STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN SYARHIL QURAN LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN SYARH AL-QURAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : HANDIENI FAJRIANTY NIM : 1110051000013
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1435H/2014M
STRATEGI DAKWAH PADEPOKAN SYARHIL QURAN LAMPUNG DALAM PENGEMBANGAN SYARH AL-QURAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : HANDIENI FAJRIANTY NIM : 1110051000013
Pembimbing
Zakaria, M.A NIP. 19720807 2003 12 1 003
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M
ABSTRAK
Handieni Fajrianty Strategi Dakwah Padepokan Syarhil Qur’an Lampung dalam Pengembangan Syarh al-Quran. Al-Quran adalah salah satu pegangan hidup umat Islam dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai Islam yang ada di dalamnya, disampaikan dengan bermacam cara. Salah satu cara yang kini mulai populer adalah syarh al-Quran. Skripsi ini dibuat dengan mengambil judul Strategi Tabligh Padepokan Syarhil Qur’an Lampung dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah. Skripsi ini mengulas keberhasilan strategi tabligh syarh al-Quran yang dilakukan oleh pembina sebuah padepokan syarh alQuran. Padepokan yang sederhana ini bisa memberi dampak yang luar biasa bagi dakwah Islamiyah di Provinsi Lampung. Keberhasilan dakwah ini harus dikaji dan diteliti lebih dalam. Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana strategi Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) dalam mengembangkan syarh alQuran untuk dakwah Islamiyah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan format deskripsi analisis. Adapun data penelitian diperoleh dengan cara wawancara, observasi, dan menganalisis dokumentasi. Teori strategi dakwah yang diungkapkan oleh Anwar Arifin, meliputi empat hal, yaitu: mengenal khalayak, menyusun pesan, memilih metode, dan penggunaan media. Berdasarkan hasil analisis, strategi dakwah yang dilakukan oleh Padepokan Syarhil Qur’an Lampung meliputi strategi mengenal khalayak dengan cara terjun langsung di keramaian. Kemudian menyusun pesan dengan cara pembinaan di berbagai bidang. Metode yang digunakan adalah persuasif dan informatif. Untuk pengoptimalan media, dilakukan dengan membangun link yang kuat dan meningkatkan prestasi. Hal ini membuat padepokan mendapat kepercayaan masyarakat, sehingga syarh al-Qur’an memiliki andil besar dalam pengembangan dakwah Islamiyah. Kata Kunci: Syarh al-Quran, Tabligh, Dakwah, Strategi, dan Padepokan.
i
KATA PENGANTAR
Bismillâhi ar-rrahmâni ar-râhîm Assalâmu ‘alaikum wr. wb, Puji beserta syukur ke hadirat Allah, Tuhan Semesta Alam, yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya. Tiada daya dan upaya melainkan atas kehendak-Nya. Kemudahan dan pertolongan Allah senatiasa penulis rasakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Strategi Dakwah Padepokan Syarhil Quran Lampung dalam Pengembangan Syarh al-Quran”. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam, Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Perasaan bahagia bercampur haru menyatu tatkala skripsi ini bisa diselesaikan. Penulis menyadari, terselesaikannya skripsi ini tidak luput dari bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi andil dalam penulisan skripsi ini baik secara moril dan materil. Terimakasih kepada yang terhormat dan tercinta, Ayahanda, Usup Sudiawan dan Mama, Nurlaela, yang selalu sabar membimbing, mendukung, dan selalu
ii
mencurahkan kasih sayang yang tak terbilang. Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt. Selain itu penulis juga menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A. 2. Ketua dan sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak Rachmat Baihaki, M.A. dan Ibu Umi Musyarofah, M.A. 3. Bapak Zakaria, M.A, selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing serta mentransfer ilmu di sela waktunya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL), dan pembina, Bapak Ahmad Rajafi, M.H.I, beserta pengurus, anggota, dan alumni yang bersedia melakukan wawancara bersama penulis. 5. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan kemudahan bagi penulis. 6. Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta, yang telah men-support dan memberikan arahan. 7. Keluarga besar Himpunan Qori dan Qori’ah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memfasilitasi penulis mengenal syarh al-Quran secara mendalam, terutama pembina syarh al-Quran, Kak Arif Amaruddin, S.Sos.I dan Hj. Eva Nur Latifah S.Pd.I.
iii
8. Keluarga besar Forum Mudzakaroh Isi dan Kandungan al-Quran (FMIKA) MAN 4 Model Jakarta. 9. Sefrianes Muhsin Dumbela, the best partner yang telah menyediakan waktu untuk mempertemukan penulis dengan pembina Padepokan Syarhil Qur’an Lampung, menemani dan memotivasi penulisan skripsi baik materil dan non materil, serta bantuan lainnya. 10.
Irfan, adik yang terus memotivasi penulis menjadi Kakak yang bisa
memberikan teladan yang baik dengan menyelesaikan skripsi dengan baik. 11. Teman-teman KPI A 2010 yang selalu kompak, yang memberi motivasi dan tutor sebaya. 12. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namanya namun turut memotivasi, membantu, dan mendoakan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan terimakasih, semoga Allah memberi balasan yang terbaik. Pada akhirnya, penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya. Semoga seluruh bantuan, bimbingan dan motivasi yan telah diberikan kepada penulis, mendapat pahala terbaik dari Allah Swt. Semoga Allah menuntun kepada jalan yang lurus dan diridhoi-Nya. Amin Ya Robbal ‘alamin. Tangerang Selatan, 2 Mei 2014
Handieni Fajrianty iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ………………………………………………………………………………........
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. v DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………… vii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………………………….. 4 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian …………………………………... 5 D. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………………....... 6 E. Metodologi Penelitian ………………………………………………………... 8 F. Sistimatika Penulisan ………………………………………………………... 11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS STRATEGI DAKWAH A. Strategi Dakwah dan Ruang Lingkupnya ………………………………….. 13 1. Pengertian Strategi Dakwah……………………………………………… 13 2. Macam-macam Strategi Dakwah………………………………………... 19 B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya……………………………………………. 24 1. Pengertian Dakwah………………………………………………………. 24 2. Tujuan Dakwah …………………………………………………………. 25 3. Fungsi Dakwah………………………………………………………….. 26 4. Macam-macam Dakwah………………………………………………… 27 C. Syarh al-Quran dan Ruang Lingkupnya…………………………………….. 30 1. Pengertian Syarh al-Quran……………………………………………….. 30 2. Sejarah Syarh al-Quran…………………………………………………… 31 3. Unsur atau Pelaku Tabligh Syarh al-Quran…………………...…………. 32 a. Pensyarah…………………………………………………...………… 32 b. Qari’ atau Qari’ah…………………………………………...………… 33 c. Saritilawah …………………………………………………..……….. 34 4. Kriteria Unsur atau Pelaku Syarh al-Quran……………………..……….. 35 5. Materi Syarh al-Quran……………………………………………..…….. 38 v
BAB III
GAMBARAN UMUM PADEPOKAN SYARHIL QUR’AN LAMPUNG (PSyQL) A. Profil Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) …………………….. 39 B. Logo Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) ………………….….. 39 C. Struktur Organisasi ……………………………………………….……….. 42 D. Profil Pembina Padepokan Profil Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) ……………………………………………………………………………... 42 E. Prestasi Santri Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) …………… 44
BAB IV
ANALISIS STRATEGI TABLIGH SYARH AL QURAN PADEPOKAN SYARHIL QURAN LAMPUNG (PSyQL) DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAMIYAH A. Strategi Dakwah Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) Pengembangan Syarh al-Quran …………………………………………………………… 47 B. Format
Penyusunan Naskah Syarh al-Quran dan Tata Cara dalam
Penyampaiannya …………………………………………………………. 55 C. Keunggulan Syarh al-Quran dalam Usaha Menyebarkan Dakwah Islamiyah ……………………………………………………………………………. 64 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 67 B. Saran ……………………………………………………………….…….. 69
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 71 LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Cover Proposal Skripsi yang Disetujui
Lampiran 2
: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
: Surat Izin Penelitian
Lampiran 4
: Surat Keterangan Penelitian Padepokan Syarhil Quran Lampung
Lampiran 5
: Wawancara dengan Pembina
Lampiran 6
: Wawancara dengan Pengurus
Lampiran 7
: Wawancara dengan Peserta
Lampiran 8
: Wawancara dengan Alumni
Lampiran 9
: Naskah Syarh al-Quran Buatan Pembina Padepokan
Lampiran 10 : Panduan Musabaqah Lampiran 11 : Perhakiman Lampiran 12 : Form Penilaian Syarh al-Quran Lampiran 13 : Dokumentasi
vii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Al-Quran adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Rasul-Nya berisi pedoman, petunjuk, dan sentral segala wacana ideologi kehidupan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam rangka menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan umat manusia, maka dalam menyelesaikan pelbagai problema kehidupan tersebut, diperlukan langkah – langkah konkret berupa proses pengkajian, pemahaman, penafsiran,
dan sosialisasi nilai-nilai al-Quran di tengah
kehidupan
bermasyarakat. Itulah tujuan utama dakwah Islamiyah, yaitu membangun nilainilai Islam di tengah kehidupan. Dakwah tidak hanya berupa ceramah di majelis-majelis, mimbar, forum, dan podium, namun seluruh umat muslim, apapun profesinya menanggung amanah untuk berdakwah. Dalam penelitian ini, penulis menekankan pada dakwah bi al-lisan, dakwah melalui kecakapan komunikasi interpersonal dalam kelompok besar. Bagaimana mengemas dakwah Islamiyah melalui kecakapan retorika yang baik, penguasaan materi, dan harmonisasi setiap unsur penyusunnya. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, metode dakwah bi al-lisan menemui tantangan berat. Minat mendengarkan ceramah yang berbeda-beda setiap orangnya, tingkat kecakapan mubaligh ataupun da’i
2
yang kurang begitu expert, media massa yang tidak memberikan prime time pada acara-acara kajian Islami, dan sebagainya. Hal-hal inilah yang mendorong berbagai macam metode dakwah bi al-lisan hadir. Salah satu metode dakwah bi al-lisan adalah tabligh.Tabligh adalah metode menyampaikan pesan-pesan moral, spiritual dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan yang dilakukan melalui komunikasi kelompok besar (large group communication). Metode penyampaian pesan ini membutuhkan kecakapan public speaking. Seiring dengan perkembangan selera masyarakat, metode tabligh dituntut untuk terus berinovasi dalam menyampaikan pesan-pesan Islami demi membangun karakter bangsa. Akhirnya munculah salah satu metode tabligh yang menyatukan teknik teatrikal, kecakapan orasi, kehandalan melantunkan ayat al-Quran, serta kecakapan menjelaskan isi dan kandungan alQuran. Dikenal dengan nama syarh al-Quran atau syarhil Qur’an. Meski demikian, cabang lomba syarh al-Quran merupakan cabang lomba yang ‘unik’ dan ‘menarik’.Dikatakan unik karena memiliki metode yang tidak biasa dalam menyampaikan isi dan kandungan al-Quran dengan melibatkan kerja sama dari tiga unsur atau pelaku, yaitu: Pensyarah (Orator yang menguraikan materi dengan retorika khusus), Qari’ atau Qari’ah (Pelantun ayat suci al-Quran), Saritilawah (penerjemah ayat suci al-Quran). Dan dikatakan menarik, karena setiap cabang perlombaan ini diselenggarakan, selalu mendapat perhatian besar dari masyarakat, karena setiap orang yang menyaksikan dapat berpartisipasi dengan memberikan tepuk tangan, seruan persetujuan, dan sebagainya.
3
Syarh al-Quran memerlukan keharmonisan beberapa unsur dalam penyajiannya, oleh karena itu, memerlukan proses penyesuaian antara satu unsur dengan unsur lainnya. Unsur satu dengan unsur yang lainnya tidak bisa dipisahkan, harus saling melengkapi dan saling mengisi. Oleh karena itu, memilih partner dalam mensyarahkan al-Quran menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana menjadi praktisi syarh al-Quran yang dapat menyusun dengan baik dan benar. Terhindar dari tindakan plagiasi, mampu menyampaikan isi dan kandungan alQuran dengan cara yang variatif sehingga dapat diterima dengan baik oleh orang-orang yang menyaksikan. Padepokan Syarhil Qur’an Lampung, adalah satu-satunya padepokan yang khusus membina syarh al-Quran di Lampung, bahkan di Indonesia, sementara ini. Strategi pembinaan yang terstruktur rapi juga pemasaran yang baik, menjadi hal yang unik untuk dikupas lebih dalam. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka usulan penelitian ini diberi judul “Strategi Dakwah Padepokan Syarhil Quran Lampung (PSyQL) dalam Pengembangan Syarh al-Quran”
4
B. Permasalahan 1. Batasan Masalah a. Pada aspek strategi, dibatasi pada strategi dakwah yang menurut Anwar Arifin ada empat rumusan, namuin dalam skripsi ini dibatasi pada tiga hal, yaitu: mengenal khalayak, menyusun pesan, dan menetapkan metode. b. Pada aspek dakwah Islamiyah, dalam penelitian ini dibatasi pada dakwah Islamiyah bi al-lisan (dakwah melalui lisan). c. Pada aspek Syarh al-Quran, dibatasi pada: Pengertian dan sejarah syarh al-Quran Ruang lingkup syarh al-Quran Subjek penelitiannya pada Padepokan Syarhil Qur’an Lampung
2. Rumusan Masalah a. Bagaimana strategi dakwah Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) dalam pengembangan syarh al-Quran? b. Bagaimana format naskah syarh al-Quran dan tata cara penyampaiannya? c. Bagaimana keunggulan syarh al-Quran dalam upaya menyampaikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan?
5
C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan strategi dakwah Padepokan Syarhil Qur’an Lampung dalam mengembangkan syarh al-Quran. 2. Mengetahui metode tabligh modern dalam menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam al-Quran. 3. Mengetahui strategi pembinaan dan pemasaran syarh al-Quran di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL). 4. Mengetahui aplikasi syarh al-Quran dalam pengembangan dakwah Islamiyah.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademis a. Mengetahui
tentang
sejarah,
metode,
unsur
pendukung,
dan
keistimewaan syarh al-Quran sebagai salah satu metode tabligh, serta menjadi salah satu bahan kajian dalam mata kuliah retorika di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Menambah khazanah pengetahuan tentang seni berbicara di depan umum yang memadukan kedalaman penguasaan isi dan kandungan al-Quran dalam menghadapai problematika kehidupan dengan teknik-teknik public speaking yang memang selayaknya menjadi standar kecakapan berkomunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
6
2. Kegunaan Praktis a. Mengetahui keistimewaan retorika syarh al-Quran sebagai salah satu metode tabligh. b. Menambah pengetahuan tentang seni berpidato, merangkai kata dalam menjelaskan isi dan kandungan syarh al-Quran dan menjelaskannya sebagai solusi menghadapi problematika kehidupan. c. Memacu para mubaligh untuk terus mengasah kompetensi baik dari segi penguasaan materi juga penguasaan teknik beretorika.
E. Tinjauan Pustaka 1. Skripsi berjudul: Aplikasi Strategi Komunikasi Dakwah Terhadap Tingkat Partisipasi Jama’ah Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi) Jember, Jawa Timur, oleh Thalitha Sacharissa Rosyidiani, dengan NIM 1110051000014, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Secara umum, skripsi ini menerangkan tentang strategi komunikasi dakwah IKADI Jember, Jawa Timur dalam meningkatan partisispasi jama’ah. Melihat strategi-strategi yang digunakan IKADI Jember, dan diukur tingkatan efektivitasnya. 2. Skripsi berjudul: Strategi Dakwah Generasi Muda Masjid al-Hikmah (GEMA) dalam Mengembangkan Nilai-nilai Keislaman Para Pemuda di Kampung Areman, Cimanggis, Depok. Oleh Indra Dita Puspito, dengan NIM: 107051002572. Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
7
Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Secara umum skripsi ini menggambarkan strategi yang digunakan oleh GEMA al-Hikmah dalam mengembangkan nilai Islam kepada pemuda sekitar. Dijelaskan berbagai profil Gema al-Hikmah, dan berbicara mengenai faktor pendorong dan faktor penghambat strategi-strategi tersebut. 3. Skripsi berjudul: Hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jama’ah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Oleh Suci Annisaa Istari, NIM 108051000164. seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Secara umum, skripsi ini menjelaskan tentang sejarah perkembangan PITI Jakarta, program kerjanya, kemudian profil penceramah Andrew Tanudjaja. Kemudian dianalisis penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew dengan mutu jama’ah PITI Jakarta. 4. Skripsi yang berjudul: Efektifitas Muhadharah dalam Meningkatkan Kemampuan Public Speaking Santri Pondok Pesantren Putra-Putri asSalafie Cirebon oleh Halimatus Sa’diyah, dengan NIM 106051001750, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Secara umum, skripsi ini menjelaskan tentang penerapan gambaran umum muhadharah, visi dan misinya, lalu bagaimana kegiatan muhadharah dalam mengembangkan potensi public speaking santri, mengukur efektifitasnya, kemudian perkembangan kemampuan public speaking santri putra dan putri pondok pesantren as-Salafie Cirebon.
8
5. Skripsi yang berjudul: Pola Komunikasi dalam Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) 165 oleh Ratih Damyanti, dengan NIM: 104051001844, seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Secara umum, skripsi ini menjelaskan training motivasi Emotional Spiritial Quotient (ESQ) 165, dari sejarah berdirinya, struktur organisasi, tujuan, visi, misi, hingga memasuki area analisis data yang berisi pola komunikasi training tersebut. Keunikan pemilihan gaya bahasa dalam menyampaikan pesan-pesan Islam bagi kehidupan, teknik persuasif, pendidikan dan pelatihan trainer, dan metode trainingnya.
F. Metodologi Penelitian Jenis metodologi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. 1. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan langkah-langkah yang melakukan representasi objek tentang semua informasi yang terdapat dalam masalah yang diteliti. Dengan kata lain secara praktik menggambarkan segala sesuatu yang merupakan strategi syarh al-Quran dalam pengembangan dakwah Islamiyah.
9
2. Pengumpulan Data a. Penelitian kualitatif ini memanfaatkan diri peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan berbagai cara, sebagai berikut: 1) Observasi merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data dengan terlibat langsung dalam kegiatan yang akan diteliti. Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai ‘perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.1 Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian. 2 Peneliti disini akan mengikuti beberapa musabaqah syarh al-Quran, melihat bagaimana retorika syarh yang dilombakan, kemampuan para pelajar dan umum menampilkan syarh al-Quran, meneliti kegiatan di Padepokan Syarh al-Quran selama satu bulan. 2) Mencari data baik elektronik maupun online terkait dengan syarh alQuran. Ini merupakan cara peneliti agar penelitian ini mendapatkan sumber
tidak
hanya
dari
pihak
praktisi
sendiri,
namun
membandingkan dengan sumber dari luar. 3) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dialog (face to face atau calling) untuk mengetahui informasi
1
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press,
2012), h. 37 2
2012), h. 39
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press,
10
yang mendalam tentang syah al-Quran. Wawancara ini akan dilakukan dengan mengunjungi Padepokan Syarhil Quran Lampung, mencatat informasi dari Pembina padepokan, berbincang bersama pembina, pengurus, alumni, dan peserta binaan. 4) Dokumentasi merupakan salah satu metode penelitian kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek atau orang lain tentang subjek. Dalam penelitian ini dokumen berbentuk surat-surat, buku panduan LPTQ, kumpulan naskah syarh al-Quran, catatan harian serta foto sebagai bukti otentik bahwa peneliti telah melaksanakan penelitian di Padepokan Syarhil Quran Lampung dan mewawancarai tokoh terkait syarh al-Quran.
3. Analisis Data Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Karena peneliti akan terjun langsung ke dalam masalah penelitian serta meninjau kembali apa yang akan diteliti.
4. Unit analisis Unit analisis merupakan keseluruhan entitas dan fokus penelitian yang akan diteliti. Maka dalam penelitian ini fokus penelitiannya adalah Strategi Dakwah Padepokan Syarhil Qur’an Lampung.
11
5. Pedoman penulisan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), penerbit CeQDA (Center of
Quality Development and Assurance) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
G. Sistematika Penulisan 1. BAB I BAB I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari enam sub-Bab, yaitu: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistimatika penulisan. 2. BAB II BAB II merupakan landasan teori tentang strategi dakwah islamiyah, tabligh, dan syarh al-Quran. Berisi ruang lingkup, pengertian, macamnya, tujuan dan fungsi, dan lainnya. Kemudian terdapat review studi terdahulu. 3. BAB III BAB III merupakan gambaran umum tentang Padepokan Syarh alQuran Lampung. Letaknya, sejarah pendiriannya, daftar prestasi, struktur, serta profil pembinanya. 4. BAB IV Dalam BAB IV ini penulis akan menganalisis tentang strategi tabligh syarh al-Quran di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung, baik dari segi
12
pembinaan maupun pengenalan kepad masyarakat, mengupas bagaimana format naskah syarh al-Quran, serta menganalisis peranan syarh al-Quran dalam pengembangan dakwah Islamiyah. 5. BAB V BAB V berisi simpulan dan saran terkait dengan strategi syarh alQuran Padepokan Syarhil Quran Lampung (PSyQL).Dan merupakan intisari dari uraian skripsi ini.
