RANCANG BANGUN DIGITAL ASSET MANAGER ( DAM ) IPTV Imanda Rahma Arrum, A. Subhan KH , Amang Sudarsono Jurusan Telekomunikasi – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus PENS – ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya Telp : +62+031+5947280, Fax +62+031+5946011 e-mail :
[email protected] [email protected]
Abstrak – Dewasa ini penggunaan komunikasi digital sangat diminati. Bukan hanya data berupa teks, namun juga gambar, audio, maupun video. Begitu pula dengan kemunculan Internet Protocol Television (IPTV) yaitu suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi, video, audio, text, graphic, data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan IP (Internet Protocol), yang dijamin kualitasnya (QoS/QoE), keamanannya (Security), realibility (keandalannya) dan memungkinkan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif (interactivity) secara “real time”. Sebelumnya konten yang akan ditampilkan pada IPTV ini terlebih dahulu diatur dan dikelola karena tidak semua aset tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan server. Karena itu perlu adanya pembuatan web Digital Asset Manager ( DAM ). Suatu Program Komputer yang mempunyai tanggung jawab/tugas menerima permintaan HTTP dari komputer klien, yang dikenal dengan nama web browser, dan melayani mereka dengan menyediakan respon HTTP berupa konten data, biasanya berupa halaman web yang terdiri dari dokumen HTML, dan objek yang terkait seperti gambar, dan sebagainya.
Kata Kunci : IPTV, Digital Asset Manager, Mediamosa
1. PENDAHULUAN 1.2 1.1
Latar Belakang
Permasalahan Permasalahan yang dijadikan pengembangan proyek akhir ini yaitu :
Kemajuan teknologi memang telah mendominasi bahkan termasuk untuk mendapatkan hiburan. Begitu pula dengan kemunculan Internet Protocol Television (IPTV) yaitu suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi, video, audio, text, graphic, data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan IP (Internet Protocol), yang dijamin kualitasnya (QoS/QoE), keamanannya (Security), realibility (keandalannya) dan memungkinkan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif (interactivity) secara “real time”. Sebelumnya konten yang akan ditampilkan pada IPTV ini terlebih dahulu diatur dan dikelola karena tidak semua aset tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan server. Karena itu perlu adanya pembuatan web Digital Asset Manager ( DAM ). Dalam DAM ini dilakukan bagaimana mengelola aset yang ada. Dalam hal ini yang akan dikerjakan adalah Media Asset Management ( MAM ). Pada MAM ini, yang akan dikelola adalah admin interface, upload interface dan job interface. Semua aset akan dikelola oleh DAM ini. Karena itu, web DAM ini sangat memudahkan dalam mengelola dan menyimpan file - file yang ada.
objek
1. Bagaimana mengelola dan menyimpan aset pada IPTV. 2. PERENCANAAN DAN TEORI PENUNJANG Dalam proyek akhir ini, dasar teori yang digunakan untuk mendukung perencanaan sistem yaitu, materi tentang iptv, linux, mediamosa, drupal, apache, PHP, MySQL
Gambar 1 Blok Diagram Pembuatan Media Server Awal mula pengerjaan dilakukan dengan melakukan instalasi pada linux, kemudian menginstal apache pada linux termasuk php dan mysql. Setelah itu dilakukan instalasi untuk mediamosa. Mediamosa merupakan inti dari pembuatan sistem yang dikerjakan dalam proyek akhir ini. Dalam mediamosa ini, fungsi –
1
6. San/nas storage 7. Integration media tools 8. Distribution.
fungsi yang harus dilakukan admin di atur. Mulai dari proses upload, transcoding sampai job interface. Setelah fungsi – fungsi dapat dijalankan, maka dilakukan analisa terhadap fungsi – fungsi tersebut. Dari situ dapat dilihat apakah fungsi yang telah dijalankan sesuai dengan yang diharapkan. Pada proses upload dapat di analaisa bagiamana kecepatan saat upload. Untuk job interface dapat dilakukan analisa terhadap kualitas file video stelah dilakukan transcoding termasuk analisa delay pada saat menjalankan playernya. Selain itu, dapat di analaisa kinerjanya, yaitu bagaimana ukuran untuk kecepatannya dan bagaimana packet lossnya.
