PENGARUH LINGKUNGAN MAKRO, LINGKUNGAN INDUSTRI, SUMBERDAYA DAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA INDUSTRI KECIL (Studi pada Industri Kecil Furniture Kayu di Provinsi Sumatera Barat) Syamsurizaldi, Taher Al Habsji, Achmad Fauzi DH, Zainul Arifin
Abstract There are two approaches of strategic management in which each has different view in reviewing the competitive capability to select one important strategy to reach the best performance. These approaches are Organization Industrial (I/O) Theory and Resource Based View / RBV. The objective of research, therefore, is to understand the effect of macro environment, industry environment, resource, and transactional leadership on competing advantagge strategy and small industry performance, mainly at Wood Furniture Small Industry at West Sumatera Province. For testing the model relationship, therefore, the data are analyzed by Structural Equation Modeling (SEM). Result of research indicates that macro environment significantly influences industry environment. Macro and industry environments are having significant effect on competing advantagge strategy and small industry performance. Resource and transactional leadership are not having significant effect on competing advantagge strategy, but significantly influencing small industry performance. Keywords: macro environment, industry environment, transactional leadership, competing advantagge strategy, small industry performance perekonomian nasional karena populasi unit usahanya cukup besar, mampu menampung dan menciptakan lapangan kerja serta memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) (Aviliani; 2007) dan (Setyobudi, 2007). Produk usaha kecil merupakan komponen utama dari ekspor non migas yang terus digalakkan pemerintah dengan semakin menurunnya sumber devisa negara dari sektor migas. Karena itu, usaha kecil sektor industri pengolahan (manufaktur) perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah agar terus berkembang sebagai penyangga ekspor non migas di masa mendatang. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang
I. Pendahuluan Usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki tiga peran penting dalam perekonomian negara, yaitu sebagai pencipta lapangan kerja, sumber inovasi, dan pendukung usaha besar Griffin dan Ebert (dalam Najib; 2006) dan UKM terbukti memiliki daya tahan dan mampu menjadi penyangga perekonomian Indonesia ketika terjadi krisis ekonomi Indonesia karena memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan usaha besar (UB) yaitu struktur permodalan yang banyak tergantung pada dana sendiri (Azis dalam Pramiyanti, 2008) dan dibandingkan dengan UB lebih efisien (Tambunan, 2004). UKM juga memiliki peran strategis terhadap
22
Syamsurizaldi, Taher, Fauzi dan Zainul, Pengaruh Lingkungan Makro,… 23
banyak memiliki industri kecil. Industri kecil furniture kayu merupakan salah satu industri penghasil komoditi nonmigas di tanah air yang mempunyai potensi cerah karena Indonesia mempunyai bahan baku yang berlimpah dan tenaga kerja yang besar (Alphanto dan Diah; 2008). Pada tahun 2008 di Provinsi Sumatera Barat terdapat 3.441 unit usaha industri kecil furniture kayu (8,09%) dari 42.483 unit usaha industri kecil yang ada. Dampak globalisasi menjadi suatu realitas yang tak terelakkan oleh industri kecil termasuk industri kecil furniture kayu. Salah satu kecendrungan penting pada pasar dalam negeri industri furniture kayu saat ini adalah membanjirnya furniture impor, khususnya hadir lewat pasar modern (hypermarket dan superstore) yang membeli langsung dari pengimpor skala besar atau pabrikan asing. Karena itu, industri kecil furniture kayu tanpa memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing, tidak mustahil akan kalah bersaing dan akhirnya harus gulung tikar. Untuk memanfaatkan peluang pasar yang terbuka, industri kecil perlu meningkatkan daya saing dan nilai tambah (value added) produk sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan perusahaan yang semakin kompetitif dengan mengelola sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki melalui pilihan strategi yang tepat. Banyak ahli dan hasil penelitian yang mengemukakan permasalahan usaha kecil di Indonesia dari aspek manajemen sehingga memiliki daya saing yang rendah dan kurang mampu menciptakan nilai tambah. Disamping itu banyak ahli mengemukakan berbagai permasalahan yang dihadapi industri kecil baik dari aspek finansial maupun non-finansial (manajerial) diantaranya Urata dalam Pramiyanti (2008), (Urata dalam Sulaiman, 2004
