PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KONVERSI PAKANIKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Effect of Probiotic in addition on Growth and Feed Conversion Ratio of Catfish (Pangasius hypopthalmus). Abdillah Parinduri 1,Syammaun Usman2,Desrita3 1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, (Email :
[email protected]) 2 Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 3 Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT Catfish is consumption fish , with a chewy meat structure, easily separated with its thorns and low calorie content, 120 calorie each 3.5 ounce. Catfish are also used as ornamental fish in the aquarium with a shiny silver body color, as well as agile body movements make catfish widely favored ornamental fish lovers. The purpose of this study was to determine effect of probiotic in addition on growth and feed conversion ratio of catfish. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with four treatments, namely, P0 (without the addition / control), P1( probiotic addition 1 g / kg), P2 (probiotic addition 2 g / kg), P3 (probiotic addition 3 g / kg ). The treatment P1 provides a significant influence on weight gain, but no significant effect on the length catfish. The treatment P1 is the best dose for the growth catfish with growth 8,54 cm long value and weight value 7,56 g and feed conversion ratio 0,82. Keyword: Catfish, Growth, Probiotics. FCR
PENDAHULUAN Ikan patin merupakan ikan konsumsi yang tergolong mewah, saat berukuran kecil (panjang 5-12 cm) digolongkan sebagai ikan hias di akuarium. Ikan patin pada sirip punggungnya memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil, bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sirip ekor membentuk cagak dan berbentuk simetris. Ikan patin tidak mempunyai sisik, sirip dubur nya relatif panjang terletak didepan lubang dubur yang terdiri atas 30-33 jari-jari lunak,sedangkansirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak serta sirip dada nya mempunyai 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari- jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal dengan patil. Bagian permukaan punggung ikan patin terdapat sirip lemak yang berukuran kecil. Warna tubuh putih keperak-perakan, punggung kebiru-biruan dan ujung kepala terdapat mulut yang dilengkapi dua pasang sungut yang pendek (Djariah, 2001). Ikan patin memiliki prospek yang baik dalam pemasaran serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi, hal ini dikarenakan harganya yang mahal serta banyak penggemarnya, baik pada benih sebagai ikan hias maupun pada dewasa sebagai ikan konsumsi. Permintaan yang tinggi harus diimbangi dengan peningkatan produksi. (Arifin, 1990). Probiotik adalah makanan tambahan berupa sel-sel mikroba hidup, dan bukan merupakan senyawa kimia. Memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba intestinalnya. Prosedur pemberian probiotik pada pakan yaitu pemberian probiotik lewat makanan atau pakan tambahan berupa mikroba hidup yang berpengaruh positif bagi hewan (inang) dengan cara memperbaiki keseimbangan flora ususnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi fisiologi ikan, terutama kemampuannya dalam
mencerna pakan adalah dengan menambahkan probiotik dalam pakan (Fuller, 1989). Probiotik bermanfaat dalam mengatur lingkungan mikroba pada usus, menghalangi mikroorganisme patogen usus dan memperbaiki efisiensi pakan dengan melepas enzim-enzim yang membantu proses pencernaan makanan. Secara dasar ada tiga model kerja probiotik yaitu, menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan memproduksi senyawasenyawa anti mikroba atau melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di dinding intestinum, merubah metabolisme mikrobial dengan meningkatkan aktivitas enzim dan menstimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibodi (Irianto, 2003). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2015, Jl. Deposito No 47 K Deliraya Kelurahan Titipapan Kecamatan Medan Deli. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, ikan patin berjumlah 120 ekor berasal dari Syammaun akuakultur di Medan-Tuntungan, air bersih, detergen, progolsebagai perekat campuran pakan dengan probotik, probiotik komersil (Biomol+) produksi PT. Banyumas Raya,yang mempunyai rataan total jumlah mikroorganisme sebesar 107 (cfu/g) untuk total bakteri dan 105 (cfu/g) untuk total khamir dan pakan buatan berupa pelet tipe FF-999. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium berukuran 50x30x30 cm berjumlah 12 unit sebagai wadah pemeliharaan ikan patin, aerator, timbangan analitik,selang sifon, serok, piring, alat tulis, kamera digital, kertas millimeter untuk mengukur panjang ikan