13
BAB II TINJAUAN TEORITIS STRATEGI DAKWAH
A. Strategi Dakwah 1. Pengertian Strategi Dakwah Pada hakikatnya, strategi merupakan penggabungan antara perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan dengan taktik tertentu dalam operasionalisasinya. Toto Tasmara dalam buku Komunikasi Dakwah, bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang artinya partisipasi atau komunikasi juga bisa berasal dari kata commones yang artinya sama. Dengan demikian, secara sangat sederhana, dapat kita katakan bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain dapat ikut serta berpartisipasi atau bertindak sama sesuai dengan tujuan, harapan atau isi pesan yang disampaikannya. 1 Jadi, strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan2. Untuk itu, strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis dengan menentukan efek yang diharapkan melalui beberapa pertanyaan: 1
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah. (Jakarta: Graha Media Pratama, 1997), h.1. Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 301. 2
14
a. siapa sasarannya b. apa pesan yang akan disampaikan c. kapan penyampaiannya d. mengapa harus disampaikan e. di mana lokasi penyampaian pesannya Effendy mengatakan3, strategi yang baik secara makro (planned multimedia strategy) mempunyai fungsi ganda yaitu : a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistimatik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. b. Menjembatani “cultural gap” akibat
kemudahan diperolehnya dan
dioperasionalkannya media massa yang jika dibiarkan akan merusak nilainilai budaya. Strategi dan perencanaan (planning) tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan.Karena untuk menciptakan strategi yang efektif dalam penyampaian komunikasi dibutuhkan perencanaan yang matang dan terukur.Perencanaan yang bagus bisa dijadikan koridor kerja bagi orang-orang yang melaksanakan misi komunikasi. Strategi akan membimbing kita ke arah mana komunikasi digerakkan, mulai dari proses persiapan hingga menyampaikan pesan pada
3
Onong Uchjana Effendy, Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, (Yogyakarta, Gadjah Mada University, 1987), h. 23
15
publik. Strategi komunikasi bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia. Skinner4 menemukan bahwa komunikasi akan berlangsung selama orang mempunyai apa yang disebut expection of reward atau adanya harapan untuk memperoleh keuntungan dalam praktik komunikasi. Keuntungan tersebut dapat berbentuk: a. Personal Needs, kebutuhan pribadi semisal makan dan minum. b. Social Needs, kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain. c. God Needs, kebutuhan akan Tuhan. Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab da’wah, merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a-yad’u, berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Seruan dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara, katakata, atau perbuatan.5Secara terminologi, dakwah adalah ajakan dan seruan kepada umat manusia untuk mengamalkan ajaran Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi komunikasi dakwah adalah gabungan antara manajemen dan perencanaan yang secara taktis mengarahkan kegiatan penyampaian pesan, baik secara verbal dan non-verbal kepada pengamalan ajaran atau nilai-nilai keislaman.
4
Rafy Sapuri, Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 401. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harokah, (Jakarta: Penamadani, 2008), hal. 144 5
16
Dalam konteks dakwah, menurut Arifin 6 untuk menciptakan expaction of reward tersebut, strategi komunikasi haruslah memiliki empat rumusan, yang terdiri dari: a. Mengenal khalayak Untuk memaksimalkan keberhasilan dalam berkomunikasi, maka komunikator perlu mengenal kerangka referensi khalayak, sehingga tidak terjadi
kesenjangan
antara
komunikator
dengan
komunikan
yang
menyebabkan pesan tidak tersampaikan dengan benar. Kerangka referensi khalayak adalah sebagi berikut 7: - Kondisi kepribadian dan fisik yang menyangkut pengetahuan khalayak terhadap materi, kemampuan menerima pesan, dan kemampuan khalayak menerima bahasa pengantar. - Pengaruh kelompok dan masyarakat yang menyangkut nilai-nilai dan norma yang dianut. - Situasi tempat tinggal khalayak b. Menyusun pesan Menyusun pesan yaitu, menentukan tema dan materi.Syarat utamanya adalah mampu membangkitkan perhatian. Perhatian dijadikan tolak ukur untuk menilai keberhasilan komunikator dalam melakukan komunikasi.
6
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung: Amrico, 1994), h.58-86. 7 Rafy Sapuri, Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.402.
17
Dalam menetukan tema dan materi, dikenal dua bentuk penyajian permasalahan8: - One sides issue (sepihak). Dikenal pula sebagai top-down strategy, yaitu hanya mengemukakan hal yang positif, atau hal-hal yang negative saja kepada khalayak untuk memengaruhi khalayak. Permasalahan dalam bentuk ini berisi konsepsi dari komunikator semata-mata tanpa mengusik pendapat yang telah berkembang. - Both side issue (kedua belah pihak). Suatu permasalahan yang disajikan baik yang positif maupun negative yang tujuannya untuk memengaruhi khalayak. Permasalahan diketengahkan baik konsepsi dari komunikator maupun konsepsi yang berkembang pada khalayak. c. Menetapkan metode9 Metode dalam kegiatan dakwah adalah suatu rencana yang tersusun dan teratur yang berhubungan dengan cara penyajian. Beberapa macam metode cara penyajian adalah: - Repeatation Methods Adalah cara memengaruhi khalayak dengan mengulang-ulang pesan. Tujuannya, agar khalayak dapat memperhatikan pesan dan tidak mudah melupakan pesan tersebut.
8 9
Rafy Sapuri, Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009),h. 404. Rafy Sapuri, Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009),h. 405.
18
- Canalizing Cara memengaruhi khalayak dengan jalan menyediakan saluransaluran tertentu untuk menguasai motif-motif khalayak untuk kemudian diubah sedikit-demi sedikit ke ara tujuan komunikator. Istilah lain yang muncul adalah start where the audience. - Informatif Penyampaian sesuatu apa adanya, apa yang sesungguhnya di atas data dan fakta yang valid. Metode ini lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak dan bentuknya berupa pernyataan, penerangan, berita, dan sebagainya. - Persuasif Memengaruhi khalayak dengan jalan membujuk yang digugah adalah pikiran dan perasaan. Tidak ada kesan-kesan yang menjurus kepada pemaksaan kehendak. - Edukatif Memengaruhi khalayak
dari
satu
pertanyaan
umum
yang
dilontarkan dapat diwujudkan dalam bentuk pendapat, fakta, dan pengalaman. - Kursif Cara memengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Khalayak dipaksa tanpa harus berpikir untuk menerima gagasan yang dilontarkan. Pesan jenis ini mengandung ancaman-ancaman.
19
d. Seleksi dan Penggunaan Media Dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dicapai haruslah selektif, dengan cara menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak. Penyesuaian khalayak akan mempengaruhi penyesuaian media yang digunakan. Fungsi media adalah menyalurkan gagasaan, ide, informasi yang ditampung oleh opinion leader kepada khalayak komunikan.
2. Macam-macam Strategi Dakwah Komunikasi ialah inti dari kegiatan dakwah. Ketika kita berkomunikasi, maka telah terjadi proses menjadikan sama sebuah persepsi dari komunikator ke komunikan. Dalam efek yang lebih luas, terjadi perubahan dalam diri mad’u ke arah yang diinginkan oleh da’i sebagai fasilitator ajaran-ajaran Islam. Para mad’u yang awalnya hanya diarahkan, kemudian berlanjut pada kesadaran pribadi untuk lebih mencintai Allah dan agamanya. Itulah substansi dari strategi komunikasi dakwah. Beberapa macam strategi komunikasi yang perlu diperhatikan untuk mencapai keberhasilan dakwah ialah: a. Kredibiltas Komunikator Untuk menjadi seorang komunikator harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Kredibilitas menurut Aristoteles10 dapat diperoleh jika seorang
10
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang : UMM Press, 2010), hal. 71-72.
20
komunikator memiliki ethos, patos, dan logos yang baik. Ethos ialah kemampuan seorang komunikator melalui karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya tidak mungkin diragukan orang lain. Pathos ialah kemampuan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan logos adalah kekuatan yang dimiliki komunkator melalui argumentasinya. Menurut bentuknya, kredibiltas dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu11: - Initial Credibility, yakni kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung. - Derived Credibility, yakni kredibiltas yang diperoleh saat komunikasi berlangsung. - Terminal Credibility, yakni kredibiltas yang diperoleh setelah pendengar mendengarkan ulasan komunikator sampai selesai. b. Kualitas penyampaian dan isi pesan Perkataan yang berasal dari hati akan sampai ke hati. Itulah tujuan penyampaian pesan dakwah. Kalimat menjadi sarana penghubung antara da’i dan mad’u. Oleh karena itu, ada lima hal yang perlu diperhatikan, yaitu: - Hendaknya perkataan itu berisi, tidak sekedar kalimat yang tanpa makna.
11
Saiful Rohim, Teori Komunikasi-Ragam, Perspektif, dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hal. 73.
21
- Kalimat yang dipilih harus bersih dari kalimat-kalimat asing yang sekiranya tidak bisa dipahami oleh sasaran dakwah. - Fikrah dakwah itu hendaknya disampaikan menggunakan bahasa yang mengandung unsur harapan, khayalan, dan keinginan manusia pada umumnya. - Fikrah dakwah harus disampaikan dengan bahasa yang universal, tidak terbatas pada keuntungan kelompok tertentu. - Hindari menggunakan redaksi perintah yang membuat mad’u merasa tertekan atau terpojokkan. c. Sasaran dakwah/ mad’u/komunikan Secara etimologi kata mad’u memiliki asal kata da’a- yad’u dengan ism al-maf’ul (kata objek) mad’u yang berarti orang yang diseru. Secara terminologi, mad’u ialah orang atau kelompok orang (jama’ah) yang sedang menuntut ilmu agama dari seorang da’i. Mad’u yang satu dengan yang lain berbeda dalam hal kemampuan untuk menerima informasi. Perbedaan tersebut dipicu oleh beberapa faktor diantaranya12: Faktor sosiologis, yaitu mad’u yang dilihat berdasarkan wilayah tinggalnya. Orang yang tinggal di daerah pedesaan, perkotaan dan pinggiran memiliki daya tangkap yang berbeda.
12
h.279-280.
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
22
- Faktor struktur kelembagaan, berupa masyarakat, pemerintahan, dan keluarga. - Faktor sosial kultural, meliputi golongan priyayi, abangan, dan santri. - Faktor usia, berupa golongan anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, dan lansia. - Faktor ekonomi, mad’u pada jenis ini diklasisfikasikan pada tingkat ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. - Faktor
okupasional
(pendidikan
dan
profesi),
penggolonganya
disesuaikan dengan pendidikan dan profesi. - Faktor jenis kelamin, materi dakwah dengan mad’u mayoritas perempuan tentulah bukan seputar kewajiban mencari nafkah, namun disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab perempuan. - Faktor golongan masyarakat. Pada faktor ini seorang da’i harus bisa melihat mad’u apakah berasal dari golongan biasa atau seorang tuna wisma, tuna karya, narapidana, dan lain sebagainya. d. Waktu dan Tempat Penentuan waktu dan tempat mempunyai pengaruh bagi kelancaran dakwah.Lokasi haruslah memiliki segi yang menguntungkan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tempat atau lokasi ialah; macam
23
kegiatan dakwah yang akan dilaksanakan, sumber tenaga pelaksana, fasilitas atau alat yang diperlukan, serta keadaan lingkungan.13 Sedangkan penentuan waktu sangat
berkaitan dengan urutan
pelaksanaan dan penyelesaian dari kegiatan dawah. Dengan diketahuinya kapan setiap kegiatan dakwah itu harus dilakukan, maka para pelaku dakwah dapat mempersiapkan materi, fasilitas, dan biaya yang perlu dikeluarkan untuk menunjang kegiatan dakwah. Di samping itu, akan memudahkan pimpinan dakwah untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan peserta (jama’ah) dakwah secara efisien dan efektif. e. Tema Tema merupakan inti pesan yang akan disampaikan oleh da’i (komunikator) kepada mad’unya (komunikan). Oleh karena itu, tema menjadi penting. Dalam menentukan tema, maka perlu lah seorang da’i atau organisasi dakwah mempelajari problematika ummat yang sesuai dengan kondisi lingkunan mad’u. Tema merupakan fikrah utama yang akan mengantarkan pesan dakwah pada efek yang diharapkan dan mengawal da’i agar tidak keluar dari substansi pesan ketika menyampaikan dakwah. f. Publikasi/ Penyebaran Informasi Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh cara penyampaian dan nilai dari informasi yang akan disampaikan. Oleh sebab itu, sebelum
13
hal.75.
Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1997),
24
dilakukan penyebaran, ada baiknya informasi diteliti terlebih dahulu. Berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan dakwah, maka informasi tersebut harus diteliti terlebih dahulu apakah waktu, tempat, dan tema yang dicantumkan telah sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Baru kemudian, informasi tersebut didistribusikan kepada khalayak.
B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Dakwah Dakwah berasal dari kata da’wah yang merupakan bentuk mashdar dari da’a-yad’u yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan. 14Seruan ini dapat dilakukan melalui kata-kata atau perbuatan. Dalam al-Quran banyak ayat yang berkaitan dengan dakwah, baik menyangkut materi, metodologi, subjek maupun objeknya. Secara bahasa, dakwah berarti memanggil, mengajak, atau menyeru. Menurut Muhammad al-Wakil dalam Ushuhlud-Dakwah WaadabudDuat, dakwah artinya “mengumpulkan manusia dalam kebaikan dan menunjukan mereka kepada jalan yang benar dengan cara amar ma’ruf nahi munkar.”15 Sandaran dari pendapat ini merujuk pada firman Allah Swt,
14
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani. 2008), h.144 15 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani. 2008), h.125
25
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung,” (QS Ali Imran [3]: 104).
2. Tujuan Dakwah a. Tujuan Umum (mayor objective) Tujuan umum dakwah adalah mengajak ummat manusia meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar dan diredhai Allah Swt. agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, maupun sosial kemasyarakatan agar mendapat kehidupan di dunia dan di akhirat.16 b. Tujuan Khusus (minor objective) Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini di maksudkan agar dalam pelaksanaan aktifitas dakwah dapat di ketahui arahnya secara jelas, maupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah dan media 16
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani. 2008), h.130
26
apa yang dipergunakan agar tidak terjadi miscommunication antara pelaksana dakwah dengan audience (penerima dakwah) yang hanya di sebabkan karena masih umumnya tujuan yang hendak dicapai. Tujuan khusus tersebut adalah: membentuk masyarakat Islam dengan predikat khairu ummah. Dan tujuan kedua adalah menghendaki manusia menjadi Islam, yaitu berserah diri, tunduk dan patuh kepada Allah swt.17
3. Fungsi Dakwah a. Menyampaikan Kebenaran Islam (Tabligh wal Bayan) Tugas menyampaikan kebenaran disebut dengan tabligh. Secara harfiyah berarti menyampaikan sesuatu kepada pihak lain. Dalam al-Quran, tabligh dalam berbagia bentuknya diulang sebanyak 25 kali. Dalam bentuk ballagha tujuh kali, ablagha empat kali, dan balagh sebanyak 14 kali. 18 Namun, dakwah tidak cukup hanya mengajak melalui lisan, tapi juga harus melalui keteladanan. Menyampaikan kebaikan tidak hanya melalui pidato tapi juga dengan mencontohkannya kepada anak-anak, sahabat, dan orang-orang di manapun kita berada.
17
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani. 2008), h.141 18 Muhammad Fuad abd al-Baqi, al-Mu’jam al Mufahros lil Fadzhil Qur’an, (Beirut: Daarul fikr, 1987), h.125
27
b. Amar Ma’ruf Nahi Munkar Amar ma'ruf nahi munkar (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anilmun'kar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya adalah wajib. Berarti wajib hukumnya menyampaikan kebaikan dan melarang pada keburukan.
4. Macam-macam Dakwah a. Bi al-Hikmah Dakwah bi al-hikmah, adalah menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif. Menurut Said bin Ali bin Wahif al-Qathani, dalam kitab al-Hikmah fi al da’wah Ilallah ta’ala, diuraikan lebih jelas tentang pengertian alHikmah19, yaitu dakwah dengan teknik mengenal golongan; memilih saat harus bicara dan saat harus diam; mengadakan kontak pemikiran mencari 19
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,(Jakarta: Penamadani. 2008), h.247
28
titik pertemuan sebagai tempat bertolak, untuk maju secara sistematis. Namun yang perlu diperhatikan, seorang Da’i tidak boleh melepaskan Shibghah (keimanan murni), jadi walaupun dalam berdakwah amat menekankan titik temu dengan pikiran mitranya, akan tetapi sikap toleransi ini tidak boleh sampai mengorbankan soal-soal yang esensial; dan teknik selanjutnya setelah mendapatkan titik temu adalah memilih dan menyusun kata-kata yang tepat. Seorang da’i hendaknya mampu menerapkan perintah Allah dalam surat alb. Bi al-Mauizhoh al-Hasanah Menurut bahasa Mauizhotul Hasanah berasal dari dua kata yakni; Mauizhoh yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, Hasanah adalah kebalikan sayyi’ah yang berarti kebaikan. 20 Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi, mauizoh hasanah adalah (perkataanperkataan) yang tidak tersembuyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan Al-Qur’an. Adapun penerapan metode ini adalah dengan memberikan nasihat atau petuah (biasanya dilakukan oleh orang yang levelnya tinggi kepada yang lebih rendah seperti orang tua terhadap anaknya); study bimbingan, study pengajaran (pendidikan), studi penyuluhan, study psikoterapi; memberikan
20
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,(Jakarta: Penamadani. 2008), h.249
29
stimulus melalui kisah-kisah, kabar gembira dan peringatan (al-Basyir dan al-Nadzir), serta wasiat (pesan-pesan positif) c. Bi al-Lati Hiya Ahsan Menurut bahasa, mujadalah berasal dari kata Jadala yang bermakna memintal, melilit. Jika ditambah alif pada jim yang mengikuti wazan fa’ala maka mempunyai arti berdebat. Dan mujadalah berarti perebatan. 21Menurut istilah, mujadalah adalah upaya bertukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantar keduanya. Metode ini juga bisa dilakukan dengan system as’ilah wa ajwibah.22 Sedangkan makna jidâl bi al-lati hiya ahsan, sebagian mufasir memaknai jidâl billati hiya ahsan (debat yang terbaik) secara global. Sebagai cara berdebat yang santun. Sayyid Quthub menerangkan bahwa jidâl billati hiya ahsan bukanlah dengan jalan menghinakan (tardzîl) atau mencela (taqbîh) lawan debat, tetapi berusaha meyakinkan lawan untuk sampai pada kebenaran (Fî Zhilâl al-Qur’ân, XIII/292).23
21
Ibid,h.252
22
Ibid, h.253
23
Ibid,h.254
30
Jika kita dalami, dalam debat itu ada dua hal sekaligus: menetapkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan (Lihat: Qs. al-Baqarah [2]: 258). Seruan dengan jidâl billati hiya ahsan tertuju kepada orang yang menentang kebenaran dan cenderung untuk membantah dan mendebat.
B. Syarh al-Quran dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Syarh al-Quran Secara etimologi, Syarh al-Quran berasal dari dua kata ‘syarh’ dan ‘Quran’. Kata ‘syarh’ merupakan bentuk masdar dari fi’il madhi’ ‘syaraha’ yang artinya menjelaskan atau menerangkan sesuatu’. Sedangkan al-Quran, merupakan bentuk masdar dari fi’il madhi’ qara‘a, yang artinya bacaan atau yang dibaca. Mengacu pada pengertian secara bahasa di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
syarh
al-Quran
adalah
metode
retorika
atau
tabligh
yang
mendeskripsikan pesan-pesan dan kandungan al-Quran secara tematik (maudhu’i), yang disampaikan dalam bentuk ceramah keagamaan secara tatap muka dengan melibatkan tiga pelaku atau unsur, yaitu pensyarah, qari/ qariah, dan saritilawah, dan ketiga unsur tersebut saling melengkapi. 24
24
Amirullah Syarbini, Bunga Rampai Syarhil Qur’an,(Banten: Mumtaz Press, 2007), h.4
31
2. Sejarah Syarh al-Quran Dakwah dan seni merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling beriringan dan saling mengisi demi mendapatkan atensi yang maksimal. Begitu banyak contoh yang dapat kita lihat, diantaranya Rhoma Irama dan K. H. Zainuddin M. Z. Pada awalnya syarh al-Quran ditampilkan layaknya ceramah biasa tanpa aturan yang baku, namun pada tahun 1980an, para mahasiswa Fakultas dakwah IAIN Sunan Gunung Djati (sekarang UIN Sunan Gunung Djati) melakukan sebuah inovasi dengan menggabungkan ceramah dengan seni teatrikal. Hal ini menimbulkan dua rekasi bersamaan, yaitu apresiasi dari sejumlah kalangan, sekaligus kontroversi dari kalangan lainnya. Apresiasi karena ini merupakan hal unik dan menarik serta menjadi inovasi dalam menyampaikan isi dan kandungan al-Quran terutama pada generasi muda. Sedangan kontroversi muncul dari kalangan salafiyah dan kalangan penceramah ‘konvensional’ karena dianggap mempermainkan ayatayat Allah. Di balik itu semua, secara de jure, tidak diketahui dengan pasti kapan istilah Syarh al-Quran atau terkenal dengan Syarhil Quran mulai hadir. Istilah Syarh al-Qur’an dikenal dalam dunia Musabaqah Tilawatil Quran. Karena memang Syarh al-Quran ini merupakan salah satu cabang dalam Musabaqah Tilawatil Quran, biasa dikenal dengan cabang Musabaqah Syarhil Quran yang lazim disingkat dengan nama MSQ.
