Sharing Ujian Komprehensif Minggu 1 Fahmi A Penguji: 1. dr. Heriani, Sp.KJ (K) 2. Ibu Fauzia, S.Apt Waktu dan tempat: Dep. Psikiatri (120 menit) Tdk spt guttae, mulai ujian sdh molor. Jd begitu masuk, aku lgsung disuruh milih kasus. Dalam hati, "Dok, apa saya ga diminta perkenalkan dulu". Wkwk tp ya sudah. Ada 3 pilihan: 1. Kasus anak, kejang. Pas pertama baca ini, aku langsung terpikir, ini ilustrasi nya sama persis dgn yg di kisi2 kakak kelas. 2. Nyeri dada 3. Anafilaksis Yg kasus 2 dan 3 itu aku udh baca sekilas2. Jd aku plh kasus 1 Intinya: 1. Setelah baca soal, diminta data tambahan. Nah itu mesti minta anamnesis dan PFnya sistematis. Dr kepala ke bawah. Tadi aku minta data2 penting dulu, baru kepikir ternyata PF lengkap ada di penguji. 2. Ga disediakan data penunjang 3. Rada fail di nulis resep, haha satu obatnya aku kasih puyer. Lupa cara nulis resep pulveres, pengujinya Farmasi lagi. Tp akhirnya dikasih tahu gmn benernya 30 menit akhir: Dibahas ttg refleksi. Kebetulan refleksiku berhubungan sama anamnesis yg komprehesif, dan dr. Heriani pny banyak pengalaman ttg penyakit beliau yg berhubungan dengan lifestyle. Jd beliau cerita, intinya jgn miss menanyakan lifestyle pasien. ++ Kesan: cukup beruntung krn penguji sangat memberi input. Ketika kita mencari kelengkapan data, anggap kita sdg anamnesis dan PF lengkap krn penguji berharap
semua data tambahan ditanyakan. Pesan: Pelajari resep, kasus simulasi dr kakak kelas, anamnesis sistematis Syarifah J Aliyah Penguji: 1. Prof. Saleha Sungkar, SpParK 2. dr. Sari, SpRad Pertama masuk disuruh ceritain refleksi diri yang dibuat dan cerita mau masuk spesialisasi apa gitu2 hehe terus masuk ke kasus disuruh milih diantara 3: 1. Tb-HIV 2. Pneumotoraks - TB kasus Kambuh 3. Ga ku baca soalnya panjang banget terus kompleks trs ada kehamilan2 gitu etiknya banyak bgt hahah Jadilah aku milih no 2 Ditanya dari mulai minta pf apa penunjang apa yang diharapkan apa trs nanya kenapa mikir kearah sana trs nanya tatalaksana wsd, wsd apa fungsinya apa, trs tanya obat yang untuk tb kasus kambuh apa aja trs mau konsul kemana. Nah selanjutnya tanya ttg apa yg mau dilakukan ke keluarga dan masyarakatnya ya untuk anak2 liat skor tb dll ku ceritain kalo udah terinfeksi ya kasi profilaksis ditanyain profilaksisnya apa dan berapa lama, trs ditanyain ttg pencegahan penularan penyakit, trs tanya kalo pencegahan tb di masyarakat mau lakukan apa. Selanjutnya nulis resep obat2an tb tersebut. Terus roleplay kasus ku 2 1. Ibu bawa anak yg hamil diluar nikah pengen aborsi gitu, prof sal jadi ibunya anak yg hamil, maksa aku buat aborsiin kandungan; aku sm prof sal kayak lagi drama beneran teriak2 hahaha trs sampe profnya jadi ngakak juga udah gitu deh pokoknya tetep usahakan kandungan tetep dijaga, pemerintah bantu dgn berikan makanan bernutrisi gratis, setelah anak lahir kita sama2 cari bantuan dana, selesai. 2. Kurang air bersih, dokter mau ngapain? Aku blg butuh bantuan pemerintah, aku lapor ke dinkes, aku kasi hasil penelitian yg
