Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE Yhongki Feryndra Nugraha1) dan Moses Laksono Singgih2) 1) Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] ,
[email protected] 2) Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK Tata letak gudang merupakan salah satu keputusan strategis yang penting dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur. PT Pipa Baja merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur, yang berada di kawasan industri Gresik. Permasalahan yang dihadapi oleh PT Pipa Baja adalah penyimpanan produk jadi yang dilakukan secara acak, mengakibatkan adanya proses mencari yang lama saat produk akan diambil. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tata letak yang paling optimal (pendek) dari segi jarak material handling mulai dari tempat penyimpanan ke titik masuk-keluar gudang dengan penerapan metode dedicated storage. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa luas area yang dibutuhkan secara keseluruhan untuk area penyimpanan adalah 18859 m2 atau sekitar ± 54 % dari luas area total yang tersedia, dan layout usulan 1 merupakan pilihan layout terbaik dengan R-score sebesar 78 dan jarak tempuh total kumulatif sebesar 209801 m untuk 2476 aktivitas penyimpanan dan pengambilan selama satu tahun. Kata kunci: Dedicated Storage, Material handling, BLOCPLAN, R-score.
PENDAHULUAN PT Pipa Baja adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan pipa baja di Gresik, Jawa Timur. PT Pipa Baja memiliki dua core bisnis yaitu pembuatan pipa baja (Carbon Steel Pipe) dan couting services. PT Pipa Baja memiliki lahan seluas 117146 m2 dengan pemanfaatan untuk lahan produksi seluas 68533 m2. Pipa baja berbagai ukuran diproduksi oleh perusahaan, mulai dari yang berdiameter 4 inch—60 inch dan memiliki kisaran berat antara 3—15 ton. Setiap pipa yang diproduksi memiliki panjang 12 meter. Penempatan pipa yang dilakukan secara random, yang mengelompokkan pipa hanya berdasarkan jenis pesanan mengakibatkan waktu pencarian yang lama saat pengambilan pipa dari area penyimpanan. Belum ada tempat khusus untuk peletakan pipa baik yang datang dari luar maupun yang berasal dari proses produksi perusahaan. Apabila hal ini terus berlanjut dikhawatirkan aliran produk akan terhambat baik pada saat pengambilan maupun pada saat penyimpanan produk. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan tentang perbaikan tata letak di gudang penyimpanan PT Pipa Baja ditinjau dari jarak perpindahan material mulai dari tempat penyimpanan menuju ke titik masuk-keluar gudang serta untuk merancang letak produk yang ISBN : 978-602-70604-3-2 1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
memudahkan dalam proses penyimpanan dan pengambilan produk dari gudang dengan menggunakan metode penyimpanan secara dedicated storage. Dedicated storage atau yang disebut sebagai penentuan lokasi penyimpanan yang tetap (fixed slot storage), mengharuskan digunakannya suatu lokasi atau tempat penyimpanan yang spesifik untuk setiap barang yang akan disimpan. Dengan diterapkannya metode penyimpanan secara dedicated storage, jumlah lokasi penyimpanan yang diberikan pada produk harus mampu memenuhi kebutuhan penyimpanan maksimum dari suatu produk. Dengan penyimpanan yang terdiri lebih dari satu macam produk maka daerah penyimpanan yang dibutuhkan adalah jumlah kumulatif dari kebutuhan penyimpanan maksimum untuk setiap produk (Francis et. al., 1992). METODE Metode penelitian yang digunakan berisi mengenai langkah yang akan ditempuh selama penelitian dan digunakan sebagai acuan agar penelitian berjalan sistematis. Tahap Identifikasi Masalah Pada tahapan ini dilakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh PT Pipa Baja. Setelah dilakukan studi literature, selanjutnya akan dilakukan studi lapangan yaitu mempelajari keadaan nyata di PT Pipa Baja yang dimulai dari mengamati proses produksi dan cara penyimpanan produk jadi di PT Pipa Baja. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Setelah melakukan identifikasi permasalahan, tahap selanjutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data sesuai dengan masalah yang dievaluasi di PT Pipa Baja. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data luas area penyimpanan, dimensi pipa, data permintaan dan volume produksi PT Pipa Baja. Data-data tersebut didapatkan dari wawancara dengan pihak perusahaan dan dari dokumen PT Pipa Baja. Data yang telah dikumpulkan, kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengelompokkan untuk mendapatkan gambaran mengenai jumlah masing-masing variasi diameter pipa yang ada pada storage, yang akan digunakan sebagai dasar dalam penentuan luas area storage. Setelah dilakukan penentuan luas area storage untuk masing-masing variasi diameter, dilakukan penghitungan untuk frekuensi aktivitas penyimpanan (penerimaan) dan pengiriman (pengambilan) dari masing-masing area penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan produk yang sudah spesifik (dedicated storage). Penggunaan algoritma BLOCPLAN pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan layout terbaik dari beberapa pilihan layout usulan yang akan digunakan sebagai dasar untuk menempatkan masing-masing variasi produk, dalam hal ini adalah penempatan pipa tiap variasi diameter. Setelah layout dari software BLOCPLAN didapatkan dan dipilih layout terbaik, layout terbaik tersebut akan disesuaikan lagi menurut luas area yang sebenarnya (menggambarkan area dengan lebih representative), kemudian dilakukan penentuan titik tengah dari koordinat masingmasing penyimpanan dan langkah terakhir adalah penghitungan jarak total yang ditempuh material. Penentuan ARC pada BLOCPLAN Pada penelitian ini, nilai ARC yang menunjukkan nilai hubungan kedekatan antara departemen satu dengan yang lain, yang merupakan syarat untuk menentukan layout dengan ISBN : 978-602-70604-3-2 2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
software BLOCPLAN dibuat mengacu pada nilai frekuensi aktivitas penyimpanan dan pengambilan produk yang terjadi pada setiap departemen (area penyimpanan). Pertama-tama dibuat satu departemen yang dimisalkan sebagai titik masuk-keluar (I/O). Selanjutnya departemen yang lain dihubungkan dengan departemen satu (titik I/O) tersebut berdasarkan nilai ARC dari masing-masing departemen (area penyimpanan). Namun, nilai ARC hasil konversi dari nilai frekuensi aktivitas masing-masing departemen tersebut hanya digunakan untuk hubungan departemen terkait dengan departemen satu (titik I/O), sementara hubungan diantara departemen selain dengan departemen satu dibuat setara (bernilai sama). Hal ini bertujuan agar didapatkan layout yang optimal, yang mana departemen (area penyimpanan) dengan frekuensi penyimpanan dan pengambilan produk yang lebih tinggi penempatannya didekatkan dengan titik masuk-keluar (I/O point) dan antara departemen yang lain tidak ada perbedaan penempatan. Berikut akan disajikan cara penentuan nilai ARC untuk masing-masing departemen (area penyimpanan). Nilai frekuensi aktivitas tertinggi diberikan nilai 10 yang kemudian dinotasikan dengan simbol A Nilai frekuensi aktivitas yang lain dikonversikan kedalam masing-masing simbol dengan persamaan sebagai berikut : Tz = (Nilai Tn/Nilai T1)*10…………………………………………………(2.1) Dimana : T1 = Nilai frekuensi aktivitas area tertinggi Tn = Nilai frekuensi aktivitas area yang lain ; n = 2,3,4…,10 Tz = Nilai perbandingan Pengkonversian ke dalam simbol A, E, I, O, U, X mengikuti ketentuan sebagai berikut : o Untuk Tz > 6 dikonversikan dengan simbol A o Untuk 5 ≤ Tz < 6 dikonversikan dengan simbol E o Untuk Tz < 5 dikonversikan dengan simbol I Hasil dan Pembahasan Masalah Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar luas area penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan pipa di gudang produk jadi, sehingga area penyimpanan di gudang dapat digunakan secara maksimal