PRSATUAN YANG BELUM SEMPURNA
Dosen
: Tahajudin S, Drs
Nama
: Asep Firmansyah Murdas
NIM
: 11.11.4775
Kelompok
:C
Program Study : Pancasila Jurusan
: Teknik Informatika
KATA PENGANTAR
Perkembangan kehidupan kenegaraan Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar terutama berkaitan dengan gerakan reformasi, serta perubahan Undang-Undang termasuk amandemen UUD 1945 serta pencabutan Tap. No II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang kemudian dikembalikan kepada kedudukan Pancasila yaitu sebagai filsafat negara. Hal ini menimbulksn penafsiran yang bermacam-macam antara lain suatu anggapan bahwa Pancasila dianggap ingin mengembalikan kekuasaan Orde Baru. Oleh karena itu agar kalangan intelektual terutama mahasiswa sebagai calon pengganti pemimpin bangsa masa mendatang memahami makna serta kedudukan Pancasila yang sebenarnya maka harus dilakukan suatu kajian yang bersilfat ilmiah. Selain itu berdasarkan pada Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 265/DIKTI/KEP/2000,Tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah yangUmum Pendidikan Pancasila, yang juga harus memut materi filsafat Pancasila, maka penulis berpendapat bahwa, sudah merupakan suatu keharusan untuk menata ulang materi Pendidikan Pancasila dan di wujudkan dalam bentuk buku acuan perkuliahan, agar sesuai dengan perkembangan zaman terutama reformasi dewasa ini. Hal ini dengan maksud agar mahasiswa dapat menrima materi inio penuilis berupaya mengmpulkan buku-buku referensi, hasil-hasil seminar dan diskusi ilmiah serta berbagai tulisan di media massa yang berkualitas dan benar-benar dapat di pertanggung jawabkan serta otentisitasnya. Yogyakarta,Oktober 2011
Penulis
1
PENDAHULUAN Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Dalam perjalanan sejarah eksistansi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interprestasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya penguasaan yang berlindung di balik legitimasi ideologi negara pancasil. Dengan lain perkataan dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakan dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan reformasi berupaya untukl mngembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang jhal ini direalisasikan melalui ketetapan sidang Istimewa MP tahun 1998 No. XXVIII/MPR/1998 disertai dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandat MPR yang diberikan kepada Presiden dan kewenangannya untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan asas tunggal Pancasila. Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus segera diakhiri, kemudian dunia pendidikan tinggi memiliki tugas untuk mengkaji dan memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu memahami Pancasila secara ilmiah dan objektif. Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para pengusa pada masa lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Sehingga mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan kewibawaan Orde Baru. Pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan ideologi Pancasila pada era Reformasi dewasa ini akan sangat berakibat fatal bagi bangsa Indonesia yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi negara yang kemudian pada gilirannya akan mengancam persatuan dan kesatuan bansa Indonesia yang telah lama kita bina, kitapelihara serta kita jaga. Hal ini akibatnya sebagaimana kita saksika ndalam berbagai macam peristiwa seperti, kekacauan di Jakarta, Tangerang, Kupang, Tragedi Ambon, Kalimantan Barat,
2
Sampit, Poso, Tragedi pembunuhan dukun santet dijawa Timur dan terutama ancaman perpecahan bangsa di berbagai wilayah negara seperti di Aceh dan Irian Baraat. Bedasarkan alasan serta kenyataaan objektif tersebut diatas maka sudah menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara untuk mengembangkan serta mengkaji Pancasila sebagai suatu hasil karya besar bangsa kita yang setingkat dengan paham atau isme-isme besar dunia dewasa ini seperti misalnya Liberalisme, Sosialisme, Komunisme, Upaya untuk mempelajari serta mengkaji Pancasila tersebut terutama dalam kaitannya dengan tugas besar bangsa Indonesia untuk mengembalikan tatanan negara kita yang porak poranda dewasa ini. Reformasi kearah terwujudnya masyarakat kebangsa yang sejahtera tidak cukup hanya dengan mengembangkan dan membesarkan kebencian, mengobarkan sikap dan kondisi konflik antara elit politik, melainkan dengan segala kemampuan intelektual serta sikap moral yang arif demi perdamayan yang telah di teladankan oleh para pendiri negara kita dahulu. Jikalau jujur sebenarnya dewasa ini banyak tokoh serta elit politik yang kurang memahami filsafat hidup serta pandangan hidup bangsa kita Pancasila namun bersikap seakan-akan memahaminya. Akibatnya dalam proses reformasi dewasa ini pengertian kebebasa memilih ideologi di negara kita, kemudian pemikiran apapun yang dipandang menguntungkan demi kekuasaan dan kedudukan dipaksakan untuk diadopsi dan sistem kenegaraan kita. Misalnya seperti kebebasan pada masa refotmasi dewasa ini yang jelas-jelas tidak sesuai dengan nik;ai-nilai yang kita miliki dipaksakan pada rakyat sehingga akibatnya dapat kita lihat sendiri berbagai macam gerakan massa secara brutal tanpa mengidahkan kaidah-kaidah hukum yang berlaku melakukan aksinya, menjarah, merusak, menganiaya bahkan menerorn nampaknya dianggap sah-sah saja. Negara melalui aparat keamanan tidak mampu berbuat banyak karena akan berhadapan dengan penegak HAM yang mendapat dukungan kekuatan Internasional. Bahkan anehnya banyak tokoh-tokoh politik, elit politik dan kelompok yang menamakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendapat dukungan dana Internasionaldengan alasan menegakan HAM tidak segan-segan menyeret saudara sendiri ke mahkamah Internasional dengan kesalahan yang tidak sepadam dengan tanpa memperhitungkan solidaritans kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu kiranya merupakan tugas berat kalangan intelektual untuk mengembalikan persepsi rakyat yang keliru tersebut kearah cita-cita bersama bagi bangsa Indonesia dalam hidup bernegara.
