PENGARUH PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TUKIK PENYU HIJAU (Chelonia mydas) Firdaus1, M. Amri2, Elfrida2 E-mail :
[email protected] 1 Mahasiswa Jurusan Budidaya FPIK Univ. Bung Hatta 2 Dosen Jurusan Budidaya FPIK Univ. Bung Hatta ABSTRACT The destination of research was to determine the growth response of hatchlings type of feeds sduring 8 weeks dosing. This research was conducted in April to June 2013 in the turtle conservation area located on the island Karabak Ketek, Sutera Sub-district, district south coastal. This research was conducted with an experimental method and the observed data is computed using completely randomized design (CRD) consisting of 3 treatments and 4 replications. Each treatment used is a treatment using a feed mixture of shrimp and snails much as 1:1, treatment B using flour shrimp feed rebon and C treatment using starch feed snails. The results showed that the carapace length, carapace width and The best body weight turtle hatchlings are on treatment B. Based on these results it can be concluded that to spur the growth of the good turtle hatchlings using flour shrimp feed small shrimp. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa Different feeding in each treatment and replication. no effect on the carapace length, carapace width and body weight turtle hatchlings. (P>0.05). Key word : Influence, woof, the hatchlings, green turtle. Penyu hijau adalah salah satu jenis
PENDAHULUAN Pulau
secara
penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih
Kecamatan
sedikit dibanding beberapa penyu lainnya.
Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan dengan
Penyu hijau dapat dengan mudah dibedakan
luas
Penduduknya
dengan penyu lain karena memiliki sepasang
merupakan penduduk semu yang bertugas
sisik di depan matanya sedangkan jenis lain
sebagai
memiliki lebih dari dua pasang.
administrasi
Karabak masuk
sekitar
1,00
penjaga
Ketek
dalam
ha.
pulau
dan
penjaga
mercusuar milik Kementrian Perhubungan
Saat musim bertelur penyu hijau
Laut. Pulau Karabak Ketek banyak didatangi
dapat naik ke darat 3-5 kali untuk bertelur
penyu
Dinas
dengan jarak sekitar 12 hari. Telur penyu
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesisir
hijau yang baru menetas disebut dengan
Selatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan
tukik. Tukik adalah penyu yang berumur 1
program penangkaran penyu di pulau ini
hari sampai dengan satu tahun. Jenis pakan
dalam rangka melestarikan habitat seperti
yang disukai tukik adalah jenis zooplankton,
penyu hijau dan penyu sisik.
udang-udangan, ikan kecil-kecil dan lain-
sebagai
tempat
bertelur.
lain.. Ketika tubuhnya mencapai ukuran 20-
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
30 cm, penyu hijau berubah menjadi
“Pengaruh
herbivora dan makanan utamanya adalah
Berbeda Terhadap Pertubuhan Tukik
rumput laut.
Penyu Hijau (Chelonia mydas)”.
Sampai saat ini kehidupan penyu sangat
terancam
punah,
disebabkan
Pemberian
Penelitian mengetahui
ini
respon
Pakan
bertujuan
terhadap beberapa jenis pakan
secara liar telah mendorong menurunnya
minggu masa penangkaran. Manfaat
untuk
pertumbuhan
pembantaian penyu dan pengambilan telur
populasi penyu. Inovasi untuk membudidaya
Yang
dari
tukik
selama 8
penelitian
ini
penyu sangatlah dibutuhkan untuk menjaga
diharapkan akan memberikan informasi
konsistensi
mengenai
jumlah
penyu
yang
sudah
pakan
yang
dapat
mendekati punah. Dengan adanya inovasi
mengoptimalkan
pertumbuhan
budidaya penyu di Indonesia diharapkan
sehingga
pengelolaan
akan adanya penambahan jumlah penyu
populasi satwa tersebut dapat ditingkatkan.
yang
hidup
hingga
dewasa
sehingga
keindahan hewan purba yang masih ada ini dapat dinikmati oleh semua orang. Saat ini jenis pakan yang paling tepat untuk tukik penyu belum diketahui. Jenis pakan yang biasa diberikan dibeberapa penangkaran biasanya menggunakan jenis pakan berupa cacahan ikan, pelet, udang rebon, ikan teri dan jenis hewan lainnya karena jenis pakan ini sangat mudah didapatkan
di
alam.
Oleh
sebab
itu
pemberian jenis pakan yang tepat akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan tukik dan pada saat dilepas di laut dengan hasil yang
terbaik
mempengaruhi
dan
dosis
terbaik
keberhasilan
akan
hidupnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis
upaya
tukik terhadap
MATERI DAN METODA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kawasan konservasi penyu di Pulau Karabak Ketek Kecamatan
Sutera
Kabupaten
Pesisir
Selatan, Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu dari bulan April 2013 sampai Juni 2013. Bahan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah tukik penyu hijau yang berumur 1 minggu sebanyak 60 ekor. Pakan yang digunakan adalah pakan dari tepung udang rebon, tepung keong mas, dan campuran tepung udang rebon dengan tepung keong mas (1:1) dan air laut. Metoda
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
menggunakan
Rancangan
Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4
2. Sebelum dimasukkan kedalam baskom
ulangan. Masing-masing perlakuan tersebut
tukik terlebih dahulu ditimbang beratnya
adalah perlakuan A yaitu pakan berupa
dan diukur panjangnya.
campuran tepung udang rebon dengan tepung keong mas (1 : 1), perlakuan B yaitu pakan berupa tepung
3. Tukik dimasukan ke dalam wadah, masing-masing 5 ekor perwadah.
udang rebon dan
4. Dilakukan pencampuran tepung keong
perlakuan C yaitu pakan berupa tepung
mas dan tepung udang rebon. Untuk
keong mas.
perlakuan A, dan pakan siap diberikan.
Pembuatan tepung Keong Mas dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
Keong mas direndam selama 1 malam kemudian dicuci bersih agar terpisah
diberikan
secara
adlibitum,
dengan frekuensi dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB. 6. Pembersihan dan pergantian air laut
dari lumpur.
dilakukan setiap pagi hari sebelum
Setelah bersih keong mas direbus ± 20
diberikan pakan.
menit.
5. Pakan
7. Pengamatan
terhadap
kelangsungan
Selesai direbus daging keong mas
hidup, penambahan berat tubuh dan
dikeluarkan dari cangkang kemudian
panjang dilakukan pada minggu ke-1
dicuci dan ditiriskan.
sampai minggu ke-8.
Kemudian daging keong mas dijemur
8. Pengamatan dilakukan selama 8 minggu
3-4 hari.
dimana data pertumbuhan panjang dan
Setelah daging kering, daging keong
berat diukur setiap satu minggu sekali.
mas diblender sampai halus lalu diayak
Peubah yang diamati dalam penelitian ini
agar didapat tepung keong mas yang
adalah :
benar-benar halus.
a. Pertumbuhan Panjang yaitu P = Pt – Po
Pembuatan tepung udang rebon dilakukan
b. Pertumbuhan Lebar yaitu L = Lt – Lo
dengan pencucian udang rebon, selanjutnya
c. Pertumbuhan Berat yaitu W = Wt – Wo
udang rebon dijemur sampai kering lalu
Keterangan :
dihaluskan.
a. ) P = Panjang karavace tukik (cm)
Prosedur penelitian :
Pt = Panjang karavace tukik akhir (cm)
1. Baskom plastik disiapkan, dibersihkan
Po = Panjang karavace tikik awal (cm)
dan dimasukkan air laut setinggi 10 cm.
b.) L = Lebar karavace tukik (cm)
lebar karapas dan berat tubuh tukik penyu
Lt = Lebar karavace tukik akhir (cm)
hijau (H0 ditolak dan H1 diterima). Untuk
Lo = Lebar karavace tikik awal (cm)
melihat adanya perbedaan antar perlakuan
c.) W = Berat tubuh tukik (gram)
dilakukan uji lanjut Duncan (DMNRT).
