PENGARUH MANIPULASI LABA AKRUAL DAN MANIPULASI LABA RIIL TERHADAP KECENDERUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Sugeng Widodo1), Kharis Raharjo, SE, M.Si, Ak, CA2), Rita Andini, SE, MM3) 1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang 2), 3) Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang ABSTRACT CSR is a thing that can give you a level of transparency and accountability of a company, hence the disclosure of CSR in the CSR report to be very important to be studied. The purpose of this research is as follows: 1) to know that the different manipulation techniques that can propel a company in the disclosure of Corporate Social Responsibility; 2) to determine the accrual earnings manipulation techniques and real earnings manipulation techniques are more likely to encourage a company to do the disclosure of Corporate Social Responsibility. The population which is the object of this research amounted to 41 mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in the period 20102015. Based on the sampling criteria that have been determined, obtained a sample of 13 companies. The analysis technique used in this research is quantitative analysis, using multiple linear regression analysis. The results showed that the real earnings manipulation significantly affect CSR disclosures made by the company while the accrual earnings manipulation does not significantly affect the disclosure of CSR companies studied. Keywords : Earnings Manipulation Accrual, Earnings Manipulation Real, Corporate Social Responsibility (CSR) ABSTRAK CSR merupakan hal yang dapat memberikan gambaran tingkat transparansi dan akuntabilitas sebuah perusahaan, karenanya pengungkapan CSR dalam laporan CSR menjadi sangat penting untuk dikaji. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) untuk mengetahui bahwa teknik manipulasi yang berbeda dapat mendorong suatu perusahaan dalam melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility; 2) untuk mengetahui antara teknik manipulasi laba akrual dan teknik manipulasi laba riil yang lebih cenderung mendorong suatu perusahaan dalam melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility. Populasi yang menjadi objek penelitian ini berjumlah 41 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2015. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah ditentukan, didapatkan sejumlah 13 sampel perusahaan. Teknik analisis yang dilakukan dalam
1
penelitian ini ialah analisis kuantitatif, dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa manipulasi laba riil berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan sedangkan manipulasi laba akrual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan-perusahaan yang diteliti. Kata Kunci : Manipulasi Laba Akrual, Manipulasi Laba Riil, Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu UU nomer 40 tahun 2007
PENDAHULUAN Corporate Responsibility gagasan
Social
tentang Perseroan Terbatas dan juga
sebuah
investor mulai menggunakan CSR
menjadikan
sebagai salah satu faktor dalam
merupakan yang
perusahaan tidak lagi dihadapkan
pengambilan
pada tanggung jawab yang berpijak
investasi.
pada single bottom lines. Tanggung
keputusan
Pengungkapan
informasi
jawab perusahaan harus perpijak
perusahaan
pada tripel bottom lines yaitu juga
CSR dalam PSAK No. 1 tahun 2009
memerhatikan masalah sosial dan
tentang penyajian laporan keuangan,
lingkungan (Daniri, 2006). Tripel
bagian tanggung jawab atas laporan
bottom lines reporting merupakan
keuangan
laporan yang memberikan informasi
menyatakan bahwa entitas dapat pula
mengenai
menyajikan terpisah dari laporan
pelaksanaan
kegiatan
dalam
dalam
pengungkapan
paragraf
09.,
ekonomi, sosial dan lingkungan dari
keuangan,
sebuah entitas.
lingkungan hidup dan laporan nilai
Di Indonesia sendiri terdapat kasus-kasus
mengenai
tambah (Value Added Statement)
yang
khususnya bagi industri. Selama ini
merugikan terutama tanggung jawab
pengungkapan laporan kegiatan CSR
sosial semakin meningkat. Hal itu
hanya
dibuktikan
dengan
keputusan
perusahaan untuk membentuk image
pemerintah
dalam
menerbitkan
bahwa pandangan oleh stakeholder
regulasi
nasional
laporan
yang
yang
mengatur
tentang
tanggung
jawab
sosial
atau
Corporate
Social
Responsibility
berlatar
perusahaan pada
pada
memiliki
lingkungan
kebutuhan
kepedulian sosial
dan
2
lingkungan hidup (Krisdiyatmiko,
maka dengan adanya informasi sosial
2012).
yang diberikan oleh perusahaan atau Dalam
pengambilan
dalam hal ini Corporate Social
keputusan (decision making) oleh
Responsibility
investor,
dapat membuat investor akan tertarik
informasi
akuntansi
(CSR)
(khususnya informasi laba) menjadi
dengan
salah satu pilihan informasi yang
menjadikannya sebagai salah satu
banyak dipertimbangkan oleh para
pertimbangan dalam pengambilan
investor. Namun, selain informasi
keputusan.
akuntansi, masih banyak informasi-
informasi
diharapkan
ini
Pengungkapan
dan
tanggung
informasi lain yang dapat menjadi
jawab sosial oleh perusahaan telah
pertimbangan
banyak
oleh
investor,
dimanfaatkan
informasi tersebut disebut informasi
perusahaan
alternatif.
kepentingan perusahaan itu sendiri.
Infromasi
alternatif
guna
oleh
menjadi penting karena informasi
Tidak
akuntansi hanya digunakan sebagian
memberikan bentuk tanggung jawab
kecil
saja,
sedikit
berbagai
perusahaan
yang
sisanya
informasi
sosial hanya sebagai kedok untuk
yang
dijadikan
memberikan
alternatiflah
atau
meningkatkan
pertimbangan bagi para investor.
keuntungan bagi bagi mereka, tetapi
Selain itu, perlu diketahui bahwa
sudah banyak pula perusahaan yang
pengambilan
sadar akan pentingnya pelaporan dan
dengan
keputusan
berdasar
kinerja
pengungkapan
Corporate
Social
keuangan suatu perusahaan saja, saat
Responsibility
(CSR)
yang
ini sudah tidak relevan lagi (Eipstein
memberikan dampak positif bagi
dan
dalam
perusahaan. Perusahaan juga mampu
Anggraini 2006). Dengan adanya
memandang luas terhadap keadaan
konsep bahwa informasi laba atau
masyarakat dan lingkungan.
Freedman,
informasi
pada
ekonomi
1994,
kinerja
keuangan
Corporate
perusahaan tidak lagi menjadi salah
Responsibility
satu
bersinggungan
informasi
yang
menjadi
pertimbangan penting bagi investor,
Social (CSR), dengan
selain masalah
lingkungan, secara tidak langsung
3
CSR juga bersinggungan dengan
mengapa perusahaan tidak boleh
masalah etika dan moral. Castello
semata-mata berorientasi pada angka
dan Lima (2006) menyatakan bahwa
laba
CSR berhubungan dengan masalah
mempertimbangkan transparasi dan
etika dan moral tentang bagaimana
akuntabilitas kepada para pemegang
perusahaan mengambil
sahamnya.
dan
berperilaku
membahas kompleks.
dan
keputusan selain
itu
masalah-masalah Pernyataan
menunjukkan
bahwa
tersebut
saja
tetapi
juga
Transparasi
harus
dan
akuntabilitas sangat penting dalam Corporate (CSR)
Social
karena
Responsibility
hal
inilah
yang
Corporate
kemudian menjadi prinsip CSR,
Social Responsibility (CSR) tidak
maka sangat penting mengkaitkan
hanya
riset antara manipulasi laba dengan
terkait
dengan
masalah
lingkungan saja tetapi juga terkait
Corporate
dengan masalah etika dan moral
(CSR).
bisnis.
Social
Banyak Akan tetapi seiring dengan
Responsibility
penelitian
yang
dilakukan sebelumnya guna meneliti
sudah banyak terlaksananya tuntutan
faktor-faktor
apa
saja
yang
akan
mempengaruhi
perusahaan
dalam
tanggung
jawab
sosial
perusahaan, mulai terdengar adanya
melaporkan pengungkapan tanggung
modus atau tujuan lain dari tanggung
jawab
jawab sosial perusahaan itu sendiri.
sedikit yang mengkaitkannya dengan
Banyaknya
manipulasi
manipulasi laba. Kebanyakan dari
akuntansi seperti ENRON, Tyco,
penelitian sebelumnya mengkaitkan
BMY,
antara
kasus
WorldCom,
Merck,
Xerox
mengindikasikan
and
sosialnya,
namun
Corporate
masih
Social
adanya
Responsibility (CSR) dengan kinerja
masalah etika bisnis yang perlu
keuangan, seperti ukuran perusahaan,
mendapatkan perhatian dari berbagai
leverage,
kalangan.
kepemilikan
Beberapa
skandal
akuntansi dapat merusak moral bisnis dan menghancurkan CSR (Chih et al, 2008). Hal ini pula yang menjelaskan
jumlah
prosentase
manajemen,
ukuran
dewan komisaris dan profitabilitas. Manipulasi
laba
dapat
mempengaruhi pengungkapan CSR,
4
maka lebih lanjut lagi manipulasi
Reporting (NCSR), PT. Antam, tbk.
laba yang bisa dipraktikkan dengan
yang
manipulasi
perusahaan
laba
akrual
manipulasi
laba
kemungkinan
dapat
maupun
riil
juga
merupakan
salah
satu
pertambangan
memperoleh
predikat
sebagai
menunjukkan
perusahaan dengan program CSR
tingkat
terbaik di Indonesia, dimana prestasi
kecenderungan
pengungkapan
tersebut telah diperoleh PT. Antam,
Corporate
Responsibility
tbk. selama bertahun-tahun. Dari
(CSR). Dengan adanya kemungkinan
ketujuh perusahaan tersebut, tercatat
tersebut
PT. Antam, tbk menjadi pemenang
adanya
perbedaan
Social
maka
peneliti
tergelitik
untuk melakukan suatu penelitian
penghargaan
dengan menguji perbedaan tingkat
Timah,
kecenderungan pengungkapan CSR
penghargaan
pada perusahaan yang melakukan
Reporting, PT Vale Indonesia, Tbk
teknik manipulasi laba akrual dan
meraih penghargaan Best Disclosure
manipulasi laba riil.
on Efficient and Environmentally
Perusahaan
CSR
terbaik,
tbk
PT.
memenangkan Best
Combined
pertambangan
Friendly Operations, PT Medco
merupakan objek dalam penelitian
Energi Internasional Tbk mendapat
ini, didasarkan pada fakta bahwa
penghargaan Best Disclosure on
pertambangan merupakan salah satu
Greenhouse Gas Emission, serta PT
jenis industri dengan tingkat resiko
Bukit Asam (Persero) Tbk mendapat
kerusakan lingkungan yang sangat
penghargaan Best Disclosure on
besar, sehingga program CSR bagi
Mining Planning.
perusahaan pertambangan seolah-
Peningkatan
pengungkapan
olah merupakan kewajiban yang
CSR serta prestasi pengungkapan
harus dilaksanakan sebagai salah satu
CSR
kompensasi yang harus diberikan
pertambangan di Indonesia seperti
atas dampak aktivitas dari industri
disampaikan
tersebut.
fenomena
yang
diterbitkan di Tahun 2015 oleh
bahwa
terjadi
National Center for Sustainability
pengungkapan CSR oleh perusahaan
Dalam
laporan
yang
oleh
perusahaan-perusahaan
diatas
merupakan
memperlihatkan peningkatan
5
pertambangan yang menarik untuk
dan Tahun 2012 jumlah perusahaan
diteliti.
semakin
yang melakukan pengungkapan CSR
kualitas
hanya mencapai 7,14% dan 17,86%.
pengungkapan CSR yang dilakukan
Namun demikian semenjak Tahun
oleh
2013 setelah diberlakukannya PP
Disamping
meningkatnya
perusahaan
pertambangan,
peningkatan juga terlihat dari jumlah
CSR
perusahaan
pertambangan
yang
melakukan
melakukan
pengungkapan
CSR.
meningkat hingga pada Tahun 2015
Berikut adalah trend perkembangan
mencapai 75%. Peningkatan jumlah
jumlah perusahaan yang melakukan
perusahaan
pengungkapan CSR melalui laporan
kondisi yang sangat baik mengingat
pengungkapan selama periode 2011
dengan meningkatnya pengungkapan
sampai dengan 2015
CSR
Tabel 1 :
Fenomena Peningkatan
perusahaan
Pengungkapan
memberikan informasi yang dapat
CSR
Perusahaan di
1 2 3 4 5
2011 2012 2013 2014 2015
tabel
diatas,
tampak bahwa selama 5 tahun terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang mengungkapan
pengungkapan
CSR
ini
jelas
menandakan
merupakan
perusahaan-
pertambangan
telah
Pendapat para ahli yang telah
Prosentase Perusahaan 7,14 % 17,86 % 39,29 % 64,29 % 75 %
Berdasarkan
yang
manipulasi laba.
Indonesia Tahun
perusahaan
saja dipergunakan untuk melakukan
Pertambangan
No.
jumlah
kegiatan
CSRnya
dalam laporan pengungkapan CSR. Sebelum diberlakukannya PP CSR di Tahun 2012 yaitu pada tahun 2011
disampaikan diatas memperlihatkan bahwa
pengungkapan
merupakan
hal
memberikan
CSR
yang
gambaran
dapat tingkat
transparansi dan akuntabilitas sebuah perusahaan,
karenanya
pengungkapan CSR dalam laporan CSR menjadi sangat penting untuk dikaji. Para ahli juga menyatakan bahwa
pengungkapan
CSR
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah
praktik
manipulasi laba, baik manipulasi
6
laba akrual maupun real. Fenomena
organisasi/perusahaan.
yang
mengasumsikan
telah
digambarkan
penjelasan
dalam
sebelumnya
Teori
bahwa
ini
eksistensi
perusahaan ditentukan oleh para
memperlihatkan adanya peningkatan
stakeholder.
pengungkapan CSR di Indonesia,
pengungkapan sosial harus dianggap
terutama
sebagai
pada
perusahaan
Dalam
wujud
pertambangan yang menjadi semakin
manajemen
baik.
(Indrawati, 2009).
hal
dialog
dengan
ini,
antara
stakeholder
Berdasarkan kondisi dimana pengungkapan CSR yang semakin
Teori Legitimasi
baik yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan,
serta
Teori legitimasi dikemukakan
adanya
pertama kali oleh Dowling dan
pengaruh dari manipulasi akrual dan
Pfeffer 1975 (dalam Arifin, dkk,
manipulasi real terhadap tingkat
2012) yang memberikan gambaran
pengungkapan
perusahaan-
tentang adanya perbedaan antara
perusahaan, oleh karenanya, peneliti
nilai-nilai yang dianut perusahaan
merasa tertarik untuk mengambil
dengan nilai-nilai masyarakat, maka
judul “Pengaruh Manipulasi Laba
perusahaan akan berada pada posisi
Akrual Dan Manipulasi Laba Riil
terancam dimana perbedaan tersebut
Terhadap
dikenal sebagai Legitimacy gap.
CSR
Kecenderungan
Pengungkapan Corporate Social
Teori
legitimasi
mengasumsikan
Responsibility (CSR).’’
adanya kontrak sosial antara sebuah institusi dengan lingkungan sosial di sekitarnya (Arifin, dkk: 2012).
TINJAUAN PUSTAKA Teori Stakeholder Freeman
(1984,
dalam
Indrawati, 2009) menyatakan bahwa stakeholder sekumpulan
adalah
orang
orang
Teori Keagenan Teori keagenan merupakan
atau
sebuah teori yang dapat menjelaskan
yang
mengapa praktek manajemen laba
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
dilakukan.
kebijakan dan tujuan dari sebuah
muncul
Konsep akibat
teori
agensi
adanya
suatu
7
hubungan kontrak antara principal
Sustainable Development (WBCSD)
dan
bahwa CSR masih bersifat normatif.
agent.
Hubungan
kontrak
tersebut dijelaskan oleh Govindrajan dan
Anthony
hubungan
(2005)
sebagai
principal
yang
mempekerjakan
agent
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility (CSR)
untuk
Association
of
melakukan tugas demi kepentingan
Certified
principal. Permasalahan mengenai
menyatakan
asimetri informasi tersebut muncul
pertanggungjawaban
anatar manajer sebagai agent dan
perusahaan diungkapkan di dalam
pemilik
laporan yang disebut Sustainability
perusahaan
sebagai
principal.
Accountants
Chartered (ACCA) bahwa sosial
Reporting. Sustainability Reporting
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
merupakan
suatu
pelaporan
mengenai
kebijakan
ekonomi,
lingkungan dan sosial, pengaruh dan Corporate
Social
Responsibility adalah kegiatan
yang
serangkaian
bertujuan
kinerja organisasi dan prouknya di dalam
konteks
pembangunan
untuk
berkelanjutan
(sustainability
mengembangkan hubungan dengan
development).
Sustainability
para
Reporting
pemangku
kepentingan
meliputi
pelaporan
perusahaan dan aktivitas lingkungan
mengenai ekonomi, lingkungan dan
(Prior
dari
pengaruh sosial terhadap kinerja
Social
organisasi. Salah satu badan yang
Responsibility adalah suatu aktivitas
aktif mengeluarkan pedoman bagi
yang
perusahaan
et
penegertian
al,
2007).
Inti
Corporate
sukarela
dilakukan
oleh
terkait
pengungkapan
perusahaan, oleh karena itu perlu
lingkungan hidup adalah Global
kesadaran dari perusahaan untuk
Reporting Initiative (GRI). Dalam
dapat melakukan kegiatan sosial
standar GRI indikator kinerja dibagi
tersebut. Sebuah definisi yang lebih
menjadi 3 (tiga) komponen utama,
luas oleh World Bussines Council for
yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial yang mencakup hak azasi
8
manusia, praktek ketenagakerjaan
periode
dan
mengetahui laba sebelum direkayasa
lingkungan
kerja,
tanggung
ketika
manajer
telah
jawab produk dan masyarakat.
sehingga dapat mengetahui besarnya
Perbedaan Manipulasi Laba Riil dan
manipulasi yang diperlukan agar
Manipulasi Laba Akrual
target
Manipulasi
laba
pada
laba
tercapai.
Banyak
perusahaan yang mulai beralih dari
praktiknya memiliki dua cara yang
manipulasi
melalui
akrual
dapat digunakan oleh manajemen
manipulasi melalui aktivitas riil.
ke
untuk menaikkan atau menurunkan laba sesuai kepentingan perusahaan. Teknik
manipulasi
laba
Hipotesis Penelitian
bisa
Dugaan
sementara
dilakukan dengan cara akrual dan
hipotesis
yang
diajukan
juga melalui aktivitas riil. Manipulasi
penelitian ini adalah:
aktivitas riil merupakan manipulasi
1.
atau dalam
H1 : Manipulasi laba akrual
yang dilakukan oleh manajemen
berpengaruh
melalui aktivitas perusahaan sehari-
pengungkapan Corporate Social
hari
Responsibility (CSR).
selama
berjalan
periode
dengan
akuntansi
tujuan
yaitu
2.
H2
:
terhadap
Manipulasi
tingkat
laba
memenuhi target laba tertentu atau
berpengaruh
untuk
pengungkapan Corporate Social
menghindari
kerugian.
Roychowdhury
(2006)
mendefinisikan tentang Real Earning
terhadap
riil
tingkat
Responsibility (CSR). 3.
H3 : Manipulasi laba akrual dan
Management (REM) sebagai satu
manipulasi laba riil berpengaruh
bentuk
yang
terhadap tingkat pengungkapan
manipulasi
Corporate Social Responsibility
dilakukan aktivitas
manipulasi melalui operasional
laba
perusahaan.
(CSR).
Manipulasi ini diukur dengan adanya satu
penyimpangan
dari
praktik
operasional perusahaan yang normal. Sedangkan teknik manipulasi laba akrual biasanya dilakukan di akhir
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel independent yang digunakan
dalam
penelitian
ini
9
adalah Manipulasi Laba Akrual dan
pengambilan
sampel
Manipulasi Laba Riil. Sedangkan,
ditentukan, didapatkan sejumlah 13
variabel dependent dalam penelitian
sampel
ini adalah Pengungkapan Corporate
sebagai objek dari penelitian ini.
Social Responsibility (CSR).
Jenis Dan Sumber Data
perusahaan
yang
telah
pertambangan
Jenis data yang digunakan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
adalah
dalam penelitian ini adalah data
sebuah
sekunder. Data sekunder merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas
sumber
obyek/subyek
diperoleh
yang
mempunyai
data
penelitian
peneliti
secara
yang tidak
kualitas dan karakteristik tertentu
langsung melalui media perantara,
yang dtetapkan oleh peneliti untuk
umumnya berupa bukti, catatan atau
dipelajari
ditarik
laporan historis yang telah tersusun
(Sugiyono,
2014).
dalam arsip yang dipublikasikan dan
menjadi
objek
kemudian
kesimpulannya Populasi
yang
penelitian
ini
berjumlah
perusahaan
sektor
41
yang
tidak
(Indriantoro,
dipublikasikan
2009).
Data
yang
pertambangan
menjadi objek penelitian ini berupa
Bursa
Efek
laporan tahunan (Annual Report)
Indonesia (BEI) periode tahun 2010-
yang diterbitkan oleh perusahaan
2015.
pertambangan
yang
terdaftar
di
Sampel adalah bagian dari jumlah
dari
karakteristik
yang
yang
terdaftar
di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2015.
Sumber
data
yang
tersebut
diperoleh untuk penelitian ini yaitu
Teknik
data sekunder yang diperoleh melalui
pengambilan sampel yang digunakan
situs yang dimiliki oleh Bursa Efek
dalam penelitian ini adalah sampel
Indonesia, yaitu www.idx.co.id
dimiliki (Sugiyono,
non
oleh
populasi 2014).
probabilitas
dengan
pola
pengambilan sampel yang dilakukan secara purposive sampling, yaitu
Metode Pengumpulan Data Mengumpulkan data berarti
teknik penentuan sampel dengan
mencatat
peristiwa,
karakteristik
kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria
elemen atau nilai variabel (Sugiyono,
10
2005).
Di
metode
dalam
penelitian
pengumpulan
digunakan
data
adalah
dokumentasi,
karena
ini
diagonal atau grafik histogramnya
yang
menunjukkan pola distribusi normal,
metode data
yang
digunakan peneliti adalah jenis data sekunder.
Metode Analisis Teknik
analisis
yang
dilakukan dalam penelitian ini ialah analisis
kuantitatif
dengan
menggunakan teknik analisis regresi
maka
model
regresi
memenuhi
asumsi normalitas. Tabel 2: Hasil Uji (Kolmogorov Smirnov)
Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 78 Normal Mean 0E-7 Parametersa,b Std. Deviation ,11202374 Absolute ,061 Most Extreme Positive ,040 Differences Negative -,061 Kolmogorov-Smirnov Z ,535 Asymp. Sig. (2-tailed) ,937 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
linear berganda
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Tabel diatas menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa nilai pvalue (Asymp.Sig.) dari
a.
semua variabel adalah 0,937 (lebih
Uji Normalitas
Tabel 1 : Grafik Hasil Uji Normalitas
besar dari 0,05), oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
dalam
penelitian
ini
berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas Tabel 3: Hasil Uji Multikolinearitas Model
Sumber : data sekunder yang diolah, 1
2016
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) Manipulasi laba akrual Manipulasi laba riil
,999 ,999
1,001 1,001
Sumber : data sekunder yang diolah, Berdasarkan gambar normal probability plot dapat terlihat bahwa
2016 Pada tabel diatas terlihat nilai
garis
tolerance untuk variabel manajemen
diagonal dan mengikuti arah garis
riil sebesar 0,999, dan manajemen
data
menyebar
di
sekitar
11
akrual sebesar 0,999, sedangkan nilai
kecil dari 10 hal ini menunjukkan
VIF variabel manajemen riil sebesar
bahwa dalam model regresi ini bebas
1,001; dan manajemen akrual sebesar
dari masalah multikolinearitas.
