Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta
ISBN: 978-602-96848-2-7
PERAN OTONOMI DAERAH TERHADAP PARIWISATA Ari Pandu Witantra, S.Sos Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta KM.4 Serang, Banten E-mail:
[email protected]
ABSTRAKS Potensi-potensi yang ada di daerah sangat sulit dikembangkan jika kebijakan yang masih dianut adalah kebijakan yang masih tersentralisasi. Sebutlah sektor pariwisata, pada dasarnya sektor ini adalah sektor strategis yang dapat dengan optimal dikelola oleh daerah. Sektor pariwisata dapat mendatangkan wisatawan mancanegara ataupun wisatawan domestik. Pengembangan pariwisata yang baik akan mengundang banyak investor yang berminat untuk mengembangkan usahanya di daerah yang banyak dikunjungi wisatawan. Sebelum adanya Otonomi Daerah, secara umum Indonesia sudah memiliki bermacam-macam objek pariwisata, namun jumlahnya tidak banyak. Bandingkan dengan saat ini, begitu banyak daerah yang mempromosikan objek pariwisata di daerahnya bahkan hingga stasiun TV nasional tidak pernah kehabisan bahan ulasan untuk sektor pariwisata saat ini. Dari hasil studi pustaka dan informasi yang penulis temukan, otonomi daerah cukup berperan penting dalam pengembangan potensi daerah, terutama pada sektor pariwisata. Kebijakan desentralisasi ini memberikan keleluasaan bagi daerah untuk mengoptimalkan potensi pariwisata yang terdapat di masing-masing daerah. Untuk sesuatu yang ada di daerah, dengan keberagaman sifat dan sikap yang dimiliki masyarakat Indonesia, daerah pasti lebih mengetahui sendiri apa yang mereka butuhkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Tinggal bagaimana promosi yang akan diambil oleh pemerintah daerah untuk menjadikannya destinasi wisata. Kata Kunci: desentralisasi, pariwisata, potensi daerah, promosi sudah dijalankan sejak beberapa Tahun lalu itu memang sudah menampakkan hasilnya. Walaupun terdapat banyak gangguan, baik dari sisi gejolak krisis dunia hingga adanya terror Bom, jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia sedikit demi sedikit terus meningkat.
1.
PARIWISATA INDONESIA 1.1 Visit Indonesia Siapa yang belum pernah mendengar Bali? Daerah wisata yang dikenal juga dengan nama Pulau Dewata ini hingga saat ini menjadi destinasi pariwisata oleh wisatawan Internasional. Keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan Bali sebagai salah satu tujuan wisata memang berhasil. Bali dianggap sebagai salah satu surga daerah tropis di mata dunia. Destinasi wisata lain di Indonesia yang terkenal sejak lama yaitu Danau Toba, Gunung Tangkuban Perahu, Lompat Batu Nias, dan banyak lagi. Indonesia memang sudah lama mengembangkan sektor pariwisata untuk menarik perhatian masyarakat dunia agar datang ke Indonesia. Dahulu, salah satu cara promosinya adalah dengan menceritakan atau mendongengkan Legenda dan sejarah terjadinya kawasan wisata yang dipromosikan. Saat ini, perkembangan pariwisata di Indonesia sungguhlah pesat. Setiap daerah berlomba untuk memajukan potensi pariwisata yang mereka miliki. Sektor pariwisata memang salah satu sektor strategis untuk mendatangkan wisatawan dan juga Investor. Semakin banyak wisatawan datang, investor semakin melirik daerah tersebut untuk mengembangkan usahanya disana. Salah satu promosi internasional Indonesia dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia adalah Visit Indonesia. Program yang
1.2 Pariwisata Pariwisata berasal dari kata pari dan wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak atau berkali-kali. Sedangkan Wisata berarti bepergian dalam tujuan bersenang-senang baik sendirian ataupun berkelompok (kamus Tata Ruang, 2007). Didalam UU No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalan jangka waktu sementara. Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dari dua teori diatas dapat kita simpulkan bahwa tujuan pariwisata adalah bersenang-senang. Pariwisata memegang peranan penting bagi masyarakat pekerja yang membutuhkan saat untuk relaksasi dan bersenang-senang. Masyarakat pekerja menganggap pariwisata sebagai salah satu cara
[165]
Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta
ISBN: 978-602-96848-2-7
untuk melepas ketegangan setelah sekian lama bekerja di tempat kerjanya. Kelompok masyarakat yang juga membutuhkan pariwisata adalah masyarakat keluarga. Dalam menjalin kebersamaan dalam sebuah keluarga, melakukan wisata sekali atau beberapa kali dalam setahun dapat mempererat hubungan antar keluarga. Wisata juga memperluas wawasan anak dalam membantu tumbuh kembang otaknya. Selain itu, kegiatan pariwisata juga dapat menambah keharmonisan pasangan dalam berkeluarga.
