Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
0
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
Penerapan Metode Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Ilustrasi di Kelas VIII SMP GKPI Padang Bulan Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Rookuli Lubis dan Sugito ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP GKPI Padang Bulan Medan. Dari hasil wawancara dengan guru seni budaya ditemukan bahwa para siswa belum pernah diajarkan menggambar ilustrasi lingkungan sekolah secara langsung di lapangan, belum pernah mendapatkan pengalaman belajar dari lingkungan keadaan sekolah mereka sendiri dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah dengan menerapkan metode Explicit Instruction dapat meningkatkan hasil belajar menggambar ilustrasi siswa kelas VIII-2 SMP GKPI Padang Bulan Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 SMP GKPI Padang Bulan Medan dengan jumlah 29 siswa. Setiap siklus terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan/Observasi, dan Refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar Penilaian Siswa, Tes Unjuk Kerja, Catatan Lapangan dan dokumentasi. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar pada tiap siklus terjadi peningkatan, pada siklus pertama nilai pre test yang di peroleh sebesar 10,3% siswa yang tuntas dengan jumlah siswa 3 orang dan nilai rata-rata siswa sebesar 50,4 dan mengalami peningkatan pada saat post test siklus I menjadi 44,8% siswa yang tuntas dengan jumlah siswa 13 orang, dan nilai rata-rata siswa sebesar 67,6. Pada saat siklus II terjadi peningkatan dari post test siklus I ke post test siklus II menjadi 82,7% yang tuntas dengan jumlah siswa 24 orang, dan nilai rata-rata siswa sebesar 79,7. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sebesar 36,2%. Dengan demikian, akhirnya dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran Explicit Instruction di duga akan dapat meningkatkan hasil belajar menggambar ilustrasi di SMP GKPI Padang Bulan Medan dan dapat diterima keberlakuannya untuk dapat digunakan dalam pembelajaran menggambar ilustrasi. PENDAHULUAN Aktivitas dan kreatifitas guru dalam penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar. Dalam mata pelajaran seni budaya - seni rupa, siswa diharapkan bisa belajar praktek, dan mampu untuk menghasilkan sebuah karya seni selain pengetahuan seni. Siswa terkadang kurang dapat mengerti dengan pelajaran praktek seperti halnya dalam mata pelajaran seni rupa. Kurangnya variasi dalam teknik pembelajaran juga merupakan salah satu faktor lesunya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga berakibat pada ketuntasan hasil belajar. Untuk itu perlu diterapkan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian ini ialah metode Explicit Instruction. Metode pembelajaran Explicit Instruction adalah metode pembelajaran secara langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
1
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. metode pembelajaran Explicit Instruction merupakan metode pembelajaran yang diawali oleh guru untuk menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Kemudian mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan, dan membimbing pelatihan siswa. Setelah itu, guru mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik serta mengakhirinya dengan memberikan latihan untuk latihan lanjutan. Metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran berbentuk keaktifan siswa untuk memberikan ide dan konsep gagasan masing-masing, karena proses pelaksanaan metode pembelajaran ini memberikan keasyikan dankesenanganbagi para siswa dan juga bertujuan untuk melatih siswa agar lebih aktif dan mandiri dalam belajar. Seperti halnya di SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan, dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang siswa dari sekolah itu masih banyak pembelajaran yang diterapkan guru khususnya pada pelajaran seni rupa, mengajar dengan pembelajaran yang konvensional dengan metode ceramah dan terkadang hanya menyuruh siswa melihat contoh gambar dan mengerjakan materi tanpa memberi penjelasan terlebih dahulu mengenai materi yang akan di pelajari. Pembelajaran seperti ini tentunya membuat siswa bingung dan akhirnya pembelajaran terkesan membosankan. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis pada hasil belajar Seni Budaya (Seni Rupa) khususnya dalam praktek menggambar ilustrasi siswa di kelas VIII di SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan tergolong rendah. Dari 45 siswa dalam satu kelas yang telah mengikuti pelajaran seni rupa dalam praktek menggambar ilustrasi hanya 17 siswa atau sekitar 36% siswa yang mampu mengikuti praktek menggambar ilustrasi dengan baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa nilai seni rupa hanya mencapai sekitar 40, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran seni rupa yaitu 75. Oleh karena itu, agar hasil belajar siswa dapat meningkat perlu diadakan suatu penelitian tindakan kelas yakni dengan : Penerapan Metode Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Ilustrasi di Kelas VIII SMP GKPI Padang Bulan Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Rumusan Masalah Apakah penerapan metode Explicit Instructiondapat meningkatkan hasil belajar praktikum menggambar ilustrasi siswa dikelas VIII SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan? Tujuan Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini ialah untuk mengetahui peningkatan hasilbelajar siswa pada pokok bahasan praktek menggambar ilustrasi melalui penerapan metode Explicit Instructiondi SMP Swasta GKPI Padang Bulan Medan. KAJIAN PUSTAKA Hakikat Hasil Belajar Menggambar Ilustrasi Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang sehingga terciptanya perubahan tingkah laku yang positif di dalam dirinya melalui
2
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
intraksi dan pengalaman yang diperolehnya. Perubahan tersebut dapat berupa perkembangan berfikir, keterampilan, maupun sikap dan nilai-nilai di dalam dirinya. Menurut Sofian Sagala (2001: 4) : Ilustrasi adalah suatu karya gambar atau gambargambar yang merupakan representasi bentuk dan pola yang ada di alam dengan karakter yang hidup dan idenya jelas yang abstraksi dan bertujuan menjelaskan. Sedangkan menurut Ireneus Mario (diakses sabtu, Maret 05, 2011) : "Gambar ilustrasi adalah gambar yang sifatnya menerangkan atau visualisasi dari suatu uraian, baik berupa berita, cerita, karangan atau naskah. Dengan kata lain, gambar ilustrasi adalah lukisan yang digunakan untuk menjelaskan suatu tulisan." Dari kedua pengertian diatas bahwa gambar ilustrasi adalah karya seni rupa dua dimensi yang bertujuan memperjelas suatu pengertian. Hasil belajar dapat diartikan kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar. Hasil belajar dapat menjadi tolak ukur dalam tahap terakhir proses belajar, dimana akan ada perubahan dalam diri siswa setelah menguasai materi pelajaran, perubahan ini dapat dilihat dari perilaku yang didasarkan pemahaman, penguasaan, keterampilan berfikir maupun kemampuan motorik. Dengan demikian hasil menggambar ilustrasi adalah hasil belajar yang diperoleh siswa sebagai bentuk perubahan tingkah laku setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut diyatakan dalam bentuk visual ilustrasi yang di kerjakan oleh siswa yang di dalam nya memuat beberapa elemen-elemen gambar seperti Pola, Komposisi, Perspektif, dan Gelap terang. Hasil belajar tersebut diperoleh setelah melalui pembelajaran ilustrasi dengan metode Explicit Instruction dan hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk angka. Hakikat Metode Pembelajaran Explicit Instruction Metode adalah “a way in achieving something” (Sanjaya 2009 : 147). Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diharapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Explixit Instruction adalah suatu metode pengajaran yag bersifat teacher cente. Menurut kiranawati ( diakses November 24, 2007 ) bahwa : Explicit Instruction (Pembelajaran langsung) khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah langkah Explicit Instruction : 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan, 3. Membimbing pelatihan, 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. Kardi & Nur, (dalam Dr. Hamzah dkk 2011: 117) Adapun gambaran umum atau ciri-ciri dari metode pembelajaran Explicit Instruction adalah sebagai berikut : 1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh metode pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar, 2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran; dan, 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar metode yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
