POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
September 2015
PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. Arif Setyo Nugroho Jurusan Teknik Mesin AT Warga Surakarta
www.atw.ac.id ABSTRACT In the installation of the pipe network should take into account the rate of flow and head losses that occur in each pipe, so that water can be evenly distributed on each branch pipe. In an analysis using the program can be known expert pipe flow rate, flow and pressure at work in the installation.Flow, pressure comes in, and exit pressure, the largest in number 11 with a large pipe flow 0.0026 m2/s for pipe diameter 1 ', for pipes ¾' is 0.0013 m2/s.dan to pipe diameter ½' is 0.0005 m2/s. For the incoming flow velocity in the pipe of the largest, most large diameter is 1' with a speed of 4.7511 m/s, for a pipe diameter of ¾' 3819 and to the pipe diameter ½ '3567 m/s. Pressure at each pipe entered the same on each pipe and the highest pressure to the pipe 1', ¾ ‘ and ½' of 1.0979 bar or 1.119546 kg/cm2. Pressure out on each pipe the same on each pipe and the highest pressure for pipe 1 'at 1.054896 bar or 1.0345 kg/cm2, ¾' is 1.3654 bar or 1.392321 kg/cm2. Pipe diametre for ½' is 1.393238 bar or 1.3663 kg/cm2. For the connection of pressure on diameter of 1 'is the biggest 1.360811bar or 1.3345 kg/cm2, for the smallest pressure of 1.0001 bar or 1.019818 kg/cm2. Pressure connection in diameter 3/4' largest is 1.3654 bar or 1.392321 kg/cm2, for pressure the smallest is 1.0001bar or 1.019818 kg/cm2. Pressure connection in diameter ½ 'biggest 1.3363 bar or 1.360811 kg/cm2, for the smallest pressure is 1.0001 bar or 1.362647 kg/cm2. Key Word : Pressure,flow,velocity PENDAHULUAN Sistem Plumbing suatu bangunan gedung adalah pemipaan sistem penyediaan air minum, pemipaan sistem pembuangan air kotor, dan pemipaan sistem pembuangan air hujan,Instalasi pipa jaringan banyak dipakai dalam kehidupan manusia salah satunya yaitu untuk
Perencanaan instalasi pemipaan…
pendistribusian air pada perumahan. Permasalahan yang sering terjadi pada pemasangan instalasi pipa jaringan adalah tidak diketahuinya debit aliran dan kerugian-kerugian head yang terjadi pada tiap pipa.Keadaan tersebut akan mengakibatkan distribusi air yang mengalir pada suatu instalasi pipa jaringan air
44
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
September 2015
tidak sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh penduduk. Hal-hal yang sering terjadi pada pemasangan instalasi pipa jaringan (network pipe) adalah tidak diketahuinya laju aliran dan kerugian-kerugian head yang terjadi di setiap pipa, sehingga mengakibatkan pendistribusian air yang tidak merata di setiap cabang pipa. Oleh karena itu diperlukan suatu perhitungan dengan menggunakan methode pipe flow exspert diharapkan mampu memprediksi mengenai debit aliran dan kerugian head yang terjadi disetiap pipa secara tepat.
Dalam penelitian ini bahan dan peralatan yang digunakan antara lain : a. Program Pipe Flow expert b. Disain instalasi pipa perumahan KAJIAN PUSTAKA Kecepatan, komprebilitas, kapilaritas, dan tekanan adalah sifat-sifat fluida dalam keadaan diam. Untuk fluida yang bergerak ada sifat yang penting sebagai berikut: a. Kerapatan atau densitas (disimbolkan dengan ρ) adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut yang didefinisikan perbandingan massa suatu bahan persatuan volume secara sistematis kerapatan ini BAHAN DAN METODE dapat dihitung dengan rumus: BAHAN DAN PERALATAN M .................................................................... 1) V
Dimana: Ρ = Kerapatan massa (kg/m3) M = Massa zat cair (kg) V = Volume zat cair (m3) Kerapatan air pada temperatur kamar adalah 1,94 slug/ft3 atau 1000 kg/m3. Bobot spesifik atau
berat jenis adalah berat benda persatuan volume.
