PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN KUDUS
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh Alfiatun Ni’mah 4201410012
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) janganlah kamu merasa takut dan jangan pula kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan surga yang dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 30)
PERSEMBAHAN: 1.
Untuk bapak dan ibu, terima kasih untuk do’a dan semangat yang senantiasa diberikan.
2.
Untuk adik dan kakak, terima kasih selalu memberikan semangat dan motivasi.
3.
Untuk teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2010, terima kasih atas bantuannya.
4.
Untuk teman-teman PPL SMP N 19 Semarang dan KKN Dusun Branggah, terima kasih atas kenangan dan pengalaman yang sangat berharga.
5.
Untuk almamaterku Unnes.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus”. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan tenaga, pikiran, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ungkapan rasa terima kasih yang tulus disampaikan kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., rektor Unnes.
2.
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan FMIPA Unnes.
3.
Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika.
4.
Dr. Sarwi, M.Si., dosen wali yang telah memberikan motivasi dan solusi.
5.
Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si., pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal selama menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
7.
Staf Perpustakaan Unnes yang memberikan layanan selama menempuh pendidikan hingga penulisan skripsi.
8.
Bapak, ibu, dan adik tercinta, yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.
vi
9.
Kepala MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus yang telah memberikan ijin penelitian.
10. Hartini Regent, S.Pd., guru IPA kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 11. Siswa kelas VIII A, VIII B dan IX D MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus yang telah membantu proses penelitian. Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun akan saya terima untuk perbaikan di masa mendatang.
Semarang,
Agustus 2014
Penulis
Alfiatun Ni’mah 4201410012
vii
ABSTRAK Ni’mah, Alfiatun. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, metode eksperimen, think pair share Pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi, sehingga potensi mereka dapat berkembang secara optimal. Namun berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru IPA fisika di MTs. Nahdlatul Muslimin diketahui bahwa guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, pembelajaran ini didominasi oleh guru (teacher centered), sehingga proses pembelajaran kurang menarik, komunikasi antara guru dan siswa maupun antarsiswa minim, partisipasi mereka dalam pembelajaran tergolong kurang, dan hasil belajar fisika pada materi cahaya dan optik tergolong rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diterapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pretest-posttest control group design. Kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen. Kelas VIII A sebagai kelas kontrol diterapkan metode ceramah dan tanya jawab. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Dokumentasi berupa nilai rapor semester gasal IPA, (2) Tes berupa pre-test dan post-test, (3) Observasi berupa lembar observasi aktivitas belajar. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa digunakan uji gain, sedangkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa digunakan analisis observasi aktivitas belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada penerapan Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkat. Aktivitas belajar siswa pada penerapan Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen juga meningkat. Aspek aktivitas belajar siswa yang dinilai adalah melakukan percobaan, menyimpulkan hasil percobaan, mengajukan pertanyaan, mendengarkan presentasi, mengemukakan pendapat, mengerjakan tes dan mencatat materi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
viii
ABSTRACT Ni’mah, Alfiatun. 2014. The Application of Think Pair Share (TPS) Learning Model With Experimental Method to Improve Students’ Learning Result and Learning Activities of Eighth Grade Student of MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus. Skripsi, Physics Department, Mathematics and Science Faculty. Universitas Negeri Semarang. Advisor Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. Key words: learning activities, learning result, experimental method, think pair share In learning process, students have to be actively involved, so their skill can optimally improve. However, based on an observation and an interview with the physics teacher of MTs. Nahdlatul Muslimin, it is known that the teacher mainly used lecturing and question-answer method, the process is dominated by the teacher, so the process is less interesting, teacher-students interaction is more likely never found, they are less participate in the process, moreover, the light and optics learning result is low. To surpass the problem, the researcher used Think Pair Share (TPS) method. The research is aimed at understanding the enhancement of the learning result and students activities by using Think Pair Share (TPS) and experimental method. The research used experimental research method that used pretest-posttest control group design. Class VIII B as an experimental group was treated by using Think Pair Share (TPS) and experimental method. Class VIII A as a control group was treated by using lecturing questin answer method. The mehod of data accumulation in this research are: (1) Documentation are first semester result, (2) Test are pre-test and post-test, (3) observation are observation sheet of learning activities. To know the enhancement of the learning result by using gain test, meanwhile to know the enhancement of the student activities by using observation analysis of learning activities. The research result showed that the result of the students treated with Think Pair Share (TPS) and experimental method can enhance. The learning activities of the students treated with Think Pair Share (TPS) and experimental method can also enhance. Aspect of the learning activities be valued by do the experimentation, conclude the experimentation result, give the question, hear of presentation, suggest the opinion, do the test and make a note of the lesson. Based on the research that Think Pair Share (TPS) with experimental method can enhance the students learning result and their activities.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................
ii
PERNYATAAN .........................................................................................
iii
PENGESAHAN .........................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
PRAKATA .................................................................................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiv
BAB 1
2
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
4
1.5 Penegasan Istilah ..........................................................................
4
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar ................................................................................. x
7
3
4
5
2.2 Aktivitas Belajar ..........................................................................
8
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) ...
10
2.4 Metode Eksperimen .....................................................................
15
2.5 Tinjauan tentang Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya ................
16
2.6 Kerangka Berpikir ........................................................................
25
2.7 Hipotesis Penelitian .....................................................................
28
METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................
29
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................
29
3.3 Desain Penelitian ..........................................................................
30
3.4 Metode Pengumpulan Data ..........................................................
31
3.5 Prosedur Penelitian ......................................................................
32
3.6 Metode Analisis Data ...................................................................
36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................
49
4.2 Pembahasan ..................................................................................
56
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ......................................................................................
64
5.2 Saran ............................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
65
LAMPIRAN ...............................................................................................
68
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 Desain Penelitian ................................................................................
30
3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal .........................................................
38
3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal ...............................................................
39
3.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika .................
42
3.5 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Rapor IPA Fisika ..............................................................................................................
43
3.6 Kategori Peningkatan Hasil Belajar ....................................................
47
3.7 Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa ....................................................
48
4.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-test dan Post-test ..........
52
4.2 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Pre-test dan Post-test .
53
4.3 Hasil Perhitungan Uji Gain Nilai Pre-test dan Post-test ....................
54
4.4 Analisis aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ............
55
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Bagian-bagian Cermin Cekung ...........................................................
17
2.2 Cermin Cekung akan Mengumpulkan Sinar Pantul (Konvergen) ......
17
2.3 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama ................................
18
2.4 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Fokus ...................................
18
2.5 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Pusat Kelengkungan ............
18
2.6 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung ...................................
19
2.7 Bagian-bagian Cermin Cembung ........................................................
20
2.8 Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul (Divergen) .........
20
2.9 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama ................................
21
2.10 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus ..................................
21
2.11 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan ...........
21
2.12 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung ...............................
22
2.13 Geometri untuk Menghitung Jarak Bayangan s’ dari Jarak s dan Jari-jari Kelengkungan r ...................................................................................
23
2.14 Geometri untuk Menentukan Pembesaran Cermin Cekung .......................
24
2.15 Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan Cembung .............................................................................................
25
2.16 Skema Alur Berpikir ..........................................................................
34
3.1 Skema Alur Penelitian ........................................................................
35
4.1 Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol .............................................................................................................. xiii
55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba (IX D) ........................................
69
2
Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba ......................................................
70
3
Soal Uji Coba ......................................................................................
72
4
Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................................
82
5
Analisis Hasil Soal Uji Coba ..............................................................
83
6
Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test ...................................................
91
7
Soal Pre-test dan Post-test ..................................................................
93
8
Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test .................................................
99
9
Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen (VIII B) .................................
100
10 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (VIII A) .......................................
101
11 Nilai Rapor IPA Fisika Semester Gasal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................................
102
12 Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika Kelas Eksperimen (VIII B) ..
104
13 Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika Kelas Kontrol (VIII A) .........
105
14 Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Rapor IPA Fisika antara Kelas Eksperimen dan Kontrol .....................................................................
106
15 Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji Dua Pihak) Nilai Rapor IPA Fisika Kelas Eksperimen dan Kontrol ...........................................................
107
16 Daftar Pengelompokan Siswa Kelas Eksperimen ...............................
108
17 Daftar Pengelompokan Siswa Kelas Kontrol ......................................
109
xiv
18 Silabus Pembelajaran ..........................................................................
110
19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .....................
113
20 Bahan Ajar ..........................................................................................
123
21 Lembar Kerja Siswa (LKS I) Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung ..............................................................................................................
130
22 Lembar Kerja Siswa (LKS II) Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung ..............................................................................................................
134
23 Kunci Jawaban LKS I dan LKS II ......................................................
138
24 Data Nilai Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................
139
25 Analisis Hasil Pre-test Kelas Eksperimen ..........................................
141
26 Analisis Hasil Pre-test Kelas Kontrol .................................................
142
27 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen (VIII B) ...........................
143
28 Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol (VIII A) .................................
144
29 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Pre-test antara Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................................................................
145
30 Data Nilai Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ................
146
31 Analisis Hasil Post-test Kelas Eksperimen .........................................
148
32 Analisis Hasil Post-test Kelas Kontrol ...............................................
149
33 Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen ........................................
150
34 Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol ..............................................
151
35 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Post-test antara Kelas Eksperimen dan Kontrol .........................................................................................
xv
152
36 Uji Gain Ternormalisasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ..............................................................................................................
153
37 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................................
154
38 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen ...........
156
39 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Kontrol .................
158
40 Dokumentasi Penelitian ......................................................................
160
41 Surat-surat Penelitian ...........................................................................
162
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Rendahnya pendidikan di Indonesia menurut data pada Education For All
(EFA) Global Monitoring Report 2012 dari UNESCO, indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 120 negara. Pada tingkat ASEAN, indeks pembangunan pendidikan Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Philipina. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 39 menyatakan “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.” Dalam KTSP maupun dalam kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013, pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi, sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Guru harus memilih model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang disampaikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru IPA fisika kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin diketahui bahwa guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kurikulum yang diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 adalah KTSP. Dalam pembelajaran guru jarang menerapkan metode
1
2
diskusi dan metode eksperimen. Cahaya dan optik merupakan materi IPA fisika kelas VIII semester genap yang dianggap siswa sulit. Hal ini dibuktikan dengan persentase nilai ulangan harian siswa kelas VIII tahun ajaran 2012/2013 pada materi cahaya dan optik yang memenuhi KKM sebesar 34%. Berdasarkan masalah di atas, perlu diupayakan adanya pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Salah satu solusi yang dapat digunakan yaitu dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan metode eksperimen. Menurut Eggen dan Kauchak pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2011: 58). Pembelajaran kooperatif digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli orang lain. Suprijono (2013: 89-102) mengungkapkan beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw, Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT), Group Investigation (GI), Two Stay Two Stray, Make a Match, dan lain-lain. Lie (2004: 57) mengungkapkan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Penelitian terkait dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) telah dilakukan. Hasil penelitian Ibrahim (2010) menunjukkan bahwa penerapan
3
model pembelajaran Think Pair and Share tebukti dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian Jannah et al. (2013) menunjukkan bahwa target untuk aktivitas belajar siswa yaitu sebanyak 70% siswa aktif dalam pembelajaran. Persentase jumlah siswa yang aktif pada siklus II meningkat mencapai 70,3%. Berdasarkan data tersebut, target aktivitas belajar siswa pada penelitian ini dapat terpenuhi. Hasil penelitian tersebut menambah bukti adanya pengaruh positif dari penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode eksperimen ini tidak hanya bertujuan dapat meningkatkan hasil belajar atau hanya meningkatkan aktivitas siswa saja, namun dapat meningkatkan keduanya, yaitu hasil belajar dan aktivitas siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilaksanakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang diteliti adalah:
(1) Apakah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa? (2) Apakah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
4
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
I.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
(1) Bagi mahasiswa, dapat memperoleh bekal tambahan bagi calon guru fisika sehingga diharapkan dapat bermanfaat kelak ketika terjun di lapangan. (2) Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan meningkatkan aktivitas belajar siswa. (3) Bagi guru, sebagai bahan referensi atau masukan dalam menentukan model pembelajaran
yang
akan
digunakan
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. (4) Bagi Institusi, sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.
1.5
Penegasan Istilah
1.5.1 Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Menurut Eggen dan Kauchak pembelajaran
5
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2011: 58). 1.5.2
Metode Eksperimen Menurut Djamarah (2010: 84), metode eksperimen (percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran dengan siswa melakukan percobaan, mereka mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 1.5.3
Hasil Belajar Menurut Benyamin Bloom hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Rifa’i & Anni, 2009: 86). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif ada enam aspek, yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) penilaian. Hasil belajar ranah kognitif siswa yang diteliti terbatas pada empat aspek, yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, dan (4) analisis. 1.5.4
Aktivitas Belajar Kelompok aktivitas yang diteliti difokuskan pada:
(1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat. (2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok.
6
(3) Kegiatan-kegiatan menulis: menyimpulkan hasil percobaan, mencatat materi yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes. (4) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan.
1.6
Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.6.1
Bagian Awal Bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, motto dan
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 1.6.2
Bagian Isi BAB I pendahuluan, berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II tinjauan pustaka, berisi tentang kajian teori dan konsep yang mendasari penelitian. BAB III metode penelitian, berisi tentang populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penelitian, dan metode analisis data. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh disertai pembahasannya. BAB V penutup, berisi simpulan dan saran. 1.6.3
Bagian Akhir Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hasil Belajar Menurut Rifa’i & Anni (2009: 85), hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Benyamin Bloom hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif ada enam aspek, yaitu: (1) Pengetahuan, didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya. (2) Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi pelajaran. (3) Penerapan, mengacu pada kemampuan menggunakan materi pelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit. (4) Analisis, mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagianbagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. (5) Sintesis, mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru.
7
8
(6) Penilaian, mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pelajaran (pernyataan, novel, laporan) untuk tujuan tertentu (Rifa’i & Anni, 2009: 86). Hasil belajar ranah kognitif siswa yang diteliti terbatas pada empat aspek, yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, dan (4) analisis. Sedangkan ranah afektif dan psikomotorik telah tercakup dalam beberapa kelompok aktivitas yang dinilai.
2.2
Aktivitas Belajar Menurut Sardiman (2011: 95-96), pada prinsipnya belajar adalah berbuat.
Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajarmengajar. Menurut Hamalik (2008: 90), pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, siswa belajar dan mengalami sendiri. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Paul D. Diedrich menklasifikasikan aktivitas belajar menjadi 8 kelompok berikut.
9
(1) Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain. (2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. (3) Kegiatan-kegiatan
mendengarkan:
mendengarkan
penyajian
bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. (4) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, menulis karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. (5) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola. (6) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun. (7) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan. (8) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya (Hamalik, 2008: 90-91).
10
Kelompok aktivitas yang diteliti difokuskan pada: (1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat. (2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok. (3) Kegiatan-kegiatan menulis: menyimpulkan hasil percobaan, mencatat materi yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes. (4) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan. Klasifikasi aktivitas tersebut menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) maka beberapa kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih dinamis, siswa dapat lebih leluasa dalam mengungkapkan pendapat, aktivitas belajar siswa menjadi meningkat, dan siswa dapat bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) 2.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Eggen dan Kauchak menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2011 : 58). Pembelajaran kooperatif digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan
11
orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli orang lain (Suprijono, 2013: 89102). Menurut Suprijono (2013: 54-55), pembelajaran kooperatif lebih diarahkan oleh guru, guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan, sedangkan siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Kelebihan pembelajaran kooperatif diantaranya: (1) Siswa menjadi tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. (2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal. (3) Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. (4) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. (5) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir (Sanjaya, 2008: 246). Suprijono
(2013:
89-102)
mengungkapkan
beberapa
tipe
model
pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw, Think Pair Share, Numbered Heads Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match dan lain-lain. 2.3.2
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Menurut Lie (2004: 57), Think Pair Share (TPS) merupakan strategi
pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di
12
Universitas of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya “Pairing”, pada tahap ini guru meminta siswa berpasangpasangan. Guru memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan “Sharing” (Suprijono, 2013: 91). Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dalam penelitian ini sebagai berikut. (1) Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil LKS, alat dan bahan percobaan. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS. (2) Guru menfasilitasi dan mendampingi siswa melakukan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. (3) Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS.
13
(4) Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan. (5) Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa mengerjakan pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS secara individu di buku tugas masing-masing (Tahap Think). (6) Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing (Tahap Pair). (7) Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya. (8) Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya (Tahap Share). (9) Guru menanggapi hasil presentasi siswa dan memberikan informasi yang sebenarnya. (10) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) mengarahkan siswa untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri secara individu maupun berkelompok. Jadi guru hanya bersifat sebagai fasilitator saja.
