Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) PERANCANGAN PENGENDALIAN BISING DENGAN PEMASANGAN ROCK WOOL PADA RUANG PEGAWAI DI DIPO LOKOMOTIF SEMARANG PONCOL Anne Katherina*), Sudarno **), Endro Sutrisno**) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 Email:
[email protected] Abstrak Kebisingan merupakan salah satu jenis polusi lingkungan sebagai dampak dari aktivitas maintenance lokomotif. Penelitian dilakukan di Dipo Lokomotif Semarang Poncol mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996. Peredam bising yang digunakan adalah rockwool berdensitas 80 kg/m3 dan 100 kg/m3 dengan variasi 3 titik pengukuran dan pemasangan di sisi dinding kanan, depan, dan kanan-depan ruang pegawai. Penurunan kebisingan di dalam ruang pegawai ditunjukkan dengan Transmission Loss (TL) dari pengukuran sebelum dan sesudah pemasangan rockwool. Hasil penelitian menunjukkan penambahan jarak pengukuran dari sumber mempengaruhi tingkat kebisingan terukur. Peningkatan massa jenis peredam dengan jenis perekat yang sama menyebabkan kenaikan penyerapan. Pemasangan rockwool berdensitas 100 kg/m3 pada sisi depan, kanan, dan kanandepan menunjukkan TL lebih besar dibanding rockwool berdensitas 80 kg/m3. Transmission Loss tertinggi dihasilkan saat pemasangan rockwool 100 kg/m3 di sisi kanan-depan dengan TL sebesar 35,68 dB(A) di titik 1, 36,23 dB(A) di titik 2, dan 36,81dB(A) di titik 3 pengukuran. Kata Kunci :Tingkat kebisingan,lokomotif, rockwool,
Abstract [Noise Control Design Of Dipo Lokomotif Semarang Poncol Using Rockwool Insulation] Noise is one kind of environmental pollution as result of locomotive maintenance activities. Research was conducted in Dipo Lokomotif Semarang Poncol using a method referring to Ministerial Decree Environment No. 48 of 1996. Absorber material used here is rockwool with densities were 80 kg/m3 and 100 kg/m3 in a variety of measurement points and installation; right side wall, front side wall, front-right side wall. The noise reduction is showed by
1
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) Transmission Loss (TL) value based on before and after the rockwool is applied on employees workplace. Results of observation shows that noise level depend on the distance of measurement points from the noise source. Improving mass density of absorber with similar glue improve absorption. Rockwool 100 kg/m3 in right side wall, front side wall, and front-right side wall installation produces bigger TL value than rockwool 80 kg/m3, with point-3 as a lowest noise level. The highest TL shows when rockwool 100 kg/m3 is applied on front-right side wall with TL by about 35,68 dB(A) on point-1; 36,23 dB(A) on point-2, and 36,81dB(A) on point-3 of measurement. Keywords : Noise level, locomotive, rockwool
LATAR BELAKANG Kebisingan merupakan salah satu
udara. Salah satu sarana transportasi
jenis
darat yang dekat dengan masyarakat
polusi
dampak
lingkungan
akibat
sebagai
meningkatnya
dan
menjadi
sumber
kebisingan
api.
Kebisingan
perkembangan industri yang saat ini
adalah
mulai
terutama
berasal
lokomotif
yang
terasa
kehidupan
mengganggu
manusia.
bagi
Kebisingan
kereta
dari
mesin
mengakibatkan
dalam intensitas tinggi, khususnya
pencemaran lingkungan. Penelitian
dalam ruangan, dimana manusia
akan dilakukan di Dipo Lokomotif
terpapar dalam jangka waktu yang
Semarang
cukup lama dapat menimbulkan
pengamatan
ketidaknyamanan
bekerja
secara fisik, sumber kebisingan di
sehingga mengakibatkan penurunan
Dipo Lokomotif Semarang Poncol
kinerja saat bekerja dan gangguan
berada dekat dengan pekerja dipo.
lainnya yang mana jika kondisi
Sumber bunyi di Dipo Lokomotif
tersebut
lama-
Semarang Poncol berasal dari suara
menimbulkan
mesin lokomotif yang sedang dalam
gangguan baik secara psikologis
pengecekan, perbaikan ringan, dan
maupun fisiologis bagi penerima.
perbaikan berat. Oleh karena itu,
Dalam
pengukuran
kelamaan
dibiarkan, akan
industri
ketika
maka
transportasi,
Poncol.
