PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KOPERASI KELAS X IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI
Toyib, Rahmat Murboyono, Fachruddiansyah Muslim. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Jambi Email :
[email protected]
ABSTRAK Toyib. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Discovery Learning pada Materi Koperasi Kelas X IPS SMA Negeri 10 Kota Jambi: Skripsi, Pendidikan Ekonomi, Jurusan PIPS, FKIP, Universitas Jambi, Pembimbing: (1) Prof. Dr. H. Rahmat Murboyono, MPd, dan Pembimbing (II) Fachruddiansyah Muslim, S.Pd, M.Pd. Kata Kunci: pengembangan, LKS, discovery learning, koperasi. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Dengan dikembangkannya LKS berbasis discovery learning siswa di latih untuk belajar mandiri dengan memanfaatkan LKS berbasis discovery learning. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis discovery learning pada materi koperasi di kelas X IPS SMA Negeri 10 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D). Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah model ADDIE yang terdiri dari (1) analisis; (2) desain; (3) pengembangan; (4) implementasi; dan (5) evaluasi. Penelitian dilakukan di SMA N 10 Kota Jambi, dengan menggunakan sampel 50 orang siswa. Data dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Validasi yang pertama oleh ahli LKS dilakukan sebanyak dua kali. validasi pertama mendapatkan persentase kualitas sebesar 53,3%, sedangkan validasi kedua mendapatkan persentase kualitas sebesar 100%. Validasi ahli materi LKS berbasis discovery learning dilakukan sebanyak satu kali. vaitu mendapatkan persentase kualitas sebesar 100%. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis discovery learning telah dianggap sangat baik dengan persentase pada uji coba skala kecil sebesar 83,2% dan persentase pada uji coba skala luas sebesar 85,44%, sehingga dapat dinyatakan bahwa LKS berbasis discovery learning hasil pengembangan sangat setuju digunakan dalam proses pembelajaran ekonomi di SMA/MA Kelas X IPS SMA Negeri 10 Kota Jambi. 1
aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok
PENDAHULUAN
kerja. LKS berisi petunjuk, langkah-langkah Menurut
Slameto
(2003:
5) untuk menyelesaikan suatu tugas.
menyatakan Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
Berdasarkan hasil wawancara yang
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
dilakukan sebelum adanya penelitian di SMA
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
N 10 Kota Jambi yaitu pada tanggal 23
pengalamannya dengan
sendiri
dalam
interaksi
November 2016, diproleh informasi bahwa
lingkungannya.
Dalam
kegiatan
guru kelas X yaitu ibu Noni.,S.Pd tidak
belajar di sekolah diperlukan suatu media
menggunakan
LKS
dalam
ataupun bahan ajar yang bisa mendukung
pembelajaran dibandingkan dengan guru
kegiatan belajar siswa. Ada banyak media
kelas XI yaitu ibu Rayuna.,S.Pd. M.Pd beliau
yang bisa digunakan untuk memberikan
sangat kreatif dalam membuat LKS bahkan
kemudahan siswa dalam memahami materi
beliau saat mengajar tidak pernah membawa
yang disampaikan oleh guru, salah satu
buku teks sama sekali yang di bawa hanya
media (bahan ajar) yang efektif dan efisien
leptop (sebagai nyawa) dan selembaran LKS.
untuk digunakan oleh siswa adalah LKS
Jika
(Lembar Kerja Siswa).
menggunakan
menggunakannya,
melainkan
LKS
tidak
kegiatan
guru
yang
lebih
sudah
jadi,
mengembangkan
LKS
Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny sendiri. Selain itu, guru memerlukan suatu R. E. Kaligis (1992: 40), Lembar Kerja Siswa bahan ajar yang dapat merangsang peserta (LKS)
merupakan
sarana
yang
dapat didik untuk mengembangkan kemampuan
digunakan
guru
untuk
meningkatkan dan
meningkatkan
prestasi
belajarnya.
