PERAN GURU DALAM PENANAMAN BUDI PEKERTI MELALUI KEBIASAAN BERJABAT TANGAN DI TK KASIH IBU KOTA MADIUN Mukti Lestari Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,
[email protected] Endang Lestari Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Abstrak Sejalan dengan perkembangan jaman yang serba modern dan globalisasi ,budi pekerti mulai luntur dalam kehidupan bangsa ini yang mana sangat bertentangan dengan budaya timur kita yang seharusnya harus kita pelihara dan lestarikan yang mana bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun dalam dunia Internasional. . Permasalahan yang di angkat adalah bagaimana peran guru dalam mengajarkan budi pekerti melalui berjabat tangan setiap hari masuk sekolah dan pulang sekolah dan manfaat apa yang diperoleh anak usia dini di Taman kanak – kanak Kasih Ibu Kota Madiun. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dimana hasil dari penelitian ini adalah bukan hanya persoalan berjabat tangan saja tetapi manfaat yang diperoleh anak melalui kebiasaan berjabat tangan setiap hari pada waktu datang dan pulang sekolah . Tujuan dari penelitian ini adalah supaya anak – anak usia dini terbiasa dan selalu tertanam di benaknya pentingnya berjabat tangan dan menghormati orang yang lebih tua dan melatih disiplin pada anak. Kata kunci : Peran Guru, Budi Pekerti Dan Kebiasaan Berjabat Tangan
Abstract In way with modern and globalisasi era, the character is changeable nowdays.This case is opposite with our culture , where this culture should be maintain.Our country known as a kind wish country.In International the formulation of the problem care how is the role of the teacher in character teaching by shacking hand every come in to the class and out of the class and what is the benefuit gotten by student in TK Kasih Ibu Madiun City. This research use Qualitive research with the result not only tescribe the shahing hand only but also the benefit of shaking hand for TK Kasih Ibu Student by shaking hand every day , when come to the class and go home The objective of the research is order to make the student in early age habituate to shake hand and respect to the elder people and also to treat their disciple. Key Word : Teacher role, Character, Shake Hand
PENDAHULUAN Penelitian ini akan membahas permasalahan bagaimana peran guru dalam menanamkan budi pekerti melalui kebiasaan berjabat tangan. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif dan penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui peran guru dalam memberikan bekal budi pekerti bagi sang anak didiknya. Karena anak usia dini adalah anugerah dari sang pencipta dan harus kita jadikan orang yang berguna bagi nusa dan bangsa serta merupakan tugas bersama antara orang tua dan guru dalam memberikan bekal ilmu pendidikan pada buah hati kita. Karena pembelajaran (Learning) adalah perubahan perilaku yang relative tetap muncul melalui pengalaman.( Thahroni Taher : 2013 : 2 ) Di tengah – tengah kepurukan pendidikan kita akhir – akhir ini dan juga banyaknnya penyimpangan – penyimpangan prilaku yang tidak bermoral maka sangat penting bagi pendidik atau guru mengajarkan anak didiknya untuk membiasakan berjabat tangan guna untuk menanamkan kebiasaan yang baik dan mengajarkan tata krama dan sopan santun pada kehidupan anak didiknya. Di dalam masyarakat dewasa ini banyak sekali muncul kritikan yang mana pendidikan nasional memang sangat perlu digalakkan untuk mewujugkan program pemerintah dalam dunia pendidikan. Dewasa ini dunia pendidikan kita diwarnai dengan permasalahan – permasalahan asusila yang dilakukkan oknum yang tidak bertanggung jawab yang mana moral pendidik atau guru yang sekarang ini memang sangat perlu juga diperhatikan, yang mana sangat berpengaruh juga bagi