Wt = Berat akhir tukik (gram)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wo = Berat awal tikik (gram) Analisis hubungan antara panjang karavace dan berat tubuh tukik dilakukan dengan menggunakan rumus (Ricker, 1975): W = a
tukik terbesar terjadi pada perlakuan pakan tepung udang rebon (B) yaitu rata-rata
oleh perlakuan pakan campuran antara
W
= Berat tubuh tukik (gr)
L
= Panjang karavace (cm)
A dan b
= Konstanta
tepung udang rebon dengan tepung keong mas (A) dan perlakuan pakan tepung keong mas (C) yaitu rata-rata sepanjang 0,2387
Untuk : b = 3 maka pertumbuhan Isometrik b ≠ 3 maka pertumbuha Allometrik. Hubungan
dengan
Laju pertumbuhan panjang karavace
sepanjang 0,3094 cm/minggu dan diikuti
Keterangan :
karavace
Laju Karavace
panjang
dan
lebar
tukik penyu hijau diketahui melakukan
interpretasi
diagram
pencar (scatter plot) secara deskriptif. Untuk menganalisa data dilakukan dengan uji homogenitas. Apabila data homogen selanjutnya di analisa dengan uji statistik F (Anava). Apa bila hasil analisis menunjukan bahwa F hitung < F tabel pada taraf 95% berarti tidak ada pengaruh pakan terhadap panjang karavace, lebar karapas dan berat tubuh tukik penyu hijau (H0 diterima dan H1 ditolak). Jika F hitung > F tabel pada taraf 95% berarti ada pengaruh pemberian pakan terhadap panjang karavace,
cm/minggu
dan
0,1462
cm/minggu.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Eny Fitria, 2007) juga menyatakan bahwa laju pertumbuhan pajang karavace tukik terbesar
terjadi
pada
pakan
udang
dibandingkan dengan pakan keomg mas dan campuran. Wibowo dkk, (2012) menyatakan pertumbuhan panjang karavace juga pada pakan udang dengan pertumbuhan panjang karapas sebesar 4,91 %/ hari dibandingkan dengan pakan ikan teri dan pelet ikan. Data rata-rata pertumbuhan panjang karapas tukik disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Pertambahan Panjang Karavace Tukik Penyu Hijau Selama Penelitian Perlakuan
Ulangan 2 3 2,12 1,64 2,48 2,54 1,30 1,16
1 1,82 2,44 1,32
A B C
4 2,02 2,52 0,92
Jumlah
Rata-rata
7,66 9,98 4,7
1,9 2,49 1,17
Berikut rata-rata pertumbuhan panjang karavace tukik ditampilkan dalam bentuk grafik. 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0
Campuran (A) Udang (B) Keong Mas (C
1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu (Minggu Ke-) Gambar 4. Grafik Pertambahan Panjang Karavace Gambar 4 menunjukkan
bahwa
mengalami perebusan dan penjemuran yang
pakan dari tepung udang rebon memberikan
mengakibatkan
nilai pertumbuhan panjang karavace tukik
gizi yang terdapat pada keong, sedangkan
yang lebih baik hal ini diduga karena
udang hanya mengalami penjemuran saja.
kandungan gizi yang terdapat pada pakan tepung
udang
mengenai
kandungan
gizi dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari
dibandingkan dengan pakan tepung keong
hasil selama penelitian terlihat bahwa ukuran
mas, sehingga pertumbuhan panjang karapas
panjang karavace tukik yang lebih besar dan
tukik yang lebih baik terjadi pada perlakuan
berukuran homogen untuk setiap individu
A dan B. Hasil ini berbeda dengan yang
tukik terdapat pada perlakuan B. Pada
dikatakan (Engmann dan dkk, 2013) bahwa
perlakuan A terlihat pertumbuhan panjang
kandungan
karavace tukik yang naik turun, hal ini
dibandingkan
lebih
Keterangan
kandungan
tinggi
gizi
rebon
berkurangnya
keong
dengan
lebih
udang.
tinggi Hal
ini
diduga karena tukik tersebut lebih cendrung
dikarenakan keong dalam penelitian ini telah
untuk memakan pakan tepung udang rebon
dibandingkan pakan tepung keong mas.
