MODUL PERKULIAHAN
Teknologi Komunikasi Teknik Siaran Televisi Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu Komunikasi
Advertising & Marketing Communication
Tatap Muka
09
Abstrak
Kode MK
Disusun Oleh
MK43020
Yani Pratomo, S.S, M.Si.
Kompetensi
Pada pokok bahasan ini dibahas Setelah tentang
sejarah
mengikuti
singkat mahasiswa
pertelevisian, teknik dasar penyiaran pengetahuan
kuliah
diharapkan tentang
ini,
memiliki bagaimana
televisi melalui kabel dan satelit, televisi disiarkan, bagaimana siaran teknik dasar penerimaan televisi, televisi
diterima
di
rumah,
teknik dasar video, standard sistem pengetahuan tentang video, dan penyiaran, siaran.
dan
proses
produksi pengetahuan
tentang
proses
penyiaran melalui kabel maupun satelit.
Teknik Penyiaran Televisi Seperti telah kita bicarakan di beberapa modul sebelum ini, kita menyadari bahwa kita saat ini berada dalam peradaban audio-video. Di dalam peradaban ini, kita merasakan begitu mudahnya menyaksikan peristiwa di tempat yang jauh dari tempat tinggal kita pada waktu yang hampir bersamaan. Yang kita terima dari lokasi yang sangat jauh itu tentunya bukan hanya suara, tetapi juga gambar bergerak yang sangat nyata. Semua itu bisa kita rasakan berkat penemuan sebuah teknologi komunikasi yang disebut siaran televisi dan pesawat televisi. Secara bahasa, televisi berarti melihat dari jauh. Ide ini muncul setelah telegraf dan radio dtemukan. Para penemu dan ahli elektronika di akhir abad ke-19 sudah menduga bahwa sebuah pengiriman gambar dari jarak yang jauh akan terwujud dalam waktu yang tak lama lagi. Mereka berpikir, bila suara yang jauh bisa dikirim, tentunya gambar pun bisa. Paul Nipkow pada tahun 1884 telah memperoleh hak paten untuk suatu cara pengiriman gambar melalui kawat. Penjelasan tentang prinsip kerja pesawat Nipkow ini adalah “sinyal titik-titik gambar” yang terletak berdekatan dalam satu bidang dapat diubah menjadi sinyalsinyal yang berurutan dalam waktu. Proses penemuan televisi juga dilakukan oleh para ahli dengan mempelajari cara kerja indera penglihatan atau mata kita. Cahaya yang masuk akan difokuskan oleh lensa mata sedemikian rupa, agar bayangan yang tajam terjadi pada selaput jala. Ujung-ujung saraf pada selaput jala ini akan meneruskan bayangan tersebut ke otak, sehingga kita mendapat kesan penglihatan. Kesan penglihatan ini juga dapat dijelaskan sebagai prinsip kelembaman penglihatan mata. Sebuah adegan yang tertangkap oleh mata masih “tertinggal” di benak kita dalam waktu 1/36 detik setelah adegan itu berakhir. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam teknik gambar hidup (saat ini digunakan dalam teknik animasi). Artinya sekumpulan gambar diam dengan sedikit perubahan posisi objek bila diurutkan secara cepat (misalkan 24 gambar per detik), maka akan menimbulkan sebuah kesan gambar/objek yang bergerak. Pada tahun 1922, seorang bocah berusia 12 tahun bernama Philo Farnsworth memperoleh ide tentang citra elektronik pada saat mengendarai traktor di padang jerami. Ide itu berupa citra elektronik yang terpotong-potong menjadi serangkaian alur seperti halnya garis-garis alur pada ladang pertanian.
Lima tahun kemudian, Fransworth
mendemontrasikan penemuannya kepada publik berupa sistem televisi mekanik. ‘15
2
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Waktu terus berputar dan percobaan-percobaan baru pun terjadi. Pada tahun 1925, John Logie Baird dan Charles Jenkins telah melakukan eksperimen pemancaran atau transmisi televisi pertama.
