STUDI LAPANGAN TERHADAP PENYUSUNAN DESAIN AMBROLNYA PONDASI JEMBATAN KERTEN Fatchur Roehman Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Diponegoro 1B Jogoloyo Demak Telpon (0291) 686227 Abstrak : Jembatan Kerten menghubungkan jalan antar dusun sebagai fungsi transportasi dan akses hasil pertanian, jembatan tersebut dilewati sungai yang mengairi areal persawahan dan perkebunan di Desa Pojok, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan seluas 23 Ha. Sungai tersebut bersumber dari beberapa sungai kecil yang diatasnya dari desa lainnya. Namun pada tahun 2010 jembatan yang terbuat dari bis beton diameter 100 cm kondisinya rusak, sehingga diusulkan ke PNPM-Mandiri Perdesaan pada tahun 2011 namun baru terealisasi pada PNPM Paska Krisis 2011 sebagai sisa usulan MAD Penetapan 2011. Kerusakan jembatan tersebut karena tidak mampu untuk menampung debit sungai yang besar serta kondisi jembatan lebih rendah sering tergenang atau terjadi limpasan disaat terjadi hujan deras. Kondisi sangat menyulitkan karena jembatan tersebut terletak di dua pertemuan dari dua sungai. Dalam perencanaan tersebut digunakan konstruksi jembatan plat dari bahan cor beton dan konstruksi bawanhya atau pondasinya terbuat dari pasangan batu belah putih, disaat pelaksanaan pemasangan pondasi jembatan baru ketinggian 1 m terhantam aliran sungai yang deras akibat hujan deras tiba, sehingga terjadi pemusaran aliran pertemuan di dua sungai tersebut. Kerusakan pondasi diluar rencana desain semula, sehingga perlu dilaksanakan re-desain dan membangun jembatan kembali. Kata kunci : Studi lapangan, desain, pondasi jembatan
situasi pemulihan dari keadaan ekonomi
PENDAHULUAN Negara Indonesia saat ini menghadapi permasalahan
yang
berkenaan
kelangsungan hidup masyarakat yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat yang
hidup
kemiskinan.
pada Kita
berbagai
upaya
kemiskinan
telah
kisaran ketahui
garis bersama
penanggulangan dilakukan
oleh
Pemerintah dalam bentuk dan metode yang berbeda-beda, ada yang bermaksud
yang
menangani dalam kurun waktu yang
menggembirakan, ada pula program
relatif cepat. Karena kondisi dan situasi
khusus
menghendaki ditujukan
demikian,
sebagai
sebelumnya
yang
ada
yang
penanggulangan
program
yang
narkoba,
bermaksud melakukan recovery, hal ini
ketimpangan
biasanya untuk menghadapi kondisi dan
sebagainya.
hak
kurang
ditujukan
bagi
kenakalan
remaja,
azasi
manusia,
gender
dan
lain
Jika dicermati problem
- UNISFAT, Vol. 8, No.Ambrolnya 1, September 2012 Jembatan Hal 31 - 40Kerten Studi LapanganTEKNIK Terhadap Penyusunn Desain Pondasi 31JURNAL – Fatchur Roehman
31 31
utama yang mempengaruhi munculnya
masyarakat hanya digerakkan untuk
kemiskinan adalah kemampuan dan
membuat
kesempatan (akses) masyarakat dalam
perencanaan sementara keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
tetap berada pada sumber di luar
dan pelestarian yang tidak mendorong
masyarakat.
masyarakat
menyiratkan
untuk
berkembang
dan
berperan.
sebagai
pedoman
dalam
diantaranya adalah:
kelompok
Lembaga
pendampingan
kemandirian
tingkat dan
kematangan kompleksitas
yang
masalah, sejumlah sumber daya
sejumlah
pendampingan baru sebagai mitra
pendamping. Tidak menempatkan
usaha kelompok perlu dijajagi dan
diri dalam konsep maupun praktek
difasilitasi
sebagai
kepentingan keberlanjutan.
