perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL TIPE “THINK-PAIR-SHARE” PADA MATERI LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 WONOSARI TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh : WAHYU RIYADI X1306019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL TIPE “THINK-PAIR-SHARE” PADA MATERI LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 WONOSARI TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh : WAHYU RIYADI X1306019
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Wahyu Riyadi. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL TIPE “THINK-PAIR-SHARE” PADA MATERI LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 WONOSARI TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2012. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah model kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model konvensional. (2) mengetahui apakah prestasi belajar siswa dengan minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang maupun rendah dan prestasi belajar siswa dengan minat belajar sedang lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah pada materi luas dan volume bangun ruang. (3) mengetahui apakah terdapat pengaruh bersama antara model pembelajaran dengan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Wonosari tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari delapan kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XC sebagai kelas eksperimen sebanyak 38 siswa dan kelas XB sebagai kelas kontrol sebanyak 38 siswa. Jumlah siswa pada kelas eksperimen sebanyak 38 siswa sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 38 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) metode dokumentasi untuk data kondisi awal siswa sebelum penelitian dan sebagai salah satu pertimbangan penelitian (2) metode angket untuk data minat belajar matematika siswa (3) metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang. Uji coba instrumen dilakukan di SMA Negeri 1 Polanharjo. Sebagai persyaratan penelitian dilakukan uji keseimbangan dengan uji-t. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan sel tak commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sama dengan uji persyaratan analisis data adalah uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) pembelajaran matematika pada materi luas dan volume bangun ruang dengan model kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik, dapat dilihat pada rataan marginal yaitu rataan prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” yaitu 76,99 lebih besar dari rataan prestasi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional yaitu 71,50. Ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar (Fobs = 7,11 > 3,99 = F0,05;1;70) dengan tingkat signifikansi 5% (2) prestasi belajar siswa dengan minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah, tetapi tidak ada perbedaaan prestasi belajar antara siswa dengan minat belajar tinggi dengan minat belajar sedang, dan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan minat belajar sedang dengan minat belajar rendah. Ada pengaruh tingkat minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada materi luas dan volume bangun ruang (Fobs = 14,48 > 3,14 = F0,05;2;70) dengan tingkat signifikansi 5% (3) tidak ada pengaruh bersama antara model pembelajaran dan minat belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar pada materi luas dan volume bangun ruang (Fobs = 1,02 < 3,14 = F0,05;2;70) dengan tingkat signifikansi 5%. Pembelajaran dengan model kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model konvensional baik secara umum maupun jika ditinjau dari masing-masing minat belajar siswa. Sedangkan siswa dengan minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang maupun rendah dan siswa dengan minat belajar sedang mempunyai prestasi belajar sama baiknya dengan siswa dengan minat belajar rendah baik secara umum maupun kalau ditinjau dari masingmasing model pembelajaran. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Wahyu Riyadi. EXPERIMENTATION OF MATHEMATICS LEARNING WITH COOPERATIVE MODEL STRUCTURAL APPROACH THINK-PAIRSHARE
TYPE
IN
GEOMETRY
MATERIAL
VIEWED
FROM
MATHEMATICS LEARNING INTEREST OF ODD SEMESTER GRADE X STUDENTS OF SMA NEGERI 1 WONOSARI IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, May 2012. The aims of this research are (1) Knowing whether cooperative model structural approach Think-Pair-Share type produces the learning mathematic achievement better than conventional model in Geometry material, (2) ) Knowing whether learning achievement of student with high learning interest better than student with middle and low learning interest and the learning achievement of student with middle learning interest better than student with low learning interest in Geometry material (3) Knowing whether there influence together between learning model and student's mathematics learning interest on the mathematic learning achievement in Geometry material. This research used a quasi-experimental method. The population of this research is all students of grade X of SMA Negeri 1 Wonosari in the school year of 2010/2011 which consists of eight classes. The sample used in this research was the X C graders as the experiment class consisting of 38 students and X B graders as the control class consisting of 38 students. The number of students in experiment class was 38 and in control class was 38 students too. The sample was taken using cluster random sampling technique. Techniques of collecting data used were (1) documentation for data on students prior condition before the studies and as one of research considerations, (2) questionnaire method for data on students mathematics learning interest, and (3) test method for data on students mathematics learning achievement in geometry material. The instrument trial was done in SMA Negeri 1 Polanharjo. As the precondition of research, equilibrium commit user trial was done using t-test. Technique oftoanalyzing data that is used was a twovii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
way variance analysis with different cell using normality test with Liliefors method as data analysis prerequisite test and Bartlett method as homogeneity test. From the result of research, it can be concluded that: (1) the mathematics learning with cooperative model structural approach Think-Pair-Share type provides a better mathematic learning achievement, which can be seen from the marginal mean, that is the mean learning achievement of students attending learning cooperative model structural approach Think-Pair-Share type is 76,99 higher than that of students attending learning with conventional method of 71,50. There is an influence of learning method on learning achievement (Fobs = 7,11 > 3,99 = F0,05;1;70) at significance level of 5%. (2) the learning achievement of students with high learning interest better than students with middle and low learning interest, but there is no difference of learning achievement of students among students with middle learning interest and low learning interest in Geometry material. There is an influence of learning interest of students against learning achievement of students in Geometry material (Fobs = 14,48 > 3,14 = F0,05;2;70) with significant level 5 % (3) there is no collective influence between learning model and students interest of mathematics learning on the learning achievement in Geometry material (Fobs = 1,02 < 3,14 = F0,05;2;70) with significant level 5%. The study with cooperative model structural approach Think-Pair-Share type produces mathematics learning achievement better than conventional model on general a scale as well as viewed from learning interests of students. The students with high learning interest had learning achievement better than students with middle and low learning interest, and the students with middle learning interest had learning achievement as good learning achievement of student with low learning interest on general a scale as well as viewed from learning models.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Bahwa sesungguhnya sholatku ibadahku hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam”. (Doa Iftitah)
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d ayat 11)
“Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah), dan hanya kepada Tuhan-mulah berharap.” (Q.S. Al-Insyirah ayat 5-8)
“Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dari wajahmu yang berseri-seri disertai akhlak yang baik” (Nabi Muhamad SAW)
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tulisan ini secara khusus saya persembahkan untuk : Kedua orang tuaku Bapak Edy Rusmanto dan Ibu Padmawati yang paling aku hormati yang telah berjuang keras dengan segala upaya, selalu mendoakanku, mengingatkanku akan Keagungan Ilahi dan dengan ikhlas memberikan kasih sayang untukku serta memberikan segala yang terbaik baik sehingga membuatku memahami arti dari suatu kehidupan. Perhatian yang penuh ketulusan, semangat yang tak pernah padam demi sebuah citacita yang sangat mulia. Semua diperjuangkan hanya untuk kami anaknya. Dengan segala kerendahan hati dan mengharap ridhoMu kupersembahkan karya ini untuk engkau wahai Bapak dan Ibuku. Adikku
Putri
yang
selalu
bisa
membuatku
tertawa
dan
sebagai
penyemangatku. Mari kita bersama-sama untuk melakukan bakti kita kepada Bapak dan Ibu tercinta untuk membuat mereka bahagia. Bakti kita tidak akan bisa menandingi jutaan pengorbanan yang telah mereka lakukan. Tidak ada yang membuat mereka bahagia kecuali kesuksesan kita sebagai anaknya. Kita pasti bisa.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hendaknya selalu kita persembahkan kepada Yang Maha Pengasih, Sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, Sumber ilmu pengetahuan, Sumber segala kebenaran, Sang Maha Cahaya, rahmat-Nya yang sangat diharapkan oleh manusia, rahmat-Nya yang tak terhingga kepada mahluk-Nya dan rahmat-Nya yang telah memberikan pertolongan kepada penulis. Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Rukun Iman dan Rukun Islam yang telah terbukti kebenarannya serta makin terus terbukti kebenarannya. Dibalik terselesaikannya skripsi ini ada banyak pihak yang telah memudahkannya sehingga kesulitan bisa teratasi. Pihak tersebut adalah : 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menulis skripsi ini. 2. Sukarmin, M.Si, Phd Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menulis skripsi ini. 3. Triyanto, S.Si, M.Si Ketua Program Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menulis skripsi ini. 4. Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan, dorongan moral dan pengarahan yang sangat berharga hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Getut Pramesti, S.Si, M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan untuk penulisan skripsi, arahan untuk ketelitian dalam penulisannya dan segala bimbingannya. commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Drs. H. Supardi, SH, M.Pd Kepala SMA Negeri 1 Wonosari yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 7. Drs. Sudarman, S.Pd guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Wonosari atas bimbingan dan segala bentuk kemudahan dan perhatian yang beliau berikan yang sekaligus sebagai validator. 8. Drs. Priyo Suwarno Kepala SMA Negeri 1 Polanharjo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan try out instrumen di sekolah tersebut. 9. Rusman, S.Pd guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Polanharjo atas bimbingan dan segala bentuk kemudahan dan perhatian yang beliau berikan. 10. Drs. Suyono, M.Si sebagai validator instrumen. 11. Bapak dan Ibu yang telah mendoakanku di setiap sholatnya serta semangat dan dorongannya. 12. Adikku
yang telah
memberikan motivasi
untuk terus maju
demi
terselesaikannya skripsi ini. 13. Teman-temanku angkatan 2006 terima kasih atas kebersamaan dan semangatnya. 14. Beberapa pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah disebutkan di atas. Terima kasih atas segala macam bantuan, semoga keselamatan, rahmat dan barokah Allah senantiasa tercurah kepada beliau semua. Demikian kata pengantar dari penulis. Mohon maaf atas segala kekurangan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Semoga tulisan ini membawa manfaat dan semoga Allah SWT selalu membimbing kita bersama dalam menyelami ilmu-ilmu-Nya. Amiin.
Surakarta, 31 Mei 2012
commit to user
xii
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iv
DAFTAR ABSTRAK .................................................................................
v
HALAMAN MOTTO .................................................................................
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................
x
KATA PENGANTAR.................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ................................................................
6
D. Perumusan Masalah..................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................
8
1. Prestasi Belajar Matematika.................................................
8
a. Pengertian Prestasi ...........................................................
8
b. Pengertian Belajar ...........................................................
8
c. Pengertian Prestasi Belajar ..............................................
10
d. Pengertian Matematika....................................................
10
c. Pengertian Prestasi Belajar Matematika..........................
11
2. Model Pembelajaran.............................................................
12
a. Pengertian Model Pembelajaran......................................
12
b. Model Pembelajaran........................................................ commit to user
12
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural Tipe “Think-Pair-Share” ..............................................
12
2. Model Pembelajaran Konvensional ..............................
18
3. Minat Belajar Siswa .............................................................
19
4. Tinjauan Materi Luas Dan Volume Bangun Ruang.............
21
a. Luas Bangun Ruang .........................................................
21
b. Volume Bangun Ruang ....................................................
22
B. Kerangka Berfikir.....................................................................
23
C. Hipotesis...................................................................................
25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................
26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
26
1. Tempat Penelitian.................................................................
26
2. Waktu Penelitian ..................................................................
26
B. Jenis Penelitian .........................................................................
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................
27
1. Populasi ................................................................................
27
2. Sampel ..................................................................................
28
3. Teknik Pengambilan Sampel……………………………….
28
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
29
1. Identifikasi Variabel .............................................................
29
a. Variabel Bebas..................................................................
29
b. Variabel Terikat................................................................
30
2. Rancangan Penelitian……………………………………….
31
3. Metode Pengumpulan Data ..................................................
31
a. Metode Dokumentasi........................................................
