PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE YAKES TELKOM PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN AND ANALYSIS OF YAKES TELKOM IN BUSINESS ARCHITECTURE DOMAIN USING TOGAF ADM FRAMEWORK 1
Ratih Cintya Lestari, 2Mochamad Teguh Kurniawan, 3Rahmat Mulyana
1,2,3
1
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
[email protected],
[email protected], 3
[email protected]
Abstrak Kebijakan pemerintah terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi tantangan baru bagi praktisi kesehatan yang ada di Indonesia. Organisasi layanan kesehatan harus mempunyai rancangan strategis baru yang dapat menyelaraskan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan BPJS. Penyelarasan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi dapat dilakukan dengan metode arsitektur enterprise. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu framework yang dapat manjadi pedoman pembuatan arsitektur enterprise. Dalam penelitian ini akan dibahas strategi bisnis Yakes Telkom dalam menghadapi tantangan kebijakan BPJS. Fase-fase dalam TOGAFyang dibahas ialah fase preliminary, architecture vision dan arsitektur bisnis. Melalui TOGAF, dapat dihasilkan blueprint arsitektur bisnis, blueprint arsitektur sistem informasi dan blueprint arsitektur teknologi sebagai rancangan roadmap kerjasama antara organisai kesehatan (yang dalam penelitian ini mengambil studi kasus Yakes Telkom) dengan BPJS. Kata Kunci: arsitektur enterprise, blueprint, arsitektur bisnis, TOGAF, BPJS, Yakes Telkom. Abstract Government policy related to Social Security Agency (BPJS) becomes a new challenge for health practitioners in Indonesia. Healthcare organizations must have a new strategic plan that will be able to align business strategy and information technology strategy with the needs of BPJS. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) is a framework that can be used as guidelines to establish an enterprise architecture. This study will be discussed business strategy of Yakes to align with BPJS policy challenges. TOGAF Phases covered are preliminary phase, architecture vision and business architecture. By using TOGAF, it can produce blueprint business architecture, information systems architecture and technology architecture as the design roadmap of enterprise between health organizations with BPJS , in which this research takes the Yakes Telkom as case study.
Keyword: enterprise architecture, blueprint, business architecture, TOGAF, BPJS, Yakes Telkom. 1. Pendahuluan Kebijakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) [1] terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memberikan dampak untuk semua perusahaan di seluruh Indonesia, khususnya layanan kesehatan. Praktisi layanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan proses pembelajaran dan mencari ilmu untuk mempersiapkan diri bergabung dengan BPJS [2]. Seiring dengan bergabungnya BPJS dengan layanan kesehatan, maka layanan kesehatan tersebut akan mengalami banyak perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan oleh BPJS. Perubahan ini mencakup perubahan bisnis dan perubahan infrastruktur (sistem informasi dan teknologi). Salah satu layanan kesehatan yang sedang mempersiapkan diri ialah Yakes Telkom. Pada awalnya, Yakes Telkom dibangun hanya unuk melayani kesehatan pegawai Telkom dan keluarganya, serta pensiunan Telkom dan keluarganya. Namun dengan diterbitkannya kebijakan SJSN yang baru terkait BPJS,
klinik-klinik yang dimiliki oleh Yakes Telkom diharuskan dapat melayani peserta BPJS. Hal ini yang menjadi tantangan bagi Yakes Telkom agar dapat melakukan perubahan dan menghindari adanya masalah besar yang terjadi di kemudian hari. Perubahan tersebut membutuhkan perencanaan sistem secara menyeluruh dari berbagai aspek. Perencanaan sistem secara menyeluruh tersebut dapat dilakukan dengan metode arsitektur enterprise (enterprise architecture). Penelitian ini bertujuan merancang dan menganalisis kebutuhuan-kebutuhan, khususnya dari segi bisnis, yang nantinya dibutuhkan oleh Yakes Telkom saat bekerja sama dengan BPJS. Berdasarkan kebutuhan tersebut,, maka akan dibuat rancangan blueprint arsitektur bisnis yang dapat dijadikan pedoman dalam implementasi kebijakan BPJS. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture) Enterprise Architecture adalah suatu profesi dan praktek manajaemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara membuat enterprise tersebut mampu secara keseluruhan, mengintegrasikan strategi praktek-praktek bisnisnya, alur-alur informasinya dan sumber daya teknologinya.[3] 2.2. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) TOGAF digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahan, dan menyediakan metode dan tools yang detail untuk implementasi, hal tersebut yang menjadi pembeda TOGAF dengan framework EA lainnya. Selain itu TOGAF juga bersifat open source. [4] TOGAF Architecture Development Method (ADM) yang dikeluarkan oleh The Open Group pada tahun 2009, TOGAF menyediakan proses-proses untuk membangun arsitektur yang mencakup pembangunan framework arsitektur, pengembangan konten arsitektur, transisi, and pengaturan/pengendalian terhadap realisasi arsitektur[4].
