Studi Green Interior pada Studio Perancangan di Lima PTS Prodi Arsitektur di Jakarta (Putri Suryandari)
STUDI “GREEN INTERIOR” PADA STUDIO PERANCANGAN DI LIMA PERGURUAN TINGGI SWASTA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DI JAKARTA Putri Suryandari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
[email protected] ABSTRAK. Konsep green building/interior sudah mulai banyak menarik perhatian di Indonesia. Standar yang ingin dicapai dalam penerapan konsep green building adalah, mewujudkan konsep bangunan hijau yang ramah lingkungan. Laboratorium Studio Perancangan Arsitektur adalah ruang belajar yang memiliki waktu penggunaan paling lama, di bandingkan ruang perkuliahan lain secara umum. Permasalahannya adalah, bagaimana menciptakan kenyamanan bagi mahasiswa di ruang studio, sehingga mampu menuju Green Interior Class yang sedikitnya mendekati kriteria BCA?
copyright
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan Ruang studio perancangan di lima PTS di Jakarta (UKI, UBL, UP,Universitas Borobudur, Universitas Mercubuana) dengan standar criteria dari BCA Green Interior Office. Selain itu juga untuk menyarankan Konsep Interior Ruang kelas Laboratorium Arsitektur di PTS Jakarta menuju Green Interior. Metode penelitian yang di lakukan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menguraikan kriteria interior hijau yang terdapat di GBCA pada Studio perancangan di lima PTS, untuk kemudian di beri point penilaian sesuai standart green interior GBCA. Hasil studi di studio perancangan lima PTS yang menerapkan slogan Green building, memiliki nilai score Green Interior Class yang tertinggi, mengingat komitmen terhadap slogan tersebut secara berlanjut di laksanakan dengan baik. Kenyamanan ruang studio perancangan di lima PTS saat ini hanya dapat di capai dengan cara menggunakan pencahayaan maupun penghawaan buatan, namun dengan kontrol dan pengawasan yang ketat terhadap pemanfaatan energinya, konsep Green interior bisa di capai. Kata Kunci : Green Interior, green building, kenyamanan, ruang studio perancangan ABSTRACT. The concept of green building / interior has begun to attract much attention in Indonesia. Standards to be achieved in the application of the concept of green building is embodies the concept of green buildings that are environmentally friendly. Laboratory of Architectural Design Studio is a study that has the longest usage time, in comparison to
73
NALARs Volume 12 No 1 Januari 2013 : 73-84
other lecture room in general. The problem is how to create convenience for students in a studio, so it was able to Green Interior Class is at least approaching the criteria of BCA? This study aims to determine the level of comfort room design studio in 5 Universities in Jakarta (UKI, UBL, UP, Universitas Borobudur, Universitas Mercubuana) with the standard criteria of the BCA Green Interior Office. In addition to suggest Concept Interior Architecture Laboratory Classrooms in PTS Jakarta toward Green Interior class. The research method was descriptive quantitative, which outlines the criteria contained in the green interior GBCA at Design Studio at 5 PTS, and then given a point rating according to standard GBCA green interior. The study design studio 5 PTS implementing Green building Campaign, has a value score of the highest class Green Interior, given a commitment to the slogan continually carried on well. Leisure design studio classroom in the 5 PTS currently only be achieved by the use of artificial lighting and air conditioning, but with strict control and supervision of the use of energy, Green concepts in the interior can be achieved.