31
b. Metode Angket.................................................................
31
c. Metode Tes .......................................................................
34
E. Teknik Analisis Data ................................................................
37
1 Uji Keseimbangan ................................................................
37
2. Uji Prasyarat Anava.............................................................. commit to user 3. Uji Hipotesis.........................................................................
38
xiv
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Uji Komparasi Ganda ...........................................................
45
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................
48
A. Deskripsi Data ..........................................................................
48
1. Data Nilai Rapor Matematika Kelas X Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011.............................................................
48
2. Data Hasil Uji Coba Instrumen ............................................
48
3. Data Skor Minat Belajar Matematika Siswa ........................
51
4. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa……………..
52
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................
53
1. Pengujian Persyaratan Eksperimen ......................................
53
2. Persyaratan Analisis .............................................................
54
C. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................
56
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama..............
56
2. Uji Komparasi Ganda ...........................................................
57
D. Pembahasan Hasil Analis Data ................................................
59
1. Hipotesis Pertama.................................................................
59
2. Hipotesis Kedua ...................................................................
60
3. Hipotesis Ketiga ...................................................................
61
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...............................
62
A. Kesimpulan ..............................................................................
62
B. Implikasi ...................................................................................
63
1. Implikasi Teoritis .................................................................
63
2. Implikasi Praktis...................................................................
63
C. Saran .........................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
66
LAMPIRAN………………………………………………………………..
68
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rangkuman Rumus Luas Bangun Ruang.................................
21
Tabel 2.2 Rangkuman Rumus Volume Bangun Ruang............................
22
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ..............................................................
31
Tabel 3.2 Tata Letak Data ........................................................................
41
Tabel 3.3 Anava........................................................................................
45
Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Rapor Matematika Kelas X Semester I .
48
Tabel 4.2 Penentuan Kategori Angket Minat Belajar Matematika ..........
51
Tabel 4.3 Sebaran Kategori Minat Belajar Matematika Siswa ...............
51
Tabel 4.4 Deskripsi Data Skor Minat Belajar Matematika Siswa............
52
Tabel 4.5 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model Pembelajaran.................................................................
52
Tabel 4.6 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Minat Belajar Siswa……………………………………….......
53
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Keadaan Awal ........................................
53
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Normalitas...................................................
54
Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Homogenitas………………………………
55
Tabel 4.10 Deskripsi Data Nilai Matematika……………………………..
56
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
56
Tabel 4.12 Rataan dan Rataan Marginal ....................................................
58
Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom............
58
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................
69
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa ...........................................................
101
Lampiran 3
Kisi-kisi Try Out Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa .
111
Lampiran 4
Try Out Tes Prestasi Belajar Dimensi Tiga Pada Materi Luas Dan Volume Bangun Ruang ......................................
113
Lampiran 5
Pembahasan Try Out Tes Prestasi Belajar Siswa ...............
118
Lampiran 6
Kunci Jawaban Try Out Tes Prestasi Belajar Siswa...........
124
Lampiran 7
Lembar Jawab Try Out Tes Prestasi...................................
125
Lampiran 8
Kisi-kisi Try Out Angket Minat Belajar Matematika Siswa 126
Lampiran 9
Try Out Angket Minat Belajar Matematika Siswa .............
128
Lampiran 10 Sebaran Skor Try Out Angket Minat Belajar Matematika Siswa...................................................................................
133
Lampiran 11 Lembar Jawab Try Out Angket Minat Belajar Matematika Siswa...................................................................................
134
Lampiran 12 Lembar Validasi Isi Tes Prestasi Belajar Siswa .................
135
Lampiran 13 Uji Daya Beda Tes Prestasi Belajar Matematika................
139
Lampiran 14 Uji Tingkat Kesukaran Butir Tes Prestasi Belajar Matematika .........................................................................
142
Lampiran 15 Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar ...................................
147
Lampiran 16 Validitas Isi Angket Minat Belajar Matematika.................
150
Lampiran 17 Uji Konsistensi Internal Angket .........................................
156
Lampiran 18 Uji Reliabilitas Angket .......................................................
159
Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Siswa ...................................
162
Lampiran 20 Tes Prestasi Belajar Dimensi Tiga Pada Materi Luas Dan Volume Bangun Ruang.......................................................
164
Lampiran 21 Pembahasan Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa.........
168
Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa ....
173
Lampiran 23 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar Matematika ................ commit to user Lampiran 24 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Matematika Siswa............
174
xvii
175
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 25 Angket Minat Belajar Matematika Siswa...........................
177
Lampiran 26 Sebaran Skor Angket Minat Belajar Matematika Siswa ....
181
Lampiran 27 Lembar Jawab Angket Minat Belajar Matematika Siswa ..
182
Lampiran 28 Data Induk Penelitian .........................................................
183
Lampiran 29 Uji Normalitas Kelas Kontrol XB (Sebelum Penelitian)....
185
Lampiran 30 Uji Normalitas Kelas Eksperimen XC (Sebelum Penelitian) 187 Lampiran 31 Uji Keseimbangan Antara Kelas Kontrol Dan Eksperimen
189
Lampiran 32 Uji Normalitas Kelas Kontrol XB (Setelah Penelitian)......
192
Lampiran 33 Uji Normalitas Kelas Eksperimen XC (Setelah Penelitian)
194
Lampiran 34 Uji Normalitas Kelompok Minat Belajar Tinggi................
196
Lampiran 35 Uji Normalitas Kelompok Minat Belajar Sedang...............
198
Lampiran 36 Uji Normalitas Kelompok Minat Belajar Rendah ..............
200
Lampiran 37 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ...
202
Lampiran 38 Tabel Uji Homogenitas Model Pembelajaran....................
204
Lampiran 39 Uji Homogenitas Kelompok Minat Belajar Tinggi, Sedang Dan Rendah .......................................................................
206
Lampiran 40 Tabel Homogenitas Minat Belajar Matematika Siswa ......
208
Lampiran 41 Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama ..........
210
Lampiran 42 Uji Komparansi Ganda Antar Kolom ................................
214
Lampiran 43 Tabel Statistik .....................................................................
216
Lampiran 44 Surat Perijinan ....................................................................
226
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan suatu perubahan di segala bidang kehidupan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga pendidikan dituntut untuk berperan aktif dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan secara optimal untuk meningkatkan daya saing lulusan menghadapi ketatnya persaingan dan tantangan dunia kerja. Oleh karena itu, inovasi di bidang pendidikan sangat diperlukan agar kualitas pendidikan terus meningkat sehingga memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia sampai saat ini terus dilakukan pemerintah untuk menghasilkan generasi muda yang tangguh dan unggul di segala bidang.Keberhasilan pembangunan dalam bidang pendidikan bukan hanya merupakan tanggung jawab dari pemerintah semata, melainkan juga seluruh masyarakat termasuk di dalamnya adalah guru. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan pendidikan matematika. Matematika adalah sumber bagi ilmu pengetahuan yang lain, artinya banyak ilmu pengetahuan yang pengembangannya bergantung pada matematika. Pendidikan matematika mencakup proses mengajar, proses belajar, dan proses berfikir kreatif. Proses mengajar dilakukan oleh pengajar dan proses belajar dilakukan oleh siswa sebagai anak didik. Pendidikan matematika memegang peran penting dalam perkembangan pendidikan. Dengan belajar matematika, siswa akan diajarkan banyak hal, diantaranya tentang cara berhitung, menggunakan
rumus-rumus
hitung,
menerapkan
suatu
teorema
untuk
membuktikan teorema yang lain, dan lain-lain. Selain itu siswa juga diajarkan cara berpikir yang logis, sistematis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah. Sehingga perkembangan pendidikan matematika adalah salah satu hal yang memegang peran penting dalam perkembangan pendidikan. Berdasarkan informasi dari guru matematika di SMA Negeri 1 Wonosari user bangun ruang pada tahun 2010 hasil ulangan harian pada materi commit luas dantovolume
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menunjukkan angka yang kurang memuaskan yaitu rata-ratanya < 7,0 atau nilai rata-rata dibawah KKM, sehingga sampai saat ini matematika masih menjadi masalah bagi sebagian siswa. Sebagian siswa masih menganggap matematika sangat sulit sehingga mereka sering acuh tak acuh dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, prestasi belajar mengajar matematika yang dicapai siswa masih tergolong rendah. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Wonosari adalah materi luas dan volume bangun ruang. Hal ini dikarenakan siswa tidak hanya memahami rumus yang ada tetapi harus mampu untuk menggambarkan bentuk-bentuk bangun ruang dan menerapkan rumus untuk mencari luas dan volume bangun ruang. Materi luas dan volume bangun ruang ini membahas tentang luas permukaan dan volume bendabenda ruang atau dimensi tiga. Untuk mencari luas permukaan dan volume bendabenda ruang diperlukan kemampuan-kemampuan yang mendukung seperti kemampuan
numerik,
kemampuan
memahami
rumus,
dan
kemampuan
menggambar benda-benda ruang. Pada umumnya kesulitan yang dihadapi siswa adalah menerapkan rumus untuk mencari luas permukaan dan volume bendabenda ruang, selain itu siswa hanya mengorganisir sendiri apa yang diperoleh tanpa mengkomunikasikan dengan siswa lain atau guru yang mengajar. Oleh karena itu diperlukan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar. Siswa yang cerdas dapat membantu proses pemahaman bagi siswa yang kurang cerdas. Salah satu faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar matematika kemungkinan karena model pembelajaran guru yang tidak sesuai dengan kondisi siswa maupun materi yang disampaikan. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika. Tetapi tidak setiap model dapat diterapkan dalam setiap materi, sehingga pemilihan model pembelajaran sangatlah penting guna mencapai tujuan mengajar dan mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperlukan pemikiran yang sangat matang dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk suatu materi yang akan disajikan. Hal tersebut dimaksudkan agar pengajaran matematika menjadi efektif dan efisien. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan pengamatan selama penulis PPL (Program Pengalaman Lapangan) umumnya yang terjadi di lapangan, guru menggunakan model konvensional yaitu model pembelajaran langsung (Direct instruction) yang di dalamnya kebanyakan menggunakan metode ceramah dan metode ekspositori pada setiap materi. Kedua metode tersebut berpusat pada guru. Metode ceramah berpusat penuh pada guru sedangkan metode ekspositori, dominasi guru sudah agak berkurang karena siswa diberi kesempatan bertanya jika kurang mengerti dan mengerjakan latihan soal sendiri. Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dalam hal ini guru berperan penuh didalam pembelajaran, dikarenakan guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan materi yang diberikan dengan temannya. Dominasi guru tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat berfikir kritis dan kreatif. Hal ini disebabkan karena model konvensional dalam hal ini model pembelajaran langsung, guru lebih banyak berperan secara dominan. Seperti pada penggunaan metode ceramah atau metode ekspositori pada materi luas dan volume bangun ruang dimungkinkan menyebabkan prestasi belajar siswa kurang optimal. Pemilihan model pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan pengajaran waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan dengan proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang dipilih hendaknya model yang dapat mendorong siswa untuk aktif. Terutama dalam pengajaran matematika, siswa harus aktif sehingga dapat berfikif kritis, kreatif, dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mengatasi masalah keaktifan siswa dalam memahami materi luas dan volume bangun ruang adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “ThinkPair-Share”. Model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” merupakan suatu model mengajar yang memberikan to user penekanan pada penggunaan commit struktur tertentu yang dirancang untuk
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempengaruhi pola kreatif siswa, dan memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir dan merespon serta saling membantu antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan permasalahan tertentu. Pendekatan struktural ini memberi penekanan pada penggunaan struktur yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi yang menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih menekankan pada penghargaan kooperatif daripada individual. Dalam model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “ThinkPair-Share” ini terdapat interaksi antar siswa di dalam kelompok pasangan dan antar pasangan dalam kelas, di mana dalam setiap kelompok siswa yang berkemampuan lebih dapat membantu siswa yang kemampuannya kurang. Oleh karena itu, siswa yang malu atau takut bila bertanya dengan guru dapat terbantu oleh temannya karena dapat dengan leluasa bertanya dan berdiskusi dengan temannya. Siswa dapat saling bertukar pikiran tentang permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dengan temannya. Dengan demikian model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa tidak mutlak disebabkan model pembelajaran yang tidak cocok. Tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar matematika, diantaranya adalah minat belajar matematika. Minat merupakan salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Minat merupakan rasa ingin dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat untuk belajar akan timbul pada diri siswa apabila pada dirinya terdapat sikap menaruh perhatian lebih terhadap pelajaran tertentu tanpa ada unsur paksaan. Adanya minat belajar yang optimal kemungkinan dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar yang optimal pula pada diri siswa.
