Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional Wahyu Dwi Sutami (Alumni Antropologi FISIP Unair 2005) Abstract The traditional market is a seller and buyer meet which marked with the directly transaction directly. Traditional traders has competition with the growing number of mall around the market. In addition to the rivalry with fellow traders in traditional markets. The traders of vegetables, fruit and goods have a rational strategy as a way of facing competition. This study raised the issue of (1) how the constraints faced by traditional traders? (2) how rational strategy patterns of traditional traders to its business continuity and benefit? This research uses descriptive research type by using qualitative research methods. The location of the research carried out on the Pasar Kapasan Baru. The results showed that traders face constraints as is services, delivery and payment. In addition to the constraints of time and weather. Constraints that traders by way of establishing relations with the middleman, the consumer (buyer), vendors, officers. In addition to the hard work of the merchants, saving behavior, and religion of the traders. Keywords: rational strategy, traditional market trader, middlemen, consumer
Abstrak Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai dengan transaksi secara langsung. Pedagang tradisional menghadapi persaingan dengan semakin banyaknya mall-mall disekitar pasar. Di samping persaingan dengan sesama pedagang pasar tradisional. Para pedagang sayuran, buah dan sembako memiliki strategi rasional sebagai jalan menghadapi persaingan. Penelitian ini mengangkat masalah (1) bagaimana kendala yang dihadapi para pedagang tradisional? (2) bagaimana pola strategi rasional pedagang tradisional untuk kelangsungan usahanya dan mendapatkan keuntungan? Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Pasar Kapasan Baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pedagang menghadapi kendala-kendala pengiriman, pelayanan dan pembayaran. Selain kendala waktu dan cuaca. Para pedagang mengatasi kendala itu dengan cara menjalin relasi dengan tengkulak, konsumen (pembeli), antar pedagang, petugas. Di samping kerja keras para pedagang, perilaku hemat, dan religi para pedagang. Kata Kunci: Strategi Rasional, Pedagang Pasar Tradisional, tengkulak, konsumen
P
erkembangan kota besar secara
pemerintah dan menjadi perhatian media
pesat telah mengakibatkan kota-
massa. Problem sosial tersebut menjadi
kota menghadapi berbagai ragam
pembicaraan masyarakat sehari-hari, ti-
problem sosial, antara lain: problem
dak hanya menyangkut lapangan peker-
sosial tersebut menjadi isu yang paling
jaan, tetapi juga transportasi, pelayanan
esensi dan selalu hangat di dalam politik,
publik, perumahan, pelayanan kesehatan, BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 127
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
konsumsi, tata ruang, kehidupan sehari-
niagaan). Pedagang adalah pekerjaan
hari yang lain, termasuk politik, dan
yang berhubungan dengan menjual dan
pertentangan ideologi.
membeli barang untuk mendapat untung.
Salah satu problem sosial yang
Pasar adalah tempat orang ber-
menimpa di kota-kota besar, yaitu sektor
jual-beli. Menurut Prianto (2008; 10), pa-
informal. Sektor informal terdiri dari
sar dijelaskan sebagai kumpulan para
unit-unit berskala kecil yang menghasil-
penjual dan pembeli yang saling berinter-
kan dan mendistribusikan barang dan
aksi, saling tarik-menarik kemudian men-
jasa dengan tujuan pokok menciptakan
ciptakan harga barang di pasar. Pasar pa-
kesempatan kerja dan pendapatan bagi
da umumnya dibedakan menjadi dua,
diri sendiri dan dalam usahanya itu
yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
sangat
kendala
Pasar tradisional merupakan pasar yang
seperti faktor modal fisik, faktor pengeta-
memiliki aktivitas jual beli yang sederha-
huan, dan faktor ketrampilan. Menurut
na, terjadi tawar menawar dengan alat
Subangun
pembayaran berupa uang tunai.
dihadapkan
(1991:53)
berbagai
dalam
bukunya
Sektor Informal di Indonesia dari Titik
Dalam penelitian Alice (1962) di
Pandang non – Akedemik, sektor informal
Mojokuto (dalam Sumintarsih, 2003;08)
itu (a) mudah untuk dimasuki; (b) ber-
dalam buku Ekonomi Moral, Rasional dan
sandar pada sumber daya lokal; (c) usaha
Politik; dalam Industri Kecil di Jawa Timur
milik sendiri; (d) operasinya dalam skala
disebutkan bahwa Pasar Jawa menunjuk-
kecil; (e) padat karya dan teknologinya
kan pentingnya hubungan sosial antara
bersifat adaptif; (f) ketrampilan dapat
pedagang dengan berbagai pihak. Seperti
diperoleh di luar sistem sekolah formal;
yang dikatakan Geertz (1963) bahwa
dan (g) tidak terkena langsung oleh regu-
dalam suatu organisasi kerja, hubungan-
lasi dan pasarnya bersifat kompetitif.
hubungan kerja yang stabil hanya terda-
Salah satu kegiatan sektor infor-
pat pada unsur-unsur yang menyangkut
mal yaitu, perdagangan. Perdagangan
induvidu tersebut dalam jaringan hu-
adalah usaha melakukan penjualan kem-
bungan kerjasama (Ahimsa 2003:153).
bali barang-barang baru maupun bekas
Demikian halnya pedagang sayur-
tanpa mengalami perubahan teknis (Sta-
an, pedagang buah dan pedagang samba-
tistik Kota Surabaya, 2007 ). Sedangkan
ko. Hal ini sangat berkaitan dengan pe-
dalam Kamus Bahasa Indonesia perda-
rilaku dalam menjalin hubungan dengan
gangan adalah (perihal mengenai per-
berbagai relasi tersebut sebagai sebuah BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 128
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
mata rantai keberhasilan dalam perda-
Mata rantai tersebut membuat su-
gangan. Persoalan yang dihadapi peda-
atu persaingan yang akan di hadapi oleh
gang sayuran adalah sayurannya tidak
para pedagang. Persaingan ini menuntut
bisa bertahan lama atau mudah membu-
kreativitas para pedagang. Kreativitas
suk sangat merugikan bagi pedagang, be-
tersebut bisa berupa apa saja yang mena-
gitu pula yang di alami pedagang buah.
rik lebih banyak konsumen untuk me-
Sebagai salah satu denyut kehi-
ningkatkan keuntungan. Banyak para pe-
dupan kota Surabaya, Pasar Kapasan Baru
dagang yang tidak bisa ikut dalam per-
telah menampakkan aktivitasnya sejak
saingan tersebut pada akhirnya gulung
pukul 06.00 WIB. Geliat tersebut nampak
tikar. Persaingan tersebut juga membuat
dari kegiatan para pedagang yang keba-
beberapa pedagang menjadi resah, kere-
nyakan masyarakat sekitar menata berba-
sahan ini menimbulkan konflik yang ber-
gai jenis dagangan diatas kios masing-
kepanjangan antara sesama pedagang.
masing. Menjelang siang, denyut kegiatan
Konflik ini membuat sebagian pedagang
semakin ramai aktivitas pasar semakin
merasa kurang nyaman dalam berjualan
padat. Barang yang dijual di Pasar Kapas-
di Pasar Kapasan.
an meliputi : emas, buah–buahan, sayur–
Berdasarkan latar belakang masa-
mayur, daging (sapi/ayam), ikan, pakaian,
lah diatas, maka dapat dirumuskan
dan lain–lain. Tempat penjual barang–
permasalahan sebagai berikut: (1) bagai-
barang itu terbagi atas beberapa lantai.
mana kendala-kendala yang di hadapi pe-
yaitu pada lantai dasar bagian depan,
dagang sayuran, pedagang buah, dan pe-
terdapat banyak toko emas. Pada bagian
dagang sembako untuk kelangsungan
tengah, terdapat banyak penjual makanan
hidup usaha? (2) bagaimana strategi ra-
minuman jadi. Pada bagian belakang ter-
sional pedagang sayuran, pedagang buah,
dapat kios–kios untuk pedagang kebutuh-
dan pedagang sembako untuk kelang-
an sehari–hari. Pada lantai satu terdapat
sungan hidup usaha dan mendapatkan
begitu penjual pakaian dalam dan sebagi-
keuntungan di Pasar Kapasan Baru
an pakaian bayi. Di lantai kedua, terdapat
Surabaya ?