32
Cabang dalam Musabaqah Tilawatil Quran secara garis besar terdiri dari enam cabang lomba atau musabaqah, yaitu : Musabaqah Tilawah al-Quran (membaca al-Quran secara mujawwad dengan tujuh lagu dalam nagham alQur’an); Musabaqah Hifzh al-Quran (menghafal ayat-ayat al-Quran); Musabaqah Tafsir al-Quran (menghafal dan menafsirkan isi dan kandungan alQuran); Musabaqah Khatt al-Quran (menulis indah ayat-ayat al-Quran/ kaligrafi al-Quran), Musabaqah Fahm al-Quran (cerdas cermat isi dan kandungan al-Quran), dan Musabaqah Syarh al-Quran (mensyarahkan isi dan kandungan al-Quran melalui seni berpidato). Secara de facto, dibandingkan cabang lomba lain dalam MTQ, syarh alQuran tergolong cabang lomba ‘baru’. Menurut keterangan dalam kumpulan soal fahm al-Quran LPTQ Nasional, Musabaqah Syarh al-Quran (MSQ) pertama kali diselenggarakan pada MTQ Nasional ke XV di Bandar Lampung tahun 1988.25
3. Unsur atau Pelaku Tabligh Syarh al-Quran Syarh al-Quran memiliki tiga pelaku atau unsur, yang masing-masing memiliki istilah sendiri sesuai tugasnya, yaitu: Pensyarah. Qari atau Qari’ah, dan saritilawah. a. Pensyarah
25
Amirullah Syarbini, Training of Syarhil Quran, (Bandung: Cahaya Publishing, 2008), h.3
33
Pensyarah merupakan unsur pertama dan utama dalam penyampaian syarh al-Quran. Unsur inilah yang merupakan ujung tombak dan jantung dari syarh al-Quran. Tanpa pensyarah, syarh al-Quran tidak akan mungkin tersampaikan. Esensinya, pensyarah merupakan orang yang bertugas untuk menyampaikan materi syarahan dalam bentuk menjelaskan suatu topik tertentu yang mengacu pada beberapa ayat suci al-Quran.26Dalam dunia tabligh, pensyarah bisa disebut sebagai muballigh. Dan dalam dunia komunikasi interpersonal, pensyarah dapat dikatakan sebagai Public Speaker. Dalam musabaqah syarh al-Quran, unsur pensyarah merupakan unsur dengan penilaian tertinggi. Dan dalam penyampaiannya, pensyarahlah yang memberikan komando kapan qari atau qari’ah dan saritilawah melaksanakan tugas mereka. Dengan kata lain, pensyarah adalah pemimpin dalam tim tabligh syarh al-Quran. b. Qari’ atau Qari’ah Secara etimologi, kata qari’ berarti pembaca yang di-nisbah-kan kepada seorang laki-laki, dan untuk pembaca perempuan lazim disebut dengan qari’ah. Kaitannya dengan penyampaian syarh al-Quran, qari atau qari’ah ini adalah orang yang bertugas membacakan ayat suci al-Quran yang dijadikan landasan oleh pensyarah dalam menyampaikan syarh al-Quran. Qari atau qariah dalam syarh al-Quran, harus melantunkan ayat suci al26
Ibid, h.6
34
Quran secara mujawwad (menggunakan naghamat tilawah) sekurangkurangnya tiga lagu27 yang disesuaikan dengan isi kandungan dari ayat-ayat tersebut. Qari atau qariah merupakan unsur kedua, bukan berarti tidak memiliki peranan penting dalam penyampaian syarh al-Quran. Qari atau qariah dalam syarh al-Quran, ketika melantunkan ayat suci al-Quran, tidak membaca mushaf al-Quran, tetapi ayat-ayat tersebut harus dihafalkan dan lazimnya dilantunkan sambil berdiri, sama seperti pensyarah dan saritilawah. c. Saritilawah Saritilawah adalah unsur yang bertugas menyampaikan terjemahan ayat suci al-Quran yang telah dibacakan oleh qari atau qari’ah ke dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Gaya penerjemahan saritilawah dalam syarh al-Quran adalah model terjemahan dengan rujukan terjemahan H.B. Yasin28, bukan terjemahan biasa seperti terjemahan oleh Kementrian Agama yang ada pada al-Quran terjemah Bahasa Indonesia pada umumnya. Penerjemahan yang disampaikan oleh saritilawah tidak bebas begitu saja, melainkan ada kaidah-kaidah tertentu dan harus merujuk pada substansi ayat yang sesungguhnya. Sehingga terjemahan ayat suci al-Quran tersebut tidak menyimpang maknanya, tetapi sebaliknya akan sangat indah untuk
27
Ibid, h.7
28
Ibid, h.6
35
disimak dan lebih mudah untuk dipahami. Penyampaian terjemah ayat suci al-Quran dalam syarh al-Quran, harus mengombinasikan antara bahasa lisan dengan bahasa gerak.29
4. Kriteria Unsur atau Pelaku Syarh al-Quran a. Pensyarah Pensyarah sebagai unsur utama salam penyampaian syarh al-Quran, dituntut untuk memenuhi berbagai kriteria dan syarat. Menguasai beberapa disiplin ilmu, kekuatan hafalan, kepribadian yang baik, keterampilan berbicara, serta kemapuan menyusun diksi yang menarik. Dengan demikian, untuk menjadi seorang pensyarah, butuh persiapan yang matang. Terlebih lagi pensyarah setara dengan seorang muballigh. Halhal yang harus dikuasai oleh seorang pensyarah, antara lain: Menguasai dan mendalami al-Quran dan hadits sebagai materi pokok syarh al-Quran Mengetahui
dan
memahami
ilmu
tabligh
atau
retorika
agar
mempermudah dalam menyampaikan syarh al-Quran Memiliki kepribadian yang baik dan pandai mengatur penampilan (good looking) Menguasai keterampilan-keterampilan sebagai berikut30: 29
Ibid, h.7
36
Ilmu tafsir Ilmu hadits Qaulun Hakim Bahasa Arab (Kaidah-kaidah lughawi) Ushl fiqh Syi’ir atau peribahasa Kemampuan membuat dan menghafal konsep dengan cepat Rajin mengakses berita aktual dan faktual Memahami banyak ungkapan tokoh Menguasai banyak buku refesensi
b. Qari atau Qari’ah Qari atau qari’ah dalam syarh al-Quran berbeda dengan qari atau qari’ah yang pada umumnya yang melantunkan al-quran dengan maqamat yang berurutan. Qari atau qari’ah dalam syarh al-Quran dituntut untuk bisa tilawah sambil berdiri dan menyesuaikan lagu dengan kandungan ayat. Oleh karena itu, qari atau qari’ah dalam syarh al-Quran dituntut untuk31: Memiliki kemampuan membaca, memahami, dan menulis ayat-ayat alQuran 30 31
Tata Sukayat, Kapita Selekta Syarhil Qur’an, (Bandung: CMM UIN SGD, 2001), h.ix Amirullah Syarbini, Training of Syarhil Quran, (Bandung: Cahaya Publishing, 2008), h.9
37
Memahami dan menguasai ilmu tajwid, ilmu qira’at, makharijul hurf, shifatul huruf, dan lainnya Menguasai naghamat dan maqamat (seni baca al-Quran dan tangga lagu tilawah al-Quran) Memiliki kemampuan mengelola napas untuk membaca al-Quran sambil berdiri Memiliki kemampuan menghafal ayat-ayat al-Quran
c. Saritilawah Saritilawah dalam syar al-Quran harus mengikuti kaidah yang berbeda dengan saritilawah biasa. Model penerjemahan yang disampaikan dalam bentuk deklamasi puisi. Oleh karena itu, keterampilan yang harus dikuasai oleh saritilawah adalah32: Memiliki talenta vokal yang bagus Mampu menghayati isi dan kandungan ayat Memiliki kemampuan untuk mengekspresikan isi dan kandungan alQuran dalam bahasa lisan dan gerak secara komunikatif Menguasai teknik khitabah atau retorika Mampu menerjemahkan ayat al-Quran secara akurat
32
Amirullah Syarbini, Bunga Rampai Syarhil Qur’an,(Banten: Mumtaz Press, 2007), h.3
38
5. Materi Syarh al-Quran Materi syarh al-Quran merupakan bagian yang tidak kalah penting dalam syarh al-Quran. Meskipun pensyarah, qari atau qari’ah, dan saritilawah mampu tampil memukau, namun isi dari syarahan tidak berkualitas, maka syarh al-Quran masih belum sempurna. Secara umum, struktur materi syarh al-Quran terdiri dari tiga bagian33, yaitu: mukaddimah, isi dan penutup. Mukaddimah berisi: salam, hamdalah, shalawat, sapaan pada audiens, dan pengantar pada topik bahasan. Sedangkan bagian isi terdiri dari: ayat suci al-Quran, hadits, qaulun hakim, kaidah lughawi, kaidah ushl fiqh, asbabun nuzul (bila ada), syi’ir, contoh aktualisasi ayat dalam kehidupan. Sedangkan penutup berisi: simpulan, saran, imbauan, kesesuaian simpulan dengan isi, doa, dan salam.
33
Ahmad Rajafi, Narasi Syarhil Qur’an dan Model Pembinaannya, (Bandar Lampung: Anugerah Utama Raharja, 2013), h. 8
39
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) 1. Logo Padepokan Syarhil Qur’an Lampung
2. Sejarah dan Perkembangan Padepokan Syarhil Qur’an Lampung1 Padepokan Syarhil Quran Lampung sampai saat ini merupakan satu satunya padepokan yang sangat fokus membina dan mencetak kader-kader syarh al-Quran. Selama ini kader syarh al Quran muncul hanya bagi mereka yang memiliki bakat dan kesempatan saja. Karena selama ini kader syarh al Quran hanya dibina di sekolah-sekolah atau pesantren-pesantren yang notabene
1
Hasil wawancara dengan pembina padepokan, Bpk. Ahmad Rajafi Sahran M.H.I, 8 Maret 2014.
40
lembaga-lembaga
pendidikan
tersebut
tidak
fokus
dalam
peminatan
pengembangan seni Islami. Padepokan Syarhil Qur’an Lampung berada di Jl. Tupai, Gg. Swadaya, No.28, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung.Sekretaritanya satu kompleks dengan kediaman Pembina, yaitu Ahmad Rajafi Sahran, M.A. seluruh kegiatan syarh al Quran, dipersiapkan di sini. Inilah rumah sekaligus lembaga pendidikan nonformal yang bisa menghasilkan bibit-bibit unggul apabila dioptimalkan dengan baik. Ide tentang pendirian Padepokan Syarhil Quran Lampung berawal dari keinginan Pembina utama yaitu Ahmad Rajafi Sahran, M.A. dengan rekannya, Bapak Ahmad Sahida al Hadi untuk mengubah imej syarh al Quran yang yang tadinya dimarjinalkan menjadi sebuah sajian yang berkelas dan eksklusif. Karena selama ini syarh al-Quran masih kalah peminatan dan perhatiannya dibandingkan tilawah al-Quran dan hifz al-Quran. Akhirnya pada tahun 2006, Bapak Ahmad Rajafi beserta Bapak Ahmad Sahida al Hadi membuka training syarh al Quran. Awal mula berjalan, beliau mendatangi sekolah-sekolah, diniyah-diniyah, serta pesantren-pesantren untuk di-training murid-murid dan santri-santrinya mengenai kecakapan ber-syarh al Quran. Bapak Ahmad Sahida telah berpndah wilayah, maka Bapak Ahmad Rajafi yang ‘menjaga gawang’ di Padepokan Syarhil Quran Lampung. Setelah kader syarh al Quran dari padepokan ini berkembang, maka kegiatan pembinaan dialihkan dan dipusatkan ke Padepokan Syarhil Quran Lampung.
41
Padepokan ini membina kader dengan optimal, sehingga kini khusus untuk wilayah Provinsi Lampung, imej syarh al-Quran telah berubah total. Syarh al Quran tidak hanya sekadar mata lomba yang dilakukan oleh anakanak SMA sederajat, melainkan menjadi sebuah metode dakwah baru yang ekslusif. Acara acara kedinasan, undangan pernikahan kini seringkali mengundang kader-kader syarh al-Quran untuk berdakwah di sana. Inilah foto penggagas Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL)
Ahmad Rajafi Sahran, M.H.I
Ahmad Sahida al Hadi
42
B. Struktur Organisasi Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) Struktur kepengurusan padepokan ini tidak begitu rumit, sangat sederhana.Dari pembina, langsung memberi instruksi kepada pengurus, langsung disampaikan kepada anggota. Berikut bagannya2:
Pembina
Pengurus
Anggota
C. Profil Pembina Padepokan Profil Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) 3 Ahmad Rajafi adalah anak kelima dari lima bersaudara, pasangan Drs. H. AH. Sahran Baharup dan Hj. Siti Raudlah. Lahir di Tanjung Karang, Bandar 2
Hasil wawancara dengan Naili Hamhij, Pengurus Padepokan Syarhil Qur’an Lampung, 4 April 2014 3 Hasil wawancara dengan pembina Padepokan, Bpk. Ahmad Rajafi Sahran, M.H.I, 8 Maret 2014
43
Lampung, tanggal 14 April 1984. Pada tahun 2007, menikah dengan Ressi Susanti, S.Pd.I dan baru dikarunia dua orang
putri bernama Ghalya Mutia
Aziza dan Aghniya al Adilla. Pendidikan agama dan mengaji al-Qur’an pertama kali ditempuh langsung kepada ayahanda dan ibunda tercinta hingga tamat al-Qur’an pada umur 12 tahun.Sedangkan pendidikan formal diawali dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Azhar Swadaya Kedaton Bandar Lampung, tahun 1989.Melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Kedaton Bandar Lampung, tahun 1990-1996. Lalu melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Pondok Pesantren La Tansa Cipanas Lebak Banten Asuhan KH.Ahmad Rifa’i Arif pada tahun 1996-1999.Setelah itu melanjut ke MAPK/MAKN Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung, tahun 1999-2002.Kemudian melanjutkan ke tingkat Strata Satu (S1) di Fakultas Syari'ah IAIN Raden Intan Bandar Lampung, tahun 2002-2006.Tidak menunggu waktu yang lama, Ahmad Rajafi langsung melanjutkan ke tingkat Strata Dua (S2) di Program Studi Ilmu Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung 2006-2008. Dan Sejak pertengahan Tahun 2012 beliau melanjutkan jenjang akademiknya ke Program Doktor di PPs IAIN Raden Intan Lampung. Pengabdian penulis terhadap ilmu ke-Islaman yang telah didapatkan diterapkan pertama kali dengan menjadi pengajar di Pengajian Anak Asuh Yayasan Badan Dana Kepedulian Sosial Bandar Lampung tahun 2002-2004, rohaniawan di Rutan Kelas I Bandar Lampung tahun 2005-2009, pengasuh di Pondok Pesantren NU Yayasan Miftahul Huda (YASMIDA) Kec. Ambarawa
44
Kab. Tanggamus tahun 2006, pembina Syarhil Qur’an Kabupaten Lampung Barat tahun 2006-Sekarang, pengajar Syarhil Qur’an di Pondok Pesantren Diniyah Putri Lampung Kec. Tataan Kab. Pesawaran tahun 2008-2009, selaku Dosen LB (Luar Biasa) di Fakultas Tarbiyah dan Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung sejak 2008, pengajar Bahasa Arab di SMA al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun 2009, dan pada tahun 2009 pula penulis tercatat sebagai Dosen tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Manado Sulawesi Utara. Selain aktif di bidang akademik, penulis juga aktif di bidang per-MTQan sebagai Dewan Hakim dan Pembina di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL).
D. Prestasi Santri Padepokan Syarhil Qur’an Lampung (PSyQL) Prestasi padepokan syarhil Quran Lampung sangat banyak, apalagi jika disusun sejak padepokan ini didirikan. Mengingat belum adanya pengarsipan lengkap mangenai seluruh prestasi padepokan, maka dalam skripsi ini prestasi yang dicatat adalah prestasi pada tingkat Provinsi Lampung sejak tahun 2007 sampai 2013.
45
Berikut adalah daftar prestasi anggota Padepokan Syarhil Quran Lampung (PSyQL) dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an cabang Syarhil Qur’an tingkat Provinsi Lampung4:
No.
Tahun
Lokasi Musabaqah
Prestasi Juara 1
1
2007
Tanggamus
Juara 2 Juara 3 Juara 1
2
2008
Pringsewu
Juara 2 Juara 3 Juara 1
3
2009
Metro
Juara 2 Juara 3 Juara 1
4
2010
Lampung Barat Juara 2 Juara 1
5
2011
Lampung Utara
Juara 2 Juara 3 Juara 1
6
2012
Lampung Selatan Juara 2
4
Hasil wawancara dengan Naili Hamhij, Pengurus Padepokan Syarhil Qur’an Lampung, 4 April 2014.
46
Juara 3 Juara 1 7
2013
Lampung Tengah
Juara 2 Juara 3
47
BAB IV ANALISIS
A. Strategi
Dakwah
Padepokan
Syarhil
Qur’an
Lampung
(PSyQL)
Pengembangan Syarh al-Quran 1. Pembinaan Hafalan Teks Syarh al-Quran Dalam pembinaan hafalan, ada pola yang diterapkan dalam pembinaan syarh al Quran di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung, yaitu: a. Pada pertemuan perdana, setiap anggota baru diberikan sebuah teks syarh al Quran. Kemudian dalam waktu satu pekan, mereka diharuskan dapat menyetorkan hafalan mereka minimal dua halaman serta dapat memahami maksud dari teks syarh al Quran tersebut. b. Pada pertemuan berikutnya, dijelaskan apa dan bagaimana maksud sesungguhnya dari teks syarh al Quran yang ia sedang pelajari. Diajarkan bagaimana cara menghayatinya. Kemudian diberitahukan tekanan-tekanan penting dalam naskah tersebut. c. Selanjutnya mereka (anggota baru) diharuskan untuk menyelesaikan hafalan teks perdana tersebut dan diwajibkan untuk menyetorkan hafalan teks secara utuh dalam waktu tiga pekan. d. Pada pekan ke empat, barulah perangkat elektronik ataupun gadget seperti recorder, hand phone, dan mp4 diperkenankan untuk digunakan merekam suara para anggota baru. Kemudian diperdengarkan kembali kepada anggota
48
baru, agar mereka dapat menilai penyampaian mereka sendiri. Sudah baik ataukah belum baik dari segi intonasi, artikulasi, dan lainnya. e. Setelah itu, setiap bulan, anggota mendapatkan sebuah contoh rekaman suara Pembina atau para mentor untuk didengarkan kapan pun agar mereka terbiasa dengan penyampaian yang benar. f. Pada pekan ke enam, para anggota baru atau peserta binaan harus sudah dapat menyampaikan teks syarh-an sesuai dengan apa yang telah diarahkan dalam rekaman yang telah diterima oleh masing–masing peserta. g. Bagi mereka yang telah mampu menyampaikan teks syarh-an dengan vokal yang baik, maka akan dilanjutkan ke pelatihan hafalan berikut dengan gestur dan mimik yang tepat. h. Pada akhir pekan ke delapan, dilakukan evaluasi keseluruhan dengan masing-masing mentor. Kemudian ditampilkan di hadapan Pembina agar mendapat arahan yang lebih baik dan sesuai dengan kaidah penyampaian syarh al-Quran
2. Pembinaan Mental Sudah menjadi rahasia umum, tampil di depan banyak orang membutuhkan kesiapan fisik, kecerdasan dan mental. Banyak orang yang gugup dan gemetar untuk berbicara di depan audiens yang banyak. Bahkan, banyak para pemimpin Negara yang sengaja meminta jasa penasihat komunikasi untuk melatih gaya berpidato mereka di depan masyarakatnya.
49
Pembinaan yang cepat dan tepat untuk menhadapi hal tersebut ialah dengan melawan arus rasa takut sesuai dengan ketakutan masing-masing individu. Adapun pembinaan mental yang dilakukan oleh padepokan adalah dengan langsung turun ke area keramaian seperti Lapangan Enggal, PKOR Way Halim, Bundaran Tugu Adipura Bandar Lampung, area pasar, dan tempattempat lain di mana orang-orang banyak berkumpul, terutama di hari Minggu. Kemudian membiasakan untuk tampil satu grup dalam acara majelis ta’lim, dan pengajian. Pembinaan mental ini menjadi prioritas kedua setelah menghafal, karena penampilan syarh al-Quran sangat berbeda dengan yang lain. Selain karena penampilan yang harus disajikan sejara berdiri tanpa mimbar, syarh al-Quran juga sangat menguras tenaga. Dengan pelatihan mental yang kuat, otak kanan dan kiri akan bekerja secara sinergi. Pikiran, ucapan, dan gestur akan selaras dalam penyampaiannya. Ada empat tahap pembinaan mental di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung: a. Pembinaan mental tahap satu Latihan awal ini dilakukan dengan cara menyampaikan secara bersama-sama naskah yang sudah dihafal dengan suara yang lantang. Di sini akan terhilat kekuatan hafalan dan kekuatan konsentrasi peserta binaan syarh al-Quran. Latian seperti ini harus terus dilakukan berulang-ulang hingga semua pesrta binaan memiliki konsentrasi yang kuat terhadap hafalannya.
50
b. Pembinaan mental tahap dua Latihan mental tahap kedua ialah dengan berlatih langsung di tengah keramaian. Latihan bisa dilakukan di seputar arena olah raga, jalan raya, pasar, dan sebagainya. Fungsi utama pembinaan tahap dua ini ialah memantapkan mental dan konsentrasi yang telah dilatih sebelumnya jika pada tahap satu masih bersama para peserta binaan yang lin, tahap kedua ini peserta harus siap menerima rekasi dari masyarakat yang ada di arena berlatih. Mulai dari reaksi melihat dengan aneh, sampai dengan terang terangan mengejek ”gila”. c. Pembinaan mental tahap tiga Pembinaan tahap ketiga ialah dengan mengelompokkan peserta binaan menjadi satu grup syarhil yang utuh. Peserta-peserta binaan yang sudah digabungkan dalam sebuah grup, akan berlatih secara bersama-sama sebagai sebuah kesatuan tim agar timbul rasa kebersamaan dan ikatan sehingga akan menghasilkan sebuah harmoni syarh al-Quran. Dengan membangun hubungan yang baik, mereka akan saling koreksi, belajar mandiri, dan saling memberi nasihat yang membangun. d. Pembinaan mental tahap empat Latihan mental tahap terkahir ialah dengan menampilkan mereka ke majelis-majelis
ta’lim,
pengajian
para
pejabat,
acara
pernikahan,
muhadharah pondok-pondok pesantren, dan syukuran. Kegiatan-kegiatan lapangan yang terus digalakan akan menambah gairah dan semngat untuk
51
terus menampilkan yang terbaik dalam penyampaian syarh al-Quran. Mereka akan terus dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri.
3. Latihan Vokal dan Penampilan Berbicara masalah vokal, berarti berbicara masalah intonasi, artikulasi, dan aksentuasi yang diucap oleh seseorang. Lahjah setiap daerah memiliki perbedaan. Untuk itu, kewajiban peserta untuk bekerja keras meninggalkan vokal kedaerahannya ketikan sedang menyampaikan syarh al-Quran. a. Latihan vokal menanjak seperti anak tangga Pada latihan vokal pertama ini, peserta binan harus mendapatkan vokal terendah hingga tertinggi dengan model sperti anak tangga. Peserta binaan harus benar-benar merasakan dimana letak vokal tertinggi dan terendah mereka. Oleh karena itu konsentrasi lagi-lagi menjadi hal yang penting, karena bukan sekadar suara keras dan tegas yang dibutuhkan, tetapi dinamika setiap kata yang diucap harus diperhatikan agar tidak monoton.