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1.
Banyak guru menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran langsung (Direct instruction) yang merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Proses pembelajaran pada model pembelajaran langsung cenderung berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika dikelas. Banyak siswa kurang memahami materi luas dan volume bangun ruang dimungkinkan karena pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga prestasi belajar matematika siswa rendah.
2.
Banyak siswa dalam belajar matematika kurang berfikir kritis dan kreatif dalam mengikuti proses belajar dan hanya mengorganisir sendiri apa yang diperolehnya tanpa mengkomunikasikan dengan siswa lain sehingga memungkinkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa.
3.
Minat belajar sangat diperlukan oleh siswa dalam suatu pembelajaran matematika karena pada diri siswa akan timbul sikap menaruh perhatian lebih terhadap pelajaran tertentu tanpa ada unsur paksaan. Tetapi kebanyakan siswa beranggapan bahwa matematika itu pelajaran yang sulit dan menakutkan. Minat yang kurang terhadap matematika inilah yang mungkin mempengaruhi rendahnya prestasi belajar matematika siswa.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut: 1.
Model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-PairShare” untuk kelas eksperimen dan model konvensional dalam hal ini model pembelajaran langsung (Direct Insruction) untuk kelas kontrol.
2.
Minat belajar matematika siswa adalah suatu rasa senang dan ketertarikan untuk mempelajari matematika tanpa paksaan sehingga siswa akan berkonsentrasi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap matematika. Minat belajar siswa dalam penelitian ini dibagi atas tiga kategori yaitu minat belajar matematika siswa tinggi, sedang, dan rendah baik untuk kelas eksperimen ataupun kelas kontrol.
3.
Prestasi belajar yang dimaksudkan adalah prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang yaitu prestasi belajar siswa yang dicapai pada akhir penelitian, setelah proses belajar mengajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
4.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Wonosari kelas X semester II tahun pelajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dapat menghasilkan prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang yang lebih baik daripada model konvensional dengan model pembelajaran langsung? 2. Apakah terdapat pengaruh minat belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang? commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Apakah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dengan minat belajar tinggi, sedang, dan rendah menghasilkan prestasi belajar lebih baik dari pada model konvensional.
E. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dapat menghasilkan prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang yang lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran konvensional. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh minat belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang. 3. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dengan minat belajar tinggi, sedang, dan rendah menghasilkan prestasi belajar lebih baik dari pada model konvensional.
F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk: 1. Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru matematika dalam menentukan model pembelajaran yang tepat, yang dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran matematika dalam proses belajar mengajar dikelas untuk peningkatan kualitas pendidikan khususnya pada materi luas dan volume bangun ruang. 2. Memberikan informasi kepada guru ataupun calon guru tentang pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. 3. Memberikan masukan bagi guru matematika tentang keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. commit to user 4. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. a.
Prestasi Belajar Matematika
Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang dikemukakan oleh para ahli sangatlah
bervariasi. Hal tersebut antara lain dikarenakan latar belakang dan sudut pandang yang berbeda-beda dari para ahli itu sendiri. Akan tetapi perbedaan tersebut justru dapat saling melengkapi pengertian dari prestasi itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895) dinyatakan Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dalam pengertian ini prestasi merupakan suatu usaha yang telah dilaksanakan menurut batas kemampuan dari pelaksanaan usaha tersebut. Prestasi merupakan akhir dari usaha yang melalui proses pendidikan dan pelatihan tertentu yang telah dicapai. Prestasi yang dicapai sering mendatangkan konsekuensi-konsekuensi berupa imbalanimbalan yang bersifat material psikologis dan sosial. Sedangkan Sutratinah Tirtonagoro (2001: 43) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dalam bentuk symbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil usaha yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai prestasi yaitu bukti atau hasil yang telah dicapai setelah diadakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan dari batas usaha tersebut.
b.
Pengertian Belajar Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dekat dengan apa yang
disebut belajar. Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun dalam sikap. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan yaitu dari tidak mengerti menjadi user mengerti, dari bodoh menjadi commit pintar. to Perubahan tingkah laku dalam aspek
8
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
ketrampilan yaitu tidak bisa menjadi bisa, dari tidak trampil menjadi trampil. Sedangkan perubahan tingkah laku dalam sikap yaitu dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Winkel (1996: 53) bahwa, “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilaisikap. Perubahan ini bersifat relarif konstan dan berbekas”. Pengertian lain tentang belajar juga diberikan oleh ahli diantaranya adalah pengertian menurut psikologis. Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa, “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Muhibbin Syah (1995: 90) menyatakan bahwa pengertian “Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai suatu pengalaman”. Selain beberapa pendapat mengenai definisi belajar tersebut, Sumadi Suryabrata (1995: 249) menyebutkan bahwa hal pokok dalam kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut: 1) Belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioural changes, aktual, maupun potensial ). 2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. 3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja). Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh individu yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan (aspek kognitif), sikap (aspek afektif), ketrampilan (aspek psikomotor), pada diri individu tersebut berkat adanya interaksi antara individu dengan individu atau dengan lingkungan. Di dalam belajar terkandung suatu aktifitas yang dilakukan dengan segenap panca indra untuk memahami arti dari hubungan-hubungan kemudian menerapkan konsepkonsep yang dihasilkan ke situasi yang nyata. Belajar akan lebih baik kalau siswa commit to user mengalami sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id
c.
10 digilib.uns.ac.id
Pengertian Prestasi Belajar Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar tersebut di atas, prestasi
belajar merupakan suatu hasil usaha yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan, sikap serta ketrampilan berkat pengalaman dan latihan yang dinyatakan dalam perubahan tingkah laku. Sutratinah Tirtonagoro (2001: 43) mengatakan bahwa, “Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar”. Dengan mengetahui prestasi belajar anak, dapat diketahui kedudukan anak dalam kelas, apakah anak tersebut tergolong kelompok anak pandai, sedang atau kurang. Prestasi anak ini dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang dicapai oleh anak dalam periode tertentu. Sedang Zainal Arifin (1990: 3) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah manusia karena sepanjang rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang kamampuannya masing-masing”. Zainal Arifin juga mengemukakan bahwa prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari usaha yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun simbol. Di dalam penelitian ini prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka. d.
Pengertian Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa, to user “Matematika adalah ilmu tentangcommit bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”. Purwoto (2003: 12-13) mengemukakan bahwa, “Matematika adalah pengetahuan tentang pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil”. Sedangkan R. Soejadi (2000: 11) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi dari matematika, yaitu sebagai berikut: 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulasi, penalaran, logik, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat, dan pola keteraturan serta tentang struktur yang terorganisir. e.
Pengertian Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah
diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan, ketrampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan symbol, angka, atau, huruf.
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. a.
Model Pembelajaran
Pengertian Model Pembelajaran Untuk
mengatasi
berbagai
problematika
dalam
pelaksanaan
pembelajaran, diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan kesulitan belajar siswa. Syaiful Sagala (2007:176) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan dalam pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu prosedur sistematis yang digunakan oleh guru sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu. b.
Model Pembelajaran Model pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dan model konvensional. 1.
Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural Tipe “Think-PairShare” Pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” merupakan salah satu
model cooperative learning. Oleh karena itu sebelum membahas tentang pendekatan struktural “Think-Pair-Share”, akan dibahas dulu mengenai cooperative learning. Menurut Manuel D. Rossetti dan Harriet Black Nembhard (1998: 68) menyatakan bahwa “Cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang dirancang untuk memotivasi minat siswa dan membantu mengingat tentang gagasan-gagasan atau ide yang dilakukan di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih”. Jadi keberhasilan mengajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh commit to user perolehan itu akan baik bila kemampuan individu secara utuh, melainkan
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik. Beberapa karakteristik cooperative learning menurut Manuel D. Rossetti dan Harriet Black Nembhard (1998: 68) antara lain: 1) Positive interdependence, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain dalam kelompok serta positif. 2) Face-to-Face Promotive Interaction, proses yang melibatkan siswa dalam proses belajar yang mengharuskan siswa untuk belajar dengan satu sama lain. 3) Individual accountability/Personal Responsibility, yaitu setiap individu dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kelompok. 4) Collabortive Skills, yaitu suatu kebutuhan untuk mengajarkan kepada siswa tentang bagaimana siswa berfungsi dalam suatu kelompok. Siswa harus mempunyai pemahaman berkelompok, metode pendengaran yang aktif, pengendalian konflik, dan ketrampilan sosial lainnya agar diskusi berlangsung secara efektif. 5) Group
processing,
proses
perolehan
jawaban
permasalahan
dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama. Adapun langkah-langkah cooperative learning adalah sebagai berikut: 1) Guru merancang pengajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pengajaran yang ingin dicapai. 2) Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok kecil. 3) Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun secara kelompok, dalam pemahaman materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar. 4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan commit to user hasil kerjanya.
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Arend,R.I (2001: 322-326) pembelajaran kooperatif mempunyai 4 variasi, yaitu: 1) STAD (StudentTeams-Achievement Divisions) Dalam penerapan STAD, guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam kelompok untuk memastikan anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Akhirnya, seluruh siswa diberi kuis dengan materi yang sama. Pada waktu kuis, siswa tidak dapat saling membantu satu sama lain, dan nilai kuis tersebut yang dipakai untuk menentukan skor individu maupun kelompok. 2) Jigsaw Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen dengan menggunakan kelompok ‘asal’ dan kelompok ‘ahli’. Setiap kelompok ‘asal’ diberi tugas untuk mempelajari bagian tertentu yang berbeda dari materi yang diberikan. Kemudian setiap siswa yang mempelajari topik yang sama saling bertemu dan membentuk kelompok ‘ahli’ untuk bertukar pendapat dan informasi. Setelah itu siswa tersebut kembali ke kelompok ‘asal’ untuk menyampaikan informasi yang diperoleh. Akhirnya setiap siswa diberi kuis secara individu. Penilaian dan penghargaan yang digunakan pada Jigsaw sama dengan STAD. 3) Grup Investigation (GI). Grup
Investigation
(Investigasi
Kelompok)
adalah
metode
pembelajaran kooperatif di mana setiap siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelidiki topik tertentu yang dipilih. Tipe ini merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling kompleks yang paling sulit untuk diterapkan. Setiap kelompok membuat
rencana
kegiatan
pembelajaran
dan
kemudian
melaksanakannya. Akhirnya setiap kelompok mempresentasikan hasilnya. Dalam teknik ini, penghargaan tidak diberikan. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Structural Approach (Pendekatan Struktural). Setelah guru menyajikan materi pelajaran, setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa, saling mengajukan pertanyaan dan belajar
bersama
dikembangkan
dalam
oleh
kelompok.