Berdasarkan
langsung
kebisingan
diketahui
pada
kebisingan dapat dihasilkan oleh
penelitian ini dilakukan disekitar
sarana transportasi darat, laut dan
lokomotif sebagai sumber bunyi
2
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) karena dekat dengan bangunan yang
bunyi yang menjengkelkan. Bising
menjadi pusat kegiatan pekerja dipo,
menyebabkan
dimana dampak kebisingan akan
terhadap tenaga kerja. Gangguan
langsung terasa pada pegawai.
dapat
Upaya
pengendalian
kebisingan
dilakukan
dengan
berbagai
gangguan
digolonggankan
golongan misalnya
menjadi auditory,
gangguan gangguan
pendengaran.
melakukan upaya rekayasa seperti
Gangguan non auditory contohnya
pemasangan
berupa
penghalang
dan
gangguan
komunikasi,
bahaya
keselamatan,
pemilihan bahan peredam berupa
ancaman
Rockwool. Nantinya diketahui besar
menurunnya
intensitas
kelelahan dan stress (Sasongko, dkk,
penyerapan
kebisingan
dengan peredam Rock Wool. Faktor
adalah
nilai
Loss).
(Transmission kebisingan
ruang sumber suara adalah usaha
Pengukuran
menghambat rambatan suara/bising
dengan
di dalam ruangan atau gedung
Level
sehingga intensitas suara menjadi
Sound
alat
Pengendalian bising di dalam
TL
dilakukan
menggunakan Meter.
lemah.
Gelombang
merambat ke
Kebisingan
menurut
Menteri
suara
segala
yang
arah akan
diserap dan sebagian lagi akan
TINJAUAN PUSTAKA
Keputusan
kerja,
2000).
yang dinilai dari suatu bahan akustik bangunan
performa
Lingkungan
diteruskan jika pada arah rambatan terdapat
halangan.
Besarnya
Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang
intensitas suara yang dipantulkan,
Kebisingan, adalah bunyi yang tidak
diserap dan diteruskan tergantung
diinginkan dari usaha atau kegiatan
pada sifat-sifat serapan bahan dan
dalam tingkat dan waktu tertentu
ukuran
yang dapat menimbulkan gangguan
dalam
kesehatan manusia dan kenyamanan
menggunakan bahan-bahan akustik
lingkungan.
yang
Menurut
Newstorm
bahannya. ruangan
Pengendalian
pada
umumnya
disebut dengan absorber.
dapat
Rockwool Sebagai Bahan Peredam
diartikan sebagai bunyi yang tidak
suatu bentuk yang pada dasarnya
disukai, suara yang mengganggu atau
seperti wol, terdiri dari kawat pijar
(1996:469-478)
3
bising
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) yang dijalin secara cermat. Secara
Tahap Persiapan
umum rockwool dapat disebut juga
Penelitian akan dilaksanakan
bahan organik berserabut, kapas
dalam tiga tahap. Tahap pertama
mineral, atau kapas silikat. Rockwool
yaitu tahap persiapan. Tahap ini
dibuat dari bahan organik berserabut
mencangkup survei, studi literatur
yang terdiri dari batu volkanis yang
dan persiapan alat yang mendukung
o
dipanaskan pada suhu 1350-1400 C
pengerjaan perancangan yang akan
dengan batu gamping dan tambahan
digunakan nantinya dimana selagi
coke. Fungsi rockwool sendiri adalah
mengerjakan
untuk mengurangi intensitas suara
dilakukan proses administrasi dan
dari resonansi panel yang sampai ke
studi literatur.
telinga. Prinsip kerjanya mengubah energi gerak menjadi energi panas akibat tumbukan molekul-molekul dalam bidang peredam suara Kelebihan rockwool adalah sebagai berikut: 1.
Cocok
untuk
aneka
kebutuhan industri 2.
Memiliki
daya
konduksi
termal yang rendah Tidak mudah terbakar
4.
Kedap suara
5.
