Akbar, H.F., et.al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
PENGARUH PENAMBAHAN MANITOL TERHADAP PELEPASAN RANITIDIN HCL DARI TABLET FLOATING DENGAN HPMC K100M SEBAGAI MATRIKS Hafid Fadillah Akbar1, Sugiyartono1*, Dwi Setiawan1 1
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga Surabaya *Corresponding Author:
[email protected]
ABSTRACTS Ranitidine is one of the drug of choice for the treatment of active duodenal ulcers gastric ulcers and Zollinger Ellison syndrome. The drug is absorbed only in the initial part of the small intestine. Colonic metabolism of ranitidine is also partly responsible for the poor bioavalability of ranitidine from the colon. All these factors highlight the need to develop a gastroretentive floating system as a sustained release dosage form The tablets are prepared by wet granulated technique, using hydrophylic matrix polymers HPMC K100M, combined with mannitol , as a substance that increase the drug release, because HPMCK100M have a high viscocity and high retardant ability. The tablets were evaluated for in vitro release for 8 hours in 0,1 N HCl at 370 C. The result shows that mannitol incrsease ranitidin HCl release Key Words : Ranitidine HCL, Floating Tablets, HPMC
digunakan secara luas untuk tukak
PENDAHULUAN Ranitidin Hidroklorida merupakan antagonis reseptor histamin H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam
lambung,
sehingga
pada
pemberian ranitidin HCl sekresi asam lambung akan dihambat. Obat ini
duodenum, tukak lambung, zollingerEllison syndrome, gangguan refluks lambung-esofagus, dan erosi esophagus (Raval et al., 2007). Ranitidin HCl dapat menghambat sekresi asam lambung sampai 5 jam oleh karena waktu paruh yang pendek
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
yaitu 2,5- 3 jam. Untuk memperpanjang
atau 4 jam dalam lambung tanpa
efek, perlu dikembangkan sediaan lepas
dipengaruhi oleh laju pengosongan
lambat
lambung
yang
dapat
bertahan
pada
karena
densitasnya
lebih
lambung dalam waktu yang lama,
rendah dari cairan lambung (Saifullah
mengingat bahwa ranitidin HCl hanya
et al., 2007).
di absorpsi pada bagian awal dari usus halus,
dan
juga
untuk
Formulasi
mencegah
bentuk
direkomendasikan
floating
menggunakan
metabolisme ranitidin HCl di kolon
polimer eter selulosa , khususnya
(Janardhan et al., 2008).
hidroksipropil (HPMC) (Moes, 2003),
Gastroretentive
drug
delivery
karena
memiliki
sifat
yang
inert,
system (GRDDS) adalah salah satu
nonionik, tidak berinteraksi merugikan
bentuk
dapat
baik dengan obat yang bersifat asam
lambung,
maupun basa, dapat digunakan untuk
diantaranya adalah sistem floating ,
memformulasi obat yang larut maupun
yaitu sediaan yang mempunyai densitas
tidak larut air (Ojoe et al., 2007).
rendah
Pelepasan obat dikontrol oleh gel yang
sediaan
dipertahankan
di
yang dalam
sehingga
mampu
untuk
mengapung dalam cairan lambung dan
terbentuk pada saat
tinggal lebih lama di lambung (Garg &
dengan air
Gupta, 2008). Sistem
floating bisa
Pelepasan obat dari matriks HPMC
dibagi menjadi sistem pembentuk gas
tergantung kelarutannya dalam medium.
(effervescent) dan non effervescent.
(Sung et al, 1996).
Bentuk
effervescent
mempunyai
polimer kontak
(Lachman et al., 1986).
HPMC K100M
, memiliki
kemampuan mengapung lebih besar.
viskositas 80000-120000 mPa s (Rowe
Lama mengapung diharapkan selama 3
et al., 2009), sehingga mempunyai 31
Akbar, H.F., et.al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
kemampuan yang sangat baik sebagai
Ranitidin HCL (Pharmaceutical
matrik dengan sistem floating dan
Grade), HPMC K100M-PEG 1500,
membentuk
Manitol,V
konsistensi
yang
,
,
PVP
K-30
menyerupai gel karena adanya hidrasi
(Pharmaceutical Grade), Manitol ,
dari polimer (Lachman et al., 1986).