Spencer
Pendekatan
Kagan.
struktural
Pendekatan
tersebut
memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola kreatif siswa. Struktur yang dikembangkan oleh Kagan tersebut menghendaki siswa bekerja sama saling membantu dalam kelompok kecil. Ada dua tipe yang dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu: a) Think-Pair-Share, yaitu suatu pendekatan yang bertujuan memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Pendekatan ini mempunyai tiga tahapan penting, yaitu berpikir (Thinking), berpasangan (Paring), dan berbagi (Sharing). Informasi lebih lanjut mengenai tipe ini akan dibahas pada paragraph selanjutnya. b) Number-Head-Together,
yaitu
suatu
pendekatan
yang
melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi pelajaran. Pendekatan ini bertujuan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Pendekatan struktural Nurmber-HeadTogether terdiri dari empat langkah utama, yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab. Salah satu struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan akademis siswa terhadap materi yang diajarkan adalah pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share”. Model tersebut dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas
Maryland.
Pendekatan
struktural
tipe
“Think-Pair-Share”
memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling membantu satu sama lain. Dalam menerapkan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share”, Frank Lyman dalam Arend, R.I (2001: 325-326) menggunakan langkah-langkah commit to user sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
1) Thinking (berpikir) Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. 2) Pairing (berpasangan) Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada langkah pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan. 3) Sharing (berbagi) Guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka diskusikan dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai beberapa siswa telah mendapat kesempatan untuk melaporkan, paling tidak sekitar seperempat pasangan, tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pada langkah ini akan menjadi efektif apabila guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain. Berdasarkan langkah-langkah di atas peneliti menggunakan langkahlangkah pengembangan sebagai berikut: 1) Guru mengorganisasi kelas untuk belajar dan mengarahkan siswa untuk mempersiapkan materi yang telah dipelajari di rumah. 2) Guru mengingatkan siswa pada materi prasarat dan memberikan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari siswa. 3) Guru membagikan LKS yang berisi pertanyaan atau masalah dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS, menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah, melakukan aktivitas, atau mengerjakan tugas secara mandiri.commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok dengan anggota 2 orang untuk tiap kelompok. 5) Siswa berpikir bersama-sama dalam kelompok untuk menentukan jawaban dari pertanyaan guru berdasarkan jawaban yang telah mereka peroleh secara mandiri. 6) Guru memanggil kelompok tertentu dan pasangan siswa tersebut memberikan jawabannya pada seluruh anggota kelas dari hasil diskusi yang telah mereka lakukan. Kegiatan tersebut dilanjutkan sampai beberapa siswa mendapat kesempatan untuk melaporkan, paling tidak sekitar seperempat pasangan, tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. 7) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Kelebihan dan kelemahan cooperative learning melalui pendekatan struktural tipe “Think-Pair Share” adalah sebagai berikut: Kelebihan: 1) Adanya interaksi antara siswa melalui diskusi untuk menyelesaikan masalah akan meningkatkan ketrampilan sosial siswa. 2) Baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai samasama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar kooperatif. 3) Kemungkinan
siswa
lebih
mudah
memahami
konsep
dan
memperoleh kesimpulan. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan. Kelemahan: 1) Siswa yang pandai cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang kurang pandai. 2) Diskusi tidak akan berjalan lancar jika siswa hanya menyalin pekerjaan siswa yangcommit pandai.to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Pengelompokan siswa membutuhkan tempat duduk berbeda dan membutuhkan waktu. Kelebihan tersebut dapat terjadi apabila ada tanggung jawab individual anggota kelompok, artinya keberhasilan kelompok ditentukan oleh hasil belajar individual semua anggota kelompok. Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok yang kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat melihat bahwa kerjasama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok sangat penting. Sedangkan kelemahan yang ada dapat diminimalisir dengan peran guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa untuk berlajar bersama, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 2.
Model Pembelajaran Konvensional Menurut Tim penyusun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:
523), “Konvensional adalah tradisional”, sedangkan “ Tradisional diartikan sebagai sikap dan cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun menurun”. Dalam pembelajarannya, model konvensional pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran langsung. Menurut Kardi dan Nur (2000: 8) Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran langsung ada 5 yaitu : 1.
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya dipapan tulis atau menempelkan informasi tertulis pada bulletin, yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. Didalam menyiapkan siswa kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari.
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan. Guru mendemonstrasikan dengan
menyajikan informasi tahap demi
tahap. 3.
Membimbing pelatihan. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik. Umpan balik dapat dilakukan secara lisan, tes, dan komentar tertulis. 5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Guru mempersiapkan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
3. Minat Belajar Siswa Minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Sebaliknya belajar akan menjadi siksaan dan tidak memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahanbahan pelajaran. Minat dapat dimiliki dan dikembangkan dalam diri seseorang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kurt Singer (1987:78) bahwa “Minat bukanlah sesuatu yang begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari”. Ada atau tidaknya minat dalam diri seseorang dapat berasal dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Pengalaman-pengalaman ini sangat menentukan bagi proses belajarnya kelak. Sebagai contoh, psikoanalisis menunjukkan bahwa penolakan minat seksual dapat menghambat kegiatan berpikir dan melakukan penelitian, seorang anak yang tidak diperbolehkan bertanya dan melihat secara bebas dan wajar akan mengalami kesukaran dalam mengembangkan minat belajarnya karena rasa ingin tahu yang tak dapat tumbuh itu pasti akan menghambat prosescommit belajar.to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar individu. Tanpa adanya minat terhadap materi belajar maka individu tidak akan dapat belajar dengan sungguh-sungguh, akibatnya hasil belajar tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Winkel (1987: 105), “Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu”. Apabila seseorang anak masih juga ingin melanjutkan suatu aktivitas setelah ia menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas itu, hal ini menandakan adanya minat. Dalam hal ini, siswa yang mempunyai minat yang tinggi terhadap matematika akan merasa senang mempelajari matematika dan akan menghabiskan banyak waktu dalam belajar matematika dibandingkan dengan siswa yang tidak begitu mempunyai minat terhadap matematika. Dengan adanya rasa senang terhadap matematika, siswa juga tidak mudah merasa bosan dalam belajar dan tertarik menyelesaikan permasalahanpermasalahan maupun soal-soal yang berhubungan dengan matematika. Muhibbin Syah (2004: 67) berpendapat bahwa minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang besar terhadap sesuatu. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Sedangkan menurut Slameto (1995: 180) bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Sedangkan Sadirman (1990: 93) menjelaskan bahwa minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik commit to user d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar individu. Tanpa adanya minat terhadap materi belajar, individu tidak akan dapat belajar sungguh-sungguh, dan dampaknya hasil belajar tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Jika seseorang anak mempunyai minat belajar tinggi maka aktivitas belajar yang dilakukan dalam hal ini aktivitas belajar matematika akan tinggi pula dan lebih bermutu, baik kuantitas maupun kualitasnya sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Sebaliknya, belajar yang tidak dilandasi oleh adanya minat maka anak akan merasa terpaksa dan belajar dengan keterpaksaan tidak akan memperoleh hasil yang baik Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar matematika siswa adalah suatu rasa senang dan ketertarikan untuk mempelajari matematika tanpa paksaan yang mana siswa akan berkonsentrasi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap matematika.
4.
Tinjauan Materi Luas dan Volume Bangun Ruang
Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi pada mata pelajaran matematika kelas X semester II berdasarkan kurikulum KTSP adalah sebagai berikut : a.
Luas Bangun Ruang Luas bangun ruang adalah jumlah luas seluruh permukaan bidang bangun
tersebut. Dengan demikian untuk menentukan luas bangun ruang perlu diketahui banyaknya bidang dan bentuk dari masing-masing bidang pada bangun ruang tersebut. Rumus-rumus luas bangun ruang seperti Tabel 2.1. Tabel 2.1 Rangkuman Rumus Luas Bangun Ruang. No
Bangun
Rumus
Keterangan
Ruang a.
Kubus
Luas Permukaan = 6 a2
a = panjang rusuk
b.
Balok
Luas Permukaan = 2{(p x l) + (p x t) + (l x t)}
p = panjang l = lebar
commit to user
t = tinggi
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Prisma
Luas Selimut = Kell alas x t
Kell = keliling
Luas Permukaan = 2 x luas alas + luas selimut t = tinggi d.
Silinder
Luas Selimut = 2 r t
r = jari-jari alas
Luas Permukaan = 2 r(r + t)
t = tinggi
e.
Limas
Luas Permukaan = luas alas + luas selimut
-
f.
Kerucut
Luas Selimut = r s
r = jari-jari alas
Luas Permukaan = r(r + s)
t = tinggi s = garis pelukis
Luas Permukaan = 4 r
2
g.
Bola
b.
Volume Bangun Ruang
r = jari-jari bola
Untuk menyatakan ukuran besar suatu bangun digunakan volume. Volume bangun ruang didapat dengan membandingkan terhadap satuan pokok volume. Rumus-rumus volume bangun ruang seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Rangkuman Rumus Volume Bangun Ruang. No
Bangun
Rumus
Keterangan
Ruang a.
Kubus
Volume = a3
a = panjang rusuk
b.
Balok
Volume = p x t x l
p = panjang l = lebar t = tinggi
c.
Prisma
Volume = Luas alas x tinggi
t = tinggi
d.
Silinder
Volume = r2 t
r = jari-jari alas t = tinggi
e.
Limas
f.
Kerucut
g.
Bola
Volume =
1 Luas alas x tinggi 3
-
Volume =
1 r2 t 3
r = jari-jari alas
4 r3 3 commit to user
r = jari-jari bola
Volume =
t = tinggi
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Berfikir Belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Indikator keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar matematika sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku. Prestasi belajar matematika di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah model mengajar dan minat belajar. Dalam pembelajaran matematika guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat agar penguasaan materi konsep yang disampaikan kepada siswa dapat dipahami dengan baik. Model pembelajaran matematika yang digunakan selama ini adalah model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran langsung (Direct instruction) dimana siswa hanya duduk diam mendengarkan ketika guru mengajar. Dalam model pembelajaran langsung siswa hanya menunggu informasi yang disampaikan oleh guru. Guru sangat mendominasi dalam proses pembelajaran, akan tetapi kurang adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar. Dengan proses belajar yang seperti ini siswa tidak mempunyai pengalaman sendiri untuk lebih menguasai konsep materi.