”men-support”
atasan
dari
kelompok
komunikasinya
Dari
Adanya kebutuhan, masalah serta
tergambarkan pula kondisi keberadaan
sumber
dapat
kemiskinan masyarakat yang ada di
tingkat
Desa Pojok, Kecamatan Tawangharjo
merta
karena hasil bumi yang ada didesa
merupakan sebuah legalitas bagi
tersebut tidak dapat terakses dengan
lembaga untuk berbicara atas nama
mudah karena harus melewati Desa
masyarakat.
Tarub apabila mau ke pasarnya. Salah
Konsep pengembangan dari bawah
satu jembatan yang sebagai penyebabnya
(bottom-up),
dari semua faktor tersebut.
daya
yang
masyarakat,
di tidak
serta
secara
sepihak
pengantar
tersebut
untuk
masyarakat.
dikembangkan
harus
spesialis dibanyak bidang, sejalan dengan
Partisipasi
Lembaga Pendampingan, bukanlah
pengembangan Metode Pendampingan,
membuat
didalamnya dan sebaliknya.
Beberapa prinsip yang dapat dijadikan
usulan,
diatas
Jembatan
sebenarnya telah menjadi semacam
kerten ini sudah dibangun warga dengan
pengesahan
masyarakat
dana swadaya tetapi hampir setiap
adalah pihak yang ada di bawah.
tahunnya rusak, yang pertama kali
Konsep
sama
dibangun konstruksi kayu dan hanyut
sejauh
terbawa banjir kemudian dibangun lagi
dengan
32JURNAL
bahwa
Bottom-Up partisipasi
tidak
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40
32
dengan menggunakan konstruksi bis
TINJAUAN PUSTAKA
beton diameter 1 m itupun rusak hancur
Jembatan
dapat
dan tidak mampu menampung debit air
sebagai
sungai yang besar. Akhirnya megalami
menghubungkan
limpasan
jalan
transportasi yang terpisah baik oleh
mengalami erosi terkikis yang hampir
sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan
memutuskan akses jalan sebagai fungsi
raya, rel kereta api dan perlintasan
transportasi akses pertanian.
lainnya. Secara garis besar konstruksi
kejalan
sehingga
Mayoritas
penduduk
Desa
suatu
didefinisikan
konstruksi rute
utama
dengan areal tanah sawah sebesar 23 ha.
structure
Dari jumlah penduduk sebesar 2.207
bangunan
bawah
Jiwa,
Bangunan
atas
bekerja
sebagai
petani
/
lintasan
jembatan terdiri dari dua komponen
Pojok bekerja pada sektor pertanian
yang
yang
yaitu /
bangunan upper
(super
structure) (sub
structure).
merupakan
bagian
jembatan
tani ada 362 orang. Untuk Visi Desa
beban dari orang dan kendaraan yang
Pojok dalam RPJMDes tahun 2009-2014
melewatinya. Bangunan atas terdiri dari
adalah : “Terwujudnya Desa Pojok yang
komponen utama yaitu lantai jembatan,
handal di Bidang Pertanian menuju
rangka
Masyarakat Sejahtera” dengan salah satu
gelagar
Misinya
pertambatan dan perletakan. Selain itu
Perekonomian
di
“Meningkatkan bidang
pertanian“
utama,
menerima
dan
sebanyak 878 orang dan sebagai buruh
yaitu
yang
atas
gelagar
memanjang,
langsung
melintang, diafragma,
juga terdapat komponen penunjang pada
dengan sasaran yaitu : Meningkatkan
bangunan
Sarana
Pertanian
perlengkapan sambungan, ralling, pagar
(Jembatan akses pertanian, Bendung,
jembatan, drainase, penerangan dan
Irigasi dan alat-alat Pertanian) yang
parapet. Bangunan bawah merupakan
lebih maju. Pada awal tahun 2010,
bagian jembatan yang menerima beban
jembatan
dari bangunan atas ditambah tekanan
dan
Prasarana
Kerten
sebagai
akses
pertanian di Desa Pojok mengalami
tanah
dan
kerusakan.
perlintasan
atas
gaya di
yaitu
trotoar,
tumbukan bawah
dari
jembatan.