2.3 MEDIAMOSA MediaMosa adalah perangkat lunak untuk membangun Feature Kendali, Manajemen WebService Berorientasi Media dan platform Distribusi. Dengan MediaMosa Anda dapat membangun state-of-the-art, Middleware platform scalable Media Distribusi yang memudahkan akses ke, dan penggunaan (shared) kapasitas penyimpanan, database metadata, server transcoding-dan streaming. Sebuah platform MediaMosa menawarkan fungsionalitas untuk mencari, bermain, upload, transcoding, serta granularity akses media sistem kontrol yang baik terhadap penggunanya. MediaMosa didasarkan pada Representasi State Transfer (REST) arsitektur dan dirancang untuk mendukung aplikasi streaming konten dengan menyediakan back-end-, audio dan video infrastruktur. Keuntungan utama dari arsitektur perangkat lunak adalah fleksibilitas. Komponen dapat digabungkan dengan mudah untuk mengimplementasikan layanan web yang dapat diakses menggunakan aplikasi front-end. Pembagian antara ujung depan dan belakang hasil akhir kinerja yang lebih baik karena tugas-tugas dilakukan pada server pusat.
2.1
IPTV IPTV (Internet Protocol Television) yaitu suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi, video, audio, text, graphic, data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan IP (Internet Protocol), yang dijamin kualitasnya (QoS/QoE), keamanannya (Security), realibility (keandalannya) dan memungkinkan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif (interactivity) secara “real time”. Dengan demikian maka IPTV bukan sekedar siaran TV yang dapat dinikmati melalui jaringan IP, namun mempunyai fasilitas/kemampuan yang “lebih” seperti : mampu menyediakan layanan multimedia dan interaktif secara “real time”, melalui pesawat televisi standar yang terhubung dengan penyedia layanan IPTV melalui saluran kabel (Wireline, Fiber Optic). Kualitas layanan gambar, suara dan keamanannya dijamin penuh oleh penyedia IPTV melalui suatu jaringan tertutup (closed distribution network) yang dikelola secara profesional dan mengacu pada standar layanan yang berlaku. 2.2
2.4 VIDEO STREAMING Video Streaming merupakan suatu layanan yang memungkinkan suatu server untuk membroadcast suatu video yang bisa diakses oleh clientnya. Layanan video streaming memungkinkan penggunanya untuk mengakses videonya secara real time ataupun sudah direkam sebelumnya.
DIGITAL ASSET MANAGER ( DAM )
Digital Asset Manager ( DAM ) merupakan layanan yang digunakan untuk mengatur aset – aset. Aset tersebut bisa berupa video, audio, dan image. DAM ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. MAM, Media Asset Management. 2. EMAM, Entertainment Media Asset Management. 3. BAM, Brand Asset Management. 4. LAM, Library Asset Management. 5. PAM, Production Asset Management. 6. MCM, Marketing Content Management.
3. PENGUJIAN DAN ANALISA 3.5
Analisa Arsitektur Dalam pembuatan sistem ini menggunakan software MediaMosa sebagai backend dan WLE sebagai frontend. Fungsi MediaMosa sebagai backend untuk menangani upload, download, streaming, encoding, decoding, dan transcode dari file media tersebut. Sedangkan untuk penyimpanannya menggunakan metode NAS (Network Attach Storage). Dalam hal ini, NAS berada pada jaringan lokal dan jaringan luar (Internet). NAS dipilih sebagai media penyimpanannya karena keefisienannya dalam pengaturan size dan bisa digunakan untuk multiserver. Kelebihan sistem yang dirancang adalah semua komponennya terpisah antara main sistem yang meliputi backend dan tampilan penunjang yang
Fungsi – fungsi dari DAM ini meliputi : 1. Manipulating. 2. Workflow. 3. Search. 4. Asset management tools for organizing. 5. Metadata QDC/OAI.