menunjukkan penyakit menular tinggi karena air bersih kurang trs profnya akting sebagai kadinkes gitu, akhirnya solusinya adalah sama2 ngomong ke bagian PU untuk pengadaan sumur di daerah tsb Trs ditunjukin nilai alhamdulillah kalo sm prof akan sangat bonam. Sekian, Semangat ujiannya guys sukses! Leonardus Wibowo H Penguji: 1. dr. Nani Hersunarti, SpJP(K) 2. dr. Vivian Soetikno, SpFK Pilihan Kasus: 1. TB paru kasus baru --> yang gue pilih 2. HIV 3. ada kata "ingin hamil" dan "keputihan", langsung gue eksklusi Kronologis: awal masuk ruangan, langsung dikasih 3 kasus dan diminta baca pelan pelan aja. terus pilih kasus, abis itu ditanyain data apa aja yang diperlukan. Gue ga ngeh itu maksudnya data yang diperlukan ternyata dari anamnesis sampe pemeriksaan penunjang, sementara gue pikirnya baru anamnesis terus nanti bakal ditanya lagi. jadinya ya sudah gue sempet ga nangkep maksud penguji di awal. abis dapet data tambahan (sampe pemeriksaan penunjang yang makin menegakkan hasil TB paru kasus baru) makanya didiagnosis itu dan underweight juga (rasio BMInya rendah). abis itu ditanya dasar diagnosis, DD/, sama cara menghitung berat badan ideal. di kasus ada tulisan bahwa dia punya istri dan 2 anak usia 3 dan 2 tahun, jadi dari awal gue udah kebayang akan dibahas ttg anaknya di bagian preventif, cuma gue mengiranya akan ditanyakan di akhir jadi ga gue jawab dulu. eh ternyata udah ditanya duluan kenapa ga nanya kondisi anaknya, dan dianggep gue ga nanya deh. abis itu ada role play singkat tentang edukasi pencegahan penularan TB ke keluarga,
abis itu diminta keluar sebentar terus dipanggil lagi. dikasih tau lulus dan tanda tangan. gue bingung sendiri ujiannya sebentar banget dan ga disuruh tulis resep. abis ttd diminta nanya apa aja, gue iseng nanya aja kenyataan di lapangan ttg penggunaan FDC sama obat lepasan kayak gimana. Overall ujian cuma 30 menit kurang dan ada sesi tertawa bersama denger dr. Nani bahas residen kardio yang wajahnya Sumatera tapi asli Jawa. NB: 1. ga tau di RS lain gimana, tapi gue dikasih makan 2. soal ujian tadi disuruh bawa pulang sama dr. Nani, dr. Vivian, sama Bu Rita Putri Permata Sari Penguji: 1. dr. Rahmat Mulyadi, Sp.Rad 2. dr. Lisawati Susanto, MS,Sp.ParK Kenal sama dokter2nya? Aku tidak familiar.huhuu. Tp alhamdulillah bonaam kokk. Ujian dimulai pukul 13.10 nggak terlalu molor dari jadwal sebenarnya sih, tapi degdegan sebelumnya itu luar biasa *lebay,tp serius.haha* Mulailah ujian. Dimulai dari pertanyaan dr.Rahmat tentang perkenalan diri. Mulailah cerita ttg diri. Yaa standarlah yaa, cerita apa adanya aja. Suasana mulai mencair, nggak tegang lagi (alhamdulillah). Kayak ngobrol2 aja, trus ganti topik jd ngomongin UKDI. Sebenarnya penting nggak sih ujian kompetensi? Yaa, jawab aja menurut pendapat kita. Yg penting yakin aja dengan apa yg kita sampaikan. Udah, next ke bagian kasus. Disodorin 3 kertas. Disuruh baca, trus pilih satu. Kasusnya itu ada: 1. Anak usia 15 bulan datang dengan keluhan kejang sejang stg jam yg lallu. Durasi <1 menit. Sebelum kejang anak terkaget kaget, saat kejang badan kaku, setelah kejang pasien menyusui dan tertidur. Satu hari yg lalu pasien demam, suhu tertinggi 39,5 derajat C. Batuk dan demam disangkal. Intake sulit ada. Kejang selalu disertai dgn demam, tdk ada riwayat kejang di keluarga. 2. Ttg syok anafilaktik--nggak baca detail apa. Yg jelas dia hbs disuntik obat gt 3. Nggak baca detail. Panjang soalnya. Keluhan utamanya nyeri menelan. Ada nyeri dadanya.