Tidak berkarat / berjamur
dalam bentuk seperti kasur, papan, pipa, atau sesuai kebutuhan.
dilakukan
yaitu
berupa
pengambilan
data
primer. Dalam tahap pelaksanaan penelitian
dimulai
pengambilan
data
dengan
dengan
mentah
melakukan
yaitu
pengukuran
kebisingan di Dipo Lokomotif. Data mentah
adalah
data
dan
yang
belum
baru pernah
hasil data yang diperoleh dalam pengukuran kebisingan selanjutnya dapat dilakukan analisa data dengan menghitung penurunan nilai tingkat kebisingan dengan perhitungan Langkah Pengukuran
METODE PENELITIAN ini
Tahap kedua yaitu penelitian
mengalami pengolahan apapun. Dari
Rockwool dapat diproduksi
Penelitian
juga
Tahap Penelitian
dikumpulkan
3.
persiapan
dalam
Dalam
pengukuran
beberapa tahapan dengan rincian
kebisingan,
sebagai berikut :
menggunakan alat sound level meter
4
penelitian
ini
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) seri
SL
4010.
Akan
dilakukan
apapun.
Data
mentah
pengukuran kebisingan di luar dan
pengukuran
dalam ruangan yang akan dipasang
kemudian diolah secara matematis
peredam. Titik pengukuran yang
dengan software Microsoft Excel
sudah
2007.
ditentukan
akan
ditandai
dengan lakban. Dalam menentukan titik
sampling
dengan
titik
intensitas
hasil
Pemasangan
kebisingan
Peredam
Rockwool
pengukuran dalam penelitian ini
Pengukuran dalam
cara sederhana. Titik-titik sampling
Lokomotif akan dilakukan sebelum
harus dibuat dengan jarak interval
dan sesudah pemasangan peredam.
yang sama diseluruh lokasi.
Pemasangan
Waktu pengukuran dilakukan 24
jam
(LSM)
diambil pada siang hari dengan tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 8 jam (LS) pada selang waktu 10.00-18.00 dan aktivitas paling tinggi pada malam hari selama 5 jam (LM) pada selang waktu 00.00-05.00. Selain disesuaikan dengan aktivitas kebisingan
paling
tinggi
peredam
Dipo
dilakukan
hanya pada satu ruang pegawai Dipo
Pemilihan Waktu Penelitian
aktifitas
pegawai
di
menggunakan metode grid dengan
selama
ruang
kebisingan
waktu
pengukuran juga disesuaikan dengan jadwal kedatangan lokomotif untuk pengecekan di Dipo Lokomotif.
Lokomotif yaitu ruang pengawas loko.
Ruang
merupakan
pengawas
salah
satu
loko ruangan
dengan aktivitas pegawai yang cukup tinggi dan juga dekat sumber bising. Sehingga
terdapat
kemungkinan
terpapar bising. Peredam berupa rockwool nantinya akan ditempel pada
dinding
ruangan.
Akan
dilakukan beberapa variasi dalam penelitian ini. Setelah pemasangan peredam pada dinding dilakukan uji coba rancangan peredam bangunan yang telah dipasang tersebut dengan
Pengolahan Data Mentah Hasil
pengukuran
Pengukuran Kebisingan
level meter di dalam bangunan
Data mentah adalah data yang baru dikumpulkan dan belum pernah
5
mengalami
pengolahan
tersebut.
menggunakan
sound
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) Tahap Analisis Data Tahap ketiga adalah analisis data, pada tahapan ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh sebelumnya dalam tahap pelaksanaan penelitian. Analisis data dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penurunan
kebisingan
di
ruang
Pengaruh Pemasangan Rockwool Terhadap Ruang Pegawai Dipo Lokomotif
pegawai Dipo Lokomotif Semarang Poncol
serta
pengaruh
density
rockwool dalam upaya peredaman kebisingan. Analisis data dilakukan dengan
microsoft
menggunakan
excel untuk menghitung penurunan nilai
tingkat
kebisingan
dengan
perhitungan Transmission Loss.
