk
perbekalan.
Adapun
data
pendukung tersebut terdiri dari :
aktivitas
Tabel 1. Jenis-jenis data pendukung No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Data Jumlah es yang dibawa Jumlah BBM yang dibawa Jumlah air tawar yang dibawa Jumlah pelaku pengisian perbekalan Ukuran armada Waktu terbuang
3.4.3.Analisis Data Analisis data efisiensi waktu
Satuan Balok Liter Liter Jiwa GT Menit • Menentukan Tingkat Efisiensi Untuk
menentukan
tingkat
pengisian perbekalan melaut kapal
efisiensi waktu perbekalan terhadap
perikanan jaring insang dilakukan
waktu tambat kapal perikanan jaring
dengan beberapa tahap, yaitu sebagai
insang, digunakan rumus sebagai
berikut :
berikut :
5
E
pengisian
Keterangan :
diperoleh
dari
perbekalan
selanjutnya
akan ditentukan tingkat efisiensinya
=
Tingkat Efisiensi
WE =
Waktu pengisian
dengan menggolongkan ke dalam 4 tingkatan
perbekalan efektif (menit) WP =
yang
perhitungan tingkat efisiensi waktu (Safrizal, 2013)
E
Hasil
x 100 % Zain dalam
Waktu pengisian
menurut
Zain
dalam
(Safrizal, 2013) seperti yang tertera pada Tabel 2 :
perbekalan (menit) Tabel 2. Penggolongan Tingkat Efisiensi Waktu Pengisian Perbekalan Melaut No. 1. 2. 3. 4.
Tingkat Efisiensi Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien Sangat Tidak Efisien Untuk melihat hubungan antara
efisiensi waktu pengisian perbekalan terhadap waktu terbuang, jumlah perbekalan yang dibawa (BBM, air tawar,
dan
es),
jumlah
pelaku
pengisian perbekalan (jiwa), ukuran kapal
(GT),
dan
jumlah
waktu
terbuang (menit) akan digunakan analisis korelasi dan regresi berganda dengan menempatkan tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan melaut sebagai variabel terikat, sedangkan variabel
bebasnya
adalah
jumlah
perbekalan yang dibawa (Es BBM
(x2),
pelaku
dan air tawar
pengisian
waktu terbuang armada (x6).
(x3));
jumlah
perbekalan (x5);
(x1),
(x4);
dan ukuran
Nilai Efisiensi 75% hingga 100% 50% hingga 74,99% 25% hingga 49,99% < 25% • Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi
antar variabel bebas (Imam Ghozali, 2001).
Adapun
persyaratan
yang
harus dipenuhi untuk mmelakukan analisis regresi berganda adalah tidak adanya multikolinearitas. • Uji Regresi Berganda Hubungan
variabel
bebas
(faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi)
terhadap variabel
terikat
waktu)
(efisiensi
dapat
diketahui dengan cara melakukan analisis
regresi
berganda.
mengetahui
korelasi
variabel
tersebut
persamaan
umum
dari
Untuk kedua
digunakan garis
regresi
6
berganda
sebagai
berikut
(Sugiyono,2013) :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil
Y = a + b1X1 + b2X2 + .......... + bnXn
4.1.1. Keadaan Umum PPI Kota
Keterangan : Y = Variabel terikat
Dumai
X
= Variabel bebas
a
= Konstanta
Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai
b
= Koefisien regresi
Barat Kota Dumai Provinsi Riau.
berganda • Pengujian Hipotesis
PPI
ini
Adapun
batas-batas
Dumai
adalah
berbatasan
1. Uji F Uji
f
digunakan
mengetahui
untuk
pengaruh
variabel
bebas
dari secara
terletak
dengan
di
Desa
wilayah
PPI
sebelah
Utara
Selat
Dumai,
sebelah Selatan dengan parit/jalan lingkar,
sebelah
sungai/parit,
Barat
dengan
sedangkan
sebelah
keseluruhan terhadap variabel
Timur berbatasan dengan PT. Patra
terikat yang dihitung secara
Dock Dumai. Dalam melaksanakan
serempak. Uji ini
dilakukan
kegiatan kepelabuhan, PPI Dumai
dengan membandingkan nilai F
dikelola oleh pemerintah daerah Kota
hitung terhadap F tabel.
