: Prof. Nurlina Tarmizi, M.Si., Pb.D NJP. L 9470413 197~02 2 001
( 4'- ) ( l!it!i. ) ~-
Dr. Rosmiyati Chodijah, M.Si NIP. 19560517198503 2 001
(
Prof: Dr. Bernadette Robiani, M.Sc
(
NIP. 19640216
198903 2 001
)
~
)
BUKTI TELAH MEMPERBAIKI TESIS HASIL UJIAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI llMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNJVERSITAS SRIWIJA YA
Yong bertando tongan Cli bawoh ~1i:
Noma
No. ~.
Prof. Dr. Didi~ Susetyo. M.Si
1.
Jabot an Pengvji
landa'ongon
Tonggol
··-
,,_ 1--.:..11
Kelua
·--··· l:n. Tatang A.M. Sariman. M.A._ Ph.O
2.
/!J-Pr-..7.!)10
Selaetom
. 3.
Prof. Nurlino Tonnizi. M.Si .. Ph.D
Anggota
4.
Or. Rosmiyafi Chodijoh, M.Si
Anggota
5.
I
·Prof. Dr. 6e~nade tte Robtonl. M.Sc
Anggola
Mencrongkan bohwo: Noma NIM
BKU Judul Tesis
: Meel1 P\ortono : 20082004054 : Perencanaon SOM : Pengoruh Pendidikon don Jumoti Anggoto Rumah Tongga temodop Kemiskinon ~umoh longgo Pel<etjodi Sumulera Sela tan.
Telah mcmocrtxnkl tosis ha;ij ujian
Polemtxing,
Me: 2010
tcetuo Program Stud!, rmv A:OtlOnli.
Prof. Dr. Bernadette Robioni. M.Sc NIP 19640216 198903 2 001
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Medi Kartono
NIM
: j.00&2004054
Program Srudi : Ilmu Ekonomi
BKU
: Perencanaan
SOM
Menymnkrul dengan sesungguhnya bahwa ; 1. Seluruh data, infonnasi, ieterpretasi
serta pernyataen dalam pembahasan den
kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kccuali yang disebutkan sumbemya, adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan sena pemikiran saya dengan pengarahan dari pembimbing yang ditetapkan. 2. Karya ilmiab yang saya tulis ini adalah asli dan belwn pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akadcmik, bailc di Universitas Sriwijaya maupun di perguruan tinggi lainn)'a.
bemikian pemyataan ini dibuat dengan
sebenamya dan apabila di kemudian hari
ditemukan bukli ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut di atas, malca saya bersedia mencrima
simksi
akadcmis berupa pcmbatalan gelar ynng diperoleh melalui pengajuan
karya ilmiah ini.
Palembang,
Mei2010
Yang Membuat Pemyatsan ,'\,UiTEJt.A I
Ti!MP'EL ""~VA.>.-~i!N
/
Medi KJimno
v
ABSTRACT This research pusposes is to investigate the impact of education and number of household members to worker's household poverty in South Sumatera Province. This research use cross section data of 8.493 worker's household sourebed from National Socioeconomic Survey (SUSENAS) conducted in 2005 by lnoonestan Bureau of Statistic Centre. I Ising ordinal regression model with complementary log-log link function, the results indicate that: ( l) improving educarion, both household head and productive age household members, can reduce the probability of worker's household to be poor, both rural and urben areas; (2) Household heads whom ftuishoo Vocational Senior Secondary School have smaller probability to be poor than ones whom fmishcd General Senior Secondary
School; (3) the number of household members or household size can Increase the probability of m:n:ker's household to be poor, both rural and urban areas. Keywords: F.ducaJlon, hou.fehold site anti working pnverty
Pcnelitian ini bertuj uan untuk mengetahu] pengaruh pendidikan dan jumlah anggota
rumah tangga terbadap kemiskinan rumah tangga pekcrja di Provinsi Swnatcra Sclatan. Penelitian ini menggenakan data cross sec/ion 8.493 rumah umgga pekerja yang bersumber
dari hasil Survei Sosial Bkonomi Nasional (SUS.ENAS) Badan Pusat Statistik tahun 2005. Hasil analisis regresi ordinal menggunakan camplemeruory Ing-log link function men1111jllkkllll bahwa: (1) peningkataA f)elldidikan. baik pelldidiJ
ltatokllltd: Pendidikan,jumlllh a11ggr>ta 'ullUJh tlllJgga, AD"lidinan pek.erja.
KATA PENGANTAR Assaiamu'alaikum waraiunatullabi wabarakatub
Paji dan ~yukW' peoulis panjatkan kehadirat Allah SWf yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan, Tesis ini disusun dalam rangka unruk memenuhi salah satu syarat untuk mempcroleb gelar Magister Salus Bldang llmu Ekororm dengan Bidang Kajian Utama Perencanaan Sumber Daya Manusia pada Program Pascasarjana Universitas sriwijaya. Mao;alah yang dikaji dalam tesis ini adalah Pcngaruh Peadidikan d.an Jumlah Anggota Rumah Tangga terhadsp Kemiskinan Rumah Tangga Pelcerja di Sumatera Selatan. Sistematika tesis ini disusun dalam lima BAB. Adapun unnan penulisan tesis ini adalah BAB l. Pendahuluan, BAB II. Tinjauan Pnstah, BAB Ill. ~etode Penelitian, BAB
lV. Hasil dan Pembahasan, dan BAB V. Kesimpulan dan Sann. Penulis menyedari bahwa dalam penelltian ini banyak terdapo.t kelernahan, Oleh
karena itu, disarankan penelitian lebih lanjut untllk mengkaji penyebab kemiskinan pada rumah tangga pekerja dengan menggunakan dalll terbaru dan menambahkan variabel lain
sepeni jwnlah anggota nanah iangga yang bekerja,
raia-rata jam
kerja, j enis pekerjaan,
lap~an usaha, kepemilikan aset dan scbegainva, Semoga basil penelitian ini bennanfaat dan dapat rnenjadi bahan masukan bagi
semua pibak dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Sumstera Selatan, Wassalamu 'alaikum NJarah1n11tulJJJhi wab
f>aiembang, Mci 2010
Medi KD.rtono
UCAPAN TERIMA KASlH Dengan kerendahan hati penulls menghaunkan rasa terlma kasih yang tak terhingga kcpeda : I. Bapak Prof. Dr. tl. Didik Susetyo, M.Si se\aku Pembinting Utama dan Bapak Drs. Tatang A.Jvl. Sariman, M.A.. l'h.U selaku l'cmbimbing K~dua yang telah meluangkan waktu unluk rnembimbmg penulis, scrta banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan tesis ini. 2. lbu Prof. Hj. Nurlina Tannizi. M.Si., Phf), !bu Prof. Or. Bernadette Robiani. M.Sc dan lbu Dr. Mj. Rosmiyati Chcdijah. M.Si sebagai dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan schingga tesls ini menjadi lebih baik. 3. Kepa!a Pusar Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas yang telah membcrika» beasiswa, Bupati Ogan Kon1ering Ulu yang 1clah memberikan tugas belaiar serta dulcungan Ilana, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kah.
OKll yang tclah memocrikan resomendasi, Din.>ktur Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Ketua dan Sekretaris Program Stu.Ji llmu Ekonomi Program l'..scasarjlUla univc:rsilas Stiwija)'a. 4. Ayahanda Anwar dan ibunda R.oS
Ekonomi BKU Percncanaan SC>M Fikri, Desy, Ima, lum Win Triotna, slitf Prodi nmu Ekunouii PP1; U11~ti Mbak Dia11 d~n Joni, staf Perpustakaan PPs Unsri serta berSagai pihak ;ang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu y1mg tutut mc:mbantu penulis
dalnm menyelesaikan resis ini.
