MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
PERBEDAAN NILAI TIDAL VOLUME, INSPIRATORY RESERVE VOLUME DAN INSPIRATORY CAPACITY ANTAR CABANG OLAHRAGA PADA ATLET USIA 6-12 TAHUN Isfahan Dwi Putra 1, Yuswo Supatmo2, Endang Kumaidah2 1
Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Fisiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010
ABSTRAK Latar belakang:Puncak pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia terjadi pada masa anak-anak dengan aktivitas latihan yang berbeda sehingga mempengaruhi tingkat kebugaran dan kesehatan jasmani. Penelitian menunjukkan bahwa latihan rutin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fungsi system kardiorespirasi. Setiap jenis olahraga memiliki sistem energi yang berbeda tergantung dari jenis latihan dan intensitas latihan. Tujuan: Membuktikan perbedaan nilai TV, IRV dan ICantar cabang olahraga antarpada atlet usi1 6-12 tahun. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik tidak berpasangan dengan desain cross-sectional. Sampel adalah 20 atlet laki-laki usia 6-12 tahun pada cabang olahraga Renang, Taekwondo, Sepak bola dan Bola Voli. Pengambilan data karakteristik berupa usia, tinggi badan, berat badan, lingkar dada, dan BMI. Nilai TV, IRV dan IC diukur menggunakan Spirometer spirolab II. Uji statistik menggunakan uji KruskalWallis dan One-way annova. Hasil:Rerata nilai TV kelompok atlet Bola Voli adalah 1,12 L, atlet Sepak bola 1,06 L, atlet Renang 1,27 L dan atlet Taekwondo 0,89 L. Rerata nilai IRV atlet Bola Voli adalah 0,54L, atlet Sepak bola 0,70 L, atlet Renang 0,71 L dan atlet Taekwondo 0,67 L. Rerata nilai IC atlet Bola Voli adalah 1,66 L, atlet Sepak bola 1,76 L, atlet Renang 1,91 L dan atlet Taekwondo 1,56 L. Atlet cabang olahraga Renang memiliki nilai TV, IRV dan IC yang lebih tinggi dari atlet cabang olahraga lainnya. Kesimpulan: Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang bermakna nilai TV antar cabang olahragapada atlet usia 6-12 tahun. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan yang bermakna nilai IRV dan ICantar cabang olahraga pada atlet usia 6-12 tahun. Kata kunci: Atlet, tidal volume, inspiratory reserve volume, inspiratory capacity, TV, IRV, IC. ABSTRACT DIFFERENCES IN TIDAL VOLUME, INSPIRATORY RESERVE VOLUME ANDINSPIRATORY CAPACITY BETWEEN THE BRANCH SPORT ATHLETES AGES 6-12 YEARS Background: The peak of human body growth and development happens during childhood with different intensity of activities and exercise. It influences the level of physical fitness and health. This research states that daily exercise has a significant impact towards the function of cardiorespiratory system. Each kind of sport has different energy system depends on the kind and the intensity of exercise. Aim: To prove the difference tidal volume, inspiratory reserve volume and inspiratory capacity on athlete in age 6-12 between swimmer, taekwondo player, football player and volleyball player in Semarang. 1021 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028
MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
Method: This cross-sectional study was done in 20 male athlete age 6-12 each sport branches, being in total 80 athlete. Among respiratory functions test, TV,IRV and IC ware measured using Spirometer spirolab II. Kruskal-Wallis test and One-way annova was applied for statistical analysis. Result: Mean TV values volleyball athlete is 1,12 L, football athlete 1,06 L, swimming athlete 1,27 L and taekwondo athlete 0,89 L. Mean IRV values volleyball athlete is 0,54 L, football athlete 0,70 L, swimming athlete 0,71 L and taekwondo athlete 0,67 L. Mean IC values volleyball athlete is 1,66 L, football athlete 1,76 L, swimming athlete 1,91 L and taekwondo athlete 1,56 L. Swimmer athlete has higher VC, IRV and IC values than other athlete. Conclusion: There is a significant difference TV values between sport branches in athlete age 6-12. Beside that, there is not a significant difference IRV and IC values between sport branches in athlete age 6-12. Keyword:Athlete, tidal volume, inspiratory reserve volume, inspiratory capacity, TV, IRV, IC. PENDAHULUAN Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya yang memiliki fungsi dan manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernapasan. Sistem pernapasan memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural dan terkoordinir. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan terdiri dari pertukaran gas didalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru–paru pernapasan luar. Pernapasan luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.1 Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam menjalankan fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yakni menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam tubuh (ekspirasi). Fungsi paru mempunyai dua komponen penting yaitu volume paru dan kapasitas paru, hal tersebut membutuhkan struktur anatomi yang baik, antara lain:2,3 a.