14
Menurut Lie (2008: 58), keunggulan Think Pair Share (TPS) adalah: (1) Meningkatkan kemandirian siswa. Pada saat proses bepikir siswa melatih kemandirian siswa untuk memikirkan jawaban sendiri tanpa bantuan dari siswa lain. (2) Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya. Pada saat berpasangan maupun diskusi kelompok siswa dapat bertukar pikiran untuk memunculkan ide baru. (3) Melatih kecepatan berpikir siswa. Adanya pembatasan waktu pada saat proses berpikir siswa menjadi terbiasa dengan proses pemikiran dan pengambilan ide dalam waktu yang singkat. Penelitian terkait dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) telah dilakukan. Hasil penelitian Ibrahim (2010) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair and Share tebukti dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian Jannah et al. (2013) menunjukkan bahwa target untuk aktivitas belajar siswa yaitu sebanyak 70% siswa aktif dalam pembelajaran. Persentase jumlah siswa yang aktif pada siklus II meningkat mencapai 70,3%. Berdasarkan data tersebut, target aktivitas belajar siswa pada penelitian ini dapat terpenuhi. Hasil penelitian Nugraha (2013) menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran TPS disertai media Index Card Match efektif meningkatkan prestasi belajar materi ikatan kimia siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian Wahyuni (2013) menunjukkan bahwa metode eksperimen dengan strategi TPS (Think-Pair-Share) dalam model pembelajaran diskusi berpengaruh positif
15
terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada materi perpindahan panas di kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Hasil penelitian tersebut menambah bukti adanya pengaruh positif dari penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode eksperimen ini tidak hanya bertujuan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau hanya meningkatkan aktivitas belajar siswa saja, namun dapat meningkatkan keduanya, yaitu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
2.4
Metode Eksperimen Menurut Djamarah (2010: 84), metode eksperimen (percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran dengan siswa melakukan percobaan, mereka mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Pada metode eksperimen, kegiatan berfokus pada siswa. Pembelajaran dengan metode eksperimen menuntut siswa untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialami. Kelebihan metode eksperimen antara lain: (1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia (Djamarah, 2010: 84-85).
16
Metode eksperimen dalam penelitian ini dilaksanakan dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan diterapkan pada kelas eksperimen, yaitu kelas VIII B. Percobaan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. Metode eksperimen dilaksanakan secara berkelompok, siswa dibimbing oleh guru dalam pembentukan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) pada masing-masing kelompok. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS. Guru menfasilitasi dan mendampingi siswa melakukan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS. Guru memeriksa percobaan yang dilakukan siswa apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan.
2.5
Tinjauan tentang Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Cermin merupakan permukaan optis yang bersifat memantulkan lebih dari
95 persen cahaya yang mengenainya. Cermin memiliki bidang pemantul licin yang dilapisi bahan mengkilat berupa amalgam (campuran perak dan raksa). 2.5.1
Pemantulan pada Cermin Cekung Bagian-bagian dari cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 2.1.
17
Gambar 2.1 Bagian-Bagian Cermin Cekung Titik P merupakan titik pusat kelengkungan cermin, titik F merupakan titik fokus cermin, titik O merupakan titik pusat bidang cermin (vertex), R merupakan jari-jari kelengkungan, dan f merupakan jarak fokus. Jika jarak antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dan titik pusat bidang cermin (O) merupakan jari-jari kelengkungan cermin (R), sedangkan jarak antara titik fokus (F) dan titik pusat bidang cermin (O) merupakan jarak fokus (f), maka berlaku persamaan:
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan sinar (konvergen). Ketika sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cemin cekung, maka sinar-sinar pantul akan menuju ke satu titik yaitu titik fokus (F), seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Cermin Cekung akan Mengumpulkan Sinar Pantul (Konvergen) Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu: (1) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus (F), dilukiskan seperti pada Gambar 2.3.
18
Gambar 2.3 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama (2) Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama, dilukiskan seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Fokus (3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (P) dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Pusat Kelengkungan Kita dapat menggunakan dua sinar istimewa untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cekung. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 2.6.
19
Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis:
Keterangan
: f = jarak fokus s’ = jarak bayangan s = jarak benda
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi (jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan dengan: | Keterangan
: M = perbesaran bayangan h’ = tinggi bayangan h = tinggi benda
Cermin cekung dimanfaatkan untuk: (1) Sebagai pemantul pada lampu sorot mobil.
|
20
(2) Digunakan pada pengumpul sinar matahari dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (3) Sebagai pemantul pada lampu senter. 2.5.2
Pemantulan pada Cermin Cembung Bagian-bagian dari cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Bagian-Bagian Cermin Cembung Pada cermin cembung, titik pusat kelengkungan P dan titik fokus cermin F terletak di bagian belakang cermin. Oleh karena itu, jari-jari kelengkungan R dan jarak fokus cermin f bertanda negatif, bersifat maya. Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar (divergen). Ketika sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cermin cembung, maka sinar-sinar pantul akan menyebar, seperti pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul (Divergen) Sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga, yaitu: (1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (F), dilukiskan seperti pada Gambar 2.9.
21
Gambar 2.9 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama (2) Sinar datang menuju ke titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama, dilukiskan seperti pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus (3) Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2.12.
22
Gambar 2.12 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). Persamaannya adalah sebagai berikut:
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi (jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan dengan: |
|
Cermin cembung dimanfaatkan pada: (1) kaca spion mobil, (2) kaca spion motor, dan (3) kaca yang ditempatkan pada persimpangan jalan. Penurunan Rumus untuk Cermin Cekung dan Cermin Cembung Dalam menggambarkan lintasan sinar, serta menentukan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jari-jari kelengkungan, dan jarak fokus cermin pada peristiwa pembentukan bayangan sering digunakan anggapan bahwa sinar-sinar yang terlibat adalah sinar paraksial. Sinar paraksial adalah sinar yang berada sangat dekat dengan sumbu utama cermin, sejajar dengan sumbu utama dengan
23
jarak sangat kecil atau berpotongan dengan sumbu utama dengan sudut yang sangat kecil.
Gambar 2.13 Geometri untuk Menghitung Jarak Bayangan s’ dari Jarak s dan Jari-jari Kelengkungan r Jarak bayangan dari verteks (puncak) cermin V ke P’ dapat dihubungkan dengan jarak obyek dari verteks V ke titik P dan jari-jari kelengkungan cermin dengan memakai geometri elementer. Gambar 2.13 menunjukkan sebuah sinar dari sebuah titik obyek P yang memantul pada cermin dan melalui titik bayangan P’. Titik C adalah pusat kelengkungan cermin. Sinar-sinar yang datang dan yang dipantulkan membentuk sudut-sudut yang sama dengan garis radial CA, yang tegak lurus permukaan cermin. Misalkan s adalah jarak objek, s’ adalah jarak bayangan, dan r adalah jari-jari kelengkungan cermin. Sudut adalah sudut luar segitiga PAC sehingga sama dengan
.
Demikian juga dari segitiga PAP’
Dengan menghilangkan
dari persamaan-persamaan tersebut, maka
24
atau
Dengan memakai pendekatan
,
,dan
,
Penurunan rumus ini didasarkan pada anggapan bahwa sudut-sudut yang dibuat oleh sinar-sinar datang dan sinar-sinar yang dipantulkan dengan sumbusumbu tersebut adalah kecil. Hal ini sama dengan anggapan bahwa sinar-sinar tersebut paraksial. Saat jarak obyek adalah lebih besar dibandingkan jari-jari kelengkungan cermin, maka suku 1/s pada persamaan
menjadi lebih kecil dari 2/r dan
dapat diabaikan. Untuk s = ∞, jarak bayangan adalah
. Jarak ini disebut
panjang fokus f dari cermin tersebut.
Dengan menggunakan panjang fokus f, persamaan cermin tersebut adalah
Gambar 2.14 Geometri untuk Menentukan Pembesaran Cermin Cekung Gambar 2.14 menunjukkan bahwa bayangan tersebut dibalik dan tidak sama ukuran dengan obyeknya. Perbandingan antara ukuran bayangan terhadap
25
ukuran obyek didefinisikan sebagai perbesaran lateral dari bayangan tersebut. Pada Gambar 2.14 kita menggambar sinar pusat dari puncak obyek ke pusat cermin sinar ini membentuk sudut
dengan sumbu utama. Sinar yang dipantulkan
ke puncak bayangan membentuk sudut yang sama besarnya dengan sumbu utama. Sebuah perbandingan dari segitiga yang dibentuk oleh sinar datang, sumbu utama, dan obyek dengan segitiga yang dibentuk oleh sinar yang dipantulkan, sumbu utama, dan bayangannya menunjukkan bahwa perbesaran lateral y’/y sama dengan perbandingan dari jarak-jarak s’/s. Perbesaran bayangan lateral dirumuskan:
Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung dan cembung seperti pada Gambar 2.15.
cermin cekung
cermin cembung
Gambar 2.15 Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan Cembung
2.6
Kerangka Berpikir Pelajaran IPA fisika adalah pelajaran yang menarik untuk dipelajari karena
membahas kehidupan di sekitar kita. Namun IPA fisika bisa menjadi pelajaran yang sulit dan membosankan jika guru menggunakan cara pengajaran yang
26
kurang menarik dan kurang bervariasi. Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA fisika kelas VIII di MTs. Nahdlatul Muslimin, diketahui bahwa guru mata pelajaran IPA fisika sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajarannya. Metode ini memiliki kelemahan antara lain proses pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered), ini menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik, daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran fisika tergolong kurang sehingga hasil belajar fisika tergolong rendah, komunikasi antara guru dan siswa maupun antarsiswa minim, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran tergolong kurang. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran yang menciptakan suasana belajar lebih efektif dan menyenangkan. Dalam penelitian ini model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dilaksanakan dengan metode eksperimen. Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen memiliki langkah-langkah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Dalam model pembelajaran ini, siswa merupakan pusat dalam pembelajaran, siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya baik secara individu maupun berkelompok. Jadi guru hanya bersifat sebagai fasilitator saja. Peran guru dalam model pembelajaran TPS adalah menfasilitasi dan mendampingi siswa untuk melakukan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. Guru mengarahkan siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa (LKS), kemudian membimbing siswa berpasangan 2 orang (masih berada dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing, lalu meminta dua
27
pasangan (masih berada dalam satu kelompok) bergabung untuk berdiskusi, dan masing-masing kelompok diminta maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Penelitian terkait model pembelajaran Think Pair Share (TPS) telah dilakukan oleh beberapa peneliti, terbukti bahwa TPS dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa, prestasi siswa serta aktivitas belajar siswa. Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Berdasarkan
argumen
tersebut,
dapat
diketahui
bahwa
dengan
diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode eksperimen maka pembelajaran akan lebih dinamis, siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya baik secara individu maupun berkelompok, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat, siswa dapat melatih kecepatan berpikir siswa, dengan demikian hasil belajar fisika dan aktivitas belajar siswa dapat lebih optimal. Skema alur berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.16.
28
Fakta
1. Guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab 2. Pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered)
1. Proses pembelajaran kurang menarik 2. Hasil belajar fisika tergolong rendah 3. Komunikasi antara guru dan siswa maupun antarsiswa minim 4. Partisipasi siswa dalam pembelajaran tergolong kurang
Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen Siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya baik secara individu maupun secara berkelompok
Meningkatkan partisipasi siswa untuk mengungkapkan pendapat
Melatih kecepatan berpikir siswa.
Hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat Gambar 2.16 Skema Alur Berpikir
2.7
Hipotesis Penelitian
(1) Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin tahun pelajaran 2013/2014 yang meliputi kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIIID, VIII E, dan VIII F. 3.1.2
Sampel Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode simple
random sampling. Sampel dipilih secara acak dua kelas dan didapat kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa duduk pada kelas yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama dan dalam pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Setelah sampel diperoleh, maka dilakukan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, dan uji dua pihak menggunakan nilai rapor semerter gasal IPA, ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel memiliki kondisi awal yang sama.
3.2
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu:
(1) Variabel Bebas (Independent)
29
30
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran. (2) Variabel terikat (dependent) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa.
3.3
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental design dengan
pretest-posttest control group design. Desain penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Sampel
Kelas
Kodisi Awal
Perlakuan
Kondisi Akhir
VIII D
Eksperimen
O1
X
O2
VIII B
Kontrol
O3
Y
O4 (Arikunto, 2010: 125)
Keterangan: O1
= Pre-test pada kelas eksperimen
O2
= Post-test pada kelas eksperimen
O3
= Pre-test pada kelas kontrol
O4
= Post-test pada kelas kontrol
X
= Model Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen
Y
= Metode ceramah dan tanya jawab Pada awal proses pembelajaran, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi
pre-test dengan soal yang telah diujicobakan pada kelas uji coba. Untuk kelas uji
31
coba dipilih satu kelas selain kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas IX D. Saat petemuan terakhir, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post-test sebagai evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.1
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, dan sebagainya (Arikunto, 2009: 274). Datadata yang yang diperlukan adalah daftar nama siswa kelas VIII A, VIII B, dan IX D, serta nilai rapor semester gasal IPA siswa kelas VIII A dan VIII B MTs. Nahdlatul Muslimin tahun ajaran 2013/2014. 3.4.2
Metode Tes Tes tertulis terdiri dari pre-test dan post-test dengan bentuk soal pilihan
ganda sebanyak 20 soal. Pre-test diberikan pada awal proses pembelajaran dan post-test diberikan sebagai evaluasi saat pertemuan terakhir. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah memperoleh perlakuan. 3.4.3
Metode Observasi Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa secara langsung ketika proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkat penskoran dengan skala penskoran sesuai dengan kriteria yang
32
telah ditetapkan. Observasi dilakukan oleh dua observer yaitu peneliti dan satu rekan.
3.5
Prosedur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
(1) Menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin tahun ajaran 2013/2014. (2) Mengambil secara acak 2 sampel penelitian yaitu kelas VIII B untuk kelas eksperimen dan kelas VIII A untuk kelas kontrol. Kemudian menentukan kelas uji coba di luar sampel penelitian, yaitu kelas IX D. (3) Mengambil data nilai rapor semester gasal IPA siswa kelas VIII A dan VIII B sebagai data awal. (4) Menganalisis data poin (3) dengan melakukan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, dan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak). (5) Menyusun kisi-kisi instrumen tes. (6) Menyusun instrumen tes berdasarkan kisi-kisi yang ada. (7) Mengujicobakan instrumen tes pada kelas uji coba yaitu IX D yang nantinya setelah dianalisis digunakan sebagai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. (8) Menganalisis hasil instrumen tes pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, kemudian menentukan item-item soal yang tergolong sebagai instrumen yang baik.
33
(9) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Think Pair Share dengan metode eksperimen untuk diterapkan di kelas eksperimen (kelas VIII B). (10) Memberikan pre-test pada siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. (11) Menerapkan pelaksanaan pembelajaran Think Pair Share dengan metode eksperimen di kelas eksperimen. Observasi aktivitas belajar siswa dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Siswa mendapat pertanyaan dari guru mengenai sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada cermin dandan dan kaca spion mobil. Masing-masing siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut (Tahap Think). b. Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil LKS, alat dan bahan percobaan. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS. c. Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS. d. Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan. e. Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa mengerjakan pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS secara individu di buku tugas masing-masing (Tahap Think).
34
f. Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing (Tahap Pair). g. Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya. h. Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya (Tahap Share). i. Guru menanggapi hasil presentasi siswa dan memberikan informasi yang sebenarnya. j. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. (12) Memberikan post-test pada siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. (13) Menganalisis data akhir berupa hasil tes dan hasil observasi. (14) Menyusun hasil penelitian. Skema alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
35
Populasi
Kelas Uji Coba
Uji Coba Soal
Sampel
Analisis Instrumen Tes
Nilai Rapor Semester Gasal IPA
Analisis Data Awal
Instrumen Tes Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pre-test
Pre-test
Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Metode Eksperimen
Metode Ceramah dan Tanya Jawab
Post-test
Post-test Observasi
Observasi
Hasil Observasi
Analisis Data Akhir
Hasil Penelitian Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian
Hasil Observasi
36
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Analisis Instrumen Sebelum tes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, instrumen diujicobakan dahulu pada kelas uji coba yaitu kelas IX D, kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Pada analisis data digunakan pengkodean, siswa kelas eksperimen diberi kode E-XX dan kelas kontrol diberi kode K-XX. Sedangkan kelas uji coba diberi kode UCXX. 3.6.1.1 Uji Validitas Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Untuk mengetahui validitas suatu soal digunakan rumus koefisien korelasi product moment: ( √*
(
)(
)
) +*
(
) + (Arikunto, 2010: 213)
Dengan: = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X
= skor item soal tertentu
Y
= skor total
N
= jumlah siswa uji coba Hasil
5%. Jika harga
dibandingkan dengan tabel
product moment
dengan taraf signifikasi
, maka korelasi tersebut tidak signifikan sehingga soal
37
tidak valid. Jika harga
, maka korelasi tersebut signifikan sehingga
soal valid. 3.6.1.2 Uji Reliabiltas Analisis reliabilitas mengkaji keajegan (stability) atau ketetapan hasil tes manakala tes tersebut diujikan kepada siswa yang sama lebih dari satu kali. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen adalah rumus Rulon:
(Arikunto, 2010: 228) Dengan: = reliabilitas instrumen = varians (varians difference) = varians total = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir Untuk menghitung varians digunakan rumus: ∑
(∑ )
Keterangan: = varians (varians difference) = jumlah responden Untuk menghitung varians total digunakan rumus:
Keterangan: = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)
38
= varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap) Dengan: ∑
Hasil
(∑ )
dibandingkan dengan tabel
. Jika harga
, maka instrumen tersebut tidak reliabel. Jika harga , maka instrumen tersebut reliabel. 3.6.1.3 Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran butir soal diperlukan untuk mengetahui soal tersebut mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Untuk menghitung tingkat kesukaran soal, dapat menggunakan rumus:
(Arifin, 2012: 148) Hasil tingkat kesukaran tersebut kemudian ditafsirkan secara kualitatif menggunakan kriteria tingkat kesukaran soal pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval P 0,00 ≤ P ≤ 0,30 0,31 ≤ P ≤ 0,70 0, 71 ≤ P ≤ 1,00
Kriteria soal sukar soal cukup (sedang) soal mudah
39
3.6.1.4 Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk mencari daya pembeda soal digunakan rumus: ̅
̅
(Arifin, 2012: 146) Keterangan: = daya pembeda ̅
= rata-rata kelompok atas
̅
= rata-rata kelompok bawah = skor maksimum Hasil DP tersebut kemudian ditafsirkan secara kualitatif menggunakan
kriteria daya pembeda soal pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal Interval DP DP ≥ 0,40 0,3 ≥ DP ≤ 0,39 0,20 ≥ DP ≤ 0,29 DP ≤ 0,19
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Jelek
Instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal diujicobakan pada kelas uji coba, yaitu kelas IX D, kemudian dianalisis validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya, lalu diperoleh 20 butir soal yang tergolong sebagai instrumen yang baik. Soal tes ini memiliki perbandingan C1 : C2 : C3 : C4 = 10% : 35% : 35% : 20%. Untuk memenuhi distribusi soal tes
40
yang normal maka soal nomor 4 (nomor baru) yang tergolong kategori C4 diubah menjadi soal kategori C1, sehingga soal tes memiliki perbandingan C1 : C2 : C3 : C4 = 15% : 35% : 35% : 25%. Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 5. 3.6.2 Analisis Data Awal Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian dan dari hasil analisis ditarik kesimpulan. Analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel memiliki kondisi awal yang sama dan tahap akhir, yang merupakan tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian. 3.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data, apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, maka analisis lebih lanjut digunakan statistik parametrik, dalam hal ini adalah t-test. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh yaitu nilai rapor IPA fisika semester gasal, dapat digunakan uji chi-kuadrat. Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas sebagai berikut. sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut. (1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. (2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
41
(3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku. (4) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas. (5) Menghitung nilai
dari setiap batas kelas dengan rumus: ̅
Z adalah simpangan baku untuk kurve normal standar, adalah simpangan baku dan
adalah rata-rata sampel. (Sudjana, 2005: 138)
(6) Mengubah harga
menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan
tabel . (7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus: ∑
(
)
Dengan: = chi-Kuadrat = frekuensi pengamatan = frekuensi yang diharapkan (8) Membandingkan harga
dengan tabel
, dengan taraf signifikan 5%
dengan dk (derajat kebebasan) = banyaknya kelas dikurangi satu. (9) Menarik kesimpulan, jika
, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal (Sudjana, 2005:273). Hasil perhitungan uji normalitas nilai rapor IPA fisika semester gasal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.4.