A
BAGIAN 1
A
Melatih vokal dari ‘A’,’I’,’U’,’E’,’O’
A A A
TINGGI
52
b. Latihan vokal menanjak dengan nada Pada bagian yang kedua ini, setip individu belajar tentang bagaimana menciptakan nada, intonasi yang dirasa pas dan cocok dengan model suaranya. Nada tidak terlalu tinggi atau keras, akan tetapi iramanya pas dengan isi naskah syarh al-Quran. Karena sebuah teks merangkum suasana sedih, senang, tegas, marah, mengajak, dan sebagainya. Jika ini dapat dikuasai oleh penyampai syarh al-Quran, audiens akan terbawa dan memerhatikan dengan seksama. TINGGI
A
BAGIAN 2 MELATIH VOKAL
AA
A, I, U, E, O
AA A RENDAH
A
53
c. Latihan vokal menanjak lurus Latihan vokal yang ketiga ini dimaksudkan untuk menstabilkan vokal yang sudah dilatih pada bagian satu dan dua.Untuk itu, pada bagian ini dibutuhkan kerjasama dari peserta lainnya untuk saling mendengarkan dan mengoreksi.
BAGIAN 3
TINGGI
MELATIH VOKAL DARI A, I, U, E, O
RENDAH
4. Pembinaan Spiritual Pembinaan spriritual adalah hal yang juga penting untuk dibina dalam pelatihan di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung. Pembinaan spiritual yang kurang, seringkali menimbulkan kesombongan bagi orang-orang yang sudah dilatih dan merasa dirinya mampu serta mumpuni. Penyakit hati yang muncul akan merusak dirinya sendiri.
54
Pembinaan spriritual yang paling utama adalah dengan membiasakan para peserta binaan untuk berdzikir dengan amalan-amalan yang biasa diajarkan di padepokan, seperti membaca surah Ya Siin, al-Waqi’ah, dan al-Mulk. Serta Doa yang sangat wajib dibaca ialah : Robbi yassir wa laa tu’assir watammim bil khoir. Selain itu padepokan juga mengadakan khataman al-Qur’an setiap bulannya. Tujuannya, yaitu agar para peserta binaan bisa menjadi ahl al-Quran. Mereka menjadi dekat dan akrab dengan al-Quran. Sehingga ketika mereka mensyarah isi dan kandungan al-Quran, maka dengan sendirinya al-Quran akan membimbingnya. Hal ini sejalan denga hadits Rasulullah : “Bacalah al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at bagi yang membacanya”. Pembinaan spiritual lainnya ialah dengan membiasakan peserta binaan untuk melakukan shalat tahajjud dan dhuha. Mendekatkan mereka dengan Allah dan sahabat satu tim mereka, karena saling mengingatkan. Terakhir, yaitu dengan membiasakan puasa sunnah. Baik sunnah Senin-Kamis, ataupun puasa sunnah Nabi Daud. Setelah mental dengan spiritual menyatu dengan sempurna, keikhlasan akan hadir. Tidak ada saling iri diantara satu tim dengan tim lainnya, yang ada adalah saling mendukung untuk keberhasilan bersama.
55
5. Pembinaan Kekeluargaan Ikatan kekeluargaan sangat penting di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung. Meskipun para peserta binaan berasal dari daerah yang berbeda-beda dan sebelumnya tidak saling kenal, mereka ditanamkan rasa saling berbagi. Dalam pendidikan di padepokan, tidak dipungut biaya sama sekali. Namun ada kebiasaan baik yang dilanggengkan, yakni susah senang bersama. Ketika ada tim yang menang, satu dari tiga hadiah yang diterima tim pemenang musabaqah diberikan kepada pengurus untuk uang kas dan berbagi rasa syukur kepada seluruh peserta binaan, terutama bagi mereka yang belum berkesempatan untuk menjadi juara. Sistem seperti ini diterapkan di padepokan untuk menghindari penyelewengan hak dan kewajiban yang dapat menimbulkan fitnah. Hal itu pun dilakukan jika pemenang mendapatkan reward, jika tidak ada reward, maka tidak ada pembagian apapun. Prinsipnya hanya kejujuran dan keikhlasan. Kekeluargaan juga dibiasakan dengan makan di satu wadah bersama.Apa yang Pembina makan, itulah yang dimakan juga oleh peserta binaan. Jika ada salah satu anggota yang sakit, maka akan ada anggota lain yang menjaga.
A. Format Penyusunan Naskah Syarh al-Quran dan Tata Cara dalam Penyampaiannya 1. Format Naskah Syarh al-Quran
56
Unsur yang wajib ada dalam dan tidak boleh dilepas dari teks syarh alQuran, yaitu: Judul besar di bagian atas teks Judul syarh-an tidak harus sama redaksinya dengan tema yang ditentukan baik dalam musabaqah atau suatu acara. Hal yang terpenting ialah tidak mengubah substansi. Salam dan muqaddimah Salam dan muqaddimah dalam bahasa Arab. Muqaddimah tidak perlu terlalu panjang namun jangan pula terlalu singkat. Memuat pujian kepada Allah dan Rasulullah. Tidak perlu pula menyebutkan susunan pejabat atau tokoh yang dihormati, yang menghadiri penyampaian syarh al-Quran. Latar belakang masalah atau abstraksi singkat Latar belakang atau abstraksi tidak perlu terlalu panjang, cukup menggambarkan secara umum masalah yang akan disampaikan. Abstraksi sebagai pengantar menuju penyebutan judul dan pelantunan ayat utama. Ayat al-Quran yang berkaitan dengan masalah Seluruh ayat yang dipilih dan dicantumkan dalam teks syarh al-Quran harus beserta terjemahan yang tepat, dapat juga dalam bentuk narasi puitisasi seperti yang telah dibukukan oleh Bapak H.B. Yasin, Bapak Bahasa Indonesia. Jumlah ayat yang dicantumkan tidak ada batasannya, namun
57
mengingat waktu penyampaian yang terbatas, maka pemilihan ayat yang ringkas namun substantif sangat diperlukan. Paparan tafsiran ayat Ayat yang telah dipilih sebagai utama wajib dipaparkan tafsirannya. Kitab tafsir kini bermacam macam, mulai dari penulisan ulang kitab tafsir klasik, hingga munculnya kitab tafsir modern dan kitab tafsir tematik. Sumber-sumber tersebut dapat dicantumkan.Dalam syarh al-Quran, tafsir sedapat mungkin diolah redaksinya agar mudah untuk disampaikan dan dipahami oleh audiens, namun tidak mengubah substansi dari ayat. Tafsir ayat ditekankan pada pesan penting dari ayat tersebut, misalnya berupa beberapa ulasan kata penting oleh mufassir. Setelah maksud ayat diuraikan, kemudian diuraikan sesuai konteks kekinian bahkan keIndonesiaan. Didukung oleh data yang diakses dari lembaga yang dapat dipertanggungjawabkan seperti Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai refleksi. Asbab nuzul, hadits, sya’ir, atau kata-kata mutiara Selain tafsir ayat al-Quran, dibutuhkan pula dalil-dalil pendukung seperti asbab nuzul (sebab turun ayat), hadits, sya’ir, atau kata-kata mutiara sebagai bahan tambahan untuk syarh-an ayat al-Quran.Harus berhati-hati dalam pemilihan bahan tambahan ini karena banyak sumber yang tidak shahih. Ada ayat yang memiliki banyak versi asbab nuzul, apalagi hadits.
58
Maka sebagaimana dijelaskan pada BAB II, kemampuan ulumul hadits diperlukan untuk dapat mengidentifikasi kesahihan sebuah hadits. Solusi singkat dan simpulan Pada awal teks syarh al-Quran, telah dikemukakan abstraksi dan permasalahan, maka di akhir untaian syarh-an harus dicantumkan solusi dan simpulan. Ada awal maka harus ada akhir. Dalam akhir syarh-an dapat pula disematkan harapan, doa, serta imbauan. Salam penutup Salam penutup merupakan pertanda syarh al-Quran sudah diakhiri. Sebelum syarh al-Quran ditutup dengan salam, dapat pula disematkan variasi berupa quote, pantun, syair, dan semacamnya. Variasi tersebut disampaikan setelah penyampaian solusi dan simpulan dan sebelum ucapan salam penutup.
Dalam naskah syarh al-Quran, kualitas isi teks syarh al-Quran dapat dilihat melalui indikator berikut ini: Keutuhan isi Dalam menjabarkan syarh al-Quran, unsur wajib dalam teks syarh alQuran tidak ada yang terlewatkan. Kedalaman isi
59
Kedalaman isi dapat dilihat melalui pendekatan tekstual, kontekstual, maupun substansial yang digunakan dalam syarh-an. Keluasan isi Keluasan isi dapat dilihat melalui penggunaan analisis yang tercantum dalam naskah. Baik analisis kritis, analisis komparatif, dan lainnya. Ketepatan uraian isi Ketepatan uraian isi dapat dilihat dari kesesuaian antara ayat, tafsir, dan penggunaan argumentasi. Semua unsur tersebut harus saling mendukung dan saling melengkapi. Kekuatan argumentasi Kekuatan argumentasi dapat dilihat dari keutuhan referensi secara utuh, misalnya, “Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah Volume 9 halaman 127, menyebutkan”. Dapat juga dilihat dari tokoh yang argumennya dijadikan sandaran dalam syarh-an. Apakah tokoh tersebut sesuai dengan masalah yang diungkapkan.Jangan sampai masalah politik yang dipaparkan namun argumen tokoh kesehatan yang tidak berkaitan dengan masalah politik yang dijadikan sandaran argumen dalam syarh-an. Penggunaan dalil Penggunaan dalil dapat diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu dalil naqli dan dalil ‘aqli. Dalil naqli dapat berupa penyebutan ayat al-Quran,
60
hadits, maupun ungkapan ulama. Sedangkan dalil ‘aqli dapat berupa pendekatan filosofis, historis, maupun antropologis.
Sedangkan dalam kaidah dan gaya bahasa, penilaian pentingnya terletak pada indikator sebagai berikut: Penggunaan tata bahasa Tata bahasa yang digunakan harus sesuai dengan adat ketimuran dan tata kesopanan. Tidak mengumpat, menghina, atau mencela secara tidak objektif. Struktur kalimat yang benar Struktur kalimat yang benar, sesuai dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baku, yaitu struktur Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Mengena pada maksud syarh-an Kalimat yang digunakan tidak terlampau jauh dari maksud syarh-an. Tidak bertele-tele dan mengaburkan maksud awal pensyarh-an. Sebisa mungkin menghuindari penyampaian yang tidak langsung pada maksud dan tujuan. Membuat menarik untuk dikaji Hendaknya kalimat – kalimat yang digunakan dapat membuat kesan yang mengena di hati. Kalimat diolah sehingga masalah yang dipaparkan
61
dalam syarh-an penting untuk diperhatikan, dijadikan bahan kajian, dan segera diambil tindakan sebagai solusi. Kaidah bahasa dan sastra yang sesuai Kaidah bahasa dan sastra yang digunakan harus sesuai. Misalnya dalam penyampaian puitisasi terjemah al Quran, penyampaian pantun melayu, dan lainnya, harus sesuai dengan kaidahnya masing-masing. Sehingga tidak terkesan main-main.
2. Tata Cara Penyampaian Syarh al-Quran a. Tata Cara Penyampaian Secara Umum Syarh al-Quran disampaikan secara harmoni oleh ketiga unsur penyampai syarh al-Quran, yaitu: pensyarah, qori’/ qori’ah, dan saritilawah. Pensyarah berperan membuka pertama kali syarh-an al-Quran dalam bentuk prolog atau penghantar pada topik syarh-an dengan merujuk pada ayat utama. Setelah itu qori/qori’ah melantunkan ayat suci al-Quran secara sempurna sesuai komando dari pensyarah, lalu tanpa dikomando pensyarah, saritilawah langsung menerjemahkan dengan gaya deklamasi. Demikianlah sebuah kerjasama yang harmoni. Sedangkan posisi pelaku syarh al-Quran harus berdiri, dengan posisi : pensyarah di tengah, qor/qori’ah di sebelahkanan pensyarah, dan saritilawah di sebelah kiri pensyarah. Posisi ketiga pelaku tersebut harus menghadap audiens
62
dan dewan hakim (jika dalam musabaqah). Materi yang disampaikan harus dihafal. Hal ini berlaku tidak hanya untuk pensyarah, tetapi juga untuk saritilawah dan qori/qori’ah.
b. Bagian-bagian Utama dalam Penyampaian dan Penilaian Syarh al-Quran Bagian awal a) Kefasihan dalam bacaan salam b) Kefasihan pembacaan muqaddimah, baik hamdalah dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw. c) Kebenaran dalam pembacaan dan pelafalan salam dan muqaddimah d) Mensifati hamdalah atau menyebut dalil-dalil penguat seperti al-Quran dan hadits e) Ungkapan sapaan yang memukau f) Mengungkapkan latar belakang masalah atau pendahuluan dalam syarhan. Isi syarh-an a) Menjelaskan konsep utama dalam ayat b) Relevansi ayat dengan isi c) Mengemukakan maksud ayat secara global d) Fasih dan benar dalam mengungkapkan istilah-istilah asing e) Menyebutkan rujukan dari kutipan yang diambil
63
f) Memperkaya analisis dengan dalil-dalil al-Quran, hadits, peribahasa Indonesia maupun asing, dan juga sya’ir say’ir yang relevan g) Menuangkankan asbab nuzul ayat dan asbab wurud hadits yang terkait tema h) Mengaitkan isi ayat dengan problem faktual yang dihadapi masyarakat i) Memberikan contoh atau permisalan Sistimatika penggunaan Bahasa a) Pendekatan deduktif b) Pendekatan induktif c) Pendekatan campuran d) Menggunakan bahasa yang baik dan benar serta etis dalam pandangan masyarakat umum Intonasi dan Aksentuasi a) Menanjak b) Menurun c) Bergantian menanjak dan menurun d) Datar e) Kesesuaian volume suara dengan maksud isi syarh-an f) Menciptakan daya tarik persuasive
64
Gaya dan mimik a) Kesatuan yang utuh dalam penampilan yang menampilkan kewibawaan dan kejujuran b) Pakaian yang elok, modis, good looking, sopan, namun tidak berlebihan c) Kesesuaian ucapan dengan gerak tubuh atau gestur d) Ekspresi kejiwaan e) Daya tarik persuasif Evaluasi latihan a) Bertanya kepada yang mendengarkan b) Membiasakan diri untuk selalu merekam setiap penampilan
B. Keunggulan Syarh al-Quran dalam Usaha Menyebarkan Dakwah Islamiyah Kegiatan syarh al-Quran dengan kegiatan dakwah tidak bisa dipisahkan. Syarh al-Quran merupakan salah satu bentuk tabligh yang merupakan bagian dari dakwah bil lisaan. Jadi dengan kata lain, apabila kita melakukan tabligh syarh alQuran, brarti kita telah berdakwah bi al-lisan. Keunggulan syarh al-Quran sudah tercermin dari pada bab satu dan dua serta analisis pada sub-Bab sebelumnya yang ada dalam bab empat. Komposisi pelaku syarh al-Quran lebih dari satu unsur, yaitu pensyarah, saritilawah, dan
65
qori/qori’ah. Dengan harmonisasi tiga unsur tersebut, akan melahirkan sajian yang menyenangkan untuk dinikmati namun tetap padat berisi. Ini adalah sebuah strategi yang bisa ditempuh untuk menyampaikan isi dan kandungan al-Quran yang dalam pandangan masyarakat umum terkesan berat dan membosankan. Syarah al-Quran kini sudah mulai populer. Tidak hanya ada dalam Musabaqah Tilawah Qur’an, tetapi sudah membumi di majelis-majelis ta’lim, acara kedinasan, acara walimah al’ursy, dan acara – acara syukuran. Citra syarh al-Quran yang dahulu disepelekan, kini sudah mulai dilirik sebagai alternatif tabligh selain ceramah dan khotbah. Melalui strategi pembinaan yang tepat, strategi pemasaran yang mantap, serta peningkatan kualitas syarh al-Quran yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman, syarh al-Quran dapat memiliki peranan penting dalam ekspansi dakwah Islamiyah. Jika kita pernah menyaksikan bagaimana pendeta dan pastur di agama nasrani dalam “berceramah” memiliki retorika yang unik, Islam pun memiliki ceramah yang unik dan cukup efisien memenuhi unsur edukasi, estetika, dan
66
kehandalan public speaking yang memiliki tempat kekaguman tinggi di masayarakat Indonesia bahkan dunia. Siapa yang tidak terpukau oleh orasi yang hebat, Islam memiliki contoh teladan orator yang berwibawa lagi bersahaja, Baginda Rasulullah Muhammad Saw.Dalam usaha meneruskan jejak langkah dakwah Rasul, Syarh al-Quran mencoba menyajikan sebuah dakwah bi al-lisan yang spesial. Menggali pesanpesan al-Quran lebih dalam, dikaitkan dengan hadits dan sumber ilmu lainnya, disajikan dengan elok dan harmoni oleh ketiga unsur penyampainya.
67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pada akhir laporan penelitian mengenai strategi dakwahh Padepokan Syarhil Quran Lampung dalam pengembangan dakwah Islamiyah ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Strategi dakwah yang diterapkan oleh pembina padepokan ini adalah sebagai berikut: a. Mengenal khalayak, dilakukan dengan berlatih di tempat umum dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai nilai-nilai keislaman dalam al-Quran. b. Menyusun isi pesan, dengan pelatihan hafalan teks dan latihan pembuatan naskah. Bagaimana format syarh al-Quran disusun. c. Memilih metode, metode yang dipilih ialah persuasif dan informatif. Metode ini terus dilatih dngan pembelajaran-pembelajaran khusus dan bertahap. Membangun pondasi yang kuat dalam pemahaman syarh al-Quran bagi setiap peserta binaan padepokan melalui berbagai pembinaan, mulai dari semua pembinaan yang berkenaan dengan penguasaan konsep dan penyajian syarh al-Quran sampai pembinaan spiritual dan kekeluargaan. d. Strategi pengenalan syarh al-Quran, dilakukan dengan membangun dan memperluas link untuk berdakwah yang dilakukan oleh Pembina dan para
68
peserta. Pembina membangun link melalui silaturahmi dan kapasitasnya sebagai insan akademisi, muballigh, dan dewan hakim provinsi Lampung untuk membuka jalan agar syarh al-Quran dapat digemakan di seluruh Lampung. Ditambah juga dengan peserta mencetak prestasi sebanyakbanyaknya dan setinggi-tingginya. Dengan prestasi yang tinggi, kepercayaan masyarakat terhadap kapabilitas peserta binaan Padepokan Syarhil Quran Lampung akan melekat pada diri peserta yang berprestasi tersebut. Apabila kepercayaan telah didapatkan, akan semakin memudahkan jalan untuk berdakwah melalui syarh al-Quran. e. Mengubah citra syarh al-Quran yang tadinya belum populer dan dimarjinalkan, menjadi sebuah sajian yang edukatif, komunikatif, sekaligus elegan. Dengan selalu mengenakan kostum yang rapi dan good looking serta penyampaian yang berwibawa. 2. Format syarh al-Quran secara umum terdiri dari tiga unsur utama, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Pada bagian pendahuluan, berisi latar belakang masalah. Pada bagian isi terdiri dari ayat utama, penjabaran ayat, serta munasabahnya. Pada bagian penutup merupakan kesimpulan dan imbauan. Sedangkan cara menyampaikannya harus harmonis, terdiri dari tiga unsur yang bekerja sama, kemudian diasampaikan secara berdiri, dengan memaksimalkan retorika menyampaikan dakwah bi al-lisan. 3. Dakwah melalui tabligh syarh al-Quran merupakan jalan yang cukup efektif untuk mendakwahkan isi dan kandungan al-Quran kepada masyarakat.
69
Penampilannya yang menarik dan komunikatif, menggabungkan tiga unsur yang berbeda namun begitu harmoni, membuat penjelasan isi dan kandungan al-Quran tidak menyeramkan tetapi lebih ringan dan mudah dipahami. Hal ini sudah berhasil dilakukan oleh pembina Padepokan Syarhil Quran Lampung di Provinsi Lampung. Jika di setiap wilayah ada penggerak seperti Beliau, tidak mustahil gema syarh al-Quran akan terdengar di seluruh penjuru nusantara sebagai salah satu khazanah dakwah melalui seni retorika nusantara.
B. Saran Setelah melakukan wawancara dan pengamatan di Padepokan Syarhil Quran Lampung selama beberapa waktu, penulis mengajukan saran untuk pengembangan strategi ekspansi syarh al-Quran dalam berdakwah Islamiyah, di antaranya: 1. Setelah pembinaan-pembinaan yang dilakukan sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab IV, dilakukan pembinaan tahap lanjutan, dengan cara: a. Pembinaan khusus untuk kader pelatih syarh al-Quran. b. Pada tahap lanjutan, diberi materi kecakapan Public Speaking yang meliputi latihan pernapasan dan vokal tahap lanjutan, berdiri dan bersikap, latihan intensif gestur yang komunikatif namun tidak menyalahi adab syarh alQuran, dan latihan Public Speaking lainnya yang mendukung penyampaian syarh al-Quran.
70
2. Memperluas ekspansi dan pengalaman dengan menyebar kader ke berbagai daerah dengan cara menguliahkan atau mengarahkan beberapa kader potensial untuk berkuliah ke pulau Jawa, terutama Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Agar para kader bisa menambah khazanah wawasan dan pengalamannya, serta merasakan atmosfer kompetisi di Pulau Jawa untuk dijadikan bekal saat kembali ke Lampung dan diajarkan kembali kepada kader penerusnya. Hal ini juga bisa membantu wilayah wilayah lain untuk menggemakan syarh alQuran. Dengan demikian, bisa terwujud cita-cita mulia membumikan syarh alQuran di seantero nusantara.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abd al-Baqi, Muhammad Fuad. al-Mu’jam al Mufahros lil Fadzhil Qur’an. (Beirut: Daarul fikr, 1987) Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. (Bandung: Amrico, 1994) Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem. Teori Komunikasi Antarpribadi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011) Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) _____________________. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan. (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 1987) Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. (Jakarta: Rajawali Press, 2012) Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. (Malang : UMM Press, 2010) Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah. (Jakarta: Penamadani, 2008) Rajafi, Ahmad. Narasi Syarhil Qur’an dan Model Pembinaannya, (Bandar Lampung: Anugerah Utama Raharja, 2013) Rohim, Saiful.Teori Komunikasi-Ragam, Perspektif, dan Aplikasi. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009)
72
Sapuri. Rafy.Psikologi Islam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009). Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) Shaleh, Abd. Rosyad. Manajemen Dakwah Islam. (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1997) Sukayat, Tata. Kapita Selekta Syarhil Qur’an. (Bandung: CMM UIN SGD, 2001) Syarbini, Amirullah. Bunga Rampai Syarhil Qur’an. (Banten: Mumtaz Press. 2007) ________________. Training of Syarhil Qur’an. (Bandung: Cahaya Publishing. 2008) Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. (Jakarta: Graha Media Pratama, 1997)
Dokumentasi: Pedoman Musabaqah al-Qur’an, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Tingkat Nasioanal.
Sumber Internet : Ridho
Muhammad,
“Pengertian
Tabligh
Menurut
Bahasa”,
http://www.bimbingan.org/pengertian-tabligh-menurut-bahasa.htm, (19 Maret 2014, diakses 2.47). Ridho Muhammad, “Tujuan dan Fungsi Tabligh”, http://www.bimbingan.org/tujuandan-fungsi-tabligh.htm, (19 Maret 2014, diakses 2.52).
DOKUMENTASI KEGIATAN PADEPOKAN SYARHIL QUR’AN LAMPUNG
Keakraban Pembina dengan peserta binaan
Pembinaan spiritual
Suasana makan bersama membangun kekeluargaan
menanti giliran pembinaan mental
Pembinaan vokal sekaligus pembinaan mental di tempat ramai
Peserta binaan yang berprestasi
TEKS SYARHIL QUR’AN LAMPUNG KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬي ﺑﻌﺚ ﻓﻰ اﻷﻣﯿﻦ رﺳﻮﻻ اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﺳﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ اﺣﺴﻦ اﻟﻨﺎس ﻗﻮﻻ وﻓﻌﻼ وﻋﻠﻰ اﻟﮫ وﺻﺤﺒﮫ وﻣﻦ ﺗﺒﻌﮫ ﻓﻰ اﻟﮭﺪى واﻗﺘﺪى اﺧﻼﻗﺎ ﺟﺰﯾﻼ – اﻣﺎ ﺑﻌﺪ Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah, Michael Hart, seorang kolumnis Amerika menulis dengan judul The One Hundred Ranking of Most Influenting Person in History, artinya seratus tokoh besar yang paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban manusia. Termasuk di dalamnya ada Adolf Hitler pencetus gerakan NAZI Jerman, Mahatma Gandhi pencetus gerakan Satya Graha India, Julius Ceasar pencetus Vini Vidi Vici dan tokoh-tokoh besar lainnya. Ternyata dari sederetan tokoh tersebut, Michael Hart menempatkan baginda Rasulullah Muhammad SAW pada urutan pertama sebagai Tokoh yang sangat berpengaruh di dunia. Sehingga kebesaran beliau diabadikan di dalam Encyclopedia Brittanica sebagai The Most Succesful of all Prophets and all Religious Personalities sebagai pemimpin yang paling sukses diantara para Nabi, para pemimpin Agama, dan para pemimpin lainnya dalam membangun peradaban manusia sedunia.hadirin melihat betapa pentingnya meneladani sikap dan sifat nabi Muhammad tersebut, khususnya dalam membentuk masyarakat madani maka “KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI” adalah tema yang akan kita bicarakan pada kesempatan kali ini, dengan landasan QS. Al-Jum’ah ayat 2 : ٍھُﻮَ اﻟﱠﺬِي ﺑَﻌَﺚَ ﻓِﻲ اﻟْﺄُﻣﱢﯿﱢﯿﻦَ رَﺳُﻮﻟًﺎ ﻣِﻨْﮭُﻢْ ﯾَﺘْﻠُﻮ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢْ ءَاﯾَﺎﺗِﮫِ وَﯾُﺰَﻛﱢﯿﮭِﻢْ وَﯾُﻌَﻠﱢﻤُﮭُﻢُ اﻟْﻜِﺘَﺎبَ وَاﻟْﺤِﻜْﻤَﺔَ وَإِنْ ﻛَﺎﻧُﻮا ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻟَﻔِﻲ ﺿَﻠَﺎلٍ ﻣُﺒِﯿﻦ
Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benarbenar dalam kesesatan yang nyata.”
Hadirin Rohimakumullah, Menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at-Tafsir Min Fath al-Qodir, ( اﻷﻣﯿﻦ ) maksudnya kondisi bangsa arab yang sebagian besar bukan saja tidak mampu membaca dan menulis tapi tenggelam ke dalam kehidupan jahilyah secara total. Kebobrokan moral merajalela. Dalam bidang social marak mabuk-mabukan. Dalam bidang pemerintah., etnis dan golongan yang dikedepankan. Dalam bidang hukum muncul law of jungle to be politely of people, hukum rimba menjadi peradaban.Orang kaya memangsa yang miskin. Orang pintar memangsa yang
bodoh. Orang kuat menghantam yang lemah. Bahkan yang paling mengerikan martabat wanita di injak-injak, sehingga setiap lahir bayi wanita dikubur hidup-hidup tak peduli terdengar jerit, pekik tangis bayi didalam tanah. Na’udzubillah min dzalik. Dalam kondisi seperti itu Rasul tampil sebagai sosok yang diwarisi dengan jiwa kepemimpinan, mengemban empat misi utama: Pertama, misi Tilawah ( )ﯾﺘﻠﻮا ﻋﻠﯿﮭﻢ أﯾﺘﮫmembaca ayat-ayat Allah, baik ayat Qur’aniyah maupun ayat Kauniyah, alam buana ini. Kedua, ( )وﯾﺰﻛﯿﮭﻢMisi tazkiyah membersihkan segala bentuk kekufuran. Ketiga, misi Ta’lim ( )وﯾﻌﻠﻤﮭﻢ اﻟﻜﺘﺎبmengajarkan al-Qur’an sebagai pedoman reformasi sebab al-Qur’an is the only thing that can lead man to happiness, al-Qur’an adalah satu-satunya buku petunjuk hidup yang mampu menghantarkan manusia menuju kebahagiaan. Demikian menurut Napoleon, seorang oreantalis berkebangsaan Prancis. Keempat, ( )اﻟﺤﻜﻤﺔmenampilkan sunnah. Hadirin yang berbahagia, Keempat unsur tersebut merupakan strategi pembangunan Rasulullah saw yang terbukti berhasil membentuk dan membangun peradaban manusia sedunia. Namun lain halnya dengan gerakan pembangunan di Negara kita, konsepnya setinggi langit, gaungnya menggema kemana-mana tapi hasilnya entah kemana. Kenapa? Ini disebabkan krisis figur. Di era reformasi ini bukan figurfigur pembangun sejati yang muncul, tetapi yang menjamur adalah oknum-oknum pemimpin yang haus kursi, haus pangkat, jabatan dan popularitas. Karena kalau pembangunan kehilangan figur tak ubah laksana anak ayam yang kehilangan induknya. Tak tahu arah kemana ia harus melangkah. Instruksi yang dicita-citakan tapi destruksi yang dirasakan. Pembangunan tinggal landas yang dicita-citakan tapi tinggal kandas yang dirasakan. Pembangunan Nasional yang dicita-citakan tapi penderitaan Nasional yang dirasakan. Akhirnya tetap berada dalam Justifikasi Allah, ﻟﻔﻰ ﺿﻼل ﻣﺒﯿﻦtetap dalam kesesatan dan krisis Nasional multi dimensional. Hadirin dalam kondisi seperti ini tidak satu figur pun yang harus kita tiru dalam merealisasikan pembangunana masyarakat madani kecuali baginda Rasulullah Muhammad saw. Abu A’la al-Maududi dalam The Prophet Islam mengatakan “ He is the only one example where all excellences have been blanded in one personality “, nabi Muhammad adalah satu-satunya contoh terlengkap semua keunggulan terkumpul dalam diri seorang pribadi. Demikian pula hadirin kebesaran beliau dibuktikan oleh sejarah, beliau hidup dalam keadaan miskin, Allah menawarkan berbagai kesenangan material, harta, tahta, wanita bahkan jabal uhud siap jadi emas. Beliau menjawab : اذا ﯾﺎ رب ﻻ ارﺿﻰ ﻟﻮ اﺣﺪ ﻣﻦ اﻣﺘﻰ ﻓﻰ اﻟﻨﺎر kalau demikian ya Allah, apapun yang engkau berikan tidak ada satu pun yang menyenangkan hatiku, kalau satu saja ummatku yang masuk neraka.
Allahu Akbar. Hadirin, ini bukti sikap pemimpin sejati yang beroreantasikan ummat sebagaimana kaedah mengatakan : اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ اﻟﻌﺎﻣﺔ ﻣﻘﺪم ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ اﻟﺨﺎﺻﺔ Kepentingan umum lebih diprioritaskan diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Tapi sebaliknya kalau pemimpin yang hanya mengatasnamakan rakyat namun tidak berorientasikan rakyat, di depan rakyat dia menyanyikan janji-janji manis, mendendangkan lagulagu mesra. Tapi di belakang rakyat dia tidak segan-segan mencekik dan menghisap darah rakyat. Akibatnya, kita lihat Rumania, ketika dipimpin oleh Nicoulas Susesco pemimpinnya poya-poya tapi rakyatnya sengsara, Iran ketika dipimpin oleh Reza Pahlepi pemimpinnya megah, rakyatnya susah, Prancis ketika dipimpin Louis 16 dan Ratu Maria Antonate pemimpinnya makmur rakyatnya hancur tersungkur, demikian pula Orde Baru pemimpinnya paling rendah naik BMW rakyatnya paling mewah naik BMM alias Bemo. Timbul pertanyaan, bagaimana sikap beliau dalam membangun peradaban masyarakat madani ? untuk mengetahui jawabannya kita renungkan firman Allah dalam QS. Ali Imron ayat 159 : ﺎ ﻏَﻠِﯿﻆَ اﻟْﻘَﻠْﺐِ ﻟَﺎﻧْﻔَﻀﱡﻮا ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﻟِﻚَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨْﮭُﻢْ وَاﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﮭُﻢْ وَﺷَﺎوِرْھُﻢْ ﻓِﻲ اﻟْﺄَﻣْﺮِ ﻓَﺈِذَاﺣﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ اﻟﻠﱠﮫِ ﻟِﻨْﺖَ ﻟَﮭُﻢْ وَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖَ ﻓَﻈ ْ َﻓَﺒِﻤَﺎ ر َﻋَﺰَﻣْﺖَ ﻓَﺘَﻮَﻛﱠﻞْ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻠﱠﮫِ إِنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ﯾُﺤِﺐﱡ اﻟْﻤُﺘَﻮَﻛﱢﻠِﯿﻦ Artinya : ‘Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya.
Hadirin Rahimakumullah, Pada ayat tersebut terdapat lima akhlak pemimpin yang di contohkan Rasulullah Muhammad SAW. 1.
ﻟﻨﺖ ﻟﮭﻢdengan lemah lembut dapat menunjukan keluhuran budi, bisa menarik simpati lawan, membuat segan begi semua lawan. 2. Sifat rosul tidak bengis dan tidak berlaku kasar karena pemimpin yang berjiwa kotor niscaya akan dictator. 3. ﻓﺎﻋﻒ ﻋﻨﮭﻢpemaaf, واﺳﺘﻐﻔﺮ ﻟﮭﻢyakni mudah untuk memberi ampunan bagi orang-orang yang bersalah.
4. وﺷﺎورھﻢ ﻓﻰ اﻷﻣﺮRosul sangat senang bermusyawarah, tidak otoriter dan siap dikeritik ketika keliru. 5. Beliau memiliki komitmen ﻓﺈذا ﻋﺰﻣﺖ ﻓﺘﻮﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﷲsetelah memantapkan planning dalam suatu kegiatan, lalu bertawakal kepada Allah. Itulah hadirin sikap dan sifat yang rosul miliki dalam menciptakan peradaban manusia. Dengan demikian pembangunan di Negara kita ini hanya akan bergulir dengan baik, jika dalam mekanisme pembangunannya mencontoh kepribadian rosululloh Muhammad saw. Dan orang yang dapat mencontoh beliau hanyalah orang-orang yang beriman. Semoga kita sebagai rakyat Indonesia dapat segera menyempurnakan iman kita sehingga berhasilah kita dalam membentuk dan membangun Negara ini menuju masyarakat madani. Amin ya robbal alamin. Itulah yang dapat saya sampaikan, واﷲ اﻟﻤﺴﺘﻌﺎن إﻟﻰ اﺣﺴﻦ اﻟﺤﺎل واﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ
EKONOMI SYARIAH PENDORONG PENGUATAN EKONOMI UMAT اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮ ﻛﺎ ﺗﮫ {اﻟﺤﻤﺪ ﷲ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ اﺷﺮف اﻷﻧﺒﯿﺎء واﻟﻤﺮﺳﻠﯿﻦ ﺳﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ آﻟﮫ وﺻﺤﺒﮫ أﺟﻤﻌﯿﻦ }أﻣﺎ ﺑﻌﺪ Hadirin yang kami hormati. Dunia semakin cantik dan molek, dihiasi dengan perkembangan sains dan teknologi yang semakin canggih dan menarik. Akan tetapi permasalahan-permasalahan di setiap lini kehidupan termasuk didalamnya masalah kemiskinan, telah membuat otak ruwet, mumet dan jelimet. Bukankah karena miskin seseorang tidak dapat meneruskan pendidikannya maka ia menjadi bodoh? Bukankah karena miskin seseorang tidak dapat melihat dan mendengarkan berita-berita terkini (headline news) maka ia menjadi terbelakang? Bukankah karena miskin seseorang dapat menjual akidahnya maka ia menjadi kufur? Masalah ini terus dan terus berputar bagaikan lingkaran setan yang seolah-olah tidak ada pemacahannya, padahal Islam telah memberikan solusi kongkrit, dengan cara “Ekonomi Syariah Pendorong Penguatan Ekonomi Rakyat”, sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Allah di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 : اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﺄْﻛُﻠُﻮنَ اﻟﺮﱢﺑَﺎ ﻟَﺎ ﯾَﻘُﻮﻣُﻮنَ إِﻟﱠﺎ ﻛَﻤَﺎ ﯾَﻘُﻮمُ اﻟﱠﺬِي ﯾَﺘَﺨَﺒﱠﻄُ ُﮫ اﻟﺸﱠﯿْﻄَﺎنُ ﻣِﻦَ اﻟْﻤَﺲﱢ ذَﻟِﻚَ ﺑِﺄَﻧﱠﮭُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮا إِﻧﱠﻤَﺎ اﻟْﺒَﯿْﻊُ ﻣِﺜْﻞُ اﻟﺮﱢﺑَﺎ وَأَﺣَﻞﱠ اﻟﻠﱠﮫُ اﻟْﺒَﯿْ َﻊ وَﺣَﺮﱠمَ اﻟﺮﱢﺑَﺎ ﻓَﻤَﻦْ ﺟَﺎءَهُ ﻣَﻮْﻋِﻈَ ٌﺔ ﻣِﻦْ رَﺑﱢﮫِ ﻓَﺎﻧْﺘَﮭَﻰ ﻓََﻠﮫُ ﻣَﺎ ﺳَﻠَﻒَ وَأَﻣْﺮُهُ إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠﮫِ وَﻣَﻦْ ﻋَﺎدَ ﻓَﺄُوﻟَﺌِﻚَ أَﺻْﺤَﺎبُ اﻟﻨﱠﺎرِ ھُﻢْ ﻓِﯿﮭَﺎ {275} َﺧَﺎﻟِﺪُون
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Hadirin Rohimakumullah. Firman Allah yang baru kita simak bersama mengisyaratkan agar kita umat Islam memiliki ekonomi yang kuat. Mari kita kaji secara mendalam. Imam Ibnu Katsir di dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir jilid ke-3 menyebutkan, bahwa sebab diturunkannya ayat ini berawal dari sebuah pertanyaan Sa’ad bin Abi Waqash kepada Saidina Muhammad Rasulullah SAW. “ wahai Rasulullah aku memiliki harta yang banyak akan tetapi pewarisku hanya satu orang anak, maka bolehkah jika aku bersedekah dua pertiganya? Rasul menjawab : “tidak boleh”. Bolehkah jika
seperduanya? Rasul menjawab : “ tidak boleh”. Bagaimana jika sepertiganya? Rasul menjawab : “ tidak boleh “ seraya melanjutkan perkataannya : إﻧﻚ إن ﺗﺬر ورﺛﺘﻚ اﻷﻏﻨﯿﺎء ﺧﯿﺮ ﻣﻦ أن ﺗﺬرھﻢ ﻋﺎﻟﺔ ﯾﺘﻜﻔﻔﻮن اﻟﻨﺎس “ sungguh aku mengharapkan jika engkau dapat warisi keturunan yang kaya dan berharta dan itulah yang terbaik dari pada engkau mewarisi keturunan yang lemah lagi papa serta hanya mengharapkan belas kasih orang lain “ Kisah ini menjelaskan kepada kita bahwasanya Islam menginginkan agar setiap orangtua dapat meninggalkan generasi penerus mereka dalam keadaaan yang kuat fisik, kuat mental, dan kuat perekonomiannya. Syekh Mustofa al-Maroghi menafsirkan kalimat “khoofu ‘alaihim”, sebagai suatu kekhawatiran jikalau anak-anak hidup terlantar dan tersia-sia, kenapa demikian? Karena telah diketahui bersama bahwa tolak ukur sejahtera tidak sejahteranya seseorang, makmur tidak makmurnya seseorang dilihat dari keadaan ekonominya, apabila ekonominya baik, maka apa yang menjadi hajat hidupnya akan mudah untuk didapatkan, akan tetapi jikalau ekonominya buruk maka secara pasti apa yang menjadi hajat hidupnya akan sulit untuk terpenuhi. Hadirin Rohimakumullah. Dalam dunia ekonomi kita mengenal adanya tiga buah sistem ekonomi. Pertama, sistem ekonomi sosialis dimana pemerintah secara mutlak mengurus dan mengelola sistem perekonomian mereka. Kedua, sistem ekonomi kapitalis dimana setiap individu, setiap wirausahawan berhak untuk mengelola serta mengurus keadaan perekonomian mereka, sistem ekonomi inilah yang telah membuat jarak yang sangat antara yang kaya dengan yang miskin dan juga telah mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin (the rich richer and the poor poorer). Ketiga, sistem ekonomi Islam dimana dalam sistem ini yang di angkat kepermukaan adalah niali-nilai ukhuwah dan nilai-nilai kebersamaan, dengan artian bahwa setiap orang harus saling tolong menolong, yang kaya menolong yang miskin, yang kuat menolong yang lemah, tidak ada jarak diantara mereka bahkan mereka merasa bahwa mereka bagaikan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Dari penjelasan ini maka timbullah sebuah pertanyaan, bagaimanakah teknis untuk merealisasikan prinsip ini? Sebagai jawabannya mari kita renungkan firman Allah dalam surat adz-dzariyat ayat : 19 {19 : وَ ﻓِﻰ اَﻣْﻮَاﻟِﮭِﻢْ ﺣَﻖﱞ ﻟﻠِﺴﱠﺎ ﺋِﻞِ وَ اﻟْﻤَﺤْﺮُ وْمِ } اﻟﺬارﯾﺎت Artinya : “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian”.
Hadirin dan hadirat yang kami hormati.
Firman Allah pada ayat ini dengan tegas dan jelas mengisyaratkan kepada kita bahwa pemberdayaan ekonomi diproyeksikan demi kesejahtraan bersama. Islam menolak keras sistem ekonomi dalam bentuk monopoli, oligopoli dan ekonomi yang diorientasikan hanya untuk kepentingan pribadi. Prinsip ini harus kita aplikasikan di negara kita jikalau kita menginginkan negara kita menjadi negara yang maju dan damai. Apalagi jikalau kita perhatikan di negara kita Indonesia ini, masih terdapat 37,5 juta jiwa umat manusia yang berada dibawah garis kemiskinan, lalu berapa banyakkah ummat Islamnya ? ternyata setelah diteliti oleh lembaga peneiliti di Indonesia, terdapat lebih dari 30 juta jiwa umat Islam yang berada dibawah garis kemiskinan. Sebuah pertanyaan besar yang ada pada pikiran kita semua, mengapa umat Islam lebih banyak tenggelam dalam kemiskinan ? Menurut KH Zarkasih, pertama. Banyak diantara kita yang hanya berorientasi pada keakheratan saja. Mereka memiliki pemahaman yang sempit terhadap hadits Nabi Muhammad SAW ”addunya jiifah” dunia ini adalah bangkai yang menjijikkan. Dan “ad-dunya sijnul mukminin” dunia adalah penjara bagi umat Islam, pemahaman uang sempit terhadap kedua hadits ini mengakibatkan pemasalahan-permasalahan duniawi ditinggalkan dan Islam pada akhirnya identik dengan masalah kemiskinan. Kedua.Kemunduran ekonomi umat Islam disebabkan dalam melaksanakan kegiatan ekonomi mayoritas umat Islam masih berpikir dengan corak agraris dan kolot. Padahal saat ini dunia bisnis membutuhkan orang-orang yang kreatif dan siap untuk saling berkompetisi dengan yang lainnya.