dan Sugema, 2007), (Bank Indonesia dalam Aviliani, 2007), (Wijono, 2005), BPS dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM dalam Sulaiman, 2004). Ada dua pendekatan manajemen strategi dalam mengkaji keunggulan bersaing berkaitan dengan pilihan strategi untuk meraih kinerja terbaik, yaitu pendekatan Organization Industrial (I/O) Teory dan pandangan berbasis sumber daya (Resources Base View/RBV). Kedua pendekatan ini memiliki perbedaan pandangan tentang bagaimana perusahaan meraih dan mempertahankan keunggulan bersaingnya. Pearce II and Robinson Jr (1997) menegaskan beberapa hasil penelitian bahwa organisasi yang memiliki tipe strategi yang sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik. Kinerja yang buruk dari suatu perusahaan bisa jadi merupakan kegagalan perusahaan untuk mengetahui dampak penting dan dinamisnya faktor eksternal atau kegagalan perusahaan itu dalam memanfaatkan sumber daya dan kapabilitas perusahaan (Kuncoro, 2006). Beberapa penelitian sebelumnya berdasarkan pendekatan I/O Theory telah mengkaji hubungan antara lingkungan perusahaan, strategi dan kinerja pada perusahaan besar seperti pada industri semen di Indonesia (Hidayat, 2003) dan Hotel Melati di DI Yogyakarta (Maridjo, 2004). Pada usaha kecil dan menengah seperti usaha kecil berorientasi ekspor di Jawa Timur (Nurhajati, 2003) dan usaha kecil manufaktur di Indonesia (Herri, 2004). Penggunaan pendekatan I/O Theory penelitian sebelumnya pada perusahaan kecil belum menggunakan variabel lingkungan eksternal atau lingkungan makro seperti penelitian
24 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Vol. XIII, No. 1, Juni 2012
yang dilakukan pada perusahaan besar oleh Hidayat (2003). Penelitian sebelumnya yang menggunakan pendekatan RBV yang menguji secara empiris hubungan antara sumber daya, strategi dan kinerja perusahaan pada UKM antara lain Edelman et al. (2004) mengkaji hubungan antara sumber daya terhadap strategi dan kinerja perusahaan kecil di Amerika Serikat, Sunata (2007) mengkaji hubungan sumber daya, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan strategi kompetitif terhadap kinerja UKM Produk Unggulan Bordir di Jawa Timur dan Ferreira and Azevedo (2007) mengkaji hubungan antara sumber daya dan kapabilitas dengan pertumbuhan usaha kecil di Portugal. Penelitian sebelumnya mempunyai temuan yang berbeda tentang hubungan sumber daya dengan kinerja. Edelman et al. (2004) menemukan hubungan tidak signifikan antara sumber daya dengan kinerja dan tidak meneliti hubungan sumber daya dengan strategi. Sedangkan Sunata (2007) menemukan pengaruh langsung positif signifikan antara sumber daya terhadap kinerja dan strategi. Temuan yang hampir sama oleh Farreira and Azevedo (2007) bahwa sumber daya memajukan pertumbuhan usaha kecil. Berdasarkan hal tersebut menarik untuk diteliti kembali pengaruh antara sumber daya terhadap strategi dan kinerja khususnya pada industri kecil. Kemudian beberapa penelitian sebelumnya juga mengkaji hubungan kepemimpinan dengan strategi dan kinerja perusahaan. Hafsi and Gauthier (2003) mengkaji hubungan antara lingkungan perusahaan, strategi, karakteristik kepemimpinan dan kinerja perusahaan pada semua ukuran perusahaan di Kamerun. Rejas et al. (2006) mengkaji hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektifitas
perusahaan kecil di Chile. Chung (2008) mengkaji hubungan antara gaya kepemimpinan (transformasional, transaksional dan passive-ovoidant) dengan kinerja UKM di Taiwan. Penelitian Hafsi and Gauthier (2003); Rejas et al., (2006); Chung, (2008) belum meneiti secara empiris pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pilihan strategi. Secara teoritis ditunjukkan bahwa pemimpin dengan gaya kepemimpinannya menentukan strategi perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek (Thoyib; 2005). Berdasarkan beberapa model penelitian terdahulu, maka terdapat celah secara teoretis untuk mengkaji dan menguji secara empiris pengaruh gaya kepemimpinan terhadap strategi. Berdasarkan beberapa temuan penelitian sebelumnya terlihat adanya hubungan dan pengaruh antara variabel lingkungan perusahaan, sumber daya dan kepemimpinan transaksional terhadap strategi bisnis dan kinerja perusahaan. Namun terdapat beberapa perbedaan (orisinilitas) penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain: a. Penelitian ini menggabungkan variabel-variabel penelitian dari dua pendekatan utama manajemen strategi yaitu I/O Theory) terdiri dari variabel Lingkungan Makro dan Lingkungan Industri dengan pendekatan RBV terdiri dari variabel Sumber Daya dan Kepemimpinan Transaksional sebagai faktor yang mempengaruhi strategi dan kinerja perusahaan dengan objek penelitian pada industri kecil. b. Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel Lingkungan Makro terhadap Lingkungan Industri menurut model lingkungan perusahaan dari Pearce II and Robinson Jr (2007) yang belum
Syamsurizaldi, Taher, Fauzi dan Zainul, Pengaruh Lingkungan Makro,… 25
c.