Pada tahun 1928, E.F. Alexanderson di Eropa melakukan
demonstrasi pemancaran televisi berukuran 3 inch persegi. Selanjutnya di Amerika Serikat pada tahun 1939 telah diluncurkan pesawat televisi hitam-putih 441 garis. Kemudian pada tahun 1954, UHF dan TV berwarna pertama kali diperkenalkan kepada publik. Ada pesawat penerimaan, tentu juga harus ada pemancaran siaran televisi. Stasiun penyiaran televisi telah terbentuk di Inggris pada tahun 1936 dengan berdirinya British Broadcasting Corporation (BBC). Di Amerika Serikat, siaran televisi komersial telah mulai ada di tahun 1948 yang kemudian berkembang pesat hingga muncul puluhan stasiun televisi lokal dan jaringan nasional. Di Indonesia sendiri, teknologi ini mulai hadir di bulan Agustus 1962 melalui siaran perdana HUT ke-17 Republik Indonesia oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan berlanjut dengan siaran Asian Games di Jakarta. Selanjutnya, era satelit di tahun 70-an membuat siaran televisi mulai bisa disaksikan di berbagai wilayah Indonesia. Era monopoli TVRI pun berakhir di tahun 1989 dengan kehadiran siaran televisi swasta Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Awal abad ke-21 ini menjadi pertanda masuknya kebudayaan televisi di negara kita dengan adanya belasan siaran televisi nasional dan puluhan stasiun televisi lokal. Program-program televisi pun sangat marak diproduksi oleh stasiun televisi maupun rumah-rumah produksi (PH). Televisi saat ini di Indonesia telah menjadi tontonan nomor satu dan media pengiklan terbesar yang tak tersaingi oleh media massa lainnya.
Proses Penyiaran Televisi Gambar dan suara merupakan unsur kesatuan yang ada pada siaran televisi. Berbeda dengan film yang berawal dari gambar bisu, televisi langsung diusahakan tersiar dengan gambar sekaligus suara.
Siaran televisi pun dimungkinkan dengan adanya sinyal-
sinyal gambar dan suara dalam gelombang elektromagnetik yang terkirim melalui medium kabel ataupun frekuensi radio di udara. Gambar yang dikirim oleh pemancar televisi ke udara umumnya melalui modulasi amplitudo (AM).
Sedangkan suara tersiar umumnya melalui frekuensi modulasi (FM).
Sistem suara dan gambar akan dimodulasikan menjadi gelombang elektromagnetik dan dipancarkan ke udara melalui antena. Oleh sebab itu, dalam pengiriman gambar ataupun suara, terdapat peran modulator di dalamnya.
‘15
3
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Proses pengiriman gambar berawal dari tabung kamera, video tape recorder, ataupun server penyiaran. Gambar akan masuk ke penguat video untuk disinkronisasikan. Setelah itu, video akan dimodulasikan ke frekuensi radio (RF) dan dipancarkan melalui transmisi.
Sedangkan suara masuk
atau direkam dengan mikrofon.
Setelah
disinkronisasikan melalui penguat sinyal suara, suara akan juga dimoduasikan ke RF. Selanjutnya, suara yang sudah termodulasi ini akan melewati pengali frekuensi dan penguat akhir.