42
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika Kelas Eksperimen Kontrol
Dk 5 5
hitung
tabel
3,6675 3,6779
11,1 11,1
Kriteria Normal Normal
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 12 dan Lampiran 13. Berdasarkan Tabel 3.4 pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diperoleh
hitung <
tabel,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai rapor dari
kedua kelas tersebut berdistribusi normal. 3.6.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. (varians homogen). (varians tidak homogen). Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus:
. Untuk mencari varians digunakan rumus: ∑(
Keterangan: = varians sampel = data ke-i ̅ = rata-rata
̅)
(Sudjana, 2005: 250)
43
= jumlah sampel dikonsultasikan dengan
dengan
dengan
pembilang=banyaknya data terbesar dikurangi satu dan data yang terkecil dikurangi satu. Jika
penyebut=banyaknya
maka
diterima. Artinya
kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama (homogen). Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians nilai rapor IPA fisika semester gasal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Rapor IPA Fisika Data Nilai rapor IPA fisika kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kriteria 1,11
1,64
Homogen
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 14. Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama (homogen). 3.6.2.3 Uji Dua Pihak Uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) pada analisis data awal digunakan untuk mengetahui bahwa sampel mempunyai kemampuan awal yang sama. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. , artinya kemampuan awal siswa sama. , artinya kemampuan awal siswa tidak sama
44
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: ̅̅̅
(
̅̅̅
)
(
)
√ (Sudjana, 2005: 239) Dengan: ̅
= rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen ̅
= rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol = jumlah siswa pada kelas eksperimen = jumlah siswa pada kelas kontrol = simpangan baku = simpangan baku kelas eksperimen = simpangan baku kelas kontrol = varians gabungan Dengan kriteria pengujian:
dengan derajat kebebasan
( )
diterima jika dan taraf signifikan
dan
ditolak untuk harga lainnya. Perhitungan uji dua pihak nilai rapor IPA fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh thitung = 0,11 dan ttabel = 1,98667. Karena -ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima. Artinya bahwa kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. Perhitungan uji kesamaan dua varians selengkapnya disajikan dalam Lampiran 15.
45
3.6.3
Analisis Data Akhir Data yang diperoleh dari hasil tes dan hasil observasi kemudian dianalisis
untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. 3.6.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan rumus:
∑
(
)
Dengan: = chi-Kuadrat = frekuensi pengamatan = frekuensi yang diharapkan Hasil
dikonsultasikan dengan tabel
dengan taraf signifikan
5%, dengan dk (derajat kebebasan) = banyaknya kelas dikurangi satu. Jika , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Sudjana, 2005:273). 3.6.3.2 Uji Kesamaan Dua Varians Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. (varians homogen). (varians tidak homogen). Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus:
.
(Sudjana, 2005: 250)
46
Rumus untuk mencari varians: ∑(
̅)
Keterangan:
= varians sampel = data ke-i ̅ = rata-rata = jumlah sampel dikonsultasikan dengan
dengan
dengan
pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan banyaknya data yang terkecil dikurangi satu.
Jika
penyebut = maka
diterima. Artinya bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama (homogen). 3.6.3.3 Uji Gain Uji Gain bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Savinainen dan Scott mengemukakan rumus Gain rata-rata ternormalisasi, yaitu:
(Wiyanto, 2008: 86) Dengan: = skor rata-rata post-test dalam persen = skor rata-rata pre-test dalam persen
47
Melalui uji Gain ini, dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa. Besarnya peningkatan hasil belajar siswa dikategorikan seperti pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kategori Peningkatan Hasil Belajar Kriteria Tinggi Sedang Rendah 3.6.3.4 Analisis Aktivitas Belajar Analisis aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk rating scale (skala bertingkat),
yaitu
sebuah
pernyataan
yang
diikuti
kolom-kolom
yang
menunjukkan tingkat-tingkat penskoran dengan skala penskoran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Lembar observasi ini digunakan untuk menilai dan mengetahui segala aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran, baik dalam kelompok maupun secara individu ketika proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh 2 observer. Analisis lembar observasi menggunakan analisis persentase. Untuk analisis persentase digunakan rumus distribusi persentase:
(Ali, 1987: 97) Keterangan: P
= persentase
S
= skor total
N
= jumlah skor maksimal
48
Hasil persentase tersebut kemudian ditafsirkan dengan kualitatif menggunakan klasifikasi aktivitas belajar pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa P
< 40%
Kriteria Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Metode Eksperimen Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memiliki tiga tahapan,
meliputi tahap berpikir (Think), berpasangan (Pair), dan berbagi (Share). Pertemuan ke-1 siswa mengerjakan pre-test yang diberikan oleh guru. Pertemuan ke-2 siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan pada cermin cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cekung. Pertemuan ke-3 model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen diterapkan. Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cekung (LKS I), alat dan bahan percobaan. Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS I. Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru, sebagian besar kelompok dapat melaksanakan percobaan dengan benar, namun ada beberapa yang masih mengalami kesulitan, kemudian guru memberikan bimbingan. Setelah siswa memperoleh data pengamatan, tahap berpikir (Think) dilaksanakan. Guru
49
50
memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk memikirkan jawaban pertanyaan dan kesimpulan mengenai sifat-sifat bayangan pada cermin cekung, serta hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus yang ada di LKS I secara individu, jawaban pertanyaan dan kesimpulan dikerjakan pada buku tugas masing-masing siswa, guru memberikan batas waktu mengerjakan 3 menit. Masing-masing siswa tampak mengerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa bertanya kepada siswa yang lain. Tahap kedua yaitu berpasangan (Pair). Pada tahap ini siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing mengenai jawaban dari pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS I, sehingga diperoleh jawaban yang mereka anggap paling benar, guru memberikan batas waktu 2 menit. Kemudian dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya (waktu 2 menit). Tahap ketiga yaitu berbagi (Share). Setelah masing-masing kelompok saling berdiskusi, setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ketika salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain terlihat mendengarkan dengan tenang dan beberapa kelompok memberikan pendapat/masukan tentang jawaban dari kelompok yang maju. Pertemuan ke-4 siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan pada cermin cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cembung.
51
Pertemuan ke-5 model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen diterapkan. Siswa melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung. Lembar kerja siswa yang digunakan adalah lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cembung (LKS II). Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS II. Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru, sebagian besar kelompok masih mengalami kesulitan, kebanyakan kelompok bingung dalam menentukan jarak benda dan jarak bayangan, ada pula yang menggunakan cermin cembung terlebih dahulu, kemudian guru memberikan bimbingan kepada kelompok-kelompok tersebut. Setelah siswa memperoleh data pengamatan, tahap berpikir (Think) dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan kepada masingmasing siswa untuk memikirkan jawaban pertanyaan dan kesimpulan mengenai sifat-sifat bayangan pada cermin cembung dan jarak fokus cermin cembung yang ada di LKS II secara individu, jawaban pertanyaan dan kesimpulan dikerjakan di buku tugas masing-masing siswa, waktu mengerjakan 3 menit. Tahap kedua yaitu berpasangan (Pair). Pada tahap ini siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing mengenai jawaban dari pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS II, sehingga diperoleh jawaban yang mereka anggap paling benar, guru memberikan batas waktu 2 menit. Kemudian dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya (waktu 2 menit).
52
Tahap ketiga yaitu berbagi (Share). Setelah masing-masing kelompok saling berdiskusi, setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ketika salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, beberapa kelompok terlihat mendengarkan dengan tenang, namun tampak ada beberapa kelompok lain yang masih gaduh membahas hasil diskusi kelompoknya. Beberapa siswa antusias bertanya mengapa harus menggunakan lensa cembung pada percobaan cermin cembung, kemudian guru menjelaskannya. Pertemuan ke-6 siswa mengerjakan post-test yang diberikan oleh guru. Observasi aktivitas melakukan percobaan dilaksanakan pada pertemuan ke-3. Aktivitas menyimpulkan percobaan diobservasi pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Aktivitas mengajukan pertanyaan diobservasi pada pertemuan ke-2 sampai ke-5.
Aktivitas
mendengarkan
presentasi
dan
mengemukakan
pendapat
diobservasi pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Aktivitas mengerjakan tes diobservasi pada pertemuan ke-1 dan ke-6. Aktivitas mencatat materi diobservasi pada pertemuan ke-5. 4.1.2 Analisis Data Akhir 4.1.2.1 Uji Normalitas Hasil perhitungan uji normalitas hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen Kontrol
Tes Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Dk 5 5 5 5
hitung 8,32 1,62 9,07 7,21
tabel 11,1 11,1 11,1 11,1
Kriteria Normal Normal Normal Normal
53
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 27, Lampiran 28, Lampiran 33, dan Lampiran 34. Berdasarkan Tabel 4.1 hasil pre-test pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol diperoleh hitung < tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai pre-test dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 4.1 hasil post-test pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol diperoleh hitung < tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai post-test dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal. 4.1.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Pre-test dan Post-test Data Hasil Pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kriteria 1,11
1,66
Homogen
Hasil Post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
1,12
1,66
Homogen
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 29 dan Lampiran 35. Berdasarkan Tabel 4.2 hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Artinya baik pada pretest maupun pada post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama (homogen).
54
4.1.2.3 Uji Gain Hasil perhitungan uji gain hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Gain Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen Kontrol
Rata-rata Pre-test 41,14 38,75
Rata-rata Post-test 82,50 75,23
Kriteria 0,703 0,596
Tinggi Sedang
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 36. Berdasarkan Tabel 4.3 nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen diperoleh
= 0,703, peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen
dikategorikan “tinggi”. Sedangkan kelas kontrol diperoleh
= 0,596,
peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol dikategorikan “sedang”. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4.1.2.4 Analisis Aktivitas Belajar Kelompok aktivitas yang diteliti adalah pada: (1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat. (2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok. (3) Kegiatan-kegiatan menulis: menyimpulkan hasil percobaan, mencatat materi yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes. (4) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan.
55
Hasil analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada beberapa aspek yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Analisis aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Aspek penilaian Melakukan percobaan Menyimpulkan hasil percobaan Mengajukan pertanyaan Mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat
Persentase analisis aktivitas belajar siswa (%) Kelas eksperimen Kelas kontrol 82 39 84 73 35 29 82
Mengerjakan tes Mencatat materi Persentase analisis keseluruhan
72
100 76 76,52
99 78 64,3
Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada beberapa aspek yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 4.1. 100% 99% 100%
84%
82%
80% 60% 40%
82%
73%
39%
72%
76% 78%
35% 29%
20% 0%
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.1 Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan Tabel 4.4 persentase analisis aktivitas belajar secara keseluruhan siswa kelas eksperimen diperoleh 76,52%, aktivitas belajar siswa
56
kelas eksperimen tergolong “baik”. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh 64,3%, aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong “cukup baik”. Artinya penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Analisis aktivitas belajar selengkapnya disajikan dalam Lampiran 38 dan Lampiran 39.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Hasil Belajar Siswa Peningkatan hasil belajar siswa diketahui melalui uji gain. Berdasarkan Tabel 4.3 nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen diperoleh
= 0,703,
peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dikategorikan “tinggi”. Sedangkan kelas kontrol diperoleh
= 0,596, peningkatan hasil belajar siswa
kelas kontrol dikategorikan “sedang”. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) membuat setiap pasangan dan kelompok bekerja sama secara aktif dan bertanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan dan kelompoknya. Adanya kerja sama antara anggota pasangan dan kelompok untuk saling bertukar pendapat menyebabkan daya ingat siswa lebih kuat, sehingga kemampuan dalam memahami materi pelajaran dan hasil belajar yang dicapai juga meningkat. Hasil penelitian Septriana & Handoyo (2006) menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan prestasi belajar ranah kognitif. Adanya tahap Thinking tersebut dapat menggalakkan
57
kegiatan berpikir siswa. TPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat oleh siswa. Sebab siswa saling belajar satu sama lain dan berupaya bertukar ide dengan pasangannya sebelum mengemukakan idenya ke kelompok yang lebih besar. 4.2.2 Aktivitas Belajar Siswa 4.2.2.1 Aspek Melakukan percobaan Aspek penilaian melakukan percobaan pada kelas eksperimen diamati oleh observer pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Observer ada dua yaitu guru dan rekan guru. Siswa dibagi menjadi 12 kelompok, 6 kelompok siswa diamati oleh guru dan 6 kelompok lainnya diamati oleh rekan guru. Namun pada pertemuan ke-5, guru mengalami kendala sehingga aspek penilaian melakukan percobaan diambil dari observasi pada pertemuan ke-3 saja. Kendala lain terjadi pada pertemuan ke5, waktu pelaksanaan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung dalam RPP adalah 20 menit, namun pada pelaksanaannya melebihi waktu yg ditentukan yaitu 30 menit. Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek melakukan percobaan kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen di kelas ekpserimen membuat seluruh siswa berpartisipasi dalam melakukan percobaan. Think Pair Share (TPS) membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran fisika, siswa dapat mengamati secara langsung bagaimana proses pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung terjadi, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam melakukan percobaan dan menjawab pertanyaan dan kesimpulan yang ada di
58
LKS. Hasil penelitian Winayah et al. (2013) menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas belajar siswa melakukan percobaan dengan penerapan TPS sebesar 78,2%. Penerapan TPS membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan memikirkan permasalahan, belajar kelompok, melakukan percobaan yang dapat membuat siswa membuktikan sendiri teori yang ada sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran dan mereka dapat memahami konsep dengan mudah serta siswa lebih aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan untuk menyimpulkan. 4.2.2.2 Aspek Menyimpulkan Hasil Percobaan Aspek penilaian menyimpulkan hasil percobaan pada kelas eksperimen dinilai dari kesimpulan pada LKS I dan LKS II yang siswa kerjakan, tepatnya pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Observasi dilakukan oleh guru. Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek menyimpulkan hasil percobaan kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen membuat siswa mendapat pengetahuan melalui pengalaman yang dialami sendiri yaitu berupa percobaan, sehingga siswa lebih mudah menangkap apa yang dibahas oleh guru. Hasil penelitian Winayah et al. (2013) menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas belajar siswa menyimpulkan hasil percobaan dengan penerapan TPS sebesar 85,89%. Penerapan TPS membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan memikirkan permasalahan, belajar kelompok, melakukan percobaan yang dapat membuat siswa membuktikan sendiri teori yang ada sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran dan mereka dapat memahami konsep
59
dengan mudah serta siswa lebih aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan untuk menyimpulkan. 4.2.2.3 Aspek Mengajukan Pertanyaan Aspek penilaian mengajukan pertanyaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diamati oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung, tepatnya pada pertemuan ke-2 sampai ke-5. Observasi dilakukan oleh guru. Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mengajukan pertanyaan kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Penerapan TPS mendorong siswa untuk berpikir secara individu dan mempertimbangkan gagasan jawabannya secara matang dengan pasangannya maupun kelompoknya, jadi tidak hanya satu siswa saja yang memahami materi pelajaran, sehingga siswa lebih aktif bertanya dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian Sabil (2014) menunjukkan bahwa model pembelajaran TPS dapat meningkatkan aktivitas bertanya pada mahasiswa, karena saat tahap Think semua mahasiswa sudah memikirkan jawaban, sehingga aktivitas mahasiswa dalam mengungkapkan pertanyaan menjadi meningkat. 4.2.2.4 Aspek Mendengarkan Presentasi dan Mengemukakan Pendapat Aspek penilaian mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat di kelas eksperimen diamati oleh observer ketika tahap Share pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Observer ada dua yaitu guru dan rekan guru. Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen membuat siswa menjadi respek pada temannya yang lain, kemampuan
60
siswa dalam mengungkapkan jawaban secara verbal menjadi berkembang, siswa lebih bisa bertanggung jawab atas jawaban yang telah dikemukakan dan dapat menghargai pendapat orang lain. Siswa diarahkan untuk berdiskusi dalam mencari jawaban dari pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS secara individu, berpasangan
maupun
berkelompok,
sehingga
kesempatan
siswa
dalam
mengeluarkan pendapat menjadi lebih banyak. Hasil penelitian Sabil (2014) menunjukkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas mendengarkan dan mengemukakan pendapat, karena pada tahap diskusi berupa Pair telah menjadikan mahasiswa saling membantu satu sama lain, menghargai pendapat temannya, berani mengeluarkan pendapat, menjelaskan dan mempertahankan pendapat. 4.2.2.5 Aspek Mengerjakan Tes Aspek penilaian mengerjakan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dinilai dari banyaknya soal pre-test dan post-test yang siswa kerjakan. Observer ada dua yaitu guru dan rekan guru. Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mengerjakan tes kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda. Artinya baik siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, mereka menyadari tanggung jawab yang mereka miliki terhadap apa yang mereka kerjakan. Hasil penelitian Parlina (2010) menunjukkan bahwa Think Pair Share dapat membuat siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu tanggung jawab pribadi atau individu berupa hasil tes dan tanggung jawab bersama yaitu untuk tugas dengan pasangannya.
