MODUL PERKULIAHAN
Teknologi Komunikasi Perkembangan Teknologi Media Elektronik (2) Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu Komunikasi
Advertising & Marketing Communication
Tatap Muka
08
Abstrak
Kode MK
Disusun Oleh
MK43020
Yani Pratomo, S.S, M.Si.
Kompetensi
Pada pokok bahasan ini dibicarakan Setelah tentang
lanjutan
mengikuti
perkembangan mahasiswa
kuliah
diharapkan
ini, dapat
teknologi media elektronika berbasis memahami perkembangan teknologi listrik.
Setelah
di
bagian media
elektronika
sebelumnya kita membahas radio, perwujudan
sebagai
awal
teknologi
industri rekaman, film, dan video; komunikasi massa di era audiokali
ini
kita
akan
membahas visual,
perkembangan media televisi.
seperti
radio,
industri
rekaman, film, video, dan televisi. Semua
media
perwujuan massa
ini
merupakan
teknologi
komunikasi
yang
bersumber
penemuan arus listrik.
pada
Televisi Kisah pada bagian ini dimulai dengan bagaimana televisi pertama kali ditemukan. Selanjutnya, kita akan membahas dominasi tiga raksasa jaringan televisi (the “Big Three” network) yang terdiri dari ABC, CBS, dan NBC. Ketiganya mengkandaskan radio dan film sebagai media elektronik yang dominan ketika itu. Setelah masa jayanya, televisi harus bersaing dengan media kabel, satelit, hingga internet. Kita juga akan melihat bagaimana ketiga raksasa tersebut berkembang menjadi lima raksasa baru (big five) yang mendominasi dunia broadcasting dan televisi kabel pada masa kini. Sebagai pelengkap, kita juga akan menyinggung sedikit tentang organisasi industri, program acara, kritik, dan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan televisi.
Sejarah Perkembangan Televisi Pada suatu hari di tahun 1922, seorang bocah berusia 12 tahun bernama Philo Farnsworth memperoleh ide tentang citra elektronik pada saat mengendarai traktor di padang jerami. Ide itu berupa citra elektronik yang terpotong-potong menjadi serangkaian alur seperti halnya garis-garis alur pada ladang pertanian.
Lima tahun kemudian,
Fransworth mendemontrasikan penemuannya kepada publik berupa sistem televisi mekanik. Akan tetapi, bila kita mempertanyakan kapan televisi pertama kali disiarkan, jawabannya bergantung kepada apa yang dimaksud dengan “televisi” dan “broadcast”. Charles Jenkins dari Amerika Serikat dan John Logie Baird dari Inggris adalah yang pertama kali melakukan eksperimen transmisi pada tahun 1925.
Pada tahun 1928, broadcast
pertama kali berdiri di Schenectady, New York, dalam bentuk sederhana dengan hanya 48 jalur vertikal dan menjangkau hanya beberapa rumah di kawasan tersebut. Pada tahun 1936, perusahaan televisi elektronik pertama di dunia yang bernama British Broadcasting Corporation (BBC) didirikan. Televisi memulai komersialisasinya dengan cara mencontoh model ekonomi pada media radio. Pada tahun 1941, berdiri Federal Communication Commissions (FCC) sebagai Badan Teknik dan Ekonomi untuk pertelevisian. Standar teknis pertelevisian di Amerika Serikat dibuat oleh pemerintah bekerja sama dengan perusahaan pembuat televisi yang kemudian dikenal dengan nama National Television Systems Committee (NTSC).
‘15
2
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Pada tahun 1948, televisi telah berkembang pesat di Amerika Serikat. Saat itu, lebih dari 50 stasiun televisi telah mengudara dan siaran mereka disaksikan melalui lebih dari satu juta pesawat televisi penerima. Televisi benar-benar telah menjadi barang ajaib yang sangat digemari oleh masyarakat. Stasiun televisi cenderung terus bertambah jumlahnya. Hal tersebut telah membuat FCC sadar bahwa saluran (channel) sangatlah terbatas. Oleh sebab itu, FCC mulai membatasi kehadiran stasiun baru. Setelah ultra high frequency band (UHF) ditemukan, kemungkinan penambahan stasiun televisi terbuka. UHF memungkinkan kualitas gambar yang lebih baik, namun daya jangkaunya tidaklah sebaik very high frequency (VHF).