serta mengetahui jarak total kumulatif dari area penyimpanan. Pada kondisi sekarang, jarak tempuh dan waktu yang diperlukan oleh petugas serta material handling tidak dapat ditentukan secara pasti, karena penyimpanan produk di dalam gudang dilakukan secara random serta pemakaian ruang yang tidak tetap menyebabkan pemanfaatan ruang yang tidak optimal. Kesimpulan dan Saran Setelah melakukan analisa dari hasil pengolahan data, kemudian dari hasil tersebut ditarik kesimpulan yang digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Sedangkan saran diberikan agar nantinya dapat digunakan untuk perbaikan dari hasil penelitian ini dan hasil penelitian lanjutan apabila suatu ketika dilakukan lagi studi terkait dengan permasalahan serupa. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Macam Produk Gudang produk jadi PT Pipa Baja digunakan untuk menyimpan produk jadi yang terdiri dari 10 macam pipa dengan diameter masing-masing, 4.5 inch; 6.6 inch; 8.6 inch; 10.8 inch; 12.8 ISBN : 978-602-70604-3-2 3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
inch; 14 inch; 16 inch; 20 inch; 24 inch; 28 inch. Pipa memiliki panjang yang sama yaitu 12 meter. Pengolahan Data 1. Luas area penyimpanan Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat tata letak penyimpanan adalah mengetahui kebutuhan luas area penyimpanan masing-masing produk yang ada. Luas area penyimpanan dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1. Luas area penyimpanan = {(diameter pipa x 0.0254) x (jumlah maksimum/4)} x 12………...(3.1) Diameter pipa adalah diameter yang dimiliki oleh setiap jenis pipa. Satuan diameter kemudian akan diubah ke dalam satuan meter agar penghitungan luas mudah untuk dilakukan. Hasil penghitungan luas area penyimpanan untuk setiap jenis diameter pipa disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Luas area penyimpanan No Diameter Pipa konversi (inch) diameter pipa (m) 1. 4.5 0.1143 2. 6.6 0.1676 3. 8.6 0.2184 4. 10.8 0.2743 5. 12.8 0.3251 6. 14 0.3556 7. 16 0.4064 8. 20 0.508 9. 24 0.6096 10. 28 0.7112
Jumlah Batang max (unit) 4000 2000 2363 3214 1013 3416 1833 983 2028 100
Panjang (m)
Luas (m2)
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
1372 1006 1549 2645 988 3644 2235 1498 3709 213 Total = 18858
Total luas area penyimpanan yang dibutuhkan untuk dapat menampung jumlah maksimal dari masing-masing diameter pipa adalah 18858 m2 atau sekitar ±54.3% dari total luas area yang tersedia untuk area penyimpanan. Luas area hasil penghitungan di atas belum termasuk luas gang (aisle) yang akan ditambahkan di area penyimpanan. Penghitungan luas gang (aisle) akan ditentukan kemudian. 2. Perhitungan frekuensi aktivitas Frekuensi aktivitas menggambarkan banyaknya aktivitas penerimaan (penyimpanan) dan pengambilan (pengiriman) yang terjadi per periode waktu. Jadi, perhitungan didasarkan pada pengukuran aktivitas penerimaan dan pengambilan dalam gudang produk jadi. PT Pipa Baja menggunakan forklift dan truck dalam aktivitas pemindahan material-nya yang keduanya memiliki kapasitas 30 ton. Untuk menentukan banyaknya pipa yang dapat diangkut dapat dihitung dari hasil konversi antara berat pipa ke dalam banyaknya jumlah pipa. Untuk pipa dengan ukuran diameter 4.5 inch – 10.8 inch dalam sekali pemindahan truck dapat memindahkan 10 joint pipa, untuk pipa dengan ukuran diameter 12.8 inch – 16 inch truck dapat memindahkan 8 ISBN : 978-602-70604-3-2 4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
joint pipa, sedangkan untuk pipa dengan diameter 20 inch – 28 inch truck hanya mampu memindahkan 6 joint pipa. Frekuensi aktivitas tiap area penyimpanan dihitung dengan menggunakan persamaan 3.2. Tn =
x 2……………………………………………....(3.2)
Hasil penghitungan lengkap disajikan pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Frekuensi aktivitas untuk tiap macam pipa No Diameter Pipa Rerata pipa yang masuk setiap tahun (inch) (unit)
Frekuensi aktivitas (frekuensi)
1.