penjual pakaian anak–anak dan pakaian
Permasalah
yang
dirumuskan
bayi. Sedangkan di lantai ketiga didomi-
diatas, memuat tujuan tujuan teoritik,
nasi penjual pakaian orang dewasa. Kera-
yaitu mendeskripsikan kendala-kendala
maian pasar semakin meningkat dengan
yang dihadapi di dalam menjalankan ke-
kehadiran para pendatang baru.
giatan usahanya. Mendeskripsikan tenBioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 129
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
tang strategi rasional para pedagang
fungsi dalam masyarakat adalah, teruta-
sayuran, pedagang buah dan pedagang
ma etika menjiwai beberapa sekte Protes-
sembako untuk kelangsungan kegiatan
tan tertentu, dalam perkembangan kapi-
usaha dan meningkatkan keuntungan. Di
talisme modern. Ini adalah kontribusi
samping menambah kajian-kajian tentang
penting Weber dalam memahami sepe-
strategi rasional pedagang. Sementara itu
nuhnya asal-usul kapitalisme modern.
tujuan praktis dari penelitian ini adalah:
Dalam esai Weber mencoba menjelaskan
memberikan informasi yang bermanfaat
hakikat dan kemunculan suatu mentalitas
bagi tokoh-tokoh yang membutuhkan
baru, yang disebutnya semangat kapita-
tentang strategi rasional dan kendala-
lisme. Dia melihat semangat ini menggan-
kendala dalam usahanya, pada umumnya
tikan tradisionalisme dalam kehidupan
dan Antropologi pada khususnya.
ekonomi. Selain itu semangat kapitalisme,
Dalam penelitian ini digunakan
dalam pandangan Weber, merupakan as-
teori strategi rasional. Startegi rasional
pek sentral dari kapitalisme modern
adalah cara untuk memaksimalkan usaha-
(Sobary, 1995:14).
nya demi mendapatkan keuntungan. Me-
Penelitian ini berusaha untuk mendes-
nurut Popkin (1979) (dalam Rustinsyah,
kripsikan strategi rasional yang dilakukan
2009: 27) strategi rasional adalah orang
oleh pedagang sayuran, pedagang buah,
yang rasional yang ingin memaksimalkan
dan pedagang sembako dalam memperta-
usahanya untuk mendapatkan keuntung-
hankan perdagangan. Tipe penelitian ini
an ekonomi (uang). Tindakan rasional
menggunakan tipe penelitian deskriptif
bagi seseorang adalah relatif artinya se-
dengan menggunakan metode penelitian
suatu tindakan dikatakan rasional bagi
kualitatif. Penelitian ini bermaksud untuk
pedagang A, belum tentu rasional bagi
menggambarkan tentang cara berfikir,
petani B. Misalnya: Pedagang A meman-
hidup, beragama dan berprilaku dari
dang lebih menguntungkan menjual hasil
suatu masyarakat.
panen kepada tengkulak walaupun harus
Untuk kegiatan observasi partisi-
membayar komisi. Sementara pedagang
pasi, peneliti mengamati dengan mengi-
B, lebih memilih menjual hasil panen ke
kuti berbagai kegiatan perdagangan, mu-
pasar karena lebih puas dan tidak perlu
lai dari pedagang membuka kiosnya sam-
membayar komisi.
pai pedagang menutup kiosnya, saat ada
Beberapa faktor peran kepercaya-
transaksi jual beli di Pasar Kapasan Baru.
an terhadap agama yang mengambil
Jika situasinya memungkinkan peneliti BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 130
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
melakukan wawancara atau sekedar ber-
Pedagang dan Suasana Pasar
bincang-bincang yang mengarah kepada
Banyak konflik yang terjadi antarpeda-
tema penelitian.
gang di Pasar Kapasan Baru. Konflik ter-
Untuk melakukan wawancara de-
sebut meliputi beberapa masalah yaitu
ngan pedagang tidaklah mudah. Biasanya
kendala-kendala yang dihadapi oleh pe-
pedagang yang sedang bekerja di tegalan
dagang. Kendala-kendala yang dihadapi
tidak mau diganggu karena keterbatasan
oleh para pedagang pasar tradisional ada-
waktu kerja dengan jadwal yang ketat.
lah masalah kepercayaan, pelayanan dan
Hal ini disebabkan karena beberapa
pengiriman barang. Kendala kepercayaan
alasan. Pertama, kesediaan mereka untuk
ini adalah ketidak percayaan tengkulak
diwawancarai, karena menurut mereka
terhadap pedagang, terutama dalam hal
ini sangat sulit untuk dijelaskan merupa-
pembayaran dan pelunasan barang yang
kan gagasan setiap pedagang. Kedua,
dipesan. Sedangkan kendala pelayanan
karena data yang didapatkan peneliti ter-
antara lain berupa pembeli tidak boleh
kendala oleh batasan waktu yang telah di
mengembalikan
tentukan oleh pihak pasar yaitu paling
dibelinya. Masalah pengiriman disini
lambat pada 28 febuari 2012, karena ada
tengkulak mengirim barang tanpa harus
renovasi untuk pedagang lama.
mengetahui stok di pedagang itu masih
Penelitian ini menggunakan informan yang dipilih berdasar pertimbangan
barang
yang
sudah
ada atau sudah habis, sehingga sering terjadi penumpukan barang.
tertentu dengan sifat-sifat yang bisa
Adapun kendala lain seperti keti-
diketahui sebelumnya. Adapun kriteria
daknyamanan. Ketidaknyamanan dalam
informan tersebut adalah: (1) Pedagang
hal ini adalah kebersihan lingkungan.
memiliki kemampuan untuk menggam-
Banyak sampah-sampah yang berserakan
barkan dan menggunakan cara strategi
di tengah kios-kios pedagang. Tidak di
rasional; (2) Pedagang yang sudah memi-
sediakannya tempat-tempat sampah di
liki kemampuan menghadapi kendala-
sekitar kios pedagang, membuat para pe-
kendala yang ada dalam perekonomian
dagang merasa kurang nyaman berda-
pasar. Dari hasil di lapangan, informan
gang di tempat ini. Banyak pedagang yang
dalam penelitian ini berjumlah 8 orang,
mengeluhkan tempat sampah ini. Peda-
salah satu diantara 8 pedagang tersebut
gang yang setiap bulannya membayar
yaitu Nila, Markayem, May.
iuran kebersihan, tetapi kebersihan tidak BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 131
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
bisa di realisasikan oleh pihak pasar. Bau
reka lebih santai dalam melayani pembeli,
sampah yang sangat menyengat ketika
karena pembeli tidak datang secara ber-
pedagang itu membuka kiosnya, mem-
gerombol dan tidak tergesa-gesa, sehing-
buat sebagian pedagang merasa kurang-
ga mereka tidak merasa tertekan oleh
nya keterlibatan pihak pasar terhadap
pembeli dan rasa takut untuk rugi. Tetapi
lingkungan di pasar. Rasa kenyamanan
sebaliknya apabila cuaca buruk, mendung
dalam berbelanja pun tidak di rasakan
dan udara panas atau hujan dengan udara
oleh para pembeli.
dingin, pembeli datang berbarengan atau
Waktu dan cuaca juga mempu-
bergerombol dan tergesa-gesa.
nyai andil yang tidak bisa diremehkan,
Bagi pembeli yang datang disaat
waktu disini terkait dengan hari dan jam,
masih mendung, mereka tergesa-gesa
dalam arti pada hari tertentu dan jam
karena takut akan kehujanan, dibarengi
tertentu. Sedangkan cuaca terkait dengan
dengan kesibukan penjual mempersiap-
hujan dan tidak hujan, panas dan dingin.