3
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Explicit Instruction ini merupakan metode pembelajaran yang dalam penerapannya mengandung tahap-tahap yang dilakukan secara berurutan dan terbimbing. Dalam metode pembelajaran ini peran guru memang masih lebih dominan namun tetap ada tahapan yang memberikan waktu untuk siswa agar dapat berperan aktif, yaitu pada tahap tes menggambar dan latihan lanjutan/mandiri. Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik metode explicit instruction memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai hasilnya. Beberapa diantara tindakan-tindakan tersebut dapat dijumpai pada metode pengajaran yang lain, langkah-langkah atau tindakan tertentu merupakan ciri khusus pengajaran langsung atau Explicit Instruction. Adapun keunggulan dan kelemahan Explicit Instructions menurut kiranawati (diakses November 24, 2007) bahwa : Keunggulan : 1) Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya, 2) Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran, Kelemahan : 1) Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama, 2) Untuk mata pelajaran tertentu. Pembelajaran Menggambar Ilustrasi Di SMP Peran mata pelajaran ini sangat mendukung untuk pengembangan minat dan kreativitas siswa untuk berkarya rupa. Sehingga, pokok bahasan menggambar ilustrasi ini sangat ber manfaat bagi siswa. Selain mendapat pengetahuan tentang teori, komponen, alat bahkan media yang dapat digunakan dalam menggambar ilustrasi, siswa juga memperoleh ketrampilan dasar menggambar bentuk-bentuk realis. Sehingga melalui pelajaran menggambar ilustrasi ini siswa lebih diajak untuk lebih aktif untuk mengembangkan ketrampilan dan aktivitas berkesenian dalam menggambar. Mata pelajaran menggambar ilustrasi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Siswa mampu mendiskripsikan gambar ilustrasi dan media yang dapat digunakan, 2. Siswa mampu menerapkan teknik menggambar, 3. Siswa mampu menggambar alam benda, tumbuhan dan manusia, 4. Siswa mampu menggambar ilustrasi lingkungan sekolah. Pokok bahasan menggambar ilustrasi ini diberikan dalam bentuk teori dan latihan (praktek). Teori dilakukan hanya sebagai pengantar pokok bahasan yang meliputi : pengertian, sejarah dan ruang lingkup, pengetahuan bahan dan alat serta jenis-jenis ilustrasi. Sedangkan latihan (praktek) dilakukan dengan menggambar kasat mata yang meliputi teknik dasar menggambar, ketepatan suatu bentuk seperti benda alam, tumbuh-tumbuhan, binatang serta dapat merangkumnya dalam bentuk suatu suasana alam seperti lingkungan sekolah. Materi Ajar Menggambar Ilustrasi Di SMP Ilustrasi berasal dari bahasa latin ilustrateyang berarti menjelaskan. Dalam bahasa Inggris,yaitu illustration yang berarti menghiasi dengan gambar-gambar. Seperti yang sudah di jelaskan di uraian sebelumnya tentang gambar ilustrasi,gambarilustrasiadalahgambaryangberfungsi sebagai penghiasan serta membantu menjelaskan suatu teks,kalimat,naskah,danlainlainpadabuku,majalah,iklan, dan sejenisnya agar lebih mudah dipahami. Menggambar il ustrasiadalah cara menggambar yang lebi h
4
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
mengutamakanfungsigambaritusendirisebagaibahasa,untuk menerangkanataumenjelaskansuatuhalataukeadaan. Unsur Dalam Menggambar Ilustrasi a. Bentuk dasar benda/objek Keberhasilan menggambar ilustrasi sangat ditentukan oleh pemahaman tentang bentuk dasar benda yang menjadi objek.Bentuk dasar benda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Bentuk kubistis, yaitu bentuk benda yang menyerupai kubus. Contoh: lemari, televisi, speaker, dan meja. 2. Bentuk silindris, yaitu benda yang dimiliki bentuk dasar menyerupai silinder. Contoh: botol, gelas, ember, panci, dan kaleng. 3. Bentuk bebas, yaitu benda yang bentuknya tidak beraturan. Contoh: bunga, pohon, buah, pakaian, dan batu.Setelah benar-benar paham terhadap karakter benda tersebut, kemudian mulai membuat sketsanya.
