28
ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 2 (2011) No. 1, pp. 28-44
Perancangan dan Analisis Transport OAN (Optical Access Network) Siemens di Daerah Sentral Dago Anita Supartono, Bambang Uripno, dan Yanti Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Jl. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak: Selama ini kebutuhan komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan kabel tembaga yang dilewatkan pada sebuah perangkat LTC (Line Termination Copper). Tetapi penggunaan kabel tembaga ini sering mengalami gangguan. Oleh sebab itu jalur transport yang semula menggunakan kabel tembaga akan diubah menjadi jalur transport menggunakan fiber optic dan dilewatkan pada OAN yang berada di daerah Dago. Langkah pertama adalah memetakan dan menempatkan lokasi OAN. Langkah kedua yaitu mendesain jalur optik dari STO sampai dengan OAN. Langkah ketiga yaitu menghitung total loss yang meliputi loss akibat panjang kabel, splicing dan connector. Terakhir adalah menganalisis performansi dari OAN dengan parameter-parameter total loss dan jumlah gangguan. Total loss dari STO sampai dengan OAN kurang dari 28 dB, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh perangkat LTC dapat diganti dengan OAN. Performansi OAN lebih baik dibandingkan dengan LTC, karena gangguan yang terjadi berkurang dari 29,629% menjadi hanya 3,703%. Kata kunci: OAN, Fiber Optic, LTC, Splicing, Connector Abstract: Nowadays communication is done by using cooper wires which is passed on a LTC (Line Termination Copper) device. Unfortunately, this device often faces disruption. Therefore the transport path which originally used copper wire would be changed into fiber optic transport lines which will be passed on OAN in Dago area. The first step was mapping and determining the location of OAN. The second step was designing the optical pathways from STO to OAN. The third step was calculating the total loss, including loss due to cable length, splicing and connector. Last was analyzing the performance of OAN by using parameters of total loss and the amount of disruption. After analyzing the transformation process, it is known that the total loss is less than 28 dB. Moreover, OAN’s performance is better than LTC because the amount of disruption that occurred has declined from 29.629% to only 3.703%. Therefore, it can be concluded that OAN would be capable of replacing the entire LTC device. Keywords: OAN, Fiber Optic, LTC, Splicing, Connector
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
29
I. PENDAHULUAN Pada awalnya pengiriman voice yang membutuhkan frekuensi sebesar 300-3600 Hz atau biasa dibulatkan menjadi 4 kHz dapat diatasi dengan transmisi data menggunakan kabel tembaga yang dilewatkan pada sebuah perangkat LTC dengan berbasiskan teknologi HDSL (High bit-rate Digital Subscriber Line) yang menggunakan kabel tembaga. HDSL merupakan sebuah sistem yang lebih baik untuk mengirimkan E1 melalui saluran kawat twisted-pair. HDSL memerlukan bandwidth yang lebih kecil dan tidak memerlukan repeater. Dengan menerapkan teknik modulasi yang lebih baik, HDSL dapat mengirimkan data dengan transfer rate 1,544 Mbps untuk T1 dan 2,048 Mbps untuk E1 hanya dengan bandwidth sekitar 80 kHz hingga 240 kHz. Tetapi pengiriman data melalui teknologi HDSL ini sering mengalami gangguan.
II. SISTEM KOMUNIKASI FIBER OPTIC Dalam sistem komunkasi saat ini, fiber optic sebagai media transmisi makin banyak digunakan menggantikan saluran transmisi kawat. Hal ini disebabkan banyaknya keuntungan yang didapat dibandingkan dengan saluran kawat. Fiber optic adalah suatu dielektrik waveguide yang beroperasi pada frekuensi optic atau cahaya. Fiber optic berbentuk silinder dan menyalurkan energi gelombang elektromagnetik dalam bentuk cahaya di dalam permukaannya dan mengarahkan cahaya pada sumbu axisnya. Hal-hal yang mempengaruhi transmisi dengan waveguide ditentukan oleh karakteristik bahannya, yang merupakan faktor penting dalam penyaluran suatu sinyal sepanjang fiber optic.