Lebar Karavace
Untuk perlakuan C ukuran panjang karavace
Laju pertumbuhan lebar karavace
tukik lebih kecil dibandingkan dengan
tukik terbesar terjadi pada perlakuan pakan
perlakuan A dan B. Perbandingan ukuran
tepung udang rebon
tubuh tukik pada setiap perlakuan dapat
sepanjang 0,2687 cm/minggu dan diikuti
dilihat pada Lampiran 11.
oleh perlakuan pakan campuran antara
Dari hasil penelitian pertumbuhan panjang
tepung udang rebon dengan tepung keong
karavace tukik pada perlakuan B yang lebih
mas (A) dan perlakuan pakan tepung keong
tinggi terjadi pada minggu ke 7 (tujuh) yaitu
mas (C) yaitu rata-rata sepanjang 0,2187
sepanjang 0,345 cm sedangkan yang paling
cm/minggu
rendah
pertama
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
penelitian yaitu sepanjang 0.255 cm. Untuk
(Eny Fitria, 2007) juga menyatakan bahwa
perlakuan A pertumbuhan panjang karavace
laju pertumbuhan lebar karavace tukik
tukik yang paling tinggi terjadi pada minggu
terbesar terjadi pada pakan udang sebesar
ke 3 (tiga) yaitu 0.32 cm, sedangkan yang
0,4018 cm/minggu dan (Wibowo dkk,
paling rendah terjadi pada minggu ke 7
2012)
(tujuh) yaitu 0.19 cm. pada perlakuan C
karapas juga pada pakan udang dengan
pertumbuhan tukik yang paling tinggi terjadi
pertumbuhan lebar karavace sebesar 6,57
pada minggu ke 3 dan 4 yaitu 0,155 cm
%/hari. Data rata-rata pertumbuhan lebar
sedangkan yang paling rendah pada minggu
karavace disajikan pada Tabel 4.
terjadi
pada
minggu
dan
(B) yaitu rata-rata
0,1462
menyatakan
cm/minggu.
pertumbuhan
lebar
ke 7 (tujuh) yaitu 0,13 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya peningkatan dan penurunan selera makan tukik. Tabel 4. Rata-rata Pertambahan Lebar Karavace Tukik Penyu Hijau dari maing masing perlakuan selama penelitian. Perlakuan A B C
1 1,78 2,14 1,16
Ulangan 2 3 1,74 1,54 2,20 2,08 1,18 1,16
4 1,94 2,16 1,16
Jumlah
Rata-rata
7,0 8,58 4,66
1,75 2,14 1,16
Berikut rata-rata pertumbuhan lebar karavace tukik ditampilkan dalam bentuk grafik. 0,3 0,25 0,2 Campuran (A) 0,15
Udang (B) Keong Mas (C
0,1 0,05 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu (Minggu Ke-) Gambar 5. Grafik Pertambahan Lebar Karavace Gambar 5 menunjukkan
bahwa
awal
masa
penelitian
menunjukkan
pakan dari tepung udang rebon juga
perbedaan nafsu makan. Tukik yang sejak
memberikan
lebar
awal mengkonsumsi pakan tepung udang
karavace tukik yang lebih baik hal ini diduga
rebon lebih banyak memperoleh asupan gizi
karena ketersediaan kalsium yang cukup
dibandingkan dengan tukik mengkonsumsi
pada pakan tepung udang rebon merupakan
pakan tepung keong mas. Hal tersebut dapat
salah satu faktor pendukungnya. Penggunaan
saja terjadi meskipun pada saat pemberian
seluruh bagian tubuh udang memberikan
pakan selalu dilakukan pencampuran pakan
nilai tambah terhadap ketersediaan gizi yang
agar terjadi peluang yang sama antara
cukup bagi tukik. Berbeda dengan pakan
individu tukik dalam mengkonsumsi tepung
tepung keong mas yang tidak memiliki
udang rebon dengan tepung keong mas
kandungan kalsium sehingga pertambahan
terhadap vitalitas tukik sejak awal penelitian
lebar karavace tukik pada perlakuan C masih
tentu
jauh lebih rendah. Perlakuan A pada akhir
pertumbuhan tukik tersebut hingga akhir
penelitian menunjukkan lebar karavace yang
penelitian. Diduga menyebabkan terjadinya
tidak seragam antara individu tukik. Hal ini
perbedaan pertambahan lebar karavace yang
disebabkan oleh perilaku tukik yang sejak
sangat jelas antara tukik pada perlakuan A.