1,001. Nilai tolerance semua variabel kurang dari 1 dan nilai VIF lebih
Uji Heterokesdastisitas Tabel 4: Hasil Uji Glesjer Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant) -6,513E-016 1 manipulasi laba akrual ,000 manipulasi laba riil ,000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Std. Error ,013 ,058 ,000
Standardized Coefficients Beta ,000 ,000
t
Sig.
,000 ,000 ,000
1,000 1,000 1,000
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 signifikansi 1,000 (manajemen riil); Hasil uji heterokesdastisitas 1,000 (manajemen akrual). seperti tampak pada tabel diatas Berdasarkan hasil ini maka memperlihatkan ketiga variabel disimpulkan bahwa tidak terjadi bebas memiliki signifikansi heterokesdastisitas pada model parameter parsial terhadap residu penelitian. lebih besar dari 0,05 dengan masingmasing variabel bebas memiliki nilai
Uji Autokorelasi Tabel 5: Hasil Perhitungan Nilai Durbin-Watson b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the DurbinSquare Estimate Watson a 1 ,386 ,149 ,126 ,113507561 1,557 a. Predictors: (Constant), manipulasi laba riil, manipulasi laba akrual b. Dependent Variable: pengungkapan CSR
Sumber :data sekunder yang diolah, 2016 Pada
tabel
diatas
terlihat
tingkat signifikansi 0,05, jumlah
angka D-W sebesar 1,557. Nilai
observasi 78 dan jumlah variabel
tersebut akan dibandingkan dengan
independen
nilai tabel dengan menggunakan
Berdasarkan hasil perbandingan data
adalah
2
(dua).
12
tersebut
didalam
tabel
Durbin
dL = 2,9539, 4 - dU = 2,4647.
Watson, diketahui : n = 78, k = 2, d =
Analisis hasil uji dapat diketahui
1,557, dL = 1,0461, dU = 1,5353, 4 -
pada gambar dibawah ini :
Gambar 2 : Pengujian Autokorelasi Sebelum Perbaikan Positif Ragu-ragu Ragu-ragu Negatif Bebas
dL 1,0461
0
dU 1,5353
Berdasarkan gambar diatas, maka terlihat memenuhi
bahwa
nilai
syarat
DW
kebebasan
autokorelasi yaitu :
DW 1,557
4 - dU 2,4647
4 - dL 2,9539
permasalahan
4
autokorelasi
telah
teratasi sehingga dapat dinyatakan bahwa
model
regresi
yang
dikembangkan dalam penelitian ini
dU (1,5353) < DW (1,557) < 4 – dU (2,4647).
telah
terbebas
dari
masalah
autokorelasi.
Dengan terpenuhinya syarat autokorelasi
tersebut,
maka
Uji Regresi Linier Berganda Tabel 6 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) ,716 ,013 manipulasi laba akrual ,013 ,058 ,024 manipulasi laba riil ,000 ,000 -,385 a. Dependent Variable: pengungkapan CSR Model
1
t
Sig.
55,090 ,223 -3,616
,000 ,824 ,001
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan
pada
tabel
Pengungkapan CSR =
0,716
+
diatas, dapat dirumuskan persamaan
0,013 manipulasi laba akrual + 0,000
regresi sebagai berikut :
manipulasi laba riil
Interpretasi dari persamaan
dianggap konstan maka tingkat
tersebut diatas adalah
pengungkapan
1.
Konstanta 0,716 berarti apabila
dilakukan adalah sebesar 0,716
semua
(71,6%).
variabel
independen
CSR
yang
2 13
2.
Koefisien
regresi
manipulasi
3.
Koefisien
regresi
manipulasi
laba akrual sebesar 0,013 yang
laba riil sebesar 0,000 yang
menunjukkan
bahwa
menunjukkan
manipulasi
laba
apabila
bahwa
apabila
akrual
manipulasi laba riil meningkat
meningkat sebesar 1%, maka
sebesar 1%, maka tidak akan
akan
meningkatkan
terjadi
pengungkapan
CSR
pengungkapan CSR perusahaan.
yang
perubahan
tingkat
dilakukan sebesar 1,3 %.