Siaran Langsung dari Studio yang Dekat dengan Pengontrol Siaran Dalam sebuah siaran langsung dari studio, akan terjadi kerjasama antara ruang studio, pengontrol audio-video, dan master control. Di ruang studio yang kedap suara, akan terdapat satu atau banyak kamera berkualitas standard penyiaran (broadcast quality). Studio juga dilengkapi sistem audio (microphone) dan pencahayaan (lighting) yang juga dengan kualitas standard penyiaran. Ketiga sistem elektronis ini dipadukan dengan seni penataan studio (termasuk dengan virtual computer graphic background), pengarahan pada para pengisi acara (directing), dan naskah siaran yang baik (script writing). Oleh sebab itu, kerja di studio televisi merupakan perpaduan antara kompetensi teknis dan seni. Sinyal-sinyal audio dan video dari studio akan dikirim ke Pengontrol Siaran (Control Room) untuk disupervisi kualitas video dan audionya. Orang-orang di control room ini juga yang akan membantu mengarahkan sutradara (studio/floor director) di studio untuk mencapai kualitas siaran yang baik. Setelah melalui control room, sinyal-sinyal audio-video akan dikirim ke Master Control Room (MCR) untuk dipadukan dengan berbagai sumber (source) siaran lainnya, seperti video tape recorder (VTR), broadcast server (hardisk tempat penyimpanan klip-klip iklan dan promo), serta inscriber (perangkat komputer untuk menayangkan logo impose, computer graphic crawl, squeeze frame, dan lain-lain). Semua sumber ini dipadukan oleh MCR ke dalam mesin pemutar acara (flexicart dan odetics). Dalam mesin ini terdapat playlist/rundown (urutan siaran) yang disusun oleh Bagian Traffic atau Presentasi. Biasanya playlist disusun oleh petugas MCR atas dasar basis data yang
‘15
4
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
diinput oleh Bagian Sales Support dan Bagian Promosi yang diintegrasikan secara on-line melalui sebuah peranti lunak (software) berbasis data. Playlist kemudian dicetak atau ditransfer secara digital oleh Bagian MCR sebagai sebuah presentasi siaran. Playlist ini berisi time-code (TC) segmen program, jeda komersial (commercial break), identitas stasiun (station ID), dan berbagai filler (sisipan klip) lainnya.
Playlist secara otomatis
memerintahkan perangkat-perangkat sumber (sources) untuk melakukan run. VTR memutar materi program siaran saat segmen program berlangsung. Server menayangkan klip-klip iklan dan promosi berdurasi pendek ketika jeda komersial.
Sedangkan petugas MCR
bertanggungjawab menjaga proses tersebut, mengontrol waktu siaran, sekaligus secara manual mengoperasikan switcher (tombol/tuas pengalih) bila diperlukan pergantian penayangan logo dan tayangan grafis dari inscriber. Baik server maupun inscriber, bentuk fisiknya mirip dengan komputer yang dijalankan dengan sistem operasi windows maupun linux. Sedangkan VTR yang dimaksud biasanya adalah Betacam Player ataupun Digital Video (DV) Player yang menjadi standard penyiaran. Dalam siaran langsung dari studio, source di MCR bisa semuanya digunakan atau hanya sebagian saja.
Contohnya dalam sebuah program variety show live, maka
source utama adalah studio itu sendiri. Pada saat nama penyanyi ditampilkan dalam bentuk teks bergrafis, di sinilah MCR memainkan tombol inscriber untuk menayangkan teks yang telah dipersiapkan. Dalam siaran langsung dari studio, sinyal-sinyal elektronis akan dikirim ke MCR melalui jaringan kabel coaxial atau fiber optic. Ini biasanya terjadi bila studio berada dalam satu gedung atau area yang berdekatan dengan MCR. Setelah melalui MCR, Gelombang video dan audio yang telah dikuatkan dan dimodulasikan akan dipancarkan oleh transmisi ke satelit. Inilah yang disebut proses up-link ke satelit. Satelit kemudian akan melakukan down-link sinyal ke permukaan bumi. Sinyal ini akan ditangkap oleh transmiter-transmiter di berbagai wilayah untuk kemudian diatur penempatan frekuensinya sesuai kesepakatan dengan
badan
‘15
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
5
pemerintah
yang
mengatur
pembagian
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
frekuensi.
Gelombang
elektromagnetik pada pita frekuensi yang ditentukan ini kemudian dipancarkan ke pesawatpesawat televisi penerima.