keterlibatan dan aktivitas siswa dalam proses Penggunaan bahan ajar berupa LKS yang ada belajar mengajar. LKS berisikan lembaransekarang ini merupakan LKS yang di buat lembaran tugas yang harus dikerjakan oleh untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran siswa. LKS dapat mengarahkan siswa untuk tertentu menemukan
konsep-konsep
melalui 2
karena
LKS
dibuat
dengan
pertimbangan kondisi peserta didik secara
Dalam penyusunan bahan ajar agar
umum sehingga peserta didik tidak terlibat
dapat dikatakan sebagai bahan ajar yang baik
langsung dalam penemuan konsep. Oleh
menurut
karena itu, diperlukan inovasi baru dari guru
delapan ciri-ciri yaitu: 1) menimbulkan minat
dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya
baca, 2) ditulis dan dirancang untuk siswa, 3)
dengan penggunaan LKS berbasis discovery
menjelaskan tujuan instruksional, 4) disusun
learning.
berdasarkan pola belajar yang fleksibel, 5)
(Mudlofir,
2011:130)
memiliki
struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan Menurut
pandangan
Bruner kompetensi akhir yang akan dicapai, 6)
(Markaban, 2008: 17) bahwa belajar dengan member kesempatan pada siswa untuk penemuan adalah belajar untuk menemukan, berlatih, 7) mengakomodasi kesulitan siswa, dimana seorang siswa dihadapkan dengan 8) memberikan rangkuman. Pengembangan suatu masalah atau situasi yang tampaknya media (bahan ajar) dalam pembelajaran ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan sangat penting sekali di dalam pendidikan pemecahan. Selanjutnya menurut Ilahi (2012: untuk
menunjang
keberhasilan
kegiatan
33) metode penemuan ini memungkinkan belajar. seperti yang dikatakan oleh (Asyar, peserta
didik
terlibat
langsung
dalam 2010:113) bahwa pentingnya media (bahan
kegiatan
pembelajaran sehingga
mampu ajar) pembelajaran yaitu: 1) Meningkatkan
menggunakan
proses
mentalnya
untuk mutu
pembelajaran,
karena
dengan
menemukan suatu konsep yang sedang menggunakan media pembelajaran pendidik dipelajari.
Dengan
pemikiran
yang
kata
lain,
landasan tidak
mendasari
terpaku
pada
pembelajaran
yang
pendekatan konvensional. 2) Tuntutan paradigma baru,
pembelajaran ini bisa lebih mudah dihafal paradigma baru membawa perubahan peran dan diingat serta mudah ditransformasikan dan fungsi guru dalam proses pembelajaran. dalam
menghadapi
suatu
permasalahan Guru tidak lagi dianggap sebagai orang
belajar. “paling pintar dan paling tahu” melainkan sekedar “orang yang lebih dulu tahu”. 3) 3
Kebutuhan
pasar,
yang
menghasilkan produk tertentu digunakan
semakin modern, teknologi informasi dan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan
komunikasi berkembang dengan pesat pula
dan menguji keefektifan produk tersebut
sehingga peserta didik dapat mempunyai
(Sugiyono,
bekal
dalam
produk perangkat, digunakan siswa kelas X
kehidupan global. Pengembangan produk
IPS sebagai subyek uji coba. Uji coba skala
LKS ini dibuat dan dikembangkan untuk
kecil dilakukan pada kelas X IPS 1 dengan
membantu siswa dalam proses pembelajaran
20 orang siswa, sedangkan untuk uji coba
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan
skala luas dilakukan pada kelas X IPS 3
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
dengan 30 orang siswa, untuk diminta
untuk
karena
menyesuaikan
zaman
diri
2013:407).
memberikan
Untuk
menguji
tanggapan
terhadap
Salah satu jenis model pemebelajaran tampilan/desain LKS.
yang dapat di gunakan adalah model pembelajaran berbasis penemuan . Menurut
Langkah-langkah
dalam
membuat
Hamalik (2002: 134), metode penemuan
perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan
adalah suatu prosedur mengajar yang menitik
mengikuti model pengembangan Analysis,
discovery learning beratkan studi individual,
Design,
manipulasi objek-objek, dan eksprementasi
Implementation or Delivery and Evaluations
oleh siswa sebelum membuat generelisasi
(ADDIE). Model ADDIE dikembangkan oleh
sampai siswa menyadari suatu konsep.