Hasil
pengukuran
nilai
tingkat kebisingan di dalam ruang pegawai Dipo Lokomotif Semarang Poncol dari tabel dan gambar yang dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di dalam ruang
pegawai
Dipo
Lokomotif
Semarang Poncol masih berada di atas baku mutu yang sesuai dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN di
Kep.MenLH No.48 tahun 1996 yang
dalam ruangan menggunakan metoda
dimana Dinas Perhubungan yang
yang
metoda
dimaksud dalam hal ini adalah PT.
pengukuran intensitas kebisingan di
Kereta Api Daerah Operasional IV
luar
dengan
Semarang, yang menetapkan bahwa
mengetahui persebaran kebisingan
baku mutu kebisingan di Dipo
pada area ruang pegawai Dipo
Lokomotif Semarang Poncol adalah
Lokomotif Semarang Poncol lalu
65 dB(A), sehingga perlu ada tindak
membagi menjadi 3 pembagian titik
lanjut
pengukuran
kebisingan
Pengukuran
sama
kebisingan
dengan
ruangan,
yaitu
dimana
titik-titik
untuk
mengendalikan karena
tersebut diberi tanda pada dengan
mengganggu
lakban hitam sehingga dapat dengan
produktifitas kerja dan penurunan
mudah
daya dengar pegawai yang bekerja di
melakukan
pengukuran
dengan Sound Level Meter.
6
dalam ruangan.
kesehatan,
dapat turunnya
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) Pemasangan Peredam Rockwool
Dari perhitungan Transmission Loss
80 kg/m3 pada Sisi Kanan Dinding
diatas maka bahan rockwool dengan
Ruang Pegawai
densitas 80 kg/m3 pada variasi sisi
Dilakukan
pengukuran
dinding
sebelah
kanan
dengan
kebisingan dengan peredam yang
ketebalan 25,4mm dapat mengurangi
telah dipasang pada sisi dinding
intensitas bising sebesar 29,4dB(A)
sebelah kanan. Dari pengukuran
di
kebisingan yang dilakukan diperoleh
pengukuran di titik 2 dan 30dB(A)
data
pada pengukuran di titik 3.
pengukuran
kebisingannya,
setelah
intensitas itu
titik
1,
29,8dB(A)
pada
nilai
tingkat kebisingan dapat diketahui.
Pemasangan Peredam Rockwool
Hasil dari nilai tingkat kebisingan
80 kg/m3 pada Sisi Depan Dinding
saat peredam rockwool 80 kg/m3
Ruang Pegawai
dipasang pada dinding sebelah kanan
Dilakukan pengukuran kebisingan
adalah seperti di bawah ini.
pada ruang pegawai dengan dinding bagian depan yang sudah dipasang peredam rockwool dengan densitas sama. Dari pengukuran kebisingan yang
dilakukan
diperoleh
data
pengukuran intensitas kebisingannya, Untuk
mendapatkan
nilai
Transmission Loss didapat dengan cara mengurangi besarnya intensitas
yang
kemudian
data
tersebut
diekivalenkan sehingga nilai tingkat kebisingannya dapat diketahui.
awal 89,7 dB(A) dengan rata-rata intensitas pada masing-masing titik.
Selanjutnya setelah diketahui nilai tingkat kebisingannya maka dicari
7
nilai
Transmission
Loss
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) dengan cara mengurangi besarnya
dapat dilihat pada grafik seperti di
intensitas awal 89,7 dB(A) dengan
bawah ini.
rata-rata intensitas pada masingmasing titik. Diagram dari rata-rata nilai
tingkat
kebisingan
setelah
pemasangan peredam rockwool pada dinding
sebelah
depan
ruang
pegawai dengan densitas 80 kg/m3 Kemudian nilai Transmission Loss
dapat dilihat di bawah ini.
ditentukan setelah diketahui nilai tingkat kebisingannya. Nilai TL dicari
dengan
cara
mengurangi
besarnya intensitas awal 89,7 dB(A) dengan
rata-rata
intensitas
pada
dihasilkan
ini
masing-masing titik. Pemasangan Peredam Rockwool 80 kg/m3 pada Sisi Kanan dan Depan Dinding Ruang Pegawai Setelah peredam rockwool dengan densitas sama terpasang pada sisi dinding kanan dan depan maka dilakukan pengukuran kebisingan. Dari pengukuran kebisingan yang dilakukan di setiap titik pengukuran diperoleh data pengukuran intensitas kebisingannya, yang kemudian data tersebut diekivalenkan sehingga nilai tingkat
kebisingannya
dapat
diketahui. Nilai tingkat kebisingan saat peredam rockwool 80 kg/m3 dipasang pada kedua sisi dinding
8
Data
yang
membuktikan bahwa semakin jauh jarak
penerima
dari
sumber
bisingnya semakin kecil intensitas bisingnya. Dari grafik juga dapat terlihat bahwa selisih Transmission Loss antara titik 1 dan 2 lebih besar daripada selisih titik 2 dan 3, menjelaskan
bahwa
selisih
transmission loss antara titik 1 dan 2 lebih besar dari pada titik 2 dan 3.