3
BAB 1 A. Abstrak Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersubut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup. Pancasila Sebagai Sistem Etika Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adapun manakala nilai-nilai tersebut akan di jabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan ang nyata dalam masyarakat, bangsa maupun negara maka nilai-nilai tersebut kemudian di jabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman. Normanorma tersebut meliputi (1) NORMA MORAL yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dap0at diukur dari sudut baik mau pun buruk. Sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila. Dalam dalam kapasitas inilah nilai-nilai Pancasila telah terjabarkan dalam suatu norma-norma moralitasa atau norma-norma etika sehingga Pancasila merupakan sistem etika dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (2) NORMA HUKUM yaitu suatu sistem peraturan perundang-indangan yang berlaku di Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara Indonesia. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Nasional Istilah ‘paradigma’ pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Ilmu pengatahuan 4
sifatnya sangat dinamis hal itu disebabkan oleh semakin banyaknya hasil-hasil penelitian manusia, sehingga dalam perkembangannya terdapat suatu kemungkinan yang sangat besar ditemukannya kelemahan-kelemahan pada teori yang telah ada. Misalnya dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada suatu hasil penelitian ilmiah yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial, truktur, korelastik dan positivistik maka ternyata hasil dari ilmu pengetahuan tersebut secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu pengetahuan yaitu manusia.
5
A. Latar Belakang Persatuan indonesia saat ini belum terorganisair dengan baik. Contonhnya kita lihat saja dimana-mana masih ada yang berbuat curang, tawuran dan lain-lain. Yang maksud dari curang yaitu seperti koruptor dimana-mana yang belum dapat di selesaikan dengan baik. Bagaimana indonesia bisa di sebut merdeka kalau rakyatnya masih belum ada yang paham tentang Persatuan Indonesia sperti yang terdapat pada sila ke dua. Selain itu tawuran yang tiba-tiba terjadi di kalangan remaja, seperti para pelajar yang masih belum mengerti tentang Persatuan Indonesia yang terdpat pada sila ke dua. Selain pelajar ada juga tawuran antar kampung, mereka tidak menyadari bahwa negara kita ini yaitu negara Indonesia telah hancur karena mereka yang suka tawuran. Sifat mereka yang terlalu egois hanya dengan masalah yang kecil sudah menjadi besar dengan memperlibatkan lingkungan sekitar. Kita coba melihat kembali ke masa lampau dengan buruknya keadaan negara kita yaitu negara Indonesia. Kejadian-kejadian tragis seperti yang terjadi kekacauan di jakarta, Tangerang , Kupang, Tragedi ambon, Kalimantan Barat, Sampit, Poso, Tragedi pembunuhan dukun santetdi jawa timur dan terutama ancaman perpecahan bangsa di berbagai wilayah negara seperti di Aceh dab Irian Barat. Sungguh benar-benar tragis kejadian-kejadiann pada masa lampau itu, namun sekarang telah berganti jaman yang modern pola pikir tiap manusia pun berubah menjadi pola pikir yang modern tapi sangat merugikan bagi masyarakat kecil yang harusnya mereka dapatkan kini telah di rebut oleh para orang-oreng besar yang telah mengambil jatah orang-orang kecil. Dengan sikap mereka yang tidak adil tanpa terasa mereka telah menghilangkan salah satu sila yang terdapat pada Pancasila yaitu sila ke tiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Padahal dalam makna Persatuan Indonesia itu sangat dalam, Tapi banyak orang yang belum sadar atas Persatuan Indonesia itu sendiri.