Dick and Carry (1996) untuk merancang
Development
or
Production,
system pembelajaran.
METODE PENGEMBANGAN Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Research and Development yaitu
Adapun
metode penelitian yang digunakan untuk
produk
tersebut.
yang
dilakukan dalam pengembangan dengan
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
langkah-langkah
model ADDIE dijelaskan sebagai berikut:
Untuk
4
yang jenisnya buram, sehingga gambar
Analisis (Analysis) Pada kegiatan analisis ini dilakukan
dan teks kurang jelas.
untuk menggali informasi yang berkaitan dengan
pengembangan
LKS
LKS yang digunakan belum
yang
menempatkan siswa untuk aktif
digunakan di kelas X IPS SMA Negeri 10
karena kurangnya kegiatan praktik
Kota Jambi. Dari hasil analisis diperoleh
langsung yang dilakukan siswa.
hasil sebagai berikut:
Desain (Design)
LKS yang digunakan di kelas X IPS
Desain
SMA Negeri 10 Kota Jambi masih
pengembangan
LKS
mencakup hal-hal di bawah ini:
memiliki beberapa kekurangan, yaitu
Jadwal pembuatan produk yang
desain yang digunakan cenderung kurang
dimulai
menarik karena warna yang tidak begitu
mengumpulkan bahan dan membuat
terang, serta gambar yang minim untuk
produk
memperjelas pemahaman siswa.
kurang lebih 3 bulan.
Siswa telah terbiasa menggunakan
Spesifikasi
sebagai bahan ajar yang mudah untuk
bersifat
waktu
dari
produk
yang
dihasilkan adalah:
dipahami oleh siswa.
cenderung
menghabiskan
ahli LKS dan ahli materi.
menunjang kegiatan belajarnya. LKS
yang
menganalisis,
Tim ahli validasi yang terdiri dari
LKS sebagai salah satu fasilitas untuk
LKS
dari
Produk yang dikembangkan yaitu digunakan teoritis
masih
bahan ajar cetak berupa Lembar
kurang
Kerja
kegiatan praktiknya.
Siswa
discovery
Kertas yang digunakan dalam LKS
(LKS)
learning
berbasis
pada
mata
pelajaran ekonomi pokok bahasan
yang digunakan di SMA adalah kertas
materi koperasi kelas X SMA.
5
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis discovery
learning
kurikulum
2013,
penetapan
urutan
kompetensi inti, komoetensi dasar, tujuan
pembelajaran yaitu: judul (cover), kata
pembelajaran, menyusun peta konsep,
pengantar, daftar isi, petunjuk belajar,
uraian materi, menyusun tugas-tugas
kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan
yang
pembelajaran,
materi
Kemudian pembuatan produk dilakukan
pembelajaran (yang dilengkapi dengan
yang selanjutnya di validasi dan diuji
gambar
cobakan kepada siswa.
peta
pendukung),
memiliki
silabus
konsep,
uji
penguasaan
materi, uji kompetensi, penguatan dan
oleh
siswa.
Implementasi adalah salah satu
rangkuman, evaluasi, glosarium, daftar
kegiatan nyata untuk menerapkan sebuah
pustaka,
produk yang telah dikembangkan. Setelah
Variasi tulisan dan warna tulisan
melakukan revisi produk pada tahap
yang dapat membuat siswa lebih senang
desain
untuk belajar yang dibuat dalam bentuk lembar
dikerjakan
Implementasi (Implementation)
umpan balik, catatan (halaman kosong),
buku
akan
kerja
siswa
dengan
yang
produk akan diimplementasikan atau diuji cobakan. Produk yang berupa Lembar
Pengembangan (Development) adalah
pengembangan
mendapatkan hasil telah layak, maka
menggunakan Microsoft word.