2
Gambar 4.41 Updating Aset Admin juga dapat melakukan delete pada aset digital. penghapusan ini dilakukan pada aset – aset yang mungkin sudah tidak dibutuhkan lagi.
meliputi frontend dan tempat penyimpanannya yang berupa sistem NAS. Jadi, apabila terdapat kerusakan di salah satu komponen sistem, maka sistem yang lainnya tidak akan berpengaruh dan hanya memperbaiki di sistem yang mengalami kerusakan. Adapun fungsi – fungsi yang ada pada sistem yang digunakan untuk pengaturan aset – aset yang ada, yaitu dibagi menjadi tiga, diantaranya adalah admin interface, upload interface dan job interface. 1. Admin Interface, meliputi otentikasi, arsip, konversi, updating, delete, history. Untuk otentikasi bisa dilakukan pada MediaMosa, yaitu menggunakan MediaMosa konektor dengan pengujian klien yang terdaftar.
Gambar 6 Delete pada aset digital Untuk history, semua informasi atau hal yang telah dilakukan dapat dilihat pada MediaMosa. Hal ini meliputi, transcoding, delete, uploading, dan sebagainya.
Gambar 7 History atau Informasi aset 2. Upload Interface Pada upload interface ini, terdapat beberapa fungsi, diantaranya konversi, delete, arsip, history. Fungsi – fungsi tersebut sama hal nya pada admin interface. Untuk konversi, dilakukan transcoding pada aset, pengubahan codec ini disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan. Pada upload interface, aset – aset yang mungkin sudah tidak dibutuhkan dapat dihapus. Semua kegiatan yang telah dilakukan pada upload interace ini tentunya telah tersimpan pada NAS yang terdaftar pada MediaMosa. Selain itu semua kegiatan yang telah dilakukan tersebut juga bisa dilihat pada MediaMosa sebagai historynya.
Gambar 4 Otentikasi pada MediaMosa Untuk arsip, penyimpanan aset – aset yang dilakukan admin. Penyimpanan aset berada pada NAS yang terdaftar pada MediaMosa.
Gambar 5 Arsip pada MediaMosa Konversi ini dilakukan untuk mengubah codec dari aset digital. untuk pengkonversian file tentunya dibutuhkan waktu dalam proses pengubahan codecnya. Pada MediaMosa ini juga terdapat updating, yaitu pengubahan informasi dari aset digital.
Gambar 8 Proses Upload Aset
3
Untuk video pertama menggunakan format MP4, dengan pengujian pada bandwith antara 384 kbps sampai dengan 1 Mbps, dari hasil pengujian di dapatkan data seperti tabel di bawah ini. Tabel 2 Data Pengukuran Waktu Buffer Video MP4 Video Quality Bandwidth 360p 480p 720p 1080p 1000 Kbps 4 m 5m 11m 31m 45s 20s 23s 47s 768 Kbps 6m 8m 3s 17m 45m 12s 10s 31s 512 Kbps 8m 11m 23m 57m 27s 23s 50s 12s 384 Kbps 11m 15m 33m 82m 6s 4s 14s 12s
Gambar 9 Transcoding pada Aset Digital 3. Job Intercae Fungsi – fungsi pada Job Interface ini meliputi transcode, delete dan arsip. Fungsi – fungsi ini sama halnya seperti pada admin interface dan upload interface.
Gambar 11Grafik Data Video MP4 Pada percobaan ini dilakukan melalui jaringan internet dengan server mediamosa dan nas storage berada di kanada, sedangkan client berada di indonesia dengan menggunakan jaringan internet telkom speedy, dengan di lakukan pembatasan bandwith mulai dari 384kbps sampai dengan 1Mbps, dari tadi tersebut terlihat jelas, bahwa kualitas bandwith akan sangat mempengaruhi dalam proses penerimaan data dari server ke client. Untuk video pertama ini menggunakan format MP4 dengan jenis video 360p, 480p, 720p, 1080p. Semakin besar kualitas video yang akan di streamingkan maka buffer nya akan semakin lama. Dan dari pengamatan tersebut, kualitas video HD 1080p MP4 merupakan yang terbaik dari semua, itu terlihat dari hasil kualitas gambar yang lebih jernih bila di mainkan dalam resolusi layar yang lebih besar.
Gamabar 10 Job Interface 3.6
Analisa Video Streaming Untuk Bandwidth, yang di akses secara lokal, maka video yang dilihat dapat di akses secara cepat, meskpun pastinya terdapat buffer tetapi tidak akan terasa karena pengaksesannya cepat. Apabila video tersebut di akses dari luar atau jaringan internet, maka untuk kecepatan dalam pengaksesan video tergantung dari bandwidth yang tersedia yang dimiliki klien. Jadi semakin besar bandwidthnya, maka kecepatan buffernya juga akan semakin tinggi. Selain itu, file size dan kualitas video juga mempengaruhi pada proses buffering. Video yang digunakan berdurasi 4 menit 2 detik dengan spesifikasi pada tabel berikut : Tabel 1 Data Video MP4 No. Video Quality Ukuran Tipe 1. 360p 22,23 Mb MP4 2. 480p 33,36 Mb MP4 3. 720p 71,24 Mb MP4 4. 1080p 131,24 Mb MP4
4
Pengujian kedua adalah pengujian terhadap video dengan format FLV. Pengujian ini dilakukan pada bandwidth 384 Kbps, 512 Kbps, 768 Kbps dan 1000 Kbps. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Data Video FLV No. Video Quality Ukuran Tipe 1. 360p 16,23 Mb FLV 2. 480p 27,33 Mb FLV 3. 720p 58,24Mb FLV 4. 1080p 115,10 Mb FLV
Untuk pengujian selanjutnya adalah pengujian terhadap video dengan format OGV. Berikut ini adalah tabel format video OGV : Tabel 5 Data Video OGV No. Video Quality Ukuran Tipe 1. 360p 12,2 Mb OGV 2. 480p 19,34 Mb OGV 3. 720p 37,56Mb OGV 4. 1080p 85,12 Mb OGV Tabel 6 Data Pengukuran Waktu Buffer Video OGV Video Quality Bandwidth 360p 480p 720p 1080p 1000 Kbps 2 m 2s 2m 5m 22m 10s 54s 26s 768 Kbps 3m 12s 4m 10m 35m 12s 13s 26s 512 Kbps 4m 57s 6m 14m 44m 35s 13s 16s 384 Kbps 5m45s 7m 23m 56m 10s 24s 43s
Tabel 4 Data Pengukuran Waktu Buffer Video FLV Video Quality Bandwidth 360p 480p 720p 1080p 1000 Kbps 2 m 3m 7m 27m 50s 33s 56s 45s 768 Kbps 4m 3s 6m 2s 13m 40m 10s 56s 512 Kbps 6m 27s 8m 19m 49m 35s 3s 6s 384 Kbps 8m14s 11m 27m 62m 10s 11s 4s
Gambar 13 Grafik Data Video OGV Gambar 12 Grafik Data Video FLV
Dari ketiga format video yang di uji. Format video yang menghasilkan kualitas gambar yang aling rendah adalah video dengan format OGV. Dapat dilihat tabel diatas, kualitas video dan ukuran dari video dengan format OGV paling kecil diantara yang lainnya. Kelebihannya adalah kecepatan akses yang paling baik adalah dengan format video OGV ini. Dari pengujian ketiga format video diatas, maka kualitas video dan ukuran video mempengaruhi proses buffering. Semakin besar kualitas video, maka semakin besar pula proses bufferingnya dan begitu juga sebaliknya. 3.7 Analisa Proses Transcoding Dalam pembuatan DAM ini, terdapat fitur transcoding yang memungkinkan user untuk merubah satu format video ke format video lainnya. Dalam proses analisa ini, yang akan kita analisa adalah proses transcoding dari format mp4 ke flv, dan mp4 ke ogv. Spesifikasi hardware yang di gunakan adalah server dual xeon 2.1 GHz, RAM 8GB.