ix
DA."FTAR IS( i-iALAMJ\N Juoui,
. ii iii
HALAMAN PENGl::iSAHAN
llALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS
8UkTi Th.LAH MEMPERBAIKI TESiS HASiL UiiAN PENYA T AAN
4.2.2.2. Pengaruh Pendidikan Anggota Rwnah Tangga Usia Produktif terhadap Kemiskinan Rumah Tangga Pekerja di Sumatera Selatan .... .. . .. .. ...... 4.2.2.2. Pe11garuh Jurulah Anggota Rumah T:uigga terhadap Kemiskioan Rumah Tangga Pekerja di S\lfll!ltcm1 Semtan ,, .. • .. .. . • .. .. . • . lmplikasi Kebijakan . .... .. . . .... . .... .. . . . .. . .. ......... ....
Rata-rata Lama SekoJaii Anggota R.wnah 'f'angga Usia Produktif Menurut Kategori Kemiskirum dan Daerah di Sumatera Selatan Tahun 2005 . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . .. . . . . .. .
Gambar4.2.
, ..
Rata-rata jwnlah Anggota Rumah l'angga. Peket]ll
Miskin dan Pekerja
Tidak Miskin Menurut Daerah di Sumatera Selatan Tahun 2005 . .... ..
xiii
:l2
33
DAFTAR LAMi>iRAN
Larnpiran I
Distribusi Rurnilh Tengga Sampel Menurut Kabupaten/Kota dan Daerah
Lampiran2
Persentase Rumah Tangga Miskin dan Tidak Miskin Menurut Pendidikan Kepala Rurnah Tangga dan Daeran
LampirM 3
Rata-rata Lama Sekmeh Allggota Rumah Timgga Usia J>roduktif Mmurut Karegori Kemiskill3JIdan .Daerah - -· · -· · - - --· ·
I.ampiran4
Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga Mcnurut Kategori K.emiskinan
dan Daerah Lampiran5
Regresi Ordinal Daerah Perdesaan
Lampiran6
Hasil Regresi Ordinal Daerah Perkotaan
iampiran7
Rata-rata Probabilitas Rumah Tangga Pekerja Menjadi Miskin Menurut Pendidikan Kepala Rwnah Twigga
Lampiran8
Rata-rata Probabilitas Rumah Tangga Pekerja Menjadi Miskin Menurut Jumlah Anggota .Knmah Tangga di Daerah Perdesaan
Lampiran9
Raia-rata Probabilitas
Rnmah Tangga Pckerja Menjadi Miskin Menurut
Jumlah Angguta Rumah Tangga di Daerah Perkotaan Lampiran 1 o Kuesioner suseeas
ioas
xiv
BA.Bi PENDAHULIJAN
1.1. Latar Belaluing Kemiskinan merupakan masalah fenomenaJ sepanjang sejarah peradaban manusia, karena hal tersebut dialami oleh semua oegora di dunia dengan tingkat kemiskinan yang berbeda, Menurut Sharp, et al. (dalam Kuncoro, 2000: 101), di Amcrika Seri.kat (AS), yang
tcrgolong negare maju dan salah satu negara terkaya di dunia, masih terdapat jutaen orang yang tcrgolong miskin. Semeutara, mereka yang hidup tidak miskin temyata
re!atii' miskin
dibandingkan penduduk AS lainnya. Menurut Tambunaa (2003: 82), bagi negara berkembang, tidak terkeeuali Indonesia, kemiskirum dan kerimpangan distribusi pendapatan merupakan masalah besar, bikatakan besar, karena jika dua masalah ini dibiarkan berlarut-larut atau dibiarkan semakin parah, pada akhirnya akan menimbulkan konseknensi politik daa sosial yang sangat serius. Suatu pemerintahan bisa jatuh karena arnukan rakyat miskin yang sudah tidak ta1ian lagi menghadapi kemiskinannya, Menurut Oaradjatun (2009: I), kemiskinrui merupakan kcjahatan terbesar bagi
kemanusiaan. K.emiskinan membunt jutoan ralcyat tidak mendapatkan haknya unrek bidup bebas dari lapar d1111 takut, bebas dari kebodohan dan kesakitan, bebas dari pelacuran dan pcrbudakao sesama manusia, dan bebas dari berbagai tragedi kemiskinan lainnya.
K.emiskinan juga adalah sumber segala masalah sosiel kemasyarakatan sepeni masalah rumah tangga, kriminalitas, anak jalanan, daerah kumuh, daa sebagainya, Pcdc:embangan tingkat kemiskinan di S\Ullatera Selatan dan Indonesia dalam periode 2002-2009 dapat dilihat psda Tabel 1.1. Dalam periode tersebut, seeara kerelun1han baik di Sumatera Selatan maupun secara nasional tingkat kemislcinan mengalami penunman, kecuali tahun 2005 dan 2006. Pada tahun 2005 tingkat kemiskinan di Swnatera Selatan mengalami
2 peningkatan, dan pada tingkat nasional pcllingkalan terjodi pada tahun 2006. Peningkatan ini menurut BPS (2007: 43-44) terjadi karena inflasi dalam periode Februari 2005 - Maret 2006
mencapoi 17,95 peISCD. Tingginya infl~iini sebagai ak.ibat kenalkaa lwgll bahan bakar rninyak (DIJM) dalam negeri yang rnengalami dua kali kenaikan yang cukup tinggi dalam
periode tecsebUI.
Tabel 1.1. i'ericembangao Tingkat Kemi.!idnao cii Sumaten Seiatan dan Indonesia Tahu. 2002-2009 ("o) Sc.nnacmi Selatan Taha• ~···· Perkolua l'erde
••
2002 .. 2003
22,62
hdoat1ia TOid
Pcrkotaaa
Ptrdts ID
Tolal
14,46
21,10
18,20
13.57
20,23
17,42
22,16
22,32
18,53
21,79
21,54
2004
17,34
21,33
20,92
12,13
20,11
16,66
200S
21,19
20,90
21,01
11,68
19,98
IS,97
2006
22,32
20,14
20.~
13,47
21,81
17,75
2007 -···
20,30
18,43
19,IS
12,52
20,37
16,58
2008
18,87
1 ·r,01
17,73
11,65
18,93
15,42
2009
16,93
15,87
16,23
10,72
17.lS
14,15
' ;
Sumber : BPS, 2009
Ada tiga baJ menarik yang ditunjukkan oleh data pada Tabel J.l. di 111118. Pcrtama, tinglcat kemiskinan di Sumatera Selatan temyata lebih tinggi dibandingkan dengen tingbt kemiskiaan
secara nasional. Kedua, ting1mt kemiskinan pcrdcsa.an di Sumatera Selatan
dalam periode 2002-2005 lebih tlnggi dlbandingkan dengan tlngkat keruislJrum perdesaan secara nasional. Scjak tahun 2006, tmgkat kemlsklnen perdesaan di Sumatera Sclaran berebah mcnjadi Iebih rendah dibandingkan dengan tingkat kemiskinan perdesaan secara naslonal. Ketlga, jlka
secara naslonal tlngkat
k.emiskinan perkotaan leblh rendab
dibandingkan dcngan tingkat kemiskinan perdesaan, namun di Sumatera Selatan justru
J
sebaliknya. Tingkat kemiskinan perkotaan di Sumatera Sclatan lcbih tin~ dibandingkan dengan tingeat kemiskinan pcrdesaan, kecuali tahun 2003 dan 2004. Tingkat kemiskinan perkotaan di Sumatcra Selatan ini juga jauh lcbih tinggi dibandingkan dengaa tingkar
kemiskinan perkotaan secara uasioeal, Masalah k.emiskinan tidak cukup hanya dilihat dari persentase penduduk miskin (head c:oum Index). Perlu juga diperhatikan indikator Jalnnya, yailu indeks kedalaman
kemiskinan (P1) dan indeks keparahan lcemiskinan (P2). Data pada Tabel l .2. menunjukkan bahwa P1 dan P2 di Sumatera Selatan secara keseluruhan lehih tinggi dibandingbn dengan Pt dan 1'2 secant naslonal Tingginya P1 dan P2 di Sumatera Selaran ini khususnya terjadl di daerah perkotaan, sedangkan di daerah perdesaan
P1
dan P2 relanf rcndah.