Pengembangan
dan
Kerja Siswa (LKS) Berbasis discovery proses
learning ini akan di implementasikan
mewujudkan desain menjadi kenyataan.
pada siswa skala kecil dan skala luas
Yang berarti di dalam desain suatu tahap
yaitu dengan menggunakan siswa kelas X
pengembangan produk, langkah yang
SMA N 10 Kota Jambi.
dilakukan adalah mengumpulkan sumber untuk bahan materi yang berdasar pada 6
pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan
Evaluasi (Evaluation)
Tahap
akhir
pengembangan
ini
dalam
dengan
penelitian
adalah
materi dan tampilan dari LKS berbasis discovery
produk yang dibuat dapat digunakan atau
learning
tersebut
melalui
pertanyaan utama. Selanjutya tim ahli
tidak. Evaluasi sangat berperan penting
akan memberikan jawaban ya atau tidak
untuk perbaikan produk lembar kerja
dalam
siswa yang dikembangkan, evaluasi yang
sub
pertanyaan.
Jika
belum
memenuhi maka akan diberikan saran
dilakukan yaitu oleh tim ahli dan evaluasi
dan masukan dari tim ahli. Selanjutnya
hasil validasi dan uji coba produk.
saran dan masukan tersebut berupa data
Instrument Pengumpulan Data digunakan
berbasis
memberikan saran masukan terhadap isi
merupakan proses untuk melihat apakah
yang
LKS
discovery learning ini. Tim ahli akan
evaluasi
terhadap lembar kerja siswa. Evaluasi
Metode
kelayakan
kualitatif yang akan digunakan untuk
dalam
pengumpulan data untuk penelitian ini adalah
merevisi dan memperbaiki LKS berbasis
menggunakan angket (kuesioner). Menurut
discovery learning. Penulis
Sugiyono (2013:199) kuesioner merupakan
menggunakan
angket
teknik pengumpulan data yang dilakukan
tertutup dimana responden yang dalam
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
hal ini adalah siswa akan diberikan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Dengan
beberapa
demikian
jawaban
alternatif
yang
menggunakan skala penilaian. Skala yang
pengumpulan data dalam penelitian ini
digunakan adalah skala likert dimana ada menggunakan dua tahap yaitu :
5 jawaban, setiap pertanyaan diberi bobot Pada tahap ini, angket akan diberikan
5, 4, 3, 2, dan 1 diuraikan sebagai berikut:
kepada tim ahli materi dan tim ahli tampilan serta ahli LKS yang berisi 7
Digunakan untuk memperoleh persepsi
Sangat setuju (SS) = 5 Setuju
siswa terhadap LKS berbasis discovery
(S) = 4
learning. Ragu-ragu
(R) = 3 Metode Analisis Data
Tidak setuju
(TS) = 2 Analisis Data Tim Ahli
Sangat tidak setuju(STS) = 1 Menurut Djaali, dkk (2007:69) media atau bahan ajar yang telah dibuat dapat
Instrumen yang disusun meliputi tiga jenis
dengan
peran
responden
dinilai
dalam
secara
keseluruhan.
Penilaian
pengembangan ini. Kuesioner tersebut antara
keseluruhan dari kelayakan suatu media
lain:
dilakukan dengan menggunakan rumus:
Instrumen untuk ahli LKS Digunakan
untuk
memperoleh
Tanggapan =
data
× 100 %
Keterangan:
berupa kualitas desain, dan isi dari LKS %
: skor yang diharapkan
Ji
: jumlah item yang masuk dalam
itu sendiri. Instrumen untuk ahli materi
kategori ya
Digunakan untuk memperoleh data
Jt
berupa kualitas kebenaran konsep dan isi
: jumlah total item
Analisis Data Siswa
materi. Data yang didapatkan dari hasil Instrumen untuk siswa
persepsi
siswa
kemudian
dianalisis
dengan menggunakan uji rating scale untuk
mengetahui
persentase
tanggapan/persepsi sehingga didapatkan 8
Skor minimum= skala nilai terendah ×
kesesuaian dari tampilan LKS. Menurut Riduwan (2014:33) dalam rating scale
jumlah pertanyaan × jumlah responden
responden akan menjawab salah satu dari jawaban
kuantitatif
yang
= 1 × 30 × 20 = 600
telah
Skor maksimum= skala nilai tertinggi ×
disediakan. Bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap
saja,
persepsi
tetapi
untuk
responden
jumlah pertanyaan × jumlah responden
mengukur
= 5 × 30 × 20 = 3000
terhadap
Kategori skala nilai
gejala/fenomena lainnya.