kan barang dangannya. Dengan demikian
Untuk masalah hari mereka berpandang-
pelayanan tergesa-gesa, setengah-seteng-
an jika malam Jum’at (Kamis malam) dan
ah dan kurang perhatian. Bagi pembeli
sabtu malam (malam minggu) merupakan
yang datang sehabis hujan disamping
hari yang ramai. Untuk hari kamis (ma-
jalan becek membuat mereka malas, me-
lam jum’at legi) dan menjelang tanggal
reka juga tergesa-tergesa karena waktu-
satu Muharram (satu suro), merupakan
nya berbelanja terpotong karena hujan.
waktu pasar sepi. Jam disini terkait
Bagi pedagang sayuran, dan peda-
dengan jam berapa harus membawa ba-
gang buah kondisi cuaca sangat di perhi-
rang dagangan dalam jumlah yang cukup
tungkan. Karena cuaca juga menentukan
banyak karena keadaan pasar sepi.
masa panen sayuran dan buah. Disaat
Hujan, cerah, panas dan dingin
hujan turun sayuran pun ikut layu dan ti-
merupakan faktor cuaca yang walaupun
dak bisa dijual kembali. Begitu pula yang
tidak begitu berpengaruh langsung na-
terjadi pada pedagang buah, pada peda-
mun secara psikologis mampu meng-
gang buah jika hujan, maka buah yang
hambat dan memperlancar proses jual
dipanen saat itu dilihat dulu, apa ada yang
beli. Harapan mereka adalah cuaca cerah
sudah membusuk. Di musim penghujan
dan suhu sedang. Kondisi seperti ini
kadar air dalam tanaman itu sangat di
membuat mereka bertahan untuk mela-
tentukan, jika kebanyakan air maka hasil
kukan rutinitasnya sebagai pedagang. Me-
panennya akan layu bagi tumbuhannya BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 132
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
dan buahnya akan kelihatan kurang segar
kan harus ada biaya balik nama. Para
atau membusuk. Tidak hanya faktor cuaca
pedagang yang sudah menurunkan kios-
pedagang buah juga ada serangan hama
nya kepada anaknya, harus wajib memba-
yang ada di sekitar perkebunan. Jika
yar biaya ganti nama kurang lebih Rp
terkena serangan hama, maka pedagang
300.000,00 rupiah, jika tidak maka kios
buah akan rugi besar, dimana kerugian
tersebut akan di kenakan sanksi.
besar itu diakibatkan kebanyakan buah-
Untuk masalah infrastruktur jalan,
buahan yang akan di jual sudah dimakan
banyak pedagang yang mengeluh tentang
oleh hama, bahkan ada yang sudah
infrastruktur tersebut, karena pintu ma-
mengeluarkan bau busuk. Begitu pula
suk ke Pasar Tradisional diapit oleh bebe-
sebaliknya dengan pedagang sembako,
rapa toko yang ada disebelah kiri maupun
kecuali barang yang dijual bukan hanya
disebelah kanan. Para pedagang menuju
kebutuhan bahan pokok aja, melainkan
kiosnya harus berjalan sejauh kurang
juga sampho, minyak goreng, dan lainnya.
lebih lima meter. Para pedagang sudah
Penjualan sembako tidak ditentu-
terbiasa dekat dengan lokasi kiosnya dan
kan oleh faktor cuaca, karena bahan ter-
juga mudah di jangkau oleh para pembeli.
sebut pada umumnya sudah dalam ben-
Untuk memecahkan masalah ter-
tuk kemasan. Barang seperti ini jarang
sebut diatas, maka menggunakan strategi
terjadi sistem tawar menawar ini terkait
rasional. Strategi rasional adalah cara un-
dengan harga yang disepakati bersama.
tuk memaksimalkan usahanya demi men-
Pada kenyataannya keuntungan mereka
dapatkan keuntungan. Menurut Popkin
relatif stabil dan hampir tidak pernah
(1979) (dalam Rustinsyah, 2009:27) stra-
mengalami kerugian. Untuk masalah ko-
tegi rasional adalah orang yang rasional
munikasi para pedagang sayuran, peda-
yang ingin memaksimalkan usahanya
gang buah dan pedagang sembako tidak
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi
mengalami kendala.
(uang). Tindakan rasional bagi seseorang
Selain hal tesebut di atas, ada juga
adalah relatif artinya sesuatu tindakan
yang sangat signifikan yang menghambat
dikatakan rasional bagi pedagang A, be-
proses jual beli yang ada di Pasar Kapas-
lum tentu rasional bagi pedagang B.
an Baru yaitu faktor masalah kepemilikan
Misalnya: Pedagang A memandang lebih
kios dan masalah infrastruktur jalan me-
menguntungkan menjual hasil panen
nuju pedagang. Kepemilikan kios ini tidak
kepada tengkulak walaupun harus mem-
bisa di turunkan kepada anaknya, melain-
bayar komisi. Sementara pedagang B, BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 133
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
lebih memilih menjual hasil panen ke
taran keluar masuknya barang dari-ke
pasar karena lebih puas dan tidak perlu
pasar. Pihak ini biasanya disebut dengan
membayar komisi. Contohnya; pedagang
relasi pasar, dan pelaku dalam perda-
A menjual hasil panennya yang berupa
gangan tidaknya hanya “pedagang” saja
sayuran kepada tengkulak, meskipun ia
dalam arti orang yang membeli dan mem-
harus membayar komisi. Sedangkan pe-
bayar suatu barang lalu menjualnya kem-
dagang B menjual hasil panennya yang
bali pada kesempatan lain dengan meng-
berupa sayuran ke pasar-pasar tanpa
ambil untung dari kegiatan tersebut.
harus melalui tengkulak.
Sebagai saluran distribusi barang
Strategi yang di lakukan oleh pe-
dan jasa, jaringan sosial yang terdapat di
dagang tradisional demi mencari keun-
pasar ini merupakan jaringan usaha
tungan di Pasar Kapasan Baru yaitu:
perdagangan di perkotaan yang dimulai
menjalin relasi sosial. Menjalin relasi so-
dari proses pengadaan barang dagangan
sial adalah salah satu cara yang dilakukan
dari produsen sampai pada kegiatan di-
para pedagang untuk mencari keuntung-
salurkannya barang-barang dagangan pa-
an. Cara tersebut digunakan untuk men-
da konsumen.
jaring relasi-relasi sosial yang berkembang di kalangan pedagang ada yang ber-
Relasi Pedagang-Tengkulak
langsung lama dan ada yang sementara.
Prianto (2005) mengatakan teng-kulak
Ada faktor-faktor yang dapat melang-
adalah pemborong barang dagang-an di
gengkan atau meruntuhkan relasi sosial
desa-desa yang bisa mempermain-kan
seperti konflik, komunikasi dan bahasa.
harga. Hal ini yang dimaksud teng-kulak
Bahasa mengandung makna tingkah laku
dalam kasus ini adalah orang yang
dan kata-kata secara sosiokultural.
menjual barang sayuran dengan harga
Dalam perdagangan di Pasar Ka-
murah. Seperti yang dilakukan pedagang
pasan Baru memiliki beberapa jaringan
sayuran A yang umur 35 tahun adalah
sosial, jaringan tersebut adalah jaringan
anak seorang pedagang sayuran, berlatar
sosial antara tengkulak dengan pedagang,
belakang pendidikan SMU ini. Ia sudah
pedagang dengan konsumen, antar sesa-
merintis berjualan selama dua puluh ta-
ma pedagang, tingkah laku dan agama
hun, dengan omzet penjualannya berkisar
pedagang, pedagang petugas pasar. Hal
kurang lebih Rp 400.000,00 sampai Rp
tersebut merupakan relasi yang kompleks
450.000,00 setiap harin. Ia di bantu oleh
meliputi banyak pihak dalam arus perpu-
salah satu saudaranya yang bernama BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 134
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
Marwi, karena faktor sudah lanjut usia,
pedagang melakukan pembayaran deng-
maka usahanya di lanjutkan kepada anak-
an cara ngalap nyaur adalah pedagang
nya. Tengkulak sayuran tersebut bernama
mudah untuk memutarkan modal usaha-
Bapak Lutfi (panggilan Bos). Lutfi dapat
nya. Sedangkan keuntungan bagi teng-
panggilan Bos itu, dikarenakan ia banyak
kulak adalah pedagang harus membayar
mempunyai lahan perkebunan dan sayur-
penuh kepada tengkulak, walaupun masih
annya dibeli banyak pedagang. Bos ber-
ada sisa sayuran.
