Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
126
PERTUMBUHAN JUMLAH DAUN TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata. Ness) HASIL PEMBERIAN PUPUK DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI YANG BERBEDA Nurhayu Malik Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari Email :
[email protected]
ABSTRACT This study aims to evaluate the effect of fertilization and different light intensity on growth of leaf number plant (Andrographis paniculata Ness). The study was conducted using Completely Randomized Design (CRD) with factorial 3 x 3. The main factor is fertilization treatment which consist of three levels : NPK (Urea 1.2 grams / plant, TSP 2.4 g / plant and KCl 0.6 g / plant), animal manure (1.2 kg / plant) and without fertilization. The second factor is the different light intensity which consist of three levels: full light intensity, half-shade and full shade. For Each treatment combination 3 replicates were used. Growth number of leaves was observed 1 and 2 months after application of fertilizer and light intensity. Data were analyzed using the Analysis Of Variance (ANOVA). The results obtained showed that bitter plant leaf number differently to fertilization and different light intensity on plant growth. Aplplication of manure combined with light intensity of 100% gave higher number of leaves. Key words : Growth, leaf number, fertilizers, light intensity
127
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
sekunder adalah senyawa yang sangat
PENDAHULUAN Pemupukan mempunyai pengaruh
penting bagi produsennya, dilain pihak
pada kesuburan tanah. Secara umum
tidak dapat disangkal lagi bahwa metabolit
dapat dikatakan bahwa kesuburan tanah
sekunder
ditentukan oleh banyaknya dan bahan
kehidupan manusia. Metabolit sekunder
organik,
koloid tanah dan macam serta
banyak dimanfaatkan dibidang industri
banyaknya ion yang dapat dibebaskan
makanan dan minuman, industri pertanian
sehingga
dan dalam bidang farmakologis serta
tersedia
bagi
tanaman.
sangat
bermanfaat
bagi
dapat
kedokteran.
dipisahkan dari kesuburan tanah. Agar
Saat
ion-ion yang terikat pada partikel tanah
penggunaan
menjadi
bersifat alami (back to nature), termasuk
Produktifitas
tanaman
bebas
tidak
dan
tersedia
bagi
ini
banyak
barang
digalakkan
dan
penggunaan
harus dibebaskan terlebih dahulu dari
(Soemantri,
ikatan absorbsinya dan ini dapat dilakukan
2004). Hal tersebut sangat dirasakan baik
dengan pemberian suatu atau beberapa
dinegara maju maupun negara sedang
macam pupuk, sehingga tanaman dapat
berkembang. Diperkirakan 80 % dari
menghasilkan produksi
penduduk
dengan
mutu
tanaman
yang
baik
1993
bagi
yang
tanaman, maka beberapa jenis kation
yang meningkat
obat
jasa
dalam
dunia
pengobatannya
kesehatan Peni.,
dkk.,
menggantungkan
terutama
pada
obat
tradisional (Hardiana, 2006).
(Marshcner, 1986). Kemajuan ilmu
Sambiloto
dalam bidang
(Andrographis
nutrisi dan pemupukan tanaman telah
paniculata. Ness), merupakan salah satu
menimbulkan
tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat
revolusi
dalam
bidang
produksi tanaman budidaya dan tanaman
Indonesia,
China
lainnya, kurang lebih 50 % dari tingginya
tanaman
obat
produktivitas
memanfaatkan
hasil
tanaman
termasuk
dan
India
tradisional, daun
dan
sebagai dengan
batangnya.
perbaikan kualitas dan nilai nutrisinya
Pemanenan sambiloto dilakukan terus
dapat dikatakan sebagai sumbangan dari
menerus tanpa ada upaya budidaya yang
pupuk komersial (Gardner, et al, 1991).
tepat,
Tanaman telah lama dikenal dalam
sehingga
keberadaan
plasma
akan
mengancam
nuftah sambiloto,
memproduksi beragam senyawa kimia,
karenanya perlu upaya pembudidayaan
yang dikenal dengan metabolit sekunder.