Dumai
dalam
tugas
kesehariannya dilaksanakan oleh Unit
2. Uji T Uji
dimana
t
dimaksudkan
mengetahui
apakah
untuk
Pelaksana Teknis (UPT) PPI Dumai.
secara
4.1.2.Fasilitas Pengisian Perbekalan
parsial ada pengaruh antara
di PPI Dumai
variabel
bebas
Untuk memperlancar kegiatan
terikat.
pengisian perbekalan melaut maka
dengan
–
variabel
variabel
Pengujian secara parsial untuk
dibutuhkan
setiap koefisien regresi diuji
dapat menunjang dan mempermudah
untuk
nelayan
mengetahui
pengaruh
fasilitas-fasilitas
pada
saat
melakukan
secara parsial antara variabel
pemgisian
bebas dengan variabel terikat.
fasilitas tersebut adalah dermaga,
Uji ini
dilakukan dengan
kolam pelabuhan, pabrik es, SPBN,
membandingkan nilai T hitung
tangki air tawar, jalan kompleks, dan
terhadap T tabel.
perbekalan.
yang
Adapun
7
fasilitas lainnya seperti gerobak dan
perbekalan
jerigen.
nelayan PPI Dumai adalah sebagai
4.1.3. Unit
Penangkapan
Kapal
armada
biasa
dilakukan
berikut : Pengisian BBM
Jaring Insang Jenis
yang
penangkapan
Setelah nelayan menambatkan
jaring insang yang ada di PPI Dumai
kapalnya
terbuat dari kayu dan menggunakan
mempersiapkan jerigen yang akan
mesin
digunakan
motor
penggerak.
sebagai Ukuran
tenaga armada
Untuk
di
jeti,
untuk
nelayan
akan
mengisi
BBM.
BBM
akan
pengisian
penangkapan jaring insang di PPI
dilakukan oleh petugas yang ada di
Dumai berkisar antara 2-5 GT.
SPBN, nelayan hanya bisa menunggu
Alat tangkap jaring insang
sampai BBM yang dipesan nelayan
merupakan salah satu alat tangkap
telah selesai diisi. Setelah jerigen
yang banyak melakukan aktivitas
terisi
pengisian perbekalan di PPI Dumai.
membawanya
Rata-rata jumlah alat tangkap jaring
menggunakan gerobak yang ada di
insang yang melakukan pengisian
PPI.
perbekalan di PPI Dumai adalah 7-12
Pengisian Es Balok
kapal / hari. Nelayan
BBM
Pengisian yang
nelayan
langsung
menuju
es
balok
kapal
dapat
melakukan
dilakukan di pabrik es yang telah
pengisian perbekalan di PPI Dumai
disediakan oleh PPI Dumai. Nelayan
merupakan nelayan yang tinggal di
dapat langsung memesan es yang
sekitar Kota Dumai, tetapi ada juga
dibutuhkan untuk dibawa melaut.
nelayan yang berasal dari Kecamatan
Buruh
angkut
akan
Rupat, Kecamatan Rupat Utara dan
mengantarkan es balok menggunakan
Kecamatan Sinaboi.
gerobak yang ditarik dengan sepeda
4.1.4.Aktivitas Pengisian Perbekalan
motor. Hanya ada satu orang buruh
Melaut
angkut yang mengantarkan es balok,
Aktivitas pengisian perbekalan
sehingga biasanya nelayan akan lama
di PPI Dumai akan dilayani oleh
menunggu es tersebut diantar sampai
pengelola PPI pada jam 08.00-12.00
ke jeti.
WIB. Adapun aktivitas pengisian
8
Pengisian Air Tawar dan Bahan
63,5 L, rata – rata jumlah es balok yang dibawa oleh nelayan adalah 7,7
Makanan Air tawar dan bahan makanan
balok, sedangkan jumlah air yang di
dapat dibeli secara langsung oleh
bawa nelayan berkisar antara 80 –
nelayan
di
150 L dengan rata- rata 117,5 L.
petugas
koperasi
koperasi.
Tidak
yang
ada
bertugas
• Jumlah ABK
mengisi dan mengantarkan air tawar,
Jumlah ABK yang melakukan
namun nelayan sendiri yang mengisi
pengisian perbekalan pada tiap – tiap
dan mengangkat air tawar tersebut
kapal
menggunakan gerobak.
berjumlah 2 jiwa (Tabel 2). Namun
jaring
insang
rata-rata
ada juga nelayan yang melakukan 4.1.5. Faktor
–
Faktor
yang
Mempengaruhi Tingkat Efisiensi • Jumlah Perbekalan yang Dibawa
Nelayan PPI Dumai yang akan melakukan penangkapan ikan ke laut
pengisian perbekalan seorang diri karena
ingin
menghemat
biaya
operasional penangkapan. • Waktu Terbuang Waktu
biasanya akan melakukan pengisian
terbuang
perbekalan melaut seperti pengisian
jumlah
BBM, air, es, dan bahan makanan.
nelayan untuk melakukan aktivitas
Jumlah BBM, air, dan es dapat dilihat
lainnya
pada Tabel 2.
aktivitas pengisian perbekalan melaut.
Untuk pengisian BBM dan es
waktu
yang
yang
merupakan
bukan
digunakan
merupakan
Rata – rata jumlah waktu terbuang
semua nelayan melakukannya di PPI
yang
Dumai, sedangkan untuk pengisian air
perikanan jaring insang adalah 35,85
dan bahan makanan selain bisa
menit yaitu berkisar antara 12 – 65
dilakukan di PPI Dumai, sebagian
menit (Tabel 2).
nelayan juga langsung membawa air dari rumah dan bahan makanan biasanya di pesan nelayan di pasar . Jumlah
perbekalan
yang
dibawa oleh tiap nelayan jumlahnya berbeda – beda, dimana rata – rata BBM yang dibawa nelayan adalah
dilakukan
nelayan
kapal
• Ukuran Kapal Ukuran kapal perikanan jaring insang yang melakukan pengisian perbekalan melaut di PPI Dumai selama pengamatan berkisar antara 23 GT, seperti pada Tabel 2 berikut :
9
Tabel 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi No.
Kapal
Jumlah BBM
Jumlah Air
Jumlah Es
Jumlah ABK
Waktu Terbuang
(Liter)
(Liter)
(Balok)
(Jiwa)
(Menit)
Ukuran Kapal (GT)
1
K.1
80
120
10
2
43
3
2 3
K.2 K.3
80 70
150 120
10 7
2 2
22 48
3 3
4
K.4
50
100
5
2
41
2
5 6
K.5 K.6
60 50
100 100
7 8
2 2
37 29
2 3
7 8
K.7 K.8
70 70
150 150
10 8
2 2
43 49
3 3
9
K.9
80
150
9
2
35
3
10 11
K.10 K.11
50 45
80 80
5 5
2 1
29 38
2 2
12 13
K.12 K.13
50 50
120 100
7 6
2 1
65 26
3 2
14 15
K.14 K.15
70 65
120 100
8 7
2 2
12 54
3 3
16 17
K.16 K.17
70 55
150 120
10 7
2 2
41 25
3 3
18 19
K.18 K.19
50 80
100 120
7 8
2 2
20 33
2 3
20
K.20
75
120
9
2
27
3
Rata - Rata 63,5 Sumber : Data Primer
117,5
7,7
2
35,85
4.1.6.Efisiensi
Pengisian
Waktu
antara waktu pengisian perbekalan
Perbekalan Melaut Efisiensi
diperoleh dari hasil perbandingan
waktu
pengisian
efektif dengan lamanya waktu yang
perbekalan melaut merupakan hasil
digunakan nelayan untuk melakukan
penggunaan
pengisian
waktu
pengisisian
perbekalan
melaut,
perbekalan melaut secara cepat dan
kemudian hasil perbandingan tersebut
tepat tanpa memperbanyak
waktu
dikalikan
terbuang
untuk
pengisian perbekalan melaut dapat
yang
digunakan
aktivitas lain.
tingkat
Efisiensi
dilihat pada Tabel 3 berikut :
Untuk mengetahui seberapa besar
100%.
efisiensi
waktu
pengisian perbekalan melaut dapat
waktu
10
Tabel 3.Efisiensi waktu pengisian perbekalan melaut Waktu
Waktu
Waktu
Efisiensi
Perbekalan
Terbuang
Efektif
(%)
No.
Kapal
(menit)
(menit)
(menit)
1
K.1
115
43
72
62,61
2 3
K.2 K.3
90 130
22 48
68 82
75,56 63,08
4 5
K.4 K.5
114 91
41 37
73 54
64,04 59,34
6 7
K.6 K.7
89 147
29 43
60 104
67,42 70,75
8 9
K.8 K.9
114 123
49 35
65 88
57,02 71,54
10 11
K.10 K.11
105 110
29 38
76 72
72,38 65,45
12 13
K.12 K.13
151 122
65 26
86 96
56,95 78,69
14 15
K.14 K.15
95 116
12 54
83 62
87,37 53,45
16 17
K.16 K.17
104 92
41 25
63 67
60,58 72,83
18 19
K.18 K.19
81 111
20 33
61 78
75,31 70,27
20
K.20
106
27
79
74,53
110,3
35,85
74,45
67,96
Rata – rata
4.1.7.Hubungan Tingkat Efisiensi Terhadap
Faktor
yang
oleh variabel bebas yang terdiri dari : jumlah perbekalan melaut seperti BBM (x1), air (x2), es (x3), jumlah
Berpengaruh yang
ABK (x4), waktu terbuang (x5), dan
diperoleh menggunakan perhitungan
ukuran kapal (GT) (x6), sedangkan
SPSS menunjukkan bahwa
17,01% dipengaruhi oleh faktor lain
Hasil
analisis
data
tingkat
efisiensi waktu pengisian perbekalan
yang
melaut memiliki korelasi yang kuat
menggunakan
(r = 0,911), sedangkan nilai R2 yang
diperoleh nila Y sebagai berikut :
diperoleh sebesar 0,829. Hal tersebut
Y = 88,487 + 0,011 X1 + 0,081 X2 -
menyatakan
bahwa
82,99%
perubahan tingkat efisiensi waktu pengisian
perbekalan
dipengaruhi
tidak
diteliti. regresi
Dengan berganda,
1,164 X3 - 4,339 X4 – 0,631 X5 + 3,346 X6
11
terhadap
4.2. Pembahasan
(x1)
tingkat
efisiensi
waktu
Koefisien b1 dari jumlah BBM
pengisian perbekalan melaut di PPS
adalah
Bungus memiliki hubungan yang
0,011
yang
berarti
memiliki hubungan positif terhadap tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan
melaut.
Dari
nilai
positif. Jumlah es balok yang dibawa oleh nelayan memiliki hubungan yang
koefisien tersebut diketahui setiap
negatif
kenaikan 1 liter BBM maka akan
waktu pengisian perbekalan melaut
menaikkan
nilai
waktu
kapal perikanan jaring insang. Nilai
pengisian
perbekalan.
ini
koefisien b3 dari jumlah es balok (x3)
disebabkan
karena
nelayan
yang
yaitu -1,164 yang artinya jika jumlah
mengantri
pengisian
BBM
tidak
es balaok bertambah maka tingkat
menunggu BBM selesai di isi, namun
efisiensi waktu pengisian perbekalan
nelayan hanya menitipkan jerigennya
melaut akan menurun.
kepada
petugas
efisiensi Hal
tingkat
efisiensi
BBM,
Nilai koefisien b4 dari jumlah
sehingga nelayan bisa melakukan
ABK (x4) yang melakukan pengisian
aktivitas pengisian perbekalan yang
perbekalan melaut adalah -4,339 yang
lain seperti memesan es dan air.
artinya adalah hubungan jumlah ABK
Hubungan dibawa
pengisi
terhadap
jumlah
nelayan
air
terhadap
yang
terhadap
tingkat
efisiensi
waktu
tingkat
pengisian perbekalan melaut memiliki
efisiensi waktu pengisian perbekalan
hubungan yang negatif atau jika
melaut kapal perikanan jaring insang
jumlah ABK bertambah maka tingkat
memiliki
positif
efisiensi waktu pengisian perbekalan
karena nilai koefisien b2 dari jumlah
kapal perikanan jaring insang akan
air (x2) adalah 0,081. Hal tersebut
menurun.
hubungan
yang
Waktu
berarti jika jumlah air yang dibawa
terbuang
sangat
bertambah 1 Liter, maka tingkat
mempengaruhi tingkat efisiensi waktu
efisiensi waktu pengisian perbekalan
pengisian perbekalan melaut di PPI
akan meningkat. Hasil penelitian ini
Dumai
didukung juga oleh penelitian Rahmat
kedua variabel bernilai negatif. Nilai
(2014)
koefisien
yang
menyatakan
bahwa
hubungan jumlah air yang dibawa
dimana
b5
hubungan
dari
jumlah
antara
waktu
terbuang (x5) kapal perikanan jaring
12
insang adalah -0,631 yang artinya
F hitung lebih besar dari F tabel
adalah
waktu
(10,511 > 2,915) maka Ho di tolak
terbuang yang terjadi saat pengisian
yang artinya jumlah BBM, air, es,
perbekalan, maka tingkat efisiensi
ABK, waktu terbuang dan ukuran
akan
terbuang
kapal secara bersama memberikan
disebabkan oleh nelayan menunggu
pengaruh yang signifikan terhadap
gerobak untuk mengangkat BBM dan
tingkat efisiensi. Namun jika dihitung
air,
secara individu menggunakan uji T,
semakin
menurun.