serta alat pengukur parameter kualitas air seperti DO meter, termometer,pH meter. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah eksperimental dimana data dari pengamatan secara lansung dan sistematis terhadap kejadian dari objek yang diteliti. Model penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan yang masingmasing diulang 3 kali. Perlakuan menggunakan 4 dosis penambahan probiotik yang dicampur dalam pakan dengan dosis yang berbeda yaitu : 1.P0 : Tanpa penambahan probiotik 0 g/kg (kontrol) 2.P1: Penambahan probiotik 1 g/kg 3.P2: Penambahan probiotik 2 g/kg 4.P3: Penambahan probiotik 3 g/kg Data hasil pengamatan digunakan analisis sidik ragam satu arah dengan melakukan uji F dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) untuk mengetahui dosis terbaik pada probiotik untuk pertumbuhan dan konversi pakan pada ikan patin. Prosedur Penelitian Persiapan Wadah Pemeliharaan Wadah pemeliharaan dalam penelitian ini adalah akuarium berjumlah 12 unit yang berukuran 50x30x30 cm dengan volume air 45 liter. Sebelum digunakan, akuarium di cuci dengan detergensebanyak 2 kali, kemudian di bilas dengan air bersih, selanjutnya ditiriskan sampai kering. Akuarium yang sudah bersih dan kering, disusun dan diberi tanda P0, P1, P2, P3 secara acak untuk menandai perlakuan dan ulangan dalam penelitian.
Pengelolaan Air Air pada penelitian ini bersumber dari air tanah yang diendapkan di dalam tandon (tempat penampung air). Sebelum air dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan, terlebih dahulu diendapkan lalu diukur pH nya. Penyifonan dan pergantian air sebanyak 25% dilakukan setiap 10 hari sekali untuk menjaga senyawa kimia tidak terakumulasi, sebelum ikan uji dimasukkan kedalam wadah, dilakukan pengamatan kualitas air terlebih dahulu yaitu suhu, pH dan DO. Hal ini dikarenakan untuk menentukan kelayakan kualitas air media pemeliharaan dan dilakukan pengamatan kualitas air selama penelitian. Persiapan Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah ikan patin ukuran panjang ± 5 cm dengan bobot ± 1.5 g berjumlah 120 ekor, sebelum ikan uji dimasukkan kedalam wadah, terlebih dahulu ikan diadaptasi selama satu hari (24 jam). Selanjutnya ikan diadaptasi, ikan dimasukkan ke dalam akuarium sebanyak 10 ekor per akuarium. Persiapan Pakan dan Penambahan Probiotik Pakan yang digunakan selama penelitian berupa pakan buatan pelet tipe FF-999, kemudian di campur dengan penambahan probiotik komersil (Biomol+) sesuai dengan perlakuan. Kandungan nutrisi pakan pelet Perhitungan pemberian pakan ikan per 10 hari Perlakuan Pakan Probiotik P0 2.25 g P1 2.25 g 2.25 mg P2 2.25 g 4.50 mg P3 2.25 g 6.75 mg Probiotik ini berupa tepung dalam bentuk kering, kemudian masing-masing dosis ditambahkan pada pakan buatan
berupa pelet. Tahap pencampuran probiotik ke dalam pakan yaitu : 1. Probotik dan pelet ditimbang sesuai dosis tiap perlakuan, 2. Setelah ditimbang sesuai dengan dosis, probiotik dan pelet dicampurkan diatas piring dan ditambahkan progol dari total campuran pakan yang berfungsi sebagai perekat, 3. Kemudian adonan diaduk sampai merata diatas piring dan diberi air secukupnya, sebelum diberikan, campuran pakan dikeringudarakan selama 20 menit untuk mengurangi kelembaban. Pakan yang digunakan untuk P0 adalah kontrol, sedangkan P1 penambahan probiotik dalam pakan sebanyak 1 g/kg, P2 penambahan probiotik dalam pakan sebanyak 2 g/kg, dan P3 penambahan probiotik dalam pakan sebanyak 3 g/kg. Pemeliharaan Ikan Pemeliharaan ikan dilakukan selama 30 hari pada akuarium berukuran 50x30x30 cmdengan volume 45 liter dan di isi air sebanyak 20 cm per akuarium serta dilengkapi aerator sebagai penyuplai oksigen. Setelah masa adaptasi, ikan dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan menghilangkan pengaruh sisa pakan dalam tubuh ikan. Kemudian ikan ditimbang di foto dan dimasukkan ke dalam akuarium. Jumlah ikan yang di tebar sebanyak 10 ekor per akuarium dengan bobot rata-rata ± 1.5 g dan panjang rata-rata ukuran ± 5 cm. Pakan diberikan ke ikan secara satiasi (at satiation), yaitu merupakan teknik pemberian pakan yang sesuai dengan kemampuan konsumsi atau kebutuhan ikan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari, yaitu sekitar pukul 08.00, 13.00 dan 17.00 WIB. Untuk menjaga agar kualitas air tetap baik, maka dilakukan penyiponan dan
