Pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi, dan Turnover Intention Terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: EKO WAHYUDI 109082000066
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
Pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi, dan Turnover Intention Terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: EKO WAHYUDI 109082000066
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Eko Wahyudi
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Sragen, 24 Desember 1991
3. Alamat
: Jl. M. Saidi RT 010/001 No : 57 Petukangan Selatan, Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan
II.
4. Telepon
: 083877325317
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Negeri 01 PG Petukangan Selatan
Tahun 1997 – 2003
2. SLTP N 267 Ulujami
Tahun 2003 – 2006
3. SMA N 86 Bintaro
Tahun 2006 – 2009
4. (S-1) Akuntansi UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Tahun 2009 – 2013
vi
III.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar oleh BEMJ Akuntansi FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Pemberantasan Korupsi bersama KPK”, 9 September 2009. 2. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
IV.
KEPANITIAAN 1. Futsal High School Competition 5 th FUSHION BEMF Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, “Competing Your World”, sebagai anggota divisi keamanan, 15-27 Februari 2010.
V.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Sukarno
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Sragen, 04 Agustus 1965
3. Ibu
: Painem
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Boyolali, 09 Desember 1970
5. Alamat
: Jl. M. Saidi RT 010/001 No : 57 Petukangan Selatan, Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan
6. Anak ke dari
: 1 dari 1 bersaudara
vii
ABSTRACT The Effect of Locus of Control, Performance, Organizational Commitment and Turnover Intention on Dysfunctional Audit Behavior
The purpose this study to examine the effect of locus of control, performance, organizational commitment and turnover intention on dysfunctional audit behavior. Based on purposive sampling method, this study used a sample of 86 respondents who work as auditors in audit firm was located on South Jakarta, and enrolled in Directory AP & KAP 2012 published by IAPI. This study used primary data with questionary. Data’s were analyzed using multiple regression analysis with statistic software processing for student. The results indicates that the locus of control and performance have a significantly influence on dysfunctional audit behavior. While the organizational commitment and turnover intention did not significantly influence on dysfunctional audit behavior. Keywords: Locus of control, performance, organizational commitment, turnover intention, dysfunctional audit behavior
viii
ABSTRAK Pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi dan Turnover Intention Terhadap Dysfunctional Audit Behavior
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh locus of control, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention terhadap dysfunctional audit behavior. Berdasarkan metode purposive sampling, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 86 responden yang berprofesi sebagai auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang terdaftar di Direktori AP & KAP 2012 yang diterbitkan oleh IAPI. Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda yang pengolahannya melalui perangkat lunak statistik untuk pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control dan kinerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Sedangkan komitmen organisasi dan turnover intention tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Kata kunci: Locus of control, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention, dysfunctional audit behavior.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahab Yang Maha Penganugerah, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebe naran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1.
Ayahanda Sukarno dan Ibunda Painem tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu membuat ayah dan bunda bahagia.
2.
Keluarga besar Karto Pawiro yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. Terima kasih atas dukungan, doa dan kasih sayang.
3.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.
4.
Erika Amelia, SE,. M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
x
pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 5.
Dr. Rini, Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Hepi Prayudiawan, SE., Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
8.
Sahabat Bopak SingSingTap, terima kasih selama ini selalu memberikan doa, bantuan dan dukungan penuh kepada penulis. Tetap berdoa kepada Allah SWT dan selalu berikhtiar secara maksimal.
9.
Sahabatku Fiki Trinanda Putra, Wayan Aditya Nugroho, Desyani Safitri, Yayan Hadiyanto, Danang Febrianto, Mohamad Brian, Rizky Pra Ramadhan dan Adriansyah, kami dipertemukan dalam ikatan silaturahmi yang indah, terima kasih atas doa dan dukungan yang telah tercurahkan selama kita tergabung dalam Bopakers.
10. Sahabat-sahabatku Bayu Prasetiyo, Muhammad Rifai, Muhammad Irfansyah, Lothar Mario, Januar Arifin, Ade Hadiawan dan yang tidak bisa disebutkan satu per satu, kami dipertemukan dalam ikatan silaturahmi yang erat, terima kasih atas dukungan, semangat dan keceriaan yang telah tercurahkan selama kita tergabung dalam Choose End. 11. Senior-seniorku yang terhormat, Heri Supriyadi, Aulia Rahman, Agie Nugraha, Saddam Husein, Rudi Setiawan yang telah memberikan semangat, doa dan arahan kepada penulis mulai dari pembuatan proposal sampai terselesaikannya skripsi ini. 12. Akuntansi B UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis. Terima kasih atas semua keceriaan selama ini.
xi
13. Seluruh teman-temanku Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2009, terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 2 September 2013
Eko Wahyudi
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i Lembar Pengesahan Skripsi ........................................................................... ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. v Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vi Abstract ......................................................................................................... viii Abstrak .......................................................................................................... ix Kata Pengantar .............................................................................................. x Daftar Isi ..................................................................................................... xiii Daftar Tabel ................................................................................................ xvi Daftar Gambar .......................................................................................... xviii Daftar Lampiran ......................................................................................... xix BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8 1. Tujuan Penelitian ................................................................... 8 2. Manfaat Penelitian ................................................................. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 11 A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil .............. 11 1. Auditing ............................................................................... 11 2. Teori Atribusi ...................................................................... 22 3. Dysfunctional Audit Behavior ............................................... 25 4. Locus of Control ................................................................... 27 5. Kinerja ................................................................................. 28 6. Komitmen Organisasi ........................................................... 30 7. Turnover Intention ................................................................ 33 xiii
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............... 34 1. Hubungan Locus of Control dengan Dysfunctional Audit Behavior ............................................................................. 34 2. Hubungan Kinerja dengan Dysfunctional Audit Behavior ..... 37 3. Hubungan Komitmen Organisasi dengan Dysfunctional Audit Behavior ............................................................................. 38 4. Hubungan Turnover Intention dengan Dysfunctional Audit Behavior ............................................................................. 41 C. Penelitian Terdahulu ................................................................ 43 D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 47 BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................... 49 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 49 B. Metode Pengambilan Sampel ................................................... 49 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 50 D. Metode Analisis Data ............................................................... 51 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ......................................... 59 1. Dysfunctional Audit Behavior (DAB) ................................... 60 2. Locus of Control (LOC) ....................................................... 60 3. Kinerja (P) ........................................................................... 61 4. Komitmen Organisasi (CO) .................................................. 61 5. Turnover Intention (TI) ........................................................ 61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 64 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 64 1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 64 2. Karakteristik Responden ...................................................... 69 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................. 74 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 74 2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................ 78 xiv
a. Hasil Uji Validitas ............................................................ 78 b. Hasil Uji Reliabilitas ........................................................ 84 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 87 a. Hasil Uji Multikolonearitas .............................................. 87 b. Hasil Uji Autokorelasi ...................................................... 90 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................ 91 d. Hasil Uji Normalitas ........................................................ 93 4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 95 a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 95 b. Hasil Uji Statistik F .......................................................... 96 c. Hasil Uji Statistik t ........................................................... 98 1) Hasil Uji Pengaruh Locus of Control Terhadap Dysfunctional Audit Behavior ..................................... 99 2) Hasil Uji Pengaruh Kinerja Terhadap Dysfunctional Audit Behavior ................................................................... 101 3) Hasil Uji Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Dysfunctional Audit Behavior .................... 103 4) Hasil Uji Pengaruh Turnover Intention Terhadap Dysfunctional Audit Behavior .................................... 106 BAB V
PENUTUP ................................................................................. 108 A. Kesimpulan ............................................................................ 108 B. Implikasi ................................................................................ 109
Daftar Pustaka .............................................................................................. 112 Lampiran ..................................................................................................... 117
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1.
Penelitian Terdahulu ............................................................................. 44
3.1.
Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 62
4.1.
Deskripsi Penyebaran Kuesioner di Wilayah Jakarta Selatan ................ 65
4.2.
Deskripsi Pemilihan Sampel Penelitian di Wilayah Jakarta Selatan ....... 67
4.3.
Ringkasan Penyebaran dan Pengambilan Kuesioner ............................. 68
4.4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 69
4.5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................... 70
4.6.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Audit (Tahun)......... 71
4.7.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penugasan ...................... 71
4.8.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................. 72
4.9.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir ........................ 72
4.10.
Karakteristik Responden Berdasarkan Keahlian Khusus ....................... 73
4.11.
Karakteristik Responden Berdasarkan Gelar Profesi Lain .................... 74
4.12.
Hasil Uji Statistik Deskriptif.................................................................. 75
4.13.
Hasil Uji Validitas Locus of Control ..................................................... 79
4.14.
Hasil Uji Validitas Kinerja .................................................................... 80
4.15.
Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi ............................................. 81
4.16.
Hasil Uji Validitas Turnover Intention .................................................. 82
4.17.
Hasil Uji Validitas Dysfunctional Audit Behavior ................................. 83
4.18.
Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 85
4.19.
Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi ......................................... 87
4.20.
Hasil Uji Multikolonearitas Coefficient Correlations ............................. 89
4.21.
Hasil Uji Multikolonearitas Collinearity Statistics ................................ 90
4.22.
Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 91
4.23.
Tabel Durbin-Watson ............................................................................ 91 xvi
4.24.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 95
4.25.
Hasil Uji Statistik F ............................................................................... 97
4.26.
Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 98
xvii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1.
Perbedaan Vouching dan Tracing ......................................................... 20
2.2.
Kerangka Pemikiran ............................................................................. 47
4.1.
Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 92
4.2.
Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Grafik Histogram ............. 93
4.3.
Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal Probability Plot ....................................................................................................... 94
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Surat Penelitian Skripsi ....................................................................... 118
2
Surat Keterangan Dari KAP ................................................................ 122
3
Kuesioner Penelitian ............................................................................ 126
4
Jawaban Responden ............................................................................ 138
5
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian .................................................. 164
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran akuntan dalam penyajian informasi keuangan sangatlah besar. Akuntan merupakan orang yang ada di belakang informasi keuangan yang disajikan oleh sebuah perusahaan. Informasi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan maka informasi keuangan harus disajikan secara relevan dan andal. Akuntan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan pelaporan informasi keuangan tersebut sudah semestinya dapat dipercaya sebagai orang yang berperilaku professional dan etis sehingga hasil pekerjaannya dapat dipercaya relevansi dan keandalannya. Pemakai informasi keuangan akan meragukan informasi yang tersaji apabila mereka tidak mempercayai kredibilitas akuntan dalam memproses dan menyajikan informasi keuangan. (Harini et al, 2010:01). Auditor dituntut dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional sehingga laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan kualitas keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan, dan sikap independensinya terhadap klien. Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dapat menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. (Husna et al, 2012:2)
1
Auditor mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan.Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan.Apabila laporan keuangan dinyatakan wajar oleh auditor maka para pemakai laporan keuangan dapat mempercayai bahwa laporan keuangan tersebut andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. (Husna et al, 2012:2) Hal tersebut didasarkan bahwa tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen mempunyai kepentingan baik kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya. Dengan demikian maka pihak luar perusahaan mendasarkan keputusannya kepada hasil audit auditor. Sedangkan auditor menarik sebuah kesimpulan berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukannya. Ini berarti berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. (Harini et al, 2010:02). Perilaku akuntan, baik akuntan manajemen maupun akuntan publik, sangat menentukan hasil pekerjaannya. Masyarakat, khususnya para pemakai jasa akuntan harus merasa yakin dan mempercayai bahwa akuntan dalam melaksanakan tugasnya telah berdasarkan prinsip moral yang baik sehingga 2
ada jaminan bahwa kepentingan masyarakat dilindungi dari praktik-praktik yang tidak benar. Setiap profesi, terutama yang memberikan jasanya pada masyarakat, memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dan setiap profesinya diharapkan mempunyai kualitas pribadi tertentu (Fatt, 1995 dalam Harini et al, 2010: 10). Akuntan publik sebagai profesi yang memberikan jasa assurance tentang informasi laporan keuangan historis kepada masyarakat diwajibkan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan akuntansi serta kualitas pribadi yang memadai. Kualitas pribadi tersebut akan tercermin dari perilaku profesinya. Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku auditor yang menyimpang dari standar auditing dalam melaksanakan penugasan audit yang dapat menurunkan kualitas hasil audit. Perilaku disfungsional seperti premature sign-off, pengumpulan bukti audit yang tidak memadai, penghilangan atau penggantian prosedur audit, dan underreporting of audit time akan menurunkan kualitas audit yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap profesi auditing (Harini et al, 2010: 11). Persaingan jasa audit yang meningkat yang ditandai dengan semakin banyaknya firma audit dapat menjadikan persaingan semakin ketat. Kondisi demikian dapat menyebabkan fee audit terhadap auditor oleh klien dapat semakin bersaing. Kondisi demikian dapat mengarahkan pada persaingan KAP yang tidak sehat, sehingga dapat menjadikan kantor akuntan mengurangi jam kerja 3
mereka supaya margin yang diperoleh masih berada pada tingkat yang dapat diterima. Dari sisi negative, tekanan persaingan ini dapat menyebabkan kualitas audit mengalami penurunan (Otley dan Pierce, 1996:12). Auditor secara individu yang bekerja di bawah nama KAP juga akan mendapatkan dampak tekanan yang dapat berasal dari KAP yang dapat mengarah kepada dysfunctional
behavior.