Kasus yg dipilih ttg kejang demam. Ditanya data apa lagi yg kurang. Minta dh data ke penguji. Mintanya urut yaa kayak bikin status IPD, mulai anamnesis, PF,dst. Karena ini pasien anak, jd anamnesisnya ala-ala anak jugaa. Minta riwayat kelahiran, status nutrisi, imunisasi. Td ditanya ttg APGAR score juga. Trus PF apa yg mau dicari. Kemudia diagnosis, tatalaksana, trus diminta bikin resep. Kemudian feedback dari penguji. Naah td masukan dari pengujinya: -Harus nanyain sosial ekonomi juga, sama epidemiologi. Jd tanya juga tinggalnya dimana. (Ala2 IKK gitu harus holistik) -Pikirkan juga DD yg lainnya. Tips: -minta doa ortu dan semuanya :D -pelajarin kisi2. Soalnya nggak jauh2 dari sana -yakin dan tenang. ALL IZ WELL -pilih soal yg bukan bidang penguji Okee, SELESAAII..dan diminta menandatangai hasil ujiannya. Yeaayy degdegannya sdh berakhir. Mayan lama ujiannya tadi 1,5 jam kira2 wkwkwk. Secara keseluruhan pengujinya baik kook. Beruntung diuji sama beliau :) GOOD LUCK teman2, BISAA Adi Basuki Penguji: 1. dr. Arry Rojani SpU(K) 2. dr. Gondo Kronologis ujian Kebetulan Memang saya cukup kenal dengan dokter Gondo. Beliau datang duluan dan sempat memberikan wejangan sebelum menguji namun tidak memberi tahu soal :(. Kedua penguji menguji dengan sangat ramah dengan baik. Tidak basa basi. Semua diuji mulai dari refleksi, kasus, resep, dan surat rujukan hanya etika saja yang tidak
diuji. Saya sebenarnya hanya pernah belajar di kulit untuk surat rujukan jadi ini cukup menghambat saya. Namun yang lainnya cukup oke. Oh ya kasus saya ada 3: Preklamsi, hamil di luar nikah dan curiga HIV, dan TB. Saya memilih preklamsi karena memang penyakit itu yang paling mudah. Apa yg wajib ditanya Belajar kompetensi 4a secara umum. Intinya jika tidak dibidang mereka, mereka tidak akan bertanya telalu detail sehingga teman-teman belajar secara umum saja sudah cukup namun harus belajar seluruh kasua 4a. Tips dan trick sama penguji tsb 1. Tanyakan selengkap mungkin, dari RPS sampai riwayat KB. Tunjukan anda mengerti kasusnya dan biasa menganamnesis. 2. Yang penting sopan dan menjawab dengan yakin. Jangan membantah atau menolak dengan keras. Tolaklah dengan halus apabila memang salah. Alima Mawar Penguji: 1. dr Mukhtar, SpP 2. dr Gondo Ujian: kurang lebih 1.5 jam Awalnya biasa ditanya alasan masuk FK, modul yang paling disukain dan tidak disukai, langsung bahas refleksi diri.Kasus gw Kejang demam sederhana. Lebih banyak ditanya mengenai cara diagnosis dan tatalaksana farmakologis dan nonfarmakologis. Dosen pulmonya agak nanya teori sedikit mengenai PF misalkan patofnya ronki basah balus basah kasar. Dr gondo juga ada nanya2 teori misalkan kenapa ubun2 cekung di dehidrasi, ubun2 dibentuk os apa aja. Ditanya juga mengenai edukasi ke ibunya di rumah kalo anak kejang ya jawab aja kompres, miringin posisi anak, bajunya dikendorin, kasih diazepam rektal.Terus cara masukin diazepamnya gimana.Terakhir disuruh buat resep dan surat rujukan. Overall ujiannya tenang tanpa tekanan, jadi bisa jawab aja apa yang lo tau. Perbanyak senyum juga. Sarannya h-1 ujian tenang aja, ga usah tegang. Good luck semuanya!! Pasti bisa ko (senyum)
Khairunissa Nama penguji 1. Dr. dr. Semiramis, SpTHT(K) Waktu ujian : 1 jam-an Saat masuk langsung perkenalan diri (identitas, alasan masuk Fk, modul yg disukai dan tidak disukai, mau lanjut kemana setelah ini).Lalu langsung disuruh pilih satu dari tiga kasus (kejang demam, anafilaksis, keputihan), dan tadi akhirnya saya pilih kejang demam. Setelah itu disuruh periksa pasien (dokter sbg pihak pasien) seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, dan ditanya menganjurkan pemeriksaan penunjang apa dan alasannya. Ditanya DD dari keluhan tersebut. Lalu setelah itu diagnosis nya apa, dan obat yang diberikan apa. Selanjutnya tulis resep dan edukasikan ke orang tua. Setelah itu ditanya terapi non farmako nya bagaimana. Sempat ditanya juga mengapa pilih kasus ini di antara kasus lain. Lalu ditanya selama kuliah apakah pernah menemukan kasus dengan dilema etik, dan disuruh ceritakan.Lalu dokternya memberikan feedback semacam wejangan untuk kelak menjadi seorang dokter. Secara umum ujian tidak terlalu menegangkan. Dokternya tidak terlalu dalam menanyakan penyakitnya (mis. Patofisiologi dll), lebih membahas bahwa sebagai dokter harus melihat pasien secara komprehensif, lihat keluarganya, lingkungannya, latar belakangnya bagaimana. Intinya "Jadi dokter harus kepo" <- kutipan langsung Isfan Penguji 1. dr. Syukri Musthofa Sp.M(k) 2. dr. Budiana T, SpPA Ujian di: Kirana Suasana ujian lumayan menegangkan karena dokter syukri emang tipe yang kurang relax walaupun di akhir akhir pada ketawa sih (karena kebodohan gue). wkwkkw Ujian di buka dengan perkenalan selama 5 menit. Silahkan ceritakan dirimu, sesuaikan J dengan kisi kisi.