Bangunan bawah meliputi pilar jembatan
- UNISFAT, Vol. 8, No.Ambrolnya 1, September 2012 Jembatan Hal 31 - 40Kerten Studi LapanganTEKNIK Terhadap Penyusunn Desain Pondasi 33JURNAL – Fatchur Roehman
33 33
(pier), pangkal jembatan (abutment) dan
Aliran kebawah ini sampai di dasar akan
pondasi.
menggerus
dasar
sungai
sehingga
terbentuk lubang gerusan. Bersama-sama dengan aliran dari hulu, aliran ke bawah tersebut membentuk pusaran aliran yang sering dikenal dengan horseshoe vortex (Hoffmans
dan
Yulistiyanto
B,
Verheij, dkk,
1977;
1998;
dan
Yulistiyanto B,1997). Horseshoe vortex Gambar 1. Mekanisme gerusan lokal
ini bergerak ke hilir sambil membentuk
pada abutmen
lubang gerusan dan membawa sedimen ke hilir. Proses pembentukan gerusan
Proses gerusan dan deposisi pada
pada seluruh sisi pilar dan sisi dalam
alur sungai, akibat adanya rintangan
abutment tersebut bekerja dengan cepat
berupa bangunan yang ada di sungai,
pada mulanya, dan pada saat mendekati
yang diikuti dengan perubahan pola
kesetimbangan,
aliran sungai, umumnya disebut gerusan
sangat lambat. Fenomena gerusan local
local (Breuser dan Raudkivi, 1991).
di sekitar abutmen tersebut disajikan
Adanya abutmen di pinggir sungai
pada
menyebabkan suatu fenomena aliran
Breusers dan Raudkivi, 1991) hasil
yang kompleks dan memiliki pola atau
penelitian
mekanisme gerusan dasar sungai yang
bahwa
lambat
membahayakan
maksimum berada di hulu pilar /
keamanan struktur jembatan. Ketika
abutmen (Hanwar, 1999). Gerusan lokal
aliran pada sungai mendekati pilar, akan
di sekitar pilar atau abutmen mulai
terjadi
terbentuk pada nilai kecepatan tertentu
laun
dapat
penambahan
tekanan
yang
Gambar
prosesnya
1.
(Modifikasi
terdahulu lokasi
menunjukkan
kedalaman
pembendungan oleh pilar. Penambahan
sedimen.
tekanan
menimbulkan
terjadinya gerusan lokal pada aliran
terbentuknya aliran ke bawah (down-
jernih (clear water scour). Partikel yang
flow) (Graf dan Yulistiyanto, 1997).
tererosi akan mengikuti pola aliran yang
Fase
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40
ini
kritis
gerusan
di
34JURNAL
kecepatan
dari
disebabkan naiknya muka air akibat
tersebut
bawah
menjadi
butiran
menunjukkan
34
terbentuk menuju ke hilir. Jika kecepatan
jembatan tersebut tidak terdanai. Namun
aliran meningkat, kedalaman gerusan
sesuai hasil kesepakatn MAD bahwa
akan meningkat disertai dengan luasan
usulan tersebut menjadi skala prioritas
daerah
usulan
yang
tergerus.
Maksimum
ditahun
berikutnya
gerusan terjadi pada suatu kecepatan
terintegrasi
tertentu yang biasa disebut sebagai
Musrenbangcam yang akan dibawa oleh
kecepatan kritis butiran (Chiew,Y.M.dan
SKPD terkait. Dengan jedah waktu yang
Melville,B.W., 1987). Pada kecepatan
tidak lama 4 bulan ternyata ada program
yang lebih tinggi (sediment-transport
PNPM Paska Krisis di Kecamatan
scour; live bed scour), kedalaman
Tawangharjo sehingga usulan tersebut
gerusan
dapat terdanai dengan dana Paska Krisis
akan
berfluktuasi
yang
disebabkan oleh adanya butiran sedimen
dengan
atau usulan
2011.
