Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
Rancang Bangun Sistem Antrian Pengambilan Kamera Di Logistik Trans7 Secara Jarak Jauh Dengan Bantuan Short Message Service Berbasis Visual Basic 6 R.A. Suwodjo KP1, Novi Azman1, Benny Darmawan1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional, Jakarta Korespondensi:
[email protected] ABSTRACT. It's quite difficult to take the camera for each trans7 cameraman, in the Logistic Area of Trans7. After taking queueing number, the cameraman will have to wait for a quite long time until finally he got the camera. So did the logistic staff, they also having problem in distributing the camera to the related cameraman. To solve the problem, the short message service is one of the alternate option, which arrange the queue and to call the related cameraman. This system consists of Netbook as a database center and data processing, C55 cellphone as the message transmitter and receiver and active speaker to call each cameraman. This system can accept queueing request manually in logistic area and also accomodate each camera wanted by each cameraman that requested by sms. The benefits of this system for logistics are it can directly autosave the data of the cameraman including the borrowed camera, calling the number of queue and delaying the process for the unresponsive cameraman. The system always re-check staffs' ID and the sms received number as validation. Keywords : Camera, SMS (Short message service)
PENDAHULUAN Kesulitan bagi tim liputan untuk mengambil kamera terjadi pada saat antrian kamera di logistik sedang padat. Untuk mendapatkan nomor urut awal, kamerawan harus mengambil sendiri nomor antrian pagi-pagi sekali padahal seringkali pada hari sebelumnya kamerawan telah bekerja hingga larut malam. Kesulitan akan semakin parah bila harus ada liputan yang harus dikerjakan pada pagi hari, kamerawan harus tetap mengantri padahal acara yang diliput akan segera dimulai. Di lain pihak, logistik tidak bisa begitu saja menyimpankan kamera untuk tim liputan tersebut karena sudah terlalu sibuk apalagi harus menerima pemesanan lewat telepon atau SMS. Dari sisi logistik sendiri keadaan juga tidak kalah merepotkan. Menyiapkan kamera sambil mengatur antrian dan menjawab pertanyaan nomor antrian terakhir mengakibatkan penumpukan orang yang cukup banyak di depan loket logistik. Saat akan memanggil sang pemilik antrianpun timbul masalah baru, logistik harus berteriak-teriak karena sang pemilik antrian yang pergi entah ke mana karena tidak tahu kapan akan dipanggil.
LANDASAN TEORI Short Message Service (SMS) merupakan aplikasi Global Service Mobile (GSM) yang menyediakan layanan untuk mengirim dan menerima pesan pendek berupa huruf dan angka. Aplikasi ini hanya terbatas pada pengiriman dan penerimaan data berupa teks dengan panjang pesan antara 120-160 huruf bahkan ada yang sampai 765 huruf. SMS point to point menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan pendek (Short Message) ke dan dari piranti bergerak. Layanan ini menggunakan SMSC yang bertindak sebagai sistem simpan dan terusan untuk pesan pendek. Jaringan wireless akan menangani pengiriman pesan pendek antara SMSC dan piranti bergerak. Informasi SMS yang dikirim sebelum sampai ke HP penerima akan melewati terlebih dulu perangkat SMS Center (SMSC). SMSC berfungsi untuk meneruskan informasi 27
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
SMS ke HP penerima dan melakukan pencatatan komunikasi SMS yang terjadi antara pengirim dan penerima serta menyimpan informasi SMS tersebut dalam jangka waktu tertentu. Selain pengiriman dengan Telepon Seluler, pada gambar 1 arsitektur dasar SMS, dapat dilihat SMSC memiliki interkonektivitas dengan SME (Short Messaging Entity) yang dapat berupa jaringan email, Web dan voice e-mail. Hal ini berarti pengiriman pesan juga dapat dilakukan melalui SME.
GAMBAR 1. Arsitektur Dasar Jaringan SMS.