tumbuhan
Dimasa
sekunder
sambiloto memiliki daya adaptasi tinggi
dianggap merupakan senyawa yang tidak
pada lingkungan tumbuhnya. Tumbuhan
mempunyai
bagi
ini terdapat di seluruh nusantara karena
Namun
dapat tumbuh dan berkembang biak pada
tanaman
lampau
fungsi
metabolit
yang
produsennya.
jelas
belakangan diketahui bahwa metabolit
berbagai
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
sambiloto.
topografi
dan
Tumbuhan
jenis
tanah,
128
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
kelembaban yang dibutuhkan antara 70 -
pensil, dan paranet 60%. Sedangkan
90 % (Winarto, 2003 dalam Pujiasmanto,
bahan penelitian yang akan dipergunakan
dkk., 2007).
dalam penelitian ini meliputi bahan tanam,
Tumbuhan
ini
belum
yaitu
:
benih
tanaman
dibudidayakan, oleh karenanya diperlukan
(Andrographis
usaha
pupuk yang dipergunakan adalah, pupuk
budidaya
yang
meningkatkan
terarah
untuk
pertumbuhan
dan
paniculata.
Sambiloto Ness)
dan
kandang, urea TSP dan KCl.
penyediaan tumbuhan sambiloto yang mempunyai kadar yang tinggi
metabolit
serta
sekunder
tersedia
secara
kontinyu (Sudarsomo dan Mulyono, 1998 dalam Peni, 2004). Berbagai cara yang umum dilakukan dengan pemilihan bibit unggul, pemupukan dan perlindungan dari serangan hama.
Yusron, dkk, (2007)
menyatakan bahwa dalam menentukan jenis dan banyaknya
kebutuhan hara
yang dibutuhkan bagi tanaman ada dua hal
yang
perlu
karakteristik
diperhatikan
fisiologis
ekologis tanaman).
Rancangan Penelitian
yakni
tanaman
dan
Penelitian ini akan
Penelitian
daun
pertumbuhan jumlah
tanaman
(Andrographis Permasalahan
obat
sambiloto
paniculata. yang
Ness).
dikaji
dalam
penelitian ini adalah : apakah perbedaan intensitas cahaya dan jenis pemupukan yang
berbeda (pupuk
organik
pola faktorial, terdiri dari 2 faktor dengan ulangan 3 Untuk faktor pertama pupuk (P) terdiri 3 aras yakni : 1. Tanpa Pemupukan
sambiloto
jumlah
daun
(Andrographis
: P0
2. Pupuk kandang/organik
: P1,
konsentrasi 1,2 kg /tanaman. 3. Pupuk kimiawi/anorganik : P2, Urea 1,2 gram/tanaman + TSP 2,4 gram/tanaman + KCl 0,6 gram/tanaman. Faktor kedua adalah Intensitas cahaya matahari (I) terdiri dari 3 aras yakni : 1. Tanpa naungan Io intensitas cahaya penuh 2. Setengah naungan
I1 intensitas
cahaya dengan paranet 60 %
dan
anorganik) mempunyai pengaruh pada pertumbuhan
menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
mengkaji faktor pemupukan dan intensitas cahaya terhadap
ini
tanaman paniculata.
Ness).
METODE PENELITIAN Alat dan Bahan
3. Naungan penuh I2 intensitas cahaya 0 % naungan pohon durian
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan dalam
penelitian
ini,
meliputi
:
(1)
Alat yang dipergunakan dalam
persiapan media tanam, tanah sebagai
penelitian ini adalah : polybag, penggaris,
media tanam diperoleh dari lokasi 1 kebun
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
129
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
dibersihkan polybag
dan dimasukkan kedalam sebanyak
10
pada umur tanaman yang berbeda, yakni :
kg/polybag
panen I, pada umur 1 bulan dan panen II,
persiapan benih berupa biji sambiloto
pada umur 2 bulan, dan parameter
varietas
pertumbuhan
tawamangun
dikecambahkan penanaman,
selama
biji
1
yang bulan;
sambiloto
dengan cara membenamkan
(2)
yang
diamati
meliputi
pengukuran panjang tanaman.