II.1. Struktur Fiber
Gambar 1. Struktur Fiber Optic[2]
Struktur fiber optic pada Gambar 1 terdiri atas 3 bagian, yaitu : 1. Bagian yang paling utama dinamakan inti (core) Gelombang cahaya yang dikirim akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar dari lapisan kedua, dan terbuat dari kaca. Inti (core) mempunyai diameter yang bervariasi antara 5 – 50 micro meter tergantung jenis fiber optic . ISSN: 1979-2867
30
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
2. Bagian kedua dinamakan lapisan selimut/selubung (cladding) Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca. 3. Bagian ketiga dinamakan jacket (coating) Bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastik.
II.2. Redaman Fiber Optic Proses Redaman (Attenuation) cahaya sangat penting terutama dalam perancangan sistim telekomunikasi fiber optic. Pelemahan cahaya dalam fiber optic karena adanya penurunan rata-rata daya optic pada kabel fiber optik, biasanya diekspresikan dalam decibel (dB). Berikut ini beberapa hal yang menyumbang kepada pelemahan cahaya pada fiber optic: 1. Penyerapan (Absorption) adalah kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran dalam fiber optik. 2. Penyebaran (Scattering) 3. Kehilangan radiasi (radiative losses) Reliabilitas dari fiber optic dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Dengan diketahuinya BER, maka jumlah kesalahan pada fiber optic yang sama, dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya. Gambar 3 menunjukkan karakteristik redaman kabel tembaga dan fiber optic :
Gambar 2. Karakteristik Redaman Tembaga dan Fiber optic[10]
II.3. Sifat Optic ITU-T G.652 ITU-T G.652[3] atau yang dikenal dengan standard SMF (Single Mode Fiber) dan biasa difungsikan sebagai fiber optic. Fiber optic ini memiliki struktur step index yang sangat optimal ISSN: 1979-2867
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
31
beroperasi pada daerah panjang gelombang 1310-nm. Fiber optic ini memilliki λ0 yang besarnya 1310-nm dan dapat beroperasi di daerah yang memiliki panjang gelombang 1550-nm, tetapi untuk wilayah ini kinerjanya tidak terlalu optimal. Tipe dispersi chromatic pada panjang gelombang 1550-nm sangat tinggi yaitu 17ps/nmkm. Parameter redaman untuk ITU-T G.652 adalah 0.2 dB/km pada panjang gelombang 1550nm. Berikut ini adalah tabel spesifikasi dari G.652: TABEL 1. SPESIFIKASI G.652 [7]
Parameter Attenuation coefficient Attenuation coefficient Attenuation at water peak Fiber cut off wavelength Cable cutoff wavelength Zero dispersion wavelength Zero dispersion slope Chromatic dispersion Chromatic dispersion Polarization mode dispersion Polarization mode dispersion Point Discontinuity Attenuation uniformity Reflections Group refractive index (typical)
Condition
Specified Values
1310/1550nm 1625 nm 1383 ± 3 nm
≤ 0.35/0.22 dB/km ≤ 0.25 dB/km ≤ 0.5 dB/km 1150-1320 nm ≤1260nm 1300-1324 nm ≤ 0.092 ps/nm2•km ≤ 3.0 ps/nm•km ≤ 18 ps/nm•km ≤ 0.2 ps/√km ≤ 0.1 ps/√km ≤ 0.05 dB ≤ 0.05 dB/km None allowed
1285-1330 nm 1550 nm Individual fiber Link value 1310 & 1550 nm 1310 & 1550 nm 1310/1550 nm
1.466/1.467