=5
Tabel kategori nilai uji coba skala kecil
Angket uji coba skala kecil
Skala nilai 1
Angket uji coba yang diberikan
Skor
Tingkat kategori
0 – 600
Sangat tidak
kepada siswa/siswi yang mempunyai setuju
jawaban kemudian
berupa data
data akan
kuantitatif
dikualitatifkan.
Untuk instrumen angket uji coba skala kecil memiliki 30 pertanyaan. Maka dari
2
601 – 1200
Tidak setuju
3
1201 – 1800
Ragu-ragu
4
1801 – 2400
Setuju
5
2401 – 3000
Sangat setuju
itu analisis perhitungan jumlah skor kriterium (N) yaitu jika setiap butir
Langkah selanjutnya akan dipersentasikan.
mendapatkan nilai tertinggi 5 × 30 × 20
Rumus yang digunakan yaitu menurut
= 3000, yang berarti 5 sebagai skor
Riduwan (2014:35):
tertinggi tiap butir soal, 30 sebagai
Skor penilaian =
jumlah pertanyaan, dan 20 sebagai
100 %
jumlah responden. Interpretasi jumlah skor sebagai berikut: 9
×
mendapat skor tertinggi 5 × 30 × 30 =
Keterangan :
4500, yang berarti 5 sebagai skor
Jumlah skor kriterium N= jumlah
tertinggi tiap butir soal, 30 sebagai seluruh item kriterium N × bobot
jumlah pertanyaan, dan 30 sebagai
penilaian untuk tanggapan N.
jumlah responden. Interpretasi jumlah
Skor tertinggi tiap item= jumlah seluruh
skor sebagai berikut:
item × bobot penilaian maksimum.
Skor minimum= skala nilai terendah ×
jumlah pertanyaan × jumlah responden
Skor kriterium maksimum= skor
= 1 × 30 × 30 = 900
maksimum tiap item × jumlah
Skor maksimum= skala nilai tertinggi ×
responden.
jumlah pertanyaan × jumlah responden
Tabel Kriteria Hasil Persepsi LKS
= 5 × 30 × 30 = 4500
oleh siswa Interval % skor
Kriteria
0% - 20%
Sangat tidak baik
Kategori skala nilai
=5
Tabel kategori nilai uji coba skala luas 21% - 40%
Tidak baik
41% - 60%
Cukup
61% - 80%
Baik
81% - 100%
Sangat baik
Skala nilai 1
Skor
Tingkat kategori
0 – 900
Sangat tidak setuju
Angket uji coba skala luas tidak berbeda dengan angket uji coba skala
2
901 – 1800
Tidak setuju
3
1801 – 2700
Ragu-ragu
4
2701 – 3600
Setuju
5
3601 – 4500
Sangat setuju
kecil dengan 30 pertanyaan/item. sehingga analisis perhitungan jumlah skor kriterium (N) yaitu jika butir 10
Langkah selanjutnya akan dipersentasikan.
terhadap LKS berbasis discovery learning
Rumus yang digunakan yaitu menurut
yang dikembangkan, serta hasil uji coba di
Riduwan (2014:35):
sekolah dengan subjek penelitian siswa kelas
Skor penilaian =
100 %
X IPS SMA Negeri 10 Kota Jambi. Adapun ×
hasil
dari
proses
pengembangan
LKS
berbasis discovery learning yaitu sebagai
Keterangan :
berikut:
Jumlah skor kriterium N= jumlah seluruh
Hasil Validasi Ahli LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
item kriterium N × bobot penilaian untuk
discovery learning di validasi oleh ahli LKS
tanggapan N. oleh Bapak Prof. Dr. Drs. H. Khairinal, Dpt. Skor tertinggi tiap item= jumlah seluruh
BA. M.Si. Proses validasi oleh ahli LKS dilakukan sebanyak dua kali, hasil validasi
item × bobot penilaian maksimum.
ahli LKS diperoleh komentar dan saran untuk
Skor kriterium maksimum = skor
perbaikan guna memperoleh bahan ajar yang baik
maksimum tiap item × jumlah
dan
dapat
digunakan
dalam
pembelajaran.
responden. Berikut Hasil Validasi Ahli LKS dapat
HASIL PENGEMBANGAN Pengembangan
LKS
berbasis
dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: discovery
Hasil Validasi
learning telah melalui beberapa validasi dari
No
Indikator
1
2
tim ahli dan uji coba, sehingga diperoleh Y
T
Y
√
√
hasil yaitu desain LKS berbasis discovery 1. learning dengan materi koperasi, penilaian validasi oleh ahli LKS, dan ahli materi
11
Narasi yang terdapat dalam setiap halaman tidak terlalu padat?
T
2.
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Adakah halaman kosong pada LKS untuk siswa membuat catatan? Gambar yang √ digunakan dalam LKS sesuai? Penomoran dalam LKS tepat? Apakah huruf yang digunakan √ dalam LKS menarik? Adakah terdapat ilustrasi dalam LKS? Apakah ilustrasi yang digunakan dalam LKS menarik? Apakah ilustrasi yang digunakan dalam LKS sesuai dengan materi? adakah kompetensi dasar, √ dan tujuan pembelajaran dalam LKS? Di dalam LKS √ terdapat uraian materi? Apakah terdapat kegiatan √ pembelajaran dalam LKS? Kegiatan pembelajaran sesuai dengan judul LKS? Terdapat √ rangkuman di dalam LKS? Adakah petunjuk √ belajar di dalam LKS? Apa terdapat √ evaluasi dalam LKS? 8 Jumlah Item Indikator
53,3% √
√
Persentase Kualitas LKS
(Layak)
layak)
Keterangan: Y= Ya, T= Tidak
√ √
100% (sangat
Berdasarkan hasil validasi dari ahli
√
LKS, dapat dilihat bahwa dari 15 item yang √
menjadi indikator penilaian LKS berbasis discovery learning, proses validasi pertama
√
√ ada 8 item yang dijawab “ya” dengan
√
persentase 53,3% yang masuk dalam kategori
√
“layak” sedangkan 7 indikator masih dijawab √
“tidak” sehingga masih perlu diperbaiki.
√
Berikut hasil perhitungan hasil validasi ahli LKS revisi 1 :
√
Tanggapan =
√
× 100 %
√
=
× 100 %
= 53,3% (layak) √
√ Validasi
kedua
dilakukan
setelah
melalui revisi pertama. Hasil validasi kedua
√
dari 15 item indikator pertanyaan semua item √
dijawab “ya” dengan tidak ada item yang dijawab “tidak”. Dengan demikian persentase
√
yang 7
diperoleh
sebesar
100%
dengan
15 kategori “sangat layak” sehingga bahan ajar
12
LKS berbasis discovery learning layak untuk
2.
diuji cobakan. Berikut hasil perhitungan validasi ke 2 ahli LKS: Tanggapan =
3.
× 100 % =
4.
× 100 %
5.
= 100% (sangat layak) Hasil Validasi Ahli Materi
6.
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis 7.
discovery learning di validasi oleh ahli materi yaitu Dr. H. Suratno, M.Pd, proses validasi
8.
ahli materi dilakukan sebanyak satu kali. Hasil validasi dari ahli materi diperoleh
9.
komentar dan saran untuk perbaikan agar 10.
memperoleh sebuah bahan ajar yang baik dan dapat digunakan dalam pembelajaran.
11.
Berikut Hasil Validasi Ahli Materi 12.
dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:
13.
Hasil Validasi No
14.
Indikator 1 Y
T 15.
1.
Apakah Materi LKS mengungkap semua aspek pembelajaran?
√
13
Apakah Materi LKS sesuai cakupan silabus pembelajaran? Apakah LKS memberikan kebutuhan yang sesuai dengan silabus pembelajaran? Apakah keluasan isi LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran? Kedalaman isi LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran? Apakah keutuhan konsep LKS sesuai dengan bidang ilmu yang berlaku? Apakah terdapat kesesuaian dengan kurikulum dalam isi LKS? Penyajian isi LKS menimbulkan motivasi pada siswa? Materi dalam LKS dipaparkan secara jelas? Materi LKS disajikan secara runtut? terdapat cukup contoh ilustrasi yang disajikan dalam LKS? Format penyusunan LKS rapi dan menarik? Apakah ada petunjuk mengerjakan soal di dalam LKS? Apa bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dimengerti siswa? Kata-kata yang digunakan dalam LKS singkat dan padat?
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Kalimat yang digunakan dalam LKS efektif? 17. Paragraf dalam materi LKS memiliki gagasan utama? 18. Apakah kalimatkalimat dalam paragraf LKS tersusun terpadu? 19. Apa soal-soal latihan di dalam LKS sesuai dengan materi yang disajikan? 20. Kejelasan dan ketepatan bahasa yang digunakan dalam LKS baik? Jumlah Item Indikator
berbasis discovery learning ini. Berikut hasil
√
perhitungan validasi ahli materi: √ Tanggapan =
√
= √
× 100 % × 100 %
= 100% (sangat layak) Hasil Uji Coba Skala Kecil
√ Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah 20
Persentase Kualitas LKS
di validasi dan dinyatakan layak oleh ahli
0
100%
LKS, dan ahli materi kemudian diuji cobakan
(sangat
kepada skala kecil. Subjek uji coba adalah
layak)
siswa kelas X 1 IPS SMA Negeri 10 Kota Jambi dengan jumlah siswa 20 orang. Maksud uji coba ini dilakukan untuk
Validasi dari ahli materi ini dilakukan mengetahui persepsi siswa tentang LKS hanya satu kali, dari 20 item indikator bahwa bahan ajar tersebut baik atau tidak jika pertanyaan semua item dijawab “ya” dengan digunakan di dalam pembelajaran. tidak ada item yang dijawab “tidak”. Dengan Berdasarkan
demikian persentase yang diperoleh sebesar
hasil
persepsi
siswa
layak”
terhadap LKS berbasis discovery learning di
sehingga bahan ajar LKS berbasis discovery
atas mendapatkan total jumlah skor sebesar
learning
cobakan.
2496, dengan analisis perhitungan jumlah
Meskipun hasil validasi sudah layak untuk
skor kriterium (N) jika setiap item mendapat
diujicobakan namun ada beberapa saran
skor tertinggi yaitu: 5× 30 × 20 = 3000, yang
100%
dengan
layak
kategori
untuk
“sangat
diuji
berarti 5 sebagai skor tertinggi, 30 sebagai
untuk menambahkan kekurangan dari LKS
jumlah item/pertanyaan, dan 20 sebagai 14
jumlah responden. Jadi didapatkan persepsi
Berdasarkan
hasil
persepsi
siswa
siswa terhadap LKS berbasis discovery
terhadap LKS berbasis discovery learning
learning dari uji coba skala kecil yaitu
skala luas diketahui jumlah skor total sebesar
sebesar 83,2% yang masuk dalam kategori
3845, dengan analisis perhitungan jumlah
sangat baik, sedangkan jumlah skor 2496
skor kriterium (N) jika setiap item mendapat
masuk
Sehingga dengan uji coba skala kecil tersebut
skor tertinggi yaitu: 5× 30 × 30 = 4500, yang
dengan
berbasis
jumlah item/pertanyaan, dan 30 sebagai
discovery learning dapat digunakan sebagai
jumlah responden. Jadi didapatkan persepsi
penunjang
siswa
siswa terhadap LKS berbasis discovery
SMA/MA kelas X IPS. Berikut perhitungan
learning dari uji coba skala luas yaitu sebesar
hasil tersebut:
85,44% yang masuk dalam kategori sangat
dalam
pengembangan
Tanggapan = 100 % =
kategori
pembelajaran
sangat
LKS
untuk
setuju.
berarti 5 sebagai skor tertinggi, 30 sebagai
baik,, sedangkan jumlah skor 3845 yang ×
masuk kategori sangat setuju. Dari hasil uji coba skala luas ini dapat diketahui bahwa
× 100 % = 83,2 %
pengembangan
LKS
berbasis
discovery
learning dalam desain dan mempunyai isi
Hasil Uji Coba Skala Luas
sesuai dengan pembelajaran yang sangat baik Setelah uji coba skala kecil dilakukan
dan sangat setuju untuk diperbanyak maupun
selanjutnya yaitu uji coba skala luas yang
diproduksi. Sehingga secara keseluruhan
dimaksudkan untuk memperoleh persepsi
pengembangan
siswa secara lebih luas sehingga data yang
learning
didapatkan akan lebih akurat. Subjek uji coba
ini
penunjang
skala luas ini adalah siswa kelas X IPS 3
LKS dapat
berbasis
discovery
digunakan
pembelajaran
untuk
sebagai siswa
SMA/MA kelas X IPS. Berikut perhitungan
SMA Negeri 10 Kota Jambi.
hasil tersebut:
15
Tanggapan = 100 % =
Ekawati, E. 2011. Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah. http://p4tkmatematika.org/2011/10/p eran-fungsi-tujuan-dan-karakteristikmatematika-sekolah/. Diakses tanggal 23 juni 2016
×
× 100 % = 85, 44 %
Feryanto, Agung, dkk. 2010. Ekonomi untuk SMA kelas XII. Klaten: PT Intan Pariwara.
KESIMPULAN Proses pengembangan LKS berbasis discovery learning dilakukan dengan lima tahapan yaitu: analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Validasi LKS yang dilakukan oleh ahli LKS, dan materi. Dosen ahli validasi telah menyatakan bahwa LKS berbasis discovery learning layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Hamalik, O. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamruni, 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud
Proses validasi oleh ahli LKS dilakukan sebanyak dua kali. validasi pertama mendapatkan persentase kualitas sebesar 53,3%, validasi kedua/yang terakhir mendapatkan persentase kualitas sebesar 100%, sedangkan proses Validasi ahli materi LKS berbasis discovery learning dilakukan sebanyak satu kali. Dengan hasil validasi mendapatkan persentase kualitas sebesar 100%, Sehingga produk pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis discovery learning dapat diuji cobakan kepada siswa.
Illahi, M.T., 2012. Pembelajaran Discovery Strategi & Mental Vocational Skill. Jogjakarta: Diva Press. Ismawanto. 2009. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: CV Gema Ilmu. Kementerian Riset dan Teknologi RI. 2002. Jakarta: UU RI No. 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Diakses Senin, 22 Maret 2016 pukul 22.00. Lestari, Ika. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi Sesuai Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: @Kademia.
DAFTAR PUSTAKA Asyar,
Rayandra. 2010. Mengembangkan Pembelajaran. Jakarta: Persada.
Kreatif Media gaung
Mudlofir Ali. 2011. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Belawati, Tian. 2007. Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Branch,
Nadiya,
Robert. 2009. Instructional Design:The ADDIE Approach.USA: Springer
Djaali, Muljono Pudji. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. 16
Azizah. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning) pada Materi Lingkaran Kelas VIII SMP Negeri 24 Kota Jambi. Jambi: Skripsi Universitas Jambi.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA press. , 2012. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikatif. Jogjakarta: Diva Press. , 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikatif. Jogjakarta: Diva Press. Rahma, Nuzulia. 2016. Pengembangan LKS Berbasis Kontekstual Pada Materi Sistem dan Alat Pembayaran dalam Kegiatan Belajar di Kelas X IPS SMA Negeri 1 Kota Jambi. Jambi: Skripsi Universitas Jambi. Riduwan. 2014. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta. Slemeto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suprihatiningrum, J. 2012. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruz Media. Sutrisno, 2012. Efektifitas Pembelajaran dengan Metode Discovery Learning Terhadap Pemahamn Konsep Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(4): 1-12.
Tim Penyusun. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi. Jambi: FKIP Universitas Jambi.
17