Magnesium
stearat
Kerugian dari matriks ini adalah
Grade),
Natrium
adanya
(Pharmaceutical
substitusi
hidroksipropoksi
gugus menyebabkan
(Pharmaceutical Grade), analysis).
tersebut
Alat-alat Penelitian
bahan
obat
pelepasan
tidak
bikarbonat
Grade),
viskositas menjadi sangat tinggi. Hal menyebabkan
(Pharmaceutical
memenuhi
laktosa HCl (Pro
Spektrofotometer
persyaratan.
UV-Vis
Shimadzu (Carry 50), Alat uji disolusi
Berdasarkan uraian di atas, maka
dengan pengaduk dayung (Erweka type
dilakukan penelitian tentang pengaruh
DT 700) , Mesin Hidraulic Press
penambahan manitol pada pelepasan
(Graseby Specac), Alat uji kekerasan :
ranitidin HCL dari tablet floating
Erweka Type TBH-220 , Alat uji
dengan
Metode
kerapuhan : Erweka Type TAP, Neraca
dipilih
analitik, pH meter SCHOTT glass
metode granulasi basah tanpa pengikat,
mainz tipe CG 842, Drying cabinet /
dan
oven,
pembuatan
HPMCK100M. tablet
sebagai
adalah
bahan
effervescent
digunakan Na Bikarbonat
Electronis
Shimadzu
Libror
Moisture
Balance
EB-280,
corong,
BAHAN DAN METODE
pengayak test sieve (Retch), milipore
Bahan Penelitian
filter
0,45
μm,
spektrofotometer 32
tumbling FTIR
(Jasco
mixer, FT-
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
IR/5300), viskosimeter VT-04, DTA
ukuran mesh 12, kemudian dikeringkan
(Differential Thermal Analyzer) Mettler
pada suhu kamar 250C selama 30 menit.
Toledo.
Granul
METODE PENELITIAN
dengan ayakan ukuran mesh 18, lalu
Rancangan Formula tablet dapat dilihat
ditambah dengan natrium bikarbonat
pada tabel 1 dibawah ini.
ditumbling
selama
Pembuatan Tablet Floating Ranitidin
dilakukan
uji
HCL dengan Metode Granulasi
kecepatan alir, sudut diam dan jumlah
Basah
fines.
Ditimbang
ranitidin
HCL,
kering
selanjutnya
5
menit
kandungan
Selanjutnya
magnesium
diayak
stearat
dan
lengas,
ditambahkan dan
ditumbling
HPMCK100M dan Manitol (F1) atau
selama 5 menit kemudian dilakukan uji
PEG1500(F2)
dalam jumlah yang
kualitas granul yang meliputi: kecepatan
sesuai
formula.
Ditimbang
alir dan sudut istirahat serta dilakukan
Natrium Bikaronat, Mg Stearat, Laktosa
pula penetapan kadar ranitidin dalam
dan PVPK30 . Ranitidin, HPMC
granul.
