1 2 3 RINGKASAN Endang Ratnasari. E Pemantanan Kebakaran Hutan dengan Menggunakan Data Citra NOAA-AVHRR dan Citra Landsat-TM (Siucli Kasus Di Daerah K...
RINGKASAN Endang Ratnasari. E01495083. Pemantanan Kebakaran Hutan dengan Menggunakan Data Citra NOAA-AVHRR dan Citra Landsat-TM (Siucli Kasus Di Daerah Kalimantan Tirnur). Di bawah bimbingan Ir. Emi Karminarsih, MS dan Dra. Sri Rahayu, MSi.
-
Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang paling cepat dan paling besar daya rqsaknya. Melihat besamya dampak yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran hutan maka perlu dilakukan usaha penanggulangan sedini mungkin d a w c a r a terus-menerus.
Usaha
penanggulangan ini dapat dilakukan dengan cara konvensional maupun dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh, khususnya teknologi satelit yang mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang cukup luas, guna memantau kejadian-kejadian dan pembahan-pembahan situasi sumber daya hutan secara cepat dalam memberikan informasi yang sangat membantu dalam memutuskan kebijakan-kebijakan yang hams segera dilakukan dalam usaha merehabilitasinya. Satelit NOAA-AVHRR (Advanced Very High I<e.solrrtionIladiometer) yang merupakan satelit lingkungan dan cuaca, dapat diynakan untuk memantaulmendeteksi hot spot (titik panas) di permukaan bumi sebagai indikasi adanya kebakaran hutan, sehingga apabila terjadi kebakaran hutan atau lahan dapat diketahui sejak dini. Sedangkan data satelit Landsat-TM (T77enmlic Mapper) dapat digunakan untuk memantau jenis tutupan lahan yang ada di permukaan bumi dan pembahannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan data citra Landsat-TM dan citra NOAAAVHRR dalam upaya memberikan informasi tentang peringatan dini kebakaran hutan melalui analisa
hot .spot dan pemantauan daerah yang terbakar dengan menggunakan data Landsat-TM 17 Jani~ari 1998 dan 18 Pebmari 1998. Data yang digunakan yaitu data citra satelit NOAA-AVHRR dan citra Landsat-TM serta data peta TGHK-RTRWP Kalimantan Timur. -
Perangkat yang diswnakan adalah komputer dengan
perangkat lunaknya (sofl ware) yaitu Erdas Imagine 8.3.1. , Auto Cad for Windows dan Arcllnfo versi 3.4.2: perangkat digitasi dan printer.
Dari hasil pemasukkan data lokasi hot spot (bulan Januari dan Pebmari 1998) kedalam citra komposit (bulan lanuari dan Pebmari 1998) dan penggahungan dengan peta paduserasi TGHKRTRWP diperoleh peta sebaran hot .$pot bulan januari dan peta sebaran hot spot bulan pebruari. Peta sebaran hot spot baik bulan januari maupun bulan pebruari dibagi lagi menjadi dua berdasarkan sebelum dan sesudah tanggal perolehan data citra Landsat-TM yaitu tanggal 17 Januari 1998 dan 18 Pebmari 1998. Dari peta sebaran hot spot ini dapat diketahui lokasi hot spot berdasarkan TGHKRTRWP dan berdasarkan pengamatan secara visual dengan membandingkan peta sebaran hot spot bulan januari dan peta sebaran hot spat bulan pebruari, dapat diketahui bahwa sebagian besar hot spot m e ~ p d c a nindikasi kebakaran karena lokasi hot spot pada citra komposit bulan januari 1998 berada di
tempat yang bervegetasi, sedangkan pada citra komposit bulan pebruari 1998 untuk lokasi yang sama, berubah menjadi lahan terbuka bekas kebakaran yang ditandai dengan adanya sumber asap disekitar lahan tersebut dan pola terbukanya lahan yang tidak teratur. Berdasarkan hasil deliniasi batas daerah yang terbakar selama periode januari-pebruari 1998 dan hasil penggabungan dengan peta paduserasi TGHK-RTRWP maka diperoleh informasi bahwa selama periode januari-pebruari 1998 tejadi penibahan 1ura.kebakaran di kawasan hutan dari seluas 6.834,87 ha menjadi 27.797,31 ha, sedangkan di kawasan Cagar Alam dari 8.995,14 ha menjadi 21.708.09 ha dan kawasan budidaya non kehutanan dari 18.638,55 ha menjadi 106.495,38 ha. maka selama periode januari-pebruari 1998 luas daerah yang terbakar di kawasan hutan sebesar 20.962.44 ha. di kawasan ./
Cagar Alam sebesar 12.712,95 ha dan di kawasan budidaya non kehutanan sebesar 87.856.83 ha. Kawasan budidaya non kehutanan merupakan daerah yang paling besar luas kebakarannya dibandingkan kawasan lainnya, karena sistem budidaya yang diterapkan di kawasan ini umumnya bersifat monokultur atau satu jenis, teknik budidaya seperti ini rawan terhadap kebakaran. Menurut laporan kejadian kebakaran tahun 1998, penyebab kebakaran yang terjadi di Kalimantan Timur adalah sebagian besar akibat rembetan api penyiapan lahan dari petani pendatang dan penyebab lainnya adalah pencurian kayu. Penutupan lahan yang ada sengaja dibakar untuk tujuan tertentu dan ditambah dengan adanya faktor kelalaian manusia. Selain itu semua faktor penyebab tersebut juga tidak lepas dari pengaruh cuaca dan lingkungan sepeni adanya El Nino dan kandungan batu bara yang mudahlmasih menyala (Ditjen. PHPA Subdit. Kebakaran Hutan, 1999).