Siaran Langsung dari Lokasi Yang Jauh Ada dua kemungkinan siaran langsung dari lokasi yang berjauhan dengan MCR. Kemungkinan pertama adalah siaran langsung dari lokasi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari MCR dan lokasinya tidak terhalang bangunan besar maupun bukit/gunung. Kemungkinan kedua adalah siaran langsung dari lokasi yang benar-benar jauh, misalkan berjarak ratusan kilometer atau bahkan terpisah negara atau benua (sebagai contoh siaran langsung Piala Dunia Sepakbola dari Jerman ke Indonesia yang ditayangkan oleh SCTV). Untuk kemungkinan yang pertama, maka perangkat siar yang digunakan di lokasi siaran adalah gelombang pendek (microwave) yang dipancarkan langsung ke penerima gelombang di kantor stasiun televisi. Gelombang ini kemudian diterima sebagai source oleh MCR. Teknik ini dapat dilakukan dengan syarat lokasi antara tempat siaran dan stasiun televisi tidak terhalang bangunan besar atau bukit., karena syarat terpancarnya gelombang pendek adalah lokasi yang los (bebas). Bila yang terjadi sebaliknya, maka di lokasi siaran harus disediakan perangkat uplink ke satelit.
Untuk itu, stasiun yang melakukan up-link harus menyewa transponder
kepada operator satelit yang biayanya dihitung per menit. Kemungkinannya, biaya up-link akan lebih mahal daripada pemancaran gelombang pendek. Akan tetapi, untuk siaran dari lokasi yang jauh dari studio, cara ini adalah yang paling efektif. Teknisnya, satelit kemudian akan melakukan down-link yang diterima oleh kantor station dan dikrim ke MCR sebagai source. Seperti biasa, maka MCR akan memadukan source dari satelit ini dengan source lainnya, seperti komentator sepakbola di studio dan teks grafis dari inscriber.
‘15
6
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Hasil
presentasi kemudian di-up-link kembali ke satelit siaran untuk dipancarkan ke transmisitransmisi penerus gelombang di berbagai daerah. Untuk melakukan pemancaran gelombang pendek ataupun up-link, stasiun televisi biasanya mengoperasikan sebuah kendaraan/mobil yang telah dilekngkapi perangkat broadcasting, baik itu pemancar gelombang pendek ataupun perangkat up-link. Kendaraan ini umum dikenal dengan sebutan OB Van maupun Mobile SNG (Satellite News Gathering).
Siaran Tunda atau Siaran Rekaman Stasiun televisi saat ini justru lebih banyak menayangkan program tunda (delayed program) dibandingkan siaran langsung.
Kondisi ini sangat berbeda dengan saat awal
munculnya siaran televisi di Amerika Serikat (tahun 1940 – 1950an) di mana keseluruhan siaran merupakan siaran langsung (live).
Penemuan dan perbaikan teknologi VTR
memungkinkan stasiun televisi untuk melakukan taping, editing, dan supervising sebelum sebuah program rekaman ditayangkan. Di stasiun televisi dikenal adanya Bagian Transfer (Transfer Room) yang menangani hal ini. Tugas-tugas utama Transfer Room (TR) adalah: 1. melakukan perekaman (taping) materi-materi live 2. melakukan perekaman kegiatan-kegiatan off-air 3. melakukan perekaman ulang materi-materi akuisisi (yang dibeli dari agen penjual film atau PH) serta memastikan materi dapat digunakan dengan format standard, seperti format PAL untuk di Indonesia. Bagian TR ini juga bekerjasama dengan Library Room yang mengelola penyimpanan materi program yang siap tayang serta Quality Control Room (QC) yang memeriksa kualitas program, kualitas audio-video, memberi time-code, dan menangani proses pengesahan oleh Badan Sensor. Bagian Program Operation akan memerintahkan Library untuk mengirim materi yang akan ditayangkan ke MCR. MCR harus memperhatikan Pola Acara Harian
‘15
7
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
yang dikeluarkan oleh Bagian Program Scheduling dan playlist yang dibuat oleh Bagian Traffic. Materi program dari Library umumnya berbentuk kaset Betacam analog yang akan diputar dengan source VTR. Agar tidak menyulitkan MCR, perangkat VTR tentunya ada lebih dari satu buah dan disusun bertumpuk. Meja switcher biasanya dilengkapi tuas untuk mengalihkan pemutaran VTR (dari VTR 1 ke VTR 2 atau sebaliknya) secara mekanik robotic. Namun sebagian stasiun telah melengkapi switcher otomatis pada flexicart.