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) kebisingan di titik 1 yaitu sebesar Pemasangan Peredam Rockwool 100
kg/m3
pada
Sisi
Kanan
57,3 dB(A). Walaupun demikian, kebisingan masih di bawah baku mutu.
Dinding Ruang Pegawai
Peningkatan
nilai
tingkat
kebisingan di titik pengukuran 3 Setelah
rockwool
telah
yang seharusnya merupakan titik
terpasang pada sisi dinding sebelah
pengukuran dengan nilai tingkat
kanan ruang pegawai, selanjutnya
kebisingan paling kecil mengingat
dilakukan pengukuran kebisingan.
lokasi titiknya yang paling jauh dari
Dari pengukuran uji kebisingan yang
sumber kebisingan ini disebabkan
dilakukan diperoleh data pengukuran
karena
intensitas kebisingannya, setelah itu
pengukuran, pegawai yang sedang
nilai
dapat
berada di dalam ruangan melakukan
diketahui. Hasil dari nilai tingkat
komunikasi melalui telepon. Setelah
kebisingan saat peredam rockwool
nilai tingkat telah diketahui, maka
100 kg/m3 dipasang pada dinding
nilai Transmission Loss dapat dicari
sebelah kanan adalah seperti di
dengan cara mengurangi besarnya
bawah ini.
intensitas awal 89,7 dB(A) dengan
tingkat
kebisingan
pada
saat
dilakukannya
rata-rata intensitas pada masingmasing titik.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai titik
Dari hasil perhitungan diatas tampak
pengukuran 1 ke titik pengukuran 2.
juga bahwa nilai tingkat kebisingan
Namun,
waktu
menurun lebih efektif dari titik 1 ke
pengambilan sampel di titik 3,
titik 2, sedangkan pada titik 3
terdapat nilai tingkat kebisingan
penurunan
yang lebih tinggi dari nilai tingkat
berkurang. Terlihat dari nilai selisih
tingkat
kebisingan
di
dari
beberapa
kebisingan
mulai
Transmission Loss antara titik 1 dan
9
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) 2 yang lebih besar disbanding selisih
Pada
gambar
di
bawah
Transmission Loss di titik 2 dan 3.
ditampilkan diagram batang rata-rata
Hal ini bisa disebabkan karena
nilai
adanya
pemasangan peredam rockwool pada
potensi
penyerapan
dari
kemampuan bahan
peredam
sudah mencapai maksimum sehingga
tingkat
kebisingan
setelah
sisi dinding bagian depan ruang pegawai
dengan
menggunakan 3
tidak bisa lagi meredam bunyi yang
densitas 100 kg/m . Tampak titik
masih ada dan pengaruh ketebalan
pengukuran 3 di dalam ruangan
peredam.
dengan jarakpaling jauh dari sumber bising merupakan titik dengan nilai
Pemasangan Peredam Rockwool 100
kg/m3
pada
Sisi
tingkat kebisingan terkecil.
Depan
Dinding Ruang Pegawai Dari grafik di bawah nilai tingkat kebisingan di atas, bising yang masuk ke ruang pegawai teredam secara efektif dengan pemasangan peredam
rockwool
densitas
100
kg/m3 yang terpasang pada sisi
Pemasangan Peredam Rockwool
bagian
100 kg/m3 pada Sisi Kanan dan
Namun,
depan
ruang
penurunan
pegawai. peredaman
Depan Dinding Ruang Pegawai
kebisingan pada variasi sisi dinding
Percobaan terakhir yang dilakukan
bagian depan ini lebih kecil jika
pada
dibandingkan
pemasangan
dengan
peredaman
penelitian
ini
adalah
rockwool
dengan
kebisingan saat rockwool dengan
densitas 100 kg/m3 pada kedua sisi
densitas sama terpasang pada sisi
dinding, yaitu pada sebelah kanan
dinding bagian kanan.