copyright
Keywords: Green Interior, green building, comfort, space design studio PENDAHULUAN
Pada perguruan Tinggi, ruang kelas memiliki arti penting bagi mahasiswa dalam membantu kegiatan belajar. Hampir semua perguruan tinggi swasta di Jakarta menggunakan energi listrik, bagi pengkondisian udara untuk menciptakan kenyamanan di dalam kegiatan belajar mengajar. Pada Program studi Arsitektur khususnya, pemanfaatan Laboratorium Studio perancangan adalah ruang belajar yang memiliki waktu penggunaan paling lama, di bandingkan ruang perkuliahan lain secara umum. Idealisme perencanaan ruang hemat energi dengan desain ruang interior yang mengusahakan pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami, saat ini sudah semakin berkurang. Slogan penghematan energy saat ini semakin bergaung di seluruh dunia, masalah global warming sudah bukan menjadi masalah bagi tiap negara, tetapi mulai menjadi masalah seluruh dunia. Kampus sebagai bagian dari masyarakat ilmiah yang dapat menjadi perantara keseluruh lapisan masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk mengurangi masalah tersebut. Ketergantungan terhadap energi listrik sudah sangat besar, baik untuk penerangan maupun untuk penghawaan, juga untuk keberlangsungan operasional belajar mengajar di lingkungan kampus. Permasalahannya adalah, apakah kenyamanan bagi 74
Studi Green Interior pada Studio Perancangan di Lima PTS Prodi Arsitektur di Jakarta (Putri Suryandari)
mahasiswa di studio perancangan arsitektur dapat di capai tanpa pemanfaatan energi listrik secara maksimal, terutama di siang hari? Konsep green building atau bangunan hijau sudah mulai banyak menarik perhatian di Indonesia, terutama untuk bangunan baru dan bangunan yang sudah terbangun, mulai dari perkantoran, pusat perbelanjaan, sampai ke gedung pemerintahan. Dalam penerapan konsep green building, standar yang ingin dicapai adalah upaya untuk mewujudkan suatu konsep bangunan hijau yang ramah lingkungan sejak tahapan pemilihan lokasi, perencanaan, konstruksi, sampai dengan pengoperasian dan kegiatan pemeliharaan sehari-hari. Green building tidak selalu hanya dapat diterapkan pada bangunan megah, besar, tinggi dan mewah. Untuk skala kecil misalnya, interior space atau ruang interior juga penting untuk di terapkan, karena ruang interior akan memunculkan dari dalam keluar, aspekaspek yang mendukung terciptanya Green Building. Green Interior artinya adalah segala sesuatu yang baik ataupun yang buruk bagi masyarakat dalam penghematan energi lingkungan di dalam ruangan. Setidaknya ada lima kriteria dalam tujuan Green Interior Design yang di keluarkan oleh program akreditasi seperti BCA (Building and Construction 1 Authority) di Singapore, dan LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) di USA, yaitu : (1) Penghematan energy; (2) Efisiensi Air; (3) Pengurangan emisi CO2; (4) Peningkatan kualitas udara ruangan; (5) Pemeliharaan sumber daya material
copyright
Permasalahannya adalah, bagaimana menciptakan kenyamanan bagi mahasiswa di ruang studio, sehingga mampu menuju Green Interior Class yang sedikitnya mendekati kriteria BCA? Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menciptakan kenyamanan bagi mahasiswa di ruang studio, sehingga mampu menuju Green Interior Class yang sedikitnya mendekati kriteria BCA? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui tingkat kenyamanan ruang studio perancangan di lima PTS di Jakarta (UKI, UBL, UP,Univ Borobudur, Mercu Buana) dengan standar kriteria dari BCA Green Interior Office; (2) menyarankan konsep interior ruang kelas laboratorium arsitektur di PTS Jakarta menuju Green Interior. Penelitian ini di harapkan dapat memacu prodi Arsitektur di Jakarta untuk menerapkan konsep Green
75
NALARs Volume 12 No 1 Januari 2013 : 73-84
Interior bagi Studio perancangan atau Laboratorium Perancangan, sebagai embrio menuju Kampus yang Hijau. TINJAUAN PUSTAKA Studi pencahayaan alami pada ruang kuliah Lab Tek Arsitektur ITB Studi pencahayaan alami pada ruang kuliah Lab Tek Arsitektur ITB yang di lakukan oleh Hajar Suwantoro (Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara, 2010) dengan pengukuran Lux meter dan manual, menyimpulkan konsep : 1. Pemayungan atau penyaringan (shading) sinar matahari selain mengurangi sengat atau silau, sekaligus juga mengurangi penyinaran dari energi kalor yang terpantul. 2. Pemilihan bahan, penempatan payung filter cahaya tersebut pada bangunan atau ruang haruslah di rencanakan dengan tepat dan akurat. 3. Penanaman pohon atau vegetasi harus di arahkan secara tepat ke ruangan sehingga tidak mengurangi cahaya yang masuk namun sebaliknya menjadi pelindung terhadap cahaya silau. 4. Tembok dinding di luar ruangan sebaiknya di beri warna muda atau terang. Hindari pemakaian pelat-pelat beton atau batu yang mudah menjadi panas sebagai bahan perkerasan di sekitar bangunan. 5. Gunakan shading vertikal dan horizontal pada sisi bangunan yang lebar guna mengurangi cahaya yang berlebihan.