Pengujian Kelayakan Model Uji Hipotesis (uji – F) Tabel 7 : Hasil Uji F a
Model Regression
ANOVA Sum of Squares Df ,169 2
1 Residual
,966
75
Total
1,135
77
Mean Square ,084
F 6,546
Sig. b ,002
,013
a. Dependent Variable: pengungkapan CSR b. Predictors: (Constant), manipulasi laba riil, manipulasi laba akrual
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil pengujian
dari F tabel
3,11.
Berdasarkan
menunjukan hasilnya yaitu nilai F
signifikansi yang lebih kecil dari
hitung 6,546 dengan probabilitas
0,05 dan F hitung yang lebih besar
0,002. Probabilitas signifikan yang
dari F tabel dapat disimpulkan bahwa
diperoleh menunjukkan hasil yang
model
memenuhi syarat, yaitu kurang dari
menguji pengaruh manipulasi laba
0,05 (0,002 < 0,05). Nilai F tabel
riil dan manipulasi laba akrual
penelitian dengan 2 variabel bebas
terhadap pengungkapan CSR adalah
dan pengamatan sebanyak 78 adalah
model yang layak atau fit.
sebesar
3,11.
Nilai
F
yang
digunakan
untuk
hitung
penelitian sebesar 6,546 lebih besar Uji Hipotesis (uji – t)
114
Tabel 8 : Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Manipulasi laba akrual Manipulasi laba riil
Sig. (pvalue) 0,824 > 0,05 0,001 < 0,05
Keputusan
Keterangan
H1 ditolak
Tidak Signifikan
H2 diterima
Signifikan
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016 Interpretasi
dari
ringkasan
2.
Pengaruh manipulasi laba riil
diatas adalah sebagai berikut :
terhadap
pengungkapan
1.
Pengaruh manipulasi laba akrual
memiliki
signifikansi
terhadap
pengungkapan
CSR
0,001, karena nilai sig. yang di
memiliki
signifikansi
sebesar
dapat < tingkat sign. α = 0,05,
0,824, karena nilai sig. yang di
maka disimpulkan hipotesis dua
dapat > tingkat sign. α = 0,05,
yang
maka disimpulkan hipotesis satu
manipulasi laba riil berpengaruh
yang
bahwa
signifikan
akrual
pengungkapan CSR diterima;
menyatakan
manipulasi
laba
menyatakan
CSR sebesar
bahwa
terhadap
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR ditolak;
Uji Koefisien Determinasi Tabel 9 : Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 ,386 ,149 ,126 ,113507561 a. Predictors: (Constant), manipulasi laba riil, manipulasi laba akrual b. Dependent Variable: pengungkapan CSR
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil pengujian
sebesar 0,126 atau 12,6%. Sehingga
di atas hasilnya yaitu kemampuan
dapat
variabel
dalam
manipulasi laba riil dan manipulasi
dependen
laba akrual mampu menjelaskan
dilihat dari nilai Adjusted R Square
pengungkapan CSR yang dilakukan
menjelaskan
independen variabel
disimpulkan
variabel
2 15
perusahaan
dengan
kontribusi
dan tanpa melakukan manipulasi
sebesar 12,6 %. Sedangkan sisanya
dalam bentuk apapun Corporate
87,4 % dipengaruhi oleh variabel lain
Social
yang tidak masuk dalam penelitian
dilakukan
ini.
perusahaan
Responsibility oleh Go
wajib seluruh
public
demi
kelangsungan hidup perusahaan Kesimpulan
di masa yang akan datang.
Berdasarkan
hasil
analisis
2.
Bagi Investor
data yang telah dilakukan terhadap
Bagi investor disarankan untuk
seluruh data yang diperoleh, maka
memperhatikan
dapat diambil kesimpulan sebagai
manipulasi
berikut:
praktik manipulasi laba yang
1.
Manipulasi laba riil berpengaruh
dilakukan
secara
dengan
signifikan
pengungkapan
terhadap
CSR
yang
2.
laba
oleh
pengungkapan
dilakukan oleh perusahaan;
terjadinya riil
sebagai
perusahaan
memperhatikan CSR
yang
dilakukan.
Manipulasi laba akrual tidak
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
berpengaruh secara signifikan
Hasil ini dapat dijadikan acuan
terhadap
CSR
bagi penelitian selanjutnya untuk
yang
mempergunakan kedua variabel
pengungkapan
perusahaan-perusahaan diteliti.
bebas sebagai variabel pengaruh dari pengungkapan CSR.
Saran Berdasarkan
hasil
atas
kesimpulan diatas, maka hal yang dapat disarankan antara lain : 1.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
kesadaran
akan pentingnya pengungkapan Corporate Social Responsibility
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr. RR. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perusahaan Yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. 16 2
Simposium Akuntansi 9.
