PENGARUH METODE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN PKN TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SMPN 6 SATU ATAP NGRAYUN KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nurhadji Nugraha Wawan Kokotiasa Katminiatin Qomariah
Abstrak
P
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode talking stick dalam pembelajran PKn terhadap pendidikan karakter siswa kelas VIII SMPN 6 Satu Atap Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengandesain One Groupposttest Design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive dengan metode pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan statistik dengan rumus korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara metode talking stick dalam pembelajaran PKn terhadap pendidikan karakter siswa kelas VIII Semester Gasal SMP N 6 Satu Atap Ngrayun Tahun Pelajaran 2014/2015. Sedangkan jika dilihat dari hasil penghitungan koefisien korelasi r2 = 0,982,. Hal tersebut menunjukkan hubungan yang kuat antara pembelajaran PKn dengan metode talking stick naik dan pendidikan karakter pada siswa. Hasil analisis data berdasarkan penghitungan dengan menggunakan persamaan regresi ditemukan harga a = 7,73 dan harga b = 1,18, persamaan regresinya yaitu Ŷ = 7,73 + 1,18 X. . Hasil dari koefisien b menunjukkan angka positif, berarti apabila nilai atau harga X pada variabel pembelajaran PKn dengan metode talking stick naik, maka pendidikan karakter juga akan naik. Kata Kunci: talking stick, pendidikan karakter
Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 291
baik adalah pendidikan yang tidak
PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran
hanya mempersiapkan para siswanya
penting dalam kehidupan yang dapat
untuk suatu profesi atau jabatan tetapi
menunjang
untuk
kelangsungan
hidup
menyelesaikan
masalah-
manusia. Dewasa ini, banyak upaya-
masalah yang dihadapinya dalam
upaya
kehidupan sehari-hari.
yang
meningkatkan
dilakukan
pendidikan.
Salah satu masalah pokok
Guru harus memiliki kemampuan
dalam pembelajaran pada pendidikan
dalam
mengembangkan
metode
formal (sekolah) dewasa ini adalah
talking
stick
memanfaatkan
masih rendahnya daya serap peserta
media
mutu
untuk
dan
pembelajaran
dalam
didik. Hal ini tampak dari hasil
menyajikan materi PKn menjadi lebih
belajar peserta didik yang senantiasa
menarik
masih sangat memprihatinkan.
dalam
pembelajaran
sehingga tujuan pembelajran yang
Mengajar merupakan suatu
diharapkan dapat dicapai dengan
proses yang kompleks. Tidak hanya
baik. Metode talking stick adalah
sekadar
metode yang sesuai dengan materi
dari guru kepada peserta didik.
yang
kondisi
Banyak kegiatan maupun tindakan
siswa, sarana dan prasarana yang
kelas dilakukan, terutama apabila
tersedia serta tujuan pengajaranya.
menginginkan hasil belajar
akan
Dalam yang
selalu
disampaikan,
situasi
menyampaikan
informasi
yang
masyarakat
lebih baik pada seluruh peserta didik.
idealnya
Oleh karena itu, rumusan pengertian
berubah,
pendidikan tidak hanya berorientasi
mengajar
pada masa lalu dan masa kini, tetapi
Artinya, membutuhkan rumusan yang
sudah seharusnya merupakan proses
dapat meliputi seluruh kegiatan dan
yang
tindakan dalam perbuatan mengajar
mengantisipasi
membicarakan
masa
dan depan.
tidaklah
sederhana.
itu sendiri.
Pendidikan hendaknya melihat jauh
Dalam
ke depan dan memikirkan yang akan
pendidikan, kegiatan
dihadapi peserta didik di masa yang
mengajar merupakan kegiatan yang
akan datang. Menurut Buchori (dalam
paling pokok. Hal ini berarti bahwa
Trianto 2007: 1), pendidikan yang
berhasil tidaknya pencapaian tujuan
292
keseluruhan
proses
belajar dan
pendidikan
banyak
bergantung
Peran peserta didik tampak
kepada proses belajar mengajar yang
belum secara optimal diperlakukan
dirancang
sebagai subjek didik yang memiliki
dan
dijalankan
secara
profesional.