yang masuk dan keluar dari lubang gerusan
Fakta Lapangan Berawal dari pertemuan dalam tahapan
PNPM
Mandiri
Perdesaan
diawali dengan Musdus dimana salah satunya penggalian gagasan yang ada di
Gambar 2 : posisi jembatan
Dusun Kerten dengan pendampingan KPMD, TPK desa serta Fasilitator
Posisi jembatan yang dipojok
sehingga tercapainya keputusan yaitu
atau berada disudut yakni pada dua titik
mengusulkan
pertemuan
jembatan
plat
beton
sungai
yang
mengalir
dengan bentang 2 m, ketinggian 3 m dan
sehingga sulit untuk air mengalir dengan
lebar 4 m. Dengan melalui proses
lancar
tahapan PNPM Mandiri Perdesaan 2011
pembelokan terlebih dahulu padahal dari
yakni dari Musdus kemudian dilanjutkan
awal
ke MKP dan Musdes Perencanaan,
pengarahan agar anak sungai yang
penyusunan proposal dan sampai ke
satunya bisa dilakukan sudetan sehingga
MAD Penetapan Dana ternyata usulan
hantaman
karena
pihak
harus
fasilitator
aliran
tidak
- UNISFAT, Vol. 8, No.Ambrolnya 1, September 2012 Jembatan Hal 31 - 40Kerten Studi LapanganTEKNIK Terhadap Penyusunn Desain Pondasi 35JURNAL – Fatchur Roehman
mengalami
memberikan
langsung
35 35
mengenai
pondasi
jembatan
yang
dimana dapat membawa gerusan pondasi yang bisa berakibat tergulingnya pondasi atau ambrol. Pada
saat
trial
pemasangan
pondasi telah dilakukan pengecekan bouwplank,
galian
pondasi
dan
campuran spesi pondasi adalah 1 semen : 6 pasir. Pelaksanaan pekerjaan berjalan
Gambar 3 : Pemasangan bouwplank
dengan baik dan lancar sehingga pondasi mencapai ketinggian 2 m. Setelah sore
Akhirnya TPK sms ke Fasilitator
hari awan mendung selalu menambah
untuk melaporkan kejadian yang ada
petangnya langit, sehingga terjadilah
jembatan tersebut. Akhirnya pada pagi
gerimis dan hujan deraspun semakin
itu juga Fasilitator turun kelapangan dan
lebat.
dan
dilakukan pemotretan kondisi terakhir
pekerja mau memulai pekerjaan ternyata
jembatan dan dibuatkan berita acara
melihat pondasi yang kemarin dibangun
kejadian ambrolnya pondasi jembatan.
ternyata sudah ambrol hanyut terbawa
Faktor-faktor penyebab ambrolnya
banjir, semua pekerja dan terutama TPK
jembatan adalah :
panic karena kerugian kerusakan yang
a.
Setelah
paginya
tukang
dialaminya bagaimana nanti solusinya.
Curah hujan yang lebat selama semalam
sebelum
kejadian
penggerusan tanah dasar. b.
Kemiringan galian pondasi yang tegak, menyebabkan tanah mudah labil apabila jenuh air.
c.
Galian pondasi yang kurang dalam walaupun sudah sesuai dengan RAB dan apabila dilakukan yang lebih dalam terjadinya sumber air tanah yang tinggi.
36JURNAL
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40
36
d.
Masuknya
air
pemukiman
pada
karena
e.
sungai
drainase
dari
areal tidak
diantara dua sungai yang arusnya
sungai mampu
ketika hujan sangat deras. i.
Fasilitasi yang dilakukan kurang
menampung aliran air hujan yang
adanya pemahaman bersama antara
sangat besar.
TPK dan masyarakat, karena TPK
Alih fungsi lahan sekitar lokasi dari
tidak mampu untuk mengalihkan
tanaman keras menjadi tanaman
posisi jembatan ke tempat yang
semusim (ketela pohon dan jagung),
tidak pojok, namun masyarakat
menjadikan
tetap bersisih kukuh mepertahankan
tanah
pelapukan
lempung menjadi gembur dengan
posisi jembatan yang lama.
pori-pori tanah melebar sehingga air hujan
menjadi
mudah
masuk
kedalam tanah dan meningkatnya kejenuhan tanah. f.
Adanya aliran air yang deras yang mengalami dasar
pemutaran pondasi,
dibawah sehingga
mengakibatkan gerusan atau erosi pada dasar pondasi. Karena tanah yang dibawahnya sudah terkikis tak
Gambar 2. Pondasi yang dibangun
lama kemudian pondasi yang sudah
ambrol setelah terjadi penggerusan
dikerjakan ketinggian 2 m ambrol dan spesi campurannya juga hanyut
g.