penggantian air sebanyak 25 % dari volume air total setiap 10 hari sekali. Parameter Pengamatan Selama masa pemeliharaan dilakukan sampling pertumbuhan setiap 10 hari sekali dari awal penebaran hingga akhir penelitian. Pengukuran sampling panjang dan bobot ikan uji diambil sebanyak 5 ekor/akuarium. Parameter kualitas air (suhu, pH, DO) di ukur nilainya. Parameter yang di amati dalam penelitian ini adalah pengukuran laju pertumbuhan, konversi pakan dan parameter kualitas air sebagai pendukung dalam pengamatan. Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian akan dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). 1. Rancangan Percobaan Gasperz (1991) model linear yang digunakan dari Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut : Xij = µ + σi + εij Keterangan : Xij = Hasil pengamatan pada ke-I dan ulangan ke-j µ = Rata-rata umum σi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Pengaruh faktor random pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j 2. Pertumbuhan Bobot Pengukuran pertumbuhan bobot ikan uji dilakukan dengan menimbang biomassa ikan menggunakan timbangan digital.
Sampel diambil sebanyak 50% dari total hewan uji per akuarium (Effendie, 1979).
pemeliharaan dihitung menggunakan rumus (Effendie, 1979).
Keterangan : W = Pertumbuhan bobot (g) Wt = Bobot rata-rata ikan akhir penelitian (g) W0 = Bobot rata-rata ikan awal penelitian (g)
Keterangan : SR = Kelangsungan hidup ikan (%) Nt = Jumlah ikan yang ditebar pada akhir penelitian (ekor) N0 = Jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian (ekor)
3. Pertumbuhan Panjang Pengukuran panjang meliputi panjang total ikan dari ujung mulut sampai ujung ekor ikan menggunakan kertas milimeter.Sampel diambil sebanyak 50% dari total ikan uji per akuarium (Effendie, 1979).
6. Efesisensi Pakan Efesiensi pakan dihitung dengan menggunkan rumus (Effendie, 1979).
Keterangan : L = Pertumbuhan panjang (cm) = Panjang ikan akhir (cm) L0= Panjang ikan awal (cm) 4. Rasio Konversi Pakan Untuk mengetahui konversi pakan (FCR) dari tiap perlakuan yang diberikan selama masa pemeliharaan digunakan rumus (Effendie, 1979): FCR= Keterangan : FCR = Rasio konversi pakan F = Jumlah total pakan yang diberikan (g) Wt = Bobot rata-rata ikan akhir penelitian (g) W0 = Bobot rata-rata ikan awal penelitian (g) 4. Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup ikan merupakan persentase dari jumlah ikan yang hidup dan jumlah ikan uji yang ditebar selama
(
)
Keterangan : EP = Efesiensi Pakan (%) Wt = Bobot rata-rata ikan akhir penelitian (g) W0 = Bobot rata-rata ikan awal penelitian (g) D = Bobot total ikan mati selama pemeliharaan (g) F = Jumlah total pakan yang di berikan selama (g) 7. Parameter Kualitas Air Pengukuran kualitas air (suhu, DO, pH,) dilakukan sebelum ikan uji dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan dan selama penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Bobot Hasil diakhir pengamatan diketahui bahwa pertumbuhan yang terbaik adalah perlakuan P1, kemudian diikuti oleh perlakuan P2, P3, dan P0.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Pertumbuhan Panjang (cm)
Pertumbuhan Bobot (g)
3.5
7 6 5
3
2.5
4 3
2
1.5
2 1 0
1
0.5 0
P0
P1
P2
P3
Perlakuan
Gambar4. Pertumbuhan bobot ikan Pertumbuhan bobot ikan patin pada P0, P1, P2, P3 secara berturut-turut adalah 1.94 g, 6.05 g, 5.94 g, 3.76 g . Hasil tersebut menunjukan bahwa P1 memberi pertumbuhan maksimal yakni dengan bobot mencapai 6.05 g. Pertambahan bobot ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya nutrisi pakan, kualitas air dan gen pada ikan itu sendiri. Penelitian ini diberikan pakan yang mengandung protein yang bagus dengan nilai 35% serta penambahan bakteri probiotik ke dalam pakan. Bakteri probiotik sangat bermanfaat bagi metabolisme tubuh ikan, sehingga ikan dapat menyerap nutrisi pakan dengan baik (Irianto, 2003). Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan (0.01) didapatkan F hitung > F tabel. Menunjukan bahwa ada pengaruh nyata antar perlakuan, perlakuan yang terbaik adalah P1. Pertumbuhan Panjang Pertambahan panjang ikan uji selama penelitian yang terbagus adalah perlakuan P1, kemudian diikuti oleh perlakuan P2, P3, dan P0.Untuk mengetahui perbandingan panjang ikan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.
