BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek pariwisata itu berada akan mendapatkan pemasukan dari pendapatan setiap obyek pariwisata. Menurut Soekadijo pariwisata adalah : Segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan pembangunan hotel, pemugaran cagar budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan sebagainya semua itu dapat disebut kegiatan pariwisata sepanjang dengan kegiatan-kegiatan itu semua dapat diharapkan para wisatawan akan datang (Soekadijo, 1997: 2) Pengembangan dan pendayagunaan pariwisata secara optimal mampu meningkatkan sangat
pertumbuhan
diperlukan
dalam
ekonomi,
sehingga penanganan yang baik
upaya pengembangan
obyek-obyek
wisata
di
Indonesia. Ada banyak tempat wisata terutama wisata alam di Indonesia dan tersebar di beberapa daerah. Misalnya Bali, Raja Ampat, Pulau Lombok dan lain-lain. Salah satu tempat wisata yang terkenal di Jawa Barat adalah Pantai Pangandaran. Gambar 1.1 Pantai Pangandaran
Sumber : http://static.initempatwisata.com Gambar 1.2 Pantai Pangandaran
1
Sumber : http://static.initempatwisata.com Gambar 1.3 Pantai Pangandaran
Sumber : http://static.initempatwisata.com Pantai pangandaran ini menempati posisi pertama untuk kategori tempat wisata pantai terbaik di Jawa Barat. Pantai pangandaran selalu dijadikan pilihan utama saat libur tiba, terbukti dengan selalu penuhnya pantai tersebut pada saat hari libur. (www.pariwsata-info.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 pukul 19.00 WIB) Pangandaran memang selalu dijadikan tujuan wisata utama untuk para wisatawan di Jawa Barat. Bahkan setiap tahun selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung di pantai Pangandaran ini. Seperti yang diberitakan di website fokusjabar, bahwa ada peningkatan pengunjung pantai Pangandaran dari tahun 2015 ke tahun 2016.
2
Gambar 1.4 Suasana Pantai Pangandaran
Sumber : http://static.initempatwisata.com Pada tahun 2016 ini pengunjung dari pantai ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Kepala Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Pangandaran, Muhlis mengatakan, pada tahun 2015 lalu jumlah pengunjung mencapai 100 ribu. Namun untuk tahun baru 2016 ini terjadi peningkatan mencapai 145 ribu pengunjung. (http://fokusjabar.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 pukul 20.20 WIB) Berdasarkan informasi di atas maka jumlah pengunjung di Pangandaran ini cukup tinggi. Tingginya jumlah pengunjung pantai Pangandaran ini menimbulkan masalah tersendiri bagi Dinas Pariwisata setempat. Masalah utama yang disorot oleh pemerintah adalah masalah kebersihan lingkungan di pantai Pangandaran itu sendiri. Sampah menjadi persoalan yang belum terpecahkan di Kabupaten Pangandaran, terutama di objek wisata pantai. Soalnya, belum ada instansi yang bertanggung jawab terkait pengelolaan sampah di pinggir pantai. Akibatnya, sampah kerap berserakan setiap libur tiba. (http://www.pikiran-rakyat.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 pukul 19.15 WIB)
3
Gambar 1.5 Keadaan pantai Pangandaran yang berserakan sampah
Sumber : www.pikiran-rakyat.com Gambar 1.6 Seseorang Memungut Sampah
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com Banyaknya sampah yang berserakan tentu saja akan mengurangi keindahan dari pantai Pangandaran. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran diri dari para wisatawan maupun Dinas Pariwisata dalam menangani masalah sampah ini. Wisatawan harus peduli dengan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dinas Pariwisata juga harus bisa menyediakan sarana, seperti tempat sampah yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau, petugas kebersihan di sekitar pantai, dan juga mobil pengangkut sampah.