Oleh
karena itu guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, meningkatkan kemampuan individual siswa serta dapat mengarahkan siswa untuk bekerja sama. Sehingga apabila ada kesulitan dalam pemahaman konsep atau kesulitan dalam memecahkan soal siswa dapat mendiskusikannya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan struktural ”Think-Pair-Share”. Melalui pendekatan ini, siswa diberi kesempatan untuk berpikir secara individu terlebih dahulu mengenai permasalahan yang diberikan. Akan tetapi jika merasa kesulitan siswa pun diarahkan untuk bekerja sama. Diskusi dalam kelompok kecil ini dilakukan untuk membahas permasalahan–permasalahan dimana siswa tidak mampu untuk menyelesaikannya sendiri. Misalnya untuk materi luas dan volume bangun ruang, commit user materi ini bertujuan agar siswa dapatto menyelesaikan semua permasalahan
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengenai luas permukaan dan volume benda-benda ruang. Oleh karena itu untuk mengajarkan materi luas dan volume bangun ruang kepada siswa diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan individual siswa dan dapat mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam meyelesaikan permasalahan mengenai dimensi tiga. Sehingga apabila ada kesulitan dalam memecahkan soal, siswa dapat mendiskusikannya. Cooperative learning melalui pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” merupakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan akademis siswa. Melalui pendekataan ini, selain siswa dapat menggali kemampuannya sendiri, siswa juga diarahkan untuk bekerja sama meskipun dalam kelompok kecil. Sehingga pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dapat menghasilkan prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang yang lebih baik daripada penggunaan model konvensional. Kemungkinan keberhasilan belajar siswa juga dipengaruhi oleh minat belajar siswa. Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada materi tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Perbedaan minat belajar siswa mungkin dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih giat untuk belajar mandiri, memiliki banyak ide untuk memecahkan suatu masalah berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki, serta berani menyampaikannya dengan lancar tanpa harus menunggu adanya perintah dari guru, sehingga pada akhirnya mereka dapat memperoleh prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang minat belajarnya sedang atau rendah. Begitu pula dengan siswa yang mempunyai minat sedang, sangat dimungkinkan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika yang rendah. Dalam proses ini, minat belajar siswa mungkin menjadi faktor yang sangat berpengaruh selain pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Model Pembelajaran
Prestasi Belajar Matematika
3
Minat Belajar Siswa
2
Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut 1.
Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model konvensional dalam hal ini model pembelajaran langsung pada materi luas dan volume bangun ruang.
2.
Terdapat pengaruh siswa dengan minat belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar matematika sedang dan rendah, dan siswa dengan minat belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar matematika rendah.
3.
Pada minat belajar tinggi, model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” mempunyai prestasi sama baik dengan model konvensional. Pada minat belajar sedang dan rendah, model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-PairShare” mempunyai prestasi lebih baik dari pada model konvensional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wonosari kelas X semester II tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan uji coba instrumen dilaksanakan di SMA Negeri 1 Polanharjo kelas X semester II tahun ajaran 2010/2011. 2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu: a.
b.
Tahap Persiapan 1) Bulan Februari 2011
: pengajuan judul dan proposal skripsi.
2) Bulan Maret 2011
: pengajuan instrumen penelitian.
Tahap Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011 yaitu pada bulan April 2011 sampai Mei 2011, sedangkan uji coba instrumen dilaksanakan pada bulan April 2011.
c.
Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan 1) Bulan Juni-Juli 2011
: pengolahan data hasil penelitian.
2) Bulan Agustus-Oktober 2011
: penyusunan laporan hasil penelitian.
B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental semu (quasiexperimental research).Menurut Budiyono (2003: 82),eksperimental semu adalah penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.Hal tersebut berkenaan dengan peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan.
commit to user
26
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seperti yang dikemukakan Budiyono (2003: 82) bahwa “Tujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan”. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah membandingkan prestasi belajar dari kelompok yang diberi perlakuan dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share”
dengan
kelompok
yang
diberi
pelajaran
dengan
menggunakan model konvensional pada materi luas dan volume bangun ruang. Sebelum eksperimen dilakukan, peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang normal atau tidak. Setelah itu dilakukan uji keseimbangan dengan menggunakan uji t untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak. Data yang digunakan untuk melakukan kedua uji tersebut adalah nilai ujian akhir semester 2 pada kelas X tahun ajaran 2010/2011 untuk mata pelajaran matematika. Setelah melakukan eksperimen, kedua kelompok tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang sama, yaitu soal-soal tes prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang. Hasil pengukuran tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan tabel uji statistik yang digunakan. Sebelum dilakukan analisis, pada data yang diperoleh dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah kedua kelompok berasal dari populasi yang normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai variansi yang sama atau tidak.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi
Suharsimi Arikunto (2002: 108) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan
subyek
penelitian”. Menurut Iqbal Hasan (2003: 84) commit dari to user menyatakan,“Populasi adalah totalitas semua objek atau individu yang
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian)”.Sehingga dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 312 siswa di SMA Negeri 1 Wonosari tahun ajaran 2010/2011.
2.
Sampel
Suharsimi Arikunto (2002: 109) bahwa, ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Iqbal Hasan (2003:84), “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, lengkap, dan bisa mewakili populasi. Dalam penelitian, tidak selalu perlu untuk meneliti semua subyek dalam populasi, karena selain membutuhkan biaya yang besar juga memerlukan waktu yang lama. Untuk itu dengan mengambil sebagian subyek suatu populasi atau sering disebut dengan pengambilan sampel diharapkan hasil penelitian yang didapat sudah dapat menggambarkan populasi yang bersangkutan. Hasil penelitian dari sampel ini akan digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi yang ada. Dari populasi yang ada didapatkan dua kelas sebagai sampel dari kelas X yang ada di SMA Negeri 1 Wonosari II sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Menurut Budiyono (2003: 37), cluster random sampling adalah sampling random yang dikenakan terhadap unit-unit atau sub-sub populasi. Dalam cluster random sampling, dengan cara memandang populasi sebagai kelompok-kelompok. Dalam hal ini kelas dipandang sebagai satuan kelompok kemudian tiap kelas diberi commit to usertersebut dilaksanakan satu tahap nomor untuk diacak dengan undian. Undian
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan dua kali pengambilan. Nomor kelas yang keluar pertama sebagai kelompok eksperimen dan nomor kelas yang keluar berikutnya ditetapkan sebagai kelompok eksperimen. Pengambilan sampel secara acak pada populasi dimaksudkan agar setiap kelas pada populasi dapat terwakili.
D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu: a.
Variabel Bebas 1) Model Pembelajaran a) Definisi Operasional Model
Pembelajaran
adalah
kerangka
konseptual
yang
mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan dalam pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share”
untuk
kelas
eksperimen
dan
model
konvensional, dalam hal ini model pembelajaran langsung untuk kelas kontrol. b) Skala Pengukuran: skala nominal dengan 2 kategori yaitu melalui model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dan model konvensional dengan model pembelajaran langsung. c) Indikator: model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-PairShare” pada kelas eksperimen dan model konvensional dengan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Minat Siswa a) Definisi Operasional Minat belajar adalah suatu keinginan yang timbul karena adanya kebutuhan untuk belajar dan pengalaman belajar yang telah lampau yang ditunjukkan dengan rasa ketertarikan dan perhatian lebih terhadap kegiatan belajar, yang ditunjukkan dengan angket minat belajar matematika. b) Indikator : nilai angket minat belajar matematika siswa. c) Skala pengukuran : skala interval yang diubah dalam skala ordinal dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Skala interval yang diubah ke skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori yaitu :
b.
Untuk kategori tinggi
:
X> X +s
Untuk kategori sedang
:
X -s≤X≤ X +s
Untuk kategori rendah
:
X< X -s
Variabel terikat Variable terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa. a) Definisi operasional: prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan, ketrampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan symbol, angka, atau, huruf. Data diperoleh dari tes prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang setelah diberi perlakuan. b) Skala pengukuran: skala interval. c) Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 3 , dengan maksud untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk rancangan faktorial 2 x 3 seperti Tabel 3.1. Tabel 3.1 Rancangan faktorial 2 x 3 Minat Belajar Matematika (B) Model Pembelajaran (A)
Tinggi (b 1 )
Sedang (b 2 )
Rendah (b 3 )
ab11
ab12
ab13
ab21
ab22
ab23
Pen Pendekatan Struktural Tipe “Think-Pair-Share” (a 1 ) Model Konvensional (a 2 )
3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan atau pengumpulan data adalah sebagai berikut : a. Metode Dokumentasi Menurut Budiyono (2003:54), “Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihat dokumen-dokumen yang telah ada. Dokumendokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya”. Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai Ujian Akhir Semester kelas X semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 mata pelajaran matematika yang digunakan untuk uji keseimbangan. b. Metode Angket Metode angket merupakan cara pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis. Metode angket digunakan untuk memperoleh data ilmiah yaitu berupa skor hasil pengisian angket dari respon yang bersangkutan. Namun sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut terlebih dahulu commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harus diuji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk menguji butir instrumen digunakan uji konsistensi internal. 1) Analisis Instrumen 1. Reliabilitas Budiyono (2003: 65) menyatakan bahwa “Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya”. Menurutnya, suatu instrumen dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dari suatu instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi dalam kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Untuk menguji reliabilitas angket minat belajar matematika, digunakan teknik Alpha sebagai berikut: 2 n si r11 1 2 st n 1
Dengan: = indeks reliabilitas instrumen n
= banyaknya butir instrumen
si2 = variansi belahan ke-i, i = 1, 2, …, k (k ≤ n) atau variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, 4, ...,n
st2 = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba Dalam penelitian ini, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0,70. (Budiyono, 2003: 70) 2. Uji Validitas Isi Berdasarkan pada tujuan diadakannya tes hasil belajar yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan (universe) situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas isi, pada tingkat minimum, langkah-langkah dalam commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan validasi isi seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono (2003:60) adalah sebagai berikut : a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur (pada tes prestasi dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi). b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domaindomain tersebut. c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butirbutir soal dengan domain performans yang terkait. d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah (c). Dalam penelitian ini data dikatakan valid jika pada kerangka terstruktur (lembar validasi) tanda (√) lebih dari 3. 2) Analisis Butir soal 1. Konsistensi Internal Untuk mengetahui korelasi butir soal angket digunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson rxy
n XY ( X )( Y ) ( n X 2 ( X ) 2 )( n Y 2 ( Y ) 2 )
dengan : rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba) Y = total skor (dari subjek uji coba) (Budiyono, 2003:65) Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir soal harus dibuang.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Metode Tes Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian. Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk mengujji butir instrumen digunakan uji daya pembeda dan tingkat kesukaran. a)
Analisis Instrumen 1. Uji Validitas Isi Berdasarkan pada tujuan diadakannya tes hasil belajar yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan (universe) situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas
isi,
pada
tingkat
minimum,
langkah-langkah
dalam
melakukan validasi isi seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono (2003:60) adalah sebagai berikut : a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur (pada tes prestasi dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi), b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domaindomain tersebut, c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butirbutir soal dengan domain performans yang terkait, dan d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah (c). Dalam penelitian ini data dikatakan valid jika pada kerangka terstruktur (lembar validasi) tanda (√) lebih dari 3. (Budiyono, 2003:69) commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Reliabilitas Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardsonyang diberi nama KR-20 sebagai berikut : n s n 1
r 11
2 t
s
p iq 2
t
i
dengan :
r11 : indeks reliabilitas instrumen n : cacah butir instrumen p i : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i qi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab salah pada butir ke-i (qi =1 - pi) 2
si : variansi total Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 ( r11 > 0,70) (Budiyono, 2003:69) b) Analisis Butir Soal 1. Daya Pembeda Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih dari kelompok siswa yang kurang pandai. Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson sebagai berikut :
rxy
nXY (X )(Y)
(nX 2 (X )2 )(nY 2 (Y)2 )
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan : rxy = indeks daya beda untuk butir ke-i
n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) X = skor untuk butir ke-I (dari subjek uji coba) Y = total skor (dari subjek uji coba) Jika indeks daya beda untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir soal harus dibuang. (Budiyono, 2003:65) 2. Tingkat Kesukaran Yang dimaksud tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Tingkat kesukaran soal biasanya dilambangkan dengan p. Tingkat kesukaran berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0. Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus :
P
B Js
keterangan ; P = indeks kesukaran B = banyak peserta tes yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh peserta tes (Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, 1995:157-158). Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Teknik Analisis Data 1.
Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan pada saat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol belum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel yang independen. Statistik ujinya adalah uji-t. Sebelum dilakukan perhitungan, diuji terlebih dahulu apakah kedua kelompok berdistribusi normal. a.
Hipotesis H0: 1 = 2 (kedua populasi memiliki kemampuan awal sama) H1 : 1 2 (kedua populasi memiliki kemampuan awal berbeda)
b.
Taraf Signifikansi ( ) = 0,05
c.
Statistik Uji yang digunakan :
(X 1 X 2 )
t
sp
sp
2
1 1 n1 n2
~ t (n1 n2 2)
(n1 1) s12 (n2 1) s2 2 n1 n2 2
Keterangan : t
: t hitung
t ~ t(n1+n2-2) : diperoleh dari tabel t X1
: rata-rata sampel kelompok eksperimen
X2
: rata-rata sampel kelompok kontrol
s12
: variansi dari kelas eksperimen
s22
: variansi dari kelas kontrol
n1
: ukuran sampel kelompok eksperimen
n2
: ukuran sampel kelompok kontrol
s2 p
: variansi gabungan
sp
: deviasi baku gabungan commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Daerah kritik : DK : {t| t < - t 2 ; n1+n2-2 atau t > t 2 ; n1+n2-2}
e.
Keputusan uji H0 ditolak jika t DK
f.
Kesimpulan a.
Kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama jika H0 diterima.
b.
Kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak (Budiyono, 2004: 151)
2. a.
Uji Prasyarat Anava
Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari
populasi distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan prosedur : 1). Hipotesis H0
: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1
: sampel tidak berasal dari populasi yang bertdistribusi normal
2). Statistik Uji L = max F Zi S Zi dengan : L
: Koefisien Lilliefors dari pengamatan
F Z i
: PZ Zi , Z ~ N(0,1)
Z ~ N(0,1) : diperoleh dari tabel Z
X
X s
Zi
: skor standar ke-i, dengan Z i
s
: standar deviasi sampel
S Zi
: proporsi cacah Z Zi terhadap seluruh cacah Zi
Xi
: skor responden ke-i
X
: rataan sampel
commit to user 3). Taraf Siginifikansi ( ) = 0,05
i
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4). Daerah Kritik (DK) DK = { L L > Lα:n } dengan n adalah ukuran sampel. 5). Keputusan Uji H0 ditolak Jika Lhitung DK atau H0 diterima jika L DK 6). Kesimpulan a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima. b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 ditolak. (Budiyono, 2004: 170-171) b.
Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut: 1). Hipotesis H0 : 12 = 22 =… = k2 (populasi-populasi homogen). H1 : tidak semua variansi sama (populasi-populasi tidak homogen). 2). Statistik Uji yang digunakan : k 2,203 2 χ f.log RKG - f j logS j c j1 2
dengan:
χ 2 ~ χ (k2 1) χ2
χ (k2 1)
: Chi kuadrat hitung : Chi kuadrat hitung yang diperoleh dari tabel
χ2
k
: banyaknya populasi.
f
: derajat kebebasan untuk RKG : N – k
N
: banyaknya data amatan (ukuran)
fj
: nj – 1 = derajat kebebasan untuk S 2j ; j = 1,2, …, k
nj
commit to user : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c 1
1 1 1 - 3(k - 1) f j f 2
k
RKG
SS j
k
f
j
k
: SS j X 2j j
k X j j ; S 2 SS j j nj fj
j
j
RKG : rataan kuadrat galat 3). Taraf Signifikansi ( ) = 0,05 4). Daerah Kritik (DK) DK = { χ 2 χ 2 > χ 2 α : k-1} 5). Keputusan Uji H0 ditolak Jika χ 2 hitung DK 6). Kesimpulan a) Populasi-populasi homogen jika H0 diterima. b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak (Budiyono, 2004: 175-178)
3.
Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dengan model data sebagai berikut : X ijk μ α i β j
+ ( αβ )ij +ijk
dengan : Xijk
: data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j.
: rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean).
i
: efek baris ke-i pada variabel terikat.
j
: efek kolom ke-j pada variabel terikat.
()ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat. ijk
: deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya (µ ij) yang berdistribusi normal dengan rataan nol.commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i
: 1, 2 ; 1 = model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Sahre”; 2 = model pembelajaran konvensional.
j
: 1, 2, 3 ; 1 = minat tinggi, 2 = minat sedang, dan 3 = minat rendah.
k
:1, 2, …, nij ; nij : cacah data amatan pada setiap sel ij. (Budiyono, 2004: 227) Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua
jalan dengan sel tak sama, yaitu : a.
Hipotesis 1) H0A : i = 0 untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika). H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol (ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat). 2) H0B : j = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat). H1B : paling sedikit ada satu j yang tidak nol (ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat). 3) H0AB : ()ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat). H1AB : paling sedikit ada satu ()ij yang tidak nol (ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat). (Budiyono, 2004: 228)
b.
Komputasi Tabel 3.2 Tata Letak Data Faktor A
Faktor B b1
b2
b3
Total
a1
a 1b 1
a 1b
2
a 1b 3
A1
a2
a 2b1
a2b
2
a2b3
A2
Total
B1
B3
G
B2
commit to user
(Budiyono, 2004: 211)
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sel a i b j memuat Xij1, Xij2, . . ., Xijn ; dengan nij : cacah observasi pada sel abij a1 : pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktur “Think-Pair-Share”. a2 : pengajaran dengan model pembelajaran konvensional. b1 : minat belajar siswa tinggi. b2 : minar belajar siswa sedang. b3 : minat belajar siswa rendah. A1 : jumlah data pada baris ke-1. A2 : jumlah data pada baris ke-2. B1 : jumlah data pada kolom ke-1. B2 : jumlah data pada kolom ke-2. B3 : jumlah data pada kolom ke-3. G : jumlah seluruh data amatan. Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut : nij : ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
n h : rataan harmonik frekuensi seluruh sel
nh
pq 1 j n ij k
p
: banyaknya baris
q
: banyaknya kolom
N
: banyaknya seluruh data amatan n
N n ij i, j
SSij : jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
n
2 SSij X ijk k
n X ijk k n ij
2
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ABij : jumlah pada sel ij n
Ai =
AB
dengan Ai adalah jumlah data pada baris ke-i
j
n
Bj =
AB
dengan Bj adalah jumlah data pada kolom ke-j
i
n
G
=
AB
dengan G adalah jumlah data semua sel
i, j
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran a, b, c, d dan e sebagai berikut : a
=
b
=
G2 pq k
SS
ij
j
A i2 i q n
c
d
=
=
n
B 2j
j
p
n
e
=
AB
2 ij
i, j
1). Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah kuadrat, yaitu : JKA
= nh { c – a }
JKB
= nh { d – a }
JKAB = n h { a + e - c – d} JKG
= b
JKT
= JKA + JKB + JKAB + JKG
dengan : JKA
= jumlah kuadrat baris
JKB
= jumlah kuadratcommit kolom to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom JKG
= jumlah kuadrat galat
JKT
= jumlah kuadrat total
2). Derajat kebebasan (dk) untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah : dkA
= p–1
dkB
= q–1
dkAB = (p – 1) (q – 1) dkT
= N–1
dkG
= N – pq
3). Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh rataan kuadrat berikut : RKA
JKA dkA
RKB
JKB dkB
RKAB RKG
c.
d.
JKAB dkAB JKG dkG
Statistik Uji -
Untuk H0A adalah Fa
RKA RKG
-
Untuk H0B adalah Fb
RKB RKG
-
Untuk H0AB adalah Fab
RKAB RKG
Taraf Signifikansi () = 0,05
e. Statistik Uji Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama adalah commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
RKA yang merupakan nilai dari variabel random RKG
1. Untuk H0A adalah Fa =
berdistribusi F dengan derajat kebebasan p–1 dan Npq; 2.
Untuk H0B adalah Fb =
RKB RKG
yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q1 dan Npq; 3.
Untuk H0AB adalah Fab =
RKAB yang merupakan nilai dari variabel RKG
Tabel 3.3 Anava Sumber
JK
dk
RK
Fhit
A(baris)
JKA
dkA
RKA
Fa
F α, p 1, N pq
B(kolom)
JKB
dkB
RKB
Fb
F α:q 1, N pq
AB
JKAB
dkAB RKAB
Fab
F α:(p 1)(q 1), N pq
Galat
JKG
dkG
RKG
-
-
Total
JKT
dkT
-
-
-
F
(Budiyono, 2004: 212-213) f. Daerah Kritik 1). Daerah kritik untuk Fa adalah DK { Fa Fa > F α, p 1, N pq } 2). Daerah kritik untuk Fb adalah DK { Fb Fb > F α:q 1, N pq } 3). Daerah kritik untuk Fab adalah DK { Fab Fab > F α:(p 1)(q 1), N pq } g. Keputusan Uji H0A ditolak jika Fa DK H0B ditolak jika Fb DK H0AB ditolak jika Fab DK
4.
Uji Komparasi Ganda
Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe karena metode commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan signifikansi yang kecil. Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel model pembelajaran maka jika HOA ditolak tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava antar baris. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih baik cukup dengan membandingkan
besarnya
rerata
marginal
dari
masing-masing
model
pembelajaran. Jika rataan marginal untuk melalui pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” lebih besar dari rataan marginal untuk metode konvensional berarti melalui pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dikatakan lebih baik dibandingkan dengan model konvensional atau sebaliknya. Langkah-langkah menggunakan metode Scheffe antara lain : 1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi ganda. 2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut 3) Menentukan tingkat signifikan (α) = 0,05 4) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut : a. Komparasi rataan antar kolom F.i .j
X
.i
X .j
2
1 1 RKG n .i n .j
F.i-.j
= nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
X .i
= rerata pada kolom ke-i
X .j
= rerata pada kolom ke-j
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n.i
= ukuran sampel kolom ke-i
n.j
= ukuran sampel kolom ke-j
dengan daerah kritik DK = {F | F > (q-1)F α:q 1, N pq } b.
Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fij-kj =
X ij X kj 2 1 1 RKG n ij n kj
Fij-kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan
rataan
pada sel kj X ij
= rerata pada sel ij
X kj
= rerata pada sel kj
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi nij
= ukuran sel ij
nkj
= ukuran sel kj
dengan daerah kritik Dk = {Fij c.