P0
P1
P2 P3 Perlakuan
Gambar 6. Pertumbuhan panjang ikan Pertumbuhan panjang ikan patin pada P0, P1, P2, P3 secara berturut-turut adalah 1.26 cm, 3.35 cm, 3.09 cm, 1.96 cm. Pemberian bakteri probiotik pada pertambahan panjang tidak menunjukan perbedaan panjang ukuran baik pada P0, P1, P2, P3 yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan, pakan dan gen serta penyakit. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan (0.05) didapatkan F hitung < F tabel. Menunjukan bahwa pertambahan panjang ikan tidak memiliki pengaruh yang nyata, sedangkan perlakukan yang terbaik adalah perlakuan P1 kemudian diikuti dengan perlakuan P2, P3 dan P0. Kordi (2006), Kandungan nutrisi pada pakan akan mempengaruhi pertumbuhan ikan, pakan diberikan untuk mengetahui pengaruh nutrisi yang terdapat didalam pakan yang diberikan dengan mengamati pertumbuhan ikan selama beberapa waktu. Rasio Konversi Pakan Pertumbuhan ikan sangat ditentukan oleh nutrisi pakan yang dimakan ikan. Semakin sempurna dan lengkap nutrien dalam pakan serta mudahnya pakan dicerna akan memberi pengaruh terhadap konversi pakan. Dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rasio konversi pakan
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat bahwa pemberian probiotik kepada ikan patin yang mampu diserap dengan baik terlihat pada P1 dan P2 dengan nilai 0.82 dan 0.89, sedangkan P3 dengan nilai 1.17 dan P0 dengan nilai 1.38. Seberapa ikan dapat merubah pakan yang dikonsumsi menjadi daging yang diserap dengan nilai yang semakin kecil, dengan demikian pemberian pakan dengan menambahkan probiotik terhadap rasio konversi pakan terlihat pada P1 dan tidak berbeda jauh dengan P2. Hal ini dikarenakan nilai rasio konversi pakan dipengaruhi oleh protein pakan, energi pertumbuhan dalam pakan, dan jumlah pakan yang diberikan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7. Rasio Konversi Pakan
1.4
1.38
1.17 0.89
1.2
0.82
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 P0
P1
P2
P3
Perlakuan
Gambar 7.
Rasio konversi pakan selamapenelitian
Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup ikan patin dari total 120 ekor, tiap perlakuan yang dipelihara selama 30 hari menunjukkan nilai tertinggi pada P0 dengan nilai 96.6%, P1 dengan nilai 93.3%, P2 dengan nilai 90% dan nilai terkecil pada P3 dengan nilai 80%. Hasil uji anova menunjukkan pemberian probiotik terhdap kelangsungan hidup ikan menunjukkan pengaruh tidak nyata, dimana F hitung < F tabel (0.05). Tingkat kematian ikan pada P3 terlihat pada hari ke 0 sampai dengan ke 10 dimana jumlah ikan yang mati berjumlah 6 ekor. Hal ini disebabkan sisa pakan yang dicampur probiotik sebanyak 3 g/kg tidak
habis sehingga ikan mengalami stress yang menyebakan kematian, sedangkan pada P2, P1 dan P0 tingkat kematian ikan lebih kecil dari pada P3, sehingga pemberian probiotik yang semangkin kecil berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. Tingginya bakteri probiotik dalam pakan tidak dapat memberikan hasil yang optimal dalam kelangsungan hidup ikan yang dikarenakan proporsi jumlah koloni bakteri probiotik tidak dapat bekerja secara maksimal dalam pencernaan ikan, sedangkan pada P2 dan P1 dengan pemberian dosis probiotik sebanyak 2 g/kg dan 1 g/kg menunjukkan tingkat kematian ikan sebanyak 3 sampai 2 ekor selama penelitian. P0 tanpa pemberian probiotik menunjukan tingkat kelangsungan hidup yang terbaik selama penelitian dengan tingkat kematian ikan sebanyak 1 ekor. Efesiensi Pakan Nilai efesiensi pakan tertinggi diperoleh pada P3 dengan nilai 11.88%, sedangkan nilai efesiensi pakan terendah diperoleh pada P0 dengan nilai 4.41%. Semakin tinggi nilai efesiensi pakan menunjukan penggunaan pakan semakin efesien. Pemberian pakan dengan mencampurkan probiotik nilai yang sesuai terdapat pada perlakuan P1 dan P2 dengan nilai 6.47% dan 7.15%, yang juga menunjukan pertambahan bobot yang nyata dan signifikan. Faktor yang menentukan tinggi rendahnya efesiensi pakan adalah jenis sumber nutrisi dan jumlah dari setiap komponen nutrisi pakan tersebut. Pada P3 dengan nilai efesiensi pakan 11.88% menunjukan bakteri probiotik yang mengandung enzim protease diduga berkaitan dengan meningkatnya upaya ikan untuk mendigesti kandungan nutrisi terutama protein dalam rangka memaksimalkan penggunaan protein pada pakan untuk pertumbuhan.
Kualitas Air Hasil menunjukan bahwa kualitas air perperlakuan layak untuk dilakukan penelitian. Kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kualitas air selama penelitian Parameter
Satuan
Suhu pH DO
Perlakuan P0
P1
P2
P3
(ºC)
26
27
27
26
-
7.1
7.1
7.0
7.1
(mg/L)
3.4
3.3
3.6
3.2
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. P1, P2, P3 memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan bobot, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan panjang ikan patin . 2. Penambahan probiotik dengan dosis 1 g/kg (P1) membuktikan pertumbuhan terbaik terhadap pertumbuhan ikan patin dengan nilai konversi yang terbaik adalah 0.82. 3. Penambahan probiotik dengan dosis 3 g/kg (P3) mampu memberikan efesiensi pakan dengan nilai 11.88 %. Saran Pemberian pakan yang dicampur probiotik dapat memberi pengaruh terhadap pertambahan berat dan panjang. Namun dengan bertambahnya jumlah probiotik dalam pakan memberi pengaruh negatif terhadap pertambahan berat dan panjang, untuk itu perlu penelitian dosis probiotik kecil dari 1%. Daftar Pustaka Arief, M., D.K. Pertiwi, dan Y. Sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 3 (1). Arifin, Z. 1990. Pemeliharaan Benih Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus HB).dalam Berbagai Salinitas. Balai
Penelitian Air Tawar. Bogor.Bulletin Penelitian Perikanan Darat, 9 (1): 4351. Bey, Y., dan S. Wulandari, dan Sukatmi. 2007. Dampak Pemberian Pakan Pellet IkanTerhadap Pertumbuhan Kiapu(Pistia stratiotes, L). Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP. Universitas Riau. Djariah, A.S. 2001. Budi Daya Ikan Patin. Kanisius. Yogyakarta. Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Feliatra, I. Efendi., dan E. Suryadi. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efesiensi Pakan. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 75-80. Fuller, R. 1989. A Review, Probiotics in Man and Animals. Journal of Applied Bacteriology. 66(5): 365378. Hernowo. 2001. Pembenihan Patin Skala Kecil dan Besar, Solusi Permasalahan. Penebar Swadaya. Jakarta. Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Universitas Gadja Mada. Press. Yogyakarta. Kordi, K.M.G.H. 2006. Pengaruh Protein Terhadap Pertumbuhan Ikan. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta.