PERENCANAAN DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI DENGAN TEKNIK KLASIFIKASI UNTUK MENDUKUNG KONSEP MANAJEMEN RANTAI PASOK
SKRIPSI
NOVINA EKA S. F34070122
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
1
DISTRIBUTION AND TRANSPORTATION PLANNING USING CLASSIFICATION TECHNIQUE TO SUPPORT IMPLEMENTATION OF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Novina Eka S. and Taufik Djatna Division of Industrial System Engineering, Department of Agro-Industrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO BOX 220, Bogor, West Java, Indonesia
ABSTRACT The number of industries in the world is constantly increasing, this fact makes the industry should work harder to add and retain customer. Industry must make the customer satisfied by offering best quality products at the right time. Good supply chain management is the best solution to solve it. Product will be controlled either from raw materials until arrive at the customer. An important part of the supply chain is distribution and transport planning. Delivery of products must be planned, so First In First Out (FIFO) system can be implemented and products arrive at the right time. This paper will conduct a distribution and transport planning with Bill of Distribution (BOD) which can be used to make Distribution Requirements Planning (DRP) and analyze delivery orders data from an agroindustrial company with tires products using classification techniques. Classification technique is one of data mining technique, classification can be described as a supervised learning algorithm in the machine learning process. This research use classification technique to decide which transporter must be chosen to make on time delivery. It assigns class labels to data objects based on prior knowledge of class which the data records belong .The results of this analysis data are 70 rules that show what path should be chosen so the product arrived at destination on time. The rules will be used to make transport planning and an optimal route for product delivery with the lowest cost will be planned using Minimum Spanning Tree (MST). All these technique is expected to reduce distribution and transportation cost, but still makes the product arrive on time. Keywords: Supply Chain Management, Data Mining, Distribution and Transportation Planning, UML, Minimum Spanning Tree, Object-Oriented System
2
NOVINA EKA S. F34070122. Perencanaan Distribusi dan Transportasi dengan Teknik Klasifikasi untuk Mendukung Konsep Manajemen Rantai Pasok. Di bawah bimbingan Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si. 2011.
RINGKASAN Proses distribusi dan trasnportasi merupakan salah satu bagian penting dalam manajemen rantai pasok. Distribusi merupakan manajemen untuk menyalurkan produk ke tangan konsumen pada waktu yang tepat dan kualitas yang terjamin. Pada penelitian ini perencanaan distribusi dilakukan dengan membuat Bill of Distribution (BOD) yang menggambarkan struktur distribusi industri, kemudian menyusun Distribution Requirements Planning (DRP) untuk mengetahui berapa jumlah produk yang seharusnya tersedia di finished goods warehouse pada waktu tertentu. Proses ini akan berkaitan langsung dengan perencanaan transportasi. Sebuah proses pengangkutan produk dari satu tempat ke tempat lain dengan mempertimbangkan karakteristik produk, jumlah produk, kendaraan yang dipakai, dan rute perjalanan yang dilalui. Teknik Minimum Spanning Tree (MST) akan digunakan dalam penentuan rute perjalanan, sehingga satu kali keberangkatan dapat mengantarkan produk ke beberapa tujuan sekaligus. Data mining adalah sebuah teknik untuk menggali informasi tersembunyi dalam sejumlah data dengan tujuan mendapatkan pola tertentu. Pola yang akan diambil pada penelitian ini adalah pola pengiriman finished product dan sebagai tujuannya adalah on time delivery. Teknik yang digunakan untuk menemukan pola tersebut adalah teknik data mining classification dengan algoritma decision tree, yaitu teknik untuk mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan (rules). Aturanaturan ini akan menjadi dasar dalam penentuan perencanaan distribusi dan transportasi, dimana atribut yang dinilai berdasarkan jumlah produk yang dibawa, kendaraan, transporter, dan kota tujuan. Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan agroindustri yang memproduksi ban mobil. Ban mobil digunakan sebagai bantalan antara velg dan aspal, sehingga dapat mengurangi gesekan saat mobil berjalan dan memberikan kenyamanan pada penumpang. Bahan baku pembuatan ban mobil adalah karet alam, karet sintetis, dan campuran beberapa bahan kimia. Ban mobil sebagai finished product, dikelompokkan ke dalam 16 golongan berdasarkan dari kesamaan komposisi bahan baku pembuatan. Pembagian golongan ini akan mempermudah perusahaan untuk menyusun DRP, sehingga jika ingin diurut ke belakang, output dari DRP bisa menjadi input untuk bagian production planning. Tahapan supply chain downstream yang diterapkan oleh perusahaan dimulai dari manufacturer, finished goods warehouse, transporter dan terakhir distributor. Transporter bertugas untuk mengantarkan produk dari finished goods warehouse sampai ke distributor atau mengembalikan produk return dari distributor ke finished goods warehouse. Terdapat 6 transporter yang bekerjasama dengan perusahaan ini, yaitu: Kamadjaja, Efata, Antasena, SNS, PLS, dan Hana. Selain itu, masingmasing transporter ini juga harus memiliki 5 tipe container dengan volume berbeda, yaitu: cold diesel (CD), Fuso, Tronton, Wing Box, dan Trailer. Selama ini perusahaan selalu menerapkan sistem one truck – one destination, sehingga meskipun kapasitas truck belum full load, truck akan tetap berangakat. Melihat permasalahan tersebut, penulis mencoba untuk menyusun perencanaan distribusi dan transportasi yang lebih baik dan diharapkan dapat mengurangi biaya produksi. Perusahaan tersebut memiliki jaringan distribusi hampir ke seluruh dunia, tetapi penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya untuk Pulau Jawa. BOD perusahaan terdiri dari 3 bagian, yaitu: Central Warehouse, Regional Warehouse, dan distributor. Setiap regional warehouse membawahi beberapa distributor, sehingga demand pada masing-masing regional warehouse akan mencakup semua demand dari distributor dibawahnya. Perusahaan tidak menjual langsung produknya
3
kepada konsumen, tetapi melalui distributor. Penjualan produk pada masing-masing distributor juga tergantung dari kebijakan distributor tanpa ada campur tangan pihak perusahaan. DRP yang dihitung sudah mencakup semua permintaan dari distributor yang diakumulasikan untuk mengetahui jumlah total permintaan pada central warehouse. Perhitungan ini juga sudah menghitung lead time dari central warehouse ke regional warehouse atau regional warehouse ke distributor, sehingga produk akan sampai di distributor pada waktu yang tepat. Aturan yang ditemukan pada kasus ini berjumlah 70 buah dan menunjukkan bahwa perusahaan harus meninjau ulang kinerja transporter mereka, terutama untuk pengiriman dalam jumlah sedikit dan pengiriman dengan menggunakan tipe kendaraan Cold Diesel. Sebagian besar data menunjukkan bahwa pengiriman dengan katagori di atas sebagian besar sampai di tujuan terlambat atau lebih dari standar lead time. Aturan yang didefinisikan khusus untuk pengiriman dengan status late sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan lebih serius penggunaan atribut dalam aturan tersebut untuk pengiriman produk. Perencanaan distribusi dan transportasi akan disusun berdasarkan hasil BOD, DRP, MST dan mengikuti aturan dari decision tree. Diharapkan metode ini akan mendukung pelakasanaan supply chain management di perusahaan, mendapatkan kepuasan konsumen, mengurangi transportation cost dan memenangkan persaingan bisnis pada bidang produksi ban mobil.
4
PERENCANAAN DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI DENGAN TEKNIK KLASIFIKASI UNTUK MENDUKUNG KONSEP MANAJEMEN RANTAI PASOK
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh: NOVINA EKA S. F34070122
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
5
Judul Skripsi
:
Nama NRP
: :
Perencanaan Distribusi dan Transportasi dengan Teknik Klasifikasi untuk Mendukung Konsep Manajemen Rantai Pasok Novina Eka S. F34070122
Menyetujui, Pembimbing,
Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si NIP 19700614 199512 1 001
Mengetahui: Ketua Departemen,
Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti NIP 19621009 198903 2 001
Tanggal Lulus: 22 Juni 2011
6
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Perencanaan Distribusi dan Transportasi dengan Teknik Klasifikasi untuk Mendukung Konsep Manajemen Rantai Pasok adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruang tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2011 Yang membuat pernyataan
Novina Eka S. F34070122
7
BIODATA PENULIS
Novina Eka S. dilahirkan di Bekasi pada tanggal 5 November 1989 dari bapak Muhammad Kurnia dan Ibu V. Rahayu Dwi Purwanti, sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menamatkan pendidikan SMA pada tahun 2007 dari SMA Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama masa perkuliahan penulis pernah menjadi koordinator asisten praktikum penerapan komputer dan asisten praktikum mata kuliah analisis sistem penunjang keputusan. Penulis melakukan praktek lapang pada tahun 2010 di PT. Goodyear Indonesia, Tbk untuk mempelajari bagaimana penerapan supply chain management terutama pada manajemen penggudangan, distribusi dan transportasi. Penulis merupakan salah satu kandidat mahasiswa berprestasi dari Departemen Teknologi Industri Pertanian dan dalam kegiatan tersebut penulis menyusun karya tulis denagn judul “Peningkatan Keunggulan Kompetitif Bangsa Melalui Realisasi Riset Dalam Negeri”. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kampus dan mengikuti berbagai kepanitiaan. Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Perencanaan Distribusi dan Transportasi dengan Teknik Klasifikasi untuk Mendukung Konsep Manajemen Rantai Pasok” untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian di bawah bimbingan Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si.
8
KATA PENGANTAR Segala pujian dan ungkapan rasa syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas karunia, kemudahan, pertolongan, dan kasih sayangNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perencanaan Distribusi dan Transportasi dengan Teknik Klasifikasi untuk Mendukung Konsep Manajemen Rantai Pasok”. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik secara materi ataupun moral selama penulis menempuh pendidikan. Terima kasih kepada seluruh keluarga, terutama Naufal Dwi Fajri selaku adik kandung penulis atas doa dan dukungannya. Tanpa kalian semua penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kasih sayangNya untuk kalian semua. Sejak penelitian dimulai sampai skripsi ini selesai ditulis, banyak sekali pihak yang sangat membantu kelancarannya. Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si selaku pembimbing utama yang telah menjadi “ayah” bagi penulis selama menempuh pendidikan di IPB, yang dengan penuh pengertian memberikan arahan kepada penulis dan mengajarkan tentang disiplin waktu serta kecepatan kerja. 2. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng dan Prof. Dr. –Ing. Ir. Suprihatin sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik pada penelitian ini. 3. Inu Purwanda dan Ade Indra Permana selaku manajer dan staf Finished Goods Warehouse di PT. Goodyear Indonesia, Tbk atas berbagai pengetahuan dan pengalaman kerja yang diberikan pada penulis dalam penerapan Supply Chain Management. 4. Dinda Mulia Utami, yang selalu memberikan semangat, peringatan, dan amarah demi kelancaran penelitian dan penulisan skripsi ini. 5. Seluruh keluarga besar Finished Goods Warehouse, Mbak Rita yang rela berbagi meja, Mbak Jein, Mas Jo, Mas Imam, Mas Harry, Pak Djayadi, Pak Denny, Mas Ade, Mas Ginting, Mas Rommy, Pak Kris, Mas Karta, Pak Ahyadi, Pak Ujang yang selalu menawarkan minum, atas sambutannya yang hangat, izin, masukan, dan bimbingannya 6. Teman‐teman TIN 44 atas bantuan dan dukungannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan manfaat, terutama bagi civitas akademi Fakultas Teknologi Pertanian dan keluarga besar PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam tulisan ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Bogor, Juli 2011
Novina Eka S.
9
KATA PENGANTAR Segala pujian dan ungkapan rasa syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas karunia, kemudahan, pertolongan, dan kasih sayangNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perencanaan Distribusi dan Transportasi dengan Teknik Klasifikasi untuk Mendukung Konsep Manajemen Rantai Pasok”. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik secara materi ataupun moral selama penulis menempuh pendidikan. Terima kasih kepada seluruh keluarga, terutama Naufal Dwi Fajri selaku adik kandung penulis atas doa dan dukungannya. Tanpa kalian semua penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kasih sayangNya untuk kalian semua. Sejak penelitian dimulai sampai skripsi ini selesai ditulis, banyak sekali pihak yang sangat membantu kelancarannya. Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 7. Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si selaku pembimbing utama yang telah menjadi “ayah” bagi penulis selama menempuh pendidikan di IPB, yang dengan penuh pengertian memberikan arahan kepada penulis dan mengajarkan tentang disiplin waktu serta kecepatan kerja. 8. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng dan Prof. Dr. –Ing. Ir. Suprihatin sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik pada penelitian ini. 9. Inu Purwanda dan Ade Indra Permana selaku manajer dan staf Finished Goods Warehouse di PT. Goodyear Indonesia, Tbk atas berbagai pengetahuan dan pengalaman kerja yang diberikan pada penulis dalam penerapan Supply Chain Management. 10. Dinda Mulia Utami, yang selalu memberikan semangat, peringatan, dan amarah demi kelancaran penelitian dan penulisan skripsi ini. 11. Seluruh keluarga besar Finished Goods Warehouse, Mbak Rita yang rela berbagi meja, Mbak Jein, Mas Jo, Mas Imam, Mas Harry, Pak Djayadi, Pak Denny, Mas Ade, Mas Ginting, Mas Rommy, Pak Kris, Mas Karta, Pak Ahyadi, Pak Ujang yang selalu menawarkan minum, atas sambutannya yang hangat, izin, masukan, dan bimbingannya 12. Teman-teman TIN 44 atas bantuan dan dukungannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan manfaat, terutama bagi civitas akademi Fakultas Teknologi Pertanian dan keluarga besar PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam tulisan ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Bogor, Juli 2011
Novina Eka S.
10
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................................................. DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. I.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. I.2 TUJUAN ...................................................................................................................... I.3 RUANG LINGKUP..................................................................................................... II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ II.1 MANAJEMEN RANTAI PASOK ............................................................................. II.2 DATA MINING ......................................................................................................... II.3 SISTEM INFORMASI ............................................................................................... II.4 UNIFIED MODELING LANGUAGE ......................................................................... II.5 BAN ........................................................................................................................... II.6 PENELITIAN TERDAHULU ................................................................................... III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................... III.1 KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................................................... III.2 METODE PENGOLAHAN DATA .......................................................................... III.3 METODE PENGEMBANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK...................... III.4 TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM .................................................................... III.4.1 ANALISIS SISTEM.................................................................................... III.4.2 DESAIN SISTEM ....................................................................................... III.4.3 IMPLEMENTASI SISTEM ........................................................................ III.4.4 VERIFIKASI DAN VALIDASI SISTEM .................................................. IV. ANALISIS SISTEM ............................................................................................................ IV.1 DESKRIPSI SISTEM ............................................................................................... IV.2 KEBUTUHAN FUNGSIONAL SISTEM ................................................................ IV.3 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA ......................................... IV.4 KONFIGURASI SISTEM ........................................................................................ IV.5 HUBUNGAN ANTAR PELAKU ............................................................................ IV.6 DATA FLOW DIAGRAM .......................................................................................... V. PEMODELAN SISTEM ....................................................................................................... V.1 USE CASE DIAGRAM ............................................................................................... V.2 ACTIVITY DIAGRAM ................................................................................................ V.3 STATECHART DIAGRAM ......................................................................................... V.4 CLASS DIAGRAM ...................................................................................................... VI. PEMBAHASAN .................................................................................................................. VI.1 IMPLEMENTASI SISTEM ...................................................................................... VI.1.1 TRANSFORMASI DESAIN ...................................................................... VI.1.2 PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK .................................................... VI.2 TAMPILAN PAKET PROGRAM ........................................................................... VI.2.1 SPLASH SCREEN DAN MENU UTAMA ................................................. VI.2.2 INPUT DATA SUPERVISOR.................................................................... VI.2.3 PERENCANAAN DISTRIBUSI ................................................................ VI.2.4 DECISION TREE ........................................................................................ VI.2.5 PERENCANAAN TRANSPORTASI......................................................... VI.3 VERIFIKASI DAN VALIDASI ............................................................................... VI.3.1 PRE-PROCESSING DATA ........................................................................ VI.3.2 PERENCANAAN DISTRIBUSI ................................................................ VI.3.3 PERHITUNGAN DECISION TREE ...........................................................
i ii iv v vi 1 1 2 2 3 3 4 7 7 8 11 12 12 14 17 18 19 19 20 20 22 22 22 23 24 24 25 30 30 31 32 32 33 35 35 35 36 36 38 39 40 42 43 43 44 49
11
VI.3.4 PERENCANAAN TRANSPORTASI......................................................... VI.3 TANTANGAN IMPLEMENTASI LANJUT ........................................................... VII. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... VII.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... VII.2 SARAN.................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ LAMPIRAN ...............................................................................................................................
53 54 55 55 55 56 58
12
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Konsepsi Dasar Diagram UML .................................................................................... Tabel 2. Pengelompokkan Ban Berdasarkan Kegunaan............................................................. Tabel 3. Keterangan Komponen DFD........................................................................................ Tabel 4. Data Gudang Regional ................................................................................................. Tabel 5. Data Jenis Kendaraan ................................................................................................... Tabel 6. Data Golongan Muatan ................................................................................................ Tabel 7. Data Distributor ........................................................................................................... Tabel 8. Data Produk ................................................................................................................. Tabel 9. Hasil Perhitungan Entropi Tahap 1 .............................................................................. Tabel 10. Hasil Perhitungan Entropi Tahap 2 ............................................................................ Tabel 11. Hasil Perhitungan Entropi Tahap 3 Cabang Efata...................................................... Tabel 12. Rules Pengiriman dengan Status Terlambat ............................................................... Tabel 13. Data Pengiriman PT. Goodyear Indonesia, Tbk Bulan Juni 2010..............................
8 9 26 44 44 44 45 47 49 49 50 51 52
13
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Tahapan Pengolahan Data untuk Data Mining......................................................... Gambar 2. Flowchart Penelitian ................................................................................................ Gambar 3. Grafik Probabilitas Entropi ...................................................................................... Gambar 4. Tahapan Pengembangan Sistem ............................................................................... Gambar 5. Tahapan Analisis Sistem .......................................................................................... Gambar 6. Relasi Verifikasi dan Validasi Model....................................................................... Gambar 7. Diagram Hubungan Antar Pelaku ............................................................................ Gambar 8. DFD Level 0 ............................................................................................................. Gambar 9. DFD Level 1 ............................................................................................................. Gambar 10. DFD Level 2 (1.1) .................................................................................................. Gambar 11. DFD Level 2 (1.4) .................................................................................................. Gambar 12. Kelas Pengguna ...................................................................................................... Gambar 13. Diagram Kelas Triport 0.1...................................................................................... Gambar 14. Splash screen Triport 0.1........................................................................................ Gambar 15. Halaman Utama Triport 0.1.................................................................................... Gambar 16. Halaman Input Data Pengguna ............................................................................... Gambar 17. Halaman Perhitungan DRP .................................................................................... Gambar 18. Halaman Summary of DRP..................................................................................... Gamabr 19. Halaman Pre-Processsing Data.............................................................................. Gambar 20. Halaman Finished Rules......................................................................................... Gambar 21. Halaman Pemilihan Transporter ............................................................................ Gambar 22. Halaman Rute Pengiriman...................................................................................... Gambar 23. Struktur Bill of Distribution .................................................................................. Gambar 24. Tampilan Input Data Stock in Hand dan Scheduled Receive .................................. Gambar 25. Tampilan Output Perhitungan Distribution Requirements Planning...................... Gambar 26. Rules Pengiriman pada Triport 0.1 ......................................................................... Gambar 27. Jalur Pengiriman ..................................................................................................... Gambar 28. Rencana Pengiriman Tanggal 17 Agustus 2011 ..................................................... Gambar 29. Rute Pengiriman Tanggal 17 Agustus 2011 ...........................................................
5 13 16 18 19 20 25 26 27 28 28 33 34 37 38 39 39 40 41 41 42 43 46 48 48 52 53 53 54
14
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Tahapan Proses Produksi PT. Goodyear Indonesia ............................................... Lampiran 2. Use Case Diagram Triport 0.1 .............................................................................. Lampiran 3. Diagram Aktivitas Perencanaan Distribusi ............................................................ Lampiran 4. Diagram Aktivitas Perencanaan Transportasi ........................................................ Lampiran 5. Diagram Aktivitas Stock Controller ..................................................................... Lampiran 6. Diagram Aktivitas Supervisor ............................................................................... Lampiran 7. Statechart Diagram Login ..................................................................................... Lampiran 8. Statechart Diagram Perencanaan Distribusi .......................................................... Lampiran 9. Statechart Diagram Perencanaan Transportasi ..................................................... Lampiran 10. Statechart Diagram Stock Controller .................................................................. Lampiran 11. Conceptual Data Model Triport 0.1 .................................................................... Lampiran 12. Physical Data Model Triport 0.1 ......................................................................... Lampiran 13. Struktur User Interface Triport 0.1 ...................................................................... Lampiran 14. Struktur Tree ........................................................................................................ Lampiran 15. Rules Pengiriman .................................................................................................