Selain sampah yang berasal dari para wisatawan, hotel-hotel dan pabrik di sekitar pantai juga ikut menyumbang limbah yang mereka hasilkan sehingga
4
menambah masalah yang harus dihadapi oleh Dinas Pariwisataan. Limbah yang dihasilkan oleh hotel biasanya dibuang ke sungai, dari sungai limbah tersebut mengalir ke pantai sehingga akan mengotori pantai. Salah satu permasalahan yang masih jadi PR untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran adalah permasalahan limbah yang dihasilkan oleh perhotelan yang berada di kawasan obyek wisata pantai Pangandaran. (http://www.harapanrakyatonline.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 puku 19.30) Nampaknya, belum ada kesadaran dari para pemilik-pemilik hotel tentang kepedulian terhadap lingkungan. Masih banyak hotel-hotel di sekitar pantai yang membuang sampah ke pantai sehingga membuat banyak sampah di sekitar pinggir pantai. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi Dinas Pariwisata kepada para pemilik-pemilik hotel tentang kesadaran pada lingkungan. Selain itu Dinas Pariwisata juga harus menyediakan sarana pembuangan sampah seperti tempat sampah, petugas kebersihan, dan truk pengangkut sampah. Menurut Yoeti (2002) pada bukunya berhasilnya suatu tempat pariwisata sangat tergantung pada 3A, yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas. Adapun penjelasan tentang atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yaitu atraksi merupakan daya tarik dari suatu objek pariwisata yang meliputi “apa yang bisa kita lihat” atau “apa yang bisa kita lakukan” di suatu objek wisata. Amenitas yaitu fasilitas yang tersedia di suatu objek wisata seperti rumah makan, toilet, hotel dll. Aksesibilitas yaitu akses yang ditempuh menuju suatu objek wisata. Berdasarkan data-data di atas penulis membuat karya akhir berupa film dokumenter “Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan”. pada film ini penulis ingin mengetahui apakah yang menyebabkan masalah kebersihan ini sulit teratasi. Apakah karena kurangnya kesadaran dari wisatawan dan para pengusaha atau karena belum memadainya sarana yang disediakan Dinas Pariwisataan Kabupaten Pangandaran dan apakah sampah yang berserakan di objek wisata Pantai Pangandaran akan berdampak pada atraksi objek wisata Pantai Pangandaran itu sendiri.
5
1.2 Fokus Permasalahan Dalam film dokumenter “Pangandaran Bersih, Menarik,dan Menawan” ini, penulis memfokuskan pada bagaimana keadaan objek pariwisata Pantai Pangandaran. Tetapi lebih menitik beratkan pada masalah kebersihan dan penanggulangan kebersihan di objek wisata Pantai Pangandaran dan atraksi dari objek wisata Pantai Pangandaran oleh Dinas Pariwisata Pantai Pangandaran. 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya Dinas Pariwisata dalam menanggulangi maslah kebersihan yang terjadi di Pantai Pangandaran? 2. Apakah sampah yang berserakan di objek wisata Pantai Pangandaran akan berdampak pada atraksi objek wisata Pantai Pangandaran? 1.3 Tujuan Tujuan dari film ini adalah untuk mengetahui penyebab dari masalah kebersihan,
dan
memberikan
solusi
kepada
Dinas
Pariwisata
dalam
menanggulangi masalah kebersihan tersebut. 1.4 Manfaat a. Aspek teoretis Manfaat teoretis dari proyek akhir ini adalah agar menambah pengetahuan dalam pengembangan teori sinematografi yang berkaitan dengan ilmu komunikasi khususnya produksi film.
6
b. Aspek Praktis Adapun manfaat praktis dari proyek akhir ini adalah : 1. Untuk Dinas Pariwisata Dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara memerikan melakukan penanggulangan masalah yang ada di pantai Pangandaran, terutama masalah kebersihan. 2. Untuk wisatawan Dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara menjaga dan merawat tempat wisata dengan baik. 1.5 Konsep Perencanaan Karya Akhir
Dalam pembuatan film dokumenter ini, penulis membagi proyek menjadi 3 bagian: pra produksi, produksi, pasca produksi. 1.5.1 Draft Konsep Pra Produksi 1. Alur Pembuatan Karya: a. Pra Produksi Pada tahap pra produksi, penulis mencari data-data terkait objek dan subjek serta melakukan survei langsung ke lokasi dimana subjek berada. Selagi survei dilakukan, kegiatan berikutnya penulis adalah membuat naskah. Pembuatan naskah ini dilakukan langsung di lapangan. Dengan harapan, naskah yang ditulis sesuai dengan realitas yang terjadi di lapangan. Setelah itu, penulis menentukan jadwaljadwal shooting yang termasuk ke dalam timeline produksi. b. Produksi Dalam tahap produksi, penulis melakukan pengambilan gambar di lapangan. Yang baik terdiri dari kebutuhan audio serta visual. Kegiatan yang dilakukan di lapangan untuk pemenuhan kebutuhan audio serta visual yaitu dengan cara mengunjungi objek dari film, melakukan
7