4.5
3216
643
2.
6.6
1598
319
3.
8.6
1337
267
4.
10.8
1027
205
5.
12.8
433
108
6.
14
909
227
7.
16
707
177
8.
20
370
124
9.
24
1202
400
10.
28
20
6
3. Penentuan layout usulan dengan BLOCPLAN Penentuan layout dengan BLOCPLAN membutuhkan dua data yaitu data luas masingmasing area penyimpanan dan data ARC (Activity Relationship Chart). Nilai ARC (Activity Relationship Chart) masing-masing area penyimpanan di atas diperoleh dari hasil penghitungan perbandingan nilai frekuensi aktivitas dari masing-masing area penyimpanan pipa (Tz). Penghitungan nilai perbandingan frekuensi aktivitas mengikuti persamaan 3.3 berikut. Tz = (Nilai Tn/Nilai T1)*10……………………………………………………(3.3) Setelah nilai Tz masing-masing area penyimpanan diketahui hasilnya pengkonversian nilai tersebut mengikuti aturan yang sudah dijelaskan pada bab metode. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak tiga pengusulan layout yang berbeda untuk menentukan tata letak area penyimpanan. Pembuatan tiga layout usulan dimaksudkan untuk dijadikan perbandingan dan kemudian dipilih layout terbaik dari ketiga pilihan layout tersebut. Hasil analisisa dari ketiga layout usulan diatas ISBN : 978-602-70604-3-2 5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ditunjukkan pada Tabel 3.3. Langkah selanjutnya setelah mengetahui analisis dari masingmasing layout usulan adalah menghitung R-score dari masing-masing layout usulan.
Gambar 3.1 Data masukan ARC
Gambar 3.3 Layout usulan 1
Gambar 3.2 Layout usulan 2
Gambar 3.4 Layout usulan 3
Tabel 3.3 Hasil analisa ketiga layout usulan Rel-dist score Upper bound Layout usulan 1 10551.41 15908.97 Layout usulan 2 13804.18 17441.19 Layout usulan 3 10294.02 15248.27
Lower bound 9063.037 9803.939 8762.904
Adj. score 0.51 0.27 0.40
Nilai R-score adalah nilai normalisasi Rel-dist dengan memperhitungkan batas atas dan batas bawah yang semua datanya sudah ditampilkan pada hasil analisa BLOCPLAN pada setiap layout usulan. Untuk menghitung nilai masing-masing R-score digunakan persamaan 3.4 berikut. R-score = 1 – {(Rel-dist score – lower bounch )/ (upper bound – lower bound)}………….....(3.4) Layout usulan 1 = 1 – {(10551.41 - 9063.037) / (15908.97 – 9063.037)} = 1 – 0.22 = 0.78 Layout usulan 2 = 1 – {(13804.18 - 9803.939) / (17441.19 – 9803.939)} = 1 – 0.52 = 0.48 Layout usulan 3 = 1 – {(10294.02 - 8762.904) / (15248.27 – 8762.904)} = 1 – 0.24 = 0.76 Dalam memilih hasil layout usulan dengan BLOCPLAN yang harus diperhatikan ada tiga nilai, yaitu nilai adjacency (kedekatan antar area), nilai rel-dist (jarak tempuh kedekatan area), ISBN : 978-602-70604-3-2 6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
