PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS VIII MTs NEGERI 3 JAKARTA ( Kuasi Eksperimen Studi Kasus di MTs Negeri 3 Jakarta)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH USWATUN HASANAH NIM :1111015000091
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART
TERIIADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS VIII MTs NEGERI3 JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarj ana Pendidikan
Oleh:
Uswatun Hasanah
NIM : 1111015000091 Mengesahkan:
Pembimbing Skripsi
NrP . 197006061997 021002
JURUSAN ILMU PENGETAIIUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN T]NIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATT]LLAH
JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi berjudul "Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta". Disusun oleh Uswatun Hasanah Nomor Induk Mahasiswa 1111015000091, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UfN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 2 Desember 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan S o sial konsentrasi S o siolo gi-Antropolo gi. J
akarta, 02 Desemb er 201
Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua JurusarVProdi)
Tanggal
Tanda Tangan
Dr. Iwan Purwanto" M.Pd
NIP: 19730424 200801
1 012
,.7 -rr
->d(
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. H. Svaripulloh. M.Si
NIP: 19670909 200101 | 033 Penguji
:
t7-rz-,..ols
1
Dr. Iwan Purwanto. M.Pd
NIP: 19730424 200801
1 012
t1.-.!?:*.t.{
Penguji II
Moch. Noviadi Nugroho. M.Pd
NIP: 19761118 201101 1 006
Mengetahui
'-- - ";>
5
SURAT PER}TYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangap di bawah ini:
Nama
Uswatun Hasanah
NIM
I I I 1015000091
Jurusan/Prodi
Pendidikan lPS/Sosiologi-Antropologi
Angkatan
201
1
MENYATAKAN DENGAN SESTINGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjuduL "Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3 Jakarta" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:
Nama :Dr. Muhamad fuif. M.Pd
Nip
:197006061997021002
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 20 September 2015
Uswatun Hasanah
Nim. 1111015000091
MOTTO
" Tiada Kesuksesan tanpa adanya kesungguhan. Tiada Kepuasan tanpa ada perjuangan dan Pengorbanan”.
“Barang siapa yang menjalani suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan menganugrahkannya jalan ke surga”. (H.R Muslim)
(Uswatun Hasanah)
ABSTRAK
Uswatun Hasanah, “Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3 Jakarta”. Program Studi Pendidikan IPS, Jurusan Sosiologi-Antropologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Konsep Penyimpangan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 3 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pruporsive sampling. Sampel penelitian berjumlah 20 orang untuk kelas eksperimen dan 20 orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS. Analisis data menggunakan uji t, dan data hasil perhitungan perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok diperoleh nilai t hitung sebesar 5,05, sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan (df 40) = 1,68, maka dapat dikatakan bahwa t hitung > t tabel berarti hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3 Jakarta.
Kata Kunci : Media Flip Chart
ABSTRACT
Uswatun Hasanah, "Influence of Media Flip Chart Of Learning Results MTs 3 IPS in Jakarta". IPS Education Studies Program, Department of Sociology-Anthropology, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This study aims to determine the effect of Flip Chart Against Media Usage Study Results At the IPS concept of Social Deviations. This research was conducted at MTs 3 Jakarta. The method used is quasiexperimental. Sampling was done by pruporsive sampling technique. These samples included 20 people for a class experiment and 20 for the control class. Retrieving data using achievement test multiple choice that has been tested for validity and realibilitasnya. The hypothesis of this study is that there is Flip Chart Media Influence On Results of Study IPS. Analysis of the data using the t test, and the data on the calculation the average difference in posttest both groups obtained t value amounted to 5.05, while t table with a significance level of 5% (40 df) = 1.68, it can be said that t > t table means alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected. This shows that there is a Flip Chart Media Influence On Results of Study 3 MTs IPS in Jakarta.
Keywords: Media Flip Chart
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3 Jakarta”. (Kuasi Eksperimen). Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan keterbatasan penulis baik itu dalam kemampuan maupun pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Muhamad Arif M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini. 5. Ibu Dra. Faizah, selaku kepala sekolah MTs Negeri 3 Jakarta. Ibu Avrahdiba Fikratania M.M, selaku guru IPS MTs Negeri 3 Jakarta yang telah memberikan izin, bantuan, dan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di sekolah.
6. Ayahanda Boyong Efendi dan Ibunda Sumyati serta keluarga besar Alm. Kakeknda H. Sait dan Almh Hj. Sopanih yang telah memberikan bantuan moril, materil yang dengan sabar mendidik, membina, dan mendo’akan penulis. Adik Rizky Amalia, Zahratussyita, yang selalu memberikan do’a dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepada teman kosanku Desni, Syifa dan Resty yang telah memberikan semangat, bantuan, motivasi, dan waktunya kepada penulis. 8. Kepada Dini, Syahla, Lulu, dan Siwi, Mba Tri, Sahabatku dan seluruh teman Pendidikan IPS angkatan 2011. Semoga tali silaturrahmi kita tetap terjalin. 9. Seluruh siswa MTs Negeri 3 Jakarta khususnya kelas VIII. 10. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Ciputat, 20 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .......................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................................................ ii ABSTRACT ............................................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv DAFTAR ISI............................................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ................................................................................................................... ix DAFTAR DIAGRAM .............................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 6 B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6 C. Pembatasan Masalah ................................................................................................ 7 D. Rumusan Masalah .................................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .............................................................................................................................. 8 A. Kajian Teoritis ......................................................................................................... 8 1. Hakikat Media Pembelajaran Flip Chart ........................................................... 8 a. Pengertian Media Pembelajaran Flip Chart ................................................ 8 b. Karakteristik Media Pembelajaran Flip Chart ........................................... 12 c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flip Chart........................................... 12 d. Cara Mendesain Flip Chart ....................................................................... 13 e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flip Chart ........................ 13 2. Hakikat Media Pembelajaran Flash Card........................................................ 14 a. Pengertian Media Pembelajaran Flash Card ............................................. 14 b. Karakteristik Media Pembelajaran Flash Card..........................................15 c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card ......................................... 15 d. Cara Mendesain Flip Chart ....................................................................... 15 e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flip Chart ........................ 16
3. Hakikat Hasil Belajar ....................................................................................... 17 a. Pengertian Hasil Belajar ............................................................................ 17 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..................................... 20 c. Indikator Hasil Belajar ............................................................................... 21 d. Pengukuran Hasil Belajar .......................................................................... 22 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial .................................................................... 23 a. Pengertian IPS ............................................................................................ 23 b. Karakteristik Pembelajaran IPS ................................................................. 24 c. Ruang Lingkup IPS .................................................................................... 25 d. Tujuan IPS ................................................................................................. 26 B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................................ 27 C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 29 D. Hipotesis ................................................................................................................ 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 31 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................ 31 1. Tempat Penelitian. ........................................................................................... 31 2. Waktu Penelitian .............................................................................................. 31 B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................................... 31 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................................. 33 D. Variabel Penelitian ................................................................................................. 34 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 34 F. Uji Validitas Instrumen .......................................................................................... 36 1. Validitas Instrumen .......................................................................................... 36 2. Realibilitas Instrumen ...................................................................................... 37 3. Tingkat Kesukaran .......................................................................................... 38 4. Daya Pembeda ................................................................................................. 39 G. Teknik Analisis Data.............................................................................................. 40 1. Uji Persyaratan Analisis Data .......................................................................... 41 a. Uji Normalitas ............................................................................................ 41 b. Uji Homogenitas ........................................................................................ 41 H. Pengujian Hipotesis ............................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 43 A. Gambaran Umum MTs Negeri 3 Jakarta ............................................................... 43 1. Kondisi Lingkungan MTs Negeri 3 Jakarta ..................................................... 43 2. Visi dan Misi MTs Negeri 3 Jakarta ................................................................ 43 3. Tujuan MTs Negeri 3 Jakarta .......................................................................... 44 4. Sarana dan Prasarana MTs Negeri 3 Jakarta.................................................... 46 5. Data Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Negeri 3 Jakarta .......................... 47 B. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 52 1. Data Hasil Belajar ............................................................................................ 52 a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol .............................. 52 b. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................. 53 c. Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Belajar dengan Menggunakan Media Flip Chart ....................................................................................... 54 d. Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Belajar dengan Menggunakan Media Flash Card ...................................................................................... 55 C. Analisis Data .......................................................................................................... 56 1. Uji Normalitas .................................................................................................. 56 a. Hasil Uji Normalitas Pretest ...................................................................... 56 b. Hasil Uji Normalitas Postest ...................................................................... 57 2. Uji Homogenitas .............................................................................................. 58 a. Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................................................. 58 b. Hasil Uji Homogenitas Postest .................................................................. 59 D. Pengujian Hipotesis ............................................................................................... 60 E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................. 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 62 A. Kesimpulan ............................................................................................................ 62 B. Saran ...................................................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas Delapan .................. 27
Tabel 3.1
Waktu Penelitian .............................................................................................. 31
Tabel 3.2
Desain Penelitian ............................................................................................. 32
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes .................................................................................... 35
Tabel 3.5
Indeks Tingkat Kesukaran Soal ....................................................................... 38
Tabel 3.6
Kriteria Daya Pembeda………………………………………………..…… 39
Tabel 4.1
Data Nilai Pretest…………………………………………………………… 52
Tabel 4.2
Data Nilai Postest…………………………………………………………….53
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest………………………….57
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Postest………………………….57
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Liliefors Pretest………………………..58
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Liliefors Postest ..…………………….59
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1
Tujuan Instruksional…………………………………………………………….17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 3
Uji Coba Pretest dan Postest
Lampiran 4
Kisi-Kisi Instrumen Tes
Lampiran 5
Soal Validitas dan Kunci Jawaban
Lampiran 6
Validitas, Realibilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda
Lampiran 7
Lembar Observasi Proses Belajar Dengan Media Flip Chart
Lampiran 8
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 9
Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 10 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk Skor Hasil Postest Kelas Kontrol Lampiran 11 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk Skor Hasil Postest Kelas Eksperimen Lampiran 12 Perhitungan Uji Normalitas Data Lampiran 13 Perhitungan Uji Homogenitas Data Lampiran 14 Uji Hipotesis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah membentuk, membina, dan mengembangkan manusia, sehingga secara kualitatif memiliki kemampuan untuk membangun rakyat dan negara. Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing siswa dalam kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus dijalani oleh peserta didik, pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang teratur dan sistematik, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk membuat peserta didik agar mempunyai sifat atau tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Menurut Driyakara, Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik. Ia menjelaskan bahwa pendidikan merupakan proses mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup dan proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.1 Keberhasilan pendidikan sekolah ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukan betapa pentingnya posisi guru dalam dunia pendidikan. Menurut Alisuf Sabri “Mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional (Undang-undang No. 20 tahun 2003), pada Bab 1, Pasal 1, Ayat 1, menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1
Nanang Fatah, “ Landasan Manajemen Pendidikan” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006). hal. 4
1
2
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.2 Dengan demikian dalam prakteknya usaha pendidikan atau usaha sadar untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak didik tersebut harus dilakukan dengan sengaja dan terencana melalui proses bimbingan, pengajaran dan latihan atau pembiasaan yang dapat membangkitkan suasana belajar dan proses pembelajaran, yang menjadikan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi kepribadian dan kemampuan dirinya ketingkat kedewasaan dalam arti memiliki kekuatan dan kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara, hal itu dapat dilaksanakan di dalam ataupun di luar sekolah dan akan berlangsung seumur hidup. Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar yang kompetitif dan mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat dan apa yang diyakini. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3 Sedangkan proses belajar mengajar hendaklah diartikan bahwa proses belajar dalam diri siswa yang terjadi secara langsung mengajar (guru) ataupun secara tidak langsung. Belajar tak langsung artinya siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar lain. Guru hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat memungkinkan siswa belajar. Pada hakekatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interkasi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. 2 3
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (UIN Jakarta Press 2005), cet.1, hal. 7. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta 2010), hal. 2
3
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Selain itu guru juga dikatakan sebagai menejer dalam kelas dimana dia bertanggung jawab atas semua perencanaan, proses dan hasil belajar siswa. Guru adalah pengelola kegiatan proses belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan, serta keahlian yang harus dimiliki guru profesional, karena guru merupakan fasilitator dan motivator bagi siswa. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik. Agar dapat mengembangkan potensi secara optimal, dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan. Guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.4 Perkembangan ilmu dan arus globalisasi telah membawa perubahan dihampir setiap aspek kehidupan manusia. Dalam rangka menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, yang antara lain melalui pembaharuan sistem pendidikan dan khususnya pembelajaran ilmu-ilmu sosial (IPS) yang lebih bermakna. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan sosial mengisyaratkan bahwa pendidikan IPS mesti senantiasa melakukan langkah pengembangan guna menjawab permasalahan yang ada dalam masyarakat. 4
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal.
4
Banyak pandangan yang muncul seputar permasalahan yang ada dalam Pendidikan IPS, di antaranya ada pihak yang mengkritisi strategi yang mengkritisi strategi atau pendekatan yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Ada yang mengkritisi dari sudut materi yang diajarkan dengan realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan yang demikian setidaknya muncul asumsi dalam diri siswa bahwa IPS merupakan bidang studi yang menjemukan, kurang menantang minat belajar. Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar, mengharuskan para pendidik mencari solusinya. Diantara berbagai masalah tersebut salah satunya adalah masalah media pembelajaran. Dimana seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, agar siswa dapat memahami dan menguasai konsep materi pelajaran. Mata pelajaran IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan kesosialan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, serta hubungan antara manusia dengan manusia lain, manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Salah satu kendala dalam proses pembelajara IPS yaitu penggunaan media pembelajaran yang monoton akan mengakibatkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa. Dikarenakan guru hanya menggunakan media yang sama dalam proses pembelajaran. Dampaknya dari proses pembelajaran IPS yang kurang kondusif adalah minatnya para peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran IPS rendah, banyak peserta didik yang sering melakukan hal-hal yang bukan aktivitas belajar ketika pelajaran IPS, seperti berbicara dengan peserta didik yang lain, mengantuk di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung, mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain dan tidak mendengarkan saat guru menerangkan pelajaran. Dengan tingkat kebosanan dan minat yang rendah, para peserta didik tidak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, dan hasil belajar para peserta didik dalam mata pelajaran IPS rendah. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar IPS peserta didik rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari peserta didik. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, sikap peserta didik terhadap guru, sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, sikap peserta didik terhadap media yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
5
kebiasaan dan rasa percaya diri peserta didik. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar peserta didik, seperti: guru, sebagai Pembina kegiatan belajar, strategi dan media pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan dalam hal ini adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan tempat tinggal. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif maka diperlukan media pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan siswa dalam belajar, dan membuat siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah media pembelajaran flip chart. Media flip chart adalah “suatu informasi yang ditulis/dituangkan dalam lembaran-lembaran tersendiri, kemudian lembaran-lembaran tersebut dibundel jadi satu. Penggunaannya tinggal membalik satu persatu sesuai bagan pesan yang akan disajikan”.5 Cara penggunaan flip chart bergantung metode apa yang akan digunakan. Jika metode ceramah, flip chart langsung dibuka sesuai dengan topic pembicaraan untuk diterangkan atau ditulisi hal-hal yang perlu dituliskan. flip chart tidak langsung digunakan melainkan dapat menjadi variasi penekanan materi ajar. Dalam proses belajar mengajar media mempunyai arti yang sangat penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara, kesulitan dan kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan melalui bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih mudah memahami dan mencerna materi pelajaran dari pada tanpa bantuan media, namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan, karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Diperoleh hasil observasi pra penelitian bahwa kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar dan untuk itulah harus dicarikan pemecahan terhadap permasalahan tersebut. Diantara permasalahan yang ditemukan yaitu kondisi kelas yang kurang 5
Arif S, Sadirman, Dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafndo Persada, 2007), hal. 37
6
kondusif. Dari hasil pengamatan yang paling utama masalah yang diutarakan oleh guru adalah kondisi kelas yang kurang kondusif. Pada saat mengajar kebanyakan murid tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan, dan ini menyebabkan gurupun menjadi malas dalam mengajar. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru kurang kreatif dalam memilih media pembelajaran pada proses pembelajaran IPS, hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami pelajaran. 2. Siswa menganggap mata pelajaran IPS menjenuhkan dan membosankan. 3. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 3 Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan adanya aktivitas mengerjakan tugas rumah mata pelajaran lain atau melakukan berbagai kegiatan negatif lainnya ketika proses pembelajaran IPS. 4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 3 Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan belum tercapainya KKM 70 yang ditetapkan. 5. Lingkungan belajar, yang terdiri dari tiga tempat yakni lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal kurang mendukung proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi di atas banyak permasalahan berkaitan dengan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar siswa diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran di sekolah. Mengingat berbagai macam keterbatasan yang ada pada peniliti, maka dibatasi oleh: “Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 3 Jakarta”.
7
D. Rumusan Masalah Bertolak dari pembatasan masalah, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagaimana dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta”.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan mempunyai dua manfaat utama, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan keilmuan peserta didik. Sekaligus dapat mengembangkan kompetensi profesional guru dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, nyaman, dan kondusif. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat member manfaat bagi beberapa pihak, yang antara lain guru dan sekolah. a. Bagi siswa, dengan penggunaan media pembelajaran flip chart diharapkan siswa dapat lebih termotivasi, dalam memahami materi IPS. b. Bagi para pendidik atau guru bidang studi IPS khususnya dan guru-guru bidang studi lain pada umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media pembelajaran flip chart. c. Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan. d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media flip chart dalam pembelajaran IPS serta menambah wawasan dalam penggunaan media tersebut.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Media Pembelajaran Flip Chart a. Pengertian Media Pembelajaran Flip Chart Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal.6 Belajar juga dapat dimaknai dengan “ istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan”.7 Sedangkan belajar menurut Nasution “suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan”.8 Morgan, dalam bukunya introduction to psicology yang dikutip oleh ngalim purwanto “belajar setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”9 menurut pandangan psikologi “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif)”.10 Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi pembelajaran mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.11 Slameto yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran mengungkapkan bahwa “belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang 6
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) cet. Ke-3, hal. 2 7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. Ke-1, hal. 55 8 Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. Ke-2, hal. 59 9 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hal. 84 10 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. Ke-3, hal. 55 11 Zainal Arifin, Evaluasi Pembalajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), cet. Ke- 5, hal. 10
8
9
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.12 Berdasarkan dari berbagai definisi yang telah dikemukakan secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan terhadap diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Trianto mendefinisikan “ pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya, dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.13 Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.14 Dari beberapa definisi pembelajaran yang dipaparkan diatas, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah bagaimana menciptakan kondisi belajar yang meliputi unsur manusiawi, material, dan prosedur. Dengan demikian mengupayakan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada diri siswa. Karena media pembelajaran dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut Yudhi Munadi mengemukakan media pembelajaran adalah “Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.15
12
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Press, 2012), hal. 2 Trianto, mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2009), hal. 24 14 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 57 15 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), cet. Ke-4, hal. 7-8 13
10
Jadi penggunaan media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar, untuk mempermudah dan membantu tugas guru dalam menyampaikan berbagai bahan dan materi pelajaran, serta mengefektifkan dan mengefisienkan komunikasi dalam proses pembelajaran. Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs mengatakan “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, film, slide, foto, gambar grafik, televisi dan komputer.”16 Hamalik mengemukakan “bahwa media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologi terhadap siswa.”17 Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajar. Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto mengemukakan media pembelajaran “adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna.18 Dengan demikian peneliti menyimpulkan “bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh seseorang guru untuk menyampaikan pesan dan memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.” Media pembelajaran akan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran, manakala guru mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan akurat. Pakar pendidikan, Sudjana dan Rifa’i mengemukakan “manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah: 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gramedia, 2004), hal. 4 Ibid, hal. 4 18 Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, Februari 2011), hal 9. 17
11
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami oleh siswa 3) Siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru.”19 Media Papan Lembar Balik (Flip Chart) menurut Yudhi Munadi adalah “lembaran-lembaran kertas dimana terdapat gambar yang besar yang dapat dibalikkan pada sebuah gantungan”.20 Arif S Sadirman Dkk mengemukakan “flip chart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi”.21 Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana “flip chart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50X75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flip chart dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran”.22 Sedangkan menurut Dina Indriana “flip chart adalah lembaran kertas berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar sebagai flipbook, yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Lembaran kertas tersebut dapat dijadikan sebagai media pengajaran dan pembelajaran, dan mungkin bisa dianggap sebagai pengganti papan tulis atau whiteboard jika proses pembelajarannya berada di luar ruang kelas.23 Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, flip chart dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran. Penggunaan flip chart merupakan salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis dipapan tulis. Flip chart merupakan salah satu media cetakan yang sangat sederhana dan cukup efektif. Efektif karena flip chart dapat dijadikan sebagai media (pengantar) pesan pembelajaran yang secara terencana ataupun secara langsung disajikan pada flip chart.