Untuk sementara, FCC tidak
merekomendasikan UHF di semua pesawat televisi hingga tahun 1964. Keberadaan VHF pun sementara dibatasi, hanya tiga izin stasiun televisi untuk beberapa kota.
Hal ini
berlangsung hingga teknologi baru dikembangkan. Tampilan televisi hingga tahun 1950-an sangatlah berbeda dengan kondisi saat ini. Selain warnanya yang hanya hitam dan putih, layarnya pun sangat kecil. Sebagian besar pertunjukan yang ditampilkan adalah pertunjukan hidup (life show).
Teknologi video
rekaman belum ditemukan hingga tahun 1956. Alat pengontrol jarak jauh (remote control) juga baru dikembangkan setelah tahun 1955. Meskipun tampilan dan teknologi televisi masih sederhana, namun isi siaran televisi hingga tahun 1950-an tidaklah buruk. Bahkan pada masa itu, banyak kalangan menyebut sebagai masa keemasan siaran televisi.
Siaran seperti drama antologi yang disiarkan
secara langsung termasuk di antara acara yang berkualitas. Siaran berita dan program layanan masyarakat juga menjadi bagian yang menarik dalam siaran televisi di masa itu. Television News With Douglas Edwards yang disiarkan oleh CBS dan Camel News Caravan di NBC adalah contoh siaran berita pada saat itu. Mulai tahun 1954, beberapa stasiun televisi mulai mengambil peran dalam menyiarkan isu-isu nasional. Kasus seperti Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan salah satu isu nasional yang diangkat televisi. Tahun ke tahun, jumlah stasiun terus bertambah. Meski di akhir abad ke-20 siaran televisi jaringan mulai menurun, namun di bidang televisi kabel cenderung meningkat. Di tahun 2006 muncul teknologi televisi digital broadcasting. Istilah yang dipakai adalah High Definition Television (HDTV) dengan kelebihan gambar yang tajam dan lebih lebar/besar.
‘15
3
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Pemunculan Tiga Raksasa Seperti telah disebutkan sebelumnya, model jaringan komersial televisi adalah meniru apa yang pernah ada pada media radio.
CBS dan NBC, yang sebelumnya
melakukan dominasi jaringan radio,mulai melakukan dominasi televisi di tahun 1946. NBC membuat jaringan bersama WNBT, kemudian memiliki dan mengoperasikan stasiun televisi di New York, serta melakukan afiliasi dengan beberapa stasiun di Philadelpia, Schenectady, dan Washington D.C. CBS dan NBC mengalihkan program acara dan sponsor pada radioradio mereka ke televisi. Di lain pihak, ABC yang memiliki jaringan radio yang tidak sekuat NBC dan CBS, juga berupaya memasuki dunia pertelevisian. Ketiga jaringan besar di atas tidak meraih sukses dalam sekejap. Hingga tahun 1951, boleh dibilang mereka belum memperoleh keuntungan. Setelah jaringan radio mulai hilang di awal tahun 1950-an, barulah sejumlah sponsor besar beralih ke jaringan televisi. Pemirsa pun secara perlahan mulai berpindah dari radio ke televisi. Isi siaran televisi juga diambil dari format (genres) siaran radio. Acara seperti The Ed Sullivan Show, yang merupakan kombinasi lagu dan tari, adalah hasil adaptasi dari program radio. Hal yang sama juga terjadi pada acara opera sabun The Guiding Light, komedi The Jack Benny Show, dan siaran-siaran olah raga (tinju, basket, dan gulat). Bintang siaran jaringan televisi yang pertama adalah Milton Berle (“Uncle Miltie” atau “Mr. Television”). Ia dikenal melalui acara Texaco Star Theatre yang disiarkan Stasiun NBC. Namanya mencuat berkat keahlian melawak dan akting secara langsung di depan penonton. Acara-acara seperti ini juga telah disponsori oleh merk-merk terkenal, seperti “Kraft” dan “Texaco”
Kritik terhadap Siaran Televisi Pada tahun 1960, jumlah stasiun televisi telah berkembang menjadi 500-an stasiun televisi. Sekitar 90% acara televisi pada jam utama dikuasai oleh tiga raksasa jaringan. Saat itu masalahnya bukan lagi bagaimana siaran televisi berlangsung, melainkan sejauh apa makna siaran-siaran tersebut. Pimpinan FCC, Newton Minow, menjuluki televisi sebagai “belantara yang luas” (vast wasteland). Ia menganggap program televisi komersial yang begitu melimpah telah menjadi tidak bermakna dan tidak informatif. Program acara didominasi hanya oleh tiga raksasa untuk kepentingan komersial belaka.
