Mengenal Impian Peserta Jambore Sahabat Anak XVI. Dear voluntir JSA XVI, Ada 1192 suara dari impian para peserta JSA XVI yang tertulis dalam spanduk dan kapsul harapan harapan—salah salah satu sesi dalam JSA XVI. Untuk selanjutnya impian tersebut akan disebut sebagai aspirasi. Untuk mengenal aspirasi peserta lebih mendalam, sie. Acara mencoba mengkategorisasinya asinya ke dalam beberapa kategori yang dibuat oleh H. Cantril dalam bukunya The Pattern of
Human Concerns. Ia mengelompokkan aspirasi seseorang tentang diri dan/atau keluarga ke dalam lima kategori, yaitu:
1
• Karakter pribadi, termasuk di dalamnya kestabilan dan kematangan emosi serta pengembangan dan pertumbuhan diri.
2
• Situasi ekonomi, mencakup peningkatan standar hidup diri dan keluarga, memiliki barang atau kekayaan, serta hal-hal hal hal yang berkaitan dengan kondisi ekonomi diri dan keluarga.
3
• Situasi pekerjaan, terdiri dari pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan diri dan keluarga, pekerjaan yang tetap, kesuksesan dalam pekerjaan, serta aspirasi lain mengenai pekerjaan.
4
• Hal-hal hal yang berkaitan dengan diri, mencakup kesehatan diri; kegiatan yang menyenangkan diri, seperti rekreasi, jalan jalan-jalan, waktu luang, dan lain-lain.
5
•Hal-hal hal yang berkaitan dengan keluarga, seperti kehidupan keluarga yang bahagia dan saling menyayangi, kebersamaan dalam keluarga, kemampuan untuk memenuhi keinginan keluarga, serta aspirasi lain yang berhubungan dengan keluarga.
Sebelumnya, mari mengenal apa itu aspirasi? Kita ita biasa menyebutkan dengan ambisi walaupun aspirasi memiliki makna yang berbeda dari kata tersebut. Cantril mengartikan aspirasi rasi sebagai tujuan yang ditetapkan untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada status saat ini dan memiliki makna personal yang penting untuk seseorang. Dengan mengetahui aspirasi seseorang maka kita bisa mengenal orang tersebut lebih dalam. Mengapa? Karena arena aspirasi terbentuk dari hasil pengalaman serta menggambarkan hal yang dianggap penting oleh seseorang.
Baiklah, bagaimana dengan suara aspirasi (baca:impian) dari peserta JSA XVI? Berikut gambaran secara singkat: Spanduk Harapan Dari
spanduk
harapan,
terdapat
754
aspirasi
yang
tercetus.
Berikut
persentasenya: Bagan 1. Persentase aspirasi spanduk harapan berdasarkan kategori Cantril 40.32%
28.11%
12.47%
11%
7.43%
Karakter pribadi
Situasi ekonomi
Situasi Pekerjaan Hal-hal tentang diri
Hal-hal tentang keluarga
Dari Bagan 1, aspirasi terbesar yang muncul mengenai situasi pekerjaan. Dapat diasumsikan bahwa adik-adik memiliki keinginan untuk memiliki pekerjaan yang dianggap baik oleh mereka di masa depan. Selanjutnya, mereka juga memiliki keinginan yang cukup kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hal ini diungkapkan dalam aspirasi yang bertemakan pendidikan, peningkatkan keterampilan dan kemampuan diri, serta kualitas karakter yang bertumbuh. Hal yang menarik adalah di tengah marjinalitas yang mereka alami, aspirasi tentang situasi ekonomi—dalam hal ini kepemilikan barang mewah, justru menjadi aspirasi yang paling jarang muncul. Dapat diasumsikan, hal yang dianggap penting saat ini oleh peserta adalah pengembangan diri serta pekerjaan masa depan yang cerah.
Kapsul Harapan Nah, bagaimana dengan aspirasi yang ditulis secara lebih pribadi di kapsul harapan? Dari kapsul harapan, kami memperoleh 348 aspirasi dari peserta Jambore XVI. Berikut hasilnya: Bagan 2. Persentase aspirasi kapsul harapan berdasarkan kategori Cantril 55.48%
19.63%
19.25%
4.11%
Karakter Pribadi
Situasi Ekonomi
5.02%
Situasi Pekerjaan Hal-hal tentang diri
Hal-hal tentang keluarga
Dari Bagan 2, ternyata kategori aspirasi yang terbesarnya tidak berbeda dari spanduk harapan. Adik-adik masih menilai situasi pekerjaan sebagai hal paling penting. Ketika diminta memikirkan impian maka hal pertama yang terpikirkan oleh peserta adalah cita-cita mereka di masa depan.
Insight apa yang bisa kami bagikan dari hasil temuan ini: ·
Peserta Jambore Sahabat Anak XVI memiliki cita-cita cita masa depan yang ingin digapai. Ini penting! Sebuah penelitian yang dilakukan oleh McCabe & Barnett pada tahun 2000 menemukan bahwa remaja yang tidak memiliki harapan positif akan masa depan dan tidak menyadari bahwa setiap hal yang ia lakukan sekarang berdampak pada masa depannya, memiliki lebih banyak masalah masalah, seperti tindakan kriminal, kehamilan di luar nikah, dan lain lain-lain. Lebih lanjut, McCabe & Barnett menemukan bahwa anak yang memiliki tujuan masa depan yang jelas memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial yang lebih baik, seperti peningkatan standar hidup.