Di balik tampilan menu message pada sebuah ponser sebenamya terdapat AT command yang bertugas mengirim/menerima data ke/dari SMS-Centre (SMSC). AT command pada tiap SMS device bisa berbeda-beda tapi pada dasarnya sama. AT command sebenarnya hampir sama dengan perintah prompt pada DOS. Perintah yang dimasukan ke port dimulai dengan kata AT, lalu diikuti dengan karakter lainnya yang memiliki fungsi-fungsi tersendiri yang unik. Data yang mengalir ke atau dari SMSC harus berbentuk PDU (Protocol Data Unit). PDU berisi bilangan-bilangan heksadecimal yang mencerminkan bahasa I/O yang terdiri dari beberapa header. Header untuk kirim SMS ke SMSC berbeda dengan yang diterima dari SMSC. Contoh untuk mengirimkan kata “halo” ke ponsel dengan nomor 628189573337 lewat SMS_Centre Exelcom, tanpa membatasi jangka waktu valid, maka PDU untuk SMS kirim lengkapnya adalah 07912618485400F901000C912618927533373000005E8329BFD06. Kebanyakan header pada SMS terima sama seperti pada SMS kirim, kecuali ada beberapa yang berbeda. Berikut ini adalah 8 header yang terdapat pada SMS terima No. SMS Centre, Tipe SMS - untuk SMS terima = 4 – 04, no ponsel pengirim, bentuk SMS, skema encoding, tanggal dan waktu SMS di-stamp di SMS Centre, diwakili oleh 12 bilangan heksa (6 pasangan) yang berarti: yy/mm/ddhh:mm:ss, contoh: 207022512380 - 02/07/22 15:32:08 - 22 Juli 2002 15:32:08 WIB, batas waktu validitas - jika tidak dibatasi dilambangkan dengan 00, serta isi SMS. Contohnya PDU lengkap yang diterima adalah sebagai berikut: 07912658050000F0,04,0C91265816107398,00,0Ap0722512380,00, 05E8329BFD06, maka PDU tersebut dapat diartikan sebagai berikut: − SMS tersebut dikirim lewat SMS Centre: 62855000000 − SMS tersebut merupakan SMS Terima − SMS tersebut dikirim dari ponsel no. 6285610l3789 − SMS tersebut diterima dalam bentuk SMS − SMS tersebut memiliki skema encoding 7 bit − SMS tersebut sampai di SMS Centre pada tanggal: 22-07-02, pukul: l5:32:08 WIB − SMS tersebut tidak memiliki batas waktu valid − SMS tersebut isinya adalah "hello" Komunikasi Serial Asinkron Standar RS-232C Menurut EIA, pengkabelan perangkat komunikasi serial standar RS-232C dibagi menjadi dua kategori yaitu Data Communication Equipment (DCE) dan Data Terminal Equipment (DTE).
28
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
DCE merupakan perangkat seperti modem atau perangkat lainnya, sedangkan DTE adalah terminal pengiriman data.
GAMBAR 2. Komunikasi Sederhana Antar DTE.
Spesifikasi elektrik komunikasi serial RS-232C yang telah distandarisasikan oleh EIA terdiri dari beberapa spesifikasi, yang antara lain adalah: − “Space” atau logika 0 memiliki range antara +3 volt hingga +25 volt. − “Mark” atau logika 1 memiliki range antara –3 volt hingga –25 volt. − Daerah di antara +3 volt hingga –3 volt merupakan daerah yang tidak terdefinisi. − Tegangan pada rangkaian terbuka tidak pernah lebih dari 25 volt (pada referensi ke ground). − Arus pada rangkaian yang terhubung singkat tidak lebih dari 500 mA.
GAMBAR 3. Skema Elemen Dasar Handphone.
Teknologi Telepon Seluler Di dalam handphone terdapat beberapa chip individual seperti pada sistem komputer. Chip-chip tersebut saling berhubungan dan terangkai dengan sempuma. Sirkuit inilah yang merupakan otak dari sebuah handphone. Elemen dasar hardware sebuah handphone secara skematis dapat dilihat pada gambar dan penjelasan pada gambar 3.
PERANCANGAN SISTEM Prinsip Kerja Sistem ini secara umum dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini:
GAMBAR 4. Diagram Blok Sistem Antrian Pengambilan Kamera di Logistik Trans7 Secara Jarak Jauh dengan Bantuan SMS Berbasis Visual Basic 6.