II.4. E1 dengan Sistem transmisi HDSL E1 merupakan transmisi digital dengan 30 kanal suara digital berkecepatan 2.048 megabit per detik. Pada E1 transmisi yang dilewatkan adalah transport dengan metode HDSL (High Data Subcriber Lines – Rate).[4] Link E1 mengoperasikan lebih dari dua set kabel, biasanya twisted pair kabel. Bit rate E1 adalah 2.048Mbit/s (full duplex, yaitu 2.048 Mbit/s downstream dan 2.048 Mbit/s upstream) yang dibagi menjadi 32 timeslots, masing-masing dialokasikan 8 bit. Jadi masing-masing timeslot mengirim dan menerima sebuah 8-bit PCM sampel. Setiap timeslots akan diberi nomor dari 0 sampai 31. Timeslot 0 (TS0) disediakan untuk tujuan framing dan bergantian mengirimkan pola tetap. Full Cyclic Redundancy Check akan dilakukan di semua bit yang ditransmisikan di setiap frame, untuk mendeteksi apakah sirkuit ini kehilangan bit (informasi). Timeslot 16 (TS16) dicadangkan untuk tujuan signaling atau untuk mengontrol call setup. Channel Associated Signaling (CAS) menetapkan bahwa satu set bit dapat digunakan untuk mereplikasi membuka dan menutup sirkuit atau menggunakan sinyal nada yang melewati sirkuit tersebut. Teknologi terbaru dan telah digunakan adalah sistem Common Channel Signaling (CCS) seperti ISDN atau Signalling System 7 (SS7) yang mengirim pesan singkat disandikan dengan lebih banyak informasi tentang panggilan termasuk caller ID. ISSN: 1979-2867
32
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
Jenis transmisi yang dibutuhkan ISDN sering digunakan antara sentral telepon lokal, sementara SS7 hampir secara eksklusif digunakan operator. Secara keseluruhan link E1 akan menggunakan semua 31 channel untuk suara. Berikut ini adalah tabel besar kapasitas tingkatan E-carrier : TABEL 2. TABEL BESAR KAPASITAS E-CARRIER [6]
Signal E0 E1 E2 E3 E4 E5
Rate 64 kbit/s 2.048 Mbit/s 8.448 Mbit/s 34.368 Mbit/s 139.264 Mbit/s 564.992 Mbit/s
III. PERANCANGAN DAN PENEMPATAN OAN MENURUT DATA KOORDINAT III.1. Pemetaan Daerah Dago Pemetaan daerah Dago dilakukan untuk mengetahui berapa luas wilayah yang akan diubah jalur transmisinya. Pemetaan daerah Dago dapat dilihat pada Gambar 3 sedangkan pemetaan daerah yang telah dilengkapi dengan perangkat OAN (Optical Access Network) dapat dilihat pada Gambar 4
Gambar 3. Peta wilayah dago
Pemetaan ini dilakukan dengan Google map yang dapat mewakili kontur daerah dan jalan yang ada.
ISSN: 1979-2867
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
33
Gambar 4. Peta Dago dilengkapi dengan penempatan OAN dan RKFO
Pada Gambar 4, yang berwarna putih adalah letak dari RKFO (Rumah Kabel Fiber Optik) dan yang berwarna pink/jingga adalah letak dari OAN (Optical Access Network), tersebar di daerah Sentral Dago. Setelah selesai dipetakan akan diketahui luas wilayah yang dicakup atau daerah yang akan menjadi daerah pengamatan. Luas dari daerah tersebut adalah 15.70 km. Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui letak-letak OAN
III.2. Perhitungan Jarak Penarikan Jalur Transport Untuk perhitungan jarak akan dilakukan penarikan garis untuk setiap titik OAN ke RKFO yang terdekat. Tetapi sebelumnya harus terlebih dahulu diukur jarak RKFO ke STO Dago. STO Dago terletak di koordinat S 53 22.64, E 37 34.07 yaitu di Jl. Sadang Serang. Berikut ini adalah data jarak yang telah dihitung dari RKFO ke STO Dago: TABEL 3. JARAK RKFO KE STO DAGO
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kode RKFO TSEL PAU RQ RR RV RU FAB FAE FAD FAC RAF FAA
Jarak dari RKFO ke STO Dago (km) 1.83 2.49 3.06 3.02 1.43 1.12 1.06 2.10 1.23 1.92 1.12 3.07
ISSN: 1979-2867
34
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
Penarikan jarak dari STO ke RKFO dilakukan berdasarkan letak RKFO tersebut berada. Jarak yang ditempuh dari RKFO ke STO akan ditambahkan dengan jarak dari OAN ke RKFO yang terdekat. Setelah dilakukan pengukuran tersebut seluruh jumlah jarak akan diperhitungkan dengan menggunakan Tabel 4. TABEL 4. REDAMAN PADA JARINGAN OPTIK[5]
Redaman pada Jaringan Optik Jenis Redaman
Besar Redaman
Redaman kabel / Optik / Bahan
± 0.25 – 0.33 dB/km
Redaman Splicing
± 0.1 dB/splicing
Redaman Konektor
± 0.5 dB/konektor
TABEL 5. PERHITUNGAN JARAK OAN KE RKFO YANG TERDEKAT
No. 1 2 3 4 5 6
Nama Perangkat Kode Kode OAN RKFO RH1 FAD RA1 FAC RA2 FAC RAE FAA RB1 FAC RB2 FAC
7
RE
FAB
8
RL
FAA
9 10
RM2 RM1
TSEL TSEL
11
RN1
TSEL
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
RP1 RQ2 RQ1 RR RS/RJ RT1 RU RV2 RV1 RW1 RW2 RH2 RB3
TSEL RQ RQ RR RR RAF RAF RV RV RV RV FAD FAC
25
RN2
TSEL
26
RT2
RAF
27
RX
FAB
ISSN: 1979-2867
Jalur yang ditempuh Jl. Sadang serang - Jl.Cikutra - Jl.Batik Kumeli Jl. Surapati - Jl.Pahlawan Jl.Surapati - Jl.Pahlawan Komp. Dago Resort - Jl. Raya Resort - Jl.Cigadung Jl.Surapati - Jl.Pahlawan Jl.Surapati - Jl.Pahlawan Jl.Awiligar ria - Jl.Ligar Taqwa - Jl.Ligar Indah Jl.Pesantren- Jl.Cigadung Raya Barat Jl.Cipaheut Kaler - Jl.Cigadung Raya - Jl.Cigadung (Dago Resort) Jl. H. Juanda - Jl. Dago Atas Jl. H. Juanda - Jl. Dago Atas Jl.Cisitu Lama - Jl.Dago Asri - Jl.Dago Vila Asri Jl.Ir.H.Juanda - Jl.Dago Atas Jl.Ir.H.Juanda - Jl.Dago Atas Jl.Ganesa Jl.Ganesa Jl.Hassanudin Jl.Hassanudin Jl.Cisitu - Jl.Ir.H.Juanda - Jl.Simpang Dago Jl.Ir.H.Juanda - Jl.Simpang Dago Jl.Tubagus Ismail Jl.Tubagus Ismail Jl.Tubagus Ismail Jl.Tubagus Ismail Jl. Sadang serang - Jl.Cikutra - Jl.Batik Kumeli Jl.Surapati - Jl.Pahlawan Jl.Cisitu Lama - Jl.Dago Asri - Jl.Dago Vila Asri Jl.Ir.H.Juanda - Jl.Dago Atas Jl.Cisitu - Jl.Ir.H.Juanda - Jl.Simpang Dago Jl.Sadang Serang - Jl.Sadang Hegar - Jl.Cibeunying Kolot Jl. Cigadung Raya Barat
Jarak (km) 1.03 0.97 0.97 1.28 1.46 1.46 2.70 0.80 0.62 0.62 0.92 0.19 0.02 0.02 0.02 0.01 0.41 0.03 0.01 0.01 0.45 0.45 1.03 1.46 0.92 0.66 0.94
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
35
Perhitungan jarak ini dilakukan dengan melihat Gambar 4. Rute yang diambil adalah rute terdekat. Penentuan rute tergantung panjang jalan. Semakin pendek jarak antara OAN dan RKFO akan semakin baik, karena semakin dekat maka penarikan fiber optic semakin mudah dan rugi – rugi yang terjadi juga akan semakin berkurang. Walaupun pada dasarnya redaman yang terjadi pada fiber optic tidak akan sebesar redaman yang terjadi pada kabel tembaga. Menurut Tabel 4 terdapat tiga buah redaman yang akan terjadi saat penggantian transport ini, yaitu redaman yang ditimbulkan oleh kabel, splicing dan konektor yang digunakan. Ketiga redaman ini tergantung pada jarak yang dibutuhkan oleh sebuah OAN untuk sampai ke sebuah RKFO.
III.3. Transport Sebelum Perubahan Pada awalnya sistem transport di daerah Sentral Dago merupakan sistem transport yang didasarkan pada kabel tembaga. Sentral akan menyambungkan E1 ke LTC. Sebuah LTC hanya dapat terkoneksi dengan satu buah E1 saja. Sebuah LTC ini membawahi 30 orang pelanggan yang berada dalam satu area. Jika satu pelanggan bermasalah maka dipastikan seluruh pelanggan yang ada di dalam LTC yang sama pun akan bermasalah. Untuk menambah kapasitas banyaknya pelanggan maka yang harus ditambah adalah perangkat LTC. Jika ingin menambah kapasitas pelanggan menjadi 240 pelanggan maka perangkat harus ditambah sebanyak 8 buah perangkat LTC. Penggunaan kabel tembaga sebagai media transportasi untuk mentransmisikan data memiliki banyak kendala baik secara teknis atau non-teknis. Untuk komunikasinya pun dibutuhkan 4 buah kawat yang akan bekerja sebagai transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Berikut ini adalah bagan untuk kejelasan transport dengan LTC.