Gambar 1. Bentuk dasar menggambar seekor kuda (Sumber : Google Image) b. Proporsi Proporsi adalah perbandingan ukuran suatu benda terhadap ukuran keseluruhan suatu benda. Dengan menggunakan proporsi yang tepat, maka gambar yang dihasilkan akan terlihat natural. c. Perspektif Perspektif dapat diartikan sebagai kesan jauh dekat suatu benda dalam gambar dua dimensi, sehingga tampak terkesan tiga dimensi. Dengan menggunakan aturan perspektif dalam menggambar bentuk, maka gambar akan terkesan memiliki ruang dan seakan-akan benar-benar tiga dimensi.
5
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
Gambar 2. Perspektif bangunan (sumber : www.Google.com) d. Gelap Terang Suatu benda akan terlihat oleh kita apabila terkena sinar. Bagian yang terkena sinar akan tampak terang, sedangkan yang tidak terkena sinar akan tampak gelap. Di antara dua bagian tersbut, terdapat bagian yang tidak gelap atau tidak terang. Dalam menggambar bentuk, bagian benda yang terkena terang hendaknya diberi warna yang muda dan bagian benda yang gelap diberi warna tua, sedangkan diantara keduanya diberi warna sedang. Tahapan Menggambar Ilustrasi 1. Gagasan atau ide Sebelum menggambar ilustrasi, harus dipahami betul tuntutanataupesanyangterkandungdalamtekscerita atausejenisnya.Misalnya,ilustrasicerpententangcerita rakyat Mali nKundang. Setelah membacadengan saksamateksceritadariawalhinggaakhir,makayang harusdiperhatikan adalah memahami isi cerita 2. Sketsa Prosespengerjaangambardiawali denganmembuat sketsamenggunakanpensil.Sketsacukupdibuatsecara sederhana.Penekanan pensil tidak perlu terlalu tegas. Perlu diperhatikan pula unsur-unsur keseimbangan, komposisi,perspektif,danlain-lain. 3. Pewarnaan gambar Dalam pewarnaan gambar, baik dengan teknik hitamputihmaupunpembagianwarna,perludiperhitungkan unsur-unsur yang merupakan efek dari kesan pencahayaan.Gambar yang menarik selalu dipengaruhi olehkesanpencahayaanyangtepat.Artinya,mana yang mendapat kesan gelap dan mana yang terang, serta dapat menentukan dari mana sinar itu datang dan ke mana jatuhnya bayangan. Bahan Dan Alat Menggambar Ilustrasi Ilustrasiumumnyadibuatdiataskertas.Kertasyang baikuntukmenggambaradalahyangmemilikipermukaan halus dan berwarna putih dengan ketebalan cukup. Pada prinsipnya,tidakadabatasan,baikmediaatauteknikdalam menggambarmaupunmelukis.Namunpadaumumnyaperalatanyangdigunakan,antaralaind rawingpen,spidoldengan beragam ukuran, pena tulis, kuas, dan pensil. Objek Gambar Ilustrasi Di dalam gambar ilustrasi terdapat penggambaran bentuk objek tertentu yang menjadi pili han uta ma. Pemilihan bentuk gambar tersebut tergantung tuntutan pada naskah atau teks. Objek gambar yang dipilih bisa dariunsurgambarmanusia,hewan,tumbuhan,danbenda. METODOLOGI PENELITIAN
6
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
Metode Penelitian Data hasil belajar siswa diambil dengan cara memberikan tugas berbentuk tes menggambar ilustrasi sederhana dengan tema lingkungan sekolah. Tes dilakukan sebanyak 1 kali setiap siklus. Hasil tes akan dinilai berdasarkan lembar hasil menggambar ilustrasi masing-masing siswa yang di dalamnya berisikan aspek unsur-unsur gambar seperti Pola (ketepatan bentuk), Komposisi, Perspektif dan Gelap Terang. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas satu kali pertemuan hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan hasil belajar menggambar ilustrasi bertema lingkungan sekolah pada masing- masing siklus. Adapun tahapannya adalah: Siklus I a. Perencanaan 1. Menyusun RPP pada kompetensi dasar mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, 2. Menentukan pokok bahasan, 3. Mengembangkan skenario pembelajaran, 4. Menyiapkan sumber belajar, 5. Mengembangkan for mat evaluasi, 6. Mengembangkan format observasi pembelajaran b. Tindakan Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, perhatian dan aktivitas siswa dalam pembelajaran, maka dilakukan tindakan kelas I, yaitu untuk pembelajaran materi tes menggambar ilustrasi diterapkan metode pembelajaran Explicit Instruction. Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa memasuki kompetensi dasar yang akan dibahas. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dengan memotivasi siswa belajar 3. Guru menerapkan metode pembelajaran Explicit Instruction 4. Mengevaluasi hasil siklus I 5. Mengadakan refleksi tindakan c. Pengamatan Observasi mengamati kegiatan siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi yang telah disediakan. d. Refleksi Melihat perkembangan belajar siswa pada siklus I Siklus II a. Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah pada siklus I, kemudian membangun program pembelajaran untuk dilaksanakan pada tindakan siklus II. b. Tahapan Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan media pembelajaran dengan metode explicit instruction dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. c. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan lebih tajam terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus 1. d. Refleksi Penelitian melakukan refleksi berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dan hasil pada pengamatan pada siklus I, kemudian menganalisis dan membuat kesimpulan
7
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
tentang keberhasilan metode pembelajaran explicit instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar ilustrasi bertema lingkungan sekolah.
Teknik Analisis Data Analisis dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan dalam penelitian. Tingkat keberhasilan yang dicapai dilihat dari perubahan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan adapun rumus yang digunakan yaitu : ℎ
DS =
× 100%
Keterangan DS = Daya Serap Kriteria: 0% ≤ DS < 75% (disebut belum tuntas) 75% ≤ DS > 100% (disebut tuntas) Dari uraian di atas, dapat diketahui siswa yang tidak tuntas dalam belajar dan siswa yang tuntas dalam belajar secara individual. Selanjutnya dapat diketahui ketuntasan secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut: =
× 100%
Keterangan : D : Persentase ketuntasan X : jumlah siswa yang telah mencapai daya serap ≥ 75% N : jumlah seluruh siswa Kriteria ketuntasan belajar siswa, apabila nilai siswa ≥ 75% maka siswa tersebut mencapai ketuntasan, jika nilai siswa < 75% maka siswa tersebut belum mencapai ketuntasan atau tidak tuntas. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Penerapan metode pembelajaran Eksplicit Instruction pada mata pelajaran menggambar ilustrasi bertemakan lingkungan sekolah yang dilaksanakan peneliti telah terlaksana dengan optimal. Dari data hasil Pre Tes menunjukkan bahwa masih sedikit sekali siswa yang mampu menggambar lingkungan sekolahnya dengan nilai yang baik. Bahkan belum ada siswa yang mendapatkan predikat sangat baik, hanya terdapat 2 orang siswa (6,8%) yang memperoleh nilai dengan predikat baik, 5 orang siswa (17,2%) yang memperoleh predikat cukup baik, dan selebihnya 22 orang siswa (75,8%) yang memperoleh predikat kurang baik serta masih memerlukan banyak latihan lagi untuk memperoleh nilai yang maksimal. Berdasarkan tes hasil belajar siswa pada siklus I, secara keseluruhan di atas masih rendah dan tergolong tidak tuntas. Dapat dianalisis bahwa dari 29 siswa terdapat 1 orang siswa (3,4%) yang hasil belajarnya sangat baik, 5 orang siswa (17,2%) yang hasil belajarnya baik, 9 orang siswa (31%) yang memperoleh predikat cukup baik, dan 14 orang siswa (48,2%) yang memperoleh predikat kurang baik. Dari data tersebut, 13 siswa (44,8%) yang dapat dikatakan tuntas dari seluruh kriteria penilaian karena nilai keseluruhan siswa tersebut telah mencapai nilai
8
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