PRELIMINARY
A. ARCHITECTURE VISION F. ARCHITECTURE CHANGE MANAGEMENT
G. IMPLEMENTATION GOVERNANCE
B. BUSINESS ARCHITECTURE
C. INFORMATION SYSTEM ARCHITECTURE
Requirements Management
F. MIGRATION PLANNING
D. TECHNOLOGY ARCHITECTURE E. OPPORTUNITY & SOKUTION
Gambar 1 Fase-fase TOGAF [5]
Adapun penjelasan mengenai fase-fase dalam ADM adalah sebagai berikut: a. The preliminary phase, menjelaskan tahap persiapan dan inisiasi aktivitas-aktivitas yang harus dipersiapkan untuk memenuhi tujuan bisnis. b. Phase A: architecture vision, menggambarkan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur. c. Phase B: business architecture, menggambarkan pengembangan arsitektur bisnis (business architecture), arsitektur bisnis saat ini,dan identifikasi model bisnis atau aktivitas bisnis untuk mendukung architecture vision yang telah disetujui sebelumnya. d. Phase C: information system architectures, fase ini menggambarkan pengembangan arsitektur sistem informasi untuk suatu proyek arsitektur. e. Phase D: technology architecture, menggambarkan pengembangan arsitektur teknologi, mulai dari kandidat teknologi yang diperlukan seperti hardware dan software, serta ditambah alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.
f. Phase E: opportunities & solutions, fase ini memberikan informasi manfaat-manfaat yang diperoleh dari enterprise architecture untuk dijadikan dasar pemilihan dan penentuan arsitektur yang akan diimplementasi. g. Phase F: migration planning, menunjuk pada formulasi sekumpulan tahapan untuk penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi disertai dengan rencana implementasi dan rencana migrasi. h. Phase G: implementation governance, penyusunan pelaksanaan tata kelola implementasi terkait tatakelola organisasi dan tatakelola teknologi informasi. i. Phase H: architecture change management, membuat prosedur untuk mengelola perpindahan/perubahan ke arsitektur yang baru. j. Requirements management, proses untuk mengelola kebutuhan arsitektur selama siklus ADM. 2.3. Arsitektur Bisnis Pada arsitektur bisnis terdapat content metamodel yang berguna untuk mnegelompokkan building blockbuilding block berdasarkan karakteristiknya dan keterhubungan antar satu building block dengan yang lainnya. Berikut merupakan gamabaran dari content metamodel pada arsitektur bisnis.
Gambar 2 Content Metamodel [4]
3.
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagai dasar analisis dan perancangan. Langkah langkah yang dilakukan diantaranya inisiasi perencanaan, identifikasi masalah yang menghasilkan rumusan masalah dan batasan masalah. Kemudian dilakukan pengumpulan data terkait rumusan masalah. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Selanjutnya dilakukan penggambaran arsitektur bisnis Yakes Telkom untuk dijadikan landasan analisis perancanan target.Keluaran dari penelitian ini ialah blueprint arsitektur bisnis target bagi Yakes Telkom. Berikut merupakan gambaran sistematika penelitian yang dilakukan:
Fase Preliminary
Identifikasi Masalah Studi Pustaka - Buku - Paper - Artikel - Website
Perumusan Masalah
Identifikasi Prinsip Arsitektur
Studi Lapangan - wawancara - observasi - rencana strategi perusahaan
Pembatasan Masalah
Identifikasi Visi Misi Perusahaan
Perancangan Arsitektur TIDAK
Identifikasi Stakeholder dan Key Concern (Issue)
Verifikasi dan Validasi YA
Perancangan Visi Arsitektur
Identifikasi Kebutuhan Memilih model bisnis yng sesuai dengan kebutuhan Menentukan artifak yang akan dibuat Merancang Arsitektur Baseline Merancang Arsitektur Target TIDAK
Membuat Analisis GAP
Verifikasi dan Validasi YA
Pelaporan
Bluperint Arsitektur
Kesimpulan dan Saran
Pembuatan Kesimpulan dan Saran
Gambar 3. Sistematika Penelitian
4.