potensi untuk berkembang secara
Setiap mengajar
kegiatan
selalu
belajar dua
dalam situasi dan kondisi belajar
pelaku aktif, yaitu guru dan peserta
yang menempatkan mereka dalam
didik.
keadaan
Guru
melibatkan
mandiri. Posisi peserta didik masih
sebagai
pengajar
pasif,
aktivitas
belajar
merupakan pencipta kondisi belajar
mengajar masih dominasi guru dalam
peserta didik yang didesain secara
menyampaikan informasi yang secara
sengaja,
garis
sistematis
berkesinambungan. sebagai
dan
Peserta
subjek
didik
pembelajaran
besar
bahan-bahanya
telah
tertulis dalam buku paket. Pendidikan
di
merupakan pihak yang menikmati
diharapkan
kondisi belajar yang diciptakan guru.
peserta didik menjadi warga negara
Guru sebagai salah satu faktor
dapat
Indonesia
mempersiapkan
yang memiliki komitmen kuat dan
pemegang peran yang sangat penting
konsisten
dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
yang
pelaksanaan
pembelajaran
berusaha
mengembangkan
membantu potensi
untuk
Pendidikan
mempertahankan
Kewarganegaraan
dan
merupakan
satu
memfokuskan pada pembentukan diri
di
yang beragam dari segi agama, sosio-
sekolah ditentukan oleh pendidik atau
kultural, bahasa, usia, dan suku
guru melalui strategi mengajar yang
bangsa.
diterapkan di kelas. Terkait dengan
merupakan
hal tersebut, guru dituntut mampu
disengaja untuk membantu seseorang
menyajikan pembelajaran yang bukan
sehingga
semata-mata hanya transfer ilmu,
memperhatikan dan melakukan nilai-
tetapi juga memberi wawasan dan
nilai etika yang inti.
keterampilan
siswa.
keberhasilan
kegiatan
keterampilan
yang
Salah belajar
dapat
mata
pelajaran
Pendidikan suatu
karakter
usaha
dapat
Karakter
yang
yang
memahami,
merupakan
meningkatkan kemandirian peserta
perwujudan dari kehidupan yang
didik.
direalisasikan
melalui
tindakan-
293
tindakan yang benar berhubungan
karyawan harus memiliki persamaan
dengan diri seseorang dan orang lain.
persepsi tentang pendidikan karakter
Masyarakat tampak mulai terusik
bagi peserta didik. Kepala sekolah
dengan
kondisi
sebagai manajer harus mempunyai
karakter
yang
moralitas tercermin
dan
komitmen
yang
tindakan-tindakan para peserta didik
pendidikan
karakter.
yang
karakter merupakan upaya untuk
menyimpang
dalam
dari
patron
kebenaran dan etik. Karakter
kuat
tentang
Pendidikan
membantu perkembangan jiwa anakadalah
mustika
anak baik lahir maupun batin, dari
hidup yang membedakan manusia
sifat kodratinya menuju ke arah
dengan binatang. Orang-orang yang
peradaban yang manusiawi dan lebih
berkarakter kuat dan baik secara
baik.
individual
ialah
suruhan terhadap anak-anak untuk
mereka yang memiliki akhlak, moral,
duduk yang baik, tidak berteriak-
dan
baik.
teriak agar tidak mengganggu orang
Mengingat begitu urgennya karakter,
lain, hormat terhadap orang tua,
maka institusi pendidikan memiliki
menyayangi
tanggung
untuk
menghormati yang tua, menolong
proses
teman, dan seterusnya merupakan
maupun
budi
sosial
pekerti
yang
jawab
menanamkannya
melalui
pembelajaran. Penguatan pendidikan
Contohnya,
anjuran
yang
atau
muda,
proses pendidikan karakter.
karakter dalam konteks sekarang
Karakter dapat didefinisikan
sangat relevan untuk mengatasi krisis
sebagai panduan dari segala tabiat
moral yang sedang terjadi krisis yang
manusia yang bersifat tetap sehingga
nyata dan mengkhawatirkan dalam
menjadi tanda yang khusus untuk
masyarakat dengan melibatkan milik
membedakan orang yang satu dengan
kita yang paling berharga, yaitu anak-
yang lain. Batasan ini menunjukkan
anak.