Seluk-beluk Video Seperti telah disinggung di atas, stasiun televisi sangat bergantung pada keberadaan Video Tape Recorder (VTR), kaset video, dan tentunya Video Camera Recorder (VCR). Hal ini disebabkan karena dibandingkan siaran langsung, siaran rekaman memiliki beberapa kelebihan, seperti waktu kerja yang lebih longgar dan tidak menegangkan, kesempatan untuk memperbaiki atau mengulang sebuah adegan, melakukan penyuntingan (editing) hasil rekaman, hingga pengaturan waktu siaran yang lebih fleksibel. Untuk kebutuhan tersebut, kita tentu memerlukan kamera perekam (VCR), kaset penyimpan hasil rekaman, dan alat pemutarnya (VTR). Ketiganya tentu harus kompatibel, bahkan dengan sistem siaran secara keseluruhan. Ada tiga jenis kualitas video dan kapasitas penggunaannya: 1. Format Composite; disebut juga dengan Home Quality Video, yaitu video dengan kualitas pemakaian di lingkungan rumah tangga, seperti Betamax, VHS, dan VCD. 2. Format S-Video; disebut juga dengan Industry Quality Video, yaitu video untuk penggunaan dengan kualitas lingkungan industri reproduksi video, seperti SVHS, DVD, Umatic, dan Hi-8. 3. Format Component; disebut juga dengan Broadcasting Quality Video, yaitu video untuk siaran atau penggunaan di lingkungan penyiaran televisi, seperti Betacam, Beta SP, DV, dan mini DV. ‘15
8
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Kualitas nomor 3 tentunya lebih baik dari segi gambar dan suara dibandingkan kualitas nomor 2. Begitu juga kualitas nomor 2 terhadap nomor 1. Harga alat perekam, kaset, dan pemutarnya akan sesuai dengan kualitas yang disarankan. Betacam adalah jenis video yang kini banyak digunakan untuk penyimpan materi-materi program televisi maupun klipklip iklan. Meski berkualitas broadcasting, betacam adalah jenis video analog. Bila sebuah klip atau program televisi akan disunting (edit) di sebuah komputer editing, maka materi di dalam Betacam harus ditransfer (captured) ke format digital. Begitu pula bila sebuah klip iklan akan dialihkan ke server broadcast, maka harus dilakukan proses transfer. Selain Betacam, beberapa jenis video analog adalah Betamax, VHS, SHVS, Beta SP, Umatic, dan Hi-8. Sedangkan contoh jenis video digital adalah, VCD, DVD, DV, dan mini DV. Untuk video jenis digital, maka tidak perlu dilakukan proses transfer ke server broadcast. Yang dilakukan cukuplah tindakan penggandaan data (copying). Akan tetapi, sebagian besar stasiun televisi masih menghindari pemakaian format digital untuk sebuah koneksi ke server broadcast dengan alasan adanya ancaman virus komputer.
Teknik Penerimaaan Siaran Televisi Berbicara tentang televisi, tentunya akan “pincang” bila tidak mengkaitkan dua sisi, yaitu pemancaran (broadcasting) dan penerimaan (tuning & receiving).
Setelah kita
mengulas sisi pemancaran/penyiaran, maka biarpun sedikit kita perlu juga membahas teknik dasar penerimaan siaran televisi. Keluaran (output) siaran televisi kita saksikan di layar kaca atau layar plasma televisi. Secara sederhana dapat dijelaskan, bahwa sinyal-sinyal elektromagnetik dari transmisi akan dikenali oleh Radio Frekuensi (RF) filter di pesawat televisi. Akan tetapi, sinyal itu akan sangat lemah tanpa bantuan antena penerima. Bahkan untuk pesawat televisi berukuran
‘15
9
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
besar (apalagi diletakkan di lokasi yang banyak penghalangnya), maka diperlukan antena luar dengan posisi yang tepat.