Nasional
Ariani, Wahyuni. 2009. Manajemen Operasi Jasa. Edisi pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Arifin, Bustanul, Yeni Januarsi dan Faoziah Ulfa. 2012. Perbedaan Kecenderungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility: Pengujian terhadap Manipulasi Akrual dan Manipulasi Real. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin, 20 – 23 September 2012. Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Beatrix. 2014. Pengaruh Eanings Management Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Badan Usaha Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2012. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 3 No. 2. Castello, Meleani dan Leandro Lima. 2006. Corporate Social Responsibility and Resource, Based Perspective. Journal of Business and Ethics, Vol. 69, No. 1, hlm. 111 – 132. Cespa, G. and Cestone, G. (2007). Corporate Social Responsibility and
Managerial Entrenchment. Journal of Economics and Management Strategy, 16(3): 741–71. Chih, H. L., Shen, C., dan Kang F. C. 2008. Corporate Social Responsibility, Investor Protection, And Earnings Management: Some International Evidence. Journal of business ethics. pp 79: 179-198. Cohen, Daniel A., dan P. Zarowin. 2008. Accrual-Real Earnings Management Around Seasoned Equity Offerings. Dalam www.ssm.com, diakses pada 22 Juni 2016. Daniri,
Mas Achmad. 2006. Standardisasi Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Proceeding Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Seminar Sehari “a Promise of Gold Rating: Sustainable CSR”, Surabaya, 23 Agustus 2006.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGrawHill Book Company: Sydney. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang : Badan
3 17
Penerbit Diponegoro.
Universitas
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Govindarajan, Vijay dan Anthony Robert N. 2005. Management Control System, Edisi 11, Buku 2, penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Jakarta: Salemba Empat. Hadi, Nur. 2011. Corporate Social Responsibility, edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Handajani, Lilik., Sutrisno dan Grahita Chandrarin. 2009. “The Effect of Earnings Management and Corporate Governance Mechanism to Corporate Social Responsibility Disclosure: Study at Public Companies in Indonesia Stock Exchange”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang, 3 – 9 November 2009. Horison, Muhammad Yuliio dan Yeterina W. Nugrahanti. 2014. Perbedaan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Nilai Jual Perusahaan antara Perusahaan dengan Manajemen Laba Tinggi dan Rendah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5., No. 2, 2014, hlm 32 – 47.
Indriantoro, Nur., Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Krisdiyatmiko. 2012. Kemitraan Pemerintah-SwastaMasyarakat dalam Bingkai Multistakeholder Corporate Social Responsibility (MSHCSR). Yogyakarta: Azzagrafika Press. Indrawati, Novita. 2009. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Dalam Annual Report Serta Pengaruh Political Visibility Dan Economic Performance. Pekbis Jurnal Volume 1 Nomor 1 Maret 2009: 1-11. National Center of Sustainability Reporting. 2015. Sustainability Reporting Award (SRA) 2015 Press Release. Dalam www.ncsrid.org, diakses pada 12 Agustus 2016. Nuha, Gardina Auli, Nining Ika Wahyuni dan Ririn Irmadariyani. 2014. Perbedaan Tingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan yang Diduga Melakukan Manipulasi Laba akrual dan Manipulasi Laba Real. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XVII, Lombok, 24 – 27 September 2014.
4 18
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia. Pinasti, M., 2004. Faktor-faktor yang Menjelaskan Variasi Relevansi Nilai Informasi Akuntansi. Jurnal GAMA, Manajemen dan Akuntansi Bisnis, Vol. 4, No. 3, 2004, hlm. 21 - 41. Prior, D., J. Surroca dan J. A. Tribo. 2008. Earning Managements and Corporate Social Responsibility. Journal Compilation of Blackwell Publishing Ltd, Vol. 16, No. 3, hlm. 122-146. Silaen, Victor. 2006. Lapindo dan Tanggung Jawab Itu. Reformata, Edisi 48, Tahun IV, 1 – 15 Desember 2006, hlm 1 - 31. Roychowdury, S. 2006. Earnings Management Through Real Activities Manipulation. Journal of Accounting and Economics 42 (3): 335-370. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.
Tusilowati, Defita Andri. 2011. Pengaruh Manajemen Laba Real terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 1, Juni 2011, hlm. 59 – 74. Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali & Anis Chairi. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak: 2324 Juli Utama, Sidharta, 2007. “Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia,”. www.ui.edu., diakses pada 22 Juni 2016. Yussof, Wan Fauziah dan Wan Idris Adamu Alhaji. 2012. Insight of Corporate Governance Theory. Journal of Business and Management, Vol. 1, No. 1, 2012, hlm. 52-63. Zahra,
S.A., Priem, R.L. and Rasheed, A.A. 2005. The Antecedents and Consequences of Top Management Fraud. Journal of Management, Vol. 31, hlm. 803-828.
Tarsito. Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Rieka Cipta. Jakarta.
5 19