Analisis
&
evaluasi
terbawa banjir
kegagalan konstruksi
Tidak adanya kisdam pembendung
Analisis
dan
evaluasi
terhadap
meliputi
aliran air yang sekiranya tidak
tinjauan kekuatan dan desain prasarana,
masuk
yaitu :
pekerjaan
pondasi
dan
memperlambat proses pengeringan pengerjaannya h.
1.
Posisi
jembatan
1.
Umur pondasi belum maksimal. Pelaksanaan
yang
pengerjaan
pondasi
terletak
adalah pada tanggal 14 November
disudut pada titik pertemuan arus
2011 jam 15.00 WIB , sedangkan
- UNISFAT, Vol. 8, No.Ambrolnya 1, September 2012 Jembatan Hal 31 - 40Kerten Studi LapanganTEKNIK Terhadap Penyusunn Desain Pondasi 37JURNAL – Fatchur Roehman
37 37
2.
aliran sungai yang deras terjadi
Fasilitator pada jam 06.00 tanggal
selama semalam. Umur pondasi
15
adalah kurang dari 7 hari, sehingga
laporan dari Kader Teknik Desa
kekuatan pondasi belum maksimal
Pojok
dan diperkirakan masih dibawah 50
lokasi kegiatan. Laporan ditindak-
% dari
lanjuti dengan peninjauan lapangan
Asumsi tekanan tanah yang longsor
dan kemudian memberikan instruksi
tidak sesuai.
untuk
Dalam perencanaan desain semula,
longsoran.
asumsi tekanan tanah yang paling ekstrim
apabila
2011,
terjadinya
menerima
bencana
membersihkan
pada
bekas
Berkoordinasi dengan TPK, PJOK
longsor
dan Faskab untuk mencari solusi
adalah tekanan terhadap tanah dari
penyelesaian kegiatan dari aspek
samping luar. Namun diluar asumsi
pendanaan
awal
pelaksanaan kegiatan pada tanggal
bahwa
terjadi
2.
November
asumsi
longsoran
maupun
16
sesuai dengan perencanaan awal.
koordinasi bersama TPK, PJOK dan
Longsoran
Faskab adalah dengan mengadakan
terjadi
adalah
disamping ada tekanan dari tanah
musdes
pondasi pada bagian samping luar
tujuan
juga terjadi penggerusan dari bawah
memutuskan
yang sangat kuat.
jembatan tersebut. 3.
meliputi
2
dengan
musyawarah dibangun
Hasil
arahan untuk kembali
Melaksanakan musdes khusus untuk membahas pembangunan kembali
KESIMPULAN Penyelesaian
khusus
2011.
teknik
dengan volume kecil ternyata tidak
yang
November
dari
terhadap
proses,
hal
yaitu
ini
jembatan pada tanggal 21 November
proses
2011. Dengan keputusan sebagai
pelaksanaan bersama masyarakat dan
berikut :
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
a. Pembangunan kembali jembatan
ketentuan yang ada, yaitu :
yang rusak dengan menggunakan
1.
sisa dana yang ada.
Tindakan penanganan secepatnya pembersihan
material
pada sungai maupun.
38JURNAL
longsoran
b. Melanjutkan swadaya
pelaksanaan
pembersihan
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40
lokasi
38
yang
terkena
dan
3. Sebelum pengerjaan pondasi perlu
swadaya langsir material selama
dibuatkan kisdam sehingga aliran
pelaksanaan.
sungai tidak mengganggu gerusan
c. Pelaksanaan
longsor
kegiatan
dimulai
pada tanggal 25 November 2011. d. Peninjauan
kembali
terhadap
pondasi
dan
dibutuhkan
spesi
campuran yang baik. Persyaratan
spesifikasi
bahan-bahan
desain, pelaksanaan konstruksi
penyusun pondasi beton adalah :
dan
1. Pasir yang dipakai harus bebas dari
sisa
dana
terhadap
penyelesaian kegiatan. Pengerjaan jembatan
kembali
pondasi
dengan dengan kotoran-kotoran lain,
jebol
dengan
tidak mudah hancur (tetap keras),
terhadap
tidak porous dan mempunyai sudut
yang
penyempurnaan
tanah / tanah liat, tidak tercampur
proses
beberapa hal yang masih belum benar. Beberapa hal yang perlu disempurnakan adalah
mengenai
spesifikasi
yang tajam. 2. Batu belah yang digunakan harus
bahan
cukup kekerasannya, tidak berpori
penyusun dan teknik pelaksanaanya.
dan rapuh serta bersih dari kotoran.
Faktor - faktor penting yang harus
Batu belah dengan ukuran maksimal
diperhatikan
25 cm, mempunyai minimal tiga
dalam
pelaksanaan
pekerjaan pondasi jembatan adalah : 1. Melakukan penggalian tanah sampai
bidang pecah. 3. Semen
yang
digunakan
sudah
dengan tanah dasar atau tanah keras
masuk SNI dan kondisinya sudah
dan
tidak mengeras ketika mau diaduk
sebelum
dilaksanakan
pengerjaan harus ada pengecekan
dengan bahan yang lainnya.
dan pemotretan oleh pengawas atau
Hasil akhir kegiatan
FT, untuk meminta persetujuannya.
Dari analisis dan rekomendasi yang
2. Adanya alur sungai yang teratur dan
disusun, kegiatan berhasil dilaksanakan
tidak boleh jembatan pada tikungan
sampai
aliran
Pelaksanaan
deras
nantinya
dapat
dengan
selesai
kegiatan
100%.
pembangunan
menghantam secara langsung pada
tersebut berjalan selama kurang lebih 5
pondasi.
minggu. terimakan
Dan
kegiatan
kepada
ini
masyarakat
- UNISFAT, Vol. 8, No.Ambrolnya 1, September 2012 Jembatan Hal 31 - 40Kerten Studi LapanganTEKNIK Terhadap Penyusunn Desain Pondasi 39JURNAL – Fatchur Roehman
diserah pada
39 39
tanggal 28 Desember 2011. Dalam
Chiew,Y.M.and
Melville,B.W.,1987,
proses penyusunan desain tentunya perlu
”Local Scour Around Bridge
dipertimbangkan dan diantisipasi kondisi
Piers”,
yang paling ekstrim yang bisa terjadi dan
Research, IAHR, Vol.25,1,15-26.
Journal
of
Hydraulic
menimpa sebuah konstruksi. Demikian
Graf, W.H.and Yulistiyanto,B.,1997,
juga dalam pelaksanaan kegiatan perlu
”Experiments on Flow Upstream
pengawasan
supaya
of a Cylinder”, Proceeding XXVII
pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan.
Congress, Int.Ass. Hydraulic Res,
Pengawasan
Vol.1, San Fransisco USA.
delegasi
dari
fasilitator
dengan
kepada
memberikan
masyarakat
untuk
Tentunya
perlu
Yulistiyanto,B.,1998,”Experiment
dan
s on Flow Around a Cylinde; the
PNPM-Mandiri
Velocity and Vorticity Fields”,
Perdesaan yaitu Dari Oleh dan Untuk
Journal of Hydraulic Research,
Masyarakat.
Vol.36,637-653.
bertanggung-jawab. ditingkatkan
keberdayaan
pemahaman
azas
Graf,
W.H.and
Hoffmans,G.J.C.M
and
Verheij,H.J.,1977, Manual”,
A.A.
”Scour Balkema,
Rotterdam, Brookfield. Rawiyah Th. Husnan, 2002,”Model Eksperimen Abutmen Ganda dan Pengendalian Gerusan Lokal di Sekitarnya”, Tesis S2 PPS UGM, Gambar 4. Kondisi jembatan setelah
Yogyakarta.
dibangun
Rinaldi,2002,”Model
Fisik
Pengendalian Gerusan di Sekitar DAFTAR PUSTAKA
Abutment Jembatan”, Tesis S2
Breuser,H.N.C.,Raudkivi,A.J.,1991,
PPS UGM, Yogyakarta.
”Scouring”, Structure
IHR
Design
Hydraulic Mannual,A.A.
Balkema, Rotterdam.
40JURNAL
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 31 - 40
40