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
15
BAB I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Peningkatan jumlah industri di dunia sangat tinggi, akibatnya kompetisi antar industri serupa atau barang subtitusinya semakin ketat. Pihak industri harus mengoptimalkan kinerja seluruh komponen perusahaan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan sendiri selalu berorientasi pada harga, kualitas dan pelayanan dari perusahaan. Manajemen rantai pasok mencoba untuk mengintegrasikan seluruh komponen perusahaan dari mulai pemasok bahan baku sampai dengan konsumen akhir untuk mereduksi biaya produksi namun tetap menjaga kualitas produk. Manajemen rantai pasok adalah suatu tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggan. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin membuat jaringan yang dapat segera menyesuaikan dengan keadaan permintaan pasar yang fluktuatif (Indrajit dan Djokopranoto 2002). Industri yang memiliki rantai pasok baik dan reaktif tentu saja dapat menguasai pasar. Manajemen rantai pasok sebuah perusahaan harus dapat menyediakan produk murah, berkualitas, sampai tepat waktu, dan bervariasi (Pujawan 2005). Salah satu bagian penting dalam rantai pasok adalah proses distribusi dan transportasi yang terletak pada bagian akhir rantai pasok, yaitu proses untuk menyampaikan produk setelah keluar dari manufaktur sampai ke tangan konsumen. Distribusi merupakan sebuah manajemen untuk menyalurkan produk ke tangan konsumen dengan tepat waktu dan kualitas tetap terjaga. Proses ini berkaitan langsung dengan transportasi, yaitu proses pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan memperhitungkan beberapa faktor seperti: kendaraan yang dipakai, kapasitas angkut, rute perjalanan, dan waktu tempuh (Stadtler dan Kilger 2008). Diperlukan perencanaan yang baik agar semua komponen di atas baik itu distribusi maupun transportasi berjalan lancar. Hal ini akan memberikan dampak pada biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh industri. Semakin efektif pendistribusian barang maka biaya produksi juga menurun. Perencanaan distribusi bukan permasalahan yang sederhana, kurang lebih ada lima faktor yang harus diperhatikan, yaitu: fasilitas, persediaan, transportasi, komunikasi dan unitisasi. Penelitian ini akan mencoba mengatur semua komponen tersebut, sehingga didapatkan kombinasi pengantaran yang baik. Tahap pertama akan dilakukan pembuatan Bill of Distribution (BOD) untuk menentukan bagaimana jaringan distribusi perusahaan. BOD akan dimanfaatkan untuk menyusun Distribution Requirements Planning (DRP), sehingga didapatkan berapa jumlah persediaan produk di gudang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing distributor pada setiap periode waktu (Waters, 2003). Angka ini kemudian dijadikan pedoman untuk membuat perencanaan transportasi. Perencanaan transportasi mencakup unitisasi produk, kendaraan yang digunakan serta kemana rute perjalanan. Setiap industri pasti memiliki karakteristik produk dan kriteria pengantaran yang berbeda. Diperlukan analisa data terlebih dahulu untuk mendapatkan pola tersebut. Teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkannya adalah penggalian data. Penggalian data atau data mining adalah sebuah teknik untuk menggali informasi tersembunyi dalam sejumlah data dengan tujuan mendapatkan pola tertentu. Penggalian data mampu memprediksi tren, perilaku, sehingga membuat perusahaan menjadi lebih proaktif dan akurat dalam mengambil keputusan (Sulianta dan Juju 2010). Diharapkan pola yang ditemukan ini akan menjadi pertimbangan saat perencanaan transportasi dilakukan. Pola akan menunjukkan beberapa faktor yang menjadi penentu transportasi produk. Teknik penggalian data yang akan dipakai adalah klasifikasi, suatu teknik dengan melihat pada kelakuan dan atribut dari kelompok yang telah didefinisikan. Teknik ini
16
dapat memberikan klasifikasi pada data baru dengan menerapkan aturan-aturan yang diperoleh dari data lama. Algoritma yang akan digunakan untuk mempermudah penentuan pengantar produk adalah pohon keputusan (decision tree), yaitu teknik untuk mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan (rules). Pohon keputusan akan memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan atau probabilitas yang akan mempengaruhi alternatif keputusan, disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat jika alternatif keputusan diambil (Sulianta dan Juju 2010). Penggunaan algoritma pohon keputusan akan mempermudah perusahaan untuk menentukan siapa pengantar barang yang harus dipilih untuk mengirim produk ke tujuan tertentu sehingga produk akan sampai tepat waktu. Pemilihan pengantar produk yang tepat harus dibarengi dengan penentuan rute perjalanan, karena pengantar akan mengunjungi lebih dari satu tujuan. Rute perjalanan sendiri ditentukan dengan teknik Minimum Spanning Tree (MST). MST merupakan teknik untuk mencari rute dengan bobot terendah dalam sebuah perjalanan, sehingga biaya transportasi dapat diminimumkan. Bobot dalam MST akan diambil dari jarak antar setiap kota tujuan. Diharapkan teknik-teknik ini akan membantu proses perencanaan distribusi dan transportasi, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas manajemen rantai pasok pada industri, sehingga perusahaan dapat memenangkan kompetisi bisnis di industri sejenis.
I.2 TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah: Membuat bill of distribution (BOD) serta menyusun distribution requirements planning (DRP). 2. Mendapatkan pola penentuan transportasi produk dalam perusahaan agroindustri dengan menggunakan teknik kalsifikasi dengan algoritma pohon keputusan (decision tree). 3. Menetapkan rute transportasi yang optimal dengan teknik minimum spanning tree (MST). 4. Menyusun perencanaan distribusi dan transportasi dengan menerapkan ketiga teknik di atas. Diharapkan penelitian tentang perencanaan distribusi dan transportasi dengan teknik data mining ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya industri yang berkaitan langsung dengan perencanaan distribusi fisik dalam jaringan rantai pasoknya. 1.
1.3 RUANG LINGKUP Ruang lingkup penelitian ini meliputi penggalian data penggiriman produk akhir dari gudang pusat sampai ke distributor menggunakan teknik penggalian data klasifikasi dengan algoritma decision tree. Data yang diambil meliputi jumlah dan jenis produk, daerah tujuan pengiriman, pengantar produk dan kendaraan yang digunakan. Data akan digunakan untuk menentukan rules pengiriman produk agar sampai ke distributor pada waktu yang tepat. Data dikumpulkan dari sebuah perusahaan pengolah karet alam menjadi ban mobil, yaitu PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Penulis membatasi ruang lingkup distribusi dan transportasi produk hanya pada Pulau Jawa untuk jenis produk lokal. Penelitian ini mencoba untuk menerapkan tiga teknik baru dalam pelaksanaan distribusi dan transportasi perusahaan, yaitu teknik Distribution Requirements Planning (DRP) dan Minimum Spanning Tree (MST) yang didukung dengan teknik klasifikasi untuk mendapatkan aturan pemilihan pengantar produk. Dampak utama dari penerapan metode-metode tersebut adalah pengurangan biaya distribusi dan transportasi.
17
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 MANAJEMEN RANTAI PASOK Manajemen rantai pasok merupakan sebuah pola terpadu menyangkut proses aliran produk dari pemasok, manufaktur, pengecer hingga pada konsumen akhir. Setiap komponen tersebut tersusun dalam sebuah organisasi yang menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggan. Layaknya sebuah organisasi, setiap bagian di dalamnya akan saling berhubungan untuk mencapai satu tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan penyaluran barang (Indrajit dan Djokopranoto 2002). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa rantai pasok adalah jaringan logistik. Pada hubungan ini, ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan dengan kepentingan yang sama, yaitu pemasok, manufaktur, distributor, pengecer dan pelanggan. Rantai pasok pada hakikatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan hilir (downstream), dalam proses dan kegiatan yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa di tangan pelanggan akhir (Indrajit dan Djokopranoto 2002). Prinsip utama dalam manajemen rantai pasok ialah mencipatakan sinkronisasi aktivitasaktivitas yang beragam dan membutuhkan pendekatan holistik. Prinsip mengintegrasi aktivitasaktivitas dalam rantai pasok ialah untuk menciptakan sebuah resultan besar bukan hanya untuk tiap anggota sistem tetapi untuk keseluruhan sistem. Kunci kesuksesan dalam pelaksanaan manajemen rantai pasok adalah adanya saling ketergantungan, kepercayaan, komunikasi yang terbuka, dan keuntungan bersama. Hal ini berkaitan dengan hubungan para pemain utama dengan pelaku lainnya yang dapat saling terhubung dari pemasok hingga konsumen akhir (Simchi et al. 2000). Persaingan pasar yang ketat dapat dimenangkan bila rantai pasok sebuah perusahaan dapat menyediakan produk dengan harga murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi. Hal ini berkaitan dalam upaya pemenuhan kepuasan konsumen. Konsumen akan loyal untuk menggunakan produk jika produk tersebut dapat memuaskan mereka, terutama dari hal harga, variasi dan kualitasnya. Ketiga hal ini juga tidak akan berpengaruh jika tidak dapat sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Tujuan utama pelaksanaan manajemen rantai pasok adalah untuk mengantarkan produk dengan kualitas baik dan harga sesuai pada waktu yang tepat kepada konsumen. Manajemen rantai pasok juga ditujukan untuk mengefisienkan perjalanan logistik dari raw material sampai produk jadi agar biaya produksi dapat diminimasi (Pujawan 2005). Prinsip dasar manajemen rantai pasok meliputi 5 hal, yaitu: 1. Prinsip integrasi; elemen yang terlibat dalam manajemen rantai pasok merupakan satu kesatuan. 2. Prinsip jejaring; semua elemen berada dalam hubungan kerja yang selaras. 3. Prinsip ujung ke ujung; proses produksinya mencakup elemen dari hulu ke hilir. 4. Prinsip saling tergantung; diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan pada setiap elemen untuk mencapai manfaat. 5. Prinsip komunikasi; keakuratan data menjadi penting dalam jaringan untuk menjalin ketepatan informasi dan material Manajemen rantai pasok yang terintegrasi harus memiliki semua prinsip di atas, sehingga aliran informasi dari satu elemen ke elemen lain tetap terjaga. Informasi merupakan bagian paling penting dalam pelaksanaan manajemen rantai pasok, semakin akurat informasi yang diperoleh maka semakin baik kinerja manajemen rantai pasok sebuah perusahaan. Informasi yang baik ini juga harus
18
didukung dengan ketergantungan antar elemen sehingga kerjasama terjalin baik (Said dan Ilham 2005). Aliran informasi dalam manajemen rantai pasok terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1) Aliran produk dan jasa (flow of products and service); 2) Aliran uang (flow of money); dan 3) Aliran dokumen (flow of document). Keseimbangan aliran ketiga informasi ini membuat rantai pasok berjalan dengan baik dan dapat memenuhi tujuan (Indrajit dan Djokopranoto 2002). Salah satu kegunaan dari adanya aliran informasi adalah untuk menentukan jumlah persediaan pada waktu tertentu untuk memenuhi permintaan konsumen. Manajemen persediaan menjawab pertanyaan berapa banyak persediaan yang perlu dicadangkan untuk mengatasi fluktuasi permintaan pelanggan dan pengiriman pemasok. Ruang lingkup manajemen rantai pasok sangat luas, sehingga terbagi ke dalam 3 bagian besar, yaitu: 1) Supply Chain Upstream, mengatur manajemen pengadaan dari pemasok raw materials sampai ke manufaktur; 2) Manufacturing, aliran informasi di dalam industri. Mengatur semua aktivitas produksi dari bahan baku sampai produk jadi; 3) Supply Chain Downstream, mengatur manajemen distribusi dan transportasi, mulai dari produk keluar dari manufaktur sampai pengguna akhir, bagian ini mencakup manajemen pergudangan yang juga mengatur persediaan di dalam gudang (Waters, 2003). Salah satu sistem yang dipakai dalam perencanaan distribusi adalah konsep Distribution Requirements Planning (DRP), sistem ini mendorong persediaan dari pabrik ke gudang. Keputusan penambahan kembali persediaan dilakukan di pabrik. Keuntungan dari sistem ini adalah tercapainya skala ekonomis pada manajemen gudang utama. DRP menentukan kebutuhan dari setiap gudang yang tersusun dalam struktur distribusi perusahaan, sehingga didapatkan total produk yang harus tersedia pada periode waktu tertentu di gudang utama. Penyusunan DRP harus dilengkapi dengan pembuatan Bill of Distribution (BOD), sebuah metode untuk menggambarkan struktur distribusi perusahaan. Disusun secara hirarkis, sehingga permintaan dari struktur terendah akan dipertimbangkan dalam struktur di atasnya (Waters 2003). Perencanaan transportasi berhubungan langsung dengan perencanaan distribusi. Penelitian ini mencoba untuk menerapkan pola pengiriman satu truk menuju banyak tujuan dengan menggunakan metode Minimum Spanning Tree (MST). MST adalah sebuah pohon yang dapat didefinisikan dengan sebuah graf. Graf berarah dan graf tidak berarah adalah subgraf yang setiap node atau simpulnya terkoneksi satu sama lain. Sebuah graf, dapat memberikan pohon rentang yang berbeda. Pada setiap ruas (edge), akan diberikan bobot untuk menentukan nilai edge tersebut dibanding dengan yang lain. Setiap bobot edge dibandingkan dengan bobot edge yang lain untuk menentukan arah simpul berikutnya. Pemilihan simpul ini didasarkan pada jenis algoritma yang akan digunakan (Pettie dan Ramachandran 2001). Algoritma yang digunakan dalam penilitian ini adalah Prims Algorithm, salah satu algoritma dalam MST dengan mengambil satu titik terlebih dahulu sebagai titik awal keberangkatan. Prims cocok digunakan dalam perencanaan transportasi karena pasti titik awalnya adalah gudang pusat, dan kemudian menuju ke setiap gudang regional (Anonim, 2011).
1I.2 DATA MINING Data dan informasi memiliki nilai dan pengertian yang berbeda. Data dikatakan sebagai bahan mentah dari informasi, sedangkan informasi adalah data yang sudah dikelola sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambah untuk mengambil keputusan. Sumber daya pada sebuah perusahaan terdiri dari lima, yaitu: material, manusia, mesin (fasilitas dan energi), uang, dan data atau informasi. Berbeda dengan empat sumber daya lainnya, data atau informasi sifatnya invisible. Tumpukantumpukan data yang dihasilkan oleh perusahaan saat beraktivitas dan bertransaksi lebih tidak terlihat
19
lagi, bahkan sering dianggap tidak ada nilainya. Pada bagian inilah penggalian data menjalankan perannya, membuat data yang sebelumnya dianggap tidak bernilai menjadi sangat berharga (Sulianta dan Juju 2010). Penggalian data atau data mining (DM) adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual. Sehingga dengan DM dapat mengungkapkan pola-pola tersembunyi dari sebuah data. Alasan utama untuk menggunakan DM adalah membantu dalam analisis koleksi pengamatan perilaku. DM merupakan pengambilan informasi yang tersembunyi, dimana informasi tersebur sebelumnya tidak dikenal dan berpotensi bermanfaat. Proses ini meliputi sejumlah pendekatan teknis yang berbeda anseperti clustering, data summarization, learning classification rules dan sebagainya (Han dan Kamber 2001). Salah satu tuntutan dari DM adalah penerapan pada data berskala besar yang memerlukan metodologi sistematis, tidak hanya ketika melakukan analisa saja tetapi juga ketika mempersiapkan data dan juga melakukan interpretasi dari hasilnya sehingga dapat menjadi aksi ataupun keputusan yang bermanfaat. DM dipahami sebagai suatu proses yang memiliki tahapan-tahapan tertentu dan juga ada umpan balik dari setiap tahapan ke tahapan sebelumnya. Pada umumnya proses DM berjalan interaktif karena tidak jarang hasil DM pada awalnya tidak sesuai dengan harapan analisnya sehingga perlu dilakukan desain ulang proses. Berikut tahapan dalam DM: Pembersihan data (untuk membuang data yang tidak konsisten dan noise) Integrasi data (penggabungan dari beberapa sumber) Transformasi data (data diubah menjadi bentuk yang sesuai untuk digali) Aplikasi teknik Penggalian data Evaluasi pada pola yang ditemukan (untuk menemukan yang menarik atau bernilai)
Basis Data Pembersihan dan Pengintegrasian Data
Target Data
Basis Data
Presentasi pengetahuan (dengan teknik visualisasi)
Basis Data
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Transformasi dan Seleksi Data Data yang sudah ditransformasi
Penggalian Data
Evaluasi dan Interpretasi
Pola Pengetahuan
Sumber: Han dan Kamber (2001) Gambar 1. Tahapan Pengolahan Data untuk Penggalian data
20
Beberapa teknik DM yang dapat digunakan untuk penentuan target pasar menurut Kusnawi (2007) adalah: a) Klasifikasi Suatu teknik dengan melihat pada kelakuan dan atribut dari kelompok yang telah didefinisikan. Teknik ini memberikan klasifikasi pada data baru dengan memanipulasi data yang ada dan telah diklasifikasi dan dengan menggunakan hasilnya untuk memberikan sejumlah aturan. Decision tree adalah salah satu teknik klasifikasi yang paling mudah untuk diinterpretasikan, yaitu struktur flowchart yang menyerupai pohon (tree), dimana setiap simpul internal menandakan suatu tes pada atribut, setiap cabang merepresentasikan kelas atau distribusi kelas. Alur pada decision tree ditelusuri dari simpul akar ke simpul daun yang memegang prediksi. Algoritma decision tree yang paling terkenal adalah C4.5, tetapi untuk penanganan data besar biasanya digunakan neural network, genetic algorithm, fuzzy, casebased reasoning dan k-nearest reasoning. b) Asosiasi Digunakan untuk mengenali kelakuan dari kejadian-kejadian khusus atau proses dimana hubungan asosiasi muncul pada setiap kejadian. Contoh dari aturan asosiatif adalah dari analisa pembelian di pasar swalayan, dapat diketahui seberapa besar kemungkinan seorang pembeli membeli susu dan roti pada waktu yang bersamaan yang kemudian akan mempengaruhi desain tataletak pasar swalayan. c) Penggerombolan Berbeda dengan asosiasi dan klasifikasi dimana kelas data telah ditentukan sebelumnya, penggerombolan melakukan pengelompokan data tanpa berdasarkan kelas data tertentu. Bahkan penggerombolan dapat dipakai untuk memberikan label pada kelas data yang belum diketahui. Prinsip penggerombolan adalah memaksimalkan kesamaan antar anggota satu kelas dan meminimumkan kesamaan antar kelas.. Teknik penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik klasifikasi, digunakan untuk mendapatkan pola perencanaan transportasi dalam perusahaan. Data diambil dari setiap transaksi pengiriman produk ke masing-masing distributor. Data pengiriman ini mencakup tempat tujuan, jumlah produk yang dikirim, kendaraan yang digunakan, kapasitas kendaraan, jarak tempuh, dan biaya angkut. Total biaya angkut akan menjadi fungsi tujuan (goal) dan faktor lainnya sebagai atribut. Permasalahan ini akan diselesaikan dengan menggunakan algoritma decision tree, Konsep algoritma decision tree adalah mengubah data menjadi pohon keputusan (decision tree) dan aturan-aturan keputusan (rules). Data yang dapat diolah menggunakan algoritma ini adalah yang bersifat biner atau diskret. Data dinyatakan dalam bentuk tabel dengan atribut dan record. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai kriterian dalam pembentukan tree. Salah satu atribut merupakan atribut yang menyatakan data solusi per item data yang disebut dengan target atribut. Data tersebut akan mengalami tiga tahapan sebelum dinyatakan sebagai decision tree (Rokach dan Maimon, 2008). Pertama data akan diubah menjadi bentuk tree, lalu setelah tree terbentuk diubah menjadi aturan-aturan (rules), kemudian terakhir akan disederhanakan. Penggunaan algoritma decision tree memiliki beberapa keunggulan dibanding teknik lainnya, yaitu: Berguna dalam mengeksplorasi data, sehingga data yang tersembunyi dapat diolah dan dikembangkan lagi; Dapat menjabarkan dengan lebih sederhana proses pengambilan keputusan yang kompleks sehingga pengambilan keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan; Dapat dijadikan tool pengambilan keputusan terakhir; dan Mengubah keputusan yang kompleks menjadi lebih sederhana, spesifik, dan mudah (Sulianta dan Juju, 2010).
21
II.3 SISTEM INFORMASI Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem informasi merupakan suatu kombinasi yang terorganisasi antara perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. Sistem informasi juga terdiri dari input (data, perintah) dan output (laporan, kalkulasi). Sistem akan memproses input tersebut yang menghasilkan output. Output akan digunaan oleh pengguna atau didistribusikan ke sistem lain (O'Brien 2008). Perencanaan distribusi dan transportasi dengan menggunakan teknik penggalian data dalam penelitian ini juga akan dirancang sistem informasinya. Sehingga pengguna dapat menerapkan metode dengan lebih mudah dan akurat. Adanya sistem informasi membantu perencanaan dan pembentukan rules dari decision tree dengan lebih cepat. Data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran-gambaran lebih lanjut dari bendabenda, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan dan transaksi-transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya (Turban 2001). Data dalam sebuah basis data hirarki diorganisasikan dalam struktur pohon dengan hubungan satu ke satu atau satu ke banyak, atau banyak ke banyak. Sistem basis data adalah sekumpulan data yang dapat digunakan bersama-sama dan saling berhubungan secara logika, deskripsi, serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan sebuah organisasi. Penggunaan sistem basis data juga bertujuan agar data dapat diakses lebih mudah, cepat, dan akurat (McLeod 2001). Hal ini diterapkan dalam sistem informasi sehingga secara mudah informasi didapat.