Hal ini tentu tidak berlaku bagi sebuah siaran yang
didistribusikan dengan kabel coaxial maupun fiber optic. Gelombang yang masuk ke RF Filter dan amplifier akan di-demodulasikan oleh demodulator (yang merupakan kebalikan dari modulator yang mengubah sinyal ke modulasi radio). Sinyal yang telah didemodulasikan akan disinkronkan. Setelah melalui video-audio amplifier, selanjutnya sinyal tadi akan masuk ke Cathode Ray Tube (CRT) system untuk output gambar dan speaker untuk output suara. Sistem CRT tentu saja hanya ada pada pesawat televisi tabung gelas/kaca yang hingga saat ini masih umum digunakan. Akan tetapi, lambat-laun CRT mulai digantikan flat screen yang menggunakan teknologi plasma. Teknlogi plasma memberi kesan pesawat televisi lebih ringkas dan tipis serta menghasilkan output gambar lebih tajam.
Namun
demikian, daya tahan plasma sebenarnya tidak sebaik CRT yang mampu bertahan hingga 10 tahun.
Standard Sistem Penyiaran Berkaitan dengan perangkat penyiaran, teknik video, dan pesawat penerimaan, di dunia saat ini dikenal adanya tiga standard utama, yaitu: 1. PAL (Phase Alternating by Line); berasal dari Eropa yang umum digunakan Asia (termasuk di Indonesia dan China – kecuali Jepang), Eropa, Australia, dan Amerika Latin.
PAL menggunakan lebar ban channel 7 MHz, 625 garis, dan frekuensi
horizontal per detik 15.625. 2. NTSC (National Television Standards Committee); berasal dari USA & Jepang yang umum digunakan di USA, Jepang, Korea, serta Mexico. NTSC menggunakan lebar ban channel 6 MHz, 525 garis, dan frekuensi horizontal per detik sebesar 15.750.
‘15
10
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
3. SECAM (Sequential Couleur avec Memoire) hanya dipakai untuk keperluan penyiaran di Perancis dan beberapa negara di Afrika. Sebenarnya standard sistem di atas secara umum hanya digunakan dalam hal penyiaran. Dalam hal pesawat penerima di rumah, kita tidak perlu khawatir, karena umumnya pesawat televisi menggunakan perangkat multisistem (bisa digunakan untuk sistem siaran apapun).
Frekuensi Penyiaran Frekuensi adalah jumlah pengulangan getaran dalam satu detik yang dihitung dalam cycle atau hertz (F = 1/T). Panjang gelombang dihitung dengan cara membagi kecepatan cahaya di udara (C) dengan frekuensi kerja (F). Dengan demikian, panjang gelombang adalah 3 x 100.000.000 / F. Alokasi frekuensi televisi saat ini diatur oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
Untuk area terestrial Jabodetabek, stasiun-stasiun televisi umumnya
ditempatkan di area 500 MHz hingga 750 MHz atau sekitar channel 20 hingga 60 UHF. Pembagian channel yang terbatas ini tentu harus diatur oleh badan yang berwenang di tingkat pusat dan daerah mengingat frekuensi merupakan area publik yang harus digunakan secara bijaksana untuk kepentingan bersama.
Fungsi Satelit dalam Siaran Televisi Dalam pembicaraan mengenai Infrastruktur Telekomunikasi telah dijelaskan tentang pentingnya keberadaan satelit.