Penelitian
terkini
mengungkapkan
bahwa
dysfunctional behavior merupakan masalah yang tersebar luas (Smith, 1995; Otley dan Pierce, 1995, Donnelly et al., 2003:87), penelitian tersebut gagal memberikan penjelasan yang cukup mengenai penyebabnya. Penelitian yang dilakukan oleh Donnelly et al. (2003:88) menyatakan bahwa perilaku disfungsional audit merupakan suatu reaksi terhadap lingkungan (seperti sistem pengendalian). Perilaku tersebut dapat memiliki dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas audit. Perilaku yang mempengaruhi kualitas audit secara langsung meliputi penyelesaian proses audit secara dini tanpa penyempurnaan prosedur audit (Donnelly et al., 2003:88). Sedangkan perilaku yang mempengaruhi kualitas audit secara tidak langsung adalah underreporting of audit time (Donnelly et al., 2003:88). Penelitian
sebelumnya
telah
mengidentifikasi
faktor-faktor
lingkungan (seperti tekanan waktu, gaya pengawasan) yang memberikan kontribusi terhadap perilaku disfungsional. Akan tetapi, literatur yang ada belum menemukan bahwa perbedaan karakteristik auditor mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap perilaku disfungsional (Donnelly et al., 2003:88). Penelitian mengenai pengaruh perbedaan individu terhadap 4
penerimaan auditor terhadap perilaku disfungsional baru dilakukan oleh Donnelly et al. (2003:45). Donnelly et al. (2003:45) mengemukakan penyebab para auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendali eksternal (external locus of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover intention) dan tingkat kinerja pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki oleh para auditor.Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara locus of control eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta adanya hubungan negatif antara tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Individu dengan locus of control eksternal merasa tidak mampu untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka (Solar dan Bruehl 1971 dalam Intan et al. 2012: 3). Manipulasi, penipuan atau taktik menjilat atau mengambil muka dapat menggambarkan suatu usaha dari locus of control eksternal untuk mempertahankan pengaruh mereka terhadap lingkungan yang kurang ramah. Dalam konteks audit, manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan semakin memungkinkan mereka menerima perilaku penyimpangan audit. Solar dan Bruehl (1971) dalam Intan et al. (2012: 3) menyatakan bahwa individu yang melakukan pekerjaan di bawah standar yang ditetapkan
5
lebih mungkin untuk melakukan tindakan penyimpangan sejak mereka melihat diri mereka sendiri tidak mampu untuk bertahan dalam pekerjaan melalui usaha mereka sendiri. Jadi penyimpangan perilaku dilihat sebagai kebutuhan dalam situasi dimana tujuan organisasi atau individual tidak dapat dicapai melalui langkah-langkah atau cara-cara umum yang sering dilakukan. Keinginan untuk berhenti bekerja juga dinilai dapat mempengaruhi penyimpangan perilaku auditor. Menurunnya ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi menjadikan seorang auditor yang memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat dalam perilaku disfungsional (Malone dan Robert, 1996 dalam Intan et al, 2012:7). Namun
demikian
beberapa
hasil
penelitian
empiris
masih
menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten dengan penelitian lain. Misalnya pengaruh turnover intention dalam penelitian Harini et al, (2010:11) menunjukkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku penyimpangan auditor. Penelitian Irawati, et al (2005) dalam Harini et al, 2010:12) juga mendapatkan bahwa kinerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku penyimpangan auditor. Dengan demikian secara
umum
penelitian-penelitian
sebelumnya
mengenai
perilaku
penyimpangan audit tersebut belum mampu menjawab serta menjelaskan faktor-faktor penyebab perilaku disfungsional audit. Penelitian Irawati (2005) dalam Harini et al, (2010:13) menggunakan variabel Komitmen organisasi ke dalam model namun tidak menguji
6
pengaruh
langsung
dari
komitmen
organisasi
terhadap
perilaku
penyimpangan auditor. Namun dengan mempertimbangkan pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja maupun terhadap dan turnover intention (Harini et al, 2010:13) dengan dilanjutkan dengan pengaruh kinerja dan turnover intention terhadap perilaku penyimpangan auditor, menjadikan memungkinkan untuk menguji pengaruh langsung komitmen organisasi terhadap perilaku penyimpangan auditor. Bila karyawan memiliki komitmen yang tinggi pada organisasi, keinginan untuk berhenti bekerja menjadi rendah. Penggunaan program audit, penganggaran waktu penyelesaian tugas audit, dan pengawasan yang ketat dapat menyebabkan proses audit dirasa sebagai lingkungan yang memiliki struktur yang tinggi. Oleh karena itu, auditor yang memiliki persepsi yang rendah terhadap tingkat kinerja mereka dianggap akan memperlihatkan penerimaan yang lebih tinggi terhadap Perilaku Penyimpangan Auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sampel penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Intan et al, (2012), Harini et al, (2010), Agus et al, (2011), masing-masing mengambil sampel penelitian di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Sedangkan penelitian ini mengambil sampel di wilayah Jakarta Selatan. Dari segi variabel, penelitian ini mengkombinasikan variabel dependen dan variabel independen dari tiga jurnal penelitian sebelumnya. Selain itu ketidak konsistenan variabel turnover intention membuat peneliti tertarik untuk membuktikan adakah pengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap Dysfunctional Audit Behavior.
7
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terurai pada latar belakang penelitian, penelitian ini merumuskan masalah mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dysfunctional audit behavior. Berikut rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah locus of control eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior ? 2. Apakah kinerja memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior ? 3. Apakah komitmen organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior ? 4. Apakah turnover intention memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior ? 5. Apakah locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
penelitian
adalah
untuk
mengumpulkan bukti – bukti apa saja yang mempengaruhi dysfunctional audit behavior. Berikut uraian tujuan penelitian dysfunctional audit behavior ini.
8
a. Pengaruh locus of control eksternal terhadap dysfunctional audit behavior b. Pengaruh kinerja terhadap dysfunctional audit behavior c. Pengaruh komitmen organisasi terhadap dysfunctional audit behavior d. Pengaruh turnover intention terhadap dysfunctional audit behavior
2. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini memberikan manfaat, diantaranya: a. Kontribusi Teoritis 1). Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dysfunctional audit behavior. 2). Bagi Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai dysfunctional audit behavior. 3). Bagi Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai faktor-faktor
yang dapat
mempengaruhi dysfunctional audit behavior.
9
b. Kontribusi Praktis 1) Mengetahui langkah-langkah perbaikan terhadap aspek-aspek yang dapat memicu terjadinya praktik dysfunctional audit behavior agar kualitas audit tetap terjaga. 2) Membantu Kantor Akuntan Publik untuk memperoleh apa yang menyebabkan dysfunctional audit behavior terjadi, misalnya yang disebabkan oleh locus of control, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention,
sehingga
perilaku
dysfunctional audit
behavior dapat dihindari oleh para auditor di masa mendatang untuk menciptakan kualitas audit yang lebih baik.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1. Auditing Definisi Audit Auditing menurut Arens dan Beasley (2010:4) adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penelitian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Boynton dan Johnson (2006:6), definisi audit yang berasal dari The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association (Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai berikut: “A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users”. Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi
11
tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”. Menurut Agoes (2004:3) pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta
catatan-catatan
pembukuan
dan
bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Berdasarkan definisi diatas, pengertian auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi (informasi) yang ditetapkan dengan tujuan untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi atau asersi-asersi dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Berikut ini beberapa definisi dan tujuan auditing dari beberapa ahli, antara lain: 1) Boynton dan Johnson (2006: 6) mengungkapkan bahwa auditing adalah suatu proses sistematik memperoleh dan
12
mengevaluasi bukti mengenai asersi-asersi tentang aktivitas dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan
mengomunikasikan
hasilnya
kepada
para
pihak
berkepentingan. 2) Messier (2006: 13) mengungkapkan bahwa auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan menetapkan kriteria serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 3) Rahayu dan Suhayati (2010: 1) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersiasersi
tersebut
dan
criteria
yang
diterapkan
serta
mengomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut. 4) Arens et al. (2010: 4) mengungkapkan bahwa auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
13
untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang independen dan kompeten. 5) Islahuzzaman (2012: 47) mendefinisikan auditing sebagai pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi itu dan criteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Berdasarkan beberapa pengetian di atas, beberapa kata kunci yang terkait dengan definisi auditing adalah sebagai berikut: 1) Proses yang sistematis (systematical process) Artinya proses audit menggambarkan serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan diorganisasikan dengan baik. Selain itu, proses audit dilaksanakan dengan formal. 2) Asersi (assertion) dan kriteria yang ditetapkan (established criteria) Auditing dilakukan terhadap suatu asersi (pernyataan tertulis) yang menjadi tanggung jawab pihak tertentu. Asersi ini disebut juga sebagai informasi karena mengandung informasi tentang sesuatu yang akan dievaluasi. Selain asersi, proses auditing harus didukung dengan standar (kriteria) yang ditetapkan
14
(established criteria) yang menunjukkan sesuatu (kondisi) yang seharusnya. 3) Pengumpulan dan evaluasi bukti (evidence) Bukti merupakan suatu informasi yang dikumpulkan auditor yang digunakan untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan, yang dapat berupa informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, verifikasi catatan-catatan dan dokumen perusahaan, hasil pengamatan fisik dan sebagainya. 4) Kompeten, independen dan objektif Auditing harus dilakukan oleh orang-orang yang kompeten, dalam arti mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar teknis profesi independen dalam arti mampu membebaskan diri dari berbagai kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan penugasan audit, sehingga akan menimbulkan perilaku yang objektif seorang auditor. Artinya, auditor tersebut tidak akan memihak dan tidak bias dalam mengemukakan pendapat dan tidak berprasangka. 5) Laporan kepada pihak yang berkepentingan (reporting) Pelaporan hasil auditing merupakan hasil akhir proses auditing. Inti laporan auditing adalah pernyataan pendapat atau kesimpulan mengenai tingkat kesesuaian antara asersi (informasi) dengan kriteria yang ditetapkan.
15
Standar Profesional Akuntan Publik Per 31 Maret 2011 SA Seksi 110.1 menjelaskan secara umum tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Dalam pernyataan yang sama, Ikatan Akuntan Publik Indonesia juga menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. IAPI dalam Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No.024/IAPI/VII/2008 menyebutkan bahwa ada tahapantahapan yang harus dilakukan oleh auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya:
a. Prosedur Audit Standar Profesional Akuntan Publik Per 31 Maret 2011 SA Seksi 150 menjelaskan bahwa prosedur auditing berbeda dengan standar auditing. Prosedur auditing merupakan tindakan-tindakan atau tahapantahapan yang harus dilakukan sedangkan standar auditing merupakan kriteria ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.
16
Boynton dan Johnson (2006: 241) mendefinisikan prosedur auditing sebagai suatu metode atau teknik yang digunakan oleh auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit (audit evidence). Tujuan auditor melakukan prosedur auditing adalah sebagai berikut: 1) Untuk
memperoleh
pemahaman
tentang
entitas
dan
lingkungan termasuk pengendalian internal sehingga dapat menilai risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat pernyataan. 2) Untuk menguji efektivitas operasional pengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material pada tingkat pernyataan. 3) Untuk mendukung pernyataan atau mendeteksi salah saji pada tingkat pernyataan.
b. Perencanaan Audit Adapun pada tahap ini, auditor harus melakukan langkah-langkah, antara
lain
pendahuluan
perencanaan,
pemahaman
bisnis
klien,
pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur pengendalian internal, penetapan risiko pengendalian (control risk), melakukan analisis awal, menentukan tingkat materialitas, membuat program audit, risk assessment atas akun dan fraud discussion dengan management.
17
c. Pelaksanaan Audit Langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap ini antara lain pengujian
pengendalian
internal
untuk
memverifikasi
efektivitas
pengendalian intern entitas, pengujian substantif transaksi untuk menemukan kemungkinan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan, prosedur analitis untuk memahami bisnis klien serta menentukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif, dan pengujian detail transaksi. d. Pelaporan Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap pelaporan, antara lain review kewajiban kontijensi, review atas kejadian setelah tanggal neraca, pengujian bukti final, evaluasi dan kesimpulan, komunikasi dengan klien, penerbitan laporan audit, dan capital commitment. Auditor harus melaksanakan sejumlah prosedur auditing dalam penugasan audit seperti yang disebutkan di atas. Prosedur tersebut dilakukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup agar auditor dapat menemukan kesalahan dan kecurangan yang mungkin terjadi dalam sistem akuntansi klien. Secara umum, prosedur auditing terdiri atas tiga tahap, diantaranya perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan audit. Sebelum ketiga prosedur tersebut dilakukan, auditor biasanya melakukan
18
pertimbangan apakah menerima atau menolak penugasan audit dari klien (Boynton dan Johnson, 2006: 241). Jika memutuskan untuk menerima penugasan audit tersebut, auditor harus membuat surat perikatan (engagement letter) sebelum memulai prosedur auditing. Boynton dan Johnson (2006: 241) menyebutkan serangkaian prosedur auditing untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit (audit evidence). Berikut prosedur auditing tersebut. 1) Inspeksi dokumen dan catatan (inspection of documents and records) Pada prosedur ini, auditor harus memeriksa catatan dan dokumen baik yang berasal dari internal entitas maupun dari eksternal entitas. Catatan dan dokumen tersebut dapat berbentuk kertas, elektronik ataupun media lain. Pada prosedur ini terdapat dua istilah penting, yaitu vouching dan tracing. Vouching adalah pemeriksaan dokumen yang mendukung suatu transaksi atau jumlah yang telah tercatat. Vouching dilakukan untuk menguji keberadaan dan keterjadian, dan
mendeteksi
overstatements
dalam
catatan
akuntansi.
Sedangkan tracing adalah mengikuti dokumen sumber hingga ke pencatatannya dalam catatan akuntansi. Tracing dilakukan untuk menguji kelengkapan dan mendeteksi understatements dalam catatan akuntansi. Gambar 2.1. menggambarkan perbedaan tersebut.
19
Sumber: Boynton dan Johnson, 2006, Figure 6-7: 243) Gambar 2.1. Perbedaan Vouching dan Tracing 2) Inspeksi asset berwujud (inspection oftangible assets) Prosedur ini digunakan auditor untuk melakukan pemeriksaan fisik asset entitas. Prosedur ini menyediakan informasi dan pengetahuan langsung mengenai keberadaan dan kondisi fisik asset. 3) Observasi (observation) Prosedur ini digunakan auditor untuk menyaksikan aktivitas fisik entitas. Selain itu, auditor dapat memverifikasi beberapa kebijakan dan prosedur pengendalian intern entitas.
20
4) Penyelidikan (inquiry) Prosedur ini digunakan untuk mencari informasi mengenai pengetahuan seseorang baik pengetahuan keuangan maupun non keuangan di dalam dan di luar entitas. 5) Konfirmasi (confirmation) Prosedur ini digunakan auditor untuk memberikan bukti mengenai penilaian, alokasi, kelengkapan serta penyajian dan pengungkapan. 6) Perhitungan kembali (recalculation) Prosedur ini dilakukan auditor untuk memeriksa keakuratan matematis dari dokumen atau catatan dengan menghitung kembali saldo akun atau transaksi entitas (klien). 7) Pelaksanaan ulang (reperformance) Prosedur ini dilakukan auditor dengan mengulang aktivitas entitas dalam proses akuntansi dan membandingkannya dengan hasil entitas tersebut. Prosedur ini dapat digunakan untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif. 8) Prosedur analitis (analytical procedures) Prosedur ini dilakukan dengan mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. Tujuannya adalah untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menentukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
21
9) Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques) Teknik ini menggunakan software audit untuk menyelesaikan berbagai prosedur auditing yang di atas ketika catatan akuntansi klien dimaintain menggunakan media elektronik, misalnya MYOB.
Prosedur di atas merupakan prosedur auditing yang umumnya digunakan oleh auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. Prosedur tersebut merupakan prosedur yang penting sehingga berisiko tinggi jika prosedur tersebut tidak dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Risiko kesalahan akan semakin tinggi jika semakin banyak prosedur auditing yang tidak dilaksanakan oleh auditor. Hal ini karena semakin sedikit prosedur yang dilakukan maka akan semakin sedikit bukti audit yang dapat diperoleh auditor. Dengan demikian, kemungkinan auditor gagal mendeteksi kecurangan dan kesalahan dalam sistem akuntan klien akan semakin besar. 2. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang proses bagaimana kita menentukan penyebab perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau diri sendiri yang ditentukan dari internal atau eksternal dan pengaruhnya terhadap perilaku individu (Luthan, 1998 dalam Harini et al, 2010: 7). Teori atribusi yaitu bagaimana kita membuat keputusan tentang
22
seseorang. Kita membuat sebuah atribusi ketika kita mendeskripsikan perilaku seseorang dan mencoba menggali pengetahuan mengapa mereka berperilaku seperti itu (Husna, 2012: 6). Dalam
hidupnya,
setiap
orang
selalu
membentuk
ide
tentang orang lain dan situasi sosial di sekitarnya melalui berbagai hal. Dalam teori atribusi Correspondent Inference, perilaku berhubungan dengan sikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut serta prediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu. Hubungan yang demikian adalah hubungan yang dapat disimpulkan (correspondent inference). (Husna, 2012: 6). Hubungan tersebut dapat diamati melalui hal berikut: 1) Melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinginan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya merupakan cermin karakternya, bisa saja karena suatu keharusan. 2) Pengamatan terhadap perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan beberapa pilihan. 3) Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan. Contohnya, seorang juru tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran baru, tampak keaslian
perilaku
yang
merupakan
gambaran
kepribadiannya.
23
Model of Scientific Reasoner (Kelley dan Margheim :1967 dalam Husna:
2012:32)
mendeskripsikan
4
informasi
penting
untuk
menyimpulkan atribusi seseorang, sebagai berikut: 1) Distinctiveness – perilaku dapat dibedakan dari perilaku orang lain saat menghadapi situasi yang sama 2) Consensus – jika orang lain setuju bahwa perilaku diatur oleh beberapa karakteristik personal 3) Consistency over time – apakah perilaku diulang 4) Consistency over modality
(cara dimana
perilaku
itu
dilakukan) – apakah perilaku diulang pada situasi yang berbeda. Berdasarkan teori Konsensus Weiner (Husna, 2012: 34), keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal. Ketika seseorang dengan need of achievement tinggi telah sukses, dia akan mengangggap keberhasilan itu berasal dari faktor internal (usaha dan kemampuan) serta cenderung menganggap kegagalan sebagai tindakan yang kurang usaha bukan karena tidak mampu. Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena peneliti melakukan
studi
empiris
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi auditor dalam menerima dysfunctional audit behavior, khususnya pada karakteristik personal auditor itu sendiri. Karakteristik personal menjadi penentu utama dalam penerimaan dysfunctional audit behavior karena merupakan faktor internal yang mendorong seorang 24
individu untul melakukan suatu aktivitas (Husna, 2012: 35).
3. Dysfunctional Audit Behavior (DAB) Dysfunctional audit behavior adalah perilaku auditor dalam proses audit yang tidak sesuai dengan program audit yang telah ditetapkan atau menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Perilaku ini merupakan reaksi terhadap lingkungan, misalnya controlling system. Dysfunctional audit behavior berhubungan dengan menurunnya kualitas audit (Harini et al, 2010:5). Hal ini juga sejalan dengan pemikiran Paino et al. (2011:23), yang
menyatakan
bahwa
dysfunctional
audit
behavior
dapat
mempengaruhi kemampuan KAP dalam memperoleh pendapatan, memenuhi kualitas kerja profesional, dan mengevaluasi kinerja pegawai dengan akurat. Dalam jangka panjang, isu ini akan merusak kualitas audit. SAS No. 82 menyatakan bahwa sikap auditor dalam menerima dysfunctional audit behavior merupakan indikator perilaku disfungsional aktual. Beberapa dysfunctional audit behavior yang membahayakan kualitas audit secara langsung yaitu altering/replacement of audit procedure dan premature sign off, sedangkan underreporting of time mempengaruhi hasil audit secara tidak langsung. Pemerolehan bukti yang kurang, pemrosesan kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit juga merupakan dampak dari perilaku disfungsional audit.
25
Altering/replacing of audit procedure adalah penggantian prosedur audit yang telah ditetapkan dalam standar auditing. Hal ini berpengaruh secara langsung terhadap kualitas audit dan dapat mengubah hasil audit. Premature sign off dari tahapan-tahapan audit tanpa penyelesaian prosedur dan penggantian dengan langkah lain berpengaruh langsung terhadap hasil audit (Harini et al, 2010:6) dan melanggar standar profesional auditor. Premature sign off merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantinya dengan langkah lain. Suatu proses audit sering gagal karena penghapusan prosedur audit yang penting dari prosedur audit daripada prosedur audit tidak dilakukan secara memadai untuk beberapa item. Underreporting of Time (URT) juga berpengaruh tidak langsung pada mutu audit (Harini et al, 2010:7). URT terjadi ketika auditor melakukan tugas audit tanpa melaporkan waktu yang sebenarnya. URT menyebabkan keputusan personel kurang baik, menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan menghasilkan time pressure untuk audit di masa datang yang tidak diketahui. Time budget yang disebabkan oleh URT tahun sebelumnya dapat menyebabkan auditor gagal untuk mengumpulkan cukup bukti, penemuan yang signifikan, dan prosedur dokumen yang tidak mereka lakukan (Kartika dan Wijayanti, 2007:45).
26
4. Locus of Control (LOC) Locus of control adalah persepsi tentang kendali mereka atas nasib, kepercayaan diri dan kepercayaan mereka atas keberhasilan diri. LOC memainkan peranan penting dalam berbagai kasus, seperti dysfunctional audit behavior, job satisfaction, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention (Harini et al, 2010:13). Teori LOC menggolongkan individu apakah termasuk dalam LOC internal atau eksternal. Internal control adalah tingkatan di mana seorang individu berharap bahwa reinforcement atau hasil dari perilaku mereka bergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. External control adalah tingkatan di mana seseorang berharap bahwa reinforcement atau hasil adalah fungsi dari kesempatan, keberuntungan atau takdir di bawah kendali yang lain atau tidak bisa diprediksi. Pandangan hidup menurut internal dan external LOC sangat berbeda. Seseorang yang mempunyai internal locus of control yakin dapat mengendalikan tujuan mereka sendiri, memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan, dan perilaku individu turut berperan di dalamnya. Individu dengan internal locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya pada diri sendiri dan juga lebih menyukai keahlian-keahlian dibanding hanya situasi yang menguntungkan. Pada individu yang mempunyai external locus of control akan memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, demikian juga dalam mencapai tujuan sehingga perilaku individu tidak akan mempunyai peran
27
di dalamnya. External locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain, hidup mereka cenderung dikendalikan oleh kekuatan di luar diri mereka sendiri (seperti keberuntungan), serta lebih banyak mencari dan memilih kondisi yang menguntungkan. (Husna et al. 2012: 7) LOC dapat digunakan untuk memprediksi seseorang, LOC yang berbeda bisa mencerminkan motivasi dan kinerja yang berbeda. Internal akan cenderung lebih sukses dalam karir mereka daripada eksternal, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi lebih cepat dan mendapatkan penghasilan lebih. Sebagai tambahan, internal LOC dilaporkan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stres daripada LOC eksternal. Penelitian sebelumnya (Wilopo, 2006; Harini et al, 2010) menyatakan bahwa LOC eksternal berpengaruh negatif terhadap kinerja sehingga secara umum seseorang yang ber-LOC eksternal akan berkinerja lebih baik ketika suatu pengendalian dipaksakan atas mereka, atau sebaliknya ia akan melakukan perilaku disfungsional (tidak sesuai aturan) untuk memenuhi ataupun mengelabui pengendalian tersebut.
5. Kinerja Performance adalah perilaku anggota organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Menurut T.B. Sjafri Mangkuprawira (2007) dalam Husna (2012:8), performance adalah hasil atau tingkat keberhasilan
28
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Performance bisa melibatkan perilaku abstrak (supervisi, planning, decision making). Performance melibatkan tingkatan di mana anggota organisasi menyelesaikan tugasnya yang berkontribusi pada tujuan organisasi, termasuk juga dimensi kualitas dan kuantitas. Performance merupakan kesuksesan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Ukuran kesuksesan tidak dapat disamakan pada semua orang, lebih merupakan hasil yang dicapai oleh seorang individu menurut ukuran yang berlaku sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Penilaian performance (kinerja) auditor sangat penting untuk dilakukan bila organisasi ingin melakukan reposisi atau promosi jabatan. Performance dibedakan menjadi dua, yaitu performance individu dan organisasi. Performance individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan performance organisasi adalah gabungan antara performance individu dan kelompok sehingga performance organisasi sangat tergantung pada karyawannya. (Husna et al. 2012:9) Berdasarkan job characteristic theory, orang akan dimotivasi oleh kepuasan diri yang diperoleh dari pelaksanaan tugas mereka. Ketika mereka menemukan bahwa pekerjaan mereka berarti, orang akan
29
menyukai pekerjaan mereka dan akan termotivasi untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik. Terdapat tiga sikap psikologi yaitu perasaan bahwa pekerjaan yang dilakukan berarti, rasa tanggung jawab terhadap hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja akan meningkatkan motivasi, kinerja, dan kepuasan. Bila seseorang memiliki locus of control internal, kinerjanya cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan locus of control eksternal. Ini dibuktikan dengan penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa locus of control eksternal berhubungan negatif dengan performance (Hyatt and Prawitt, 2001; Harini et al, 2010).
6. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan rasa identifikasi (ketertarikan dan kepercayaan terhadap tujuan dan nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Penelitian-penelitian tentang komitmen organisasional telah menghadirkan suatu pandangan yakni munculnya konsensus tentang komitmen organisasi dalam konteks multi dimensional. Penelitianpenelitian tersebut di antaranya menguji pengaruh komitmen organisasi
30
terhadap dysfunctional audit behavior, kepuasan kerja karyawan, dan kinerja auditor (Husna et al, 2012:8). Allen
dan
Meyer
(1990)
dalam
Husna
(2012:8),
telah
memperkenalkan konstruk komitmen organisasional dalam tiga dimensi, yakni : 1) Affective Commitment yang merupakan keterikatan emosional terhadap organisasi di mana pegawai mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan menikmati keanggotaan dalam organisasi.
2) Continuance commitment yang merupakan biaya yang dirasakan yaitu
berkaitan
dengan
biaya-biaya
yang
terjadi
jika
meninggalkan organisasi.
3) Normative Commitment merupakan suatu tanggung jawab untuk tetap berada dalam organisasi.
Affective commitment mempunyai hubungan signifikan dengan hasil suatu pekerjaan dibandingkan dengan tipe komitmen organisasional lain. Affective commitment dalam profesi akuntansi mempunyai hubungan yang lebih signifikan dengan turnover intention dan kepuasan kerja dibandingkan tipe organisasional lain. Komitmen individu ditunjukkan oleh kerja yang gigih (persistence) walaupun di bawah tekanan sekalipun. Individu yang mempunyai komitmen organisasi akan bekerja lebih baik daripada yang tidak
31
berkomitmen. Tidak adanya komitmen organisasi berpengaruh tinggi terhadap perilaku RAQ. RAQ dapat berupa manipulasi atau kecurangan seperti dysfunctional audit behavior. Komitmen organisasi adalah hasil kerja yang penting pada tingkat individu yang dihubungkan dengan hasil kerja lain seperti absensi pegawai, turnover, usaha kerja (effort), dan kinerja. Komitmen organisasi mempunyai implikasi pada individu dan organisasi. Dari sudut pandang individu, komitmen seseorang terhadap organisasi membuat seseorang lebih dapat memilih dalam penerimaan reward ekstrinsik seperti bonus dan award dan juga reward intrinsik seperti kepuasan kerja dan hubungan lebih baik dengan rekan kerja. Dari perspektif organisasi, komitmen pegawai
yang
tinggi
akan
mengurangi
keterlambatan,
tingkat
ketidakhadiran (abseinteism) dan turnover, serta meningkatkan usaha dan kualitas kinerja pegawai. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Turnover berkurang akibat menurunnya kecenderungan mereka untuk aktif mencari posisi lain karena mereka telah nyaman bekerja pada posisinya sekarang. Komitmen organisasi juga dipengaruhi kuat oleh faktor situasional di lingkungan kerja. Misalnya, individu yang lebih puas dengan supervisor mereka, dengan penghargaan kinerja yang adil (fairness), dan seseorang yang merasa bahwa organisasi mereka peduli tentang kesejahteraan mereka, akan mempunyai komitmen organisasi tinggi.
32
7. Turnover Intention Turnover intention adalah sikap yang dimiliki oleh anggota organisasi untuk mengundurkan diri dari organisasi atau dalam hal ini, dari Kantor Akuntan Publik sebagai auditor independen. Pengunduran diri karyawan (withdrawal) dalam bentuk turnover telah menjadi bahan penelitian yang menarik dalam berbagai masalah, seperti masalah personalia (SDM), keperilakuan, dan praktisi manajemen. Turnover intention juga dipengaruhi oleh skill dan ability, di mana kurangnya kemampuan auditor dapat mengurangi keinginan untuk meninggalkan organisasi sehingga tetap bertahan di KAP walaupun dia sangat ingin berpindah kerja. (Fitriany et al, 2010:13) Sebelum turnover terjadi, selalu ada perilaku yang mendahuluinya, yaitu adanya niat atau intensitas turnover. Ada dua pendorong intensitas, yaitu intensitas untuk mencari dan intensitas untuk keluar. Prediktor utama dan terbaik dari turnover adalah intensitas untuk keluar.Intensitas dan perilaku untuk mencari secara umum didahului dengan intensitas untuk keluar (turnover). Faktor utama intensitas adalah kepuasan, ketertarikan yang diharapkan terhadap pekerjaan saat ini dan ketertarikan yang diharapkan dari atau pada alternatif pekerjaan atau peluang lain. (Fitriany et al, 2010:13) Job satisfaction dan performance berhubungan terbalik dengan turnover intention. Berdasarkan penelitian Fitriany et al, (2010:14) auditor yang dissatisfied (low satisfaction) dan dianggap memiliki prestasi yang
33
rendah (poor performers) oleh atasannya, cenderung memiliki tingkat turnover yang tinggi. Tapi sebaliknya, karyawan yang memiliki high performer (baik yang satisfied maupun yang dissatisfied) tidak akan meninggalkan pekerjaannya karena mereka diberikan strong inducements untuk tidak keluar dari tempat bekerjanya, misalnya dengan diberi kenaikan gaji dan promosi. Inducement ini dapat menghilangkan dissatisfaction dan menurunkan keinginan berpindah kerja ke tempat lain. Hal ini dapat dilihat dari tingkat turnover yang berbeda antara high performer dan low performer.
B. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Hubungan Locus of Control Eksternal dengan Penerimaan Perilaku Dysfunctional Audit Behavior Locus of control memainkan peranan penting dalam kinerja dalam akuntansi seperti pada anggaran partisipatif. Locus of control juga mempengaruhi dysfunctional audit behavior, job satisfaction, komitmen organisasi dan turnover intentions (Reed et al., 1994:32) Teori locus of control menggolongkan individu apakah termasuk dalam locus of control internal atau eksternal. Rotter et al. (1990) dalam Husna (2012:10) mendefinisikan locus of control sebagai berikut : ”Internal control maupun external control adalah tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinforcement atau hasil dari perilaku mereka bergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka atau
34
tingkatan dimana seseorang berharap bahwa reinforcement atau hasil adalah fungsi dari kesempatan, keberuntungan atau takdir dibawah kendali yang lain atau tidak bisa diprediksi”. Individu dengan internal locus of control (internal) cenderung percaya bahwa tindakan mereka secara langsung berpengaruh terhadap outcome. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa internal cenderung bekerja lebih efektif dalam lingkungan yang mengijinkan mereka untuk lebih mengendalikan tindakan mereka. Individu dengan external locus of control (eksternal) cenderung percaya bahwa outcome adalah lebih merupakan akibat dari kekuatan luar daripada tindakan mereka sendiri. Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Internal LOC akan cenderung lebih sukses dalam karir mereka daripada eksternal LOC, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat, dan mendapatkan uang yang lebih. Sebagai tambahan, internal dilaporkan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stress daripada eksternal (Baron dan Greenberg, 1990 dalam Husna 2012:14). Seseorang yang percaya bahwa mereka memiliki kontrol internal yang tinggi atas hasil dan nasib (a) akan lebih suka berperilaku yang dapat menerima sebagai hal yang penuh tujuan (b) locus akan menyebabkan perilaku diterima internal pada seseorang yang dipandang sebagai perilaku masa lalu yang lebih memiliki tujuan daripada memandang perilaku mereka
35
sebagai diprogram secara eksternal. Kelly dan Marghein (1990) dalam Husna (2012:14) menyarankan bahwa RAQ behavior (Reduction Audit Quality) adalah respon dari tekanan. Perbedaan ini mendukung pandangan bahwa eksternal cenderung terkait RAQ behavior daripada internal. Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara individu yang memiliki locus of control eksternal dengan keinginan menggunakan kecurangan atau manipulasi untuk meraih tujuan pribadi. Dalam situasi dimana eksternal tidak mampu memperoleh dukungan yang dibutuhkan untuk bertahan, mereka memandang manipulasi sebagai strategi untuk bertahan (Solar dan Bruehl, 1971 dalam Donnelly et al., 2003:75). Dalam konteks auditing, manipulasi atau kecurangan akan muncul dalam bentuk perilaku disfungsional. Perilaku tersebut dilakukan oleh auditor untuk memanipulasi proses audit dalam rangka meraih target kinerja individu auditor. Menurutnya kualitas audit yang diakibatkan perilaku tersebut dipandang auditor sebagai pengorbanan seperlunya agar dapat bertahan dalam lingkungan audit. Diduga bahwa semakin tinggi locus of control eksternal individu, semakin besar kemungkinan individu tersebut menerima perilaku disfungsional. Hipotesis yang dapat dikembangkan adalah H1 : Locus of control memiliki pengaruh terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior
36
2. Hubungan Kinerja dengan Penerimaan Perilaku Dysfunctional Audit Behavior Performance adalah perilaku anggota organisasi yang membantu untuk mencapai tujuan organisasi. Usaha adalah perilaku manusia yang diarahkan untuk meraih tujuan organisasi.Kinerja adalah tingkatan dimana tujuan secara aktual dicapai.Kinerja bisa melibatkan perilaku yang abstrak (Supervisi, planning, decision making). Kinerja melibatkan tingkatan yang mana anggota organisasi menyelesaikan tugasnya yang berkontribusi pada tujuan organisasi. Kinerja termasuk juga dimensi kualitas dan kuantitas. Kinerja adalah fungsi yang jelas dari usaha (effort). Tanpa usaha, kinerja tidak akan dihasilkan. Usaha sendiri tidak bisa menyebabkan kinerja: banyak faktor yang diperlukan, yang pertama atau utama dalam penyelesaian tugasnya. Seseorang adalah pekerja keras tetapi tidak melakukan pekerjaan, menjelaskan situasi dimana usaha tinggi tetapi kinerja rendah. Berdasarkan job characteristic theori bahwa orang akan dimotivasi oleh kepuasan diri yang diperoleh dari pelaksanaan tugas mereka. Ketika mereka menemukan bahwa pekerjaan mereka berarti, orang akan menyukai pekerjaan mereka dan akan termotivasi untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik. Terdapat tiga sikap psikologi yaitu perasaan bahwa pekerjaan yang dilakukan berarti, rasa tanggungjawab terhadap hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja akan meningkatkan motivasi, kinerja, dan kepuasan (Lee, 2000 dalam Husna 2012:13).
37
Terdapat dukungan teoritis bahwa perilaku disfungsional lebih mungkin terjadi pada situasi ketika persepsi pribadi (self-perception) individu atas kinerjanya rendah.Gable dan Dangello (1994) dalam Donnelly et al. (2003:91) menyatakan bahwa perilaku disfungsional terjadi pada situasi ketika individu merasa dirinya kurang mampu mencapai hasil yang diharapkan melalui usahanya sendiri. Dalam penelitian yang serupa, Solar dan Bruehl (1971) dalam Donnelly et al. (2003:91) menyatakan bahwa individu yang tingkat kinerjanya berada dibawah harapan supervisor memiliki kemungkinan yang lebih besar terlibat dalam perilaku disfungsional karena menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam organisasi melalui usahanya sendiri. Jadi, perilaku disfungsional dipandang sebagai hal yang perlu karena tujuan individu maupun organisasi tidak dapat dicapai melalui tingkat kinerja tersebut. Oleh karena itu, auditor yang memiliki persepsi rendah atas kinerjanya diperkirakan menunjukan penerimaan atas perilaku disfungsional yang lebih tinggi. Hal itu dapat dihipotesiskan sebagai berikut H2 : Kinerja memiliki pengaruh terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior 3. Hubungan Komitmen Organisasi dengan Penerimaan Perilaku Dysfunctional Audit Behavior Komitmen organisasi didefinisikan sebagai kekuatan individu dan keterlibatannya dalam organisasi tertentu (Porter et al., 1974 dalam Agustini, 2005:11). Porter et al. (1974) menyimpulkan bahwa komitmen
38
dikarakteristikkan oleh : (1) kepercayaan dan penerimaan akan tujuan dan nilai-nilai organisasi, (2) kemauan untuk mengusahakan usaha individu kearah pencapaian tujuan, (3) keinginan yang kuat untuk mempertahankan anggota organisasi. Choo (1986) mencatat bahwa komitmen individu tergambar pada kerja yang gigih (persistence) walaupun dibawah kondisi yang penuh stress. Hasil penelitian menyebutkan bahwa individu yang mempunyai komitmen organisasional akan bekerja lebih baik daripada yang tidak berkomitmen. Penemuan ini akan cenderung mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap perilaku RAQ daripada auditor dengan komitmen organisasional yang tinggi. Hasil temuan Malone dan Robert (1996) dalam Agustini, 2005:12) menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap RAQ behavior. Komitmen organisasional adalah hasil kerja yang penting pada tingkat individu yang dihubungkan dengan hasil kerja yang lain seperti absensi pegawai, turnover, usaha kerja dan kinerja (Randall, 1990; Mathieu dan Zajac, 1990 dalam Agustini, 2005:12). Mowday et al. (1982) dalam Agustini, 2005:13) berpendapat bahwa pemahaman atas proses yang dihubungkan dengan komitmen organisasional mempunyai implikasi pada individu dan organisasi. Dari sudut pandang individu komitmen seseorang terhadap organisasi membuat seseorang lebih dapat memilih dalam penerimaan reward ekstrinsik seperti bonus dan award dan juga reward intrinsik seperti kepuasan kerja dan hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja. Dari perspektif organisasi komitmen pegawai akan
39
mengurangi keterlambatan, tingkat ketidakhadiran, dan turnover yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Allen dan Mayer (1991) dalam Husna (2012:14) menyatakan bahwa semua bentuk komitmen adalah tidak sama dan setiap organisasi akan berusaha untuk menjaga komitmen organisasi pegawainya tetap tinggi dengan menyadari sifat bentuk komitmen yang berbeda. Komitmen organisasional dipengaruhi kuat oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Individu yang lebih puas dengan supervisor mereka, dengan penghargaan kinerja yang adil (fairness), dan seseorang yang merasa bahwa organisasi mereka perduli tentang kesejahteraan mereka akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi. Individu yang merasa mempunyai komitmen yang tinggi akan mempunyai tingkat ketidakhadiran (abseinteism) dan turnover yang rendah. Kedua, komitmen yang tinggi, kurangnya kecenderungan bagi mereka untuk aktif mencari posisi lainnya. Komitmen organisasional juga berhubungan (linked) effort dan performance. Pegawai yang mempunyai komitmen yang tinggi pada perusahaan, mereka akan mempunyai usaha yang keras dan akan mempunyai kinerja yang lebih baik (Baron dan Greenberg, 1990). Individu yang mempunyai komitmen organisasional akan bekerja lebih baik untuk organisasi daripada yang tidak berkomitmen (Ferris dan Lacker, 1983; Ferris, 1981) dalam Husna (2012:14). Hal ini cenderung mempunyai memberikan pengaruh yang tinggi terhadap perilaku RAQ (reduced Audit Quality) daripada auditor dengan
40
komitmen organisasional yang tinggi karena auditor akan memenuhi kepentingan organisasi. Hasil temuan Malone dan Robert (1996) dalam Agustini, 2005:14) menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap RAQ behavior. H3 : Komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap dysfunctional audit behavior 4. Hubungan
Turnover
Intention
dengan
Penerimaan
Perilaku
Dysfunctional Audit Behavior Turnover intention didefinisikan sebagai kemauan dengan kesadaran dan pertimbangan untuk meninggalkan organisasi (Tett dan Mayer, 1993). Pada awal pengembangan literatur behavioral intention (Fishbein dan Azjen, 1975) dikembangkan suatu model yang diidentifikasi sebagai prediktor tunggal terbaik dari perilaku individu untuk mengukur niat atau maksud untuk melakukan suatu tindakan. Jelasnya, turnover intentions merupakan elemen kunci dalam model tindakan turnover pegawai dan behavioral intention merupakan prediktor terbaik untuk turnover (Abrams, Ando dan Hinkle, 1998; Lee dan Mowday, 1987; Michael dan Spector, 1982) dalam (Husna:14). Jadi turnover intention merupakan precursor terbaik untuk turnover. Turnover intention dipengaruhi oleh adanya konflik pada organisasi atau profesi. Pengujian mengenai turnover intentions ini mendapatkan perhatian penting ketika penelitian-penelitian sebelumnya menyarankan bahwa
41
variabel turnover intentions merupakan prediktor signifikan atas turnover aktual (Hom, Katerberg dan Hulin, 1979 dalam Agustini, 2005:15). Turnover intention juga dipengaruhi oleh skill dan ability, dimana kurangnya kemampuan seseorang (auditor) bisa mengurangi keinginannya untuk
meninggalkan
organisasi.
Job
satisfaction
telah
ditemukan
mempunyai hubungan terbaik dengan turnover intention. Pegawai dengan job satisfaction yang rendah akan cenderung keluar dari pekerjaan mereka dibandingkan dengan pegawai yang mempunyai job satisfaction yang tinggi Dunham, (1984) dalam Husna (2012:14). Hubungan antara turnover intentions, komitmen dan satisfaction telah dilaporkan dalam beberapa studi tambahan (Bluedorn, 1982; Hollenbeck dan Williams, 1986; Tett dan Mayer, 1993).Malone dan Roberts (1996) dalam Donnelly et al. (2003:91) menyatakan bahwa auditor yang memiliki keinginan berpindah kerja lebih mungkin terlibat dalam perilaku disfungsional karena adanya penurunan rasa takut dari kondisi yang mungkin terjadi bila perilaku tersebut terdeteksi. Jadi, auditor yang memiliki keinginan berpindah kerja lebih tinggi, diduga akan lebih menerima perilaku disfungsional. Hipotesis yang dapat dikembangkan dari hal tersebut adalah H4 : Turnover intentions memiliki pengaruh terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior
42
C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
43
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul
(Tahun)
Penelitian
Metodologi Penelitian
No.
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1.
Intan Pujaningrum dan Arifin Sabeni (2012)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERIMAAN AUDITOR ATAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)
Variabel Locus Of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention, Dysfunctional Audit Behavior
Obyek penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan
Locus of control, kinerja dan turnover intention berpengaruh secara signifikan terhadap dysfunctional audit behavior, sedangkan komitmen organisasi tidak mempunyai dampak yang signifikan untuk menerima dysfunctional audit behavior.
2
Husna Lina Febrina (2012)
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta)
Variabel Locus Of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention, Dysfunctional Audit Behavior
Obyek penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan
Locus of control berpengaruh positif terhadap dysfunctional audit behavior, Organizational commitment tidak berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior, Performance tidak berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior, dan Turnover intention tidak berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior.
Bersambung ke halaman berikutnya 44
Tabel 2.1. (Lanjutan) 3
Dwi Harini (2010) ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR
Variabel Locus Of Control, Kinerja, Turnover Intention, Dysfunctional Audit Behavior .
Variabel Komitmen Organisasi, Obyek penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan
4
Agus Wahyudin, dkk (2011)
Variabel locus of control, turnover intention, kinerja, dysfunctional audit behavior
Variabel Komitmen Organisasi, Obyek penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan
ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAHPENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR
Locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja, kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap turnover intention, locus of control tidak berpengaruh terhadap turnover intention, kinerja dan locus of control berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior, dan turnover intention tidak berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior. Hasil dari penelitian ini adalah locus of control berpengaruh secara bermakna pada kinerja auditor, turnover intention, sangat berpengaruh pada dysfunctional audit behavior. Sebaliknya, locus of control dan turnover intention tidak berpengaruh pada dysfunctional audit behavior.
Bersambung ke halaman berikutnya
45
Tabel 2.1. (Lanjutan) 5
Agusta Eka Baskara (2010)
PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Studi Empiris Pada
Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)
Variabel Locus Of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention, Dysfunctional Audit Behavior.
Obyek penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan
Locus of control, komitmen organisasi, kinerja, turnover intention secara langsung dan tidak langsung berpengaruh secara signifikan terhadap dysfunctional audit behavior
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
46
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Hamid (2010:15) mendefinisikan kerangka pemikiran sebagai berikut: “Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dariserangkaian masalah yang ditetapkan”.
Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini: Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Adanya Ketidakpercayaan Publik Terhadap Auditor Eksternal dan Adanya Tuntutan Terhadap Auditor Dalam Menjaga Sikap Profesionalisme
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Dalam Audit
Basis Teori : Teori – Teori Auditing
Bersambung pada halaman selanjutnya
47
Variabel Independen
Variabel Dependen
Locus of Control (X1)
Kinerja (X2) Dysfunctional Audit Behavior (Y)
Komitmen Organisasi (X3) Turnover Intention (X4)
Metode Analisis: Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Implikasi
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh diantara beberapa variabel. Tujuan dari penelitian ini untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh dari persepsi mengenai locus of control eksternal (X1), kinerja (X2), komitmen organisasi (X3), dan turnover intention (X4) sebagai variabel independen terhadap dysfunctional audit behavior (Y) sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada pekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penyebaran serta pengambilan kuesioner dilakukan mulai dari tanggal 15 Juli 2013 hingga 21 Agustus 2013.
B.
Metode Pengambilan Sampel Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena penelitian tidak mungkin dilakukan terhadap seluruh anggota populasi. Populasi dalam penelitian ini dibatasi hanya pada Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling). Menurut Hamid (2010:17) judgement sampling atau purposive sampling merupakan pengumpulan data atas dasar strategi
49
kecakapan atau pertimbangan pribadi. Sekaran (2006:137) menyatakan judgement sampling melibatkan pemilihan subjek yang berada di tempat yang paling menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang diperlukan. Kriteria daripada sampel yang diambil diantaranya adalah : Ini berarti penentuan sampel tidak acak, tetapi menunjuk pada KAP tertentu yang diperkirakan dapat memberikan informasi terkait penelitian ini. 1. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta Selatan dan terdaftar di IAPI tahun 2012. 2. Auditor yang bekerja di KAP wilayah Jakarta Selatan, yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. 3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
50
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, dimana peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer) dengan melakukan penyebaran kuesioner. Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden. D. Metode Analisis Data Pengolahan data penelitian ini menggunakan software SPSS versi 20. Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap pengujian. Pengujian yang pertama adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dengan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata dan standar deviasi, juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, pendidikan, umur, posisi dan lama bekerja (Ghozali, 2009:19).
51
Pengujian yang kedua adalah pengujian instrumen penelitian. Pengujian instrumen penelitian terdiri atas dua jenis pengujian. Berikut dua jenis pengujian tersebut. 1. Uji Validitas Cooper dan Schindler (2006, dalam Zulganef 2008: 110) mendefinisikan validitas sebagai sejauh mana suatu pengukuran (uji) variable benar-benar mengukur variabel yang ingin diukur. Pengujian validitas dalam penelitian eksperimental berbeda dengan pengukuran validitas dalam pengujian validitas dalam penelitian survei. Dalam pengujian validitas pada penelitian survei, terdapat tiga macam uji validitas, yaitu : a. Validitas isi Validitas isi adalah validitas yang digunakan untuk menguji apakah suatu pengukuran melibatkan item-item yang mewakili konsep yang diukur (Zulganef 2008: 111). Validitas isi ini umumnya diuji oleh sejumlah pakar. Validitas ini juga dianggap sebagai uji validitas yang paling umum dan minimum. b. Validitas Kriteria Validitas kriteria adalah validitas untuk menguji pengukuran yang mampu membedakan individu berdasarkan suatu kriteria tertentu yang kriteria tersebut diperkirakan dapat memprediksi responden (Zulganef 2008: 112). Dalam pengujian validitas kriteria, terdapat dua macam cara pengujian, yaitu concurrent validity dan predictive validity.
52
1) Validitas Konkuren (concurrent validity) Validitas konkuren dihasilkan jika skala membedakan individu yang diketahui berbeda (Sekaran 2006: 44). 2) Validitas Prediktif (predictive validity) Validitas prediktif menunjukan kemampuan instrument pengukuran untuk membedakan orang dengan referensi pada suatu criteria masa depan (Sekaran 2006: 44). Contoh dari validitas prediktif ini adalah tes bakat yang dilakukan saat rekrutmen karyawan. Tes tersebut bertujuan untuk membedakan individu berdasarkan kinerja mereka dimasa yang akan datang. c. Validitas Konsep Validitas konsep adalah pengukuran yang digunakan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran sesuai (fits) dengan teori yang digunakan dalam penelitian (Zulganef 2008: 113). Hal tersebut dapat diketahui melalui validitas konvergen dan validitas diskriminan. Pengujian validitas konsep ini dilakukan menggunakan metode Korelasi Pearson dan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Pengujian ini dilakukan terhadap masing-masing variabel secara terpisah (Sekaran, 2006:44). Keterangan: Sig. < 0,05
Butir kuesioner valid (sig)
Sig. ≥ 0,05
Butir kuesioner tidak valid (tidak sig)
53
2. Uji Reliabilitas Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006:45). Dengan kata lain, keandalan menunjukkan konsistensi dan stabilitas instrumen dalam melakukan pengukuran terhadap konsep. Dalam menguji keandalan suatu instrumen, terdapat 4 metode yang biasa digunakan. Keempat metode tersebut adalah : a. Keandalan Tes Ulang (Test-Retest reliability) Koefisien keandalan diperoleh dari pengulangan pengukuran yang dilakukan terhadap responden yang sama namun pada waktu, situasi, maupun kondisi yang berbeda. Dalam melakukan metode tes ulang ini, selang waktu pengukuran tidak boleh terlalu dekat dan juga tidak boleh terlalu jauh. Hal ini disebabkan karena diduga responden masih mampu mengingat jawabannya ataupun telah mengalami perubahan pengetahuan serta sikap yang mampu mempengaruhi jawabannya. Dalam metode tes ulang ini, semakin besar koefisien kesamaannya, maka semakin baik keandalannya. b. Keandalan bentuk parallel (parallel-form reliability) Keandalan ini diukur dengan membuat dua perangkat alat ukur yang berbeda untuk mengukur konsep yang sama. Artinya, butir pada kuesioner yang diukur sama, tetapi menggunakan susunan kata yang berbeda (Sekaran, 2006;
54
Zulganef, 2008). Jika kedua alat ukur memiliki korelasi yang tinggi, maka butir tersebut dinyatakan reliable. c. Keandalan konsistensi butir (inter-item consistency reliability) Keandalan konsistensi butir mengukur konsistensi jawaban responden dalam merespon semua butir pengukuran (Zulganef 2008: 115). Pengukuran ini adalah yang paling mudah untuk dilakukan terutama pada waktu yang terbatas. Konsistensi butir umumnya diukur melalui koefisien alpha cronbach. d. Teknik Belah Dua (split-half reliability coefficient) Keandalan belah dua mencerminkan korelasi antara dua bagian instrumen. Keandalan belah dua bisa lebih tinggi daripada alpha cronbach hanya dalam keadaan dimana terdapat lebih dari satu dimensi respons mendasar yang diungkap oleh pengukuran dan jika beberapa kondisi lainnya terpenuhi (Sekaran, 2006: 46). Dengan kata lain, metode ini digunakan jika terdapat banyak butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan untuk mengukur aspek yang sama. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode konsistensi antar butir (inter-item consistency). Pada metode ini, indikator keandalan yang digunakan adalah koefisien alpha cronbach. Nilai koefisien α Cronbach yang diharapkan adalah > 0,6. Dengan nilai tersebut, maka sebuah dimensi dinyatakan reliable. Pengukurannya dilakukan sekali saja (one shot) dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban responden (Ghozali, 2009: 48).
55
Tahap selanjutnya adalah pengujian asumsi klasik. Ghozali (2012) menyebutkan terdapat 4 asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi. Asumsi – asumsi tersebut adalah : 1. Asumsi Multikolinearitas Dalam analisis regresi majemuk atau berganda, antar variabel independen tidak boleh terdapat multikolinearitas. Multikolonieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,95), maka hal tersebut merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Selain itu, dapat juga dilihat melalui nilai statistik toleransi dan VIF. Jika nilai statistik toleransi sebuah model regresi < 0,1 dan VIF > 10, maka artinya terdapat multikolinearitas. Sehingga, untuk memenuhi asumsi ini, nilai statistik toleransi yang diharapkan adalah > 0,1 dan nilai statistik VIF yang diharapkan adalah < 10. 2. Asumsi Autokorelasi Asumsi ini harus dipenuhi untuk memastikan bahwa nilai variabel dependen yang diprediksi harus independen satu sama lain. Secara statistik, asumsi ini dapat diuji menggunakan statistik Durbin-Watson (d). Nilai d hitung akan dibandingkan dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson. Berikut adalah keterangan untuk interpretasi statistik Durbin-Watson : a. Terdapat autokorelasi
: d < DwI atau d > 4 - DwI
b. Tidak dapat disimpulkan
: 4-Dwu
c. Tidak terdapat autokorelasi
: Dwu < d < 4 - Dwu
56
3. Asumsi Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadi atau tidaknya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Asumsi ini berkaitan dengan nilai residual antar variabel independen. Asumsi ini terpenuhi bila grafik plot dari residu tidak menunjukkan adanya pola tertentu yang terbentuk atau dapat dikatakan acak. (Ghozali, 2009:139) 4. Asumsi Normalitas Pada analisis regresi majemuk, harus dipastikan bahwa variabel dependen dan independen memiliki sifat kenormalan. Pemenuhan asumsi ini dilihat dari visualisasi histogram residu, atau melalui normal probability plot yang diperoleh dari hasil pengolahan data. Jika histogram menunjukkan grafik distribusi normal atau plot menunjukkan hubungan yang linear, maka asumsi ini dapat terpenuhi. Tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data ini dilakukan dengan mengolah data menggunakan metode Analisis Regresi Majemuk (Multiple Regression Analysis). Multiple Regression Analysis (Analysis Regresi Majemuk) diperkenalkan oleh Pearson pada tahun 1908. Multiple Regression Analysis (Analysis Regresi Majemuk) digunakan untuk penelitian premature sign off audit procedures karena metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya proporsi dari suatu variabel yang kontinu yang berhubungan atau
57
dijelaskan oleh lebih dari satu variabel. Metode pengolahan data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis apakah faktor – faktor tersebut mempengaruhi premature sign off audit procedures atau tidak. (Ghozali, 2009: 160) Analisis regresi majemuk atau berganda adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen (Hair 2003:176). Tujuan dari analisis regresi majemuk ini adalah untuk menggunakan variabel independen yang nilainya sudah diketahui untuk memprediksi sebuah variabel dependen yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam melakukan analisis regresi majemuk atau berganda ini, jenis data yang digunakan haruslah metrik. Sehingga, jenis data non-metrik harus ditransformasi kedalam data jenis metrik agar dapat diolah menggunakan metode ini. Selain itu, metode ini juga mengkondisikan bahwa variabel independen dan variabel dependen telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Hair (2003:176) menyebutkan terdapat 2 macam masalah yang dapat diselesaikan dengan analisis regresi majemuk, yaitu: 1. Prediksi menggunakan regresi majemuk Salah satu fungsi utama dari regresi majemuk adalah untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan beberapa variabel independen. Dengan demikian, regresi majemuk dapat memenuhi salah satu dari tujuannya yaitu memaksimalisasi kekuatan prediksi dari variabel independen (prediktif) atau membandingkan dua atau lebih model untuk mengetahui mana model yang lebih baik (konfirmatori).
58
2. Penjelasan menggunakan regresi majemuk Regresi majemuk juga dapat digunakan untuk mempelajari derajat dan karakteristik dari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dari hal ini dapat dilihat seberapa penting variabel independen dalam memprediksi nilai dari variabel dependen. Adapun rumus regresi majemuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana: Y
= Dysfunctional Audit Behavior
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
X1
= Locus Of Control
X2
= Kinerja
X3
= Komitmen Organisasi
X4
= Turnover Intention
e
= Error
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel eksogen (independen) berupa dysfunctional audit behavior, dan beberapa variabel endogen (dependen) yaitu locus of control, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention. Definisi operasional setiap variabel tersebut adalah sebagai berikut. 59
1) Dysfunctional Audit Behavior Variabel dysfunctional audit behavior dalam kuesioner terdiri dari tiga tipe perilaku, yaitu premature sign off, altering or replacing audit procedure, dan underreporting of time. Variabel ini diukur dengan menggunakan 12 indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Husna et al. (2012). Setiap tipe perilaku diproksikan dengan 5 skala Likert
yang menyatakan
tingkat
penerimaan responden terhadap perilaku audit disfungsional. Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin penerimaan
auditor
terhadap
mengetahui
tingkat
perilaku audit disfungsional, bukan
pelaksanaannya secara aktual karena sikap auditor dalam menerima
suatu
perilaku cenderung akan mempengaruhi perilakunya. Berdasarkan penelitian sebelumnya (Donelly et al., 2003; Maryanti, 2005; Harini et al., 2010), peneliti berasumsi bahwa auditor yang menerima perilaku audit disfungsional akan berpotensi tinggi untuk melakukan perilaku ini. Selain itu, para responden cenderung ragu-ragu untuk mengakui karena takut orang lain mengetahui bahwa
mereka
sehingga
telah melakukan
dysfunctional
audit
behavior
dapat menyebabkan tidak adanya respon atau respon menjadi tidak
valid. 2) Locus of Control Variabel ini dinilai dengan menggunakan 13 pertanyaan Spector (1988) dalam Maryanti (2005) yang telah di kembangkan oleh Husna et al. (2012). Tiap responden diminta untuk mengidentifikasi pendapatnya tentang indikatorindikator yang mencerminkan locus of control internal atau eksternal dengan
60
menggunakan 5 poin skala Likert. Locus of control eksternal ditunjukkan dengan skor yang lebih tinggi. 3) Kinerja Variabel performance diukur dengan menggunakan 7 indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963, 1965) dalam (Zaenal Fanani et al., 2007). Skala 5 (sangat setuju) menunjukkan kontribusi auditor yang besar dalam setiap tahapan audit. 4) Komitmen Organisasi Organizational commitment diukur dengan 9 indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Mowday (1979) dalam Husna et al, (2012). Instrumen ini digunakan dalam penelitian sebelumnya karena reliabilitas dan validitas yang tinggi (Donelly et al., 2003; Maryanti, 2005). Tiap responden diminta untuk memberikan tanggapannya terhadap 9 pertanyaan yang ada dengan memilih salah satu dari 5 skala Likert. Respon dengan skala rendah (nilai 1) menunjukkan tingkat komitmen organisasi yang rendah, yaitu tingkat komitmen auditor terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) tempat mereka bekerja. 5) Turnover Intention Variabel turnover intention diukur dengan 4 indikator pertanyaan, yang dikembangkan oleh (Maslach & Jackson, 1981). Setiap responden diminta untuk menyatakan pendapat mereka mengenai keinginan mereka untuk tetap bertahan atau mempunyai keinginan untuk berpindah dari KAP yang bersangkutan dengan skala 5 poin Likert.