61
4.2.2.6 Aspek Mencatat Materi Penilaian aspek mencatat materi dilaksanakan setelah guru bersama siswa membahas pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cembung, serta siswa telah melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cembung disertai penerapan Think Pair Share (TPS). Penilaian aspek ini diambil ketika pertemuan ke-5 selesai, buku catatan siswa dikumpulkan dan hari berikutnya dikembalikan kepada masing-masing siswa. Observer ada dua yaitu guru dan rekan guru. Guru menyimpulkan materi yang telah dibahas lalu memberikan contoh soal di whiteboard, kemudian guru menuliskan 1 soal untuk dikerjakan siswa, salah satu siswa maju mengerjakan soal tersebut, sebagian besar siswa mencatat semua yang dituliskan oleh guru, baik itu materi, contoh soal, maupun soal dan jawaban yang dikerjakan oleh temannya yang maju. Namun ada beberapa siswa yang hanya menulis apa yang mereka anggap penting seperti rumus dan contoh soal saja. Aspek penilaian mencatat materi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dinilai dari tulisan catatan siswa tentang materi yang telah dibahas oleh guru. Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mencatat materi kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda jauh, kelas eksperimen 76% dan kelas kontrol 78%. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen siswa difokuskan untuk aktif pada kegiatan eksperimen, berdiskusi, dan presentasi. Pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih tertarik untuk melakukan percobaan, menyimpulkan hasil percobaan, mendengarkan presentasi dan mengungkapkan pendapat dibandingkan pada kegiatan mencatat materi, hal
62
ini dapat dilihat dari perolehan persentase tiap aspek aktivitas belajar pada Tabel 4.4. Berdasarkan Tabel 4.4 analisis aktivitas belajar secara keseluruhan siswa pada kelas eksperimen diperoleh persentase sebesar 76,52%, aktivitas belajar siswa kelas eksperimen tergolong “baik”. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh 64,3%, aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong “cukup baik”. Artinya penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pembelajaran TPS dengan metode eksperimen melatih siswa untuk bekerja sama dalam melaksanakan percobaan, berdiskusi dengan pasangan maupun kelompok, dan presentasi di depan kelas sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hasil penelitian Indriasih (2014) menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan metode Think Pair and Share mengalami peningkatan. Model pembelajaran TPS menjadikan siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan berdiskusi. Siswa merasakan iklim belajar yang lebih menyenangkan sehingga interaksi antara siswa dengan guru maupun antarsiswa menjadi meningkat. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Adanya kerja sama dalam model pembelajaran TPS dengan metode eksperimen membuat siswa saling bertukar pendapat. Hal ini menyebabkan daya ingat siswa lebih kuat,
63
sehingga kemampuan dalam memahami materi pelajaran meningkat dan hasil belajar yang dicapai juga meningkat. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Model pembelajaran TPS dengan metode eksperimen melatih siswa untuk bekerja sama kelompok dalam melaksanakan percobaan, berdiskusi dengan pasangan maupun kelompok, dan presentasi di depan kelas sehingga siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan
sebagai berikut. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin. Aktivitas belajar yang dapat dikembangkan dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode eksperimen adalah melakukan percobaan, menyimpulkan
hasil
percobaan,
mengajukan
pertanyaan,
mendengarkan
presentasi dan mengemukakan pendapat serta mengerjakan tes.
5.2
Saran Berdasarkan penelitian ini, maka disampaikan saran sebagai berikut. Sebelum siswa melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin
cembung, bahaslah perbedaan antara cermin cembung dan lensa cembung, sehingga siswa tidak bingung membedakan antara cermin cembung dan lensa cembung serta penelitian dapat berjalan lancar.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. -----. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, B. S. & A. Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim, A. Rachman. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share pada Mata Kuliah Kimia Dasar 1. Forum MIPA, 13(2):77-81. Indriasih, Aini. 2014. Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair and Share sebagai Inovasi Pengajaran IPS di SD. Universitas Terbuka UPBJJ-UT Semarang, 40(1):72-85. Jannah, Rikhinati, A. N. C. Saputro, & S. Yamtinah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Disertai Buku Saku untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia pada Materi Minyak Bumi Kelas X SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(4):19-23. Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika 2 untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang kelas. Jakarta: Grasindo. -----. 2008. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di RuangRuang kelas. Jakarta: Grasindo.
65
66
Nugraha, D. A., E. Susanti VH, & M. Masykuri. 2013. Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) yang Dilengkapi Media Kartu Berpasangan (Index Card Match) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X Semester Gasal SMA 2 N Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(4):174181. Parlina, Ririn. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-PairShare (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Materi Akutansi Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Kabupaten Klaten. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Rifa’i, Achmad & Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Sabil, Husni. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share pada Materi Penampang dan Jaring-Jaring Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi. Edumatica, 4(1):23-29. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group. Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Septriana, N. & B. Handoyo. 2006. Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(1):47-50. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Undang-undang Republik Indonesia No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: UU RI. Unesco. 2012. EFA Global Monitoring Report. Tersedia di http://www.unesco.org [diakses 28-10-2013] Wahyuni & R. Hasanah. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Dengan strategi TPS (Think Pair Share) dalam Model Pembelajaran Diskusi Terhadap Hasil belajar Siswa Pada Materi Perpindahan Panas Di Kelas VII
67
SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2(3):89-94. Winayah, I. R., Sudarti, & Nuriman. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Metode Praktikum dalam Pembelajaran IPA Fisika Kelas VIII B SMPN 7 Jember Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1(4). Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Laboratorium. Semarang: UNNES Press.
Kompetensi
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1 DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA (IX D) MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Ahmad Kusaeri Ahmad Syamsudin Ana Khoirunnisa' Anif Kholida Anisatul Zumaroh Ardianto Dian Permata K. Dina Maria Ulfa Dyah Putri Ayla Fernanda Dwiky S. Haris Fuad Indah Puspita Sari Joko Heri Yono Joko Suprayitno Khoirul Huda Lia Aulia Lidya Aninda Lina Rahmawati Meylisa F. Miftahur rohmah Muh. Ahbabil Labib
No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Mohammad Zaenal A. Mustofiyah Naela Uliyatun Nisa' Ngatemin Efendi Nidaul Khoiriyah Niko Prayogo Nofia Mar'atus S. Noor Faizah Nur arifai Nurul Wachidah Purwati Siti Zaro'ah Tukoco Eka Septiani Syafa'ul Mu'ayanah Ulfatun Nafisah Umi Haifah Veriyanto Wanda Febriyanti Yulia Niswatul K. Ida Royani Anis Nadlirotul F.
69
Lampiran 2
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan
: MTs
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Materi Pokok
: Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung dan Cembung
Jumlah Soal
: 40 soal
Alokasi Waktu
: 80 menit
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
No.
1
Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan
sifat-sifat
C1
C2
2, 3
1, 4, 6, 9, 19, 21
C3
C4 7
bayangan pada cermin cekung. Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan,
5
10, 11, 12, 13,
8, 14
70
2
Aspek Penilaian
Indikator Pencapian Kompetensi
70
3 4
5
6
dan jarak fokus.
17, 18
Menentukan perbesaran bayangan.
16, 20
15
23, 25, 26, 27,
30, 31, 32, 36,
33, 34
28, 29, 35, 37
38, 39
14
14
Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan
22
sehari-hari. Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan
sifat-sifat
24
bayangan pada cermin cembung. Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan
40
sehari-hari. Jumlah Soal
6
6
Keterangan : C1 : pengetahuan atau ingatan C2 : pemahaman C3 : aplikasi C4 : analisis
71
72
Lampiran 3 SOAL UJI COBA Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Materi Pokok
: Pemantulan Cermin Cekung dan Cembung
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 80 menit
Petunjuk Umum: 1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia 2. Tulis nama, kelas dan nomor absen pada kolom yang tersedia 3. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal 4. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
Petunjuk Khusus: Pilihlah satu jawaban yang kamu anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada lembar jawab. 1. Berikut ini adalah pernyataan untuk cermin cekung: 1. Mempunyai titik api maya 2. Disebut juga cermin konvergen 3. Mempunyai titik api nyata Pernyataan yang benar adalah .... a. 1 dan 2
c. 2 dan 3
b. 1 dan 3
d. 1, 2, dan 3
2. Berkas cahaya yang dipantulkan oleh cermin cekung bersifat .... sinar. a.
Menyebarkan
c.
Membiaskan
b.
Mengumpulkan
d.
Meneruskan
3. Manakah yang bukan sifat sinar istimewa pada cermin cekung? a. Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan b. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
73
c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan d. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus 4. Berikut ini adalah sinar-sinar istimewa pada cermin cekung. (I)
(III)
(II)
(IV)
Lukisan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung yang benar, kecuali .... a.
I
b.
II
c.
III
d.
IV
5. Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak fokus (f) pada cermin cekung dituliskan dengan persamaan matematis sebagai berikut .... a. b. 6.
c. d.
Sifat bayangan yang sesuai dengan adalah ....
a. Nyata, terbalik, dan diperbesar b. Nyata, terbalik, dan diperkecil c. Maya, tegak, dan diperbesar d. Maya, tegak, dan diperkecil
gambar
disamping
74
7.
Agar didapat bayangan maya diperbesar, benda harus diletakkan terhadap cermin cekung di .... a. Titik F
c. Titik O
b. Antara O dan F
d. Antara F dan C
8. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung sejauh 12 cm. Cermin cekung tersebut mempunyai jarak fokus 10 cm. Letak dan sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung adalah .... a. 5,45 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik b. 5,45 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak c. 60 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik d. 60 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak 9. Cermin cekung akan menghasilkan bayangan maya, jika benda diletakkan .... a. Pada titik fokus cermin b. Pada titik pusat kelengkungan cermin c. Antara titik pusat kelengkungan dan titik fokus cermin d. Antara titik fokus dan titik pusat bidang cermin 10. Sebuah cermin cekung memiliki jari-jari kelengkungan sebesar 0,8 m. Jarak fokus cermin adalah .... a. 20 cm
c. 80 cm
b. 40 cm
d. 160 cm
11. Sebuah pensil diletakkan tegak lurus pada sumbu utama cermin cekung yang jarak fokusnya 2 cm. Jika jarak pensil terhadap cermin 3 cm, berapa jarak bayangannya? a. 6 cm b.
cm
c.
cm
d.
cm
75
12. Suatu benda berada pada jarak
cm di depan sebuah cermin cekung dan
membentuk bayangan maya sejauh 20 cm dari cermin tersebut. Berapa jari-jari kelengkungan cermin? a. b.
cm cm
c. 5 cm d. 10 cm 13. Sebuah bayangan terbentuk pada jarak 12 cm di depan cermin cekung yang memiliki jari-jari kelengkungan 16 cm. Jarak benda tersebut adalah .... a. 48cm b.
cm
c.
cm
d.
cm
14. Perhatikan gambar benda di depan cermin cekung berikut!
Letak
bayangan
yang
terbentuk adalah ....
a.
6 cm, di belakang cermin
b.
6 cm, di depan cermin
c.
30 cm, di belakang cermin
d.
30 cm, di depan cermin
15. Sebuah benda diletakkan pada jarak 12 cm di depan cermin lengkung sehingga bayangan yang terbentuk bersifat maya dan 3 kali diperbesar. Berapakah jarak fokus cermin dan apa jenis cerminnya? a.
9 cm, cermin cekung
b.
9 cm, cermin cembung
c.
18 cm, cermin cekung
d.
18 cm, cermin cembung
76
16. Bayangan nyata yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung tiga kali lebih besar dari bendanya. Bila benda diletakkan pada jarak 10 cm dari cermin, maka jarak bayangannya adalah .... a. 20 cm
c. 40 cm
b. 30 cm
d. 50 cm
17. Sebuah paku yang terletak tegak 20 cm di depan sebuah cermin cekung membentuk bayangan yang jaraknya 60 cm di depan cermin. Jarak fokus cermin tersebut adalah .... a.
cm
b.
cm
c. 15 cm d. 30 cm
18. Jika benda AB diletakkan di depan cermin cekung dan diketahui jarak AO = 24 cm, sedangkan PO = 36 cm, maka bayangan AB berada sejauh ....
a. b.
72 cm cm
c.
cm
d.
cm
19.
Sinar istimewa yang sesuai untuk gambar disamping adalah .... a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan c. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama d. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik fokus
77
20. Sebuah cermin cekung memiliki jari-jari kelengkungan 8 cm dan membentuk bayangan nyata pada jarak 12 cm. Perbesaran bayangan yang terjadi sebesar .... a.
kali
b.
kali
c.
2 kali
d.
3 kali
21. Pada lampu senter, bola lampu kecil diletakkan di titik fokus cermin cekung. Hal ini dimaksudkan agar sinar-sinar pantul dapat .... a. Berkumpul di satu titik b. Sejajar menyorot ke tempat yang jauh c. Menyebar ke segala arah d. Membentuk bayangan nyata, diperkecil 22. Berikut adalah manfaat cermin cekung, kecuali .... a.
Digunakan untuk spion mobil
b.
Digunakan pada lampu sorot mobil
c.
Digunakan pada senter
d.
Digunakan pada PLTS
23. Berikut pernyataan yang benar mengenai cermin cembung, kecuali .... a. Titik fokusnya bernilai negatif b. Untuk benda yang berada didepan cermin maka bayangan yang terbentuk maya, tegak dan diperkecil c. Memiliki jari-jari kelengkungan cermin yang berharga positif d. Digunakan sebagai kaca spion mobil 24. Sinar datang menuju titik fokus cermin cembung akan .... a. Dipantulkan ke arah semula b. Dipantulkan sejajar sumbu utama cermin c. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat bidang cermin d. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan cermin 25. Jalannya sinar istimewa pada cermin cembung dibawah ini yang benar, kecuali ....
78
a.
c.
b.
d.
26. Di bawah ini adalah beberapa pernyataan untuk cermin cembung. (1) Memiliki jarak fokus negatif (2) Bersifat divergen (3) Untuk benda nyata selalu terbentuk bayangan maya Pernyataan yang benar adalah .... a.
(1)
c.
(2) dan (3)
b.
(1) dan (2)
d.
(1), (2), dan (3)
27.
Sinar istimewa yang sesuai untuk
gambar
disamping
adalah ....
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus c. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama d. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan 28. Bayangan nyata dapat terbentuk dari pemantulan sinar pada cermin cekung, jika sinar-sinar pantulnya .... 1. Merupakan berkas mengumpul 2. Langsung berpotongan
79
3. Bersifat divergen Pernyataan yang benar adalah .... a. 1
c. 1 dan 3
b. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
29. Bayangan maya yang diperkecil akan diperoleh jika benda berada .... a. Di muka cermin datar b. Diantara titik fokus dan titik pusat bidang cermin cekung c. Di muka cermin cembung d. Pada titik fokus cermin cekung 30. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm di depan sebuah cermin cembung yang memiliki jarak fokus sebesar 15 cm. Bayangan yang dihasilkan terletak pada jarak .... a. 6 cm di depan cermin b. 6 cm di belakang cermin c. 30 cm di depan cermin d. 30 cm di belakang cermin 31. Benda diletakkan 15 cm di depan cermin cembung. Jika diketahui jari-jari kelengkungan cermin adalah 60 cm, maka jarak bayangannya adalah .... a.
cm
b.
cm
c. 10 cm d. 12 cm
32. Sebuah benda yang tingginya 8 cm diletakkan di depan cermin cembung dengan jarak 10 cm. Jika bayangan yang dihasilkan mempunyai tinggi 4 cm, maka jarak bayangan benda adalah .... a. b.
cm cm
c. 5 cm d. 20 cm
33. Perhatikan gambar benda (B) di depan cermin berikut!
80
Letak bayangan benda yang terbentuk adalah .... a.
cm, di belakang cermin
b.
cm, di depan cermin
c.
24 cm, di belakang cermin
d.
24 cm, di depan cermin
34. Suatu benda diletakkan 30 cm di depan cermin cembung yang memiliki jarak fokus 10 cm. Letak dan sifat bayangan yang dibentuk cermin tersebut adalah .... a.
7 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
b.
7 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
c.
15 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
d.
15 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
35.
Sifat bayangan yang sesuai dengan
gambar disamping
adalah ....
a. Maya, tegak, dan diperbesar b. Maya, tegak, dan diperkecil c. Nyata, terbalik, dan diperbesar d. Nyata, terbalik, dan diperkecil 36. Gambar berikut menunjukkan pembentukan bayangan jika benda diletakkan 20 cm di depan cermin cembung.