dengan
Manitol tumbling
,
dan laktosa dicampur dalam mixer
secara
Granul
ditambah
Natrium
Bikarbonat, kemudian dicetak menjadi
geometric
tablet matrik. Tablet yang telah dicetak
dilution. Campuran serbuk digranulasi
dilakukan uji kualitas tablet
dengan larutan pengikat PVP K-30
meliputi
dalam aquadest 4% dari berat total
dalam
serbuk sedikit demi sedikit sampai
kekerasan, uji floating lag time dan total
terbentuk massa granul. Massa granul
waktu floating serta uji disolusi tablet
kemudian diayak dengan pengayak
33
penetapan tablet,
uji
kadar
yang
ranitidin
kerapuhan,
uji
Akbar, H.F., et.al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Tabel 1. Formula Tablet floating Ranitidin HCl dengan HPMC K100M sebagai matriks dikombinasi dengan manitol dan PEG1500 Formula
BAHAN 1
2
3
4
Ranitidin HCL HPMC K100M Manitol PEG1500 Natrium bikarbonat
120 mg 6o mg
120 mg 6o mg
120 mg 6o mg
120 mg 60mg
0%
10%
15%
20%
15%
15%
15%
15%
Mg stearat Laktosa Bobot 1 tablet (mg)
5 mg 80 mg 245,10
5 mg 80mg 250,20
5 mg 80mg 268,40
5 mg 80mg 278,20
floating ranitidin HCL dalam matriks
Penentuan Panjang Gelombang
HPMC .
Maksimum Penentuan
Uji Keseragaman Kadar Ranitidin
panjang
gelombang
HCl dalam Granul
maksimum dilakukan dengan mengukur
Pembuatan larutan baku Ranitidin HCl
serapan larutan ranitidin HCl dalam
Dibuat larutan induk ranitidin HCl
HCl 0,1 N kadar 4 ppm dan 12 ppm
dalam HCl 0,1 N dengan kadar 200
dengan
spektrofotometer
ppm. Dari larutan baku induk tersebut
panjang gelombang 229 - 315 nm.
dilakukan pengenceran dengan HCl 0,1
Dengan cara membuat grafik serapan
N sehingga diperoleh larutan baku kerja
terhadap panjang gelombang untuk
dengan kadar 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm,
mengetahui
10ppm, 12 ppm.
maksimum, dapat diketahui panjang
panjang
gelombang maksimum
34
UV
pada
gelombang
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Pemeriksaan Pengaruh Bahan
sejumlah
Tambahan Terhadap Serapan
Ditimbang 50 gram granul, dimasukkan
Ranitidin HCl
ke dalam corong dengan dasar lubang
Dilakukan
cara
membandingkan
yang
granul
tertutup,
melalui
waktu
corong.
pengukuran
serapan dari larutan ranitidin HCl
dilakukan pada saat dibukanya lubang
tersebut terhadap larutan ranitidin HCl
corong sampai seluruh granul keluar
yang telah ditambah bahan tambahan.
dari corong. Satuan kecepatan alir
Penetapan Kadar Ranitidin HCl
ditulis dalam gram/detik. Pengukuran
dalam Granul
sudut diam dilakukan dengan mengukur
Dibuat larutan ranitidin HCl yang
tinggi serta jari-jari lingkaran atas
μg
kerucut granul yang terbentuk yang
ranitidin HCl/ml (± 10 ppm). Diamati
terbentuk setelah pengaliran kemudian
serapannya
dihitung dengan rumus :
mengandung
kurang
dengan
lebih
10
spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum ranitidin
HCl
dalam
HCl
0,1
Tg
N
h r
nilai recovery dan simpangan baku
Keterangan : α = sudut diam h = tinggi kerucut (cm) r = jari-jari kerucut (cm)
relatif (SBR) yang nilainya tidak boleh
Uji Mutu Fisik Tablet Ranitidin HCl
lebih dari 6% (DepKes RI, 1995).
Uji Kekerasan Tablet
Pemeriksaan Mutu Fisik Granul
Pemeriksaan
Penentuan Kecepatan Alir dan Sudut
menggunakan alat Tablet Hardness
Diam Granul
Tester.
dilakukan sebanyak tiga kali, dihitung
Diambil
dilakukan
10
tablet,
dengan
diukur
diam
kekerasannya dengan cara memberi
ditentukan dengan cara mengalirkan
beban pada tablet. Saat tablet pecah
Kecepatan
alir
dan
sudut
35
Akbar, H.F., et.al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
pada alat akan terbaca beban atau gaya
teliti, kemudian digerus hingga halus.
maksimum yang dapat diterima oleh
Ditimbang seksama serbuk yang setara
tablet. Persyaratan kekerasan tablet
dengan 20 mg ranitidin HCl. Serta
matriks adalah memenuhi syarat jika
dilarutkan dalam HCl 0,1 N sehingga
kekerasan ≥ 5 kg (Lachman et al, 1986).
didapatkan
Uji Kerapuhan Tablet
ranitidin HCl ±10,0 ppm.