Dinding dada yang terdiri dari tulang, otot, saraf perifer.
b.
Parenkim paru yang terdiri dari saluran napas, alveoli, dan pembuluh darah.
c.
Dua lapisan pleura, yakni pleura viseralis yang membungkus erat jaringan paru, dan pleura parietalis yang menempel erat ke dinding toraks bagian dalam. Di antara kedua lapisan pleura terdapat rongga tipis yang normalnya tidak berisi apapun. 1022 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028
MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
d. Beberapa reseptor yang berada di pembuluh darah arteri utama. Kemajuan
teknologi
mengakibatkan
manusia
cenderung
kurang
bergerak
(hypokinetic), seperti penggunaan remot kontrol, komputer, lift, dan tangga berjalan, tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Gaya hidup duduk terus-menerus (inactive) dalambekerja ditambah pola hidup tidak sehat (merokok, polamakan yang tidak sehat, alkohol dan lain-lain) dapat menyebabkan beberapa penyakit antara lain: seperti penyakit jantung, atherosklerosis, hipertensi, diabetes militus, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi, dan kecemasan.4 Studi WHO pada faktor-faktor resiko menunjukan bahwa gaya hidup duduk terusmenerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak atau aktivitas fisik.5 Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan individu dan mencegah berbagai penyakit.Olahraga atau latihan fisik sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani. Energi yang diperoleh ketika melakukan aktivitas fisik berasal dari ATP-PC, glikolisis, aerobik dan anaerobik, akan tetapi hampir seluruh energi yang dibutuhkan untuk aktivitas otot dihasilkan oleh proses aerobik dan anaerobik. Efek olahraga aerobik adalah kebugaran kardiorespiratori.Beberapa contoh olahraga seperti bola voli, sepak bola, renang dan taekwondo mampu meningkatkan sistem ventilasi tubuh manusia.Tersedianya energi yang cukup merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan seorang atlet dalam mencapai prestasi puncak.6,7 Pencapaian
puncak
prestasi
dalam
bidangolahraga
merupakan
upaya
yang
komplekskarena faktor energi dan fisik, tetapi faktor fungsi paru juga dapat mempengaruhi kebugaran jasmani seorang atlet khususnya nilai TV, IRV dan IC.Untuk menghasilkan puncak prestasi pada atlet perlu dilakukan penerapan latihan fisik yang terprogram secara sistematis, terdiri dari pengembangan multilateral dan pembinaan spesialisasi hingga mencapai usia puncak prestasi 8 Puncak pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia terjadi pada masa anak-anak. Masa ini disebut juga sebagai masa terbaik tumbuh kembang seseorang dan merupakan waktu yang tepat untuk pembinaan calon atlet. Setiap atlet memiliki teknik latihan dan kebutuhan energi yang berbeda berdasarkan cabang olahraganya. Perbedaan cabang olahraga tersebut sangat mempengaruhi tingkat kebugaran dan kesehatan jasmani pada masing-masing atlet.9 1023 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028
MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
Penelitian sebelumnya membuktikan adanya perbedaan nilai fungsi paru anak dan remaja terhadap intensitas latihan dalam olahraga. Beberapa peneliti menyatakan bahwa latihan fisik yang intensif dilakukan akan meningkatkan parameter pernapasan.10 Penelitian mengenai perbedaan fungsi paru khususnya nilai TV,IRV dan IC pada atlet usia 6-12 tahun di kota Semarang belum ditemukan, terutama untuk cabang olahraga bola voli, sepak bola, renang dan taekwondo. Salah satu cara untuk menilai kebugaran seseorang dalam melakukan aktivitas adalah dengan mengukur nilai TV,IRV dan IC. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitiannya adalah apakah terdapat perbedaan nilai TV,IRV dan IC pada pada atlet usia 6-12 tahun antara cabang olahraga bola voli, sepak bola, renang dan taekwondo di Kota Semarang.
METODE Penelitian ini berjenis cross sectional.Penelitian ini dilakukan pada usia 6-12 tahun cabang olahraga Bola Voli, Sepak Bola, Renang dan Taekwondo dengan jenis kelamin lakilaki. Teknik sampling dalam penelitian diperoleh dengan menggunakan purposive random sampling. Atlet cabang olahraga Bola Voli dari klub Bina Taruna, cabang olahraga Sepak bola dari Sekolah Sepak bola Universitas Diponegoro (SSB UNDIP), cabang olahraga Renang berasal dari klub Tri Cakti Semesta (TCS) dan Spectrum, dan cabang olahraga Taekwondo dari klub Candi Baru, semua sampel penelitian berada di Kota Semarang, masing-masing 20 anak sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 80 anak. Sampel yang akan digunakan telah bersedia untuk dijadikan sampel dan sesuai dengan kriteria yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengambilan data dilakukan di Laboratorium Fisiologi FK Undip dengan menggunakan Autospiro Spirolab II, pengukur tinggi badan dan berat badan SMIC ZT 120danalat ukur lingkar dada Metline. Data yang diperoleh, diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS for windows. Data dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Saphirowilk, lalu dilakukan uji beda dengan menggunakan uji one-way ANOVA untuk data yang berdistribusi normal dengan varian homogen dan uji Kruskal Wallisuntuk data yang tidak berdistribusi normal dengan atau tanpa varian yang tidak homogen.
1024 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028
MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengambilan data pada masing-masing cabang olahaga, didapatkan karakteristik sampel yang terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik sampel penelitian Cabang Olahraga Rerata
Bola Rerata
Sepak
Rerata Renang
Rerata
p*
Voli
Bola
Taekwondo
Usia
11,05 ± 1,47
10,05 ± 0,69
10,45 ± 1,60
9,30 ± 1,83
0,00
TB
145,05 ± 9,85
134,50 ± 5,21
138,45 ± 13,62
140,00 ± 16,06
0,04
BB
41,55 ± 12,41
33,20 ± 8,58
37,65 ± 8,74
38,80 ± 13,61
0,13
LD
67,90 ± 9,07
63,90 ± 6,99
64,75 ± 7,78
68,40 ± 10,34
0,40
BMI
19,39 ± 3,98
18,42 ± 3,97
19,56 ± 3,22
19,23 ± 3,42
0,35
*Kruskal-Wallis; SB = Simpangan Baku; min= minimum; maks= maksimum Berdasarkan data karakteristik sampel diatas rerata usia, tinggi badan dan berat badan memiliki nilai tertinggi pada cabang olahraga Bola Voli, rerata lingkar dada tertinggi pada cabang olahraga Taekwondo dan untuk rerata BMI tertinggi pada cabang olahraga Renang. Normalitas pada rerata usia adalah p=0,00, normalitas rerata tinggi badan adalah p=0,04, normalitas rerata berat badan adalah p=0,13, normalitas rerata lingkar adalah p=0,40, dan normalitas rerata BMI adalah p=0,35. Data normal dan varian homogen uji beda menggunakan uji beda Oneway ANOVA, apabila data tidak normal dan/atau varian tidak homogen uji beda menggunakan Kruskal Wallis. Setelah didapatkan nilai uji normalitas dan varian, dilakukan uji beda menggunakan uji One-way ANOVA atau Kruskal Wallis. Didapatkan rerata nilai TV berdistribusi normal daengan varian tidak homogen sehingga menggunakan uji Kruskal Wallis. Untukrerata nilai IRV dan IC berdistribusi normal daengan varian homogen sehingga menggunakan ujiOne-way ANOVA. Rerata nilai fungsi paru pada masing-masing kelompok tersaji dalam Tabel 2 di bawah ini.
1025 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028
MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
Tabel 2. Rerata nilai fungsi paru masing-masing cabang olahraga Cabang Olahraga Rerata
Bola Rerata
Sepak
Rerata Renang
Rerata
p*
Voli
Bola
Taekwondo
TV
1,12 ± 0,23
1,06 ± 0,36
1,21 ± 0,45
0,89 ± 0,24
0,02
IRV
0,54 ± 0,30
0,70 ± 0,39
0,71 ± 0,30
0,67 ± 0,36
0,27
IC
1,66 ± 0,41
1,76 ± 0,55
1,91 ± 0,56
1,56 ± 0,27
0,19
*TV, IRV dan IC dalam mili liter Puncak pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia terjadi pada masa anak-anak. Masa ini disebut juga sebagai masa terbaik tumbuh kembang seseorang dan merupakan waktu yang tepat untuk pembinaan calon atlet. Untuk menghasilkan puncak prestasi pada atlet perlu dilakukan penerapan latihan fisik yang terprogram secara sistematis, terdiri dari pengembangan multilateral dan pembinaan spesialisasi hingga mencapai usia puncak prestasi. Setiap atlet memiliki teknik latihan dan kebutuhan energi yang berbeda berdasarkan cabang olahraganya. Perbedaan cabang olahraga tersebut sangat mempengaruhi tingkat kebugaran dan kesehatan jasmani pada masing-masing atlet.11 Berdasarkan data diatas nilai TV tertinggi terdapat pada cabang olahraga Renang hal tersebut terjadi karena atlet Renang memiliki pola pernafasan yang berbeda, ketika mereka berenang pola tersebut membuat usaha yang lebih terhadap otot pernafasan untuk mengkoordinasi pernafasan. Ketika tidal volume meningkat hal tersebut membuat otot inspirasi untuk berkerja lebih sehingga pengembangan paru maksimal tercapai, hal ini menyebabkan mengapa olahraga Renang memiliki ketahanan respirasi yang lebih baik dari olahraga lain.12,13 Nilai tertinggi IRV dan IC terdapat pada cabang olahraga Renang, hal tersebut terjadi karena cabang olahraga Renang dapat meningkatkan kekuatan seluruh tubuh dan mengembangkan kemampuan fungsi paru dan jantung. Renang termasuk olahraga aerobik yang dapat membantu paru menggunakan oksigen secara effisien. Olahraga Renang membutuhkan otot tubuh dan otot pernafasan dalam latihan.14-18
1026 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028
MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
SIMPULAN DAN SARAN Terdapat perbedaan yang bermakna nilai TV(p=0,02) pada atlet usia 6-12 tahun antara cabang olahraga Bola Voli, Sepak bola, Renang dan Taekwondo di Kota Semarang dan Terdapat perbedaan yang tidak bermakna nilai IRV(p=0,27) dan IC (p=0,19) pada atlet usia 612 tahun antara cabang olahraga Bola Voli, Sepak bola, Renang dan Taekwondo di Kota Semarang. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel cabang olahraga yang lebih beragam untuk mengetahui nilai fungsi paru atlet pada tiap cabang olahraga yang di teliti. Perlu dilakukan penelitian eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai metode latihan yang meliputi durasi, frekuensi dan intensitasnya terhadap fungsi paru. Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar penelitian lebih lanjut mengenai nilai fungsi paru pada atlet antar cabang olahraga.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua puluh Sembilan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006. p. 141-142.
2.
Wenzel SE, Larsen GL. Assessment of lung function: pulmonary function testing. In: Bierman CW, Pearlman DS, Shapiro GG, Busse WW, editors. Allergy, asthma, and immunology from infancy to adulthood. Philadelphia: WB Saunders Co; 1996. p. 156-72.
3.
Guyton, A.C. Ventilasi Paru-paru. In:Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 1983.p. 1-13.
4.
Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokroprawiro, A., Kodyat, BA. Kegemukan, Obesitas dan Penyakit Degeneratif: Epidemiologi dan Strategi Penanggulangannya, Dalam: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, 1998. p. 787 – 808.
5.
WHO 2000. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic, WHO Technical Report Series Geneva 2000; 894.
6.
World Heath Organization, 2010. Global Recommendations on Physical Activity for Health. Geneva, Switzerland : WHO Press, 10.
7.
Sukmaningtiyas H, Pudjonarko D, Basjar E. Pengaruh Latihan Aerobik dan Anaerobik terhadap Sistem Kardiovaskuler dan Kecepatan Reaksi. Media Medika Indonesia, 2004; 39 : p. 74-79. 1027 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028
MEDIA MEDIKA MUDA Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico Isfahan Dwi Putra, Yuswo Supatmo, Endang Kumaidah
8.
Bompa, O.T. Theory and Methodology of Training. Dubuque, Iowa: Kendal/Hunt Publishing Company:1990.
9.
Bloomfield, john, Ackland and Elliot Bruce C. Applied Anatomy andBiomechanics in sport. Melbourne: Blackell scientific Publications, 1994.
10. Atan T, Akyol P, Cebi M. Comparison of Respiratory Functions of Athletes Engaged in Different Sports Branches. Turkish Journal of Sport And Exercise 2012;14: p. 76-81. 11. Bloomfield, john, Ackland and Elliot Bruce C. Applied Anatomy andBiomechanics in sport. Melbourne: Blackell scientific Publications, 1994. 12. Cardelli, C., Lerda, R., & Chollet, D. Analysis of breathing in the crawl as a function of skill and stroke characteristics. Perceptual and Motor Skills, 90(3): 979–987. (2000). 13. Jakovljevic, D. G., & McConnell, A. K. Influence of different breathing frequencies on the severity of inspiratory muscle fatigue induced by high-intensity front crawl swimming. Journal of Strength and Conditioning Research, 23(4): 1169–1174. (2009). 14. Mehrotra PK, Verma N, Yadav R, Tewari S, Shukla N. Study of pulmonary functions in swimmers of Lucknow city. Indian J Physiol Pharmacol; 41:83-6. 1997. 15. Newman F, Smalley BF, Thomson ML. A comparison between body size and Lung function of swimmer and normal school children. J Physiol; 156:9-10. 1961. 16. Sable M, Vaidya SM, Sable SS. Comparative study of lung functions in swimmers and runners. Indian J Physiol Pharmacol; 56:100-104. 2012 17. Mehrotra PK, Varma N, Tiwari S, Kumar P. Pulmonary functions in Indian sportsmen laying different sports. Indian J Physiol Pharmacol; 42:412-6. 1998. 18. Pherwani AV, Desai AG, Solepure AB. A study of pulmonary function of competitive swimmers. Indian J Physiol Pharmacol; 33:228-32. 1989.
1028 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 2015 : 1021-1028