Tl!~ I.~ W
Tahun Kota
Dall
P2 ("k)
K+D
Desa
Kofa
K+D
Sum.Ura Sel.a1a•
!
2007
4.92
3.16
3.84
I.63
2008
3.82
2.73
3.IS
120
2009
3.68
2.67
'.1.06
l.161_0_67
0.86
O.SJ
l.14
0.64
0.85
;
Jn.~cill~i• 2007
2.15
!
3.78
2.99
0.57
1.09
0.84
2008
2.07 I
3.42
2.77
0.56
1).95
0.76
2009
1.91
I
3.0S
2.SO
0.52
0.82
0.68
Slll!lber ; BPS, 2009_
'
Menurut Majid (2001: 1-2) bahwa sifiu kemiskiDan di negara bcTkembang berbeda dengan kemiskinan di negom mnju. Kaniskinan di negaza maju terkait pengangguran
crat
deogan
(kemiskinan terj
4
jika tingkat pe.ngan~
meningkat maka tingkat kemiskioen ~
meningknt, dan
sebaliknya. Namun, di negara berlcembaog lcemiskioanjustru terjod.i pada orang yang beketja, Tidalc adanya
Jaminan sosial
bagi paigaoggumo di negara bcrlrembang, membuat penduduk
miskin terpeksa bekerjn untuk mcmcnuhi kcbutuhan hidup keluarga11ya. walaupun dengan U()llh yang rendah, Semenwa bagi mereka yang mempunyai jlllllinan untuk hidup di am garis
kem!skioan (misaloya dari keluarga), l~bih memilih lllllUk meneari peketjaan (m.enganggur) darip<W.a bekerj11 dengan upah yang n:ndah atau bahlran tidak terlibat sama sekali dalatn
1)8.W"
kerja. Hal inilah yang membuat tingkat pengangguran di banyak negara berkembang berkorelBsl negailf dengan tingkat kemiskinan. Oraag yang beketja dan tenna~ dalam nunah ~
miskin ini didefinisikan sebagei pekerja mii
"5.0D 4000 e
Sumber : BPS, 2007. Gambar 1.1. llubungan antara Kemiskinan dan Pengangg11ran Tingkat KaoopatenlKDta di Jawa daa Bali T•h1111 2007
Kemiski11110 pada or.mg yang bel<elja juga menjadi fenome.na di Indonesia. Hasil analisis BPS menggunakan dala cross section kabupaceo/kota di Jawa dan Bali men\ll\j1ikkan bahwa tingkat pengangguran terbuka berkordasi negatif dengan tingbt kemi!dcinan (Gambar I.I). Kabupat.en/kota dengan tingkat pengangguran tinggi temyata tingkat kemiskinannya
5
relatif rendah. Sementara Kabupatelllkota dengan tingkat pengangguran reodah ternyata tingkat k.emiskinannya tinggi. Fenomena ini menunjukkan bahwa pengangguran di Indonesia tidak ident.J'k dengan penduduk miskin.
Fakta bahwa penduduk miskin lcbih ccndenmg bekerja daripeda menganggur semakin jelaa dengan melihat data pada Gambar 1.2. Pala tahun 2007, sekitar 87 persen rumah tangga miskln di .Indonesia sumber pt-1lgha8ilan Sementara rumah
iangga
utama
rumah tangganya adalah dari belc:erja.
mislcin yang sumbee penghasilan utamanya bubn dari bekerja
BlllU
y1111g tidak bekerja hanya sekitar 13 persen Jib dilihat berdasarkan sektor ekomrni, sebagian
besar (S2,84 %) sumber penghasltsn utama n.uoah tangga miskln di Indonesia adalah sektor pertanian dan yang belc:erja di sektor industri pengolahan serta sdctor lainnya hanya sebesar 5,9 clan 28,3 persen,
fl Tidak Bekerja !!I .Bekerja di Selctor Pertanian
D Bekerja di Seklor LaDlya
Smnbe.-: BPS, 2007.