γ=ρg .................................................................................... 2) dimana: γ = berat jenis (N/m3) ρ = kerapatan massa (kg/m3) g = percepatan grafitasi = 9,81 (m/s2) Volume jenis v adalah yang itu merupakan kebalikan ditempati oleh sebuah dari kerapatan massa: satuan massa zat dan karena ...........................................................................3) l v
Perencanaan instalasi pemipaan…
45
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
Dalam beberapa kekentalan v
masalah dinamik
September 2015
dihubungkan dengan rapat massa dalam bentuk:
.......................................................................... 4)
dimana: v = viscositas kinematis zat cair (m2/s) μ = Kekentalan absolut (N/m2) ρ = Kerapatan massa (kg/m3) Aliran Fluida Dalam Pipa 1. Aliran fluida Aliran fluida dapat terjadi waktu, sedangkan aliran steady berupa aliran steady atau aliran terjadi jika keadaan titik dalam unsteady aliran unsteady terjadi aliran tidak berubah menurut jika keadaan di setiap titik dalam perbedaan waktu. aliran berubah menurut perubahan V = Kecepatan (m/s) v T 0; 0; 0 A = Luas penampang t t t 2 (m ) ................................................. 3. Aliran pada pipa lurus . 5) Aliran laminer adalah tipe aliran dengan kecepatan rendah 2. Persamaan kontinuitas sehingga ketika fluida mengalir Persamaan kontinuitas seolah-olah terdiri dari merupakan penurunan dari hukum bertumpuk-tumpuk lapisan. Aliran kekekalan massa. Untuk aliran ternsisi adalah tipe aliran dengan mantap (steady), massa yang kecepatan sedang sehingga terjadi melalui semua bagian dalam arus transisi antara lain rata (laminer) fluida persatuan waktu adalah menuju aliran deras (turbulen). sama. Hal ini dinyatakan dalam: Aliran turbulen adalah tipe aliran m = ρ1.V1.A1 = ρ2.V2.A2. dengan kecepatan tinggi sehingga pertikel-pertikel fluida bergerak ............................................................................... 6 ) Untuk fluida inkompresible dan dengan lintasan yang tidak teratur. jika ρ1 = ρ2, maka persamaan di Untuik menentukan apakah suatu atas menjadi: aliran laminer, transisi atau Q = V1 A1 = V1 A2 turbulen dapat dipakai bilangan dimana: Reynolds: 3 Q = Debit (m /s) Re
VD v ................................................................................. 7)
Perencanaan instalasi pemipaan…
46
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
September 2015
dimana : Re = bilangan Reynolds V = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s) D = diameter dalam pipa (m) v = viscositas kinematis zat cair (m2/s) Pada bilangan Reynolds ini terdapat suatu batasan sebagai berikut: Pada Re < 2300,aliran bersifat laminer Pada Re > 4000,aliran bersifat turbulen Pada Re = 2300 - 4000 terdapat daerah turbulen transisi, dimana aliran dapat bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran. Kerugian dalam sambungan =
2
........................................................................ 8)
Dimana , K = manufactur faktor v = Velocity g = grafitasi bumi Pressure loss =ℎ
................................................................. 9)