Dari tabel dan grafik di atas dapat kita lihat dan bandingkan dengan video sebelumnya yang berformat MP4. Pada video dengan format FLV ini bila dibandingkan dengan video dengan format MP4, maka kualitas yang dihasilkan dengan format FLV ini lebih rendah daripada video MP4, sehingga buffernya pun lebih cepat. jadi, kualitas gambar yang dihasilkan tidak sebagus MP4. Dari perbandingan video quality dari 360p sampai 1080p yang paling tinggi kualitasnya adalah 1080p. Akan tetapi untuk kecepatan aksesnya, dengan ukuran dan video quality yang rendah, video dapat di akses dengan cepat yaitu pada 360p dengan ukuran 12,2Mb dengan konsekuensi kualitas gambar yang tidak bagus.
5
No.
semakin besar bandwith yang tersedia di client, semakin cepat pula waktu yang di perlukan untuk melakukan proses upload. Karena di sisi server tidak ada batasan kecepatan. Tabel 4.10 Data Original Video No. Video Quality Ukuran Tipe
Tabel 4.8 Data Original Video Transcoding Video Quality Ukuran Tipe
1.
1080p
107,12 Mb
MP4
Tabel 4.9 Data Pengukuran Waktu Transcoding Video Video Quality Video Codec 360p 480p 720p 1080p FLV 269 s 590 s 777 s 1161 s OGV 281 s 587 s 719 s 1166 s MP4 237 s 564 s 701 s -
1.
1080p
107,12 Mb
MP4
Tabel 4.11 Data Pengukuran Waktu Upload Video Bandwith Waktu 1000 Kbps 7481 s 768 kbps 11232 s 512 kbps 14597 s 384 kbps 18304 s
Waktu (detik)
Waktu (menit)
Gambar 4.21 Grafik Data Transcoding Video Dari hasil transcoding video di atas, format video utama yang kita pakai dalam proses transcoding adalah format MP4 dengan video Quality 1080p, yang akan di transcoding ke format lebih rendah dalam video coddec yang berbeda, yaitu video codec flv, dan ogv. Dalam proses transcoding ini yang sangat nenenentukan adalah kekuatan dari server itu sendiri, semakin besar kualitas server yang di gunakan, maka akan semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan utnuk melakukan proses encoding. Perbedaan waktu antara FLV dan OGV tidak terlalu besar dalam proses transcoding, yang menjadi perbedaan besar ketika video MP4 yang di proses ke kualitas yang lebih rendah, selisih waktu antara MP4 dan yang lain cukup besar, karena untuk proses transcoding MP4 tidak merubah codec seperti halnya proses transcoding FLV dan OGV, tetapi hanya merubah resolusi dan bitrate saja. Dari pegujian proses transcoding yang sudah dilakukan, yang sudah memenuhi kebutuhan adalah video dengan format MP4. Hal ini karena jika dibanding dengan video dengan format lain, MP4 lebih memiliki kualitas gambar yang paling bagus. Client yang akan melihat ataupun mendownload video pun akan puas karena kualitas videonya bagus.