standar atau lebih dari 75%. Dan selebihnya terdapat 16 orang siswa (55,1%) yang belum dapat dikatakan tuntas karena nilai keseluruhan yang diperoleh belum dapat mencapai 75% atau dibawah angka rata-rata standar nilai tersebut. Berdasarkan tes hasil belajar siswa pada siklus II, hasil penilaian tindakan II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat sehingga siswa mampu menggambar ilustrasi lingkungan sekolah mereka dengan nilai yang cukup memuaskan. Pada siklus II ini, terdapat 5 siswa (17,2%) yang memperoleh predikat sangat baik dan mampu menunjukkan hasil menggambar ilustrasi lingkungan sekolah dengan sangat baik, 8 siswa (27,5%) yang memperoleh predikat baik, 13 siswa (44,8%) yang memperoleh predikat cukup dan sudah hampir semua dari siswa yang mendapat nilai cukup mencapai hasil tuntas yang diharapkan, dan sisanya hanya 3 orang (10,3%) yang mendapat nilai kurang. Dari data tersebut terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu, 24 siswa (82,7%) yang dapat dikatakan tuntas dari seluruh kriteria penilaian karena nilai keseluruhan siswa tersebut telah mencapai nilai standar atau lebih dari 75%. Dan selebihnya hanya terdapat 5 orang siswa (17,2%) yang belum dapat dikatakan tuntas karena nilai keseluruhan yang diperoleh belum dapat mencapai 75% atau dibawah angka rata-rata standar nilai tersebut.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil belajar yang terlihat dari tingkat pemahaman siswa melalui pre test, siklus I dan siklus II dapat dipresentasikan pada tabel berikut : Tabel 1 Data Hasil Perolehan hasil karya Siswa Pre Test, Siklus I dan Siklus II. Kurang No Siklus Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik 1 Pre Test 0% 6,89% 17,2% 75,8% 2
I
3,4%
17,2%
31%
48,2%
3
II
17,2%
27,5%
44,8%
10,3%
Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatandari siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas VIII-2 SMP GKPI Padang Bulan Medan selama II siklus penelitian tindakan kelas dan pre test, dapat lebih jelas terlihat pada grafik berikut ini : 25 20 15 Pre Test
10
Siklus I 5 0 Sangat Baik
Baik
Cukup Baik Kurang Baik
9
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Pre Test, Siklus I, dan Siklus II Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang pada hasil pre test nilai sangat baik adalah 0% pada siklus II meningkat menjadi 17,2%, nilai baik pada pre test semula hanya 6,8% pada siklus II meningkat menjadi 27,5%. Selanjutnya pada hasil pre test nilai cukup baik 17,2% pada siklus II terjadi peningkatan nilai ketuntasan menjadi 44,8%, dan berkurangnya nilai kurang baik pada siklus II dari 75,5% menjadi 10,3% menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar menggambar ilustrasi lingkungan sekolah dengan metode Explicit Instruction di kelas VIII-2 SMP GKPI Padang Bulan Medan Tahun pembelajaran 2012/2013. Dengan demikian, akhirnya dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran Explicit Instruction di duga akan dapat meningkatkan hasil belajar menggambar ilustrasi di SMP GKPI Padang Bulan Medan dan dapat diterima keberlakuannya untuk dapat digunakan dalam pembelajaran menggambar ilustrasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan kelas ini, dapat diambilkesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan metode pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan praktek menggambar ilustrasi lingkungan sekolah di luar kelas. 2. Nilai hasil kerja siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa semakin meningkat secara bertahap sesuai dengan setiap siklus yang dilakukan peneliti. 3. Dari hasil pre test dan post test pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perolehan nilai hasil belajar sebesar 34,5% dari nilai pre test yang di peroleh sebesar 10,3% yang tuntas dengan jumlah siswa 3 orang, meningkat pada post test siklus I menjadi 44,8% yang tuntas dengan jumlah siswa 13 orang, dan meningkat sebesar 37,9% dari post test siklus I ke post test siklus II menjadi 82,7% yang tuntas dengan jumlah siswa 24 orang. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sebesar 36,2%. 