National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP KRISIS SUBPRIME MORTGAGE DI AMERIKA SERIKAT
Tatang A Gumanti dan Karvina W Palupi
Abstract This study examines the effect of the world macro economic varaible on stock prices in other country. The selected event date is the Subprime Mortgage crisis in the United States that caused the stock price of one of the most prominent mortgage lender firm, the Countrywide Financial, dropped 13% that was believed to be the starting point for Subprime Mortgage fiasco. Twenty two firms of LQ45 at the Indonesia Stock Market were exmined. The event study approach was employed to test the hypotheses of abnormal return and trading volume activities differences surrounding the event covering 21 trading days. A t-test one sample and two samples were exercised. The results show that there are abnormal returns in the period surrounding the event. Average abnormal return prior to the event is statistically and signifivantly lower than after the event. Other finding reveals that there is no statistical difference on the trading valume activities between pre and post event. The findings reported in this study lead to the assertion that Indonesian stock exchange is not efficient in terms of semi strong. Keywords: Macro economic variable, abnormal return, trading volume activity, event study, sub-prime mortgage,
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP KRISIS SUBPRIME MORTGAGE DI AMERIKA SERIKAT
1. Pendahuluan Indonesia belum belajar memetik hikmah dari krisis ekonomi yang pernah kita alami pada tahun 1997. Situasi seperti ini tampaknya akan membuat Indonesia masih akan terus terperosok ke lubang yang sama. Kondisi perekonomian kita begitu rentan dan mudah terpengaruh oleh kondisi luar, bahkan yang mungkin tidak ada kaitan langsung sama sekali. Krisis yang terjadi di AS akibat default-nya kredit perumahan berisiko tinggi (subprime mortgage) yang berakibat pada penutupan (foreclosure) kredit dan penyitaan rumah lebih dari 1,7 juta orang di AS kembali memberikan contoh gamblang (Republika, 20/08/2007). Semula otoritas moneter Indonesia menepis bahwa krisis di AS akan berpengaruh bagi sistem perbankan Indonesia. Pejabat dari BI menyatakan perbankan nasional tidak ada yang memiliki exposure terhadap kredit yang terkait dengan Subprime Mortgage secara langsung, sehingga tidak perlu khawatir krisis di AS itu bisa menular ke Indonesia (Antara, 11/8/2007). Alasan ini tampaknya cukup logis. Lain halnya dengan negara yang memegang portfolio subprime mortgage, mereka paling mungkin terimbas krisis. Korea Selatan, misalnya, perbankan nasionalnya memegang 650 juta dolar obligasi subprime mortgage. Menko Perekonomian Boediono menyebut krisis di AS bersifat temporer dan kemungkinan pengaruhnya hanya dalam jangka pendek serta tidak akan berdampak serius bagi Indonesia (Antara, 11/8/2007). Belakangan Boediono mengoreksi, krisis di AS itu setidaknya akan mempengaruhi biaya bunga untuk penerbitan surat utang negara (SUN) menjadi lebih mahal (Republika, 17/8/2007). Kita dibuat kaget kembali ketika IHSG anjlok hingga 185,39 poin atau 9,57% (Republika, 17/8/2007), tepat saat peristiwa jatuhnya harga saham Countrywide Financial, mortgage lender terbesar di Amerika Serikat sekitar 13% di NYSE, yang diikuti juga dengan anjloknya NASDAQ dan Dow Jones pada 15 Agustus 2007 waktu Amerika atau 16 Agustus 2007 waktu Indonesia. Indeks Kospi di Korea Selatan turun 80,19 poin atau 4,2 persen (The Korea Times, 21/8/2007).