Dimana, h = head loss (m) p = densitas ( kg /m3) g = grafitasi Energy dan Tingkatan energy Head fluida = Energy kinetik + energy aliran + Energy potensial .... 10) =
+
+
Dimana v = besar velocity g = gaya grafitasi P = tekanan y = fluidensity Koefisen aliran ( Cv) =
∆
............................................................................................. 11)
Dimana Cv = koefisien aliran Q = aliran rata – rata dalam gpm Δp = Kerugian tekanan dalasm katup
Perencanaan instalasi pemipaan…
47
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
September 2015
SG = rasio densitas fluida Koefisien aliran fluida =
∆
............................................................................ 12)
Dimana , Kv = koefisien aliran Q = Debit aliran m3/jam ΔP = Kerugian tekanan METODE Dalam penelitian ini,terdapat beberapa tahapan yang dimulai dengan pembuatan disain instalasi pemipaan diperumahan sampai dengan
mengenai debit aliran dan kerugian head yang terjadi disetiap pipa. Berikut ini adalah disain pemasangan pipa
Gambar 1 disain pemasangan pipa diperumahan
Perencanaan instalasi pemipaan…
48
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
September 2015
Adapun langkah – langkah penelitian, ditunjukan pada gambar 2 Disain instalasi Pipa
Penentuan dimensi ukuran panjang
Penentuan Variasi Uji Diameter Pipa : 1 “,3/4”,1/2”
pipa
Penentuan jenis sambungan dan katup
Tidak Komputasi dan analisa
Ya.. Hasil
Gambar 2 Flow chart metode penelitian
Hasil Dan Pembahasan Hasil Dari hasil pengujian computasi yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut a. Untuk bagian instalasi pipa dari pompa
Gambar 3 computasi konstruksi pipa yang masuk ke dalam bak penampung.
Dari hasil komputasi didapat data sebagai berikut : Data Fluida : fluida kerja adalah air ( H2O) dengan
Perencanaan instalasi pemipaan…
density sebesar 998 kg/m2 veppur presure 0.024000 bar.
49
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
Untuk data pompa
Data instalasi pipa
: Flow in/out 0.003 m2/sec.velocit y 0,538 m2/sec.Discha rge pressure 1.4955 bar,head pompa 23,417 m. : Matrial pipa adalah PVC 1’, roughness
September 2015
0.005. Panjang pipa 12 m.mass flow 0.003 2 m /sec.velocit y 0.536 m/sec . b. Instalasi pipa dari reservoir ke seluruh bagian instalasi didapat data seperti tabel dibawah ini.Pengambilan dengan cara computasi,dan dari hasil iterasi didapat data sebagai berikut
PIPE DATA NO
NO PIPA
MASS FLOW Kg/Sec
FLOW m2/sec
VELOCITY m/Sec
TEKANAN MASUK Bar.g
TEKANAN KELUAR Bar.g
4.751 2.341 2.410 1,363 1,363 1.041 0.321 0.321 0.822 0.822 4.751 0.225 0.225 0.365 1.046 2.341 2.341
1.3345 1.2056 1.2056 1.1321 1.0198 1.0015 1,0015 1,0002 1,0010 1,1044 1.0979 1.0001 1.1044 1.0995 1.1321 1.1443 1.0064
1.2056 1.1443 1.1321 1.0198 1.0015 1.0000 1.0002 1.0000 1.0000 1.0010 1.3345 1.0000 1.0995 1.0001 1.1044 1.0054 1.0000
1.3654 1.1869 1.1869 1.1276 1.0154 1.0012 1.0012 1.0002 1.0010 1.1042 1.0979 1.0001 1.1042 1.0985 1.1278
1.1859 1.1357 1.1278 1.0154 1.0012 1.0000 1.0002 1.0000 1.0000 1.0010 1.3654 1.0000 1.0985 1.0001 1.1042
Untuk diameter 1’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17
2.6441 1.3028 1.3413 0.7583 0.7583 0.5795 0.1789 0.1789 0.4575 0.4575 2.6441 0.1254 0.1254 0.1254 0.5830 1.3028 1.3028
0.0026 0.0013 0.0013 0.0008 0.0008 0.0006 0.0002 0.0002 0.0005 0.0005 0.0026 0.0001 0.0001 0.0001 0.0006 0.0013 0.0013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
1.3113 0.6423 0.5690 0.3535 0.3535 0.2687 0.0851 0.0851 0.2447 0.2447 1.3113 0.0704 0.0704 0.0704 0.3151
0.0013 0.0006 0.0007 0.0004 0.0004 0.0003 0.0001 0.0001 0.0002 0.0002 0.0013 0.0001 0.0001 0.0001 0.0003
Untuk Diameter ¾ ‘
Perencanaan instalasi pemipaan…
3.819 1.871 1.948 1.030 1.030 0.783 0.249 0.249 0.713 0.713 3.819 0.205 0.205 0.205 0.918
50
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 16 17
P16 P17
0.5423 0.5423
0.0006 0.0006
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17
0.5376 0.2467 0.2911 0.1622 0.1622 0.1267 0.0355 0.0355 0.0998 0.0998 0.5376 0.0292 0.0292 0.0292 0.1289 0.2467 0.2467
0.0005 0.0002 0.0003 0.0002 0.0002 0.0001 0.00001 0.00001 0.0001 0.0001 0.0005 0.00001 0.00001 0.00001 0.0001 0.0002 0.0002
September 2015 1.871 1.871
1.1357 1.0057
1.0057 1.0000
1.3363 1.2004 1.2004 1.1400 1.0262 1.0023 1.0023 1.0003 1.0015 1.1062 1.0979 1.0002 1.1062 1.0967 1.1400 1.1396 1.0075
1.2004 1.1396 1.1420 1.0262 1.0023 1.0000 1.0033 1.0000 1.0000 1.0015 1.3363 1.000 1.0987 1.0002 1.1062 1.0075 1.0000
Untuk diameter ½ “ 3.567 1.636 1.931 1.076 1.076 0.840 0.235 0.235 0.662 0.662 3.567 0.194 0.194 0.194 0.855 1.636 1.636
Gambar 4 tabel data computasi instalasi DATA SAMBUNGAN Dari komputasi yang telah dilakukan menghasilkan data sebagai berikut NO
Nama Sambungan
untuk setiap sambungan pipa dan sambungan unyuk katup buang.
Tekanan di setiap sambungan
Total flow in m2/sec
Total Flow out m2/sec
1.3345 1.0256 1.1443 1.1321 1.0198 1.0015 1.0000 1.0002 1.0000 1.0010 1.1044 1.0979 1.0001 1.0995 1.0000 1.0000 1.0064 1.0000
0.0026 0.0026 0.0013 0.0013 0.0008 0.0006 0.0006 0.0002 0.0002 0.0005 0.0005 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0005 0.0013 0.0013
0.0026 0.0026 0.0013 0.0013 0.0008 0.0008 0.0006 0.0002 0.0002 0.0005 0.0006 0.0026 0.0001 0.0001 0.0001 0.0005 0.0013 0.0013
1,3654 1,1869 1.1357 1,1278 1,0154 1,0012
0.0013 0,0013 0,0005 0,0007 0,0004 0,0004
0.0013 0.0013 0.0005 0.0007 0.0004 0.0004
Untuk sambungan pipa diameter 1’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Sambungan 1 Sambungan 2 Sambungan 3 Sambungan 4 Sambungan 5 Sambungan 6 Katup kran Sambungan 7 Katup kran Sambungan 8 Sambungan 9 Katup kran Sambungan 10 Sambungan 11 Katup Kran Katup Kran Sambungan 12 Katup kran
Untuk sambungan pipa diameter ¾ ‘ 1 2 3 4 5 6
Sambungan 1 Sambungan 2 Sambungan 3 Sambungan 4 Sambungan 5 Sambungan 6
Perencanaan instalasi pemipaan…
51
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Katup kran Sambungan 7 Katup kran Sambungan 8 Sambungan 9 Katup kran Sambungan 10 Sambungan 11 Katup Kran Katup Kran Sambungan 12 Katup kran
September 2015
1,0000 1,0002 1,0000 1,0010 1,1042 1,0979 1,0001 1,0985 1,0000 1,0000 1,0057 1,0000
0,0003 0,0001 0,0001 0,0002 0,0003 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002 0.0005 0.0005
0.0003 0.0001 0.0001 0.0002 0.0003 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002 0.0002 0.0006 0.0005
1.3363 1.2004 1.1396 1.1400 1.0262 1.0023 1.0000 1.0003 1.0000 1.0015 1.1062 1.0979 1.0002 1.0967 1.0000 1.0000 1.0075 1.0000
0.0005 0.0005 0.0002 0.0003 0.0002 0.0002 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002 0.0002
0.0005 0.0005 0.0002 0.0003 0.0002 0.0002 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002
Untuk sambungan pipa diameter ½ ‘ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Sambungan 1 Sambungan 2 Sambungan 3 Sambungan 4 Sambungan 5 Sambungan 6 Katup kran Sambungan 7 Katup kran Sambungan 8 Sambungan 9 Katup kran Sambungan 10 Sambungan 11 Katup Kran Katup Kran Sambungan 12 Katup kran
Gambar 5 tabel sambungan Pembahasan Dari hasil pengujian diatas dapat dibandingkan setiap instalasi dengan variasi diameter pipa sebagai berikut :
Gambar 6 grafik mass flow rate pada instalasi
Perencanaan instalasi pemipaan…
52
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
1,5
besar, semakin kecil diameter pipa pada instalasi konstruksi yang sama akan menghasilkan flow yang kecil.
Flow ( m2/sec)
1
Pipa 1
0,5
Pipa 2
0
Pipa 3 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 P15 P17
flow setiap pipa
Dari grafik gambar 6 menjelaskan semakin besar diameter pipa akan menghasilkan flow semakin
September 2015
penomoran pipa
Gambar 7 grafik flow Untuk grafik aliran gambar 7 dapat dilihat aliran terbesar di pipa no 11 dengan besar flow 0.0026 m2/s
Skala velocity
1,5
untuk pipa berdiameter 1’ ,untuk pipa ¾ ‘ 0.0013 m2/s.dan untuk pipa berdiameter ½ ‘ sebesar 0.0005 m2/s
velocity ( m/sec)
1 0,5
Pipa 1
0
Pipa 2 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 P15 P17
Pipa 3
penomoran pipa
Gambar 8 grafik velocity Untuk kecepatan aliran yang masuk dalam pipa terbesar dapat dilihat digambar 8 ,pada pipa no 11 dengan diameter paling besar adalah 1’ dengan kecepatan sebesar 4.7511 m/s ,untuk pipa diameter ¾’ 3.819 dan
Perencanaan instalasi pemipaan…
untuk pipa berdiameter ½ ‘ 3.567 m/s.Dari grafik no 14 dapat diketahui bahwa kecepatan paling tinggi yaitu di pipa no 11 dengan diameter 1’,pad konstruksi instalasi yang sama.
53
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
September 2015
Tekanan Masuk Pipa ( bar) Skala
1,5000 1,0000 pipa 1
0,5000
pipa 3/4 P17
P15
P13
P11
P9
P7
P5
P3
P1
0,0000
pipa 1/2
pipa
Gambar 9 grafik tekanan masuk ke pipa
Dari grafik 9 besar tekanan masuk pada setiap pipa sama pada setiap pipa dan tekanan tertinggi adalah pada pipa
no 11 yaitu untuk pipa 1’ ,3/4’ dan ½ ‘ sebesar 1.0979 bar atau sebesar 1.119546 kg/cm2.
1,6000 1,4000 1,2000 1,0000 0,8000 0,6000 0,4000 0,2000 0,0000
pipa 1 pipa 3/4 P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 P15 P17
Skala
Tekanan Keluar Pipa ( bar)
pipa 1/2
pipa
Gambar 10 grafik tekanan keluar dari pipa
Untuk Sambungan tekanan di diameter 1’ terbesar adalah 1.3345 bar atau 1.360811 kg/cm2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 kg/cm2.Untuk Sambungan tekanan di diameter 3/4’ terbesar adalah 1.3654 bar atau 1.392321
Perencanaan instalasi pemipaan…
kg/cm2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 2 kg/cm .Untuk Sambungan tekanan di diameter ½ ’ terbesar adalah 1.3363 bar atau 1.360811 kg/cm2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.362647 kg/cm2.