Diambil 20 tablet, tablet dijepit dengan
Dihitung
pinset kemudian dibersihkan dengan
menggunakan kurva baku ranitidin HCl.
kuas
Penentuan
secara
hati-hati,
kemudian
larutan
kadar
dengan
ranitidin
kadarnya
dilakukan
sebanyak
alat
Erweka
recovery dan simpangan baku relatif
Friabilator Type TAP selama 4 menit
(SBR) yang nilainya tidak boleh lebih
dengan kecepatan 25 rpm. Setelah
dari 6% (DepKes RI, 1995).
diputar tablet dikeluarkan dari alat dan
Uji Karakteristik Floating
dibersihkan dengan kuas secara hati-hati,
1. Uji Floating Lag Time
kerapuhan
kemudian
ditimbang
dihitung
persentase
beratnya.
Nilai
kembali
dan
Tablet
pengurangan
dihitung
dimasukkan
ke
nilai
dalam
beker gelas 100 ml yang berisi larutan
yang
HCL 0,1 N (pH 1,2) dan dijaga pada
diperbolehkan adalah kurang dari 1%
suhu 370 C, diamati waktu yang
(Lachman et al., 1986).
diperlukan tablet ranitidin HCl untuk
Pemeriksaan
kerapuhan
kali,
HCl
ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam penguji
tiga
kadar
Keragaman
Kadar
mengapung (floating) dan dilakukan
Ranitidin dalam Tablet
secara visual.
Diambil satu tablet secara random kemudian ditimbang satu tablet dengan 36
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
2.Uji Total Waktu Floating
kecepatan putaran dayung uji disolusi dalam
yaitu pada 37 ± 0.5˚C selama 8 jam
beker gelas 100 ml yang berisi larutan
dengan kecepatan putaran dayung 75
HCl 0,1 N (pH 1,2) dijaga pada suhu
rpm. Pengaduk dayung diatur jaraknya
370 C dan diamati sifat pengapungan
sebesar 2,5 ± 0,2 cm dari dasar labu.
selama 8 jam.
Setelah suhu stabil, tablet dimasukkan,
Uji Pelepasan Ranitidin HCl dari
dan
Matriks HPMC K100LV
Sampling dilakukan pada menit ke 5,
Tablet
dimasukkan
ke
Profil pelepasan ranitidin HCl dari
alat
uji
disolusi
10, 15, 20, 30, 60,120,180,240, 300,
tablet matriks ditentukan secara in vitro
360,
420
dan
480
dengan
mengambil
5,0
ml
menggunakan
metode
dijalankan.
uji
dengan larutan
cara media
disolusi dalam media HCl 0,1 N 900 ml
disolusi. Untuk setiap selesai sampling
pada suhu 370C ±0,5 dengan kecepatan
dilakukan penambahan 5,0 ml larutan
75 rpm (Raval et al., 2007)
media baru. Larutan sampel disaring
Uji
disolusi
dilakukan
tablet
dengan
ranitidin kondisi
HCl
dengan membran filter selulosa nitrat 0,45
sebagai
berikut :
μm,
serapannya
kemudian dengan
ditentukan
spektrofotometer
Media
: HCl 0,1 N
pada panjang gelombang maksimum.
Peralatan
: tipe II (metode paddle)
Dihitung kadar ranitidin HCl untuk
Prosedur
:
setiap sampel dan dibuat kurva %
Air dimasukkan ke dalam bak alat
pelepasan ranitidin HCl versus waktu.
uji disolusi sampai tanda, labu disolusi
Uji disolusi dilakukan pengulangan
dipasang dan diisi dengan 900 ml media
sebanyak tiga kali (Depkes RI,1995)
disolusi. Ditentukan suhu, waktu, dan 37
Akbar, H.F., et.al.