Jika benda kemudian digeser sejauh 10 cm dari posisi semula menjauhi cermin, maka jarak bayangannya adalah ….
81
a.
cm
c.
b.
cm
d. 20 cm
37.
cm
Dari
gambar
disamping,
bayangan terbentuk dari ....
a. Perpotongan perpanjangan dua sinar datang b. Perpotongan perpanjangan dua sinar pantul c. Perpotongan dua sinar datang d. Perpotongan dua sinar pantul 38. Sebuah cermin cembung diletakkan di tikungan jalan. Ketika terdapat benda yang jaraknya 2 m dari cermin, bayangan yang terbentuk 1/16 kali tinggi benda. Jarak fokus cermin tersebut adalah .... a.
m
c.
m
b.
m
d.
m
39. Sebuah benda diletakkan pada jarak 4 cm di depan cermin cembung. Jika cermin tersebut memiliki jarak fokus sebesar 5 cm, maka bayangan yang di hasilkan berjarak .... a. 2 cm di depan cermin b. 2 cm di belakang cermin c. 20 cm di depan cermin d. 20 cm di belakang cermin 40. Cermin yang digunakan sebagai kaca yang ditempatkan di persimpangan jalan adalah .... a. Cermin cembung b. Cermin cekung c. Cermin datar d. Cermin cekung datar
82
Lampiran 4 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1)
C
11)
A
21)
B
31)
C
2)
B
12)
D
22)
A
32)
C
3)
A
13)
B
23)
C
33)
A
4)
D
14)
C
24)
B
34)
A
5)
A
15)
A
25)
D
35)
B
6)
B
16)
B
26)
D
36)
D
7)
B
17)
D
27)
A
37)
B
8)
C
18)
A
28)
B
38)
C
9)
D
19)
A
29)
C
39)
B
10)
B
20)
C
30)
B
40)
A
Nilai yang diperoleh adalah: Nilai =
83
2
3
4
5
6
Nomor Soal 7 8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
UC-04
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
UC-15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
3
UC-40
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
4
UC-23
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
5
UC-26
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
6
UC-28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
7
UC-32
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
UC-07
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
9
UC-11
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
10
UC-29
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
11
UC-37
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
12
UC-44
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
13
UC-02
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
14
UC-06
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
15
UC-13
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
16
UC-17
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
17
UC-22
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
18
UC-30
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
19
UC-33
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
20
UC-39
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
21
UC-05
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
22
UC-21
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
23
UC-24
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
24
UC-25
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
25
UC-42
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
26
UC-14
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
27
UC-20
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
28
UC-03
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
29
UC-41
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
Kode
83
1
No
Lampiran 5a
ANALISIS HASIL SOAL UJI COBA
84
UC-45
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
31
UC-10
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
32
UC-19
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
33
UC-01
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
34
UC-09
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
35
UC-34
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
36
UC-38
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
37
UC-08
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
38
UC-18
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
39
UC-27
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
40
UC-35
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
41
UC-36
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
42
UC-12
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
∑X
25
33
25
18
42
17
16
36
25
41
30
42
38
15
1
34
V1
5,161565
V2
4,99093
Reliabilitas
30
α = 5% dan n = 42, maka r tabel = 0.304, r hitung > r tabel, maka soal tesnya reliabel
Validitas
Vt
10,15249
Vd
5,930272
r11
0,41588
r xy
0,553418 0,231589 0,236621 0,337496
Kriteria = Reliabel
Daya Beda (DP)
r tabel
0,304
Kriteria
Valid
BA
17
18
BB
8
15
DP
TK
kriteria
Cukup
0,326575 0,446708 0,362083 0,400886 0,220363 0,012749
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
Valid
#DIV/0!
Valid
Valid
Valid
Valid
13
11
21
10
11
20
17
21
12
7
21
7
5
16
8
20
Jelek
Baik
0,595238 0,785714 0,595238 0,428571
0 Jelek 1
0,304
0,304
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
0,404762 0,380952 0,857143 0,595238
0,438172 0,486789 0,421837 0,479108
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
#DIV/0!
Valid
Valid
Valid
Valid
17
21
21
13
1
20
13
21
17
2
0
14
0
0,363636
1
Jelek
Baik
Sangat Baik
Tidak Valid Tidak Valid
0,272727 0,545455 0,363636 0,818182 0,090909 0,363636 Cukup
#DIV/0!
Jelek
Baik
0,904762 0,357143
0,090909 0,545455 Jelek
Sangat Baik
0,02381
0,809524
0,97619
0,714286
1
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sukar
Mudah
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
84
keterangan
0,304
Tidak Valid Tidak Valid
0,818182 0,272727 0,090909 0,363636
kriteria Sangat Baik TK
0,304
#DIV/0!
85
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30 30
31 31
32
33
34
NomorSoal Soal Nomor 35
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
11
11
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
00
11
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
11
11
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
11
11
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
00
11
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
00
11
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
00
00
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
00
11
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
00
00
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
00
00
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
00
00
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
00 00
1
0
00 00
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
00 11
1
1
00 00
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
11 11
1
0
00 00
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
11 00
1
1
00 00
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
11 00
1
0
00 00
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
00 11
1
0
00 00
1
1
0
1
00 00
00 11
1
1
0
1
1
1
0
1
00 00
00 11
1
1
1
1
1
1
0
1
00 00
00 00
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
85
15
Nomor Soal 22
1 0
86
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
34
2
31
40
36
13
28
22
37
18
9
24
13
39
3
18
38
39
15
39
Kriteria = Reliabel
Kriteria = Reliabe
0,421837 0,479108 0,468759 0,486843 0,045073 0,362083 0,313522 -0,175112 0,042282 0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
1
20
2
19
20
20
10
14
0
14
0
12
20
16
3
14
0,090909 0,545455 0,181818 0,636364 Jelek 0,02381
Sangat Baik
Jelek
Sangat Baik
0 Jelek
0,363636 0,636364 Baik
Sangat Baik
0,304
0,304
Tidak Valid Tidak Valid
0 Jelek
0,809524 0,047619 0,738095 0,952381 0,857143 0,309524 0,666667
0,30529 0,304 Valid
0,2443938 -0,007018 0,304
0,304
Tidak Valid Tidak Valid
0,37241 0,313522 -0,100631 0,570243 0,418961 0,320454 0,346618 0,282458 0,190081 0 0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,304
0,304
Tidak Valid Tidak Valid Ti
12
20
10
4
14
8
19
3
12
21
21
11
21
10
17
8
5
10
5
20
0
6
17
18
4
18
0,181818 0,272727 0,1818182 -0,090909 0,363636 0,272727 -0,090909 0,272727 0,545455 0,363636 0,272727 0,636364 0,272727 0 Jelek 0,52381
Cukup
Jelek
0,880952 0,4285714
Jelek
Baik
Cukup
Jelek
Cukup Sangat Baik
Baik
Cukup
Sangat Baik
Cukup
0,214286 0,571429 0,309524 0,928571 0,071429 0,428571 0,904762 0,928571 0,357143 0,928571 0
Sukar
Mudah
Sukar
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
S
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
D
86
87
Skor
0
31
32
33
34
Nomor Soal 35
36
37
38
39
40
∑Y
Butir ganjil
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
35
18
324
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
33
17
289
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
32
16
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
30
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
29
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
AB
17
289
16
256
256
16
16
256
15
225
27
14
27
14
1
26
1
26
0
1
26
0
0
1
26
1
0
0
1
26
1
0
1
1
25
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
skor belahan skor belahan
d2
16
3
9
15
3
9
18
14
4
16
224
16
14
2
4
210
18
11
7
49
169
182
18
9
9
81
169
182
17
10
7
49
13
169
169
14
12
2
4
14
196
168
14
12
2
4
144
14
196
168
14
12
2
4
12
144
14
196
168
14
12
2
4
12
144
14
196
168
12
14
-2
4
12
144
13
169
156
14
11
3
9
25
12
144
13
169
156
14
11
3
9
1
25
13
169
12
144
156
13
12
1
1
0
1
25
14
196
11
121
154
14
11
3
9
0
0
1
25
13
169
12
144
156
14
11
3
9
0
0
0
0
25
14
196
11
121
154
14
11
3
9
1
1
0
0
1
25
11
121
14
196
154
12
13
-1
1
1
0
0
0
0
1
25
13
169
12
144
156
14
11
3
9
1
1
1
1
0
0
1
24
11
121
13
169
143
12
12
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
24
12
144
12
144
144
12
12
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
24
13
169
11
121
143
13
11
2
4
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
24
12
144
12
144
144
14
10
4
16
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
24
11
121
13
169
143
13
11
2
4
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
11
121
12
144
132
12
11
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
22
12
144
10
100
120
13
9
4
16
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
22
10
100
12
144
120
14
8
6
36
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
21
11
121
10
100
110
12
9
3
9
B
Kelompok Atas
awal
akhir
306
19
272
18
256
256
14
196
14
196
196
13
196
13
13
169
12
144
12
Kelompok Bawah
87
d
A
∑A2
Butir Butir genap
∑B2
Ket
88
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
34
2
31
40
36
13
28
22
37
18
9
24
13
39
4
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
d
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
20
2
19
20
20
10
14
14
0
12
20
16
3
14
909 0,545455 0,181818 0,636364
81
12
9
3
9
110
12
9
3
9
0 12 0 11
0 144 0 121
108
9
12
-3
9
110
11
10
1
1
0 12 0 10
1 144 0 100
96
10
10
0
0
100
9
11
-2
4
09 08
810 640
90
9
10
-1
1
88
10
9
1
1
08 08
640 640
88
10
9
1
1
80
9
9
0
0
09 09
810 811
81
11
7
4
16
72
11
6
5
25
07 3 500
490 18 6162
63
8
8
0
0
93
455
Sangat Baik
Jelek
Sangat Baik
0 Jelek
0,363636 0,636364 Baik
Sangat Baik
0,304
0,304
Tidak Valid Tidak Valid
0 Jelek
0,809524 0,047619 0,738095 0,952381 0,857143 0,309524 0,666667
6110
Valid
0,2443938 -0,007018 0,304
0,304
Tidak Valid Tidak Valid
0,37241 0,313522 -0,100631 0,570243 0,418961 0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
12
20
10
4
14
8
19
3
12
10
17
8
5
10
5
20
0
6
0,181818 0,272727 0,1818182 -0,090909 0,363636 0,272727 -0,090909 0,272727 0,545455 Jelek 0,52381
Cukup
Jelek
0,880952 0,4285714
Jelek
Baik
Cukup
Jelek
Cukup
Sangat Baik
0,214286 0,571429 0,309524 0,928571 0,071429 0,428571
Mudah
Sukar
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Sedang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
88
ng
110
Kriteria = Reliabel
0,30529
ar
0 121 1 121
Kriteria = Reliabel
837 0,479108 0,468759 0,486843 0,045073 0,362083 0,313522 -0,175112 0,042282
k
0 11 0 11
89
Lampiran 5b RINGKASAN ANALISIS HASIL SOAL UJI COBA No. Soal
Validitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabelitas
Reliabel
Daya Beda Sangat Baik Cukup Jelek Baik Jelek Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik Jelek Baik Jelek Baik Sangat Baik Jelek Sangat Baik Jelek Sangat Baik Jelek Baik Sangat Baik Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Baik Cukup Jelek Cukup Sangat Baik Baik Cukup
Tingkat Keterangan Kesukaran Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah Mudah
Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
No. Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
90
34 35 36 37 38 39 40
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
Sangat Baik Cukup Jelek Baik Jelek Jelek Baik
Sedang Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah
Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai
20
91
Satuan Pendidikan
: MTs
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Materi Pokok
: Pemantulan Cermin Cekung dan Cembung
Jumlah Soal
: 20 soal
Alokasi Waktu
: 40 menit
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
105 6 Lampiran
KISI-KISI SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
Standar Kompetensi Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
No.
1
Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan
C1 sifat-sifat
C2
C3
C4
7, 10
5, 8
1, 2, 3, 6, 12
bayangan pada cermin cekung. Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan,
91
2
Aspek Penilaian
Indikator Pencapian Kompetensi
92
dan jarak fokus. 3 4
5
6
Menentukan perbesaran bayangan.
9, 11
Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan
sifat-sifat
4, 13
14, 15
16, 17, 18
19
7
7
3
bayangan pada cermin cembung. Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan
20
sehari-hari. Jumlah Soal
3
Keterangan : C1 : pengetahuan atau ingatan C2 : pemahaman C3 : aplikasi C4 : analisis
92
93
Lampiran 7 SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
Materi Pokok
: Pemantulan Pada Cermin Cekung dan Cembung
Alokasi Waktu
: 40 menit
Petunjuk Umum: 1. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal 2. Tulis nama, kelas dan nomor absen pada kolom yang tersedia 3. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
Petunjuk Khusus: Pilihlah satu jawaban yang kamu anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d. 1. Berikut ini adalah pernyataan untuk cermin cekung: 1. Mempunyai titik api maya 2. Disebut juga cermin konvergen 3. Mempunyai titik api nyata Pernyataan yang benar adalah .... a. (1) dan (2)
c. (2) dan (3)
b. (1) dan (3)
d. (1), (2), dan (3)
2. Berikut ini adalah sinar-sinar istimewa pada cermin cekung. (I)
(III)
(II)
(IV)
94
Lukisan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung yang benar, kecuali .... a.
I
c.
III
b.
II
d.
IV
3.
Sifat bayangan yang sesuai dengan
gambar disamping
adalah ....
a. Nyata, terbalik, dan diperbesar b. Nyata, terbalik, dan diperkecil c. Maya, tegak, dan diperbesar d. Maya, tegak, dan diperkecil 4.
Pernyataan berikut ini yang benar adalah.... a. F merupakan jari-jari kelengkungan cermin b. P merupakan titik pusat kelengkungan cermin c. O merupakan titik fokus cermin d. F merupakan titik pusat bidang cermin 5. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung sejauh 12 cm. Cermin cekung tersebut mempunyai jarak fokus 10 cm. Letak dan sifat bayangan yang dibentuk cermin cekung adalah .... a. 5,45 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik b. 5,45 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak c. 60 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik d. 60 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak 6. Cermin cekung akan menghasilkan bayangan maya, jika benda diletakkan ....
95
a. Pada titik fokus cermin b. Pada titik pusat kelengkungan cermin c. Antara titik pusat kelengkungan dan titik fokus cermin d. Antara titik fokus dan titik pusat bidang cermin 7. Sebuah bayangan terbentuk pada jarak 12 cm di depan cermin cekung yang memiliki jari-jari kelengkungan 16 cm. Jarak benda tersebut adalah .... a. 48cm b.
cm
c.
cm
d.
cm
8. Perhatikan gambar benda di depan cermin cekung berikut!
Letak
bayangan
yang
terbentuk adalah ....
a.
6 cm, di belakang cermin
b.
6 cm, di depan cermin
c.
30 cm, di belakang cermin
d.
30 cm, di depan cermin
9. Bayangan nyata yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung tiga kali lebih besar dari bendanya. Bila benda diletakkan pada jarak 10 cm dari cermin, maka jarak bayangannya adalah .... a. 20 cm
c. 40 cm
b. 30 cm
d. 50 cm
10. Jika benda AB diletakkan di depan cermin cekung dan diketahui jarak AO = 24 cm, sedangkan PO = 36 cm, maka bayangan AB berada sejauh ....
96
a. b.
72 cm cm
c.
cm
d.
cm
11. Sebuah cermin cekung memiliki jari-jari kelengkungan 8 cm dan membentuk bayangan nyata pada jarak 12 cm. Perbesaran bayangan yang terjadi sebesar .... a.
kali
b.
kali
c.
2 kali
d.
3 kali
12. Pada lampu senter, bola lampu kecil diletakkan di titik fokus cermin cekung. Hal ini dimaksudkan agar sinar-sinar pantul dapat .... a. Berkumpul di satu titik b. Sejajar menyorot ke tempat yang jauh c. Menyebar ke segala arah d. Membentuk bayangan nyata, diperkecil 13. Sinar datang menuju titik fokus cermin cembung akan .... a. Dipantulkan ke arah semula b. Dipantulkan sejajar sumbu utama cermin c. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat bidang cermin d. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan cermin 14.
Sinar istimewa yang sesuai untuk gambar diatas adalah .... a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus c. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama d. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan
97
15. Bayangan nyata dapat terbentuk dari pemantulan sinar pada cermin cekung, jika sinar-sinar pantulnya .... 1. Merupakan berkas mengumpul 2. Langsung berpotongan 3. Bersifat divergen Pernyataan yang benar adalah .... a. 1
c. 1 dan 3
b. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
16. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm di depan sebuah cermin cembung yang memiliki jarak fokus sebesar 15 cm. Bayangan yang dihasilkan terletak pada jarak .... a. 6 cm di depan cermin b. 6 cm di belakang cermin c. 30 cm di depan cermin d. 30 cm di belakang cermin 17. Benda diletakkan 15 cm di depan cermin cembung. Jika diketahui jari-jari kelengkungan cermin adalah 60 cm, maka jarak bayangannya adalah .... a.
cm
b.
cm
c. 10 cm d. 12 cm
18. Sebuah benda yang tingginya 8 cm diletakkan di depan cermin cembung dengan jarak 10 cm. Jika bayangan yang dihasilkan mempunyai tinggi 4 cm, maka jarak bayangan benda adalah .... a. b.
cm cm
c. 5 cm d. 20 cm
19. Perhatikan gambar benda (B) di depan cermin berikut!
Letak bayangan benda yang terbentuk adalah ....
98
a.
cm, di belakang cermin
b.
cm, di depan cermin
c.
24 cm, di belakang cermin
d.
24 cm, di depan cermin
20. Cermin yang digunakan sebagai kaca yang ditempatkan di persimpangan jalan adalah .... a. Cermin cembung b. Cermin cekung c. Cermin datar d. Cermin cekung datar
99
Lampiran 8 KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
1)
C
11)
C
2)
D
12)
B
3)
B
13)
B
4)
B
14)
A
5)
C
15)
B
6)
D
16)
B
7)
B
17)
C
8)
C
18)
C
9)
B
19)
A
10)
A
20)
A
Nilai yang diperoleh adalah: Nilai = jumlah jawaban yang benar x 5
100
Lampiran 9 DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (VIII B) MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Abdul Manaf Ahmad Fadlurrohman Ahmad Jadidur Rokhim Ahmad Miftahul Umam Ahmad Noor Aziz Ahmad Ridwan Ahmad Syarifuddin Al Fina Zulfa S. T. Alwi Sihabudin Arif Nur Evendi Budi Santoso Dinar Noor Af'idati Dwi Maymunah Eko Hendra Syahputra Fuad Abdul Jalil Hisyam Hidayatullah Ikhvina Maulida Irfana Ta'alluqi Ismatu Ulya Kabul Budiono Lailatus Shofiyah Lia Khofifah Lilik Rahmawati
No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nama Lina Fitriana M. Falahudin Mahrus Moh. Atho'illah Habibi Moh. Misbahul Munir Moh. Taufiqun Nizar Mohamad Taufiq H. Muh Agus Setiawan Muhammad Dimas M. Muh. Choirul Umam Muhammad Nafian Nailul Mukaromah Nandatul Jannah Nilla Asriyani Nilta Isaturrodiyah Noor Lailatur Rohmah Rifka Inti Faqrini Rini Fatmala Salsabila Sa'yun Naimah Siti Maryam Siti Munawaroh Vio Agustian Winda Noor A. Z.
101
Lampiran 10 DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL (VIII A) MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Adis Ababa Agus Noor Fadhli Fuad Ahmad Alfi Abdus S. Ahmad Naili Asrofi Niam Ahmad Zaka Ilyas Aini Zahrotun Nadliroh Alfi Yatim Mainingsih Alfiatur Rizqiyyah Alvina Safitri Alwi Sihab Anang Khoirum Ma'ruf Anis Ainul Islamiyah Annisa Dita Ramadhani Chusnul Inayah Dicky Saputra Dimas Ulinnuha Eko Prasetiyo Faridhatus Salama Fikri Alamul Izza Indi Amalia Putri Laela Zahroh Lutfiah Damayanti Luthfiyah
No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nama M. Syafi' Zaka Maulida Rahma Amalia Medan Wijaya Misbakhul Afif Q. Moh Safiurrohman Moh Zamroni Mohammad Fauzi Aly Muhammad Alaika Muhammad Alif Afifi Muhammad Dhany B. Muhammad Husnul A. Muthmainnah Naufal Al Hilal Nofita Sa'adah Nurots Tsuroyya Putri Submalasari Riko Prasetyo Riska Yustiani Safiul Anam Wafira Zahro Wifda Salama Yayuk Fitriani Zumaesaroh
102
Lampiran 11 NILAI RAPOR IPA FISIKA SEMESTER GASAL KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL VIII B (EKSPERIMEN) No Kode Nilai 1 E-01 67 2 E-03 66 3 E-04 84 4 E-05 74 5 E-06 77 6 E-07 64 7 E-08 70 8 E-09 55 9 E-10 69 10 E-11 52 11 E-12 59 12 E-13 81 13 E-14 65 14 E-15 47 15 E-16 64 16 E-17 49 17 E-18 84 18 E-19 66 19 E-20 64 20 E-21 81 21 E-22 40 22 E-23 65 23 E-24 59 24 E-25 59 25 E-26 43 26 E-27 55 27 E-28 50 28 E-29 66 29 E-30 57 30 E-31 81 31 E-32 71 32 E-33 47 33 E-34 49
VIII A (KONTROL) No Kode 1 K-01 2 K-02 3 K-03 4 K-04 5 K-05 6 K-06 7 K-07 8 K-08 9 K-09 10 K-10 11 K-11 12 K-12 13 K-13 14 K-14 15 K-15 16 K-16 17 K-17 18 K-18 19 K-19 20 K-20 21 K-21 22 K-22 23 K-23 24 K-24 25 K-25 26 K-26 27 K-27 28 K-28 29 K-29 30 K-30 31 K-31 32 K-32 33 K-33
Nilai 57 64 78 74 68 82 65 54 72 69 68 64 63 61 55 66 71 77 79 71 57 52 68 49 54 55 77 54 81 62 72 51 74
103
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
E-35 E-36 E-37 E-38 E-39 E-40 E-41 E-42 E-43 E-44 E-45 E-46 E-47
49 58 55 52 55 52 63 62 83 86 70 81 68
Nilai tertinggi = Nilai terendah = ∑ = n1
= = 2 1
s s1
= =
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 86 40 2914
46 63,34783 147,1652 12,13117
K-34 K-35 K-36 K-37 K-38 K-39 K-40 K-41 K-42 K-43 K-44 K-45 K-46
51 51 48 41 54 37 71 81 71 61 52 75 44
Nlai tertinggi = Nilai terendah = ∑ = n2
= = 2 2
s s2
= =
82 37 2901 46 63,06522 132,4623 11,50923
104
Lampiran 12 UJI NORMALITAS NILAI RAPOR IPA FISIKA KELAS EKSPERIMEN (VIII B) Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
2
k
O i
i 1
- Ei Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
Kelas Interval 40,00 49,00 58,00 67,00 76,00 85,00
-
48,00 57,00 66,00 75,00 84,00 93,00
86,00 40,00 46,00 6
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
= = = =
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
39,50 48,50 57,50 66,50 75,50 84,50 93,50
-1,97 -1,22 -0,48 0,26 1,00 1,74 2,49
0,4753 0,3895 0,1851 0,1025 0,3418 0,4594 0,4935
0,0858 0,2044 0,2876 0,2393 0,1176 0,0341
3,9481 9,4023 13,2306 11,0058 5,4107 1,5706
4 12 14 7 8 1
0,0007 0,7177 0,0447 1,4580 1,2391 0,2073
²
=
3,6675
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,1
0,2
0,15 0,1 Daerah penerimaan Ho
0,05 0
0
7,09 63,35 12,13 46
' 3,67 5
Daerah penolakan Ho '
10 11,1
15
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
(Oi-Ei)² Ei
105
Lampiran 13 UJI NORMALITAS NILAI RAPOR IPA FISIKA KELAS KONTROL (VIII A) Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
2
k
O i
i 1
- Ei Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
Kelas Interval 37,00 45,00 53,00 61,00 69,00 77,00
-
44,00 52,00 60,00 68,00 76,00 84,00
tabel
= = = =
82,00 37,00 45,00 6
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
= = = =
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
36,50 44,50 52,50 60,50 68,50 76,50 84,50
-2,31 -1,61 -0,92 -0,22 0,47 1,17 1,86
0,4895 0,4466 0,3207 0,0882 0,1816 0,3785 0,4687
0,0429 0,1260 0,2325 0,2698 0,1968 0,0903
1,9720 5,7937 10,6949 12,4107 9,0549 4,1524
3 7 8 11 10 7
0,5359 0,2511 0,6791 0,1604 0,0987 1,9528
²
=
3,6779
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,1
0,2 0,15 0,1 Daerah penerimaan Ho
0,05 0
0
6,94 63,07 11,51 46
' 3,68 5
Daerah penolakan Ho '
10 11,1
15
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
(Oi-Ei)² Ei
106
Lampiran 14 UJI KESAMAAN DUA VARIANS NILAI RAPOR IPA FISIKA ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho :
s1
s
Ha :
s1
s
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F
1/2a ((nb-1),(nk-1))
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah n x Varians (s 2) Standart deviasi (s)
2914 46 63,35 147,1652 12,1312
2901 46 63,07 132,4623 11,5092
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
147,17 132,46
=
1,11
Pada a = 10% dengan: dk pembilang = nb - 1 = dk penyebut = nk -1 = F (0.05)(45,45) = 1,64
46 46
-
1 = 1 =
45 45
1,6
1,4 1,2 1
0,8 0,6
0,4
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
0,2 0
-0,2 0
0,5
'
1 1,11
'
1,5 1,64
2
2,5
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang homogen.
107
Lampiran 15 UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA (UJI DUA PIHAK) NILAI RAPOR IPA FISIKA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis
Ho : Ha :
m1
=
m2
m1
≠
m2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x
t
1
-x
2
1 1 + n1 n2
s
Dimana,
n 1 - 1s12 + n 2
s
n1 + n 2
- 1s 22 -2
Terima H 0 jika –t(1-1/2α) < thitung < t(1-1/2α) Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol
Jumlah n x s2 Standart deviasi (s)
2914 46 63,35 147,17 12,13
2901 46 63,07 132,46 11,51
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: s
=
t
=
46
1
147,17 46 + 63,07
63,35 11,82
1 46
+
1 46
+
46 46
1 2
132,46
= 11,82
= 0,11
Pada a = 5% dengan dk = 46 + 46 - 2 = 90 diperoleh t (0.975)(90)
= 1,98667
0,5 0,4
0,3 Daerah penerimaan Ho 0,2 Daerah penolakan Ho 0,1
Daerah penolakan Ho
-6
-4
'
-2 -1,98
0
'
'
0 0,11 1,98 2
4
6
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kemampuan awal kelas eksperimen dengan kontrol
108
Lampiran 16 DAFTAR PENGELOMPOKAN SISWA KELAS EKSPERIMEN
KELOMPOK 1
KELOMPOK 4
KELOMPOK 7
E24
E21
E03
E40
E11
E10
E14
E46
E06
E23
E32
E15
KELOMPOK 10
KELOMPOK 2
KELOMPOK 5
E22
E19
E29
E35
E36
E17
E30
E41
E28
E38
E34
E31
KELOMPOK 8
KELOMPOK 11
KELOMPOK 3
E20
E27
E09
E43
E16
E25
E18
E12
E37
E47
E08
E39
KELOMPOK 6
KELOMPOK 9
KELOMPOK 12
E01
E42
E04
E26
E13
E33
E07
E45
E05
E44
109
Lampiran 17 DAFTAR PENGELOMPOKAN SISWA KELAS KONTROL
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
K12
K07
K18
K09
K13
K41
K21
K14
K44
K25
K23
K46
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
K06
K20
K01
K08
K22
K15
K43
K37
K30
K45
K38
K03
KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
KELOMPOK 9
K24
K04
K05
K02
K27
K26
K19
K29
K28
K32
K35
K40
KELOMPOK 10
KELOMPOK 11
K10
K11
K17
K16
K36
K33
K31
K39 E34
110
Lampiran 18
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah
: MTs. Nahdlatul Muslimin
Kelas
: VIII
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Semester
:2
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi seharihari
Materi Kompetensi
Pokok/
Dasar
Pembelajar an
6.3
Cahaya
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Mendeskripsikan Melakukan tanya
Menyelidik
proses
jawab dengan guru
i sifat-sifat
pembentukan
cahaya dan hubungann
Tes tulis
Bentuk
Contoh
Alokasi
Sumber
Instrumen
Instrumen
Waktu
Belajar
Tes pilihan Berkas cahaya yang ganda
6x40’
Buku
IPA
dipantulkan oleh
Fisika
mengenai tiga sinar
cermin cekung bersifat
untuk SMP
dan sifat-sifat
istimewa pada
.... sinar.
Kelas VIII
bayangan pada
cermin cekung
a. Menyebarkan
karangan
b. Mengumpulkan
110
ya dengan
Teknik
111
berbagai bentuk cermin dan lensa
cermin cekung. Menyelidiki
Melakukan percobaan tentang
hubungan antara
jarak bayangan, dan jarak fokus. Menentukan
d. Meneruskan
Kanginan Buku
Tes tulis
Tes pilihan Sebuah cermin cekung ganda
jawab dengan guru mengenai
perbesaran
bayangan pada
bayangan.
cermin cekung
Menyebutkan
Melakukan tanya
manfaat cermin
jawab dengan guru
cekung dalam
mengenai manfaat
kehidupan
cermin cekung
sehari-hari.
Melakukan tanya
memiliki jari-jari
0,8 m. Jarak fokus
SMP
karangan
d. 160 cm
Saeful
Tes pilihan Berikut adalah manfaat cermin cekung, kecuali
Karim Lembar soal pre-test,
proses
mengenai tiga sinar
a. Digunakan
pembentukan
istimewa pada
dan
cermin cembung
untuk
post-tes,
spion mobil b. Digunakan
lembar soal
pada
lampu sorot mobil
lembar kerja siswa
111
pada Melakukan
VIII
c. 80 cm
....
bayangan
untuk Kelas
b. 40 cm
jawab dengan guru
sifat-sifat
Sekitar
a. 20 cm
ganda
Cakrawala Alam
cermin adalah ….
Tes tulis
Belajar IPA Membuka
kelengkungan sebesar
perbesaran
Mendeskripsikan
Marthen
cermin cekung Melakukan tanya
jarak benda,
c. Membiaskan
112
cermin cembung. Menyebutkan manfaat
percobaan tentang
c. Digunakan
cermin cembung
senter
cermin Melakukan tanya
cembung dalam
jawab dengan guru
kehidupan
mengenai manfaat
sehari-hari.
cermin cembung
pada
d. Digunakan pada PLTS Tes tulis
Tes pilihan Cermin yang ganda
digunakan sebagai kaca yang ditempatkan di persimpangan jalan adalah .... a. cermin cembung b. cermin cekung c. cermin datar
(LKS) Power point Busur Alat percobaan: cermin cekung, bangku optik, lilin, layar, mistar, korek api
d. cermin cekung datar
112
113
Lampiran 19a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Pertemuan 2 & 3 Sekolah
: MTs. Nahdlatul Muslimin
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Kelas/ Semester
: VIII/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari B. Kompetensi Dasar 6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung. 2. Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus. 3. Menentukan perbesaran bayangan. 4. Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dengan benar. 2. Setelah melakukan tanya jawab, Think Pair Share (TPS) dan eksperimen, siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung dengan benar. 3. Melalui penerapan Think Pair Share (TPS) dan eksperimen, siswa dapat
114
menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus dengan benar. 4. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan pengertian perbesaran bayangan dengan benar. 5. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. E. Materi Pembelajaran Pemantulan cahaya pada cemin cekung F. Metode Pembelajaran 1. Model
: - Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
2. Metode
: - Eksperimen - Diskusi - Tanya Jawab - Presentasi
G. Langkah Kegiatan Kegiatan belajar-mengajar 1. PEMBUKAAN Pendahuluan Guru memberi salam kepada siswa. Guru mempresensi siswa. Guru menyiapkan psikologis siswa dengan menanyakan keadaan belajar siswa di rumah. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Motivasi dan apersepsi 1) Jenis cermin apa yang digunakan pada cermin dandan? 2) Apakah yang dimaksud dengan bayangan nyata dan bayangan maya?
Alokasi Waktu ± 10 menit
115
Pra eksperimen: 1) Berhati-hatilah menggunakan alat dan bahan percobaan. 2. INTI
± 105 menit
1) Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru. (eksplorasi) 2) Siswa mendapat pertanyaan dari guru mengenai sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada cermin dandan. Masing-masing siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut (Tahap Think). (eksplorasi) 3)
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan pada cermin cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cekung. (elaborasi)
4)
Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masingmasing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cekung (LKS I), alat dan bahan percobaan. (eksplorasi)
5)
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS I. (elaborasi)
6)
Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS I. (eksplorasi)
7)
Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan, waktu percobaan 20 menit. (konfirmasi)
8)
Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa mengerjakan pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS I secara
individu
di
buku
tugas
masing-masing,
mengerjakan 3 menit (Tahap Think). (elaborasi)
waktu
116
9)
Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing, waktu 2 menit (Tahap Pair). (elaborasi)
10) Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya, waktu 2 menit. (elaborasi) 11) Setiap
kelompok
maju
mempresentasikan
hasil
diskusi
kelompoknya (Tahap Share). (elaborasi) 12) Hasil presentasi masing-masing kelompok ditanggapi oleh guru, guru memberikan informasi yang sebenarnya mengenai proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung, serta hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus. (konfirmasi) 13) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai perbesaran bayangan. (elaborasi) 14) Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
mengenai
penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung. (elaborasi) 15) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. (elaborasi) 16) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa. (konfirmasi) 17) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (konfirmasi) 3. PENUTUP 1)
Siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran mendapat penghargaan dari guru.
2)
Siswa mendapatkan tugas dari guru untuk mempelajari materi cermin cembung.