copyright
Prinsip Green Building / Green Interior Lima Prinsip Interior hijau yang harus di penuhi guna mendukung desain interior hijau yang berkelanjugan adalah sebagai berikut : (1) Penghematan energi; (2) Efisiensi Air; (3) Pengurangan emisi CO2; (4) Peningkatan kualitas udara ruangan; (5) Pemeliharaan sumber daya material. Penilaian Green Interior secara International Untuk penilaian green building dan interior, di Singapura sejak tahun 2005 sudah di luncurkan BCA Green Mark Skema yang gunanya untuk mendorong industri konstruksi Singapura ke arah yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dimaksudkan untuk mempromosikan keberlanjutan bangunan dan meningkatkan kesadaran lingkungan di antara para pengembang, desainer dan kontraktor pada saat mereka mulai konseptualisasi 76
Studi Green Interior pada Studio Perancangan di Lima PTS Prodi Arsitektur di Jakarta (Putri Suryandari)
proyek dan desain, serta selama konstruksi. Benchmarking BCA Green Mark telah di akui secara internasional dalam kinerja desain dan lingkungan. Manfaat BCA Green Mark meliputi: (1) Memfasilitasi pengurangan tagihan air dan energy; (2) Mengurangi dampak lingkungan potensial; (3) Meningkatkan kualitas lingkungan dalam ruangan untuk tempat kerja yang sehat dan produktif; (4) Memberikan arah yang jelas untuk perbaikan berkesinambungan. Adapun point-point penilain untuk interior office yang di keluarkan oleh BCA GM adalah sbb: Katagori I. Persyaratan Energi Part 1: Energy Effisiency 1.1. Efisiensi energy 1.2. Penggunaan listrik 1.3. AC 1.4. Pencahayaan 1.5. Peralatan kantor 1.6. Fitur energy efisiensi Score Part 1 II. Persyaratan Lainnya Part 2 : Penghematan Air 2.1. Effisiensi fitting 2.2. Pemanfaatan Air 2.3. Rencana penerapan effiensi Air Score Part 2 Part 3. Keberlanjutan Manajemen dan Operasional 3.1. Keberlanjutan Desain Ruangan 3.2. Keberlajutan Material yang terseleksi 3.3. Pemakaian Ruangan 3.4. Evaluasi waktu peng gunaan 3.5. Sistem pembuangan 3.6. Kehijauan 3.7. Kemudahan pencapaian Score Part 3 Part 4 Kualitas Peralatan dalam Ruangan
Poin
4 2 6 16 10 7 45
copyright 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Performance Kualitas Udara Kualitas Polusi Udara Kualitas Pencahayaan Kenyamanan Thermal
7 2 1 10 8 5 3 3 5 4 2 30
8 5 6 4 77
NALARs Volume 12 No 1 Januari 2013 : 73-84
1.5. Internal level kebisingan Score Part 4 Part 5 Fitur Hijau yang lain 5.1. Fitur hijau dan Inovasinya Score Part 5 Total Score
2 25 5 5 115
Bangunan yang mendapatkan AWARD dari BCA Singapore Ada rating tertentu yang di keluarkan oleh BCA untuk mengukur ke Hijauan suatu bangunan dan Interiornya, yaitu : Poin Penilaian Green Mark 95 keatas 85 < 95 75 < 85 50 < 75
Ranking Green Mark Platinum Gold+ Gold Tersertifikat
copyright
Berikut ini adalah bangunan yang mendapatkan Award dari BCA Singapore: Platinum Gedung Grande
Gedung Center
78
No.9
Tampines
Ocean
Financial
Estimasi penghematan energy : 2,700,000 kWH/yr Photovoltaic cell 100kWp Bangunan terintegrasi dengan Photovoltaic di tampak barat 7 kWp Sistem pengkondisian udara dengan Solar Sistem penampungan air hujan (70m3) NEWater for toilet fushing Estimasi penghematan energy : 9,000,000kWh/yr Penghematan air : 42.000m3/yr Penggunaan Photovoltaic untuk solar energy (75kWp) Penggunaan Eco Switch control programe bagi listrik dan AC pada saat jam istirahat dan makan siang.
Studi Green Interior pada Studio Perancangan di Lima PTS Prodi Arsitektur di Jakarta (Putri Suryandari)
Penggunaan dinding hijau dan roof garden Penggunaan system lift yang di bagi dengan system, low, middle dan high floor Penggabungan antara penggunaan kertas daur ulang dengan menggunakan system recycling kertas-kertas sisa. Gold Plus Tokio Marine Center
Estimasi penghematan energy : 830,000kWh/yr Penghematan air : 5400m3/yr Effisiensi system AC Sistem parkir automatis Pipa panas untuk mengontrol kelembaban udara relative Plasma Air Puriffer untuk air minum Penghematan Energy 2,500,000kWh/yr Penghematan Air 12,000m3/yr Sensor lampu untuk seluruh lobby private lift, perubahan kamar, pegangan tangga turun yang sama sampai ke basement Rooftop garden pada club house Mengumpulkan buangan dari AC untuk irrigasi Mengumpulkan air hujan untuk irrigasi Lanscape
copyright
Shelfords Suites
Gold Casa Merah
Menggunakan cat dingin untuk dinding eksternal di façade Barat Mengintegrasikan rumput, konsep desain perkotaan sensitive air, Pengembangan pengangkutan air untuk badai, penyaringan dan pembuangan sisa air hujan. Mengintegrasikan Fontain mengambang @ Bio kolam sebagai bagian dari fitur landscape air.
79
NALARs Volume 12 No 1 Januari 2013 : 73-84
Hipotesa Dengan adanya gerakan Jakarta Hijau yang di canangkan oleh pemerintah, maka seluruh interior studio perancangan tentunya akan mengikuti persyaratan Green Interior yaitu sudah merencanakan mengenai: 1. Effiensi energy 2. Effieinsi Air 3. Kualitas ruang memenuhi persyaratan meliputi : a. suhu, b. kelembaban, c. kekuatan cahaya dan d. ventilasi dalam ruangan 4. Keberlanjutan managemen operasional dan disain Interior 5. Inovasi fitur hijau cukup besar
copyright
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan cara observasi, dengan melakukan : 1. Melakukan pendataan sesuai Metode penilaian BCA Green Building/Interior 2. Pengukuran Kualitas Ruangan, yaitu pengukuran suhu, kelembaban, pengukuran kekuatan cahaya dan mengukur kebisingan dalam ruangan Pengukuran Kualitas Lingkungan Interior menggunakan alat Lux Meter, Termometer, Humidity meter dan Sound Level Meter. Analisa yang di gunakan adalah, mengukur (scoring) elemen Green interior yang ada dan membandingkan dengan ukuran yang di keluarkan oleh BCA.
80
Studi Green Interior pada Studio Perancangan di Lima PTS Prodi Arsitektur di Jakarta (Putri Suryandari)
ANALISIS Green Interior Di Studio perancangan Di 5 Pts Berdasarkan Score GBCA Analisis Green interior, menurut Green Mark BCA, berdasarkan pengolahan data di laboratorium studio perancangan 5 pts adalah sebagai berikut :
N o 1 2 3 4 5
Kriteria Efisiensi energi Water effisiensi Keberlajutan managemen dan operasional Kualitas lingkungan indoor Fitur hijau dan inovasinya TOTAL SCORE
UMB 30 8
UBL 20 4
UKI 19 2
UP 15 0
Borobudur 4 0
Green Mark BCA 45 10
copyright 26 5 5 74
12 3 5 44
17 4 5 47
7 3 4 29
6.5 3 0.5 14
30 25 5 115
Berdasarkan Kriteria penilaian dari Green Mark BCA maka rekomendasi untuk ke 5 PTS yang di survey sebagai berikut, 1. UMB dengan score 73 bisa membuat sertifikat GBCA dan bisa di dorong ke arah Gold 2. UKI dengan score 47 bisa di arahkan untuk membuat sertifikat GBCA 3. UBL dengan score 44 bisa di arahkan untuk membuat sertifikat GBCA 4. UP dengan score 39 di arahkan untuk membuat konsep interior hijau untuk ruang lab studio perancangan, sehingga bisa mendorong managemen operasional kearah green interior/ building. 5. Borobudur dengan score 11 di arahkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan mengenai Green building/ interior. UMB bisa di usulkan untuk Terakreditasi GBCA (score 74) Universitas Mercu Buana diusulkan untuk terakreditasi dengan pertimbangan bahwa UMB sudah memiliki komitmen sebagai kampus hijau, memiliki sistem pengukuran dan tindakan untuk aplikasinya. 1. Effisiensi Energi. Sistem kontrol terhadap penggunaan listrik di lakukan oleh tenaga ME secara sistematis. Sosialisasi secara menerus pada mahasiswa dan karyawan. 2. Effisiensi Air. Adanya pemeriksaan rutin terhadap fiting dan aliran air, serta kampanye terus menerus penghematan ari 81
NALARs Volume 12 No 1 Januari 2013 : 73-84
3. Keberlanjutan managemen dan operasional. Office sudah di arahkan untuk paperless, me-reuse kertas bekas dan kampanye paper less secara kontinyu. Pembuangan Sampah sudah di bagi dua organik dan organik. Program pengolahan limbah menjadi kompos di lakukan di kampus. 4. Kualitas lingkungan indoor. Seperti umumnya studio perancangan di Jakarta, kenyamanan ruang di capai dengan campuran antara penggunaan pencahayaan alami dan penghawaan buatan. 5. Fitur Hijau dan inovasinya. Slogan Green and clean di kampus UMB , membuat UMB mengadakan penghijauan di seluruh kampus UKI dan UBL bisa di usulkan untuk meningkatkan diri agar bisa Tersertifikasi (score 47 dan 44) Kedua perguruan tinggi ini terutama di studio perancangannya, dapat di usulkan untuk lebih memperkuat komitmen slogan kampus hijau, dengan membuat sistem pengukuran yang kontinue dan tindakan yang menyeluruh dari tingkat managemen, karyawan dan mahasiswa. Sehingga dapat mencapai nilai Terakreditasi di GBCA. Pada beberapa sisi seperti Effisiensi energi dan keberlajutan managemen operasional sudah berjalan dengan baik. Namun di point yang lain masih belum berjalan secara kontinyu.