Analisis
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Kesesuaian
HCl
Pelepasan
dengan
menggunakan
sistim
Ranitidin HCl dengan Persyaratan
gastroretentive atau obat yang dapat
Lepas Lambat
bertahan di lambung dalam waktu yang
Analisis
kesesuaian
pelepasan
cukup
lama.
Untuk
menghasilkan
ranitidin HCl dari tablet lepas lambat
sistem tersebut metode effervesent,
dengan
yaitu
matriks
HPMC
dalam
penelitian ini akan dibandingkan dengan
dengan
menambah
bahan
pembentuk gas (effervescent).
persyaratan pelepasan sediaan lepas
Sebelum dilakukan penelitian,
lambat yang ditetapkan oleh Welling.
dilakukan uji pemeriksaan kualitatif
Analisis Statistik
untuk memastikan bahwa barang yang
Pengolahan data dilakukan secara
digunakan dalam penelitian ini sudah
statistik dengan metode analisis varian
memenuhi
One
dilakukan pada semua bahan yang
Way
ANOVA,
selanjutnya
persyaratan.
Pemeriksaan
dilakukan analisis dengan uji Honesty
digunakan, diantaranya
Significant Difference. Analisis statistik
Stearat,
yang dilakukan meliputi data kekerasan
sebagainya. Hasil uji membuktikan
tablet,
bahwa
kerapuhan
tablet,
persen
PVPK30,
HPMC, Mg Laktose
pemeriksaan
kualtatif
pelepasan obat dan keragaman kadar
membuktikan
ranitidin HCl dalam granul dan tablet
digunakan dalam penelitian ini sudah
dengan derajat kepercayaan 0,95 (α =
sesuai dengan spesifikasi.
0,05).
Tablet
bahwa
dan
bahan
dipreparasi
yang
dengan
metode granulasi basah dengan pengikat
HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan pengembangan
PVPK30. Pembuatan granul dilakukan
sediaan lepas lambat untuk ranitidina
dengan cara menyemprotkan aquadest 38
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
pada campuran kering bahan-bahan
dalam formula,
dalam formula. Semakin besar jumlah
semua
HPMC, jumlah air yang disemprotkan.
serapan larutan ranitidin HCl (gambar
Setelah menjadi masa granul, dilakukan
1).
proses granulasi, kemudian
rajam.
bahan
didapatkan bahwa tidak
mempengaruhi
Hasil uji keseragaman kadar
Granul yang terbentuk diuji sifat alir
ranitidin
yang meliputi laju kecepatan alir dan
menunjukkan simpangan baku relatip <
sudut istirahat. Hasil uji kecepatan alir
6% (Tabel 3). Hal ini membuktikan
dan
bahwa granul mempunyai kandungan
sudut
istirahat
membuktikan bahwa
(Tabel
2)
granul yang
ranitidin
dipreparasi dengan metode dan formula
dalam
yang
granul,
semua
memenuhi
syarat
dicetak,
granul
farmakope.
dalam penelitian memenuhi syarat,
Sebelum
karena semua diatas 10 gram/detik dan
ditambah
dengan
Mg
Stearat
dan
juga sudut istirahat antara 250 dan 300.
ditumbling selama 5 menit. Kemudian
Penentuan panjang gelombang
ditambahkan Na Bikarbonat, dicampur
maksimum dilakukan dengan pelarut air
homogen, Natrium Bikarbonat tidak
yang dibuat pH 7,4. Hal ini disebabkan
ikut dalam proses pembasahan masa
oleh karena pada larutan HCl 0,1N,
granul, oleh karena untuk mencegah
Ranitidin
harga
terbentuknya gas CO2. Granul yang
absorban
HCl
memberikan
yang
sangat
rendah.
dihasilkan, kemudian ditimbang satu-
pH
dilakukan
dengan
persatu sebelum dicetak menjadi tablet.
menambahkan bufer forfat pH 7,4
Pencetakan dilakukan pada tekanan 3
setelah air diberi dengan NaOH. Untuk
ton selama 5 detik.