19
Nana Sudjana, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003) hal. 2 Ibid, hal. 105 21 Arif S Sadirman Dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali , 1986), cet. Ke-1, hal. 37 22 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 87 23 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Press, Juli 2011), cet 1, hal.66 20
12
b. Karakteristik Media Pembelajaran Flip Chart Media flip chart atau bagan balik pada prinsipnya memuat semua pesan yang akan yang akan disampaikan. Dimana bagan yang menyajikan pesan sekaligus ada beberapa macam, antara lain: 1) Bagan Pengalaman (Experience Chart), terutama digunakan oleh guru-guru SD dan guru sekolah lanjutan untuk menggambarkan cerita, berita, atau pengalaman di kelas secara visual. Bagan ini dapat menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab antara hubungan kerja atau bagian. Anak panah sering kali digunakan untuk menggambar arah arus. 2) Bagan Pohon (Tree Chart), adalah kebalikan dari stream chart. Ibarat sebuah pohon yang tersiri dari batang, cabang-cabang dan ranting-ranting. Bagan ini dari salah satu hal kemudian terpecah menjadi berbagai hal. Misalnya silsilah keluarga, program sekolah dan sebagainya. 3) Bagan Tabulator (Tabulator Chart), dapat menggambarkan data tabulator. Misalnya keuntungan dan kerugian: ekspor-impor, schedule program TV. 4) Bagan Proses (Process Chart), menggambarkan langkah dalam membuat sesuatu, misalnya langkah-langkah mencetak foto, dan sebagainya. 5) Bagan Waktu (Time Chart), menunjukkan hubungan antar peristiwa dan waktu. Pesan-pesan tersebut disajikan dalam bagan secara kronologis.24 c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flip Chart Sebagai salah satu media pembelajaran, flip chart memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya: Kelebihan media pembelajaran flip chart menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut: 1. Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis. 2. Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan. 3. Bahan pembuatannya relatif murah. 4. Mudah dibawa kemana-mana (moveable) 24
http://evietos.blogspot.com/2010/04/media-grafis-papan-flannel-buletin.html. diakses pada tanggal 11 April 2015
13
5. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.25 Sedangkan kekurangan menggunakan media pembelajaran flip chart sebagai berikut: 1. Sukar dibaca karena keterbatasan penulisan. 2. Pengajar atau pembicara cenderung memungguingi peserta saat menulis. 3. Biasanya kertas flip chart hanya dapat digunakan untuk satu kali saja. 4. Tidak sesuai untuk peserta yang lebih dari 15-20 orang.26 d. Cara Mendesain Flip Chart Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana menjelaskan cara mendesain flip chart yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tentukan tujuan pembelajaran. Menentukan bentuk flip chart. Membuat ringkasan materi. Merancang draf kasar (sketsa). Memilih warna yang sesuai. Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai.27
e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flip Chart Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan media flip chart: 1) Mempersiapkan diri Dalam hal ini guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut. Kalau perlu untuk memperlancar lakukanlah dengan latihan berulang-ulang meski tidak langsung dihadapan siswa. Siapkan pula bahan dan alat-alat lain yang mungkin diperlukan. Misalnya jika flip chart tersebut tidak memiliki dudukan atau penyangga khusus, maka diperlukan tali atau paku untuk memasangnya di
25
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op.cit, hal. 88-89 http://evietos.blogspot.com/2010/04/media-grafis-papan-flannel-buletin.html. diakses pada tanggal 11 April 2015 27 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op.cit, hal 89-92 26
14
2)
3)
4)
5)
6)
7)
papan tulis, namun tetap memudahkan untuk melipat-lipat lembaran flip chart. Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi penampilan, atau sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada diruangan kelas tersebut. Pengaturan siswa Untuk hasil yang lebih baik, perlu pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran, perhatikan juga siswa dengan baik agar memperoleh pandangan yang baik. Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran, cara yang dapat dilakukan misalnya bercerita, atau mengkaitkan situasi atau kejadian yang ada dilingkungan siswa lalu kaitkan dengan materi yang akan disampaikan. Kegiatan ini sama dengan melakukan apersepsi agar siswa dapat dengan mudah mencerna materi baru. Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaranlembaran flip chart dan berikan keterangan yang cukup. Gunakanlah bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami siswa. Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Guru dapat hendaknya memberikan stimulus agar siswa mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau masih kurang jelas. Kalau perlu siswa memberikan komentar terhadap isi flip chart yang disajikan. Menyimpulkan materi Seperti pada umumnya kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan. Kesimpulan tidak harus guru namun justru siswalah yang harus menyimpulkan materi yang diperkuat oleh guru.28
2. Hakikat Media Pembelajaran Flash Card a. Pengertian Media Pembelajaran Flash Card Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana “Flash Card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25X30 cm. gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, 28
Ibid, hal. 93-94
15
atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flash card.29 b. Karakteristik Media Pembelajaran Flash Card Karakteristik media pembelajaran flash card adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Misalnya mengenal huruf, mengenal angka, mengenal nama binatang, atau tata cara berwudhu dan sebagainya. Sajian pesan-pesan pendek ini akan memudahkan siswa untuk mengingat pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui apa wujud sebuah benda atau konsep dengan melihat huruf atau teksnya. c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card Sebagai salah satu media pembelajaran, flash card memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya: Kelebihan media pembelajaran, flash card menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut: a) b) c) d)
Mudah dibawa-bawa. Praktis. Gampang diingat. Menyenangkan.
Sedangkan kekurangan menggunakan media pembelajaran flash card sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Menuntut penataan ruang yang baik. Sukar dibaca karena keterbatasan tulisan Small Student Pengajar atau pembicara cenderung cenderung memunggungi peserta saat menjelaskan 5) Biasanya kertas flash card hanya digunakan untuk satu kali saja. d. Cara Mendesain Media Flash Card Adapun cara mendesain media flash card menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut:
29
Ibid, hal 94.
16
1. Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan dan menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Kertas tersebut diberikan tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm. 3. Potong-potonglah kertas duplek tersebut dapat menggunakan gunting atau pisau kater hingga tepat berukuran 25X30 cm. buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang kita butuhkan. 4. Jika objek gambar akan langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concort atau kertas karton. 5. Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pinsil warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan ukurang yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut. 6. Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang di jual di toko, di pasar, maka selanjutnya gambar-gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan kertas ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas. 7. Pada bagian akhir adalah memberikan tulisan pada bagian kartu-kartu sesuai dengan nama objek yang didepannya.30 e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flash Card 1) Kartu-kartu yang sudah disusun di pegang setinggi dada dan mengahadap ke depan siswa. 2) Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan. 3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduk di dekat guru. 4) Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba.31
30 31
Ibid, hal 95 Ibid, hal 96-97
17
3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.32 Belajar merupakan proses yang melahirkan perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan. Perubahan perilaku dalam belajar mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengalami proses belajar akan terjadi peningkatan perilaku dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam diri orang tersebut. Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil belajar. Jadi belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana mengatakan bahwa “Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yakni tujuan pengajaran (Intruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. sebagaimana dituangkan dalam diagram.33 Tujuan Instruksional a
c b
Pengalaman Belajar
Hasil Belajar
Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan intruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, garis (c) menunjukkan hubungan tujuan intruksional dengan hasil belajar.34 Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan intruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasilhasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh 32
H. Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. Ke-1, hal. 6 33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15, hal. 2 34 Ibid, hal 2
18
pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu persatu, tetapi mengelompokkan aneka hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Maka dapat dikatakan bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar, yang masing-masing mencakup sejumlah kemampuan internal yang bercirikan sama dan sekaligus berbeda sifatnya dari kemampuan internal dalam kategori lain.35 Kelima kategori hasil belajar yang dikemukakan Gagne adalah sebagai berikut: 1. Informasi Verbal (Verbal Information), yang dimaksud ialah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis. 2. Kemahiran Intelektual (Intellectual Skill), yang dimaksud ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri, dalam bentuk suatu repersentrasi, khususnya konsep dan berbagai lambing/simbol (huruf, angka, dan kata, gambar). 3. Pengaturan Kegiatan Kognitif, (Cognitive Strategi. Kemampuan ini merupakan suatu kemahiran yang berbeda sifat dengan kategori kemahiran intelektual. 4. Keterampilan motorik (motor Skill), orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu. 5. Sikap (attitude). Orang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian. Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil belajar. Dimyati dan Mudjino berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan mengajar”.36 Jadi hasil belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 35
W.S. Winkel, SJ, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: SKETSA, 2014), Cet.1, hal. 112 Nurdin Abd.Rahman, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (UIN Jakarta: Press, 2004), hal. 77
36
19
Menurut S. Nasution hasil belajar siswa dirumuskan sebagai “Tujuan Intrusional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum matakuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu”.37 Menurut Purwanto “Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan belajar menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”.38 Menurut Hamalik dalam bukunya Asep Jihad dan Abdul Haris, “Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.39 Sedangkan menurut Sudjana dalam bukunya Asep Jihad dan Abdul Haris, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.40 Menurut Hamalik mengungkapkan bahwa, “tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa”.41 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsure penting sebagai dasar dan acuan penilaian.42 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua kemampuan yang dicapai peserta didik berupa perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan, dan keterampilan yang bermanfaat setelah melaksanakan kegiatan
37
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Cet. Ke-V, hal. 61 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Cet. Ke-1, hal. 45 39 Asep Jihad dan Abdul Haris, op.cit, h. 15 40 Ibid, h. 15 41 Ibid, h. 15 42 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15, hal. 3 38
20
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih terarah. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang baik. Faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut: 1. Faktor internal Faktor internal atau yang ada dalam diri siswa, dibedakan menjadi dua faktor yaitu: a. Faktor bawaan (herediter) b. Faktor perolehan (achievement).43 Faktor bawaan yang besar pengaruhnya terhadap proses belajar adalah kecakapan umum (kecerdasan atau intelegensi) dan kecakapan khusus (bakat). Kecerdasan dan bakat merupakan kecakapan yang masih bersifat potensial (kecakapan potensial), yang diaktualisasikan dalam berbagai bentuk kecakapan nyata (achievement). Faktor internal yang cukup penting dalam belajar adalah kecakapan berbahasa baik lisan maupun tertulis serta kecakapan membaca. Bahasa merupakan alat komunikasi dan sekaligus alat untuk belajar. Melalui penggunaan bahasa siswa belajar dari guru, dari buku, dari media massa, melalui interaksi dengan teman sebaya atau interaksi dengan lingkungan. Selanjutnya, disisi lain faktor internal yang cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar adalah sebagai berikut: a. b. c. d. 43
Sikap. Minat. Motivasi. Kebiasaan belajar.
Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal.198
21
Sikap dan minat adalah motivasi atau dorongan belajar. Para siswa akan giat belajar apabila mereka mempunyai motivasi belajar yang kuat. Besar kecilnya motivasi belajar yang dimiliki siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: kejelasan tujuan yang akan dicapai, keberartian dari program yang diikuti bagi perkembangannya, kesesuaian program dengan kemampuan siswa serta keberhasilan yang telah diperoleh siswa dalam proses pengajaran. 2. Faktor Eksternal Keberhasilan belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, yang berasal dari lingkungan, yaitu lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar. Lingkungan belajar mencakup lingkungan fisik dan nonfisik. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh lingkungan fisik, seperti ruangan tempat siswa belajar, meubiler yang digunakan, lampu/cahaya dan ventilasi, serta suasana sekitarnya. Selain lingkungan fisik, yang juga cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar adalah lingkungan sosial psikologis. Para siswa akan belajar dengan tenang, tekun, dan bergairah apabila mereka berada dalam lingkungan yang memiliki suasana dan hubungan sosial psikologis yang menyenangkan. Di rumah mereka cukup dekat dan akrab dengan orang tua serta saudara-saudaranya, mereka saling menyayangi, membantu, saling mengerti da, memberikan dorongan. Lingkungan sekolah cukup kondusif bagi pembangkitan gairah belajar. Guru-guru cukup mengerti keadaan, karakteristik dan perkembangan siswa, mereka menyajikan pelajaran, memberikan bimbingan dan layanan dengan baik. Hubungan dengan teman-temannya di sekolah maupun di luar sekolah cukup akrab dan sehat, kegiatan mereka tidak terarah kepada hal-hal yang negatif.44 c. Indikator Hasil Belajar Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukannya berhasil, dan untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan 44
Ibid, hal 199-200
22
pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikkan keberhasilan belajar secara tepat. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut sudjana dalam bukunya evaluasi pembelajaran kedua. Kriteria tersebut adalah: 1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya. 2. Kriteria ditinjau dari hasilnya.45 d. Pengkuran Hasil Belajar Efektifitas pengalaman proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai hasil belajar diharapkan adalah memiliki kemampuan lulusan yang utuh dan mencakup kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif atau perilaku. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hierarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan psikomotorik berkaitan erat dengan kemampuan gerak dan banyak terdapat dalam kegiatan praktek. Kemampuan afektif berkaitan erat dengan perilaku sosial, sikap, minat, disiplin, dan sejenisnya. Oleh karena itu untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar ini diperlukan indikator hasil belajar yang dapat mengungkapkan kualitas hasil pemahaman yang dimiliki oleh siswa, yakni ketercapaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik adalah berupa penilaian. Penilaian dalam pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivasi guru dan siswa agar melaksanakan pembelajaran dengan baik dan bermakna. Penilaian untuk mengukur hasil belajar ini adalah dapat menggunakan suatu alat ukur yang terbentuk tes atau nontes. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Sedangkan alat ukur yang terbentuk nontes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya. Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan 45
Asep Jihad dan Abdul Haris, op.cit, h. 21
23
konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Penilaian untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif ini adalah berbentuk tes, yang dapat mengukur kemampuan hierarkis berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Penilaian terhadap hasil belajar afektif, hasil belajar afektif adalah berkaitan dengan aspek sikap, minat, disiplin dan nilai. Oleh karena itu, pengukuran hasil belajar afektif ini lebih tepat dan sesuai bila menggunakan pengukuran hasil belajar berupa nontes, misalnya angket. Skala sikap, kuisioner dan observasi. Penilaian terhadap hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik adalah berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam bertindak. “Simpson dan Sofyan menyatakan bahwa hasil belajar psikomotorik ini akan tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu.”46 Untuk mengukur hasil belajar psikomotorik ini dapat menggunakan instrument tes kinerja dan nontes dengan pedoman observasi. 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Charles R Keller yang mengatakan bahwa “IPS adalah suatu paduan dari pada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kgiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan kemanusiaan dan masyarakat.47 Jadi IPS adalah disiplin ilmu sosial yang erat kaitannya dengan hubungan bermasyarakat atau dengan kata lain IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dari masalah dasar hingga masalah kompleks dalam masyarakat. 46
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN Press, 2006), hal. 53 47 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), hal 11
24
Menurut A. Kosasih Djahiri, yang mengemukakan bahwa “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu dan ilmu lainnya kemudian di olah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.48 Selanjutnya, Muhammad Nu’man Somantri mengatakan bahwa “IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin ilmu lainnya”.49 Maksudnya IPS adalah mengkaji masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disaji secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan di sekolah baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan keatas. Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan penyederhanaan dari sekelompok ilmu-ilmu sosial yang diajarkan pada tingkat sekolah, baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas yang mempelajari tentang serba-serbi sebagai makhluk sosial. Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan didalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insane sosial. IPS adalah perpaduan dan pilihan konsepilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya, dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran tingkat sekolah. b. Karakteristik Pembelajaran IPS Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik dijelaskan “bahwa mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakter antara lain sebagai berikut”: 1. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan baru unsurunsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bukan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
48 49
Ibid, hal 11 Ibid, hal 11
25
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic (tema) tertentu. 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidispliner. 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam kajian dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.50 Berdasarkan karakteristik yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsurunsur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. c. Ruang Lingkup IPS IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi beberapa aspekaspek sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan dan perubahan. Sosiologi meliputisistem sosial dan budaya. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan 51 kesejahteraan.
Berdasarkan uraian mengenai ruang lingkup IPS, dapat disimpulkan bahwa pokok bahasan atau topik yang terdapat dalam 50
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), cet, 1, hal. 126 51 Sardiyo, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), cet, 9, Ed. 2, hal. 25
26
mata pelajaran IPS tidak semata-mata didasarkan atas kepentingan ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu politik dan sejarah secara terpisah-pisah, akan tetapi IPS merupakan gabungan dan perpaduan dari beberapa macam ilmu sosial. d. Tujuan IPS Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan Pross Belajar Mengajar (PBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Ada beberapa pendapat mengenai tujuan IPS, yaitu: Menurut Sardiyo “pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.52 Mengenai tujuan IPS, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS yaitu untuk membentuk anak didik agar mampu mengenal konsepkonsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Keberhasilan hasil belajar IPS adalah tercapainya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas VIII SMP/MTs. Semester genap berdasarkan Standar Isi, Permendiknas No. 22 Tahun 2015.
52
Ibid, hal 132
27
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas Delapan: Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami masalah Penyimpangan Sosial
1.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/AIDS, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. 1.2 Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
2. Memahami Ketenagakerjaan dan Pengangguran
2.1 Menjelaskan pengertian tenaga kerja 2.2 Menjelaskan pengertian angkatan kerja 2.3 Mendeskripsikan pengangguran.
3. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia.
3.1 Menjelaskan perekonomian di Indonesia 3.2 Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi
4. Memahami permintaan, penawaran dan Harga Pasar
4.1 Mendeskripsikan proses permintan 4.2 Mendeskripsikan proses penawaran 4.3 Mendeskripsikan terbentuknya harga pasar.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS mengandung pengertian sebagai pendapatan atau perolehan berupa kecakapan dan kemampuan terhadap ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi peserta didik untuk kehidupan sosialnya.
28
B. Penelitian Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: Badrotin, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 dengan judul “ Efektivitas Penggunaan Media Flip Chart dan Handout secara Terpadu dalam pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) Di kelas 8 SMP Negeri 5 Ciputat. “Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi (67,35 60,68).53 tersebut menghasilkan Desi Eka Pratiwi. Dengan judul “Penerapan Media Papan Balik (Flip Chart) Pada Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar”. Kesimpulannya rancangan penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana pengumpulan data dengan menggunakan tes dan observasi. Hasil belajar siswa megalami peningkatan dengan persentase pada siklus I 70,73% dan pada siklus II 90,24%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media papan balik (flip chart) pada model pembelajaran tematik dengan hewan dan tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Semambung No.296 Sidoarjo.54 Penelitian berikutnya dilakukan oleh Andhika Yoga Prasetyo Triyono. PGSD FIKP UNS Kampus VI Kebumen 2012, dengan judul “Penggunaan Media Flip Chart Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar”. Kesimpulan yang didapat dalam skripsi tersebut yaitu penelitian dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Dan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Flip Chart dapat meningkatkan pembelajaran IPA.55 Perbedaan antara masing-masing penelitian yang relevan dengan skripsi yang saya buat terletak pada penggunaan metode dan teknik pengambilan sampel. Untuk penelitian relevan yang dilakukan oleh Badrotin, menggunakan metode quasi eksperimen dan teknik pengambilan 53
Badrotin “Efektivitas Penggunaan Media Flip chart dan Handout Secara Terpadu dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) Di kelas 8 SMP Negeri 5 Ciputat”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), hal. 57. 54 Desi Eka Pratiwi, Penerapan Media Papan Balik (Flip chart) pada Pembelajaran Tematik Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. 55 Andhika Yoga Prasetyo Triyono, Penggunaan Media Flip chart Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen 2012.
29
sampel menggunakan teknik acak sederhana dan kluster yang dilakukan dengan menggunakan kluster/kelompok, semua/sebagian unit dalam masing-masing kelompok secara acak. Sedangkan penelitian relevan yang dilakukan oleh Desi Eka Pratiwi dan Andhika Yoga Prasetyo Triyono, rancangan penelitiannya menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dapat disimpulkan bahwa penelitian relevan dengan skripsi yang saya buat terdapat perbedaan dalam penggunaan metode dan teknik pengambilan sampel, dalam penelitian saya menggunakan metode eksperimen dan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. C. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar dan mengajar merupakan proses kegiatan yang dapat melibatkan antara siswa sebagai orang yang belajar dengan guru sebagai orang yang mendidik dan mengajar. Kegiatan pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai oleh siswa sebagai subjek dan sekaligus objek. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien agar nyaman sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh sebab itu guru harus memahami komponen-komponen yang ada pada proses pembelajaran yang saling berhubungan secara timbal balik dan saling ketergantungan satu sama lain. Kenyataan yang sering terjadi guru kurang kreatif dan variatif dalam menciptakan suasana pembelajaran, dimana seorang guru hanya menggunakan media yang sama atau bahkan Cuma ceramah aja dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang mampu memahami materi, ngantuk, merasa bosan, jenuh, dan suasana kelas tidak kondusif untuk belajar. Sedangkan hasil belajar IPS sangat rendah. media pembelajaran flip Chart diharapkan dapat memecahkan masalah ini. Caranya adalah mengajar materi tertentu dengan bantuan media flip chart. Hasilnya, diharapkan proses pembelajaran di kelas tidak lagi bosan dan mudah dipahami, serta hasil belajar siswa juga akan meningkat.
30
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Media Pembelajaran flip chart tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta . Ha : Media Pembelajaran flip chart berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 3 Jakarta. Yang beralamat di Jalan Pupan No. 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Tempat penelitian ini diambil karena jarak yang dekat dengan tempat penelitian, dan penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian. 2. Waktu Penelitian Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan penyusunan proposal, observasi, menentukan dan menyusun instrument, pengumpulan data sebagai kegiatan inti penelitian, pengolahan dan analisis data data penelitian. Rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 8 (Bulan), mulai pada bulan Februari Sampai September 2015 Tabel 3.1 No 1 2 3 4 5 6
Kegiatan Penyusunan Proposal Observasi Menentukan dan menyusun instrument Penelitian Pengumpulan data Analisis dan Pengolahan data Penyusunan Laporan
Bulan Februari 2015 April 2015 Mei 2015 Juli 2015 Agustus 2015 September 2015
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (quasi-experiment research), yaitu metode yang tidak dapat memberikan control penuh dikarenakan situasi kelas sebagai tempat mengkondisikan perlakuan tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat seperti dalam eksperimen murni.