ditanam ke dalam
Variabel Pengamatan
tanah dengan kedalaman 2/3 polybag,
Variabel
yang
diamati
dalam
selanjutnya dilakukan penyiraman dua
penelitian ini adalah jumlah daun. Jumlah
hari sekali, pemupukan dilakukan pada
daun yang dihitung adalah semua daun
saat tanaman umur 1 bulan dari masa
yang telah membuka sempurna pada
pembibitan, tepatnya pada hari awal
umur tanaman 1 bulan, 2 bulan dan 3
penanaman bibit.
bulan.
Selanjutnya masing-masing diatur pada lokasi penanaman dengan jarak
Analisis Data
yang telah ditentukan; (3) pemeliharaan, Hasil pengukuran tinggi pertumbuhan
penyiraman air dilakukan secara rutin
tanaman
sambiloto
dengan memperhatikan kapasitas lapang
paniculata.
Ness)
tanah, melalui inkubasi tanah yang akan
statistik dengan Analysis of Variance
digunakan selama enam jam selanjutnya
(ANOVA).
di timbang kadar airnya, sebagai ukuran
dilanjutkan
jumlah air yang akan diberikan pada
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
penyiraman berikutnya; (4) pemupukan,
pada taraf uji 5%.
untuk
menjaga kelembaban, dilakukan
(Andrographis
selanjutnya
diuji
Apabila terdapat beda nyata dengan
uji
beda
nyata
pemupukan dengan 100 kg urea + 200 kg
HASIL DAN PEMBAHASAN
TSP + 50 kg KCl setiap hektar dan 10 ton pupuk kandang atau 1,2 gram/tanaman + 2,4 gram/tanaman + 0,6 gram/tanaman dan 12 gr pupuk kandang/tanaman; (5) jarak
tanam,
jarak
tanam
tanaman
sambiloto pada lokasi penelitian adalah 30 cm x 40 cm, jarak tanam ini digunakan untuk pengaturan penempatan masingmasing tanaman yang berada dalam polybag; (6) panen, panen dilakukan 3 tahap
untuk
melihat
perbedaan
Daun berfungsi sebagai organ utama dalam fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi, untuk itu jumlah daun merupakan
bagian
yang
menjadi
parameter pertumbuhan dalam penelitian ini.
Jumlah awal daun yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
6
helai.
Berikut tabel rerata jumlah daun tanaman sambiloto pada panen 1 (umur 1 bulan) dan pada panen 2 (umur 2 bulan) setelah
kandungan senyawa metabolit sekunder Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
130
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
aplikasi pemupukan dan intensitas cahaya matahari yang berbeda. Tabel 1. Rerata Jumlah Daun Tanaman Sambiloto Panen 1 dan 2 setelah Aplikasi Pemupukan dan Intensitas Cahaya Matahari yang Berbeda.
I1 : Intensitas Cahaya Setengah Naungan P1 : Pupuk Kandang I2 : Intensitas Cahaya Naungan Penuh P2 : Pupuk NPK Tabel
1
dan
Gambar
1
menunjukkan bahwa pertumbuhan atau Perlakuan
P0 P1 P2 Rerata Perlakuan
P0 P1 P2 Rerata
Panen 1 (Umur 1 Bulan) I0 I1 I2 Rerata q d b a 33,78 66,33 27,00 8,00 p c b a 26,89 46,30 27,67 6,67 pq c c a 30,89 42,33 42,33 8,00 z y x 51,67 32,33 7,56 30,52 (+) Panen 2 (Umur 2 Bulan) I0 I1 I2 Rerata p c b a 93,33 170,00 101,00 9,00 q d b a 177,00 435,33 87,67 8,00 p c b a 94,89 164,67 110,67 9,33 z y x 256,67 99,78 8,78 121,74 (+)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama, baik dalam baris maupunnkolom pada setiap kombinasi perlakuan, tidak berbeda nyata menggunakan DMRT (α = 0,05), n = 3.
peningkatan jumlah ketersedian
daun
unsur
dipengaruhi
mineral
tanah.