Kulon, dan lain-lain. Cagar alam di tentukan dan dibatasi penggunaannya untuk memberikan perlindungan terhadap satwa dan tumbuhan langka yang berada di dalamnya. Jika tidak dibatasi, flora atau fauna yang terdapat di dalamnya bukan tidak mungkin akan semakin langka dan akhirnya punah. Wisata cagar alam ini bisa dilakukan dengan cara trekking atau berkeliling di sekitar cagar alam dengan alat transportasi yang telah disediakan atau ditentukan. b.
1.2.1 Wisata Budaya, Cultural based tourism Indonesia adalah gudangnya wisata budaya. Indonesia yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang memiliki masing-masing adat istiadat membuat Indonesia menjadi surganya wisata budaya. Budaya yang unik, menarik untuk disaksikan dan dipelajari membuat budaya dijadikan sebagai salah satu jenis pariwisata. Keaneka ragaman budaya yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, serta keunikannya yang tidak ditemui di daerah lain membuat budaya menjadi salah satu hal point penting dalam pengklasifikasian jenis-jenis pariwisata. Contoh wisata budaya yang terkenal dan dijadikan destinasi wisata yaitu Ngaben di Bali, Lompat Batu di Nias, Makam batu Tana Toraja, Debus di Banten dan masih banyak lagi.
Agrowisata, agrotourism Tak hanya alam yang natural saja yang bisa memiliki daya pikat. Daerah perkebunan atau pertanian pun dapat menjadi tujuan objek wisata. Tujuan agrowisata ini dapat berupa menikmati pemandangan dan hawa perkebunan yang sejuk, menikmati langsung hasil perkebunan, atau berminat untuk mempelajari teknik dan pengetahuan yang bisa digali disana. Pengembangan agrowisata banyak terdapat di daerah perbukitan. Puncak, Jawa Barat dijadikan salah satu objek agrowisata dengan program tea walk. Tawangmangu di karanganyar, jawa tengah selain dikenal dikenal dengan sentra perkebunan sayur mayur dan buah-buahan, dan masih banyak lagi.
1.2.4 Wisata Ziarah, Religious based tourism Wisata ziarah banyak dikaitkan dengan ibadah suatu agama tertentu. Seringkali pula berkenaaan dengan sejarah dan adat istiadat. Tempat wisata yang dituju adalah tempattempat suci atau yang diskakralkan, makam Nabi, pemimpin besar, tokoh masyarakat, wali, dan tempat-tempat keramat dan peninggalan sejarah keagamaan lainnya. Wisatawan yang datang bermaksud untuk mengunjungi dan mendoakan makam yang dikunjungi, dapat juga dijadikan tempat berdoa untuk penganut agama tertentu atau hanya senang mengunjungi tempat peninggalan sejarah keagamaan untuk menambah pengetahuan. Salah satu peninggalan sejarah keagamaan yang terkenal di dunia internasional adalah Candi-candi yang terdapat di Indonesia, terutama Candi Borobudur.
1.2.2 Wisata Air, Water based tourism Indonesia adalah negara kepulauan, jelas sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Air juga menjadi salah satu klasifikasi jenis wisata karena banyak hal yang menarik yang dapat dilakukan di dalam dan di permukaan perairan. Diving, snorkeling, surfing adalah beberapa hal menarik yang dilakukan di air. Keanekaragaman hayati yang berwarna-warni di dalam air menjadikan bawah laut memiliki pemandangan yang luar biasa indahnya. Saat ini indonesia memiliki beberapa destinasi wisata air yang sudah terkenal di kancah Internasional. Bunaken, wakatobi, raja ampat adalah beberapa destinasi snorkeling dan diving di Indonesia. Pantai di bali dan selatan pulau jawa juga banyak menjadi destinasi peselancar untuk berselancar di pantai indonesia.
1.2.5 Wisata hobby, Interest based tourism Hobby atau hobi adalah kegiatan yang dilandasi ketertarikan seseorang terhadap sesuatu benda atau kegiatan. Ketertarikan seorang pehobi ini terkadang dianggap berlebihan bagi orang lain yang kurang tertarik dengan hal yang sama yang disukai pehobi tersebut. Terkadang seorang pehobi dapat mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi
1.2.3 Wisata Alam, Natured based tourism a. Wisata Cagar Alam, Reserve tourism Flora dan fauna Indonesia yang indah dan unik menjadikan satu klasifikasi jenis wisata di Indonesia. Indonesia memiliki beberapa daerah cagar alam seperti di Pulau Komodo , ujung [166]
Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta
ISBN: 978-602-96848-2-7
hobi yang disukainya. Hobi juga seringkali dikaitkan dengan kegiatan olahraga. Contohnya saja hobi berburu, uang yang dikeluarkan oleh pehobi ini luar biasa besar, apalagi untuk kalangan menengah kebawah. Di Indonesia, hanya beberapa wilayah yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai wilayah perburuan. Hewan yang diburu pun haruslah hewan yang merupakan hama bagi masyarakat, misalnya Babi hutan. Babi Hutan banyak terdapat di luar Pulau Jawa, otomatis para pemburu ini harus pergi keluar Pulau Jawa untuk melaksanakan hobinya ini. Belum lagi kendaraan khusus yang digunakan saat berburu, membeli dan mendapatkan ijin memiliki senjata api, membeli amunisi, pemandu, caddy, dan lain-lain. Untuk sekali melaksanakan hobinya, jutaan hingga puluhan juta rupiah uang yang harus dikeluarkan. Kegilaan pehobi ini dan minimnya wilayah yang tersedia menjadikan daerah tersebut sebagai salah satu destinasi wisata. Wilayah lain yang bisa dijadikan destinasi wisata adalah daerah dengan potensi ikan yang baik. Daerah ini bisa dijadikan destinasi wisata hobby memancing. Belum lama ini Cirebon sedang mengupayakan salah satu wilayahnya sebagai destinasi wisata hobby memancing. Cirebon sedang memaksimalkan potensi ikannya dengan membuat banyak rumpon di perairan sekitarnya.
oleh masyarakat daerah itu sendiri. Sewaktu pemerintahan masih sentralisasi, pemerintah pusat hanya mengetahui sedikit, atau bahkan tidak mengetahui sama sekali perihal potensi pariwisata yang ada di daerah. oleh karena itu, pengembangan potensi pariwisata daerah saat itu sangatlah kurang. Ketidaktahuan pemerintah pusat itulah yang menyebabkan kurangnya perhatian untuk mengembangkan sektor pariwisata daerah. Salah satu karakteristik otonomi daerah adalah Unit-unit pemerintah bersifat otonom, mandiri dan jelas-jelas sebagai unit pemerintahan bertingkat yang terpisah dari pusat. Pusat hanya mengontrol sedikit atau tidak ada kontrol langsung oleh pusat terhadap unit-unit tersebut. Dengan hal tersebut, unit pemerintah daerah bebas merencanakan dan menjalankan strategi kemajuan daerahnya masingmasing. Potensi daerah yang sangat dikenal oleh masyarakat setempat dapat dikembangkan sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di daerah. Kemudahan yang difasilitasi oleh otonomi daerah memungkinkan pemerintah daerah menyusun strategi terbaik untuk memajukan sektor pariwisata di daerahnya. Perbedaan jenis wisata yang heterogen antara daerah satu dengan daerah lain memungkinkan satu daerah memiliki potensi unggulan yang tidak dimiliki daerah lain. Hal inilah yang diambil pemerintah daerah sebagai strategi memajukan daerahnya. Keunggulan yang dimiliki tidak akan tersaingi oleh daerah lain. Red tape dan prosedur yang berbelit juga sudah di-cut dengan adanya otonomi daerah. pemerintah daerah dianggap lebih mengetahui daerahnya dibandingkan dengan pemerintah pusat yang berada di daerah lain. Jalinan yang baik antara pejabat dengan masyarakat lebih mudah tercipta dengan adanya otonomi daerah. Informasi yang didapat oleh pemerintah daerah juga lebih mudah karena masyarakat sekarang lebih dekat dengan pejabat dan pemerintahan di daerahnya.
1.2.6 Wisata lainnya. Masih banyak hal lain yang dapat menjadikan daerahnya menjadi destinasi wisata. Mungkin tidak lama lagi akan muncul wisata belanja seperti di Singapura, Wisata kuliner, dan lain sebagainya. Tinggal bagaimana pemerintah daerah di Indonesia menyusun strategi agar daerahnya dapat menjadi destinasi wisata unggulan dibandingkan dengan daerah lain.
3.
STRATEGI PROMOSI Pariwisata tidak akan menjadi destinasi jika tidak dikenal oleh masyarakat luas. Untuk menjadikannya dikenal, destinasi wisata membutuhkan promosi. Otonomi daerah memungkinkan pemerintah daerah untuk menetapkan objek mana yang akan dijadikan destinasi wisata serta mengatur bagaimana objek tersebut akan dikelola. Namun tanpa adanya promosi, objek wisata tersebut tidak akan dikenal oleh masyarakat luas. Kalaupun dikenal akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pemerintah daerah memerlukan strategi promosi yang baik agar objek wisata yang dimiliki benarbenar menjadi destinasi wisata oleh wisatawan, baik wisatawan lokal ataupun wisatawan mancanegara.
2.
OTONOMI DAERAH Banyaknya sektor pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari peran Otonomi Daerah. Sejak diundangkannya UU No.22 dan 25 tahun 1999, daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan daerahnya masing-masing. Salah satu sektor yang dikembangkan adalah pariwisata. Pariwisata di daerah mempunyai potensi peningkatan Pendapatan Anggaran Daerah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintahan baru di daerah memiliki PR untuk meningkatkan PAD daerahnya. Pemerintah daerah berlomba agar targetnya tercapai. Pengembangan berbagai sektor diperlukan untuk meununjang keberhasilan daerah. Seperti pepatah tua, tak kenal maka tak sayang, potensi pariwisata daerah pastilah sangat dikenal [167]
Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta
ISBN: 978-602-96848-2-7
3.1 Analisa objek wisata Yang pertama harus dilakukan pemerintah daerah yaitu membuat analisa lengkap tentang lokasi atau objek wisata yang telah ditentukan. Pemerintah harus mengetahui apa kekuatan (strength) dari lokasi wisata yang telah ditentukan, hal ini dimaksudkan agar pemerintah daerah mengetahui apa yang akan diunggulkan untuk dipromosikan. Selain kelebihan, kelemahan yang dimiliki objek wisata juga harus diketahui, hal ini dimaksudkan agar kelemahan tersebut dapat dihilangkan atau diminimalisasi. Kelemahan ini dapat berupa akses jalan yang kurang mendukung, belum adanya fasilitas MCK, kebersihan hingga fasilitas penginapan misalnya. Opportunity atau kesempatan yang bisa diambil oleh pemerintah daerah juga perlu diketahui. Hal ini dimaksudkan agar pemerintah daerah mengetahui adanya kesempatan yang bisa diambil untuk memajukan objek pariwisata tersebut. Ancaman untuk menggagalkan program ini bisa datang dari mana saja. Ancaman kegagalan harus diketahui pula oleh pemerintah daerah agar dapat ditangkal sedini mugkin. Ancaman ini bisa datang dari destinasi di daerah lain atau bisa datang dari masyarakat yang belum mengerti maksud dan tujuan baik pemerintah daerah.
c.
d.
e.