Arsitektur Bisnis Yakes Telkom Yakes Telkom merupakan layanan kesehatan yang diperuntukan bagi karyawan Telkom dan keluarganya, serta pensiunan Telkom dan keluarganya. Saat ini Yakes Telkom mempunyai total peserta 160.000 jiwa yang berasal dari 8 perusahaan besar, diantaranya PT. Telkom, PT. Graha Sarana Duta (GSD), PT. Sigma, PT. Telkom Indonesia Internasional (TII), PT. Patrakom, PT. Daya Mitra, PT. Dana Pensiun (Dapen) [6]. Dengan visi menjadi Organisasi pengelola dana yang mandiri dan terpercaya untuk memlihara kesehatan karyawan dan keluarga seta pensiunan dan keluarga Telkom, maka Yakes Telkom mulai merancang rencana-rencana untuk mewujudkan visi tersebut. Salah satunya ialah dengan menargetkan kemandirian Yakes Telkom pada tahun 2016, seperti yang dituangkan dalam rencana jangka panjang Yakes Telkom 2012-2016 [6]. Saat ini, Yakes Telkom telah memiliki delapan area sebagai salah satu langkah mewujudkan visi melayani kesehatan peserta Yakes. Area-area tersebut diataranya Area I Sumatera, Area II Jakarta, Area III Jawa Barat, Area IV Jawa Tengah, Area V Jawa Timur, Area VI Kalimantan, dan Area VII Kepulauan. Selain itu, Yakes Telkom sendiri telah memiliki 15 klinik yang tersebar di berbagai kota [6]. Dengan menggunakan Value Chain Porter [7], aktivitas-aktivitas kunci maupun aktivitas –aktivitas pendukung serta tujuan utama dari Yakes Telkom. Berikut merupakan value chain dari Yakes Telkom:
Gambar 4 Value Chain Yakes Telkom
Business footprint diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara tujuan, sasaran dan unit organisasi yang saling berkaitan. Melalui business footprint diagram, dapat terlihat fokus sasaran dari setiap bagian yang ada pada perusahaan. Berikut merupakan gambaran business footprint pada YAKES TELKOM [6]: Dan a Cu ku p H in g g a tah u n 2048
Pe m an faatan Siste m In fo rm asi yan g re altim e , re alib le , o n lin e
Im p le m e n tasi YA KE S O p e rasio n al M ap
M am p u memenuhi ke b u tu h an o p e rasio n al
Ke te rse d iaan In frastru ktu r, saran a p rasaran a, d an ke siste m an YA KE S
ke se rag am an p e n g e n d alian p e laksan aan ke rjasama p e layan an mitra
Pe n g e lo laan d an Pe n g e m b an g an Dan a A se t YA KE S
M e n g e n d alikan Daftar O b at T e lko m
Pe n g e n d alian Biaya Pe n g o b atan d an Claim Co st se su ai RKA
M e n jalan kan 3 p ilar ko n ve rg e n
RKA P yan g te p at u n tu k are a d an d ivisi
Im p le m e n tasi siste m d an p ro se d u r lo g istik d i se lu ru h are a se su ai d e n g an ke b ijakan
Siste m O p e rasi d an Pro se d u r p e layan an ke se h atan b e rjalan se rag am d i se tiap are a d an T PKK
Pe re n c an aan , Pe n g e m b an g an , d an Pe n g e lo laan SDM
Gambar 5 Business Footprint Diagram Yakes Telkom
5.
Perancangan dan Analisis Menghadapi perubahan kebijakan yang didasari oleh BPJS, Yakes Telkom melakukan beberapa perubahan secara bertahap. Perubahan – perubahan tersebut membawa dampak terhadap proses bisnis umum yang ada di Yakes Telkom. Berikut merupakan gambar perubahan proses bisnis umum Yakes Telkom setelah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. YAKES TELKOM
Divisi investasi Laporan Hasil Investasi
Usulan Rencana Investasi
Divisi kepesertaan
Data Peserta
Mengelola Dana Aset Kesehatan
Dana
Vendor
HR Perusahaan Telkom Barang
Tagihan Biaya Pengobatan
kontrak PKS Mitra Uang Uang
Uang
Barang
kontrak PKS Mitra
Divisi YANDALKES Medical Record
Mitra Data Peserta
Medical Record Tagihan Biaya Pengobatan Uang
Staff BPJS
Memberikan Pelayanan Kesehatan
Premi
Klaim Medical Record Data Peserta BPJS
Obat Surat Rujukan
Hasil Pemeriksaan
Peserta
Gambar 6 Proses Bisnis Umum Yakes Telkom (Target)
Saat ini Yakes Telkom telah mendaftarkan seluruh peserta Yakes Telkom yang berjumlah 160.000 jiwa sebagai peserta BPJS Kesehatan. Yakes Telkom yang sebelumnya telah memiliki proses bisnis terkait pendaftaran peserta dan perubahan data, lalu melakukan perubahan proses bisnis sebagai pedoman pengajuan peserta baru dan perubahan data peserta baru agar dapat langsung terkoordinasi dengan BPJS. Berikut merupakan perubahan proses bisnis yang dilakukan oleh Yakes Telkom.
Pengajuan Menjadi Peserta YAKES bagi Peserta Baru
HR Perusahaan Telkom Start
Staff BPJS
Manager Kepesertaan
Data Memberikan Karyawan dan Data Pensiunan Karyawan/ Baru Pensiunan Baru
Staff Kepesertaan
Staff Perbendaharaan
Menerima Data Kepesertaa n SIKA
Validasi Data
Valid?
TIDAK
Menerima Laporan Penambahan Data
Mengolah dan Memasukkan Data Peserta
YA
Catching Melaporkan Penambahan Data
Melaporkan Penambahan Data
Menerima Kartu BPJS
Penerbitan Kartu Peserta BPJS
Kartu BPJS
Pegawai? Mengirimkan Kartu Peserta/ BPJS ke HR Perusahaan
End
Mengirimkan Kartu Peserta/ BPJS ke Manager Area
Gambar 7 Pengajuan Menjadi Peserta Yakes Telkom untuk Peserta Baru (Target) perubahan dat a
Peserta
Start
Melakukan Perubahan
HR Perusahaan Telkom
Manager Kepesertaan
Memberikan I nf ormasi Perubahan Perubahan D at a Data Peserta
Staff Kepesertaan
TID AK
Pegawai?
TID AK
Memberikan Formulir Perubahan D at a
Valid? Catching
YA
Perubahan Menerima Berkas Kematian Karena Berhak Fasilitas Kematian? Kesehatan? YA
Petugas Mengisi Formulir Perubahan D at a
Pencabutan Kart u Peserta
Pemindahan Medical R ecord
Melaporkan D at a Kematian
Memberik an I nstruksi Pencabutan Medical Record
Menerima Formulir Perubahan D at a
Memberikan I nf ormasi Perubahan D at a
Staff BPJS
Menerima I nst ruksi
Menerima D at a
Validasi Perubahan D at a
Staff Perbendaharaan
Cash Out
Merubah D ata Peserta
menyerahkan permohonan perubahan dat a
Formulir Perubahan Data Peserta
Membuat Berit a Acara Perubahan D at a Peserta
melaporka perubahan dat a
End
Gambar 8 Perubahan Data (Target)
menerima informasi kebijakan set elah perubahan dat a
perubahan dat a peserta BPJS
memberikan informasi kebijakan set elah perubahan dat a
Terhitung sejak tanggal 1 April 2015, peserta Yakes Telkom telah dapat menikmati layanan yang diberikan oleh BPJS. Tagihan premi seluruh peserta Yakes Telkom dibebankan kepada Yakes Telkom dengan besar Rp. 8.800.000.000 per bulan untuk seluruh peserta. Berikut merupakan konversi hak kelas untuk rawat inap bagi peserta Yakes Telkom sesuai dengan premi yang dibayarkan: Ben Ben 1 dan Ben 2 Ben 3 dan Ben 4 Ben 5, Ben 6, dan Ben 7
Tabel 1 Konversi Hak Kelas untuk Rawat Inap Layanan Yakes Layanan Yakes Telkom setelah bekerjasama dengan BPJS Telkom sebelumnya Kelas VIP VIP melalui perlakuan Cost Of Benefit, dengan sisa pembayarannya dibayarkan oleh Yakes Telkom Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 1
Langkah yang dilakukan oleh Yakes Telkom selanjutnya ialah mempelajari kebijakan yang dikeluarkan BPJS terkiat administrasi klaim dan biaya pengobatan. Pemerintah memberlakukan biaya kesehatan semesta yang digunakan sebagai dasar biaya pengobatan dan klaim BPJS. Biaya kesehatan semesta yang dimaksud, berpedoman pada tarif INA CBG’s. setelah mempelajari semua administrasi klaim dan kebijakan pengobatan, maka dibuatlah kebijakan-kebijakan baru yang dapat menyelaraskan antara kebijakan yang sudah ada sebelumnya dengan kebijakan Yakes Telkom. Kemudian disusunlah proses bisnis - proses bisnis baru sebagai pedoman memberikan pelayan kesehatan untuk peserta BPJS. Berikut merupakan proses bisnis – proses bisnis tambahan untuk melayani peserta BPJS. Peserta Start
mendatangi faskes
Pelayanan rawat jalan tingkat pertama untuk peserta BPJS
Petugas
Dokter
mengecek data peserta menyiapkan identitas peserta BPJS dan kelengkapan berkas lain
Peserta
Start
mendatangi f askes
melakukan pemeriksaan
Pelayanan t ingkat lanjutan untuk peserta BPJS
Staff BPJS
Petugas
mengecek dat a peserta
tindakan? memberikan resep
pemeriksaan penunjang dasar
melakukan pemeriksaan penunjang dasar
konsultasi hasil penunjang
pemeriksaan lanjutan
penerbitan surat rujukan
rawat inap
Pelayanan Rawat Inap untuk peserta BPJS
Pelayanan tingkat lanjutan untuk peserta BPJS End
Gambar 9 Pelayanan Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk Peserta BPJS
menyiapkan identit as peserta BPJS, surat rujukan dan kelengkapan berkas lain
Peserta BPJS? Tidak
Ya
penerbit an surat eligibilit as peserta
Legaisasi surat eligiblitas peserta
pemberian pelayanan kesehatan sesuai indikasi medis
End
Gambar 10 Pelayanan Tingkat Lanjutan untuk Peserta BPJS
Peserta Start
mendatangi faskes
menyiapkan identitas peserta BPJS dan kelengkapan berkas lain
Pelayanan Rawat Inap untuk peserta BPJS
Start
Dokter melakukan pemeriksaan
Ya
peserta BPJS?
Tidak
Faskes memilik layanan rawat inap? dirujuk ke Faskes tingkat 1 yang memiliki layanan rawat inap
Ya
menyarankan rawat inap
Diterbitkan Surat Perintah Rawat Inap
mendatangi faskes
Sembuh?
Provider Ambulan
mengecek data peserta
menyiapkan identitas peserta BPJS dan kelengkapan berkas lain
Tidak
Sesuai? menerima informasi kebutuhan ambulan
melakukan pengobatan ke Faskes primer atau Faskes lanjutan
Ya
Ya Ya
membutuhkan ambulan saat pengobatan
Faskes Tidak mempunyai ambulan? memberikan pelayanan ambulan
melakukan rawat inap
Tidak
Staff BPJS
Petugas
Petugas mengecek data peserta
Prosedur Pelayanan Ambulan
Peserta
Pelayanan tingkat lanjutan untuk peserta BPJS
menghubungi provider pelayanan ambulan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
ambulan Tidak tersedia? mengkomunik asikan dengan pihak RS dan BPJS kesehatan
mengirimkan unit amulan sesuai kebutuhan
memberikan pelayanan ambulan
Ya Tidak
End End
menerima informasi kebutuhan ambulan
mencari dan menyediakan fasilitas ambulan
mengirimkan unit amulan sesuai kebutuhan
Gambar 11 Pelayanan Rawat Inap untuk Peserta BPJS Gambar 12 Prosedur Pelayanan Ambulan
Setelah semua proses bisnis untuk melayani peserta BPJS telah dibuat. Lalu Yakes Telkom membuat proses bisnis sebagai pedoman mengajukan klaim ke BPJS. Berikut merupakan proses bisnis pengajuan klaim pengobatan ke BPJS. Penagihan Klaim ke BPJS
Staff Tansdalkug
Staff BPJS
Start
Kepala Bidang Keuangan Closing dan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Yakes
menerima laporan keuangan
Staff Perbendaharaan Membuat surat t agihan kepada BPJS at as t agihan klaim berdasarkan hasil konfirmasi
memeriksa t ot al t agihan kalim ke BPJS Mengajukan t agihan klaim ke BPJS Konf irmasi total jumlah klaim yang harus dibayarkan BPJS
Menerima hasil pembayaran klaim
Surat Tagihan Klaim
Pembayaran t agihan klaim
Pembayaran Klaim
End
Gambar 13 Penagihan Klaim ke BPJS
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan ialah integrasi sistem yang berjalan di Yakes Telkom dan BPJS, serta teknologi pendukung agar integrasi dapat berjalan dengan baik. 6. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil rancangan dan anlisis bisnis yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan keselarasan kerjasama antara Yakes Telkom dan BPJS Kesehatan dapat terjadi dengan adanya penambahan stakeholder staf BPJS, dan juga perubahan dan penambahan proses bisnis serta data yang dihasilkan maupun digunakan. Perubahan proses bisnis yang dimaksud diantaranya, pengajuan menjadi peserta baru Yakes Telkom dan perubahan data peserta, dan penambahan proses bisnis yang ada diantaranya rawat jalan tingkat pertama untuk peserta BPJS, rawat
jalan tingkat lanjut untuk peserta BPJS, rawat inap untuk peserta BPJS, peminjaman dan penjaminan ambulan dan penagihan klaim. Berikut merupakan saran-saran berdasarkan hasil rancangan dan analisis yang dilakukan sebelumnya: 1. Meskipun nantinya Yakes Telkom sudah menjadi mitra dari BPJS Kesehatan, diharapkan tidak ada penurunan mutu pelayanan Yakes Telkom, khususnya untuk peserta Yakes Telkom. 2. Diperlukan pengaturan kebijakan baru dan kerjasama secara hukum dengan pihak BPJS untuk mengimplementasikan rancangan yang telah ada. 3. Dalam implementasi kebijakan dan proses bisnis baru terkait BPJS, diperlukan monitoring dan evaluasi agar rancangan yang dibuat dapat berjalan stabil. 4. Untuk penelitian selanjutnya, dibutuhkan perancangan sumber daya dan tata kelola untuk mendukung implementasi arsitektur enterprise yang telah dibuat. Daftar Pustaka: [1] Republik Indonesia, Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Jakarta: Sekretariat Negara, 2011. [2] Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Rumah Sakit Indonesia. 2015.Tantangan Ganda Tahun 2015 Bagi Praktisi Kesehatan Indonesia. [3] Bernard A, S. 2005. An Introduction Enterprise Architecture.Second Edition. Bloomington, IN, United States of America. [4] Group, T. O. (2011). The Open Group Architecture Framework. [5] IBM. 2013, Januari 01. Introduction to TOGAF. Retrieved Oktober 11, 2014, from IBM Knowledge Center: http://www01.ibm.com/support/knowledgecenter/SS6RBX_11.4.2/com.ibm.sa.togaf9.doc/topics/c_Introduction_to_TOGAF .html [6] Telkom, Y. 2012. Rencana Manajerial Kerja. Bandung. [7] Ward, J., & Peppard, J. (2002). Startegic Planning for Information System. United Kingdom: John Wiley & Sons, LTD.