Hadirin dan hadirat yang kami hormati. Bagaimanakah konsepsi Islam dalam perekonomian. Mari kita simak bersama firman Allah dalam surat an-nisa ayat 29 : { ﻓَﺈِذَا9} َﯾَﺎأَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا إِذَا ﻧُﻮدِيَ ﻟِﻠﺼﱠﻠَﺎةِ ﻣِﻦْ ﯾَﻮْمِ اﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓَﺎﺳْﻌَﻮْا إِﻟَﻰ ذِﻛْﺮِ اﻟﻠﱠﮫِ وَذَرُوا اﻟْﺒَﯿْﻊَ ذَﻟِﻜُ ْﻢ ﺧَﯿْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ إِنْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮن {10} ن َ ﻗُﻀِﯿَﺖِ اﻟﺼﱠﻠَﺎةُ ﻓَﺎﻧْﺘَﺸِﺮُوا ﻓِﻲ اﻟْﺄَرْضِ وَاﺑْﺘَﻐُﻮا ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻞِ اﻟﻠﱠﮫِ وَاذْﻛُﺮُوا اﻟﻠﱠﮫَ ﻛَﺜِﯿﺮًا ﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (9) Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung (10)”.
Hadirin rahimakumullah.
Syekh Mustafa al-Maraghi dalam tafisir al-Maraghi menyatakan, bahwa halalnya perniagaan, transaksi jual beli jika terjadi saling meridhoi antara keduanya, sebaliknya Islam sangat mengharamkan adanya penipuan, pendustaan dan pemalsuan barang. Hal ini menunjukkan bahwa ayat ini merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi Islam, dan ayat ini pula merupakan himbauan pada kita semua agar tidak mencari keuntungan dengan cara menghisap darah orang lain yakni riba. Berdasarkan prinsip ini maka dapat dipahami bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi mu’awanah, terdapat didalamnya sistem ekonomi mudharabah, murabahah, musyarakah, dan di negara kita alhamdulillah setidaknya telah melaksanakan prinsip ini seperti adanya bank-bank syari’ah. Oleh sebab itu, untuk menopang prinsip ini Rasulullah SAW bersabda : ﻣﻦ ﻛﺎن ﻟﮫ ﻣﺎل ﻓﻠﯿﺘﺼﺪق ﺑﻤﺎﻟﮫ وﻣﻦ ﻛﺎن ﻟﮫ ﻗﻮة ﻓﻠﯿﺘﺼﺪق ﺑﻘﻮﺗﮫ وﻣﻦ ﻛﺎن ﻟﮫ ﻋﻠﻢ ﻓﻠﯿﺘﺼﺪق ﺑﻌﻠﻤﮫ “ siapa yang memiliki harta maka bersedekahlah dengan hartanya, siapa yang memiliki kekuasaan maka bersedekahlah dengan kekuasaannya, siapa yang memiliki ilmu maka bersedekahlah dengan ilmunya “. Dengan demikian pada akhirnya kami mengajak pada seluruh umat Islam untuk bersama-sama mengaplikasikan sistem perekonomian Islam, yakni dengan cara pemberdayaan ekonomi umat, maka secara tidak langsung segala bentuk kebodohan, keterbelakangan, dan kekufuran akan hilang dengan sendirinya. Untuk itu marilah kita berdoa kepada Allah semoga kita diberikan kemudahan dalam aktivitas kita. Amin ya Robbal ‘alamin. واﻟﺴﻼ م ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ
ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH SOLUSI PEMBERANTASAN KEMISKINAN اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬي اﻣﺮﻧﺎ أن ﻧﮭﺘﻢ اﻟﻔﻘﺮاء واﻟﻤﺴﺎﻛﯿﻦ اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﺳﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺧﺎﺗﻢ اﻷﻧﺒﯿﺎء واﻟﻤﺮﺳﻠﯿﻦ وﻋﻠﻰ اﻟﮫ وﺻﺤﺒﮫ اﺟﻤﻌﯿﻦ اﻣﺎ ﺑﻌﺪ Hadirin Rahimakumullah Pada umumnya ada tiga konsep yang berkaitan dengan pemanfaatan harta benda. Pertama, komunis dengan prinsip mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan individu, tiap-tiap individu tidak memiliki kemerdekaan dan hak kepemilikan sehingga menguntungkan si miskin namun kerugikan bagi si kaya. Kedua, kapitalisme dengan prinsip menitik beratkan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat, akibatnya lahir “the rich richer and the poor poorer”. Yang kaya semakin, kaya dan yang miskin semakin miskin: اﻟﻘﻮي ﯾﺄﻛﻞ اﻟﻀﻌﯿﻒ واﻟﻌﺎﻟﻢ ﯾﺄﻛﻞ اﻟﺠﺎھﻞ Yang kuat memakan yang lemah, yang pintar memakan yang bodoh. Homo homoni lupus to be polity in society, penghisapan manusia terhadap manusia menjadi peradaban. Hadirin hanya membawa derita dan untaian air mata bagi kaum dhu’afa. Dalam polemic tersebut muncul konsep Islam dengan unsur keseimbangan dalam pemberdayaan: ﻛﻲ ﻻ ﯾﻜﻮن دوﻟﺔ ﺑﯿﻦ اﻷﻏﻨﯿﺎء ﻣﻨﻜﻢ Agar harta kekayaan tidak hanya bergulir di antara orang-orag kaya di antara kamu sekalian. Tapi dirasakan pula oleh kaum dhu’afa. Prinsip tersebut diantaranya diaplikasikan melalui pelaksanaan zakat, wakaf dan infaq. Karena ituntasan itulah Zakat, Infaq, dan shodaqoh solusi pemberantasan kemiskinan “ adalah tema yang akan kita uraikan pada kesempatan kali ini. Dengan landasan surah At-Taubah ayat 103: ﴾١٠٣﴿ ٌﻦ ﻟﱠﮭُﻢْ وَاﻟﻠّﮫُ ﺳَﻤِﯿﻊٌ ﻋَﻠِﯿﻢ ٌ َﺧُﺬْ ﻣِﻦْ أَﻣْﻮَاﻟِﮭِﻢْ ﺻَﺪَﻗَﺔً ﺗُﻄَﮭﱢﺮُھُﻢْ وَﺗُﺰَﻛﱢﯿﮭِﻢ ﺑِﮭَﺎ وَﺻَﻞﱢ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢْ إِنﱠ ﺻَﻼَﺗَﻚَ ﺳَﻜ Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Hadirin Ma’asyral Muslimin Rakhimakumullah… Hadirin Imam Ibnu Jarir mengatakan ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan permintaan Abu Lubabah beserta kedua temannya kepada Rasulullah Muhammad SAW seraya berkata: “Ya Rasulullah, ini harta benda kami sedekahkanlah atas nama kami dan mintakanlah ampunan bagi kami!”. Rasul menjawab: “Aku tidak diperintah Allah untuk menerima harta sedikitpun”. Berkenaan dengan hal tersebut, turunlah perintah Allah untuk menerimanya sebagaimana terangkai dalam surah At-Taubah ayat 103 tadi terutama pada kalimat ْ ﺧُﺬْ ﻣِﻦْ أَﻣْﻮَاﻟِﮭِﻢKalau kita kaji
lebih dalam kalimat ْ ﺧُﺬdisamping menunjukkan sighat Amr juga mengisyaratkan agar dibentuk lembaga pengelola zakat, wakaf dan infaq yang professional dan proporsional. Kenapa demikian? Pertama, karena sadar membayar zakat itu hanya sedikit. Kedua, mengisyaratkan agar amilin memiliki manajemen yang bagus. Masa orde baru terbukti karena amilin tidak professional akhirnya zakat bukan mensejahterakan rakyat tapi zakat menjadi jaket. Hadiri, apa hikmah zakat bagi seorang muzakki? Ayat tadi menjelaskan : Pertama, Tathir ﺗﻄﮭﺮھﻢ untuk membersihkan harta dari hak-hak fakir miskin, orang yang tak berharta, orang yang terbaring di pinggir-pinggir jalan yang tiap hari merasakan pekik getirnya kehidupan, hanya isak tangis yang ia rasakan. Kedua, وﺗﺰﻛﯿﮭﻢmembersihkan dari penyakit rakus, tamak, dan serakah. Penyakit ini hadirin yang harus kita bersihkan, sebab jika kehidupan manusia dilanda penyakit ini maka akan lahir hartawan berjiwa Qarun, pengusaha bermental Sa’labah, penguasa berotak Fir’aun, fungsinya bukan pelindung rakyat tapi pemeras, penindas, bahkan perampas hak-hak rakyat. Fungsi yang ketiga, Taskin ﺳﻜﻦ ﻟﮭﻢmaksudnya dengan zakat, wakaf, dan infaq jiwa akan tenang, hati senang walaupun banyak uang. Amin ya rabbal ‘alamin. Tapi sebaliknya, jika para aghniya’, para konglemerat enggan membayar zakat, enggan untuk wakaf, dan enggan berinfak maka suatu negara bisa kiamat, walau gedung bertingkat, walau mobil makin mengkilat, dijamin rakyat sulit berdaulat apalagi jikalau pejabat sudah jadi penjahat, menyikat uang rakyat, jelas bangsa bisa kiamat. Na’udzubillah mindzalik. Padahal Rasulullah saw telah mengancam : ﻟﯿﺲ اﻟﻤﺆﻣﻦ اﻟﺬى ﯾﺸﺒﻊ وﺟﺎره ﺟﺎﺋﻊ إﻟﻰ ﺟﻨﺒﮫ “Bukan termasuk orang mukmin, orang yang hidupnya kenyang sendirian sementara tetangganya hidup dalam kelaparan” Dengan demikian, orang kaya yang tidak peduli dengan nasib kaum dhu’afa, konglomerat yang acuh terhadap kaum melarat, pejabat yang apriori terhadap nasib rakyat, bukan saja mencerminkan orang yang jahat, tetapi mencerminkan orang yang tidak beriman dan orang seperti ini harus minggir dari Negara kita tercinta ini. Sebab Negara kita Indonesi akan jaya apabila dipimpin oleh orang-orang yang peduli dengan nasib kaum dhu’afa. Oleh karena itu hadirin, semangat zakat, wakaf dan infak wajib kita aplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Timbul pertanyaan, kepada siapa zakat itu diberikan? Sebagai jabannya kita renungkan firman Allah swt dalam al-Qur’an Surat al-Taubah ayat : 60 tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pkö n=tæ Á9$# Ïä!#t s)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur ¢yJ¯RÎ) àM»s%y $ tóø9$#ur Îûur È@ Î6y «tûüÏBÌ #$9s%Ìh $<É Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% Îûur Zp Ò Ì sù ÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íO Î=tæ ÒO Å6ym ÇÏÉÈ ) Èûøó$#ur È@ Î6¡¡9$# #$!» Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Hadirin Rakhimakumullah…. Ayat tersebut diawali dengan إﻧﻤﺎdalam ilmu balaghah merupakan اداة اﻟﻘﺼﺮyang berfungsi untuk mensfesifikasikan. Ayat tersebut merupakan deskripsi Allah swt tentang skala prioritas penerima harta zakat, yaitu اﻟﻔﻘﺮاء واﻟﻤﺴﺎﻛﯿﻦorang-orang fakir dan miskin. Lalu bagaimanakah kaitannya dengan kondisi Bangsa kita saat ini? Prof. Sukirman melaporkan 23 juta lebih penduduk indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, apalagi setelah terjadinya krisis moneter, marak korban PHK, sulit mencari lapangan kerja, kemiskinan semakin membengkak. Akibatnya kemiskinan ini ﻛﺎد اﻟﻔﻘﺮ أن ﯾﻜﻮن اﻟﻜﻔﺮاdampak langsungnya adalah dapat menyebabkan kekufuran, akibatnya adalah kemiskinan. Dr. Ismail Raj’i al-Faruqi, derektur lembaga pengkajian Islam internasional mengatakan bahwa “ kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan merupakan tiga permasalahan besar yang saat ini, namun diantara ketiganya kemiskinan merupakan yang paling berbahaya. Sebab kebodohan dan keterbelakangan itu muncul akibat kemiskinan. Akibatnya, tidak sedikit saudara kita yang menjual akidah hanya untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan akibat kemiskinan tidak sedikit gadis-gadis kita yang menjual kehormatannya untuk medapatkan sesuap nasi. Na’udzubillah. Hadirin, menurut Dr. Didin Hafifudin, MSc, agar kemiskinan tidak bertambah dan bertambah, ada tiga hal yang harus kita lakukan berkaitan dengan kewajiban zakat. Pertama. Kita harus mengeluarkan zakat dan memasyarakatkan gerakan sadar zakat. Kedua, kita harus membentuk lembaga zakat yang professional. Ketiga, kita harus memberdayakan zakat untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kita harus menyambut baik usaha pemerintah yang berhasil membuat Badan Amil Zakat (BAZIS), kita patut mengacungkan jempol dengan usaha pemerintah yang berhasil membuat peraturan pemerintah No. 34 tahun 99 tentang pengelolaan zakat. Semoga usaha yang telah dilakukan dapat menyadarkan masyarakat kita untuk taat mengeluarkan zakat, berwakaf, dan berinfaq sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat kita. Amin ya robbal alamin…. واﷲ اﻟﻤﺴﺘﻌﺎن إﻟﻰ أﺣﺴﻦ اﻟﺤﺎل واﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ
AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA DEPAN PERADABAN MANUSIA اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬي أﻧﺰل اﻟﻘﺮءان ھﺪى ﻟﻠﻨﺎس وﺑﯿﻨﺎت ﻣﻦ اﻟﮭﺪى واﻟﻔﺮﻗﺎن اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﺧﯿﺮ اﻹﻧﺴﺎن وﻋﻠﻰ اﻟﮫ وﺻﺤﺒﮫ اﻟﻰ أﻣﺎ ﺑﻌﺪ: ﯾﻮم اﻟﺒﯿﺎن Dewan hakim yang kami hormati Hadirin yang kami cintai Napoleon, seorang orientalis berkebangsaan Perancis mengatakan “The principle of Quran with alone of tracking can lead man to happiness”, Al-Qur’an adalah prinsip dan merupakan satusatunya kitab suci yang dapat menghantarkan kepada kepulauan nan bahagia. Ungkapan tersebut hadirin, mengisyaratkan kepada kita bahwa Al-Qur’an laksana lampu penerang hati dalam menembus liku-liku perjuangan yang panjang membentang. Al-Qur’an adalah laksana benteng yang kokoh dalam mengcaunter tipuan dan godaan syetan. Al-Qur’an laksana jimat penyelamat dari kesesatan hidup dan kehidupan. Pendek kata Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang berisi petunjuk dan kebahagiaan serta senantiasa relevan dengan perkembangan dan situasi zaman. Oleh karena itu Rasul mengatakan: اﻗﺮءوا اﻟﻘﺮآن ﻓﺈﻧﮫ ﯾﺄﺗﻲ ﯾﻮم اﻟﻘﯿﺎﻣﺔ ﺷﻔﯿﻌﺎ ﻻﺻﺤﺎﺑﮫ “bacalah dan kajilah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong” Dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia, pada kesempatan berbahagia ini kami akan membahas tentang “AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA DEPAN PERADABAN MANUSIA”, dengan rujukan surat yunus ayat 57: ﴾٥٧﴿ َﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ ﻗَﺪْ ﺟَﺎءﺗْﻜُﻢ ﻣﱠﻮْﻋِﻈَ ٌﺔ ﻣﱢﻦ رﱠﺑﱢﻜُﻢْ وَﺷِﻔَﺎء ﻟﱢﻤَﺎ ﻓِﻲ اﻟﺼﱡﺪُورِ وَھُﺪًى وَرَﺣْﻤَﺔٌ ﻟﱢﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﯿﻦ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Hadirin…Ayat tadi dalam ilmu balaghah termasuk “ ”ﻛﻼم ﺧﺒﺮي او إﻧﻜﺎريyang meginformasikan sekaligus menegaskan bahwa sungguh telah datang kepada manusia Al-Qur’an yang memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan mengeluarkan manusia dari kegelapan. Lalu apakah fungsi dan peran Al-Qur’an itu hadirin dalam merancang bangun peradaban manusia? Ayat tadi sebagaimana ditafsirkan oleh Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir, menjelaskan ada empat fungsi diturunkannya Al-Qur’an yaitu: Pertama, “ ”ﻣﱠﻮْﻋِﻈَﺔٌ ﻣﱢﻦ رﱠﺑﱢﻜُﻢْ أي ﻣﻮﻋﻈﺔ ﻣﻦ ﺧﺎﻟﻘﻜﻢAl-Qur’an sebagai pelajaran dari Tuhan yang Maha pengajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Al-Ghazali dalam “Jawahir al-Qur’an” mengatakan seluruh cabang ilmu pengetahuan baik yang datang terdahulu maupun kemudian,
baik yang teah diketahui maupun belum, semuanya bersumber dari Al-Qur’anul karim. Sebagai bukti bukankah karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa arab telah mendorong lahirnya ilmu tata bahasa yang kemudian kita kenal dengan ilmu nahwu dan sharaf, bukankaj karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa indah, retoris dan puitis dan argumentatis telah mendorong lahirnya ilmu retorika dan sastra yang keudian kita kenal dengan ilmu balaghah dan mantiq, bukankah karena kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar telah mendorong lahirnya ilmu qiroaat yang kemudian kita kenal dengna ilmu tajwid. Bukankah karena Al-Qur’an menceritakan proses penciptaan manusia dan alam telah mendorong lahirnya ilmu kehidupan yang kemudian kita kenal dengan biologi, bahkan bukankah karena AlQur’an menceritakan karakteristik dan seluk beluk masyarakat terdahulu telah mendorong lahirnya ilmu kemasyarakatan yang kemudian kita kenal dengan sosiologi. Dengan demikian hadirin seluruh ilmu pengetahuan itu bersumber dari Al-Qur’an. Kedua, ﺷِﻔَﺎء ﻟﱢﻤَﺎ ﻓِﻲ اﻟﺼﱡﺪُورِ أي ﯾﺸﻔﻰ ﻣﺎ ﻓﯿﮭﺎ ﻣﻦ اﻟﺸﺮك واﻟﺸﻚ واﻟﺠﮭﻞ, Al-Qur’an sebagai obat penyakit bathin seperti penyakit syirik, ragu dan bodoh. Kenapa Al-Qur’an berfungsi sebagai obat penyakit bathin bukan penyakit zhahir? Jawabannya hadirin penyakit zhahir memang berbahaya jika tidak diobati, tapi jauh lebih berbahaya jika kita punya penyakit tapi tidak diobati, betul hadirin? Dengan demikian penyakit asma, jantung, tumor memamng berbahaya dan dapat merusak tubuh manusia, tapi penyakit sombong, iri hati, dengki, frustasi, korupsi, haus kursi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan jabatan dan popularitas diri jauh lebih berbahaya dan dapat merusak tatanan hidup masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu hadirin, Al-Qur’an turun dengan memberikan perintah dan larangan, janji dan ancaman, dan memerintah kepada manusia untuk mentaatinya dan mengamalkan seluruh isinya. Dengan mengamalkan Al-Qur’an Insya Allah segala penyakit hati akan terkikis habis dari diri kita. Pantas kalau Abu Farida Muhammad Ijat dalam bukunya “Aliz Nafsaka bil Qur’an” mengatakan “Al-Qur’an adalah obat yang sempurna bagi segala penyakit baik penyakit zhahir maupun bathin. Ketiga, ھُﺪًى أي ھﺪاﯾﺔ ﻣﻦ اﻟﻀﻼل, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dari kesesatan. Al-qur’an diturunkan Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia, membimbing dan membawanya kepada keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Berkaitan dengan hal tersebut, Prof.Dr.Quraish Syihab dalam “Wawasan Al-qur’an” mengatakan seluruh ayat yang ada dalam Al-qur’an seluruhnya berisi ajaran yang relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Mampu memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan manusia baik yang bersifat ibadah ritual maupun sosial termasuk di dalamnya tentang etika kenegaraan. Oleh karena itu, kalau manusia sudah mampu memahami isi Al-Qur’an, menjadikan petunjuk kehidupan, serta mengamalkannya dalam hidup keseharian maka prilakunya dipastikan tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan dan berselisih dengan tuntutan agama, siapaun dia dan apaun profesinya. Seorang pejabat kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat korupsi meskipun rakyat tidak tahu, seorang pedagang kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan curang mengurangi timbangan meskipun pembeli tidak mengerti, seorang suami kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai
petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat selingkuh meskipun sedang sendiri. Demikian pula seorang pemuda dan pemudi yang sedang asyik memadu kasih kalau sudah menjadikan AlQur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat “macam- macam” mskipun keadaan mendukung, senyap dan sepi, betul hadirin? Keempat, رَﺣْﻤَ ٌﺔ ﻟﱢﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﯿﻦَ أي رﺣﻤﺔ ﻷھﻞ اﻹﯾﻤﺎن, Al-Qur’an berfungsi sebagai rahmat bagi insan nan beriman. Artinya kalau Al-Qur’an sudah kita baca isinya, dipahami ajarannya serta diamalkan petunjuknya maka ia akan menciptakan ketenangan bagi kita, jauh dari rasa resah dan gelisah, siap menghadapi berbagai problematika hidup dan kehidupan serta mampu menghantarkan kita kepada kebahagiaan baik dunia maupun di akhirat. Rasul pernah berjanji: ﻣﻦ ﺟﻌﻞ اﻟﻘﺮأن إﻣﺎﻣﮫ ﺳﺎﻗﮫ اﻟﻰ اﻟﺠﻨﺔ وﻣﻦ ﺟﻌﻞ اﻟﻘﺮأن وراءه ﻗﺎده اﻟﻰ اﻟﻨﺎر “Barangsiapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai imamnya, maka ia akan membawanya kepada surga, sebaliknya barangsiapa yang menjadikan makmumnya maka akan mendorongnya ke jurang api neraka.” Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban manusia untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Sejarah telah membuktikan bahwa Al-Qur’an dahulu pernah melakukan perubahan-perubahan fundamental terhadap peradaban manusia yang tiada taranya. Al-Qur’an mula-mula menjumpai bangsa Arab sebagai penyembah berhala, pemuja batu, dan pemuji kayu. Namun dalam jangka waktu kurang dari seperempat abad, penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT menguasai seluruh jazirah Arabia, setelah penyembah-penyembah berhala disapu bersih dari seluruh Jazirah Arabia. AlQur’an menyaptu bersih segala kepercayaan takhayul dan menggantinya dengan agama yang paling rasional. Pada masa itu Bangsa Arab sering membanggakan dirinya karena kebodohannya, berubah menjadi bangsa yang cinta ilmu pengetahuan, mereka disulap dengan tongkat wasiat Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat sumber ilmu pengetahuan. Hal demikian adalah akibat langsungdari ajaran Al-Qur’an. Di samping itu Al-Qur’an juga membangun manusia dari tingkat yang paling rendah ke tingkat peradaban paling tingi, hanya dalam jangka waktu relative singkat. Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup kita menuju peradaban manusia yang Qur’ani, mari kita baca Al-Qur’an, kita pahami isinya, kita renungkan maksudnya dan kita amalkan ajarannya. Sehingga dengan cara ini kita mampu hidup bahagia baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun Negara dan bangsa. Dan Allah pun akan menganugerahkan keberkahan kepada kita semua penduduk bangsa ini. Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 96: ﴾٩٦﴿ َوَﻟَﻮْ أَنﱠ أَھْﻞَ اﻟْﻘُﺮَى آﻣَﻨُﻮاْ وَاﺗﱠﻘَﻮاْ ﻟَﻔَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢ ﺑَﺮَﻛَﺎتٍ ﻣﱢﻦَ اﻟﺴﱠﻤَﺎءِ وَاﻷَرْضِ وَﻟَـﻜِﻦ ﻛَﺬﱠﺑُﻮاْ ﻓَﺄَﺧَﺬْﻧَﺎھُﻢ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮاْ ﯾَﻜْﺴِﺒُﻮن 096. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Hadirin wal hadirat Rahimakumullah Dengan demikian dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban manusia untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Untuk itu kewajiban kita, saya, saudara dan seluruh kita bangsa Indonesia melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh Al-Qur’an agar peradaban manusia di negara Indonesia dapat berjaya kembali di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Amin. Itulah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. واﷲ اﻟﻤﺴﺘﻌﺎن إﻟﻰ اﺣﺴﻦ اﻟﺤﺎل واﻟﺴﻼ م ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻣﻜﺎﺗﮫ
MENGHADIRKAN ISLAM DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ وﺑﺬاﻟﻚ اوﺟﺐ ﻋﻠﯿﻨﺎ اﺧﻮة اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ رﺳﻮل اﷲ وﻋﻠﻰ اﻟﮫ.اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬي ﺟﻌﻞ اﻹﻧﺴﺎن ﺧﻠﯿﻔﺔ ﺑﺎرﺳﻄﺎة واﻧﻮاع ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ {وﺻﺤﺒﮫ وﻣﻦ ﺗﺒﻊ رﺳﺎﻟﺘﮫ }اﻣﺎ ﺑﻌﺪ HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH Rasisme dan diskriminisme merupakan paham yang sangat paradok dengan kemajemukan. Jammes Monrou dengan doktrinnya “American is on America” telah menganggap bahwa bangsa Amerika paling baik dari bangsa lain. Benneto Mussolini dengan ajarannya, Fasisme Italia merasa bahwa bangsanya lebih mulia dari bangsa lain. Hirohito dengan Fasisme Jepangnya mencetuskan bahwa bangsanya paling pantas memimpin dunia. Alhasil paham-paham tersebut tidak menghargai kemajemukan. Samuel Eto’o, pemain sepak bola asal Kamerun pun ikut menjadi salah satu korban rasisme, sehingga jauh-jauh hari Persatuan Sepakbola Eropa (UEF) mencanangkan program kampanye “Let’s Kick Racism out of Football”. Dan di Indonesia kita diinggatkan akan kerusuhan Mei 1998, di mana sasaran utamanya adalah orang-orang Tionghoa, masyarakat secara umum tidak melihatnya sebagai suatu tindakan biadab. Banyak yang mengutuk, dari luar negeri, Negara-negara sahabat, lembaga-lembaga PBB maupun lembaga HAM Internasional mengutuk keras rasial Mei 1998. Penghargaan dalam Islam tidak berdasarkan ras, suku, keturunan, prestise, tapi penghargaan dalam Islam berdasarkan amal dan prestasi. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sikap Islam dan dunia kemajemukan, maka pada kesempatan ini kita bicarakan “MENGHADIRKAN ISLAM DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK ”. Dengan rujukan surat Al-Hujurat, ayat 13 : ٌﯾَﺎأَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ إِﻧﱠﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ذَﻛَﺮٍ وَأُﻧْﺜَﻰ وَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻛُﻢْ ﺷُﻌُﻮﺑًﺎ وَﻗَﺒَﺎﺋِﻞَ ﻟِﺘَﻌَﺎرَﻓُﻮا إِنﱠ أَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠﱠﮫِ أَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ إِنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ﻋَﻠِﯿﻢٌ ﺧَﺒِﯿﺮ Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH Menurut ibnu Asy-Syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari abu bakar bin abu daud, bahwa ayat ini berkenaan dengan keinginan Rasulullah SAW untuk menikahkan Abi Hindin kepada seorang puteri dari kalangan Baidhah. Bani Baidhah dengan sinis berkata pada Rasulullah ” ya Rasulullah pantaskah kami mengawinkan putri-putri kami kepada budak-budak kami ? Rasul belum sempat menjawab saat itu, jibril datang menyampaikan surat Al-Hujurat ayat 13 yang diawali dengan ُﯾَﺎأَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎس, Menurut Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwat al-Tafsir beliau menjelaskan :
أي ﺧﻄﺎب ﻟﺠﻤﯿﻊ اﻟﺒﺸﺮ Artinya : “objeknya adalah seluruh manusia”. Bahwa manusia baik laki-laki maupun perempuan walau bercorak suku berlainan bangsa semuanya memiliki harkat dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT. Fungsinya bukan untuk saling menutup diri, melecehkan, menghina, membangga-banggakan kelompok, suku bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab dengan tegas Rasulullah SAW bersabda : ﻟﯿﺲ ﻣﻨﺎ ﻣﻦ دﻋﺎ ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺒﯿﺘﮫ وﻟﯿﺲ ﻣﻨﺎ ﻣﻦ ﻣﺎت ﻋﻠﻰ ﻋﺼﺒﯿﺘﮫ Artinya : “Bukan golongan kita, orang yang membangga-banggakan kesukuan dan bukan golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan dan memperjuangkan kesukuan.” Ini berarti kemajemukan tersebut harus kita jadikan jembatan emas ﻟِﺘَﻌَﺎرَﻓُﻮا أي ﻟﯿﺤﺼﻞ ﺑﯿﻨﻜﻢ اﻟﺘﻌﺎرف واﻟﺘﺄﻟﻒ Artinya : “Agar kamu saling mengenal, yakni menjalin komunikasi yang harmoni dan menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada pandang sayang.” Demikian ungkapan Imam Ali Ashobuni dalam Safwat at Tafassir. HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH Timbul pertanyaan, bagaimana sikap kita dalam menyikapi kemajemukan bangsa Indonesia ini sebagai suatu berkah? Pertama, sebagai umat yang mayoritas mari kita jalin ukhuwah Islamiyyah di Negara kita ini. Meskipun kita berbeda suku, adat istiadat, maupun organisasi dan partai pilihan, tapi kalau satu akidah, tidak boleh saling menghina, memfitnah, mengadu domba, apalagi sampai menumpahkan darah. Mengingat pentingnya ukhuwah Islamiyah ini, pantas jikalau Rasulullah SAW ketika sedang sakit keras, namun beliau bangkit berdiri dan berkata tentang pertentangan yang terjadi antara kaum Aus dan Khazraj : اﺑﺪا اﺑﺪا اﺑﺪا اﻟﺠﺎھﻠﯿﺔ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ ﻣﺎ ﺟﺎءﺗﮭﻢ اﻟﺒﯿﻨﺎت واﻧﺎ اﺣﻀﺮ ﺑﯿﻨﻜﻢ Artinya : “Apakah kamu akan kembali ke dalam tradisi jahiliyah (berpecah belah) setelah datang penjelasan-penjelasan dan aku masih hadir di antara kalian.” Sikap keras Rasul tersebut hadirin, merupakan realisasi untuk merajut ukhuwah Islamiyah yang harus kita teladani dalam menyikapi kemajemukan bangsa kita ini. Karena perpecahan kaum Aus dan Khazraj merupakan symbol bibit perpecahan internal umat Islam yang saat ini banyak terjadi.
Sebagai bukti, disebabkan perbedaan pendapat masalah furuiyah, berlainan organisasi yang diperkokoh oleh kepentingan pribadi dan kelompok, lantas pisah partai, putus silaturrahim, berakhir dengan saling tonjok, saling rampok, bahkan saling bacok. Na’udzubillah. Kedua, sebagai warga Negara Indonesia, mari kita wujudkan dan kita pelihara ukhuwah wathoniyah, dengan cara mengamalkan kembali filsafat momentum sumpah pemuda yang telah diikrarkan oleh bangsa Indonesia terdahulu, bahwa kita satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH. Jikalau beberapa upaya langkah-langkah ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan bangsa kita akan menjadi bangsa yang selalu menghargai akan adanya perbedaan, sehingga bangsa kita akan senantiasa mendapatkan keberkahan dalam menjalankan pembangunan di Negara kita ini, sebagaimana yang Allah janjikan dalam surat Al-A’raf ayat 96 : {٩٦}َوَﻟَﻮْ أَنﱠ أَھْﻞَ اﻟْﻘُﺮَى آﻣَﻨُﻮاْ وَاﺗﱠﻘَﻮاْ ﻟَﻔَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢ ﺑَﺮَﻛَﺎتٍ ﻣﱢﻦَ اﻟﺴﱠﻤَﺎءِ وَاﻷَرْضِ وَﻟَـﻜِﻦ ﻛَﺬﱠﺑُﻮاْ ﻓَﺄَﺧَﺬْﻧَﺎھُﻢ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮاْ ﯾَﻜْﺴِﺒُﻮن Artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”. HADIRIN JAMA’AH SYARHIL QUR’AN ROHIMAKUMULLAH Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at Tafsir min Fath al Qadhir menjelaskan bahwa jikalau umat manusia beriman dan bertakwa : ﻟَﻔَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢ ﺑَﺮَﻛَﺎتٍ ﻣﱢﻦَ اﻟﺴﱠﻤَﺎءِ وَاﻷَرْضِ أي ﻟﻮﺳﻌﻨﺎ ﻋﻠﯿﮭﻢ اﻟﺨﯿﺮ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺟﺎﻧﺐ Artinya : “pasti Allah lapangkan bagi mereka keberkahan dari langit dan Allah lapangkan keberkahan dari bumi.” syaratnya iman dan taqwa. HADIRIN ROHIMAKUMULLAH Dari uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa jikalau segala upaya ttelah kita lakukan mudah mudahan bangsa kita menjadi bangsa yang bersatu pada sehingga dapat membentuk Negara yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur, amin. Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah mudahan ada manfaatnya… واﷲ اﻟﻤﺴﺘﻌﺎن إﻟﻰ اﺣﺴﻦ اﻟﺤﺎل واﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ
REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI ASET MASA DEPAN BANGSA اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬى ارﺳﻞ رﺳﻮﻻ ﻣﺒﺸﺮﯾﻦ وﻣﻨﺬرﯾﻦ وداﻋﯿﺎ إﻟﻰ اﷲ ﺑﺈذﻧﮫ وﺳﺮاﺟﺎ ﻣﻨﯿﺮا أﻟﻠﮭﻢ ﻓﺼﻠﻰ وﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ آﻟﮫ {وأﺻﺤﺎﺑﮫ أﺟﻤﻌﯿﻦ }أﻣﺎ ﺑﻌﺪ KAUM MUSLIMIN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT Alfin Toffler dalam bukunya The Future Shock and The Third Wave, beliau menyatakan, era milinium merupakan era institusional change, yaitu era menjamurnya berbagai media komunikasi. Konsekuensinya, pada suatu sisi melahirkan nilai-nila positif, Namun disisi lain over loading information melahirkan desease of adaftation, penyakit adaptasi. Penerimaan terhadap unsur-unsur asing tanpa mempertimbangkan baik atau buruknya, ketika orang barat judi, Remaja dan pemuda kita terlena dengan gaplek dan remi, ketika orang barat terlena dengan minum-minuman keras, Remaja dan pemuda kita terlena dengan budaya mabuk-mabukan tenggak wisky, brandy, bahkan yang paling besar dan mendasar penyakit adaptasi ini melahirkan dehumanisasi, demoralisasi, dan despritualisasi. Akibatnya manusia hidup bebas, keras, beringas, ganas bahkan lebih ganas dari binatang buas, di sinilah pentingnya pembangunan kepribadian yang postif sebagaimana digambarkan Thomas Hobbes dalam A War of All Agaents, John Lock dalam Social Contrack, Bruch Spinoza dalam Intelektual Love of God dan lain sebagainya. Karena pentingnya keperibadian positif, khusunya sebagai seorang muslim, maka pada kesempatan ini, kita akan membicarakan tentang “Remaja Dan Pemuda Sebagai Aset Masa Depan Bangsa”. Dengan rujukan al-Qur’an surat al-Anfal ayat 24-25 : {24} َﯾَﺎأَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا اﺳْﺘَﺠِﯿﺒُﻮا ﻟِﻠﱠﮫِ وَﻟِﻠﺮﱠﺳُﻮلِ إِذَا دَﻋَﺎﻛُﻢْ ﻟِﻤَﺎ ﯾُﺤْﯿِﯿﻜُﻢْ وَاﻋْﻠَﻤُﻮا أَنﱠ اﷲَ ﯾَﺤُﻮلُ ﺑَﯿْﻦَ اﻟْﻤَﺮْءِ وَﻗَﻠْﺒِﮫِ وَأَﻧﱠﮫُ إِﻟَﯿْﮫِ ﺗُﺤْﺸَﺮُون {25} ِوَاﺗﱠﻘُﻮا ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻟَﺎ ﺗُﺼِﯿﺒَﻦﱠ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﻇَﻠَﻤُﻮا ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺧَﺎﺻﱠﺔً وَاﻋْﻠَﻤُﻮا أَنﱠ اﷲَ ﺷَﺪِﯾﺪُ اﻟْﻌِﻘَﺎب Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadaNyalah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya..” (QS. Al-Anfal) HADIRIN MA’ASYRAL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH Berdasarkan ayat di atas maka dapatlah difahami bahwa dalam membangun Remaja dan pemuda maka hendaknya dapat membatasi antara dirinya dengan hatinya. Namun, seperti apakah membatasi antara manusia dengan hatinya? Al-Smarqandi di dalam kitab tafsirnya Bahr al-Ulum menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan “yahulu bain al-mar’i wa qalbih” adalah : وﯾﺤﻮل ﺑﯿﻦ اﻟﻜﺎﻓﺮ وﻃﺎﻋﺘﮫ اﻟﺘﻲ ﺗﺠﺮه إﻟﻰ اﻟﺠﻨﺔ، ﯾﺤﻮل ﺑﯿﻦ اﻟﻤﺆﻣﻦ وﻣﻌﺎﺻﯿﮫ اﻟﺘﻲ ﺗﺴﻮﻗﮫ وﺗﺠﺮه إﻟﻰ اﻟﻨﺎر
Artinya : “membatasi antara orang mukmin dengan kemaksiatannya yang mengarahkannya dan mendekatkannya dengan api neraka, serta membatasi antara orang kafir dengan keta’atannya yang dapat mendekatkannya dengan surga.” Hadirin, penjelasan di atas menunjukkan bahwa seorang yang beriman bisa saja terjerumus kedalam api neraka jika tidak dapat mengontrol hatinya dari kemaksiatan. Akan tetapi perlu difahami bersama bahwa arahan berpikir ayat di atas bukan saja menjurus kepada eksklusivisme Islam sehinga seringkali menafikan civil society yang sesungguhnya harus terus dibangun. Lebih detil di dalam ayat selanjutnya, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir alMisbah menyebutkan bahwa, sendi-sendi bangunan masyarakat akan melemah jika kontrol sosial melemah. Akibat kesalahan tidak hanya menimpa yang bersalah. Tabrakan tidak hanya terjadi akibat kesalahan kedua pengendara. Bisa saja yang bersalah hanya seorang, tetapi kecelakaan dapat beruntun menimpa sekian banyak kendaraan. Tuntunan Allah swt dan Rasul-Nya telah disyari’atkan sedemikian rupa oleh Allah yang mengetahui kemaslahatan, kebutuhan, sekaligus kecenderungan mereka. Apabila ada yang melanggarnya maka akan timbul kekacauan, karena yang melanggar telah melakukan suatu yang merugikan pihak lain. Pada saat itu akan muncul kekacauan, dan akan lahir instabilitas yang mengakibatkan semua anggota masyarakat yang taat maupun yang durharka ditimpa krisis. Karena itu ayat ini berpesan : buatlah prisai antara diri anda dengan ujian dan bencana dengan jalan memelihara hubungan harmonis dengan-Nya. Laksanakanlah tuntunan-Nya dengan anjurkan pula orang lain berbuat kebaikan dan menjauhi kemunkaran, karena jika tidak kita semua akan ditimpa bencana. Dalam konteks ini Rasul saw memperingatkan : “jika ada masyarakat yang melakukan kedurhakaan, sedang ada anggotanya yang mampu menegur atau menghalangi mereka, tapi dia tidak melakukannya, maka Allah swt akan menjatuhkan bencana yang menyeluruh kepada mereka”. HADIRIN RAHIMKUMULLAH Dalam menemukan Remaja dan pemuda yang sejati di tengah-tengah hiruk-pikuk kemaksiatan yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan, maka kita harus menemukan metode yang efektif dalam mengarunginya. Dalam hal ini, Allah swt mengajarkan dan memerintahkan kepada kita. Sebagaimana firman-Nya di dalam surat ar-Ruum ayat 60 : {60} َﻓَﺎﺻْﺒِﺮْ إِنﱠ وَﻋْﺪَ اﷲِ ﺣَﻖﱞ وَ ﻻَ ﯾَﺴْﺘَﺨِﻔﱠﻨﱠﻚَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﻻَ ﯾُﻮﻗِﻨُﻮن Artinya : “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Ruum : 60) HADIRIN RAKHIMAKUMULLAH
Berdasarkan firman Allah di atas, terdapat kata kunci yang paling ditekankan dengan kata kerja perintah di dalamnya. Adapun kata kerja perintah yang ada di dalam ayat di atas adalah “ ” ﻓﺎﺻﺒﺮyang berarti bersabarlah. Dan dalam hal ini, Abdurrahman bin Nashir al-Su’udy menafsirkan kata di atas dengan sebutan : ﻓﺎﺻﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ أﻣﺮت ﺑﮫ وﻋﻠﻰ دﻋﻮﺗﮭﻢ إﻟﻰ اﷲ وﻟﻮ رأﯾﺖ ﻣﻨﮭﻢ إﻋﺮاﺿﺎ Artinya : “bersabarlah terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan terhadap apa yang dipanjatkan kepada Allah meskipun engkau dapatkan di antara mereka ada yang membangkang” Penjelasan di atas menunjukkan betapa beratnya untuk menjadi mukmin yang sejati di dunia ini, hingga Allah memerintahkan untuk selalu bersabar di dalamnya. Apalagi jika dikaitkan dengan perkembangan zaman yang begitu cepat. Sebuah contoh adalah, saat ini sebagian anak-anak muda kita terjerumus dan terlena dengan westernisasi, kebarat-baratan. Orang barat merayakan valentine, kita ikut merayakan valentine. Di bawah sinar remang-remang, disaat hujan rintikrintik, angin menghembus sepoi-sepoi basah duduk berdua. Masya Allah. Oleh karena itu, langkah apakah yang harus kita lakukan dalam rangka membangun generasi bangsa yang berpribadian muslim sejati ? Dan siapakah yang berperan di dalamnya ? 1. Para orang tua, guru, dan pendidik, hendaknya memberikan bekal ilmu dan akhlaq yang cukup bagi anak-anak, remaja, dan pemuda . Karena dengan ilmu dan akhlaq yang dimiliki, mereka akan menjadi generasi yang “al-qawiy” yang kuat bukan generasi yang “al-dha’if” atau generasi yang lemah. 2. Para remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa, agar memiliki itikad yang baik untuk dididik dan dibina, karena hal tersebut merupakan cikal bakal keberhasilan untuk mewujudkan terbentuknya remaja dan pemuda yang sejati. Karena apalah arti guru tanpa adanya murid. Dan apalah yang dapat dikerjakan seorang murid tanpa adanya instruksi dan bimbingan dari guru. Oleh karena itu, saling take and give akan membuahkan hasil yang berarti. HADIRIN RAHIMAKUMULLAH Dan pada akhirnya, dapat kita simpulkan bersama bahwa jika semua ikhtiyar ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan remaja dan pemuda kita bisa menjadi tumpuan, harapan, dan cita-cita bagi bangsa kita. Amin Ya Robbal ‘Alamin. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya : واﷲ اﻟﻤﺴﺘﻌﺎن إﻟﻰ اﺣﺴﻦ اﻟﺤﺎل واﻟﺴﻼ م ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻣﻜﺎﺗﮫ
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﻌﺰة اﻟﺬى ﺟﺌﮭﻢ ﺑﻜﺘﺎب ﻓﺼﻠﻨﺎه ﻋﻠﻰ ﻋﻠﻢ ھﺪى ورﺣﻤﺔ ﻟﻘﻮم ﯾﺆﻣﻨﻮن أﺷﮭﺪ أن ﻻ إﻟﮫ إﻻ اﷲ وأﺷﮭﺪ أن ﺳﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪه {ورﺳﻮﻟﮫ أﻟﻠﮭﻢ ﻓﺼﻠﻰ وﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﯿﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ آﻟﮫ وﺻﺤﺒﮫ أﺟﻤﻌﯿﻦ }أﻣﺎ ﺑﻌﺪ WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Relegion without science is lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat. Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa membangun karakter bangsa tanpa panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual. Secara termonologi, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di turunkan kepada nabi besar Muhammad saw, melalui wasilah malaikat jibril as untuk di syiarkan kepada umat manusia yang salah satu fungsinya adalah “huda linnaas” petunjuk bagi suluruh umat manusia di muka bumi ini. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan alQur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MEMBANGUN KEPRIBADIAN BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 : {1} ِب أَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎهُ إِﻟَﯿْﻚَ ﻟِﺘُﺨْﺮِجَ اﻟﻨﱠﺎسَ ﻣِﻦَ اﻟﻈﱡﻠُﻤَﺎتِ إِﻟَﻰ اﻟﻨﱡﻮرِ ﺑِﺈِذْنِ رَﺑﱢﮭِﻢْ إِﻟَﻰ ﺻِﺮَاطِ اﻟْﻌَﺰِﯾﺰِ اﻟْﺤَﻤِﯿﺪ ٌ اﻟﺮ ج ﻛِﺘَﺎ Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim) HADIRIN RAHIMAKUMULLAH Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan bentuk jamak untuk kata ( )اﻟﻈﻠﻤﺎتyang berarti aneka gelap, sedang ( )اﻟﻨﻮرdengan berbetuk tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacammacam serta beraneka ragam dan sumbernya pun banyak. berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa antara al-Qur’an dengan membangun karakter bangsa terdapat hubungan yang saling mengikat. Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits, menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan membangun karakter bangsa tidak dapat dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan pembangunan karakter bangsa itu termasuk al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, membangun karakter bangsa akan berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya. Karena, hanya dengan demikian membangun karakter bangsa mengikuti jalan Allah. Ketika jalan yang bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan sumberdaya, serta menghalangi kemajuan membangun karakter bangsa. Demikianlah menurut Harun Yahya dalam The Qur’an Leads the Way to Science. Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan dalam menwujudkan kepribadian umat Islam saat ini? Umat islam saat ini mengalami degradasi besar-besaran. Data Badan Penelitian International menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1 juta penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam bidang membangun karakter bangsa dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsabangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois. Padahal 14 abad yang lalu kita telah diperintahkan untuk membaca dan membangun karakter bangsa. Bacalah al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur, dan baca diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan serta diimbangi dengan : َﺑِﺎﺳْﻢِ رَﺑﱢﻚَ اﻟﱠﺬِي ﺧَﻠَﻖ Artinya : “Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” Akan tetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firmanfirman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan meciptakan kepribadian bangsa, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai contoh kepribadian bangsa, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 113 : {113} ﺎ وَﺻَﺮﱠﻓْﻨَﺎ ﻓِﯿﮫِ ﻣِﻦَ اﻟْﻮَﻋِﯿﺪِ ﻟَﻌَﻠﱠﮭُﻢْ ﯾَﺘﱠﻘُﻮنَ أَوْ ﯾُﺤْﺪِثُ ﻟَﮭُﻢْ ذِﻛْﺮًاوَﻛَﺬَﻟِﻚَ أَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎهُ ﻗُﺮْءَاﻧًﺎ ﻋَﺮَﺑِﯿ
Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha) HADIRIN RAHIMAKUMULLAH Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah di atas adalah : ﻣﺎ ﺣﺬروا ﺑﮫ ﻣﻦ أﻣﺮ اﷲ وﻋﻘﺎﺑﮫ ووﻗﺎﺋﻌﮫ ﺑﺎﻷﻣﻢ ﻗﺒﻠﮭﻢ Artinya : “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.” Hadirin, memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar merupakan landasan contoh kepribadian bangsa buat kita, hal ini juga bisa dilihat dari ditemukanya kata-kata ilmu dalam berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang sebanyak 854 kali supaya kita dapat belajar membangun pribadi yang dimaksud. Pada akhirnya kami mengajak…Wahai saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite jadikah alQur’an kandik pedoman hidup”, wahai saudara-saudaraku orang Sunda “Hayu urang sami-sami ngajanten keun al-Qur’an kanggo tuntunan kahirupan urang”, wahai saudara-saudaraku orang Lampung “Lapah gham jadikon al-Qur’an sebagai pegungan ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku orang Solo “Sumonggo kulo lan panjenengan dadosaken al-Qur’an kagem tuntunangin gesang”, wahai saudara-saudaraku orang Prancis “Allez utilisez I’al-Qur’an pour le guide de notre vivre”, wahai saudara-saudaraku orang Jepang “Jaa al-Qur’an wa wa watashitachi no kyoukashou ni narimashoo”. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya. واﷲ اﻟﻤﺴﺘﻌﺎن إﻟﻰ اﺣﺴﺎن اﻟﺤﺎل واﻟﺴﻼ م ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮﻣﻜﺎﺗﮫ
WAWANCARA DENGAN PEMBINA PADEPOKAN SYARHIL QUR’AN LAMPUNG
Sabtu, 8 Maret 2014, 1. Apa yang memotivasi Kak Rajafi dan kawan-kawan untuk mengembangkan syarh al-Quran? Yah, melihat dari kondisi syarhil Qur’an yang sangat memprihatinkan. Cabang musabaqah yang dimarjinalkan, entah itu nomor berapa. Saya dan Kak Sahida ingin mengubah imej tersebut. Menjadikan syarhil Qur’an sebagai sebuah cara berdakwah yang berkelas, macam Mario Teguh begitu, tetapi lebih diarahkan kepada penjelasan isi dan kandungan al-Quran. 2. Kapan Kak Rajafi mulai membina syarhil Qur’an padepokan ini? Saya mulai membina padepokan ini pada tahun 2006. 3. Bagaimana awalnya Kak Rajafi membina syarhil di padepokan ini? Awalnya saya membina di sekolah-sekolah,, madrasah, diniyah, dan pesantren. Kami datangi mereka, siapa yang berminat, silakan ikut, tanpa dipungut biaya. 4. Berarti sekarang sudah dipusatkan di sini (Sekretariat) ya Kak? Iya betul. Sekarang kita sudah punya jadwal khusus. Semua yang serius harus hadir latihan, terutama sudah dekat dengan musabaqah seperti saat ini, tidak boleh tidak, harus latihan intensif. 5. Sepengetahuan Kak Rajafi, di Lampung ada padepokan lain semacam ini juga Kak? Di Lampung tidak ada, dan sepengetahuan saya, di Indonesia, yang fokus hanya melatih syarhil, kayaknya untuk sementara ini baru di sini saja. Kalau tempat yang lain ya sambil belajar yang lain-lain juga, kitab, hafalan, tilawah, dan lain-lain. 6. Apa bedanya Padepokan ini dengan tempat-tempat pembinaan seni al-Qur’an yang lainnya? Seperti yang tadi saya katakan, di sini sangat fokus. Kita hanya belajar tentang syarhil qur’an. Tempat lain yah masih ada pelajaran lainnya. Ditambah lagi, untuk di sini, saya tidak mau diperlakukan layaknya kiayi atau ustadz, tampilan keseharian saya ya begini ini (kemeja dan celana jeans). Supaya suasana kekeluargaan terbangun dengan baik, peserta binaan tidak terlalu mengagungkan saya yang berakhir dengan rasa segan yang berlebihan, sehingga ketika ada yang ingin mereka konsultasikan, jadi ragu. Saya tidak mengiginkan hal itu. 7. Aplikasi syarhil Qur’an dari hasil binaan Kak Rajafi dan kawan-kawan, selain untuk MTQ, diterjunkan ke mana lagi kak? Sudah pasti saya menerjunkan para peserta ke ajang lain selain musabaqah. Ini untuk latihan mental mereka. Penerjunan ini merupakan latihan mental tahap akhir. Nanti kamu perhatikan saja ketika mereka semua belatih.balik lagi sola terjun menerjunkan, saya terjunkan mereka ke majelis-majelis ta’lim, pengajian-pengajian para pejabat, pesantren-pesantren, dan lainnya. Sedikit banyak ada andil lah dari link yang sudah terbangun.
8. Apa saja tantangan serta suka-dukanya Kak Rajafi dalam membina syarhil? Bicara soal suka ditambah duka, macam-macamlah. Mulai dari tantangan membangkitkan motivasi belajar dan berlatih peserta, kebanyakan dari peserta ini kan umuran SMA, jadi begitulah moodnya anak ABG, kita ikuti alurnya. Senang saat mereka berhasil meraih predikat juara, dipercaya masyarakat, dan seterusnya. Begitupun sebaliknya, sedih saat mereka tidak tampil prima. 9. Bagaimana Kak Rajafi mencetak kader penerus syarhil Qur’an? Kan tidak banyak orang yang mampu dan bersedia terjun dan mencurhakan fokusnya untuk syarhil Qur’an? Di sini kan saya tidak bekerja sendiri, ada pengurus dan para mentor. Bagi mereka yang sudah mahir, terutama sudah pada tahap mahasiswa atau lebih, wajib hukumnya untuk membantu melatih. Takutnya kan umur saya ngga lama, siapa yang mau nerusin kalau bukan mereka-mereka ini. Dan kalu sudah dekat dengan ajang musabaqah, semua alumni, bahkan yang di luar kota pun harus balik ke sini. Minimal yang di DKI dan Banten lah. Bantu adikadiknya berjuang. Ditambah lagi pembinaan di sini yang sistimatis, mulai dari pembinaan hafalan, pembuatan teks, pembinaan vokal, mental, spiritual, dan kekeluargaan. 10. Menurut Kak Rajafi, apakah syarhil Qur’an bisa memberi kontribusi yang besar dalam pengembangan dakwah Islamiyah? Sudah pasti. Kini syarhil qur’an di Lampung khususnya sudah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Levelnya pun sudah tinggi. Pernikahan, panggil syarhil, pengajian, panggil syarhil. Semacam paket hemat lah, sekali panggil penceramah, qori, dan saritilawah hadir sekaligus. Ga perlu repot kan? Hehehe. Al-Quran disyarahkan dengan cara yang indah dan elegan, serta terlihat mudah. Tidak lagi kesan membosankan ada di situ. Cocoklah untuk dikmbangkan. 11. Harapan untuk Padepokan Syarhil Qur’an Lampung di masa mendatang? Tentu saya berharap padepokan syarhil qur’an Lampung bisa terus mengekspansi dakwah Islamiyah melalui syarh al-Quran. Menjadi teladan juga bagi daerah-daerah lain. Semoga kita bisa bekerja sama dengan para jago-jago syarh al-Quran di daerah lain, sehingga syarh al-Quran semakin banyak yang mempelajari dan mengamalkannya.
Sabtu, 17 Maret 2014, 1. Baik Kak, kali ini bicara tentang format penulisan naskah syarh al-Quran, apa saja ketentuannya Kak? Standar, secara umum sebagaimana kita menulis pidato, ada pembukaan, isi dan penutup. Bedanya, pembukan ada kaidahnya. Isi dan penutup pun demikian. Kalau diuraikan, ya sebenarnya ribet. Tapi dicoba, try, try, and practice. Pasti bisa. Dibalik ke-simple-an yang terlihat, ada proses yang harus dilewati. 2. Wah apa saja itu ketentuannya Kak? Pembukaan, harus dimulai dari salam, muqaddimah yang indah, sapaan dewan hakim, dan abstraksi atau latar belakang masalah. Baru masuk ke penyebutan judul dan ayat rujukan utama. Masuk ke bagian isi, disyarahkan lah itu ayat rujukan. Dengan terlebih dahulu diterjemahkan, lalu ditafsirkan, masukan asbab nuzul jika ada, dikaitkan dengan hadis, perkataan tokoh, syair, pepatah, lalu dikaitkan dengan kenyataan saat ini, sambung dengan ayat lainnya yang berkaitan. Pada penutup, harus dicantumkan simpulan dari uraian, diakhiri dengan salam, biasanya ada tambahan pantun, syaril, atau yel-yel, supaya meriah. Lengkapnya ayo kita belajar sama-sama membuat naskah. 3. Kalau sudah buat naskah Kak, masuk ke bagian apa lagi? Sudah pasti dong masuk ke bagian menghafal. Sebenarnya urutannya kalau pembinaan di sini, menghafal terlebih dahulu, baru setelah dia terbiasa membawahan syarh al-Quran, pasti peserta bia membuatnya. Kita lihat lah kapasitas peserta binaan. Rata-rata mereka masih usia sekolah, jadi masih harus dimulai menghafal, kecuali yang sudah mahasiswa, harus bisa dia membuat naskah. 4. Naskah sudah dibuat, dihafal sudah, selanjutnya Kak? Kita uji mentalnya, pertama biarkan mereka hafal setengah, dihafal bersama-sama. Lalu harus hafal seluruh naskah. Setelah hafal naskah dan sudah diujikan, mereka harus berlatih di tempat umum. Untuk semakin mematangkan mental dan kefokusan para peserta binaan. Tidak jarang ada yang elihat dengan sinis, tertawa, bahkan mengejek gila. Biarkan saja, tidak apa-apa. Setelah itu, barulah mereka saya terjunkan ke penampilan yang sesungguhnya, di musabaqah, pengajian-pengajian, pernikahan, dan semacamnya. 5. Wah, mantap sekali Kak. Pantas para peserta didik PSyQL sering juara. Selain itu apalagi Kak? Tidak cukup dengan pembinaan itu. Kita ada pembinaan vokal yang nanti kamu bisa lihat bagaimana para mentor melatih vokal peserta. Lalu cara bersikap, dan semacamnya. Kemudian batin mereka pun harus diisi dengan kedekatan kepada Allah Swt. Setiap dua kali sepekan, ada khataman al-Quran di padepokan ini. Lalu rasa kekeluargaan mereka pun dipupuk dengan makan bersama di satu wadah, berbagi hadiah lomba, satu senang semua senang, satu sedih, semua berempati. Silakan lihat dan amati sepuasnya, berbagi ilmu dan ngobrol dengan peserta dan mentor. Nikmatilah penelitian ini.
Sabtu, 24 Maret 2014, 1. Kak, bagaimana mengenai penjurian. Kak Rajafi kan juga seorang pembina sekaligus berpengalaman dalam bidang penjurian atau dewan hakim. Apa saja yang menjadi bahanbahan penilaian dari peserta? Pertama dilihat dari naskah, sudah sesuai belum dengan kaidah syarh al-Quran. Lalu pensyarahnya, bagaimana kefasihannya, penguasaannya, retorika, dan hal-hal lain yang terkait pada bidang pensyarahan. Pensyarah ada ujung tombak perangnya syarh al-Quran. Dialah nahkodanya. Baru masuk ke tilawah. Bagaimana kesesuaian jenis naghom dengan isi kandungan ayat alQur’annya. Keindahan lagu, adab, kefasihan dan tajdwid serta makharij al-Hurf nya. Kalau saritilwah, bagaimana kesesuaian mimic dengan isi terjemahan ayat, lalu kesesuaian terjemahan dengan ayat yang dilantunkan, lalu intonasi dan ekspresi. 2. Tata cara penyampaian syarh al-Quran yang baik dan benar itu bagaimana Kak? Mereka berdiri bertiga. Di atas panggung. Diawali dengan salam oleh pensyarah, lalu pada gilirannya, qori dan saritilawah beraksi. Semuanya harus dihafal dan berdiri. Dewan hakim biasanya berjumlah 9 sampai 10 orang, terdiri dari tiga unsur penilaian pokok. (format penilaian terlampir). Nanti ada try out, silakan diperhatikan. 3. Wah bagi yang baru belajar, sepertinya rumit sekali ya Kak. Berapa lama untuk bisa menguasai kecakapan tersebut? Lagi-lagi tidak bosan saya katakan, sulit atau mudah, kita sendiri yang tentukan. Akan sulit kalau kita berpikir sulit, akan mudah kalau kita menjalaninya dengan ikhlas dan bahagia. Ikuti saja semua arahan pembina dan mentor, in sya Allah akan terus melekat dan menyusup pada karakter penyampaian peserta binaan. Kalau bersungguh-sungguh dan orang tersebut berpotensi, satu bulan in sya Allah peserta sudah tidak lagi canggung dengen syarh alQuran. Ia akan terus menikmatinya dengan terus menerus belajar dan mengembangkan syarh al-Quran yang telah ia pelajari. 4. Pesan dan harapan untuk para penggelut syarh al-Quran Kak? Istiqomah lah terus dalam kebaikan melalui syarh al-Quran. Kembangkan, jangan mudah puas. Jaga hati agar tidak terbang tinggi lalu lupa bumi. Ini adalah ayat-ayat Allah, jadilah kita muballigh dan da’i yang handal. Tidak hanya di lisan, melainkan juga tercermin dalam amal perbuatan. Mari kita bumikan syarh al-Quran.
Pembina Padepokan Syarhil Qur’an Lampung,
Ahmad Rajafi, M.H.I
WAWANCARA DENGAN PENGURUS PADEPOKAN SYARHIL QUR’AN LAMPUNG 1. Sejak kapan Kakak bergabung dengan padepokan syarhil qur’an Lampung dan menjadi pengurus? Sejak 2010. Saya termasuk yang terlambat. Tidak seperti kawan-kawan yang lain. Sudah sejak SMA bahkan SMP. 2. Mengapa Kakak memilih bergabung dengan padepokan? Pertama, karena Kak Rajafi yang ajak. Kedua karena saya merasa di padepokan inilah saya bisa berkembang dan berbagi ilmu melalui syarh al-Quran. 3. Sudah sering tampil musabaqoh atau tampil Kak? Sudah, malah 2010 itu saya sudah nasional. Mewakili provinsi Lampung. Setelah itu saya jadi mentor di sini dan pengurus juga sekalian. Kemudian saya sering menjadi ofisial. 4. Kakak pengurus di bagian apa, tugasnya apa itu Kak? Di sini, pengurus ya mentor. Tidak ada ribet-ribet departemen anu dan itu. Dia ngurusin sekretariat, dia juga yang membantu pembina melatih peserta. Pokoknya dari pembina, ke pengurus, lalu langsung peserta binaan. 5. Bagaimana cara Kak Rajafi membina Kakak? Hahaha, sangat disiplin. Mentor pasti dibina lebih. Karena kitalah penerus-penerusnya Kak Rajafi nanti. 6. Apa saja manfaat yang Kakak rasakan selama menjadi pengurus yang tentunya sudah lebih lama belajar dibandingkan anggota? Banyak, sangat banyak. Kita punya tanggungjawab keilmuan yang lebih. Sudah dipercayakan untuk membantu melatih adik-adik. Menjadi panutan dan teladan. Ternyata, ilmu itu semakin kita amalkan dan kita bagikan, akan semakin kita pahami maksudnya. Inilh mungkin manfaat keilmuan yang saya rasakan. 7. Apa tantangan yang dihadapi selama Kakak ikut di padepokan? Aktifitas yang padat, harus kita sinkronisasi dengan tanggung jawab mentoring. Kadang kita sudah bersusah payah, tetapi peserta tidak bersemangat. Di situlah istiqomah kita diuji. 8. Apa saja harapan Kakak untuk padepokan ke depannya? Tetap maju, Berjaya. Semoga bisa terus melahirkan kader – kader berkualitas.
Lampung, ____ April 2014,
_______________________
1. Sejak kapan belajar dan dibina syarhil Qur’an oleh Kak Rajafi? Sejak 2013 Kak. 2. Apa saja manfaat yang kamu rasakan selama belajar di sini? Banyak Kak. Aku jadi PD berbicara di depan umum, jadi tau asbab nuzul ayat, kisah kisah Rasul, lebih dalam tentang al-Quran. Di sini pun aku menemukan indahnya kekeluargaan. 3. Dapat info untuk belajar di sini dari siapa Mutia? Dari kawan dan kakak kelas Kak. 4. Sudah banyak tampil dan dakwah lewat syarhil Qur’an? Aku masih pemula. Baru satu musabaqah yang aku ikuti. Jadi belum banyak terjun. 5. Kamu fokus di bagian apa dalam menyampaikan syarhil? Aku di pensyarah. 6. Apa tantangan yang dihadapi selama kamu ikut di padepokan? Kadang izin orang tua, kemalasan diri sendiri, juga mood aku yang mudah naik turun Kak. 7. Bagaimana kesan Mutia selama menjadi anggota di padepokan? Aku senang bisa bergabung di padepokan ini. Semuanya seperti keluarga sendiri. Padepokan ini seperti rumah kedua. 8. Apa saja harapan Mutia untuk padepokan ke depannya? Semoga padepokan bisa punya sekretariat yang lebih luas, lebih berprestasi lagi.
Lampung, ____ April 2014,
_______________________
1. Sejak kapan belajar dan dibina syarhil Qur’an oleh Kak Rajafi? Sejak 2009 2. Apa saja manfaat yang Kakak rasakan setelah menjadi alumni padepokan? Prestasi bertambah, pengalaman bertambah, silaturahmi bertambah 3. Kakak sudah banyak tampil dan dakwah lewat syarhil Qur’an? Pasti prestasi Kakak banyak? Alhamdulillah Mbak, musabaqah bisa berprestasi, tampil dimana-mana. Luar biasa lah mbak. 4. Bagaimana cara Kak Rajafi membina Kakak dulu? Sangat ketat dan disiplin 5. Kakak fokus di bagian apa dalam menyampaikan syarhil? Saritilawah 6. Apa tantangan yang dihadapi selama Kakak ikut di padepokan dan kini setelah jadi alumnus? Ketika saya menjadi peserta binaan, musuh saya adalah rasa malas. Ketika sekarang menjadi alumnus, musush saya masih tetap rasa malas, ditambah kegiatan yang juga padat Mbak. 7. Menurut Kakak, syarh al-Quran memiliki perananan penting dalam dakwah Islamiyah? Ya Mbak. Syarh al-Qur’an ini unik. Peminatnya banyak, baik peminat untuk mensyarahkan maupun peminat untuk menyimak. Menghibur sekaligus mendidik. 8. Baik, Kakak, terimakasih, terakhir, apa harapan Kakak untuk padepokan ke depannya juga untuk syarh al-Quran? Semoga lebih maju, lebih memantapkan lagi langkahnya untuk berdakwah. Smoga syarh alQuran semakin menjadi primadona mengalahkan jenis-jenis Public Speaking lainnya.
Lampung, ____ April 2014,
_______________________
FOTO SIDANG SKRIPSI HANDIENI FAJRIANTY NIM: 1110051000013 KAMIS, 8 MEI 2014