PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PT. SWABINA GATRA Enny Ariyani, Imaniar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 E-mail :
[email protected];
[email protected]
ABSTRAK Semakin tingginya persaingan di era globalisasi saat inidan semakin mudahnya memperoleh informasi maka tingkat persaingan usaha akan semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut tidak hanya sekedar mempertahankan kinerja yang sudah diraih tapi juga harus meningkatkan service level yang sudah ada dalam memenuhi permintaan konsumen dan memenangkan persaingan. PT. Swabina Gatra merupakan satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) merk “SWA” dengan bahan baku utama air. Pada saat ini, penilaian fleksibilitas supply
chain perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui level fleksibilitas supply chain. Pada saat ini, penilaian fleksibilitas supply chain hanya dilakukan secara subyektif dan fungsional dari pemimpin bagian tanpa suatu kerangka yang jelas, sedangkan untuk penilaian fleksibilitas di perusahaan yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier System, Product Design, Production System, dan Delivery System masih belum ada sehingga belum dapat menginformasikan fleksibilitas supply chainsecara menyeluruh. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian fleksibilitas supply chain yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier System, Product Design, Production System, dan Delivery System dengan harapan dapat diketahui fleksibilitas supply chain yang ada di PT. Swabina Gatra dan parameter-parameter apa saja yang diprioritaskan untuk diperbaiki. Hasil penelitian yang diperoleh di PT. Swabina Gatra menunjukkan bahwa tingkat fleksibilitassupply chain yang ada di perusahaan secara keseluruhan flesksibel (baik) dimana seluruh dimensi utama mencapai presentase di atas 85%, secara berurutan prosentase dari yang terkecil hingga terbesar yang yaitu Delivery System 91,88%, Product Design 93,32%, Supplier System 93,76%, dan Production System 93,77%. Lima besar parameter yang diprioritaskan untuk diperbaiki adalah memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan, secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan, ketika produksi menurun sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain, sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda, memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. Kata Kunci : Fleksibilitas supply chain, supplier system, product design, production system,delivery system, efisiensi.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Semakin tingginya persaingan di era globalisasi saat inidan semakin mudahnya memperoleh informasi maka tingkat persaingan usaha akan semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut tidak hanya sekedar mempertahankan kinerja yang sudah diraih tapi juga harus meningkatkan service level yang sudah ada dalam memenuhi permintaan konsumen dan memenangkan persaingan. 6-1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
PT. Swabina Gatra merupakan perusahaan yang memproduksi lampu dengan bahan baku material glass, material metal, material support, material packing dan marking. Pada saat ini, penilaian fleksibilitas supply chain perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui level fleksibilitas supply chain. Selama ini perusahaan belum melakukan penilaian fleksibilitas supply chain, hanyalah penilaian secara subyektif dan fungsional dari pemimpin bagian tanpa suatu kerangka yang jelas. Pengukuran hanya diterapkan pada bagian produksi dengan indikator kinerja seperti efisiensi mesin dan efisiensi total, sedangkan untuk penilaian fleksibilitas di perusahaan yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier System, Product Design, Production System, dan Delivery System masih belum ada sehingga belum dapat menginformasikan fleksibilitas supply chain secara menyeluruh. Fleksibilitas supply chain perusahaan dititik beratkan pada kemampuan mengakomodasi fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari supply chain yaitu supplier, distributor, dan konsumen. Pengukuran fleksibilitas supply chain ini sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa fleksibel suatu supply chain terhadap perubahan-perubahan dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapinya. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian fleksibilitas supply chain yang mencakup empat dimensi yaitu Supplier System, Product Design, Production System, dan Delivery System dengan harapan dapat diketahui fleksibilitas supply chain yang ada di PT. Swabina Gatra dan parameter-parameter apa saja yang diprioritaskan untuk diperbaiki. 1.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalahnya adalah : Berapa tingkat fleksibilitas supply chain di PT. Swabina Gatraa dan parameter-parameter apa saja yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengukur tingkat fleksibilitas supply chain. 2. Mengidentifikasi parameter-parameter yang diprioritaskan untuk diperbaiki. 2. TINJAUANPUSTAKA 2.1 Konsep Supply Chain Supply Chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan, dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masingmasing.Dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. 2.2 Fleksibilitas Fleksibilitas merupakan faktor utama yang menentukan daya saing perusahaan dalam mengantisipasi berkembangnya pasar yang penuh dengan pertumbuhan teknologi yang sangat cepat dan berkembangnya ekspektasi dari permintaan customer. Fleksibilitas sendiri berhubungan dengan mesin, proses, aliran bahan baku, tipe, pekerja, dan semua digabung menjadi sebuah sistem manufaktur dan sistem produksi. Fleksibilitas disini akan dijelaskan tentang sistem fleksibilitas manufaktur dan sistem fleksibilitas supply chain. 6-2 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
2.4 FleksibilitasSupply Chain Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap fleksibilitas suatu supply chain adalah melakukan penilaian atau assessment mengenai seberapa fleksibel suatu supply chain untuk memenuhi kebutuhan pasar mengingat kebutuhan pasar yang sangat bersifat fluktuatif. Parameter-parameter fleksibilitas supply chain lah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini dengan sebelumnya menyesuaikan parameter-parameter mana sesuai dengan kondisi perusahaan yang sedang diukur fleksibilitas supply chain yang dimilkinya menurut Pujawan (2002) yang dikutip oleh Eunike (2002), identifikasi kondisi fleksibilitas supply chain dapat digambarkan dalam kuadaran fleksibilitas pada Gambar 1. capability
high
I
II Unmatched condition, Over design system requirements low
high III
low
IV Unmatched condition, Flexibility is too low
Gambar 1. Kuadran fleksibilitas Supply Chain Rantai penyediaan (supply chain) terdiri dari berbagai aspek yang secara langsung maupun tak langsung dapat memenuhi permintaan dari pelanggan, supply chain tidak terdiri dari manufaktur dan suplier tetapi juga termasuk di dalamnya transportasi, informasi, warehouse, retailer dan pelanggan itu sendiri.
Supply
Manufacturing
Distribution
Customer
Gambar 2. Rangkaian Supply Chain Fleksibilitas di titik beratkan pada kemampuan mengalokasikan fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari supply chain yaitu supplier, distributor dan konsumen.Pengukuran fleksibiltas supply chain ini sangat diperlukan untuk mengetahui 6-3 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
seberapa fleksibel suatu supply chain terhadap perubahan-perubahan dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapi. 2.5 Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model Salah satu metode pengukuran kinerja supply chain yang digunakanadalah SCOR yang dikembangkan oleh Supply Chain Council dan dirilis pada tahun 1997. Model ini dikuasakan kepada seluruh industri standard yang digunakanuntuk supply chain management. Model ini diorganisasikan dalam 4 proses supply chain utama yaitu : Plan, Resource, Make dan Deliver yang memiliki elemen seperti berikut ini : 1. Plan : Perencanaan permintaan bahan baku, kebutuhan akan permintaan, perencanaan inventori, kebutuhan pendistribusian, produksi, serta bahan baku. 2. Source : Infrastruktur dalam melakukan sourcing dan mendapatkan bahan baku. 3. Make : Produksi dan elemen pelaksanaan 4. Delivery : Manajemen pemesanan, manajemen pergudangan dan komponen transportasi/ instalasi
Gambar 2.5Lima Proses Inti Supply Chainpada Model SCOR (Sumber : Pujawan (2005), Supply Chain Management, hal. 243) Gambar 3. Lima Proses Inti Supply Chainpada Model SCOR
Gambar 3. Dimensi Utama Supply Chain 2.6 Perhitungan Skor Gap Penilaian fleksibilitas suatu supply chain berdasarkan perhitungan yang merupakan perbedaan antara penilaian terhadap pasangan pernyataan untuk requirement (kebutuhan) dan kapasitas untuk tiap parameter fleksibilitas untuk perhitungan ini perlu adanya suatu skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut, skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut yang digunakan disini adalah skala likert yaitu skala 1 sampai dengan 5. Perhitungan gap atau skor fleksibilitas untuk setiap pasangan pertanyaan dihitung sebagai berikut : Flexibilitas = Requirement Score – Capability Score 2.7 Uji Validitas Untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan kuesioner yang disebar, maka dilakukan uji validitas.Validitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi produk momen : r=
nXiYi (Xi )(Yi )
{nXi 2 (Xi ) 2 }{nYi 2 (Yi ) 2 }
Dimana : r = koefisien korelasi yang di cari 6-4 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
n = jumlah responden X = skor tiap- tiap variabel Y = skor total tiap responden 2.8 UjiReliabilitas Untuk menguji ketepatan hasil pengukuran kuesioner dilakukan uji reliabilitas. Cara untuk menghitung reliabilitas adalah dengan rumus „alpha‟ : k r11 (k 1) 1
2 b 2 1
Dimana :
r
11
= reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
2 b
= jumlah varians butir
12 = varians total 2.9 Analitical Hierarchy Process (AHP) Pengertian AHP adalah merupakan model pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang merupakan suatu model yang komperhensif dan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kuantitatif dan kualitatif sekaligus. Model AHP menggunakan persepsi manusia yang dianggap sebagai input utamanya. AHP menggunakan model hierarkis yang terdiri dari satu tujuan (goal), kriteria (atau beberapa sub criteria) dan alternatif untuk setiap masalah keputusan dalam menentukan penelitian diantara alternatif digunakan skala tertentu agar dapat dihasilkan bobot dari masing-masing alternatif keputusan, skala yang dipakai dalam perbandingan berpasangan terdiri dari 9. 3.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian menjelaskan langkah-langkah metode yang digunakan untuk pengambilan dan pengolahan data mulai dari pengumpulan data, penyusunan kuisioner, penentuan sampel, penyebaran kuisioner, uji validitas,uji reliabilitas, pembobotan keempat dimensi, parameter-parameter supply chain, perhitungan gap,pengukuran tingkat fleksibilitas supply chain menurut dimensi, pemetaan (mapping) parameter-parameter fleksibilitasdan mengidentifikasi parameter-parameter yang perlu diperbaiki. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat yaitu fleksibilitas supply chain pada PT. Swabina Gatra 2. Variabel bebas Parameter-parameter yang dikumpulkan terdiri dari dimensi Supplier System, Product Design,Production System danDelivery System..
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Kuantitatif Kebutuhan dan Kemampuan Tiap Parameter Fleksibilitas Supply Chain Data ini merupakan data yang diambil dari penyebaran kuisioner kebutuhan dan kemampuan di PT. Swabina Gatrauntuk kuantitatif kebutuhan dan kemampuan tiap parameter dapat dilihat pada Tabel 1.
6-5 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
Tabel 1. Data Nilai Rata – Rata Kebutuhan dan Kemampuan No. 1. 1.1 (SS1) 1.2 (SS2) 1.3 (SS3) 1.4 (SS4) 1.5 (SS5) 1.6 (SS6) 1.7 (SS7) 2. 2.1 (PD1) 2.2 (PD2) 2.3 (PD3) 2.4 (PD4) 3. 3.1 (PS1) 3.2 (PS2) 3.3 (PS3) No. 3.4 (PS4) 3.5 (PS5) 3.6 (PS6) 3.7 (PS7) 4. 4.1 (DS1) 4.2 (DS2) 4.3 (DS3) 4.4 (DS4) 4.5 (DS5) 4.6 (DS6)
Deskripsi Supplier System Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk setiap produk Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan yang besar Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk pengiriman produk dari pemasok Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan Pemasok mampu mengirim permintaan yang mendesak dengan lebih cepat dan biaya murah Product Design Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada jaringan untuk mempermudah berkomunikasi, tentang ide, desain dokumen, dsb Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan pemasok untuk memasok material baru Production System Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan kerja lembur Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, sehingga mereka dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain Deskripsi Mesin adalah serbaguna sehingga dapat mengolah tugas/pekerjaan yang berbeda Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu bila ada perubahan dari konsumen Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal produksi yang sudah ada Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat Delivery System Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat
Kebutuhan
Kemampuan
4,2439
4,1220
4,1707
3,7073
4,3171
4,0244
4,3659
4,1707
4,3902
4,1220
4,1220
3,8780
4,4878
4,1220
4,4634
4,0732
4,3171
4,0976
4,0732
3,8293
4,2683
4,1707
4,1707
3,9512
4,3659
4,0976
4,2929
4,0732
Kebutuhan
Kemampuan
3,9268
3,6341
4,3171
3,9756
4,3659
4,0488
4,4390
4,0976
4,4390
4,0732
4,2439
3,8293
4,3415
4,0244
4,3415
4,0000
4,4390
4,1220
4,2439
4,0244
6-6 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
4.2 Uji Validitas Data setiap parameter hasil kuisioner tentang kebutuhan dan kemampuan tingkat fleksibilitas supply chain diuji tingkat validitasnya dan semua data dinyatakan valid. 4.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan dari hasil pengukuran kuesioner. Untuk data kebutuhan dari karyawan rα 0,847
rtabel 0,2605
rα 0,796
rtabel 0,2605
Untuk data kemampuan dari karyawan
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai alpha lebih besar dari nilai tabel sehingga dapat dikatakan bahwa data yang didapatkan reliabel.
4.4 Perhitungan Nilai Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas Supply Chain Dari pengumpulan data kuisioner yang disebarkan pada para karyawan didapatkan data penilaian kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas supply chainseperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Gap Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas Supply Chain No. 1. 1.1 (SS1) 1.2 (SS2) 1.3 (SS3) 1.4 (SS4) 1.5 (SS5) 1.6 (SS6) 1.7 (SS7) 2. 2.1 (PD1) 2.2 (PD2)
Deskripsi Supplier System (SS) Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk setiap produk Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan yang besar Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk pengiriman produk dari pemasok Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan Pemasok mampu mengirim permintaan yang mendesak dengan lebih cepat dan biaya murah Rata – Rata Product Design (PD) Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain
Kebutuhan
Kemampuan
Gap
4,2439
4,1220
0,1219
4,1707
3,7073
0,4634
4,3171
4,0244
0,2927
4,3659
4,1707
0,1952
4,3902
4,1220
0,2682
4,1220
3,8780
0,2440
4,4878
4,1220
0,3658
4,2997
4,0209
0,2787
4,4634
4,0732
0,3902
4,3171
4,0976
0,2195
6-7 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
2.3 (PD3) 2.4 (PD4)
3. 3.1 (PS1) 3.2 (PS2) 3.3 (PS3) 3.4 (PS4) 3.5 (PS5) 3.6 (PS6) 3.7 (PS7)
4. 4.1 (DS1) 4.2 (DS2) 4.3 (DS3) 4.4 (DS4) 4.5 (DS5) 4.6 (DS6)
Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada jaringan untuk mempermudah berkomunikasi, tentang ide, desain dokumen, dsb Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan pemasok untuk memasok material baru Rata – Rata Production System (PS) Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan kerja lembur Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, sehingga mereka dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain Mesin adalah serbaguna sehingga dapat mengolah tugas/pekerjaan yang berbeda Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu bila ada perubahan dari konsumen Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal produksi yang sudah ada Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat Rata – Rata Delivery System (DS) Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat Rata – Rata
ISBN : 978-979-99117-3-5
4,0732
3,8293
0,2439
4,2683
4,1707
0,0976
4,2805
4,0427
0,2378
4,1707
3,9512
0,2195
4,3659
4,0976
0,2683
4,2929
4,0732
0,2197
3,9268
3,6341
0,2927
4,3171
3,9756
0,3415
4,3659
4,0488
0,3171
4,4390
4,0976
0,3414
4,2683
3,9826
0,2857
4,4390
4,0732
0,3658
4,2439
3,8293
0,4146
4,3415
4,0244
0,3171
4,3415
4,0000
0,3415
4,4390
4,1220
0,3170
4,2439
4,0244
0,2195
4,3415
4,0122
0,3293
Tabel 3. Bobot Dimensi Utama dan Sub Dimensi No.
Deskripsi
1. 1.1 (SS1) 1.2 (SS2) 1.3 (SS3) 1.4 (SS4) 1.5
Supplier System (bobot = 0,473) Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk setiap produk Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan yang besar Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk
Bobot
Bobot Parameter
0,304
0,144
0,221
0,105
0,161
0,076
0,112
0,053
0,083
0,039
6-8 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
(SS5) 1.6 (SS6) 1.7 (SS7) 2. 2.1 (PD1) 2.2 (PD2) 2.3 (PD3)
pengiriman produk dari pemasok Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan Pemasok mampu mengirim permintaan yang mendesak dengan lebih cepat dan biaya murah Product Design (bobot = 0,274) Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada jaringan untuk mempermudah berkomunikasi, tentang ide, desain dokumen, dsb Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan pemasok untuk memasok material baru Production System (bobot = 0,158) Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan kerja lembur
ISBN : 978-979-99117-3-5
0,067
0,032
0,052
0,025
0,463
0,127
0,262
0,072
0,169
0,046
0,106
0,029
0,272
0,043
0,221
0,035
Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, sehingga mereka dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain
0,162
0,026
3.4 (PS4)
Mesin adalah serbaguna tugas/pekerjaan yang berbeda
0,125
0,020
3.5 (PS5)
Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu bila ada perubahan dari konsumen
0,096
0,015
3.6 (PS6)
Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal produksi yang sudah ada
0,070
0,011
3.7 (PS7)
Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat
0,054
0,009
2.4 (PD4) 3. 3.1 (PS1) 3.2 (PS2) 3.3 (PS3)
4.
sehingga
dapat
mengolah
Delivery System (bobot = 0,095)
4.1 (DS1)
Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan
0,310
0,029
4.2 (DS2)
Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan
0,250
0,024
No.
Deskripsi
Bobot
Bobot Parameter
4.3 (DS3) 4.4 (DS4) 4.5 (DS5) 4.6 (DS6)
Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil
0,168
0,016
0,117
0,011
0,089
0,008
0,066
0,006
Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat
4.5 Pengukuran Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Seluruh Dimensi Analisa nilai tingkat fleksibilitas supply chain yang dimiliki dapat dihitung dengan membandingkan nilai kemampuan dan kebutuhan yang dipunyai. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4. 6-9 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
ISBN : 978-979-99117-3-5
Tabel 4. Hasil Analisa Total Nilai Gap Terbobot dan Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Dimensi Utama Total Kemampuan Terbobot (3)
Gap
Tingkat Fleksibilitas (%)
(1)
Total Kebutuhan Terbobot (2)
(4) = (2) - (3)
(5) = (3/2)x100%
Supplier System
4,2699
4,0036
0,2663
93,76
Product Design
4,3385
4,0488
0,2897
93,32
Production System
4,2411
3,9769
0,2642
93,77
Delivery System
4,3539
4,0005
0,3534
91,88
Total
17,2034
16,0298
1,1736
93,18
Dimensi Utama
Kriteria nilai fleksibilitas supply chain yang telah ditentukan oleh PT. Swabina Gatra untuk dikatakan fleksibel dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kriteria Baik Cukup Kurang
Nilai (%) > 85 60 – 85 < 60
Dapat dilihat dalam tabel di atas bahwa seluruh dimensi yang dimiliki sudah masuk ke dalam kriteria fleksibel (baik) karena seluruh nilai presentase pengukuran tingkat fleksibilitas di atas nilai 85%. 4.6 Parameter–parameter Yang Perlu Diperbaiki Prioritas perbaikan dapat dilihat dari nilai gap terbobot yang paling besar.Berikut ini merupakan tabel prioritas perbaikan sebelum diurutkan dari terbesar sampai terkecil. Tabel 5. Prioritas Perbaikan Setelah Diurutkan Gap Terbobot
Prioritas Perbaikan
0,1807
1
0,1134
2
0,1040
3
Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda
0,1024
4
Production System
Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi
0,0597
5
Production System
Fluktuasi dalam permintaan dapat diatasi dengan kerja lembur
0,0593
6
No.
Dimensi
Deskripsi
1.
Product Design Delivery System Delivery System
Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain Memiliki model transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke pelanggan Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan
Supplier System
2. 3.
4.
5.
6.
6-10 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
7.
8. 9. 10.
11.
12. 13. 14.
15. 16.
17. 18. 19.
20. 21.
22.
23.
24.