Ga111'b11r l.l. Persenfase Rwmih Tangp MiskllJ Mmlll'llt Sumber Pengha&ikn Utama Ramah Tl.lll',ga dl Indonesia Tabun 2to7 Tobing (2009: 56) mencoba mengestimasl jumhih pekerja miskln di Sumatera Selllllln dengen asumsi behwa head count ilrdeks pclcerja sama dengan head CGWTJ lndek;, penduduk secara kcscluruban. Ilas:il estimasi ini menunjulrLn bahwa tcnlapat sekitar 360 ribu pekerja mlskin di Sumatera Selata11 peda tahun 1990 (Gambar 1.3). Jumlah ini menga1amJ penunman
6
meajadi 248 rihu pada talnm 1996. Pada talum 1999 jumlah pekerja miskin membengkak menjadi 603 ribu. Mertlngk.atnya jumlah pekerja miskin psda tahun 1999 ini sehqgai okibllt terjadinya krlsis ekonomi pada tahun 1998. Prisca laisis, Jumlah pdcerja miskin terus meningkat meneapai 647 ribu pada tahun 2004. Setelah itu, berangsur-angsur mcngalami penun.utall
menjndi 586 ribu pada tahan 2007. Namun, jumlah ini rn11Sih cukup tinggi
dlbandlngkan dengim kondisi sebehm krisls,
700
620
612
1999 2002
2003
603
647
645
634
2004
2005
2006
500
200
1990
1993
1996
2007
Sumbcr: Tobing (2009; 56)
Gambar 1.3. Pecbmhaugan Jumlah Pekerja ~wkindi Su111ateraSelatlla Tahun 1990 -1007 (ribu jiwa)
Kcmiskinan pada orang yang bekerja, sebegaunana k.emisklnan secara umum, merupakan masalah yang kompleks, Dalam artian bahwa kemiskinan pada orang yang bekerja bukan hanya disebabkan oleh rendahnya pendapatan, tempi disebabkan oleh banyak faktor. Seseorang yang mempunyai pendapatan yang tinggi blsa saja termasuk da1am kategori pekerja rniskin, jika ia merupakan satu-satunya pekerja dal1U11 rumah tangga, sementara jumlah anggota rumah tangganya cukup banyak sehingga pendapatan
per kapita rumah tangganya berada di bawah garis kemisldnan. Seballknya. seseorang yang
mempunya.i pendapatan yang rendah belwn tentu termasuk dalam kategcri pekerja miskin,
7
jika ada anggota rumah tangga lainnya yang mernpunyai pendepatan yan~ cukup untuk mengangkat pendapatan per kapita rumah tangganya ke atas garis kemiskinan (ILO, 2005: 26). Menurut World Ba11k (2005:125-131) detenninan kemiskinan pada level nunah tangga dan iodivldu terdiri dari lcarakteristik soslal, ekonomi, dan dcmografi. Karaktetistik sosial yang mempengnruhi kemiskinan antara lain adalah pendidikan dan koodisi kesehatan, Karaktcrisrik ekonomi melipun pekerjaan (status pelltjlllUl,jenis pekerjaan, dan jam kerja) dan kepemllikan aset, Sedanekan karakteristik demogran antara lain adalah jurnlah anggota
rumah
tangga,
struktur umur
anggota
nunah
tangga,
tingkat
k.ctergantungao, dan jenis kelamin k:epala nunah tangga Berdasalkan uraian di atas, kemiskinan di Sumatera Selatan dapat dikatakan masih cukup tinggi, khusumya di daenlJt perkotaan. Kemiskinan tidak identik dmgan