29
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
Sistem Antrian Pengambilan Kamera di Logistik Trans7 secara jarak jauh dengan bantuan SMS berbasis Visual Basic 6 diciptakan untuk memudahkan pekerjaan logistik dan kamerawan yang bekerja di Trans7. Bagi kamerawan mengantri untuk mengambil alat menjadi lebih mudah karena tidak perlu antri sejak pagi untuk mendapatkan nomor. Tetapi bila ingin memakai cara biasa yaitu mengambil nomor langsung di logistik juga masih bisa dilakukan. Bagi Logistik pekerjaan juga lebih mudah.Tinggal menekan tombol panggil pada program aplikasi, maka sistem secara otomatis akan memanggil nama kamerawan pemilik nomor antrian lewat speaker. Bila kamerawan tidak datang, maka logistik tinggal menekan tombol tunda dan nomor antrian kamerawan tersebut akan dipindahkan 2 nomor ke belakang.Selanjutnya sistem akan mengirimkan SMS secara otomatis kepada kamerawan tersebut yang berisi “Antrian anda ditunda, silahkan segera menuju ke logistik.”. Namun bila pada saatnya dipanggil kembali kamerawan tersebut juga tidak datang, maka sistem secara otomatis akan menghapus nama kamerawan tersebut dari antrian sekaligus mengirimkan SMS yang berisi “Antrian anda dibatalkan, silahkan mendaftar kembali”. Bila saat dipanggil kamerawan tersebut datang, maka setelah serah terima alat, maka logistik tinggal memasukkan data diri beserta label kamera dan Clip On pada program untuk selanjutnya dijadikan bukti legalisasi keluarnya alat. Cara yang dapat digunakan oleh kamerawan untuk masuk dalam daftar antrian adalah kamerawan mendaftar melalui input keyboard langsung di Logistik Trans7 dengan cara memasukkan data dirinya beserta dengan ID karyawan sebagai legalitas. Setelah berhasil dicocokan dengan database yang telah ada, kamerawan memilih tipe kamera yang diinginkan beserta Clip On yang diinginkan. Setelah selesai, Kamerawan tinggal menekan command button pesan. Apabila proses pencocokan nama pemesan dengan database tidak sesuai, maka akan muncul pesan yang berisi: ”Nama anda belum terdaftar.” Bila nama yang dimasukkan pemesan benar namun ID karyawan salah,maka proses pendaftaran juga akan dianggap gagal dan akan muncul pesan: ”ID tidak cocok.”. Bila Kamera yang dipesan ada, maka sistem kemudian akan mengecek Clip On. Bila kedua alat yang diminta oleh kamerawan tersedia, maka sistem akan menampilkan di layar komputer pesan yang berbunyi ”Pendaftaran Antrian Berhasil Nama (Kamerawan yang memesan) dengan Alat (Kamera yang dipesan) telah masuk dalam antrian dengan nomor (Nomor Antrian yang didapatkan). Bila Kamera atau Clip On yang dipesan sudah habis keluar, maka sistem akan menampilkan pada layar komputer pesan yang berisi :” (Alat yang dipesan) habis.”. Calon pemesan akan diminta untuk mendaftar ulang. Cara kedua untuk mendaftar dalam pengambilan kamera di logistik Trans7 adalah dengan mengirimkan SMS ke sistem. Format SMS yang dikirim adalah ”(Kamera yang diminta) (Clip On yang diminta)” . contoh: “DSR300 CB”. DSR300 adalah tipe kamera yang diminta, sedangkan CB adalah Clip On yang diminta dalam hal ini Clip On Cable. Sistem akan menerima pesan tersebut melalui HP pengirim dan penerima. Pesan SMS dalam HP pengirim dan Penerima tersebut akan diambil oleh Program Aplikasi melalui control Mscomm.
PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Setelah proses perancangan telah selesai, Proses selanjutnya adalah pengujian dan analisa sistem. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan agar sistem berjalan sesuai dengan perancangan. Pengujuan Hubungan Komputer dengan Telepon Seluler Tahap Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa telepon seluler C55 telah terhubung sempurna ke netbook. Alat yang diperlukan adalah Telepon seluler C55, kabel data dan netbook itu sendiri, sedangkan software yang digunakan adalah hyperterminal yang merupakan program bawaan windows. hyper terminal diatur seperti pengaturan pada mscomm yaitu kecepatan baud rate, dan nomor port yang digunakan 30
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
yaitu 19200 dan port com 15,. Tampilan awal program hyper terminal adalah seperti pada gambar dibawah ini.
GAMBAR 5. Tampilan Awal Hyper terminal.
Kemudian untuk memeriksa apakah koneksi berhasil, maka dikirim perintah “AT” kemudian Enter, bila koneksi berhasil maka tampilan hyper terminal akan mengirimkan text “OK” yang menandakan bahwa Siemens C55 siap menerima perintah selanjutnya.
GAMBAR 6. Tampilan saat koneksi berhasil.
Pengujian Pengoperasian Sistem. Setelah koneksi dipastikan telah sempurna, maka langkah selanjutnya adalah mengoperasikan program aplikasi. Pada gambar 7 terlihat nomor antrian yang berhak dilayani, berikut nick name kamerawan yang akan dipanggil. Selanjutnya untuk dapat menggunakan program, logistik atau kamerawan tinggal memilih menu yang ada, menu untuk kamerawan khusus ada di dalam kotak bertuliskan “Tambah Antrian” di mana kamerawan tinggal memilih ingin mengembalikan alat atau mengambil alat. Sedangkan menu selanjutnya adalah untuk logistik seperti, “Panggil”, “Tunda”, “Antrian Sebelumnya” , “Antrian Sesudahnya”, “Proses” dan “Refresh”.
31
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
GAMBAR 7 Tampilan Awal Program.
Setelah program dinyalakan untuk pertama kalinya, maka sistem secara otomatis akan menyalakan mengatur parameter-parameter peting seperti port yang dipakai, baud rate. Rancang Bangun Sistem Antrian Pengambilan Kamera di Logistik Trans7 secara jarak jauh dengan bantuan SMS berbasis Visual Basic 6 ini sangat bergantung dari database seperti data kamerawan, logistik, barang, bahkan data antrian. Setiap Pendaftaran antrian membutuhkan data kamerawan untuk memastikan bahwa orang tersebut berhak untuk mengambil alat. Pada gambar 8 tercetak pada halaman berikutnya, terlihat proses penambahan data kamerawan. Bila data berhasil diinput, maka akan tampil msgbox yang berisi “pengisian data berhasil silahkan menekan ok”.
GAMBAR 8. Pengisian Data Kamerawan Berhasil.
GAMBAR 9. Pengujian Edit Data Logistik.
32
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
Dari gambar 9 terlihat operator logistik baru saja menginput nama Junaedi sebagai logistik beserta data pribadinya. Agar sistem berjalan dengan sempurna maka, jumlah barang harus selalu diperiksa agar sesuai dengan data sebenarnya, pada gambar 10 di bawah ini terlihat operator logistik baru saja merubah data kamera DSR400 menjadi 56 dan tinggal menyimpan kembali.
GAMBAR 10. Edit Database Barang.
Langkah pengujian selanjutnya adalah memeriksa apakah proses pendaftaran antrian secara manual pada netbook berjalan sesuai dengan perancangan. Untuk mendaftar langkah awal adalah membuka form Ambil Alat seperti yang terlihat pada gambar 11 di halaman berikut.
GAMBAR 11. Pengisian Data Pada Form Ambil Alat.
Pada gambar terlihat pengisian data oleh seseorang dengan nick name “Ben” meminta alat DSR 400 dengan Clip on Wireless.
GAMBAR 12. Pendaftaran Antrian Secara Manual Berhasil.
33
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
Pada gambar 12 terlihat bahwa Benny Dermawan berhasil mendaftar dan nama alat ditampilkan pada Message Box.
GAMBAR 13. Pendaftaran Antrian Secara Manual Gagal Karena Nama Belum Terdaftar.
Pada gambar 13 terlihat bila pendaftaran tidak berhasil karena nama yang diinputkan tidak terdaftar dalam database kamerawan. Pengujian Pendaftaran Antrian Lewat SMS Proses Pengujian dilakukan dengan mengirimkan pesan ke nomor telepon 085781756658 yang terhubung dengan sistem lewat telepon seluler bernomor 085691090898. Pada percobaan kali ini dikirimkan Pesan berisi DSR400 N0.
GAMBAR 14. (kiri) Proses Pengiriman Pesan ke Telepon Seluler Sistem; (tengah) SMS Balasan Sistem Mendapat Nomor Antrian 05; (kanan) SMS Balasan Sistem Antrian dilayani nomor 01.
Pada kedua gambar di atas, terlihat bahwa pendaftaran berhasil. Gambar 14 merupakan SMS yang pertama kali ditetrima yang menunjukkan nomor antrian yang didapatkan. Sedangkan pada (tengah) merupakan SMS kedua yang diterima yang memberitahukan nomor antrian yang sedang dilayani saat ini sehingga bisa diperkirakan berapa lama lagi akan sampai pada nomor antrian dirinya. Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah sistem bekerja
sempurna dalam menterjemahkan data yang diterima, mencocokkan dengan database, dan proses pengiriman SMS. SMS ini akan dikirimkan apabila nama belum terdaftar dalam database kamerawan, dalam hal ini diwakili dengan nomor telepon seluler yang belum terdaftar dalam database kamerawan. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan pesan “DSR300 NO” melalui nomor telepon 08170196448 yang belum terdaftar dalam database kamerawan. Pesan yang diterima dapat dilihat pada gambar 15 di halaman berikut. 34
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
GAMBAR 15. Tampilan Pesan Error Nama Belum Terdaftar.
Pengujian Pesan Error “Anda Telah Terdaftar” Pengujian ini dilakukan menggunakan nomor telepon seluler sama yang digunakan pada pengujian sebelumnya, di mana pada pengujian tersebut, pendaftaran berhasil dilakukan. Pada gambar 16 terlihat bahwa pendaftaran gagal karena nama telah didaftarkan.
GAMBAR 16. (kiri) Pesan Error Nama Anda Telah Terdaftar Hari Ini; (kanan) adalah Pesan Error Kamera Telah Habis.
Pengujian Pesan Error “Kamera Habis” Pengujian ini dilakukan dengan menghapus terlebih dahulu antrian yang telah didaftarkan sebelumnya, agar sistem dapat memproses pesan. Sebelumnya pada database, jumlah kamera DSR 300 telah diubah menjadi “0”. Setelah persiapan selesai, pesan “DSR300 NO” dikirimkan lewat nomor telepon seluler “085691090898”. Pada gambar 4.15 terlihat pesan error kamera telah habis. Pengujian Pesan Error “Clip on Habis” Sebelumnya jumlah Clip on Wireless pada Database Alat telah diubah terlebih dahulu menjadi “0”. Selanjutnya dikirimkan pesan lewat nomor telepon “085691090898” dengan isi “DSR400 CW”. Pada gambar 17 di halaman berikut terlihat pesan error clip on telah habis. 35
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
GAMBAR 17. Pesan Error Clip on Telah Habis.
Pengujian Memanggil Pemilik Antrian. Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan speaker aktif ke notebook. Selanjutnya Tombol Panggil pada program Aplikasi ditekan, pada percobaan ini langsung terdengan suara “Kepada Reza Ramantha dimohon menuju ke Logistik sekarang”. Suara ini sebelumnya telah direkam dan disimpan dengan nama Rez, sama dengan nick name kamerawan yang telah disimpan dalam database. Pengujian Menunda Antrian. Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah proses perubahan nomor antrian menjadi nomor antrian dua nomor di bawah berhasil sekaligus memeriksa apakah pengiriman pesan kepada pemilik nomor antrian berhasil. Gambar 18 menunjukkan antrian sebelum di tunda. Pemilik Antrian “Ben” berada pada nomor antrian “2”.
GAMBAR 18. Bentuk tabel antrian sebelum ditunda.
Selanjutnya tombol tunda pada menu utama ditekan dan nomor antrian pindah ke nomor 4, begitu pula semua nomor antrian berikutnya bertambah satu angka seperti terlihat pada gambar 17. Pada telepon seluler pemilik antrian diterima SMS yang memberitahukan antriannya di tunda seperti yang terlihat pada gambar 19 pada halaman berikutnya. 36
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
Pengujian Menghapus Antrian. Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah proses penghapusan antrian setelah ditunda sebanyak dua kali dan memastikan bahwa pesan dapat terkirim untuk pemilik nomor antrian. Pada gambar 19 terlihat pesan pada telepon seluler penerima yang menunjukkan bahwa antriannya dibatalkan.