dan terakhir adalah nilai R-score ((normalized relationship distance score) masing-masing layout usulan. Dari ketiga usulan tersebut, layout usulan 1 memiliki nilai adjacency dan R-score tertinggi sedangkan layout usulan 3 memiliki nilai rel-dist score terendah. Apabila pada suatu usulan layout yang diberikan oleh keluaran BLOCPLAN terjadi hal seperti ini maka pertimbangan pemilihan dapat dilakukan dengan pendekatan lain yaitu dengan penghitungan jarak total tiap usulan layout. Jarak total ini akan ditentukan selanjutnya. 4. Perhitungan jarak perjalanan dari area penyimpanan ke titik masuk-keluar Jarak perjalanan (traveled distance) merupakan jarak yang harus ditempuh material dari area penyimpanan menuju ke titik masuk-keluar (I/O point). Jarak perjalanan dari setiap area penyimpanan menuju titik masuk-keluar diukur dengan menggunakan metode rectilinear distance. Salah satu pertimbangan dalam menghitung jarak adalah lebarnya gang (aisle) pada area penyimpanan. Lebar gang dapat dihitung dengan menghitung panjang diagonal dari mesin material handling yang akan dipakai. PT Pipa Baja menggunakan dua jenis alat, pertama adalah forklift kemudian yang kedua adalah truck. Lebar gang (aisle) akan menggunakan diagonal alat yang lebih lebar. Penghitungan untuk jalur forklift disesuaikan seperti saat forklift membawa pipa yang bertujuan agar forklift bisa dengan bebas ber-manuver. Penghitungannya adalah sebagai berikut : Panjang diagonal forklift
=
………….(3.5)
= = 15.1 m Panjang diagonal truck
=
……………...…(3.6)
= = 6.5 m Karena panjang diagonal forklift lebih besar maka ukuran gang (aisle) yang akan diterapkan di gudang adalah panjang diagonal forklift yaitu 15.1 m. Namun pada penerapan di area penyimpanan sebenarnya adalah 16 m. Lebar aisle ini dijadikan penambahan pada luas area penyimpanan yang digunakan untuk data masukan BLOCPLAN. Langkah selanjutnya adalah penghitungan jarak tempuh dari masing-masing area penyimpanan. Penghitungan menggunakan persamaan rectilinear distance seperti yang dituliskan pada persamaan 3.7 berikut. di = ⃓x-a⃓ + ⃓y-b⃓………………………………………………………………………………………...(3. 7)
Jarak tempuh diukur dari koordinat titik tengah masing-masing area penyimpanan sampai ke titik masuk-keluar. titik x dan y merupakan koordinat dari masing-masing area penyimpanan pipa sedangkan nilai a adalah nilai x dan nilai b adalah nilai y dari koordinat titik masuk-keluar. sedangkan untuk hasil penghitungan jarak perjalanan disajikan pada Tabel 3.4.