d.
dikaji oleh penelitian terdahulu baik pada perusahaan besar maupun perusahaan kecil dan menengah. Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel Lingkungan Makro terhadap Strategi Keunggulan Bersaing dan Kinerja yang belum dikaji pada penelitian terdahulu pada Industri Kecil, karena di era globalisasi aktivitas usaha apapun (termasuk industri kecil) sangat terkait dengan perubahanperubahan yang terjadi di bidang ekonomi dan sosial yang merupakan dimensi dari lingkungan makro (Pearce II and Robinson Jr, 2007). Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel Kepemimpinan Transaksional terhadap Strategi Keunggulan Bersaing dan Kinerja Industri Kecil furniture kayu.
II. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan explanatory research yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi, Ed., 1995). Responden dalam penelitian ini adalah pemilik manajer industri kecil furniture kayu di Provinsi Sumatera Barat. Mengingat jumlah populasi yang besar dan tersebar, serta luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, dan keterbatasan waktu serta tenaga untuk menjangkau semua populasi (Arikunto, 1992), digunakan sampel untuk mewakili populasi yang ditentukan dengan dua tahap. Tahap pertama menggunakan metode convenience sampling (Kuncoro, 2003) dengan mengambil sebanyak 8 (delapan) kabupaten/kota mewakili masing-masing eks. wilayah Pembantu Gubernur di Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan penentuan sampel tahap pertama ditetapkan sebanyak 8 (delapan) kabupaten/kota dengan populasi sebanyak 2.893 unit usaha industri kecil furniture kayu (melebihi dari 50 % dari total populasi sebelumnya) yang dijadikan dasar penentuan ukuran sampel. Penentuan ukuran sampel (sampel size) menggunakan rumus Slovin (Setyawan, 2007) dengan galad pendugaan (presisi) pengambilan sampel penelitian 7 %. penghitungan dengan rumus Slovin didapatkan ukuran sampel sebesar 190,634 atau dibulatkan menjadi 191. Berdasarkan cara penentuan nilai dalam model, Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah Lingkungan Makro, Lingkungan Industri, Sumber Daya, dan Kepemimpinan Transaksional. Sedangkan variabel endogen dalam penelitian ini adalah Strategi Keunggulan Bersaing dan Kinerja IndustrI Kecil. Pengumpulan data utama menggunakan kuesioner dan untuk melengkapkan informasi dalam penelitian dilakukan wawancara mendalam dan dokumentasi. Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data, dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument. Data empiris yang dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif dan analisis SEM. III. Pembahasan 1. Lingkungan Makro Berpengaruh Signifikan terhadap Lingkungan Industri Berdasarkan hasil analisis SEM ditunjukkan bahwa Lingkungan Makro berpengaruh signifikan terhadap Lingkungan Industri. Temuan ini mengacu kepada I/O Theory dan model lingkungan perusahaan dari Pearce II
26 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Vol. XIII, No. 1, Juni 2012
and Robinson Jr (1997) di mana faktor-faktor yang dinamakan lingkungan eksternal dibagi menjadi tiga sub-kategori yang saling berkaitan yaitu faktor lingkungan makro, lingkungan industri, dan faktor lingkungan operasi. Perubahan yang terjadi pada lingkungan makro yang diukur dari indikator ekonomi dan sosial berpengaruh signifikan terhadap lingkungan industri yang diukur dari indikator pesaing baru, pemasok, produk subsitusi, pembeli, pesaing yang ada dan pemerintah. Terujinya secara empiris pengaruh variabel Lingkungan Makro terhadap Variabel Lingkungan Industri pada industri kecil yang belum dikaji oleh penelitian sebelumnya merupakan salah satu kontribusi penelitian ini terhadap pengembangan modal lingkungan perusahaan dari Pearce II dan Robinson Jr (1997). Oleh karena itu perkembangan lingkungan makro pada era global harus dicermati dengan baik oleh para pemilik atau manajer perusahaan untuk kemajuan usahanya termasuk pada usaha kecil. 2. Lingkungan Makro Berpengaruh Signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing Berdasarkan hasil analisis SEM ditunjukkan bahwa Lingkungan Makro berpengaruh signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing. Temuan ini juga sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah membuktikan secara empiris pengaruh lingkungan makro terhadap strategi dan kinerja perusahaan (Nurhajati, 2003; Hidayat, 2003; dan Rosdiana et al., 2005). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perubahan pada lingkungan makro sangat menentukan pilihan strategi yang digunakan oleh industri kecil furniture kayu. Semakin banyak permintaan produk dari konsumen
individu dan rumah tangga, maka semakin tepat diterapkan strategi differensiasi, sebaliknya semakin banyak permintaan produk dari konsumen untuk kontraktor dan proyek pemerintah, maka semakin tepat diterapkan strategi biaya rendah. 3. Lingkungan Makro Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil Berdasarkan hasil analisis SEM ditunjukkan bahwa Lingkungan Makro berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. Temuan ini mendukung I/O bahwa faktor eksternal (industri) lebih penting dari faktor internal dalam perusahaan yang ingin mencapai keunggulan kompetitif. Temuan ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya dari Nurhajati (2003), Hidayat (2003) dan Rosdiana et al. (2005) di mana lingkungan bisnis eksternal atau lingkungan Makro mempengaruhi atau berkorelasi dengan kinerja perusahaan. tingginya permintaan produk yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro seperti akibat peningkatan pendapatan konsumen pada musim panen, permintaan produk untuk kegiatan proyek pemerintah dan kontraktor serta gaya hidup konsumen yang dipengaruhi oleh nilai-nilai dan kebiasaan setempat menyebabkan tinggi pertumbuhan penjualan, jumlah pelanggan dan laba usaha setelah pajak yang dijadikan indikator untuk mengukur Kinerja Industri Kecil. 4. Lingkungan Industri Berpengaruh Signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing. Berdasarkan hasil analisis SEM ditunjukkan bahwa Lingkungan Industri berpengaruh signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing. Hasil penelitian ini mengacu
Syamsurizaldi, Taher, Fauzi dan Zainul, Pengaruh Lingkungan Makro,… 27
kepada I/O Theory dengan Model Lingkungan Perusahaan dari Porter (1985) dan Pearce II and Robinson Jr (1997). Lingkungan industri memberikan banyak tantangan dan peluang yang harus dihadapi oleh suatu industri dalam upaya menarik pembeli atau memperoleh sumber daya yang diperlukan, serta untuk memasarkan produk secara menguntungkan (Pearce II and Robinson Jr, 2007). Untuk memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman dibutuhan strategi yang tepat. Temuan ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah membuktikan secara empiris pengaruh lingkungan industri terhadap strategi perusahaan (Nurhajati, 2003; Hidayat, 2003; Rosdiana et al., 2005) dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya dari Sugiarto (2006) yang menemukan bahwa lingkungan industri berpengaruh signifkan positif terhadap strategi keunggulan bersaing pada industri kecil. 5. Lingkungan Industri Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. Berdasarkan hasil analisis SEM ditunjukkan bahwa Lingkungan Industri berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. Temuan penelitian ini mendukung I/O Theory yang menyatakan bahwa lingkungan persaingan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, karena lingkungan persaingan berkaitan langsung dengan operasi suatu perusahaan (Hitt et al., 1995), sehingga akan menentukan kinerja dari perusahaan tersebut, maka setiap perusahaan harus mampu mengamati dan mempertimbangkan apa yang mungkin dilakukan pihak lain yang relevan, seperti pesaing, pelanggan, pemasok, pemerintah, agar berhasil