6
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara masyarakat Indonesia mempersatukan bangsa Indonesia dengan cara Pancasila?
7
C. Pendekatan Landasan Historis Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai satu bangsa yang merdseka, mandiriserta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa Indonesia sebagai bangsa harus memiliki vesi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang ambing di tengang-tengah masyarakat internasional. Dengan lain perkataan bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideologi melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsa.
Jadi secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disyahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendir, atau dengan dengan kata lain bangsa Indonesia kuasa meterialis Pancasila. Oleh karena itu berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dapat di pisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. Atas dasar pengertian dan alasan historis inilah maka sangat penting bagi para generasi peneerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji, memahami dan
8
mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri. Konsekuensinya secara historis Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat negara serta ideologi bangsa dan negara bukannya suatu ideologi yang menguasai bangsa, namun justru nilai-nilai dari sila-sila Pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiiri.
Landasan Yuridis Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi terutama dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 telah menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan, wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama danPendidikan Kewarganegaraan. Demikian juga didalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi pasal 13 (ayat 2) ditetapkan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan. Secara lebih terinci perkuliahan Pendidikan Pancasila diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Deoartemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 265/DIKTI/Kep/2000 yang merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari kurikulum Keputusan Dirjen Dikti No. 356/DIKTI/Kep/1995. Dalam surat Keputusan Dirjen Dikti No 265/DIKTI/Kep/2000 tersebut dijelaskan Pasal 1, bahwa mata kuliah pendidikan Pancasila yang mencakup unsur Filsafat Pancasila merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok Mata Kuliah Umum dalam suatu susunan Kurikulum Inti Perguruan tinggi. Pasal 2, menjelaskan bahwa mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah mata kuliah wajib untuk diambil oleh setiap mahasiswa pada perguruan tinggi untuk Program Diploma dan Program Sarjana. Pasal 3, menjelaskan bahwa Pendidikan Pancasila dirancang untuk memberikan pengertian kepada mahasiswanya tentang Pancasila sebagai filsafat/tata Bangsa, sebagai Dasar Negara dan ideologi Nasional dengan segala implikasinya.
9
BAB 2 A. Pembahasan : Disni kita akan membahas tentang perumusan masalah yang telah tertera diatas, kita sebagai warga negara yang baik, haruslah bangkit dari terpurukan bangsa ini dengan kesadaran diri kita masing-masing ayolah kita merubah pergerakan bangsa ini menjadi bangsa yang taat terhadap Pancasila.
Untuk membuat masyarakat Indonesia bersatu dalam keadilan dan segala permasalahan yang terjadi di negara ini, kita butuh perhatian dan dukungan dari pemerintah Republik Indonesia menyadari akan bahwa kesadaran persatuan Indonesia, bila mana yang terdapat dalam Pancasila sila ke tiga.
Kedudukan dan fungsi Pancasila bila mana kita kaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yang harus kita deskripsikan secara objektif kepada bangsa Indonesia ini.
Pada suatu objek pembahasan Pancasila akan kita jumpai berbagai macam penekanan sesuai dengan kedudukan dan fungsi pancasila dan terutama berkaitan dengan kajian diakronis dalam sejarah pembahaasan dan perumusan Pancasila sejak dari nilai-nilai yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa sampai menjadi dasar negara bahkan sampai pada pelaksanaannya dalam sejarah ketatanegaraan indonesia.
10
B. Kesimpulan :
jadi disini saya menyimpulkan bahwa Pancasila itu disusun oleh pemerintah sebelumnya, setelah jaman mulai berganti sedikit demi sedikit tanpa kita sadari kita telah melalaikan apa yang sebelumnya telah diatur oleh Undang-Undang sehingga Pancasila saat ini telah terlupakan oleh pemerintah bangsa Indonesia.
Sebagai warga Indonesia yang baik berlandaskan Pancasila maka, sebisa mungkin kita sebagai warga Indonesia yang baik berkewajiban untuk mempersatukan bangsa Indonesia dari berbagai golongan ataupun suku. Karena bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai berbagai suku, Seperti dalam Pancasila yang di dalamnya terkandung nilai-nilai persatuan yang harus di jaga.
DAFTAR PUSTAKA
H.KAELAN, 2002, PENDIDIKAN PANCASILA, PARADIGMA, YOGYAKARTA
11