·
Pekerjaan masa depan dan karakter diri menjadi hal yang penting bagi peserta Jambore Sahabat An Anak XVI yang menunjukkan bahwa mereka memiliki keinginan untuk terus mengembangkan diri. So, teruslah berusaha erusaha meskipun menemui adik-adik yang “sulit” karena sebenarnya mereka masih punya ke keinginan untuk berubah dan bertumbuh.
·
Ulasan tambahan. Dari data, rentang usia peserta JSA XVI adalah 7-17 7 tahun. Nah, berdasarkan sarkan tahapan karier dari Donald Super,, saat ini adikadik adik berada pada tahapan pertumbuhan (0-14 tahun) dan eksplorasi (15-24 tahun). Apa saja yang perlu dicapai dalam tahapan tersebut? ersebut?
Tahap pertumbuhan (0-14 tahun)
Tahap Eksplorasi (15-24 tahun )
• Adik--adik sedang mencoba mengenali diri mereka dan membentuk sikap kerja, misal: teliti, cepat, tekun. • Mengenal berbagai jenis pekerjaan • Fokus pada prestasi dalam pendidikan
• Ada tahapan fantasi, dimana pekerjaan yang dipilih adalah cenderung tidak realistis. • Dilanjutkan dengan tahapan tentatif dimana adik adik-adik mulai menyadari bahwa pekerjaan adalah hal yang penting dalam hidup dan kemudian memilih beberapa pekerjaan yang realistis dan mereka dambakan. • Secara aktif, mulai mencari informasi mengenai pekerjaan yang mereka inginkan, bisa melalui hobi, literatur, ekstrakurikuler, dan lain-lain lain
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu adik-adik melalui proses tahapan karier tersebut dengan tepat? Berikut hal yang bisa kita lakukan untuk adik yang masih dalam tahap pertumbuhan: ·
Fokus
pada
mengembangkan
proses
pendidikan
kemampuan
agar
kognitif,
mereka
sikap
kerja
dapat yang
dibutuhkan pada masa kerja nantinya. Ini merupakan hal yang sedang teman-teman kerjakan di area. Well done! ·
Informasi tentang berbagai jenis pekerjaan, mulai dari pekerjaan orang-orang terdekatnya, misal orang tua, keluarga, tetangga, kakak voluntir, dan sebagainya. Tentunya, jenis pekerjaan yang benar-benar sebuah pekerjaan bukan hanya mendapatkan uang (seperti mengamen, dll). Proses ini penting untuk membantu mereka nantinya menetapkan aspirasi yang realistis.
Lalu hal lainnya yang bisa kita lakukan untuk adik dalam tahap eksplorasi adalah: ·
Menceritakan secara lebih spesifik tentang berbagai jenis pekerjaan: apa saja yang dikerjakan, tingkat pendidikan yang dibutuhkan, keterampilan yang dibutuhkan, dan lain-lain.
·
Bila ada kesempatan, alangkah baiknya mereka mencoba sendiri pekerjaan tersebut, misal adik yang ingin jadi guru diminta untuk mengajarkan temannya. Untuk bisa menilai kemampuan serta minat diri secara langsung.
·
Untuk adik yang bersekolah, dorong mereka untuk mengikuti ekstrakurikuler yang mereka minati.
Hal yang paling penting lainnya setelah bermimpi adalah bangun untuk mewujudkannya. Caranya dengan membuat rencana. Nurmi seorang ilmuwan yang membahas tentang orientasi masa depan mengatakan kemampuan merencanakan masa depan mulai muncul ketika anak mencapai usia 10-11 tahun dan akan terus meningkat seiring pertambahan usia. Ini penting karena
menurut Nurmi, cara seseorang memandang dan merencanakan masa depan berhubungan dengan pembentukan identitas diri serta perilaku bermasalah yang nantinya mungkin dilakukan. Kita bisa membantu adik-adik dengan membuat rencana dari hal yang sederhana, seperti membantu membuat jadwal belajar, membuat target tabungan untuk bisa jalan-jalan dengan menuliskannya, sampai merencanakan sekolah. Keteraturan dari hal yang kecil nantinya akan membantu adik merencanakan hal yang besar dalam hidupnya. Demikian rekapitulasi harapan-harapan dari sesi sharing di Jambore Sahabat Anak XVI. Semoga bermanfaat ya!
“Suarakan impianmu? Ya! lalu bangunlah dan berusaha gapai mimpimu!” Dengan penuh kasih,
Sie. Acara JSA XVI
Catatan: Dalam ulasan di atas, informasi mengenai para penulis dan jurnal dari teori yang digunakan tidak ditulis secara lengkap demi kenyamanan pembaca. Berikut sumber teorinya: Cantril, H. (1965). The pattern of human concerns. New Jersey: Quinn & Boden Company, Inc. Isaacson, Lee E dan D. Brown. 1997.
Career Information, Career Counseling and
th
Career Development 6 Edition. Allyn & Bacon. McCabe, K. M., & Barnett, D. (2000). First comes work, then comes marriage: future orientation among african american young adolescent. Journal of Family
Relations, 49, 63-70. McCabe, K. M., & Barnett, D. (2000). The relation between familial factors and future orientation of urban, african sixth grade. Journal of Child and Family Studies, 9(4), 491-508. Nurmi, J. E. (1989). Adolescents’ Orientation to the Future: Development of Interest
and Plans, and Related Attributions and Affect, in the Life Span Context. The Finnish Society of Science and Letter: Helsinki. Nurmi, J. E. (1991). How do adolescent see their future? A review of the development
of future orientation and planning. University of Helsinki. Nurmi, J. E. (1993). Adolescent development in age graded context: The role of personal beliefs, goals, strategies in tackling of developmental tasks and standards. International Journal of Behavioral Development, 16, 169-189.