Ujian pun di mulai. Gue dipilihin kasus dan soal yang di pilih adalah tentang syok anafilaksis(alhamdulilah masih sempat baca) ujian pun di mulai dengan apa yang harus anda lakukan dan karena kasus nya EMERGENCY maka yang paling penting tentu saja primary survey. Setelah itu anamnesis pun di mulai. Kalau gue sih di fokuskan ke alasan datang ibu pada awalnya yaitu demam, pilek, dan nyeri otot. Silahkan jabarkan seluruh diagnosis banding pasien ini (kepala mulai pusing tapi lakukan saja dengan senyum HAHAHA) mulai dari tb, dbd, dkk dan cara menyingkirkan nya. Dan gue akhirnya di tanya tentang dbd dan segala macam dari awal sampai tatalaksana. Setelah selesai lanjut lagi pertanyaan tentang tatalaksana syok mulai dari sedian obat sampai dosis (keringatan jilid 2 wkwkw). Dan ujian di tutup dengan penulisan resep dan pertanyaan pamungkas tentang etika wkwkkw Walaupun ujian nya hancur lebur tpi alhamdulillah masih di izinkan lulus kwkwkw dengan nilai yang lumayan baik hehehe. Yang penting ujian kompre senyum senyum aja hahahaha Afifan Penguji 1. dr. Hilman, SpB(K)-BV 2. dr. Dalima, SpPK Secara umum ujian berlangsung dengan baik, tidak intimidatif. Pertama, gue mengenalkan diri mulai dari nama, asal sekolah. Trus gue ditanyain motivasi masuk FK dan pengen spesialisasi apa serta alasannya. Penguji melihat daftar kompetensi gue dan ditanya pengalaman paling berkesan selama organisasi. Gue jawab motivasi masuk FK untuk menolong. Kemudian dielaborasi apakah gue ada keinginan mencari materi atau kekayaan yg banyak. Saat ditanya organisasi gue jawab pengalaman di ismki. Sari awal penguji menyatakan terkesan. Sesi personal selesai, dilanjutkan dengan kasus. Gue dapat 3 paket A. Pria 23 tahun dgn TB-HIV B. Supermodel wanita dgn gaya hidup bebas ketahuan hamil di luar nikah C. Primigravida pada calon ibu dgn sosio ekonomi rendah
Karena 2 kasus ttg obsgin, dan gue plg ga bisa itu, gue pilih TB HIV. Pertanyaan kasus standar. Mulai dari kamu mau cari data apa lagi (anamnesis dan PF), diagnosis kerja, rencana diagnosis dan tatalaksana serta ditanyakan rujukan. Blunder gue waktu itu gue salah jawab berapa kali pemeriksaan untuk menegakkan HIV. Gue juga diminta bikin resep. Tp gue ga diminta bikin surat rujukan. Di akhir sih gue tanya lulus atau nggak ke penguji. Dan gue juga ditanya apakah puas dengan proses ujian, diminta nulis pengen meningkatkan pengetahuan dimana dan tanda tangan. Selesai deh Annisa Nindiana Tempat: museum PA Penguji: 1. Dr. dr. Fikri Effendi, SpOk MOH, 2. Dr. dr. Dewi Irawati MSc Waktu ujian: 1 jam Ujian dibuka dengan pertanyaan kenapa mau jadi dokter, apa yang menarik dan apa kesulitannya, apa modul yang paling disuka dan tidak disuka dan kenapa, tertarik masuk spesialis apa. Setelah itu disuruh pilih dari 3 kasus, dokternya cuma bacain 1 kalimat per pilihan kasus, yang adalah: 1. (Lupa banget maaf) 2. Anak 15 bulan kejang 3. Wanita hamil di luar nikah Kasus yang gue pilih no.2. Begitu baca lembarnya cuma ada data anamnesis 2 paragraf, belum lengkap, ditanya mau minta data apa: banyak yang belum ada itu riwayat kelahiran, imunisasi, kejang pada keluarga, status gizi (ditanya cara praktis ngitung BB misal 6bln 2xBBL, 12bln 3xBBL). PF mau periksa apa, akan dikasih datanya kalo minta. Sisanya standar ujian pasien: pp (kenapa, kemungkinan hasil dan interpretasinya), wd, dd, tx --> kalo anaknya kejang di rumah harus diapain (ABC, buka kancing, miringkan, dll itu). Tata laksana selain algoritma kejang lebih ditanya edukasi ke ibunya, cara makai obatnya, cara nyimpen (disini dokternya nambahin kasus sendiri ceritanya stesolidnya meleleh, baru tau juga bisa gitu ya), cara nurunin demam selain obat (kompres). Ditanya kenapa kompres hangat bukan dingin, respon
