Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
123
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan Kinerja Perusahaan (literature review) Muhammad Luthfi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Malahayati, Bandar Lampung Jl. Pramuka no. 27 Kemiling – Bandar Lampung Email;
[email protected] Abstract. Companies as one business unit which conducts its business activities would have a social responsibility towards the environment. Corporate social responsibility is not only be voluntary would still have become a mandatory. This study is a literature study of various empirical studies on corporate social responsibility and corporate performance. The results of this literature suggests that the magnitude of the impact of corporate activities on the environment surrounding the governance becoming a necessity for companies to be able to carry out their business. Thus, companies that undertake the responsibilities socialnya will have a good impact performance Keywords : corporate social responsibility, corporate performance.
1. Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarakat luas oleh karena itu perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada pemlik dan pemberi pinjaman, tetapi juga kepada masyarakat luas. Masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang memakai atau menggunakan dan juga sebagai penyedia barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan besar sebenarnya merupakan semacam lembaga masyarakat yaitu tempat untuk bekerjasama dalam menjalankan kegiatan usaha yang berskala besar. Perusahaan dalam operasionalnya tentu menggunakan dua sumber daya yaitu, sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal sumber daya manusia perusahaan memperkerjakan sejumlah besar pegawai dan buruh , hal ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab kepada pekerja dan organisasinya (serikat pekerja). Perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk kepentingan konsumen, hal ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab kepada kelompok masyarakat konsumen yang peka terhadap kualitas dan perubahan harga. Perusahaan berkewajiban untuk membayar pajak sesuai dengan peraturan pemerintah, hal ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab kepada pemerintah dan kelompok masyarakat yang mendapatkan manfaat dari kegiatan pemerintah. Perusahaan dalam beraktivitas menggunakan sumber daya alam, menimbulkan polusi air, tanah dan udara, hal ini menyebabkan perusahaan bertanggung jawab terhadap kualitas lingkungan alam dan sosial kepada pemerintah dan masyarakat (Zuhroh dan Sukmawati 2003). Berkaitan dengan lingkungan sosial khususnya sering terjadi ketidak harmonisan antara perusahaan dengan lingkungan sekitar misalnya kasus pencemaran lingkungan yang terjadi di Teluk Buyat akibat terjadi pembuangan limbah tailing ke laut oleh PT Newmont Nusa Tenggara (WALHI, 2005 dalam Almilia dan Wijayanto 2007). Hal tersebut tentu akan membuat pandangan masyarakat terhadap perusahaan akan berkurang dalam arti terjadi ketidaksesuaian harapan dengan yang diinginkan oleh perusahaan dan masyarakat. Dalam jangka panjang pasti akan membuat investor lebih berhati-hati untuk menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan dan tentunya berdampak pada perolehan tambahan modal perusahaan berkurang sehingga perusahaan tidak dapat mengembangkan usahanya. Penyediaan informasi yang luas dalam laporan keuangan merupakan keharusan yang disebabkan adanya permintaan berbagai pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Suatu informasi dianggap informative jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (believe) para investor dalam mengambil keputusan investasi. Adanya suatu informasi baru selain laporan keuangan akan membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga. © Riset Akuntansi Manajemen 2013
124
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
Akuntansi sebagai alat pertanggungjawaban mempunyai fungsi sebagai alat kendali terhadap aktivitas suatu unit usaha. Tanggung jawab manajemen tidak hanya terbatas atas pengelolaan dana ke dalam perusahaan kepada investor dan kreditor, tetapi juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosialnya. Keterkaitan yang terjadi antara perusahaan dengan lingkungan alam dan sosialnya, serta manfaat sosial (social benefits) dan biaya sosial (social cost) yang ditimbulkannya merupakan sisi aspek sosial pertanggungjawaban manajemen (Zuhroh dan Sukmawati 2003). Banyak literatur yang menegaskan bahwa aktivitas CSR yang tertuang dalam pengungkapan sosial perusahaan berpengaruh dan memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan (Alimlia, 2007; Balabanis 1988; Brammer, 2005; Cochran, 1984;Darwis, 2009; Fiori, 2007; Hackston & Milne, 1996. Gambar berikut dibawah ini menggambarkan hubungan tanggung jawab sosial terhadap kinerja perusahaan. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kinerja Perusahaan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Dari gambar 1. Kerangka pemikiran diatas terlihat bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan begitu juga sebaliknya, hal ini terjadi karena pelaksanaan tanggung jawab social perusahaan yang dilakukan perusahaan dibiayai oleh sumber dana perusahaan yang sifatnya terbatas. Padahal dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan ini jumlahnya tidaklah kecil. Sebagai contoh PT Telkom telah mengeluarkan dana sebesar Rp 356,54 miliar untuk Program Kemitraan (PK), terhitung sejak 2001 sampai dengan posisi Triwulan III 2006. Oleh sebab itu aktivitas social yang dididanai oleh perusahaan harus dapat diukur hasilnya. Perusahaan juga ingin mengetahui bagaimana dampak aktivitas tersebut terhadap kinerja perusahaan , sebagaimana halnya perusahaan dapat mengukur dampak investasi yang dilakukan terhadap kinerja keuangan perusahaan atau dampak investasi dalam bentuk pengembangan sumber daya manusia (human capital) terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Solihin 2009).