dan depan ruang pegawai Dipo Lokomotif Semarang Poncol. Nilai tingkat kebisingan di setiap titik pengukuran 1 selalu lebih besar daripada titik 2 dan titik pengukuran 3. Begitu pula pada titik pengukuran
10
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) 2, nilai tingkat kebisingannya selalu
kebisingan tertinggi adalah 55,3
lebih besar daripada titik pengukuran
dB(A) di titik pengukuran 1. Nilai
3.
terlihat
tingkat kebisingan terendah yaitu di
penurunannya, berikut ditampilkan
titik pengukuran 3 yang dihasilkan
gambar
tingkat
oleh lokomotif 10202. Nilai tingkat
waktu
kebisingannya adalah 52,3 dB(A)
Supaya
dapat
lebih
penurunan
kebisingan
di
pengukurannya
nilai tiap
pada
gambar
di
bawah.
dapat dibilang lebih kecil dibanding nilai
tingkat
lokomotif
kebisingan
lain
datang.
saat Dari
keseluruhan tabel mengenai nilai tingkat
kebisingan
perbedaan
dapat
penurunan
dilihat tingkat
kebisingan tidak terlalu besar, hal ini disebabkan potensi penyerapan dari Grafik menunjukkan bahwa
rockwool sudah maksimum untuk
penurunan nilai tingkat kebisingan
menyerap bising yang masuk ke
lebih besar saat rockwool dengan
dalam ruang pegawai. Selanjutnya,
densitas 100 kg/m3 terpasang pada
setelah data penurunan kebisingan
kedua sisi dinding jika dibandingkan
dari nilai tingkat kebisingan awal
ketika peredam rockwool dipasang
saat dipasang peredam rockwool
pada salah satu sisi dinding saja, baik
pada
itu sebelah kanan ataupun depan.
pegawai dengan densitas 100 kg/m3
Hasil tersebut juga menunjukkan
didapat, nilai Transmission Loss
bahwa peredaman kebisingan dengan
akan dapat. Di bawah ini merupakan
menggunakan
rockwool
pada
kedua
sisi
dinding
ruang
diagram batang dari rata-rata nilai
densitas lebih besar lebih efektif. Hal
tingkat
ini dapat dikarenakan karena luas
pemasangan
permukaan dinding yang tertutup
dengan menggunakan densitas yang
rockwool
sehingga
100 kg/m3pada kedua sisi dinding
penyerapan bising oleh rockwool
ruang pegawai. Terlihat dari diagram
juga semakin besar. Terlihat dari
di bawah bahwa nilai Transmission
tabel di atas bahwa nilai tingkat
Lossnya semakin meningkat di setiap
11
lebih
besar
kebisingan
setelah
peredam
rockwool
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) titik pengukuran, hal ini dikarenakan
Lokomotif Semarang Poncol titik
jarak titik pengukuran yang semakin
pengukuran dengan nilai tingkat
jauh dari sumber bisingnya. Titik
kebisingan tertinggi berada di
pengukuran 3 di dalam ruangan
titik 1 sebesar 81,6dB(A). Secara
merupakan titik yang jaraknya paling
keseluruhan
jauh dari sumber bising sehingga
kebisingan yang terukur dari
nilai
titik-titik pengukuran baik itu di
tingkat
kebisingan
paling
rendah.
nilai
tingkat
dalam maupun di luar ruangan masih berada di atas baku mutu yang ditetapkan. 2. Berdasarkan hasil penelitian pada dengan bahan peredam pada dua densitas yang berbeda di tiap variasi
sisi
dinding
dalam
memasang peredam didapatkan densitas
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
yang
paling
efektif
untuk meredam kebisingan yaitu
penelitian, maka ditarik kesimpulan
dengan
sebagai berikut :
peredam rockwool berdensitas
1. Dari hasil identifikasi masalah
100 kg/m3. Hal ini dikarenakan
penelitian di Dipo Lokomotif
saat pemasangan peredam pada
Semarang
bahawa
dua sisi dinding dengan densitas
didapatkan 6 titik pengukuran,
ini diperoleh hasil transmission
yang terdiri dari 3 titik di dalam
loss yang tertinggi sebesar 36,81
ruang
dB(A).