II.4 UNIFIED MODELING LANGUAGE Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam perancangan perangkat lunak. UML berfungsi untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. Adanya UML akan memudahkan perancangan sistem dan pengembangan sistem (Dharwiyanti and Wahono, 2003). UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantic. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebeumnya: Grady Booch OOD (Object Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). UML merupakan bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan artifak dari proses analisa dan desain berorientasi objek. UML menjadi bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dalam perspektif objek antara pengguna dengan developer, developer dengan developer design, dan developer pemprograman. Pemodelan visual membantu untuk menangkap struktur dan kekuatan dari objek, mempermudah penggambaran interaksi antara elemen dalam sistem, dan mempertahankan konsistensi antara desain dan implementasi dalam pemprograman (Munawar, 2005). Pada dasarnya UML memiliki beberapa jenis diagram, yaitu: 1. Use case diagram (diagram kasus) 2. Class diagram (diagram kelas) 3. Object diagram (diagram objek) 4. Statechart diagram (diagram keadaan) 5. Activity diagram (diagram aktivitas) 6. Sequence diagram (diagram urutan)
22
7. Component diagram (diagram komponen) 8. Deployment diagram (diagram penyebaran) 9. Collaboration diagram (diagram kolaborasi) Konsepsi dasar diagram-diagram di atas adalah: Tabel 1. Konsepsi Dasar Diagram UML Area Utama
Struktural
Dinamis
Tampilan Statis
Kelas
Kasus
Kasus
Implementasi
Komponen
Penyebaran Keadaan Sitem
Penyebaran
Konsep Utama Kelas, Asosiasi, Generalisasi, Ketergantungan, Realisasi, Tampilan Antarmuka Kasus, Aktor, Asosiasi, Perpanjangan, Keanggotaan, Generalisasi Kasus Komponen, Tampilan Antarmuka, Ketergantungan, RealisasiRealisasi Node, Komponen, Ketergantungan, Lokasi
Keadaan
Keadaan, Kejadian, Transisi, Aksi
Aktivitas
Aktivitas
Interaksi Manajemen Model
Manajemen Model Semua Perpanjangan tampilan Sumber: Munawar (2005)
Diagram
Urutan
Keadaan, Aktivitas, Kelengkapan Transisi, Penggabungan Interaksi, Objek, Pesan, Aktivasi
Kolaborai
Kolaborasi, Interaksi, Aturan Kolaborasi, Pesan
Kelas
Paket, Sub sitem, Model
Semua diagram
Kendala, Stereotipe, nilai tag
Namun dalam prakteknya tidak semua diagram harus dibuat, tergantung pada kompleksitas perangkat lunak yang akan dibuat (Dharwiyanti dan Wahono 2003).
II.5 BAN Ban merupakan produk olahan karet alam yang digunakan sebagai bantalan antara kendaraan dan jalanan. Kegunaan ban adalah untuk memperkecil gesekan antara velg dan jalanan, menjaga kendaraan untuk tetap bisa berjalan dalam keadaan basah, bersalju, ataupun kering. Ban akan menciptakan keseimbangan lateral pada kendaraan sehingga dapat berjalan dengan baik. Ban yang diproduksi oleh PT. Goodyear Indonesia memiliki beberapa keunggulan, yaitu: Gesekan yang sangat kecil dengan jalan sehingga mengurangi abrasi pada ban, tahan lama, berjalan stabil pada kondisi jalan yang tidak teratur, mendukung steering response, memiliki resistensi rendah, dan terasa empuk saat dikendarai. Pembuatan ban mobil ini menggunakan bahan baku karet alam, karet sintetis, carbon black, minyak, bahan kimia, bead wire, dan tire cord. Tahap pertama karet alam, karet sintetis, minyak, carbon black, dan campuran bahan kimia akan dimasak dalam suhu tinggi agar meleleh dan langsung dibentuk lembaran. Lembaran karet tersebut akan dipotong sesuai dengan ukuran ban yang diinginkan. Sebagian hasil pelelehan karet ini digunakan untuk melapisi tire cord, dan akan menjadi tapak ban paling luar. Hasil potongan kemudian disusun berlapis, dengan kerangka bead wire di kanan kirinya. Hasil dari pelapisan ini dinamakan green tires, sebuah ban yang masih polos tidak memiliki mal apapun di sisi luar. Tahap terakhir, ban akan dicetak sesuai mal, menggunakan alat boom press.
23
Bentuk mal menentukan pada jalanan seperti apa ban dapat berjalan dengan baik (Saloka, 2011). Pengelompokkan ban berdasarkan kegunaannya adalah sebagai berikut: Tabel 2. Pengelompokkan Ban berdasarkan Kegunaan Segmentasi
Konstruksi
Kategori Passenger Radial
Consumer
Radial
Sedan
Ultra High Performance (UHP)
Sedan
Ultra Light Truck (ULT) Radial
Minivan
ULT Bias
Bias
LT Bias Bias Medium/Medium Commercial Truck (MCT) Off The Road (OTR) Farm Tire
Radial
Sedan, Van
High Performance (HP)
Light Truck (LT) Radial
Commercial
Aplikasi Umum
MCT Radial
Jeep Angkot Truk Sedang Truk Besar Alat Berat Traktor Trailer, Bus
Sumber: PT. Goodyear Indonesia, Tbk (2010) Perusahaan ini juga sudah memberikan identitas pada setiap produk yang diproduksi. Pemberian identitas berguna untuk menelusuri produk jika sudah sampai ke luar pabrik. . Identitas ini terukir langsung pada bagian side wall dari sebuah ban yang terdiri atas: Tire Width adalah lebar penamapang dari ban yang bersentuhan dengan jalan Height Ratio, merupakan perbandingan antara tire width dan section height atau dikenal dengan lebar ban dari velg sampai ke atas Tire Construction, menunjukkan jenis ban tersebut, radial atau ligh truck Rim Diameter, diameter velg yang harus digunakan untuk ban tersebut Load Index, mernunnjukkan berat maksimum yang diperkenankan untuk ban tersebut misal: load index (89) maka setiap ban hanya dapat menopang berat 580 kg Speed Index, menunjukkan kecepatan maksimum yang mampu dilakukan oleh ban. Misal: speed index (H) maka kecepatan maksimumnya hanya 210 km/jam. Selain itu, setiap ban akan memiliki tag tersendiri, yang menunjukkan kapan ban diproduksi, yang disebut dengan serial week. Ban meskipun seperti terlihat benda kuat yang dapat tersimpan lama, namun ban juga harus sudah dipakai oleh konsumen sebelum berumur 2 tahun. Ban dengan umur lebih dari 2 tahun, akan retak-retak bagian telapaknya dan merembet kelapisan di bawahnya, dan sudah termasuk barang rusak yang tidak bisa dijual. Oleh karena itu prinsip first in first out (FIFO) harus tetap dijalankan pada industri ban (Saloka 2011). Proses pembuatan ban secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pencampuran Ban Pembuatan ban radial dimulai dengan mempersiapkan berbagai jenis bahan mentah, seperti pigmen, zat-zat kimia, kurang lebih 30 jenis karet berbeda, benang-benang, kawat bermanik-manik (bead wire), dan sebagainya. Proses lalu dimulai dengan mencampurkan bahanbahan dasar karet dengan oli proses, karbon hitam, pigmen, anti oksidan, akselerator, dan berbagai zat tambahan lainnya. Masing-masing dari bahan ini menambahkan sifat tertentu dari campuran (compound) ini. Semua bahan ini diaduk dalam mesin mixer yang dinamakan banbury. Mesin ini bekerja dengan suhu yang tinggi. Bahan campuran yang panas, hitam, dan lembek ini diproses berulang kali.
24
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pencetakan Ban Setelah itu karet ini didinginkan ke dalam beberapa bentuk. Biasanya diproses menjadi lembaran-lembaran, lalu dibawa ke mesin ekstruder. Kilang ini memasukkan karet diantara pasangan penggulung (roller) yang berulang-ulang sehingga menjadi komponen-komponen ban. Mereka lalu dibawa dengan ban berjalan lalau menjadi dinding samping, telapak, ataupun bagian lain dari ban. Ada beberapa jenis karet yang melapisi rajutan benang yang akan menjadi badan dari ban. Rajutan ini datang dalam rol-rol yang besar dan mereka juga sama pentingnya dengan campuran karet yang dipakai. Berbagai jenis benang dipakai, setiap benang memiliki fungsi yang berbedabeda terutama dalam hal kekuatannya. Benang yang sering digunakan adalah polyester, rayon, atau nylon. Ban dengan jenis penggunaan kendaraan penumpang terbuat dari benang polyester. Kawat Pengikat Bead merupakan sebuah komponen berbenuk gulungan yang terbentuk dari kawat baja. Komponen ini terdiri dari kawat baja high-tensile yang berfungsi sebagai tulang ban yang akan menempel pada pinggiran velg mobil. Kawat baja tersebut diselaraskan dengan pita yang dilapis dengan karet untuk pelekat, kemudian digulung dan diikat untuk selanjutnya disatukan dengan bagian ban lainnya.Ban-ban radial dibuat menggunakan satu atau dua mesin ban. Di bagian dalam sekali dari ban ada dua lapis karet lembek sintetis yang disebut innerliner. Lapisan-lapisan inin akan mengurung udara dan membuat ban menjadi tubeless. Lapisan Kemudian ada dua lapisan rajutan ply. Dua strip yang dinamakan apex membuat kaku area di atas bead, lalu ditambahkan sepasang strip chafer, dinamakan demikian karena keduanya mencegah kerusakan yang disebabkan oleh gesekan velg terhadap ban. Mesin perakit ban membentuk ban-ban radial menjadi bentuk yang sudah sangat dekat dengan dimensi final untuk memastikan bahwa semua komponen yang berjumlah banyak itu berada dalam posisi yang tepat sebelum ban masuk ke mesin pencetak. Telapak Ban Ban kemudian ditambahnkan sabuk baja yang digunakan untuk kebocoran dan menekan telapak ban ke permukaan jalan. Telapak ban adalah bagian terkahir yang dipasang, setelah sebuah pemutar otomatis menjepit semua komponen menjadi satu bagian yang saling menempel kuat maka ban sudah disebut sebagai green tire. Pematangan atau Pemasakan Ban Alat penekan curing memberi bentuk final ban serta pola telapaknya. Alat yang digunakan untuk mencetak bentuk telapak ban ini disebut mold. Cetakan ini dilengkapi dengan pola telapak, kode-kode di dinding samping sebagaimana diwajibkan oleh peraturan yang belaku. Ban dipanaskan dalam temperatur lebih dari 300 derajat selama 12-25 menit tergantung ukurannya. Begitu mesin cetak terbuka, ban akan keluar dari cetakannya dan langsung jatuh ke ban berjalan yang akan membawanya ke bagian fininsh dan inspeksi terakhir. Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan untuk memeriksa ban yang memiliki kecacatan, walaupun hanya cacat sedikit, ban langsung ditolah (reject). Sebagian dari cacat bisa dideteksi hanya dengan mata dan tangan pemeriksa yang sudah terlatih, sebagian lagi baru bisa ditemukan menggunakan mesin-mesin khusus. Inspeksi tidak hanya dilakukan pada permukaan saja, ada ban yang ditarik dari lini produksi dan diperiksa denan X-ray untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan yang tersembunyi atau kerusakan-kerusakan internal. Di samping itu, para teknisi pengendalian mutu secara rutin
25
membongkar ban yang diambil secara acak untuk mempelajari setiap detail dari konstruksinya yang mempengaruhi performa, kenyamanan, dan keselamatan produksi. Tahapan lengkap proses produksi ban di PT. Goodyear Indonesia, Tbk dapat dilihat pada Lampiran 1.
II.6 PENELITIAN TERDAHULU Perencanaan distribusi dan transportasi merupakan salah satu aspek yang diharapkan berkerja efektif dan efisien. Biaya yang harus dikeluarkan untuk proses tersebut tidak murah, bahkan mengambil 30% dari harga produk yang dibebankan ke konsumen. Semakin biaya distribusi dan transportasi dapat ditekan, maka harga produk juga akan turun. Miwa (2006), mencoba membuat pemodelan proses perencanaan pengiriman antara distribution center dan pengecer, menggunakan vehicle routing problem dan modified saving method dengan beberapa kendala, seperti: bobot produk yang dibawa; kapasitas kendaraan; dan jam kerja yang dipakai oleh pengecer untuk melakukan pengiriman akhir. Teknik ini dipakai untuk menentukan jumlah truk yang digunakan dan rute paling optimal yang harus dilalui truk tersebut. Modified saving method mencoba untuk mencari rute terbaik menggunakan satu atau banyak truk tetapi tidak melalui rute yang sama lebih dari satu kali, teknik tidak akan selalu memberikan rute paling optimal, karena rute yang bisa dilalui sudah terbentuk di awal. Penggunaan teknik penggalian data (data mining) dapat melengkapi dan memperbaiki metode tersebut agar rute yang lebih optimal dapat diperoleh. Upaya untuk mengoptimalkan sistem distribusi dan transportasi juga dilakukan oleh Erlebacher dan Meller (2000). Erlebacher dan Meller mencoba untuk mencari interaksi antar lokasi dan jumlah persediaan produk untuk membuat sistem distribusi. Sistem distribusi yang dimaksud adalah berapa jumlah distribution center (DC), lokasi pendirian DC, dan berapa jumlah konsumen yang dapat ditangani oleh setiap DC. Kendala yang diperhitungankan adalah biaya tetap pengoperasian DC, biaya penyimpanan produk, serta biaya transportasi antara pabrik dan DC, atau DC dengan konsumen. Beberapa kendala yang harus diperhitungkan lagi untuk penentuan DC adalah kapasitas dari DC, aturan pengelolaan persediaan yang berbeda, dan perhitungan untuk beberapa produk berbeda. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan jaringan distribusi juga merupakan kompenen penting untuk mendapatkan aliran komunikasi dengan cepat dan tepat. Sagbansua dan Alabay (2010) membentuk sistem distribusi yang dapat meningkatkan sensitivitas pada pasar, menyederhanakan sistem distribusi, meningkatkan jumlah DC, meningkatkan jumlah pasar, menggunakan e-commerce sebagai upaya pemasaran, mempermudah komunikasi secara internasional dan mudah memasuki pasar global, atau mengubah lokasi distribusi dalam waktu singkat. Penelitian ini mencoba untuk menggunakan teknik klasifikasi sebagai salah satu teknik penggalian data, dan kemudian mencoba mempertimbangkan kondisi pada setiap DC ataupi gudang pusat di industri. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mempermudah implementasi sistem seperti yang diutarakan oleh Sagbansua dan Alabay (2010), sehingga pada penelitian ini juga akan dibuat sebuah sistem informasi untuk mengimplemetasikan teknik yang dipakai.
26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan jumlah industri juga meningkatkan kompetisi antar industri untuk mendapatkan konsumen. Setiap industri akan berlomba-lomba untuk memenuhi kepuasan pelanggan agar konsumen beralih ke industri tersebut dengan tetap menjaga hubungan dengan konsumen tetap. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendapatkan aliran informasi yang tepat pada Manajemen rantai pasok. Manajemen rantai pasok yang baik dapat mereduksi total biaya produksi, namun tetap menjaga kualitas produk. Salah satu permasalahan yang menyebabkan terjadinya kerugian industri adalah kekurangan atau kelebihan produk pada warehouse. Kekurangan produk menyebabkan penerimaan industri berkurang, karena tidak ada produk yang dapat dikirim ke konsumen untuk memenuhi permintaan. Sedangkan kelebihan produk dapat menambah biaya produksi akibat kekurangan tempat penyimpanan, jika ternyata produk tersebut tidak dapat dijual maka industri juga akan merugi. Kendala lain yang harus diperhatikan adalah hubungan antara kapasitas produksi, kapasitas gudang, umur simpan dan karakteristik produk serta seberapa cepat aliran suatu produk keluar masuk gudang. Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan melakukan perencanaan distribusi dan transportasi yang tepat. Tahap awal yang akan dilakukan adalah membuat bill of distribution (BOD), hal ini dilakukan untuk mendapatkan bagaimana struktur distribusi perusahaan. Kemudian agar jumlah persediaan di finished goods warehouse terjamin dapat memenuhi permintaan, dibuat distribution requirements planning (DRP), sehingga didapatkan berapa inventory yang harus tersedia di gudang setiap periode waktu agar pengiriman dapat dilakukan tepat waktu. Jumlah produk yang akan dikirim ini kemudian dibagi per wilayah distribusi untuk dilakukan pengiriman. Pengiriman juga dilakukan dengan perencanaan yang baik, pemanfaatan pembuatan aturan-aturan (rules) dari teknik penggalian data klasifikasi dengan algoritma decision tree dapat membantu mengambil keputusan untuk mencapai ontime delivery. Data yang digunakan sebagai source dalam penggalian informasi berupa data pengiriman finished product. Atribut penilaian dilihat dari pengantar produk pengantar produk, kota tujuan, jenis mobil yang dipakai, serta jumlah produk yang dibawa. Penentu lain dari transportasi yang baik adalah pemilihan rute perjalanan, sehingga untuk mengoptimalkannya digunakan teknik Minimum Spanning Tree (MST). MST akan mencari jalur dengan bobot terendah dan mencapai semua tujuan. Penelitian ini membatasi wilayah distribusi yang diambil hanya pada Pulau Jawa saja, dengan bobot setiap jalur dilihat dari jaraknya. Hasil dari BOD dan DRP digunakan untuk mengetahui berapa jumlah produk yang dikirim, MST digunakan untuk menyusun jalur terpendek, dan rules dari decision tree akan membantu pengambilan keputusan pemilihan elemen-elemen transportasi agar produk sampai ke tangan konsumen tepat waktu. Flowchart lengkap penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.
27
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini membutuhkan banyak data, data akan mencakup aktivitas penggudangan, penjadwalan distribusi dan transportasi produk akhir. Data diambil dari PT. Goodyear Indonesia, Tbk selama penulis melaksanakan praktek lapangan. Berikut penjabaran data yang diambil:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Permintaan produk dari setiap distributor per hari. Nama, alamat, lot size, safety stock, lead time untuk masing-masing distributor. Nama dan spesifikasi produk. Jarak antara kota lokasi distributor. Pengantar produk dan wilayah pengiriman setiap pengantar produk. Spesifikasi kendaraan yang digunakan untuk mengantar produk.
28
7. Data pengiriman produk dan status pengirimannya dalam waktu 2 bulan. Semua data tersebut dipergunakan untuk menyusun BOD dan digunakan dalam DRP, kemudian akan disusun pengantar produk dan jenis kendaraan yang dipakai. Perusahaan akan dibantu untuk melakukan perencanaan transportasi dengan memakai rules dari decision tree. Decision tree dibentuk dengan melihat status pengiriman produk dalam jangka waktu 1 bulan, dimana status pengiriman terbagi 2 jenis, on time dan late. Terdapat empat atribut yang diperhitungkan dalam penyusunan decision tree, yaitu: pengantar produk, tujuan, jenis kendaraan, serta jumlah muatan yang dibawa. Diharapkan dengan adanya informasi ini, perusahaan dapat lebih mudah menyusun perencanaan distribusi dan transportasi, dengan tetap mendapatkan on time delivery.
III.2 METODE PENGOLAHAN DATA 1. Pre Processing Data Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan data agar sesuai dengan input data yang diperlukan serta pembatasan data agar pekerjaan lebih sederhana. Decision tree membutuhkan tipe data katagorikal, sehingga data mentah yang masih bersifat kontinu harus diubah dahulu dalam bentuk katagorikal (Rokach dan Maimon 2008). Penentuan katagori ini dilakukan dengan teknik stastika sederhana, pembuatan data berkelompok. Berikut penjabaran rumusnya:
Keterangan: k = Jumlah kelas n = Banyaknya data R = Rentang dara P = Panjang kelas xmax = Batas atas dari keseluruhan data xmin = Batas bawah dari keseluruhan data 2.
Pembuatan Bill of Distribution (BOD) Bill of Distribution merupakan penggambaran struktur distribusi perusahaan. Semua jaringan distribusi perusahaan akan disusun secara hierarkis. Permintaan produk akan diambil dari urutan paling bawah dan mempengaruhi jumlah permintaan pada urutan di atasnya. Setiap distributor akan dikelompokkan berdasarkan gudang regional pada kota masing-masing (Waters 2003)
3.