pendidikan anak usia dini yang mana anak usia dini adalah aset pemerintah yang harus kita jaga dan kita berikan bimbingan untuk kemajuan bangsa ini kelak. Keadaan yang dilukiskan dalam memasuki era reformasi telah melahirkan sesuatu dorongan yang luar biasa untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa – bangsa yang lain dalam era globalisasai. ( H.A.R. Tilaar,2006 : 10 ). Dunia pendidikan adalah merupakan tanggung jawab kita bersama dimana dunia pendidikan adalah teah berubah kompetensi yang dibutuhkan masyarakat terus menerus dan berubah sejalan dengan perkembangan jaman yang serba modern dan praktis ini yang mana nilai – nilai moral mulai terkikis dan tata krama juga kurang dipahami dan dimengerti oleh anak jaman sekarang. Di dalam masyarakat Indonesia dewasa ini muncul banyak kritik baik dan dari praktisi pendidikan maupun dari kalangan pengamat pendidikan mengenai pendidikan nasional yang tidak mempunyai arah yang jelas. Ketiadaan arah yang jelas dalam pendidikan nasional menunjukkan hilangnya elan vital di dalam pendidikan nasional yang menggerakan sistem pendidikan untuk mewujudkan cita – cita bangsa Indonesia. Pendidikan nasional bukan lagi pemersatu bangsa tetapi telah merupakan ajang pertikaian dan persemaian manusia – manusia yang berdiri sendiri dalam masing-masing kelompok untuk mewujudkannya sendiri. Manusia dan masyarakat indonesia ini tidak akan lepas dari budaya modern dan globalisasi yang mana bangsa Indonesia
mempunyai kebudayaan yang tidak dimliki oleh bangsa lainnya. Paradigma masyarakat pada umunya mengangap pendidikan adalah tanggung jawab hanya pada guru atau pendidik saja adalah tidak benar, pendidikan adalah masalah kita bersama yang salah satunya adalah untuk menanamkan nilai – nilai etika kesopanan yang berhubungan dengan moralitas dan etikat anak usia dini kelak akan tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab dan mempunyai sopan santun yang bagus juga dalm bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Standarisasi pendidikan di dalam pelaksanaannya ternyata bukan hanya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan tetapi juga berfungsi untuk pemerataan pendidikan yang bermutu. Dalam sejarah pendidikan di dunia ternyata kehidupan modern adalah arti pencerahan akal manusia untuk memperbaiki hidupnya dan menyadari akan eksistensi di dunia ini hanya dapat dicapai melalui pendidikan. Pendidikan , khususnya adalah pendidikan formal, menurut pendapat pakar merupakan pendidikan formal sebuah penemuan yang sangat besar di dalam sejarah budaya bangsa. Pengertian pendidikan demokrasi juga berati bahwa sistem pendidikannya adalah sistem pendidikan demokrasi yang mana sistem pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan nasional yang mana warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang layak untuk kelangsungan kehidupanya kelak. Pemerintah disini telah menggalangkan wajib belajar 12 tahun yang mana harus
ditempuh oleh generasi ini untuk kemajuan bangsa Indonesia juga. Menurut Bertens (2000) moral selain dikaji secara kognitif juga menyangkut sikap batin seseorang , dan norma – norma moral sifatnya lebih subjektif. Hukum hanya dapat melarang perbuatan – perbuatan manusia secara lahiriyah, sedangkan dalam konteks moralitas sikap batin sangat dipentingkan. Satu – satunya sanksi di bidang moralitas adalah hati nurani yang tidak tenang karena menuduh si pelaku akan perbuatan yang tidak baik. Hati nurani juga mampermainkan peranan, baik yang menyangkut perasaan, kehendak dan rasio. Hati nurani juga akan berkembang sejalan dengan perkembangan seluruh pribadi manusia. Manusia merupakan totalitas diaman fungsi atau daya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Dalam dirimanusia akal budi terintegrasi dengan seluruh kepribadiaanya. Di bidang moral, kewajiban moral berhubungan dengan pribadi manusia sebagai keseluruhan atau totalitas, sedangkan nilai – nilai lainya seperti nilai ekonomi, nilai estatis dan nilai – nilai lainnya berhubungan dengan salah satu aspek saja dalam diri manusia. Menurut Martin dan Briggs (1986), perkembangan pribadi manusia sebagai tujuan pendidikan merupakan komponen afektif paling inklusif yang mencakup nilai oral dan etika, motivasi dan kompetensi social. Nilai lebih inklusif daripada sikap dan berbeda dengan moral dan etika. Nilai bekenaan dengan penilaian terhadap sesuatau yang berharga atau bernilai.sedangkan moral dan etika berkenaan dengan penilaian tentang benarsalah.
Pembelajaran moral untuk mengembangkan aspek afektif sebagai unsur perasaan moral, terwujudnya dalam salah satu kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain dan untuk menempatkan dirinya ke dalam posisi orang lain, merupakan sumber kesadaran akan persamaan derajat dan timbale balik yang berdasarkan keadilan.Pembelajaran moral untuk mengembankan sikap perilaku sebagai tindakan moral , merupakan kemampuan untuk mengadakan interaksi soaial dakam mengambil peran social serta menyelesaikan konflik peran yang berurusan dengan nilai – nilai moral seperti keadilan, resiprositas dan bentuk – bentuk perilaku moral lainnya.Dikatakan guru atau peranjang pembelajaran dalam mengembangkan program – program pembelajaran dalam mengembangkan program – program dan atau strategi pembelajaran termasuk pembelajaran moral, harus menempatkan variable karakteristik siswa sebagai titik awal dalam mempresskripsikan strategi siswa sebagai titik awal dalam strategi pembelajaran, yang mana hal tersebut dapat dikembngkan melalui kegiatan belajar mengajar.( A,C asri Budiningsih, 2008 :72 ) Agar mengenal anak secara baik secara baik , kita harus ekologi anak.Tanpa mengenal lingkungan anak prasekolah yang terdiri dari lingkunganya sekolahnya rumah dan tetangga. Masing – masing lingkungan mengandung elemen , lingkungan fisik yang bersifat aktivitas, orang – orang yang ada disekitar anak, system nilai, bentuk, komunikasi dan hubungan antara orang di sekitar anak
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mana data yang diperoleh dari orang tua , guru dan siswa. Data juga diperoleh dari kepala sekolah mengenai kegiatan sehari – hari anak sebelum masuk ruangan dan setelah mau pulang dari sekolah dengan membiasakan berjabat tangan dengan guru. Data yang diperoleh dari observasi dan perilaku informan yang diamati dan hasil wawancara juga dengan para informan. Waktu penelitian adalah Februari sampai April 2015. Adapun subyek penulisan adalah selain anak – anak di TK Kasih Ibu kota Madiun , maka penulis menggunakan 2 jenis informan yaitu : Informan adalah guru dan siswa dan informan tambahan adalah Kepala sekolah TK Kasih Ibu Kota Madiun. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam pengkajian ini : 1 .) Observasi Yaitu pengumpulan data yang diperolehderngan menggunakan pada objek yang diteliti . Observasi ini untuk mengetahui bagaimana anak didik melakukan kegiatan bersalaman dengan guru atau pendidik , 2.) Wawancara , wawancara dilakukan dengan menagjukan pertanyaan langsung dan terbuka oleh pewawancara dilakukkan kepada sumber data yaitu informan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada guru dan siswa dan kepala sekolah untuk mengetahui peran guru dalam menanamkan budi pekerti melalui kebiasaan bersalaman setiap hari waktu
dating dan pulang sekolah di TK Kasih Ibu Kota Madiun
Analisis Data Dalam Penulisan Kualitatif ini penulis menggunakan analisis data model Miler dan Huberman (1984) yang terdidri dari tiga komponen yaitu : a) Reduksi data adalah proses menggumpulkan data dari teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data obsevasi, wawancara dan dokumentasi yang diambil, b) Display data adalah proses seleksi penilaian atau pemilihan data – data dari yang telah terkumpul semua dengan penulisan saja yang akan ditampilkan, c) Verifikasi adalah proses dari pada penarikan kesimpulan dari data yang telah di tampilkan. Rencana Pemeriksaan Keabsahan Data Rencana pemeriksaan keabsahan data menggunakan trangulasi yaitu