Kompetisi dirasakan kurang.
FCC merasa perlu
melakukan dukungan pada para produser independen (yang tidak bersangkutan dengan ‘15
4
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
ketiga raksasa di atas) untuk menghasilkan program alternatif. Untuk memenuhi keinginan memunculkan program alternatif non-komersial, maka dibentuklah Public Broadcasting Corporation (PBC) dan Public Broadcasting Service (PBS). Sebagai alternatif tambahan, stasiun UHF independen mulai diizinkan bersiaran pada tahun 1972 setelah saluran UHF dipasangkan pada pesawat televisi baru. FCC pun mulai memungkinkan televisi kabel diakses di sejumlah kota besar. Siaran dari stasiun seperti HBO dan CNN mulai dapat diterima dengan berlangganan melalui jasa pelayanan kabel maupun satelit.
Munculnya Lima Raksasa Baru Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penonton jam utama pada tiga raksasa di atas mulai mengalami penurunan secara dramatis. Penonton banyak yang mulai beralih ke siaran kabel. Siaran kabel setidaknya memiliki kekhasan berupa format siaran yang terfokus sesuai minat masing-masing penonton televisi.
Penggemar film akan langsung memilih
HBO, sedangkan pencari informasi akan menonton CNN. Hal di atas menyebabkan kejayaan tiga raksasa semakin surut. Kini, perusahaan raksasa pertelevisian adalah juga konglomerat yang memiliki bisnis produksi program acara, jaringan distribusi lokal dan nasional, hingga media baru -- internet. Beberapa perusahaan tergabung dalam satu payung konglomerasi besar.
Setidaknya saat ini ada lima
konglomerasi media yang tergolong raksasa, yaitu: 1. AOL Time Warner yang memiliki Warner Brothers, HBO, CNN, Headline News, TNT, Turner Classic Movie, TBS, dan Cartoon Network. Korporasi ini juga menguasai Studio Film Warner dan Studio kartun Hanna-Barbera.
Di bidang internet, mereka juga
mengkomandoi America On Line (AOL). Di bidang industri rekaman dan penerbitan majalah, mereka memiliki Warner Records dan Majalah Time. 2. Disney Corporation mengontrol Studio Disney dan jaringan produksi acara televisi (seperti Buena Vista dan Touchstone). Bekas raksasa ABC berikut 10 stasiun lokal di belakangnya kini berada di bawah korporasi ini. Di bidang televisi kabel, korporasi ini menguasai ESPN, Disney Channel, Toon Disney, dan History Channel. Jangan lupa, Disneyland juga bagian dari Disney Coorporation. 3. Viacom melakukan merger dengan bekas raksasa CBS yang di belakangnya terdapat jaringan produksi program acara dan 16 stasiun televisi lokal. Nama-nama terkenal, seperti Studio Paramount, jaringan televisi UPN (berikut 17 stasiun televisi di
‘15
5
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
belakangnya), MTV, TNN, VH-1, Nickelodeon, BET, dan TV land adalah bagian dari korporasi ini. 4. News Corporation menguasai Fox, FX, Fox News Channel, Fox Movie Channel, Fox Familiy, Fox Sport, serta unit produksi Studio Twentieth Century Fox. Konglomerasi ini juga memiliki 23 stasiun televisi. Bila pernah mendengar nama tim baseball Los Angeles Dodgers, itu juga milik konglomerasi ini. 5. General Electric (GE) kini adalah pemilik mantan raksasa NBC dan 13 stasiun di belakangnya, MSNBC, dan CNBC.