nilai
pertumbuhan
sangat
berpengaruh
terhadap
Dari hasil penelitian pertumbuhan
Pada perlakuan C pertumbuhan tukik yang
lebar karavace tukik pada perlakuan B yang
paling tinggi terjadi pada minggu ke 4 yaitu
lebih tinggi terjadi pada minggu ke 4 dan 5
0,165 cm sedangkan yang paling rendah
yaitu sepanjang 0,285 cm sedangkan yang
pada minggu pertama yaitu 0,125 cm. Hal
paling rendah terjadi pada minggu pertama
ini diduga terjadi karena adanya peningkatan
penelitian yaitu sepanjang 0.245 cm. Untuk
dan penurunan selera makan tukik.
perlakuan A pertumbuhan panjang karavace
Berat Tubuh
tukik yang paling tinggi terjadi pada minggu
Data kadungan gizi dapat dilihat pada
ke 2 yaitu 0.27 cm, sedangkan yang terendah
lampiran 8 dan data rata-rata pertumbuhan
terjadi pada minggu ke 6 yaitu 0.17 cm.
berat tubuh disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pertambahan Berat Badan Tukik Penyu Hijau dari masing-masing Perlakuan selama penelitian(gr) Perlakuan 1 33,62 43,82 38,86
A B C
Ulangan 2 3 40,96 32,76 39,74 45,64 39,08 31,52
4 43,42 47,38 30,68
Jumlah
Rata-rata
150,76 176,58 140,14
37,69 44,14 35,05
Berikut rata-rata pertumbuhan berat tubuh tukik ditampilkan dalam bentuk grafik. 7 6 5 4
Campuran (A)
3
Udang (B) Keong Mas (C
2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu (Minggu Ke-) Gambar 6. Grafik Pertambahan Berat Badan
Laju pertumbuhan berat tubuh tukik
terkandung di dalam pakan B menunjukkan
terbesar terjadi pada perlakuan pakan tepung
bahwa perlakuan B mempunyai kandungan
udang rebon (B) yaitu rata-rata seberat 5,46
lemak yang lebih besar dibandingkan dengan
gr/minggu atau 4,3 % perminggu dari berat
pakan A dan C. Hal ini dipertegas oleh
badan tukik dan diikuti oleh perlakuan pakan
(Vanawati, 2009) yang menyatakan bahwa
campuran antara tepung udang rebon dengan
kebutuhan lemak untuk pertumbuhan tukik
tepung keong mas (A) dan perlakuan pakan
penyu
tepung keong mas (C) yaitu rata-rata
(Patawi et al. 1996) lemak pada udang
sepanjang 4,78 gr/minggu atau 3,59 % dan
menganding asam lemak omega-3 yang
4,363 gr/minggu atau 2,58 % perminggu dari
berupa asam lemak esensial dan berfungsi
berat
hasil
untuk menjaga kesehatan tukik. Lemak
juga
dalam organism biasanya digunakan sebagai
badan
penelitian
tukik. (Eny
Berdasarkan Fitria,
2007)
menyatakan bahwa laju pertumbuhan berat
hijau
sebesar
0,35%.
Menurut
cadangan makanan.
tubuh tukik terbesar terjadi pada pakan
Kandungan asam amino yang hampir
udang sebesar 4,9805 gr/minggu, (Wibowo
menyerupai susunan yang ada pada tubuh
dkk, 2012) menyatakan pertumbuhan berat
tukik ini menjadikan pakan B mudah sekali
tubuh juga pada pakan udang dengan
diserap dan diproses di dalam tubuh tukik
pertumbuhan berat tubuh sebesar 5,82
sebagai nutrisi untuk tubuh. Hal ini terbukti
%/hari.
dari pertambahan pertumbuhan panjang dan Pada berat tubuh tukik perbandingan
lebar karapas serta berat tubuh tukik yang
antara pakan A, B dan C sama dengan
lebih baik dibandingkan pakan yang lainnya,
pertumbuhan panjang dan lebar karavace
dan dipertegas oleh (Syaifudin et al., 2008)
tukik yaitu kandungan gizi pada pakan B
yang menyatakan bahwa kandungan asam
lebih baik dibandingkan dari pada pakan A
amino pakan sangat berpengaruh terhadap
dan pakan C. Pada perlakuan pakan B
pertumbuhan organism.
memiliki kandungan asam amino yang
Rendahnya
pertumbuhan
yang
sebagia besar dimiliki oleh tubuh penyu
dihasilkan pada pakan C diduga karena
(lysine,
isoleucine,
kandungan nutrisi yang terdapat dalam
phenylalanine, histidine, alanine, serine,
pakan belum mencukupi kebutuhan energi
asam glutamate, asam aspartat dan tyrosine.
tukik.
Apabila dilihat dari kualitas lemak yang
keseimbangan komponen asam amino dan
valine,
leucine,
Menurut
(Setiawati,
2004)
protein dalam pakan merupakan faktor
sesuai dengan komponen asam amino dan
utama dalam mempengaruhi pertumbuhan
protein pada tukik sehingga menghasilkan
dan kesehatan. Dalam penelitian ini diduga
rerata pertumbuhan berat dan panjang yang
asam amino dan protein dalam pakan belum
sedikit.
Kualitas Air Tabel 6. Hasil Pengukuran Parameter Kualita Air Salinitas (‰) 32 32 33 33 32 35 33 32
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8
pH 8 8 8 9 8 9 9 8
Suhu (ºC) 29 29 28 28 28 28,5 27 28
Sumber : Hasil Data Primer (2013)
Pengamatan terhadap dilakukan
merupakan
Nilai pH air laut selama penelitian
faktor
tidak terjadi perubuha yang signifikan. Hal
mempengaruhi
ini disebabkan oleh pengambilan air laut
pertumbuhan tukik penyu hijau dalam
yang langsung dari pantai, seperti yang
penelitian.
dikemukakan
lingkungan
karena
kualita air
yang
Rata-rata
pengambilan
air
oleh
Wardoyo
(1988)
dalam
dan
dilakukan sebanyak 1 (satu) minggu sekali,
Djokosetiyanto
Fitrari
sehingga didapatkan data yang tertera pada
(2007) bahwa pH air laut cenderung stabil
Table 6.
karena mempunyai kemampuan menyangga
Nilai salinitas cukup stabil sepanjang
(buffer capacity) yang tinggi sehingga air
masa penelitian. Salinitas perairan Samudera
laut yang digunakan dalam penelitian ini
Hindia yang merupakan tempat hidup penyu
masih dalam kondisi yang cukup baik.
secara alami terdapat dalam kisaran nilai
Suhu air laut selama penelitian
34.2 – 35.75 ‰ Nupus (2001). Kisaran
mengalami
salinitas dalam penelitian ini adalah 32 -
pengamatan, hal ini diduga terjadi karena
35‰ sesuai dengan kisaran salinitas perairan
pengambilan air yang dilakukan 1 (satu) kali
alami tempat penyu hidup.