tubuh terhadap kompres bagaimana, penghantaran ada 4 apa aja dan sebutkan contohnya (mungkin krn pengujinya faal). Apa yang penting diketahui ibunya terkait penyakit anaknya. Terus bahas dikit tentang refleksi krn pasien TB jadi ditanya2 tentang TB di Indonesia kenapa masih tinggi padahal sudah ada DOTS (IKK style banget). Intinya ujiannya santai dan banyak sambil ketawa2. Terakhir disuruh keluar 5 menit, habis itu balil dikasih feedback dan ttd. Selesai deh Anita Tiffany Penguji: 1. Prof. Agus P, SpF 2. dr. Dewi Lestari dari patologi Tempat ujian: Museum PA Waktu: 2 jam lewat dikit Sesi 1 = perkenalan, alasan masuk fk, pengen jd spesialis apa, motivasi, apa yg akan dilakukan sbg obgyn kelak, bedanya apa dgn profesi lain, masalah mikro dan makro rscm dan penyelesaian, role play masalah tersebut ke masyarakat. Pertama kali masuk, beri salam dan duduk. Kemudian disuruh memperkenalkan diri. Aku bingung sejauh apa perkenalan dirinya, jadi aku nyebutin nama, asal SMA, angkatan, lagi ambil efektif apa, sama nyebutin emang pengen jadi dokter. Mulai pertanyaan seputar kenapa ingin jadi dokter dsb. Dibahas alasan kenapa aku ingin jd obgyn dari A sampe Z. Prof juga menanyakan sedetail mungkin yg membedakan motivasi ku dgn org lain. Rencana masa depan. Apa yg ingin dilakukan utk obgyn (aku belum kepikiran tp berusaha menjawab semaksimal mungkin). Prof nanya sangat komprehensif, nanya masalah mikro dan makro obgyn rscm dan penyelesaian. Pendapat aku dan diminta role play dgn prof Agus dan dr. Dewi sebagai masyarakat yg suka menjudge dokter obgyn. Prof bertanya mengenai kematian ibu hamil dsb dan kira2 kenapa. Trus tanya ke aku, kenapa ga turun2, padahal menteri udh pernah dr obgyn. Intinya, nanya aku bisa berbuat apa. Sesi ini berlangsung sangat lama, sekitar sejam.
Sesi 2 = kasus hamil diluar nikah, kandidosis vulvabginalis, pilar kedokteran dan etik. Dimulai utk penentuan kasus. Dokternya langsung menilihkan kasus untukku. "ini khusus saya pilihkan utk anita, karena kmu kan suka kannn" kagetlah melihat kasus wanita foto model hamil di luar nikah (banyak etik moral khas penguji) dan keputihan. Membahas mulai dari anamnesis, pf yg kurang. Mulai dibahas satu2, kaidah etik seperti apa, pilar kedokteran itu apa. Dikaitkan ke pasiennya. Alasan nanya anamnesis itu apa. Pf tambahan apa dsb. Sesi ini lebih banyak sekitar etika moral yg dibahas sangat detail oleh Prof Agus. Sedangkan tata laksana keputihan hanya dibahas 15 min. Pas ujian, aku diminta role play berulang mengenai edukasi kehamilan dan ims. Berlangsung sekitar sejam. Di akhir, Prof agus memberikan banyak saran sekitar 8 saran panjang dan ditambahkan oleh dr. Dewi 2 poin. Aku baca dan memang terharu. Banyak wejangan dan pembentuk karakter. Setelah itu dinyatakan aku lulus, dan pasti bisa semakin baik karena potensi sangat baik dsb tp kurang komprehensif. Di akhir juga sempet ditanyakan organisasi, dan kebetulan Prof Agus juga sama kata beliau. Trus salaman dan pulang. (aku ujian terlama dibandingkan yg lain hehehe). Ade Irma Penguji: 1. dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP (K) 2. Dr. dr. Peni Kistijani Samsuria, MS Tempat ujian: RS. Jantung Harkit Ujian dibuka dg perkenalan diri singkat trus lanjut ke pembahasan refleksi. Ditanya2 ttg perasaan saat menghadapi pasien yg direfleksi lalu tentang kesadaran diri akan kekurangan saat menghadapi kasus pasien di refleksi dan langkah2 apa yg dilakukan utk menangani kekurangan itu. Lalu merembet ke yg lain, kebetulan di refleksi pakenha kasus ttg robekan jalan lahir dan perineorafi. Sekitar 15 menitan ditanya2 sedikit teori ttg perineorafi dan kompetensi dokter umum dlm perineorafi yaitu hanya saat ruptur grade 1 dan 2. Truus ditanya kalo ketemu kasus ruptur grade 3 dan 4 pas iship di daerah terpencil gimana. Intinya penguji benar2 membahas kasus refleksi dan kewenangan dokter umum atas kasus tsb.