GAMBAR 19 (kiri) Tampilan pesan antrian ditunda; (kanan) tampilan pesan antrian dibatalkan.
Pengujian Report Data Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakan proses pembuatan laporan data Antrian harian berhasil atau tidak sambil mencetak ke Printer. Report Data ditampilkan dengan menekan tombol Report pada Form Antrian. Setelah Form Report muncul, data dapat di cetak di printer untuk disimpan seperti pada gambar 20.
GAMBAR 20 Tampilan Data Report Antrian.
Pengujian Waktu Pengiriman SMS Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem apakah dapat mengirim dan menerima pesan dengan stabil. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan pesan dan 37
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
menunggu SMS balasan dari sistem dengan nomor telepon seluler “085781756658” setelah itu waktu diukur dengan menggunakan stop watch. Dari data pada tabel 1, terlihat bahwa pengiriman dan penerimaan pesan sangat tergantung dengan kondisi jaringan. TABEL 1. Hasil Pengujian Lamanya Waktu Proses Pengiriman SMS. No.
1.
No. Telepon Seluler Pengirim atau Penerima 085691090898
Aksi
Reaksi SMS Balasan 1 “05” SMS Balasan 2 “01” SMS Balasan “Anda sudah terdaftar hari ini, Terima Kasih” SMS diterima “Anda sudah terdaftar hari ini, terima kasih” SMS Balasan “Anda belum terdaftar, silahkan mendaftar terlebih dahulu di Logistik” SMS Balasan “Kamera yang anda pesan habis, silahkan mengganti kamera. Terima kasih”
Pengiriman Pesan “DSR400 NO”
2.
085691090898
Pengiriman Pesan “DSR400 NO”
3.
08170196448
Kirim SMS “DSR300 NO”
4.
087884393655
Pengiriman Pesan “DSR400 NO”
5.
085691090898
Pengiriman Pesan “DSR400 NO”
Waktu 20 detik 22 detik 16 detik
21 detik
17 detik
19 detik
TABEL 2.. Hasil Pengujian Lamanya Waktu Proses Pengiriman SMS (Lanjutan) 6.
085691090898
Pengiriman Pesan “DSR400 CW”
7.
085691090898
Tombol Tunda pertama kali
8.
085691090898
Tombol Tunda ditekan untuk yang kedua kali
9.
087884393655
Tombol Tunda pertama kali
10.
087884393655
Tombol Tunda ditekan untuk yang kedua kali
ditekan
ditekan
SMS balasan “Clip on yang anda pesan habis, silahkan mengganti Clip on” SMS “Nomor anda ditunda, silahkan menuju ke Logistik” SMS “Antrian anda dibatalkan, silahkan mendaftar kembali” SMS “Nomor anda ditunda, silahkan menuju ke Logistik” SMS “Antrian anda dibatalkan, silahkan mendaftar kembali”
23 detik
11
11
09
10
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian – pengujian yang telah dilakukan terhadap sistem ini, maka diperleh berdasarkan hasil pengujian fungsi masing- masing fitur, Rancang Bangun Sistem Antrian Pengambilan Kamera di Logistik Trans7 secara jarak jauh dengan bantuan Short Message Service berbasis Visual Basic 6 berfungsi seperti yang direncanakan. Kecepatan pengiriman dan penerimaan SMS sistem sangat bergantung kepada kondisi jaringan selular GSM.
38
Jurnal Ilmiah GIGA Volume 16 (1) Juni 2013
Halaman 27-39
ISSN 1410-8682
REFERENSI [1] [2] [3] [4] [5]
Iswanto. “Belajar Mikrokontroler AT89S51 dengan bahasa C,” Penerbit ANDI. Yogyakarta. Maret 2008 Ir. Christian Tjahyadi. Mikrokontroler AVR Pemograman dan aplikasinya, Seminar Rumah Robot Indonesia, 17 Maret 2012. Syahban Rangkuti, “Mikrokontroler Atmel AVR Simulasi dan Praktek menggunakan ISIS Proteus dan CodeVisionAVR”, Informatika Bandung, Bandung. 2011. Suhata,ST. “VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004. Bishop, Owen, “ Dasar-dasar Elektronika ”, Erlangga, Jakarta, 2004
39