31
32
Eksperimen ini juga biasa disebut eksperimen semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel.56 Dalam pelaksanaan penelitian, sampelnya dibagi menjadi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media flip chart dan kelompok kontrol yang diberikan media pembelajaran flash card. Kemudian setelah diberikan perlakuan kedua kelompok tersebut diberikan tes. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretestposttest design menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan penugasan random, yang merupakan bentuk desain penelitian dalam metode kuasi eksperimen. Desain yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kelompok Eksperimen Kontrol Keterangan:
Tabel 3.2 Desain Penelitian Pre-Test Perlakuan TI XI TI X2
Post-Test T2 T2
TI : Pretest untuk kelompok eksperimen dan kontrol T2 : Postest untuk kelompok eksperimen dan kontrol X1 : Perlakuan menggunakan media Flip Chart (kelas Eksperimen) X2 : Perlakuan menggunakan media Flash Card (kelas Kontrol) Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok yang menggunakan media flip chart sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang menggunakan flash card sebagai kelompok kontrol. Sebelum perlakuan (X), kedua kelompok diberikan pretest (TI) kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yang menggunakan media flip chart dan kelompok kontrol yang menggunakan media flash card. Tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang dites 56
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 207
33
dipresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka.57 Setelah perlakuan (X), kedua kelompok diberikan posttest (T2), hasilnya kemudian dibandingkan dengan skor pretest sehingga diperoleh gain, yaitu selisih antara skor pretest dan posttest. C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 8 kelas. 2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.58 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas statra, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.59 Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas VIII.4, sedangkan kelas yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah kelas VIII.2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu: a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang menggunakan media Flip Chard. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas VIII.4 yang berjumlah 20 siswa. b. Kelompok Kontrol, yaitu kelompok siswa yang menggunakan media Flash Card. Sampel yang terpilih sebagai kelompok kontrol adalah siswa kelas VIII.2 yang berjumlah 20 siswa. Peneliti menggunakan Purposive Sampling, karena ada pertimbangan tertentu secara sengaja sesuai dengan karakteristik siswa atau sesuai dengan level kecerdasan siswa. Jadi sampel diambil tidak secara acak tapi ditentukan sendiri oleh peneliti untuk memperoleh data yang akurat.
57
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 138 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010). 59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hal. 139 58
34
D. Variabel Penelitian 1. Variabel X (Media Pembelajaran Flip Chart) a. Definisi Konsep Media pembelajaran flip chart merupakan sebuah media dimana guru menggunakan alat bantu bagan untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. b. Definisi Operasional Media pembelajaran flip chart adalah media belajar yang menggunakan bagan dimana dalam pengajaran yang sangat menarik diberikan kepada siswa. 2. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) a. Definisi Konsep Hasil belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial. Hasil belajar akan dapat diketahui dari skor pretest dan posttest setelah seluruh siswa mengerjakan tes yang diberikan kepada mereka. b. Definisi operasional Hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh siswa meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, setelah berinteraksi dengan lingkungan luar dalam kondisi kondisi pembelajaran. Hasil belajar yang telah dicapai siswa dari proses belajar dapat diketahui pada tes mata pelajaran tersebut. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Teknik Tes Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif, tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar IPS pada konsep Permintaan Penawaran dan Harga Pasar.
35
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes yang diberikan adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 butir soal dengan 4 pilihan jawaban. Sebelum tes ini diberikan, terlebih dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas dan realibilitasnya. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut:60 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Standar Kompetensi Memahami Masalah Penyimpangan Sosial
Kompetensi Dasar 1. mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (Miras, Judi, Narkoba, HIV/Aids, PSK, dan sebagainya akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
Indikator
No Soal
Jumlah 10
1. Mengidentifikasi penyakit sosial akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
1, 2, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 15, 16
2. Mengidentifikasi bentukbentuk penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat 3. Memberikan contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat
3, 5, 7, 11, 13, 14, 17, 18, 20, 23, 24, 25, 29, 19, 21, 22, 26, 27, 28, 30,
13
7
30
2. Observasi Observasi merupakan alat mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang 60
Lampiran 4
36
berlangsung. Dalam penelitian kuantitatif instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain. Lembar observasi ini berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan selama pembelajaran konsep penyakit sosial dan penyimpangan sosial melalui media flip chart yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dan observasi dilakukan berdasarkan lembar observasi media flip chart berdasarkan RPP yang telah dibuat.61
F. Uji Validitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Validitas tes merupakan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Pengujian validitas yang digunakan dalam instrument ini adalah validitas isi yang berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya.62 Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus point biseral sebagai berikut:63
r
√
Keterangan:
rpbi
: Koefisien korelasi biseral
Mp
: Mean responden yang menjawab benar Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal
61
Mt
: Rerata skor total
St
: Standar deviasi dari skor total
P
: Proporsi siswa yang menjawab benar
q
: Proporsi siswa yang menjawab salah
Lampiran 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15, hal. 12 63 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal, 93 62
37
untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, ypbi dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% (ɑ = 0,05) dengan terlebih dahulu mencari db. Kriteria pengujian : Jika
maka soal tersebut valid
Jiaka
maka soal dianggap tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrument tes hasil belajar IPS dengan menggunakan excel diperoleh informasi bahwa harga r-hit yang dikorelasikan dengan r-tab untuk n = 20 didapat r-tab = 0,444 yaitu sebanyak 22 butir soal valid, diantaranya no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 23, 24, 28, 29.64 2. Realibilitas Instrumen Reabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau ketelitian alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.65 Untuk mencari realibilitas soal secara keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal. Rumus yang digunakan adalah rumus Kuder-Richardson 20 ( ) sebagai berikut:66
[
][
∑
]
Keterangan: Koefisien realibilitas internal seluruh item P
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= Proporsi subjek yang menjawab item salah ( q = 1 – P )
∑
= Jumlah hasil perkalian p dan q
n
= Banyaknya item = Standar deviasi dari tes Dengan kriteria sebagai berikut:
64
0,00
= Realibilitas kecil
0,20
= Realibilitas rendah
Lampiran 6. Nana Sudjana, op, cit, hal. 16 66 Ibid, hal 100 65
38
0,40
Realibilitas sedang
0,70 –
Realibilitas tinggi
0,90 – 100 = Realibilitas sangat tinggi Berdasarkan hasil perhitungan realibilitas instrument tes hasil belajar IPS dengan menggunakan excel diperoleh informasi bahwa n = 20 (realibilitas dari 22 soal valid tergolong realibilitas tinggi (0,85).67 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal ini termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut:
P= Keterangan : P
= Indeks Kesukaran
B
= Jumlah siswa yang menjawab benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Siswa
Kriteria
1,00-0,30 0,30-0,70 0,70-1,00
Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah
Dalam penelitian ini, taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan excel. Berdasarkan perhitungan diperoleh soal kategori sukar berjumlah 1. No. 27. Kategori sedang berjumlah 2. No. 28, 30. Kategori mudah berjumlah 27. No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29.68
67 68
Lampiran 6 Lampiran 6
39
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Daya pembeda dihitung dengan menggunakan excel. Sedangkan untuk menghitung daya pembeda dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D= Keterangan : J
= Jumlah peserta Tes
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
Kriteria
0,2 0,2-0,4 0,4-0,7 0,7-1,00
Jelek Sedang Baik Baik Sekali Jelek Sekali
Bertanda Negatif Dalam penelitian ini, daya pembeda masing-masing butir soal dihitung dengan excel. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya
40
pembeda terendah sebesar -0.1 dalam kategori jelek sekali dan tertinggi sebesar 0,5 termasuk dalam kategori baik.69 G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas Pretest dan Postest Kedua Sampel dengan Uji Lilifors Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistibusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors (taraf signifikansi 0,05) dengan rumus: =F(
)
Keterangan: = Harga mutlak terbesar = Peluang angka baku ) = Proporsi angka baku
F(
Dengan kriteria pengujian: maka sampel berdistribusi normal maka sampel tidak berdistribusi normal Langkah-langkah sebagai berikut: 1. Data diurutkan dari terkecil hingga terbesar 2. Hitung nilai
Keterangan: : Skor baku
69
Lampiran 6
X
: Skor data
X
: Mean
S
: Simpangan baku
41
3. Nilai dikonsultasikan dengan daftar F (Kolom 4. Untuk kolom F( ): jika negatif, maka F( ) = 0,5 jika positif, maka F( ) = 0,5 +
) ;
5. Untuk kolom S( ) = 6. Kolom [
–
] merupakan harga mutlak dari selisih
– . antara F ( 7. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan 8. Apabila hitung tabel maka sampel berasal dari distribusi normal. b. Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Postest Kedua Sampel dengan Uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fisher, dengan rumus. Rumus yang digunakan adalah:
F=
dimana
=
∑
– ∑
Keterangan: F
= Homogenitas
= Varians terbesar = Varians terkecil Adapun kriteria pengujiannya adalah: a. Jika maka diterima yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen. b. Jika maka ditolak yang berarti variansi populasi kedua variabel tidak homogen.
1. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh media pembelajaran flip chart terhadap hasil belajar IPS. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
42
uji parametric dengan uji-t, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t = Dengan
=√ = =
√
√
Keterangan: T
= t hasil perhitungan = Mean kelompok Eksperimen = Mean kelompok Kontrol = Smpangan baku kelompok eksperimen
SD2
= Simpangan baku kelompok Kontrol
N1
= Jumlah sampel kelompok Eksperimen
N2
= Jumlah sampel kelompok Kontrol = Standar eror Mean sampel kelompok
Eksperimen = Standar eror Mean sampel kelompok Kontrol = Standar eror Mean sampel gabungan a. b. Taraf signifikansi Tolak Tolak
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri 3 Jakarta 1. Kondisi Lingkungan Sekolah MTs Negeri 3 Jakarta Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 adalah sekolah setingkat SMP dengan kurikulum Pengetahuan umum yang sama dari Departemen Pendidikan Nasional, ditambah dengan kurikulum agama dari Kementerian Agama. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta berdiri sejak 1979 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1978. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 merupakan pemisahan dari Pendidikan Guru Agama Negari (PGAN) 6 (enam) tahun Pondok Pinang. Pada tahun 2004 Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta yang semula lokasinya dekat dengan Jalan TOL Pondok Pinang menempati gedung baru yang terletak di Jalan Pupan ex Madrasah Aliyah Negeri 4 Pondok Pinang. Gedung MTS Negeri 3 terdiri dari 3 lantai dengan jumlah ruang sebanyak 40 ruang dengan rombongan belajar 23 Kelas. Hingga saat ini MTS Negeri 3 telah dipimpin oleh Kepala Madrasah Sebanyak 8 (delapan) orang, dan yang menjabat sebagai Kepala Sekolah periode 2011-sekarang adalah Dra.Hj.Faizah. 1. Letak Geografis MTs Negeri 3 Jakarta Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta terletak di Jalan Pupan Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI - Jakarta. 2. Visi dan Misi MTs Negeri 3 Jakarta a. Visi Madrasah MTs Negeri 3 Jakarta Berkualitas, Berkarakter, Sehat, dan Kompetitif. b. Misi Madrasah 1) Standar Isi a) Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). b) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik untuk mencapai kejuaraan dan kebanggaan sekolah. 2) Standar Proses
43
44
a) Menggunakan pendekatan, metodologi & strategi pembelajaran yang bervariasi, yaitu Pembelajaran Parsitipatif, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). b) Melaksanakan Pembelajaran dengan sistem mastery learning (pembelajaran tuntas) c) Mengaitkan nilai-nilai Islam pada setiap mata pelajaran dan mengaplikasikan nya dalam sikap serta perilaku sehari-hari. d) Melaksanakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi. e) Menerapkan keterampilan bahasa Inggris/Arab di lingkungan Madrasah 3) Standar Kelulusan a) Mengusahakan tercapainya kelulusan seratus persen yang berkualitas b) Menanamkan kesadaran peserta didik akan pola hidup sehat 4) Tenaga pendidik dan kependidikan a) Melaksanakan pelatihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara berkala b) Melaksanakan supervisi, bimbingan dan kontrol terhadap kinerja tenaga pendidik dan kependidikan . 5) Standar Sarana Prasarana a) Melengkapi dan memperbaharui sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan b) Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan nyaman 6) Standar Pengelolaan a) Melaksanakan manajemen madrasah yang akuntabel, profesional dan demokratis. b) Menjalin kerjasama dengan madrasah yang berkualitas c) Menciptakan suasana yang harmonis sesama warga madrasah. 7) Standar Pembiayaan Menjalin kerjasama dengan komite madrasah untuk mendukung program madrasah 8) Standar Penilaian Melaksanakan evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif dan efisien serta mandiri. 3. Tujuan MTs Negeri 3 Jakarta Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta berdasarkan Standar Pendidikan Nasional sebagai berikut: a. Standar Isi
45
b.
c.
d. e.
f.
g.
h.
Tercapainya tujuan pendidikan nasional yang releven dengan kebutuhan masyarakat serta menggambarkan tingkat kualitas madrasah. Standar Proses 1) Melaksanakan kegiatan Pembelajaran Parsitipatif, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, dengan sistem mastery learning agar peserta didik memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau terjun ke masyarakat. 2) Terlaksananya pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta terbentuk pribadi peserta didik yang berakhlak mulia. 3) Tercapai kompetensi peserta didik dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 4) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk terampil berbahasa internasional. Standar Kompetensi Lulusan 1) Melaksanakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia. 2) Membentuk peserta didik yang kreatif dan terampil dalam bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus. 3) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaan. 4) Memberikan bekal pengetahuan Agama Islam yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. 5) Membentuk warga madrasah yang sehat. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Terbentuknya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional. Standar Sarana dan Prasarana 1) Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan. 2) Terciptanya lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan nyaman Standar Pengelolaan 1) Terlaksananya majemen madrasah yang akuntabel, profesional dan demokratis. 2) Terjalinnya kerjasama dengan madrasah yang berkualitas. 3) Terciptakan suasana yang harmonis sesama warga madrasah. Standar Pembiayaan Terbentuknya kerjasama dengan komite madrasah untuk mendukung program madrasah. Standar Penilaian Terlaksananya evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif dan efisien serta mandiri.
46
4. Sarana dan Prasarana MTs Negeri 3 Jakarta Untuk mengetahui sarana fisik MTsN 3 Jakarta peneliti melakukan penggalian data observasi secara langsung dilokasi penelitian dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis peroleh sebagai berikut: a. Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yang ada sebanyak 24 kelas, untuk kelas VII terbagi menjadi 8 kelas, kelas VIII ada 8 kelas, Demikian juga dengan kelas IX terdapat 8 kelas. Di setiap kelas dilengkapi dengan AC, kipas angin, TV LCD 32 inchi, LCD proyektor, whitebord, lemari, dan kamera CCTV. b. Ruang laboratorium yang terdiri dari laboraterium komputer, IPA, IT, matematika, dan bahasa. c. Ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang tata usaha, ruang koperasi, dan beberapa ruang lainnya terletak di lantai dasar d. Masjid MTs N 3 Jakarta ini masih di dalam area madrasah yang digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka pembentukan moral siswa secara Islami tepatnya di samping lapangan olahraga. Lapangan olahraga juga di gunakan untuk upacara setiap dua minggu sekali di hari senin. e. Setiap lantai terdapat beberapa toilet yang cukup bersih, ada toilet siswa laki-laki, siswa perempuan, guru, dan tata usaha. Adapun sarana dan prasarana yang dimiki MTs Negeri 3 Jakarta secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana MTs Negeri 3 Jakarta No
Ruang
Jumlah
1
Kepala Madrasah
1
2
Tata Usaha
1
3
Guru
1
4
Bimbingan Konseling (BK)
1
5
Unit Kesehatan Siswa (UKS)
1
6
OSIS
1
7
Perpustakaan
1
47
8
Ruang Rapat
1
9
Kelas Belajar
24
10
Laboratorium :
a. IPA
1
b. Komputer
1
c. IT
1
d. Matematika
1
e. Bahasa
1
11
Ruang Komite
1
12
Ruang Mekanik
1
13
Ruang Makan
1
14
Dapur
1
15
Masjid
1
16
Toilet
10
17
Koperasi
1
18
Lapangan Olahraga
1
19
Satpam
1
20
Kantin
6
21
Multimedia
1
(Sumber : Mts Negeri 3 Jakarta Thn Ajaran 2015-2016)
5. Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Negeri 3 Jakarta Guru dan tenaga kependidikan di MTs Negeri 3 Jakarta terdiri dari PNS Kemenag, PNS Non Kemenag, dan Non PNS yang berjumlah total 78 orang.
48
a. Guru di Mts Negeri 3 Jakarta secara singkat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.2 Jumlah Guru MTs N 3 Jakarta Pendidik/Guru
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
PNS KEMENAG
16
30
47
PNS NON KEMENAG
1
0
1
NON PNS
5
1
6
Jumlah
22
31
53
b. Tenaga kependidikan/pegawai administrasi di Mts Negeri 3 Jakarta secara singkat juga dipaparkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Kependidikan MTs N 3 Jakarta Pegawai Administratif Laki – Laki Perempuan Jumlah PNS KEMENAG
6
6
12
PNS NON KEMENAG
0
0
0
NON PNS
10
3
13
Jumlah
16
9
25
c. Sertifikasi Tenaga Pendidik/Guru di MTs Negeri 3 Jakarta :
No
Tabel 2.4 Sertifikasi Guru MTs N 3 Jakarta Sudah Lulus Belum Lulus Mata Pelajaran Sertifikasi Sertifikasi
1
Aqidah Akhlak
2
-
2
Fiqih
3
-
3
Qur’an Hadits
2
1
49
4
SKI
2
-
5
Bahasa Arab
3
1
6
Bahasa Indonesia
5
-
7
PKN
2
-
8
Matematika
5
-
9
IPA
7
-
10
Bahasa Inggris
5
1
11
SBK
1
1
12
TIK/IT
1
3
13
BK
1
1
14
IPS
3
-
15
Penjas Orkes
1
2
Jumlah
43
10
d. Kode Etik Guru Dan Pegawai MTs Negeri 3 Jakarta : 1) Membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila, bertaqwa kepada allah swt, berbudi luhur, terampil dan berbakti kepada kedua orang tua 2) Mengabdi dengan jujur, adil, amanah dan professional 3) Melaksanakan tugas dengan disiplin dan inovatif 4) Berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesi 5) Memelihara hubungan baik seprofesi, semangat kekeluargaan dan setia kawan 6. Siswa/ siswi MTs Negeri 3 Jakarta Di Mts Negeri 3 Jakarta terdapat 24 kelas, jumlah siswa pada masing-masing tingkatan kelas bervariasi, berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui dokumentasi kelas VII berjumlah 285 siswa, kelas VIII berjumlah 266 siswa, sedangkan kelas IX terdapat 269 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
50
Tabel 2.5 Siswa MTs N 3 Jakarta 2013/2014 Kelas
Rombongan Belajar
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
VII
8
120
159
279
VIII
8
125
155
280
IX
8
108
153
261
Jumlah
24
353
467
820
7. Program-Program MTs Negeri 3 Jakarta a. Program Unggulan : 1) Sister School dengan Macarthur Anglican School, SydneyAustralia 2) Bahasa, untuk penyelenggaraan Program Unggulan Bahasa (Bahasa Inggris) 3) IT, untuk mendukung program informasi dan teknologi computer 4) Kesehatan, untuk mendukung program Sekolah Sehat dan pelayanan kesehatan seluruh warga madrasah 5) Psikotes, untuk seleksi peserta didik baru 6) Tahsinul Qur’an 7) Program Hifzil Qur’an Juz 30 dan 29 8) Program Pembiasaan muhadhoroh semua kelas. 9) Program Pembelajran Bahasa Inggris di Pare Kediri Jawa Timur untuk siswa kls VII bagi yang berminat. b. Program Kerjasama Pendidikan dan Internasional 1) Macarthur Anglican School (MAS) Sydney – New South Wales, Australia 2) Lembaga Bimbingan Belajar “Boston” dalam Program Unggulan Bahasa (PUB). 3) Lembaga Kesehatan GESIT 4) Lembaga Bimbingan Belajar Indonesia-Turki “OCEAN” 5) Native speaker Bahasa Inggris 6) Lembaga Tahsinul Qur’an Rumah Qur’an Darussalam
51
8. Prestasi MTs Negeri 3 Jakarta Prestasi yang diraih oleh MTs Negeri 3 Jakarta terbagi pada 2 kategori, yaitu prestasi akademik dan prestasi non akademik, rincian prestasi yang telah diraih mulai tahun 2013 sebagai berikut : a. Prestasi Akademik 1) Juara 2 OSM IPA Jaksel Tahun 2013 2) Juara I OSM Matermatika Tk. DKI Th. 2013 3) Juara 3 Kompetisi Biologi KSM se-DKI tahun 2013 4) Juara 1 Mapel Biologi tk . Kota Jakarta Selatan 2013 5) Juara 1 Mapel Fisika tk . Kota Jakarta Selatan tahun 2013 6) Juara 1 Mapel Matematika tk . Kota Jakarta Selatan 2013 7) Juara Peringkat 3 UN Tingkat DKI TP 2012/2013 8) Peringkat 2 KSM tk. Nasional mapel matematika 2013 di Malang. 9) Medali Perak (Awla Fajri) Mapel Mtk KSM Tk. Nasional 2013. 10) Juara 1 ( Awla Fajri) Bid. Studi Mtk KSM Tk. Prop.DKI Jkt 2013. 11) Juara 3 bid. Studi Biologi KSM Tk.Prop. DKI JKt 2013 12) Peringkat 1 perolehan akreditasi tahun 2013 tk. Provinsi DKI Jakarta dengan nilai 99. 13) Juara 2 dan 3 try-out mapel UN di SMP Bhakti Mulya 400, th 2014 b. Prestasi Non Akademik 1) Juara 3 Tenis Meja Aksioma DKI Tahun 2013 2) Juara 1 Tahfiz Qur’an se-jabodetabek di Al-Azhar Jakarta Nop. 2013 3) Juara 2 Penulisan naskah pidato se-jabodetabek di hotel Maharani Jakarta Nop. 2013 4) Juara I dan III Lomba Kaligrafi di Al-Azhar Jakarta Nop. 2013 5) Juara 2 Tenis meja putri Komp. Seni & OR Madrasah se-DKI tahun 2013 6) Juara 3 Tenis meja putra Komp. Seni & OR Madrasah se-DKI tahun 2013 7) Juara 3 Bulutangkis ganda putra Komp. Seni & OR Madrasah seDKI tahun 2013 8) Juara 1 Futsal MP Cup 2013 9) Juara 3 lari 100 m putra Tk Mts se- Jaksel tahun 2013 10) Juara 2 kaligrafi Sudin Kebudayaan Kota Jakarta Selatan 2013 11) Juara harapan II cress Fair Cup Paskibra SMA 87 Tahun 2013 12) Juara 1 FutsalTurnamen MP UIN Jakarta SMP/MTs se Jabodetabek tahun 2013.