tempat tinggal di jalan Urip Sumoharjo
Berbeda pula yang dilakukan oleh
dekat dengan Pasar Keputran. Orang tua-
oleh pedagang B (50 tahun) berprofesi
nya Bos masih tinggal di kota Malang. Bos
sebagai pedagang sayur, meskipun tidak
sendiri mempunyai kebun hasil pening-
pernah sekolah, namun ia bisa membaca
galan kakek buyut. Kebun yang Bos miliki
dan menghitung uang. Ia mulai berjualan
itu di tanami tanaman sayuran. Hasil pa-
sejak tahun 1982 sampai sekarang. Pada
nen yang berupa , sawi, wortel, brongkol,
saat itu dia berusia 20 tahun. Ia merintis
dan lain sebagainya,yang akan di bawa ke
usahanya selama tiga puluh tahun. Omzet
Pasar Keputran untuk di jual. Bos mulai
penjualannya berkisar kurang lebih Rp
membuka kiosnya mulai pukul 03.00,
300.000,00 sampai Rp 350.000,00 per
untuk menggelar dagangannya.
hari. Ia kulakan sayuran
Hubungan pedagang pasar dengan tengkulak adalah menjaga kepercayaan.
di tengkulak
yang bernama Hendra (Ndra) di Pasar Keputran.
Menjaga kepercayaan ini dilakukan deng-
Ia biasa membeli barang dagang-
an cara pembayaran setelah dagangan
annya secara tunai (kontan). Dalam hal
laku terjual atau besok harinya (ngalap
ini membayarnya secara kontan. Ia tidak
nyaur). Contohnya; Mak mengambil sa-
bisa melayani pembelian secara kredit,
yuran pada tengkulak dan di jual ke
karena Ndra tidak mau mengulangi
pasar, setelah laku terjual maka pemba-
kejadian yang sama pada waktu dulu.
yaran dilakukan pada esok harinya. Pem-
Berbeda juga yang dilakukan oleh
bayaran dengan cara ngalap nyaur, yang
pedagang C (49 tahun) berprofesi sebagai
artinya pedagang mengambil sayuran
pedagang sayur, meskipun tidak menge-
kemarin, jika masih ada sisa sayuran, ma-
nyam pendidikan, tetapi ia bisa meng-
ka tengkulak tidak mau tahu, yang pen-
hitung uang dan buta huruf. Ia berjualan
ting pedagang harus membayar dagangan
sejak usia 20 tahun. Dia mulai berjualan
yang diambil kemarin. Keuntungan bagi
sejak tahun 1983 hingga sekarang. Omzet BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 135
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
penjualannya berkisar kurang lebih Rp
sudah mulai berjualan selama dua puluh
150.000,00 sampai Rp 200.000,00 per
tahun. Ia mulai berjualan sejak berusia 40
hari. Tengkulak Santi yang bernama Cak
tahun. Ia mulai berdagang sejak tahun
Doel (panggilan Doel). Doel bermukim di
1972 sampai sekarang. Omzet penjual-
Jalan Urip Sumoharjo dekat Pasar Kepu-
annya berkisar Rp. 500.000,00 sampai Rp.
tran, dia mengambil sayuran dari kota
600.000,00 per hari. Tengkulaknya ber-
Malang yang juga hasil panennya Lutfi.
nama Gogok. Ia mempunyai saudara di
Pada umunya tengkulak sayuran
Malang yang bernama Irfian. Ia mempu-
membuka kiosnya sebelum sholat subuh.
nyai lahan perkebunan buah. Ia meng-
Biasanya membeli sayur satu kranjangan
ambil buah dari perkebunan saudaranya.
(yang isinya sekitar lima kilogram). Pem-
Keuntungannya dibagi antara lima puluh
belian per keranjang akan mendapatkan
persen Irfian dan Gogok lima puluh per-
harga lebih murah.
sen. Ia berasal dari kota Surabaya dan
Doel memberikan harga langsung
bermukim di Jalan Undaan Surabaya,
dari kota Malang. Barang dagangannya
dekat Pasar Penele. Setiap harinya ia
seperti sayuran kelihatan masih segar,
membuka kiosnya mulai pukul 03.00-
dan tidak layu. Ia memilih Doel, karena
09.00 wib. Para pembeli mulai berdatang-
pelayanannya baik. Pelayanan baik yang
an. Ia membeli buahan satu kranjangan
dilakukan oleh Doel adalah memberikan
(yang isinya sekitar lima kilogram).
harga yang lebih murah, barang dagang-
Pembelian per kranjang akan mendapat-
annya lebih segar dan ramah dalam
kan harga murah. Seperti dikatakannya:
melayani pembeli. Ia biasa membeli barang dagangannya secara tunai (kontan). Dalam hal ini pembayarannya secara kontan. Ia tidak biasa melayani pembelian secara kredit karena Doel tidak mau memberikan kredit kepada para pembeli, pembeli harus membayar secara kontan . Berbeda pula dengan yang dilaku-
”Markayem : Gogok saya mau beli buah kurang lebih sepuluh kilogram seperti buah jeruk yang harganya berkisar antara Rp 8500,00 sampai Rp 10000,00 per kilonya, sedangkan harga buah apel berkisar antara Rp 9000,00 sampai Rp 11000,00 per kilonya. Gogok : Saya siapkan sekarang. Markayem: tolong di bersihkan dulu, supaya kelihatan segar? Gogok : Sip”
kan oleh pedagang buahan A umur 60 pendidikan
Ia biasa membeli barang dagang-
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia
an secara tunai (kontan). Dalam hal ini,
tahun,
berlatar
belakang
BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 136
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
pembayarannya tidak pernah terlambat ataupun nunggak (utang). Ia diberikan fasilitas berupa pertukaran barang, apabila ada buah yang sudah tidak segar lagi,
sedangkan harga buah apel berkisar antara Rp 9000,00 sampai Rp 11000,00 per kilonya. Muni : Sebentar, masih saya ambilkan. Maymuna: langsung di bawa ke Pasar Kapasan Baru.”
maka buah-buahan yang sudah di beli, bisa dikembalikan. Selain menjual buah-
Hubungan pedagang pasar dengan
buahan Markayem juga menjual rujak
tengkulak adalah menjalin hubungan
cingur.
baik. Hubungan baik ini dilakukan dengan Berbeda pula yang dilakukan pe-
cara membayar setelah dagangan laku
dagang B umur 58 tahun, berlatar bela-
terjual atau keesokan harinya (ngalap
kang pendidikan Sekolah Menengah Per-
nyaur). Karena tengkulak merasa iba
tama (SMP), ia sudah merintis berjualan
kepada Maymuna, iba disini karena pas
selama lima belas tahun. Ia mulai
disaat ia berangkat membeli buah, ia ke-
berjualan sejak usia 43 tahun. Ia mulai
kurangan uang, dan ia bilang nanti sore
berdagang sejak tahun 1969 hingga seka-
saya kesini lagi.
rang. Omzet penjualannya berkisar ku-
Pembayaran dengan cara ngalap
rang lebih Rp 400.000,00 sampai Rp
nyaur, yang artinya pedagang mengambil
450.000,00 per hari. Tengkulaknya yang
buahan kemarin, jika masih ada sisa
bernama Munif. Ia mengambil buahnya
buahan, maka tengkulak tidak mau tau,
dari Gogok. Karena ia mempunyai sau-
yang penting pedagang harus membayar
dara yang punya lahan perkebunan buah
dagangan yang diambil kemarin.
yang ada di Malang. Setiap harinya ia
Keuntungan bagi pedagang mela-
mulai berjualan pukul 03.00-09.00 wib.
kukan pembayaran dengan cara ngalap
Para pembeli sudah mulai datang. Biasa-
nyaur adalah pedagang mudah untuk me-
nya membeli buah-buahan per satu
mutarkan modal usahanya. Sedangkan
kranjang
lima
keuntungan bagi tengkulak adalah peda-
kilogram). Pembelian per kranjang akan
gang harus membayar penuh kepada
mendapatkan harga lebih murah. Seperti
tengkulak, walau masih ada sisa sayuran.