54
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
IV KESIMPULAN Dari pengujian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Mass flow rate pada diameter 1’ pada pipa1 dan pipa 11 mempunyai mass flow rate lebih besar dibandingkan dengan diameter pipa 1’,¾ ‘ dan ½ ‘ pada konstruksi yang sama. Semakin besar diameter pipa yang dipasang pada konstuksi disain yang sama akan menghasilkan flow semakin besar,semakin kecil diameter pipa pada instalasi konstruksi yang sama akan menghasilkan flow yang kecil. 2. Aliran terbesar di pipa no 11 dengan besar flow 0.0026 m2/s untuk pipa berdiameter 1’ ,untuk pipa ¾ ‘ 0.0013 m2/s.dan untuk pipa berdiameter ½ ‘ sebesar 0.0005 m2/s 3. Untuk kecepatan aliran yang masuk dalam pipa terbesar ,pada pipa no 11 dengan diameter paling besar adalah 1’ dengan kecepatan sebesar 4.7511 m/s , untuk pipa diameter ¾’ 3.819 dan untuk pipa berdiameter ½ ‘ 3.567 m/s. 4. Tekanan masuk pada setiap pipa sama pada setiap pipa dan tekanan tertinggi adalah pada pipa no 11 yaitu untuk pipa 1’ ,3/4’ dan ½ ‘ sebesar 1.0979 bar atau sebesar 1.119546 kg/cm2. 5. Tekanan keluar pada setiap pipa sama pada setiap pipa dan tekanan tertinggi adalah pada pipa no 11 yaitu untuk pipa 1’
Perencanaan instalasi pemipaan…
September 2015
sebesar 1.0345 bar atau sebesar 1.054896 kg/cm2, ¾’ sebesar 1.3654 bar atau sebesar 1.392321 kg/cm2.dan pipa berdiameter 1/2’ sebesar 1.3663 bar atau sebesar 1.393238 kg/cm 2. Tekanan tinggi sangat bermanfaat dalam distribusi, karena dalam setiap saluran memungkinkan untuk mempunyai tekanan yang tinggi pula. 6. Untuk Sambungan tekanan di diameter 1’ terbesar adalah 1.3345 bar atau 1.360811 kg/cm2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 kg/cm2. Untuk Sambungan tekanan di diameter 3/4’ terbesar adalah 1.3654 bar atau 1.392321 kg/cm2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.019818 kg/cm2.Untuk Sambungan tekanan di diameter ½ ’ terbesar adalah 1.3363 bar atau 1.360811 kg/cm2,untuk tekanan terkecil yaitu 1.0001 bar atau 1.362647 kg/cm2. DAFTAR PUSTAKA Bagus Shella A,2010,Kaji eksperimental Rugi Tekan (head Losses)dan Faktor Gesekan yang terjadi Pada Pipa Lurus dan Belokan,UNDIP,Semarang. Cepi Iskandar,2006, Analisa Kerugian Gesekan Pada Pipa Penyalur, Pompa Sentrifugal Jenis Demster dan Perwatan Pompa.
55
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2
September 2015
Edi Suhariyono,2008, Analisa Head Losses dan Koefisien Gesek Pada Pipa, Kalimantan Scientic, kalimantan. Olson M Reuben, 1993, Dasar– dasar Mekanika Fluida Teknik, Gramedia, Jakarta. Pipe flow expert, 2010, User Guide. Sularso,Tahara Huruo,1987, Pompa dan Kompresor,Pradya Paramitha,Jakarta. White M Frank, 1994, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta. Wylie Bemjamin E, 1999, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta
Perencanaan instalasi pemipaan…
56