Pengaturan
pemeriksaan pengaruh bahan tambahan 39
Akbar, H.F., et.al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Gambar 1. Hasil Pemayaran λ Pengaruh Bahan Tambahan dalam HCl 0,1 N terhadap Panjang Gelombang Maksimum dan Nilai Absorban Ranitidin HCl Tabel 2. Hasil Uji Kecepatan Alir (g/det)dan Sudut Istirahat (0)dari granul ranitidin HCl dengan HPMC K100M dan Manitol (F1) atau PEG1500(F2) sebagai matriks FORMULA UJI
1
2
3
4
Kecepatan Alir (g/det)
4,20 ± 0,13
5,27 ± 0,01
4,29 ± 0,03
4,74±0,11
Sudut istirahat (0)
30,471±0,00
28,67±0,59
30,80±0,50
30,47±0,00
Tabel 3. Hasil penetapan keseragaman kadar Tablet Ranitidin HCl dengan HPMC K100M dan Manitol sebagai matriks Uji Kadar (%)
FORMULA 1
2
3
4
101,77±2,51
100,51±6,43
104,36±0.45
95,80±0,32
2,40
6,40
0,43
0,34
KV
Pemeriksaan
mutu
fisik
meliputi
kekerasan
semua
memenuhi
pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan
persyaratan, oleh karena diatas 7 Kp.
tablet (Tabel 4). Pada pemeriksaan
(Wagner). Hasil uji statistika pada 40
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
masing-masing formula , peningkatan
tidak adanya perbedaan bermakna antar
kadar
formula. Kekuatan tablet dapat dilihat
matriks
peningkatan
menghasilkan
kekerasan
secara
dari data kekerasan dan kerapuhan. Uji
bermakna.
karakteristik floating dilakukan dengan
Hasil pemeriksaan kerapuhan , juga
menghitung berapa harga floating flat
menghasilkan data yang memenuhi
time dan harga floating time. Dari hasil
syarat, karena semuanya menunjukkan
uji diketahui bahwa semua formula
kerapuhan dibawah 1% (Lachman et al ,
telah berhasil mendapatkan kemampuan
1986). Dari analisis statistik pada
untuk
floating
(Tabel
5).
masing-masing formula menunjukkan
Tabel 4. Hasil Uji Kekerasan (Kp) dan kerapuhan (%) Tablet Ranitidin HCl dengan HPMC K100M dan Manitol sebagai matriks Formula Uji
Kekerasan (Kp) Kerapuhan (%)
1
2
3
4
7,53±0,36 0,09±0,20
8,55±0,86 0,07±0,03
8,72±0,95 0,26±0,31
9,10±0,54 0,07±0,08
Tabel 5. Hasil uji floating lag time (menit) Tablet Ranitidin HCl dengan HPMCK100M dan manitol sebagai matriks Formula 1
2
3
4
Floating lag time (menit)
2,81± 0,86
2,49± 0,32
1,84±0,32
2,88± 1,57
Floating Time (menit)
>480
>480
>480
>480
41
Akbar, H.F., et.al.
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Dari hasil uji ragam kandungan, didapatkan
bahwa
kandungan
formula
dari
tanpa
menghasilkan
matriks, kondisi
sudah tunak.,
semua formula memenuhi persyaratan
Penambahan matriks HPMC terbukti
oleh karena semuanya mengandung
mengakibatkan
ranitidin HCl tidak kurang dari 90% dan
pnegendalian
tidak lebih dari 110%. Selain itu semua
ranitidin HCl. Hal ini disebabkan oleh
formula menunjukkan hasil SBR yang
karena
HPMC
dapat
kurang dari 6% ( Depkes RI, 1995)
setelah
kontak
dengan
hambatan terhadap
atau pelepasan
mengembang media
air.