Arthur Clark, seorang futuris, di tahun 1945 telah
menyatakan bahwa komunikasi dengan frekuensi radio dan gelombang elektromagnetik membutuhkan perangkat relay yang diletakkan di posisi yang tinggi dan mengorbit. Visi Arthur Clark ini terwujud oleh International Satelite (Intelsat) yang sukses meluncurkan satelit dengan orbit Geo-synchronous sejak tahun 1965 (Intelsat 1). Dengan orbit geosynchronous, maka sekeliling bumi tercakup hanya dengan mengorbitkan tiga satelit ‘15
11
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
komunikasi global. Cakupan satelit ini per unit satelit adalah 42,4% permukaan bumi. Oleh sebab itu, sebuah kejadian di New York dapat segera diketahui berita serta disaksikan gambarnya di Jakarta berkat satelit. Meski satelit mampu merelai pengiriman suara, gambar bergerak, dan data secara langsung, namun tidak dapat dipungkiri adanya delay time sebesar 270 msec. Satelit juga relatiif sulit dijangkau di wilayah kutub utara ataupun kutub selatan. Transmisi los bisa terjadi akibat thermal noise matahari.
Komunikasi juga bisa terputus saat bumi-satelit-
matahari berada pada satu garis lurus (terjadi dua kali setahun selamat 5 menit). Meski begitu, sedikit kelemahan ini tidak mampu menutupi manfaat satelit yang luar biasa untuk umat manusia. Secara keseluruhan, keuntungan satelit adalah sebagai berikut: 1. cakupannya luas dan global 2. kualitasnya baik, karena tidak lagi diperlukan repeater 3. fleksibel dan multiakses 4. kapasitasnya besar 5. setiap satelit baru merupakan penambahan dan updating kapastias serta kemampuan dari generasi sebelumnya 6. ekonomis untuk wilayah yang luas 7. relatif mudah, murah, dan cepat dibandingkan pembangunan infrastruktur kabel bawah laut. Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas, secara mutlak membutuhkan satelit untuk keperluan telekomunikasi (telepon, relay, pengiriman data, dan siaran audio-video). Sejak tahun 1972, pemerintah Indonesia telah meluncurkan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) yang dikenal dengan nama Palapa. Palapa generasi B juga telah meluncur dengan kapasitas dan jumlah transponder lebih besar di tahun 1983–1985. Selanjutnya, Satelit Palapa generasi C meluncur di era 90-an.
‘15
12
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Selain satelit internasional (Intelsat) yang mengorbit pada orbit geo-synchronous dan satelit domestic, terdapat juga sangat banyak satelit regional (mencakup beberapa negara di satu region). Satelit Palapa pun meski disebut domestic juga memiliki cakupan regional, karena juga dimanfaatkan untuk kepentingan beberapa negara tetangga di region Asia Tenggara. Oleh sebab itu, di ruang angkasa bumi sebenarnya terdapat sangat banyak satelit yang mengorbit dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan perputaran bumi pada porosnya. Untuk kepentingan siaran televisi nasional di Indonesia, satelit sangatlah penting. Boleh dibilang, peluncuran Palapa di tahun 1972 juga terdorong oleh keinginan pemerintah orde baru untuk menyiarkan TVRI ke sebagian besar wilayah tanah air. Selain dipakai untuk siaran regular secara nasional, sejumlah satelit juga menyewakan transponder bila stasiun-stasiun televisi membutuhkan sebuah siaran langsung dari tempat yang jauh. Indosat/Satelindo maupun Telkom merupakan operator yang menyewakan transponder. Usia satelit berkisar antara 7 – 8 tahun, setelah itu, ia akan digantikan oleh satelit yang baru. Ukuran dan berat satelit pun berangsur-angsur semakin diperbesar, mengingat kebutuhan komunikasi semakin hari pun semakin meningkat.
‘15
13
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka McQuail, Denis (1996). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga Setyobudi, Ciptono (2005). Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu Simanjuntak, Tiur LH (2002). Dasar-dasar Telekomunikasi. Bandung: PT Alumni Straubhaar, Joseph & Robert LaRose (2002). Media Now: Communications Media in the Information Age. Belmont, USA: Wadsworth Group
‘15
14
Teknologi Komunikasi (Modul 09) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id