Distribution Requirements Planning (DRP) Konsep perhitungan dalam DRP tidak jauh berbeda dengan Material Requirements Planning (MRP). Seharusnya permintaan dari masing-masing distributor dihitung dengan metode forecasting. Penelitian ini tidak melakukan forecasting untuk mendapatkan permintaan, tetapi cukup memasukkan permintaan setiap distributor dalam jangka waktu 1 bulan, serta product on
29
hand saat data permintaan tersebut dimasukkan. Perhitungan DRP dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah produk yang seharusnya tersedia pada gudang pusat, sehingga permintaan setiap gudang regional dapat dipenuhi. Berikut penjabaran rumus yang digunakan:
Jika PoH < 0, maka
Keterangan: PoH SR GR POReceipts PORelease t LT NR
= Product on Hand = Scheduled Receive = Gross Requirements = Planned Order Receipts = Planned Order Release = waktu (hari) = Lead time (hari) = Net Requirements
Product on hand adalah jumlah produk yang masih tersedia pada warehouse, pengiriman produk tidak perlu dilakukan jika PoH masih dapat memenuhi permintaan. Setiap perusahaan biasanya memiliki tingkat persediaan minimal yang harus berada di warehouse, disebut SS. SS diperlukan untuk memenuhi fluktuasi permintaan dan penanganan jika pengiriman datang terlambat. Jika nilai PoH sudah dibawah 0, maka harus dilakukan pengiriman produk sebanyak kekurangannya tersebut yang disebut NR. Nilai dari NR akan dicatat sebagai POReceipts, biasanya gudang regional memiliki aturan sendiri tentang kapan produk harus sampai, akan tetapi dalam penelitian ini dianggap bahwa waktu produk sampai sama dengan kapan produk itu dibutuhkan. PORelease memberikan informasi kapan produk harus dikirim dari gudang pusat, maka dari nilai POReceipts harus dimundurkan sebanyak LT. Lead time (LT) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim produk dari gudang pusat ke gudang regional (Waters 2003) Penelitian ini akan mempertimbangkan permintaan setiap distributor dan diperhitungkan sebagai permintaan untuk masing-masing gudang regional. Permintaan setiap gudang regional akan menjadi acuan untuk pengiriman produk dari gudang pusat. DRP hanya akan dibuat pada gudang regional, sehingga dapat diketahui kapan produk harus dikirim dari gudang pusat. Tidak ada LT antara gudang regional dan distributor di wilayahnya, sehingga waktu kedatangan produk pada gudang regional sama dengan distributor. Produk akan tetap sampai tepat waktu di distributor meskipun DRP tidak dibuat untuk setiap distributor.
30
Beberapa aturan yang perlu diperhatikan adalah sistem pemesanan produk pada PT. Goodyear Indonesia, Tbk sebagai perusahaan tempat pengambilan data. Perusahaan ini telah menentukan langsung berapa LT untuk setiap gudang regional, jadi meskipun pada kenyataannya pengantar produk bisa sampai jauh lebih cepat, tidak ada perubahan waktu. Status pengiriman akan dinyatakan on time saat waktu pengiriman di bawah LT. PT. Goodyear Indonesia, Tbk memperbolehkan pemesanan produk dalam jumlah berapa pun setiap hari, akan tetapi harus masuk pada bulan sebelum waktu pengiriman, atau dikenal dengan jumlah lot size yang bebas (free lot size). Pemesanan dengan bebas, tetap diimbangi dengan aturan pengiriman perusahaan. PT. Goodyear Indonesia, Tbk hanya akan mengirimkan produk setiap dua hari sekali menuju gudang regional yang sama. Jeda satu hari tersebut digunakan untuk menyelesaikan administrasi dengan pengantar produk. Aturan ini dikenal dengan sebutan Fixed Order Period 2 days, artinya periode pengiriman sudah pasti setiap dua hari. PT. Goodyear Indonesia tidak memberlakukan adanya safety stock produk jadi di setiap gudang regional, sehingga dalam perhitungan penelitian ini, nilai safety stock dianggap 0. 4.
Decision Tree Faktor paling penting dalam pembuatan tree ini adalah penghitungan entropi. Entropi merupakan suatu besaran yang digunakan untuk menentukan nilai root awal yang akan dijadikan pembentukan tree. Entropi (S) adalah jumlah bit yang diperkirakan dibutuhkan untuk dapat mengekstrak suatu kelas (+ atau -) dari sejumlah data acak pada ruang sampel S. Entropi bisa dikatakan sebagai kebutuhan bit untuk menyatakan suatu kelas. Semakin kecil nilai entropi, maka semakin baik untuk digunakan dalam mengekstrak suatu kelas, hal ini dapat dilihat dari grafik pada gambar 3. Panjang kode untuk menyatakan informasi secara optimal adalah –log2 p bits untuk data yang mempunyai probabilitas p. sehingga jumlah bit yang diperkirakan untuk mengekstraksi S ke dalam kelas adalah –p log2 p – q log2 q (Ville, 2006). Berikut penjabaran rumusnya:
Keterangan: S = Ruang (data) sampel yang digunakan untuk training p = Peluang data yang bersolusi + (mendukung) q = Peluang data yang bersolusi – (tidak mendukung)
Gambar 3. Grafik Probabilitas Entropi
31
Grafik di atas menunjukkan sebaran peluang munculnya data bersolusi positif, semakin ke kiri data untuk p semakin sedikit, kemunculan p hanya sedikit dibanding keseluruhan data. Jika nilai semakin ke kanan, memperlihatkan bahwa nilai entropi mendukung kemunculan data positif sangat tinggi. Nilai entropi 0.5, tepat dipuncak grafik menunjukkan bahwa peluang p adalah 50%. Nilai pendukung p sama dengan nilai penolak p. 5.
Minimum Spanning Tree Teknik Minimum Spanning Tree (MST) digunakan untuk menyusun rute optimal untuk mengantarkan produk dari gudang pusat ke gudang regional. Teknik ini mencoba untuk menerapkan pola pengantaran satu kendaraan ke banyak tujuan, dalam satu kali keberangkatan, truck akan langsung membawa produk untuk diantarkan ke beberapa gudang regional. Bobot yang digunakan untuk indikator penilaian adalah jarak antar kota lokasi gudang regional dengan satuan km. Titik awal keberangkatan selalu dimulai dari gudang pusat menuju semua gudang regional yang direncanakan.
III.3 METODE PENGEMBANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK Proses pengembangan sistem informasi memiliki empat tahapan proses yang termasuk ke dalam System Development Life Cycle (SDLC), yaitu: a) System initiation, perencanaan awal untuk sebuah proyek guna mendefinisikan lingkup ,tujuan, jadwal dan anggaran bisnis awal yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau kesempatan yang direpresentasikan oleh proyek. Lingkup proyek mendefinisikan area bisnis yang akan ditangani oleh proyek dan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Lingkup dan tujuan pada akhirnya berpengaruh pada komitmen sumber yaitu jadwal dan anggaran yang harus dibuat agar proyek berhasil dibuat. b) System analysis, studi domain masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi. Analisis Sistem ditujukan untuk menyediakan tim proyek dengan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang memicu proyek. Area bisnis dipelajari dan dianalisis untuk memperoleh pemahaman yang lebih rinci mengenai apa yang bekerja, apa yang tidak bekerja dan apa yang dibutuhkan. c) System design, spesifikasi atau kontruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Selama desain sistem, pada awalnya akan mengeksplorasi solusi teknis alternatif. Setelah fase desain disetujui, fase desain sistem mengembangkan cetak biru (blueprint) dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan database, program, antarmuka pengguna, dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem informasi. d) System implementation, kontruksi, instalasi, pengujian, dan pengiriman sistem ke dalam produksi. Implementasi sistem menbangun sistem informasi baru dan menempatkannya ke dalam operasi dan pengujian (Yulianto et al. 2009). Pada penelitian ini digunakan metode pengembangan sistem dengan pendekatan sistem berorientasi objek. Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep dunia nyata. Dasar pembuatan adalah keberadaan objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas (Hariyanto 2004). Sebuah model objek menangkap struktur status dari sistem dengan menggambarkan objek dalam sistem, hubungan antar objek, serta atribut dan operasi yang merupakan karakteristik setiap kelas dan objek. Model berorientasi objek lebih mendekati keadaan nyata, dan
32
dilengkapi dengan penyajian grafis dari sistem yang sangat bermanfaat untuk komunikasi dengan user dan pembuatan dokumentasi struktur sistem (Kadir 2003). Pemodelan yang digunakan untuk mengembangkan sistem pada penelitian ini adalah Unified Modeling Language (UML).
III.4 TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM Penelitian ini akan merancang sistem untuk membantu proses perencanaan distribusi dan transportasi perusahaan. Sistem mencakup proses warehousing, distribusi, dan transportasi. Sistem tersebut bernama Triport version 0.1, dengan tahapan pengembangan sistem dijabarkan pada gambar 4. Pengembangan sistem dilakukan melalui 4 tahapan: analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan verifikasi sistem (O'Brien 2008).
Gambar 4. Tahapan Pengembangan Sistem
33
III.4.1 Analisis Sistem Analisis sistem berorientasi objek menghilangkan pemisahan artificial data dan proses, sebaliknya data dan proses yang berfungsi untuk membaca, memperbaharui, atau menghapus data diintegrasikan ke dalam konstruksi yang disebut objek. Unified Modeling Language (UML) adalah standar pemodelan yang menyediakan model-model objek. Analisis sistem dikendalikan oleh kepedulian bisnis para pemilik dan pengguna sistem. Para analis sistem berperan sebagai fasilitator antara pemilik dan pengguna sistem. Tahapan analisis sistem digambarkan pada gambar 5.
Gambar 5. Tahapan Analisis Sistem Penelitian ini menggunakan pendekatan bottom-up dimulai dari level terbawah organisasi, yaitu level operasional tempat transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhankebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut (Primashanti 2006). III.4.2 Desain Sistem Desain atau perancangan dalam pembangunan perangkat lunak merupakan upaya untuk mengontruksi sebuah sistem yang memberikan kepuasan (mungkin informal) akan spesifikasi kebutuhan fungsional, memenuhi target, memenuhi kebutuhan secara implisit atau eksplisit dari segi performansi maupun penggunaan sumber daya. Tahap desain sistem pada penelitian ini menggunakan metode Unified Modeling Language (UML). Tidak semua diagram dalam UML akan dibuat, tetapi hanya terdapat empat diagram saja sesuai dengan kebutuhan sistem. Diagram tersebut adalah use case diagram, activity diagram, statechart diagram, dan class diagram.
a. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Ditekankan pada “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan pada “bagaimana” sistem bekerja. Use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. (Dharwiyanti and Wahono, 2003). Terdapat dua bagian penting dalam use case diagram, yaitu: use case dan actor. Use case menunjukkan rangkaian tindakan yang dilakukan oleh sistem dan actor menunjukkan orang atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem (Bennett et al. 2001).
b. Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana alur tersebut berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi (Dharwiyanti dan Wahono 2003). Activity diagram menggambarkan aktivitas yang dapat dilakukan sistem bukan apa yang dilakukan aktor.
34
c. Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (Dharwiyanti dan Wahono 2003). Diagram ini diadopsi dari penggambaran kondisi mesin status yang menggambarkan status apa saja yang dialami oleh sistem. Perubahan dalam state disebut sebagai transisi, dimana transisi juga dapat memiliki sebuah aksi yang dihubungkan pada status, lebih spesifik apa yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan transisi status (Yulianto et al. 2009).
d. Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Class adalah spesifikasi yang jika diimplementasikan akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi) (Primashanti 2006). Diagram kelas juga mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan statis yang terdapat diantara mereka (Yulianto et al. 2009). III.3.3 Implementasi Sistem Implementasi merupakan tahapan untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang menjadi sebuah aplikasi perangkat lunak. Pada tahap desain sistem digunakan Sybase Power Designer 15.3 (Sybase, 2010) dan untuk membuat aplikasi perangkat lunak Triport 0.1 digunakan perangkat lunak Visual Basic 6.0 (Microsoft, 1998) dengan menggunakan sistem basis data MySQL (Oracle, 2011) . III.3.4 Verifikasi dan Validasi Sistem Verifikasi sistem adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. Verifikasi melakukan pemeriksaan apakah program komputer simulasi berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan mencapai tujuannya. Validasi adalah penentuan apakah model konseptual simulasi adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Anonim, 2001). Penulis menggunakan perbandingan perhitungan dengan Microsoft Excel 2007 (Microsoft, 2006) dan hasil perhitungan perangkat lunak yang dibuat.
Gambar 6. Relasi Verifikasi dan Validasi Model Pada penelitian ini verifikasi dilakukan dengan masukan data sebenarnya yang diambil dari finished goods warehouse di PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Data yang diambil mencakup, data delivery monitoring selama 3 bulan, data produk, distributor, dan gudang regional di cakupan wilayah
35
Pulau Jawa. Data akan diolah sesuai metode yang dipakai dan kemudian dicocokan dengan hasil keluaran sistem. Proses validasi dilakukan dengan membandingkan hasil keluaran sistem dengan data asli dilapangan. Jika ternyata sudah sesuai maka dapat dinyatakan sistem ini valid.
36
BAB IV. ANALISIS SISTEM IV.1 DESKRIPSI SISTEM Perencanaan distribusi dan transportasi merupakan sebuah sistem kompleks yang diperlukan perusahaan untuk melengkapi manajemen rantai pasoknya. Distribusi dan transportasi berada pada bagian paling akhir dalam rantai pasokan, mengatur manajemen aliran produk dari manufacture ke konsumen akhir. Setiap perusahaan menginginkan sistem distribusi dan transportasi dengan biaya murah, kualitas produk terjaga, dan sampai di tujuan tepat waktu. Diperlukan sebuah sistem yang dapat mempermudah manajemen tersebut, agar kinerja rantai pasok semakin baik. Triport 0.1 merupakan sistem untuk mengatur manajemen distribusi dan transportasi dengan menerapkan teknik penggalian data pada finished product delivery. Sistem ini akan membentuk rules agar pengantaran produk selalu sampai tepat waktu di tujuan. Rules yang terbentuk akan terus diperbaharui sesuai jumlah data yang masuk ke dalam basis data sistem. Triport 0.1 mencakup manajemen penggudangan industri, memperhitungkan jumlah produk yang masuk, stock in hand, dan produk keluar. Manajemen distribusi pada sistem ini menggunakan teknik Distribution Requirements Planning (DRP), sehingga industri dapat merencanakan berapa jumlah produk di gudang dalam periode waktu tertentu. Struktur distribusi industri yang bertingkat juga dapat diaplikasikan dalam sistem menggunakan teknik Bill of Distribution (BOD). Manajemen tranportasi yang dilakukan Triport 0.1 mencoba untuk menentukan rute paling optimal yang akan dilewati truk pengantar, dengan teknik Minimum Spanning Tree (MST) dimana bobot yang dipakai adalah jarak antar kota tujuan. Informasi yang dibutuhkan dalam manajemen penggudangan adalah aliran produk yang masuk dan keluar gudang. Manajemen distribusi memerlukan data permintaan produk setiap distributor yang harus dimasukkan sebulan sebelum pengiriman. Sistem tidak melakukan peramalan permintaan setiap distributor, tetapi langsung memasukkan order dari distributor. Data setiap distributor juga akan dipertimbangkan mulai dari cakupan gudang regional sampai lead time. Manajemen transportasi memerlukan data jarak antar gudang regional yang digunakan sebagai bobot untuk perhitungan MST. Sumber data diambil dari PT. Goodyear Indonesia, Tbk, pada bagian finished goods warehouse yang manajemennya ditangani oleh PT. Kamadjaja Logistic, sedangkan data jarak antar gudang regional diambil menggunakan Google Maps dan sumber-sumber data lainnya.
IV.2 KEBUTUHAN FUNGSIONAL SISTEM Triport 0.1 didesain dengan baik dan mudah untuk digunakan, kebutuhan fungsional sistem meliputi kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, kebutuhan sumber daya manusia (SDM), serta pemeliharaan sistem. 1. Kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras Kebutuhan perangkat keras untuk menjalankan Triport 0.1 adalah sebuah komputer dengan spesifikasi minimal sebagai berikut: Prosesor Intel Pentium IV 1,66 GHz atau yang memiliki kemampuan sama, RAM sebesar 512 MB, disc space pada hardisk minimal 1 GB, perangkat input data seperti mouse dan keyboard, perangkat keluaran data seperti printer dan monitor, serta koneksi internet untuk mengakses database online pada MySQL. Kebutuhan perangkat lunak untuk menjalankan Triport 0.1 juga sederhana, minimal telah menggunakan sistem operasi windows XP dan MySQL sebagai manajemen basis data, serta dilengkapi dengan komponen ODBC (open database connection) yang berfungsi sebagai perantara untuk koneksi ke database MySQL.
37
2. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Salah satu bagian penting dalam pembuatan sistem informasi adalah para pelaku yang turut serta di dalamnya. Setiap SDM memiliki spesifikasi keahlian masing-masing dan kemudian digabung dalam sebuah rancangan. Sistem Triport 0.1 yang ditujukan untuk membantu perencanaan distribusi dan transportasi, membutuhkan SDM sebagai berikut:
a. Analis sistem, seseorang yang memiliki pengetahuan dalam manajemen rantai pasok, terutama dalam bidan distribusi dan transportasi. Selain itu analis sistem juga berkemampuan untuk menggunakan teknik data mining. Teknik ini akan ditempatkan pada salah satu bagian dalam sistem yang dapat membantu proses perencanaan distribusi dan transportasi. Berbekal keahlian tersebut, analis sistem berkewajiban untuk mendesain secara global sistem yang akan dibuat.
b. Administrator, keberadaan administrator dalam sistem adalah sebagai penanggung jawab keamanan dan kebenaran data dalam sistem informasi. Seorang administrator harus memahami struktur dan lalu lintas data dalam sistem.
c. Programmer, tugas dari programmer adalah menerjemahkan desain sistem ke dalam bahasa pemprograman, sehingga perangkat lunak dapat terbentuk. Seorang programmer harus menguasai bahasa pengkodean dan tatacara untuk mentransformasikan desain sistem menjadi sebuah aplikasi komputer.
d. Data collector, sistem informasi terbentuk karena adanya sebuah proses pengolahan data menjadi informasi. Tugas untuk mengumpulkan data tersebut dilakukan oleh data collector. Seorang data collector harus mampu untuk mendapatkan data yang terjamin kebenarannya dan jelas darimana data diperoleh.
e. Pengguna, sasaran akhir dari pembuatan sistem adalah membantu pengguna untuk melakukan proses-proses dalam kehidupan. Triport 0.1 dapat digunakan perusahaan atau pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan distribusi transportasi. Biasanya digunakan pada bagian akhir supply chain perusahaan membutuhkan pengelolaan data untuk mengkoordinasikan aliran produk manufacture ke pengguna akhir.
oleh dan yang dari
IV.3 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA Pembuatan sistem informasi sudah pasti tujuan akhirnya adalah memberikan informasi yang berguna untuk sasaran pengguna akhir sistem tersebut. Pelaku industri, terutama dalam bidang Manajemen rantai pasok, membutuhkan cara pengelolaan data yang dapat memenuhi tujuan utama manajemen rantai pasok yaitu menyampaikan produk tepat waktu di tangan konsumen dengan tetap menjaga kualitasnya serta meminimasi biaya produksi. Penelitian ini menitikberatkan permasalahan pada perencanaan distribusi dan transportasi, maka kebutuhan informasi penggunanya adalah:
a. b. c. d.
Jadwal pengiriman produk ke setiap distributor pada periode waktu tertentu. Jumlah stok produk di dalam gudang agar dapat memenuhi permintaan distributor. Rute perjalanan optimal yang harus ditempuh oleh pengantar produk.
Informasi untuk dapat mencapai distributor tepat waktu. Semua kebutuhan informasi pengguna akan didapat dengan mengolah data produk, distributor, pengantar produk, kendaraan, serta data delivery monitoring untuk produk.
38
IV.4 KONFIGURASI SISTEM Konfigurasi sistem menunjukkan bagaimana tatacara pengelolaan sistem dalam sebuah sistem informasi. Konfigurasi sistem untuk Triport 0.1 adalah:
1. Sistem Pengolahan Terpusat Pengelolaan data dan informasi pada Triport 0.1 terpusat pada tampilan menu home yang menghubungkan semua proses dalam sistem. Pengguna dapat mengakses semua proses hanya dengan memilih menu pada tampilan home. Sistem pengolahan terpusat menunjukkan bahwa sistem melakukan pengolahan data dan komponen pada satu wadah yang sama.
2. Sistem Manajemen Dialog Sistem manajemen dialog merupakan perantara antara pengguna dan sistem. Pengguna dapat mengakses fitur-fitur program melalui user interface yang telah dibuat. Paket program akan lebih mudah digunakan jika dalam perancangannya sudah menerapkan prinsip user friendly. Sistem manajemen dialog akan mengatur tampilan dan struktur program agar pengguna dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Triport 0.1 menggunakan perangkat lunak Visual Basic 6.0 untuk perancangan tampilan program.
3. Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data digunakan sebagai alat untuk memasukkan, menghapus, mengedit, dan mengolah data. Data yang akan diproses secara langsung akan disimpan dalam basis data, begitu pun dengan informasi yang diperoleh. Perancangan Triport 0.1 menggunakan MySQL sebagai basis datanya. Konfigurasi dari tiga sistem di atas, akan mempermudah pengolahan data, serta membuat pengguna sangat mudah berkomunikasi dengan sistem. Data dan informasi yang mengalami proses dalam sistem akan terorganisasi dengan baik menggunakan manajemen basis data, pengguna dengan mudah mengakses sistem dengan sistem manajemen dialog, dan pengolahan data dilakukan terpusat, dimana semua menu dapat diakses pada tampilan home.