Agar pendidikan karakter
bahwa karakter sebagai identitas yang
dapat
berjalan
dimiliki
dengan
baik
seseorang
yang
bersifat
diperlukan pemahaman yang cukup
menetap sehingga seseorang atau
dan konsisten oleh seluruh personalia
sesuatu itu berbeda dari yang lain.
pendidikan. sekolah,
294
Di
sekolah,
pegawasan,
guru,
kepala dan
SMPN 6 Satu Atap Ngrayun Kecamatan
Ngrayun
Kabupaten
Ponorogo
merupakan
pendidikan
dasar
Kecamatan
Ngrayun
Ponorogo
yang
lembaga
kelak belum dilaksanakan dalam
wilayah
proses pembelajaran.
di
Kabupaten
berlokasikan
di
METODE PENELITIAN
daerah pegunungan. Lokasi di daerah
Penelitian ini menggunakan
pinggiran menjadikan SMPN 6 Satu
pendekatan kuantitatif dengan desain
Atap Ngrayun kurang terjangkau
One Group posttest Design.. Teknik
oleh kemajuan pendidikan, kemajuan
pengambilan sampel yang digunakan
pendidikan bidang pendidikan yang
adalah sampling purposive dengan
telah dirasakan oleh
metode
perkotaan
masyarakat
data
menjangkau
menggunakan angket, observasi, dan
sekolah ini sehinga dalam segala hal
dokumentasi. Analisis data penelitian
tentang pendidikan masih tertinggal
menggunakan statistik dengan rumus
jauh dibanding wilayah perkotaan.
korelasi Product Moment sedangkan
Dari segi tenaga pendidik juga
untuk
demikian sehingga metode yang
dengan
digunakan
Homogenitas.
masih
belum
pengumpulan
dalam
pembelajaran
konvensional
mengandalkan
dengan
metode macam
pembelajaran
yang
dikembangkan
pemerintah
selama
prestasi
Reabilitas Rumus
dan
Uji
korelasi
product moment yaitu:
metode
juga
Sedangkan untuk mengetahui
ini
belum
diterapkan di sekolah ini sehingga hal
Uji
dilakukan
ceramah.
Berbagai
dalam
keabsahan data
kalah
linieritas variable X terhadap Y digunakan analisis regresi dengan persamaan : Ŷ = a + bX.
bersaing dengan sekolah-sekolah di perkotaan.
Selain
itu,
kemajuan
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi
pendidikan juga berdampak pada penanaman nilai karakter bangsa pada peserta didik.
Nilai karakter
bangsa yang seharusnya menjadi bekal peserta didik setelah lulus
metode
talking
penggunaan stick
dengan
menggunakan angket yang telah diberikan kepada 30 siswa dapat diperoleh data sebagai berikut : a) jumlah skor total = 1408, b) Ratarata = 46,93, c) Modus = 47. d) 295
Median = 49,17,
dan e) Standar
deviasi sebesar 5,35.
pembelajaran PKn dengan talking stick
ditetapkan
menjadi
empat
Dari deskripsi di atas, setelah
kelas/interval yaitu baik, sedang,
dianalisis menunjukkan bahwa dari
cukup, kurang dan sangat kurang.
30 siswa yang mendapatkan nilai di
Rumus
atas rata-rata(> 46,93) sebanyak 19
menentukan lebar interval(i) adalah
orang atau 63%, dan 11 orang atau
jarak pengukuran(R) dibagi jumlah
37% saja yang mendapat angka di
kelas.
bawah rata-rata. Artinya
siswa
antusiasme siswa biasa saja dalam
yang
R
= N max – N min = 57 –36
menggunakan metode talking stick.
= 21.
data
pendidikan
untuk
i = R/k
mengikuti pembelajaran jika guru
Deskripsi
digunakan
Jadi lebar kelas(i) = 21: 4 = 5
karakter dengan angket yang telah
Dari
pengelompokkan
diberikan kepada 30 siswa dapat
disajikan hasil angket pembelajaran
dideskripsikan : a) jumlah skor total
PKn
= 1884, b) Rata-rata = 62,8, c)
sebagaimana tercantum pada table 2
Modus = 56, d) Median = 61,5, dan
berikut.
dengan
talking
tersebut
stick
e) Standar deviasi sebesar 6,42. Dari deskripsi di atas, setelah
Tabel 2. Interval Kelas Hasil Angket
dianalisis menunjukkan bahwa dari
Mengenai Talking stick Siswa Kelas
30 siswa yang mendapatkan nilai di
VIIISMPN 6 Satu Atap Ngrayun
atas rata-rata(> 62,8) sebanyak 15
Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015
orang atau 50%, demikian juga yang mendapat angka di bawah rata-rata sebesar 50%. Artinya
No
Nilai Interval
Kategori
F
Prosentase %
pendidikan
1
52-56
Baik
7
23,3%
karakter siswa yang baik bukan
2
47-51
Sedang
12
40%
disebabkan oleh pembelajaran guru
3
42-26
Cukup
4
13,3%
4
37-41
Kurang
7
23,3%
30
100
dengan menggunakan talking stick.
Jumlah
Untuk
keperluan
pengelompokkan sampel
296
hasil angket dari
tentang
pelaksanaan
Berdasarkan perhitungan data diatas,
dapat
dikatakan
bahwa
pendidikan karakter siswa kelas VIII
SMP N 6 Satu Atap Ngrayun tahun
4
52-56
pelajaran 2014/2015 cukup. Hal ini
Jumlah
Kurang
7
23,3%
30
100
23,3%
Berdasarkan perhitungan data
berkategori baik, 40% berkategori
di atas, dapat dikatakan bahwa
sedang, 13,3% berkategori cukup,
pendidikan karakter siswa kelas VIII
23,3% berkategori kurang.
SMP N 6 Satu Atap Ngrayun tahun
terbukti
dari
30
siswa
keperluan
pelajaran 2014/2015 adalah kurang.
hasil angket dari
Hal ini terbukti dari 30 siswa 40%
sampel tentang peendidikan karakter
berkategori baik, 10% berkategori
ditetapkan
sedang, 26,6% berkategori cukup,
Untuk pengelompokkan
menjadi
empat
kelas/interval yaitu baik, sedang, cukup, kurang dan sangat kurang. Rumus
yang
digunakan
untuk
23,3% berkategori kurang. Untuk
mencari
hubungan
antara metode talking stick dalam
menentukan lebar interval(i) adalah
pembelajaran
PKN
jarak pengukuran(R) dibagi jumlah
pendidikan
kelas.
korelasi product moment.
karakter
i
= R/k
=
1007
R
= N max – N min
=
858
= 72 –52 = 20.
=
1237
terhadap digunakan
Jadi lebar kelas(i) = 20: 4 = 5 Dari
pengelompokkan
tersebut
disajikan hasil pendidikan karakter sebagaimana tercantum pada table 3 berikut. Tabel 3. Interval Kelas Hasil Angket Mengenai pendidikan karakter Siswa Kelas VIII SMPN 6 Satu Atap Ngrayun Tahun Pelajaran 2014/2015 No
Nilai
Kategori
Interval
F
Prosentase %
1
67-72
Baik
12
40%
2
62-66
Sedang
3
10%
3
57-61
Cukup
8
26,6%
rxy = 0,98
297
Hal
tersebut
menunjukkan
b=
hubungan antara metode talking stick dalam pembelajaran PKN terhadap b=
pendidikan karakter sangat kuat. Sedangkan untuk mengetahui b=
linieritas variable X terhadap Y digunakan
analisis
-
regresi. b=
Berdasarkan penghitungan data yang ada, diperoleh:
b = 1,18
N
= 30
∑X
= 1408
∑Y
= 1884
nilai-nilai tersebut ke dalam rumus
= 66940
persamaan regresi Ŷ = a + bX.