Selain itu, GE juga menguasai perusahaan
pelayanan internet NBCi. Munculnya kondisi di atas dikenal dengan istilah Konsolidasi Media (baca kembali Modul kelima Keterpaduan Media pada sub-bab “Perpaduan Industri Media dan Komputer”). Konsolidasi media-media raksasa ini juga sangat melibatkan raksasa-raksasa televisi di Amerika Serikat. Perkembangan zaman mendorong terjadinya Konsolidasi Media melalui cara merger atau akuisisi.
Perusahaan yang kuat secara finansial cenderung melakukan akuisisi
(pembelian kepemilikan) terhadap korporasi lain yang biasanya secara finansial kurang kuat. Dengan adanya akuisisi, maka jumlah korporasi berkurang.
Bila ada satu perusahaan
diakuisisi oleh perusahaan lainnya, maka perusahaan yang diakuisisi itu akan bergabung menjadi bagian dari perusahaan yang membeli. Sedangkan merger terjadi antara dua atau lebih dari dua perusahaan yang bergabung dan menyatukan modal menjadi satu korporasi yang lebih besar, lebih sehat, dan lebih kuat secara finansial. Umumnya bila suatu industri sedang booming, maka perusahaan baru akan banyak bermunculan untuk meramaikan persaingan usaha di dalam satu bidang.
Ketika
pertelevisian sedang booming di sekitar akhir 1980-an dan awal 1990-an, maka kita ketahui banyak stasiun televisi swasta nasional dan daerah bermunculan.
Kondisi ini lama
kelamaan bisa menyebabkan pasar industri tersebut mengalami kejenuhan. Pada akhirnya, pemilik beberapa stasiun televisi cenderung melakukan konsolidasi dalam bentuk merger atau membentuk jaringan. Saat ini kondisi pertelevisian di Indonesia juga telah menunjukkan gejala yang sama. Jumlah stasiun televisi nasional memang tidak berkurang, akan tetapi secara korporasi kepemilikannya terpusat pada beberapa grup perusahaan besar. Cobalah Anda mencari contoh akuisisi ataupun merger yang terjadi dalam pertelevisian Indonesia.
Konsolidasi
Media secara umum akan menjadikan industri di suatu bidang yang mulai jenuh berubah menjadi lebih sederhana, karena ”seleksi alam” umumnya terjadi di sini.
‘15
6
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Isu Sosial dan Budaya Keinginan untuk menyaksikan keragaman siaran televisi telah menyebabkan munculnya pemikiran untuk melakukan pembatasan kepemilikan stasiun televisi.
Akan
tetapi, pada perkembangannya, siaran televisi dikuasai oleh sejumlah kecil korporasi, seperti tiga raksasa pada masa lampau, atau lima konglomerat media saat ini. Bahkan korporasi seperti Viacom saat ini, menguasai dua jaringan besar sekaligus, yaitu CBS dan UPN serta puluhan stasiun siaran di belakangnya.
Masyarakat dan pemerintah pun berupaya
mendorong kaum minoritas dan wanita untuk turut-serta dalam kepemilikan maupun keahlian di bidang media. Semuanya demi munculnya keberagaman ide dalam program siaran televisi, sehingga tidak hanya dikuasai kaum pria kulit putih. Isu lain yang muncul adalah aturan pemilahan usia (ratings) dalam siaran televisi yang disampaikan melalui Telecommunications Act pada tahun 1996.
Pemilahan usia
dimaksudkan untuk mencegah anak-anak untuk menyaksikan suatu siaran yang tidak ditujukan bagi mereka.
Kategorisasi yang dibuat adalah TVY (untuk anak-anak), TVY7
(untuk anak-anak usia tertentu), TVG (semua umur), TVPG (anak-anak harus didampingi orang tua), TV14 (anak-anak dianjurkan untuk tidak menonton), dan TVM (hanya untuk orang dewasa). Selain itu, aturan di tahun 1996 ini juga berisi keharusan pemasangan “Vchip” pada pesawat televisi untuk memblok program acara tertentu secara elektronis. Tujuannya, juga mencegah anak-anak menonton acara bagi orang dewasa. Isu penting berikut adalah masalah pengaruh politis konglomerasi tertentu pada kekuasaan Washington maupun parlemen (senat Amerika).
Beberapa pemilik raksasa
media dicurigai mampu menyetir kekuasaan politis dan legislatif demi melindungi kepentingan mereka, mengingat posisi mereka yang strategis di bidang industri informasi.
Televisi Digital Pembicaraan berikutnya pada tema Teknologi Media Elektronika adalah tentang Televisi Digital (digital television). Migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital menjadi tuntutan teknologi secara internasional. Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran televisi mulai dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an. Uji coba penyiaran televisi digital dilakukan pada tahun 2000 dengan pengoperasian sistem digital dilakukan bersamaan dengan siaran analog sebagai masa transisi. Transisi dari siaran analog ke siaran digital membutuhkan penggantian perangkat siaran dan pesawat penerima siaran. Stasiun televisi yang selama ini melakukan siaran ‘15
7
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
analog tentunya harus berinvestasi untuk mengubah sejumlah perangkat siaran. Pemirsa televise di rumah pun juga tentunya harus siap mengganti pesawat televisi di rumah menjadi pesawat televisi digital yang memungkinkan diterimanya siaran digital. Akan tetapi, sebelum pesawat televisi penerima digital dijual umum di pasaran, untuk sementara masyarakat bisa menambahkan alat yang disebut rangkaian converter (set top box) yang berguna untuk mengubah sinyal siaran digital yang disiarkan menjadi sinyal analog. Tentu saja solusi ini seharusnya bersifat sementara, sambil menunggu adanya produksi massal televisi digital dengan harga terjangkau, hingga pada akhirnya sinyal yang dinikmati di pesawat televisi merupakan sinyal digital, bukan sinyal analog. Beberapa kelebihan siaran televisi digital bila dibandingkan dengan siaran analog adalah: 1. Kualitas gambar dan suara yang dihasilkan siaran digital jauh lebih unggul dibandingkan kualitas siaran analog. Siaran digital memiliki kualitas yang relatif sama atau mendekati sumber asli materi siaran.
Siaran digital bebas dari gambar goyang, bintik-bintik,
berbayang, dan gangguan lain yang merupakan ciri khas siaran analog bila sinyal yang diterima kurang/tidak baik. Siaran digital hanya menghasilkan dua alternatif penerimaan, yaitu muncul gambar dan suara dengan kualitas mendekati sumber materi asli atau gambar dan suara sama sekali hilang karena tidak ada sinyal yang diterima. 2. Siaran digital memungkinkan untuk diakses dalam kondisi bergerak (mobile), termasuk dalam keadaan berkendaraan. Hal ini tidak mungkin terjadi pada siaran analog. 3. Siaran digital memungkinkan terjadinya efisiensi dalam penggunaan kanal frekuensi, berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk empat hingga enam program siaran yang berbeda. Teknologi analog saat ini membutuhkan lebar pita 8 MHz untuk satu program siaran. Dengan lebar pita yang sama di frekuensi yang sama, sebuah stasiun televisi bisa menyiarkan enam program acara berbeda sekaligus pada waktu yang sama. Hal ini tentunya memberi kesempatan pada stasiun televisi untuk menyiarkan lebih banyak variasi program acara, memperluas peluang bisnis slot iklan komersial, dan memperbesar peluang tumbuhnya entitas production house yang akan men-suplai materi program siaran untuk stasiun televisi. 4. TV digital memungkinkan terjadinya siaran interaktif, sehingga pemirsa bisa memberikan feedback sesegera mungkin di jaringan yang sama.
Siaran digital memungkinkan
dimasukkannya fitur-fitur tambahan, termasuk fitur komentar interaktif seperti halnya sebuah media internet on-line.
‘15
8
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
5. Siaran digital membutuhkan daya listrik yang lebih rendah dibandingkan siaran analog. Jadi meskipun di awal sebuah stasiun televisi perlu mengeluarkan investasi untuk penggantian perangkat siaran, namun ke depannya biaya operasional yang mereka keluarkan bisa lebih murah, apalagi bila disadari kenyataan bahwa mereka akan memiliki slot siaran hingga enam kali lipat sebelumnya. Pemerintah telah menetapkan di tahun 2018 tidak aka nada lagi siaran analog di Indonesia.
Ini artinya, seluruh stasiun televisi sesegera mungkin sudah harus memulai
masa transisi dengan cara melakukan siaran ganda, yaitu mulai mengujicobakan siaran digital sambil tetap mempertahankan siaran analog. TVRI dan MNC Grup telah melakukan hal tersebut. Belakangan grup TV One dan ANTeve juga melakukannya. Pada tahun 2018, semua siaran analog sudah harus sign-off dalam keadaan masyarakat siap dengan perangkat penerima digital atau rangkaian converter (set top box). Di sejumlah negara maju, siaran analog telah dihapuskan (sign off). Pemerintah mereka memberikan subsidi penyediaan rangkaian converter, sehingga masyarakat bisa membeli set top box dengan harga terjangkau hingga pesawat penerima digital diproduksi secara massal dengan harga yang murah.
Televisi Internet Apa perbedaan antara Televisi Internet dengan situs video streaming semacam Youtube? Keduanya sama-sama menampilkan sebuah tayangan data multimedia video dari server penyedia layanan ke alat penerima pemirsa melalui hyperlink yang tersedia di komputer atau pesawat televisi digital.
Koneksi internet cepat (broadband) sama-sama
sangat dibutuhkan di sini. Perbedaannya, situs video streaming menggelar semua video yang ada dalam koleksi situs mereka dan mempersilahkan penonton untuk melakukan pencarian video sesuai kategori yang diinginkan di waktu kapanpun selama koleksi tersebut masih bisa diakses dari server penyedia. Sedangkan televisi internet memiliki tayangan video yang terkonsep sesuai konsep siaran dan segmentasi pasar stasiun televisi yang menayangkan, isi diperbarui terus-menerus (tidak statis), dan mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi (sesuai konsep siaran.
Konsep siaran menjadi kata kunci dalam
televisi internet. Susunan acara masih dimungkinkan ada di sini, meskipun pada akhirnya setiap pengakses memiliki kewenangan untuk meng-klik siaran yang dipilih. Ketersediaan broadband internet berkecepatan tinggi setidaknya 512 kbps menjadi syarat penting era TV Internet ini. Semakin tinggi kecepatan (speed) internet, tentu saja
‘15
9
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
semakin baik tayangan yang diterima. Pada aktivitas streaming video, sudah barang tentu speed sangat mempengaruhi kelancaran akses tayangan video dengan kualitas tanpa terputus-putus. Bla kita menggunakan system Dial-up untuk keperluan akses TV Internet dan streaming video, sudah barang tentu sangat sulit, karena speed yang tersedia akan sangat rendah. Televisi Internet seringkali juga disebut Television on the Desktop (TOD) atau Television over Internet Protocol (TVoIP).
Beberapa siaran TV Internet di Indonesia
memang juga merupakan stasiun televisi terrestrial yang selama ini melakukan siaran nasional maupun jaringan, seperti Metro TV dengan http://www.metrotvnews.com/, SCTV dengan http://www.liputan6.com/, RCTI dengan http://www.rcti-online.com/, dan TV One dengan http://www.tvonenews.tv/. Melakukan siaran TV On-line memang bukan sekedar memindahkan materi siaran tv analog ke internet. Seperti halnya situs on-line lainnya, TV on-line tentunya harus tampil dengan halaman muka (home page) seperti layaknya portal internet lengkap dengan hyperlink yang menarik. Siaran on-line memberi keuntungan di antaranya akses yang bisa dilakukan di seluruh dunia selama tersedia jaringan broadband.
Sedangkan siaran
terrestrial hanya bisa dijangkau di wilayah di mana terdapat transmisi relay stasiun televisi tersebut. Kita pun di sini bisa menyaksikan siaran TV Internet yang yang berasal darimana saja di seluruh dunia. Tambahan aplikasi pendukung biasanya diperlukan, seperti browser yang sesuai, aplikasi Adobe Flash Player, Java, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut pada umumnya dapat diunduh secara gratis melalui internet.
Daftar Pustaka McQuail, Denis (1996). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga Straubhaar, Joseph & Robert LaRose (2002). Media Now: Communications Media in the Information Age. Belmont, USA: Wadsworth Group Sumber-sumber bebas di “dunia maya” (baca: Internet)
‘15
10
Teknologi Komunikasi (Modul 08) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id