Gambar 4.22 Grafik Data Upload Time Dari hasil data di atas sangat jelas terlihat, semakin besar bandwith yang tersedia, semakin cepat pula waktu yang di butuhkan untuk melakukan proses upload dari client ke server. Dari hasil data diatas, bandwidth yang dibutuhkan yang sesuai dengan kebutuhan adalah 1000 Kbps karena tidak membutuhkan waktu yang lama dalam meng upload video dengan format MP4 yang memiliki kualitas yang juga sesuai dengan kebutuhan. 4.1.4
Pengujian Kondisi Jaringan Pada pengujian kondisi jaringan ini, parameter yang digunakan adalah bandwidth dan kualitas video yang digunakan untuk membandingkan waktu buffer pada saat jam – jam tertentu, yaitu jam 01.00 – 06.00, 06.00 – 18.00, dan 18.00 – 24.00. Pengujian ini menggunakan video dengan format MP4 dengan menggunakan modem smart EVDO di daerah Mulyosari. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Tabel Pengujian Waktu Buffer Bandwidth Video Quality Buffering ( Detik ) Jam Jam Jam (Kbps) (Pixel)
3.8
Analisa Proses Upload Proses upload media file ke server sangat tergantung berapa besarnya bandwith yang dimiliki,
384
6
480
01.00-06.00
06.00-18.00
18.00-24.00
240
514
480
512
1000
720 1080 480 720 1080 480 720 1080
430 745 210 240 613 170 200 412
680 1030 420 470 867 320 353 742
640 916 380 441 824 250 233 523
Dari tabel 4.12 dapat dilihat waktu buffer yang membutuhkan waktu paling banyak adalah pada jam 06.00 – 18.00 dan yang hanya membutuhkan waktu buffer paling sedikit adalah pada jam 01.00 – 06.00. Hal ini dikarenakan, pada jam 06.00- 18.00 merupakan jam sibuk, yaitu user yang mengakses lebih banyak daripada jam – jam selain jam tersebut. Selain itu bandwidth dan besarnya kualitas video juga mempengaruhi waktu buffer. Dalam hal ini yang paling membutuhkan waktu buffer paling lama adalah pada video kualitas tinggi ( 1080p ) dengan bandwidth paling rendah ( 384 Kbps ) yang di akses pada jam sibuk ( 06.00 – 18.00 ).
4.
5.
membutuhkan waktu 7481 detk dan yang paling banyak membutuhkan waktu adalah pada bandwidth 384 kbps, yaitu 18304 detik. Jam sibuk bagi user dalam mengakses video berdasarkan waktu buffer adalah pada jam 06.00 – 18.00. Dengan MediaMosa, pengelolaan dan penyimpanan aset digital dapat diatur dengan mudah sesuai kebutuhan, yaitu video FLV atau OGV dapat dikonversi ke format MP4 dengan kualitas video yang dapat dipilih meliputi 360p, 480p, 720p, atau 1080p sesuai keinginan user.
4. REFERENSI [1] Purbo, Onno W.dk.2001. “Membangun Server Internet dengan FreeBSD”. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo. [2] Raharjo Budi, Imam Heryanto, Enjang RK. 2010. :Modul Pemrograman WEB (HTML, PHP, MYSQL)”. Bandung : Modula. [3] Klop Arjen.2011. “MediaMosa Frontend”. Presentatioan. Madcap. http : //www.slideshare.net/MediaMosa/mediamosafrontend, diunduh pada tanggal 28 Juli 2011. [4] Forgacs Peter. 2011. “MediaMosa Opensource Media Backend”. Presentation. Madcap [5] Preston W. Curtis. 2002. “Using SANs and NAS”. http://www.amazon.com/Using-SANs-NASCurtis-Preston, diunduh pada tanggal 20 Januari 2012 [6] http://api.drupal.org/api/drupal, diunduh pada tanggal 20 Januari 2012 [7] MII , “IPTV Architecture” , http://www.itu.int/ITUT/IPTV, 2006
3. PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil pengujian sistem dan analisa hasil, didapatkan kesimpulan , yaitu: 1. Untuk proses buffering yang membutuhkan waktu paling lama adalah pada video dengan tipe MP4 dengan resolusi 1080p, yaitu membutuhkan waktu 1907 detik pada bandwidth 1000Kbps. 2. Proses transcoding dilakukan untuk mendapatkan tipe video yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Untuk proses transcoding yang membutuhkan waktu paling sedikit adalah pada video dengan format MP4 dengan resolusi 360p yang hanya membutuhkan waktu 237 detik yang diubah kulaitasnya menjadi kualitas yang lebih rendah. Pada proses ini hanya merubah resolusinya saja. 3. Proses Upload bergantung pada pada seberapa besar bandwith yang tersedia.Dalam hal ini adalah bandwidth 1000 Kbps yang paling cepat dalam proses upload video, yaitu
7