4. Variasi tehnik pembelajaran dikelas menjadi lebih meningkat, dan tidak lagi monoton. SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah di lakukan, dapat dikemukakan saran-saran dalam rangka perbaikan tindakan proses belajar mengajar di kelas, yakni sebagai berikut : 1. Dalam pembelajaran diharapkan suasana pembelajaran lebih menyenangkan untuk memacu antusias belajar siswa dalam pelajaran seni rupa khususnya pada pokok bahasanpraktek guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Metode pembelajaran explicit instruction dapat dikembangkan guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar ilustrasi lingkungan sekolah di luar kelas. 3. Aspek-aspek yang menentukan metode pembelajaran explicit instruction adalah kemampuan hasil belajar siswa, memudahkan siswa memahami dengan jelas selama praktek latihan menggambar di lapangan. 4. Guru perlu melakukan pendekatan melalui bimbingan selama proses belajar serta memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri.
10
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
5.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan atau referensi yang ber manfaat untuk mendukung penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Anik Hikmah Wanti. 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Sablon (Cetak Saring) Melalui Model Pembelajaran Direct Instruction (Di) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Dkv Smk Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/ 2011. (Diakses 2011) Arikunto, Suharsimi. Aksara.
2006.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta :
Arikunto, Suharsimi. Bumi Aksara
2007.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Bumi
Jakarta :
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Hamzah, B.Uno dkk. 2011. Belajar dengan pendekatan PAILKEM. Jakarta; Bumi Aksara. Ibrahim, Anam. 2007. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Keterampilan Dasar Terhadap Hasil Belajar Kerajinan Anyam di SMP.Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED, vol 4 (2) ; 9-21. Ibrahim, Nurdin. 2009. Jurnal Pendidikan Dan kebudayaan. Vol 15. Universitas Negeri Jakarta. Lewis, Bruce. 2005. Draw Manga How to Draw Manga in Your Own Unique Style. Cina: C & D. Kiranawati (November 2007) Explicit Instructions (Pengajaran Langsung). Jakarta. http:://gurupkn.wordpress.com//2007/11/24/explicit-instructionspengajaran-langsung/. Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan profesi Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Mansyur, Agus Salim. 2009. Bandung : Pustaka Setia
Administrasi dan supervisi Pendidikan.
11
Rookuli dan Sugito – Penerapan Metode Pembelajaran…
Nur Huda Kurniawan, 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan metode Pembelajaran Explicit Instructions Berbasis Multimedia Pada Siswa Kelas VIIA di SMP Negeri 2 Ngawi T.P 2009/2010. http://skripsi-makalahartikel.blogspot.com/2010/05/ ( Diakses 22 Mei 2011) Nur, Kardi. 2009. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Jakarta. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/metode-pengajaranlangsung-direct.html. Nursantara,Yayat.2004.Kesenian SMA Untuk Kelas X. Bekasi: Erlangga. Sachari, Agus. 2007. Seni Rupa & Desain Untuk SMA Kelas XI. Bandung : Erlangga. Slameto.
2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Me mpengaruhi. Rineka Cipta.
Jakarta :
Sugito.
2005. Hubungan penguasaan konsep pendidikan seni rupa dan pengetahuan wawasan seni dengan kemampuan menggambar pada mahasiswa PGSG Unimed. Jurnal Seni rupa Uni med, VOL. 2 NO. 1 JUNI 2005
Sunarto, H. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Trianto. 2009. Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara http://id.shvoong.com/humanities/arts/2239238-menggambarilustrasi/#ixzz29g9keUBQ http://ilmu-fakta.blogspot.com/2011/03/gambar-ilustrasi.html http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=23822#
12