52
13) Juara 2 Lomba Marawis TK MTs/SMP “Bulan Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW Istiqlal Jkt, 2014. 14) Juara Harapan 1 Lomba Tari Saman “Bulan Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW Istiqlal Jkt, 2014. 15) Juara Harapan 2 Lomba Pidato B.Indonesia Tk Mts/SMP“Bulan Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW Istiqlal Jkt, 2014. 16) Juara 1 Hifzil Aqur’an Juz 30 di SMP Al’Azhar Tahun 2014 17) Juara 1 Lomba Kaligrafi di SMP Al-Azhar Tahun 2014 B. Hasil Penelitian Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari pretest dan postest. 1. Data Hasil Belajar a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan, data skor pretest dan distribusi frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Data Nilai Pretest Pretest Data Kontrol
Eksperimen
Nilai tertinggi
55
55
Nilai terendah
35
35
Mean
45.5
48
Median
46.16
52.62
Modus
46.37
51.37
Standar Deviasi
6.32
6.16
53
Berdasarkan tabel 4.1 Nilai tertinggi pretest kontrol berjumlah 55, nilai terendah 35 sedangkan Mean 45.5, Median 46.16, modus 46.37 dan Standar Deviasi 6.32.70 Selanjutnya nilai tertinggi pretest Eksperimen 55, nilai terendah 35 sedangkan jumlah Mean 48, median 52.62, modus 51.37 dan Standar Deviasi 6.16.71 b. Dekripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan, data skor posttest dan distribusi frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Data Nilai Postest Pretest Data Kontrol
Eksperimen
Nilai tertinggi
90
95
Nilai terendah
70
75
Mean
79.25
88.5
Median
82.35
92.27
Modus
81.72
90.92
Standar Deviasi
5.56
5.74
Berdasarkan Tabel 4.2 Nilai tertinggi postest kontrol berjumlah 90, nilai terendah 70 sedangkan Mean 79.25, Median 82.35, modus 81.72 dan Standar Deviasi 6.32.72 Selanjutnya nilai tertinggi postest Eksperimen 55, nilai terendah 35 sedangkan jumlah Mean 48, median 52.62, modus 51.37 dan Standar Deviasi 6.16.73
70
Lampiran 8 Lampiran 9 72 Lampiran 10 73 Lampiran 11 71
54
c. Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Belajar dengan Menggunakan Media Flip Chart. Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan media flip chart. Guru bidang studi IPS yang berperan sebagai observer atau pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan untuk mengacu pada lembar observasi yang telah dimuat sesuai dengan skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan media flip chart, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media flip chart diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu konsep yang sesuai dengan media flip chart, tujuan pembelajaran, dan lain-lain. Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti, para siswa, dan guru melaksanakan pembelajaran dengan baik, hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.74 Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga kali pertemuan oleh observer seperti tercantum pada lampiran, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih dinilai rendah karena ada dua poin yang tidak dilaksanakan yaitu beberapa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis dan buku paket serta sebagian siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik. Pada minat dan motivasi ini didapat hasil observasi 60%. Namun pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran dan kemampuan keterampilan guru didapat hasil observasi 100% dengan presentase total didapat 86%.75 Hasil observasi pertemuan kedua dan ketiga. Pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran, aspek minat dan motivasi siswa, aspek kemampuan dan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%. Pada pertemuan kedua dan ketiga ini, dinilai sangat baik karena kekurangan pada pertemuan sebelumnya telah dievaluasi sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan media flip chart dapat dilaksanakan dengan baik dan 74 75
Lampiran 7 Lampiran 7
55
sesuai dengan aspek yang diamati. Dengan demikian dapat terlihat proses pembelajaran media flip chart dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan hasil presentase total didapat 100%.76 Aspek yang diamati meliputi keterlaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta kemampuan dan keterampilan guru. Ketiga poin tersebut menunjukkan perubahan yang lebih baik, jika dilihat dari pertemuan pertama hingga terakhir. Dapat disimpulkan implementasi media flip chart terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran. d. Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Belajar dengan Menggunakan Media Flash Card. Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan media flash card. Guru bidang studi IPS yang berperan sebagai observer atau pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan untuk mengacu pada lembar observasi yang telah dimuat sesuai dengan skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan media flash card, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media flash card diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu konsep yang sesuai dengan media flash card, tujuan pembelajaran, dan lain-lain. Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti, para siswa, dan guru melaksanakan pembelajaran dengan baik, hasil observasi dapat dilihat pada lampir. Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga kali pertemuan oleh observer seperti tercantum pada lampiran, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran dinilai masih rendah karena ada dua poin yang tidak dilaksanakan yaitu beberapa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis dan buku paket serta sebagian siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik. Pada minat dan motivasi ini didapat hasil observasi 50%. Namun pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran dan 76
Lampiran 7
56
kemampuan keterampilan guru didapat hasil observasi 100% dengan presentase total didapat 86%.77 Hasil observasi pertemuan kedua dan ketiga. Pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran, aspek minat dan motivasi siswa, aspek kemampuan dan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%. Pada pertemuan kedua dan ketiga ini, dinilai sangat baik karena kekurangan pada pertemuan sebelumnya telah dievaluasi sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan media flash card dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan aspek yang diamati. Dengan demikian dapat terlihat proses pembelajaran media flash card dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan hasil presentase total didapat 100%.78 Aspek yang diamati meliputi keterlaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta kemampuan dan keterampilan guru. Ketiga poin tersebut menunjukkan perubahan yang lebih baik, jika dilihat dari pertemuan pertama hingga terakhir. Dapat disimpulkan implementasi media flash card terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.
C. Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas a. Hasil Uji Normalitas Pretest Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest kelas VIII. 1 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai dan data nilai pretest kelas VIII.2 sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada lampiran.79 Berikut ini hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
77
Lampiran 7 Lampiran 7 79 Lampiran 12 78
57
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest Data
Nilai
Nilai
Kesimpulan
Nilai pretest kelas Eksperimen
0,125
0,190
Populasi sampel berdistribusi normal
Nilai Pretest kelas Kontrol
0,126
0,190
Populasi sampel berdistribusi normal
Nilai diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0,05. Kesimpulan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai kedua data lebih kecil dari nilai sehingga 80 dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. b. Hasil Uji Normalitas Postest Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai posttest kelas VIII.1 sebagai kelompok eksperimen.dan data nilai posttest kelas VIII.2 sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada lampiran. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Postest Data Nilai postest kelas Eksperimen 80
Lampiran 12
Nilai 0,148
Nilai 0,190
Kesimpulan Populasi sampel berdistribusi normal
58
Nilai Postest kelas Kontrol
0,149
0,190
Populasi sampel berdistribusi normal
Nilai diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0,05. Kesimpulan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai kedua data lebih kecil dari nilai sehingga 81 dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas a. Hasil Uji Homogenitas Pretest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai pretest pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada lampiran.82 Berikut ini adalah hasilnya. Tabel 4.5 Hasil perhitungan Uji Homogenitas Pretest Data
Nilai Varians
Nilai Pretest Kelas Eksperimen
40,52
Nilai Pretest Kelas Kontrol
41,84
Nilai
0,96
81 82
Lampiran 12 Lampiran 13
Nilai
2,15
Kesimpulan
Kedua data homogeny
59
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika < maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika nilai > maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai < sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.83 b. Hasil Uji Homogenitas Postest Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai postest pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada 84 lampiran. Berikut ini adalah hasilnya. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Postest Data
Nilai Varians
Nilai Postest Kelas Eksperimen
34,47
Nilai Postest Kelas Kontrol
32,20
Nilai
1,07
Nilai
2,15
Kesimpulan
Kedua data homogeny
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika < maka 83 84
Lampiran 13 Lampiran 13
60
dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika nilai > maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai < sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. D. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan uji “t”. Untuk memperoleh berdasarkan hasil rata-rata pretest dari kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 48 dengan standar deviasi 6,16 sedangkan kelas kontrol sebesar 45,5 dengan standar deviasi 6,32. Nilai dan standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan hasil yaitu 2,02. Untuk perhitungan nilai dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji “t”. dari hasil perhitungan antara pretest kelas eksperimen dan kontrol diperoleh = 1,23 Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan mengkonsultasikan dengan , terlebih dahulu menentukan (df) = n-2 maka diperoleh df = 20+20-2 = 38. df sebesar 38 dengan taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan df yang mendekati yaitu 40 sebesar 1,68. Karena didapat perhitungan pretest kelompok eksperimen dan kontrol (1,23<1,68) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelas kontrol dan eksperimen menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum menggunakan media pembelajaran flip chart terhadap hasil belajar IPS siswa.85 Untuk memperoleh berdasarkan hasil rata-rata posttest dari kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata postest kelas eksperimen sebesar 88,5 dengan standar deviasi 5,74 sedangkan kelas kontrol sebesar 79,25 dengan standar deviasi 5,56. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan hasil yaitu 1,83. 85
Lampiran 14
61
Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan mengkonsultasikan dengan , terelbih dahulu menentukan (df) = n-2 maka diperoleh df =20+20-2 = 38 dengan taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan df yang mendekati yaitu 40 sebesar 1,68. Karena didapat perhitungan posttest kelompok eksperimen dan kontrol > (5,05 > 1,68) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan media pembelajaran flip chart terhadap hasil belajar IPS siswa.86 E. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian dapat membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran flip chart berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari observasi, pelaksanaan, dan pengolahan data. Berdasarkan dari teori yang ada, diduga hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media flip chart lebih baik dari pada media flash card. Dari data perhitungan pengujian hipotesis, ternyata dugaan benar. Dengan ditolaknya Ho dan didukung dengan data yang telah diperoleh pada saat penelitian yaitu untuk nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 88,5 dan nilai rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 79,25. Terlihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata kelas kontrol dengan selisih keduanya sebesar 9,25. Dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan media flip chart lebih baik dari pada pembelajaran dengan menggunakan media flash card. Hal ini dimungkinkan karena pendekatan kedua media tersebut berbeda, pada kelas eksperimen lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama. Sedangkan pada kelas kontrol lebih banyak siswa mendengarkan guru ceramah sehingga kurang efektif dalam belajar. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan media flip chart tersebut dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif untuk bekerja sama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun, masih terdapat siswa yang masih enggan 86
Lampiran 14
62
terlibat aktif dalam pembelajaran karena metode ini masih baru bagi siswa. Hal ini menandakan bahwa flip chart sebagai media pembelajaran yang berfungsi memperjelas dalam penyajian materi terutama pada mata pelajaran IPS yang umumnya bersifat abstrak telah berhasil dalam memberikan pemahaman yang tepat tentang materi pelajaran yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat penelitian, dapat diketahui bahwa pada proses belajar mengajar, pembelajaran di kelas eksperimen menjadi lebih berkesan pada siswa dan timbul rasa ingin tahu pada materi IPS. Lain hal dengan kelas kontrol, dimana pada proses belajar mengajarnya menggunakan media flash card yaitu siswa kurang diberi keleluasaan untuk terampil dan tidak adanya kesan yang membekas pada diri siswa. Dengan demikian maka terbukti bahwa penggunaan media flip chart dalam pembelajaran IPS khususnya pokok bahasan penyakit sosial dan penyimpangan sosial dapat memengaruhi hasil belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol tanpa menggunakan media flip chart atau menggunakan media flash card.
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran flip chart terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada konsep bahasan Penyimpangan Sosial. Hal ini terlihat pada pengujian uji “t”, diperoleh harga (5,05 > 1,68) pada (df) = 40 dengan taraf signifikansi 5%. Media pembelajaran flip chart merupakan media pembelajaran yang sangat menarik diberikan kepada siswa. B. Saran Saran-saran agar proses pembelajaran dengan media flip chart dapat berhasil dengan baik yakni: 1. Perlu adanya apresiasi pada konsep sebelumnya jika seorang guru hendak menerapkan media flip chart sehingga siswa sudah terbiasa dan efisiensi waktu dapat diterapkan. 2. Manajemen waktu yang baik dalam persiapan setiap metode, khususnya media pembelajaran flip chart akan memberikan dampak yang positif pula terhadap hasil belajar yang ingin dicapai. 3. Guru IPS khususnya perlu berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajarannya, dengan menerapkan pendekatan media yang bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa pun menjadi senang untuk mengikuti pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Haris, dan Asep Jihad. Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Press, 2009. Abd Rahman, Nurdin. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, UIN Jakarta Press, 2009 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012. _______________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: Gramedia, 2004 Badrotin, Efektivitas Penggunaan Media Flip Chart dan Handout Secara Terpadu dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) Di kelas 8 SMP Negeri 5 Ciputat”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Bambang Sudjipto, dan Cecep Kustandi. Media Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011 Cepi Riyana, dan Rudi Susilana. Media Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Eka Pratiwi, Desi. Penerapan Media Papan Balik (Flip Chart) Pada Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Fatah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. http://evietos.blogspot.com/2010/04/media-grafis-papan-flannel-buletin.htm. Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: Diva Press, 2011. Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT Refika Aditama, 2013. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada, 2012. Nasution. Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
_______. Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Nurrochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rajawali Perss, 2013. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Sabri Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan, UIN Jakarta Press, 2005 __________. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007. Sadirman, Arif S, Dkk. Media Pendidikan ,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS, Bandung: UPI Press, 2006. Sardiyo. Pendidikan IPS di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2011. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. ______________________. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: PT. Refika Aditama, 2012. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2003. Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2009 _____. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: SKETSA, 2014. Yoga, Prasetyo Triyono, Andhika. Penggunaan Media Flip Chart Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen, 2012.
LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
: MTs Negeri 3 Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: VIII/1
Standar Kompetensi
: 1.
Kompetensi Dasar
: 1.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (judi, tawuran, Narkoba, HIV/Aids, PSK dan sebagainya) sebagai
Memahami penyakit sosial dan penyimpangan sosial
akibat
Alokasi Waktu
Penyimpangan sosial dalam masyarakat serta berbagai upaya pencegahannya. : 6 x 40 menit (3 x Pertemuan)
A. Indikator Pembelajaran 1. Mengidentifikasi penyakit sosial akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. 2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyakit sosial 3. Member contoh penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. (Tanggung jawab, jujur). 2. Siswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. (peduli, toleransi) 3. Memberi contoh penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. (hormat cinta, damai). C. Materi Pokok: Terlampir
D. Metode Pembelajaran 1. Studi Kelompok 2. Ceramah E. Media Pembelajaran Media Pembelajaran : Flip Chart
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit) Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan mengabsen siswa.
Rasa hormat
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakan pada konsep penyimpanan.
Perhatian
Guru mengkondisikan siswa dan minta siswa mengatur meja belajarnya
Disiplin
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
Keberanian
Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yang diharapkan
Perhatian
Siswa mengerjakan soal pretest
Ketekunan, ketelitian
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
Perhatian
Kegiatan inti 50 menit Eksplorasi Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang konsep penyimpangan sosial
Perhatian
Guru menerangkan materi tentang penyimpangan sosial meliputi, pengertian penyimpangan sosial, bentuk-bentuk
Perhatian dan ketekunan
penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan dan contoh penyimpangan sosial. Memberikan wacana atau contoh analisis kasus/gambar yang relevan dengan materi yang diajarkan.
Tanggung Jawab
Guru memperlihatkan contoh gambar dalam media flip chart kepada seluruh siswa yang berhubungan dengan konsep penyimpangan sosial serta arti penting dari masalah penyimpangan sosial.
Tanggung Jawab
Melatih siswa dalam penerapan media flip chart
Keaktifan, Kedisiplinan
Elaborasi Guru member petunjuk dan member kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
Perhatian
Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa untuk mengetahui seberapa paham siswa dengan materi yang diajarkan menggunakan media flip chart
Perhatian, Keaktifan
Siswa diberi kesempatan untuk merespon atau tanggapan terhadap penjelasan guru maupun media yang digunakan
Perhatian, Keberanian,
Guru sebagai narasumber atau fasilitator
Disiplin
Keaktifan
Konfirmasi Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah maju memberikan komentar terhadap gambar yang telah dibagikan
Perhatian
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai halhal yang belum paham Melakukan Tanya jawab mengenai materi pelajaran
Keberanian, keaktifan
Membangkitkan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif Kegiatan penutupan 15 menit
Kesungguhan
Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat kesimpulan pelajaran
Perhatian
Guru memberikan review dan umpan balik terhadap materi yang dibahas oleh siswa
Perhatian
Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi
Kesungguhan
Perhatian, keberanian
Seluruh siswa melakukan Postest
Tanggung Jawab
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada murid
Perhatian
G. Sumber Belajar 1. K. Wardiyatmoko, KTSP 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. 2. Contextual Teaching and Learning, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: PT Gramedia, Departemen Pendidikan Nasional.
H. Penilaian No
Indikator
Teknik
Bentuk
Instrument penilaian (soal, kunci jawaban dan pedoman skorsing)
1. Mengidentifikasi
Tes lisan
Tanya
Tes tulis
jawab dan
dilakukan
akibat
soal
melalui keaktifan
penyimpangan
pretest-
siswa dalam
sosial dalam
postest
tanya jawab dan
keluarga dan
pilihan
mengungkapkan
masyarakat.
ganda,
pendapatnya pada
2. Mengidentifikasi
Word
saat proses
bentuk-bentuk
square
pembelajaran
penyakit sosial
essay
berlangsung.
penyakit sosial
3. Member contoh
1. Tes lisan
2. Tes tulis,
penyimpangan
dilakukan melalui
sosial dalam
pemberian tes
keluarga dan
awal (Pretest)
masyarakat
dan tes akhir (Postest) dengan soal yang sama terkait dengan
materi yang diajarkan.
Kunci Jawaban terdapat dilampirkan
Scorsing setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat hadiah dan point. X 100 = 100
Jakarta, April 2015
Mengetahui Guru Mata Pelajaran IPS
(Avrahdiba Fikratania. M.M)
Praktikan
(Uswatun Hasanah)
LAMPIRAN 1 PENYAKIT SOSIAL DAN PENYIMPANGAN SOSIAL
A. PENYAKIT SOSIAL 1. Pengertian Penyakit Sosial Penyakit sosial adalah perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas, disiplin, kebaikan dan hukum formal. Oleh karena itulah perjudian, tawuran antar pelajar dan mabuk-mabukan itu dikategorikan sebagai penyakit sosial atau penyakit masyarakat. Sebenarnya penyakit sosial itu tidak hanya perjudian, tawuran antar pelajar dan mabuk-mabukan saja. Masih banyak perilaku masyarakat yang bisa disebut menjadi virus penyebab penyakit sosial, misalnya: alkoholisme, penyalahgunaan Napza, pelacuran, dan mungkin masih banyak lagi perilaku masyarakat yang bisa menimbulkan keresahan dan mengganggu ketentraman masyarakat. Berbagai perilaku masyarakat ini dapat dikategorikan sebagai penyakit sosial. Faktor apa yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit masyarakat tersebut? Para ahli sosiologi (sosiolog) menyatakan bahwa penyakit sosial itu timbul karena adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang terhadap norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Pelanggaran terhadap norma dan aturan masyarakat inilah yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. Dengan demikian, pada dasarnya penyakit sosial itu ditimbulkan oleh adanya penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggota masyarakat itu sendiri. 2. Bentuk-Bentuk Penyakit Sosial Sebagaimana telah disebutkan, perjudian, tawuran antar pelajar, alkoholisme, penyalahgunaan Napza, pelacuran dikategorikan sebagai penyakit sosial. Bentukbentuk penyakit sosial tersebut menimbulkan dampak negative bagi individu yang melakukan dan masyarakat sekitarnya. a. Perjudian Perjudian merupakan salah satu bentuk penyakit sosial. Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap nilai, dengan menyadari adanya sebuah resiko dan harapan tertentu pada peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian yang belum pasti hasilnya.