menunggu
mengantarkan
es
banyak
Waktu
buruh
angkut
balok
ke
jeti,
maka hanya waktu terbuang yang
nelayan beristirahat, merokok, dan
memberikan
melakukan aktivitas lainnya yang
terhadap tingkat efisiensi karena T
bukan termasuk ke dalam aktivitas
hitung tidak berada diantara nilai
pengisian perbekalan melaut.
negatif T tabel dan positif T tabel
Hubungan ukuran kapal (GT) terhadap
tingkat
efisiensi
pengaruh
signifikan
(-7,526 < -2,16037), maka Ho ditolak.
waktu
pengisian perbekalan melaut kapal
V. KESIMPULAN DAN SARAN
perikanan jaring insang memiliki
5.1. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan
hubungan yang positif. Dimana nilai koefisien b6 dari ukuran kapal (x6)
bahwa
tingkat
efisiensi
waktu
adalah 3,346. Hal ini disebabkan
pengisian perbekalan melaut di PPI
karena ukuran kapal perikanan jaring
Dumai masih digolongkan kurang
insang di PPI Dumai relatif kecil
efisien karena rata – rata hasil tingkat
hanya berkisar antara 2 – 3 GT. Hal
efisiensi waktu pengisian perbekalan
ini juga didukung oleh Safrizal (2013)
melaut kapal perikanan jaring insang
yang mengatakan bahwa ukuran kapal
adalah 67,98 %. Faktor – faktor yang
perikanan sondong di PPI Dumai
mempengaruhi tingkat efisiensi waktu
berkisar antara 2 – 3 GT.
pengisian perbekalan adalah jumlah hubungan
perbekalan yang dibawa (BBM, es
saling
balok, dan air), jumlah ABK, waktu
diperhitungkan
terbuang, dan ukuran kapal. Adapun
secara serentak atau bersamaan. Hal
variabel yang bernilai positif terhadap
ini terbukti dengan uji F, dimana nilai
tingkat efisiensi waktu pengisian
Hubungan tersebut berpengaruh
hanya jika
– akan
13
perbekalan melaut yaitu jumlah BBM,
mengadakan evaluasi terhadap jumlah
air, dan ukuran kapal, sedangkan
buruh
variabel yang bernilai negatif yaitu,
mengantarkan es nelayan ke jeti.
jumlah es, jumlah ABK, dan waktu
Selain itu keberadaan jeti juga harus
terbuang.
diperhatikan, sebaiknya pengelola PPI
angkut
gerobak
yang
Hubungan antara faktor –
menambah jumlah jeti beton yang ada
faktor yang mempengaruhi tingkat
papan seluncur untuk mempermudah
efisiensi waktu pengisian perbekalan
nelayan memindahkan air, bbm, dan
(variabel bebas) terhadap tingkat
es dari jeti ke kapal, sehingga kapal
efisiensi (variabel terikat) memiliki
tidak menumpuk ditambatkan di jeti
korelasi yang kuat (R = 0,911).
beton yang hanya berjumlah 2 unit.
Artinya adalah keragaman variabel bebas
secara
memberikan
bersama
–
pengaruh
sama
terhadap
keragaman tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan melaut sebesar 82,99 %. 5.2. Saran Efisiensi
waktu
pengisian
perbekalan kapal perikanan jaring insang di PPI Dumai masih tergolong ke dalam kategori kurang efisien. Hal ini dikarenakan masih banyaknya nelayan yang melakukan aktivitas lain selain aktivitas pengisian perbekalan. Selain itu jumlah tenaga buruh angkut es juga masih kurang, sehingga menyebabkan
nelayan
lama
menunggu es sampai di jeti. Untuk membuat
aktivitas
pengisian
perbekalan menjadi lebih efisien, pengelola
pelabuhan
hendaknya
DAFTAR PUSTAKA Alfin. 2014. Efisiensi Waktu Bongkar Kapal Perikanan Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan PT. Hasil Laut Sejati Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Skripsi). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 89 hal. Padli, K. 2009. Hubungan Frekuensi Pendaratan Dan Jumlah Ikan yang Di Daratkan Di PPI Dumai Pada Berbagai Musim Penangkapan. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru. (tidak diterbitkan). Rahmat, A. 2014. Efisiensi Waktu Pengisian Pembekalan Terhadap Waktu Tambat Kapal Perikanan Bagan Perahu Di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Provinsi Sumatera Barat (Skripsi). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 68 hal