3.2 Strategi promosi Untuk pengembangan sebuah objek (produk) pariwisata, strategi IMC dapat digunakan untuk membantu pengembangan pariwisata ini. IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Proses IMC berawal dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik pada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif. (Terrence A Shimp, 2005) Dalam strategi ini ada beberapa hal yang harus dilakukan. Panduan yang dapat diambil yaitu bisa menggunakan hierarchy of effect yang dibuat oleh Robert J. Lavidge dan Gary A. Steiner. Adapun tahapannya sebagai berikut : a. Kesadaran (Awareness): Kesadaran harus dibangun sebagai permulaan dari proses komunikasi suatu produk. Dalam hal ini masyarakat harus sadar bahwa objek wisata yang akan dipromosikan oleh pemerintah itu ada. Tugas pemerintah daerah untuk mengenalkan mulai dari nama destinasi wisata dan keunggulan-keunggulannya. Pada tahap ini banyak sekali jalan yang bisa ditempuh oleh pemerintah daerah, misalnya dengan memberitakannya di berbagai media. b. Pengetahuan (Knowledge): setelah masyarakat telah banyak yang sadar akan adanya objek
f.
pariwisata tersebut, Pemerintah Daerah perlu mengetahui berapa banyak audiens yang mengerti sedikit, cukup banyak atau banyak sekali pengetahuan tenytang objek wisata yang dipromosikan. Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah daerah kemudian memilih pengetahuan tentang objek wisata sebagai tujuan komunikasi. Menyukai (Liking): Bila masyarakat sasaran telah menyukai atau berminat terhadap objek wisata yang dipromosikan, berarti masyarakat sasaran sudah sampai pada tahap ketiga dari hierarki. Jika masyarakat terlihat kurang menyukai objek wisata tersebut maka pemerintah daerah harus mengetahui alasannya dan mengembangkan suatu komunikasi pemasaran untuk mendorong perasaan menyukai. Preferensi (Preference): masyarakat mungkin menyukai objek wisata tersebut tapi tidak memilihnya dibandingkan objek wisata lain. Dalam hal ini, pemerintah daerah harus berupaya membangun preferensi konsumennya. Keyakinan (Conviction): Ada kemungkinan masyarakat sasaran sudah menjadikan objek wisata tersebut tersebut sebagai pilihan, tapi tidak memiliki keyakinan yang pasti. Tugas pemerintah daerah adalah membangun keyakinan di antara para masyarakat yang tertarik bahwa objek wisata tersebut adalah yang terbaik bagi mereka. Membeli (Purchase): Akhirnya, beberapa orang dari masyarakat mungkin memiliki keyakinan tetapi tidak bermaksud untuk mengunjunginya. Mereka kemungkinan menanti lebih banyak informasi atau merencanakan untuk bertindak kemudian. Komunikasi harus mengarahkan masyarakat ini agar mengambil langkah terakhir, yaitu melakukan kunjungan ke objek wisata yang kita promosikan.
PUSTAKA Arofa A. Rahman (2010), Potensi Pengembangan Situ Di Kota Bogor, Tesis, Undip, Semarang Terence A. Shimp (2003), Periklanan dan Promosi, jilid 2, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta. Undang-Undang No.22 tahun 1999 Undang-Undang No.25 tahun 1999
Biodata Penulis Ari Pandu Witantra, S.Sos lahir di Serang 22 April 1982. Mengajar di Prodi Ilmu Komunikasi [168]
Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta
ISBN: 978-602-96848-2-7
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan saat ini sedang mengambil program Master di jurusan Manajem Komunikasi, Magister Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
[169]