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Volatilitas indeks cukup tinggi menjelang dan sesudah tanggal 15 Agustus 2007. Gambar 1, 2 dan 3 menunjukkan pergerakan indeks Dow Jones, NASDAQ, dan IHSG tanggal 9-24 Agustus 2007. Baik Dow Jones, NASDAQ, maupun IHSG mengalami penurunan sebelum akhirnya beranjak naik pada setelah kejatuhan tersebut. Anjloknya IHSG ini ditengarai disebabkan oleh turunnya harga saham Dow Jones dari posisi 13.028,92 ke posisi 12.861,47 atau turun 167,45 poin serta jatuhnya juga index NASDAQ sebesar 1,64%. The Fed pun langsung menurunkan tingkat suku bunga dasar federal funds sebesar 50 basis poin menjadi 4,75% dalam upaya menghadapi tekanan pasar kredit dan perumahan yang mengancam ekonomi Amerika Serikat. Kebijakan the Fed ternyata juga memberikan pengaruh bagi pasar modal Indonesia dimana IHSG pun mulai merangkak naik pada 20 Agustus 2007. Seharusnya investor di Indonesia tidak secara langsung terkena dampak subprime mortgage, karena tidak banyak portfolio atas subprime mortgage. Anehnya, dampaknya justru lebih parah dibandingkan dengan Korea Selatan yang memiliki portfolio itu. Sekali lagi, ini mengingatkan ketika menjelang krisis moneter 1997, dimana otoritas moneter saat itu menyatakan bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang bagus dibandingkan dengan negara kawasan. Istilah Subprime Mortgage sederhananya merujuk pada mereka yang sebetulnya tidak layak mendapatkan kredit perumahan karena pernah mengalami gagal bayar (default) kredit sebelumnya (bad credit history). Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang mengajukan kredit perumahan tetapi tidak memiliki pendapatan yang pasti, tabungan minim, dan rasio utang lebih tinggi dari pendapatan. Karena berisiko, mortgage funds atau pun bank akan mengenakan suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan prime mortgage (kreditor rumah yang belum pernah gagal bayar). Selain itu, penerima Subprime Mortgage juga harus menghadapi risiko denda penalti dan jasa broker yang lebih tinggi. Disamping risiko yang tinggi, pasar Subprime Mortgage terus berkembang pesat. Menurut Center for Responsible Lending (CRL), lembaga riset di AS, bila pada tahun 1994, besarnya baru sekitar 35 miliar dolar, tahun 2005 menjadi 665 miliar dolar. CRL mengungkapkan, kebanyakan dari Subprime Mortgage itu untuk membiayai kembali perumahan bukan merupakan fasilitas pembiayaan rumah baru.
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Penelitian CRL dari tahun 1998-2006, mengungkapkan 19 persen atau satu dari lima penerima Subprime Mortgage berujung pada penutupan karena gagal bayar. CRL juga memperkirakan dampak ini akan dirasakan oleh kira-kira 2,2 juta penerima kredit yang diperkirakan bakal kehilangan rumahnya karena disita. Diperkirakan kerugian yang timbul bisa mencapai 164 miliar dolar AS (Wikipedia). Kerugian ini tidak hanya akan dirasakan secara langsung oleh mereka yang mengajukan kredit, tapi juga lembaga penyedia kreditnya. Pertanyaan yang harus dijawab adalah seberapa sensitif dampak Subprime Mortgage terhadap pasar modal. Apakah kejadian di luar negeri dapat dengan cepat berimbas di negara lain?. Connoly dan Wang (2005) yang meneliti hubungan economic news dengan pasar saham di U.S., U.K. dan Jepang menyimpulkan bahwa pengumuman berita ekonomi makro secara signifikan berperan dalam menjelaskan hubungan volatilitas antar pasar saham. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Chowdhury dan Mollik (2004), dimana volatilitas dari variabel makroekonomi ternyata berhubungan cukup kuat dengan pengembalian saham di pasar modal Bangladesh. Hayo dan Kutan (2004) meneliti pengaruh harga minyak dan perkembangan pasar global terhadap pasar keuangan di Rusia juga menghasilkan beberapa penemuan penting. Pertama, pasar modal Rusia dipengaruhi oleh perkembangan pasar finansial dunia. Kedua, pasar saham Rusia sensitif terhadap harga minyak dunia dimana pergerakan harga minyak ini membuat pasar modal Rusia menjadi tidak stabil. Ketiga, liberalisasi tingkat suku bunga dan institusi perbankan penting untuk globalisasi pasar saham di Rusia, sedangkan liberalisasi pasar sekuritas dan institusi non-bank penting untuk globalisasi pasar obligasi (bond markets) di negara tersebut. AS laksana mesin ekonomi dunia karena 75% lebih kebutuhan dalam negerinya dipenuhi dari impor dari negara lain. Kalau terjadi hal yang menyebabkan kontraksi ekonomi di AS, maka sangat boleh jadi segera menular ke negara-negara lain, terutama mitra dagang utamanya. Bagi Indonesia, AS adalah mitra dagang utama. Ekspor Indonesia ke negeri Paman Sam ini terbesar kedua setelah Jepang. Menurut catatan BPS, ekspor non migas Indonesia ke AS per Juni 2007, mencapai 922,2 juta dolar AS. Jumlah ini
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
sangat signifikan dibandingkan dengan jumlah ekspor non migas Indonesia ke 25 negara Eropa yang baru mencapai 1,05 miliar dolar AS (Republika, 16/8/2007). Subprime Mortgage barangkali hanyalah pemicu, kenapa krisis yang makin meluas terjadi. Subprime Mortgage yang mengenakan bunga tinggi sekali lagi menunjukkan betapa instrumen bunga dalam sistem keuangan yang berdasarkan fiat money sangat rentan dan potensial menyulut krisis. Jangankan membayar bunga tinggi, untuk kehidupan mereka saja, para penerima Subprime Mortgage lebih sulit dibanding mereka yang menerima pembiayaan prime mortgage. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis study peristiwa (event study) 1 dengan peristiwa yang dipilih adalah puncak Subprime Mortgage Crisis di Amerika Serikat tanggal 16 Agustus 2007, yaitu saat saham Countrywide Financial jatuh sebesar 13%. Dampak puncak Subprime Mortgage sendiri masih terus berlangsung, bahkan pada bulan Oktober 2008 krisis tersebut mencapai puncaknya dengan bangkrutnya Lehman Brothers, yang merupakan salah satu bank penjamin (investment banker) terbesar di Amerika. Akibat kebangkrutan tersebut sungguh parah dimana pasar modal Amerika dan dunia berguguran dan mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. Fokus peristiwa dalam penelitian ini adalah kejatuhan saham Cuntrywide Financial yang dianggap sebagai puncak dari awal krisis suprime mortgage. Penelitian bertujuan untuk menguji ada tidaknya abnormal return pada 10 hari sebelum terjadinya, saat, dan 10 hari sesudahnya, menguji ada tidaknya perbedaan average abnormal return sebelum peristiwa dengan sesudah peristiwa, dan menguji ada tidaknya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan sebelum peristiwa dengan sesudah peristiwa. 2. Literatur Review dan Hipotesis Otrok dan Terrones (2005) menganalisis hubungan antara house prices, interest rates dan macroeconomics fluctuations. Dengan menggunakan analisis VAR, mereka mengambil kesimpulan bahwa jatuhnya harga rumah (house prices shock) yang berasal dari AS akan mempengaruhi harga rumah di belahan dunia lain 1
Uraian lengkap tentang bagaimana melakukan penelitian berbasis event study disampaikan oleh Bauman (1983), MacKinlay (1997) dan Henderson, Jr. (1990).
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
meskipun pengaruhnya baru akan terasa beberapa lama kemudian. Hasil yang sama juga didapat dari pengaruh goncangan moneter (monetary shock) yang terjadi di AS, dimana pengaruhnya juga direspon secara global dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain itu dapat juga diketahui bahwa jatuhnya harga rumah yang hampir mencapai 1% di AS akan mengurangi GDP negara tersebut sekitar 0,2%. Ludwig dan Slok (2004) menganalisis hubungan antara konsumsi, pendapatan dan dua komponen kekayaan rumah tangga yaitu harga pasar saham dan harga pasar perumahan. Ada beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Pertama, adanya hubungan jangka panjang antara harga pasar saham dan konsumsi pribadi. Kedua, ada penyesuaian jangka pendek pada semua variabel endogonus yaitu income, stock prices, dan house prices terhadap konsumsi. Ketiga, elastisitas pengeluaran konsumsi terhadap perubahan harga saham lebih besar untuk sistem ekonomi dengan keuangan berbasis pasar daripada terhadap sistem ekonomi dengan keuangan berbasis perbankan. Sedangkan dari dalam negeri, terdapat beberapa event study terbaru yang mengamati berbagai event diluar (situasi yang tidak terkait langsung) dengan aktivitas-aktivitas ekonomi. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Muhammad Hendra (2006) pada Bursa Efek Indonesia yang meneliti tentang pengaruh fatwa MUI terhadap abnormal return saham Jakarta Islamic Index. Hendra menemukan bahwa terdapat abnormal return pada periode lima hari sebelum keluarnya fatwa MUI, saat keluarnya fatwa MUI, dan lima hari setelah keluarnya fatwa MUI. Terdapatnya abnormal return lima hari sebelum fatwa MUI disebabkan karena sebelumnya memang perkembangan saham syariah cukup bagus. Ditemukannya abnormal return pada saat diumumkannya fatwa MUI menunjukkan bahwa pasar berekasi atas fatwa tersebut. Imbas dari fatwa MUI ini masih dirasakan sampai lima hari setelah keluarnya fatwa. Dari penelitian-penelitian sebelumnya itu dapat kita ketahui bahwa variabel makro maupun mikro ekonomi serta peristiwa yang bahkan tidak terkait langsung dengan peristiwa ekonomi dapat mempengaruhi pasar modal suatu negara. Penelitian ini sendiri mengangkat konsep event study yang sama dengan yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dalam negeri sebelumnya yaitu dengan mengamati pergerakan harga
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
saham untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat suatu peristiwa. Namun perbedaanya terletak pada jenis variabel ekonominya dimana penelitian ini menganalisis pengaruh variabel makro ekonomi luar negeri yaitu tentang pengaruh Subprime Mortgage Crisis di Amerika Serikat bagi pasar modal Indonesia. Mengacu pada uraian tentang kemungkinan adanya pengaruh variabel makro ekonomi dunia yaitu peristiwa Subprime Mortgage Crisis di Amerika Serikat bagi pasar modal Indonesia tentang potensi jatuhnya harga saham dan perbedaan volume perdagangan, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: H1 =
terdapat abnormal return yang signifikan pada hari-hari di sekitar puncak Subprime Mortgage Crisis pada 16 Agustus 2007.
H2 =
terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah puncak Subprime Mortgage Crisis pada 16 Agustus 2007.
H3 =
terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan yang signifikan sebelum dan sesudah puncak Subprime Mortgage Crisis pada 16 Agustus 2007.
3. Metode Penelitian Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 111 hari bursa yang dibagi menjadi dua periode, yakni periode estimasi (estimation period) dan periode peristiwa (event period). Periode estimasi selama 90 hari, yakni dari t-100 hingga t-11 sebelum event-day. Periode kejadian selama 21 hari, yakni terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa (pre-event), saat peristiwa, dan 10 hari setelah peristiwa (postevent). Data penelitian ini mencakup perdagangan saham mulai
26 Maret 2007
sampai 31 Agustus 2007. 3.1
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar
di BEI mulai Februari 2007 hingga Januari 2008 sedangkan metode pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terus tercatat dalam LQ-45 selama periode penelitian.
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Berdasarkan hasil evaluasi BEI terhadap saham emiten yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45 yang didasarkan pada tolok ukur likuiditas dan kapitalisasi pasar, maka beberapa saham emiten yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45 periode bulan Februari - Juli 2007 mengalami perubahan pada periode selanjutnya yaitu periode bulan Agustus 2007 - Januari 2008. 2. Perusahaan yang mempunyai beta positif. Beta merupakan refleksi dari tingkat risiko sistematis dan tingkat return saham yang bersangkutan. Semakin tinggi nilai beta berarti semakin tinggi pula risiko yang dihadapi, demikian pula dengan return yang diperoleh juga semakin tinggi. Jadi pemilihan beta positif disini bertujuan untuk menyaring perusahaan LQ45 yang terlikuid dimana beta saham yang positif merupakan cerminan semakin besarnya sensitivitas saham tersebut terhadap kondisi pasar. 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1
Deskripsi Sampel dan Data Penelitian Tabel 1 menunjukkan proses seleksi sampel penelitian dimana akhirnya
terpilih 22 perusahaan. Adapun nama-nama perusahaan sampel ditunjukkan dalam Tabel 2.
SISIPKAN TABEL 1 DISINI SISIPKAN TABEL 2 DISINI
Selanjutnya dihitung nilai abnormal return masing-masing perusahaan, yang diukur sebagai selisih antara return riil dan return harapan (= ARi,t = Ri,t – E(Ri,t)). E(Ri,t) dihitung dengan menggunakan model CAPM, yaitu E(Ri,t) = Rf + (Rmt – Rf) βi, dimana Rf adalah tingkat bunga bebas risiko, Rm,t adalah return ILQ45, dan βi adalah risiko sistematik atau beta saham. Hasil perhitungan rata-rata abnormal return (average abnormal return = AAR) pada masing-masing hari di sekitar event date ditunjukkan dalam Tabel 3.
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Pada tabel 3 terlihat bahwa abnormal return ada yang negatif dan yang positif. Abnormal return negatif berarti return yang diperoleh kurang dari return harapan, dan positif berarti lebih dari return harapan. Abnormal return negatif terbesar terjadi tepat pada saat event date yaitu -0,0932, sedangkan perolehan abnormal return positif terbesar yaitu 0,0812 terjadi sehari setelah event date. SISIPKAN TABEL 3 DISINI Langkah selanjutnya adalah menghitung aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity = TVA) untuk masing-masing perusahaan. TVA adalah perbandingan antara aktivitas volume perdagangan saham X pada periode t dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Jadi TVA merupakan indikator yang menunjukkan seberapa besar aktivitas dari saham X yang diperdagangkan pada hari itu dibanding dengan saham yang beredar di pasar (outstanding stocks). Tabel 3 juga menyajikan data rata-rata aktivitas volume perdagangan (average trading volume activity = ATVA) masing-masing hari pengamatan. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa ATVA yang terendah terjadi pada hari ke -2 sebelum event date yaitu sebesar 0,0014, sedangkan ATVA yang tertinggi terjadi pada hari ke -10 sebelum peristiwa sebesar 0,0049. 4.2
Pengujian Hipotesis Sebelum menentukan alat uji yang digunakan dalam menguji hipotesis yang
diajukan maka data yang ada perlu diuji normalitas distribusi. Jika data AAR tersebut berdistribusi normal maka akan dilakukan pengujian berbasis parametrik, yaitu uji beda rata-rata satu sampel (untuk menguji hipotesis pertama) dan dua sampel (untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga). Apabila data yang ada tidak berdistribusi normal, maka ujinya bebrasis non-parametrik. Untuk menguji normalitas data digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam Tabel 4 dan dapat disimpulkan bahwa semua data AAR pada harihari di sekitar event date adalah normal.
SISIPKAN TABEL 4 DISINI
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 5 Panel A menyajikan hasil statistik dari pengujian normalitas terhadap AAR pada sebelum dan sesudah event date dan ternyata semua data berdistribusi normal. Hasil yang sama juga ditemukana pada data ATVA (Tabel 5 Panel B). Karena semua data berdistribusi nomral, pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik, yaitu t-test for mean(s) one sample and two samples.
SISIPKAN TABEL 5 DISINI
Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return pada saat periode peristiwa pada hari-hari di sekitar event date dilakukan dengan membandingkan abnormal return dengan benchmark, yaitu nol. Hasil uji ada tidaknya AAR disajikan dalam Tabel 6. Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa selama periode sebelum, saat dan sesudah event date terdapat 15 hari yang benar-benar menghasilkan abnormal return yang signifikan bagi investor, sedangkan 6 hari yang lain tidak menghasilkan abnormal return bagi investor.
SISIPKAN TABEL 6 DISINI Dari 10 hari sebelum event date, ada 8 hari dengan abnormal return yang signifikan, yaitu AR negatif diperoleh pada hari ke -1 sebesar -0,0746, hari ke -2 sebesar -0,0165, hari ke -3 sebesar -0,0156, hari ke -4 sebesar -0,0102, hari ke -6 sebesar -0,0157, hari ke -7 sebesar -0,0425, hari ke -8 sebesar -0,0094 serta hari ke 10 sebesar -0,0484 dan AR positif hanya diperoleh pada hari ke -5 yaitu sebesar 0,0444. Sedangkan 2 hari lainnya tidak ditemukan adanya abnormal return yang signifikan. Pada saat puncak krisis Subprime Mortgage ditemukan adanya abnormal return yang signifikan pada α < 0,05 yaitu AR negatif sebesar -0,0932. Sementara pada sepuluh hari sesudah event date tanggal 16 Agustus 2007, Terdapat 6 hari yang menunjukkan adanya abnormal return, yaitu AR negatif diperoleh pada hari ke 2 sebesar -0,0296 serta hari ke 5 sebesar -0,0015 dan AR positif diperoleh pada hari ke 1 sebesar 0,0812, hari ke 3 sebesar 0,0463, hari ke 4
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
sebesar 0,0277 serta hari ke 10 sebesar 0,0256. Sedangkan 5 hari lainnya tidak ditemukan adanya abnormal return yang signifikan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti selama periode penelitian ditemukan adanya abnormal return yang signifikan pada hari-hari tertentu di sekitar event date. Uji beda rata-rata dua sample dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan AAR pada 10 hari sebelum dan sesudah event date. Tabel 7 menyajikan hasil pengujian beda AAR dan ATVA. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa abnormal return 10 hari sebelum event date berbeda dengan 10 hari sesudah event datei (t=18,264, p=0,000). Artinya, ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah event date. Dengan kata lain, H2 diterima.
SISIPKAN TABEL 7 DISINI Hasil uji pada ATVA menunjukkan tidak ada perbedaan aktivitas volume perdagangan di bursa pada 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah event date (t=0,089; p=0,930). Artinya, krisis Subprime Mortgage di AS tidak mempengaruhi pergerakan volume perdagangan di bursa saham Indonesia. Dengan kata lain, H3 ditolak. Krisis Subprime Mortgage di Amerika Serikat mampu menghasilkan abnormal return yang signifikan bagi saham-saham di pasar modal Indonesia. AAR menandakan bahwa return saham-saham selama event period yang dihasilkan berbeda jika dibandingkan dengan tingkat pengembalian pada hari bursa biasanya. Namun begitu, tidak ditemukan adanya perbedaan volume perdagangan saat krisis ini terjadi dibandingkan dengan hari-hari perdagangan biasanya di bursa, dimana artinya bahwa krisis kredit perumahan di AS tidak mempengaruhi para investor Indonesia dalam melakukan aksi jual beli sekuritas. Hasil penelitian ini mirip dengan temuan Connoly dan Wang (2005) yang meneliti pengaruh S&P500 dan FTSE terhadap Nikkei. Mereka menyimpulkan bahwa foreign news atau kondisi saham-saham dunia mampu mempengaruhi volatilitas pasar modal negara lain. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh Otrok dan Terrones (2005) dimana mereka menemukan bahwa jatuhnya harga saham di Amerika Serikat yang
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
disulut oleh macroeconomic factor yaitu krisis kredit perumahan di negara itu mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pasar modal Indonesia selama periode penelitian. Penelitian ini merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk semi kuat (semistrong form efficient market form). Ditemukannya abnormal return di sekitar event date mengindikasikan bahwa pasar modal Inodnesia belum berbentuk semi kuat (Lihat Fama, 1970). Dalam hal ini investor masih mampu menggunakan informasi publik tersebut untuk menghasilkan abnormal return secara terus menerus (Gumanti, 2007:27). Jadi, foreign economics news announcements mampu diserap oleh bursa saham Indonesia yang dapat mempengaruhi volatilitas harga saham dan menghasilkan abnormal return bagi investor. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pergerakan harga saham bersama-sama (comovement in stock prices) antar bursa saham di seluruh dunia sebagai refleksi adanya perubahan global economic activity akibat adanya krisis Subprime Mortgage yang melanda AS ini. Implikasinya adalah dalam hal pengambilan keputusan investasi, investor harus lebih selektif dalam menyerap dan menyaring informasi publik sebagai dasar tindakan dalam melakukan aksi jual beli di bursa saham. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, sampel perusahaan yang diteliti hanya berjumlah 22 perusahaan karena berdasarkan hasil penghitungan beta ternyata diperoleh banyak beta negatif sehingga banyak perusahaan yang tereliminasi sebagai sampel, sehingga tingkat pengaruh yang diberikan bagi pasar modal Indonesia secara keseluruhan masih belum kuat (robust). Kedua, dengan menggunakan alat analisis event study ini tidak memperhitungkan peristiwa-peristiwa lain yang kemungkinan juga diserap oleh pasar modal Indonesia selama periode penelitian tersebut sehingga terdistorsi dengan pengaruh-pengaruh kondisi domestik maupun global yang juga sedang terjadi yang dapat mempengaruhi keakuratan hasil penelitian. 5. Kesimpulan Dan Saran Penelitian ini merupakan penelitian study peristiwa yang menguji pengaruh Subprime Mortgage Crisis di Amerika Serikat terhadap pasar modal Indonesia.
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Pengujian
dilakukan
pada
saham-saham
kelompok
LQ45.
Hasil
analisis
menyimpulkan hal-hal berikut. Pertama, terdapat abnormal return saham pada hari-hari disekitar event date dimana pada periode sebelum event date abnormal return cenderung negatif dan cenderung positif pada pasca event date. Artinya krisis Subprime Mortgage di Amerika Serikat secara signifikan memberikan pengaruh terhadap harga saham di BEI. Kedua, ada perbedaan abnormal return yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah event date. Artinya, investor cenderung memperoleh return negatif sebelum puncak krisis dan return positif sesudahnya, khususnya sehari sesudah event date. Ketiga, tidak terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Dengan kata lain, informasi yang diserap oleh pasar modal Indonesia dengan adanya Subprime Mortgage Crisis ini tidak menyebabkan perbedaan volume perdagangan di bursa artinya para investor melakukan aksi jual beli di bursa seperti hari-hari perdagangan biasanya. 5.2
Saran Berdasarkan hasil, pembahasan, kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini
dapat diajukan beberapa saran. Para peneliti lainnya dapat pula melakukan penelitian berbasis event study yang sifatnya makro global untuk terus menganalisis kesensitivitasan pasar modal Indonesia terhadap peristiwa-peristiwa dunia yang sedang terjadi khususnya krisis Subprime Mortgage yang masih belum berakhir ini. Hasil yang dilaporkan dalam penelitian ini secara tegas mengindikasikan bahwa pasar modal Indonesia belum efisien dalam bentuk semi kuat. DAFTAR PUSTAKA Bauman, Robert G., 1983, Understanding and Conducting Event Studies, Joumal of Business Finance & Accounting, 10(4):561-584. Chowdhury, Shah Saeed Hassan, dan Mollik, Abu Taher, 2006. Does Predicted Macroeconomic Volatility Influence Stock Market Volatility? Evidence from the Bangladesh Capital Market. Working Paper, University of Rajshahi, Bangladesh and School of Commerce Uni SA.
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Connoly, Robert A., dan Wang, F. Albert.
Economic News and Stock Market
Linkages: Evidence from the U.S., U.K., and Japan. Working Paper, University of North Carolina at Chapel Hill and Columbia University. Fama, Eugene F., 1970, Efficient market: A review of theory and empirical work, Journal of Finance, 25 (2): 383-417. Gumanti, Tatang A. 2007. Manajemen Investasi. Konsep, Teori dan Aplikasi. Buku Satu. Jember, Center for Society Studies. Hayo, Bernd., Kutan, Ali M. 2004. The Impact of News, Oil Prices, and Global Market Developments on Russian Financial Markets. William Davidson Institute Working Paper Number 656 February 2004. Henderson Jr, Glenn V., 1990, Problems and Solutions in Conducting Event Studies, The Journal of Risk and Insurance, 57 (2): 282-306. Ludwig, Alexander, dan Slok, Torsten. 2004. The Relationship between Stock Prices, House Prices and Consumption in OECD Countries. Working Paper, MEA, University of Mannheim and OECD, Paris. MacKinlay, A. Craig. 1997. Event Studies in Economics and Finance, Journal of Economic Literature, 35 (March): 13-39. Muhammad Hendra, 2006, Pengaruh fatwa MUI terhadap harga dan return saham Jakarta Islamic Index, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Otrok, Christopher., Terrones, Marco E. 2005. House Prices, Interest Rates and Macroeconomic Fluctuations: International Evidence. University of Virginia and International Monetary Fund.
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Dow Jones 13.500 13.378,87
13.400 13.270,68 13.236,13 13.235,88
13.232,54 13.236,53
13.300 13.200
13.121,35 13.090,86
13.100
13.028,92
13.000 12.861,47
12.900
12.845,78
24-Aug-07
23-Aug-07
22-Aug-07
21-Aug-07
20-Aug-07
16-Aug-07
15-Aug-07
14-Aug-07
13-Aug-07
9-Aug-07
10-Aug-07
12.800
Gambar 1 Pergerakan Index Dow Jones tanggal 9Agustus - 24 Agustus 2007
NASDAQ 2.600 2.580
2.576,69
2.560
2.556,98
2.552,80 2.544,89
2.540
2.542,24
2.541,70
2.521,30
2.520 2.508,59 2.499,12
2.500 2.480 2.460
2.458,83 2.451,07
24-Aug-07
23-Aug-07
22-Aug-07
21-Aug-07
20-Aug-07
16-Aug-07
15-Aug-07
14-Aug-07
13-Aug-07
10-Aug-07
9-Aug-07
2.440
Gambar 2 Pergerakan Index NASDAQ pada 9 Agustus – 24 Agustus 2007
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
IHSG 2.350,00 2.296,23 2.300,00 2.207,43 2.200,94
2.250,00
2.157,65
2.200,00
2.121,95
2.117,86 2.107,17
2.150,00 2.100,00
2.041,19 2.008,32
2.050,00
2.007,35
2.000,00 1.936,56
1.950,00 1.900,00 9-Aug07
10Aug07
13Aug07
14Aug07
15Aug07
16Aug07
20Aug07
21Aug07
22Aug07
23Aug07
24Aug07
Gambar 3 Pergerakan IHSG di BEI pada 9 Agustus – 24 Agustus 2007
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian Keterangan Perusahaan yang termasuk LQ45 mulai Februari 2007–Januari 2008 Kriteria 1: a. Perusahaan yang tidak tergolong LQ45 berturut-turut periode Februari-Juli 2007 dan Agustus 2007-Januari 2008 b. Perusahaan yang tergolong LQ45 berturut-turut periode Februari 2007 - Juli 2007 dan Agustus 2007 - Januari 2008 Kriteria 2: a. Jumlah perusahaan yang mempunyai beta negatif b. Jumlah perusahaan yang mempunyai beta positif Jumlah perusahaan sampel penelitian
Jumlah perusahaan 52
17 35
13 22 22
-
-
Tabel 2 Daftar 22 Perusahaan Sampel Penelitian No
Nama Perusahaan
1
Astra Agro Lestari Tbk
2
Adhi Karya Persero Tbk
3
Bank Danamon Indonesia Tbk
4
Berlian Laju Tanker Tbk
5
Bank Mandiri Persero Tbk
6
Bakrie & Brothers Tbk
7
Bank Niaga Tbk
8
Tanggal Berdiri Tanggal Listed
Beta
3 Oktober 1988
9 Desember 1997
0,0012
1 Juni 1974
18 Maret 2004
0,0846
11 Januari 1901
6 Desember 1989
0,1764
12 Maret 1981
26 Maret 1990
0,1900
2 Oktober 1998
14 Juli 2003
0,2037
13 Maret 1951
28 Agustus 1989
0,3144
11 Januari 1901
29 November 1989
0,1426
Bakrie Telecom Tbk
13 Agustus 1993
3 Februari 2006
0,7532
9
Bumi Resources Tbk
26 Juni 1973
30 Juli 1990
0,2975
10
Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
13 April 1987
10 Juni 1995
0,2407
11
Energi Mega Persada Tbk
16 Oktober 2001
4 Juni 2004
0,0059
12
International Nickel Indonesia Tbk
25 Juli 1968
16 Mei 1990
0,2084
13
Indofood Sukses Makmur Tbk
27 Mei 1995
0,0007
14
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
16 Juli 1990
0,0253
15
Kawasan Industri Jababeka Tbk
1 Oktober 1977 7 Desember 1976 12 Januari 1989
10 Januari 1995
0,7850
16
Medco Energi International Tbk
9 Juni 1980
12 Agustus 1994
0,0907
17
Bank Pan Indonesia Tbk
29 Desember 1982
0,1558
18
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
23 Desember 2002
0,2903
19
Holcim Indonesia Tbk
17 Agustus 1971 15 Desember 1980 15 Juni 1971
10 Agustus 1977
0,0705
20
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
14 April 1980
21 Maret 1994
0,0206
21
Telekomunikasi Indonesia Tbk
11 Januari 1901
14 November 1995
0,0004
22
Bakrie Sumatra Plantations Tbk
17 Mei 1911
6 Maret 1990
0,0502
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 3 Abnormal return dan Trading Volume Activity Masing-masing Hari Pengamatan Hari -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Min -0,0824 -0,0464 -0,0397 -0,0845 -0,0598 -0,0177 -0,0561 -0,0499 -0,0750 -0,1427 -0,1905 -0,0017 -0,0664 0,0170 -0,0118 -0,0240 -0,0628 -0,0308 -0,0347 -0,0375 -0,0072
Abnormal return Max Mean -0,0147 -0,0484 0,0239 -0,0036 0,0288 -0,0094 -0,0164 -0,0425 0,0207 -0,0157 0,1015 0,0444 0,0191 -0,0102 0,0189 -0,0156 0,0327 -0,0165 -0,0458 -0,0746 -0,0348 -0,0932 0,2427 0,0812 0,0325 -0,0296 0,1075 0,0463 0,1170 0,0277 0,0620 -0,0015 0,0909 0,0153 0,0407 -0,0016 0,1052 -0,0008 0,0390 0,0023 0,0710 0,0256
Trading Volume Activity Min Max Mean 0,0049 0,0006 0,0161 0,0035 0,0005 0,0148 0,0032 0,0001 0,0300 0,0032 0,0001 0,0136 0,0021 0,0001 0,0062 0,0030 0,0002 0,0131 0,0028 0,0002 0,0163 0,0029 0,0002 0,0105 0,0014 0,0000 0,0103 0,0040 0,0004 0,0146 0,0048 0,0002 0,0158 0,0047 0,0003 0,0221 0,0037 0,0002 0,0219 0,0025 0,0002 0,0174 0,0046 0,0004 0,0206 0,0021 0,0002 0,0182 0,0031 0,0003 0,0156 0,0029 0,0002 0,0279 0,0025 0,0002 0,0128 0,0022 0,0004 0,0142 0,0040 0,0002 0,0178
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Abnormal return (N=22) Normal Parameters
Hari ke-
Mean -0,0484 -0,0036 -0,0094 -0,0425 -0,0157 0,0444 -0,0102 -0,0156 -0,0165 -0,0746 -0,0932 0,0812 -0,0296 0,0463 0,0277 -0,0015 0,0153 -0,0016 -0,0008 0,0023 0,0256
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Std. Deviation 0,01658 0,01674 0,01494 0,01993 0,02176 0,02944 0,01586 0,01609 0,02236 0,02273 0,03379 0,04685 0,02792 0,02575 0,02941 0,02098 0,03493 0,01832 0,03172 0,01989 0,02374
KolmogorovSmirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,574 0,529 0,492 0,692 0,472 0,599 0,733 0,532 0,060 0,583 0,483 1,162 0,869 0,867 0,812 0,956 0,580 0,842 1,077 0,633 0,524
0,896 0,942 0,969 0,724 0,979 0,866 0,655 0,939 0,860 0,886 0,974 0,134 0,437 0,440 0,524 0,320 0,890 0,478 0,197 0,817 0,947
Tabel 5 Uji Normalitas AAR dan TVA (N=22) Keterangan
Normal Parameters Mean Std. Deviation
KolmogorovSmirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Panel A: Uji Normalitas Average Abnormal return AAR_sebelum
-0,0192
0,00620
0,553
0,920
AAR_setelah
0,0165
0,00545
0,480
0,975
Panel B: Uji Normalitas Average Trading Volume Activity ATVA_sebelum
0,0041
0,00301
0,735
0,653
ATVA_setelah
0,0041
0,00357
0,920
0,366
Reaksi Pasar Modal Indonesia......
National Conference on Management Research 2008__________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 6 Hasil Uji-t terhadap Abnormal return Tanggal 1/8/2007 2/8/2007 3/8/2007 6/8/2007 7/8/2007 8/8/2007 9/8/2007 10/8/2007 14/08/2007 15/08/2007 16/08/2007 20/08/2007 21/08/2007 22/08/2007 23/08/2007 24/08/2007 27/08/2007 28/08/2007 29/08/2007 30/08/2007 31/08/2007
Hari ke-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mean -0,0484 -0,0036 -0,0094 -0,0425 -0,0157 0,0444 -0,0102 -0,0156 -0,0165 -0,0746 -0,0932 0,0812 -0,0296 0,0463 0,0277 -0,0015 0,0153 -0,0016 -0,0008 0,0023 0,0256
Sig. (2-tailed) 0,000 0,327 0,008 0,000 0,003 0,000 0,007 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,738 0,052 0,689 0,906 0,592 0,000
Kesimpulan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan
Tabel 7 Hasil Uji Beda terhadap AAR dan TVA Sebelum dan Sesudah Event date No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Deviasi Standar t-hitung p-value
TVA
AAR Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
-0,0484 -0,0036 -0,0094 -0,0425 -0,0157 0,0444 -0,0102 -0,0156 -0,0165 -0,0746 -0,0192 0,0062
0,0812 -0,0296 0,0463 0,0277 -0,0015 0,0153 -0,0016 -0,0008 0,0023 0,0256 0,0165 0,0055
0,0049 0,0035 0,0032 0,0032 0,0021 0,0030 0,0028 0,0029 0,0014 0,0040 0,0041 0,00301
0,0047 0,0037 0,0025 0,0046 0,0021 0,0031 0,0029 0,0025 0,0022 0,0040 0,0041 0,00357
18,264 0,000
0,089 0,930
Reaksi Pasar Modal Indonesia......