PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGY SEBAGAI SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
(Skripsi)
Oleh Eko Trisno Apriyanto
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGY SEBAGAI SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
Oleh Eko Trisno Apriyanto
Telah dilakukan penelitian pengembangan yang mencakup dua tahap, yaitu tahap pengembangan yang menghasilkan media atau alat dan fasilitas pembalajaran berupa suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum. Sedangkan tahap penelitian mencakup penelitian skala kecil yang dilakukan sampai diperoleh validasi produk. Selain menghasilkan produk tersebut, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan, dan keefektifannya. Adapun prosedur pengembangan mengikuti prosedur pengembangan Suyanto dan Sartinem yaitu analisis kebutuhan, identifikasi sumber daya, identifikasi spesifikasi produk, pengembangan produk, uji internal, uji eksternal, dan produksi. Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 di SMA Fransiskus Bandar Lampung. Hasil uji eksternal menunjukkan bahwa kualitas suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum menarik, mudah, dan bermanfaat serta efektif digunakan sebagai suplemen pembelajaran karena memiliki nilai Normalitas Gain antara 0,3 < g
0,7.
Kata kunci: e-Learning, impuls dan momentum, Schoology, i
PENGEMBANGAN E-LEARIV"VG DENGAN SCH OOLOGY SEBAGAI SUPLEMEN PEMBEI.^AJARAN FISIKA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
Qko@-risno
firryanto
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan llmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
* : ,!j
'.1c rtlA.{_
Pr==-
-;
prften
GA![E ie{ry.flV€0EI{GAN.SfEOff[O6r.
. EEBAGII SUPi*MEN PEMBELAJA*AFI. $SIKA P4PA MATERI IMPTiIS DAN MOMENTIIM :
tfffo
:. . -: :1213$),2022 ::
: >
: Ptndiilika*Fisika ,, :
P
i:::
':l
'
l
'$'qPe
.\
5 E
\
& i1"
,S.?dr'
*I2
.'i i . L,-a
T.\: 1i-l
{'. I -"
=.
..! -. ,;I
-1: --
t.=1.1
t:- '
1= r-i ... f=1
ij'''r=:
1:
t-{IP-,'1
96710S4,1$r30l'
1'
0$4
*LPtrI$
11004
+
I:{€+
-.:
==..
.: '
.ir
ST]RAT PERIYYATAAI\I
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
Eko Trisno Apriyanto
NPM
1213022022
Fakultas / Junrsan
KIP / Pendidikan MIPA
Program Studi
Pendidikan Fisika
Alamat
RT 002/ RW 001, Kelurahan Kebun Dalam, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mezuj i.
dengan
ini
menyatakan bahwa
di dalam skripsi ini tidak
terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbi*an oleh orang dalam naskah
id dan disebut dalaln
laiq kecuali yang secara tertulis diacu
daftarpustaka.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan dengan selamat pada hari Jumat, 01 April 1994 di Kediaman keluarga Bapak Sutrisno tepatnya Kelurahan Kebun Dalam, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji. Penulis diberi nama Eko Trisno Apriyanto, anak ke Sembilan dari Sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Tumini.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Kebun Dalam pada tahun 2000 dan diselesaikan pada tahun 2006, melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Way Serdang yang diselesaikan pada tahun 2009 dan masuk SMA Negeri 1 Way Serdang yang diselesaikan pada tahun 2012. Selanjutnya penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi, di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasaan Akses Pendidikan (PMPAP).
Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berupa kunjungan pendidikan ke Malang, Yogyakarta, dan Bandung. Pada pertengahan tahun 2015 (Juli – September) penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) berupa Praktik Profesi Kependidikan (PPK) di SMP Negeri 02 Kebun Tebu dan pengabdian masyarakat di Pekon Tri Budi Makmur, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat.
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat-Nya. Lembaran-lembaran sederhana karya kecilku ini ku persembahkan dengan kerendahan hati, kepada: 1. Ibunda tercinta yang senantiasa mendoakan kesuksesan anak-anaknya. 2. Ayahanda tercinta yang kini telah disis-Nya. Ayah yang telah memberikan segala upaya demi kelangsungan hidup anak-anaknya. 3. Mamas dan Mbak, yang memberikan dukungan spiritual, moril, dan materil. Mas Sumadi-Mbak Marliya, Mas Tukino - Mba Lilis Gumanti, Mas Suwito Mba Sutarti, Mas Ngationo - Mba Rina, Mbak Amin Syafiah, Mas Supriyadi Mba Fitri Asih, Mas Riyanto - Mbak Iin Lestari, dan Mas Junaedi - Mba Ruliyana (Nurul). 4. Keponakan, Bayu Arisandi, Nunik Kartika Sari, Sasti Listiana, Angga Dwi Nur Yahya, Mely Andriani, Suci Putri Robiah, Neni Seva Andani, Lintang Prayoga, Liana Puspita, Hengky Prabowo, Julia Fadila Putri, M. Fajri Nurkholis, Naisa Amelia, Tifatul Annisa dan ponakan-ponakan yang akan segera menjadi keluarga besar Sutrisno. 5. Keluarga besar Pendidikan Fisika 6. Almamater tercinta Universitas Lampung
vii
MOTTO
“Man Jadda Wa Jadda” “Man shobaro zafiro” “Man Yazro’ Yashud”
viii
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan E-Learning dengan Schoology sebagai Suplemen Pembelajaran Fisika pada Materi Impuls dan Momentum”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi. 4. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis., selaku Pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi. 5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembahas, atas saran dan kritik positif yang membangun selama penulisan skripsi. 6. Ibu Margaretha Karolina sagala, S.T., M.Pd., selaku evaluator uji desain, terima kasih atas waktu dan masukannya.
ix
7. Ibu Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc., selaku motivator nomer satu, terimakasih atas waktu, saran, dan nasehatnya. 8. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung. 9. Sr. M. Pauli, F.S.G.M.. selaku Kepala SMA Fransiskus Bandarlampung yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian. 10. Bapak St. Abi Kundadi, B.Sc., selaku guru Fisika SMA Fransiskus Bandarlampung sekaligus evaluator uji materi atas masukan dan kritik serta dukungannya selama penelitian. 11. Bapak dan ibu dewan guru SMA Fransiskus Bandar Lampung beserta staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian. 12. Siswa kelas XI MIA 1 dan MIA 2 SMA Fransiskus Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya. 13. Teman-teman kost, Agung Kusuma, Choirul Maruf, Hanif Mustofa, Hendy Riyanto, Fransiskus Budi Santoso, Iwan Prasetyo dan Tinu Pikso terimakasih atas dukungannya selama menempuh studi. 14. Teman-teman KKN Tri Budi Makmur, Eva Nurjannah, Ferdyans Ichsan P., Liana Rizki Putri, Magdalena Richa P.I., Meri Puspita Sari, Monca Intan Cahya HTA., Naimatil Jannah, Nur Annisa, dan Rena Marinta, terimkasih atas motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini. 15. Teman Alumni SMAN 1 Way Serdang, Anwarul Maarif, Nur Pitriani, Ika Desiana, Lina Yunita Sari, Linda Oktaviani, Maret Lilis Wahyuni, Willy Setiawan, Philipus, Erwanto, Oktavia Kurnia Dewi, Isna Fitrianti, Hasan
x
Fajari, Destri Lina Sari, dan Serli Marlinten atas doa dan dukungan kalian membakar semangatku. 16. Teman-teman sedayung seperahu, Ayu Septiana, Dewi Susilowati, Dian Ernida, Edi Susanto, Lucia Dewanti Maharani, Nur Hasanah, Wahyu Amalia Adinda, dan Wiwin Wina Lestari, atas dukungan dan kerja sama yang tiada hentinya untuk kelancaran pengerjaan skripsi ini. 17. Teman-teman Pendidikan Fisika 2012 kelas B, Agnes, Alitta, Asep, Ayu, Damanta, Dewi, Dian, Retno, Edi, Eka, Ferti, Ghita, Gusti, Lucia, Irul, Magdalena, Malinda, Mia, Marina, Nova, Novi, Nur Amanah, Nuryagustin, Pandu, Rina, Ratih, Rika, Ririn, Ryna, Sella, Siska, Ani, Dinda, Wayan, Yani, dan Alfath. 18. Teman-teman Pendidikan Fisika 2012 kelas A. 19. Adik-adiku Pendidikan Fisika 2013, 2014, dan 2015. 20. Kakak-kakak Pendidikan Fisika 2011, 2010, dan 2009. 21. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin...
Bandarlampung,
Juni 2016
Penulis,
Eko Trisno Apriyanto
xi
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ............................................................................................ i COVER DALAM ................................................................................. ii MENYETUJUI ..................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iv SURAT PERNYATAAN ..................................................................... v RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vi MOTTO ................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ................................................................................. viii SANWACANA ..................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvii DAFTAR TABEL ................................................................................ xviii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xix I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ B. Rumusan Masalah ....................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................ D. Manfaat Penelitian ...................................................................... E. Ruang Lingkup ............................................................................
1 4 4 5 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan ........................................................... B. E-Learning .................................................................................. C. Blended Learning ........................................................................ D. Learning Management System (LMS) ........................................ E. Schoology .................................................................................... F. Suplemen Pembelajaran .............................................................. G. Impuls dan Momentum ............................................................... H. Kerangka Pikir ............................................................................ I. Hipotesis Penelitian..................................................................... J. Desain Produk ............................................................................. K. Naskah Produksi .........................................................................
6 7 10 13 14 17 17 36 38 38 42
III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan ................................................................ B. Subyek Uji Coba Pengembangan Produk ................................... C. Prosedur Pengembangan ............................................................. 1. Analisis Kebutuhan ...............................................................