pemeriksaan data dengan membandingkan sumber data yang berbeda untuk mencari tingkat validasi yang konsisten. Dalam penelitian ini ada 2 macam triangulasi yang digunakan yaitu : Triangulasi data yaitu pengecekan validasi data dengan sumber data yang berbeda , yaitu hasil obsevasi dibandingkan dengan hasil wawancara dan dokumentasi dan triangulasi teori yaitu menggunakan lebih dari satu teori. HASIL Budi pekerti adalah merupakan salah satu pembelajaran dari moral,yang mana memang sangat diperlukan dan di bina untuk anak – anak didik dan buah hati kita. Paul Suparno, dkk ( 2002 )
mengemukakan ada empat model penyampaian pembelajaran moral yaitu ; 1) model sebagai mata pelajaran sendiri, 2 ) model terintegrasi dalam semua bidang studi , 3) model di luar pengajaran dan 4) model gabungan. ( Dr.C.Asri Budiningsih, 2008 : 2 ) Anak usia dini di TK Kasih Ibu Kota Madiun ini samgat antusias dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari dalam berjabat tangan dengan gurunya di sekoalah. Ini merupakan cara guru untuk menanamkan kebiasaan yang baik yang mana secara tidak langsung mengajarkan anak tentang pendidikan moral tingkah laku budi pekerti yang baik yang merupakan budaya bangsa Indonesia juga yang harus kita jaga dan perhatikan. Karena dalam kenyataannya apa yang dilakukan dan diperintahkan oleh gurunya anak – anak pasti melaksanakannya dibandingkan perintah orang tuanya Walupun menurut Kohlberg mengatakan tahap perkembangan moral merupakan suatu yang bersifat universal , tidak tergantung pada kebudayaan ( Mischel : 1971) dan hal tersebut telah dibuktikan melalui penelitian pada beberapa negar, namun ia juga mencatat bahwa factor kebudyaan mempunyai peran dalam perkembangan moral yaitu pada tempo atau kecepatan perkembangan. ( Dr.C.Asri Budiningsih, 2008 : 8 ) Tingkah Laku adalah segala kegiatan atau tindakan atau perbuatan manusia yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadarinya. Termasuk didalamnya : cara ia berbicara, berjalan , Berfikir atau mengambil keputusan , cara ia melakukan sesuatu , caranya bereaksi terhadap segala
sesuatu yang datang dari luar dirinya , maupun dari dalam dirinya.( M. Ngalim Purwanto ,2014 : 1 ) Ranah nilai dan sikap ( affective Domain ) meliputi : (1) penerimaan ( receiving ) , yaitu kesediaan seseorang untuk menghadirkan dirinya pada suatu peristiwa atau rangsangan seperti kegiatan di dalam dan diluar ruangan untuk anak usia dini, (2 ) pemberian tanggapan (responding), yaitu menunjuk pada keturutsertaan sukarela, dan menunjukkan tanggapan yang disadari memberikan kesanngupan,(3) penghargaan ( Organization ) yaitu proses mengintegrasikan berbagai nilai yang berbeda, memecahkan konflik antara ilai – nilai itu, dan mulai membangun suatu system nilai yang secara internal dengan konsisten.Tanggung jawab individuuntuk memperbaiki hubungan social berupa penataan nilai ( Luluk Asmawati , 2014 : 5 ) Guru dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada anak didiknya dalam kegiatan berjabat tangan ini dengan memberikan gambaran serta contoh yang baik bagi anak didiknya , serta memberikan arahan pada anak didiknya bahwa berjabat tangan adalah sangat penting untuk menghormati orang yang lebih tua serta rekanan, yang bertujuan untuk menghargai orang dan menjaga sikap terhadap orang lain . Tata cara bersalaman : a. Pada waktu anak baru datang di sekolah. Anak baru berangkat dari rumah dan datang ke sekolah pukul 7 pagi ibu guru sudah ada dipan pintu kelas dan anak langsung menuju kea rah
b.
a.
b. c.
guru dan menjabat tangan bu guru dan mencium tangan gurunya untuk membuktikan rasa baktiya kepada gurunya yang mana disitu sudah ada penilainya moaral budi pekerti anak. Pada waktu anak selesai belajar di kelas dan mau pulang sekolah. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai maka persiapan pulang dan berdoa pulang guru didepan pintu kelas anak berbaris satu persatu menjabat tangan guru sambil mencium tangan guru dan langsung pulang menuju rumah masing – masing. Manfaat dari bersalaman bagi anak usia dini : Anak akan terbiasa untuk melaksanakan nya dalam kehidupan sehari – hari dan secara tidak lansung penanaman niali moral pada anak akan tertanam Membiasakan kedisiplinan pada anak usia dini Membekali ilmu sopan santun dan tata karma pada anak sejak dini
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa anak usia dini akan cepat tanggap terhadap apa yang di ajarkan gurunya dari pada orang tuanya karena mereka memandang gurunya adalah figure yang paling pintar. Dengan peran guru dalam menanamkan budi perkerti pada anak melalui berjabat tangan ini secara otomatis anak akan selalu melaksanakannya dalam kehidupannya sehari – hari Dengan mengajarkan anak – anak usia di di TK Kasih Ibu Kota Madiun ini
anak – ank dapat mengambil manfaat dari pembelajaran yang diberikan oleh gurunya disekolah dan akan dibawa anak – anak dalam dunia social anak juga. Anak usia dini adalah anak yang layak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan terjamin tanpa adanya paksaan dari mana pun juga.Pendidikan anak usia dini memang sangat penting dalam menanamkan nilai – nilai kebaikan bagi sang anak.Pendidikan anak usia dini memang sangat bagus utuk penanaman kebiasaan prilaku yang baik. Guru dalam memberikan ilmunya kepada anak didiknya ahendaknya bisa maksimal dalam penyampainannya kepada anak didiknya karena apaabila guru melaksanakannya ini dengan benar dan dengan penuh rasa tanggung jawab maka hasil yang diperoleh anak juga akan maksimal dalam menerima pembelajran. Dari manfaat yang diperoleh anak usia dini di Taman Kanak – Kanak Kasih Ibu Kota Madiun ini melalui pembiasaan berjabat tangan ini diharapkan anak usia dini di Taman Kanak – Kanak Kasih Ibu Kota Madiun. Manfaat yang diperoleh dengan pembelajaran ini anak akan menjadi lebih baik dalam bertingkah laku dan bertindak dalam melaksanakan interaksi sosial anak. SARAN Bagi para pendidik atau guru hendaknya selalu memotifasi anak dan memberikan pengajaran dalam kegiatan bealajar mengajar tetap menanamkan nilai – nilai budi pekerti yang sangat membantu anak kelak dalam menentukan sikap di lingkungannya nantinya. .
Anak usia dini akan terbiasa melaksanakan apa yang mereka peroleh dari gurunya yang mana pendidik juga harus memotifasi anak dalam mengenal prilaku budi pekerti.Guru adalah dewa bagi sang anak untuk itu guru atau pendidik hendaknya selalu memberikan yang terbaik bagi anak didiknya untuk bekal ilmu mereka kelak. Guru atau pendidik harus benar – benar konsekwen apa yang diajarkan kepada muridnya yang mana kegiatan belajar mengajar dengan menstranfer ilmunya kepada anak didiknya tidak akan mubadir kelak dan akan di amalkan oleh anak didiknya nanti dikehidupanya.
DAFTAR PUSTAKA Asri Budiningsih. 2008. Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budayanya.Jakarta Rineke Cipta H.A.R Tilaar. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta. Rineke Cipta Luluk Asmawati.2014. Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung .PT Remaja Rosdakarya. M.Ngalim Purwanto. 2014. Psikologi Pendidikan .2014. Bandung . PT. Remaja Rosdakarya.
Thahroni Taher. 2013. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta .PT .Raja GrafindoPersada