2
∑X
2
∑Y
Selanjutnya
= 119552
memasukkan
Ŷ = a + bX
∑ XY = 89.429
Ŷ = 7,73 + 1,18 X. Koefisien b disebut sebagai koefisien
Untuk memperoleh nilai a dibutuhkan rumus sebagai berikut. -
a=
arah regresi linier dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar
-
nilai
unit.
menunjukkan
-
a a=
satu
Perubahan
pertambahan
ini nilai
karena b bertanda positif. Hasil
-
penghitungan, diperoleh b = 1,18 a=
-
bertanda positif. Artinya, setiap kali
-
variabel X (metode talking stick pembelajaran PKN) bertambah satu
a=
maka a = 7,73 Selanjutnya
(pendidikan ialah
mencari
nilai koefisiensi b, nilai koefisiensi dari data di atas sebagai berikut.
298
rata-rata
variabel
karakter)
Y
bertambah
1,18. Jadi, ada pengaruh antara metode
talking
pembelajaran
stick PKN
dalam terhadap
pendidikan karakter siswa SMPN 6
Satu
Atap
Ngrayun
Kecamatan
Angket
rhitung
Ngrayun Kabupaten Ponorogo Tahun Talking
Pelajaran 2014/2015. Pengujian instrumen dalam
reliabilitas.
Pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen
Perhitungan angket
untuk
uji
talking
stick
menunjukkan bahwa semua item dalam
valid.Item
soal
Reliabel
Hasil uji reliabilitas angket talking stick terhadap pendidikan karakterdengan rtabel yaitu sebesar
angket
rtabel, dapat disimpulkan bahwa ketiga angket
adalah
adalah
dalam
angket
lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikan 0.05 yaitu 0.361 dengan N 30. Artinya, semua item soal dalam variabel talking stick dapat dipercaya untuk mengambil
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan,
kesimpulan
bahwa
dapat
ditarik
pembelajaran
PKn kelas VIII SMP N 6 Satu Atap Ngrayun tahun pelajaran 2014/2015 adalah cukup. Hal ini terbukti dari 30 siswa 6,25% berkategori baik sekali,
data penelitian.
23,3%
b. Hasil uji reliabilitas reliabilitas
tersebut
reliabel.
dinyatakan valid karena rhitung
Uji
0.361
tesebut terlihat bahwa rhitung >
a. Hasil uji validitas
soal
Keterangan
0.361. Karena pada ketiga angket
penelitian sebagai berikut:
validitas
(0.05: 38)
0.734
stick
penelitian ini terdiri dari uji validitas danuji
rtabel
dilakukan
dengan koefisien alpha (a) dari cronbach dengan menggunakan alat bantu program Microsoft Word Excel. Hasil uji reliabilitas pada angket talking stick dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
berkategori
baik,
40%
berkategori
sedang,
13,3%
berkategori
cukup,
23,3%
berkategori kurang. Pendidikan Karakter siswa kelas VIII SMP N 6 Satu Atap Ngrayun tahun pelajaran 2014/2015 adalah kurang. Hal ini terbukti dari 30 siswa 40% berkategori baik, 10%
Tabel 4.HasilUji Reliabilitas Angket talking stick
berkategori
sedang,
26,6%
berkategori
cukup,
23,3%
berkategori kurang. 299
Hasil dengan
pengujian
menggunakan
hipotesis rumus
r
product moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,98 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara Pembelajaran
PKn
terhadap
pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP N 6 Satu Atap Ngrayun tahun pelajaran
2014/2015.
Sedangkan
linieritas variable X terhadap Y diperoleh persamaan regresi Ŷ = 7,73 + 1,18 X. Hal
ini
terbukti
bahwa
pendidikan karakter dipengaruhi oleh pembelajaran
PKn
dengan
menggunakan metode talking stick.
300
DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2013 Cooperative Learning. Yogyakarta. Miftahul Huda. 2013 Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta. Muchlas Samani. 2011 Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa.2012 Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sigit
Mangun Wardoyo.2013 Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung.
Sugiyono. 2012 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung. Suharsimi Arikunto. 2010 Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta. Trianto.2007 Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta. Zainal Aqib. 2013 Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung.
301