45 45 46 47
xii
2. Identifikasi Sumber Daya ...................................................... 3. Identifikasi Spesifikasi Produk ............................................. 4. Pengembangan Produk .......................................................... 5. Uji Internal ............................................................................ 6. Uji Eksternal.......................................................................... 7. Produksi ................................................................................ D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... E. Teknik Analisis Data ................................................................... IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan ................................................. 1. Hasil Analisis Kebutuhan ...................................................... 2. Identifikasi Sumber Daya ...................................................... 3. Identifikasi Spesifikasi Produk ............................................. 4. Pengembangan Produk .......................................................... 5. Uji Internal ............................................................................ 6. Uji Eksternal.......................................................................... 7. Produksi ................................................................................ B. Pembahasan 1. Kesesuaian Produk dengan Tujuan Pengembangan ..................................................................... 2. Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan Produk .................................................................................. 3. Keefektifan Produk ............................................................. V. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan .................................................................................... 2. Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
48 48 49 50 51 52 52 54
58 58 59 59 61 63 64 67
67 70 72
74 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Tampilan Awal Schoology ............................................................... 14 2. Pemain Sepak Bola sedang Memberikan Gaya Impuls ................... 18 3. Grafik Hubungan F-t ........................................................................ 18 4. Representasi Momentum ................................................................. 20 5. Representasi Gaya pada Benda ....................................................... 20 6. Momentum Sistem Partikel.............................................................. 22 7. Gaya Interaksi Selama Tumbukan .................................................. 23 8. Peristiwa Tumbukan ........................................................................ 25 9. Desain Sabuk Pengaman .................................................................. 29 10. Desain Mobil Mudah Penyok ......................................................... 30 11. Helm ................................................................................................. 31 12. Desain Palu ...................................................................................... 31 13. Desain Sarung Tinju ........................................................................ 32 14. Peluncuran Roket ............................................................................. 32 15. Hukum Kekekalan Momentum pada Senapan ................................. 35 16. Representasi Tumbukan Dua Dimensi ............................................. 35 17. Kerangka Pikir ................................................................................. 37 18. Desain Produk .................................................................................. 39 19. Model Pengembangan Media Termodifikasi ................................... 47 20. Desain Penelitian One-Group Pretest Posttest ................................ 54 21. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ..................................................... 74
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Pendekatan Blended Learning ......................................................... 11 2. Perbandingan Sistem LMS ............................................................. 16 3. Skor Penilaian Pilihan Jawaban ...................................................... 55 4. Konversi Skor Penilaian menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ............................................................................................ 56 5. Klasifikasi Gain .............................................................................. 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Halaman
Kisi-kisi Angket Kebutuhan Guru ................................................... Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ............................................... Hasil Analisis Kebutuhan Guru ....................................................... Transkripsi Wawancara.................................................................... Kisi-kisi Angket Kebutuhan Siswa .................................................. Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa .............................................. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ...................................................... Hasil Observasi Sarana dan Prasarana ............................................. Kisi-kisi Uji Ahli Desain ................................................................. Instrumen Uji Ahli Desain ............................................................... Hasil Uji Ahli Desain ....................................................................... Kisi-kisi Uji Ahli Materi .................................................................. Instrumen Uji Ahli Materi ............................................................... Hasil Uji Ahli Materi ....................................................................... Kisi-kisi Uji Satu Lawan Satu.......................................................... Instrumen Uji Satu Lawan Satu ....................................................... Hasil Uji Satu Lawan Satu ............................................................... Kisi-kisi Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kemanfaatan ............. Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kemanfaatan .......... Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kemanfaatan .................. Kisi-kisi Uji Efektivitas ................................................................... Soal Pretest ...................................................................................... Soal Posttest ..................................................................................... Hasil Uji Keefektifan ....................................................................... Silabus .............................................................................................. Renecana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... Convert CSV to XLS .......................................................................
xvi
80 82 85 86 88 91 93 95 96 102 106 110 114 118 123 127 131 136 141 145 148 166 169 172 175 179 186
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, setiap jenjang dan satuan pendidikan terus-menerus mengupayakan peningkatan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan sekolah secara operasional dan efisien terhadap komponenkomponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku. Komponen-komponen peningkatan mutu yang ikut andil, antara lain penampilan guru, penguasaan materi dan kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan media atau alat dan fasilitas pembelajaran, penyelengaraan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, serta pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler (Kemendikbud, 2014: 7).
Pendayagunaan media atau alat dan fasilitas pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat membantu meningkatan prestasi belajar siswa. Untuk itu, seorang guru harus terus berinovasi dalam pendayagunaan media atau alat dan fasilitas pembelajaran. Inovasi pendayagunaan media atau alat dan fasilitas pembelajaran pada masa perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong lahirnya konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TIK. Konsep yang kemudian dikenal sebagai e-Learning ini telah mengubah cara belajar mengajar konvensional lewat tatap muka di ruang kelas
2 menjadi pembelajaran berbasis online. Kehadiran e-Learning memberikan harapan baru sebagai solusi alternatif sebagian besar permasalahan pendidikan di Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuikan dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen (pengayaan), komplemen (pelengkap), maupun substitusi (pengganti) kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Sistem e-Learning semakin berkembang dan telah digunakan oleh sebagian besar institusi pendidikan di dunia.“Di luar negeri seperti di Amerika Serikat, e-Learning telah digunakan hampir 90% pada setiap tingkat satuan pendidikan yang memiliki lebih dari 10.000 siswa”(Basori, 2013). Berdasarkan manfaat dan kemudahan e-Learning, maka mulai bermunculan berbagai macam model pengembangan e-Learning. Mulai dari yang hanya sekedar berbasis powerpoint di kelas, hingga ke sistem Learning Management System (LMS). LMS yang dapat digunakan sampai saat ini sudah banyak jenisnya, salah satunya yaitu Schoology. Schoology merupakan salah satu situs pembelajaran yang menggabungkan jejaring sosial dan LMS, berbentuk web sosial yang menawarkan pembelajaran yang sama seperti di dalam kelas dan sekaligus media sosial secara gratis.
Manfaat dan fasilitas yang tersedia pada LMS yang dapat mendukung proses pembelajaran fisika, namun hanya sedikit guru di Bandarlampung, terutama bagi sekolah yang memiliki fasilitas hotspot untuk memanfaatkan e-Learning berbasis LMS. Hasil analisis angket siswa di satu kelas sampel menunjukkan bahwa hanya 17,64 % siswa yang pernah menggunakan e-Learning sebagai suplemen pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan munculnya anggapan bahwa guru belum dapat bekerja secara optimal dalam pendayagunaan media
3 atau alat dan fasilitas pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan penyampaian materi belum didukung dengan media atau alat dan fasilitas pembelajaran yang baik, sehingga banyak siswa yang masih kesulitan mempelajari konsep fisika dengan persentase 60,47% menyatakan kesulitan mempelajari konsep fisika, khususnya Impuls dan Momentum, dan 79,41% menyatakan perlu digunakan media atau alat dan fasilitas pembelajaran tertentu untuk mempelajari konsep Impuls dan Momentum.
Untuk membelajarkan materi Impuls dan Momentum yang kajian mencakup persamaan gerak suatu partikel yang bergerak dengan massa berubah, dan fenomena yang tergolong ekstrim, yang menyebabkan hilangnya sebagian energi suatu benda, misalnya tumbukan tak lenting sama sekali, diperlukan media atau alat dan fasilitas pembelajaran yang menarik yang dapat memvisualisasikan atau dapat mengilustrasikan fenomena-fenomena fisika yang terjadi di lingkungan sekitar, mudah diakses di mana saja dan kapan saja, dan dapat menambah wawasan peserta didik pada materi Impuls dan Momentum, sehingga perlu dikembangkan e-Learning dengan Schoology sebagai suplemen pembelajaran fisika pada materi Impuls dan Momentum yang menyajikan materi tersebut dalam bentuk ringkasan materi online yang dilengkapi dengan multimedia pendukung, seperti gambar, video, virtual laboratorium, dan contoh soal yang memperkuat isi materi.
Tujuan pengembangan e-Learning sebagai suplemen pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan daya serap siswa serta sesuai dengan fungsinya sebagai suplemen pembelajaran, maka e-Learning sangat baik jika digunakan sebagai media yang dapat diakses oleh peserta didik baik di sekolah
4 maupun di luar sekolah. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan E-learning dengan Schoology sebagai Suplemen Pembelajaran Fisika pada Materi Impuls dan Momentum ”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana produk suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum?
2.
Bagaimana kemudahan, kemenarikan, dan kebermanfaatan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum?
3.
Bagaimana keefektifan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mendeskripsikan produk berupa suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
2.
Mendeskripsikan kemudahan, kemenarikan, dan kebermanfaatan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
3.
Mendeskripsikan keefektifan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum
5 D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pengembangan ini adalah memberikan media atau alat dan fasilitas pembelajaran alternatif berupa suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah: 1.
Pengembangan dalam penelitian ini merupakan pembuatan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
2.
Media atau alat bantu dan fasilitas pembelajaran e-Learning yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi internet dengan memanfaatkan Schoology sebagai Learning Management System (LMS) atau sistem pembelajaran online yang digunakan sebagai suplemen pembelajaran.
3.
Materi yang disajikan dalam suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning ini adalah materi Impuls dan Momentum SMA/MA yang disesuaikan dengan standar isi Kurikulum 2013.
4.
Uji internal dilakukan untuk memperoleh data kesesuaian desain dan materi serta mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan.
5.
Uji eksternal dilakukan untuk memperoleh data kemenfaatan, kemenarikan, kemudahan, serta keefektifan produk dalam mencapai tujuan pembelajaran. Uji eksternal akan dikenakan pada kelas XI SMA Fransiskus Bandarlampung.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Pengembangan Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal dengan Research and Development (R & D). Setyosari (2012: 214) mengatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Pendapat mengenai pengertian penelitian pengembangan tersebut diperkuat oleh Sugiyono (2012: 407) yang mengatakan bahwa: Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa penelitian pengembangan bersifat bertahap, karena untuk dapat menghasilkan produk yang akan dikembangkan, digunakan tahapan-tahapan, mulai dari analisis kebutuhan hingga pengujian keefektifan produk agar dapat digunakan secara luas.
Sugiyono (2009: 409) mengatakan bahwa langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang harus dilakukan, yakni: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk,
7 (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi masal Sementara itu, Sadiman (2011: 99) mengatakan bahwa tahapan-tahapan dalam penelitian dan pengembangan yang harus dilakukan yakni: (1) Analisis kebutuhan, (2a) Merumuskan tujuan, (2b) Merumuskan butirbutir pokok materi, (2c) Menyusun alat ukur keberhasilan, (2d) Menyusun naskah awal, (3) Produksi prototipe, (4) Evaluasi, (5) Revisi, (6) Naskah akhir, (7) Uji coba, dan (8) Produk final. Selanjutnya, Suyanto dan Sartinem (2009: 322) menyatakan bahwa tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan, yaitu: (1)Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal: uji kelayakan produk, (6) Uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna, dan (7) Produksi. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka peneliti memilih desain penelitian pengembangan menurut Suyanto dan Sartinem. Peneliti memilih model tersebut karena model tersebut selalu meletakkan langkah revisi setelah tindakan uji dilakukan. Selain itu, uji yang dilakukan juga bertahap sesuai dengan komponen yang akan diuji secara spesifik, sehingga revisi lebih terarah sesuai dengan komponen yang diujikan.
B. E-Learning
E-Learning merupakan suatu penerapan teknologi informasi yang relatif baru di Indonesia, mulai dikenal secara komersial pada tahun 1995 ketika indointernet membuka layanannya sebagai penyedia jasa layanan internet pertama.