Perbuatan judi merupakan perilaku yang melanggar terhadap kaidah-kaidah, nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pelanggaran ini tidak saja hanya pada adat dan kebiasaan masyarakat, tetapi juga melanggar norma hukum. Sedangkan secara hukum perjudian merupakan pelanggaran KUHP yang harus dipertanggung jawabkan di pengadilan. b. Tawuran Antar Pelajar Pada umumnya, tawuran terjadi karena masalah-masalah sepele seperti penghinaan terhadap seseorang, masalah pertemanan, rebutan pacar, akibat narkoba, alkoholisme, dan lain sebagainya. Dari permasalahan antar individu kemudian melebarmenjadi solidaritas kelompok yang pada gilirannya menimbulkan tawuran masal. Perkelahian antar pelajar merupakan masalah serius mengingat siswa adalah peserta didik yang harus tunduk pada kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat maupun di sekolah. Terhadap perilaku yang meresahkan ini, maka akan dikenakan sanksi oleh masyarakat, sekolah, ataupun sanksi hukum jika terkait dengan pelanggaran terhadap KUHP. Tawuran antar pelajar adalah perbuatan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh para pelajar. Tugas para pelajar adalah belajar, bukan tawuran atau berkelahi. c. Penyalahgunaan Napza Napza adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya. Napza merupakan zat atau obat-obatan yang berpengaruh terhadap susunan syaraf atau otak. Napza apabila disalahgunakan pemakaiannya akan menimbulkan ketagihan atau addiction dan merusak, menimbulkan ketidakmampuan dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan sekolah para siswa, betapa berbahayanya penyalahgunaan Napza. Dapat dibayangkan tatkala anak keluarga miskin menjadi korban barang setan itu, padahal harganya sangat mahal. Dari mana mereka memperoleh uang untuk membelinya kalau tidak melakukan tindakan criminal, seperti mencuri, menodong, merampok, lalu yang wanita menjual diri dan sebagainya. Dampaknya Napza telah membuat generasi muda kehilangan masa depan mereka, mengingat penyalahgunaan Napza memiliki dampak yang sangat merusakbaik bagi dirinya maupun lingkungannya. Oleh karena itu sangatlah wajar manakala muncul fakta baru bahwa Napza menimbulkan segudang masalah, pelacuran, criminal dan bahkan paling berpotensi menularkan penyakit HIV Aids yang akhir-akhir ini sangat merebak dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pelajar kita harus berprinsip; “belajar yes, narkoba no”. kita sebagai generasi muda tentunya tidak ingin kehilangan masa depan bukan? Jika menginginkan hidup sempurna, wajar, dan sukses maka jauhilah narkoba dari kehidupan kita.
d. Alkoholisme Alkoholisme adalah orang yang kecanduan minum-minuman keras yang mengandung alkohol dalam dosis yang tinggi. Penggunaan atau konsumsi alkohol, dapat menimbulkan dampak yang sangat merusak baik individu pemakai maupun bagi masyarakat. Dampak merusak inilah yang menyebabkan ketika orang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, maka akan mengganggu sistem syarafnya, sehingga tidak mampu mengendalikan diri baik secara psikologis, fisik, maupun sosial. Orang-orang yang terlibat dalam alkoholisme baik produsen maupun pemakai dikategorikan sebagai penyakit sosial dan melanggar kaidah-kaidah, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. e. Pelacuran Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri dengan jalan memperjual belikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan nafsunafsu seks, dengan imbalan pembayaran. Pelacuran adalah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapat upah. Perilaku ini melanggar norma, kaidah, dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Bagi yang melakukan pelacuran, tidak akan mendapat sanksi dari masyarakat, melainkan pula sanksi agama. Munculnya berbagai macam penyakit kelamin yang mematikan seperti halnya HIV Aids adalah akibat buruk dari praktekpraktek pelacuran tersebut. Norma adat pada umumnya melarang pelacuran. Akan tetapi, setiap daerah berbeda peraturannya, dan kebanyakan norma tersebut tidak tertulis. Pelarangan pelacuran pada hukum adat didasarkan pada hal sebagai berikut: tidak menghargai wanita, diri sendiri, dan penghinaan terhadap isteri dan pria yang melacurkan diri, penyakit kotor dan merugikan orang lain. Pelacuran menimbulkan beberapa akibat. Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh pelacuran antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga Merusak sendi-sendi moral, hukum, susila dan agama Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia Mendorong terjadinya kriminalitas dan kecanduan barang-barang narkotika.
f. Korupsi Korupsi berasal dari bahasa latin, corruption, corrumpere, yang berarti buruk, busuk, rusak , menggoyahkan atau memutarbalikkan. Korupsi merupakan perilaku
penyelewengan dari tugas tertentu yang sengaja dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompoknya, baik uang maupun harta kekayaan. Korupsi diartikan juga sebagai perilaku pejabat maupun pegawai yang secara tidak wajar dan tidak sah memperkaya diri atau kelompoknya dengan cara menyalahgunakan kekuasaan atau kedudukan yang dipercayakan kepadanya. Korupsi merupakan bentuk penyakit sosial dalam masyarakat. Korupsi dapat dilakukan sendiri ataupun kelompok. Untuk sesaat korupsi nampaknya menguntungkan. Akan tetapi korupsi sangat merugikan kehidupan, baik pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara. Bentuk-bentuk korupsi antara lain; penyogokan, penggelapan, pemutarbalikan fakta, penipuan, maupun penggunaaan uang negarasecara tidak semestinya. Ganjaran bagi koruptor adalah hukuman penjara, penyitaan kekayaan dan uang hasil korupsi.
B. PENYIMPANGAN SOSIAL 1. Pengertian Penyimpangan Sosial Perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan yang diharapkan oleh masyarakat sering disebut Konformitas. Sedangkan Perilaku yang tidak sesuai dengan harapan norma dan aturan masyarakat disebut Penyimpangan Sosial. Bisa juga diartikan, penyimpangan sosial adalah bentuk perbuatan yang mengabaikan nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Konformitas dan penyimpangan sosial merupakan dua sisi perilaku masyarakat yang bertentangan. Konformitas cenderung bersifat positif, sedangkan penyimpangan sosial cenderung bersifat negatif. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat tentu ada norma-norma dan aturan yang membatasi perilaku individu maupun kelompok individu. Norma-norma dan aturan itu dimaksudkan agar kehidupan bermasyarakat dapat berjalan dengan teratur, tertib, aman, dan damai. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak terjadi pelanggaranpelanggaran terhadap norma dan aturan tersebut. Pelanggaran ini dilakukan oleh individu yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. 2. Penyebab Penyimpangan Sosial. Mengapa orang melakukan penyimpangan sosial? Faktor apakah yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial? Tentu ada alasan dan faktor yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial. Mungkin karena pengaruh lingkungannya; mungkin karena mencapai kepuasan hidup; mungkin hanya akan meniru orang lain, mungkin karena tidak kepuasan terhadap sesuatu yang dihadapi; dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang menjadi penyebab orang melakukan penyimpangan sosial. Dari berbagai penyebab itu kita dapat mengidentifikasi penyebab penyimpangan sosial sebagai berikut:
a. Keadaan keluarga yang carut marut (broken home) Keluarga merupakan tempat dimana anak atau orang pertama kali melakukan interaksi dengan orang lain. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan watak (perangai) seseorang. Oleh karena itulah keadaan keluarga akan sangat akan sangat mempengaruhi perilaku orang yang menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang broken home biasanya hubungan antaranggota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan keluarga tidak bisa memberikan ketentraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku semaunya, dan mencari kebahagiaan diluar keluarga. Hal inilah yang mendorong terjadinya penyimpangan sosial dari masing-masing anggota keluarga. b. Persoalan ekonomi Tidak terpenuhi kebutuhan ekonomi dapat mendorong orang melakukan kegiatan apa saja, asal bisa memperoleh sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Tidak jarang orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu, yang dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal inilah yang menyebabkan orang melakukan kegiatan tanpa menghiraukan norma-norma dan aturan masyarakat. Akibatnya terjadilah penyimpangan sosial dari orang yang bersangkutan. c. Pelampiasan rasa kekecewaan Penyimpangan sosial bisa juga terjadi sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewa seseorang, tetapi cintanya ditolak oleh orang yang dicintainya? Apakah akibat jika seorang anak menginginkan sepeda atau motor, tetapi keinginannya tidak terpenuhi? Apa akibatnya? Jika seorang siswa tidak lulus ujian, padahal ia sangat berharap lulus ujian? Tentu rasa kecewa yang ia dapatkan. Kekecewaan ini dapat mendorong orang atau anak yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu yang tanpa kendali. Pelampiasan rasa kekecewaan dapat menimbulkan perilaku diluar kendali orang yang bersangkutan. Bahkan ia tidak lagi menghiraukan normanorma maupun aturan kemasyarakatan, yang penting ia bisa melampiaskan kekecewaannya. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan penyimpangan sosial dari orang/anak tersebut. d. Pengaruh lingkungan masyarakat Penyimpangan sosial bisa juga terjadi karena pengaruh lingkungan. Orang yang hidup di lingkungan penjudi, akan cenderung ikut berjudi; orang yang berada di lingkungan peminum ( pemabuk), akan cendrung ikut mabuk-mabukan; orang yang hidup di lingkungan preman akan cenderung berperilaku seperti preman. Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa lingkungan mudah mempengaruhi seseorang yang berada di lingkungan tersebut oleh karena itu, apabila kehidupan lingkungan tidak sesuai dengan norma-norma sosial, maka
orang yang berada di lingkungan tersebut cenderung juga berperilaku menyimpang. Akibatnya terjadilah penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dilingkungan tersebut. e. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku Hal ini umumnya terjadi pada para pendatang baru (penduduk baru) di lingkungan yang baru. Para pendatang baru yang tidak mampu menyerap nilai dan norma yang berlaku atau tidak sanggup menyerap atau memahami norma budaya masyarakat akan cenderung tidak mampu melakukan kegiatan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Hal inilah yang memungkinkan orang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan budaya kemasyarakatan. Karena ketidaktahuannya terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat timbullah penyimpangan-penyimpangan sosial dari pelaku orang tersebut. f. Pengaruh kemajuan teknologi Kemajuan teknologi melahirkan berbagai alat komunikasi dan alat hiburan yang serba canggih. Televisi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Program acara televisi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Tetapi banyak anak-anak menikmati acara TV yang seharusnya bukan konsumsinya. Misalnya acara TV filem keras, menyebabkan anak berperangai keras. Perangai keras ini dapat menimbulkan perilaku keras pada anak yang cenderung menyimpang dari kebiasaan masyarakat. Internet dapat disalahgunakan untuk mendapatkan gambar-gamabr porno. Akibatnya anak-anak yang belum cukup umur sudah menikmati gambar-gambar porno. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut. Besar kemungkinan anak akan berperilaku seks yang menyimpang. Ini berarti anak telah melakukan penyimpangan terhadap norma-norma sosial. 3. Sifat Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial ternyata tidak selamanya berdampak negatif. Ada jenisjenis penyimpangan sosial yang justru bedampak positif. Pernahkah kamu melihat supir bus wanita, kenek wanita, angkat besi wanita, atau petinju wanita? Berbagai profesi wanita itu pada dasarnya merupakan bentuk penyimpangan terhadap normanorma yang berlaku dalam masyarakat kita. Oleh karena itu bentuk penyimpanganpenyimpangan tersebut juga bisa dikategorikan penyimpangan sosial. Namun demikian, penyimpangan itu tidak cukup meresahkan dan mengganggu ketentraman masyarakat. Bahkan penyimpangan tersebut berdampak positif, karena dapat mendukung emansipasi wanita. Oleh karena itu penyimpangan sosial ini dapat dikategorikan sebagai penyimpangan positif. Sementara itu, mungkin juga kamu pernah melihat perilaku orang-orang yang cenderung bertentangan dengan norma-norma masyarakat, dan berdampak negative bagi lingkungan maupun kepentingan masyarakat. Misalnya, seks bebas, hubungan
seks diluar nikah, kumpul kebo, pesta coret-coret baju dan rambut ketika lulus sekolah, serta berkendaraan berkeliling jalan raya dengan memenuhi seluruh badan jalan. Penyimpangan ini dapat dikategorikan sebagai penyimpangan negatf. Penyimpangan sosial secara terus menerus pada umumnya berdampak negatif bagi kehidupan diri pelaku maupun masyarakat sekitar. Adapun dampak tersebut adalah munculnya kejahatan yang beruntun. Contoh: orang berjudi, apabila kalah ada kecenderungan untuk melakukan penipuan, pemerasan, pencurian dan perampokan. Dapat menyebabkan pembunuhan. Itu hanya salah satu contoh peristiwa kejahatan beruntun. Yang pasti bahwa penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus menerus akan berdampak munculnya kejahatan yang meresahkan dan mengganggu ketentraman masyarakat. Disamping itu dapat merugikan si pelakunya. Contoh: pengguna narkoba yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan keuangan si pelaku menjadi morat-marit, dan kesehatan mentalnya maupun fisiknya akan menurun.
4. Macam-macam Bentuk Penyimpangan Sosial a. Penyimpangan Primer dan Sekunder Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Apabila penyimpangan sosial itu bersifat sementara, tidak didominasi oleh si pelaku, dan masyarakat masih bersedia mentolerir, maka penyimpangan sosial ini dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan primer. Contoh: membolos sekolah, membolos kerja, menyontek ketika ulangan, pelanggaran rambu lalu lintas. Namun apabila penyimpangan itu bersifat sementara maupun berkelanjutan , didominasi oleh si pelaku, dan masyarakat sudah tidak dapat mentolerir, maka penyimpangan sosial itu dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan sekunder. Contoh: pemerkosaan, perampokan, dan pembunuhan. b. Penyimpangan Sosial Individu dan Kelompok Penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dilakukan oleh seseorang secara individual maupun secara kelompok. Apabila penyimpangan sosial dilakukan secara individual, maka penyimpangan sosial itu dikategorikan sebagai penyimpangan individual. Contoh, pelajar tidak mau belajar, santri di pondok tidak mau mengaji. Namun apabila penyimpangan sosial dilakukan secara kolektif (berkelompok), maka penyimpangan sosial itu dikategorikan sebagai penyimpangan kelompok. Penyimpangan kelompok biasanya memiliki dampak yang lebih kuat bagi lingkungan dan masyarakat, dibanding dengan penyimpangan individu. Hal ini disebabkan penyimpangan kelompok biasanya memiliki pengaruh yang luas dan kuat terhadap lingkungan dan masyarakat. Contoh, aksi protes, mogok kerja, demonstrasi, gerakan pengacau.
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Nama Sekolah
: MTs Negeri 3 Jakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: VIII/1
Standar Kompetensi
: 1.
Kompetensi Dasar
: 1.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (judi, tawuran, Narkoba, HIV/Aids, PSK dan sebagainya) sebagai
Memahami penyakit sosial dan penyimpangan sosial
akibat
Alokasi Waktu
Penyimpangan sosial dalam masyarakat serta berbagai upaya pencegahannya. : 6 x 40 menit (3 x Pertemuan)
A. Indikator Pembelajaran 1. Mengidentifikasi penyakit sosial akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. 2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyakit sosial 3. Member contoh penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. (Tanggung jawab, jujur). 2. Siswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. (peduli, toleransi) 3. Member contoh penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. (hormat cinta, damai). C. Materi Pokok: Terlampir
D. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Studi Kelompok
E. Media Pembelajaran Media Pembelajaran : Flash Card
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit) Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan mengabsen siswa.
Rasa hormat
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakan pada konsep penyimpanan.
Perhatian
Guru mengkondisikan siswa dan minta siswa mengatur meja belajarnya
Disiplin
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
Keberanian
Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yang diharapkan
Perhatian
Siswa mengerjakan soal pretest
Ketekunan, ketelitian
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
Perhatian
Kegiatan inti 50 menit Eksplorasi Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang konsep penyimpangan sosial
Perhatian
Guru menerangkan materi tentang penyimpangan sosial meliputi, pengertian penyimpangan sosial, bentuk-bentuk
Perhatian dan ketekunan
penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan dan contoh penyimpangan sosial. Memberikan wacana atau contoh analisis kasus/gambar yang relevan dengan materi yang diajarkan.
Tanggung Jawab
Guru memperlihatkan contoh gambar dalam media flip chart kepada seluruh siswa yang berhubungan dengan konsep penyimpangan sosial serta arti penting dari masalah penyimpangan sosial.
Tanggung Jawab
Melatih siswa dalam penerapan media flip chart
Keaktifan, Kedisiplinan
Elaborasi Guru member petunjuk dan member kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
Perhatian
Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa untuk mengetahui seberapa paham siswa dengan materi yang diajarkan menggunakan media flip chart
Perhatian, Keaktifan
Siswa diberi kesempatan untuk merespon atau tanggapan terhadap penjelasan guru maupun media yang digunakan
Perhatian, Keberanian,
Guru sebagai narasumber atau fasilitator
Disiplin
Keaktifan
Konfirmasi Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah maju memberikan komentar terhadap gambar yang telah dibagikan
Perhatian
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai halhal yang belum paham Melakukan Tanya jawab mengenai materi pelajaran
Keberanian, keaktifan
Membangkitkan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif Kegiatan penutupan 15 menit
Kesungguhan
Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat kesimpulan pelajaran
Perhatian
Guru memberikan review dan umpan balik terhadap materi yang dibahas oleh siswa
Perhatian
Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi
Kesungguhan
Perhatian, keberanian
Seluruh siswa melakukan Postest
Tanggung Jawab
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada murid
Perhatian
G. Sumber Belajar 1. K. Wardiyatmoko, KTSP 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. 2. Contextual Teaching and Learning, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: PT Gramedia, Departemen Pendidikan Nasional.
H. Penilaian No
Indikator
Teknik
Bentuk
Instrument penilaian (soal, kunci jawaban dan pedoman skorsing)
4. Mengidentifikasi
Tes lisan
Tanya
Tes tulis
jawab dan
dilakukan
akibat
soal
melalui keaktifan
penyimpangan
pretest-
siswa dalam
sosial dalam
postest
tanya jawab dan
keluarga dan
pilihan
mengungkapkan
masyarakat.
ganda,
pendapatnya pada
5. Mengidentifikasi
Word
saat proses
bentuk-bentuk
square
pembelajaran
penyakit sosial
essay
berlangsung.
penyakit sosial
6. Member contoh
3. Tes lisan
4. Tes tulis,
penyimpangan
dilakukan melalui
sosial dalam
pemberian tes
keluarga dan
awal (Pretest)
masyarakat
dan tes akhir (Postest) dengan soal yang sama terkait dengan
materi yang diajarkan.
Kunci Jawaban terdapat dilampirkan
Scorsing setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat hadiah dan point. X 100 = 100
Jakarta, April 2015
Mengetahui Guru Mata Pelajaran IPS
(Avrahdiba Fikratania. M.M)
Praktikan
(Uswatun Hasanah)
LAMPIRAN 2 PENYAKIT SOSIAL DAN PENYIMPANGAN SOSIAL
C. PENYAKIT SOSIAL 3. Pengertian Penyakit Sosial Penyakit sosial adalah perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas, disiplin, kebaikan dan hukum formal. Oleh karena itulah perjudian, tawuran antar pelajar dan mabuk-mabukan itu dikategorikan sebagai penyakit sosial atau penyakit masyarakat. Sebenarnya penyakit sosial itu tidak hanya perjudian, tawuran antar pelajar dan mabuk-mabukan saja. Masih banyak perilaku masyarakat yang bisa disebut menjadi virus penyebab penyakit sosial, misalnya: alkoholisme, penyalahgunaan Napza, pelacuran, dan mungkin masih banyak lagi perilaku masyarakat yang bisa menimbulkan keresahan dan mengganggu ketentraman masyarakat. Berbagai perilaku masyarakat ini dapat dikategorikan sebagai penyakit sosial. Faktor apa yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit masyarakat tersebut? Para ahli sosiologi (sosiolog) menyatakan bahwa penyakit sosial itu timbul karena adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang terhadap norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Pelanggaran terhadap norma dan aturan masyarakat inilah yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. Dengan demikian, pada dasarnya penyakit sosial itu ditimbulkan oleh adanya penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggota masyarakat itu sendiri. 4. Bentuk-Bentuk Penyakit Sosial Sebagaimana telah disebutkan, perjudian, tawuran antar pelajar, alkoholisme, penyalahgunaan Napza, pelacuran dikategorikan sebagai penyakit sosial. Bentukbentuk penyakit sosial tersebut menimbulkan dampak negative bagi individu yang melakukan dan masyarakat sekitarnya. g. Perjudian Perjudian merupakan salah satu bentuk penyakit sosial. Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap nilai, dengan menyadari adanya sebuah resiko dan harapan tertentu pada peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian yang belum pasti hasilnya.
Perbuatan judi merupakan perilaku yang melanggar terhadap kaidah-kaidah, nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pelanggaran ini tidak saja hanya pada adat dan kebiasaan masyarakat, tetapi juga melanggar norma hukum. Sedangkan secara hukum perjudian merupakan pelanggaran KUHP yang harus dipertanggung jawabkan di pengadilan. h. Tawuran Antar Pelajar Pada umumnya, tawuran terjadi karena masalah-masalah sepele seperti penghinaan terhadap seseorang, masalah pertemanan, rebutan pacar, akibat narkoba, alkoholisme, dan lain sebagainya. Dari permasalahan antar individu kemudian melebarmenjadi solidaritas kelompok yang pada gilirannya menimbulkan tawuran masal. Perkelahian antar pelajar merupakan masalah serius mengingat siswa adalah peserta didik yang harus tunduk pada kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat maupun di sekolah. Terhadap perilaku yang meresahkan ini, maka akan dikenakan sanksi oleh masyarakat, sekolah, ataupun sanksi hukum jika terkait dengan pelanggaran terhadap KUHP. Tawuran antar pelajar adalah perbuatan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh para pelajar. Tugas para pelajar adalah belajar, bukan tawuran atau berkelahi. i. Penyalahgunaan Napza Napza adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya. Napza merupakan zat atau obat-obatan yang berpengaruh terhadap susunan syaraf atau otak. Napza apabila disalahgunakan pemakaiannya akan menimbulkan ketagihan atau addiction dan merusak, menimbulkan ketidakmampuan dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan sekolah para siswa, betapa berbahayanya penyalahgunaan Napza. Dapat dibayangkan tatkala anak keluarga miskin menjadi korban barang setan itu, padahal harganya sangat mahal. Dari mana mereka memperoleh uang untuk membelinya kalau tidak melakukan tindakan criminal, seperti mencuri, menodong, merampok, lalu yang wanita menjual diri dan sebagainya. Dampaknya Napza telah membuat generasi muda kehilangan masa depan mereka, mengingat penyalahgunaan Napza memiliki dampak yang sangat merusakbaik bagi dirinya maupun lingkungannya. Oleh karena itu sangatlah wajar manakala muncul fakta baru bahwa Napza menimbulkan segudang masalah, pelacuran, criminal dan bahkan paling berpotensi menularkan penyakit HIV Aids yang akhir-akhir ini sangat merebak dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pelajar kita harus berprinsip; “belajar yes, narkoba no”. kita sebagai generasi muda tentunya tidak ingin kehilangan masa depan bukan? Jika menginginkan hidup sempurna, wajar, dan sukses maka jauhilah narkoba dari kehidupan kita.
j. Alkoholisme Alkoholisme adalah orang yang kecanduan minum-minuman keras yang mengandung alkohol dalam dosis yang tinggi. Penggunaan atau konsumsi alkohol, dapat menimbulkan dampak yang sangat merusak baik individu pemakai maupun bagi masyarakat. Dampak merusak inilah yang menyebabkan ketika orang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, maka akan mengganggu sistem syarafnya, sehingga tidak mampu mengendalikan diri baik secara psikologis, fisik, maupun sosial. Orang-orang yang terlibat dalam alkoholisme baik produsen maupun pemakai dikategorikan sebagai penyakit sosial dan melanggar kaidah-kaidah, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. k. Pelacuran Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri dengan jalan memperjual belikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan nafsunafsu seks, dengan imbalan pembayaran. Pelacuran adalah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapat upah. Perilaku ini melanggar norma, kaidah, dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Bagi yang melakukan pelacuran, tidak akan mendapat sanksi dari masyarakat, melainkan pula sanksi agama. Munculnya berbagai macam penyakit kelamin yang mematikan seperti halnya HIV Aids adalah akibat buruk dari praktekpraktek pelacuran tersebut. Norma adat pada umumnya melarang pelacuran. Akan tetapi, setiap daerah berbeda peraturannya, dan kebanyakan norma tersebut tidak tertulis. Pelarangan pelacuran pada hukum adat didasarkan pada hal sebagai berikut: tidak menghargai wanita, diri sendiri, dan penghinaan terhadap isteri dan pria yang melacurkan diri, penyakit kotor dan merugikan orang lain. Pelacuran menimbulkan beberapa akibat. Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh pelacuran antara lain sebagai berikut: 6. Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin. 7. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga 8. Merusak sendi-sendi moral, hukum, susila dan agama 9. Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia 10. Mendorong terjadinya kriminalitas dan kecanduan barang-barang narkotika.
l. Korupsi Korupsi berasal dari bahasa latin, corruption, corrumpere, yang berarti buruk, busuk, rusak , menggoyahkan atau memutarbalikkan. Korupsi merupakan perilaku penyelewengan dari tugas tertentu yang sengaja dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompoknya, baik uang maupun harta kekayaan. Korupsi diartikan juga sebagai perilaku pejabat maupun pegawai yang secara tidak wajar dan tidak sah memperkaya diri atau kelompoknya dengan cara menyalahgunakan kekuasaan atau kedudukan yang dipercayakan kepadanya. Korupsi merupakan bentuk penyakit sosial dalam masyarakat. Korupsi dapat dilakukan sendiri ataupun kelompok. Untuk sesaat korupsi nampaknya menguntungkan. Akan tetapi korupsi sangat merugikan kehidupan, baik pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara. Bentuk-bentuk korupsi antara lain; penyogokan, penggelapan, pemutarbalikan fakta, penipuan, maupun penggunaaan uang negarasecara tidak semestinya. Ganjaran bagi koruptor adalah hukuman penjara, penyitaan kekayaan dan uang hasil korupsi.