dalam situasi persaingan (Pearce II and Robinson Jr, 2003). Temuan ini cukup menarik karena pada penelitian sebelumnya oleh Hidayat (2003) dan Sugiarto (2006) lingkungan industri berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan sedangkan pada penelitian ini berpengaruh positif. Hal itu terjadi karena objek penelitian yang berbeda dan kondisi lingkungan industri yang dihadapi juga berbeda. Pada industri kecil furniture kayu di Provinsi Sumatera Barat permintaan konsumen sangat banyak dan loyal, antar persaing yang telah ada terjalin hubungan kemitraan karena adanya ikatan kekeluargaan, hubungan emosional dan asosiasi, kemudian mencari bahan pengganti bahan baku sejenis tidak terlalu sulit karena dapat digantikan oleh beberapa jenis kayu dengan kualitas yang sama. 6. Sumber Daya Berpengaruh Signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing. Berdasarkan hasil analisis SEM ditunjukan bahwa Sumber Daya berpengaruh tidak signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing. Temuan penelitian ini berbeda dengan pendekatan RBV yang menekankan bagaimana perusahaan menjalankan strategi yang saat ini belum diimplementasikan oleh perusahaan pesaing manapun. Ketika perusahaan lain tidak mampu menduplikasikan strategi tersebut, maka perusahaan ini memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Agar suatu sumber daya bernilai, maka sumber daya tersebut harus langka, sulit ditiru dan tidak mudah. Temuan ini berbeda dengan penelitian Sunata (2007) yang menemukan Sumber Daya perusahaan berpengaruh signifikan terhadap strategi bisnis pada usaha kecil.
28 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Vol. XIII, No. 1, Juni 2012
Beberapa kondisi pada industri kecil furniture kayu yang menyebabkan sumber daya berpengaruh tidak signifikan terhadap strategi keunggulan bersaing. Pertama, segmen utama pembeli produk adalah individu dan rumah tangga dengan kecendrungan permintaan produk sesuai selera konsumen dan dipesan terlebih dahulu, bukan berupa produk standar. Kedua, kendali usaha dan inovasi produk berada pada pemilik atau manajer industri kecil sedangkan karyawan atau tukang mengerjakan sesuai dengan arahan pemilik manajer karena yang berhubungan dengan konsumen secara langsung adalah pemilik manajer industri kecil. Ketiga, dilihat dari karakteristik responden sebagian besar pemilik manajer berpendidikan SLTA ke bawah dan hanya sebagian kecil yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan bidang usaha. 7. Sumber Daya Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil Berdasarkan hasil analisis SEM menunjukkan bahwa Sumber Daya berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. Temuan penelitian ini mendukung Teori RBV yang mengemukakan bahwa setiap organisasi merupakan sekumpulan sumber daya dan kapabilitas yang unik, yang memberikan basis bagi strateginya dan merupakan sumber utama bagi labanya (Zollo dalam Hitt et al., 2001). Temuan ini mendukung temuan hasil penelitian sebelumnya yang telah membuktikan secara empiris hubungan sumber daya dengan kemajuan usaha dan kinerja usaha kecil (Rejas et al., 2006; Sunata, 2007 dan Ferreira and Azevedo, 2007).