3)
Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam kepada
± 5 menit
117
siswa. H. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lembar soal pre-test
Lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cekung (LKS I)
Power point
Busur
Alat percobaan: Cermin cekung Bangku optik Lilin Layar Mistar Korek api
I. Alat Penilaian Instrumen Penilaian a. Kognitif
: Pre-test
b. Aktivitas
: Penilaian lembar observasi
Jenis Tagihan
: Lembar jawab pre-test
118
Lampiran 19b RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Pertemuan 4 & 5 Sekolah
: MTs. Nahdlatul Muslimin
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Kelas/ Semester
: VIII/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari B. Kompetensi Dasar 6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung. 2. Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran, siswa siswa diharapkan mampu: 1. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cembung dengan benar. 2. Setelah melakukan tanya jawab, Think Pair Share (TPS) dan eksperimen, siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung dengan benar. 3. Melalui penerapan Think Pair Share (TPS) dan eksperimen, siswa dapat menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus
119
dengan benar. 4. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. E. Materi Pembelajaran Pemantulan cahaya pada cermin cembung F. Metode Pembelajaran 1. Model
: - Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
2. Metode
: - Eksperimen - Diskusi - Tanya Jawab - Presentasi
G. Langkah Kegiatan Kegiatan belajar-mengajar 1. PEMBUKAAN
Alokasi Waktu ± 10 menit
Pendahuluan Guru memberi salam kepada siswa. Guru mempresensi siswa. Guru menyiapkan psikologis siswa dengan menanyakan keadaan belajarnya di rumah. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Motivasi dan apersepsi 1) Jenis cermin apa yang digunakan pada kaca spion mobil? Pra eksperimen: 1) Berhati-hatilah menggunakan alat dan bahan percobaan. 2. INTI 1) Siswa mendapat pertanyaan dari guru mengenai sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada kaca spion mobil. Masing-masing siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut (Tahap
± 105 menit
120
Think). (eksplorasi) 2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tiga sinar istimewa pada cermin cembung, kemudian guru menjelaskan tiga sinar istimewa pada cermin cembung. (elaborasi) 3) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar istimewa pada cermin cembung, proses pembentukan bayangan pada cermin cembung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cembung. (elaborasi) 4) Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masingmasing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cembung (LKS II), alat dan bahan percobaan. (eksplorasi) 5) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS II. (elaborasi) 6) Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS II. (eksplorasi) 7) Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan, waktu percobaan 20 menit. (konfirmasi) 8) Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa mengerjakan pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS II secara
individu
di
buku
tugas
masing-masing,
waktu
mengerjakan 3 menit (Tahap Think). (elaborasi) 9) Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing, waktu 2 menit (Tahap Pair). (elaborasi) 10) Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya, waktu 2 menit. (elaborasi)
121
11) Setiap
kelompok
maju
mempresentasikan
hasil
diskusi
kelompoknya (Tahap Share). (elaborasi) 12) Hasil presentasi masing-masing kelompok ditanggapi oleh guru, guru memberikan informasi yang sebenarnya mengenai proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung, serta hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus. (konfirmasi) 13) Siswa
melakukan
tanya
jawab
dengan
guru
mengenai
penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cembung. (elaborasi) 14) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari. (elaborasi) 15) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa. (konfirmasi) 16) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (konfirmasi) 17) Siswa mengerjakan soal post-test yang diberikan oleh guru. (konfirmasi) 3. PENUTUP 1)
± 5 menit
Siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran mendapat penghargaan dari guru.
2)
Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam kepada siswa.
H. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
122
Lembar soal post-test
Lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cembung (LKS II)
Power point
Busur
Alat percobaan: Cermin cembung Lensa cembung Bangku optik Lilin Layar Mistar Korek api
I. Alat Penilaian Instrumen Penilaian a. Kognitif
: Post-test
b. Aktivitas
: Penilaian lembar observasi
Jenis Tagihan
: Lembar jawab post-test
123
Lampiran 20 BAHAN AJAR
Cermin merupakan permukaan optis yang bersifat memantulkan lebih dari 95 persen cahaya yang mengenainya. Cermin memiliki bidang pemantul licin yang dilapisi bahan mengkilat berupa amalgam (campuran perak dan raksa). 1.
Pemantulan pada Cermin Cekung Bagian-bagian dari cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagian-Bagian Cermin Cekung Titik P merupakan titik pusat kelengkungan cermin, titik F merupakan titik fokus cermin, titik O merupakan titik pusat bidang cermin (vertex), R merupakan jari-jari kelengkungan, dan f merupakan jarak fokus. Jika jarak antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dan titik pusat bidang cermin (O) merupakan jari-jari kelengkungan cermin (R), sedangkan jarak antara titik fokus (F) dan titik pusat bidang cermin (O) merupakan jarak fokus (f), maka berlaku persamaan:
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan sinar (konvergen). Ketika sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cemin cekung, maka
124
sinar-sinar pantul akan menuju ke satu titik yaitu titik fokus (F), seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Cermin Cekung akan Mengumpulkan Sinar Pantul (Konvergen) Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu: (4) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus (F), dilukiskan seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama (5) Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama, dilukiskan seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Fokus (6) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (P) dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada Gambar 5.
125
Gambar 5. Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Pusat Kelengkungan Kita dapat menggunakan dua sinar istimewa untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cekung. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis:
Keterangan
: f = jarak fokus s’ = jarak bayangan s = jarak benda
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi (jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan dengan:
126
| Keterangan
|
: M = perbesaran bayangan h’ = tinggi bayangan h = tinggi benda
Cermin cekung dimanfaatkan untuk: (4) Sebagai pemantul pada lampu sorot mobil. (5) Digunakan pada pengumpul sinar matahari dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (6) Sebagai pemantul pada lampu senter. 2.
Pemantulan pada Cermin Cembung Bagian-bagian dari cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Bagian-Bagian Cermin Cembung Pada cermin cembung, titik pusat kelengkungan P dan titik fokus cermin F terletak di bagian belakang cermin. Oleh karena itu, jari-jari kelengkungan R dan jarak fokus cermin f bertanda negatif, bersifat maya. Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar (divergen). Ketika sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cermin cembung, maka sinar-sinar pantul akan menyebar, seperti pada Gambar 8.
127
Gambar 8. Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul (Divergen) Sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga, yaitu: (4) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (F), dilukiskan seperti pada Gambar 9.
Gambar 9. Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama (5) Sinar datang menuju ke titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama, dilukiskan seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus (6) Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada Gambar 11.
128
Gambar 11. Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). Persamaannya adalah sebagai berikut:
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi (jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan dengan: |
|
Cermin cembung dimanfaatkan pada: (1) kaca spion mobil, (2) kaca spion motor, dan (3) kaca yang ditempatkan pada persimpangan jalan.
129
Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung dan cembung seperti pada Gambar 13.
cermin cekung
cermin cembung
Gambar 13. Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan Cembung
130
Lampiran 21
LEMBAR KERJA SISWA (LKS I) PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEKUNG KELAS
:
KELOMPOK : ANGGOTA KELOMPOK
:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar
: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa Tujuan Percobaan
:
1. Mendeskripsikan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung. 2. Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus. Petunjuk Percobaan : 1. Sebelum melaksanakan percobaan, perwakilan setiap kelompok maju mengambil alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Waktu pelaksanaan percobaan 20 menit, manfaatkan waktu sebaik mungkin. 3. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, ketertiban peralatan dan kebersihan laboratorium. 4. Setelah melaksanakan percobaan, praktikan harus merapikan alat dan bahan yang
telah digunakan.
131
A. Alat dan Bahan 1) Cermin cekung
1 buah
2) Bangku optik
1 buah
3) Lilin
1 buah
4) Layar
1 buah
5) Mistar
1 buah
6) Korek api
1 buah
B. Langkah kerja
Sketsa percobaan cermin cekung 1. Letakkan cermin cekung pada skala 0 di bangku optik. 2. Tempatkan sumber cahaya (lilin yang dinyalakan) di depan cermin cekung seperti pada gambar diatas dengan jarak tertentu. 3. Letakkan layar di depan lilin. Geser-geserlah letak layar sepanjang mistar bangku optik sampai kamu mendapatkan bayangan lilin yang dinyalakan yang paling jelas pada layar. Catatan: Jarak lilin yang dinyalakan ke cermin cekung disebut jarak benda (s) Jarak bayangan lilin yang paling jelas ke cermin cekung disebut jarak bayangan (s’) 4. Catatlah jarak benda, jarak bayangan, serta sifat bayangannya pada tabel pengamatan.
132
5. Ulangi langkah kerja no. 2, no.3 dan no. 4, dengan mengubah jarak lilin ke cermin cekung (jarak benda). C. Data pengamatan Tabel pengamatan Sifat-sifat bayangan **) No.
s (....)
s’ (....)
Sifat bayangan
Posisi bayangan
Ukuran bayangan
(nyata/maya)
(tegak/terbalik)
(diperbesar/diperkecil)
1 2 3 4 5 6 **) Untuk sifat-sifat bayangan, pilih salah satu jawaban yang ada dalam tanda kurung. D. Pertanyaan Kerjakan pertanyaan di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing. 1. Berdasarkan tabel pengamatan, nilai jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) telah diketahui. Bagaimanakah cara mencari jarak fokus (f) dengan menggunakan dua besaran tersebut? 2. Berapakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari perhitungan? Tuliskan perhitungannya! 3. Bagaimanakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari beberapa variasi jarak benda? 4. Apakah jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda positif? Mengapa?
133
E. Kesimpulan Kerjakan isian singkat di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing. a. Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus cermin (f) jika dituliskan secara matematis adalah .... b. Jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda ....
134
Lampiran 22
LEMBAR KERJA SISWA (LKS II) PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEMBUNG KELAS
:
KELOMPOK : ANGGOTA KELOMPOK
:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar
: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa Tujuan Percobaan
:
1. Mendeskripsikan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung. 2. Menentukan jarak fokus cermin cembung. Petunjuk Percobaan : 1. Sebelum melaksanakan percobaan, perwakilan setiap kelompok maju mengambil alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Waktu pelaksanaan percobaan 20 menit, manfaatkan waktu sebaik mungkin. 3. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, ketertiban peralatan dan kebersihan laboratorium. 4. Setelah melaksanakan percobaan, praktikan harus merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
135
A. Alat dan Bahan 1) Cermin cembung
1 buah
2) Lensa cembung
1 buah
3) Bangku optik
1 buah
4) Lilin
1 buah
5) Layar
1 buah
6) Mistar
1 buah
7) Korek api
1 buah
B. Langkah kerja
Sketsa percobaan cermin cembung 1. Letakkan sumber cahaya (lilin yang dinyalakan) pada skala 0 di bangku optik. 2. Letakkan lilin dan lensa cembung seperti pada gambar diatas dengan jarak tertentu. 3. Letakkan layar di belakang lensa cembung, geser-geserlah layar tersebut sehingga diperoleh bayangan yang jelas dan diperkecil. Lalu tandai dengan titik tebal dimana posisi bayangan yang dibentuk oleh lensa berada. 4. Letakkan cermin cembung diantara lensa cembung dan bayangan yang dibentuk oleh lensa. Atur jarak antara cermin cembung dengan bayangan yang dibentuk oleh lensa dan letakkan layar di depan cermin cembung. Gesergeserlah letak layar sepanjang mistar bangku optik sehingga bayangan lilin dapat kamu lihat dengan jelas. Jarak bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung ke cermin cembung disebut jarak benda maya (s)
136
Jarak bayangan lilin yang paling jelas ke cermin disebut jarak bayangan (s’) 5. Catatlah jarak benda maya, jarak bayangan, dan sifat bayangannya pada tabel pengamatan. 6. Ulangi langkah kerja no. 4 dan no. 5, dengan mengubah jarak cermin cembung dengan bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung (jarak benda). C. Data pengamatan Tabel pengamatan Sifat-sifat bayangan *) No.
s (....)
s’ (....)
Sifat bayangan
Posisi bayangan
Ukuran bayangan
(nyata/maya)
(tegak/terbalik)
(diperbesar/diperkecil)
1 2 3 4 5 6 *) Untuk sifat-sifat bayangan, pilih salah satu jawaban yang ada dalam tanda kurung. D. Pertanyaan Kerjakan pertanyaan di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing. 1. Berapakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari keempat variasi jarak benda maya? Tuliskan perhitungannya! 2. Bagaimanakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari keempat variasi jarak benda? 3. Bagaimanakah sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung dengan beberapa variasi jarak benda? Mengapa?
137
E. Kesimpulan Kerjakan pertanyaan di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing. a. Bagaimanakah sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung? b. Apakah jarak fokus (f) pada cermin cembung selalu bertanda negatif? Mengapa?
138
Lampiran 23 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I Pertanyaan 1. Dengan menggunakan persamaan : 2. Nilai jarak fokus f yang diperoleh bergantung pada cermin cekung dengan jarak fokus berapa yang digunakan. 3. Tetap (hampir sama). 4. Jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda positif, karena titik fokus (F) cermin cekung terletak di bagian depan cermin cekung. Kesimpulan 1. 2. Jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda positif.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) II Pertanyaan 1. Nilai jarak fokus f yang diperoleh bergantung pada cermin cembung dengan jarak fokus berapa yang digunakan. 2. Tetap (hampir sama). 3. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung bersifat nyata, terbalik dan diperbesar, karena benda yang digunakan adalah benda maya dan terbalik. Kesimpulan a. Kalau benda yang digunakan adalah benda maya, terbalik, maka bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah nyata, terbalik, diperbesar. Kalau benda yang digunakan adalah benda nyata, tegak, maka bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah maya, tegak dan diperkecil. b. Iya, jarak fokus (f) pada cermin cembung selalu bertanda negatif, karena titik fokus cermin cembung (F) terletak di bagian belakang cermin cembung.
139
Lampiran 24 DATA NILAI HASIL PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL EKSPERIMEN No Kode 1 E-01 2 E-03 3 E-04 4 E-05 5 E-06 6 E-07 7 E-08 8 E-09 9 E-10 10 E-11 11 E-12 12 E-13 13 E-14 14 E-16 15 E-17 16 E-18 17 E-19 18 E-20 19 E-21 20 E-22 21 E-23 22 E-24 23 E-25 24 E-26 25 E-27 26 E-28 27 E-29 28 E-30 29 E-31 30 E-32 31 E-34 32 E-35 33 E-36
Nilai 40 50 25 40 55 45 45 40 40 35 20 40 30 35 40 65 50 30 55 40 55 65 40 30 35 30 55 40 40 25 45 40 40
KONTROL No Kode 1 K-01 2 K-02 3 K-03 4 K-04 5 K-05 6 K-06 7 K-07 8 K-08 9 K-09 10 K-10 11 K-11 12 K-12 13 K-13 14 K-14 15 K-15 16 K-16 17 K-17 18 K-18 19 K-19 20 K-20 21 K-21 22 K-22 23 K-23 24 K-24 25 K-25 26 K-26 27 K-27 28 K-28 29 K-29 30 K-30 31 K-31 32 K-32 33 K-33
Nilai 35 45 30 45 35 30 50 50 35 25 45 35 30 40 50 40 30 40 35 35 45 40 65 45 50 35 50 25 30 35 25 35 25
140
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
E-37 E-38 E-39 E-40 E-41 E-42 E-43 E-44 E-45 E-46 E-47
Nilai tertinggi = Nilai terendah = ∑ n1
45 40 35 40 35 40 30 45 35 40 65
= = =
2 1
s s1
= =
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 65 20 1810
44 41,1364 105,655 10,2789
K-35 K-36 K-37 K-38 K-39 K-40 K-41 K-43 K-44 K-45 K-46
Nilai tertinggi = Nilai terendah = ∑ n1
45 35 55 45 40 45 40 30 55 35 15
= = =
2 1
s s1
= =
65 15 1705 44 38,75 95,4942 9,77211
141
Lampiran 25 ANALISIS HASIL PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Kode E 01 E 03 E 04 E 05 E 06 E 07 E 08 E 09 E 10 E 11 E12 E 13 E 14 E 16 E 17 E 18 E 19 E 20 E 21 E 22 E 23 E 24 E 25 E 26 E 27 E 28 E 29 E 30 E 31 E 32 E 34 E 35 E 36 E 37 E 38 E 39 E 40 E 41 E 42 E 43 E 44 E 45 E 46 E 47
Nilai 40 50 25 40 55 45 45 40 40 35 20 40 30 35 40 65 50 30 55 40 55 65 40 30 35 30 55 40 40 25 45 40 40 45 40 35 40 35 40 30 45 35 40 65
Keterangan Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Ketuntasan klasikal
= = = = = = =
1810 41,14 65 20 0 44 0,00%
142
Lampiran 26 ANALISIS HASIL PRE-TEST KELAS KONTROL No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Kode K 01 K 02 K 03 K 04 K 05 K 06 K 07 K 08 K 09 K 10 K 11 K 12 K 13 K 14 K 15 K 16 K 17 K 18 K 19 K 20 K 21 K 22 K 23 K 24 K 25 K 26 K 27 K 28 K 29 K 30 K 31 K 32 K 33 K 35 K 36 K 37 K 38 K 39 K 40 K 41 K 43 K 44 K 45 K 46
Nilai 35 45 30 45 35 30 50 50 35 25 45 35 30 40 50 40 30 40 35 35 45 40 65 45 50 35 50 25 30 35 25 35 25 45 35 55 45 40 45 40 30 55 35 15
Ke te rangan Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Ketuntasan klasikal
= = = = = = =
1705 38,75 65 15 0 44 0,00%
143
Lampiran 27 UJI NORMALITAS PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN (VIII B) Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha
:
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
k
2
O i
i 1
- Ei Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
65,00
Panjang Kelas
=
7,01
Nilai minimal
=
20,00
Rata-rata ( x )
=
41,14
Rentang
=
45,00
s
=
10,28
Banyak kelas
=
6
n
=
44
Kelas Interval 20,00
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
-
22,00
19,50
-2,10
0,4824
0,0173
0,7595
1
0,0761
23,00
-
25,00
22,50
-1,81
0,4651
0,0292
1,2845
2
0,3986
26,00
-
28,00
25,50
-1,52
0,4359
0,0454
1,9961
0
1,9961
29,00
-
31,00
28,50
-1,23
0,3905
0,0648
2,8505
5
1,6210
32,00
-
34,00
31,50
-0,94
0,3257
0,0850
3,7403
0
3,7403
35,00
-
37,00
34,50
-0,65
0,2407
0,1025
4,5098
6
0,4924
37,50
-0,35
0,1382 =
8,3245
² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,1 0,2
0,15 0,1 Daerah penerimaan Ho
0,05 0
0
5
Daerah penolakan Ho ' ' 8,32 10 11,1
15
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
144
Lampiran 28 UJI NORMALITAS PRE-TEST KELAS KONTROL (VIII A) Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha
:
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
2
O i
i 1
- Ei Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
65,00
Panjang Kelas
=
7,78
Nilai minimal
=
15,00
Rata-rata ( x )
=
38,75
Rentang
=
50,00
s
=
9,77
Banyak kelas
=
6
n
=
44
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
15,00
-
17,00
14,50
-2,48
0,4935
0,0083
0,3648
1
1,1060
18,00
-
20,00
17,50
-2,17
0,4852
0,0161
0,7075
0
0,7075
21,00
-
23,00
20,50
-1,87
0,4691
0,0284
1,2497
0
1,2497
24,00
-
26,00
23,50
-1,56
0,4407
0,0457
2,0102
4
1,9696
27,00
-
29,00
26,50
-1,25
0,3950
0,0669
2,9449
0
2,9449
30,00
-
32,00
29,50
-0,95
0,3281
0,0893
3,9290
6
1,0916
32,50
-0,64
0,2388 =
9,0693
² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,1 0,2
0,15 0,1 Daerah penerimaan Ho
0,05 0
0
5
Daerah penolakan Ho ' ' 9,0710 11,1
15
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
145
Lampiran 29 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRE-TEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho :
s1
s
s
s1
Ha :
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F
1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah n x Varians (s 2) Standart deviasi (s)
1810 44 41,14 105,6554 10,2789
1705 44 38,75 95,4942 9,7721
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
105,66 95,49
=
Pada a = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F (0.025)(43:43) = 1,66
1,1064
= =
44 44
-
1 1
= =
43 43
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 Daerah penerimaan Ho
0,4
Daerah penolakan Ho
0,2 0 -0,2
'
0
0,5
1 1,1
'
1,5 1,66
2
2,5
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang homogen.
146
Lampiran 30 DATA NILAI HASIL POST-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL EKSPERIMEN No Kode 1 E-01 2 E-03 3 E-04 4 E-05 5 E-06 6 E-07 7 E-08 8 E-09 9 E-10 10 E-11 11 E-12 12 E-13 13 E-14 14 E-16 15 E-17 16 E-18 17 E-19 18 E-20 19 E-21 20 E-22 21 E-23 22 E-24 23 E-25 24 E-26 25 E-27 26 E-28 27 E-29 28 E-30 29 E-31 30 E-32 31 E-34 32 E-35 33 E-36
Nilai 90 70 75 70 75 85 80 85 75 85 75 100 90 80 75 85 90 100 80 90 85 90 85 85 65 75 80 80 75 65 75 95 90
KONTROL No Kode 1 K-01 2 K-02 3 K-03 4 K-04 5 K-05 6 K-06 7 K-07 8 K-08 9 K-09 10 K-10 11 K-11 12 K-12 13 K-13 14 K-14 15 K-15 16 K-16 17 K-17 18 K-18 19 K-19 20 K-20 21 K-21 22 K-22 23 K-23 24 K-24 25 K-25 26 K-26 27 K-27 28 K-28 29 K-29 30 K-30 31 K-31 32 K-32 33 K-33
Nilai 70 70 70 75 80 85 60 60 75 75 70 70 70 95 80 75 60 75 70 65 95 100 85 65 80 85 70 80 60 75 75 60 70
147
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
E-37 E-38 E-39 E-40 E-41 E-42 E-43 E-44 E-45 E-46 E-47
Nilai tertinggi = Nilai terendah = ∑
75 70 65 90 95 90 95 95 75 95 85
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
=
100 65 3630
= =
44 82,5
s1 2
=
90,1163
s1
=
9,49296
n1
K-35 K-36 K-37 K-38 K-39 K-40 K-41 K-43 K-44 K-45 K-46
Nilai tertinggi = Nilai terendah = ∑
70 80 95 85 70 75 80 60 80 85 80
=
100 60 3310
= =
44 75,2273
s1 2
=
101,11
s1
=
10,0553
n1
148
Lampiran 31 ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS EKSPERIMEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Kode E 01 E 03 E 04 E 05 E 06 E 07 E 08 E 09 E 10 E 11 E12 E 13 E 14 E 16 E 17 E 18 E 19 E 20 E 21 E 22 E 23 E 24 E 25 E 26 E 27 E 28 E 29 E 30 E 31 E 32 E 34 E 35 E 36 E 37 E 38 E 39 E 40 E 41 E 42 E 43 E 44 E 45 E 46 E 47
Nilai 90 70 75 70 75 85 80 85 75 85 75 100 90 80 75 85 90 100 80 90 85 90 85 85 65 75 80 80 75 65 75 95 90 75 70 65 90 95 90 95 95 75 95 85
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Ketuntasan klasikal
= = = = = = =
3630 82,50 100 65 41 3 93,18%
149
Lampiran 32 ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS KONTROL No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Kode K 01 K 02 K 03 K 04 K 05 K 06 K 07 K 08 K 09 K 10 K 11 K 12 K 13 K 14 K 15 K 16 K 17 K 18 K 19 K 20 K 21 K 22 K 23 K 24 K 25 K 26 K 27 K 28 K 29 K 30 K 31 K 32 K 33 K 35 K 36 K 37 K 38 K 39 K 40 K 41 K 43 K 44 K 45 K 46
Nilai 70 70 70 75 80 85 60 60 75 75 70 70 70 95 80 75 60 75 70 65 95 100 85 65 80 85 70 80 60 75 75 60 70 70 80 95 85 70 75 80 60 80 85 80
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Ketuntasan klasikal
= = = = = = =
3310 75,23 100 60 36 8 81,82%
150
Lampiran 33 UJI NORMALITAS POST-TEST KELAS EKSPERIMEN (VIII B) Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha
:
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
2
O i
i 1
- Ei Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
100,00
Panjang Kelas
=
5,45
Nilai minimal
=
65,00
Rata-rata ( x )
=
82,50
Rentang
=
35,00
s
=
9,49
Banyak kelas
=
6
n
=
44
Kelas Interval 65,00
(Oi-Ei)²
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
4,1495
6
0,8252
Ei
-
71,00
64,50
-1,90
0,4710
0,0943
72,00
-
78,00
71,50
-1,16
0,3767
0,2135
9,3925
10
0,0393
79,00
-
85,00
78,50
-0,42
0,1633
0,2873
12,6396
13
0,0103
86,00
-
92,00
85,50
0,32
0,1240
0,2299
10,1163
8
0,4427
93,00
-
99,00
92,50
1,05
0,3539
0,1094
4,8142
5
0,0072
100,00
-
106,00
99,50
1,79
0,4633
0,0309
1,3609
2
0,3001
106,50
2,53
0,4943 =
1,6248
² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,1
0,2 0,15
0,1 0,05
0 0
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
' 1,62
10 11,1
5
'
15
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
151
Lampiran 34 UJI NORMALITAS POST-TEST KELAS KONTROL (VIII A) Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha
:
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
2
k
O i
i 1
- Ei Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
100,00
Panjang Kelas
=
6,23
Nilai minimal
=
60,00
Rata-rata ( x )
=
75,23
Rentang
=
40,00
s
=
10,06
Banyak kelas
=
6
n
=
44
Kelas Interval 60,00
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
-
67,00
59,50
-1,56
0,4411
0,1622
7,1369
8
0,1044
68,00
-
75,00
67,50
-0,77
0,2789
0,2897
12,7475
19
3,0668
76,00
-
83,00
75,50
0,03
0,0108
0,2838
12,4893
8
1,6137
84,00
-
91,00
83,50
0,82
0,2947
0,1525
6,7116
5
0,4365
92,00
-
99,00
91,50
1,62
0,4472
0,0449
1,9759
3
0,5308
100,00
-
107,00
99,50
2,41
0,4921
0,0072
0,3180
1
1,4630
107,50
3,21
0,4993 =
7,2152
² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,1
0,2 0,15
0,1 Daerah penerimaan Ho
0,05
0 0
5
' 7,21
Daerah penolakan Ho '
10 11,1
15
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
152
Lampiran 35 UJI KESAMAAN DUA VARIANS HASIL POST-TEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho :
s1
s
Ha :
s1
s
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F
1/2a ((nb-1),(nk-1))
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah 3630 n 44 x 82,50 Varians (s 2) 90,1163 Standart deviasi (s) 9,4930 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
101,11 90,12
=
3310 44 75,23 101,1099 10,0553
= 1,12
Pada a = 10% dengan: dk pembilang = nb - 1 = dk penyebut = nk -1 = F (0.05)(43,43) = 1,66
44 44
-
1 = 1 =
43 43
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 Daerah penerimaan Ho
0,4
Daerah penolakan Ho
0,2 0 -0,2
'
0
0,5
1 1,12
'
1,5 1,66
2
2,5
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang homogen.
153
Lampiran 36 UJI GAIN TERNORMALISASI HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
RATA-RATA PRE TEST POST TEST
KELAS EKSPERIMEN 41,14 82,50
KELAS KONTROL 38,75 75,23
Kriteria uji
: g > 0.7 (tinggi) : 0.3 < g < 0.7 (sedang) : g < 0.3 (rendah)
Kelas Eksperimen
g
g
S =
post
-
100% -
S S
pre
pre
=
41,36 59
=
0,703
(tinggi)
Kelas Kontrol
g
g
S =
post
-
100% -
S S
=
36,48 61
=
0,596
pre
pre
(sedang)
154
Lampiran 37 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA No. 1
Aspek Penilaian Melakukan percobaan
Skor 4
3
2
1 2
Menyimpulkan
4
3
2
3
4
Keterangan Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan benar dan tanpa memerlukan bantuan dari guru Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan bantuan dari guru (hanya sekali) Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan bantuan guru (dua kali) Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan bantuan guru (lebih dari dua kali) Membuat kesimpulan poin a dan poin b berdasarkan analisis dari data pengamatan dengan benar Membuat kesimpulan poin a saja atau poin b saja berdasarkan analisis dari data pengamatan dengan benar Membuat kesimpulan berdasarkan analisis dari data pengamatan, namun salah
1
Tidak membuat kesimpulan
Mengajukan
4
Bertanya minimal 3 kali
pertanyaan
3
Bertanya 2 kali
2
Bertanya 1 kali
1
Tidak bertanya
Mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat
4
3
2 1
Mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok serta mengemukakan pendapat Mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok namun tidak mengemukakan pendapat Tidak mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok namun mengemukakan pendapat Tidak mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok dan
155
tidak mengemukakan pendapat 5
6
Mengerjakan tes
4
Mengerjakan semua soal tes
3
Mengerjakan sebanyak 75%-99% soal tes
2
Menegerjakan sebanyak 50%-74% soal tes
1
Mengerjakan kurang dari 50% soal tes
Mencatat materi
4
Mencatat lengkap materi yang disampaikan oleh guru
yang disampaikan
3
Mencatat 50% materi yang disampaikan oleh guru
oleh guru 2 1
Mencatat kurang dari 50% materi yang disampaikan oleh guru Tidak mencatat materi yang disampaikan oleh guru
Nilai yang diperoleh adalah:
(Ali, 1987: 97) Keterangan: P
= prosentase aktivitas,
S
= skor total, dan
N
= jumlah skor maksimal. Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan kualitatif, yaitu:
76%-100%
= baik
56%-75%
= cukup baik
40%-55%
= kurang baik
< 40%
= tidak baik
156
Lampiran 38
ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
NO KODE
Melakukan percobaan
1
E 01 E 03 E 04 E 05 E 06 E 07 E 08 E 09 E 10 E 11 E12 E 13 E 14 E 16 E 17 E 18 E 19 E 20 E 21 E 22 E 23 E 24
2
Menyimpulkan hasil percobaan
3
4
1
2
4
3
4
3
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
Nilai
4
1
3
4
1
16
66,67
4
4
1
3
4
1
17
70,83
4
4
1
3
4
1
17
70,83
1
3
4
1
16
66,67
1
3
4
16
66,67
1
3
4
18
75,00
1
3
4
4
20
83,33
4
4
16
66,67
16
66,67
16
66,67
17
70,83
4
3
2
4 4
3
4 3
4 2
2
1 4
2
2 4 4
2 3 4
2
1
4
3
1
3
4
4
1
3
4
4
20
83,33
1
3
4
4
16
66,67
4
1
3
4
4
20
83,33
4
1
17
70,83
4 3
4
2
2 4
3
4
4 4
4 4
4
3 2
3
1
2 4
2
2
3 4
1
4
4
1
4
4
4
24
100,00
4
4
4
22
91,67
4
4
4
22
91,67
4
4
18
75,00
1
3
4
3 4
20
83,33
2
2
1
3
4
4
16
66,67
2
2
1
3
4
4
16
66,67
156
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aspek Penilaian Mendengarkan presentasi Mengajukan Total dan pertanyaan Mengerjakan tes Mencatat materi Skor mengemukakan pendapat
157
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
E 25 E 26 E 27 E 28 E 29 E 30 E 31 E 32 E 34 E 35 E 36 E 37 E 38 E 39 E 40 E 41 E 42 E 43 E 44 E 45 E 46 E 47
3
2 4
1 3
2
4
1
3
4
4
1
3
4
2
3
4
1
4
4
2
3
4
1
4
4
4
1
4
4 3
3
4
2
2 3 4 3 3
4
1
4
1
4
1
2 4
3 2
3 1
4
4 4
3
4
75,00
18
75,00
20
83,33
4
4
1
19
79,17
4
4
1
14
58,33
4
4
1
3 4
70,83
4
20
83,33
4
4
20
83,33
4
4
16
66,67
4
4
20
83,33
4
4
19
79,17
4
4
19
79,17
4
4
20
83,33
4
4
21
87,50
4
4
4
1
4
4
21
87,50
4
4
1
3
4
4
20
83,33
4
4
1
3
4
4
20
83,33
2 4
4
Prosentase aktivitas= S 18,364 P= X 100% = X 100% = 76,52 N 24
3
17
4
4
2
2
79,17
18
4
2
1
19
70,83
3
2
4
17
4
2
66,67
1
2
1
16
4
3
1
4
4
1
4
4
4
17
70,83
1
4
4
4
21
87,50
18,36
76,52
%
157
Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen tergolong "baik"
158
ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR KELAS KONTROL
1
K 01 K 02 K 03 K 04 K 05 K 06 K 07 K 08 K 09 K 10 K 11 K 12 K 13 K 14 K 15 K 16 K 17 K 18 K 19 K 20 K 21 K 22 K 23
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
4 1 4 1
4
1
4
1
4
1 1
1
2
1
1
2
3
3
4
1
4
1
2
3
3 4
11
45,83
15
62,50
4
4
14
58,33
4
14
58,33
13
54,17
2
4
4
21
87,50
4
4
16
66,67
4
4
21
87,50
4
19
79,17
12
50,00
12
50,00
3
4
3
4
2
4 4
4 4
Nilai
4 4
3
4
2
4
2
4
1
3
Total Skor
1
4
2
1
4
1
3
4
4
16
66,67
1
4
1
3
4
4
16
66,67
3
4
4
17
70,83
13
54,17
12
50,00
4
15
62,50
4
16
66,67
15
62,50
4
19
79,17
4
16
66,67
4
4
21
87,50
4
4
17
70,83
1
4
2
1
2
1
2
4
1
2
1
2
4
1
2
1
1
4
1 4 1 4 1
1
2
4 4
1
4
1
4
1
4
1
3
4
3
4
3
4
2
4 3
3 4
3
3 2
1
158
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
2
Menyimpulkan hasil percobaan
Lampiran 39
Melakukan percobaan
NO KODE
Aspek Penilaian Mendengarkan Mengajukan presentasi dan Pertanyaan Mengerjakan tes Mencatat materi mengemukakan pendapat
159
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
K 24 K 25 K 26 K 27 K 28 K 29 K 30 K 31 K 32 K 33 K 35 K 36 K 37 K 38 K 39 K 40 K 41 K 43 K 44 K 45 K 46
1
2
1
4
1
3
4
1
3
4
3
14
58,33
16
66,67
3
4 4
1
12
50,00
1
11
45,83
4
1
12
50,00
12
50,00
14
58,33
4
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
4
1
2
1
2
4
1
2
1
3
4
1
12
50,00
1
2
1
3
4
1
12
50,00
1
2
1
2
4
13
54,17
1
2
1
2
4
14
58,33
1
2 4 4
2 3
1 4
1
4
1
3
1
2
1
1
2
1
3
4
1
3
4
1
4
1
4
1
4
1
1 4 1 4 1
4
4
3 4
12
50,00
4
4
4
21
87,50
4
4
4
21
87,50
4
4
14
58,33
4
4
15
62,50
4
4
17
70,83
4
4
21
87,50
4
4
17
70,83
4
4
21
87,50
4
4
17
70,83
2
4 3 4 3
2
1
15,43182
%
Aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong "cukup baik"
159
Prosentase aktivitas= S 15,432 P= X 100% = X 100% = 64,30 N 24
64,30
160
Lampiran 40 DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa kelas eksperimen melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
Siswa kelas eksperimen melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung
Pelaksanaan tahap Think pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) setelah melaksanakan percobaan di kelas eksperimen
Pelaksanaan tahap Pair pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) setelah melaksanakan percobaan di kelas eksperimen
161
Pelaksanaan tahap Share pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) setelah melaksanakan percobaan di kelas eksperimen
Siswa mengerjakan Post-test yang diberikan oleh guru di kelas kontrol
Siswa mengerjakan Post-test yang diberikan oleh guru di kelas eksperimen
162
Lampiran 41 SURAT-SURAT PENELITIAN
163
164