ISBN : 978-602-70604-3-2 7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Tabel 3.4 Jarak perjalanan tiap area penyimpanan dengan titik masuk-keluar Diameter Pipa (inch) Layout usulan 1 (m) Layout usulan 2 (m) Layout usulan 3 (m) 4.5 56.25 153.1 105.5 6.6 80.25 126.1 42.9 8.6 101.75 100.5 169.6 10.8 12.8
68.75 121.75
108 77.4
148.3 125
14 16 20 24 28
117.75 109.25 156.75 68.75 103.15
97.6 83.3 142.9 95.3 148
92.8 57.2 100 64.3 142.8
5. Pemilihan layout usulan Dalam memilih layout usulan adalah dengan mempertimbangkan tiga nilai, yaitu nilai Rel-dist (jarak tempuh kedekatan); nilai adjacency (kedekatan tiap area); dan nilai R-score (normalisasi nilai jarak kedekatan). Apabila dari suatu layout usulan terdapat nilai yang sama tinggi atau pada satu usulan satu dari ketiga kategori nilai ada yang tertinggi namun pada usulan pilihan yang lain terdapat nilai tertinggi pada kategori lainnya, maka pemilihan layout usulan dilakukan dengan pendekatan lain. Pada penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah perbandingan jarak total perjalanan. Jarak total perjalanan dihitung dari jarak dikalikan dengan jumlah frekuensi aktivitas tiap area penyimpanan. Penghitungan jarak perjalanan total menggunakan persamaan 3.8. Hasil penghitungan jarak perjalanan total disajikan pada Tabel 3.8. Jarak total = di x Tn………………………………………………………………….....(3.8) Dimana : i = 1,2,3,…,10 Tn = frekuensi aktivitas (aktivitas) masing-masing area penyimpanan d = Jarak area penyimpanan dengan titik masuk-keluar Hasil penghitungan jarak total dari masing-masing area penyimpanan pada tiap layout usulan dapat dilihat pada Tabel 3.8. Dari hasil penjumlahan nilai jarak tersebut diperoleh nilai sebagai berikut : a. Pada layout usulan 1 total nilai total dari hasil penjumlahan adalah 209,801 m b. Pada layout usulan 1 total nilai total dari hasil penjumlahan adalah 289,735 m c. Pada layout usulan 1 total nilai total dari hasil penjumlahan adalah 240,873 m Ketiga nilai tersebut menunjukkan bahwa, pada layout usulan 1 diperoleh nilai perjalanan total yang paling pendek daripada kedua layout usulan yang lain, sehingga layout usulan 1 yang akan diterapkan pada area penyimpanan PT Pipa Baja dengan jarak total perjalanan kumulatif 209,801 m.
ISBN : 978-602-70604-3-2 8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Pembahasan Metode dedicated storage dalam penelitian ini sangat tepat digunakan pada PT Pipa Baja, dimana perusahaan ini mempunyai bermacam-macam jenis produk dengan lead time pengiriman produk yang panjang dan tidak menentu. Proses pengiriman produk pada perusahaan ini terbagi menjadi 2 proses yaitu pipa dikirim oleh perusahaan kepada konsumen dan pipa diambil oleh konsumen, tergantung pada permintaan masing-masing konsumen. Pengambilan pipa oleh kosumen inilah yang mengakibatkan lead time yang panjang dan tidak menentu, karena pada kondisi lapangan masih ada pipa yang sudah berbulan-bulan belum diambil oleh konsumen dan masih tersimpan di gudang. Metode dedicated storage mengharuskan setiap macam produk ditempatkan pada lokasi yang lebih spesifik dan hanya satu jenis produk saja yang ditempatkan pada lokasi penyimpanan tersebut. Sehingga memudahkan pada saat penyimpanan atau pengambilan produk yang berupa pipa baja. Setiap jenis produk yang akan disimpan di gudang produk jadi PT Pipa Baja akan disusun berjajar dan bertumpuk. Kapasitas area penyimpanan yang diperlukan adalah nilai pemesanan atau kedatangan pipa terbanyak selama lima tahun terakhir mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Total untuk 10 macam produk PT Pipa Baja diperlukan lahan dengan luas 18859 m2. Dari luas lahan yang tersedia untuk penyimpanan yaitu 35000 m2, penerapan penyimpanan dengan metode dedicated storage membutuhkan lahan sekitar ± 54 % dari luas lahan total. Luas lahan yang tersisa dapat digunakan untuk area penyimpanan cadangan semisal ada produk dengan variasi diameter lain datang atau dipesan oleh konsumen. Gambar 3.5 berikut adalah gambaran layout usulan 1 yang telah dilakukan penyesuaian dengan kondisi di lapangan beserta penambahan aisle pada gudang penyimpanan.
Gambar 3.5 Layout penyesuaian Pada Gambar 3.5 bisa dilihat bahwa pada layout usulan 1 merupakan layout pilihan terbaik yang sudah mempertimbangkan nilai frekuensi aktivitas di setiap area penyimpanan. Hal ini ditunjukkan dengan pada area penyimpanan 1 yang digunakan untuk menyimpan pipa dengan diameter 4.5 inch yang memiliki aktivitas penyimpanan dan pengiriman yang paling sering (paling tinggi) di tempatkan dekat dengan titik masuk-keluar. Area penyimpanan 9 yang digunakan untuk menyimpan pipa dengan diameter 24 inch yang menampung pesanan paling besar dan memiliki aktivitas tertinggi kedua ditempatkan setara dengan area penyimpanan 1 yaitu dekat dengan titik masuk-keluar. Sebaliknya, pada area penyimpanan 10 yang digunakan untuk tempat menyimpan pipa dengan diameter 28 inch yang memiliki nilai frekuensi aktivitas penyimpanan dan pengiriman paling kecil di tempatkan pada area yang jauh dari titik masukISBN : 978-602-70604-3-2 9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
keluar. Hal inilah yang menjadikan layout usulan 1 menjadi pilihan terbaik dari ketiga layout yang diusulkan dari BLOCPLAN yang mana selain layout tersebut dapat menampung jumlah maksimal pipa juga memiliki nilai jarak perjalanan total kumulatif paling kecil dibandingkan dengan ketiga layout usulan yang lainnya. Dengan menerapkan sistem penyimpanan produk jadi dengan metode dedicated storage, perusahaan dapat dengan mudah melakukan aktivitas penyimpanan atau pengambilan pipa karena lokasi pipa yang sudah spesifik. Peletakan didasarkan pada jumlah frekuensi aktivitas terbanyak yang bertujuan agar dapat meminimasi material handling produk. Total jarak kumulatif dari semua jenis pipa yang ada pada gudang penyimpanan PT Pipa Baja adalah 209801 m untuk 2476 frekuensi aktivitas dalam satu tahun. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan metode dedicated storage pada gudang membuat aliran penyimpanan dan pengambilan produk menjadi lebih tertata dan teratur. 2. Total luas area yang digunakan untuk area penyimpanan adalah 18859 m2 atau ±54% dari total seluruh lahan penyimpanan. 3. Layout usulan 1 dipilih sebagai layout yang akan diterapkan di gudang PT Pipa Baja dengan jarak perpindahan total kumulatif yang dibutuhkan untuk perpindahan pipa dari area penyimpanan menuju titik masuk-keluar adalah 209801 m dengan total frekuensi aktivitas sebanyak 2476 aktivitas. Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah : 1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penyesuaian layout hasil keluaran BLOCPLAN yang lebih akurat dan presisi dari segi ukuran dengan kondisi sebenarnya di lapangan. 2. Penghitungan ongkos material handling untuk masing-masing layout usulan. DAFTAR PUSTAKA Apple, J. M., (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. ITB, Bandung. Francis, R.L., L.F. McGinnis Jr., dan J.A. White, (1992). Facility Layout and Location An Analytical Approach. Prentice Hall incorporation, New Jersey. Frazelle, E., (2002). World‐Class Warehousing and Material Handling, International Edition. The McGraw‐Hill Companies Inc., New York. Heizer J., dan B. Render, (2009). Manajemen Operasi (edisi 9), Penerjemah: Sungkono C. Salemba Empat, Jakarta. Heragu, S.S., dan C.M. Lucarelli, (1997). "Automated Manufacturing System Design Using Analytical Techniques", in J.D. Irwin, (Ed.), The Industrial Electronics Handbook, CRC Press Inc., Boca Raton, FL, 677-693.
ISBN : 978-602-70604-3-2 10