Product Design
Memiliki software dan sumber daya lain untuk mempermudah membuat, memodifikasi, dan mensimulasi desain
Delivery System Supplier System Product Design
Dapat melakukan pengiriman walaupun dalam jumlah yang kecil Sebagian besar produk memiliki kapasitas persediaan yang besar Ketika desain produk melibatkan tim yang jauh lebih besar, ada jaringan untuk mempermudah berkomunikasi, tentang ide, desain dokumen, dsb
Delivery System
Jika ada permintaan mendadak, perusahaan dapat mengirimkan produk dengan memilih model transportasi yang lebih cepat
Supplier System Production System Production System
Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk setiap produk Mesin adalah serbaguna sehingga dapat mengolah tugas/pekerjaan yang berbeda Sebagian besar pekerja adalah multi-terampil, sehingga mereka dapat mudah beralih dari satu pekerjaan/tugas lain Mampu mengakomodasi sampai batas waktu tertentu bila ada perubahan dari konsumen Dapat mengirimkan pesanan ke pelanggan lebih dari satu gudang atau pabrik, berguna untuk memuaskan pelanggan Memiliki bermacam-macam model transportasi untuk pengiriman produk dari pemasok Sistem perencanaan produksi mampu merubah jadwal produksi yang sudah ada Sebagian besar pemasok mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat Pemasok mampu mengirim permintaan yang mendesak dengan lebih cepat dan biaya murah Biaya merubah jadwal produksi rendah, sehingga perubahan jadwal dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari pemasok ke perusahaan Perusahaan merancang jadwal pengiriman lebih awal, sehingga pelanggan dapat mengubah jumlah, tipe, dan/atau tanggal jatuh tempo pengiriman dalam periode yang singkat Ketika desain baru membutuhkan material baru, mudah untuk mendapatkan konfirmasi kemampuan pemasok untuk memasok material baru
Production System Delivery System Supplier System Production System Supplier System Supplier System Production System Supplier System Delivery System
Product Design
ISBN : 978-979-99117-3-5
0,0575
7
0,0533
8
0,0472
9
0,0412
10
0,0400
11
0,0370
12
0,0366
13
0,0356
14
0,0324
15
0,0282
16
0,0223
17
0,0222
18
0,0219
19
0,0191
20
0,0184
21
0,0164
22
0,0145
23
0,0103
24
5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah : 1. Tingkat fleksibilitas supply chain yang ada di perusahaan secara keseluruhan flesksibel (baik) dimana seluruh dimensi utama mencapai prosentase di atas 85%, secara berurutan presentase dari yang terkecil hingga terbesar yang yaitu Delivery System 91,88%, Product Design 93,32%, Supplier System 93,76%, dan Production System 93,77%. 2. Secara berurutan lima besar parameter-parameter yang perlu dilakukan perbaikan oleh perusahaan yaitu : 6-11 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI WALUYO JATMIKO “Otomatisasi Teknologi Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional” Surabaya, 3 Juli 2012
a. Memiliki model pelanggan.
ISBN : 978-979-99117-3-5
transportasi yang berbeda untuk pengiriman produk ke
b. Secara teknis dan ekonomis mampu mengirim beberapa produk dalam sekali pengiriman dari perusahaan ke pelanggan. c. Ketika produksi menurun, sebagian pekerja bisa difungsikan di divisi lain. d. Sebagian besar pemasok memiliki kemampuan produksi/memasok bermacam-macam tipe produk yang berbeda. e. Memiliki kapasitas produksi yang besar sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. DAFTAR PUSTAKA Beamon, B.M., 1999, Measuring Supply Chain Performance, International Journal of Operation and Production Management, Vol. 19 No. 3 PP 275 – 292. Indrajit, R. E dan Richardus D. 2002. “Konsep Manajemen Supply Chain : Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang”. PT. Gramedia Indonesia. Pujawan, I Nyoman. 2004. “Assessing supply chain flexibility : a conceptual framework and case study” Int. J. Integrated Supply Management, Vol. 1, No.1, pp. 79-97 Pujawan, I Nyoman., 2005, Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya. Saaty, T.L., 1993, “Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks”, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Zhang, Q., Vonderembse, M. A., Lim, J. 2003. Manufacturing flexibility ; defining and analyzing relationships among competence, capability, and customer satisfaction, Journal of Operations Management, 173-191.
6-12 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR