http://budisapt.blogspot.com/2008/10/mengenal-tangga-nada.html
Mengenal tangga nada pentatonik/pentatonis (pentatonic scale) Bila ada mendengarkan lagu yang berjudul "My Girl" dari the Temptations atau intro lagunya BIP yang berjudul "1001 Puisi"(bar/birama pertama) misalnya, maka anda sedang mendengarkan tangga nada pentatonik. Pentatonik berasal dari kata penta(5) dan tonic(nada). Pentatonic dibentuk dengan mengurangkan nada ke 4 dan ke 7 dari struktur oktaf 8 nada. Bila kita ambil C sebagai nada dasarnya, maka notnya akan menjadi C,D,E,G,A Pentatonik banyak digunakan untuk musik modern maupun tradisional di berbagai negara di dunia ini. Dari Indonesia, tanah air kita sendiri: gamelan jawa misalnya, mempunyai tangga nada pentatonik, misalnya laras(tangga nada) slendro, polanya: 12356 disebut dengan ji, ro, lu, mo, nem berulang tiap lima nada, naik atau turun. Seperti pada tangga nada diatonis, pentatonis diklasifikasi dengan mayor dan minor juga. Akan kita bahas pada tulisan-tulisan saya selanjutnya, banyak sekali bahasan tentang itu besok. Diposkan oleh Budi Saptono di 08:32:00
http://harmonycenter.co.cc/?p=52
Tangga Nada Pentatonis January 23rd, 2010
admin
Pentatonik berasal dari gabungan kata penta ( lima ) dan tonik ( nada ), sehingga pentatonik dapat diartikan sebagai tangganada yang terdiri dari lima nada. Dari tangga nada diatonik mayor ( c – d – e – f – g – a – b – c’ ) yang jumlahnya 7 nada, dapat diperoleh tangga nada pentatonik dengan mengurangi 2 nada, dalam hal ini terdapat dua macam tangga nada pentatonik : 1. c – d – e – g – a – c’ ( tanpa f dan b ) 2. c – e – f – g – b – c’ ( tanpa d dan a ) Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada musik tradisional ( China, Jepang ) termasuk di Indonesia pada musik gamelan ( Jawa ). Khusus pada Gamelan Jawa, dua macam tangga nada pentatonik tersebut dinamakan titi laras slendro dan titi laras pelog susunan tangga nadanya sebagai berikut ; 1) Oriental (China/Japan) … 1-2-3-5-6… Dalam tangga nada China, nada 4(fa) dan nada 7(si) dihilangkan sehinnga membentuk struktur jarak 1-1-1½-1
2) Pelog (gamelan) … 1-3-4-5-7 … Tangga nada pelog adalah tangga nada yang dipakai pada masyarakat jawa, yang menghilangkan nada 2(re) dan 6(la) dan membentuk struktur jarak 2-½-1-2 3) Slendro (gamelan) … 1-2-4-5-6… Dalam slendro, nada yang dihilangkan adalah nada 3(mi) dan 7(si) sehingga membentuk struktur jarak 1-1½-1-1 http://budisapt.blogspot.com/2008/10/mengenal-tangga-nada-diatonis.html
Mengenal tangga nada diatonis -- intermediate Tangga nada diatonis merupakan suatu hal fundamental dalam western music, mulai dari musik klasik hingga heavy metal memakai tangga nada diatonis. Tangga nada diatonis didefinisikan sebagai 7 buah not yang terdiri dari 5 buah not berjarak penuh (whole step) dan 2 buah not berjarak setengah (half step/semitone) sumber definisi: wikipedia. Bila W: Whole Step (jarak penuh) H: Half Step (jarak setengah) Maka pola tangga nada diatonis menjadi: W-W-H-W-W-W-H bila ditulis dengan solmisasi: do-re-mi-fa-sol-la-si-do dengan C sebagai tonic (nada dasar C=1) dan ditulis dengan not huruf, maka pola diatonis C mayor menjadi CDEFGABC Pola ini berulang di tiap oktaf(deretan 8 buah not) Tangga nada diatonis diklasifikasi pada mayor dan minor Piano adalah contoh alat musik yang menerapkan tangga nada diatonis. Pada Gitar, tangga nada diatonis tidak mudah dilihat seperti pada piano. Ini hanya bahasan sekilas masalah tangga nada diatonis, akan kita bahas lebih lanjut nanti Diposkan oleh Budi Saptono di 08:08:00 http://ferdidolot.wordpress.com/2008/07/05/teori-dasar-diatonis/
Teori Dasar Diatonis July 5, 2008 at 4:31 pm | Posted in Musik | 7 Comments Tags: diatonis, diatonis mayor, diatonis minor, kres, mol, tangga nada, teori diatonis
Tangga nada diatonis biasa dikenal dengan : do re mi fa sol la si do. Skala diatonik disusun oleh delapan not dalam satu inteval tertentu. 1. Diatonis Mayor Tangga nada mayor dalam teori musik adalah tangga nada yang tersusun dari 8 not dalam 1 interval tertentu. Jarak antara not-not yang berurutan dalam tangga nada mayor (intervalnya) adalah : 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1 – 1/2 Dalam tangga nada ,terdapat notasi ‘#’ (baca: kres) dan ‘b’ (baca :mol, maaf terpaksa memakai huruf b). Tangga Nada Kres (‘#’) dalam Diatonis Mayor Waktu saya menduduki bangku SLTP, Ibu Leidemina Siregar (guru seni musik saya), fungsi tanda kres adalah untuk menaikkan nada sebanyak setengah. 0# atau biasa disebut’ C = do’ (mayor mode), memiliki tangga nada: C – D- E – F -G – A – B – C. Kemudian , terdapat juga 1# atau biasa disebut G = do. Kok bisa tau G=do? Untuk mencari tangga nada 1#, ambil nada ke-5 dari 0#, posisikan sebagai nada pertama (dari sini didapat G=do), kemudian pada nada ke-7 naikkan setengah nada (biasanya dengan menambahkan imbuhan “is” atau tanda ‘#’ dibelakangnya). Maka tangga nada 1# adalah: G – A – B – C – D – E – Fis – G Untuk mencari tangga nada 2#, ambil nada ke-5 dari 1# dan posisikan pada nada pertama ( didapat D=do), lalu nada ke-7 naikkan setengah nada. Maka tangga nada 2# adalah: D=do ; D – E – Fis – G – A – B – Cis – D Proses ini bisa dibilang berlangsung rekursif , dalam artian 3# harus mengambil dari 2# , 4# harus mengambil dari 3#, dan seterusnya. Maka tangga Nada Kres dalam diatonis mayor: 0# ; C=do : C-D-E-F-G-A-B-C 1# ; G=do : G-A-B-C-D-E-Fis-G 2# ; D=do : D-E-Fis-G-A-B-Cis-D 3# ; A=do : A-B-Cis-D-E-Fis-Gis-A 4# ; E=do : E-Fis-Gis-A-B-Cis-Dis-E 5# ; B=do : B-Cis-Dis-E-Fis-Gis-Ais-B 6# ; Fis=do : Fis-Gis-Ais-B-Cis-Dis-Eis-Fis 7# ; Cis=do : Cis-Dis-Eis-Fis-Gis-Ais-Bis-Cis
Tangga Nada Mol (‘b’) dalam Diatonis Mayor Tanda Mol berfungsi untuk menurunkan sebanyak setengah nada (ini juga kata-katanya Ibu Leidemina Siregar , ^_^ ,makasih ya Bu..). Dalam pencarian tangga nada mol , metode yang digunakan berbeda dengan mencari tangga nada kres. Dalam tangga nada mol : 0b ; C=do : C – D – E – F -G – A – B – C Untuk mencari 1b, ambil nada ke-4 dari 0b, kemudian nada ke-4 pada 1b diturunkan setengah. Maka tangga nadanya : 1b ; F=do :F – G – A – Bes - C – D – E – F Untuk 2b,3b dan seterusnya dapat dicari dengan cara yang sama seperti cara diatas. 0b ; C=do : C-D-E-F-G-A-B-C 1b ; F=do : F-G-A-Bes-C-D-E-F 2b ; Bes=do : Bes-C-D-Es-F-G-A-Bes 3b ; Es=do : Es-F-G-Aes-Bes-C-D-Es 4b ; Aes=do : Aes-Bes-C-Des-Es-F-G-Aes 5b ; Des=do : Des-Es-F-Ges-Aes-Bes-C-Des 6b ; Ges=do : Ges-Aes-Bes-Ces-Des-Es-F-Ges 7b ; Ces=do : Ces-Des-Es-Fes-Ges-Aes-Bes-Ces 2. Diatonis minor Yang membedakan nada Diatonis minor dan nada Diatonis Mayor adalah jarak not yang berurutan dalam satu tangga nada (interval).Interval pada tangga nada mayor berjarak: 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1 Contoh, pada A=La (minor mode, menekankan pada nada minor) ; A-B-C-D-E-F-G-A. Jarak interval pada tangga nada tersebut sesuai dengan jarak interval diatas.
Jika kita tinjau pada gambar, terdapat kesamaan antara tangga nada mayor dan minor. Huruf besar berwarna merah menyatakan Mayor, sedangkan huruf kecil berwarna biru menyatakan minor. Nada tangga nada C mayor dianggap sama dengan A minor. Jika kita liat, pembentuk nada dasar C mayor memang sama dengan pembentuk nada A minor. Pada tangga nada minor biasanya ditulis dengan A=La karena memiliki interval yang berbeda dengan tangga nada mayor
dan interval pada tangga nada minor mengharuskan agar dimulai dari nada La sehingga syarat interval minor dapat terpenuhi. Oleh karena itu, jika ingin mencari nada minor, cukup mulai dengan nada La pada tangga nada mayor. Contoh: 4# pada Mayor ; E=do : E-Fis-Gis-A-B-Cis-Dis-E Maka: 4# pada minor ; Cis=do : Cis-Dis-E-Fis-Gis-A-B-Cis Terlihat pada gambar, E dan Cis terdapat dalam 1 area. Silahkan dicoba pada alat musik, implementasinya akan lebih nyata. ^_^. Mohon Koreksinya Jika ada Kesalahan. Salam.