D. PENYIMPANGAN SOSIAL 5. Pengertian Penyimpangan Sosial Perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan yang diharapkan oleh masyarakat sering disebut Konformitas. Sedangkan Perilaku yang tidak sesuai dengan harapan norma dan aturan masyarakat disebut Penyimpangan Sosial. Bisa juga diartikan, penyimpangan sosial adalah bentuk perbuatan yang mengabaikan nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Konformitas dan penyimpangan sosial merupakan dua sisi perilaku masyarakat yang bertentangan. Konformitas cenderung bersifat positif, sedangkan penyimpangan sosial cenderung bersifat negatif. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat tentu ada norma-norma dan aturan yang membatasi perilaku individu maupun kelompok individu. Norma-norma dan aturan itu dimaksudkan agar kehidupan bermasyarakat dapat berjalan dengan teratur, tertib, aman, dan damai. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak terjadi pelanggaranpelanggaran terhadap norma dan aturan tersebut. Pelanggaran ini dilakukan oleh individu yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. 6. Penyebab Penyimpangan Sosial. Mengapa orang melakukan penyimpangan sosial? Faktor apakah yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial? Tentu ada alasan dan faktor yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial. Mungkin karena pengaruh lingkungannya; mungkin karena mencapai kepuasan hidup; mungkin hanya akan meniru orang lain, mungkin karena tidak kepuasan terhadap sesuatu yang dihadapi;
dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang menjadi penyebab orang melakukan penyimpangan sosial. Dari berbagai penyebab itu kita dapat mengidentifikasi penyebab penyimpangan sosial sebagai berikut: g. Keadaan keluarga yang carut marut (broken home) Keluarga merupakan tempat dimana anak atau orang pertama kali melakukan interaksi dengan orang lain. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan watak (perangai) seseorang. Oleh karena itulah keadaan keluarga akan sangat akan sangat mempengaruhi perilaku orang yang menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang broken home biasanya hubungan antaranggota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan keluarga tidak bisa memberikan ketentraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku semaunya, dan mencari kebahagiaan diluar keluarga. Hal inilah yang mendorong terjadinya penyimpangan sosial dari masing-masing anggota keluarga. h. Persoalan ekonomi Tidak terpenuhi kebutuhan ekonomi dapat mendorong orang melakukan kegiatan apa saja, asal bisa memperoleh sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Tidak jarang orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu, yang dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal inilah yang menyebabkan orang melakukan kegiatan tanpa menghiraukan norma-norma dan aturan masyarakat. Akibatnya terjadilah penyimpangan sosial dari orang yang bersangkutan. i. Pelampiasan rasa kekecewaan Penyimpangan sosial bisa juga terjadi sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewa seseorang, tetapi cintanya ditolak oleh orang yang dicintainya? Apakah akibat jika seorang anak menginginkan sepeda atau motor, tetapi keinginannya tidak terpenuhi? Apa akibatnya? Jika seorang siswa tidak lulus ujian, padahal ia sangat berharap lulus ujian? Tentu rasa kecewa yang ia dapatkan. Kekecewaan ini dapat mendorong orang atau anak yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu yang tanpa kendali. Pelampiasan rasa kekecewaan dapat menimbulkan perilaku diluar kendali orang yang bersangkutan. Bahkan ia tidak lagi menghiraukan normanorma maupun aturan kemasyarakatan, yang penting ia bisa melampiaskan kekecewaannya. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan penyimpangan sosial dari orang/anak tersebut. j. Pengaruh lingkungan masyarakat Penyimpangan sosial bisa juga terjadi karena pengaruh lingkungan. Orang yang hidup di lingkungan penjudi, akan cenderung ikut berjudi; orang yang berada di lingkungan peminum ( pemabuk), akan cendrung ikut mabuk-mabukan; orang yang hidup di lingkungan preman akan cenderung berperilaku seperti preman.
Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa lingkungan mudah mempengaruhi seseorang yang berada di lingkungan tersebut oleh karena itu, apabila kehidupan lingkungan tidak sesuai dengan norma-norma sosial, maka orang yang berada di lingkungan tersebut cenderung juga berperilaku menyimpang. Akibatnya terjadilah penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dilingkungan tersebut. k. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku Hal ini umumnya terjadi pada para pendatang baru (penduduk baru) di lingkungan yang baru. Para pendatang baru yang tidak mampu menyerap nilai dan norma yang berlaku atau tidak sanggup menyerap atau memahami norma budaya masyarakat akan cenderung tidak mampu melakukan kegiatan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Hal inilah yang memungkinkan orang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan budaya kemasyarakatan. Karena ketidaktahuannya terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat timbullah penyimpangan-penyimpangan sosial dari pelaku orang tersebut. l. Pengaruh kemajuan teknologi Kemajuan teknologi melahirkan berbagai alat komunikasi dan alat hiburan yang serba canggih. Televisi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Program acara televisi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Tetapi banyak anak-anak menikmati acara TV yang seharusnya bukan konsumsinya. Misalnya acara TV filem keras, menyebabkan anak berperangai keras. Perangai keras ini dapat menimbulkan perilaku keras pada anak yang cenderung menyimpang dari kebiasaan masyarakat. Internet dapat disalahgunakan untuk mendapatkan gambar-gamabr porno. Akibatnya anak-anak yang belum cukup umur sudah menikmati gambar-gambar porno. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut. Besar kemungkinan anak akan berperilaku seks yang menyimpang. Ini berarti anak telah melakukan penyimpangan terhadap norma-norma sosial.
7. Sifat Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial ternyata tidak selamanya berdampak negatif. Ada jenisjenis penyimpangan sosial yang justru bedampak positif. Pernahkah kamu melihat supir bus wanita, kenek wanita, angkat besi wanita, atau petinju wanita? Berbagai profesi wanita itu pada dasarnya merupakan bentuk penyimpangan terhadap normanorma yang berlaku dalam masyarakat kita. Oleh karena itu bentuk penyimpanganpenyimpangan tersebut juga bisa dikategorikan penyimpangan sosial. Namun demikian, penyimpangan itu tidak cukup meresahkan dan mengganggu ketentraman masyarakat. Bahkan penyimpangan tersebut berdampak positif, karena dapat
mendukung emansipasi wanita. Oleh karena itu penyimpangan sosial ini dapat dikategorikan sebagai penyimpangan positif. Sementara itu, mungkin juga kamu pernah melihat perilaku orang-orang yang cenderung bertentangan dengan norma-norma masyarakat, dan berdampak negative bagi lingkungan maupun kepentingan masyarakat. Misalnya, seks bebas, hubungan seks diluar nikah, kumpul kebo, pesta coret-coret baju dan rambut ketika lulus sekolah, serta berkendaraan berkeliling jalan raya dengan memenuhi seluruh badan jalan. Penyimpangan ini dapat dikategorikan sebagai penyimpangan negatf. Penyimpangan sosial secara terus menerus pada umumnya berdampak negatif bagi kehidupan diri pelaku maupun masyarakat sekitar. Adapun dampak tersebut adalah munculnya kejahatan yang beruntun. Contoh: orang berjudi, apabila kalah ada kecenderungan untuk melakukan penipuan, pemerasan, pencurian dan perampokan. Dapat menyebabkan pembunuhan. Itu hanya salah satu contoh peristiwa kejahatan beruntun. Yang pasti bahwa penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus menerus akan berdampak munculnya kejahatan yang meresahkan dan mengganggu ketentraman masyarakat. Disamping itu dapat merugikan si pelakunya. Contoh: pengguna narkoba yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan keuangan si pelaku menjadi morat-marit, dan kesehatan mentalnya maupun fisiknya akan menurun.
8. Macam-macam Bentuk Penyimpangan Sosial c. Penyimpangan Primer dan Sekunder Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Apabila penyimpangan sosial itu bersifat sementara, tidak didominasi oleh si pelaku, dan masyarakat masih bersedia mentolerir, maka penyimpangan sosial ini dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan primer. Contoh: membolos sekolah, membolos kerja, menyontek ketika ulangan, pelanggaran rambu lalu lintas. Namun apabila penyimpangan itu bersifat sementara maupun berkelanjutan , didominasi oleh si pelaku, dan masyarakat sudah tidak dapat mentolerir, maka penyimpangan sosial itu dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan sekunder. Contoh: pemerkosaan, perampokan, dan pembunuhan. d. Penyimpangan Sosial Individu dan Kelompok Penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dilakukan oleh seseorang secara individual maupun secara kelompok. Apabila penyimpangan sosial dilakukan secara individual, maka penyimpangan sosial itu dikategorikan sebagai penyimpangan individual. Contoh, pelajar tidak mau belajar, santri di pondok tidak
mau mengaji. Namun apabila penyimpangan sosial dilakukan secara kolektif (berkelompok), maka penyimpangan sosial itu dikategorikan sebagai penyimpangan kelompok. Penyimpangan kelompok biasanya memiliki dampak yang lebih kuat bagi lingkungan dan masyarakat, dibanding dengan penyimpangan individu. Hal ini disebabkan penyimpangan kelompok biasanya memiliki pengaruh yang luas dan kuat terhadap lingkungan dan masyarakat. Contoh, aksi protes, mogok kerja, demonstrasi, gerakan pengacau.
LAMPIRAN 3 UJI COBA PRETEST DAN POSTEST
Nama
:
Hari/Tanggal
:
Mata Pelajaran
:
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf abjad a, b, c, dan d !!
1. Tidak sesuai dengan nilai dan norma pada dasarnya perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang sebagai anggota masyarakat adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan… a. Undang-undang b. Peraturan Pemerintah c. Nilai dan norma d. Konstitusi 2. Penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa campur tangan orang lain disebut… a. Penyimpangan kelompok b. Penyimpang sekunder c. Penyimpangan Individu d. Penyimpangan Primer 3. Penyimpangan yang bersifat sementara maupun berkelanjutan, didominasi, oleh si pelaku, dan masyarakat sudah tidak mentolerir disebut… a. Penyimpangan sekunder b. Penyimpangan primer c. Penyimpangan kelompok d. Penyimpangan individu 4. PSK termasuk penyakit masyarakat dan merupakan perbuatan… a. Negatif b. homoseks c. Asusila d. Lesbian 5. Ada beberapa pihak yang sering melakukan upaya pencegahan penyimpangan. Salah satu pihak yang memiliki ruang paling luas adalah… a. Keluarga b. Sekolah
c. Masyarakat d. Media cetak 6. Maraknya pelacuran sering disebabkan oleh adanya dorongan untuk mencakupi kebutuhan.. a. Politik b. Ekonomi c. Biologis d. Rohani 7. Perkelahian pelajar termasuk bentuk perilaku menyimpang karena tindakan ini… a. Membuang-buang waktu b. Tidak merugikan orang lain c. Bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat d. Tidak disenangi orang tua 8. Penyimpangan yang terjadi apabila perilaku menyimpang dilakukan bersama-sama dalam kelompok tertentu disebut… a. Penyimpangan primer b. Penyimpangan sekunder c. Penyimpangan kelompok d. Penyimpangan individu 9. masyarakat sering melakukan pengucilan terhadap perilaku penyimpangan yang berkaitan dengan moral seseorang, penyimpangan yang dimaksud adalah.. a. Pelacuran c. perampok b. Pencuri d. perjudian 10. Orang yang kecanduan minum-minuman keras yang mengandung alkohol dalam dosis yang tinggi disebut… a. Alkoholisme b. Narkotika c. Miras d. Obat terlarang 11. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang selain melanggar kode etik masyarakat, perilaku ini juga melanggar… a. Hukum b. Nilai dan norma c. Undang-undang d. Pemerintah
12. Perilaku seksual di luar nikah sangat bertentangan dengan… a. Peraturan pemerintah. b. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial c. Kaidah islam d. Peraturan UUD 1945 13. Tidak sesuai dengan nilai dan norma pada dasarnya perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang sebagai anggota masyarakat adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan… e. Undang-undang f. Peraturan Pemerintah g. Nilai dan norma h. Konstitusi 14. Mempertaruhkan sesuatu yang dianggap nilai, dengan menyadari adanya sebuah resiko dan harapan tertentu disebut… a. Perjudian b. Tawuran antar pelajar c. Penyalahgunaan Napza d. Korupsi 15. Menurut Edwin M Lemert, perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu.. a. Individu dan kelompok b. Kelompok dan primer c. Primer dan sekunder d. Positif dan negative 16. Perilaku penyelewengan pejabat atau pegawai dengan cara menyalahgunaan kekuasaan disebut… a. Perjudian b. Korupsi c. Konformitas d. Penyimpangan sosial 17. Penyimpangan primer ditandai oleh suatu perbuatan yang bersifat… a. Berulang-ulang b. KelompokA c. Pribadi d. Temporer 18. Berikut ini yang merupakan penyebab penyimpangan sosial adalah… a. Persoalan Ekonomi b. Pelampiasan kekecewaan c. Kesanggupan menerima norma-norma sosial d. Brocken home
19. Bir, Wine, Wiski, dan Vodka termasuk contoh penyakit sosial …. a. Narkoba b. Judi c. Psikotropika d. MIRAS 20. Salah satu penyebab terjadinya tawuran pelajar adalah.. a. Mengisi waktu kosong b. Kompetisi bela diri c. Balas dendam d. ketidaksengajaan
KUNCI JAWABAN PRETEST DAN POSTEST 1. A 2. C 3. A 4. C 5. A 6. B 7. A 8. C 9. A 10. A
11. D 12 B 13. A 14. C 15. C 16. B 17. A 18. C 19. A 20. C
LAMPIRAN 4 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes
Standar Kompetensi Memahami Masalah Penyimpanga n Sosial
Kompetensi Dasar
Indikator
No Soal
1.
Jumlah 10
Mengidentifika si berbagai penyakit sosial (Miras, Judi, Narkoba, HIV/Aids, PSK, dan sebagainya akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
1. Mengidentifikasi penyakit sosial akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
1, 2, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 15, 16
2. Mengidentifikasi bentukbentuk penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
3, 5, 7, 11, 13, 14, 17, 18, 20, 23, 24, 25, 29,
13
7 3. Memberikan contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat
19, 21, 22, 26, 27, 28, 30,
30
LAMPIRAN 5 MTs NEGERI 3 JAKARTA VALIDITAS Nama
:
Kelas
:
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf abjad a, b, c, dan d !! 21. Perilaku menyimpang merupakan perbuatan yang…. a. Melarang nilai dan norma b. Mengabaikan nilai dan norma c. Mematuhi nilai dan mengabaikan norma d. Melanggar keinginan kita 22. Tidak sesuai dengan nilai dan norma pada dasarnya perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang sebagai anggota masyarakat adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan… i. Undang-undang j. Peraturan Pemerintah k. Nilai dan norma l. Konstitusi 23. Mempertaruhkan sesuatu yang dianggap nilai, dengan menyadari adanya sebuah resiko dan harapan tertentu disebut… a. Perjudian b. Tawuran antar pelajar c. Penyalahgunaan Napza d. Korupsi 24. Penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa campur tangan orang lain disebut… e. Penyimpangan kelompok f. Penyimpang sekunder g. Penyimpangan Individu h. Penyimpangan Primer 25. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang selain melanggar kode etik masyarakat, perilaku ini juga melanggar… a. Hukum b. Nilai dan norma c. Undang-undang d. Pemerintah
26. Penyimpangan primer ditandai oleh suatu perbuatan yang bersifat… e. Berulang-ulang f. Kelompok g. Pribadi h. temporer 27. Orang yang kecanduan minum-minuman keras yang mengandung alkohol dalam dosis yang tinggi disebut… e. Alkoholisme f. Narkotika g. Miras h. Obat terlarang 28. Penyimpangan yang terjadi apabila perilaku menyimpang dilakukan bersama-sama dalam kelompok tertentu disebut… e. Penyimpangan primer f. Penyimpangan sekunder g. Penyimpangan kelompok h. Penyimpangan individu 29. Perilaku seksual di luar nikah sangat bertentangan dengan… e. Peraturan pemerintah. f. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial g. Kaidah islam h. Peraturan UUD 1945 30. Bir, Wine, Wiski, dan Vodka termasuk contoh penyakit sosial …. e. Narkoba f. Judi g. Psikotropika h. MIRAS 31. Penyimpangan yang bersifat sementara maupun berkelanjutan, didominasi, oleh si pelaku, dan masyarakat sudah tidak mentolerir disebut… e. Penyimpangan sekunder f. Penyimpangan primer g. Penyimpangan kelompok h. Penyimpangan individu 32. Penyalahgunaan narkotika dapat mengakibatkan ketergantungan atau yang lebih dikenal dengan istilah…. a. Tendensi b. Halusinasi c. Adiksi d. Habituasi
33. Berikut ini yang merupakan penyebab penyimpangan sosial adalah… e. Persoalan Ekonomi f. Pelampiasan kekecewaan g. Kesanggupan menerima norma-norma sosial h. Brocken home 34. Penyimpangan sosial yang tidak mengganggu ketentraman masyarakat adalah… a. Penyimpangan positif b. Penyimpangan negatif c. Penyimpangan individual d. Penyimpangan kelompok 35. PSK termasuk penyakit masyarakat dan merupakan perbuatan… e. Negatif f. homoseks g. Asusila h. Lesbian 36. Perilaku penyelewengan pejabat atau pegawai dengan cara menyalahgunaan kekuasaan disebut… e. Perjudian f. Korupsi g. Konformitas h. Penyimpangan sosial 37. Menurut Edwin M Lemert, perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu.. a. Individu dan kelompok b. Kelompok dan primer c. Primer dan sekunder d. Positif dan negative 38. Salah satu contoh bukan perilaku menyimpang adalah… a. Minum-minuman keras b. Penyalahgunaan narkotika c. Kenakalan remaja d. Perampokan 39. Ada beberapa pihak yang sering melakukan upaya pencegahan penyimpangan. Salah satu pihak yang memiliki ruang paling luas adalah… a. Keluarga b. Sekolah c. Masyarakat d. Media cetak
40. Maraknya pelacuran sering disebabkan oleh adanya dorongan untuk mencakupi kebutuhan.. e. Politik f. Ekonomi g. Biologis h. Rohani 41. Tomi anak yang nakal dank eras kepala, orang tuanya membelikan televise baru dan diletakkan dikamarnya. Setiap hari ia menonton televisi yang terkadang menyenakan tontonan yang belum sesuai umurnya. Munculnya kenakalan pada diri Tomi tersebut terbentuk melalui… a. keluarga b. kelompok bermain c. lingkungan tempat tinggal d. media massa 42. dibawah ini contoh penyimpangan kelompok kecuali… a. sekawan perampok merampok took mas b. tiga orang anak jalanan melakukan pencopetan c. beberapa siswa mencontek saat ulangan dengan menggunakan sms d. abi mencuri pulpen kawannya. 43. Salah satu penyebab terjadinya tawuran pelajar adalah.. a. Mengisi waktu kosong b. Kompetisi bela diri c. Balas dendam d. ketidaksengajaan 44. masyarakat sering melakukan pengucilan terhadap perilaku penyimpangan yang berkaitan dengan moral seseorang, penyimpangan yang dimaksud adalah.. a. Pelacuran c. perampok b. Pencuri d. perjudian 45. Hubungan seksual diluar nikah disebut…. a. Sodomi b. Perzinahan c. Kumpul kebo d. Pelacuran 46. Contoh penyimpangan individu adalah… a. Siswa-siswa kelas VIII bolos sekolah b. Seorang siswa menyontek saat ulangan c. Seorang siswa bersama temannya merokok d. Dua orang muda mudi berpacaran
47. Upaya pencegahan penyimpangan sosial perlu melibatkan peran…. a. Keluarga, masyarakat dan pengusaha b. Keluarga, sekolah dan pejabat pemerintah c. Keluarga, masyarakat, dan sekolah d. Sekolah, masyarakat, dan pejabat pemerintah 48. Perampokan, pembunuhan, dan pemerkosaan termasuk contoh penyimpangan… a. sekunder c. positif b. primer d. negative 49. Perkelahian pelajar termasuk bentuk perilaku menyimpang karena tindakan ini… a. Membuang-buang waktu b. Tidak merugikan orang lain c. Bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat d. Tidak disenangi orang tua 50. Pesta coret-coret baju ketika lulus, dan hubungan seks diluar nikah termasuk contoh… a. Penyimpangan positif b. Penyimpangan negative c. Penyimpangan individu d. Penyimpangan kelompok
KUNCI JAWABAN VALIDITAS
1. B 2. A 3. C 4. C 5. D 6. A 7. A 8. C 9. B 10. D
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
A D C A C B C D A B
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
D D C A B B C A A B
DATA VALIDITAS No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah r tabel r hitung status