wawancara kepada narasumber, serta pengumpulan data-data pendukung lainnya agar karya yang dihasilkan lebih akurat. Teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan teknik pengembilan gambar handheld. Penulis menggunakan teknik ini dikarenakan oleh keterbatasan waktu, alat, serta sumberdaya manusia. Selain karena keterbatasan tersebut, apabila dengan teknik ini dapat dibungkus dengan kreativitas, maka dapat menghadirkan kesan yang lebih nyata kepada penonton. c. Pasca Produksi Dalam memproduksi film dokumenter ini, penulis menggunakan kamera DSLR dengan beberapa lensa pendukung diantaranya, lensa 1855mm, dan lensa fix 50mm untuk keperluan pengambilan gambar. Penggunaan kamera DSLR, atas pertimbangan penyimpanan data yang dihasilkan oleh kamera lebih mudah diakses dan ringan, kamera DSLR menggunakan media penyimpanan data dengan System Digital Card atau SD Card. Penggunaan DSLR dengan media penyimpanan MMC dan CF akan menghasilkan data dalam format digital video, dan dalam format .MOV. Data dengan format .MOV ini data dapat langsung digunakan pada software editing seperti Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect, sehingga penulis tidak perlu lagi melakukan proses convert data untuk melakukan proses editing. Lalu proses editing akan masuk pada beberapa tahap yang terbagi atas keperluan gambar dan suara yaitu, Offline Editing, Music Scoring, Online Editing, Color Grading dan Mastering. Offline editing Dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara kasar hasil gambar yang diinginkan. Dalam pembuatan film dokumenter ini, offline editing yang dilakukan adalah memilih shot gambar yang baik, kemudian mengatur letak posisinya untuk menciptakan keterpaduan dan kesinambungan dalam gambar yang akan diedit sehingga menciptakan sebuah cerita yang kontinuiti dengan gambar yang dinamis.
8
Online Editing Dalam sebuah film fungsi online editing ialah salah satu proses akhir dimana penulis akan memasukkan ilustrasi, narasi, efek, koreksi warna, dan lain-lain sehingga hasil dari online editing bisa langsung menjadi sebuah film yang utuh. Music Scoring Proses ini dilakukan karena berfungsi untuk menciptakan irama yang struktural dan merangsang tanggapan emosional yang bertujuan memperjelas dan memperkuat makna gambar visual. 1.5.2 Data Khalayak Sasaran i. Demografis 1) Usia
: 25 – 40 tahun
2) Pekerjaan
: Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran dan wisatawan
3) Jenis Kelamin
: Pria dan wanita
ii. Psikografis Secara
psikografis,
Pangandaran” Kabupaten
adalah
target
audience
film
anggota-anggota
Pangandaran,
Pemilik
dokumenter
dari
hotel,
dan
Dinas
“Pantai
Pariwisataan
wisatawan
pantai
Pangandaran. Target Dokumenter ini ditunjukan untuk dewasa. 1.5.3 Tujuan Media yang digunakan Media yang akan digunakan untuk mempublikasikan karya adalah youtube. Youtube digunakan penulis karena dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja, sehingga mudah untuk ditonton oleh masyarakat luas. 1.5.4 Cara Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada skripsi karya akhir ini, dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Pengambilan gambar di lokasi secara langsung 9
b. Pengumpulan data seperti : berkas data audio dan visual baik berupa Data Digital maupun data mentah c. Interview dengan subbjek yang berkaitan dengan film d. Pengumpulan bukti otentik berupa apa saja yang berkaitan dengan film 1.5.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan produksi program film “Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan” ini akan mengambil lokasi di Kabupaten Pangandaran. Serta pengerjaan karya akhir ini diperkirakan akan berlangsung mulai dari bulan Juli 2016 hingga Oktober 2016. Berikut tabel perkiraan waktu tersebut : Tabel 1.1 Perencanaan Waktu Pengerjaan Film Dokumenter “Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan” Waktu KEGIATAN Juli 2016
Agustus 2016
September 2016
Oktober 2016
Mencari topik pembahasan Mengumpulkan keseluruhan informasi melalui riset Menyusun proposal Seminar proposal Pengumpulan data melalui observasi
10
Analisis data Editing Sidang Skripsi Karya Akhir
Sumber : Hasil Olahan Penulis
1.5 Skema Rancangan Proyek Bagan 1.1 Skema Rancangan Proyek Menyiapkan Topik Pembahasan
Membuat sebuah film dokumenter yang berkaitan dengan realitas di Pantai Pangandaran
Pra Produksi
Produksi
Pasca Produksi
Merumuskan ide, menentukan ide, pencarian data, survey subjek dan objek, menyusun outline film, membuat timeline produksi
Pengambilan gambar (visual) & pengambilan suara (audio)
Offline editing, online editing, music scoring, mastering
Ayawaila (2008:97-127) Ayawaila (2008:131-168)
Ayawaila (2008:35-81)
Film Dokumenter “Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan”
Sumber: Hasil Olahan Penulis
11