Lanjut ke sesi berikutnya. Penguji bertanya ttg knp memilih dokter sbg profesi dan karir? Lalu lanjut ke stase yg paling disukai dan yg paling tidak disukai dan alasannya. Bertanya jg ttg rencana mau ambil spesialis apa dan mengapa ambil itu dan kelebihan spesialis itu bila dibandingkan dg yg lain. FYI, dr. Peni amat sangat suka bercerita ttg hal2 lain di luar konteks pembicaraan. Suatu ketika saat sedang membahas ttg TB-MDR lalu tetiba dr Peni bertanya tentang obat TB lini kedua yg dipake sbg ARGs (antibiotic resistance genes...pusing ngga tuh...trus sesi inipun ditutup dg cerita panjang beliau ttg ARGs. Saran: Duduk manis aja dan dengerin semua cerita beliau dg tabah sambil ber "oooooohhhhh" panjang wkwk..Masih banyak topik2 lain yg beliau ceritakan. Di sinilah koas dilatih kemamampuannya utk refleksi isi dan mendengarkan aktif hahaa.. Yak lanjut ke sesi berikutnya pembahasan kasus. Penguji memilihkan kasus dan pas itu dpt kejang denam. Penguji membacakan kasus dan kita disuru mengajukan pertanyaan terkait hal2 yang ingin diexplore misalnya anamnesis tambahan, hasil pf, penunjang yg direncanakan. Lalu lanjut ke diagnosis dan pertanyaan2 terkait teori tentang diagnosis pd kasus, ddnya kira2 apa aja dan terapi farmako dan non farmako. Kedua penguji menekankan bgt tentang cara edukasi pemberian obat dan pencegahan penyakit. Disuru praktikin pas kita kasi KIE ke pasien atau keluarga trus dikasi feedback. Ini kira2 habis 1 jam lalu ditutup dg pembuatan resep. 15 menit trakhir dr peni bertanya ttg etika, misalnya apa yg km lakukan saat menemukan seniormu melakukan kesalahan diagnosis dan pemberian obat. Trus ditanya jg ttg apa yg akan km jelaskan ke pasien ketika pasien mengadu bahwa dokter sebelumnya dianggap salah diagnosis dan salah memberikan obat. Secara keseluruhan suasana ujian santai dan dominan ngobrol2 perihal pandangan kita akan suatu hal dan prinsip KIE kepada pasien dan keluarga. Penguji ngasi nilainya juga bonam kokk. Tenaaang :)) Patokan penilaian ujian berkisar pada kompetensi utama dokter (komunikasi efektif; penerapaan ilmu2 klinik dan biomed, pengelolaan kesehatan pasien, pemanfaatan teknologi informasi, mawas diri , etika moral dan peofesionalisme. Sekiaann
Afini Faza Penguji: 1. dr. Wuryantoro, SpB, SpBTKV 2. dr. Diyah Eka Andayani, M.Gizi, SpGK Sudah bersiap sesuai tempat yang dijadwalkan sejak pukul 12.30. Pukul 13.00 ujian dimulai dan langsung dihadapkan oleh 3 paket soal: TB-HIV, Kejang Demam, dan Syok Anafilaktik. Aku pilih kasus syok anafilaktik. Intinya, terkait dengan kasus, cuma ada 1 pertanyaan, yaitu apa yang kamu lakukan ketika menghadapi pasien tersebut di klinik. Jawab sesuai dengan algoritma syok anafilaktik. Namun, ga sesederhana itu. Aku banyak dihabiskan di primary survey. Bagi dokter Wur, primary survey yg aku jelaskan semuanya kurang tepat dan beliau langsung membenarkan. Sebenernya penjelasan beliau lebih ke ilmu praktis dan ga ada di textbook manapun kayaknya hehe. Intinya penjelasan beliau sbb: Penilaian ABC dilakukan secara simultan sekaligus mengatasi masalah ABC. Saat mendengar suara napas langsung melihat gerakan dada dan meraba nadi. Jangan pindah ke B jika A belum teratasi, dan sebagainya. Menilai airway dilakukan dengan menepuk-nepuk pasien dan mendengarkan suara napas tambahan. Menilai breathing cukup dilakukan dengan melihat pergerakan dada (saja), tidak perlu look feel listen (aku disalahin menilai dgn look feel listen). Jangan sekali-sekali menilai breathing dgn stetoskop karena menurut beliau pada primary survey kita hanya mengandalkan panca indera tanpa alat-alat. Menurut beliau kalau airway clear berarti breathing juga clear. Wheezing dapat terdengar tanpa stetoskop. Berarti pada kasus, airway dan breathingnya tdk clear karena kedengeran wheezing. Pakaikan oksigen 4-6 lpm. Menilai circulation dengan kualitas pulsasi. Di kasus dibilang pulsasi lemah dan samar. Langsung aja pasang IV line. Jangan sekali-kali bahas tensi di circulation saat primary survey karena menurut beliau itu adalah bagian dari secondary survey. Jumlah cairan yang dimasukin pasti udah tau laah, hehe. Abis itu masuk epinefrin IM dosisnya uda tau laaah, hehe. Saat menjelaskan di bagian circulation sebelumnya aku lebih mendahulukan suntik epinefrin IM dan cairannya belakangan. Ternyata salah
teman-teman. Menurut beliau masukin dulu cairannya karena ada tanda-tanda pulsasi lemah dan dari secondary survey tensinya 70/40. Kecuali kalo situasinya adalah syok anafilaktiknya uda berat banget sampe pasiennya yang sehat-sehat tiba-tiba kejang. Pada situasi tersebut epinefrin langsung masuk sebelum melakukan hal lain-lain. Sesi kasus ditutup setelah dimasukkannya epinefrin hehe. Intinya belajar lagi bener-bener tentang primary survey karena tidak sesederhana itu. Ditanya juga tentang definisi primary survey, dosis cairan dan epi yang masuk. Selanjutnya adalah sesi pertanyaan yang membuat kita merefresh apa tujuan kita berada di FKUI dan harus menjadi dokter yang seperti apa kelak. Daftar pertanyaannya: - Kenapa mau jd dokter - Kenapa pilih FKUI untuk kuliah - Pelajaran apa yg disenangi dan apa yg tdk disenangi - Kenapa ada nilai mata kuliah yg jelek dan hal apa yg kamu bisa petik dari situ - Gimana kalo ada temen sejawat senior yg ngobatin pasien ga sembuh2 dan cara memberi tahu ke senior kalo ada update ilmu terbaru - Apa yg mau kamu lakukan dgn gelar dokter mu - Gimana tanggapan keluarga saat tau km diterima di FKUI dan tanggapan mereka mengetahui kamu akan lulus dr FKUI - Pengen nerusin ke mana Di sesi ini lebih banyak mendapat wejangan supaya menjadi dokter dan pembelajar yang baik dan jangan mudah tergoda gratifikasi. Alhamdulillah banyak dapat motivasi untuk terus belajar demi kebaikan pasien. Dokter Wur memberi nasehat salah satunya dengan menceritakan film tentang BTshunt. Jadi penemu metode BT-shunt ternyata adalah pembantunya dokter Blallock loh. Dia ga ada background kedokteran tapi dia banyak menghabiskan waktu membaca buku-bukunya doker Blallock ketika pekerjaan rumahnya sudah selesai. Bahkan dokter Blallock yang menyuruh dia untuk melakukan operasi juga. Kata beliau ada film nya nih. Inti dari cerita beliau adalah kita harus selalu belajar dan mengembangkan diri untuk kebaikan pasien. Kemampuan itu ada karena kemauan belajar.
Ujian kompre lebih banyak diisi dengan hal yang memotivasi, mengintrospeksi dan mengingatkan diri untuk jadi dokter yang baik *terharu Ga perlu tegang karena kedua penguji baik banget dan malah ketawa-ketawa bahagia. Aku ga ditanya tentang berkas kompetensi dan refleksi diri, alhamdulillah. Sukses ujian kompre ya, teman-teman. Aghazi Penguji: 1. dr. Dianiati sp.P 2. Prof Agus. Sp.MK Lokasi: RSP Waktu Ujian: 2 jam 30 menit Sesi awal pertanyaan standard: - kenapa masuk fk? Atas keinginan sendiri atau dorongan keluarga? - Selama 5 tahun di FK, sudah dapat semua yang sesuai harapan gak? - departemen yang tertarik? - rotasi klinik mana yang kurang suka dan kenapa? - rencana masa depan - refleksi diri dan sertifikat2 gak disentuh sama sekali Soal: 3 soal dibacain topiknya sama dokternya tanpa dibacain soalnya "nih ada 2 kasus obsgyn, 1 kasus paru" Karena tidak belajar mengenai kasus obsgyn, akhirnya ambil paru. Kasus yg didapat itu TB paru relapse. Penguji meminta kita membaca kasus dan kemudian menanyakan apa ada data anamnesis yang ingin diketahui lagi. Penguji menekankan untuk fokus ke keluhan utama pasien dan dari situ ditanyakan organ apa saja yang dapat menimbulkan keluhan tersebut. Data2 anamnesis apa aja yg diperlukan untuk menegakan diagnosis dan data apa aja untuk menyingkirkan. Selain keluhan pasien, diminta untuk menganalisa masalah apa aja yg mungkin timbul di keluarga pasien, karena pasien TB