8 Soekartawi (2003: 2) menjelaskan bahwa: E-Learning terdiri dari dua bagian, yaitu “e” yang merupakan singkatan dari „elektronic’ dan „learning’ yang berarti „pembelajaran’. Jadi e-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa atau bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer dan internet. Oleh sebab itu e-Learning sering disebut pula sebagai online course.
Abidin dan Nawi dalam Darmawan (2014: 22) menyatakan bahwa: E-Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan sistem online (berbasis internet) sebagai medium perantaraan diantara pengajar dan pelajar. Belajar melalui online ini akan memudahkan kedua belah pihak karena penyampaian materi ajar lebih cepat, mudah, dan lebih efisien dibanding dengan cara-cara yang lain.
Selanjutnya, Horton dalam Ramadhani (2012: 28) mengatakan bahwa: E-Learning adalah segala pemanfaatan atau penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan pengalaman belajar. E-Learning dapat dipandang sebagai suatu pendekatan yang inovatif untuk dijadikan sebuah desain media penyampaian yang baik, terpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel dan distributif.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, dapat diambil tiga hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-Learning), yaitu: (1) Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (jaringan dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet), jaringan dapat saja dengan Local Area Network (LAN) atau Wide Area Network (WAN). (2) Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak. (3) Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan.
Selain ketiga persyaratan tersebut, masih dapat ditambahkan persyaratanpersyaratan lainnya untuk menunjang terlaksannya e-Learning, antara lain: (1)
9 Lembaga yang menyelenggarakan atau pengelola kegiatan pembelajaran mengerti cara mengelola sistem pembelajaran ini. (2) Sikap positif peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet. (3) Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari atau diketahui oleh setiap peserta belajar. (4) Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar. (5) Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Cisco dalam Kamarga (2002: 85) mendeskripsikan e-Learning dalam berbagai karakteristik, antara lain: (1) e-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online, (2) e-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya hasil-hasil belajar yang diperoleh hanya konvensional, sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi, (3) e-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar konvensional melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan, (4) e-Learning akan menyebabkan kapasitas peserta didik bervariasi bergantung pada bentuk konten dan alat penyampaiannya. Makin baik keselarasan antara konten dan alat penyampaian dengan gaya belajar peserta didik, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang lebih baik. Lebih lanjut, Oetomo dalam Darmawan (2014: 20) menjelaskan bahwa e-Learning merupakan salah satu pemikiran dalam upaya mengintegrasikan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: (1) Pembelajaran tradisional (traditional learning), merupakan pembelajaran yang umum dan banyak dilakukan dalam lembaga-lembaga pendidikan, di mana proses pembelajaran dan interaksinya cenderung banyak melibatkan guru, siswa, media dan sumber belajar cetak, serta dukungan peralatan dan sarana standar untuk melayani peserta didiknya. (2) Pembelajaran jarak jauh (distance learning),
10 awalnya ditujukan guna penyelenggaraan pelatihan atau training dalam jangka waktu pendek. Perkembangannya berlangsung pesat setelah adanya konsep teknologi pembelajaran di mana media dan teknologi penyaluran pesan dalam komunikasi jarak jauh mampu dilakukan untuk melayani peserta didik. (3) Perpaduan berbagai model pembelajaran (blended learning) merupakan kombinasi berbagai model pembelajaran yang ditujukan guna mengoptimalkan proses dan layanan pembelajaran baik jarak jauh, tradisional, bermedia, bahkan berbasis komputer. Siswa yang belajar dapat memanfaatkan fasilitas bahan ajar online, kemudian dicetak dan di-download serta dipelajari secara klasikal, baik di kelas maupun di luar kelas. Setelah itu, mereka berdiskusi dengan bantuan media cetak, elektronik, ataupun online.
Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa e-Learning merupakan kombinasi antara informasi, interaksi, dan komunikasi pendidikan yang merupakan elemen-elemen inti dalam strategi mencapai keberhasilan pendidikan.
C. Blended Learning
Blended Learning pada dasarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode e-Learning, yaitu penggabungan pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual. Semler dalam Wahyono (2012: 1) menyatakan bahwa: Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face-to-face activities, and real world practice. Online learning systems, classroom training, and on-the-job experience have major drawbacks by themselves. The blended learning approach uses the strengths of each to counter the others’ weaknesses.
11 Pratiwi (2014: 2) menjelaskan bahwa: Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi yang baik, sedangkan learning merupakan pembelajaran. Harding dan Wood dalam Pertiwi (2014: 2) memaparkan bahwa blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Pelaksanaan blended learning ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Melalui pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Lebih lanjut, Rossett (2003: 5) menjelaskan bahwa dalam penerapannya blanded learning menggabungkan berbagai sumber secara fisik dan maya (virtual) dengan pendekatan seperti disajikan pada tabel berikut: Tabel 1. Pendekatan Blended Learning Live face-to-face (formal) Instructor-led classroom Workshops Coaching/monitoring On-the-job (OTJ) training
Live face-to-face (informal) Collegial connection Work teams Role modeling
Virtual collaboration/synchronous Live e-learning classes E-mentoring
Virtual collaboration/ansynchronous E-mail Online bulletin boards Listservs Online communities Performance support Help systems Print job aids Knowledge database
Self-paced learning Web learning modules Online resourses links Simulations
12
Scenarious Video and audio CD/DVDs Online self-assesments Workbooks
Documentation Performance/decision support tools
Pendekatan dalam blended learning yang telah dijelaskan, dapat digunakan sebagai acuan desain media yang dikembangkan. Acuan desain media yang dikembangkan mengacu pada pendekatan Self-paced learning. Rakesh (2013: 6) mengatakan bahwa: Self-paced e-learning: is good for simulations, online case studies, interactive learning modules, e-mail, bulletin boards interactions, online assessments, and other forms of CBT (computer based training). Sementara itu, Rahayu (2013: 1) mengatakan bahwa self-paced learning merupakan kombinasi pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, di mana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri, baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat dikirim secara online (via web ataupun via mobile device dalam bentuk streaming audio, streaming video, e-book, dan lain-lain) maupun offline (dalam bentuk CD, cetak, dan lain-lain).
Pendekatan Self-paced learning terdiri dari beberapa pilihan dalam mengembangkan suatu media, selanjutnya untuk penerapanya, sebagai acuan pengembangan desain media adalah Online Resources Links karena pendekatan tersebut sesuai dengan menu Courses dan Resources dalam Schoology. Online Resources Links merupakan link yang dapat digunakan untuk mengakses sumber belajar secara online. Siswa dapat mengakses dan mengunduh sumber belajar,
13 seperti modul dan simulasi atau video pembelajaran melalui link yang telah disediakan oleh guru.
D. Learning Management System (LMS)
Umumnya internet digunakan sebagai media komunikasi, namun pada perkembangan selanjutnya, ternyata internet juga sangat potensial untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan dan pembelajaran. Amiroh (2012: 14) mengatakan bahwa: Learning Management System (LMS) atau Course Management System (CMS), juga dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh kalangan pendidik, baik universitas atau perguruan tinggi dan sekolah sebagai media pembelajaran online berbasis internet (e-Learning). Sementara itu, Riad dan El-Ghareeb dalam Darmawan (2014: 9) mengatakan bahwa: Learning Management System (LMS) adalah sebuah kesatuan perangkat lunak yang secara komprehensif terintegrasi pada berbagai fitur untuk pengiriman dan pengelolaan course. LMS akan secara otomatis menangani fitur katalog course, pengiriman course, penilaian, dan quiz.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya LMS adalah software yang berisi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Pendidik atau guru dapat menggunakan LMS dalam mengelola kelas dan bertukar informasi dengan siswa. Selain itu, akses terhadap materi pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu yang telah ditentukan juga dapat dilakukan.
14 Fitur-fitur yang tersedia dalam LMS untuk institusi pendidikan adalah: (1) Pengelolaan hak akses pengguna (user), (2) Pengelolaan courses, (3) Pengelolaan bahan ajar (resource), (4) Pengelolaan aktivitas, (5) Pengelolaan nilai, (6) Menampilkan nilai, (7) Pengelolaan visualisasi e-Learning, sehingga bisa diakses dengan webbrowser.
Jadi dapat disimpulkan bahwa LMS membuat peserta didik masuk ke dalam ruang kelas maya “virtual class” untuk saling berinteraksi (berdiskusi mengerjakan kuis online dan sebagainya) serta mengakses materi-materi pembelajaran di mana saja dan kapan saja selama terkoneksi internet.
E. Schoology
Gambar 1.Tampilan Awal Schoology
Aminoto dan Pathoni (2014: 21) mengatakan bahwa Schoology adalah website yang memadukan e-Learning dengan jejaring sosial. Konsepnya tidak jauh berbeda dengan aplikasi LMS lain, namun dalam hal e-Learning, Schoology mempunyai banyak kelebihan. Selain itu, mengembangkan e-Learning dengan Schoology juga lebih
15 menguntungkan. Hal ini dikarenakan LMS Schoology tidak memerlukan hosting dan pengelolaan.
Definisi lain dijelaskan oleh Juniarti (2014) yaitu bahwa Schoology merupakan salah satu dari beberapa LMS yang memberikan fasilitas kepada guru dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam lingkungan belajar melalui jejaring sosial online. Melalui Schoology, nantinya peserta didik dapat mengunduh materi pelajaran, mengerjakan kuis, ujian, dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
Mahanani (2013) mengatakan bahwa dengan menggunakan Schoology, guru dapat mengasah pola pikir peserta didik untuk berpikir secara kritis dan kreatif. Schoology juga dapat berfungsi untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran di sekolah melalui komunikasi. Melalui pemberian pelatihan kepada peserta didik, mereka akan berpikir tentang jawaban bagi pertanyaan tersebut. Kemudian, mereka akan berdiskusi dan bebas memberikan pendapat serta jawaban tentang persoalan tersebut. Selanjutnya, di akhir pembelajaran, guru dapat memberikan umpan balik.
Fitur-fitur yang dimiliki Schoology adalah: (1) Courses (Kursus), yaitu fasilitas untuk membuat kelas mata pelajaran, (2) Groups (Kelompok), yaitu fasilitas untuk membuat kelompok, (3) Resources (Sumber Belajar), dalam fitur resource dapat menambahkan materi, yaitu berupa assignment, test/quiz, file/link, discussion, page, dan media album.