seminggu dengan menggunakan jerigen sehingga
perubuhan
terjadi
pada
peningkatan
setiap
suhu
didalamnya. Beberapa pakar menyebutkan
Perbandingannya dapat dilhat pada
bahwa terdapat kisaran suhu optimum untuk
table dibawah ini.
pertumbuhan penyu yaitu Stickney (1979)
3. Pemberian
pakan
tepung
udang
yang menuliskan 16 – 25 ºC sebagai kisaran
rebon memberikan pola pertumbuhan
suhu optimum, selain itu menurut Campbell
yang lebih baik dibandingkan dengan
dan Busack (1979) kisaran suhu optimum
pakan campuran antara tepung udang
yang lebih baik terhadap pertumbuhan tukik
rebon dengan tepung keong mas dan
penyu hijau adalah 23 – 26 ºC.
pakan
Sedangkan kisaran suhu air selama
untuk dapat melakukan aktivitas secara normal dan termasuk dalam lingkup suhu optimum yang baik bagi pertumbuhan tukik.
keong
mas.
Perbandingannya dapat dilhat pada
penelitian yaitu 27 – 29 ºC, perubuhan suhu ini masih dapat ditolerir oleh hewan uji
tepung
table dibawah ini. Saran Untuk
tujuan
aplikasi
bagi
masyarakat, masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Diperlukan penelitian terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN
pakan alternatif lainnya, sesuai dengan
Kesimpulan
sumberdaya yang tersedia di sekitar daerah
Dari
hasil
peneltian
ini
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
penangkaran. Dapat juga dengan perlakuan baru yaitu dengan mengkombinasikan pakan
1. Untuk pertumbuhan panjang dan
untuk mencapai pertumbuhan yang terbaik.
lebar karavace tukik yang terbaik
Perlu juga dilakukan pengkajian lebih lanjut
adalah perlakuan B (0,3094 cm dan
terhadap
0,2687
mengoptimalkan
cm)
pertambahan
sedangkan berat
yang
untuk terbaik
adalah pada B (5,460 gr)
jumlah
pakan
yang
pertumbuhan
dapat tukik.
Disarankan juga untuk penelitian sejenis selanjutnya
untuk
pemberian
pakan
2. Hubungan panjang karapas dengan
campuran dapat dilakukan secara terpisah,
berat tubuh tukik pada penelitian ini
misalnya campuran antara udang dengan
membentuk pola allomtrik positif
keong mas (campuran jenis pakan lainnya)
yaitu pertumbuhan panjang karavace
pakan jenis udang diberikan pada pagi hari
lebih lambat dibandingkan dengan
dan pakan jenis keong mas di berikan pada
pertumbuhan
sore hari atau sebaliknya.
berat
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA Fitrari, Eny. 2007. Studi Penangkaran Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas) Di Pangumbahan Sukabumi. Skripsi Fakultas Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanin Bogor. Bogor. Patawi, A. Nurjanah, E. Salamah & Sunarya. 1996. Pengaruh Habitat Terhadap Kandungan Asam Amino Lemak Omega-3 Pada Udang. IPB. Bogor. Setiawati, M. 2004. Kebutuhan Nutrien Pakan Peningkat daya Tahan Tubuh Ikan Dalam Akuakultur. Makalah Falsafah Sains (qqs 702) Program Pasca Sarjana (S3) Institut Pertanian Bogor.
Syaifudin, A., T. Oktavia., Roisah., V.O. Sa’diah & A. Hadiyoso. 2008. Pemanfaatan Ikan Teri (Stolephorus sp) yang Kaya Protein dann Kalium. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Wibowo dkk, (2012). Pengaruh penggunaan bebagai jenis pakan terhadap pertumbuhan tukik penyu hijau (Chelonia Mydas). Jurnal of Marine, Universitas Diponegoro. Semarang.