dan punya 3 anak usia 10, 7 dan 4. Sebelum ke PF, penguji ingin kita sebutkan diagnosis kerja dan diagnosis banding dan atas dasar apa. Masuk ke PF, kita diminta untuk nanya data PF nya apa saja yang bisa membantu negakin diagnosis dan PF apa aja yg bisa untuk eksklusi diagnosis banding. Saat ditanyakan data PFnya, penguji juga menanyakan buat apa tau data itu, apa yg mungkin ditemukan yg cocok dengan keluhan pasien. Karena di kasusnya ada pneumothorax dan pleuritis, sempet ditanyain juga patfis nya tapi superfisial banget, cuma mau tau pemahaman konsep kita supaya saat PF kt tau apa yang mau dicari. Untuk pemeriksaan penunjang di tanyakan 3 pemeriksaan prioritas yang mau diminta apa dan kenapa. Kalau hasilnya negatif apa yg kita lakukan, dan rencana untuk pasien apa aja. Ditanyakan juga rencana kita untuk keluarga pasien apa? Apakah perlu periksa keluarga pasien juga atau gak? Edukasinya bagaimana? Ada beberapa pertanyaan2 yang tujuannya untuk melihat cara kita berpikir sebagai dokter umum apabila dihadapkan dengan masalah. Contohnya kalau kita udh stuck banget dengan diagnosis, kita gak punya diagnosis banding, tapi pemeriksaan penunjang tidak mendukung untuk diagnosis kerja, apa yg akan kita lakukan kalau itu terjadi di depan pasien. Terakhir diminta untuk nulis resep, dikoreksi sedikit lalu disuruh keluar sebentar selama kedua penguji diskusi sebentar, gak sampe 5 menit disuruh masuk lagi untuk dikasih feedback dan wejangan. Selesai akhirnya ujian. Secara keseluruhan, penguji ingin tahu pola pikir kita sebagai dokter umum, bagaimana kita menghadapi pasien, cara komunikasi, cara kita tetep terlihat profesional walaupun kita lagi bingung atau mentok, dan cara kita bisa tetep bikin pasien tenang disaat kita kebingungan. Goodluck guys, intinya just be yourself, walopun dapat kasus tapi inget ini bukan ujian kasus, jadi anggep seakan2 kita lg nanganin pasien beneran dan saat dikasih simulasi2 masalah yg akan kita temui selama menjadi dokter umum, berusahalah untuk mengelak sebisa mungkin, jangan sampai terpojok.
Amanda Cyko Penguji: 1. dr. Dohar, SpOT (K) 2. Dr. dr. Ina S Tuman, SpPK(K) Ujian: kurang lebih 1 jam Awalnya gue ujian jam 1 terus tiba2 ujian gue dimajuin jadi jam 12. Pas nyampe djamaludin han ada gue dan dr Dohar, kami pun bingung karena berkas ujian dan penguji satu lagi belum ada. Akhirnya kami berdua diskusi2 mengenai refleksi diri gue dan pencapaian terbaik. Akhirnya dr. Ina dateng, beliau trlat karena JCI. Dr. Ina langsung melihat berkas gue terutama refleksi gue, kemudian refleksi gue di bahas lagi. Ditanyain kalo jadi dokter umum apakah bisa menghadapi kasus yang ada di refleksi gue. Terus ditanya kenapa mau jadi dokter, modul paling disukai dan tidak disukai pada saat preklinik dan klinik. Okee, lanjut setelah kelar gue disuruh milih satu dari 3 kasus. Waktu itu kasusnya kejang demam, ACS, dan syok anafilaktik. Gue akhirnya pilih kejang demam. Dimulai dari gue suruh baca soalnya singkat dan ditanyain anamnesis, pf, dan pp apa aja yg kurang dan perlu ditambahin. Setelah itu ditanya diagnosis dan tatalaksana. Tentunya gue pake algoritma kejang demam, namun belum selesai algoritma tersebut langsung disuruh buat resep diazepam yang akan dibawa pulang. Setelah gue bikin resep, gue ditanya mau intership dimana, kepikiran jadi spesialis apa, rencana kedepan gimana. Terus gue dikasih tau nanti kalo periksa pasien harus hati2 pake masker dll, pokoknya dinasehatin banyak buat internship. Setelah kelar semua, mereka langsung nunjukin nilai dan ngasih nilai bagus, terus mereka menyatakan gue lulus dan langsung bersalaman dengan gue. Overall mereka baik dan ramah, walaupun dr. Dohar detail dalam bertanya. Intinya jangan tegang santai dan senyum :)