Poncol
pegawai
yang
akan
penambahan
bahan
Dibandingkan
saat
dipasang peredam dan 3 titik di
pemasangan peredam dengan sisi
luar ruangan. Titik 1 di luar
dinding
ruangan merupakan titik dengan
densitas peredam berbeda, yaitu
hasil nilai tingkat kebisingan
32,51
tertinggi yang menghasilkan nilai
menunjukkan
tingkat kebisingan 89,7dB(A). Di
dengan densitas yang lebih besar
dalam
lebih efektif dalam meredam
12
ruang
pegawai
Dipo
yang
sama
dB(A).
namun
Hasil
bahwa
ini
peredam
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) kebisingan.
Hal
serupa
juga
Climate and Environtment. 2009.
terlihat di tiap hasil pengukuran
Rockwool International A/S. United
pada sisi dinding lainnya.
States
Departmen Kesehatan RI. Peraturan
SARAN Dengan kebisingan
tinggi
di
area
tingkat
unit
Dipo
Menteri Kesehatan RI Nomor 718/MENKES/Per/IX/1987
Lokomotif Semarang Poncol yang
tentang
kebisingan
masih berada di atas baku mutu yang
berhubungan
ditetapkan, maka beberapa hal yang
kesehatan.1987.
yang dengan
menjadi masukan adalah: 1. Penegakan
peraturan
Departmen
Pekerjaan
Umum.
penggunaan APD dalam bekerja
Keputusan Direktur Jenderal
bagi pekerja di Dipo Lokomotif
Bina
Semarang Poncol,
036/T/BM/1999
khususnya
Marga
Nomor tentang
penggunaan alat sumbat telinga
Pedoman Perencanaan Teknik
(earplug atau earmuff) harus
Bangunan
segera
1999.
dilakukan
mengingat
Peredam
Bising.
intensitas bising di area spoor sudah jauh melebihi baku mutu yang
dianjurkan
oleh
pemerintah. penelitian
selanjutnya
dapat
dilakukan
penambahan
variasi
bahan
peredam
masing bahan peredam. dilakukan
perhitungan
untuk
pembuatan
penghalang bising dan bahan peredamnya. DAFTAR PUSTAKA
13
Insula-tion,
wins.html. (tgl. 21 September 2014)
dan
variasi ketebalan dari masing-
biaya
Wool
www.isover.com/acousticins/r
2. Pada
3. Perlu
Gobain, Saint. 2004. Isover: Rock
Huboyo, Haryono.S., dan Sumiyati, Sri.
2008.
Buku
Ajar
Pengendalian Bising dan Bau. Semarang: Diponegoro.
Universitas
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5 No 2 (2016) Keputusan
Menteri
Negara
Lingkungan Hidup Nomor 48
ook/absorption_coef.html. (tanggal. 22 September 2014).
Tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. 1996
Sasongko,
Dwi
P,
dkk.
2000.
Kebisingan Lingkungan. Badan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999
Penerbit
Universitas
Diponegoron Semarang.
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di tempat Kerja. 1999.
Suhardi, R. 2005. Analisis Serapan Kebisingan
Dengan
Pemasangan Kristianto, Luciana, dkk. 20111.
Ketebalan
5
Studi Reduksi Bunyi Pada
Universitas
Material
Semarang.
Insulasi
Atap
Zincalume. Skripsi. Universitas
Mediastika, C.E. 2005. Akustika :
PK.
Perusahaan
Kristen Petra. Surabaya.
Bangunan
Suma’mur,
Rock
Prinsip-prinsip
Kerja.
Wool
Cm.
Skripsi.
Diponegoro.
Higiene
1987. dan
Kesehatan
Surabaya:
Usaha
Benjamin.
2005.
Nasional.
dan Penerpan di Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta
Tambunan,
Kebisingan Rahmi,
Fatma.
2006.
Identifikasi Lingkungan
Studi Kualitas
Dari
Aspek
ditempat
(Occupational
kerja Noise).
Yogyakarta: Andi Zulkarnain,
Muhamad.
2010.
Kebisingan Di Dipo Besar
Perancangan
Semarang
Bising Pada Ruang Baca Dan
Universitas
Poncol.
Skripsi.
Diponegoro.
Semarang.
Laboratorium
Pengendalian
Rekayasa
Instrumentasi Teknik Fisika ITS. Skripsi. Institut Teknologi
Sabine, Wallace, 1999, Building Research
Station
England,
www.sfu.ca/sonic.studio/handb
14
Sepuluh November. Surabaya.