Perlakuan tanpa pemupukan pada panen 1 (umur 1 bulan) menunjukkan jumlah daun yang lebih banyak. Hal ini, karena hasil analisis sifat kimia fisik tanah pada lokasi penelitian merupakan jenis tanah yang
subur
dalam
pengklasifikasian
tanah. Manitto (1992) Pada pemupukan pupuk
kandang,
pemupukan
masih
untuk terjadi
tahap
awal
persaingan
pemanfaatan unsur yang tersedia oleh jasad renik yang berada di lingkungan perakaran, namun hal ini berlangsung
Pengaruh Pemupukan dan Intensitas Cahaya pada Jumlah Daun
relatif singkat dan unsur hara menjadi 500
P0-Bln1
Jumlah Daun (helaian)
450 400
tersedia.
P0-Bln2
350
Pada panen ke 2 (umur 2 bulan)
P1-Bln1
300 250
P1-Bln2
200 150
P2-Bln1
100
P2-Bln2
50
diperoleh
bahwa
perlakuan
pupuk
kandang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan jumlah daun
0
I0
I1
I2
Intensitas Cahaya
tanaman sambiloto.
Penggunaan pupuk
kandang dalam waktu 2 bulan didukung Sumber : Data Primer Penelitian
intensitas cahaya matahari yang lebih
Gambar 1. Grafik Pengaruh Pemupukan dan Intensitas Cahaya yang Berbeda pada Jumlah Daun Tanaman Sambiloto
tinggi
Keterangan : I0 P0
: Intensitas Cahaya Penuh : Tanpa Pemupukan
merupakan
menyebabkan
faktor
pupuk
yang
dapat
kandang
dapat
mengalami dekomposisi sempurna, unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tersedia dan mudah diserap oleh tanaman
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
131
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
Ketersediaan
unsur
hara
dari
Dubetz
dan
Bole
(1975)
bahwa
pupuk
kandang
pemberian pupuk kandang diduga dapat
menjelaskan
menyebabkan
mengandung unsur hara yang lengkap
terdorongnya
atau
terpacunya sel diujung batang untuk
yang
segera mengadakan pembelahan dan
pertumbuhannya.
pembesaran
mengandung
sel
terutama
di
daerah
dibutuhkan
tanaman Di
unsur
untuk samping
makro
seperti
meristematis. Hakim (2006) bahwa untuk
Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K),
bahan organik yang telah mengalami
pupuk kandang pun mengandung unsur
dekomposisi
mikro seperti kalsium (Ca), magnesium
sempurna,
ketersediaan
unsur-unsur haranya lebih mudah diserap
(Mg) dan sulfur (S).
oleh akar tanaman. Bonner & galston
dalam kandang sebagian besar berasal
(1951) dalam Parman (2007), menyatakan
dari kotoran padat sedangkan nitrogen (N)
pembelahan antiklinal dan periklinal dan
dan kalium (K) berasal dari kotoran cair.
pembesaran sel meristematis meskipun
Lambers (1988) bahwa pupuk kandang
kecepatannya tidak sama dapat terjadi
juga memiliki daya ikat ion yang tinggi
denganpemberian pupuk organik.
dan dapat memperbaiki struktur tanah.
Pupuk memperbaiki
kandang kondisi
K
dalam
Unsur fosfor (P)
dapat
Parman (2007) melaporkan bahwa
tanah
pertumbuhan jumlah daun dan produksi
berperan penting dalam fungsi fisiologis
kentang
tertentu pada akar. Unsur K yang tidak
mengalami
cukup
pemberian pupuk organik dari 196 helai
dapat
menyebabkan
sistem
(Solanum
tuberosum
peningkatan
translokasi menjadi lemah, organisasi sel
menjadi 344 helai daun.
menjadi tidak baik dan menyebabkan
pupuk
organik
hilangnya permeabilitas sel.
asam
amino
Kegunaan
pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifat
fisik
tanah
granulasi/pembutiran
yakni tanah,
Pemberian
protein
sintesis sehingga
mempercepat pertumbuhan tanaman.
dalam menjaga
setelah
mempercepat dan
L)
Taiz menjelaskan
dan
zeiger
fospor
(P)
(1998), merupakan
keseimbangan pori mikro dan makro
senyawa penting dalam sel-sel tanaman.
tanah, memperbaiki aerasi dan drainasi,
Gula fosfat untuk respirasi dan fotosintesis
serta menambah ketersediaan unsur hara
dan fosfolipid sebagai membran sel dalam
yang
tanaman,
fosfor
nukleotida
yang
mampu
dibutuhkan
tanaman
meningkatkan
sehingga
pertumbuhan
juga
komponen
digunakan
untuk
tanaman (Dewick, 2002). Dijelaskan pula
metabolisme energi dan komponen DNA
oleh Gardner et al. (1991)
bahwa
dan RNA dalam sel tanaman. Pada saat
pemberian kompos juga dapat menambah
pertumbuhan daun menunjukkan terjadi
ketersediaan unsur hara.
penambahan isi sel, sel terus membelah dan
mengalami
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
diferensiasi
menjadi
132
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
jaringan dan organ. Dengan demikian P
mengimbangi
tersedia mempengaruhi perkembangan
penyerapan energi cahay
tanaman.
Widiastuti
Tabel
1
dan
Gambar
1
bahwa
proses
dkk
transmisi
(2004)
dan
pada daun. menunjukkan
peningkatan intensitas cahaya
menunjukkan bahwa intensitas cahaya
matahari dari 55 % sampai 100 % pada
matahari
tanaman
mempunyai
pengaruh
yang
krisan
meningkatkan
rerata
nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun
jumlah daun berturut-turut 39, 19 dan
tanaman
sambiloto.
Jumlah
daun
46,20 helai. Goldsworthy dkk, (1984),
terbanyak
ditunjukkan
pada
tanaman
bahwa pertumbuhan dan perkembangan
sambiloto yang ditempatkan pada kondisi
daun yang berasal dari meristem apikal
tanpa naungan dengan intensitas cahaya
merupakan satu-satunya proses dalam
1500 lux dibandingkan tanaman sambiloto
tanaman yang tidak banyak dikendalikan
yang ditempatkan pada lokasi setengah
hormon. Kondisi lingkungan dalam suatu
naungan
dengan
periode cekaman dapat mengakibatkan
intensitas cahaya 400 lux dan naungan
kenaikan dalam jumlah daun di dalam
penuh (100%) dengan intensitas cahaya
kuncup apikal. Walaupun perluasan dan
180
pemanjangan
(paranet
lux.
Hal
merupakan
60
ini,
karena
faktor
mempengaruhi
%)
cahaya
lingkungan
proses
yang
daun
berikutnya
dikendalikan hormon terutama sitokinin,
fotosintesis.
jumlah
daun juga dipengaruhi kondisi
Bidwell (1974) bahwa cahaya diperlukan
tanah,
seperti ketersediaan air dan
untuk mengaktifkan enzim- enzim yang
nitrogen (N) yang termineralisasi.
berperan dalam sintesis klorofil, yang
Hasil penelitian yang dilakukan
memberi efek pada pertumbuhan dan
Muhuria dkk, (2006) menunjukkan bahwa
perkembangan
tanaman kedelai yang diuji, memberikan
yang
baik.
Intensitas
cahaya yang tinggi dapat merangsang
respon
sintesis hormon auksin.
cahaya yang rendah (naungan
Heddy (1993)
terhadap
keadaan
50 %)
dalam Widiastuti dkk, (2004), menyatakan
dengan cara
bahwa auksin merupakan zat pengatur
dan berat kering daun, hal ini merupakan
tumbuh
mekanisme
yang
berfungsi
merangsang
mengurangi
intensitas
jumlah daun
penangkapan
dan
pembentukan tunas-tunas baru, dengan
penggunaan cahaya yang lebih
demikian jumlah daun dapat bertambah.
juga untuk memelihara keseimbangan
Selain hal tersebut, kondisi tanpa naungan
dengan
intensitas
cahaya
penggunaan fotosintat. yang
menerima
Daun kedelai
intensitas
50
mengalami
o
C membuat tanaman mengembangkan
ditunjukkan dengan warna daun yang
adaptasi morfologis dan fisiologis dengan
lebih hijau dibanding perlakuan lainnya.
memperbanyak
Levitt (1980) dalam Muhuria dkk, (2006),
daun,
untuk
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
klorofil
%
matahari 100 % dengan suhu lapangan 32
jumlah
peningkatan
efisien,
yang
133
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
menjelaskan adaptasi terhadap kondisi
mengambil air, tetapi proses fotosintesis
naungan besar dapat dicapai apabila
tidak dapat berlangsung tanpa cahaya.
tanaman
memiliki
mekanisme
Tabel
1
dan
Gambar
1
penangkapan dan penggunaan cahaya
menunjukkan bahwa aplikasi P0N2, P1N2,
secara efisien, mekanisme tersebut dapat
P2N2, pupuk tidak memberikan pengaruh
melalui
pada pertumbuhan apabila tanaman ada
penghindaran
meningkatkan cahaya
dengan
efisiensi
dan
cara
penangkapan
toleran
dengan
cara
pada kondisi naungan penuh. kondisi
naungan
penuh
Pada
ini
tanaman
menurunkan titik kompensasi cahaya dan
memiliki ukuran daun relative kecil dengan
laju respirasi.
Respon yang berbeda
permukaan yang tipis. Hal ini merupakan
terhadap intensitas cahaya yang rendah
respon dari intensitas cahaya yang rendah
ditunjukkan hasil penelitian oleh Zubaidi
sehingga untuk memudahkan penyerapan
dkk, (2008), pertumbuhan relatif jumlah
cahaya yang menembus tajuk daun durian
daun yang lebih besar pada intensitas
tanaman
cahaya 50% dengan nilai 1,062/hari,
adaptasi morfologis dan fisiologis pada
dibandingkan jumlah daun tanpa naungan
ketebalan dan ukuran daun.
dengan
(1991) bahwa temperatur yang rendah
nilai
terendah
pertumbuhan
bibit
0,163%/hari,
gaharu
baik
jika
ternaungi dengan intensitas cahaya 50%.
sambiloto,
mengembangkan
Bowen
dapat mempercepat pengubahan amilum menjadi gula hasil fotosintesis dan juga
Fitter dan Hay (1992) menyatakan
translokasi keakar juga terhambat. Faktor
bahwa jumlah dan luas daun menjadi
ini diduga mempengaruhi pertumbuhan
penentu utama kecepatan pertumbuhan,
apeks dan primordia daun yang sangat
daun-daun dengan jumlah luas daun yang
memerlukan hasil asimilat sebagai subtrat
lebih
metabolisme yang menghasilkan ATP
yang
besar
mempunyai
besar
pula.
pertumbuhan Selanjutnya,
Goldsworthy dan Fisher (1992) bahwa morfologi
jenis
tanaman
KESIMPULAN
memberikan
Dari
hasil
penelitian
yang
respon terhadap intensitas cahaya juga
dilakukan tentang pertumbuhan jumlah
terhadap naungan.
memberi
daun tanaman sambiloto hasil pemberian
efek yang nyata terhadap luas daun dan
pupuk dan intensitas cahaya matahari
jumlah daun. Tanaman yang tumbuh
yang berbeda diperoleh kesimpulan :
dengan intensitas cahaya 0 %
akan
adanya perbedaan pertumbuhan jumlah
mengakibatkan
pengaruh
yang
daun
rendah
Naungan
berlawanan,
yaitu
suhu
,kelembaban
tinggi,
evaporasi
dan
transpirasi yang rendah, tanaman cukup
tanaman
pemupukan
dan
sambiloto intensitas
terhadap cahaya
matahari yang berbeda. Pupuk kandang pada
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
intensitas
cahaya
100
%
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
menunjukkan pertumbuhan jumlah daun yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Bidwell, R.G.S., 1974. Plant Physiology. Mac Millan Publishing Co Inc London. Bowen , G., 1991. Soil Temperature, Root Growth and Plant Function. Marcel Dekker. Inc. New York Dewick, P.M, 2002. Medicini Natural Product A Biosinthetic Approach, second edition John wilydson, LTP. England. Dubetz, S. and J.B. Bole, 1975. Effect of Nitrogen, Phosphorus and Potassium Fertilizer on Yield Components and Spesific gravity of Potatoes. Am Potato J. 52. 405. Fitter, A.H. dan R.K.H. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yoyakarta. Gardner, F., Pearce, B., dan Mitchell, R., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah Susilo, H. University Indonesia Press. Jakarta Goldsworthy, P dan Fisher, N.M., 1992 Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari, Ir. Gadjah Mada University Press. Hardiana, A., 2006. Tanaman Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya. Surabaya Hakim, N., 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah Masam dengan Teknologi Pengapuran Terpadu. Andalas University Press. Padang. Lambers, H.F.S. 1988. Plant Physiological Ecology. SpringerVerlay. New York Manitto, P., 1992. Biosintesis Produk Alami. Ellis Harwood Limitted Publishers Chichester, New York. Terjemahan Koensoemardiyah.
134
IKIP Semarang Press. Semarang. Marshcner, 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Institute of Plant Nutrition University of honenheir Federal Republic of Germany Press. Muhuria, L, Tyas, K, Khumaida, N, Trikoesomaningtyas, Sopandie, 2006. Adaptasi tanaman kedelai Terhadap Intensitas Cahaya Rendah : Karakter Daun Untuk Efisiensi Penankapan Cahaya. Buletin Agronomi (34)(3) 133140. IPB. Bogor. Parman, S, 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang ( Solanum tuberosum L) , Universitas Diponegoro.Semarang. Peni, D.K., Solichatun, dan Anggarwulan, E., 2003. Pertumbuhan, Kadar KlorofilKaratenoid, Saponin, Aktifitas Nitrat reduktase Anting-anting (Acalypha indica L) pada Konsentrasi Asam Giberelat (GA3) yang Berbeda. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Negeri Surakarta, Solo. http://www.scribd.com/doc/13098657. Pujiasmanto, B., Moenandir, Syamsulbahri, dan Kuswanto., 2007. Kajian Agroekologi dan Morfologi Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. http://www.unjournals.com/D/DO8O4. Salisbury, F dan Ross, C., 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung. Taiz, L dan Zeiger E., 1998. Plant Physiology. Sinauver Associates, Inc Publishers. Sunderland Massachutts. Widiastuti, L, Tohari, Sulistyaningsih, E, 2004. Pengaruh Intensitas cahaya dan Kadar Daminosida Terhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot, IlmumPertanian Vol 11 no 2.35-42 Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness) Hasil Pemberian Pupuk dan Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda
Yusron, M., Gusmaini dan Januwati, M., 2007. Pengaruh Pola Tanam Sambiloto-Jagung Serta Dosis Pupuk Organik dan Alam Terhadap Produksi dan Mutu Sambiloto (Andrographis paniculata. Ness). Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. http://Perkebunan. Litbang. Deptan.go.id.
Malik, N., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 126-135, April, 2015
135