Fij.kj > (pq-1)F α:pq 1, N pq }
Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama
Fij ik
Fij-ik
X
ij
X ik
2
1 1 RKG n ij n ik = nilai Fhit pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
X ij
= rerata pada sel ij
X
= rerata pada sel ik
ik
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi nij
= ukuran sel ij
nik
= ukuran sel ik
dengan daerah kritik Dk = {Fij
Fij.ik > (p-1)F α:p 1, N pq }
5) Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda 6) Menentukan kesimpulan dari keputusan dari keputusan uji yang sudah ada. commit to user
(Budiyono, 2004: 213-214)
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi: data nilai rapor Mata Pelajaran Matematika kelas X semester I tahun pelajaran 2010/2011, data hasil uji coba instrumen, data skor minat belajar matematika siswa serta data skor prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang. Berikut ini diberikan uraian tentang data-data tersebut: 1. Data Nilai Rapor Matematika Kelas X Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 Data nilai rapor kelas X semester I tahun pelajaran 2010/2011 Mata Pelajaran Matematika disajikan pada lampiran 29. Deskripsi data nilai rapor dari kedua kelas disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Rapor Matematika Kelas X Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 Ukuran Tendensi Kelas
Eksperimen Kontrol
Ukuran Dispersi
Sentral
n
Mo
Me
Min
Maks
J
s
38
72,37
60
75
50
90
40
11,01
38
72.11
57
75
50
90
40
11,49
2. Data Hasil Uji Coba Instrumen Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini berupa angket minat belajar matematika siswa dan tes prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
a. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika 1) Validitas Isi Instrumen tes prestasi belajar matematika untuk try out dicantumkan dalam lampiran 4. Tes prestasi belajar matematika pada materi luas dan volum bangun ruang terdiri dari 30 butir soal. Uji Validitas isi dilakukan oleh dua orang validator yaitu seorang dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS yaitu Drs. Suyono, M.Si dan seorang guru SMA Negeri I Wonosari yaitu Sudarman, S.Pd. Berdasarkan uji validitas isi yang dilakukan validator Drs. Suyono, M.Si dari 30 butir dinyatakan valid secara validitas isi dengan 4 soal direvisi yaitu pada soal nomor 12, 17, 23 dan 30. Dan uji validitas isi yang dilakukan validator Sudarman, S.Pd dari 30 butir dinyatakan valid secara validitas isi dengan 2 soal direvisi yaitu soal nomor 23 dan 29. Hasil validasi isi dapat dilihat pada lampiran 12. 2) Daya Beda Berdasarkan hasil uji daya beda menggunakan rumus korelasi produk moment diperoleh 25 soal yang dapat dipakai dalam penelitian karena rxy dari soal tersebut ≥ 0.3. Dan 5 soal lainnya tidak dipakai karena memiliki rxy < 0.3. Lima soal tersebut adalah butir nomor 12, 17, 23, 29 dan 30. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23. 3) Tingkat Kesukaran Berdasarkan perhitungan indeks tingkat kesukaran butir soal diperoleh 2 soal memiliki tingkat kesukaran mudah (p > 0.76) yaitu butir soal nomor 17 dan 30. Dan 2 soal lainnya memiliki tingkat kesukaran sulit (p < 0.25) yaitu pada butir soal nomor 29 dan 29. Dan 26 soal lainnya memiliki tingkat kesukaran sedang (0.25 ≤ p ≤ 0.76). Dari hasil tersebut, soal yang dipakai dalam penelitian adalah soal dengan tingkat kesukaran sedang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
4) Reliabilitas soal uji coba Berdasarkan hasil uji validasi isi, daya beda dan tingkat kesukaran soal ujicoba tes prestasi belajar, diperoleh 25 soal digunakan dalam penelitian, dan 5 soal lainnya yaitu butir nomor 12, 17, 23, 29 dan 30 tidak digunakan dalam penelitian. Dengan menggunakan rumus KR-20, perhitungan indeks reliabilitas terhadap 25 butir soal tersebut diperoleh r11 = 0,770. Karena r11 = 0,770 ≥ 0.7 maka instrumen dinyatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
b. Hasil Uji Coba Angket Minat Belajar Matematika Siswa. 1) Validitas Isi Angket Instrumen angket minat belajar matematika untuk try out dicantumkan pada lampiran 9. Uji Validitas isi dilakukan oleh dua orang validator yaitu seorang dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS yaitu Drs. Suyono, M.Si dan seorang guru SMA Negeri I Wonosari yaitu Sudarman, S.Pd. Berdasarkan uji validitas isi yang dilakukan oleh kedua validator, 30 butir angket minat tersebut dinyatakan valid. Untuk data hasil validasi dapat dilihat pada lampiran 16. 2) Konsistensi Internal Angket Berdasarkan uji konsistensi internal angket minat belajar matematika siswa, diperoleh 25 butir soal yang mempunyai konsistensi internal baik (rxy ≥ 0.3) dan 5 butir lainnya mempunyai konsistensi internal yang tidak baik (rxy < 0.3). Lima butir soal tersebut adalah butir nomor 6, 10, 17, 18 dan 30. Perhitungan uji konsistensi internal angket minat belajar matematika siswa dapat dilihat pada lampiran 17. 3) Reliabilitas Angket Dalam menghitung reliabilitas angket digunakan rumus Alpha dan dari perhitungan indeks reliabilitas terhadap 25 butir soal tersebut diperoleh r11 = 0,7483. Karena r11 > 0.7 maka angket minat belajar matematika dinyatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat commit to user pada lampiran 18.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Berdasarkan hasil uji validitas isi, hasil uji konsistensi internal dan hasil pehitungan indeks reliabilitas angket minat belajar matematika siswa, diperoleh 25 butir soal yang digunakan dalam penelitian dan 5 butir soal lainnya yaitu butir nomor 6, 10, 17, 18 dan 30 tidak digunakan dalam penelitian. 3. Data Skor Minat Belajar Matematika Siswa Berdasarkan data skor minat belajar matematika yang terkumpul diperoleh X = 76,973 dan s = 11,82, sehingga penentuan kategori minat belajar matematika siswa sesuai dengan Tabel 4.2. Tabel 4.2 Penentuan Kategori Angket Minat Belajar Matematika Siswa. Kategori
Ketentuan
Rentang Skor (X)
X≥X+s
Tinggi
X ≥ 88.79
X −s < X < X + s
Sedang
65.16 < X < 88.79
X X-s
Rendah
X ≤ 65.16
Berdasarkan data yang telah terkumpul dapat disajikan pula sebaran kategori minat belajar matematika siswa pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Sebaran Kategori Minat Belajar Matematika Siswa Kelas
Jumlah
Banyaknya Siswa Untuk Tiap Kategori Minat
siswa
Tinggi
Sedang
Rendah
Eksperimen
38
9
17
12
Kontrol
38
7
21
10
Deskripsi tentang data skor minat belajar matematika siswa disajikan dalam Tabel 4.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Tabel 4.4 Deskripsi Data Skor Minat Belajar Matematika Siswa Ukuran Tendensi Kelas
Ukuran Dispersi
Sentral
n
Mo
Me
Min
Maks
J
s
Tinggi
16
93,44
87
94
89
98
9
2,87
Sedang
38
78
78
76
66
88
22
6,92
Rendah
22
63,23
65
64
60
65
5
1,41
Data tentang minat belajar matematika siswa dapat dilihat pada lampiran 28. 4. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa Data prestasi belajar yang diperoleh dibedakan menjadi dua yaitu data prestasi belajar matematika berdasarkan metode pembelajaran dan data prestasi belajar matematika berdasarkan minat belajar matematika. Kemudian untuk masing-masing data tersebut ditentukan ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rataaan (X), Modus (Mo), Median (Me) dan ukuran dispersi yang meliputi Jangkauan (J), Data Minimum (Min), Data Maksimum (Maks) serta Simpangan baku (s). a. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model Pembelajaran Deskripsi tentang data skor prestasi belajar matematika berdasarkan minat belajar matematika siswa disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model Pembelajaran Ukuran Tendensi Kelas
Ukuran Dispersi
Sentral
n
Mo
Me
Min
Maks
J
S
Eksperimen
38
76
63,16
76
56
96
40
9,35
Kontrol
38
70,74
63,16
72
52
92
40
9,99
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
b. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Minat Belajar Siswa Deskripsi tentang data skor prestasi belajar matematika berdasarkan minat belajar matematika siswa disajikan dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Minat Belajar Siswa Ukuran Tendensi Kelas
Ukuran Dispersi
Sentral
n
Mo
Me
Min
Maks
J
S
Tinggi
16
82
63,16
84
60
96
36
9,47
Sedang
38
72,95
68,42
72
56
88
32
7.17
Rendah
22
67,82
65
68
52
84
32
10,36
Data tentang prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat pada lampiran 28.
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Pengujian Persyaratan Eksperimen Uji persyaratan eksperimen menggunakan uji keseimbangan. Data untuk uji keseimbangan ini diambil dari nilai rapor matematika siswa pada semester I kelas X tahun pelajaran 2010/2011 kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki kondisi awal yang sama. Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan metode Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. Hasil uji normalitas keadaan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.7. Table 4.7 Hasil Uji Normalitas Keadaan Awal Uji Normalitas
Lobs
Ltab
Keputusan
Kesimpulan
Kelas Eksperimen
0.0798
0.1437
H0 tidak ditolak
Normal
Kelas Kontrol
0.0909
0.1437
H0 tidak ditolak
Normal
Keadaan awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Dari tabel tampak bahwa Lobs untuk masing-masing sampel tidak melebihi Ltab. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah H0 tidak ditolak, artinya masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30 untuk normalitas kelas eksperimen, dan lampiran 29 untuk kelas kontrol. Dari hasil uji keseimbangan keadaan awal dengan menggunakan uji-t diperoleh tobs = 0.1019 bukan merupakan anggota DK = {t | t < - 1,96 atau t > 1,96}. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki keadaan awal sama sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai keadaan awal seimbang. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 31.
2. Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan metode Lilliefors dengan taraf signifikansi 0,05. Dalam penelitian ini uji normalitas yang dilakukan antara lain: uji normalitas prestasi belajar matematika kelas eksperimen, uji normalitas prestasi belajar matematika kelas kontrol, uji normalitas prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar matematika tinggi, uji normalitas prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar matematika sedang dan uji normalitas prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar matematika rendah. Hasil uji normalitas tes prestasi belajar siswa disajikan dalam Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Normalitas Sumber
n
Lobs
Ltab
Keputusan Uji
Kesimpulan
Kelas Eksperimen
38
0,0789
0,1437
H0 tidak ditolak
Normal
Kelas Kontrol
38
0,0827
0,1437
H0 tidak ditolak
Normal
Minat Tinggi
16
0,0829
0,2130
H0 tidak ditolak
Normal
Minat Sedang
38
0.0983
0.1437
H0 tidak ditolak
Normal
Minat Rendah
22
0.1002 0,1832 H0 tidak ditolak commit to user
Normal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa harga Lobs untuk masing-masing sumber tidak melebihi Ltab. Artinya Lobs bukan merupakan anggota Daerah Kritik. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah H0 tidak ditolak untuk masing-masing sumber. Hal ini berarti masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya untuk uji normalitas kelas eksperimen, kelas kontrol, minat belajar matematika tinggi, sedang dan rendah berturut-turut dapat dilihat pada lampiran 32, 33, 34 35, dan 36. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlet dengan statistik uji Chi Kuadrat dan taraf signifikan 0,05. homogenitas
prestasi
belajar
matematika
siswa
ditinjau
dari
model
pembelajaran) dan antar kolom (uji homogenitas prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari minat belajar matematika siswa). Hasil uji coba homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Homogenitas Sumber
K
Keputusan Uji
Kesimpulan
Model pembelajaran
2
0,116
3,841
H0 tidak ditolak
Homogen
Minat belajar siswa
3
4,034
5,991
H0 tidak ditolak
Homogen
Dari Tabel 4.9 terlihat bahwa harga χ
tidak melebihi χ
. Artinya χ
untuk masing-masing sumber
bukan merupakan anggota Daerah Kritik.
Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah H0 tidak ditolak untuk masing-masing sumber. Hal ini berarti masing-masing sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan uji homogenitas minat belajar matematika siswa dapat dilihat pada lampiran 37 dan uji homogenitas model pembelajaran pada lampiran 39.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
C. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Deskripsi data nilai matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Deskripsi Data Nilai Matematika MINAT BELAJAR SISWA
Konvensional
TPS
Model Pembelajaran
Tinggi 72 80 84
92 88
88 88
84 80
80 84
68 60
Sedang 92 96
76
68 68 72 72
72 84 56 76
76 76 76 88
72
76
64
80 76 76 76 76
84 80 72 72 72
80 72 72 68 68
Rendah 80 80 80 64
56 84 72
60 84 64
72 76
76 80
64 64 60 60
84 68 68
64 60 56
76 52 68
56 52 64
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Sumber
JK
Model Pembelajaran(A) 500,38
dK
Fobs Ftab
Keputusan uji
500,38 7,11 3.99
H0A ditolak
Minat Belajar (B)
2037,77 2 1018,89 14,48 3.14
H0B ditolak
Interaksi (AB)
142,87
Galat
4923,98 70 123.12
Total
7605
1
RK
2
75
71,43
-
commit to user
1,02 3.14 H0AB tidak ditolak -
-
-
-
-
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diperoleh informasi sebagai berikut : a. Terdapat perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat. Hal ini berarti kedua model pembelajaran memberikan efek yang tidak sama terhadap prestasi belajar matematika pada materi luas dan volume bangun ruang. b. Terdapat perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat. Hal ini berarti ketiga kategori minat belajar matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) memberikan efek yang tidak sama terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang. c. Tidak terdapat interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat yaitu antara penggunaan model pembelajaran dan minat belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang.Perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 41.
2. Uji Komparasi Ganda Uji komparasi ganda dilakukan dengan menggunakan metode Scheffe. Berdasarkan perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama telah diperoleh keputusan uji bahwa H0A dan H0B ditolak sedangkan H0AB tidak ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi rataan antar kolom (minat belajar siswa). Uji komparasi ganda antar baris tidak perlu dilakukan karena variabel model pembelajaran hanya ada dua tingkat (‘’Think Pair Share’’) dengan pendekatan struktural dan model konvensional dengan pembelajaran langsung). Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan ‘’Think Pair Share’’ dengan pendekatan struktural memiliki prestasi yang berbeda daripada siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional dengan pembelajaran langsung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.12.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Tabel 4.12 Tabel Rataan dan Rataan Marginal Minat Belajar Matematika Siswa Rataan Marginal Tinggi Sedang Rendah 84,89 73,68 72,40 76,99 pendekatan struktural TPS 78,29 72,21 64 71,50 Konvensional dg Direct Instruction 81,59 72,95 68,20 Rataan Marginal Model Pembelajaran
Hasil perhitungan uji pasca anava antar kolom disajikan dalam Tabel 4.13. Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Komparasi
Fobs
2F0.05; 2; 70
μ.1 vs μ.2
11,10
15,7162
H0 tidak ditolak
22,40
15,7162
H0 ditolak
μ.2 vs μ.3
4,41
15,7162
H0 tidak ditolak
μ.1 vs μ.3
Keputusan Uji
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 42) Berdasarkan rangkuman hasil yang diperoleh dari Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa: a
H0 tidak ditolak karena F.1.2 = 11,10 < 15,7162 = 2F0.05; 2;70 . Hal ini berarti siswa dengan minat belajar matematika tinggi dan sedang memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar matematika yang sama.
b H0 ditolak karena F.1.3 = 22,40 > 15,7162 = 2F0.05; 2 ;70 . Hal ini berarti siswa dengan minat belajar matematika tinggi dan rendah memiliki pengaruh prestasi belajar matematika yang tidak sama. Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh rataan marginal untuk minat belajar matematika tinggi adalah 81,59 dan minat belajar rendah adalah 68,20. Dilihat dari rataan marginalnya dapat disimpulkan bahwa siswa dengan minat belajar tinggi memiliki pengaruh prestasi belajar matematika lebih baik dari siswa dengan minat belajar rendah. c
H0 tidak ditolak karena F.2.3 = 4,41 < 15,7162 = 2F0.05;
2 ;70.
Hal ini berarti
siswa dengan minat belajar matematika sedang dan rendah memiliki pengaruh prestasi belajar matematika yang sama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
D. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan diperoleh Fobs= 7,11 > 3.99 = Ftab, sehingga Fobs merupakan anggota Daerah Kritik. Karena Fobs merupakan anggota Daerah Kritik maka H0A ditolak, ini berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dan model konvensional yaitu model pembelajaran langsung (Direct instruction). Berdasarkan rataan marginal (siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” adalah 76,99 sedangkan pada siswa-siswa yang diberi model konvensional adalah 71,50) sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa yang diberi model pembelajaran langsung (Direct instruction). Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adanya interaksi antara siswa melalui diskusi untuk menyelesaikan masalah yang akan meningkatkan keterampilan siswa dan juga baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui pembelajaran tersebut. Selain itu, model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dalam pembelajarannya mendorong siswa untuk berfikir aktif dan kreatif serta lebih menekankan pada penghargaan kooperatif dari pada individual sehingga prestasi belajar akan maksimal. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model konvensional dengan pembelajaran langsung pada materi luas dan volume bangun ruang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
2. Hipotesis Kedua Berdasarkan perhitungan uji anava dua jalan dengan sel tak sama yang dilakukan diperoleh Fb = 14,48 > 3.14 = Ftab. Fb adalah anggota Daerah Kritik maka diambil keputusan uji H0B ditolak. Hal ini berarti ketiga kategori minat belajar matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) memberikan efek yang tidak sama terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang. Selanjutnya dari uji komparasi ganda diperoleh DK = {F | F > 15,7162} dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a
F.1.2 = 11,10 ∉ DK.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada siswa dengan minat belajar tinggi dan siswa dengan minat belajar sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki minat belajar matematika tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar yang sama baik pada materi luas dan volume bangun ruang. b F.1.3 = 22,40 ∈ DK.
Hal ini berarti ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada siswa dengan minat belajar tinggi dan siswa dengan minat belajar rendah. Karakteristik perbedaan tersebut sesuai dengan karakteristik perbedaan rataan marginalnya. Dari Tabel 4.6 diperoleh rataan prestasi belajar matematika siswa kelompok minat tinggi adalah 82 dan rataan prestasi belajar matematika siswa kelompok minat belajar rendah adalah 67,82. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa dengan minat belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan minat belajar rendah pada materi luas dan volume bangun ruang .
c
F.2.3 = 4,41 ∉ DK.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada siswa dengan minat belajar sedang dan siswa dengan minat belajar rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa dengan minat belajar matematika sedang dan rendah memiliki prestasi belajar yang sama commit to user baik pada materi luas dan volume bangun ruang.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
3. Hipotesis Ketiga Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan diperoleh Fobs = 1,02 < 3,14 = Ftab, sehingga Fobs bukan merupakan anggota Daerah Kritik. Karena Fobs bukan merupakan anggota Daerah Kritik maka H0AB tidak ditolak, ini berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi luas dan volume bangun ruang. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model konvensional pada materi luas dan volume bangun ruang baik secara umum maupun jika ditinjau dari masing-masing minat belajar siswa. Sedangkan prestasi belajar matematika siswa dengan minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan minat belajar rendah, minat belajar sedang sama baiknya jika dibandingkan dengan minat belajar rendah maupun tinggi baik secara umum maupun kalau ditinjau dari masing-masing model pembelajaran.
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya analisis variansi serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan di muka, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Tedapat pengaruh model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan model konvensional yaitu model pembelajaran langsung (Direct instruction) pada materi luas dan volume bangun ruang. 2.
Terdapat pengaruh minat terhadap prestasi belajar matematika antara siswa yang memiliki minat belajar matematika tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah, tidak terdapat pengaruh minat terhadap prestasi belajar matematika antara siswa yang memiliki minat belajar matematika tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika sedang dan tidak terdapat pengaruh minat terhadap prestasi belajar matematika antara siswa yang memiliki minat belajar matematika sedang dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah pada materi luas dan volume bangun ruang.
3.
Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi luas dan volume bangun ruang. Hal ini berarti bahwa pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model konvensional dengan pembelajaran langsung (Direct instuction) pada materi luas dan volume bangun ruang baik untuk siswa yang mempunyai minat belajar tinggi, sedang, maupun rendah.
commit to user
62
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, maka penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.
1. Implikasi Teoritis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “ThinkPair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan model konvensional dengan pembelajaran langsung (Direct instruction). Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dapat membuat siswa aktif di dalam mengikuti kegiatan belajar dan bertanggungjawab dalam mempelajari materi serta siswa dapat lebih berfikir secara sistematis. Untuk itu model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” perlu diterapkan terutama pada materi luas dan volume bangun ruang. Minat belajar matematika siswa termasuk salah satu faktor bagi keberhasilan siswa, siswa yang memiliki minat belajar matematika tinggi akan menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar matematika sedang. Hal ini dikarenakan siswa dengan minat belajar matematika tinggi lebih aktif mencari penyelesain suatu masalah dan mereka cenderung lebih kritis daripada siswa dengan minat belajar matematika sedang. Dalam pelajaran matematika, minat dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, oleh karena itu setiap siswa mempunyai kesempatan dalam memperbaiki dan meningkatkan minat belajar matematikanya.
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan kualitas prestasi belajar matematika siswa. Prestasi belajar matematika siswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan metode pembelajaran dan aktivitas belajar matematika siswa. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dapat dijadikan satu alternatif apabila guru dan calon guru matematika ingin melakukan variasi dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa hendaknya guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran diantaranya adalah respons dan minat siswa dalam belajar matematika yang dimiliki oleh masing-masing siswa serta kemajemukan dalam kelas tersebut. Guru juga harus memperhatikan beberapa komponen yang mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa yaitu diantaranya kreativitas belajar, intelegensi, kemampuan awal, kedisiplinan siswa, bakat dan motivasi siswa, kondisi sosial ekonomi siswa, latar belakang keluarga dan lingkungan.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, ada beberapa hal yang perlu peneliti sarankan, yaitu: 1. Bagi Pendidik a. Agar guru bersedia untuk melakukan variasi dalam proses pembelajaran matematika
dengan
menggunakan
kombinasi
beberapa
model
pembelajaran untuk menghilangkan kejenuhan dan tergantungnya siswa pada model pembelajaran tertentu dan perlu memperhatikan juga adanya pemilihan model pembelajaran yang tepat yaitu sesuai dengan materi pada pokok bahasan yang dipelajari. Salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” pada materi luas dan volume bangun ruang.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Dalam proses belajar mengajar matematika perlu memperhatikan pada pentingnya minat belajar matematika siswa. Minat belajar matematika siswa dapat tumbuh atau berkembang dari rumah, sehingga guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa agar memiliki minat belajar matematika yang tinggi. c. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru memperhatikan keaktifan siswa, misalnya dengan cara memilih dan menggunakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan keaktifan siswa. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk bersaing secara sehat, berinisiatif, berfikir secara kritis dan aktif dalam proses pembelajaran, tidak perlu takut untuk mengemukakan ide, pendapat serta mengajukan pertanyaan. b. Siswa hendaknya berusaha untuk menghapus kesan dalam dirinya yang menganggap matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan.
Siswa
harus
berusaha
untuk
meningkatkan
rasa
ketertarikannya pada matematika, karena dengan adanya perasaan tertarik ini belajar matematika akan terasa lebih menyenangkan. c. Siswa hendaknya selalu berusaha untuk menumbuhkembangkan minat belajar dalam dirinya, karena dengan minat tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Peneliti Lain Semoga apa yang diteliti dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan penelitian yang lebih luas. Dalam penelitian ini, yang diteliti adalah model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural tipe “Think-Pair-Share” dan model konvensional dengan pembelajaran langsung (Direct instruction) hanya pada materi luas dan volume bangun ruang, sehingga dapat juga nanti diteliti untuk model yang lain ataupun pada materi yang berbeda. Harapan peneliti yang lain adalah apa yang diteliti dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pendidik pada umumnya dan peneliti commit to user pada khususnya.