8. Kepemimpinan Transaksional Berpengaruh Signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing Berdasarkan hasil analisis SEM ditunjukkan bahwa Kepemimpinan Transaksional berpengaruh tidak signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing. Temuan ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Lako (2004) bahwa model kepemimpinan transaksional pada hakekatnya menekankan kepada seorang pimpinan untuk menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Temuan ini juga berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya dari Hafsi and Gauthier (2003) yang menemukan pengaruh karakteristik demografis pimpinan terhadap strategi perusahaan. Temuan ini juga tidak mendukung kajian teoretis dari Thoyib (2005) yang menyatakan bahwa pemimpin dengan gaya kepemimpinannya menentukan strategi perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Secara empiris dapat dijelaskan bahwa pada industri kecil furniture kayu karyawan atau tukang hanya mengerjakan sesuai perintah dari pemilik manajer. Kepemimpinan transaksional yang kuat pada indikator imbalan kontingen dan manajemen eksepsi aktif mendorong karyawan untuk bekerja tanpa mempertimbangkan pilihan strategi. Karyawan umumnya berpendidikan SD dan SLTP, karena pengalaman cukup lama bekerja sehingga menjadi seorang tukang yang terampil, namun wawasan dan kreatifitasnya masih kurang. Kalaupun ada pelatihan yang dilaksanakan cenderung diikuti oleh pemilik manajer bukan oleh karyawan. Kemudian sistem upah borongan juga mendorong karyawan “tukang” bekerja untuk mengejar target dan kurang
Syamsurizaldi, Taher, Fauzi dan Zainul, Pengaruh Lingkungan Makro,… 29
mendukung terhadap pilihan strategi differensiasi. 9. Kepemimpinan Transaksional Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. Berdasarkan hasil analisis SEM untuk pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Kepemimpinan Transaksional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. Temuan penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Maister (2001) dan Hafsi and Gauthier (2003) bahwa kepemimpinan bisa membawa dampak terhadap kinerja finansial karena kinerja finansial dipengaruhi oleh kualitas dan hubungan dengan klien serta mempengaruhi keberhasilan usaha dan kinerja usaha kecil. Lebih spesifik temuan ini mendukung hasil penelitian Chung (2008) yang menemukan bahwa perbedaan gaya kepemimpinan memberikan efek terhadap kinerja usaha kecil menengah, di mana kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha kecil. Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya dari Rejas et al. (2006) di mana kepemimpinan transaksional berpengaruh signifikan negatif terhadap efektifitas perusahaan kecil di Chile. Secara empiris dapat digambarkan bahwa penerapan gaya kepemimpinan transaksional yang menekankan kepada kuatnya indikator imbalan kontingen dan manajemen eksepsi aktif membuat karyawan bekerja secara maksimal dalam menghasilkan produk sebanyakbanyaknya untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan laba yang menjadi ukuran dari kinerja industri kecil furniture
kayu di Provinsi Sumatera Barat. Permintaan konsumen yang cukup tinggi juga antisipasi oleh pemilik manajer industri kecil dengan meningkat penggunaan mesin dalam berproduksi sehingga mengurangi jumlah tenaga kerja tetap. 10. Strategi Keunggulan Bersaing Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil Berdasarkan hasil analisis SEM untuk pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Strategi Keunggulan Bersaing berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. Temuan ini mendukung teori yang dikemukakan David (2006) bahwa perusahaan yang memiliki kinerja tinggi cenderung melakukan perencanaan yang sistematis untuk mempersiapkan fluktuasi di masa depan dalam lingkungan eskternal dan internalnya. Perusahaan dengan sistem perencanaan yang sangat mirip dengan teori manajemen strategis menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang lebih baik dibandingkan industrinya. Temuan penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah membuktikan secara empiris bahwa strategi bisnis berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan (Herri, 2004). IV. Penutup Berdasarkan analisis deskriptif masing-masing variabel penelitian didapatkan gambaran kondisi industri kecil furniture kayu di Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut: (1) Industri kecil sulit mendapatkan kredit dari bank dan bunga kredit bank yang dipersepsikan tinggi, lebih tingginya permintaan produk akibat peningkatan pendapatan pada musim panen dari pada permintaan untuk proyek pemerintah atau kontraktor. Nilai-nilai