Butir Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Butir 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 22 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 28 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 27 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 25 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 17 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 14 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 26 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 26 16 18 18 15 17 15 16 18 17 15 16 17 15 18 15 18 16 15 16 16 17 19 18 18 15 16 4 11 16 7 468 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.7769 0.5349 0.5349 0.6567 0.6883 0.516 0.57379 0.53486 0.51763 0.65669 0.44684 0.5461 0.7271 0.1963 0.516 0.6026 0.523 0.258 0.47223 0.5738 0.3754 -0.1677 0.50101 0.5687 -0.04691 -0.213 0.21327 0.6042 0.4976 -0.23 VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID DROP VALID VALID DROP DROP VALID VALID DROP DROP DROP VALID VALID DROP 9 10 11 12 13 15 16 17 19 20 23 24 28 29 1 2 3 4 5 6 7 8
DATA REALIBILITAS No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 NP p q p.q
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 16 0.8 0.2 0.16
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18 0.9 0.1 0.09
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18 0.9 0.1 0.09
4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 0.75 0.25 0.1875
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 0.85 0.15 0.1275
6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 0.75 0.25 0.1875
7 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 0.8 0.2 0.16
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 0.9 0.1 0.09
9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 0.85 0.15 0.1275
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 15 0.75 0.25 0.1875
11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 0.8 0.2 0.16
12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17 0.85 0.15 0.1275
13 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 15 0.75 0.25 0.1875
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18 0.9 0.1 0.09
Butir Pertanyaan 15 16 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 18 16 0.75 0.9 0.8 0.25 0.1 0.2 0.1875 0.09 0.16
18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 0.75 0.25 0.1875
19 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 0.8 0.2 0.16
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 0.8 0.2 0.16
21 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 0.85 0.15 0.1275
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 0.95 0.05 0.0475
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 0.9 0.1 0.09
24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 0.9 0.1 0.09
25 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0.75 0.25 0.1875
26 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 0.8 0.2 0.16
27 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0.2 0.8 0.16
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 11 0.55 0.45 0.2475
29 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 0.8 0.2 0.16
30 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7 0.35 0.65 0.2275
X1
X2 28 784 26 676 22 484 15 225 27 729 27 729 28 784 20 400 27 729 17 289 28 784 26 676 25 625 17 289 14 196 26 676 28 784 26 676 15 225 26 676 468 11436
4.415
TINGKAT KESUKARAN No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Indeks Kesukaran Interpretasi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 16 0.8 Mudah
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18 0.9 Mudah
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18 0.9 Mudah
4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 0.75 Mudah
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 0.85 Mudah
6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 15 0.75 Mudah
7 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 0.8 Mudah
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 0.9 Mudah
9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 0.85 Mudah
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 15 0.75 Mudah
11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 0.8 Mudah
12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17 0.85 Mudah
13 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 15 0.75 Mudah
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18 0.9 Mudah
Butir Pertanyaan 15 16 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 18 16 0.75 0.9 0.8 Mudah Mudah Mudah
18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 0.75 Mudah
19 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 0.8 Mudah
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 0.8 Mudah
21 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 0.85 Mudah
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 0.95 Mudah
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 0.9 Mudah
24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 0.9 Mudah
25 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0.75 Mudah
26 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 0.8 Mudah
27 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0.2 Sukar
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 11 0.55 Sedang
29 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 0.8 Mudah
30 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7 0.35 Sedang
Jumlah 28 26 22 15 27 27 28 20 27 17 28 26 25 17 14 26 28 26 15 26 468
DAYA PEMBEDA No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah BKA 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah BKB
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7
4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 10
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
7 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8
1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 9
12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7
13 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 10
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
Butir Pertanyaan 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 10 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 8
17 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 8
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
19 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
8 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
21 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
8
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
8
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9
24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10
25 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 9
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
26 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 6
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
27 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 3
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9
29 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 8
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
30 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3
Jumlah 28 26 22 15 27 27 28 20 27 17 4
0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 9
28 26 25 17 14 26 28 26 15 26 3
Daya Beda
0.2
0.2
0.2
-0.1
-0.1
-0.1
0
0
-0.1
0.1
0
0.1
-0.1
0.2
-0.1
0.2
0
-0.1
0
0
-0.1
-0.1
0.2
0
-0.3
-0.2
0.2
0.5
-0.2
0.1
Interpretasi
Sedang
Sedang
Sedang
Jelek Sekali
Jelek Sekali
Jelek Sekali
Jelek
Jelek
Jelek Sekali
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek Sekali
Sedang
Jelek Sekali
Sedang
Jelek
Jelek Sekali
Jelek
Jelek
Jelek Sekali
Jelek Sekali
Sedang
Jelek
Jelek Sekali
Jelek Sekali
Sedang
Baik
Jelek Sekali
Jelek
LAMPIRAN 7 Tabel Lembar Observasi Proses Belajar dengan Media Flip Chart Pertemuan 1-3 No
Aspek yang diamati
Keterangan
Iya Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran 1
Guru hadir dan memulai pelajaran tepat pada waktunya
2
Guru mampu mengkondisikan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
3
Media Flip Chart digunakan dalam proses pembelajaran
4
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami oleh siswa
5
Guru membimbing siswa untuk menganalisis setiap contoh gambar yang ada pada media flip chart Minat dan Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran
6
Siswa menyiapkan alat tulis dan buku paket
7
Siswa memperhatikan dan mendengarkan
8
Siswa mengerjakan tugas dengan kelompok
9
Siswa bertanya mengenai contoh gambar yang mereka belum paham
10
Siswa menganalisis contoh gambar dengan baik
Tidak
Kemampuan dan Keterampilan Guru 11
Guru mengawali dengan memberikan motivasi kepada siswa
12
Guru menggunakan bahasa yang komunikatif
13
Guru mengajukan pertanyaan secara jelas terkait materi yang diberikan kepada siswa saat proses pembelajaran
14
Guru menyampaikan materi secara jelas sistematis, efektif dan mudah dipahami oleh siswa
15
Guru menjelaskan jawaban pertanyaan dari siswa dengan jelas dan mudah dipahami
Jakarta, April 2015 Observer
………………………
LAMPIRAN 8 PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR HASIL PRETEST KELAS KONTROL
Urutan data terkecil hasil data terbesar 35
35
35
40
40
40
45
45
45
45
45
45
50
50
50
50
50
55
55
55
Tabel Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol No
X
F
F.X
F.
1
35
3
1225
105
3675
20
3
2
40
3
1600
120
4800
17
6
3
45
6
2025
270
12150
14
12
4
50
5
2500
250
12500
8
17
5
55
3
3025
165
9075
5
20
Jumlah
175
20
10375
910
42200
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data terbesar = 45 dan data terkecil = 25, dengan menggunakan rumus: R = data terbesar – data terkecil R = 55 – 35 R = 20 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 20 K=5 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentang (R) / banyak kelas (K)
I = 20/5 1=4 Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol No
Interval Kelas
Titik Tengah
Batas Bawah
Batas Atas
Frekuesi Absolut
Relatif
1
35 – 39
37
34,5
39,5
3
15%
2
40 – 44
42
39,5
44,5
3
15%
3
45 – 49
47
44,5
49,5
6
30%
4
50 – 54
52
49,5
54,5
5
25%
5
55 – 59
57
54,5
59,5
3
15%
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu: Mean (M) = ∑
.X/N
(M) = 910 / 20 (M) = 45,5
5. Menentukan Median Mdn = ℓ + (
)
Mdn = 44,5 + (
) x5
Mdn = 44,5 + (
) x5
Mdn = 44,5 + 1,66 Mdn = 46,16
6. Menentukan Modus (Nilai yang paling banyak muncul), yaitu: Mo = ℓ + (
)
Mdn = 44,5 + (
) x5
Mdn = 44,5 + (
) x5
Mdn = 44,5 + 1,87 Mdn = 46,37 7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu: SD = √
( )²
SD = √
(
)²
SD = √ SD = √ SD = 6.32 Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Kontrol No
F
F( )
S( )
[F( ) - S( )]
1
35
3
3
-1.66
0.451
0.049
0.15
0,101
2
40
3
6
-0.87
0.307
0.193
0.1
0,093
3
45
6
12
-0.08
0.026
0.474
0.6
0.126
4
50
5
17
0.71
0.261
0.761
0.85
0,089
5
55
3
20
1.5
0.433
0.933
1
0,067
SD = 6,32
= 0,126
̅ = 45,5
= 0,190 = 0,126 < 0,190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
LAMPIRAN 9 PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN Urutan data terkecil hasil data terbesar 35
35
35
40
40
40
45
45
45
45
45
45
50
50
50
50
50
55
55
55
Tabel Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen No
X
F
F.X
F.
1
35
2
1225
70
2450
20
2
2
40
2
1600
80
3200
18
4
3
45
3
2025
135
6075
16
7
4
50
8
2500
400
20000
13
15
5
55
5
3025
275
15125
5
20
Jumlah
225
20
10375
960
46850
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data terbesar = 45 dan data terkecil = 25, dengan menggunakan rumus: R = data terbesar – data terkecil R = 55 – 35 R = 20 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 20 K=5 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentang (R) / banyak kelas (K) I = 20/5 1=4
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen No
Interval Kelas
Titik Tengah
Batas Bawah
Batas Atas
Frekuesi Absolut
Relatif
1
35 – 39
37
34,5
39,5
2
10%
2
40 – 44
42
39,5
44,5
2
10%
3
45 – 49
47
44,5
49,5
3
15%
4
50 – 54
52
49,5
54,5
8
40%
5
55 – 59
57
54,5
59,5
5
25%
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu: Mean (M) = ∑
.X/N
(M) = 960 / 20 (M) = 48
5. Menentukan Median Mdn = ℓ + (
)
Mdn = 49,5 + ( Mdn = 49,5 + (
) x5 ) x5
Mdn = 49,5 + 3,12 Mdn = 52,62
6. Menentukan Modus (Nilai yang paling banyak muncul), yaitu: Mo = ℓ + (
)
Mdn = 49,5 + (
) x5
Mdn = 49,5 + (
) x5
Mdn = 49,5 + 1,87 Mdn = 51,37 7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu: SD = √
( )²
SD = √
(
)²
SD = √ SD = √ SD = 6.16 Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Eksperimen No
F
1
35
2
2
-2.11
0.482
F( ) 0.018
2
40
2
4
-1.29
0.401
0.099
0.2
0.101
3
45
3
7
-0.48
0.184
0.316
0.35
0.034
4
50
8
15
0.32
0.125
0.625
0.75
0.125
5
55
5
20
1.13
0.37
0.87
1
0.13
SD = 6.16
= 0.125
̅ = 48
= 0.190 = 0.125 < 0.190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
S( ) 0.1
[F( ) - S( )] 0.082
LAMPIRAN 10 PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR HASIL POSTEST KELAS KONTROL Urutan data terkecil hasil data terbesar 70
70
70
75
75
75
75
80
80
80
80
80
80
80
85
85
85
85
85
90
Tabel Skor Hasil Postest Kelas Kontrol No
X
F
F.X
F.
1
70
3
4900
210
14700
20
3
2
75
4
5625
300
22500
17
7
3
80
7
6400
560
44800
13
14
4
85
5
7225
425
36125
6
19
5
90
1
8100
90
8100
5
20
Jumlah
400
20
32250
1585
126225
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data terbesar = 45 dan data terkecil = 25, dengan menggunakan rumus: R = data terbesar – data terkecil R = 90 – 70 R = 20 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 20 K=5 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentang (R) / banyak kelas (K) I = 20/5 1=4
Tabel Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol No
Interval Kelas
Titik Tengah
Batas Bawah
Batas Atas
Frekuesi Absolut
Relatif
1
70 – 74
72
69,5
74,5
3
15%
2
75 - 79
77
74,5
79,5
4
20%
3
80 – 84
82
79,5
84,5
7
35%
4
85 – 89
87
84,5
89,5
5
25%
5
90 - 94
92
89,5
94,5
1
5%
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu: Mean (M) = ∑
.X/N
(M) = 1585 / 20 (M) = 79,25 5. Menentukan Median Mdn = ℓ + ( Mdn = 79,5 + (
) ) x5
Mdn = 79,5 + ( ) x5 Mdn = 79,5 + 2,85 Mdn = 82,35 6. Menentukan Modus (Nilai yang paling banyak muncul), yaitu: Mo = ℓ + (
)
Mdn = 79,5 + (
) x5
Mdn = 79,5 + ( Mdn = 79,5 + 2,22 Mdn = 81,72
) x5
7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu: SD = √
( )²
SD = √
(
)²
SD = √ SD = √ SD = 5,56 Tabel Uji Normalitas Liliefors (Postest) Kelas Kontrol No
F
1
70
3
3
-1,66
0,451
F( ) 0,049
2
75
4
7
-0,76
0,276
0,224
0,1
0,124
3
80
7
14
0,135
0,051
0,551
0,7
0.149
4
85
5
19
0,034
0,348
0,848
0,95
0,102
5
90
1
20
1,933
0,473
0,973
1
0,027
SD = 5,56
= 0,149
̅ = 79,25
= 0,190 = 0,149 < 0,190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
S( ) 0,05
[F( ) - S( )] 0,101
LAMPIRAN 11 PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR HASIL POSTEST KELAS EKSPERIMEN Urutan data terkecil hasil data terbesar 75
80
80
80
85
85
90
90
90
90
90
90
90
90
90
95
95
95
95
95
Tabel Skor Hasil Postest Kelas Eksperimen No
X
F
F.X
F.
1
75
1
5625
75
5625
20
1
2
80
3
6400
240
19200
19
4
3
85
2
7225
170
14450
16
6
4
90
9
8100
810
72900
14
15
5
95
5
9025
475
45125
5
20
Jumlah
425
20
3675
1770
157300
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data terbesar = 45 dan data terkecil = 25, dengan menggunakan rumus: R = data terbesar – data terkecil R = 95 – 75 R = 20 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 20 K=5 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentang (R) / banyak kelas (K) I = 20/5 1=4
Tabel Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen No
Interval Kelas
Titik Tengah
Batas Bawah
Batas Atas
Frekuesi Absolut
Relatif
1
75 – 79
77
74,5
79,5
1
5%
2
80 – 84
82
79,5
84,5
3
15%
3
85 – 89
87
84,5
89,5
2
10%
4
90 – 94
92
89,5
94,5
9
45%
5
95 – 99
97
94,5
99,5
5
25%
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu: Mean (M) = ∑
.X/N
(M) = 1770 / 20 (M) = 88,5 5. Menentukan Median Mdn = ℓ + (
)
Mdn = 84,5 + ( Mdn = 84,5 + (
) x5 ) x5
Mdn = 89,5 + 2,77 Mdn = 92,27 6. Menentukan Modus (Nilai yang paling banyak muncul), yaitu: Mo = ℓ + (
)
Mdn = 89,5 + (
) x5
Mdn = 89,5 + ( Mdn = 89,5 + 1,42 Mdn = 90,92
) x5
7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu: SD = √
( )²
SD = √
(
)²
SD = √ SD = √ SD = 5,74 Tabel Uji Normalitas Liliefors (Postest) Kelas Eksperimen No
F
1
75
1
1
-2,35
0,49
F( ) 0,01
2
80
3
4
-1,48
0,43
0,07
0,1
0,03
3
85
2
6
-0,61
0,225
0,275
0,3
0,025
4
90
9
15
0,261
0,102
0,602
0,75
0,148
5
95
5
20
1,132
0,37
0,87
1
0,13
SD = 57,4
= 0,148
̅ = 88,5
= 0,190 = 0,148 < 0,190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
S( ) 0,05
[F( ) - S( )] 0,04
LAMPIRAN 12 UJI NORMALITAS DATA
A. Kelas Kontrol 1. Pretest Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Kontrol No
F
1
35
3
3
-1.66
0.451
F( ) 0.049
S( ) 0.15
[F( ) - S( )] 0,101
2
40
3
6
-0.87
0.307
0.193
0.1
0,093
3
45
6
12
-0.08
0.026
0.474
0.6
0.126
4
50
5
17
0.71
0.261
0.761
0.85
0,089
5
55
3
20
1.5
0.433
0.933
1
0,067
̅ = 45,5 SD = 6,32 = 0,126 = 0,190 = 0,126 < 0,190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
2. Postest Tabel Uji Normalitas Liliefors (Postest) Kelas Kontrol No
F
1
70
3
3
-1.66
0.451
F( ) 0.049
2
75
4
7
-0.76
0.276
0.224
0.1
0.124
3
80
7
14
0.135
0.051
0.551
0.7
0.149
4
85
5
19
0.034
0.348
0.848
0.95
0.102
5
90
1
20
1.933
0.473 0.973 ̅ = 79.25
1
0.027
SD = 5.56
= 0.149
= 0.190 = 0.149 < 0.190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
S( ) 0.05
[F( ) - S( )] 0.101
B. Kelas Eksperimen 1. Pretest Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Eksperimen No
F
1
35
2
2
-2.11
0.482
F( ) 0.018
2
40
2
4
-1.29
0.401
0.099
0.2
0.101
3
45
3
7
-0.48
0.184
0.316
0.35
0.034
4
50
8
15
0.32
0.125
0.625
0.75
0.125
5
55
5
20
1.13
0.37
0.87
1
0.13
SD = 6.16
= 0.125
S( ) 0.1
[F( ) - S( )] 0.082
̅ = 48
= 0.190 = 0.125 < 0.190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
2. Postest
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Postest) Kelas Eksperimen No
F
F( )
S( )
[F( ) - S( )]
1
75
1
1
-2,35
0,49
0,01
0,05
0,04
2
80
3
4
-1,48
0,43
0,07
0,1
0,03
3
85
2
6
-0,61
0,225
0,275
0,3
0,025
4
90
9
15
0,261
0,102
0,602
0,75
0,148
5
95
5
20
1,132
0,37
0,87
1
0,13
SD = 57,4
= 0,148
̅ = 88,5
= 0,190 = 0,148 < 0,190 Kesimpulan : Populasi Sampel Berdistribusi Normal
LAMPIRAN 13 UJI HOMOGENITAS DATA Pengujian homogenitas disini adalah mengenai sama tidaknya variansivariansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher. Dengan rumus. Langkah-langkah perhitungan uji fisher sebagai berikut: 1. Merumuskan uji hipotesis. maka Ho di terima yang berarti variansi populasi Jika kedua variabel homogeny. Jika maka Ho ditolak yang berarti variansi populasi kedua variabel tidak homogen. 2. Jumlah sampel N = 20 3. Derajat kebebasan Penyebut
: dk2 = 20-1 = 19
Pembilang
: dk1 = 20-1 = 19
4. Menentukan F tabel untuk dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 karena pembilang tidak ada pada tabel maka diambil yang terdekat yaitu pembilang 20 pada taraf signifikansi = 0,05 dari daftar tabel distribusi F adalah 2,15 5. Menentukan F hitung yaitu variansi terbesar dibagi varian terkecil
A. Homogenitas Pretest Eksperimen
Kontrol
N
20
20
X
31.25
35.5
40.52
41.84
=
=
= 0, 96
Karena
(0,96 < 2,15), maka Ho diterima yang berarti bahwa
kedua sampel memiliki variansi yang homogen.
B. Homogenitas Postest
= Karena
Eksperimen
Kontrol
N
20
20
X
88,5
79,25
34.47
32.20
=
= 1,07 (1,07 < 2,15), maka Ho diterima yang berarti bahwa
kedua sampel memiliki variansi yang homogen.
LAMPIRAN 14 UJI HIPOTESIS Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kelas kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t, jika berdistribusi normal adalah homogeny dengan rumus:
t = Langkah-langkah perhitungan Uji-t, sebagai berikut: 1. Mencari Mean, yaitu M =
∑
2. Mencari Standar Deviasi, yaitu SD = √
( )²
3. Mencari Standar Error Mean (
=
, yaitu
4. Mencari Standar Error dari perbedaan Mean =√ 5. Mencari “t” atau “to”, yaitu
=
√
-
A. Uji Hipotesis Hasil Pretest
Tabel Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen No
X
F
F.X
1
35
2
1225
70
2450
2
40
2
1600
80
3200
3
45
3
2025
135
6075
4
50
8
2500
400
20000
5
55
5
3025
275
15125
Jumlah
225
20
10375
960
46850
F.
Tabel Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol No
X
F
1
35
3
1225
105
3675
2
40
3
1600
120
4800
3
45
6
2025
270
12150
4
50
5
2500
250
12500
5
55
3
3025
165
9075
Jumlah
175
20
10375
910
42200
Langkah-langkah: 1. Mencari Mean (M)
=
=
= 48
=
=
= 45,5
F.X
F.
2. Mencari Standar Deviasi, (SD) =√
( )²
=√
(
)²
=√ =√ = 6.16
=√
( )²
=√
(
=√ =√ = 6.32
3. Mencari Standar Error Mean ( = = =
√
√
√
= 1.41 = = =
√
√
√
= 1,45
)²
4. Mencari Standar Error dari perbedaan Mean (
-
antara variabel
= √ =√ = √
=√
= 2,02
5. Mencari “t” atau “to”, dengan rumus: =
=
= 1,23
=
df = N-2 = 40-2 =38 (dikonsultasikan tabel nilai “t”), ternyata dalam tabel tidak terdapat df sebesar 38. Dalam keadaan seperti ini, maka digunakan df yang terdekat dengan 38, yaitu df sebesar 40. Dengan df sebesar 40, maka diperoleh
sebagai berikut:
Pada taraf signifikansi 5% = 1,68 Dengan demikian <
lebih kecil dari
yaitu:
= (1,23 < 1,68)
Kesimpulan : Tidak Terdapat Perbedaan yang signifikansi sebelum menggunakan media pembelajaran flip chart terhadap hasil belajar IPS siswa.
B. Hipotesis Hasil Postest
Tabel Skor Hasil Postest Kelas Eksperimen X F F.X
No
F.
1
75
1
5625
75
5625
2
80
3
6400
240
19200
3
85
2
7225
170
14450
4
90
9
8100
810
72900
5
95
5
9025
475
45125
Jumlah
425
20
3675
1770
157300
F.X
F.
Tabel Skor Hasil Postest Kelas Kontrol X F
No 1
70
3
4900
210
14700
2
75
4
5625
300
22500
3
80
7
6400
560
44800
4
85
5
7225
425
36125
5
90
1
8100
90
8100
Jumlah
400
20
32250
1585
126225
Langkah-langkah:
1. Mencari Mean (M)
=
=
= 88.5
=
=
= 79.25
2. Mencari Standar Deviasi, (SD) =√
( )²
=√
(
)²
=√ =√ = 5.74
=√
( )²
=√
(
=√ =√ = 5.56
3. Mencari Standar Error Mean ( = = =
√
√
√
= 1.32 = = =
√
√
√
= 1.27
)²
4. Mencari Standar Error dari perbedaan Mean (
-
antara variabel
= √ =√ =√
= √
= 1,83
5. Mencari “t” atau “to”, dengan rumus: =
=
= 5,05
=
df = N-2 = 40-2 =38 (dikonsultasikan tabel nilai “t”), ternyata dalam tabel tidak terdapat df sebesar 38. Dalam keadaan seperti ini, maka digunakan df yang terdekat dengan 38, yaitu df sebesar 40. Dengan df sebesar 40, maka diperoleh
sebagai berikut:
Pada taraf signifikansi 5% = 1,68 Dengan demikian <
lebih kecil dari
yaitu:
= (5,05 < 1,68)
Kesimpulan : Terdapat Perbedaan yang signifikansi setelah menggunakan media pembelajaran flip chart terhadap hasil belajar IPS siswa.
Luns 0.00 o.o 0.1 0.2
0.3 0.4 0.5 0"6 0.7
0.8 0.9 1.0 1.1 1,.2
1.3 1..4
4tr 1.6 1.7 1,8 1.9
2,0
2,! 2.2
2.3 2.4
Leu6[uN6nN ftuRvr shc^ae' Dant 0s/Dz
Dt Bawnr+
0.01
0.02
0.03 0.04 0.o5
0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0"0793 0.0832 0.0871 0.091-0 0"1179 A.12L7 0.1255 0"1-293 0.1554 0.1591 0.L628 0.1664 0.1915 0.1950 0.22s7 0,2291 0.2580 0.26110.2881 0.2910 0.3159 0.3186
0.1985 0"2019 0.2324 0.2357 0.2642 0.2673 0.2939 0.2967 0.3212 0.3238
0.3438 0.3461 0.3665 0.3686 0.3869 0.3888 0.4049 0.4066
0.4332 0.4452 0.4554 0.4641
0.4345 0.4357 0.4370 0.4463 A.4474 0"4484 0.4564 0.4573 0.4582 0.4649 0.4656 0.4664 0"471S 0.4726 4.4732
0.4713
0.4772 0.4778 0"48?1 0.4826 0.4861 0.4864 0.4893 0.4896 0.4918 0.4920
0"0279 0.0319 0.0359 0.0675 0.0714 0.0753 0"1064 0.1103 0.1141 0.L443 0.1480 0.1517 0.1808 0.1844 0.1879
0.2054 0.2088 0.2123 0"2389 0.2422 0.2454 0.2704 0.2734 0.2764 0.2995 0.3023 0.3051 0.3264 0.3289 0.3315
0.2157 0.2190 0.2224 0"2486 0.2s17 0.2549 0.2794 0.2823 0.2852 0.3078 0.3106 0.3133 0.3340 0.3365 0.3389
o.0948 o.1331 o.1700
0.4382 0.4394 0.4495 0"4505 o.4591 0.4599 0.4671 0.4678 0.4738 A.4744
0.4400 0.4418 0.4515 0.4525 0.4608 0.46L6 o.4686 0.4693 0.4750 0.4756
0.4429 0.4441 0.4535 0.4545 o,4625 0"4633 0.4699 0.4706 0.4761 0.4767
0.4783 0.4788 0.4793 0.4798 0.4830 0"4834 0.4838 0.4842 o.4868 0.4871 0.4875 0.4878 o.4898 0"4901 0.4904 0.4906 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929
0.4803 0.4808 0.4846 0.4850 0.4881 0.4884 o.4sos 0.4911 o.4931 0.4932
0.4812 0.4817 0.4854 0.4857 0.4887 0.4890 0.4913 0.4916 o,4934 0.4936
0"4943 0.4945 0.4957 0.4959 0.4968 0"4969 o.j1977 0.4977 0.4983 0.4984
0.4946 0,4948 0.4960 0.4961 0.4970 0.4971 0.4978 0.4979 0.4984 0.4985
0.d1949 0.4951 0.4952
0,4989 0.4SS0 0.4990 0.4992 0"4SS3 0.4993 0.4995 0.4995 0.4995 0.4996 0.4996 0"4S97 0"4997 0.4997 0.4998 0.4998 0.4999 0.4999 0.499E o.5000
2.7
2.8
0.4974
2.9
0.4981
0.4940 0.4941 0.4955 0.4356 0.4966 0.4967 0.4975 0.4976 0.4982 0.4982
3.0
0.4987 0.4990 0.4993 0.4995 0.4997
0.4987 0.4987 0.4991 0.4991 0.4993 0.4994 0.4995 0.4995 0.4997 0.4997
0.4988 0.4988 0.4991 0"4992 0.4994 0.4994 0.4996 0.4996
0.4997
0.4997
0.4989 0.4989 0.4992 0.4992 0.4994 0.4994 0.49S6 0.4996 0.4997 0.4997
0.4998 0.4998 0.4999 0.4999 0.5000
0.4998 0.4998 0"4939 0,4999 0.5000
0.4998 0.4999 0.4999 0.4999 0.s000
0.4998 0.4999 0.4999 0.4999 0.5000
0"4998 0.4999 0.4999 0.4999 0.5000
3"1 3"2
3.3 3.4 3,5 J.O
3.7
3.8 3.9
0.09
0.0199 0.o239 0.0596 0.0636 0.0987 0.1026 o.1368 0.1406 o.L736 0.1772
o.0160 0.o557
0.4938 0"4953 0.4965
2.5 2.6
0.07 0.08
0.3485 0.3508 o.3531 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3790 0.3810 0.3830 0.3907 0.3925 o.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015 0"4082 0.4099 0,4115 0.4131 0.4147 0.4162 4.4fi7 o.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
0.3413 0.3643 0.3849 0.4032 0.4192
0^4207 0.4222
0.06
0.4998 0.4999 0.49S9 0.4399 0.5000
0.4S98 0.4999 0.4999 0.4999 0.5000
0.4962 0"4963 0.4964 0,497? O.4S73 0"4974 0.4979 0.4980 0.4981 0.4985 0.4986 0.4986
0.4998 0.4999 0.4999 0.4s99 0.5000
0.4998 0.4999 0.4S99 0,4999 0.5000
Taraf nyata (cr) 0.01
0.05
0.10
0.15
4.20
=4
0.417
0.381
0.352
0.319
0.300
5
0.405
0.337
0.31s
0.299
0.285
6
0.364
0.319
0.294
a.277
0.265
7
0.348
0.300
4.276
0.258
4.247
8
0.331
0.28s
0.261
0,244
00233
9
0.311
0.271
a.249
0.233
0.223
10
0.294
0.2s8
t.239
0.224
0.215
11
0.284
0.249
0.230
4.217
0r06
t2
0.21s
0.242
[.223
0.212
0.199
13
0.268
0.234
0.214
0.202
0.190
l4
0,261
0.227
0.207
0.194
0.183
15
0.257
0.220
0.201
0.r87
0.171
t6
0.250
0.213
0.195
0.182
0.173
17
0.245
4.206
0.289
0.177
0.169
18
0.239
0.200
0.184
0.173
0.166
19
0.235
0.195
0.119
0.169
0.163
20
0.231
0.190
0.174
0.166
0.160
25
0.200
0.173
0.1s8
0.147
0.142
30
0.187
0.161
0.144
0.136
0.131
>30
1.031
0.886
0.805
0.768
0.736
T Tab]-e
df
1 2 3 4 5 6 1 8 9 10 11 72 13 14 1s 16 11 1B 19 20 21 22 23 24 2s 26 21 28 29 30 40 50 60 B0 100 1000 z*
0.25 0.2
0.15 0.1
0.05 0.025 0.02
0.01 0.00s 0.0025 0.001 0.000s
1.000 1-316 1.963 3.078 6.31 12.10 15.90 31".82 63.65 l2'7.3 318.3 636.6t9 0.817 1.061 1.386 1.886 2.920 4.303 4.849 6.965 9.925 L4-OB 22.33 31.599 0.765 0.979 7.250 7.638 2.353 3.782 3.482 4.541 5.841 '1.453 10.22 12.924 0-141 0-941 7.190 1.533 2.1"32 2.'716 2.999 3.141 4.604 5.598 7.173 8.610 0.121 0.920 1.156 1.4'76 2.01"5 2.511 2.'t5'7 3.365 4.032 4.'773 5.893 6.869 0.718 0.906 1.134 1.440 r.943 2.441 2.6t2 3.143 3.101 4.317 5.208 5.959 0.711 0.896 1.119 1.415 1.895 2.365 2.5L-7 2.998 3.499 4.029 4.785 5.408 0.706 0.889 1.108 1.397 1.860 2.306 2.449 2.896 3.355 3.833 4.501 5.041 0.703 0.883 1.100 1.383 1.833 2.262 2.398 2.821. 3.250 3.690 4.291 4.'7Br 0 .700 0 .879 1.093 L.3'72 L.8L2 2 .228 2.359 2 .164 3.169 3.581 4.144 4 .587 0.697 0.876 1.088 1.363 L.196 2.20t 2.328 2.118 3.106 3.497 4-025 4.431 0.696 0.873 1.083 1.356 1.'782 2.L19 2.303 2.687 3.055 3.428 3.930 4.318 0.694 0.870 1.019 1.350 \.111 2.760 2.292 2.650 3.01,2 3.312 3.852 4.227 0.692 0.868 7.016 1.345 L.16l. 2.745 2.264 2.624 2.971 3.326 3.78'7 4.740 0.691 0.866 1.074 1.341 1.753 2.131 2.249 2.502 2.947 3.286 3.733 4.013 0.690 0.865 1.071 1.337 L-146 2.L20 2.235 2.583 2.921 3.252 3.686 4.01s 0.689 0.863 1.069 1.333 1.140 2.L70 2.224 2.567 2.898 3.222 3.646 3.96s 0.688 0.862 1.067 1.330 t.'134 2.L]t 2.214 2.552 2-878 3.79'7 3.610 3.922 0.688 0.861 1.066 1.328 1.729 2.093 2.205 2.539 2.867 3.l.14 3-579 3.883 0.687 0.860 7.064 L.325 1.125 2.086 2.L91 2.528 2.845 3.153 3.552 3.850 0. 686 0 . Bs9 1.063 L.323 t.'721 2 . 080 2.1,89 2 .s78 2 .837 3. 135 3.521 3. 819 0.686 0.858 1.061 1.321 1.11'7 2.074 2.183 2.508 2.819 3.119 3.505 3.'192 0.685 0.BsB 1.060 1_.319 t.1L4 2.069 2.L11 2.s00 2.801 3.1-04 3-485 3.?68 0.685 0.857 1.059 1.318 1.117 2.064 2.112 2.492 2.-t9t 3.091 3.46-t 3.145 0.684 0.856 1.058 1.316 1.708 2-06A 2.16'1 2.485 2.'',l8'l 3,078 3.450 3.125 0.684 0.856 1.058 1.315 L.'106 2.056 2.t62 2.419 2.1'79 3.067 3.435 3.'101 0.684 0.855 1.057 1.314 1.703 2.052 2.158 2.4'73 2.'7'71 3.057 3.421,3.690 0.683 0.855 1.056 t-.313 1.701 2.048 2.154 2.46'7 2.163 3.047 3.408 3.6'74 0.683 0.854 1.0s5 1.311 1.699 2.045 2.150 2.462 2.156 3.038 3.395 3.659 0.683 0.854 1.055 1.310 t-69'1 2-042 2.141 2.451 2.150 3-030 3-385 3.646 0.681 0.8s1 1.050 1.303 1.684 2.021, 2.123 2.423 2.104 2.9'77 3.307 3.551 a.il9 0.849 7.A41 t-299 L.676 2.009 2.L09 2.403 2.618 2.931 3.267 3.496 0.619 0.848 1.045 1.296 t.6"/t 2.000 2.099 2.390 2.660 2.915 3.232 3.460 0.678 0.846 1.043 7.292 7.664 1.990 2.088 2.3'74 2.639 2.88'l 3.195 3.416 0.61'7 0.845 t.042 1.290 1.660 1.984 2.A87 2.364 2.626 2.871 3.L74 3.390 0.675 a.842 1.037 \.282 1.646 1.962 2.056 2.330 2.s81 2.813 3.098 3.300 0.614 0.841 1.036 1.282 1.645 1.960 2.054 2-326 2.5"16 2.801 3.090 3.29L 50%
602
702
80%
902 952 962 982 Confidence fevef
992 C
99.52 99.8". 99.92
DOKUMENTASI
No.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
Tgl.
FORM (FR)
No.
: Terbit :
Dokumen
Revisi: :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 01
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
SUNNT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jakarta, 21 April 2015
Nomor : Un.01/F. 1/KM.01 .31.......'12015 Lamp. " . Permohonan lzin Penelitian
Hal
Kepada Yth. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta di
Tempat Ass al am u' al aiku m w r.wb.
Dengan hormat kami samPaikan
Nama NIM Jurusan
: Uswatun Hasanah
Semester
: 8 (DelaPan)
:1111015000091 : Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi . Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil
Belajar lPS di MTs Negeri 3 Jakarta. adalah benar mahasiswi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) instansi/sekolah/m adrasah yang
di
Bapat
Untuk itu kami mohon Bapak/lbu dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Bapal
a.n.
Dekan Kajur Pendidiky,+Fs
-4
4-i1z Punaranto, M.Pd
iwan NIP:19730424 200801 1 012
D.r.
Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1. 2. 3.
KBMENTERIANAGAMA MADRASAH TSANAWIYAH NEGBRI KOTA JAKARTA SELATAN Jt.
3
PUPAN NO 38 PONDOK PINANG KEBAYORAN LAMA 12310
TELP.
: (021) 7695337 FAX : (021) 758t7029, Website : http://www.mtsn3jkt.sch.id
U Nomor : MTs.09.01
/TL.OO /698
.3
/ zOtS
Berkenaan dengan surat Kementerian Agama UIN Nomor : Un'01/F'l/KM.0l'3/ /2015 tanggal 13 April 2015 perihalJakarta ,, permohonan Izin Penelitihan " maka denganini kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 pondok pinang Jakarta
menerangkanbahwa: Nama
NIM Jurusan Semester
Judul Skripsi
,
Uswafun Hasanah 1 1 i 101s000091 Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial 8 ( Delapan ) Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri3 Jakarta
Telah melaksanakan peneritian untuk kelengkapan skripsi dengan Judul Pengarauh Penggunaan Media Flip chart Terhadap Hasil aeiajar Ips di MTs. N 3 Jakarta, terhitung mulai 1 Pebruari s/d 3l Mei 2015.
D
emikian, agar dap at dip ergun akan s ebagai mana mes tinya.
rta,
9 Juni
2015
19670s021997032001
Am/Ris/3-6-2015
ffi%" s Sdm I E-1 i WSffi
KEMENTERIAN AGAMA ulN JAKARTA FITK Jt.
lr.
H.
JuandaNogSciputatl;4l2
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
:
Terbit :
FORM (FR)
Hal
lndonesia
:
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01
1tl
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Jakarta, 1 April 2015
Nomor : Un.01/F.l/KM.01 .31........12015 Lamp. :Hal : Bimtringan SkriPsi Kepada Yth.
Dr. Muhamad Arif, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UN
Syarif Hidayatullah
Jakarta. As
s
alamu' alaikum wr.w
b.
ini
diharaPkan kesediaan (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Dengan
Saudara untuk menjadi pembimbing
Nama
Uswatun Hasanah
NIM
I 111015000091
Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester
VIII (Delapan)
Judul Skripsi
Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap
IIII
Hasil Belajar IPS Di MTs Negeri3 Jakarta Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 14 Maret 2015 judul abstraksiloutline terlampii. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Bimbingan skripsi
ini
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was
s
alamu' alaikum wr.w b.
- :D;"'IwAn.Purwanto, M.Pd 19730424200801 I 012 t NrP. i
','l
Tembusan: Dekan FITK Kajur P.IPS Mahasiswa ybs.
1. 2. 3.
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
I]swatun Hasanah
Nim
111
Jurusan
Pendidikan IPS (Sosiologi-Antropologi)
Judul Skripsi
Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS
1015000091
Kelas
VIII MTs Negeri 3 Jakarta.
Paraf Pembimbing
Judul dan Halaman Buku
No
BAB I
1
2
Nanang Fatah, " Landasan Manajemen Pendidikan" (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006). hal 4
Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidiknn, (UIN Jakarta 2005), cet.l,hal.7.
q Press
(
Slameto, Belajar dqn Faktor-faktor yang mempengaruh| (Jakarta: a J
4
Rineka Cipta 2010), hal.2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja
4
Rosdakary a, 2009), hal.
Arif 5
4
S, Sadirman, Dh,k, Media Pendidikan, (Jakarta:PT
Rai aGrafndo Persada, 2007),
hal' 37 BAB
1
2
II
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) cet. Ke-3, hal.2
Muhibbin Syah, Psikalogi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. Ke-l, hal. 55
4
4
4
Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. a
.,
Ke-2,hal.59
4
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hal. 84
4 $
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya,
5
2007), cet. Ke-3, hal. 55
6
Zainal Arifin, Evaluasi Pembalajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), cet. Ke- 5, hal. 10
7
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Press, 2012),hal.2
8
Trianto, menge mb angkan Mo de I P e mb e I aj ar an Tematik, PT Prestasi Pustakarya, 2009), hal. 24
9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembalajaran, (Jakarta: Bumr A-ksara, I995). hal. 57
10
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), cet. Ke-4, hal. 7-8 Azhar Arsyad, M e di a
11
P e mb
+
e I aj
(J
akarta:
ar an, (J akafia : Gramedi a, 200 4),
hal.4 Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,
20ll), hal9.
12
(Bogor: Ghalia Indonesia, Februari
13
Nana Sudjana, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003)hal.2
t4
Nana Sudjana, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003) hal. 105
Arif
S Sadirman Dlck, Media Pendidikan, (lakarta: Rajawali
,
16
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 87
t7
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogiakarta: Diva Press, Juli 2011), cet l,hal.66 / 04 /
&
d d
4 0
c (
media-grafi s-papan-fl annel-
April 2015
t8
buletin.html. diakses padatanggal
t9
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 88-89
20
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Barrdtrrg: CV Wacan a Prima, 2009), hal. 89 -92
1
&
d
1986), cet. Ke-1, hal.37
10
d
&
15
http ://evietos.blogspot.com/20
(
1
+ (
I
0
21
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),ha1.93-94
22
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung; CV Wacana Prima, 2009), hal. 95
L)
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandurrg: CV Wacana Prima, 2009),ha1.96-97
24
H. Nurochim, Perencanaan Pembelajaran llmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. Ke-1, hal. 6
25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-15, hal.2
26
WS. Winkel, SI, P s ikol o gi 2014), Cet.1, hal ll2
P engaj ar
d 4
& d (
an, (Y o gy'akarta: SKETSA,
{ 27
Nurdin Abd.Rahman, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (UIN Jakarta: Press, 2004),ha1.77
28
Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Cet. Ke-V, hal. 61
29
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Cet. Ke-l, hal.45
30
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Press, 2012), hal. 15
31
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-l5, hal.
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal.198
JJ
Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran Komp e t ensr, (Bandung : PT Refika Aditama, 20 l2), hal.l99 -200
34
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Press, 2012),hal.2l
35
Ahmad Soffan, dl
36
Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS, (Bandung: UPI Press, 2006),hal11
c-
S. Nasution,
3
+
d d
+
r I
( I
q (
I
)t
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktih (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), cet, 1, hal.126
38
Sardiyo, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 20T l), cet, 9, Ed. 2, hal. 25
39
Sardiyo, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 201 l), cet, 9, Ed. 2, hal. I32
M
BAB 1
2
P endidikan,
(Jakarta: Bumi
S ugiyono, Me t o de P e ne I i t i a n P e ndi d i ka n (Bandung
J
4
f {
111
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandnng: PT Remaj a Rosdakary a, 2005), hal. 207 Sukardi, Me t o do I o gi P ene liti an Aksara, 2003), hal. 138
I
: Alfabeta,
2010). Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hal. 139
5
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-l5, hal.12
6
Suharsimi Arikunto, D as ar - das ar Ev aluas i Bumi Aksara, 2012), hal, 93
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,20l0), cet. Ke-l5, hal. 16
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belaiar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,201.0), cet. Ke-I5, hal. 100
P endidiknn,
c & (
I
+ +
(Jakarta:
4 0 +
BIODATA PENULIS
Uswatun Hasanah adalah Nama penulis Skripsi ini. Penulis lahir dari orang tua ayahanda Boyong Efendi dan Ibunda Sumyati sebagai anak pertama dari 3 bersaudara. Penulis lahir di Bekasi 8 Februari 1993. Penulis menempuh pendidikan mulai dari TK Raudhatul Athfal Attaqwa 07 Bekasi, Madrasah Ibtidaiyah (MI. Attaqwa 16) Bekasi, MTs Attaqwa 05 Bekasi, MAN 1 Kota Bekasi, dan Pada tahun 2011 melanjutkan ke Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) hingga akhirnya bisa menempuh masa kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS Prodi Sosiologi-Antropologi. Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan tugas akhir Skripsi ini. Semoga dengan penulisan tugas akhir Skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta”.