Kelebihan lain Schoology adalah tersedianya fasilitas Attandance atau absensi, yang digunakan untuk mengecek kehadiran siswa. Selain itu, terdapat juga fasilitas Analityc yang dapat digunakan untuk melihat aktivitas siswa pada setiap Course, Assignment, Discussion dan aktivitas lain yang kita siapkan untuk siswa. Melalui fitur Analytic ini,
16 kita juga bisa melihat di mana saja atau pada aktivitas apa saja seorang peserta didik biasa menghabiskan waktu mereka ketika sedang login. Schoology juga menyediakan fasitilitas Blog untuk memfasilitasi user yang ingin melakukan posting blog pada akun Schoology. Secara khusus, Schoology juga memiliki fasilitas untuk berkirim surat fitur ini dikenal sebagai Message dan hanya melalui direct post, sehingga bisa berkirim surat kemana pun melalui fasilitas Messages yang tersedia.
Fatur (2013: 1) mengidentifikasi kelebihan Schoology dibandingkan jenis LMS yang lain, sebagai berikut: Tabel 2. Perbandingan Sistem LMS PERBANDINGAN SISTEM ARCHITECTURE Sistem Kepengurusan Pembelajaran (LMS) 100 % Cloud-based Hubungan Sosial ALAT PEMBELAJARAN Pembelajaran Teratur & Pembelajaran Mandiri (Organizable Lessons & Self-paced Learning Komunitas (Learning Community) Media Komunikasi Micro-Blogging Content Migration & Import ALAT KEPENGURUSAN Keabsahan (Autentification-SSO) Pendaftaran Penggunaan dan Pendaftaran Kursus Kesesuaian Tema Menentukan Peranan, Kebenaran, dan Setting Menyediakan Google Apps
Edmodo
Learn Boost
Schoology
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
x
√
√
√ √ √ √ √ x
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
√
√
x
x
x x
√ √
√ √ √
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa di dalam Schoology ini sangatlah lengkap dengan berbagai alat pembelajaran, sama seperti di kelas dalam dunia nyata, mulai dari absensi, test, dan kuis, hingga kotak untuk mengumpulkan pekerjaan rumah. Selain itu, Schoology juga menawarkan jejaring lintas sekolah,
17 yang memungkinkan sekolah berkolaborasi dengan berbagi data, kelompok, dan juga diskusi kelas. Schoology sangat cocok sebagai pendukung dalam e-Learning.
F. Suplemen Pembelajaran
Siahaan (2003: 37) mengatakan bahwa terdapat tiga fungsi e-Learning dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen (tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (subtitusi).
Lebih lanjut, Darmawan (2014: 29) menjelaskan e-Learning sebagai suplemen, yaitu peserta didik mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan materi e-Learning atau tidak. Artinya, tidak ada kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi e-Learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Suplemen pembelajaran merupakan tambahan atau pelengkap yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk melengkapi materi yang telah ada.
G. Impuls dan Momentum
Terdapat dua jenis materi yang disajikan pada kelas e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum ini, yaitu; materi pokok dan materi pengayaan. Materi pokok terdapat dalam sub bab Konsep Impuls dan Momentum, Hukum Kekekalan Momentum, Tumbukan, dan Aplikasi Impuls dan Momentum dalam Keseharian dan Teknologi, sedangkan untuk materi pengayaan terdapat dalam sub bab Teorema Impuls dan Momentum pada Tumbukan Dua Dimensi.
18 Berikut ini akan ditampilkan masing-masing Sub bab dalam kelas e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
1.
Konsep Impuls dan Momentum a.
Impuls
Bola yang diam akan bergerak ketika diberikan gaya. Gaya kontak yang dikerjakan pada bola dalam waktu singkat disebut gaya impulsive seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Pemain Sepak Bola Sedang Memberikan Gaya Impuls pada Bola Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa gaya impulsif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan benda begerak cepat dan semakin cepat. Gaya impulsif mulai dari nol pada saat t1, bertambah nilainya secara cepat ke suatu nilai puncak, dan turun drastis secara cepat ke nol pada saat t2. Variasi gaya impulsif terhadap waktu ditunjukkan oleh grafik F-t pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Hubungan F-t
19 Semakin lama gaya impulsif bekerja, maka akan semakin cepat bola bergerak. Apabila gaya impulsif yang berubah terhadap waktu adalah gaya rata-rata konstan F, maka kecepatan bola sesaat setelah diberi gaya impulsif adalah sebanding dengan hasil kali gaya impulsif rata-rata F dan selang waktu singkat selama gaya impulsif bekerja Δt yang disebut sebagai impuls dan diberi lambang I, yang dirumuskan
I = F Δt ............................................................................................. (2.1) Keterangan: I = impuls (N.s) F = gaya (N) Δt = selang waktu (s) Impuls termasuk besaran vektor, karena impuls merupakan hasil kali antara besaran vektor F dengan besaran skalar waktu Δt. Arah impuls I akan searah dengan arah gaya impulsif F.
Apabila gaya impulsif yang berubah terhadap waktu dapat digambarkan seperti pada Gambar 3, maka besarnya impuls akan sama dengan luas daerah di bawah grafik F-t. Namun apabila gaya impulsif yang berubah terhadap waktu diberikan fungsinya, misalnya F(t), maka impuls oleh gaya F(t) dengan dinyatakan oleh integral berikut: I=
F(t) dt .................................................................................... (2.2)
b. Momentum Dua mobil bermassa sama bergerak dengan kecepatan berbeda, maka mobil dengan kecepatan tinggi lebih sulit diberhentikan dari pada mobil dengan
20 kecepatan rendah. Hal ini karena momentum suatu benda dipengaruhi oleh kecepatan benda tersebut, Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang sedang bergerak. Seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.
Gambar 4. Representasi Momentum
Jika sebuah benda bermassa bergerak dengan kecepatan tertentu, pasti benda tersebut memiliki momentum, dalam persamaan matematis, Momentum diartikan sebagai hasil kali antara massa benda dan kecepatan. p=mv ............................................................................................ (2.3) Keterangan: p = momentum (kg. m/s) m = massa (kg) v = kecepatan (m/s)
c.
Hubungan Impuls dan Momentum
Jika sebuah benda yang bermassa m, mula-mula bergerak dengan kecepatan v1, karena suatu gaya F, kecepatannya berubah menjadi v2, seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Representasi Gaya yang Bekerja pada Benda
21 Hubungan Impuls dan Momentum sesuai dengan Hukum II Newton, yaitu bahwa; F=ma
dengan a adalah kecepatan rata-rata
, maka;
F Δt = mv2 - mv1 jika, F Δt = I, mv2 = p2 dan mv1 = p1 , persamaan diatas dapat ditulis sebagai: I = p2 - p1 I = Δp
......................................................................................... (2.4)
Jadi, Impuls yang dikerjakan pada suatu benda akan sama dengan perubahan momentum yang dialami benda, yaitu selisih momentum akhir dan momentum awal benda tersebut.
d. Hukum II Newton dalam bentuk Momentum Untuk benda dengan massa konstan, dikenal Hukum II Newton dalam bentuk F = m a, sedangkan secara umum, baik untuk benda dengan massa tetap maupun massa berubah berlaku Hukum II Newton dalam bentuk momentum. Berdasarkan persamaan I = Δp Newton menurunkan hukum keduanya dalam bentuk momentum, sebagai berikut: I = Δp
karena, I = F Δt
F Δt = Δp
maka,
22
.................................................................................... (2.5) Gaya F yang diberikan pada suatu benda sama dengan laju perubahan momentumnya (Δp/Δt)
2.
Hukum Kekekalan Momentum Merumuskan Hukum Kekekalan Momentum Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya, benda itu adalah bola biliar A dan bola biliar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A bergerak mendatar ke kanan dengan momentum mAvA dan bola B bergerak mendatar ke kiri dengan momentum mBvB pada Gambar 6.
Gambar 6. Momentum Sistem Partikel Sebelum dan Setelah Tumbukan
Momentum sistem partikel sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan, yang dirumuskan p = mAvA + mBvB Momentum sistem partikel setelah tumbukan tentu saja sama dengan jumalah momentum bola A dan bola B setelah tumbukan. p' = mAvA' + mBvB'
23 Hubungan momentum sistem sesaat sebelum dan sesaat setelah tumbukan, dapat dilihat pada kasus tumbukan antara dua bola biliar A dan B yang bergerak mendatar satu dimensi, pada Gambar 7.
Gambar 7. Gaya Interaksi Selama Tumbukan
Selama bola A dan B saling bersentuhan, bola B mengerjakan gaya pada bola A sebesar FA,B. Sebagai reaksi, bola A mengerjakan gaya pada bola B sebesar FB,A. Kedua ini sama besar, tetapi berlawanan arah. Menurut Hukum III Newton, untuk sistem yang hanya melibatkan gaya dalam saat berinteraksi, maka resultan semua gaya sama dengan nol, sehingga ∑F = FA,B + FB,A = -F + F = 0 Sesuai dengan hukum Newton bentuk momentum F Δt = Δp maka momentum sistem adalah Δp = ∑F Δt = 0 karena Δp = p' - p = 0, maka p = p' , pernyataan inilah yang menjadi dasar hukum kekekalan momentum.
Hukum Kekekalan Momentum "Dalam peristiwa tumbukan sentral tanpa gaya luar, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat setelah tumbukan"
24 Formulasi hukum kekekalan momentum di atas dinyatakan oleh: psebelum = psetelah pA + pB = pA' + pB' mAvA + mBvB = mAvA' + mBvB' Hukum Kekekalan momentum hanya berlaku untuk sistem tanpa gaya luar. Apabila pada sistem bekerja gaya luar dan resultannya tidak nol maka momentum total sistem tidak kekal. Misalnya, dalam kasus tumbukan dua bola biliar yang terletak di atas permukaan kasar yang memiliki gaya gesek cukup signifikan sehingga tidak dapat diabaikan, maka permukaan kasar memberikan gaya luar berupa gaya gesek pada sistem sehingga hukum kekekalan momentum tidak berlaku.
3.
Tumbukan
Pada peristiwa tumbukan antara dua benda berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi. Dua benda bermassa mA dan mB yang sedang bergerak saling mendekat dengan kecepatan vA dan vB sepanjang garis lurus. Keduanya bertumbukan dan kecepatan masing-masing setelah tumbukan adalah vA' dan vB', seperti pada Gambar 8.