2. Kajian Pustaka Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu dari tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) (Solihin, 2008), Istilah stakeholder dari definisi (Gray et all, 2001) menyatakan bahwa stakeholder adalah:“…..pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, para stakeholder antara lain masyarakat, karyawan, pemerintah, supplier, pasar modal dan lain-lain.” Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Stakeholder theory berpandangan bahwa perusahaan harus melakukan pengungkapan sosial sebagai salah satu tanggung jawab kepada para stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan (stakeholders). Jones (1995) dalam solihin (2008) mengklasifikasikan pemangku kepentingan tersebut dalam 2 (dua) kategori, yaitu ; inside stakeholders dan outside stakeholders. • Inside stakeholders, terdiri dari atas orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan, seperti pemegang saham, para manajer dan karyawan. • Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
© Riset Akuntansi Manajemen 2013
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
125
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut OECD (2000) dalam Kartini (2009) “business’s contribution to sustainable development and that corporate behavior must not only ensure returns to shareholders, wages to employees, and product and services to consumers, but they must respond to societal and environmental concerns and value”. Daft (2006) dalam luthfi (2012) tanggung jawab sosial adalah “kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri”. Menurut Lawrence, Weber dan Post 2005 dalam Solihin (2009) “CSR means that a corporation should be held accountable for any of its action that affect people, their communities, and their environment”. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat tempatan. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral (luthfi ,2012). Terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam Good Corporate Governance Daniri (2005) yaitu; kerterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban (responsibility), kewajaran (fairness), dan independensi (independency). Pada intinya, pelaku CSR sebaiknya tidak memisahkan aktifitas CSR dengan Good Corporate Governance. Karena keduanya merupakan satu continuum (kesatuan), dan bukan merupakan penyatuan dari beberapa bagian yang terpisahkan Murwaningsari (2009). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial (CSR) mempunyai keterkaitan erat dengan Good Coorporate Governance. Kinerja Perusahaan Kinerja dapat diartikan sebagai hasil usaha suatu unit usaha atau perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja Perusahaan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu ; 1. Kinerja Keuangan Perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan sangat berkaitan dengan laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dimana ukurannya adalah satuan moneter dan biasanya diproxykan dengan ROA dan ROE. 2. Kinerja Sosial Perusahaan. Konsep kinerja sosial perusahaan muncul seiring dengan terjadinya berbagai penyempurnaan terhadap konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu tema sentral yang dibawa oleh konsep kinerja sosial perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat mengukur tindakan serta hasil dari tindakan sosial yang dilakukan perusahaan, seperti halnya perusahaan dapat mengukur aktivitas operasional lainnya (Solihin, 2009). 3. Metode Penelitian Sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal riset maupun dari pustaka yang ada. Penelitian Terdahulu Nama Penulis No. 1. Anggraini, Fr. Reni Retno (2006), SNA 9 Padang, Agustus
© Riset Akuntansi Manajemen 2013
Hasil Hampir semua perusahaan mengungkap kinerja ekonomi nya, disebabkan SK Menaker No. Kep-150/Men/2000 ttg tenaga kerja dan pesangon serta PSAK 57 ttg kewajiban diestimasi, kontijensi, hal ini menyebabkan perusahaan akan mengungkapkan info tertentu jika ada peraturan yg menghendakinya. Perusahaan perbankan dan asuransi lebih banyak mengungkapkan ttg SDM (50%), perusahaan dengan kepemilikan manajemen yg besar termasuk dlm industri yg memiliki risiko politis yg tinggi (high-profile) cenderung mengungkapkan info sosial yg lebih banyak dibandingkan perusahaan lain.
126
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
2.
Almilia, L.S. & Wijayanto, D. (2007)
3.
Darmawati, Deni dkk (2004) SNA VII Denpasar –Bali
4.
Hidayah, Erna (2008), JAAI Vol. 12 No. 1, juni Hal. 53-64
5.
Mapisangka, Andi (2009) JESP Vol. 1 No. 1
6.
Murwaningsari, Etty (2009)FE USAKTI, JAK Vol. 11 No. 1, Mei
7.
Rahman, Arif, Kurnia Nur Widyasari (2008), JAAI Vol. 12 No.1,Juni Hal;25-35
Hipotesis pertama, diperoleh hasil bahwa variabel Environmental Performance, Unexpected Earning, Pre-Disclosure Environment, Growth Opportunities, dan Profit Margin masing-masing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable Economic Performance. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hanya variabel Environmental Disclosure yang berpengaruh signifikan pada variable Economic Performane, sedangkan untuk variabel Unexpected Earning, Growth Opportunities, Profit Margin, Environmental Exposure, dan Public Visibility, masing-masing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable Economic Performance. Hasil analisis menunjukkan bahwa, untuk model regresi dengan return on equity sebagai variabel dependennya, hanya variabel corporate governance yang secara statistik signifikan mempengaruhi return on equity. Sedangkan tidak ada satupun variabel kontrol yang secara statistik signifikan mempengaruhi return on equity. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian didukung, yaitu bahwa corporate governance mempengaruhi kinerja operasi perusahaan. Hasil analisis model regresi dengan Tobin’s q sebagai variabel dependennya menunjukkan bahwa baik variabel corporate governance maupun variabel-variabel kontrol secara statistik tidak mempengaruhi kinerja pasar perusahaan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa corporate governance mempengaruhi kinerja pasar perusahaan secara statistik tidak didukung. Hal ini mungkin dikarenakan respon pasar terhadap implementasi corporate governance tidak bisa secara langsung (imediate) akan tetapi membutuhkan waktu. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan gcg ternyata tidak mempengaruhi kinerja pasar perusahaan. Demikian juga untuk pengungkapan wajib dan ketepatwaktuan penyampaian informasi ternyata bukan merupakan variabel moderating. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian tidak ada yang mendukung. Diantara se-mua variabel bebas yang ada, hanya vari-abel Corporate Relation Program yang memiliki pengaruh terbesar terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan PT. BIC Batam yakni dengan koefisien pengaruh sebesar 0,499. Melalui pendekatan analisa jalur (path analysis) menunjukkan Good Corporate Governance yaitu kepemilikan managerial dan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan Good Corporate Governance yang diamati melalui kepemilikan managerial dan institusional, mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan (CSR). Pengujian variabel control, yaitu CEO Tenure mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Sedangkan jenis Industri tidak mempunyai pengaruh terhadap CSR. Untuk Corporate Secretary dan Komite Nominasi dan Remunerasi juga tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. The result indicates that legitimacy from the society is the big concern of companies and therefore drives the actions of companies. However, the disclosure presumably depends on the awarness of the management toward social and environmental properity because the pressure from investors and market is still weak. © Riset Akuntansi Manajemen 2013
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
8.
9.
10.
11.
127
Sarumpaet S. (2005) JAAI
Penelitian ini menguji hubungan antar kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan-perusakaan di Indonesia. Kinerja linghungan diukur mengunahan rating kinerja lingkungan perusahaan atau PROPER yang disediakan oleh Bapedal Kementerian Lingkungan Hidup RI, sedangkan kinerja keuangan diukur dengan ROA (return on assets). Penelitian ini membuktihan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi ukuran perusahaan, listing di BEJ dan IS0 I4001 berhubungan secara signifikan terhadap kinerja lingkungan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa rating PROPER, yang disediakan oleh pemerintah Indonesia, cukup terpercaya sebagai ukuran kinerja lingkungan perusahaan, karena kesesuaiannya dengan sertifikasi internasional di bidang lingkungan, IS0 14001. Titisari, K.H., Suwardi Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa (1) isu mengenai CSR E dan Setiawan D. merupakan hal yang relatif baru di Indonesia dan kebanyakan (2010), SNA XIII investor memiliki persepsi yang rendah terhadap hal tersebut, (2) Purwokerto 2010 kualitas pengungkapan CSR tidak mudah untuk diukur; umumnya perusahaan melakukan pengungkapan CSR hanya sebagai bagian dari iklan dan menghindari untuk memberikan informasi yang relevan, (3) CSRenvironment dan CSRcommunity direspon positif oleh investor, (4) CSRemployment di respon negatif oleh investor karena pembelanjaan perusahaan dianggap mengakibatkan merusak nilai pemegang saham. Zuhroh, Diana (2003), Dari uji hipotesis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa : pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan I Putu Pande Heri yang go public telah terbukti berpengaruh terhadap volume Sukmawati SNA VI Surabaya perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. corporate social responsibility disclosure tidak mempengaruhi Luthfi, Muhammad (2012),PROCEEDING kinerja perusahaan akan tetapi corporate governance mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan dan 5th International on leverage mempengaruhi negatif signifikan terhadap kinerja Numerical perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa dengan tata kelola yang Optimization and baik maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan, sehingga akan Operations Research sinergi dengan tujuan perusahaan. Sedangkan leverage yang tinggi (ICNOOR-V) June akan menyebabkan mengurangi kinerja dimana kita ketahui dengan 26-28, 2013 Terbitan tingkat hutang yang tinggi akan membuat investor lebih berhati-hati Universitas dalam menginvestasikan dana sehingga dapat mempengaruhi kinerja Abulyatama, Aceh perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG, akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Namun, besarnya total aset terbukti tidak memengaruhi kinerja perusahaan karena besarnya kepemilikan aset belum merupakan indikasi untuk menghasilkan laba yang tinggi.
4. Hasil dan Pembahasan Perkembangan suatu unit usaha harus diikuti dengan elemen pendukungnya seperti stakeholder maupun stockholder. Konsep tanggung jawab social akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan kepada siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer) bertanggung jawab (solihin 2009). Pandangan Milton Friedman mengenai tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Menurut Friedman dalam Solihin (2009), tanggung jawab social perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat © Riset Akuntansi Manajemen 2013
128
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
sebagaimana diatur oleh hukum dan perudang-undangan. Gambar berikut dibawah ini konsepsi Friedman tentang korporasi
Gambar 2. Konsep Friedman mengenai Korporat Konsep diatas menunjukkan bahwa shareholders merupakan pemilik perusahaan dan memiliki hak kepemilikan terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Sementara itu para manajer merupakan agen (agents) yang bertindak untuk kepentingan pemilik perusahaan dimana tindakan manajer untuk melakukan program tanggung jawab sosial tersebut dibiayai oleh pemegang saham yang harus menganggung biaya tanggung jawab sosial tersebut. Pandangan The Business Roundtable mengenai Tanggung Jawab Perusahaan Menurut pandangan The Business Roundtable, keberadaan perusahaan sangat bergantung kepada dukungan masyarakat secara luas. Perusahaan juga memperoleh berbagai keistimewaan perlakuan (privileges) seperti kewajiban terbatas (limited liabilities), umur kegiatan usaha yang tidak terbatas (indefinite life) dan perlakuan pajak khusus. Menurut Roundtable, pelanggan memiliki klaim utama terhadap perhatian perusahaan. Perusahaan sangat penting untuk melayani seluruh konstituen perusahaan yang terdiri atas ; 1. pelanggan 2. karyawan 3. para penyedia dana (financiers) 4. pemasok 5. masyarakat setempat (communities) 6. masyarakat secara luas (society at large) 7. pemegang saham (shareholders) Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat secara luas sebagai salah satu bagian dari konstituen, karena masyarakat dan para konstituen telah memungkinkan perusahaan memperoleh bebagai perlakuan istimewa tersebut
© Riset Akuntansi Manajemen 2013
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
129
Pemegang saham kosntituen Karyawan Perusahaan Penyedia dana Pelanggan Pemasok Manajer sebagai Masyarakat setempat Principal Masyarakat luas Pemegang saham Sumber ; dikutip dari David P. Baro,2006, Business and It’s Environment,edisi ke-5,Perason Edication Inc., Upper Saddle River, New Jersey, halaman 666 Gambar 3. Konsepsi The Business Roundtable tentang Korporasi Keterkaitan antara konsep tanggung jawab sosial Gambar berikut dibawah ini menerangkan keterkaitan antara tanggung jawab social dengan kinerja sosia perusahaan ;
Gambar 4. Keterkaitan antara konsep CSR dengan konsep Corporate Sosial Performance, Corporate Sosial Responsivenees, Corporate Citizenship, Corporate Governance, Business Ethics, Stakeholders Management, dan Suistainable Development. Konsep Corporate Sosial Performance mencakup di dalamnya konsep CSR, yang oleh Wartick dan Cochran (1985) disebut sebagai prinsip CSR, Kartini (2009). Adapun konsep CSR sendiri mencakup di dalamnya konsep Corporate Social Responsivness yang menunjukkan sejauh mana perusahaan memberikan tanggapan terhadap berbagai isu social, yakni tanggapan yang bersifat proaktif sampai tanggapan yang bersifat reaktif. Konsep CSR juga mengandung di dalamnya unsur Corporate Governance yang akan menunjang keberhasilan perusahaan di dalam memperoleh laba sebagai salah satu kategori CSR yakni, economic responsibilities.
© Riset Akuntansi Manajemen 2013
130
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
Tahap-tahap Adopsi CSR Berikut gambar dibawah ini menunjukkan tahap-tahap adopsi CSR Lesser Tahap pertama Tahap kedua Pemegang Saham dan Karyawan Manajemen
Greater Tahap ketiga Masyarakat setempat
Tahap keempat Masyarakat luas
Sumber ; Dikutip dari Stephen P.Robbins dan Mary Coulter, 2003, Management, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey, halaman 123. Gambar 5. Tahap Perkembangan Tanggung Jawab Sosial Pada tahap awal, CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan dan manajer. Pada tahap ini pemimpin perusahaan akan mengedepankan kepentingan para pemegang saham melalui berbagai upaya untuk menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan melakukan maksimalisasi laba. Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSRnya kepada para pekerja (employees). Manajer akan mulai memberikan perhatian kepada sumber daya manusia. Upaya yang dilakukan adalah mengembangkan hak-hak karyawan, meningkatkan keamanan kerja, memberikan kompensasi yang layak. Pada tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para konstituen dalam suatu lingkungan yang spesifik di mana konstituen tersebut biasanya merupakan masyarakat setempat (local communities) yang terkena dampak secara langsung oleh operasional perusahaan di daerah tempat mereka tinggal. Pada tahap keempat, perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR kepada masyarakat setempat, melainkan mencakup pula masyarakat luas (broader society). Marom (2006;196) dalam solihin (2009) mengajukan pendekatan lain untuk melihat keterkaitan antara CSR dan Kinerja peusahaan (CSP). Merom mengembangkan lima asumsi dasar sebagai berikut ; 1. Perusahaan beroperasi di domain bisnis maupun domain CSR untuk melakukan maksimalisasi laba. 2. Utilitas para pemangku kepentingan merupakan fungsi dari level output social yang diterima oleh para pemangku kepentingan. 3. Masing-masing kelompok pemangku kepentingan memiliki fungsi utilitas (U) yang berbeda dibanding kelompok pemangku kepentingan lainnya. 4. Output social dari suatu perusahaan diasumsikan bersifat independen. 5. Reward (R) bagi perusahaan yang diperoleh melalui tindakan para pemangku kepentingan (misalnya; masyarakat local menjadi loyal terhadap produk perusahaan), adalah proporsional terhadap utilitas kelompok pemangku kepentingan. Kinerja perusahaan dengan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) Sebagaimana halnya pemerintahan negara yang melibatkan berbagai kelompok dengan berbagai kepentingan berbeda untuk mencapai suatu tujuan, corporate governance juga berkaitan dengan penyelarasan masalah tindakan kolektif yang melibatkan berbagai investor. Corporate governance juga menyangkut rekonsilisasi berbagai kepentingan yang berbeda-beda dari para pemangku kepentingan. Hal tersebut berarti bahwa tanpa adanya corporate governance yang baik akan terjadi konflik kepentingan yang bisa memberikan dampak buruk bagi kinerja perusahaan. Kesimpulan dan Saran Kegiatan CSR dan kinerja perusahaan akan selalu berhubungan karena perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat secara luas sebagai salah satu dari bagian konstituen. Oleh karena masyarakat dan konstituen telah memungkinkan perusahaan memperoleh berbagai perlakuan istimewa. Masyarakat berharap keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi mereka. Ekspektasi masyarakat tersebut dipenuhi oleh perusahaan melalui berbagai program yang bersifat filantropis. Implementasi tata kelola perusahaan akan menunjang tercapainya aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan, serta menciptakan nilai tambah pada produk dan jasa bagi shareholders dan stakeholders perusahaan © Riset Akuntansi Manajemen 2013
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
131
Daftar Pustaka Almilia, L.S. & Wijayanto, D. (2007) Pengaruh Enviromental Performance Dan Enviromental Disclosure Terhadap Economic Performance. The 1st Accounting Conference Depok. Zuhroh, D., dan Sukmawati. 2003. Analisis pengaruh luas pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor (studi kasus pada perusahaan-perusahaan high profile di BEJ), Simposium Nasional Akuntansi VI, 1314-1341 Luthfi, Muhammad (2012), Effect of Disclosure of The Corporate Social Responsibility Company Against Corporate Performance In Indonesian Stock Exchange PROCEEDING 5th International on Numerical Optimization and Operations Research (ICNOOR-V) June 2628, 2013 Terbitan Universitas Abulyatama, Aceh. Belkaoui, A. and Karpik, P.G. (1989), “Determinants of the corporate decision to disclose social information”, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 2 No. 1, pp. 36-51. Cochran, P. L. & Wood, R. A. (1984) Corporate Social Responsibility and Financial Performance. Academy of Management Journal Vol. 27, No. 1, 42-56. Cowen, S.S., Ferreri, L.B. and Parker, L.D. (1987), “The Impact Of Corporate Characteristics On Social Responsibility Disclosure: A Typology And Frequency-Based Analysis”, Accounting, Organisations and Society, Vol. 12 No. 2, pp. 111-122. Daft, Richard (2006), Management, Diterjemahkan Edward Tanujaya dan Shirly Tiolinan Penerbit Salemba, Edisi 6 Buku 1 Daniri, Mas Achmad. (2005), Good Corporate Governance, Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia. Jakata: PT Ray Indonesia Darwis, Herman (2009), Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,dan Financial Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan High Profile di BEI, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13 No. 1. Januari FCGI. (2001) Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Jilid I. FCGI, Edisi ke-3. Fiori G, Donato F, and Izzo M F. (2007), Corporate social responsibility and firms performance, an analysis Italian listed companies. www.ssrn.com. Gray, R, Kouhy, R. and Lavers, S. (1995a), “Corporate Social And Environmental Reporting: A Review Of The Literature And A Longitudinal Study Of Uk Disclosure”, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 8 No. 2, pp. 47-77. Gray, R, Kouhy, R. and Lavers, S (1995b), “Methodological Themes: Constructing A Research Database Of Social And Environmental Reporting By Uk Companies”, Accounting, Auditing andAccountability Journal, Vol. 8 No. 2, pp. 78-101. Hackston, David and Milne, Marcus J., (1996). “ Some Determinants Of Social And Environmental Disclosures In New Zaeland Companies”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 77-108 Haniffa dan Cooke. (2005). The impact of culture and governance on corporate social reporting, Journal of Accounting and Public Policy 24 : 391 - 430 Heal, G. (2005) Corporate Social Responsibility: An Economic and Financial Framework. The Geneva Papers, 30, (387–409). Hidayah, E. (2008) Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi Terhadap Hubungan antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. JAAI, 12 No. 1, 5364. Junaedi, D. (2005) Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham: Penelitian Empiris terhadap Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 2, No. 2, pp. 1-28. Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006. Jakarta. Mahoney L & Roberts R. (2003). Corporate social and environmental performance and their relation to financial performance and institutional ownership: empirical evidence on Canadian firms, School of Accounting University of Central Florida. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. © Riset Akuntansi Manajemen 2013
132
Jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 2, Desember 2013
Sarumpaet, S. (2005) The Relationship Between Environmental Performance And Financial Performance Of Indonesian, Jurnal Akuntansi dan Keuangan 7 (2). Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. (2007). “Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).” Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Makassar, 26-28 Juli 2007. Sayidah, N. (2007) Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005). JAAI Volume 11 NO. 1, 1 19. Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial: study empiris pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo Solihin, Ismail (2009) Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Penerbit Salemba Empat Jakarta, Agustus. Suranta S (2008) Analisis Pengaruh Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial (Corporate Social Responsibility) Terhadap Firm Value Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Jurnal Fakultas Ekonomi UNS. Suratno, Ignatius Bondan, Darsono, dan Mutmainah S. 2006. Pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance, Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang 23-26 Agustus. Titisari, K.H., Suwardi E, dan Setiawan D. (2010) Corporate Social Responsibility Dan Kinerja Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto Hal. 1-28 Utomo, (2000). “Praktek Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia”., Proceedings Simposium Nasional Akuntansi 3, Jakarta Hal. 99-122 World Commission on Environment and Development (WCED) (1987), Our Common Future, Oxford University Press, Oxford.
© Riset Akuntansi Manajemen 2013