copyright
UP dan Borobudur di usulkan untuk mulai mempelajari komitmen kampus hijau, agar slogan Hemat Energi di studio maupun kampus dapat tercapai. Kenyamanan Ruang di Studio perancangan Arsitektur 5 PTS Pada pengukuran tingkat kualitas cahaya dalam ruangan, tanpa menggunakan lampu listrik, semua perguruan tinggi menggunakan pencahayaan buatan dan AC agar ruangan studio dapat di gunakan secara maksimal. Tidak satupun ruang kelas mencapai standart ruang Studio perancangan yang ideal. Kampus UKI, telah merencanakan Studio perancangannya dengan konsep crossed ventilation . Awalnya kenyamanan ruang dapat tercapai, namun dua tahun terakhir ruang studio akhirnya menggunakan AC, karena suhu ruangan dirasa tetap panas walau seluruh ventilasi di buka dan menutup seluruh lubang angin, agar AC dapat bekerja maksimal. Kenyamanan Studio perancangan Arsitektur di 5 PTS hasil survey, saat ini hanya dapat di capai melalui pengelolaan energy campuran antara buatan dan alami. Hal ini di sebabkan selain perkembangan teknologi tidak lagi dapat di hindari, global warming telah membuat disain dengan ventilasi alami tidak mampu menghasilkan kenyaman ruang yang ideal. 82
Studi Green Interior pada Studio Perancangan di Lima PTS Prodi Arsitektur di Jakarta (Putri Suryandari)
Sehingga tindakan yang paling tepat adalah dengan menerapkan konsep Green Interior/building, yaitu pengelolaan dan penggunaan energy yang cerdas serta effisien. KESIMPULAN Green Interior dan Kenyamanan Ruang di Studio perancangan dapat di capai dengan disain studio yang : 1. Menetapkan managemen dan operasional yang berkelanjutan pada ruangan 2. Dapat memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami pada saat energy buatan tidak berfungsi, 3. Jauh dari keramaian mahasiswa, 4. Effisien dalam penggunaan energy listrik dan air, 5. Menggunakan material yang ramah lingkungan, 6. Meningkatkan tumbuhan hijau dan inovasinya 7. Mencari alternatif energy yang mandiri
copyright
REFERENSI
*
Chanawat Nitatwichit , Yottana Khunatorn, Chutchawan Tantakitti, Nakorn Tippayawong. (2006). Effects of Wind Speed and Incoming Direction on Indoor Airflow Pattern in a Classroom. Proceding Technology and Innovation for Sustainable Development Conference (TISD2006) Faculty of Engineering, Khon Kaen University, Thailand. Ferry Anderson Sihombing. (2008). Studi Pencayahaan alami pada ruang kelas. Tesis Sekolah Paska Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan. U.S Urban Green Council, www.urbangreencounsil.org BCA Green Mark for Office Interior Version 1.0, BCA Green Mark, 15 Nov 2010 Redaksi Butaru. (2010). Green Building Sustainable Consept for Construction Development in Indonesia. http://buletin.penataanruang.net., Suwanto. (2010). Studi pencahayaan alami pada ruang kuliah Lab Tek Arsitektur ITB. Departemen Arsitektur Univ Sumatera Utara. Vidya Fauzianti. (2010). Rating Analyst Green Building Council, Manajemen Interior Space untuk Green Building. http://iplbi.or.id/2012/01/green-building
83
NALARs Volume 12 No 1 Januari 2013 : 73-84
copyright
84