Uji pelepasan tablet dilakukan
Pengembangan menjadi bentuk gel
dengan uji disolusi, dengan alat disolusi
inilah yang menjadi penghalang atau
dalam waktu 8 jam.dalam media uji
retardan. Pelepasan terkecil diberikan
HCl 0,1N. Setelah pengambilan sampel
oleh tablet dengan HPMC K100M yang
dan sebelum diperiksa dengan alat
dikombinasi dengan PEG1500. Hal ini
spektrofotometer,
disebabkan oleh karena HPMC K100M
larutan
dibuat
menjadi pH 7,4 dengan penambahan
mempunyai
NaOH dan larutan buffer fosfat pH=7,4.
sehingga daya retardannya paling besar.
Hasil analisis kesesuaian pelepasan ranitidin
HCl
dengan
persyaratan
pelepasan tablet lepas lambat menurut Welling tertera pada tabel di bawah : Dari uji pelepasan (Tabel 6) didapatkan data pelepasan yang cepat adalah
pada
formula
yang
tidak
menggunakan matriks ke 60, semua 42
viskositas paling tinggi,
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
Tabel 6. Hasil Uji Pelepasan ( %) Ranitidin HCl dari Tablet dengan HPMC K100M dan Manitol sebagai matriks Formula
Waktu 1 12,63±0,22 13,33±0,73 16,52±0,99 18,19±0,68 21,84±0,89 31,78±1,36 47,23±2.00 58,44±1,88 67,43±2,80 74,14±2,38 78,83±3,56 82,69±3,56 86,10±1,52
5 10 15 20 30 60 120 180 240 300 360 420 480
2 11,58±1,80 13,24±0,73 15,96±0,99 18,29±0,79 22,47±0,88 39,40±13,18 47,50±1,35 58,25±0,02 60,88±0,45 73,30±0,58 77,70±0,58 82,18±6,99 84,27±0,45
3 9,54±10,10 11,24±0,75 15,44±1,10 17,93±0,61 21,87±1,19 30,34±1,68 43,65±1,81 55,22±2,11 64,18±2.01 71,91±1,55 77,42±0,37 81,86±1,20 86.00±1,56
4 12,63±0,22 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99 64,43±6,99
Tabel 7. Hasil Analisis Kesesuaian Pelepasan Ranitidin HCl dengan HPMCK100M dan Manitol sebagai matriks dengan Persyaratan Pelepasan Tablet Lepas Lambat menurut Welling (Welling, 1988)
Waktu
Persyaratan % Pelepasan menurut Welling
0,25 D (2 jam)
20-50%
0,5 D (4 jam)
45-75%
>0,5-1 D (>8 jam)
>75%
Formula
Hasil % Pelepasan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.96,14 2.96,92 3.51,76 4.43,11 1.96,06 2.103,70 3.70,60 4.61,95 1.95,32 2.102,26 3.93,13 4.82,21
KESIMPULAN
disimpulkan beberapa hal, antara lain
Dari penelitian pengaruh tipe HPMC
penambahan Manitol terhadap matriks
terhadap mutu fisik dan pelepasan tablet
HPMCK100M
floating
ranitidin HCL dengan mutu fisik tablet
ranitidin
HCL
dapat 43
menghasilkan
tablet
Akbar, H.F., et.al.