25
Gambar 8. Peristiwa Tumbukan Sehingga, persamaan yang berlaku dalam peristiwa tumbukan adalah sebagai berikut: Hukum kekekalan momentum memberikan: mAvA + mBvB = mAvA' + mBvB' mAvA - mAvA' = - mBvB + mBvB' mA (vA - vA') = - mB(vB - vB')
.......................................................... (2.6)
Hukum kekekalan energi (energi kinetik) memberikan: EKA + EKB = EKA' + EKB' ½mAvA2 + ½mBvB2 = ½mAvA'2 + ½mBvB'2 ½mAvA2 - ½mAvA'2 = - ½mBvB2 + ½mBvB'2 ½mA(vA2 - vA'2) = - ½mB(vB2 - vB'2) mA(vA2 - vA'2) = - mB(vB2 - vB'2)
.......................................................... (2.7)
Jika persamaan (2.7) kita bagi dengan persamaan (2.6) maka;
26
(vA + vA') = (vB + vB') - vB' + vA' = vB - vA
............................................................................ (2.8) Berdasarkan penurunan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik diperoleh negatif perbandingan antara kecepatan relatif sesaat setelah tumbukan dengan kecepatan relatif sesasaat sebelum tumbukan yang disebut sebagai koefesien restitusi diberi lambang (e). Koefesien restitusi benda yang bertumbukan memiliki rentang nilai yaitu antara nol dan satu (0 ≤ e ≤1).
Berdasarkan keberlakuan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi serta nilai koefesien restitusi, tumbukan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a.
Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna terjadi antara dua benda atau lebih yang energi kinetik dan momentum totalnya tetap, sehingga nilai koefesien restitusi sama dengan satu (e = 1), sehingga pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
27 Hukum kekekalan momentum mAvA + mBvB = mAvA' + mBvB' Hukum kekekalan energi kinetik ½mAvA2 + ½mBvB2 = ½mAvA'2 + ½mBvB'2 Koefesien restitusi
b. Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali Tumbukan tak lenting sama sekali terjadi apabila pada peristiwa tumbukan terjadi pengurangan energi kinetik sistem atau hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku. Adapun disebut sebagai tumbukan tak lenting sama sekali adalah karena sesaat setelah tumbukan, kedua benda menempel, bergabung sehingga kedua benda dapat dianggap sebagai satu benda, dan keduanya bergerak bersama dengan kecepatan yang sama pula, sehingga: vB' = vA' = v ' Maka hukum kekekalan momentum, mAvA + mBvB = mAvA' + mBvB' menjadi, mAvA + mBvB = (mA +mB) v ' Nilai koefesien restitusi untuk tumbukan tak lenting sama sekali
28 c.
Tumbukan Lenting Sebagian
Tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting sama sekali merupakan dua kasus ekstrim. Sebagian besar peristiwa tumbukan berada diantara kedua tumbukan tersebut. Tumbukan seperti ini dikenal sebagai tumbukan lenting sebagian. Hukum kekekalan momentum berlaku pada tumbukan ini namun energi kinetiknya berkurang, dan memiliki nilai koefesien restitusi (0 < e < 1)
4.
Aplikasi Impuls dan Momentum dalam Teknologi dan Keseharian
Gaya impuls yang bekerja pada benda dalam peristiwa tumbukan bergantung pada selang waktu kontak. Makin lama waktu kontak, makin kecil gaya impuls yang dikerjakan pada benda. Berdasarkan rumus impuls I = F Δt atau Δt = I/ F tampak bahwa gaya impuls (F) berbanding terbalik dengan selang waktu kontak (Δt). Penyebab rasa sakit pada peristiwa tabrakan atau tumbukan adalah gaya impuls (F) bukan impuls (I). Untuk impuls yang sama, gaya impuls akan makin kecil jika selang waktu kontak makin lama. Prinsip memperlama selang waktu kontak bekerjanya impuls agar gaya impuls yang dikerjakan pada suatu benda menjadi lebih kecil ditunjukkan pada beberapa aplikasi teknologi dan keseharian.
a.
Sabuk Pengaman
Berdasarkan hukum kelembaman (inersia), maka pengemudi dan penumpang akan mempertahankan lajunya dengan bergerak ke depan dengan kelajuan yang sama dengan kelajuan mobil sesaat sebelum tabrakan terjadi. Agar tidak terjadi benturan antara pengemudi dengan setir atau penumpang dengan jok di depannya, maka diperlukan impuls untuk mengurangi momentum
29 pengemudi dan penumpang menjadi nol (memberhentikan pengemudi atau penumpang). Setir kemudi atau jok dapat memberikan impuls pada pengemudi atau penumpang dalam selang waktu yang cepat, sehingga menghasilkan gaya impuls yang sangat besar dan tentu saja berbahaya bagi keselamatan pengemudi atau penumpang.
Gambar 9. Desain Sabuk Pengaman
Untuk menjaga keselamatan pengemudi atau penumpang, maka diperlukan suatu alat untuk menahan momentumnya saat terjadi tabrakan, yaitu sabuk pengaman. Sebuah sabuk keselamatan dirancang khusus untuk dapat memberikan impuls yang dapat memberhentikan pengemudi atau penumpang dalam selang waktu tertentu setelah pengemudi dan sabuk pengaman menempuh jarak tertentu yang aman, yaitu kira-kira 50 cm. Oleh karena itu sabuk pengaman dirancang dari bahan yang elastis (tidak kaku). Jika sabuk pengaman terbuat dari bahan yang kaku, maka pada saat tabrakan sabuk akan mengerjakan impuls pada tubuh pengemudi atau penumpang dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini akan menghasilkan gaya impuls yang sangat besar yang bekerja pada tubuh pengemudi atau penumpang, sehingga sangat menyakitkan bahkan dapat membahayakan jiwanya.
30 b. Desain Mobil Tabrakan yang menghasilkan kedua mobil saling menempel sesaat setelah tabrakan lebih tidak membahayakan (karena waktu kontak lebih lama) dibandingkan dengan tabrakan sentral yang menyebabkan kedua mobil saling terpental sesaat sesudah tabrakan (karena waktu kontak lebih singkat). Untuk menghasilkan waktu kontak yang lebih lama saat tabrakan, maka bagian depan dan belakang mobil didesain agar dapat menggumpal secara perlahan.
Gambar 10. Desain Mobil Mudah Penyok c.
Manfaat Helm
Helm pengendara motor diberi lapisan lunak di dalamnya dengan tujuan memperlama selang waktu kontak ketika terjadi tabrakan. Dengan desain helm serti ini diharapkan bagian kepala pengendara terlindung dari benturan keras (gaya impuls) yang dapat membahayakan jiwanya.
31
Gambar 11. Helm
d. Desain Palu Sebuah palu didesain dari bahan yang keras. Hal ini dimaksudkan agar selang waktu kontak antara palu dengan paku menjadi sesingkat mungkin sehingga dihasilkan gaya impuls yang besar dan dapat menancapkan paku. Coba anda bayangkan jika palu terbuat dari bahan yang elastis.
Gambar 12. Desain Palu
e.
Sarung Tinju
Petinju diberi sarung tinju dengan maksud agar impuls yang diberikan oleh pukulan memiliki waktu kontak lebih lama sehingga gaya impuls yang dihasilkan pukulan tidak membahayakan bagi petinju yang menerima
32 pukulan. Hal ini berbeda dengan petinju langsung dipukul dengan tangan telanjang.
Gambar 13. Desain Sarung Tinju f.
Peluncuran Roket
Anda pernah melihat peristiwa peluncuran pesawat ulang-alik Columbia? Bagaimana pesawat ulang-alik Columbia terdorong ke atas? Bagaimana mungkin hanya dengan semburan gas panas yang keluar dari ekor booster, pesawat ulang-alik dapat terdorong ke atas? Bagaimana proses sampai munculnya gaya dorong ini?
Gambar 14. Peluncuran Roket
Persamaan hukum II Newton dalam bentuk momentum, yaitu: F = Δp/Δt
33 Hukum II Newton ini menyatakan bahwa jika suatu benda mengalami perubahan momentum Δp = Δ(m v ) dalam suatu selang waktu Δt , maka pada benda itu bekerja suatu resultan gaya F. Sebuah roket mengandung tangki yang berisi bahan hidrogen cair dan oksigen cair. Kedua bahan bakar ini dicampur dalam ruang pembakaran sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan gas panas yang akan menyembur keluar melalui mulut pipa yang terletak pada ekor roket. Akibatnya, terjadi perubahan momentum gas dari nol menjadi mv selama selang waktu tertentu Δt. Sesuai dengan hukum II Newton, Δp/Δt gas ini menghasilkan gaya F pada gas yang dikerjakan oleh roket. Gaya aksi ini berarah vertikal ke bawah, sehingga timbul gaya reaksi yang dikerjakan gas pada roket, yang besarnya sama dengan gaya aksi tetapi arahnya berlawanan (sesuai dengan hukum III Newton). Jelaslah bahwa gaya reaksi yang dikerjakan gas pada roket berarah vertikal ke atas, sehingga roket akan terdorong ke atas. Jika gaya berat roket diabaikan sehingga tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem roket, maka prinsip terdorongnya roket memenuhi hukum kekekalan momentum.
Mula-mula roket (berindeks 1) dan bahan bakar (berindeks 2) dalam keadaan diam, maka jumlah momentum sistem awal sama dengan nol. Setelah gas menyembur keluar dari roket, maka jumlah momentum sistem adalah tetap atau momentum sistem sebelum dan sesudah gas keluar adalah sama. Sesuai dengan hukum kekekalan momentum, kelajuan akhir yang dapat dicapai sebuah roket bergantung pada banyaknya bahan bakar yang dapat dibawa
34 (m2) oleh roket dan bergantung juga pada kelajuan pancaran gas (v2‟). Oleh karena kedua besaran tersebut terbatas jumlahnya, maka digunakan roketroket bertahap, artinya beberapa roket digabung bersama. Begitu bahan bakar tahap pertama telah habis dibakar, maka roket ini dilepaskan sehingga pesawat akan lebih ringan karena tidak lagi membawa roket pertama. Kemudian dilakukan dengan pembakaran bahan bakar roket kedua dan seterusnya sampai seluruh roket telah terbakar bahan bakarnya
g.
Tembakan Peluru dari Senapan
Misalnya pada suatu sistem yang terdiri atas peluru dan senapan. Pada sistem ini tidak ada gaya luar yang bekerja, sehingga kita harapkan momentum sistem tidak berubah. Setelah peluru ditembakkan ternyata senapan tertolak ke arah belakang. Apakah benar momentum sistem tidak berubah? Bukankah momentum peluru mengalami perubahan setelah penembakan? Memang benar momentum peluru mengalami perubahan yaitu dari nol (sebelum penembakan), menjadi tidak nol (sesudah penembakan). Akan tetapi kita harus ingat bahwa senapan juga mengalami perubahan momentum. Momentum senapan setelah penembakan ini sama dengan momentum peluru, tetapi arahnya berlawanan. Akibatnya momentum sistem (momentum senapan + momentum peluru) sama dengan nol, yaitu sama dengan momentum mula-mula. Dengan kata lain momentum kekal.
35
Gambar 15. Hukum Kekekalan Momentum pada Senapan 5.
Teorema Impuls-Momentum untuk Dua Dimensi Hukum Kekekalan Momentum untuk Tumbukan Dua Dimensi Hukum kekakalan Momentum juga dapat diterapkan pada tumbukan dua atau tiga dimensi, tentunya sifat vektor yang dimiliki momentum berperan sangat penting. Tipe umum dari tumbukan yang tidak berhadapan adalah sebuah partikel yang bergerak (proyektil) menabrak benda ke dua (partikel target). Peristiwa seperti ini merupakan situasi umum pada permainan seperti biliar, dan untuk eksperimen fisika atom dan nuklir (proyektil, dari pancaran radioaktif atau akselerator energi-tinggi, menabrak inti target yang stasioner).
Gambar 16. Representasi Tumbukan Dua Dimensi
Hukum Kekekalan Momentum pada Tumbukan dua Dimensi Pada sumbu-x:
36 p1x + p2x = p1x' +p2x' m1v1x + m2v2x = m1v1' cos θ1 + m2v2' cos θ2 Karena partikel target diam v2x = 0 sehingga p2x = 0 m1v1x = m1v1' cos θ1 + m2v2' cos θ2 Pada sumbu-y: p1y +p2y = p1y' +p2y' m1v1y + m2v2y = m1v1' sin θ1 + m2v2' sin θ2 Karena pada awalnya tidak ada gerak pada arah sumbu y, komponen y dari momentum adalah nol. 0 = m1v1' sin θ1 + m2v2' sin θ2
H. Kerangka Pikir
Pembelajaran merupakan upaya guru dalam mengelola kegiatan belajar dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud tidak dapat terlepas dari media atau alat bantu dan fasilitas pembelajaran. Media atau alat bantu dan fasilitas pembelajaran digunakan untuk memperlancar proses belajar dan mengajar, serta meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika khususnya Impuls dan Momentum. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran secara mandiri adalah media suplemen pembelajaran. Suplemen pembelajaran yang akan dikembangkan pada penelitian ini berupa suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum. Keunggulan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology ini adalah kemudahanya dalam mengakses, yakni dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Selain itu suplemen ini
37 dilengkapi dengan materi, gambar, video, serta soal. Suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum ini ditujukan kepada siswa SMA kelas XI semester 1. Penggunaan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkan sehingga membantu siswa belajar mandiri dan memahami konsep Impuls dan Momentum. Peningkatan pemahaman konsep dan materi oleh siswa diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Gambaran kerangka pikir yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 16.
SKL, KI dan KD: Impuls dan Momentum
Pengembangan Suplemen Pembelajarn dalam bentuk e-Learning dengan Schoology (didalamnya terdapat ringkasan materi, gambar, video, diskusi, dan soal tes )
Suplemen Pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology sebagai bahan ajar mandiri
Suplemen Pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology sebagai bahan ajar kelompok
Proses pembelajaran menggunakan suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology
Hasil belajar siswa
Gambar 17. Kerangka Pikir
38 I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir, hipotesis penelitian adalah: Ho
:Suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Impuls dan Momentum di SMA Fransiskus Bandar Lampung.
Ha
:Suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Impuls dan Momentum di SMA Fransiskus Bandara Lampung.
J. Desain Produk Produk yang akan dikembangkan berupa suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum. Desain suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning yang akan dikembangkan mengikuti format pada LMS Schoology, yakni terdiri dari lima folder subbab materi Impuls dan Momentum, folder Pojok OSN, Soal Latihan Ulangan dan Soal Ulangan Bab. Selain itu, setiap folder subbab materi Impuls dan Momentum berisi beberapa folder lagi yakni, Ringkasan Materi, Contoh Soal dan Pembahasan, Video Amatan, dan Kegiatan Diskusi. Bagian-bagian e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum dapat dilihat pada diagram berikut:
39
Konsep Impuls dan Momentum Hukum Kekekalan Momentum
1. 2.
Tumbukan Halaman Utama Schoology
Menu Course
Aplikasi Teorema Impuls-Momentum
3. 4.
Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan Video Amatan Kegiatan Diskusi
Teorema Impuls Mometum Dua Dimensi Pojok OSN
Soal Latihan Ulangan Bab
Gambar 18. Desain Produk
1.
Halaman Utama Schoology Halaman utama Schoology yang dimaksud di sini adalah halaman pertama pada akun Schoology. Halaman utama ini terdiri dari beberapa menu yang tersedia yaitu Home, Course, Groups, dan Resource. Menu Home digunakan untuk menampilkan pemberitahuan aktivitas terbaru yang dibuat dalam e-Learning tersebut sehingga siswa dapat mengetahui apabila terdapat materi baru yang dimasukkan oleh guru. Menu Course merupakan menu yang digunakan untuk melakukan pembelajaran di kelas maya yang sudah dibuat. Siswa yang sudah mendaftar dengan kode akses 34MMF-QJG8H akan langsung terdaftar sebagai siswa pada kelas Course Impuls dan Momentum . Menu Groups merupakan menu yang dapat digunakan untuk membuat
40 kelompok belajar baik dalam satu sekolah ataupun sekolah yang berbeda. Menu Resource merupakan menu yang digunakan oleh guru untuk mengunggah sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa. Menu Group dan Resource memiliki fungsi yang hampir sama dengan menu Course. Sehingga pada penelitian ini dibatasi hanya menggunakan menu Course saja sebagai fasilitas suplemen pembelajaran fisika khususnya pada materi Impuls dan Momentum.
2.
Menu Course Menu Course merupakan menu yang digunakan untuk melakukan pembelajaran di kelas maya yang sudah dibuat. Ketika siswa memilih menu Course, akan muncul tampilan kelas Course yang diikuti oleh siswa. Siswa yang sudah mendaftar dengan kode akses 34MMF-QJG8H akan langsung terdaftar sebagai siswa pada kelas Course Impuls dan Momentum. Setiapa Course memiliki fitur yang sama yaitu Materials, Updates, Grades, Attandence, Members dan Analityc.
Materials digunakan untuk membuat konten pembelajaran misalnya pada Course dengan materi Impuls dan Momentum berisi materi yang berkaitan dengan Impuls dan Momentum. Adapun cara menambahkan konten pembelajaran adalah dengan memilih menu Add Materials. Pada menu Add Materials terdapat beberapa pilhan yaitu Add Folder, Add Assignment, Add Test/Quiz, Add File/Link/External Tool, Add Discussion, Add Page, Add Media Album, Add Package Import from Resources, dan Find Resource.
41 Selanjutnya pada penelitian ini dibatasi hanya menggunakan beberapa pilihan menu Add Materals yakni pilihan Add Folder, Add Test/Quiz, Add File/Link/External Tool, Add Discussion, dan Add Page. Adapun suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning yang akan dikembangkan terdiri dari lima folder subbab materi Impuls dan Momentum, folder Pojok OSN, Soal Latihan Ulangan dan Soal Ulangan Bab. Selain itu, setiap folder subbab materi Impuls dan Momentum berisi beberapa folder lagi yakni, Ringkasan Materi, Contoh Soal dan Pembahasan, Video Amatan, Kegiatan Diskusi, Latihan Ulangan Bab, dan Ulangan Bab (Posttest). a.
Handout Folder Handout berisi ringkasan materi tentang Impul dan Momentum dan aplikasi Impuls-Momentum dalam keseharian dan teknologi, serta materi pengayaan. Handout ini berisi judul materi, ringkasan materi yang disertai gambar-gambar yang mendukung pemahaman materi siswa. Konten dalam folder ini dibuat dengan pilihan Add Folder dan Add Page.
b. Contoh Soal dan Pembahasan Folder ini berisi contoh soal dan pembahasan terkait materi Impuls dan Momentum, aplikasi Impuls-Momentum dalam keseharian dan teknologi, serta materi pengayaan. Konten dalam folder ini ditambahkan dengan pilihan Add Folder dan Add Page.
c. Video Amatan Folder ini berisi sebuah video dan atau animasi tentang materi Impul dan Momentum, aplikasi Impuls dan Momentum dalam keseharian dan teknologi, serta materi pengayaan. Video dalam folder ini dimaksudkan
42 untuk memvisualisasikan suatu konsep fisika dalam keseharian dan teknologi. Adapun cara menambahkan konten dalam folder ini dengan menggunakan pilihan Add File/Link/External Tool.
d. Kegiatan Diskusi Masing-masing folder materi berisi satu kegiatan diskusi, jadi pada suplemen pembelajaran ini berisi 5 pertanyaan diskusi yang harus ditanggapi oleh siswa. Kegiatan diskusi ditambahkan dengan menggunakan pilihan Add Discussion.
e. Pojok OSN Folder ini dibuat dengan maksud sebagai salah satu pengayaan untuk siswa yang berminat mempelajari fisika. Folder ini berisi Soal OSN fisika tingkat kabupaten/kota berikut pembahasannya. Konten dalam folder ini ditambahkan dengan pilihan Add Page.
f. Latihan Ulangan dan Ulangan Bab (Postest) Latihan ulangan bab dan ulangan bab (postest) terdiri dari 10 butir soal Multiple Choice (pilihan jamak). Masing-masing soal memiliki nilai skor 10. Soal latihan dibuat agar siswa dapat berlatih menyelesaikan persoalan mengenai materi Impuls dan Momentum. Folder ini ditambahkan dengan menggunakan menu Add Test/Quiz,
K.
Naskah Produksi
Setelah desain produk dibuat, selanjutnya dibuat naskah produksi yang terdiri dari sinopsis, threatment, dan story board.
43 1.
Sinopsis Suplemen pembelajaran dalam bentuk E-Learning dengan Schoology ini dimaksudkan untuk digunakaan sebagai media atau alat dan fasilitas pendukung kegiatan belajar siswa. Pengembangan suplemen pembelajaran ini merujuk pada kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ada di silabus. Format suplemen pembelajaran ini mengikuti format yang ada pada LMS Schoology. Mulai dari tampilan halaman awal yang terdiri atas menu Home, Course, Groups dan Resource. Siswa yang mendaftar menggunakan Access Code 34MFM-QJG8H akan langsung dapat mengakses suplemen pembelajaran pada menu Course. Course merupakan kelas belajar online untuk siswa. Course Impuls dan Momentum terdiri dari lima folder subbab materi Impuls dan Momentum, folder Pojok OSN, Soal Latihan Ulangan dan Soal Ulangan Bab. Selain itu, setiap folder subbab materi Impuls dan Momentum berisi beberapa folder lagi yakni, Ringkasan Materi, Contoh Soal dan Pembahasan, Video Amatan, Kegiatan Diskusi, Latihan Ulangan Bab, dan Ulangan Bab(Postest).
2.
Threatment Suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga berisi konten-konten yang mendukung siswa untuk belajar mandiri di rumah maupun di sekolah. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajara siswa. Adapun konten yang ada didalam suplemen pembelajaran dalam bentuk e-Learning dengan Schoology ini misalnya:
44 a.
Handout Melalui komponen ini siswa dapat mengetahui isi atau rangkuman materi yang disertai gambar yang berkaitan dengan fenomena dalam keseharian dan teknologi.
b.
Video Amatan Video Amatan dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait konsep Impuls dan Momentum. Selain itu, video ini juga dimaksudkan untuk membuat kegiatan belajar siswa lebih menarik.
c.
Kegiatan Diskusi Melalui kegiatan diskusi siswa dapat bertukar pikiran secara online dengan teman-temannya mengenai suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep Impuls dan Momentum serta aplikasinya dalam keseharian dan teknologi.
d. Latihan Ulangan Bab Melalui latihan ulangan bab siswa dapat menguji pemahamannya terhadap materi Impuls dan Momentum. Latihan Ulangan Bab disertai dengan feedback. Feedback berfungsi memberikan pengarahan pada siswa mengenai jawaban yang seharusnya. 3.
Storyboard Storyboard berisi penjelasan lebih rinci mengenai produk dan materi yang disampaikan melalui fitur-fitur dalam Schoology.
III.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan yaitu Research and Development atau Penelitian Pengembangan. Pengembangan yang dimaksud berupa suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum yang dapat membantu siswa mempelajari konsep pada materi Impuls dan Momentum. Sementara itu, penelitian yang dimaksud merupakan penelitian skala kecil yang dilakukan sampai didapatkan produk yang telah tervalidasi.
Desain penelitian pengembangan yang digunakan mengadaptasi dari model pengembangan media menurut Suyanto dan Sartinem (2009: 322). Peneliti memilih model tersebut karena pada model tersebut langkah revisi diletakkan setelah tindakan uji dilakukan. Selain itu, uji yang dilakukan pun bertahap sesuai dengan komponen yang akan diuji secara spesifik, sehingga revisi lebih terarah sesuai dengan komponen yang diujikan
B. Subyek Uji Coba Pengembangan Produk
Subyek evaluasi pengembangan produk pada penelitian pengembangan ini yaitu: 1. Uji ahli bidang isi atau materi yaitu untuk mengevaluasi isi materi pada
46 suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum yang dilakukan oleh ahli bidang isi atau materi, yaitu seseorang yang memiliki latar belakang Pendidikan Fisika. 2. Uji ahli desain dilakukan untuk mengevaluasi desain suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum yang dilakukan oleh seorang ahli teknologi pendidikan. 3. Uji satu lawan satu, yaitu diambil sampel penelitian empat orang siswa SMA Fransiskus Bandarlampung yang dapat mewakili populasi target yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 4. Uji eksternal, yaitu diambil dari sampel penelitian satu kelas siswa SMA kelas XI di SMA Fransiskus Bandarlampung.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan ini mengacu pada model pengembangan media instruksional yang diadaptasi dari Suyanto dan Sartinem (2009: 322). Desain tersebut meliputi tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan, yaitu: 1. Analisis kebutuhan, 2. Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, 3. Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, 4. Pengembangan produk, 5. Uji internal: uji kelayakan produk,
47 6. Uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna, 7. Produksi. Tahapan pengembangan produk yang diadaptasi ini dapat dilihat pada Gambar 17.
Analisis Kebutuhan
Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi Spesifikasi Produk
Pengembangan Produk
Produksi
Uji Eksternal
Uji Internal
Gambar 19. Model Pengembangan Media Termodifikasi Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 322)
1.
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi bahwa diperlukannya pengembangan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan teknik angket, wawancara, dan observasi langsung. Terdapat dua jenis angket, yaitu angket untuk siswa dan angket untuk guru. Angket siswa diberikan pada kelas responden, yakni kelas XI MIA 2 SMA Fransiskus Bandarlampung, sedangkan angket guru diberikan kepada guru mata pelajaran fisika di kelas XI SMA Fransiskus Bandarlampung. Metode angket dilakukan untuk mengetahui sumber belajar
48 yang digunakan, sejauh mana penggunaan media atau alat dan fasilitas dalam kegiatan pembelajaran serta mengetahui hambatan-hambatan dalam penggunaan media atau alat dan fasilitas pembelajaran, serta untuk mengetahui pentingnya penggunaan produk yang akan dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran.
Obervasi langsung bertujuan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sebagai sumber belajar bagi guru ataupun siswa yang mendukung kegiatan pembelajaran, seperti ketersediaan alat-alat praktikum di laboratorium fisika, dan ketersediaan jaringan internet, serta pemanfaatannya. Selanjutnya, hasil angket dan observasi inilah yang menjadi acuan penulisan latar belakang penelitian pengembangan ini.
2.
Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi sumber daya dilakukan dengan menginventarisasi segala sumber daya yang dimiliki sekolah, baik sumber daya guru maupun sumber daya sekolah, seperti perpustakaan, laboratorium fisika/komputer, jaringan internet, ketersediaan media dan sumber belajar lainnya yang mendukung kegiatan pembelajaran. Hasil identifikasi selanjutnya digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang dikembangkan.
3.
Identifikasi Spesifikasi Produk
Identifikasi spesifikasi produk dilakukan untuk mengetahui ketersediaan sumber daya yang mendukung pengembangan produk dengan memperhatikan
49 hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Menentukan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan dikembangkan. b. Mengidentifikasi kurikulum untuk mendapatkan identifikasi materi pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran. c. Menentukan format pengembangan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
4.
Pengembangan Produk
Tahap ini merupakan tahap pembuatan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum. Hasil pengembangan pada langkah ini berupa prototipe I. Langkah-langkah untuk mengembangkan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum, adalah: a.
Menganalisis KI dan KD Kurikulum 2013 Fisika untuk kelas XI SMA.
b.
Membuat silabus atau garis besar isi suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
c.
Membuka aplikasi Schoology dengan cara mengakses www.schoology.com
d.
Sign Up as Instructor atau mendaftar sebagai guru.
50 e.
Setelah registrasi selesai, penggunakan dapat membuat kelas (cretae course). Setiap Course yang dibuat memiliki kode akses. Kode akses ini nantinya yang digunakan siswa mengikuti kelas e-Learning.
f.
Kemudian, mengunggah Handout atau ringkasan materi yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
g.
Setelah itu, pengguna meng-import bahan ajar berupa tugas, kuis, file atau links, tugas diskusi, foto, ataupun halaman yang dapat berbentuk file. Bahan ajar berupa tugas, file atau links, tugas diskusi, ataupun pages dapat berformat pdf dan word. Setelah pengguna selesai mengimport, kemudian klik create.
h.
Selanjutnya, pengguna mem-publish tugas, kuis, file atau links tugas diskusi, foto atau halaman yang dapat berbentuk file. Untuk mempublish kuis tidak dapat secara otomatis ter-publish ke anggota grup yang lain, namun pengguna harus memiliki pengaturan tersendiri untuk mempublish test atau quiz tersebut.
5.
Uji Internal
Uji internal yang dilakukan pada produk terdiri dari uji ahli desain dan uji ahli isi atau materi pembelajaran. Produk yang telah dibuat diberi nama prototipe I, kemudian dilakukan uji internal produk dengan berpedoman pada instrumen uji yang telah dibuat. Pelaksanakan uji internal peneliti melibatkan dua orang ahli, yakni untuk uji ahli desain adalah seorang dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lampung yang memiliki keahlian dalam bidang teknologi pendidikan dalam mengevaluasi desain.
51 Selanjutnya, uji ahli bidang isi atau materi adalah seorang ahli bidang isi atau materi yang memiliki keahlian untuk mengevaluasi isi atau materi pembelajaran pada materi Impuls dan Momentum untuk SMA, yaitu seorang guru mata pelajaran Fisika SMA Fransiskus Bandarlampung yang memiliki latar belakang Pendidikan Fisika.
Setelah dilakukan uji internal produk, maka prototipe I mendapat saran-saran perbaikan dari ahli desain dan ahli isi atau materi. Selanjutnya, produk hasil perbaikan dan konsultasi disebut prototipe II.
6.
Uji Eksternal
Setelah dilakukan uji internal atau uji kelayakan produk dan diperoleh hasil berupa prototipe II, langkah selanjutnya adalah melakukan uji eksternal yang diberikan kepada siswa untuk digunakan sebagai suplemen pembelajaran sekaligus media atau alat dan fasilitas pembelajaran. Uji eksternal merupakan uji coba kemanfaatan produk oleh pengguna. Hal-hal yang diujikan yaitu kemenarikan, kemudahan menggunakan produk oleh pengguna, dan keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Uji ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu uji satu lawan satu dan uji kelompok kecil. Tahap uji satu lawan satu ini bertujuan untuk melihat kesesuaian media dalam pembelajaran sebelum tahap uji coba media pada uji kelompok kecil. Uji satu lawan satu dilakukan dengan cara memilih empat orang siswa secara acak, dimana siswa menggunakan media secara individu (mandiri), lalu diberikan angket untuk menyatakan apakah media sudah menarik, mudah digunakan, dan
52 membantu siswa dalam pembelajaran dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”, media akan diperbaiki pada pilihan jawaban “Tidak”, sedangkan untuk uji kelompok kecil diberikan kepada satu kelas sampel pada siswa yang sudah pernah mendapatkan materi Impuls dan Momentum. Uji kelompok kecil dilakukan untuk mengetahui tingkat kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan dalam menggunakan media dan keefektifan media. Siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan media berupa suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum. Sebelum pembelajaran, siswa diberikan pretest dan setelah pembelajaran siswa akan diberikan posttest. Selanjutnya, nilai pretest dan posttest dianalisis guna menghasilkan nilai Normalitas Gain (N-Gain) untuk mengetahui tingkat keefektifan media yang digunakan.
7.
Produksi
Setelah dilakukan perbaikan dari uji eksternal, maka dihasilkan prototipe III yang kemudian dilakukan tahap selanjutnya, yaitu produksi. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan, yaitu dihasilkan media berupa suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum yang telah tervalidasi dan siap digunakan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini. Ketiga macam metode tersebut meliputi:
53 1.
Metode Observasi
Metode observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang proses pembelajaran.
2.
Metode Angket
Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh menggunakan instrumen angket yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru serta siswa dalam menggunakan media atau alat dan fasilitas pembelajaran fisika, selain buku pegangan yang diberikan dari sekolah. Angket diberikan kepada guru serta siswa SMA untuk mengetahui kebutuhan akan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum. Instrumen angket uji internal digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan kesesuaian desain dan isi atau materi produk yang telah dikembangkan, dan instrumen uji eksternal digunakan untuk mengumpulkan data kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang telah dikembangkan.
3.
Metode Tes Khusus
Metode tes khusus digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk yang dikembangkan sebagai media suplemen pembelajaran. Produk digunakan sebagai sumber belajar dan pengguna (siswa) diambil sampel penelitian satu kelas siswa kelas XI MIA 1 semster 2 SMA Fransiskus Bandarlampung.
54 Untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan, digunakan desain penelitian One-Group Pretest Posttest Design. Gambar desain yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 18.
O1
X
O2
Gambar 20. Desian Penelitian One-Group Pretest Posttest Sumber: Sugiyono (2010: 110) Keterangan: O1 = Pretest pada kelas penelitian X = Treatment, penggunaan produk O2 = Posttest pada kelas penelitian Tes khusus ini dilakukan pada satu kelas sampel, yaitu siswa kelas XI MIA 1 SMA Fransiskus Bandarlampung, semester genap tahun 2015/2016. Siswa diberikan pretest tentang materi Impuls dan Momentum. Selanjutnya, siswa menggunakan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology sebagai media pembelajaran pada materi yang sama, kemudian siswa tersebut diberikan posttest. Hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mendapatkan N-Gainnya.
E. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat kebutuhan produk media atau alat dan fasilitas pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti.
55 2.
Data hasil identifikasi kebutuhan dan dilengkapi dengan data hasil identifikasi sumber daya digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang mungkin dikembangkan.
3.
Data hasil uji internal atau kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan. Instrumen angket penilaian uji internal memiliki dua pilihan jawaban, yaitu “ Ya” dan “Tidak” yang sesuai dengan konten pertanyaan. Masing-masing pilihan jawaban mengartikan tentang kelayakan produk menurut ahli.
4.
Data kemenarikan, kemudahan penggunaan, dan kemanfaatan produk diperoleh melalui hasil uji kemanfaatan pada pengguna secara langsung. Instrumen angket terhadap penggunaan produk memiliki empat pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan dan setiap jawaban memiliki skor yang berbeda. Pilihan jawaban dan skor penilaian tiap uji dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban. Pilihan Jawaban Uji Uji Uji Kemenarikan Kemudahan Kemanfaatan Sangat Sangat Sangat Menarik Mudah Bermanfaat Menarik Mudah Bermanfaat Cukup Cukup Menarik Cukup Mudah Bermanfaat Tidak Tidak Menarik Tidak Mudah Bermanfaat
Skor 4 3 2 1
Sumber: Suyanto (2009: 20)
Penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
56 5.
Hasil penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang dihasilkan. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Konversi Skor Penilaian menjadi Pernyataan Nilai Kualitas Skor Penilaian 4 3 2 1
Rerata Skor 3,26-4,00 2,51-3,25 1,76-2,50 1,01-1,75
Klasifikasi Sangat Baik Baik Kurang Baik Jelek
Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 327)
6.
Data hasil pretest dan posttest digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schology pada materi Impuls dan Momentum. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis pretest dan posttest adalah uji N Gain. Rumus Gain Ternormalisasi (Normalized Gain) = g, yaitu:
Hasil perhitungan Gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi dari Meltzer dalam Abdurrahman (2011: 35) seperti yang terdapat dalam Tabel 5. Tabel 5. Klasifikasi Gain (g). Besarnya Gain g > 0,7 0,3 < g 0,7 g
Interpretasi Tinggi Sedang Rendah
Sumber: Meltzer dalam Abdurrahmaan (2011: 35)
57 Setelah analisis dilakukan dengan menggunakan uji N Gain, validitas, dan keefektifan produk media suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum.
Apabila rata-rata nilai hasil perhitungan Gain mencapai rata-rata skor 0,3 < g 0,7 dan yang termasuk dalam klasifikasi Gain Ternormalisasi sedang maka produk dianggap valid dan efektif.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Dihasilkan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum dengan prosedur pengembangan yang telah tervalidasi.
2.
Suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum memiliki skor kemenarikan 3,03 (menarik), kemudahan 3,04 (mudah), dan kemanfaatan 3,01(bermanfaat).
3.
Suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran dilihat dari hasil uji efektivitas diketahui bahwa rata-rata besarnya N-Gain adalah 0,39 dalam kategori “Sedang”.
B. Saran Saran dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mengiplementasikan suplemen pembelajaran fisika dalam bentuk e-Learning dengan Schoology pada materi Impuls dan Momentum untuk mengetahui efektivitasnya
77 2. Sebelum menggunakan Schoology, pastikan komputer atau laptop sudah terpasang browser sepert Mozila Firefox, Opera, atau Google Chrome. Schoology tidak dapat diakses dengan menggunakan browser Internet Explorer bawaan Windows. 3. Jika menggunakan komputer atau laptop, pastikan bahwa resolusi layar 1024 x 600 pixel atau 1280 x 768 pixel.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2012. “Panduan Penyusunan Modul Bagi Pengembangan Profesional”. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Bandar Lampung: Universitas Lampung. Abidin, A. dan Nawi, R. 2002. E-Learning: Penerokan Media Pembelajaran Terkini. E-Learning Unit. Sarawak: Universitas Malaysia Aminoto, Tugiyo dan Pathoni, Hairul. 2014. Penerapan Media E-Learning Berbasis Schoology untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Usaha dan Energi di Kelas XI SMA N 10 Kota Jambi. Jurnal Sainmatika. (Online), Vol 8, No. 1, (http://online-journal.unja.ac.id), diakses 8 Juli 2015. Amiroh. 2012. Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management System Moodle. Sidoarjo: Genta Group Anastasi, A. 1988. Psychological Testing (6th ed). New York: Macmillan Publishing Company. Basori. 2013. Pemanfaatan Social Learning Network Schoology dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS. JIPTEK, (Online) Vol. VI, No. 21, (https://digilib.uns.ac.id), diakses 8 Juli 2015. Darmawan, Deni. 2014. Pengembangan E-Learning Teori dan Desain. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fatur. 2013. Schoology jejaring soasial yang sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. (Online), (http://fatkoer.wordpress.com/2013/04/25/schoologyjejaring-soasial-yang-sangat-bermanfaat-bagi-guru-dan-siswa), diakses 8 Juli 2015. Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Hasanah, Nur. 2016. E-Learning dengan Schoology Sebagai Suplemen Pembelajaran Fisika Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke. Jurnal Pembelajaran Fisikal. (Online), Volume 4, No: 2 Tahun: 2016, (http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF) diakses 20 April 2016.
79 Januarti, Rani Dwi. 2014. Pengembangan Media Mobile Learning dengan Aplikasi Schoology pada Pembelajaran Geografi materi Hidrosfer kelas X SMA Negri 1 Karanganyar. Skripsi. Surakarta: Universitas Negeri Solo Kamarga, Hanny. 2002. Belajar Sejarah Melalui E-Learning: Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: PT Intimedia. Kanginan, Marthen. 2013. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Kementrian Pemdidikan dan Kebudayaan. 2014. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Materi ImplementasiKurikulum 2013 SMP/ MTs Ilmu Pengetahuan Alam. BPSDMPMP. Jakarta Mahanani. 2013. Aplikasi Schoology dalam proses pengajaran dan pembelajaran. (Online), (http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/aplikasi-schoologydalam-proses.html), diakses 4 November 2015. Oetomo, B.S.D. dan Priyogutomo, Jarot. 2004. Kajian Terhadap Model e-Media dalam Pengembangan Sisstem e-Education. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Informatika 2004, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 21 Februari. Pratiwi, Novia Gilang. 2014. Blanded Learning Makalah Komunikasi dan TI Pendidikan. (Online), (http://noviagilang.blogspot.co.id/2014/04/makalahblended-learning.html), diakses 6 Desember 2015. Rahayu, Suci Prima. 2013. Blended Learning dan Peluangnya. (Online), (https://primazip.wordpress.com/2013/06/10/blended-learning-danpeluangnya), diakses 6 Desember 2015. Rakesh, Azad. 2013. Blended Learning: A Way For Excellence In Teacher Education In E-World. [Online]. International Journal Proceeding of the Global Summit on Education ,Volume. 3, No.1, Available: http://www.WorldConferences.net. [6th of Desember 2015] Ramadhani, Mawar. 2012. Efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis Web pada Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Riad, A. M. dan El-Ghareeb, H. A. 2007. A Service Oriented Architecture to Integrate Web Service and Software Agents in Course Management System.[Online]. Egyptian Informatic Journal, Vol 8, Issue 1, Available: http://tojde.anadolu.edu.tr/yonetim/icerik/makaleler/411-published.pdf. [8th of July 2015] Rossett, A., Frazee, R. & Douglis, F. 2003. Building A Successful Blended Learning Strategy. [Online]. Vol 5, No.1, Available: http://ablendedmaricopa.pbworks.com/f/Strategies-Building-BlendedLearning.pdf. [7th of Desember 2015]
80 Sadiman. 2008. Media Pendidikan, Pengetian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada . 2011. Media Pendidikan, Pengetian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sastrawan, Nyoman J. 2015. Pengembangan e-Learning: Penggunaan e-Learning dalam Pembelajaran IPA. Jurusan Teknologi Pendidikan. (Online), Volume 3, No: 1 Tahun: 2015, (http:// ejournal.undiksha.ac.id) diakses 20 Mei 2016. Setyosari. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta. Kencana. Siahaan, S. 2003. E-Learning (pembelajaran elektronik) sebagai salah satu alernatif kegiatan pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. (Online), Volume 9, No 042, (http://library.um.ac.id) diakses 20 November 2015. Soekartawi. 2003. E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional „E-Learning Perlu E-Library‟. Universitas Kristen Petra, Surabaya, 3 Februari. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. . 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Suyanti, Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha. Ilmu.
Syarif, Izuddin. 2012. Blended Learning. (Online), (http://izuddinsyarif.blogspot.co.id/2012/05/blended-learning.html), diakses 6 Desember 2015. Taniredja, Tukiran., dkk. 2011. Model-model Pengembangan Inovatif. Bandung: Alfabet. Wahyono, Budi. 2012. Pengertian Blanded Learning. (Online), (http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/pengertian-blendedlearning.html), diakses 6 Desember 2015.