IV.5 HUBUNGAN ANTAR PELAKU Sistem perencanaan distribusi dan transportasi ini melibatkan beberapa pelaku. Sumber data diambil dari PT. Goodyear Indonesia, Tbk dan aplikasi komputer online Google Map untuk menghitung jarak. Pengembangan sistem dilakukan oleh empat orang, yaitu: Analis sistem, Data collector, Administrator dan Programmer. Sasaran akhir pengguna adalah bagian pada akhir rantai suplai, perusahan yakni perencana distribusi, perencana transportasi, pengontrol persediaan, serta supervisor pada warehouse. Setiap pengguna akhir memiliki peranannya masing-masing, dan tidak dapat mencampuri peranan dari bagian lain. Hasil dari sistem ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pihak distributor dan pengantar produk sebagai pelaku eksternal (tidak langsung). Ketika terdapat data pengiriman baru, maka database akan diperbaharui, sehingga informasi yang didapat juga terus diperharui. Data utama perusahaan tidak bisa diotak-atik oleh sembarang pengguna, hanya supervisor dan admininstrator yang dapat mengeditnya. Berikut ini diagram hubungan antar pelaku dalam Triport 0.1:
39
Gambar 7. Diagram Hubungan Antar Pelaku
IV.6 DATA FLOW DIAGRAM (DFD) Data flow diagram (DFD) merupakan salah satu komponen dalam perancangan sebuah sistem informasi. DFD menggambarkan aliran data dari sumber pemberi data (input) ke penerima data (output). Diagram ini dibuat untuk memperjelas aliran data dari suatu proses ke proses lain, atau kapan data harus disimpan dan diproses. Komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan DFD terdiri dari entitas, proses, merge, flow, serta database sebagai tempat penyimpanan data. DFD dalam perancangan Triport 0.1 terdiri dari 2 level, level ke-0 sebagai diagram konseptual, level ke-1 merupakan penjabaran dari diagram konseptual, level ke-2 penjabaran lebih detail lagi dari proses pada level 1.
40
Tabel 3. Keterangan Komponen DFD
DFD level 0 pada Triport 0.1 terdiri dari 1 buah proses utama yaitu proses perencanaan distribusi dan transportasi. Terdapat 6 eksternal entitas yang akan berperan dalam sistem, yaitu: distributor, Pengantar Produk, warehouse, supervisor, rules finished product delivery, jadwal pengirimanprodu, dan rute pengiriman. Hasil dari proses tersebut akan disimpan dalam database yang bernama file pengiriman produk.
warehouse Distributor delivery produk demand Shipping produk Receiving Produk Transporter
Data Transporter
1
order shipping plan
Distribution and Transportation Planning System
Rules Finished Product Delivery Decision Tree DRP Summary
Jadwal Pengiriman Produk
Rute MST report shipping plan 1
File Pengiriman Produk
Rute Pengiriman Informasi Perusahaan supervisor
Gambar 8.DFD Level 0 DFD 0 memperlihatkan secara garis besar bagimana data msuk dan keluar dari sistem, dimana di dalammny terdapat 1 buah proses utama, Distribution and Transportation Planning System. Proses ini dipengaruhi oleh 6 proses lainnya, yaitu: menghitung stock product, menyusun perencanaan
41
distribusi, menyusun rencana transportasi, menghitung decision tree, menghitung minimum spanning tree (MST), dan melalukan delivery monitoring khusus untuk finished product delivery. Gambaran aliran data antar masing-masing proses tersebut adalah sebagai berikut: Data Distribution Plan
5 Jadwal Pengiriman Produk
DRP summary 1.1 Menyusun Distribution Planning
shipping produk Transporter
Distributor
Demand Distribution Plan Stock Product in WHS Data Transporter
supervisor
4
Menghitung Stock Product
Receiving Produk
1.5 Menyusun Trans Plan
Data Stock
1
Jarak antar WHS
Order Shipping
warehouse
1.3
Data Produk
File Pengiriman Produk
1.2 Menghitung Minimum Spanning Tree
delivery produk
Rute Optimal
Report Trans Plan Rute MST
Rute Pengiriman
Rules Finished Product Delivery Decision Tree
1.6
Trans Plan
Delivery Monitoring 2
Data Monitoring
1.4 Delivery Status
Membentuk Rules Decision Tree Rules
3
Rules
Gambar 9. DFD Level 1 Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa setiap proses saling mempengaruhi proses lainnya. Penyusunan rencana distribusi akan dipengaruhi oleh keadaan stok produk dalam gudang, setelah hasil dari perencanaa distribusi didapatkan maka stok produk dalam gudang akan berkurang dan hasil tersebut akan dipertimbangkan dalam penyusunan rencana transportasi. Rencana transportasi juga disusun berdasarkan hasil dari minimum spanning tree (MST) sebagai rute pengiriman paling optimal dan rules yang terbentuk dari decision tree. Menghitung decision tree sendiri dipengaruhi oleh data delivery monitoring, yang menunjukkan bagaimana perilaku pengantaran produk ke setiap gudang regional. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengantaran yang tepat waktu. Proses penyusunan rencana distribusi terdiri dari berbagai proses, sehingga didapatkan berapa jumlah dan kapan produk harus tersedia di gudang. Sistem akan menyusun bill of distribution (BOD) untuk menggambarkan struktur distribusi perusahaan, kemudian dilakukan pendataan sales order sebagai acuan permintaan setiap distributor yang tergabung dalam satu gudang regional. Hasil dari kedua proses ini akan masuk sebagai input untuk menghitung distribution requirements planning (DRP). Ketika DRP sudah dihitung maka didapatkan hasil akhir dari perencanaan distribusi, yaitu berapa dan kapan produk harus tersedia di gudang sehingga permintaan distributor dapat dipenuhi. Aliran data untuk proses ini digambarkan pada DFD level 2 untuk proses 1.1, di bawah ini:
42
demand 7
Distributor
Data Sales Order
1.1.2
1.3
Mendata Sales Order
lokasi regWHS
Menghitung Stock Product (Distribution and Transportation Planning System)
1.1.1 order per day
Menyusun Bill of Distribution
Receiving Produk stock product in WHS
struktur dist 6
1.1.3
warehouse
Menghitung DRP
Data BOD
5
Data Distribution Plan shipping produk DRP Summary Jadwal Pengiriman Produk
distribution plan
1.5 Menyusun Trans Plan (Distribution and Transportation Planning System)
Gambar 10.DFD level 2 (1.1) Pembentukan rules dari decision tree juga dipengaruhi oleh 3 proses di bawahnya, yaitu: penghitungan entropi, pembentukan tree, dan penyusunan rules. Tahap pertama, sistem akan menghitung entropi untuk setiap atribut yang diperhitungkan, khusus untuk Triport 0.1 ada 4 atribut yang diperhitungkan yaitu: Pengantar produk, tujuan pengiriman (gudang regional), jumlah muatan yang dibawa, dan jenis kendaraan yang dipakai. Aliran data antar proses tersebut digambarkan pada DFD level 2 (1.4). Entropi 8
Entropi
Rules Finished Product Delivery
1.4.1
1.4.2
Menghitung Entropi
Membentuk Tree tree view
1.6 Delivery Monitoring (Distribution and Transportation Planning System)
1.4.3 Menyusun Rules
Decision T ree
delivery status 3
Rules
Rules 1.5 Menyusun T rans Plan (Distribution and Transportation Planning System)
Gambar 11. DFD Level 2 (1.4)
43
Penggunaan DFD akan sangat membantu programmer untuk menyusun aplikasi perangkat lunak Triport 0.1. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sistem ini akan memanafaatkan data dari distributor, Pengantar Produk, warehouse, supervisor dan kemudian diolah dengan output akhir jadwal pengiriman produk dengan rute optimal, dan menggunakan rules dari decision tree untuk mendapatkan pengantaran yang tepat waktu.
44
BAB V. PEMODELAN SISTEM Pemodelan adalah gambaran dari realita yang sederhana dan dituangkan dalam bentuk pemetaan dengan aturan tertentu. Pemodelan dapat menggunakan bentuk yang sama dengan realitas atau teknik lain yang menyerupai bentuk aslinya. Pada dunia perangkat lunak sistem informasi juga diperlukan pemodelan. Pemodelan perangkat lunak digunakan untuk mempermudah langkah berikutnya dari pengembangan sistem informasi. Pemodelan sistem untuk Triport 0.1 menggunakan teknik unified modeling language (UML), seperti yang telah dijabarkan pada bagian tinjauan pusataka, tidak semua diagram dalam UML harus dibuat untuk perancangan sistem. Kompleksitas sistem menjadi faktor untuk menentukan diagram apa saja yang harus dibuat. Triport 0.1 tidak memiliki struktur yang sangat kompleks, sehingga hanya dibentuk 4 buah diagram, yaitu: use case diagram, activity diagram, statechart diagram, dan class diagram. Class diagram merupakan bagian paling penting dalam perancangan sistem, diagram ini selain menunjukkan atribut apa saja yang berperan, tetapi juga menunjukkan proses yang terjadi di dalamnya.
V.1 USE CASE DIAGRAM (DIAGRAM KASUS) Pembuatan use case diagram berguna untuk mengetahui siapa saja aktor yang akan ikut seta dalam penggunaan sistem. Aktor dapat berupa pengguna akhir atau sistem lain yang ikut berperan dalam sistem. Diagram ini juga menggambarkan interaksi antara user dengn sistem dan bagaimana kebutuhan pengguna terhadap sistem. Use case diagram dapat digunakan sebagai prosedur awal pengujian sistem, membantu menyusun kebutuhan sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan pihak lain, dan merancang test case semua fitur dalam sistem. Triport memiliki 4 pengguna utama yaitu perencana distribusi, perencana transportasi, pengontrol persediaan, dan supervisor. Setiap aktor memiliki peranannya masing-masing dalam sistem, dan satu sama lain tidak dapat mencampuri kegiatan aktor lainnya. Perencana distribusi bertugas untuk memasukkan data sales order dan menyusun bill of distribution (BOD), data dari input tersebut akan langsung digunakan untuk menyusun distribution requirements planning (DRP), kemudian sistem akan menghitung decision tree, hasil dari proses ini berupa rules yang digunakan untuk menyusun shipping plan. Perencana transportasi bertugas untuk menentukan pengantar produk yang akan digunakan untuk pengiriman produk, serta memasukkan data delivery monitoring untuk setiap shipping plan. Data delivery monitoring yang dimasukkan oleh perencana transportasi akan menjadi source data untuk menghitung decision tree. Data informasi mengenai perusahaan dimasukkan oleh supervisor, data tersebut berupa data produk, distributor, pengantar produk, jenis kendaraan, gudang regional, jarak antar gudang regional, dan data pengguna beserta jabatannya. Kedudukan supervisor dalam sistem ini sama dengan administrator sistem. Supervisor dan administrator dan mengakses semua proses dsistem. Triport 0.1 tidak hanya memberikan perencanaan distribusi dan transportasi tetapi juga mengontrol stok produk pada gudang. Aktor yang berperan untuk memasukkan data produk yang masuk ke dalam gudang adalah seorang pengontrol persediaan. Pengontrol persediaan tidak dapat mengakses menu untuk aktor lainnya, begitu juga untuk perencana distribusi dan perencana transportasi. Pada Lampiran 2 dapat dilihat border ruang lingkup antar pengguna, hanya aktivitas dalam masing-masing border yang dapat dilakukan oleh aktor. Salah satu bagian penting dalam Triport 0.1 adalah pengelolaan database, setiap database yang terbentuk akan berhubungan dengan database lain dan distribusikan sesuai alur yang telah dirancang.
45
Triport 0.1 menggunakan MySQL sebagai database untuk menyimpan data tersebut diwakili oleh aktor DBMS . DBMS bukan merupakan pengguna sistem secara langsung melainkan sistem lain yang ikut berperan dalam sistem.
V.2 ACTIVITY DIAGRAM (DIAGRAM AKTIVITAS) Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing bagian untuk mendapatkan informasi akhir. Diagram aktivitas mendeskripsikan aliran kerja yang terjadi dalam sistem dan menunjukkan kolaborasi aktivitas yang dilakukan masing-masing aktor menggunakan swimlane. Triport 0.1 memiliki 4 diagram aktivitas, yaitu:
1. 2. 3. 4.
Diagram Aktivitas untuk Distribution Planning Diagram Aktivitas untuk Transportation Planning Diagram Aktivitas untuk Pengontrol persediaan
Diagram Aktivitas untuk Supervisor dan Administrator Diagram aktivitas untuk distribution planing melibatkan 3 buah swimlane yaitu seorang perencana distribusi, Triport 0.1 sebagai sistem, dan DBMS yang mengatur manajemen data pada sistem. Tahap pertama perencana distribusi harus melakukan login, untuk mengetahui apakah dirinya terdaftar dalam pengguna sistem. Jika diterima maka sistem dapat langsung dijalankan, dan jika ternyata tidak terdaftar, perencana distribusi yang akan menggunakan wajid mendaftarkan diri pada supervisor. Dua menu utama yang dapat diakses oleh perencana distribusi adalah menu untuk melakukan perencanaan distribusi dan menghitung decision tree. Setiap menu tersebut memiliki beberapa submenu yang dapat dipilih oleh pengguna. Menu Perencana distribusi terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas pertama adalah memasukkan data sales order, perencana distribusi harus memasukkan berapa jumlah permintaan produk setiap distributor. Data permintaan distributor harus dimasukkan dalam jangka waktu pemesanan satu bulan. Distribution Requirements Planning (DRP) akan menunjukkan jumlah produk yang harus tersedia di gudang untuk satu bulan ke depan, sesuai dengan sales order. Aktivitas distribution planning berikutnya adalah proses penghitungan DRP, proses ini mengharuskan perencana distribusi untuk memasukkan jumlah persediaan produk yang masih tersedia pada masingmasing gudang regional serta jumlah produk yang direncanakan sampai di gudang regional pada bulan tersebut. Angka tersebut diperhitungkan untuk melihat berapa net requirements sesungguhnya dari gudang regional tersebut. Perhitungan DRP sangat dipengaruhi oleh struktur distribusi perusahaan, gambaran struktur tersebut dirangkum dalam Bill of Distribution (BOD). Triport 0.1 sudah menyusun BOD untuk PT. Goodyear Indonesia, Tbk, tempat data penelitian ini diambil. Struktur BOD tetap dan tidak dapat diubah oleh pengguna program, namun perencana distribusi dapat melihat bagaimana struktur yang terbentuk melalui salah satu menu dalam distribution planning. Aktivitas terakhir yang dapat dilakukan oleh perencana distribusi adalah melihat summary of distribution planning. Pada menu ini dapat dilihat jumlah produk dan tujuan pengiriman per hari berdasarkan planned order release. Gambaran keseluruhan dari aktivitas seorang perencana distribusi dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengguna Triport 0.1 berikutnya adalah seorang perencana transportasi. Aktivitas utamanya adalah menentukan jenis kendaraan, pengantar produk yang akan mengantar produk, dan rute optimal yang harus dilewati. Setelah produk diantar, perencana transportasi juga harus mengecek dan memasukkan data status pengiriman. Status pengiriman terdiri dari dua kemungkinan yaitu: on time atau late. Data ini digunakan untuk menyusun rules dari decision tree, sehingga semakin banyak data
46
yang diolah, perkiraan status pengiriman juga semakin baik. Diagram aktivitas untuk transportation planning dapat dilihat pada Lampiran 4. Sistem informasi yang dibuat dalam penelitian ini juga memperhitungkan jumlah produk yang keluar masuk gudang. Proses ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah produk dengan planned order realease. Pengontrolan stok produk dilakukan oleh pengontrol persediaan, aktivitas utamanya hanya memasukkan data produk yang masuk ke dalam gudang. Pengontrol persediaan berkewajiban memantau berapa jumlah produk dalam gudang. Setiap pengiriman berlangsung, secara otomatis jumlah produk dalam gudang akan berkurang, pengontrol persediaan tidak perlu memasukkan juga jumlah produk yang keluar. Wewenang pengontrol persediaan pada sistem jauh lebih sedikit dari pengguna lainnya. Diagram aktivitas untuk pengontrol persediaan dapat dilihat pada Lampiran 5. Pengguna Triport 0.1 yang terakhir adalah pengawas manajemen distribusi dan transportasi pada finished goods warehouse. Wewenang pengawas manajemen distribusi dan transportasi sama dengan administrator sistem, semua menu pada Triport 0.1 dapat diakses oleh pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Bagian khusus yang hanya bisa diakses oleh pengawas manajemen distribusi dan transportasi adalah menu untuk memasukkan data produk, data distributor, data pengantar produk dan data kendaraan. Berdasarkan data-data ini sistem akan bekerja. Pengguna lain seperti perencana distribusi, perencana transportasi, dan pengontrol persediaan hanya dapat memasukkan input pada bagiannya masing-masing sesuai dengan data dari pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Pengawas manajemen distribusi dan transportasi menentukan siapa saja pengguna sistem beserta jabatannya. Pengguna tidak dapat langsung mendaftarkan diri sebagai pengguna sistem tanpa akses dari pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Pengguna hanya boleh mengganti kata sandi untuk akun pribadinya melalui menu yang telah disediakan. Diagram aktivitas untuk pengawas manajemen distribusi dan transportasi atau administrator dapat dilihat pada Lampiran 6.
V.3 STATECHART DIAGRAM (DIAGRAM KEADAAN) Statechart Diagram menggambarkan tahapan-tahapan yang dilakukan sistem terhadap aktivitas-aktifias yang dilakukan pengguna terhadap sistem. Pada statechart diagram dapat dilihat transisi dari satu tahap ke tahap lain pada sistem. Perbedaan utama antara statechart diagram dan activity diagram terletak pada deskripsi pelakunya. Pada activity diagram terlihat bagaimana aktivitas pengguna dan kemudian terlihat transisi sistem berdasarkan aktivitas tersebut pada statechart diagram. Sistem yang dibuat dalam penelitian ini memiliki lima statechart diagram untuk proses berikut:
1. 2. 3. 4.
Diagram Keadaan untuk Distribution Planning Diagram Keadaan untuk Transportation Planning Diagram Keadaan untuk Pengontrol persediaan
Diagram Keadaan untuk Login Sistem Penulis hanya membuat satu diagram untuk login, karena semua pengguna akan melakukan proses login dengan tahapan yang sama. Setiap pengguna masuk ke dalam sistem, akan dilakukan verifikasi dengan username dan kata sandi yang dimasukkan pada menu login. Jika pengguna terdaftar dan identitasnya benar, pengguna dapat masuk ke dalam sistem. Jika tidak pengguna wajib melapor dan didaftarkan sebagai pengguna oleh pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Pengguna yang tidak terdaftar hanya dapat
47
melihat tampilan menu home dan help, namun tidak dapat melakukan proses apapun. Diagram keadaan untuk login dapat dilihat pada Lampiran 7. Perencana distribusi akan langsung masuk ke dalam menu distribution planning atau decision tree. Setiap pilihan menu tersebut terdapat sub menu yang akan ditampilkan, setiap sub menu memiliki proses masing-masing sesuai dengan aktivitas yang dapat dilakukan oleh perencana distribusi. Sistem akan menyimpan data sales order dan hasil perhitungan DRP pada menu distribution planning. Diagram keadaan untuk perencanaan ditribusi dapat dilihat pada Lampiran 8. Proses pembentukan tree dilakukan pada menu decision tree, dengan menghitung entropinya dan kemudian disusun rules untuk pengantaran produk. Perencana distribusi dapat melihat semua proses ini, mulai dari preprocessing data untuk melihat data yang akan di analisis sampai melihat rules akhir yang terbentuk. Proses perencanaan distribusi berhenti ketika sudah didapatkan berapa jumlah produk yang harus diantar pada periode waktu tertentu. Selanjutnya dilakukan proses perencanaan transportasi, dengan pengguna yang berwenang adalah perencana transportasi. Diagram keadaan transportation planning menggambarkan transisi sistem untuk pemilihan pengantar produk dan jenis kendaraan yang digunakan untuk pengiriman produk, diagram ini dapat dilihat pada Lampiran 9. Pemilihan tersebut didasarkan pada rules dari decision tree, sehingga pengiriman produk sampai di tujuan tepat waktu. Perencana transportasi juga akan memasukkan data delivery monitoring, sebuah proses pemasukkan data status pengiriman produk, on time atau late. Data delivery monitoring akan di simpan oleh sistem dan menjadi input untuk pembentukan rules. Pengontrol persediaan hanya bertugas untuk memasukkan data, sehingga transisi sistem untuk memasukkan data cukup sederhana. Sistem akan menyimpan data produk dan kemudian jumlah produk akan bertambah setiap data masuk. Jumlah produk berkurang saat produk keluar sesuai perencanaan distribusi dan transportasi yang terbentuk. Diagram Keadaan untuk pengontrol persediaan dapat dilihat pada Lampiran 10.
V.4 CLASS DIAGRAM (DIAGRAM KELAS) Diagram kelas merupakan diagram paling penting dalam sebuah perancangan sistem. Hal ini disebabkan karena diagram kelas adalah diagram yang menggambarkan keadaan statis sebuah sistem sebagai objek dalam dunia nyata. Diagram kelas memberikan pandangan secara luas dari suatu sistem dengan menunjukkan kelas-kelasnya dan hubungan diantara kelas tersebut. Diagram kelas bersifat statis, menggambarkan hubungan yang akan terjadi bukan apa yang terjadi jika antar kelas berhubungan. Diagram kelas untuk Triport 0.1 dapat dilihat pada gambar 13. Setiap kelas biasanya memiliki 3 bagian utama, yaitu: nama kelas, atribut yang terdapat dalam kelas, dan proses yang dilakukan pada kelas tersebut. Salah satu contoh dapat dilihat pada gambar 12, untuk kelas pengguna, terdiri dari atribut ID user, username, jabatan, dan kata sandi. Kelas ini merupakan kelas yang hampir selalu terdapat dalam perancangan sistem informasi. Layaknya aktivitas yang terkait pengguna, kelas pengguna melaukukan operasi log in, log out dan mengganti kata sandi.
Gambar 12. Kelas Pengguna
48
Diagram kelas untuk Triport 0.1 tidak terlalu kompleks, terdiri dari beberapa kelas utama yaitu untuk decision tree, trans plan, dan shipping order. Pada kelas-kelas tersebut dilakuakan tiga proses utama Triport 0.1, menghitung Distribution Requirements Planning (DRP) pada kelas shipping order, menyusun rules untuk pengiriman produk pada kelas decision tree, dan penyusunan rute pengiriman pada kelas trans plan. Penggunaan kelas diagram akan membantu programmer baik pada pembuatan,pemeliharaan, atau pengembangan sistem. Ketika program mengalami crash maka programmer cukup memperbaiki pada kelas yang dianggap sumber kerusakan, dan ketika terjadi pengembangan sistem, programmer cukup menambahkan kelas-kelas baru, tanpa mengubah kelas yang sudah ada sebelumnya. 0..1 data prod full stock
Produk - kode produk : String - nama produk : String
Receiving Produk -
ID rec tgl receive kode produk received prod
ID user username jabatan password
0..* data produk stock
Integer Integer Integer Integer
0..* data produk ship
: : : :
Integer String String String
+ log in () : void + log out () : void + chage pass () : void
Stock Produk - ID stock : Integer - kode produk : String - stock on hand : Integer
0..1 0..1 data prod full ship data prod full order
Shipping Order
<<use>>
User -
: : : :
<<use>>
-
ID shipping ID produk nama produk regWHS day kirim month kirim year kirim demand
: : : : : : : :
String String String String Integer Integer Integer Integer
+ Hitung DRP () : void 0..* 0..* data produk <<use>> order data WHS ship
1..* trans order
+ hitung stock () : void
Sales Order -
Transporter - kode trans : String - nama trans : String - wilayah : String
1..* ship plan
0..1 data WHS full shipo
Trans Plan 0..1 trans full
0..* data trans 0..* data truck
-
ID transplan kode produk ID WHS day kirim month kirim year kirim fixed demand kode trans kode truck
: : : : : : : : :
Integer String Integer Integer Integer Integer Integer String String
<<use>>
ID WHS nama WHS safety stock lot size lead time
-
kode truck nama truck volume full load
: : : :
: : : : :
Integer String Integer Integer Integer
0..1 data dist full WHS
String String Integer Integer
Integer Date String String Integer Integer Integer Integer
0..* data dist order
+ Bentuk BOD () : Integer
Decision Tree -
dtree ID kode trans nama WHS gol muatan nama truck delivery status
: : : : : :
Integer String String Integer String String
+ hitung entropi () : void + def rules () : void
Kendaraan
: : : : : : : :
Regional WHS -
+ hitung MST () : void
0..1 kend full
ID order tgl order kode dist kode produk demand day terima month terima year terima
0..1 data dist full order Distributor
0..* data dist WHS
-
kode dist nama dist regWHS alamat lead time safety stock lot size
: : : : : : :
String String String String Integer Integer Integer
jarak bobot
<<use>>
-
ID jarak kota awal kota akhir jarak
: : : :
Integer String String Integer
Gambar 13. Diagram Kelas Triport 0.1
49
BAB VI. PEMBAHASAN VI.1 IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi sistem merupakan tahap akhir dalam perancangan sistem informasi. Pada tahap ini rancangan sistem yang telah disusun sebelumnya diubah ke dalam perangkat lunak, melalui bahasa pemograman. Objek-objek yang akan ikut berperan dalam sistem diidentifikasi lebih lanjut dan dinormalisasi agar sesuai dengan keadaan nyatanya. Hal ini dilakukan agar database dalam sistem juga berjalan dengan baik, tidak bertabrakan satu sama lain. Tahap implementasi sistem untuk Triport 0.1 memiliki tiga tahapan, yaitu: VI.1.1 Transformasi Desain Triport 0.1 dibuat sebagai program untuk mendukung proses perencanaan distribusi dan transportasi industri, dimana pada penelitian ini didesain langsung untuk produk ban yang diproduksi dan diatur manajemennya oleh PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Paket program dibuat dalam bahasa Indonesia dan beberapa istilah asing yang biasa digunakan dalam supply chain management. Pembuatan Triport 0.1 menggunakan perangkat lunak Visual Basic 6.0 sebagai desain Graphic User Interface (GUI). Manajemen basis data dari paket program ini terhubung langsung dengan database pada MySQL yang dihubungkan dengan Open Database Connection (ODBC). VI.1.2 Pembuatan Perangkat Lunak Tahap pertama untuk membuat paket program Triport 0.1 adalah membuat database pada MySQL sesuai dengan rancangan pada diagram kelas. Diagram kelas akan diubah bentuk menajdi conceptual data model (CDM) untuk menjelaskan bagaimana data diperlakukan dalam sistem. CDM untuk paket program Triport 0.1 dapat dilihat pada Lampiran11. Penggambaran objek nyata yang akan dipergunakan pada Triport 0.1 didapatkan dari generating CDM ke dalam physical data model (PDM). Pada PDM semua objek telah mengalami normalisasi dan siap dibentuk ke dalam database. Melalui fasilitas dalam Power Designer 15.3 dan perantara ODBC, database dibuat langsung dan tersimpan dalam MySQL. PDM untuk Triport 0.1 dapat dilihat pada Lampiran 12. Pada pembuatan paket program Triport 0.1, setelah database selesai dibuat, dilakukan pembuatan coding. Coding dibuat berdasarkan kelas-kelas yang telah didesain sebelumnya. Setiap kelas memiliki atribut dan operasi, dimana setiap operasi pasti akan melakukan perintah tertentu. Setiap operasi pada masing-masing kelas kemudian dihubungkan untuk membentuk kesatuan sistem. Semua input, proses, dan output yang terjadi dalam kelas langsung terhubung pada database sebagai media penyimpanan data. Paket program hanya dapat digunakan jika terdapat media komunikasi antar pengguna dan sistem. Media ini dikenal dengan sebutan pengguna interface. Setiap objek atau kelas yang dibentuk juga dilengkapi dengan user interface, didesain menggunakan bantuan perangkat lunak Visual Basic 6.0 dengan menggunakan kolaborasi dari berbagai komponen. Triport 0.1 memiliki jumlah form yang cukup banyak. Setiap pengguna memiliki tampilan user interface sendiri dan sesuai untuk melakukan aktivitasnya. Struktur user interface untuk Triport 0.1 dapat dilihat pada Lampiran 13.
50
Triport 0.1 tidak langsung tertutup bagi pengguna yang tidak terdaftar, pengguna tidak terdaftar dapat memasuki sistem dan melihat halaman awal Triport 0.1. Menu yang dapat diakses oleh pengguna tidak terdaftar hanya menu Help dan form untuk login. Setelah pengguna login dan termasuk ke dalam salah satu pengguna sistem, maka menu utama untuk pengguna tersebut akan terbuka. Sesuai yang sudah dijelaskan pada pemodelan sistem, Triport 0.1 digunakan oleh beberapa jabatan yang berperan dalam perencanaan distribusi dan transportasi, yaitu: perencana distribusi, perencana transportasi, pengontrol persediaan, dan pengawas manajemen distribusi dan transportasi. Setiap jabatan memiliki peranan masing-masing dan tidak dapat mengakses menu untuk jabatan lainnya. Perencana distribusi dapat membuka menu distribution planning dan decision tree. Distribution planning mencakup form untuk memasukkan data sales order, perhitungan distribution requirements planning (DRP), melihat struktur bill of distribution (BOD), dan melihat summary of DRP yang sekaligus menunjukkan shipping plan perusahaan per hari. Perencana distribusi juga dapat melihat proses penyusunan rules pengantaran produk pada menu decision tree. Pertama-tama perencana distribusi dapat melihat atribut yang diperhitungkan dalam decision tree beserta isi dari setiap atribut. Informasi ini dapat dilihat pada tahap preprocessing data. Perhitungan decision tree dengan basis perhitungan entropi dapat dilihat pada menu detree calculation dan divisualisasikan pada menu visualize tree. Berdasarkan tree tersebut disusun rules untuk pengantaran produk. Pada penelitian ini atribut yang diperhitungkan ada empat, yaitu: Jenis kendaraan, jumlah muatan, pengantar produk pembawa, dan tujuan pengiriman. Menu untuk perencana transportasi merupakan lanjutan dari proses distribution planning. Hasil akhir pada sebuah proses perencanaan distribusi adalah total jumlah produk yang harus dikirim ke tujuan tertentu pada periode waktu tertentu. Perencana transportasi menentukan pengantar produk untuk mengirimkan produk, dilakukan pada form Pengantar Produk pembawa dan didasarkan pada rules dari decision tree. Proses berikutnya yang dilakukan oleh perencana transportasi adalah penentuan jalur pengiriman. Teknik yang digunakan untuk pemilihan jalur adalah minimum spanning tree (MST) dan dapat dilihat oleh perencana transportasi pada form MST. Keseluruhan rencana distribusi dan transportasi terangkum dalam transportation planning pada form transportation plan. Tidak hanya membantu perencanaan distribusi dan transportasi, Triport 0.1 juga memperhatikan stok produk pada warehouse. Jumlah stok akan diperhitungkan dalam perencanaan distribusi. Jumlah produk yang tersedia di warehouse harus sesuai dengan produk yang dibutuhkan. Pemasukkan data jumlah produk ini dilakukan oleh pengontrol persediaan dalam form receiving product, dan rekapitulasinya dapat dilihat pada form stock product. Paket program Triport 0.1 tidak memiliki posisi administrator secara khusus, karena semua sistem kendali administrator dapat diakses oleh SP. Pengawas manajemen distribusi dan transportasi bertugas untuk memasukkan semua data informasi perusahaan. Data tersebut adalah data distributor, pengantar produk, regional WHS, jarak antar gudang regional, jenis kendaraan dan data pengguna sistem. Proses pembuatan sistem Triport 0.1 juga mencakup pengujian (testing) untuk meminimalkan kesalahan yang terjadi, baik kesalahan pengkodean (syntax error) atau kesalahan logika (semantic logical error). Kemudian untuk memastikan hasil keluaran sistem, dilakukan proses verifikasi menggunakan data riil di lapangan yang diambil langsung dari PT. Goodyear Indonesia, Tbk.
VI.2 TAMPILAN PAKET PROGRAM Pembahasan sistem mencakup hasil tampilan paket program, verifikasi dan validasi sistem. Tampilan paket program memperlihatkan desain user interface yang dipergunakan dalam sistem. Pada tahap verifikasi sistem, akan dibandingkan antara perhitungan riil di lapangan dan hasil keluaran
51
program. Validasi sistem akan menunjukkan apakah sistem dapat menduplikasi sistem kerja nyata yang ingin direpresentasikan. VI.2.1 Halaman Splash Screen dan Menu Utama Tahap pertama yang harus dilakukan, sebelum menggunakan program Triport 0.1 adalah melakukan instalasi sesuai dengan manual instruction di lampiran. Ketika proses instalasi berhasil dilakukan dengan benar maka akan muncul halaman splash screen seperti pada gambar 14. Splash screen menampilkan informasi umum tentang nama program dan pembuat program.
Gambar 14. Splash Screen Triport 0.1 Ketika splash screen selesai maka pengguna akan masuk ke menu utama. Menu utama terdiri dari 4 menu, yaitu: User, Supervisor, Planning, dan Help. Menu User terdiri dari submenu log in, log out, mengganti password, dan stock control. Menu Supervisor terdiri dari submenu User, Produk, Distributor, pengantar produk, Jarak dan gudang regional. Menu Planning merupakan inti dari paket program ini memiliki sub menu Distribution Planning, Decision Tree, dan Transportation Planning. Menu Help berisi dua buah submenu yang biasa tercantum dalam program komputer yaitu Help dan About Triport. Pengguna yang belum melakukan login tidak bisa masuk ke menu manapun kecuali Help dan User untuk melakukan login. Setelah pengguna login ke dalam sistem, maka menu yang aktif juga dibatasi sesuai dengan jabatan pengguna tersebut. Jika pengguna adalah seorang perencana distribusi maka menu yang dapat diakses hanya menu Distribution Planning dan Decision Tree. Seorang Perencana transportasi hanya dapat membuka menu Transportation Planning dan seorang Pengontrol persediaan hanya dapat membuka menu Stock Control. Seperti rancangan pada pemodelan sistem Supervisor Warehouse (SP) dapat mengakses semua menu dalam sistem, tetapi SP memiliki menu
52
khusus untuk memasukkan informasi mengenai perusahaan. Tampilan menu utama dalam Triport 0.1 dapat dilihat pada gambar 15.
Gambar 15. Halaman Utama Triport 0.1 VI.2.2 Halaman Input Data Supervisor Halaman ini dibuat khusus untuk Supervisor Warehouse (SP). Pada menu Supervisor, pengawas manajemen distribusi dan transportasi (supervisor) harus memilih terlebih dahulu data apa yang akan dimasukkan. Masing-masing data akan terhubung langsung dengan database pada MySQL. Setiap halaman input data dilengkapi dengan fasilitas untuk menambah data, mengedit data, dan menghapus data. Hal ini dilakukan agar pengawas manajemen distribusi dan transportasi mudah melakukan tugasnya. Data untuk pengguna terdiri dari Username, Jabatan, dan Kata sandi. Hanya pengawas manajemen distribusi dan transportasi yang dapat memasukkan data tersebut, tetapi setiap username dapat mengganti kata sandi untuk akun pribadinya melalui menu yang telah disediakan. Data distributor terdiri dari nama distributor, gudang regional tempat distributor tersebut, lead time, safety stock, dan lot size. Data pengantar produk meliputi nama Pengantar Produk dan wilayah tujuannya. Pada halaman input data pengantar produk juga disertai dengan menu untuk memasukkan data kendaraan yang dapat digunakan untuk pengiriman produk. Data terakhir yang harus dimasukkan secara manual oleh pengawas manajemen distribusi dan transportasi adalah jarak antar gudang regional, data ini akan digunakan untuk menghitung rute pengiriman terbaik menggunakan metode minimum spanning tree (MST). Salah satu halaman input data untuk pengawas manajemen distribusi dan transportasi dapat dilihat pada gambar 16, yaitu halaman untuk memasukkan data pengguna.
53
Gambar 16. Halaman Input Data Pengguna VI.2.3 Halaman Distribution Planning Halaman ini diperuntukkan bagi seorang perencana distribusi untuk melakukan perencanaan distribusi. Setelah memasuki menu Distribution Planning, perencana distribusi harus memilih aktivitas yang ingin dilakukan, yaitu memasukkan data sales order, melakukan perhitungan Distribution Requirements Planning (DRP), melihat struktur distribusi perusahaan pada Bill of Distribution (BOD), atau melihat Summary dari DRP. Perencana distribusi dapat melihat perhitungan DRP dari setiap gudang regional dan berdasarkan jenis produknya. Jumlah gross requirements yang tercantum dalam perhitungan DRP diambil dari input data sales order yang dilakukan oleh perencana distribusi. Perhitungan DRP akan mendapatkan hasil akhir berupa planeed order release (PoR), yaitu jumlah produk yang harus dikirimkan ke setiap gudang regional pada tanggal tertentu. Halaman perhitungan DRP dapat dilihat pada gambar 17. .
Gambar 17. Halaman Perhitungan DRP
54
Pengguna selaku perencana distribusi akan sangat mudah memahami perhitungan DRP ini, karena pada halaman tersebut telah dilengkapi dengan informasi produk dan pada gudang regional mana perhitungan DRP tersebut dilakukan. Hasil akhir perhitungan yaitu PoR diberikan warna berbeda agar perhatian pengguna langsung tertuju pada hasil tersebut. Hasil DRP ini hanya menunjukkan PoR atau berapa jumlah produk yang harus dikirim ke masing-masing gudang regional dalam jangka waktu satu bulan, sedangkan pada PT. Goodyear Indonesia, Tbk diperlukan rencana pengiriman harian. Rencana pengiriman harian ditampilkan pada halaman summary of DRP seperti yang terlihat pada gamabar 18.
Gambar 18. Halaman Summary of DRP Halaman Summary of DRP memuat semua informasi untuk rencana pengiriman. perencana distribusi dapat melihat detail pengiriman, mulai dari jumlah dan jenis produk, katagori muatan, serta jenis kendaraan yang harus dipakai. Sebelum melihat detail perngiriman pada halaman ini perencana distribusi harus memilih tanggal pengiriman yang ingin dijabarkan. Pada halaman summary of DRP dapat dilihat juga kota terakhir yang akan menjadi tujuan pengiriman terakhir, hal ini akan memudahkan untuk menyusun rute pengiriman menggunakan teknik minimum spanning tree. VI.2.4 Halaman Decision Tree Perhitungan decision tree ditujukan untuk mendapatkan rules pengiriman finished product agar perencana distribusi dapat memilih pengantar produk pengirim yang tepat dan diperkirakan akan sampai di tujuan tepat waktu. Tahapan pertama dari proses ini adalah tahap pre-processing data. Data akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui atribut apa saja yang akan dinilai. Proses ini berguna untuk memberikan pengguna kepastian bahwa data yang dimasukkan oleh sistem benar dan sesuai dengan kebutuhan. Halaman pre-processing data dapat dilihat pada gambar 19. Pengguna dapat langsung melihat rules yang dibentuk pada halaman finished rules. Rules disajikan dalam bentuk tabel, dan dengan mudah dapat melihat status pengiriman dari setiap kombinasi atribut pada record paling akhir yang disebut rule. Sebaiknya pengguna tidak
55
menggunakan pengantar produk dengan rules pengiriman.Late, karena berdasarkan data delivery monitoring untuk pengantar produk tersebut, ternyata lebih banyak proses pengiriman yang terlambat. Hasil tampilan rules ini dapat dilihat pada gambar 20. Pada record pertama dari tabel rules dapat dilihat bahwa jika digunakan pengantar produk Kamadjaja untuk pengiriman ke Semarang dengan katagori muatan C, menggunakan truk wing box, maka diperkirakan statusnya on time.
Gambar 19. Halaman Pre-processing Data
Gambar 20. Halaman Tampilan Aturan Pemilihan Pengantar Produk dengan Algoritma Pohon Keputusan
56
VI.2.5 Halaman Transportation Planning Penggunaan rules dari decision tree dapat dipakai langsung pada proses ini. Tahapan awal yang akan dilakukan oleh perencana transportasi adalah menentukan pengantar produk yang akan dipakai dan kemudian mendapatkan rute yang dituju berdasarkan hitungan minimum spanning tree. Halaman untuk menentukan pengantar produk dapat dilihat pada gambar 21. Penentuan pengantar produk akan merujuk pada setiap distribution planning yang telah diproses sebelumnya.
Gambar 21. Halaman Pemilihan Pengantar Produk Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk pengiriman dengan tujuan terakhir adalah Probolinggo, menggunakan truk Fuso, dengan membawa muatan golongan C, memiliki rules Late jika dikirim dengan pengantar produk Antasena. Maka sebaiknya perencana transportasi harus memilih pengantar produk lainnya. Rute optimal untuk pengiriman di atas dapat langsung dilihat dengan mengklik button RuteMST. Setiap kota yang tercantum dalam transportation planning akan secara otomatis dimasukkan dalam rute tersebut. Pengguna dapat langsung melihat rute paling optimal yang harus dilalui. Hasil rute tersebut dapat dilihat pada gambar 22.
57
Gambar 22. Halaman Rute Pengiriman
VI.3 VERIFIKASI DAN VALIDASI Verifikasi sistem ditujukan untuk menguji sistem apakah telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Verifikasi juga bertujuan untuk menjadikan sistem lebih sempurna, stabil, dan bebas dari kesalahan yang juga dapat menganggu suatu proses dalam sistem. Terdapat beberapa tahapan pengolahan yang dilakukan yaitu: pre-processing data, penyusunan bill of distribution (BOD), penghitungan distribution requirements planning (DRP), perhitungan decision tree, dan penyusunan rute dengan minimum spanning tree (MST). VI.3.1 Pre-Processing Data Tahapan ini ditujukan khusus untuk perhitungan decision tree. Seperti yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka bahwa untuk mempermudah perhitungan entropi pada decision tree maka data yang dipakai harus bersifat diskret bukan kontinu. Atribut yang diperhitungkan dalam penelitian ini untuk menentukan rules pengiriman ada 4 buah, yaitu: kota tujuan, muatan yang dibawa, jenis kendaraan yang dipakai, dan siapa pengantar produk pengirimnya. Kota tujuan adalah lokasi dimana gudang regional berada. Tidak ada lead time antara gudang regional dan distributor karena distributor dapat mengambil langsung produk yang dipesan di gudang regional tersebut. Keseluruhan gudang regional yang diperhitungakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3. Jenis kendaraan yang dipakai wajib dimiliki oleh setiap pengantar produk sehingga tidak ada batasan jumlah kendaraan, ketika perusahaan meminta sebuah kendaraan maka pihak pengantar produk wajib memenuhinya. Jika ternyata tidak tersedia, maka perusahaan akan menggunakan Pengantar Produk lainnya. Jenis kendaraa, kapasitas maksimal, dan volume kendaraan dapat dilihat pada Tabel 4. PT. Goodyear Indonesia, Tbk melakukan kontrak dengan 6 buah pengantar produk untuk melakukan pengiriman di wilayah Pulau Jawa. pengantar produk ini boleh digunakan untuk pengiriman ke kota manapun di Pulau Jawa. Jadi setiap pengantar produk bisa melakukan pengiriman, tanpa batasan kota tujuan. pengantar produk yang dipakai adalah Antasena, Efata, Kamadjaja, Hana, PLS, dan SNS. Atribut terkahir yang diperhitungkan adalah muatan yang dibawa, tetapi jumlah muatan ini masih bersifat data kontinu dengan tipe angka, maka dilakukan penggolongan muatan terlebih dahulu dengan hasil penggolongan disajikan pada Tabel 5. Perusahaan sering melakukan pengiriman yang tidak full load, sehingga terdapat perbedaan jumlah muatan meskipun truk yang dipakai jenisnya sama.
58
Tabel 4. Data Gudang Regional Nama
Lead Time (day)
Bandung
1
Bogor
1
Jakarta
1
Yogyakarta
3
Karawang
1
Madiun
3
Probolinggo
3
Purwakarta
1
Semarang
2
Surabaya 3 Sumber: PT. Goodyear Indonesia, Tbk (2010) Tabel 5. Data Jenis Kendaraan Nama Kendaraan
Volume (m3)
Maximum Capacity
CD
12
171
Fuso
30
429
Tronton
45
643
WB 60 Sumber: PT. Goodyear Indonesia, Tbk (2010)
857
Tabel 6. Data Golongan Muatan Jumlah Ban
Golongan
BA
BB
A
1
94
B
95
188
C
189
282
D
283
376
E
377
470
F
471
564
G
565
658
*BA = Batas Atas, BB = Batas Bawah Sumber: PT. Goodyear Indonesia, Tbk (2010) VI.3.2 Perencanaan Distribusi dengan Bill of Distribution dan Distribution Requirements Planning Perlu diketahui sebelumnya bahwa PT. Goodyear Indonesia, Tbk merupakan perusahaan penghasil ban mobil yang memiliki jaringan distribusi skala internasional. Pada penelitian ini dibatasi hanya jaringan distribusi di Pulau Jawa yang akan diperhitungkan. Setiap distributor berada dibawah satu gudang regional yang terletak pada kota tertentu. Distributor akan megambil barang pesanannya di gudang regional. Terdapat 10 gudang regional dan 28 Distributor untuk Pulau Jawa. Data distributor dapat dilihat pada tabel 7, berdasarkan data tersebut dilakukan penyusunan Bill of
59
distribution (BOD), yang terdiri dari tiga bagian yaitu: gudang pusat, gudang regional, dan distributor. PT. Goodyear Indonesia, Tbk tidak menjual langsung produknya kepada konsumen akhir, akan tetapi melalui distributor. Hasil penyusunan BOD dapat dilihat pada gambar 23. Struktur distribusi yang ditampilkan oleh BOD akan digunakan untuk menghitung DRP, permintaan setiap distributor akan dipertimbangkan sebagai permintaan gudang regional di atasnya dan seluruh permintaan dari gudang regional akan menjadi permintaan total pada gudang pusat. Setiap gudang regional memilki lead time yang berbeda-beda, perhitungan lead time digunakan untuk memperkirakan kapan waktu pengiriman yang tepat agar produk dapat sampai tepat waktu. Semakin banyak lead time maka semakin lama waktu pengiriman. Tabel 7. Data Distributor Regional Nama Distributor WHS Maju, UD Madiun
Lead Time (Day) 3
Toyota Karawang Plant
Karawang
1
Arviapratama Tiara, PT
Jakarta
1
Astra Daihatsu Motor, PT
Jakarta
1
Buana Abadi Nugraha, PT
Jakarta
1
Candra Buana Mandiri, PT (Jkt)
Jakarta
1
Capella Patria Utama, PT
Jakarta
1
Centra Qualita, PT
Jakarta
1
Dunia Express Transindo, PT
Jakarta
1
Eka Sari Lorena Transport, PT (Jkt)
Jakarta
1
Intraco Penta Tbk, PT
Jakarta
1
Laksana Cipta Raharja, PT
Jakarta
1
Oto Sentosa Sentra Makmur, PT
Jakarta
1
Surya Jaya, CV (Jkt)
Jakarta
1
Sinar Jaya Gemilang, PT
Jakarta
1
Kian Hwa Welly Setiawan
Yogyakarta
3
Sinar Rejeki Jaya, CV
Semarang
2
Surya Jaya, CV (Smg)
Semarang
2
Sari Lorena, PT
Bogor
1
Mercedez-Benz Indonesia, PT
Bogor
1
Eka Sari Lorena Transport, PT (Bgr)
Bogor
1
Candra Buana Mandiri, PT (Sby)
Surabaya
3
Maju, UD (Sby)
Surabaya
3
Samudra, UD
Surabaya
3
Surya Jaya, CV (Sby)
Surabaya
3
Laju Jaya, CV
Bandung
1
Hino Motor Manufacturing Indonesia
Purwakarta
1
Andi Motor, UD Probolinggo Sumber: PT. Goodyear Indonesia, Tbk (2010)
3
60
Gambar 23. Struktur Bill of Distribution (BOD) Perhitungan DRP diawali dengan mamasukkan data permintaan setiap distributor ke dalam sistem, data akan memberikan informasi tentang jenis dan jumlah produk yang diminta serta kapan produk harus sampai di distributor tersebut. Tanggal sampai di distributor dan di gudang regional dianggap sama karena tidak ada lead time antara gudang regional dan distributor. Permintaan wajib dimasukkan satu bulan penuh agar perencanaan berjalan dengan baik. Ada beberapa aturan yang ditetapkan oleh PT. Goodyear Indonesia, Tbk yaitu pengiriman ke gudang regional wajib diberi jeda waktu satu hari untuk proses administrasi sehingga saat perhitungan Planned Order Receipts akan disatukan permintaan pengiriman setiap dua hari. Planned Order Release ditentukan dengan memajukan waktu pengiriman sesuai dengan data lead time. Tujuan utama perhitungan DRP adalah untuk mendapatkan jumlah produk sebenarnya yang harus dikirim ke setiap gudang regional, dengan mempertimbangkan stock in hand dan scheduled receive yang telah direncanakan oleh gudang regional. Jika ternyata stock in hand masih dapat memenuhi permintaan, maka tidak perlu dilakukan pengiriman produk. Scheduled receive menerangkan jumlah produk yang sudah direncanakan pada periode sebelumnya untuk dikirim ke gudang regional bersangkutan. Pada sistem pengguna wajib memasukkan data stock in hand dan
61
scheduled receive secara manual pada sistem, karena sistem ini belum terhubung langsung secara jaringan dengan setiap gudang regional. Selebihnya rumus yang digunakan sama seperti perhitungan DRP pada umumnya. DRP akan dihitung dengan mengelompokkannya berdasarkan produk yang dipesan dan gudang regional pemesan. Jenis produk yang dapat dipesan oleh distributor adalah keseluruhan produk yang diproduksi oleh PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Jenis produk ini disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Data Produk No
Nama Produk
1
Passenger Bias
2
Passenger Broad Market
3
Passenger Broad Market Premium
4
Passenger High Performance
5
Passenger Ultra High Performance
6
Ultra Light Truck Bias
7
Light Truck Bias
8
Ultra Light Truck Radial
9
Light Truck Radial
10
Bias Truck
11
EM A21 Bias
12
EM A3A GDR Bias
13
EM A3A LDR Bias
14
Front Farm Bias
15
Rear Farm Bias
16 Ground Tire Import Sumber: PT. Goodyear Indonesia, Tbk (2010) Pada tahapan verifikasi ini akan dibahas satu buah kasus untuk setiap perhitungan. Berikut perhitungan untuk DRP pada gudang regional Jakarta dan produk Passenger Broad Market pada bulan Agustus tahun 2011. Diketahui bahwa stock in hand yang dimiliki oleh gudang regional Jakarta adalah 50 buah, dan sudah direncanakan akan dikirim produk tersebut sebanyak 20 buah pada tanggal 3 Agustus 2011, 30 buah pada tanggal 9 Agustus 2011, dan 40 buah pada tanggal 26 Agustus 2011. Data tersebut akan dimasukkan pada halaman input data di gambar 24. Data Gross Requirements untuk periode ini akan langsung terhubung dengan data permintaan yang telah dimasukkan sebelumnya. Semua data langsung dihitung pada proses DRP dan menghasilkan keluaran bahwa produk harus dikirim pada tanggal 4 Agustus 2011 sebanyak 44 buah, tanggal 6 Agustus 2011 sebanyak 46 buah dan seterusnya sesuai yang tertera pada kolom Planned Order Release di hasil perhitungan DRP pada gambar 25. Jadi dapat dilihat jika permintaan pada tanggal 1 Agustus 2011 sebanyak 20 buah, belum tentu pada tanggal tersebut harus mengirim sebnyak 20 buah juga. Kolom adjusted SRs merupakan kolom yang befungsi untuk memperlihatkan bahwa seharusnya berapa jumlah scheduled receive yang sampai pada tanggal tertentu, bisa saja scheduled receive datang terlalu cepat, atau terlalu lambat. Sesuai dengan aturan pada PT. Goodyear Indonesia, Tbk pengiriman ke gudang regional yang sama harus diberi waktu jeda 1 hari, sehingga net requirements akan dijumlahkan setiap 2 hari dan diletakkan di tanggal awal dan dinyatakan sebagai planned oreder receipts. Lead time
62
antara gudang pusat dan gudang regional Jakarta adalah 1 hari maka planned order receipts tanggal 5 Agustus 2011, akan dikirimkan pada tanggal 4 Agustus 2011.
Gambar 24. Tampilan Input Data Stock in Hand dan Scheduled Receive
Gambar 25. Tampilan Perhitungan Distribution Requirements Planning
63
VI.3.3 Perhitungan Decision Tree Decision Tree dimulai dengan mengelompokkan muatan sesuai dengan golongan muatan yang telah ditentukan pada tahapan Pre-Processing data, sehinga data muatan yang awalnya berupa angka akan berubah sesuai dengan katagorinya. Tahap selanjutnya adalah menghitung entropi untuk setiap atribut sebagai langkah untuk menentukan root awal pembentukan tree. Hasil dari perhitungan entropi tahap pertama dapat dilihat pada tabel 9. Ternyata entropi paling kecil adalah entropi untuk atribut pengantar produk. Tabel 9. Hasil Perhitungan Entropi Tahap 1 NO
ATRIBUT Pengantar Produk Tujuan Jenis Kendaraan Muatan
1 2 3 4
ENTROPI 0.682454 0.691126 0.804046 0.794726
Atribut yang terpilih sebagai root awal adalah pengantar produk, atribut ini memiliki 6 anggota yaitu: Antasena, Efata, Hana, Kamadjaja, PLS, dan SNS, dapat diartikan akan timbul 6 cabang dari root pengantar produk. Tahap selanjutnya adalah kembali menghitung entropi untuk setiap cabang, ada 3 atribut yang akan diperhitungkan, yaitu tujuan, jenis kendaraan, dan muatan. Atribut yang sudah terpilih sebelumnya tidak diperhitungkan kembali. Tabel 10. Hasil Perhitungan Entropi Tahap 2 ANTASENA NO 1 2 3
ATRIBUT Tujuan Jenis Kendaraan Muatan
ENTROPI 0.15326 0.47557 0.40107
EFATA 1 2 3
Tujuan Jenis Kendaraan Muatan
0.53344 0.56498 0.55709
Kamadjaja 1 2 3
Tujuan Jenis Kendaraan Muatan
0.92665 0.81741 0.91216
SNS 1 2 3
Tujuan Jenis Kendaraan Muatan
0.30635 0.39342 0.43932
HANA 1 2 3
Tujuan Jenis Kendaraan Muatan
0.86637 0.88078 0.85589
PLS (Late 0/1)
64
Berdasarkan perhitungan entropi untuk masing-masing cabang dari pengantar produk didapatkan hasil bahwa untuk pengantar produk Antasena, Efata, dan SNS akan terbentuk cabang selanjutnya dengan atribut penentu adalah tujuan. Pengantar produk Kamadjaja akan membentuk cabang dengan atribut penentu adalah jenis kendaraan dan pengantar produk Hana akan membentuk cabang selanjutnya dengan atribut penentu muatan. Khusus untuk PLS tidak akan membentuk cabang lagi, karena sudah didapatkan hasil bahwa dari data yang digunakan untuk penelitian ini PLS hanya melakukan 1 kali pengiriman dan hasilnya terlambat. Jadi dapat ditentukan bahwa setiap pengiriman untuk PLS akan terlambat. Tree untuk PLS juga berhenti pada cabang ini. Hasil perhitugan dapat dilihat pada Tabel 10. Tahap ketiga adalah kembali menentukan cabang dari setiap atribut yang telah ditentukan pada tahap kedua. Pembahasan ini akan difokuskan pada pengantar produk Efata yang kembali membentuk cabang berdasarkan kota tujuannya. Kota tujuan terdiri dari 10 kota, maka Efata akan memiliki cabang 10 buah. Ternyata berdasarkan data yang ada, Efata belum pernah mengunjungi seluruh gudang regional. Efata hanya pernah melakukan pengiriman ke Bandung, Bogor, Jakarta, Karawang, dan Purwakarta, maka dianggap pengiriman yang lain adalah undefined. Undefined sendiri berarti bahwa tidak dapat ditentukan apakah pengiriman tersebut late atau on time karena data tidak tersedia. Perhitungan entropi tahap 3 untuk cabang Efata dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Perhitungan Entropi Tahap 3 Cabang Efata NO
ATRIBUT
ENTROPI
1 2
Bandung Jenis Kendaraan Muatan
0.32508 0.30738
1 2
Bogor Jenis Kendaraan Muatan
0.87419 0.86419
1 2
Jakarta Jenis Kendaraan Muatan
0.59588 0.58427
1 2
Karawang Jenis Kendaraan Muatan
0.45079 0.45079
Purwakarta (On Time 5/0) Dapat dilihat pada tabel 11 bahwa untuk kota tujuan Bandung, Bogor, Jakarta, Karawang akan membentuk cabang berikutnya berdasarkan atribut muatan, sedangkan untuk kota tujuan Purwakarta dapat dinyatakan status pengirimannya on time karena berdasarkan data yang dipakai Efata telah melakukan pengiriman ke Purwakarta sebanyak 5 kali dan selalu tepat waktu, cabang Efata untuk Purwakarta akan berhenti disini. Tahap keempat akan dicari cabang dari Efata dengan kota tujuan Bandung, Bogor, Jakarta, dan Karawang. Pembahasan ini akn difokuskan pada cabang Efata untuk Kota Bandung yang dilihat dari atribut muatan. Ternyata untuk golongan muatan C, D, E, F, dan G pengiriman yang dilakukan oleh Efata ke Bandung selalu on time, maka cabang akan berhenti disini. Golongan muatan A dan B masih belum dapat ditentukan statusnya karena terdapat kemunculan on time dan late dengan jumlah tertentu, maka dilakukan percabangan terkahir sebagai tahap kelima berdasarkan atribut jenis kendaraan. Data menunjukkan baik golongan A atau B, hanya pernah melakukan pengiriman dengan
65
truk Fuso dan Cold Diesel (CD), sehingga untuk Wing Box dan Tronton dianggap undefined. Golongan A dan B yang dikirim dengan Fuso dan CD memiliki record data selalu on time. Penentuan rules pengiriman ini dilihat dari perbandungan jumlah pengiriman yang dilakukan dengan kombinasi atribut tersebut, jika ternyata jumlah pengiriman dengan status on time lebih banyak dibanding late maka dapat dinyatakan rules adalah on time, begitu juga sebaliknya. Tree secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 14, dan rules yang terbentuk untuk penelitian ini ditunjukkan pada Lampiran 15. Pada Tabel 12 disajikan rules pengiriman yang diperkirakan akan terlambat. Tabel 12. Rules Pengiriman dengan Status Terlambat No.
17
Rules IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bogor AND Muatan = A AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bogor AND Muatan = B AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Bogor THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Semarang AND Jenis Kendaraan =CD AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Semarang AND Jenis Kendaraan =Fuso AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = Late IF Pengantar Produk = PLS THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Tujuan = Probolinggo THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = CD AND Tujuan = Semarang AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = CD AND Tujuan = Semarang AND Muatan = B THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Muatan = C THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Muatan = B AND Tujuan = Semarang THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Semarang THEN Status = Late
18
IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Madiun THEN Status = Late
19
IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Purwakarta THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = CD AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = CD AND Muatan = B THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Tronton AND Muatan = B THEN Status = Late
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
20 21 22 23
66
Hasil ini telah sesuai dengan keluaran yang dihasilkan program Triport 0.1, yang disajikan pada gambar 26. Dapat dicocokan bahwa ternyata pengiriman yang dilakukan oleh Efata dengan tujuan Bogor, golongan muatan A dan jenis kendaraan memiliki rules terlambat, seperti yang tertera pada tabel 12 nomor 1. Nilai entropi yang dihasilkan selalu bernilai antara 0 – 1, sesuai dengan grafik logaritmik sebaran peluang untuk atribut tujuan biner yang nilainya selalu antara 0 – 1.
Gambar 26. Rules Pengiriman pada Triport 0.1 Tabel 13. Data Pengiriman PT. Goodyear Indonesia Bulan Juni 2010 No. Transaksi 51
Pengantar Produk EFATA
Kota Tujuan BOGOR
Gol. Muatan A
Jenis Kendaraan CD
Status
53
EFATA
BOGOR
A
CD
On Time Late
56
EFATA
BOGOR
A
CD
Late
57
EFATA
BOGOR
A
CD
Late
Rules pengiriman yang dihasilkan dalam penelitian ini, jika dibandingkan dengan data asal dari perusahaan yang tertera pada tabel 13, menunjukkan bahwa pengiriman oleh Efata menuju Bogor
67
dengan membawa muatan golongan A, menggunakan truk CD memiliki kemunculan status late lebih banyak dari on time. Dapat dinyatakan bahwa hasil dari penelitian ini benar dan valid. VI.3.4 Perencanaan Transportasi dengan Minimum Spanning Tree Metode terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyusun rute pengiriman yang optimal dengan menggunakan metode minimum spanning tree (MST). PT. Goodyear Indonesia, Tbk sebelumnya tidak pernah menerapkan metode cross docking dalam proses pengiriman produk. Perusahaan ini selalu menerapkan tipe pengirima satu kendaraan ke satu tujuan, jadi meskipun jumlah pengiriman tidak memenuhi kapasitas maksimal truk paling kecil, kendaraan akan tetap berangkat. Melihat kasus ini maka penelitian ini dilakukan, penelitian ini mencoba untuk memberikan proses pengiriman baru dengan konsep satu kendaraan ke banyak tujuan. Truk akan diberangkatkan ke beberapa gudang regional dalam sekali jalan, sehingga kapasitas truk yang sebelumnya sering tidak penuh, akan selalu penuh dengan membawa pesanan dari gudang regional lainnya. Diharapkan metode ini akan mereduksi biaya distribusi dan transportasi perusahaan dan secara tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan perusahaan. Metode MST berusaha untuk mencari rute dengan jarak paling rendah sehingga waktu akan lebih efisien dan bensin kendaraan juga lebih hemat. Penelitian ini membentuk vertices dari lokasi setiap gudang regional dan bobot untuk setiap edges berdasarkan jarak antara gudang regional tersebut. Rute yang optimal adalah rute dengan total bobot paling rendah. Tampilan rute yang dapat dilalui oleh kendaraan digambarkan pada gambar 27.
JKT 53.07
KRW
47.91
42.26 69.10
331.56 72.10
61.29
SMG
45.12 152.16
97.08
SBY
141.23
PWK
BGR
BDG
MAD
309.78 91.83
187.70
PBG
c YGY
313.25
319.53
Gambar 27. Jalur Pengiriman Salah satu contoh kasus yang akan dibahas adalah pengiriman yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 2011. Pengiriman ini akan berangkat dari gudang pusat menuju seluruh gudang regional dengan membawa 235 produk, menggunakan truk Fuso. Detail pengiriman dapat dilihat pada gambar 28.
Gambar 28. Rencana Pengiriman Tanggal 17 Agustus 2011
68
Gambar 29. Rute Pengiriman untuk Tanggal 17 Agustus 2011 Jalur pengiriman paling optimal untuk tanggal 17 Agustus 2011 adalah Bogor – Jakarta – Karawang – Purwakarta – Bandung – Semarang – Madiun – Surabaya – Probolinggo, atau dengan kata lain melewati jalur Pantai Utara (Pantura), dapat dilihat pemilihan jalur pengiriman pada Gambar 29.
VII.3 Tantangan Implementasi Lanjut Perencanaan distribusi dan transportasi dengan teknik penggalian data akan membantu perusahaan untuk menentukan pengantar produk, sehingga pengiriman dapat sampai tepat waktu. Penerapan metode DRP akan memperkecil ketidaktersediaan produk pada saat pengiriman harus dilakukan, dengan DRP dapat diketahui berapa jumlah produk yang harus tersedia di gudang pusat dan gudang regional pada periode waktu tertentu. Metode MST dapat mereduksi jumlah biaya distribusi dan transportasi karena dalam sekali keberangkatan kendaraan akan membawa produk untuk dikirim ke beberapa gudang regional. MST akan membuat pengiriman dengan kapasitas penuh dapat selalu dilakukan. Triport 0.1 ditujukan untuk penggunaan di finished goods warehouse. Pada lokasi ini banyak pengguna yang akan menggunakan sistem dalam waktu bersamaan, jadi sistem seharusnya dibuat untuk digunakan oleh multi-user. Data dalam sistem harus dapat diakses bersamaan dan terus diperbaharui, sehingga informasi yang diperoleh juga lebih akurat. Triport 0.1 belum dapat menampilkan tree yang dihasilkan dari pehitungan decision tree, jika ingin dilakukan implementasi di lapangan, gambaran tree ini akan mempermudah supervisor untuk mengambil keputusan pada proses pengiriman produk. Perlu dilakukan validasi model dengan metode Receiver Operating Characteristic (ROC) untuk mendapatkan akurasi dari setiap aturan yang terbentuk berdasarkan pohon keputusan. Aturan yang terbentuk perlu dievaluasi pada periode waktu tertentu. Hal ini dapat meningkatkan akurasi aturan yang terbentuk. Pada penelitian ini belum dapat dilakukan validasi dengan metode ROC karena kekurangan data. Data pada test set tidak mencukupi untuk mengecek semua aturan yang terbentuk dari training set, sehingga level akurasi juga tidak dapat dibentuk.
69
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN VII.1 KESIMPULAN Perencanaan distribusi dan tranportasi merupakan salah satu bagian penting dalam manajemen rantai pasok. Salah satu biaya produksi terbesar terletak pada bagaian ini, sehingga dengan mengoptimalkan perencanaan distribusi dan transportasi maka perusahaan dapat mereduksi biaya produksinya. Salah satu faktor paling penting yang harus dijaga oleh perusahaan adalah kepuasaan konsumen, dimana kepuasaan konsumen dinilai dari harga, kualitas, serat ketepatan waktu. Penelitian ini mencoba untuk menerapkan teknik penggalian data, distribution requirements planning, dan minimum spanning tree dalam perencanaan distribusi dan transportasi, dan mendapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur distribusi PT. Goodyear Indonesia, Tbk yang digambarkan dalam Bill of Distribution (BOD) terdiri dari tiga bagian yaitu: gudang pusat, gudang regional, dan distributor. PT. Goodyear Indonesia, Tbk tidak menjual langsung kepada konsumen, tetapi melalui distributor. Distribution Requirements Planning yang disusun berdasarkan BOD, dapat membantu perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang harus tersedia di warehouse agar permintaan setiap distributor dapat dipenuhi di waktu yang tepat. 2. Terdapat 70 rules pengiriman yang terbentuk untuk kasus di PT. Goodyear Indonesia, Tbk. Terdiri dari 23 rules menyatakan bahwa pengiriman akan terlambat dan 47 rules untuk pengiriman tepat waktu. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan harus segera melakukan pengecekan ulang kinerja pengantar produk, terutama untuk pengiriman dengan jumlah sedikit dan menggunakan jenis kendaraan cold diesel. 3. Penggunaan teknik Minimum Spanning Tree (MST) untuk menyusun rute pengiriman menuju banyak gudang regional, membantu perusahaan mendapatkan rute dengan bobot terendah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk sepuluh gudang regional di Pulau Jawa, rute yang paling optimal adalah Bogor – Jakarta – Karawang – Purwakarta – Bandung – Semarang – Madiun – Surabaya – Probolinggo. 4. Penyusunan perencanaan distribusi dan transportasi dengan menggunakan tiga metode di atas diharapkan dapat membuat perusahaan selalu memenuhi permintaan distributor pada waktu yang tepat dan melalui rute yang paling optimal, sehingga dapat mengurangi biaya distribusi dan transportasi serta memenangkan persaingan bisnis di industri ban mobil.
VII.2 SARAN Perlu dilakukan validasi model dengan mengevaluasi data secara periodik menggunakan teknik Receiver Operating Characteristic (ROC), sehingga akurasi aturan yang terbentuk dari pohon keputusan dapat diketahui. Semakin banyak data yang diolah dengan algoritma pohon keputusan, maka semakin tinggi akurasi yang akan dicapai.
70
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Verifikasi dan Validasi Model Simulasi. http://ocw.gunadarma.ac.id/course/computerscience-and-information/computer-system-s1/simulasi-dan-pemodelan/verifikasi-danvalidasi-sistem-pemodelan. [6 April 2011] Anonim. 2011. Prim's Algorithm . http://en.wikipedia.org/wiki/Prim%27s_algorithm [5 April 2011]. Bennet S, Skelton J, Lunn K, 2001. Schaum's Outline of UML, Washington, DC, McGraw-Hill International. Dharwiyanti, S. Wahono, R. S. 2003. Pengantar Unified Modeling Language (UML). Erlebacher SJ, Meller RD. 1999. The Interaction of Location and Inventory in Designing Distribution System. IEE Transaction 2000(32): 155-166. Han J, Kamber M, 2001. Data Mining Concepts and Techniques. Morgan Kaufmann, California. Hariyanto, B. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Penerbit Informatika Bandung, Bandung. Indrajit ER, Djokopranoto R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain: Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Grasindo, Jakarta. Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Publisher, Yogyakarta. Kusnawi. 2007. Pengantar Solusi Data Mining. STMIK AMIKOM, Yogyakarta. McLeod R. 2001. Sistem Informasi Manajemen (Bahasa Indonesia). PT. Prenhallindo, Jakarta Microsoft. 1998. Microsoft Visual Basic 6.0. Microsoft. 2006. Microsoft Office Excel 2007. Miwa K. 2006. Modelling and Analysis of Delivery Planning in Supply Chain. DAAAM International Scientific Book 33: 417-430. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu, Yogyakarta O'brien. 2008. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis. Mc. Graw Hill, New York Oracle. 2011. MySQL Pettie S, Ramachandran V, 2001. An Optimal Minimum Spanning Tree Algorithm Primashanti IAY. 2006. Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi. http://iaprima.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5439/D3_3a_Pendekatan. 2011]
Available: [23 Mei
Pujawan IN. 2005. Supply Chain Management. Guna Widya, Surabaya Rokach L, Maimon O. 2008. Data Mining with Decision Trees Theory and Applications.World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd., Singapore Said, Ilham A. 2005. Produktivitas dan Efisiensi dengan Supply Chain Management. PPM, Jakarta Saloka S. 2011. Proses Produksi Ban Goodyear. PT. Goodyear Indonesia, Tbk, Bogor Sagbansua L, Alabay MN. 2010. Distribution Network and The Role of Information and Communication Technology (ICT). Canadian Social Science 6(4): 01-11.
71
Stadtler H, Kilger C. 2008. Supply Chain Management and Advanced Planning. Springer - Verlag Berlin Heidelberg, Hamburg Sulianta F, Juju D. 2010. Data Mining. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Sybase. 2010. Sybase PowerDesigner 15.3. Turban E. 2001. Decision Support and Expert System. McMillan Publishing Company, New York Ville BD. 2006. Decision Trees for Business Intelligence and Data Mining: Using SAS Enterprise Miner, NC. SAS Institute Inc, USA. Waters D. 2003. Global Logistics and Distribution Planning. Kogan Page Limited, London Yulianto AA, Gartina I, Astuti R, Dewi S, Sari SK, Witanti W. 2009. Analisis dan Desain Sistem Informasi. In: Hendraputra A. (ed.). Politeknik Telkom Bandung, Bandung
72
S teel W ire
S teelW ire
Chemical
R ubber
T extile
R aw Material
B anbury Mixer
S teelas tic
F abric Manufacturer
B reaker B elt B uilding
B ead Cons truction
E xtruder
Calender
Cutting Calender
V is ual Ins pection
Green T ire B uilding
Curing
F inal Ins pection F orce V ariarion
B alance
Lampiran 1. Proses Produksi Ban di PT. Goodyear Indonesia, Tbk
73
Lampiran 2. Use Case Diagram Triport 0.1
DISTRIBUTION PLANNER Input Data User Menyusun Bill of Distribution Distribution Planner
Input Sales Order
Input Data Produk <
>
Supervisor WHS
<> Input Data Distributor Menghitung Distribution Requirements Planning
<>
Input Data Regional WHS
Menghitung Decision Tree
Input Data Transporter <> <<extend>> Menyusun Shipping Plan Input Data Kendaraan
<>
Input Data Jarak
TRANSPORTATION PLANNER STOCK CONTROLLER <>
Memilih Transporter
Transportation Planner Input Data Received Produk <>
Penyusunan MST
Stock Controller
<> Database Management System
Koneksi ke Database Menyusun Transportation Plan DBMS
Memasukkan data delivery monitoring
74
Lampiran 3. Diagram Aktivitas untuk Perencanaan Distribusi Distribution Planner
D and T System
Login as DP
DBMS
Verifikasi User DP Query Data User DP
[Pass or Username Salah]
Login DP
[Pass and Username Benar] Memilih Aktifitas DP
[Distribution Planning]
Aktifitas DP
Membuka Menu DP
[Decision Tree] Membuka menu Decison Tree
Memilih submenu DP
Submenu DP [Input SO]
Input Data Sales Order
[Summary DRP]
[DRP]
Update Data Sales Order
Saving Sales Order Data
Hitung DRP
Saving Planned Order Release
[BOD] Open BOD
Tampilkan Summary DRP
Memilih sub menu decision tree
Submenu Detree
[preprocess]
[decision tree]
[tampilkan tree]
pre-processing data
Hitung decision tree
saving entropi
Visualize tree
[lihat rules] Open Finished Rules
Saving rules
Logout as DP
75
Lampiran 4. Diagram Aktivitas untuk Perencanaan Transportasi Transportation Planner
Triport System
Verifikasi Data TP
Login as TP
[pass or username salah]
DBMS
Open Query Data User
login TP
[pass and username benar]
memilih aktifitas TP
aktifitas TP
[memiliih transporter]
[meilhat trans plan] Pilih Transporter
update transporter terpilih
elivery monitoring]
saving Trans_Plan data (transporter)
[menentukan rute] Hitung MST
saving Trans_Plan (Rute)
Tampilkan report trans_plan
input data status
update delivery monitoring
update source data decision tree
logout as TP
76
Lampiran 5. Diagram Aktivitas Pengontrol persediaan Stock Controller
D and T System
Login as SC
Verifikasi User SC
DBMS
Query Data User SC
[Pass or Username Salah] Login SC
[Pass and Username Benar]
Membuka Menu SC
Menampilkan Form Input Data Produk
Menginputkan Data Produk
Update Data Stock
Simpan Update Data Stock
Logout as SC
77
Lampiran 6. Diagram Aktivitas Supervior Administrator
D and T System
Login as Admin
Verifikasi User
DBMS
Open Query Data Admin
[Pass or Username salah] Login Admin
[Pass and Username Benar] Memilih Aktifitas [user]
[produk]
Update Data Pengguna
Update Data Produk
aktivitas Adm/SP [jarak]
[distributor]
Update data jarak
Update Data Distributor
Saving update data
[kendaraan] [transporter]
Update Data Jenis Kendaraan
Update Data Transporter
Activity DP
Activity TP
Activity SC
logout as admin
78
Lampiran 7. Statechart Diagram Login
Input Username and Password
[Cancel / Quit]
entry / Password and Usernam [Submit Data] [Quit]
Verifikasi User [User Tidak Terdaftar] [Username or Password Salah] do / Verifikasi User
User reject exit / Keluar Sistem
[Password and username benar]
Sistem Start entry / Transaksi [Start using sistem]
79
[Exit DRP Cal]
do / Hitung DRP do / Saving POR
DRP Cal
do / View Home exit / DP Exit
[Exit DP] [Exit Detree]
[Exit Sistem]
exit / Exit as DP
Exit Triport
[Home View]
do / View Home exit / Detree Exit
[Exit Detree Menu] Keluar Menu Detree
[Exit DP menu]
[View Rules]
Preprocessing Data
do / View Rules
Finished Rules
do / View Tree
Visualize Tree
do / Hitung Entropi do / View Entropi
[Exit Detree]
[Exit Preprocess]
[Exit Rules View]
[Exit Tree Visual]
Hitung Decision Tree
do / Analisis Atribut do / Count Atribut
[View Tree]
[Detree Calc]
[Preprocessing]
Keluar Menu DP
[View Summary]
[View BOD]
[Hitung DRP]
do / Open Sub Men
Decision Tree Menu
[Pilih Sub Menu Detree] [Pilih Sub Menu DP]
do / Open Sub Menu
Distribution Planning Menu
[Input Sales Order]
[Exit DRP Sum]
do / View DRP summary / day
Summary DRP
do / Open BOD view
Bill of Distribution
entry / PoH and SR
[Exit BOD View]
[Data SO Submit]
entry / Distributor Demand do / Saving Data Order
Sales Order
[Pilih Sub Menu]
[Detree Menu] [DP Menu]
Distribution Requirements Planning
[Exit SO]
do / Open
Menu Planning
[Masuk Sistem]
Lampiran 8. Statechart Diagram Perencanaan Distribusi
80
Lampiran 9. Statechart Diagram Perencanaan Transportasi
Menu Planning [Masuk Sistem]
[Masuk Menu TP]
do / Open Menu Transportation Planning do / Open sub menu TP [Pilih Sub Menu TP] [input data delivery monitoring]
[Pilih Transporter]
Pemilihan Transporter entry / transporter do / cek rules
[Rute MST]
[Summary Transplan]
Minimum Spanning Tree
TransPlan Full
Delivery Monitoring
do / view transplan
entry / delivery status
do / susun rute MST
[exit delivery monitoring] [exit pilih trans]
[exit rute MST]
[exit transplan]
[exit sub menu TP] Sub menu TP do / view home exit / exit TP [keluar TP] Exit Triport
[keluar sistem]
exit / keluar triport
81
Lampiran 10. Statechart Diagram untuk Pengontrol persediaan
[Masuk Sistem] Menu Stock Terbuka
[View Data]
Viewing Data Produk
[Quit]
[Entry Data] [Data sebelumnya di revisi]
Revisi Data do / Revisi Data Produk [Submit Data]
Input Data Stock do / Input Data Produk
[Submit Data]
Simpan Data Stock
[exit triport]
82
Transporter
trans full
User
ID user
ID user Integer username Variable characters (254) jabatan Variable characters (254) password Variable characters (254)
kode truck
kode truck Variable characters (254) nama truck Variable characters (254) volume Integer full load Integer
Kendaraan
kend full
as transplan truck
as transplan tran
kode trans
kode trans Variable characters (254) nama trans Variable characters (254) wilayah Variable characters (254)
ID stock
ID stock Integer kode produk Variable characters (254) stock on hand Integer
Stock Produk
Produk Received
Receiving Produk
data truck
data trans
Trans Plan
ship plan
bobot MST
ID transplan
jarak bobot
detree ID
dtree ID Integer kode trans Variable characters (254) nama WHS Variable characters (254) gol muatan Integer nama truck Variable characters (254) delivery status Variable characters (254)
ID jarak
Decision Tree
ID WHS
ID jarak Integer kota awal Variable characters (254) kota akhir Variable characters (254) jarak Integer
as rules
Regional WHS
data WHS full shipo
as shipo WHS
data WHS ship
ID WHS Integer nama WHS Variable characters (254) safety stock Integer lot size Integer lead time Integer
trans order
ID shipping
ID shipping Variable characters (254) Variable characters (254) ID produk nama produk Variable characters (254) Variable characters (254) regWHS day kirim Integer month kirim Integer year kirim Integer Integer demand
ag TP Shipo
Produk shipped
as stock
Shipping Order
as shipping data produk ship
data produk stock
ID transplan Integer kode produk Variable characters (254) Integer ID WHS day kirim Integer month kirim Integer year kirim Integer fixed demand Integer kode trans Variable characters (254) Variable characters (254) kode truck
ID rec
ID rec Integer tgl receive Integer kode produk Integer received prod Integer
data dist WHS
as WHS dist
data dist full WHS
Produk
data prod full order
data dist order
as SO dist
kode dist
kode dist Variable characters (254) nama dist Variable characters (254) Variable characters (254) regWHS alamat Variable characters (254) lead time Integer safety stock Integer lot size Integer
Distributor
data dist full order
ID order
ID order Integer Date & Time tgl order kode dist Variable characters (254) Variable characters (254) kode produk demand Integer Integer day terima month terima Integer year terima Integer
Sales Order
as order
kode produk
kode produk Variable characters (254) nama produk Variable characters (254)
data produk order
data prod full ship
data prod full stock
Lampiran 11. Conceptual Data Model Triport 0.1
83
int varchar(254) int int int int
kode truck nama truck volume full load
data truck
data trans
varchar(254) varchar(254) int int
Kendaraan
kend full
trans full
kode trans varchar(254) nama trans varchar(254) varchar(254) wilayah
Transporter
int ID stock varchar(254) kode produk stock on hand int
Stock Produk
ID stock Pro_kode produk ID rec tgl receive kode produk received prod
Receiving Produk
data produk stock
ID transplan kode produk ID WHS day kirim month kirim year kirim fixed demand kode trans kode truck
ID transplan int ID jarak int
bobot MST
int varchar(254) varchar(254) int varchar(254) varchar(254)
Decision Tree
int varchar(254) int int int
Regional WHS
data prod full stock
ID jarak kota awal kota akhir jarak
int varchar(254) varchar(254) int
jarak bobot
data dist WHS
data dist full WHS
data WHS ship
int int varchar(254) varchar(254) varchar(254) varchar(254) varchar(254) int int int int
data WHS full shipo
ID WHS nama WHS safety stock lot size lead time
dtree ID kode trans nama WHS gol muatan nama truck delivery status
trans order
ship plan
dtree ID int ID transplan int
as rules
int varchar(254) int int int int int varchar(254) varchar(254)
Trans Plan
ID shipping varchar(254) ID transplan int
ag TP Shipo
ship plan
trans order
ID stock ID WHS kode produk ID shipping ID produk nama produk regWHS day kirim month kirim year kirim demand
Shipping Order
data produk ship
ID WHS kode dist nama dist regWHS alamat lead time safety stock lot size
ID user username jabatan password
data dist order
int datetime varchar(254) varchar(254) int int int int
int varchar(254) varchar(254) varchar(254)
User
int varchar(254) varchar(254) varchar(254) varchar(254) int int int
Distributor
data dist full order
ID order tgl order kode dist kode produk demand day terima month terima year terima
Sales Order
data produk order
data prod full order
kode produk varchar(254) nama produk varchar(254)
Produk
data prod full ship
Lampiran 12. Physical Data Model Triport 0.1
84
Lampiran 13. Struktur User Interface Triport 0.1
85
Lampiran 14. Struktur Tree
86
Lampiran 15. Rules Pengiriman Produk No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Rules IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bogor AND Muatan = A AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bogor AND Muatan = B AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Bogor THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Semarang AND Jenis Kendaraan =CD AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Semarang AND Jenis Kendaraan =Fuso AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = Late
16
IF Pengantar Produk = PLS THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = FusoTHEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Tujuan = Probolinggo THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = CD AND Tujuan = Semarang AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = CD AND Tujuan = Semarang AND Muatan = B THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Muatan = C THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Muatan = B AND Tujuan = Semarang THEN Status = Late
17
IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Semarang THEN Status = Late
18
IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Madiun THEN Status = Late
19
IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Purwakarta THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = CD AND Muatan = A THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = CD AND Muatan = B THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = Late IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Tronton AND Muatan = B THEN Status = Late IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = C THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = D THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = E THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = F THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = G THEN Status = On Time
9 10 11 12 13 14 15
20 21 22 23 24 25 26 27 28
87
Lampiran 15. Rules Pengiriman Produk (Lanjutan) No 29 30 31 32 33
Rules IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = A AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = A AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = B AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Bandung AND Muatan = B AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time
42
IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Purwakarta THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = D THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = F THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = A AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = A AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = B AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = B AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Jakarta AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Efata AND Tujuan = Karawang AND Muatan = A AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time
43
IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Bandung THEN Status = On Time
44
IF Pengantar Produk = Antasena AND Tujuan = Purwakarta THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Yogyakarta THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Madiun AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Madiun AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = A AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Wing Box THEN Status = On Time
34 35 36 37 38 39 40 41
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = E THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Yogyakarta THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Madiun THEN Status = On Time
88
Lampiran 15. Rules Pengiriman Produk (Lanjutan) No 56 57 58 59 60 61 62 63 64
Rules IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Probolinggo AND Jenis Kendaraan = Wing Box THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Fuso THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = B AND Tujuan = Surabaya AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = CD THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Tujuan = Surabaya THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Hana AND Muatan = C AND Jenis Kendaraan = Wing Box THEN Status = On Time
69
IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = Tronton THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = Wing Box THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = CD AND Tujuan = Bogor THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = CD AND Tujuan = Bandung THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = CD AND Tujuan = Semarang AND Muatan = C THEN Status = On Time IF Pengantar Produk = Kamadjaja AND Jenis Kendaraan = Fuso AND Muatan = A AND Tujuan = Semarang THEN Status = On Time
70
IF Pengantar Produk = SNS AND Tujuan = Probolinggo THEN Status = On Time
65 66 67 68
89