yang
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
memenuhi
Budavari, S., O’Neil, M.J., Smith, A. dan Heckelman,P.E. (2001) The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13 th edition, New Jersey : Merck Research Laboratories Division of Merck & CO Inc. Chawla, G., Gupta, P., Koradia, V. dan Bansal, A.K. (2003) Gastroretention A Means to Address Regional Variability in Intestinal Drug Absorption. Pharmaceutical Technology, pp. 50-68. Dave, B.S., Amin, A.F. dan Patel M.M. (2004) Gastroretentive Drug Delivery Systems of Ranitidine Hidrochoride : Formulation and In Vitro Evaluation. International Journal of PharmTech Research, Vol.5(2), Artikel 34. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995) Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta. Dow Chemical Co. (2000). Using Methocel Cellulose Ethers for Controlled Release of Drugs in Hydrophilic Matrix Systems. Form No. 198-02075-700 AMS Florey,K. (1986). Analytical Profiles of Drug Susbstances, Vol.15. Orlando: Academic Press Inc. pp. 533-559. Garg, R. dan Gupta, G.D. (2008). Progress in Controlled Gastroretentive Delivery Systems. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, pp. 1055-1066. Lachman, L., Lieberman, A.H., Kanig, J.L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri, terjemahan: Siti Suyatmi & Aisyah, edisi ketiga, Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 777 – 778; 910 – 940. Moes, A. J. (2003) Gastric Retention System for Oral Drug Delivery System, Business Briefing pharmatech, pp. 157-159,
persyaratan.
Penambahan Manitol terhadap matriks HPMCK100M ranitidin
HCL
characteristic
menghasilkan dengan yang
tablet floating
memenuhi
persyaratan. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan
dilakukan
perlu
optimasi
disarankan
terhadap
tablet
floating ranitidin yang telah memenuhi persyaratan Welling. DAFTAR PUSTAKA Ansel, H. C., Popovich, N. G. dan Allen, L.V. Jr. (1995) Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System. 6th edition, Philadelphia : Lea & Febiger, pp.213-216. Arora, S., Ali, J., Ahuja, A., Khar, R.K. dan Baboota, S. (2005) Floating Drug Deliery System: A Review. AAPS PharmaSciTech, Vol. 6(3), Artikel 47 Aulton, Michael E. (2002) Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd Edition. Churchill Livingstone, London, pp. 298. Bandelin, F.J. (1982) Compressed Tablet by Wet Granulation, In: Liebermann, H.A., Lachman, L. (eds), PHarmaceuticals Dosage Form: Tablet. Volume 1, 2nd edition, Marcell Dekker Inc., New York Banker and Anderson, Lieberman H.A. et al. (1986) Pharmaceutical Dosage Forms, New York: Marcel Dekker, Inc., pp.293 44
Pengaruh Manitol terhadap Ranitidine HCl
PharmaScientia, Vol.1, No.1, Juli 2012
http://www.touchbriefings.com (diakses tanggal 27 Januari 2011). Raval J.A., Patel J.K., Li N., Patel M.M. (2007). Ranitidine Hydrochloride Floating Matrix Tablets Based on Low Density Powder: Effects of Formulation and Processing Parameters on Drug Release. Asian Journal of Pharmaceutical Sciences , 2, pp.130-142. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Quinn, M. E. (2009) Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press., pp. 326-329; 359-361; 581585; 629-633; 404-407 Saifullah, T.N., Syukri, Y. dan Utami, R. (2007) Profil pelepasan propanolol HCl dari tablet lepas lambat dengan sistem floating menggunakan matriks methocel K15M. Majalah Farmasi Indonesia, pp.48-55. Shargel, L., Wu–Pong, S. dan Yu, A. B. C. (2005) Applied Biopharmaceutics and th Pharmacokinetics, 5 edition, USA : McGraw – Hill, pp. 414; 422–424; 515–532. Sweetman, S.C. (2009) Martindale: The Complete Drug Reference. 36th ed. London: Pharmaceutical Press, pp.1766 – 1768. Welling, P.G., Tse.F.S.L. (1988) Pharmakokinetic, vol 33, Marcel Dekker Inc., New York and Bassel. Wicaksono, Y., Hendradi, E., Radjaram, A. (2005) Analisis proses lepas lambat Na-diklofenak dari tablet matriks berbasis etilsellulosapolivinilpirolidon K-30, Seminar Nasional MIPA. Zhang, G., Qiu, Y. (2000) Research and Development Aspect of Oral Controlled Release Technology, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 465-477.
45