PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA KULIAH BAHASA INGGRIS Andromeda Valentino Sinaga dan Sahat Siagian Universitas HKBP Nommensen Medan dan Universitas Negeri Medan andromeda.valentino,
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata kuliah bahasa Inggris. Penelitian pengembangan menggunakan model Borg & Gall dengan rancangan pembelajaran Dick & Carey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; uji ahli materi bahasa Inggris berada pada kualifikasi sangat baik, uji ahli desain pembelajaran kualifikasi baik, uji ahli perangkat lunak berada kualifikasi baik, uji coba perorangan kualifikasi sangat baik, uji coba kelompok kecil kualifikasi sangat baik, uji coba lapangan kualifikasi baik. Hasil belajar kelompok mahasiswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif lebih tinggi daripada dengan menggunakan media power point. Kata Kunci: pengembangan media pembelajaran interaktif dan media power point, mata kuliah nahasa inggris.
Abstract: This study aims to produce a viable interactive learning media used, to determine the effectiveness of interactive learning media were developed in the course of English. Research development model Borg & Gall with Dick & Carey learning design. The results showed that; English test material experts are at a very good qualification, test well qualified expert instructional design, test software experts are well qualified, individual testing is very good qualification, test a small group of very well qualified, well qualified field trials. The results of the study group of students that learned by using interactive learning media is higher than with the use of media power point. Keywords: development of interactive learning media and media power point, english courses .
PENDAHULUAN Multimedia pembelajaran bahasa Inggris yang akan dikembangkan melalui penelitian ini yaitu berupa hybrid multimedia interaktif CD-ROM (Compact Disc – Read Only Memory). Penelitian ini diterapkan pada mahasiswa S1 (sarjana) jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas HKBP Nommensen. Pembelajaran di Universitas tersebut biasa dilakukan secara konvensional yaitu masih menggunakan teknologi presentasi berupa PowerPoint, dan hal tersebut masih berupa pendekatan teacher-centered. Dengan teknologi multimedia (computer) sekarang, mahasiswa lebih banyak belajar dari internet maupun multimedia CD-ROM sebagai pendekatan student-centered bahkan technology-centered. Penulis sekaligus peneliti yang bekerja sebagai dosen di Universitas tersebut memandang perlu menerapkan sistem pembelajaran yang lebih menarik dengan mendesain program pembelajaran multimedia interaktif menggunakan Macromedia
dreamweaver 8 sebagai sistem desain untuk hybrid CD-ROM yang mampu beroperasi baik secara offline maupun online sehingga dapat digunakan dalam berbagai kondisi teknis di lapangan. Hal ini terpaut pada ketersediaan WiFi untuk akses internet dan perangkat tambahan berupa modem yang dapat digunakan untuk online agar meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dalam hal ini, penulis sudah menciptakan suatu prototype multimedia interaktif yang terkait dengan Program Pembelajaran Bahasa Inggris (Learning English). Sesuai dengan bidang yang digeluti penulis saat ini yaitu Teknologi Pendidikan (Educational Technology), maka pembelajaran bahasa Inggris yang didesain tersebut haruslah dapat memudahkan seseorang untuk belajar. Model prototype program pembelajaran multimedia interaktif yang menggunakan Macromedia dreamweaver 8 ini akan digunakan pada mahasiswa bahasa Inggris yang mengikuti mata kuliah Listening pada semester
5 tahun akademik 2012-2013 di Laboratorium Bahasa milik Universitas HKBP Nommensen Medan. Listening skills adalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost (2002:2) mendefinisikan dalam empat orientasi atau perspektif. Listening dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menangkap apa yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam orientasi constructive adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi collaborative adalah negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening dalam orientasi transformative adalah menciptakan suatu hubungan antara pembicara dan pendengar. Oxford (1990:2) mendefinisikan listening adalah kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik – baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Rost (2002:2) menegaskan bahwa perbedaan listening dan hearing adalah dalam level perhatian. Listening mewajibkan fokus pada kesadaran dalam mengantar suatu objek yang terlibat. Lebih khusus, menurut Pearson & Fielding (1982:146) membedakan hearing sebagai suatu proses psikologi yang mana suara itu diterima dengan telinga dan ditransfer kedalam otak melalui sistem pendengaran. Sedangkan listening adalah suatu proses psikologis yang mana suara diambil dengan perhatian seseorang sebagai pendengar untuk memperoleh makna dan pemahaman dengan menggunakan pengetahuan. Hal yang penting dari listening dikemukakan oleh Richard (2008:1) dengan mengatakan bahwa “listening can provide much of the input and data that learners receive in language learning”. Dalam pernyataan tersebut dimaksudkan bahwa mendengar dapat menyediakan banyak informasi dan data yang diterima oleh pembelajar dalam mempelajari bahasa. Sebagai pengakuan yang lebih kuat lagi pada listening dalam program pembelajaran bahasa, Richards (2009:1) menyimpulkan, “It now appears as a core course in many language programs.” Pengakuan tersebut memberikan petunjuk bahwa arah program perkembangan pembelajaran bahasa Inggris itu lebih tertuju pada kemampuan mendengarkan, karena biasanya ditemukan kemampuan mendengarkan mahasiswa itu sangat rendah. Hal yang sama, Nunan (1998) dalam Nation and Newton (2009:37) mempertahankan bahwa hal tersebut telah diakui yaitu lebih dari 50% waktu yang dihabiskan oleh mahasiswa yang
mempelajari bahasa asing akan terpakai untuk mendengar. Mata kuliah Listening merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa yang mengikuti perkuliahan jurusan bahasa Inggris di Universitas HKBP Nommensen. Mata kuliah ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Communicative Listening dan Listening Comprehension. Namun, perberdaannya hanya sedikit saja yaitu pada semester ganjil mahasiswa mengikuti mata kuliah Communicative Listening dan pada semester genap mahasiswa mengikuti mata kuliah Listening Comprehension. Dengan demikian, bagi mahasiswa yang masih tahap pemula harus terlebih dahulu mengambil mata kuliah Listening pada semester ganjil yaitu Communicative Listening lalu pada semester berikutnya mengambil mata kuliah Listening Comprehension. Lesle J. Briggs (1970), menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical means of conveying instructional content … book, films, videotapes, etc”. Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.” Rossi dan Breidle (1966), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran. Kata media didefinisikan dengan multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association for Education and Communication Technology) dalam Haryoso (2002) memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahkan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respons yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh mahasiswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Heinich, Molenda, & Russel (1996) mengemukakan bahwa: “… It has ability to control and integrate a wide variety of media – still pictures, graphics, and moving images, as well as printed information. The computer can also record, analyze, and react to student responses that are typed on a keyboard or selected with a mouse.” Dalam pembuatan halaman web digunakan sebuah aplikasi HTML Editor buatan Macromedia Inc., yaitu Macromedia dreamweaver 8 dengan fasilitas yang lengkap serta mudah digunakan dibandingkan dengan aplikasi sejenisnya. Macromedia ini menyertakan banyak perangkat yang berkaitan dengan pengkodean dan fitur seperti HTML, CSS, XML, dan pemrograman Client Side seperti JavaScript dengan penggunaan yang sangat mudah. Macromedia ini juga mendukung pemrograman Script Server Side seperti PHP, Active Server Page (ASP), ASP.NET, ASP JavaScript, ASP VBScript, ColdFusion, dan Java Server Page (JSP). Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan pengembangan media pembelajaran interaktif pada mata kuliah bahasa Inggris khususnya Listening untuk produk hybrid multimedia interaktif CD-ROM pada Macromedia dreamweaver 8; (2) mengetahui efektifitas pengujian produk tersebut terhadap perbedaan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas HKBP Nommensen Medan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan Universitas HKBP Nommensen Medan. pada mahasiswa bahasa Inggris untuk mata kuliah Listening
semester ganjil. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran ini adalah model pengembangan Borg & Gall (1983) yang dipadu dengan model pengembangan pembelajaran model Dick & Carey (2005). Prosedur pengembangan yang ditempuh untuk menghasilkan produk multimedia interaktif dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: (1) tahap pertama melakukan penelitian pendahuluan, (2) tahap kedua pembuatan desain software, (3) tahap ketiga pengumpulan bahan, (4) tahap keempat membuat dan memproduksi multimedia interaktif, dan (5) tahap kelima yaitu review atau uji lapangan dalam rangka evaluasi formatif dan revisi produk. Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah angket yang disebar ke beberapa validator, soal latihan pre-test dan post-test. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yang secara kuantitatif dipisahkan menurut kategori untuk mempertajam penilaian dalam menarik kesimpulan. Untuk meyakinkan standar kelayakan dan keefektifan produk dilakukan pengujian keefektifan produk yang dikembangkan dan uji-t. Analisis data pada penelitian ini menggunakan tehnik analisis kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data Hasil Uji Coba Tahap III: Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil masingmasing dilakukan terhadap 9 mahasiswa. Data uji coba kelompok kecil ini dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kelemahan atau hambatan yang dihadapi ketika produk media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris tersebut digunakan. Uji coba kelompok kecil ini digunakan sebagai pengalaman awal sebelum produk diujicobakan ke lapangan. Hasil evaluasi terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris pada aspek kualitas materi pembelajaran dan kualitas teknis/tampilan dapat dilihat pada Tabel 1 secara total rata-rata dalam kriteria “Sangat Baik”. Terdapat 15 (lima belas) butir indikator yang dinilai “Sangat Baik”.
Tabel 1. Skor Penilaian Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Kuliah Bahasa Inggris pada Uji Coba Kelompok Kecil oleh Mahasiswa tentang Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan (Skala 1-5)
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
0 0
0 0
0 1
5 3
4 5
40 40
Presentase Kualitas Materi (%) 89 89
0
0
0
5
4
40
89
Sangat Baik
0
0
1
3
5
40
89
Sangat Baik
0
0
1
4
4
39
87
Sangat Baik
0 0
0 0
1 0
6 5
2 4
37 40
82 89
Sangat Baik Sangat Baik
0
0
0
1
8
44
98
Sangat Baik
0 0
0 0
1 1
1 2
7 6
42 41
93 91
Sangat Baik Sangat Baik
0
0
0
4
5
41
91
Sangat Baik
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
2 5 4 4
7 3 5 5
43 38 41 41
96 84 91 91 90,00
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Skala No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Indikator Penilaian Kesesuaian materi Kejelasan petunjuk belajar Kemudahan memahami kalimat pada teks Kemudahan memahami pembelajaran Ketepatan urutan penyajian Kecukupan latihan Kejelasan umpan balik Bantuan belajar dengan program Keindahan tampilan layar Keterbacaan teks Kualitas gambar dan animasi Komposisi warna Navigasi Daya dukung musik Interaksi Total Rata-rata
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik
Hasil uji coba berupa skor penilaian terhadap media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah bahasa Inggris pada uji coba kelompok kecil untuk aspek kualitas materi pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Skor Penilaian Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Kuliah Bahasa Inggris pada Uji Coba Kelompok Kecil tentang Kualitas Materi Pembelajaran
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
0 0
0 0
0 1
5 3
4 5
40 40
Presentase Kualitas Materi (%) 89 89
0
0
0
5
4
40
89
Sangat Baik
0
0
1
3
5
40
89
Sangat Baik
0
0
1
4
4
39
87
Sangat Baik
0 0
0 0
1 0
6 5
2 4
37 40
82 89
Sangat Baik Sangat Baik
0
0
0
1
8
44
98
Sangat Baik
89,00
Sangat Baik
Skala No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Penilaian Kesesuaian materi Kejelasan petunjuk belajar Kemudahan memahami kalimat pada teks Kemudahan memahami pembelajaran Ketepatan urutan penyajian Kecukupan latihan Kejelasan umpan balik Bantuan belajar dengan program Rata-rata
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 2. menunjukkan tanggapan 9 mahasiswa pada uji coba kelompok kecil di Universitas HKBP Nommensen Medan terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris secara keseluruhan dari aspek kualitas materi pembelajaran dinilai “Sangat Baik”.
Hasil uji coba berupa skor penilaian terhadap media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah bahasa Inggris pada uji coba kelompok kecil untuk aspek kualitas teknis/tampilan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Skor Penilaian Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Kuliah Bahasa Inggris pada Uji Coba Kelompok Kecil tentang Kualitas Teknis/Tampilan
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
0 0
0 0
1 1
1 2
7 6
42 41
Presentase Kualitas Materi (%) 93 91
0
0
0
4
5
41
91
Sangat Baik
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
2 5 4 4
7 3 5 5
43 38 41 41
96 84 91 91 91,00
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Skala No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator Penilaian Keindahan tampilan layar Keterbacaan teks Kualitas gambar dan animasi Komposisi warna Navigasi Daya dukung musik Interaksi Rata-rata
Tabel 3. menunjukkan tanggapan 9 mahasiswa pada uji coba kelompok kecil di Universitas HKBP Nommensen Medan terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris secara keseluruhan dari aspek kualitas teknis/tampilan dinilai “Sangat Baik”.
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik
Hasil uji coba kelompok kecil terhadap aspek kualitas materi pembelajaran dan kualitas teknis/tampilan untuk tingkat kecenderungan penilaian oleh mahasiswa pada uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Tingkat Kecenderungan Penilaian Efektifitas Multimedia oleh Mahasiswa pada Uji Coba Kelompok Kecil dalam Rentang Skor (%) terhadap Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan No 1 2 3 4 5
Kategorisasi Sangat baik Baik Sedang Kurang baik Sangat kurang Jumlah
Rentang Skor 81% ≤ X ≤ 100% 61% ≤ X ≤ 80% 41% ≤ X ≤ 60% 21% ≤ X ≤ 40% 0% ≤ X ≤ 20%
Pada kegiatan uji coba kelompok kecil yang dilakukan pada sembilan orang mahasiswa di Universitas HKBP Nommensen Medan tidak terdapat masalah yang perlu direvisi terhadap produk media pembelajaran multimedia interaktif. Dari hasil uji coba kelompok kecil tidak memerlukan perbaikan pada tahap revisi III. Berdasarkan analisis hasil penilaian pada uji coba kelompok kecil tidak terdapat saran perbaikan produk pada media
Frekuensi 2 0 0 0 0 2
Persentase (%) 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris. Uji coba lapangan menghasilkan datadata yang nantinya akan mengukur kelayakan dari produk yang dikembangkan, serta untuk mengetahui bagaimana manfaat produk tersebut bagi mahasiswa. Hasil evaluasi terhadap paket pembelajaran pada aspek kualitas materi pembelajaran dan kualitas teknis/tampilan dapat dilihat pada Tabel 4 secara total rata-rata dalam kriteria “Baik”. Terdapat 4 (empat) butir
indikator yang dinilai “Sangat Baik”. Terdapat
11 (sebelas) butir indikator yang dinilai “Baik”.
Tabel 5. Skor Penilaian Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Kuliah Bahasa Inggris pada Uji Coba Lapangan oleh Mahasiswa tentang Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan (Skala 1-5)
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
0 0
0 1
3 5
26 21
11 13
168 166
Presentase Kualitas Materi (%) 84 83
0
1
11
19
9
156
78
Baik
0
1
13
17
9
154
77
Baik
0 1 0
4 1 1
10 15 13
19 17 16
7 6 10
149 146 155
75 73 78
Baik Baik Baik
0
1
7
20
12
163
82
Sangat Baik
0 0
7 1
6 8
15 23
12 8
152 158
76 79
Baik Baik
0
1
9
18
12
161
81
Baik
0 1 0 0
2 3 0 0
12 6 11 8
14 22 19 19
12 8 10 13
156 153 159 165
78 77 80 83 79,00
Baik Baik Baik Sangat Baik Baik
Skala No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Indikator Penilaian Kesesuaian materi Kejelasan petunjuk belajar Kemudahan memahami kalimat pada teks Kemudahan memahami pembelajaran Ketepatan urutan penyajian Kecukupan latihan Kejelasan umpan balik Bantuan belajar dengan program Keindahan tampilan layar Keterbacaan teks Kualitas gambar dan animasi Komposisi warna Navigasi Daya dukung musik Interaksi Total Rata-rata
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik
Hasil uji coba berupa skor penilaian terhadap media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah bahasa Inggris pada uji coba lapangan untuk aspek kualitas materi pembelajaran dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Skor Penilaian Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Kuliah Bahasa Inggris pada Uji Coba Lapangan tentang Kualitas Materi Pembelajaran
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
0
0
3
26
11
168
Presentase Kualitas Materi (%) 84
0
1
5
21
13
166
83
Sangat Baik
0
1
11
19
9
156
78
Baik
0
1
13
17
9
154
77
Baik
0
4
10
19
7
149
75
Baik
1 0
1 1
15 13
17 16
6 10
146 155
73 78
Baik Baik
0
1
7
20
12
163
82
Sangat Baik
79,00
Baik
Skala No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Penilaian Kesesuaian materi Kejelasan petunjuk belajar Kemudahan memahami kalimat pada teks Kemudahan memahami pembelajaran Ketepatan urutan penyajian Kecukupan latihan Kejelasan umpan balik Bantuan belajar dengan program Rata-rata
Kriteria Sangat Baik
Tabel 6 menunjukkan tanggapan 40 mahasiswa pada uji coba lapangan di Universitas HKBP Nommensen Medan terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris secara keseluruhan dari aspek kualitas materi pembelajaran dinilai “Baik”.
Hasil uji coba berupa skor penilaian terhadap media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah bahasa Inggris pada uji coba lapangan untuk aspek kualitas teknis/tampilan dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Skor Penilaian Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Mata Kuliah Bahasa Inggris pada Uji Coba Lapangan tentang Kualitas Teknis/Tampilan Skala No
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
Indikator Penilaian
Presentase Kualitas Materi (%)
1
Keindahan tampilan layar
0
0
1
1
7
42
93
2
Keterbacaan teks
0
0
1
2
6
41
91
3
Kualitas gambar dan animasi
0
0
0
4
5
41
91
4
Komposisi warna
0
0
0
2
7
43
96
5
Navigasi
0
0
1
5
3
38
84
6
Daya dukung musik
0
0
0
4
5
41
91
7
Interaksi
0
0
0
4
5
41
91
Rata-rata
91,00
Tabel 7. menunjukkan tanggapan 40 mahasiswa pada uji coba lapangan di Universitas HKBP Nommensen Medan terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris secara keseluruhan dari aspek kualitas teknis/tampilan dinilai “Baik”.
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Hasil uji coba lapangan terhadap aspek kualitas materi pembelajaran dan kualitas teknis/tampilan untuk tingkat kecenderungan penilaian oleh mahasiswa pada uji coba lapangan dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Kecenderungan Penilaian Efektifitas Multimedia oleh Mahasiswa pada Uji Coba Lapangan dalam Rentang Skor (%) terhadap Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Kualitas Teknis/Tampilan No 1 2 3 4 5
Kategorisasi Sangat baik Baik Sedang Kurang baik Sangat kurang Jumlah
Rentang Skor 81% ≤ X ≤ 100% 61% ≤ X ≤ 80% 41% ≤ X ≤ 60% 21% ≤ X ≤ 40% 0% ≤ X ≤ 20%
Pada kegiatan uji coba lapangan yang dilakukan pada empat puluh orang mahasiswa di Universitas HKBP Nommensen Medan tidak terdapat masalah yang perlu direvisi terhadap
Frekuensi 1 1 0 0 0 2
Persentase (%) 50,00 50,00 0,00 0,00 0,00 100,00
produk media pembelajaran multimedia interaktif. Dari hasil uji coba lapangan tidak memerlukan perbaikan pada tahap revisi IV.
Berdasarkan analisis hasil penilaian pada uji coba lapangan tidak terdapat saran perbaikan produk pada media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris. Dengan demikian tidak diadakan revisi IV pada tahap uji coba lapangan, yang juga berarti media pembelajaran multimedia interaktif telah siap untuk diuji keefektifannya.
Uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik uji-t dua pihak. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima. Data hasil uji hipotesis seperti pada tabel 9. dibawah ini:
Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis Data
thitung
ttabel
Keterangan
Hasil Belajar
14,68
2,0244
(Ha) diterima, (Ho) ditolak
Dari data distribusi t diperoleh ttabel = 2,0244. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 14,68 sehingga harga thitung > ttabel (14,68 > 2,0244) dengan taraf signifikan 0,05 (α = 0,05). Artinya H0 ditolak. Dengan demikian, hipotesis terbukti kebenarannya dalam penelitian ini, yaitu: “Terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif dengan pembelajaran dengan media PowerPoint” Pembahasan Pembahasan Hasil Penelitian Pengembangan Produk Produk pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah bahasa Inggris merupakan materi pembelajaran bahasa yang telah dikembangkan dengan memperhatikan aspek pembelajaran dan media sebagai prinsip desain pesan pembelajaran. Penelitan pengembangan produk yang dilakukan ini diarahkan untuk menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris untuk mahasiswa yang digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun kompetensi mahasiswa. Karena itu dalam prosesnya penelitian ini dilakukan dengan diawali studi pendahuluan, kemudian mendesain media pembelajaran, melakukan validasi produk dan melakukan revisi dan penyempurnaan berdasarkan analisis data validasi dari ahli materi, ahli desain pembelajaran dan ahli perangkat lunak yang dilanjutkan dengan uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan sehingga dihasilkan media pembelajaran yang layak digunakan sesuai dengan karakteristik bidang studi dan mahasiswa sebagai pengguna.
Aspek yang direvisi dan disempurnakan berdasarkan analisis data dan uji coba serta masukan dari ahli materi, ahli desain pembelajaran, ahli perangkat lunak dan mahasiswa selaku pengguna media pembelajaran multimedia interaktif ini, bertujuan untuk menggali beberapa aspek yang lazim dalam proses pengembangan suatu produk. Variabel-variabel media pembelajaran memiliki nilai rata-rata sangat baik. Adapun variabel media pembelajaran yang dinilai meliputi kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, pemprograman, dan kegrafikan. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif adalah konsep yang disajikan mudah dipelajari, dipahami dan sistematis. Media pembelajaran multimedia interaktif memberi kesempatan pada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing, belajar lebih cepat dan tidak menimbulkan kebosanan karena dilengkapi dengan gambargambar dan animasi serta soal latihan yang bervariasi. Adanya pengulangan yang harus dilakukan saat jawaban salah menjadikan mahasiswa lebih memahami materi. Media pembelajaran multimedia interaktif ini juga dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran secara klasikal maupun individual. Pembahasan Hasil Penelitian Uji Efektifitas Produk Dari hasil pengolahan data penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris antara mahasiswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif dan mahasiswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media PowerPoint yaitu rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris mahasiswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media PowerPoint. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata Bahasa Inggris mahasiswa yang yang diajar dengan media pembelajaran multimedia interaktif yaitu sebesar 86,13%, sedangkan hasil nilai rata-rata Bahasa Inggris mahasiswa yang yang diajar dengan media PowerPoint sebesar 71,00%. Dari data ini membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris daripada penggunaan media PowerPoint. Mahasiswa dapat mengerjakan soalsoal latihan yang telah dilengkapi dengan balikan dan pembahasan sehingga mahasiswa dapat mengetahui kesalahan yang telah dilakukan dalam mengerjakan soal latihan tersebut. Media pembelajaran multimedia interaktif juga dilengkapi dengan rangkuman yang dapat membantu mahasiswa memperoleh ringkasan materi kuliah yang dipaparkan. Pembelajaran dengan media interaktif juga memungkinkan guru bebas melakukan interaksi dengan mahasiswa sehingga pembelajaran tersebut bersifat interaktif yang membuat pembelajaran terfokus pada informasi yang sedang dipelajari. Hal ini berbeda dengan pembelajaran menggunakan media PowerPoint, mahasiswa tidak berinteraksi langsung pada sumber informasi dan pembelajaran didominasi oleh guru yang menyajikan informasi secara linier atau satu arah. Hal ini terjadi karena mahasiswa mendapatkan sumber informasi hanya dari guru dan materi-materi yang ada pada interaktif tanpa bisa memperoleh balikan dari soal-soal latihan yang dikerjakan. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif menempatkan guru menggunakan kontrol pembelajaran dengan aktif, sementara mahasiswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disampaikan guru. Guru menyampaikan materi secara terstruktur dengan harapan materi kuliah yang disampaikan dapat dikuasai dengan baik dengan terfokus kepada kemampuan akademik. Walaupun dalam penelitian diperoleh data bahwa hasil belajar Bahasa Inggris mahasiswa lebih tinggi jika dibelajarkan dengan media pembelajaran multimedia interaktif daripada hasil belajar Bahasa Inggris mahasiswa yang dibelajarkan dengan media PowerPoint, namun dalam pelaksanaannya
kedua media pembelajaran ini telah mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar Bahasa Inggris mahasiswa. Keefektifan penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif adalah sebesar 86,13% dan interaktif sebesar 71,00%. PENUTUP Simpulan Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Hasil validasi dari ahli materi terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris yang dikembangkan menunjukkan bahwa kualitas materi pembelajaran, kualitas strategi pembelajaran, dan kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik. Dengan demikian media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah yang dikembangkan dengan menggunakan program Macromedia dreamweaver 8 secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. 2) Hasil validasi dari ahli desain pembelajaran terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris yang dikembangkan dengan menggunakan program Macromedia dreamweaver 8 menunjukkan bahwa kualitas desain pembelajaran, kualitas desain informasi, kualitas desain interaksi, dan kualitas desain presentasi dinilai sangat baik. Berdasarkan hasil validasi tersebut disimpulkan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. 3) Hasil validasi dari ahli perangkat lunak terhadap media pembelajaran multimedia interaktif mata kuliah bahasa Inggris yang dikembangkan dengan program Macromedia dreamweaver 8 dinyatakan bahwa pemprograman dan kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik. Dengan demikian media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan secara keseluruhan termasuk dalam kriteria sangat baik. 4) Menurut tanggapan uji perorangan (uji satusatu) mahasiwa pada uji coba perorangan
dinyatakan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan dengan program Macromedia dreamweaver 8 dimana aspek materi pembelajaran, dan kualitas teknis/tampilan termasuk kategori sangat baik. 5) Menurut tanggapan mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan pada uji coba kelompok kecil dinyatakan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan dengan program Macromedia dreamweaver 8 dimana aspek materi pembelajaran dan kualitas teknis/tampilan termasuk kategori sangat baik. 6) Menurut tanggapan mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan pada uji coba lapangan dinyatakan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan dengan program Macromedia dreamweaver 8 dimana aspek materi pembelajaran dan kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik. Media pembelajaran yang dikembangkan peneliti layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Inggris untuk mahasiswa Universitas HKBP Nommensen. Saran Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu: 1) Mengingat selama ini proses pembelajaran masih menggunakan media pembelajaran PowerPoint, maka disarankan agar media pembelajaran multimedia interaktif digunakan karena media pembelajaran multimedia interaktif ini mampu memberi umpan balik yang lebih baik untuk mahasiswa. 2) Disarankan kepada dosen agar memberi motivasi kepada mahasiswa untuk belajar mandiri dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif, karena mahasiswa akan mendapatkan informasi yang diinginkan melalui media pembelajaran multimedia interaktif ini tanpa tergantung dari kehadiran dosen dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya. 3) Mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih rentan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak terkontrol, maka masih perlu kiranya dilakukan penelitian
lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A.(2002). Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Borg, W. & Gall, M.D. (2005). Applying Educational Research (5th Ed). USA. Dick, W. & Carey, L. (2005). The Systematic Design of Instructional. New York: Longman. Dick, W. dan Carey, L. (2005). The Systematic Design of Instruction. United States of America: Scott Foresman and Company. Ena, O. T. (2001). Membuat Media pembelajaran multimedia interaktif Dengan Piranti Lunak Presentasi. Yogyakarta: Indonesian Language and Culture Intensive Course. Gora, W.S. (2005). Membuat CD Multimedia Interaktif untuk Bahan Ajar E-Learning. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hamalik, O.(2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Hamid, A. K. (1992). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed. Hamzah, B. U. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Heinich, Robert, et. Al. (1996). Instructional Media and Technologies for Learning (5th ed). New Jersey: A Simon & Schuster Company Engelewood Cliffs. Mayer, R.E. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Miarso, Y. (2005). Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kecana. Mukminan. (2004). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Nation, I. S. P. and Newton, J. (2009). Teaching ESL/EFL Listening and Speaking. New York: Routledge. Oxford, R. (1990). Language Learning Strategies: What Every Teacher Should Know. New York: Newbury House Publishers. Pearson, P. & Fielding L. (1982). “Listening Comprehension”. Language Arts, 59 (6), 617-627. Richards, J. C. (2008). Teaching Listening and Speaking: From Theory to Practice. New York: Cambridge University Press. Richards, J. C. (2009). Second Thoughts on Teaching Listening. Retrieved July 27,
2009 from http://www.jackcrichards.com/ Rost, M. (2002). Teaching and Researching Listening. London: Longman. Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Presada. Sadiman, A., dkk. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No. 6. Rajawali.
Sanjaya, H.W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Smaldino, E. S., dkk. (2008). Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Upper Saddle River. Sugiyono. (2007). Metode Penelitaian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. (2002). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.