(yang
isinya
sekitar
dikatakannya:
Berbeda pula yang dilakukan oleh pedagang C umur 59 tahun, berlatar be-
” Pak saya beli Buah sepuluh kilogram yang di beli seperti buah jeruk yang harganya berkisar antara Rp 8500,00 sampai Rp 10000,00 per kilonya,
lakang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia sudah merintis berjualan selama lima belas tahun. Ia mulai berBioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 137
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
jualan sejak usia 44 tahun. Ia mulai ber-
usia 37 tahun. Ia mulai berdagang sejak
dagang sejak tahun 1968 hingga seka-
tahun 1975 hingga sekarang. Omzet
rang. Omzet penjualannya berkisar Rp
penjualannya berkisar kurang lebih Rp
500.000,00 sampai Rp 550.000,00 per
1.500.000,00 sampai Rp 2.000.000,00 /
hari. Tengkulaknya yang bernama Jarno.
perbulan. Ia membeli barang dagangan-
Jarno berasal dari kota Surabaya. Ia
nya di Jalan Panggung, karena tempat
bermukim di Jalan Undaan Surabaya yang
tersebut merupakan pusat grosir semba-
berdekatan dengan Pasar Penele. Biasa-
ko. Ia membeli kebutuhan sehari-hari
nya ia membeli buah per satu kranjang
seperti beras, minyak tanah, gula pasir,
(yang isinya sekitar lima kilogram). Pem-
dan lain-lain melalui sales-sales yang ada
belian per kranjang akan mendapatkan
di pasar-pasar, dengan harga grosiran
harga lebih murah. Seperti dikatakannya:
atau partai. Misalnya gula pasir dan beras satu karung dan sak-sakan. Satu karung
“Jarno saya membeli buah sepuluh kilogram, diantaranya seperti buah jeruk yang harganya berkisar antara Rp 8500,00 sampai Rp 10000,00 per kilonya, sedangkan harga buah apel berkisar antara Rp 9000,00 sampai Rp11000,00 per kilonya.”
(berisi seratus kilogram) dan satu saksakan (berisi sepuluh sampai dua puluh lima kilogram). Hubungan pedagang pasar dengan tengkulak adalah secara normal. Secara
Hubungan pedagang pasar dengan
normal dalam hal ini dilakukan dengan
tengkulak adalah menjaga hubungan baik.
cara tunai (kontan). Karena toko tersebut
Menjaga hubungan baik dilakukan deng-
tidak mau memberikan kredit (ngalap
an cara membayar secara tunai (kontan).
nyaur), ia hanya mau melayani secara
Karena tengkulak tidak mau memberikan
tunai (kontan). Dan barang ini meru-
kredit kepada pembeli. Pembayaran se-
pakan barang yang bisa bertahan lama,
cara tunai (kontan), cara ini lebih efektif
hingga bertahun-tahun pun tidak pernah
untuk memutar keuangan untuk kebu-
akan rusak ataupun bau.
tuhan sehari-hari.
Berbeda pula yang dilakukan oleh
Berbeda pula yang dilakukan oleh pedagang sembako A
pedagang B umur 51 tahun yang berpro-
umur 52 tahun
fesi sebagai pedagang sembako, ia hanya
yang berprofesi sebagai pedagang sem-
mengenyam di bangku Sekolah Dasar
bako, hanya mengenyam di bangku
(SD). Ia sudah berjualan sejak enam belas
Sekolah Dasar (SD). Ia merintis berjualan
tahun, ia mulai berjualan sejak umur 35
sejak lima belas tahun, ia berjualan sejak
tahun. Ia mulai berdagang sejak tahun BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 138
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
1977 hingga sekarang. Ia mendapatkan
jenis dianggap sebagai penjual perantara
omzet penjualan berkisar Rp 800.000,00
barang-barang yang di kulakannya dari
sampai Rp. 850.000,00 per hari. Lika
pemasok. Dalam istilah perdagangan
membeli
Jalan
pasar hubungan ini biasa disebut dengan
tersebut
hubungan ngalap-nyaur “suwengi” (sema-
merupakan pusat grosir sembako. Lika
lam) dan pada pagi harinya lunas.
membeli kebutuhan sehari-hari seperti
(Ahimsa, 2003). Ada beberapa juga yang
bersa, minyak tanah, gula pasir, dan lain-
melakukan hubungan secara normal de-
lain melalui sales-sales yang ada di pasar-
ngan para tengkulak.
Panggung,
barang karena
dagangan tempat
di
pasar, dengan harga grosiran atau partai.
Kendala-kendala
yang
dialami
Misalnya gula pasir dan beras satu karung
diatas oleh pedagang sayuran, pedagang
dan sak-sakan. Satu karung (berisi seratus
buah,
kilo-gram) dan satu sak-sakan (berisi
tengkulak
sepuluh sampai dua puluh lima kilogram).
pelayanan dan pengiriman. Cuaca ini
Hubungan pedagang pasar dengan
sangat berpengaruh terhadap sayuran
tengkulak adalah secara normal. Secara
maupun buah. Pelayanan pun ikut ber-
normal dalam hal ini dilakukan dengan
pengaruh, karena pelayanan juga ikut
pembayaran secara tunai (kontan). Kare-
meningkatkan keuntungan, jika pelayan-
na toko tersebut tidak mau memberikan
annya kurang baik, akan banyak kehi-
kredit (ngalap nyaur), ia hanya mau mela-
langan pelanggan yang selama ini mem-
yani secara tunai (kontan). Dan barang ini
beli di tempatnya. Pengiriman pun ikut
merupakan barang yang bisa bertahan
ambil bagian dari perdagangan, pengirim-
lama, hingga bertahun-tahun pun tidak
an barang juga tergantung cuaca, khusus
pernah akan rusak ataupun bau.
pedagang sembako, barang yang dikirim
pedagang
sembako
adalah
dengan
masalah
cuaca,
Hal ini mencerminkan ada hu-
itu tahan lama, selama barang itu belum
bungan timbal balik dari kedua belah pi-
habis, barang tersebut akan di kirim,
hak yang bersifat menguntungkan. Hanya
karena ada barang baru yang kualitasnya
beberapa pedagang sayuran, buah, dan
sama.
sembako, yang berjualan di Pasar Kapas-
habiskan.
Barang
yang
dulu
harus
di
an Baru juga melakukan hal yang sama seperti hubungan dagang antara Mak dan
Relasi Pedagang-Konsumen (Pembeli).
bos. Pedagang yang menjual barang da-
Pada umumnya para pedagang sayuran
gangannya kepada pedagang lain yang se-
membuka kiosnya setelah menjalankan BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 139
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
sholat subuh. Sebelum dijual sayurannya,
Kurang lebih ada lima pengusaha katering
maka dibersihkan terlebih dahulu agar
, salah satunya adalah Cik Meme.
kelihatan lebih segar dan fresh. menutup
Berbeda pula yang dialami oleh
kiosnya sekitar jam 13.00. Pelanggan
konsumen yang bernama Wa’ngat, cara
mulai berdatangan sekitar jam 05.30.
melayani sangat berbeda dari pelayanan-
Pedagang A sampai sekarang masih men-
nya kepada Cik Meme, Wa’ngat membeli
jalankan aktivitasnya sebagai seorang
sayuran hanya Rp. 5000,00 rupiah. Ia sa-
muslimah. Ia memberikan pelayanan
ngat mengerti dengan kondisi Wa’ngat
yang terbaik kepada pelanggan. Pelayan-
yang kehidupannya serba kekurangan, se-
an yang terbaik ini dengan cara mem-
tiap dia membeli sayuran, mesti akan di-
berikan pelayanan delivery (siap antar)
beri tambahan sayuran untuk dia bawa
kepada pelanggan. Salah satu pelanggan-
pulang.
nya yang bernama Cik Meme. Cik Meme
Banyak pula membeli sayuran per
merupakan wanita karir yang tidak bisa
biji, biasanya itu yang dilakukan oleh para
datang langsung ke pasar. Apabila mau
pembantu yang bernama Surti. Ia disuruh
belanja, dia tinggal menelpon dan Mak
majikan untuk berbelanja sayur wortel,
siap mengantar ke tempatnya. Cara ter-
kangkung, dan lain sebagainya. Selama
sebut lebih praktis dari pada datang lang-
bekerja, ia tidak di beri kesempatan untuk
sung ke pasar, karena ia pelanggan paling
menjalankan ibadah sholat seperti layak-
lama di Mak. Kemudian Cik Meme mem-
nya seorang muslimah lainnya.
bayar secara kontan kepada Mak.
Berbeda pula yang dilakukan oleh
Dengan bertambahnya pelanggan,
pedagang B, ia memberikan pelayanan
pedagang A merasa kualahan sehingga
yang terbaik kepada pelanggan. Pelayan-
dibantu salah satu keluarganya yang ber-
an baik dalam hal ini adalah memberikan
nama Marwi. Bertambahnya pemasukan
harga yang murah kepada konsumen.
keuangan, maka pedagang A membeli
Seperti yang dialami konsumennya yang
kios lagi untuk menambahkan barang
bernama Empit. Empit merupakan pe-
jualan supaya pelanggan merasa puas.
langgan yang menggunakan tradisi kuno,
Pelanggan paling banyak yang mengguna-
yaitu apabila mau belanja, dia datang ke
kan jasa siap antar adalah para peng-
tempat kiosnya lebih awal dari pada
usaha katering, restoran, dan katin-kantin
pemilik kios. Kemudian Empit membayar
yang terletak di sekitar Pasar Kapasan.
secara kontan kepada Siama. BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 140
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
Berbeda pula yang dilakukan oleh
Tionghoa, yang setiap paginya membeli
pedagang C ia memberikan pelayanan
beberapa kilo buah-buahan di buat jus
yang terbaik kepada pelanggan, salah satu
dan pencuci mulut untuk semua keluarga.
pelayanan terbaik adalah ia selalu mem-
Buah-buahan yang di jual Markayem ini
berikan potongan harga, jika konsumen
memang benar-benar masih segar, bila
membeli sayuran paling sedikit tiga ikat
ada kondisi buah yang sudah membusuk,
sayur. Pelanggan yang mendapatkan po-
maka ia akan menjualnya dengan harga
tongan harga bernama Erna. Ia apabila
paling murah, ada juga yang dibagi-bagi-
membeli sayur brokoli paling sedikit tiga
kan antar sesama pedagang sendiri
ikat seharga Rp 4000,00 rupiah
Untuk jualan buahnya, selain jual
Berbeda pula yang dilakukan oleh
buah, pedagang A juga berjualan makan-
pedagang Buahan A umur 60 tahun, ia
an seperti rujak, rujak tersebut memberi-
membeli buah kurang lebih sepuluh kilo-
kan keuntungan bagi Markayem sendiri,
gram, diantaranya seperti buah jeruk
ini hanya sebuah ide saya sendiri, dengan
yang harganya berkisar Rp 8500,00
kerja kerasnya tersebut membuahkan ha-
sampai Rp 10000,00 per kilo, sedangkan
sil, penghasilan pedagang A lebih mening-
harga buah apel berkisar antara Rp
kat dari sebelumnya, dia mendapatkan
9000,00 sampai Rp 11000,00 per kilonya,
tambahan
Pada umumnya para pedagang
penghasilan
berkisar
Rp
66.000,00 per bulan.
buahan di pasar tradisional membuka
Berbeda pula yang dilakukan oleh
kiosnya setelah menunaikan sholat su-
pedagang B, ia membeli buah kurang
buh. Pedagang A memberikan pelayanan
lebih sepuluh kilogram, diantaranya jeruk
yang terbaik kepada pelanggan. Pelayan-
yang harganya berkisar Rp 8500,00
an yang terbaik ini dilakukan dengan cara
sampai Rp 10000,00 per kilo, sedangkan
mengantarkan pesanan makanan di se-
harga buah apel berkisar antara Rp
tiap kios-kios pedagang, itu untuk jualan
9000,00 sampai Rp 11000,00 per kilonya.
makanan rujak, dan untuk buahnya ia
Ia memberikan pelayanan yang
juga melakukan perubahan tersebut jika
terbaik kepada pelanggan. Pelayanan
ada buah yang dibeli sama konsumen
yang terbaik yang diberikan dengan cara
selama dua hari itu busuk atau menge-
mengantarkan pesanan buahan di setiap
luarkan bau, bisa dikembalikan dan
kios-kios pedagang. Maymuna melakukan
diganti dengan buah yang baru. Pelang-
perubahan jika ada buah yang dibeli sama
gannya
konsumen selama dua hari itu busuk atau
kebanyakan
keturunan
etnis
BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 141
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
mengeluarkan bau, bisa dikembalikan
semestinya dilakukan oleh pedagang. Pe-
dan diganti dengan buah yang baru.
langgan
Pelanggan Maymuna adalah kebanyakan
keturunan etnis Tionghoa, yang setiap
warung-warung kecil, yang setiap paginya
paginya membeli beberapa kilo buah-
membeli beberapa kilo buah-buahan
buahan di buat jus dan pencuci mulut
dibuat
untuk semua keluarga.
jus dan pencuci mulut untuk
Rosida
adalah
kebanyakan
semua keluarga. Buah-buahan yang di
Berbeda pula yang dilakukan oleh
jual Maymuna ini memang benar-benar
pedagang sembako A, ia mulai buka
masih segar, bila ada kondisi buah yang
kiosnya sejak pukul 04.30 setelah sholat
membusuk, Maymuna menjual dengan
subuh, pedagang sembako mulai menata
harga paling murah, ada juga yang dibagi-
rapi untuk barang yang akan dijual,
bagikan antar sesama pedagang sendiri.
barang-barang yang dijualnya seperti,
Berbeda pula yang dilakukan oleh
beras, gula, telur, shampoo dan lain-lain.
pedagang C, ia membeli buah kurang
Pukul 06.00 pelanggannya mulai berda-
lebih sepuluh kilogram, diantaranya jeruk
tangan. Siang harinya pembeli mulai
yang harganya berkisar Rp 8500,00
menurun,
sampai Rp 10000,00 per kilo, sedangkan
aktivitas sebagai umat muslim biasanya.
May
mulai
menjalankan
harga buah apel berkisar antara Rp
Pada umunya pedagang sembako
9000,00 sampai Rp 11000,00 per kilonya.
di pasar tradisional membuka kiosnya
Ia memberikan pelayanan yang
setelah menunaikan sholat subuh dan
buruk kepada pelanggan. Pelayanan bu-
menutupnya pada setelah menjalankan
ruk ini dilakukan dengan cara tidak bisa
sholat ashar.
menukar barang yang sudah dibeli. Ba-
Pedagang A memberikan pelayan-
nyak yang melakukan protes kepada
an terbaik kepada pelanggan. Pelayanan
Rosida akan pelayanan yang dia lakukan,
tersebut dengan cara memberikan hadiah
dan beberapa pelanggan enggan membeli
kepada salah satu konsumen yang ber-
kepadanya. Contohnya jika ada buah yang
nama Ibhe yang berupa sewek, dikare-
dibeli sama konsumen selama dua hari itu
nakan Ibhe merupakan pelanggan tetap.
busuk atau mengeluarkan bau, tidak bisa
Ia juga mengutamakan silaturahmi antar
dikembalikan dengan buah yang baru ada
konsumen dan tidak membedakan etnis.
pembeli yang mau menukar buahnya ka-
Hal ini terlihat dari sikap mereka yang
rena busuk , maka Rosida pun tidak mau
ramah dan penuh perhatian menampung
menerima buah tersebut. Hal itu tidak BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 142
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
uneg-uneg (keluhan) para pembelinya
Mengutamakan silaturahmi adalah jika
dan cara pembayaran langsung (kontan).
ada pembeli selalu bertukar pikiran.
Salah satunya juga Irma yang
Sehubungan itu ada salah satu pelanggan
berprofesi pembantu, ia bercerita seputar
bernama Mulyono yang membeli beras di
kehidupannya, pedagangpun sering mem-
Tatik lebih sering marah kepada dia.
berikan nasihat-nasihat kepada konsum-
Deskripsi
diatas
menunjukkan
en, agar tabah dalam menjalankan kehi-
bahwa banyak relasi yang terjadi pada
dupan ini. Bahkan sering kali bersanda
pemilik modal bukan hanya sebatas pada
gurau dengan santai. Terkait dengan pola
hubungan antara pedagang dan konsum-
penjualan yang melayani para pedagang,
en melainkan juga hubungan antar sesa-
maka dalam melayani mengutamakan
ma pedagang sayuran, buah, dan sembako
keramah-tamahan dan kerendahan hati.
yang bisa memberikan keuntungan lain
Keramah-tamahan ini seperti hal yang
dalam kegiatan dagang mereka.
pernah di paparkan diatas dan juga bisa
Masih banyak masyarakat yang
memberikan kesan yang baik kepada
menyukai pasar tradisional, dengan ini
pelanggan. Maka wajar jika lapak dagang-
sebagian masyarakat datang lebih awal
annya selalu ramai dikunjungi orang ber-
dari pada pedagang itu sendiri. Hal ter-
dasarkan pengamatan peneliti setelah
sebut bisa dilihat pada hubungan antara
dua atau tiga kali pertemuan, hubungan
pemilik modal dengan pedagang, baik
sudah menginjak ke tingkat keakraban.
hubungan yang lepas ataupun terikat,
Berbeda pula yang dilakukan oleh pedagang B, ia mulai buka kiosnya sejak
keduanya memberikan kontribusi dalam hal penjualan.
pukul 04.00 setelah sholat subuh, ia mulai
Sedangkan kegiatan transaksi me-
menata rapi untuk barang yang akan
nunjukkan bahwa terjadi kedua yang me-
dijual,
dijualnya
lembaga dalam hubungan dagang antara
seperti, beras, gula, telur, shampoo dan
pemilik modal dengan konsumen yakni:
lain-lain. Pukul 06.00 pelanggan Lika
konsumen dan kontan. Dalam pengertian
mulai berdatangan.
yang lugas, hubungan ngalap nyaur
barang-barang
yang
Ia memberikan pelayanan yang
(Ahimsa, 2003) merupakan karakteristik
terbaik. Pelayanan terbaik itu dengan
dari banyak pedagang meliputi penye-
cara mengutamakan tali silaturahmi antar
diaan kredit berjangka pendek dalam
konsumen dan tidak membedakan etnis.
bentuk barang dagangan. BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 143
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
Kendala-kendala yang di hadapi
lembaga dalam hubungan antar sesama
oleh konsumen adalah pelayanan dan
pedagang antara pedagang satu dengan
masalah pengembalian barang. Pelayanan
pedagang yang lain yakni: pedagang A
ini adalah hal terpenting dalam perda-
dengan pedagang B . Dalam pengertian
gangan, jika ada pelayanan yang diberi-
yang lugas, hubungan ngalap nyaur
kan kepada pelanggan atau konsumen,
(Ahimsa, 2003) merupakan karakteristik
maka pelanggan tersebut akan mening-
dari banyak pedagang meliputi penye-
galkan pedagang tersebut dan tidak mem-
diaan kredit berjangka pendek dalam
beli kepada kiosnya. Masalah pengem-
bentuk barang dagangan.
balian barang, khusus pedagang buah jika ada barang yang busuk tidak bisa di
Relasi Pedagang-Petugas Pasar
kembalikan, seperti yang di terangkan
Hubungan petugas pasar dengan peda-
oleh pedagang buah di atas, bahwa pem-
gang sayuran, buah dan sembako saling
beli tidak boleh mengembalikan barang
membutuhkan. Saling membutuhkan da-
yang sudah dibelinya.
lam hal ini adalah dimana petugas pasar membutuhkan pedagang pasar untuk
Relasi Antarpedagang
membayar retribusi dan sewa kios tiap
Hubungan yang telah dibangun oleh para
bulan. Uang pembayaran tersebut diguna-
pedagang di Pasar Kapasan, merupakan
kan untuk mengelola dan memperbaiki
hubungan saling percaya,. Hubungan
fasilitas-fasilitas pasar yang ada. Begitu
saling percaya ini dilakukan dengan cara
pula dengan sebaliknya. Peraturan pasar
menitipkan kios ketika mau pergi atau
secara umum: 1) Pasar Kapasan Baru
berangkat mengambil barang dirumah,
membuka kegiatan perdagangan mulai
itu aja tidak lama berkisar kurang lebih
pukul 05.00 sampai 17.00 setiap harinya.
hanya setengah jam aja. Dalam hal mem-
2) Pada hari libur nasional, Pasar Ka-
beli barang dagangan mereka memberi-
pasan Baru masih melakukan kegiatan
kan harga kulakan, jika ada kekurangan
perdagangan, kecuali pada hari besar
barang dagangan bisa mengambil di kios
keagamaan Islam, seperti Idul Fitri dan
tetangganya. Hal tersebut telah dilakukan
Idul Adha kegiatan
oleh para pedagang sayuran, pedagang
tiadakan selama tiga hari. 3) Setiap peda-
buah, dan pedagang sembako.
gang berkewajiban membayar secara
perdagangan
di
Sedangkan kegiatan transaksi me-
langsung rekening tempat sebesar jumlah
nunjukkan bahwa terjadi kedua yang me-
tagihan di Kantor Unit Pasar setempat, BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 144
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
paling lambat pada akhir bulan. Bila
rezeki kita juga bukan semuanya milik
melebihi batas tersebut, dikenakan denda
kita, maka harus sebagian kita sede-
10% dari total tagihan yang tertera dalam
kahkan kepada orang yang tidak mampu.
rekening. 4) Apabila lewat 60 hari dari
Deskripsi diatas merupakan hu-
batas waktu pembayaran tersebut pada
bungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
awal bulan, kios dapat di tutup sementara
para
atau disegel sampai dengan di penuhinya
sembako memiliki kepercayaan yang
kewajiban tersebut. 5) Pembukaan kem-
sangat kuat terhadap agama yang di-
bali kios dapat dilakukan setelah melu-
anutnya. Hubungan ini sangat erat dalam
nasi seluruh tunggakan rekening beserta
kegiatan dunia perdagangan yang tidak
denda.
bisa di tinggalkan. Mereka mempunyai
pedagang
sayuran,
buah,
dan
ekspresi kultural, atau lebih tepat, eksKerja Keras Pedagang
presi tradisional yang berasal dari ideo-
Kerja keras yang dilakukan oleh pedagang
logi-keagamaan.
yaitu mengikuti ajaran agama. Ajaran –
Dalam hubungan ini, maka Islam
ajaran agama sangat mempengaruhi da-
tampak memberikan dukungan moral dan
lam kegiatan ekonomi dalam kehidupan
ideologis. Etos-etos keagamaan tertentu
sehari-hari. Seperti yang di tunjukkan
menjadi pemerkuat dan telah membentuk
beberapa pedagang sayuran, buah dan
kombinasi selaras dengan pekerjaan-
sembako yang berada di Pasar Kapasan.
pekerjaan informal (Sobari, 1995; 204).
Maka itu pedagang menjalankan syariat seperti di anjurkan oleh Bu Nyai,
Penghematan Pedagang.
orang tua saya pun juga mengikuti an-
Penghematan yang dilakukan pedagang
juran tersebut. Jika tidak, kata orang tua,
sayuran, pedagang buahan, pada umum-
rezeki kita akan di persulit oleh Allah swt.
nya, pada saat kulakan para pedagang
Orang tua saya sudah menganjurkan saya
membawa kendaraan sendiri, jika mema-
jangan lupa sholat lima waktu di tambah
kai angkutan umum, maka para pedagang
dengan sholat-sholat sunnah yang lain, itu
menambah biaya untuk ongkos trans-
merupakan sunnah Rasulullah SAW. Saya
portasi. Berbeda pula yang dilakukan oleh
juga tidak lupa untuk bersedekah kepada
pedagang sembako, jika pembelian ba-
orang-orang yang membutuhkan, karena
rang dalam jumlah besar, maka tengkulak
itu juga akan diberi umur panjang dan
akan mengirim barang ke Pasar Kapasan
rezeki kita akan bertambah lebih banyak,
Baru dengan di tambah biaya ongkos BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 145
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
pengiriman. Pedagang sembako juga di
Ada salah satu pedagang sembako
datangi oleh sales dari produk-produk
yang bernama Lika yang masih meng-
yang ada di pasaran secara umum.
gunakan kebudayaan dahulu, dia ber-
Misalnya: shampo, minyak goreng, susu
agama Islam, tetapi dia
kaleng, diterjen, dan lain sebagainya.
menjalankan syariat Islam sebagaimana
Untuk penghematan pengeluaran kebu-
umat Islam pada umumnya. Ia sering
tuhan makanan sehari-hari para peda-
melakukan hal-hal yang dianggap mistik.
gang membawa bekal dari rumah di bawa
Salah satu harta peninggalan orang
ke Pasar Kapasan Baru untuk makan pagi
tuanya adalah pusaka keris. Lika mem-
dan siang hari. Harga makanan yang ada
percayai
di warung-warung Pasar Kapasan Baru
orang tuanya tersebut membawa berkah
cenderung mahal, karena mengikuti har-
tersendiri, tanpa harus menjalankan sya-
ga sembako yang berada dipasaran sema-
riat Islam. Ia juga melakukan ritual
kin mahal. Apalagi mendekati bulan
sesajen setiap malam satu suro dan malam
puasa, harga kebutuhan pokok semakin
jum’at kliwon serta percaya ada tempat
meningkat.
yang dianggap keramat, salah satunya
bahwa
pusaka
tidak pernah
peninggalan
Deskripsi diatas membahas ten-
kuburan. Kepercayaan yang di tanamkan
tang pandangan-pandangan dan sikap-
oleh orang tuanya terhadap Lika dipe-
sikap
gang teguh olehnya hingga sekarang.
terhadap uang, gagasan-gagasan
mengenai hemat dan boros, atau sikap
Deskripsi diatas merupakan ajaran
terhadap kerja keras dalam kaitannya
agama Islam dibahas atas dua aspek:
dengan ajaran agama (Sobari, 1995:28).
Islam sebagaimana yang di praktikkan. Dalam Islam sebagaimana yang diajarkan
Religi Pedagang
seperti: meminta maaf kepada orang tua
Para pedagang Pasar Kapasan Baru pada
(sungkem kepada orang tua), ziarah
umumnya beragama Islam, mereka me-
kubur dalam hubungannya dengan kegi-
lakukan sungkem (meminta doa restu ke-
atan ekonomi (Sobary, 1995: 32). Ada
pada kedua orang tuannya) agar dimu-
pula yang menganut ajaran Islam, namun
dahkan rejekinya, barang dagangannya
hanya dalam kehidupan sehari-hari tidak
bisa laku terjual, rezekinya barokah men-
mengikuti syariat Islam yang semestinya
dapatkan ridho Allah swt, agar bisa me-
di lakukan oleh umat muslim pada
nunaikan ibadah haji, dan lain sebagainya.
umumnya. BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 146
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
Penutup
untuk datang ke tempat tersebut. Sedang-
Dari hasil penelitian yang dilakukan ter-
kan cuaca terkait dengan hujan dan tidak
hadap pedagang di Pasar Kapasan Baru
hujan, panas dan dingin. Sedangkan ken-
menunjukkan bahwa, Pedagang Sayuran,
dala yang khusus untuk pedagang sayur-
Pedagang Buahan dan Pedagang Sembako
an, pedagang buah, dan pedagang sem-
sangat meghindari kerugian. Untuk meng-
bako adalah kendala dari kepercayaan
hindari kerugian mereka tidaklah mudah,
yang telah disepakati oleh kedua belah
selama usaha sebagai pedagang masih
pihak, ada juga masalah pelayanan, pela-
memberinya keuntungan, meskipun kecil.
yanan disini sangat berpengaruh terha-
Mereka melakukan berbagai cara untuk
dap keuntungan yag di dapatkan setiap
tetap berjualan di area Pasar Kapasan
hari, ada pula yang masalah pengiriman
Baru.
barang yang mana, pengiriman tersebut Kendala yang dihadapi para peda-
bukan tepat waktu, malah barang yang
gang sayuran, pedagang buah dan sem-
masih ada, barang tersebut di tambah lagi
bako adalah masalah kepercayaan, masa-
untuk penambah barang yang di jual.
lah pelayanan, dan masalah pengiriman.
Strategi rasional yang telah di
Adapun masalah lain yaitu: pertama,
jabarkan di atas terbagi dengan berbagai
ketidaknyamanan lingkungan. Terkait ke-
cara yang di lakukan oleh para pedagang,
tidaknyamanan ini adalah kebersihan
cara tersebut yaitu relasi dengan teng-
lingkungan, banyak sampah-sampah yang
kulak, kedua relasi dengan konsumen,
berserakan di tengah kios-kios pedagang,
ketiga relasi antar sesama pedagang,
tidak disediakannya tempat-tempat sam-
keempat relasi dengan petugas pasar, dan
pah di sekitar kios pedagang, membuat
ke lima kerja keras para pedagang. Ke
para pedagang merasa kurang nyaman
enam penghematan para pedagang, dan
berdagang di tempat ini.
ke tujuh religi para pedagang.
Kedua, waktu dan cuaca mempu-
Selain itu didorong pula oleh sikap
nyai andil yang tidak bisa diremehkan,
enterpreneurship (wirausaha) terhadap
waktu disini terkait dengan hari dan jam,
dunia perdagangan. Terkait dengan per-
dalam arti pada hari tertentu dan jam
tumbuhan jumlah pedagang yang tiada
tertentu. Ada juga kendala yang di-
hentinya, dengan dibarengi perluasan
akibatkan oleh infrastruktur bangunan,
tempat, membuat persaingan meningkat,
karena bangunan suatu tempat sangat
baik memasarkan barang maupun men-
berpengaruh untuk menarik pengunjung
dapatkan konsumen. Akibat dari perBioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 147
Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional” hal. 127-148.
saingan ini adalah menurunnya harga barang dagangan. Kerja keras yang dilakukan setiap hari, terkait dengan keberadaan usahanya yang di pagi hari, dimana ajaran agama Islam sangat berpengaruh dalam kehidupan berdagang. Salah satunya adalah dengan menunaikan ibadah sholat, menjalankan sunnah rosullullah, dan bersodaqoh. Daftar Pustaka Ahimsa-Putra , H.S (2003) Ekonomi Moral, Rasional dan Politik; dalam Industri Kecil di Jawa Timur, Jogjakarta: Kepel Press.
Geertz, Clifford (1989). Penjaja dan Raja: Perubahan Sosial dan Modernisasi Ekonomi Di Dua Kota Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor. Koentjaraningrat (1980) Pengantar Ilmu Antropologi Budaya, Jakarta: Aksara Baru. Ihrom, O (1996) Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor. Prianto, Agus (2008) Ekonomi Mikro, Malang : SETARA Press Rustinsyah, (2009) “Kapitalisasi Dalam Usaha Tani Lahan Kering di Desa Kebunrejo. Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Jawa Timur” Disertasi, Yogyakarta : UGM Sobary, Mohammad, (1995) Kesalehan dan Tingkah Laku Ekonomi, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 148