30 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Vol. XIII, No. 1, Juni 2012
dan kebiasaan pada masyarakat Minangkabau mempengaruhi permintaan beberapa jenis produk industri kecil furniture kayu untuk perabotan rumah tangga menjelang bulan puasa, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. (2) Pesaing baru industri kecil dipersepsikan memiliki modal agar besar dan memiliki kemampuan yang sama dalam menghasilkan produk dengan kualitas dan harga jual yang sama. Pemasok memiliki posisi tawar yang cukup tinggi namun bagi produsen tidak sulit mencari bahan baku pengganti karena tersedianya beberapa jenis-jenis kayu dengan kualitas yang sama dari pemasok yang berbeda. Ancaman barang substitusi terutama berasal dari produk campuran aluminium dan plastik untuk produk mobiler kantor dan sekolah. Kemampuan pembeli cukup besar dan kecendrungan untuk berpindah ke produsen kecil. Pesaing yang telah ada cukup banyak namun dipersepsikan tidak menjadi ancaman tetapi sebagai mitra bisnis karena adanya modal sosial yang terbangun oleh ikatan kekeluargaan, hubungan emosional dan asosiasi. Pemerintah belum berperan banyak dalam membina industri kecil furniture kayu baik melalui pemberian bantuan kredit permodalan, pelatihan maupun promosi produk. (3) Industri kecil furiture kayu memiliki sumber daya keuangan cukup baik dengan kemampuan modal sendiri cukup besar, memiliki sumber daya fisik berupa tempat usaha yang layak, lokasi usaha yang strategis dari sasaran penjualan produk dan sumber bahan baku, memiliki kesiapan peralatan dan bahan baku untuk memenuhi permintaan puncak kosumen, didukung oleh jumlah karyawan yang cukup. Intensitas memperbaiki bentuk produk cukup tinggi dan didukung oleh karyawan yang ikut memberikan ide.
Reputasi di hadapan pelanggan cukup baik dan agak kurang terhadap pemasok. (4) Kepemimpinan transaksional ditekankan pada imbalan kontingen dan manajemen eksepsi aktif. Pemilik manajer selalu berusaha memenuhi imbalan kepada karyawan tepat waktu. Pengawasan terhadap karyawan dalam bekerja cukup kuat, sedangkan penerapan manajemen eksepsi aktif dan dimensi laissez faire agak lemah. (5) Sesuai dengan kondisi lingkungan makro dan lingkungan industri yang dihadapi industri kecil serta karakteristik pembeli utama produk yaitu konsumen individu dan rumah tangga, maka plihan strategi keunggulan bersaing yang dominan adalah strategi differensiasi dari pada strategi biaya rendah. (6) Kinerja Industri Kecil utamanya diukur dengan pertumbuhan nilai penjualan, pertumbuhan laba setelah pajak dan pertumbuhan jumlah pelanggan yang memiliki kontribusi yang tinggi. Pertumbuhan tenaga kerja tetap kurang berkontribusi dalam mengukur kinerja industri kecil furniture kayu karena penggunaan tenaga kerja musiman dan meningkatnya penggunaan mesin dalam berproduksi. Berdasarkan hasil analisis SEM terhadap pengembangan model penelitian yang diajukan berdasarkan pendekatan I/O Theory dan model lima kekuatan Porter (Porter’s Five-Forces Model), pendekatan RBV dan pengembangan teori kepemimpinan transaksional serta studi empirik sebelumnya tentang hubungan antar variabel sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Hasil pengujian hipotesis sebanyak 10 (sepuluh) hipotesis menunjukkan bahwa 8 (delapan) hipotesis berpengaruh signifikan dan 2 (dua)
Syamsurizaldi, Taher, Fauzi dan Zainul, Pengaruh Lingkungan Makro,… 31
berpengaruh tidak signifikan. (2) Variabel yang berpengaruh signifikan adalah Lingkungan Makro berpengaruh signifikan terhadap Lingkungan Industri, Strategi Keunggulan Bersaing dan Kinerja Industri Kecil. Lingkungan Industri berpengaruh signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing dan Kinerja Industri Kecil. Sumber Daya dan Kepemimpinan Transaksional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Industri Kecil. (3) Selanjutnya untuk variabel Sumber Daya dan Kepemimpinan Transaksional berpengaruh tidak signifikan terhadap Strategi Keunggulan Bersaing.
Daftar Pustaka Alphanto, Jerry dan Diah, Buddy Utama, 2008. Strategi Ekspor Furniture Kayu Indonesia ke Jepang., http://www.digili.ui.ac.id/opac/them es/libri2/detail. Aviliani, 2007. Revitalisasi Relasi Perbankan dan UMKM Dalam Pembangunan Ekonomi, makalah pada Seminar “Membangun Sinergitas Bangsa Menuju Indonesia yang Inovatif, Inventif dan Kompetitif, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Chung, Wen Yang, 2008. The Relationship Among Leadership Styles, Enterpreneurial Orientation, and Business Performance, Journal Managing Global Transition, Vol. 6(3), pp. 257-275. Fereira, Joao and Azevedo, Susana. 2007. Enterpreneurial Orientation as a main Resource and Capability on Small Firm’s Growth. MRPA Paper
No. 5682, posted 09 November 2007. Hafsi, Taiieb and Bernard Gauthier, 2003. Environment, Strategy, and Leadership Pattern as Determinant of Firm Performance: A Study of Cameroonian Firms, La Chaire de management strategique international Walter-J-Somers, HEC Montreal. Herri, 2004. Analysis of Factors Influence the Performance of Indonesian Small and Medium Enterprises (A Recourse-Base Theory Approach, Journal of. Political Economy ,1067-1085. Retrieved February 19, 2006, from international council of small business web site: http://www. csb.org/2003icsbworldconference Hidayat, Imam, 2003. Pengaruh Faktor Lingkungan Makro, Lingkungan Industri dan Lingkungan Eksternal Terhadap Marketing Strategies dan Kinerja Perusahaan: Berdasarkan Persepsi Para Manajer Pada Industri Semen di Indonesia. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang. , Mudrajad., 2006. Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif? Erlangga, Jakarta. Maridjo, Herry. 2004. Pengaruh Orientasi Pasar dan Strategi Generik Terhadap Kinerja Perusahaan: Dengan Lingkungan Pemasaran Sebagai Variabel Moderator. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang. Najib, Mukhamad, 2006. Peningkatan Kinerja Bisnis Usaha Kecil (UKM) dengan Pengembangan Orientasi Pasar. Jurnal Manajemen Publikasi Penelitian dan Review, November, Vol.1 (2), hal. 32-40. Nurhajati, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Keunggulan Bersaing Usaha Kecil
32 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Vol. XIII, No. 1, Juni 2012
yang Berorientasi Ekspor di Jawa Timur. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang Pearce II, J.A and Robinson Jr, R.B., 1997. Manajemen Stratejik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Alih Bahasa oleh Agus Maulana, Binarupa Aksara, Jakarta. Pearce II, J.A. and Robinson Jr, R.B, 2007. Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control, 10th edition, McGraw-Hill Companies, Inc. Yanivi Bachtiar dan Christine (penterjemah), 2008. Managemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, edisi 10 buku 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Pramiyanti, Alila., 2008. Studi Kelayakan Bisnis untuk UKM, Media Pressindo, Yogyakarta. Rejas, Liliana-Pedraja, Ponce, Emilio Rodriguez, Almonte, MilagrosDelgado and Ponce, JuanRodriguez, 2006. Transformastional and Transactional Leadership: A Study of Their Influence in Small Companies. Ingeniare-Revista de Ingenieria, May-August, Vol 14 (2),pp.159-166. Setyobudi, Andang. 2007. Peran Serta Bank Indonesia Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Makalah yang disampaikan dalam Seminar tentang Perda UMKM di Bank Indonesia. Sulaiman, Suhendar, 2004. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi Pasar Regional dan Global. lnfokop, 25 Tahun XX, hal. 113-120. Sunata, I Wayan, 2007, Pengaruh Sumber Daya Perusahaan Terhadap Kapabilitas, Keunggulan Kompetitif, Stategi Kompetitif dan
Kinerja Perusahaan: Studi pada UKM Produk Unggulan Bordir di Propinsi Jawa Timur. Disertasi Program Doktor Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang. Tambunan, TTH., 2004. Prospek Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas dan Globalisasi Ekonomi Dunia. Makalah pada Kongres Sarjana Ekonomi lndonesia-XV, BatuMalang. Thoyib, Armanu., 2005. Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi dan Kinerja: Pendekatan Konsep, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Maret, Vol.7 (1) hal.60-73. Wijono, Wiloejo Wirjo,. 2005. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem Keuangan Nasional: Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai Kemiskinan, Kajian Ekonomi dan Keuangan, edisi khusus November 2005.