Gambar 5. Mapping Exsisting
Pada Gambar 5 dapat dilihat dari arah sentral terdapat input transport data E1 yang memiliki format HDB3 yang dilewatkan pada perangkat LTC dan outputnya berupa jaringan HDSL yang memiliki format 2B1Q. Setelah itu data diubah kembali ke dalam format HDB3 yang disalurkan pada CUA (Control Unit Access). Dalam CUA terjadi proses multiplexing dan akan membagi-bagi data kepada SUB sebelum disalurkan ke pelanggan.
ISSN: 1979-2867
36
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
III.4. Transport Setelah Perubahan Setelah penggantian sistem akan bekerja seperti Gambar 6. Sentral akan menghubungkan E1 dengan perangkat OMUX (Optical Multiplexer) sebuah OMUX dapat membawahi 8 buah E1 sekaligus. Dengan kata lain sebuah OMUX dapat membawahi langsung 240 buah pelanggan sekaligus. Untuk memperjelas cara kerja dari penggantian transport berikut adalah bagan cara kerjanya:
Gambar 6. Mapping Penggantian Transport
IV. DATA TRANSPORT OPTIC OAN DI SENTRAL DAGO IV.1. Perhitungan Redaman pada Perangkat OAN Perhitungan redaman memiliki ketentuan sesuai dengan Tabel 4. Untuk perhitungan redaman pada saat penggantian transport, ada beberapa jenis redaman yang terjadi yaitu:
A. Redaman oleh Panjang Kabel (km) Besar redaman yang disebabkan oleh panjang kabel adalah sebagai berikut: Redaman [L1] = 0.33 dB/km x panjang kabel OAN sampai STO (km) Besarnya redaman yang dihasilkan akan dimisalkan dengan L1. Tabel 6 menunjukkan besar redaman hasil perhitungan untuk setiap perangkat OAN yang ada. Dalam perencanaan ini semakin panjang atau jauhnya jarak dari OAN maka redaman yang ditimbulkan pun akan semakin besar.
ISSN: 1979-2867
37
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
TABEL 6. PERHITUNGAN BESAR REDAMAN YANG DITIMBULKAN OLEH PANJANG KABEL OAN SAMPAI DENGAN STO
0.33
Besar Redaman OAN sampai STO (dB) 0.7458
2.89
0.33
0.9537
FAC
2.89
0.33
0.9537
RAE
FAA
4.35
0.33
1.4355
5
RB1
FAC
3.38
0.33
1.1154
6
RB2
FAC
3.38
0.33
1.1154
7
RE
FAB
3.76
0.33
1.2408
8
RL
FAA
3.87
0.33
1.2771
9
RM2
TSEL
2.45
0.33
0.8085
10
RM1
TSEL
2.45
0.33
0.8085
11
RN1
TSEL
2.75
0.33
0.9075
12
RP1
TSEL
2.02
0.33
0.6666
13
RQ2
RQ
3.08
0.33
1.0164
14
RQ1
RQ
3.08
0.33
1.0164
15
RR
RR
3.04
0.33
1.0032
16
RS/RJ
RR
3.03
0.33
0.9999
17
RT1
RAF
1.78
0.33
0.5874
18
RU
RAF
1.15
0.33
0.3795
19
RV2
RV
1.44
0.33
0.4752
20
RV1
RV
1.44
0.33
0.4752
21
RW1
RV
1.88
0.33
0.6204
22
RW2
RV
1.88
0.33
0.6204
23
RH2
FAD
2.26
0.33
0.7458
24
RB3
FAC
3.38
0.33
1.1154
25
RN2
TSEL
2.75
0.33
0.9075
26
RT2
RAF
1.78
0.33
0.5874
27
RX
FAB
2
0.33
0.66
Kode OAN
Kode RKFO
1
RH1
FAD
Jarak yang ditempuh OAN sampai STO (km) 2.26
2
RA1
FAC
3
RA2
4
No.
Nama Perangkat
Besar redaman/km
B. Redaman oleh Splicing Media yang digunakan adalah fiber optic, maka dalam pelaksanaan perhitungan redaman akan dipengaruhi juga oleh redaman yang ditimbulkan oleh splicing (penyambungan). Redaman yang terjadi karena splicing memiliki ketentuan yaitu setiap splicing yang terjadi di fiber optic memiliki redaman sebesar 0.1 dB/splice. Besar redaman splicing untuk setiap OAN ditunjukkan pada Tabel 7. Setiap OAN memiliki redaman splicing yang sama, karena setiap fiber optic yang digunakan hanya membutuhkan splicing sebanyak dua kali. Redaman yang ditimbulkan oleh
ISSN: 1979-2867
38
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
splicing akan diperhitungkan untuk penggantian transport OAN yang ada. TABEL 7. BESAR REDAMAN SPLICING SETIAP OAN
Kode OAN
Kode RKFO
Jumlah Splicing
1
RH1
FAD
2
Redaman Splicing (dB/splicing) 0.1
2
RA1
FAC
2
0.1
0.2
3
RA2
FAC
2
0.1
0.2
4
RAE
FAA
2
0.1
0.2
5
RB1
FAC
2
0.1
0.2
6
RB2
FAC
2
0.1
0.2
7
RE
FAB
2
0.1
0.2
8
RL
FAA
2
0.1
0.2
9
RM2
TSEL
2
0.1
0.2
10
RM1
TSEL
2
0.1
0.2
11
RN1
TSEL
2
0.1
0.2
12
RP1
TSEL
2
0.1
0.2
13
RQ2
RQ
2
0.1
0.2
14
RQ1
RQ
2
0.1
0.2
15
RR
RR
2
0.1
0.2
16
RS/RJ
RR
2
0.1
0.2
17
RT1
RAF
2
0.1
0.2
18
RU
RAF
2
0.1
0.2
19
RV2
RV
2
0.1
0.2
20
RV1
RV
2
0.1
0.2
21
RW1
RV
2
0.1
0.2
22
RW2
RV
2
0.1
0.2
23
RH2
FAD
2
0.1
0.2
24
RB3
FAC
2
0.1
0.2
25
RN2
TSEL
2
0.1
0.2
26
RT2
RAF
2
0.1
0.2
27
RX
FAB
2
0.1
0.2
No
Nama Perangkat
Total Redaman (dB) 0.2
C. Redaman oleh Konektor Redaman yang terakhir yang akan dianalisis adalah redaman yang disebabkan oleh konektor. Setiap fiber optic membutuhkan konektor untuk menghubungkan perangkat satu dan yang lainnya. Redaman yang dihasilkan oleh sebuah konektor besarnya adalah 0.5 dB/konektor. Tabel 8 menunjukkan besar redaman yang dihasilkan oleh konektor.
ISSN: 1979-2867
39
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
TABEL 8. BESAR REDAMAN KONEKTOR
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Perangkat Kode OAN
Kode RKFO
Jumlah Konektor
RH1 RA1 RA2 RAE RB1 RB2 RE RL RM2 RM1 RN1 RP1 RQ2 RQ1 RR RS/RJ RT1 RU RV2 RV1 RW1 RW2 RH2 RB3 RN2 RT2 RX
FAD FAC FAC FAA FAC FAC FAB FAA TSEL TSEL TSEL TSEL RQ RQ RR RR RAF RAF RV RV RV RV FAD FAC TSEL RAF FAB
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Redaman Konektor (dB/Konektor) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Total Redaman (dB) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Besarnya redaman untuk setiap konektor, splicing atau jarak merupakan ketentuan standard yang digunakan untuk setiap fiber optic G.652.
D. Kesimpulan Perhitungan Total Loss akan mempengaruhi perangkat yang lama, karena itu dapat digantikan dengan perangkat OAN dengan menggunakan fiber optic atau perlu perhitungan redaman ulang. Tabel 9 menunjukkan jumlah total redaman yang dihasilkan. Setelah dihitung ternyata semua OAN Siemens yang berada di sentral dago memenuhi persyaratan. Standard yang ditetapkan PT. Telekomunikasi Indonesia, bahwa perangkat dapat diubah transportnya jika total loss yang terjadi pada perangkat tersebut kurang dari 28 dB. Total loss terbesar terjadi pada perangkat OAN dengan kode RL sebesar 4.4771 dB. Ini membuktikan bahwa semua perangkat LTC yang dilewatkan kabel tembaga yang ada di daerah Sentral Dago dapat diganti dengan OAN yang sudah memenuhi persyaratan rugi redaman.
ISSN: 1979-2867
40
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
TABEL 9. HASIL AKHIR PERANCANGAN
No.
Nama Perangkat Kode Kode OAN RKFO
Jumlah Redaman Jarak (dB)
Jumlah Redaman Splicing (dB/splicing)
Jumlah redaman konektor (dB/konektor)
Total Redaman (dB)
Keterangan Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB
1
RH1
FAD
0.7458
0.2
3
3.9458
2
RA1
FAC
0.9537
0.2
3
4.1537
3
RA2
FAC
0.9537
0.2
3
4.1537
4
RAE
FAA
1.4355
0.2
3
4.6355
5
RB1
FAC
1.1154
0.2
3
4.3154
6
RB2
FAC
1.1154
0.2
3
4.3154
7
RE
FAB
1.2408
0.2
3
4.4408
8
RL
FAA
1.2771
0.2
3
4.4771
9
RM2
TSEL
0.8085
0.2
3
4.0085
10
RM1
TSEL
0.8085
0.2
3
4.0085
11
RN1
TSEL
0.9075
0.2
3
4.1075
12
RP1
TSEL
0.6666
0.2
3
3.8666
13
RQ2
RQ
1.0164
0.2
3
4.2164
14
RQ1
RQ
1.0164
0.2
3
4.2164
15
RR
RR
1.0032
0.2
3
4.2032
16
RS/RJ
RR
0.9999
0.2
3
4.1999
Memenuhi syarat kurang dari 28 dB
17
RT1
RAF
0.5874
0.2
3
3.7874
Memenuhi syarat kurang dari 28 dB
ISSN: 1979-2867
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
18
RU
RAF
0.3795
0.2
3
3.5795
19
RV2
RV
0.4752
0.2
3
3.6752
20
RV1
RV
0.4752
0.2
3
3.6752
21
RW1
RV
0.6204
0.2
3
3.8204
22
RW2
RV
0.6204
0.2
3
3.8204
23
RH2
FAD
0.7458
0.2
3
3.9458
24
RB3
FAC
1.1154
0.2
3
4.3154
25
RN2
TSEL
0.9075
0.2
3
4.1075
26
RT2
RAF
0.5874
0.2
3
3.7874
27
RX
FAB
0.66
0.2
3
3.86
41 Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB Memenuhi syarat kurang dari 28 dB
IV.2. Analisis Performansi Gangguan Analisis tentang performansi erat hubungannya dengan gangguan yang terjadi pada sistim yang ada. Gangguan yang terjadi bukan hanya karena kabel tembaga yang rusak atau karena keadaan cuaca yang buruk, tetapi ada banyak faktor- faktor yang menyebabkan gangguan terjadi. Gangguan pada sisi pelanggan mengakibatkan performansi yang buruk untuk perangkat.
A. Gangguan Sebelum Perubahan Transport Gangguan yang diambil datanya adalah gangguan yang terjadi hanya pada perangkat OAN Siemens saja. Di daerah Sentral Dago ada 45 OAN aktif yang tersebar. Berikut ini analisis data dari setiap gangguan yang terjadi di OAN Siemens. Pada bulan September terlihat belum ada perbaikan disisi HDSL. Gangguan terbesar masih disebabkan oleh E1 HDSL yang menandakan bahwa belum ada perbaikan disisi kabel tembaga yang berfungsi sebagai pengantar transport data. Bulan Juli hingga September perangkat masih menggunakan kabel tembaga yang dilewatkan pada LTC sedangkan pada bulan Oktober pergantian perangkat sudah mulai dilakukan untuk sebagian wilayah. Gambar 7 memperlihatkan grafik dari gangguan yang terjadi sebelum perubahan transport.
ISSN: 1979-2867
42
Persentase
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
Gangguan
Gambar 7. Diagram gangguan sebelum transport diubah
Jika dilihat dari grafik (Gambar 7) besarnya gangguan yang terjadi pada bulan Juli hampir serupa dengan gangguan yang terjadi pada bulan September. Pada bulan November seluruh perangkat sudah diubah menjadi perangkat OAN dan transportnya menggunakan fiber optic. Pengamatan penggantian dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember.
B. Gangguan Setelah Perubahan Transport
Persentase
Data pengamatan diambil setelah pergantian perangkat dari LTC menjadi OAN. Gangguan yang terjadi pada bulan Desember lebih sedikit dibanding bulan-bulan yang sebelumnya. Walaupun pada E1 optic terjadi gangguan namun gangguan ini cenderung stabil seperti bulan-bulan sebelumnya. Gangguan yang terus terjadi akan membuat kinerja pengiriman data sangat buruk. Berikut ini grafik dari gangguan yang terjadi setelah perubahan transport:
4.00% 2.00% 0.00%
Oktober Nopember Desember Jenis Gangguan
Gambar 8. Diagram gangguan setelah transport diubah
Jika dilihat dari grafik maka gangguan yang terjadi pada bulan Oktober dan Nopember cenderung sama.
IV.3. Analisis Sebelum dan Sesudah Pergantian Transport Hasil analisis performansi selama bulan Juli hingga Desember dapat ditunjukkan pada Tabel 10.
ISSN: 1979-2867
43
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) ...
TABEL 10. TABEL ANALISIS PERFORMANSI JULI – DESEMBER
GANGGUAN OAN BULAN JULI - DESEMBER PERFORMANSI GANGGUAN (%) E1 E1 Modifier Jumlah OLT Rectifier Optik HDSL Controle Gangguan SEBELUM PENGGANTIAN TRANSPORT
Rata-Rata Gangguan (%)
Bulan Gangguan
Sentral
Juli
3.703
0
-
25.925
3.703
3.703
10
5.924
Agustus
3.703
3.703
-
29.629
7.407
7.407
14
8.641
September
0
7.407
-
25.925
3.703
3.703
11
6.789
Keterangan
Performansi Buruk Performansi Buruk Performansi Buruk
SESUDAH PENGGANTIAN TRANSPORT Oktober
0
3.703
3.703
3.703
3.703
3.703
5
3.085
Nopember
3.703
3.703
3.703
0
0
3.703
4
2.468
Desember
3.703
0
3.703
0
0
3.703
3
1.851
Peformansi Baik Peformansi Baik Peformansi Baik
Performansi terburuk terjadi pada bulan Agustus dengan rata-rata gangguan sebesar 8.641% dengan jumlah gangguan sebanyak 14 buah gangguan/bulan dan gangguan terbesar disebabkan oleh gangguan E1 HDSL. Sebelum pergantian transport, gangguan terbanyak yaitu pada E1 HDSL. Setelah pergantian transport, gangguan terbanyak berada pada bulan Oktober yang berjumlah 5 gangguan/bulan. Gangguan pada bulan Desember terjadi pada sentral, E1 Optik dan rectifier. Prosentase rata-rata gangguan pada bulan Desember dapat dihitung sebagai (3 x 3.703%)/6 = 1.851%. Setelah perbaikan, gangguan berangsur-angsur berkurang. Gangguan pada E1 optic, setiap bulannya tetap yaitu sebesar 3.703%, atau sama dengan 1 gangguan, yang menunjukkan performansi baik[5].
V. KESIMPULAN 1. Hasil perhitungan total loss dari STO sampai dengan OAN kurang dari 28 dB sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh perangkat LTC dapat diganti dengan perangkat OAN. 2. Setelah pergantian transport, gangguan semakin berkurang yaitu dari 29.629% menjadi hanya 3.703%, sehingga dapat disimpulkan bahwa performansi E1 Optik lebih baik dibandingkan dengan E1 HDSL.
DAFTAR PUSTAKA [1] A. Girard, FTTx PON Technology and Testing. EXFO, Inc., 2005 [2] G. P. Agrawal, Fiber-Optic Communication Systems, 3rd Ed., New-York: John Wiley & Sons, Inc., 2002. [3] ITU-T, “ITU-T Newslog - Voice Codec Gets New Lossless Compression”, 2009 [4] Zuhal dan Zhanggischan, Prinsip Dasar Elektroteknik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004 [5] PT. Telekomunikasi Indonesia, Dasar Sistem Komunikasi Optik, 2004 [6] L. Dryburgh and J. Hewett, Signaling System No. 7 (SS7/C7): Protocol, Architecture, and Services, 2004
ISSN: 1979-2867
44
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 2, NO. 1, OCTOBER 2011
[7] ITU-T, Telecomunication Standardization Sector of ITU, 2004 [8] TELKOMRisTI (R & D Center), PL 1.1 - Dasar Sistem Komunikasi Optik, 2004.
ISSN: 1979-2867