61
Tabel .3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel
Sub-Variabel
Indikator
Locus of Control (Husna et al., 2012)
Pandangan auditor tentang keberhasilan dan keberuntungan
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13
pandangan tentang pekerjaan penyelesaian pekerjaan penyelesaian pekerjaan menyatakan ketidaksetujuan keberuntungan keberuntungan usaha keberuntungan promosi kerja relasi keberuntungan reward keberuntungan
Performance (P) (Zaenal Fanani et al., 2007)
Lingkup kerja auditor di KAP
X14 kuantitas pekerjaan X15 kualitas pekerjaan X16 berpartisipasi dalam usulan konstruktif
Skala Pengukuran Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert
Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert
X17 meningkatkan prosedur audit X18 penilaian kinerja diri sendiri X19 penghargaan dari pihak lain X20 hubungan dengan klien Organizational Commitment (OC) (Husna et al., 2012)
Keterikatan, keterlibatan, dan loyalitas auditor terhadap organisasi
X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29
keterlibatan auditor loyalitas auditor keterlibatan auditor keterikatan auditor loyalitas auditor keterikatan auditor loyalitas auditor loyalitas auditor keterlibatan auditor
Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert
62
Variabel
Sub-Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
Turnover Intention (TI) (Maslach & Jackson, 1981)
Keinginan X30 peluang berpindah auditor untuk X31 keaktifan berpindah tempat X32 keinginan untuk berpindah kerja X33 rencana untuk berpindah
Ordinal Diukur degan 5 skala Likert
Dysfunctional Audit Behavior (DAB) (Husna et al., 2012)
Pandangan auditor tentang perilaku disfungsional audit
Ordinal Diukur dengan 5 skala Likert
X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45
Premature sign off Premature sign off Premature sign off Premature sign off Underreporting of time Underreporting of time Underreporting of time Underreporting of time Altering of audit procedure Altering of audit procedure Altering of audit procedure Altering of audit procedure
63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk mengukur lima variabel pokok, yaitu dysfunctional audit behavior, locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention. Uraian hasil penelitian ini meliputi
gambaran umum responden, statistik deskriptif variabel penelitian, uji kausalitas data, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik atau auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi Partner, Manajer,
Supervisor,
Auditor
Senior
dan Auditor
Junior
yang
melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung, yaitu dengan mendatangi langsung Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang menjadi sampel penelitian ini. Sampel penelitian ini merupakan KAP yang terdaftar di Direktori KAP dan AP 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan
Publik
Indonesia
(IAPI)
yang
tersedia
di
website
http://www.iapi.or.id/iapi/directory.php. Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli 2013 hingga 21 Agustus 2013. 64
Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada 22 Kantor Akuntan Publik (KAP). Tetapi tidak semua KAP tersebut mengembalikan kuesioner yang disebar oleh peneliti. KAP yang bersedia mengembalikan kuesioner yang disebar oleh peneliti sebanyak 17 KAP di wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan KAP yang tidak mengembalikan kuesioner yang disebar oleh peneliti sebanyak 5 KAP yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Hal ini mungkin karena penyebaran kuesioner dilakukan pada waktu yang kurang tepat. Berikut Tabel 4.1. yang mendeskripsikan penyebaran kuesioner di wilayah Jakarta Selatan. Tabel 4.1. Deskripsi Penyebaran Kuesioner di Wilayah Jakarta Selatan No.
Nama KAP
1.
KAP Krisnawan, Busroni, Achsin, & Alamsyah KAP Aidil Yuzar, S.E., Ak, CPA KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang (Pusat) KAP S. Mannan, Ardiansyah & Rekan KAP Darmawan, Hendang & Yogi (Pusat) KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta (Pusat) KAP Drs. Ahmad Adri, MBA KAP Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan (Pusat) KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan KAP Armen, Budiman & Rekan
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
9. 10.
Kuesioner yang Disebar 10
Kuesioner yang Dikembalikan 10
10
0
7
0
5
5
6
6
5
5
5
5
6
6
5
0
5
5
65
No. 11.
Nama KAP
Kuesioner yang Disebar 6
Kuesioner yang Dikembalikan 6
10
10
5
5
5 6
5 6
5 5
5 5
5 5
0 0
6 4
6 4
3
3
129
97
KAP Hertanto, Sidik & Rekan (Pusat) 12. KAP Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan (Cab) 13. KAP Drs. Gatot Permadi Joewono 14. KAP Salaki & Salaki 15. KAP Usman & Rekan (Pusat) 16. KAP Nugroho & Rekan 17. KAP Hasnil, M. Yasin & Rekan (Pusat) 18. KAP Yanuar & Riza 19. KAP Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan (Pusat) 20. KAP Lukman Hadianto 21. KAP Junaedi, Chairul dan Subyakto (Pusat) 22. KAP Drs. Muhamad Zen & Rekan (Pusat) Total Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan data tersebut, kuesioner yang disebar oleh peneliti sebanyak 129 eksemplar yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Namun, tidak semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Dari total 129 eksemplar yang disebar, kuesioner yang dikembalikan sebesar 75.2% atau sebanyak 97 eksemplar, dan kuesioner yang tidak dikembalikan sebesar 24.8% atau sebanyak 32 eksemplar. Kemudian sebelum diolah, kuesioner yang telah kembali harus diperiksa kelengkapannya. Kelengkapan yang dimaksud adalah kuesioner diisi dengan lengkap oleh responden, yaitu auditor yang bekerja di KAP yang menjadi sampel penelitian ini. Setelah kuesioner yang lengkap didapat, peneliti harus memilih kuesioner yang 66
dapat diolah dari kuesioner yang lengkap tersebut. Deskripsi pemilihan sampel penelitian disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2. Deskripsi Pemilihan Sampel Penelitian untuk Wilayah Jakarta Selatan
No.
Nama KAP
1.
KAP Krisnawan, Busroni, Achsin, & Alamsyah KAP S. Mannan, Ardiansyah & Rekan KAP Darmawan, Hendang & Yogi (Pusat) KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta (Pusat) KAP Drs. Ahmad Adri, MBA KAP Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan (Pusat) KAP Armen, Budiman & Rekan KAP Hertanto, Sidik & Rekan (Pusat) KAP Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan (Cab) KAP Drs. Gatot Permadi Joewono KAP Salaki & Salaki KAP Usman & Rekan (Pusat) KAP Nugroho & Rekan KAP Hasnil, M. Yasin & Rekan (Pusat) KAP Lukman Hadianto
2. 3.
4.
5. 6.
7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kuesioner yang Dikembalikan
Kuesioner yang Diisi Lengkap
10
10
Kuesioner yang Dapat Diolah 10
5
5
5
6
6
6
5
5
5
5
5
3
6
6
3
5
5
3
6
6
6
10
10
10
5
5
3
5 6
5 6
5 6
5
5
5
5
5
5
6
6
6 67
No.
Nama KAP
Kuesioner yang Dikembalikan
KAP Junaedi, Chairul 4 dan Subyakto (Pusat) 17. KAP Drs. Muhamad 3 Zen & Rekan (Pusat) Total 97 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
4
Kuesioner yang Dapat Diolah 2
3
3
97
86
Kuesioner yang Diisi Lengkap
16.
Berdasarkan data tersebut, kuesioner yang dikembalikan telah diisi dengan lengkap. Namun, dari total kuesioner yang diisi dengan lengkap ada 11.3% atau sebanyak 11 eksemplar tidak dapat diolah. Kuesioner yang tidak dapat diolah tersebut disisihkan dan responden yang mengisi kuesioner tersebut tidak termasuk dalam sampel penelitian ini. Maka, sampel penelitian ini adalah 86 orang dari wilayah Jakarta Selatan. Uma Sekaran (2009) menyatakan bahwa aturan-aturan dalam penentuan ukuran sampel diantaranya adalah samples size large than 30 and less than 500 are appropriate for research, yang berarti ukuran sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk hampir semua penelitian. Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner disajikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3. Ringkasan Penyebaran dan Pengambilan Kuesioner Kuesioner Kuesioner yang disebar Kuesioner yang dikembalikan* Kuesioner yang diisi lengkap** Kuesioner yang tidak dapat diolah*** Kuesioner yang dapat diolah***
Jumlah 129 97 97 11 86
Persentase 100,0 75,2 100,0 11,3 88,7
*% dihitung dari kuesioner yang disebar **% dihitung dari kuesioner yang dikembalikan ***% dihitung dari kuesioner yang diisi lengkap
68
2. Karakteristik Responden Responden penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang sesuai dengan Direktori KAP dan AP Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2012 yang telah memiliki pengalaman kerja di bidang auditing minimal satu tahun. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Sebelum membahas lebih jauh mengenai hasil penelitian ini, terlebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran umum dari responden yang berisi tentang jenis kelamin, usia, pengalaman kerja, pendidikan terakhir, posisi/jabatan dan keahlian khusus responden. Faktor-faktor demografi tersebut diharapkan tidak menjadi bias bagi hasil penelitian ini sehingga hasil penelitian dapat memberikan generalisasi yang baik. Distribusi hasil penelitian ini disajikan sebagai berikut. Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin JK Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
53
61,6
61,6
61,6
2
33
38,4
38,4
100,0
Total
86
100,0
100,0
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 69
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa auditor berjenis kelamin laki-laki mendominasi proposi sampel auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan, yaitu 61,6% dari total responden atau sebanyak 53 orang. Sedangkan auditor berjenis kelamin perempuan sebesar 38,4% atau sebanyak 33 orang. Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Us Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
66
76,7
76,7
76,7
2
16
18,6
18,6
95,3
3
4
4,7
4,7
100,0
86
100,0
100,0
Valid Total
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.5. menunjukkan deskripsi usia responden. Berdasarkan tabel tersebut, usia auditor yang menjadi sampel penelitian ini bervariasi. Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah responden yang kisaran usianya antara 20 tahun hingga 30 tahun, yaitu sebanyak 76 orang atau sebesar 76.7%. Kemudian diikuti oleh responden dengan kisaran usia antara 31 tahun hingga 40 tahun, yaitu sebanyak 16 orang atau sebesar 18,6% dan responden dengan kisaran usia antara 41 tahun hingga 50 tahun, yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 4,7%.
70
Tabel 4.6. Karakteristik Reponden Berdasarkan Pengalaman Audit (Tahun) PK Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
63
73,3
73,3
73,3
2
9
10,5
10,5
83,7
3
9
10,5
10,5
94,2
4
3
3,5
3,5
97,7
5
2
2,3
2,3
100,0
86
100,0
100,0
Valid
Total
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.6. menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengalaman audit 1 tahun lebih dan kurang dari 2 tahun, yaitu sebesar 73,3% atau sebanyak 63 orang. Kemudian responden memiliki pengalaman audit lebih dari 2 tahun dan kurang dari 3 tahun yang masingmasing sebesar 10,5% dan 10,5% atau sebanyak 9 orang dan 9 orang. Dan sisanya 3 orang diatas 4 tahun atau sebesar 3,5% serta 2 orang diatas 5 tahun atau sebesar 2,3%. Tabel 4.7. Karakteristik Reponden Berdasarkan Jumlah Penugasan JP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
2
63
73,3
73,3
73,3
3
5
5,8
5,8
79,1
4
10
11,6
11,6
90,7
5
8
9,3
9,3
100,0
86
100,0
100,0
Total
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 71
Tabel 4.7. menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki jumlah penugasan 5 – 10 kali atau sebesar 73,3% yaitu sebanyak 63 orang. Kemudian responden memiliki jumlah penugasan 11 – 15 kali dan 16 – 20 kali atau sebesar 5,8% dan 11,6%. Dan 8 orang lainnya memiliki jumlah penugasan diatas 20 kali atau sebesar 9,3%. Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terkahir TP Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
2
81
94,2
94,2
94,2
3
5
5,8
5,8
100,0
86
100,0
100,0
Total
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.8. menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir S1, yaitu sebesar 94,2% atau sebanyak 81 orang. Kemudian diikuti oleh responden yang memiliki pendidikan terakhir S2 yaitu sebesar 5,8% atau sebanyak 5 orang. Tabel 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir JB Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
3
3,5
3,5
3,5
2
2
2,3
2,3
5,8
3
13
15,1
15,1
20,9
4
68
79,1
79,1
100,0
Total
86
100,0
100,0
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 72
Tabel 4.9. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjadi objek penelitian ini memiliki posisi sebagai auditor junior, yaitu sebesar 79,1% atau sebanyak 68 orang. Kemudian reponden yang memiliki posisi sebagai auditor senior dan supervisor sebanyak 13 orang dan 2 orang responden atau sebesar 15,1% dan 2,3%. Sedangkan yang memiliki posisi sebagai manajer sebesar 3,5% atau sebanyak 3 orang. Tabel 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Keahlian Khusus KK Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
84
97,7
97,7
97,7
2
1
1,2
1,2
98,8
3
1
1,2
1,2
100,0
86
100,0
100,0
Valid Total
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.10. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjadi objek penelitian ini tidak memiliki keahlian khusus, yaitu sebesar 97.7% atau sebanyak 84 orang. Sedangkan yang memiliki keahlian khusus sebagai analisis sistem dan konsultan pajak sebesar 1,2% atau masing – masing sebanyak 1 orang.
73
Tabel 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Gelar Profesi Lain SL Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
2
2,3
2,3
2,3
2
84
97,7
97,7
100,0
Total
86
100,0
100,0
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.11. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjadi objek penelitian ini tidak memiliki gelar profesi lain, yaitu sebesar 97,7% atau sebanyak 84 orang. Sedangkan yang memiliki gelar profesi lain sebanyak 2 orang atau sebesar 2,3%
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Hasil uji statistik deskriptif ini merupakan gambaran mengenai jawaban responden dalam penelitian ini. Hasil tersebut digambarkan dengan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Locus of Control Eksternal, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention dan Dysfunctional Audit Behavior diuji dengan uji statistik deskriptif yang
disajikan dalam Tabel 4.12.
74
Tabel 4.12. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
SUMLCI
86
23
30
25,48
1,636
SUMLCE
86
27
35
29,81
2,049
PSUM
86
26
35
29,58
2,166
SUMCO
86
35
45
38,38
2,866
SUMTI
86
14
20
16,53
1,477
SUMDAB
86
46
60
51,05
3,952
Valid N (listwise)
86
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2013 Tabel 4.12. menunjukkan bahwa untuk variabel locus of control Internal (SUMLCI), jawaban minimum responden sebesar 23 dan jawaban maksimum responden sebesar 30 dengan rata-rata total jawaban responden sebesar 25,48 dan standar deviasi sebesar 1,636. Nilai rata-rata sebesar 25,48 menunjukkan bahwa responden rata-rata menjawab setuju setiap pernyataan untuk varibel locus of control yang menggunakan skala Likert 1 – 5, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Variabel locus of control terdiri atas 13 pernyataan. Selain itu, nilai minimum sebesar 23 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan setuju. Kemudian nilai maksimum sebesar 30 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan sangat setuju dan nilai standar deviasi sebesar 1,636 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban antara netral, setuju dan sangat setuju untuk setiap pernyataan dan tidak menyebar diluar kisaran tersebut. Sedangkan untuk variabel locus of control Eksternal (SUMLCE), jawaban minimum responden sebesar 27 dan jawaban 75
maksimum responden sebesar 35 dengan rata-rata total jawaban responden sebesar 29,81 dan standar deviasi sebesar 2,049. Nilai rata-rata sebesar 29,81 menunjukkan bahwa responden rata-rata menjawab setuju setiap pernyataan untuk varibel locus of control yang menggunakan skala Likert 1 – 5. Maka, jawaban responden dapat dikatakan sesuai dengan ekpektasi peneliti. Sedangkan untuk variabel kinerja (SUMP), jawaban responden terhadap 7 pernyataan yang digunakan cenderung berkisar antara sangat tidak setuju, setuju dan netral. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang memiliki nilai minimum sebesar 26, maksimum sebesar 35, rata-rata sebesar 29,58 dan standar deviasi sebesar 2,166. Nilai ratarata sebesar 29,58 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 26 juga menunjukkan responden memberikan jawaban untuk 7 pernyataan yang digunakan untuk variabel kinerja pada pilihan netral dan tidak setuju. Sedangkan nilai maksimum sebesar 35 menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab sangat tidak setuju, serta nilai standar deviasi juga menunjukkan hal yang sama mengenai kisaran jawaban responden yang tidak menyebar diluar kisaran tersebut. Maka, dapat dikatakan bahwa jawaban responden sesuai dengan ekpektasi peneliti dalam penelitian ini. Kemudian untuk variabel komitmen organisasi (SUMCO), jawaban responden memiliki nilai minimum sebesar 35, maksimum sebesar 45, 76
rata-rata sebesar 38,38 dan standar deviasi sebesar 2,866. Nilai rata-rata sebesar 38,38 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban untuk 9 pernyataan yang digunakan untuk variabel sikap akuntan publik pada pilihan tidak setuju dan sangat setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 35 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan tidak setuju, serta nilai maksimum sebesar 45 menunjukkan bahwa responden cenderung memberikan jawaban sangat tidak setuju, serta nilai standar deviasi sebesar 2,866 menunjukkan bahwa jawaban responden tidak tersebar diluar pilihan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju dan netral. Dengan demikian, jawaban responden untuk variabel yang menggunakan skala Likert 1 – 5 ini dapat dikatakan telah memenuhi ekpektasi peneliti. Selanjutnya, untuk variabel turnover intention (SUMTI), jawaban responden memiliki nilai minimum sebesar 14, maksimum sebesar 20, rata-rata sebesar 16,53 dan standar deviasi sebesar 1,477. Nilai rata-rata sebesar 16,53 menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban terhadap 4 pernyataan yang digunakan untuk variabel risiko kesalahan pada pilihan setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 14 menunjukkan responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan setuju dan nilai maksimum sebesar 20 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan sangat setuju. Selanjutnya, nilai ratarata sebesar 16,53 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban tidak diluar pilihan netral, setuju dan sangat setuju. Berdasarkan hasil 77
tersebut, dapat dikatakan bahwa jawaban responden memenuhi ekpektasi peneliti. Kemudian untuk variabel dysfunctional audit behavior (SUMDAB), responden memberikan jawaban 12 pernyataan yang menggunakan skala Likert 1 – 5 berkisar antara netral, setuju dan sangat setuju. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang memiliki nilai minimum sebesar 46, maksimum sebesar 60, rata-rata sebesar 51,05 dan standar deviasi sebesar 3,952. Nilai rata-rata sebesar 51,05 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban rata-rata pada pilihan setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 46 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan setuju, serta nilai maksimum sebesar 60 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan sangat setuju. Selanjutnya, nilai standar deviasi sebesar 3,952 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada kisaran pilihan netral, setuju dan sangat setuju, serta tidak diluar kisaran tersebut. Maka, dapat dikatakan bahwa jawaban reponden sesuai dengan ekspektasi peneliti. Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas, dapat terlihat bahwa semua elemen yang digunakan untuk semua variabel penelitian dalam penelitian ini yang dinyatakan dalam kuesioner dapat mewakili setiap variabel penelitian yang diuji dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai jawaban responden yang diolah dengan menggunakan SPSS 20. SPSS 20 tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Berdasarkan hasil uji 78
tersebut, responden memberikan jawaban terhadap setiap penyataan untuk setiap variabel dalam penelitian ini sesuai dengan ekspektasi peneliti. 2. Hasil Uji Kualitas Data a.
Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Ghozali (2009) menyatakan bahwa suatu kuesioner valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk atau variabel. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation.
Suatu
kuesioner
dikatakan
valid
jika
tingkat
signifikansinya dibawah 0,05. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate masing-masing skor setiap pernyataan untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini terhadap total skor variabel tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Locus Of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention dan Dysfuntional Audit Behavior. Berikut hasil uji
validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yang disajikan dalam tabel.
79
Tabel 4.13. Hasil Uji Validitas Locus of Control No. Butir Pearson Sig. Kode Keterangan Pernyataan Correlation (2-tailed 1 LCI1 0,483** 0,000 Valid 2 LCI2 0,390** 0,000 Valid 3 LCI3 0,414** 0,000 Valid 4 LCE1 0,552** 0,000 Valid 5 LCE2 0,564** 0,000 Valid 6 LCE3 0,623** 0,000 Valid 7 LCI4 0,648** 0,000 Valid 8 LCE4 0,617** 0,000 Valid 9 LCI5 0,654** 0,000 Valid 10 LCE5 0,682** 0,000 Valid 11 LCE6 0,548** 0,000 Valid 12 LCI6 0,741** 0,000 Valid 13 LCE7 0,584** 0,000 Valid Berdasarkan output SPSS 20 yang disajikan dalam tabel di atas, korelasi antara masing-masing indikator pernyataan (LCI1 sampai LCE7) terhadap total skor konstruk untuk variabel locus of control menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 0,000.
Hasil tersebut
dikatakan signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Maka,
dapat
disimpulkan
bahwa
masing-masing
pernyataan yang digunakan untuk variabel locus of control valid. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini mampu untuk mengungkapkan variabel locus of control. Sehingga pernyataan tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
80
Tabel 4.14. Hasil Uji Validitas Kinerja No. Butir Pearson Sig. Kode Pernyataan Correlation (2-tailed 14 P1 0,603** 0,000 15 P2 0,635** 0,000 16 P3 0,749** 0,000 17 P4 0,708** 0,000 18 P5 0,692** 0,000 19 P6 0,626** 0,000 20 P7 0,565** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.14. menyajikan data mengenai korelasi antara masingmasing pernyataan (P1 sampai P7) terhadap total konstruk (SUMP) untuk variabel kinerja menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 0,000. Hasil tersebut dikatakan signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa masing-masing pernyataan untuk variabel kinerja valid. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini mampu mengungkapkan variabel kinerja dan layak digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.15. Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi No. Butir Pernyataan 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kode CO1 CO2 CO3 CO4 CO5 CO6 CO7 CO8 CO9
Pearson Correlation 0,646** 0,667** 0,659** 0,704** 0,760** 0,411** 0,736** 0,554** 0,584**
Sig. (2-tailed 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 81
Hasil
uji
validitas
yang
disajikan
dalam
Tabel
4.15.
menunjukkan hasil yang signifikan untuk korelasi antara masingmasing indikator pernyataan (CO1 sampai CO9) terhadap total konstruk (SUMCO) untuk variabel komitmen organisasi, yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai probabilitas masing-masing pernyataan tersebut adalah 0,000. Maka, dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pernyataan tersebut adalah valid. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini mampu mengungkapkan variabel komitmen organisasi layak digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.16. Hasil Uji Validitas Turnover Intention No. Butir Pearson Sig. Kode Pernyataan Correlation (2-tailed 30 TI1 0,780** 0,000 31 TI2 0,781** 0,000 32 TI3 0,788** 0,000 33 TI4 0,768** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.16. menyajikan korelasi antara masing-masing indikator pernyataan (TI1 sampai TI4) terhadap total konstruk (SUMTI) untuk variabel turnover intention yang menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 0,000. Hasil dikatakan signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa masing-masing
indikator pernyataan tersebut valid.
Hal
ini
menunjukkan bahwa masing-masing indikator pernyataan yang 82
digunakan dalam kuesioner penelitian ini mampu mengungkapkan variabel turnover intention sehingga layak digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.17. Hasil Uji Validitas Dysfunctional Audit Behavior No. Butir Pearson Sig. Kode Keterangan Pernyataan Correlation (2-tailed 34 DAB1 0,711** 0,000 Valid 35 DAB2 0,794** 0,000 Valid 36 DAB3 0,751** 0,000 Valid 37 DAB4 0,577** 0,000 Valid 38 DAB5 0,777** 0,000 Valid 39 DAB6 0,730** 0,000 Valid 40 DAB7 0,811** 0,000 Valid 41 DAB8 0,771** 0,000 Valid 42 DAB9 0,599** 0,000 Valid 43 DAB10 0,353** 0,001 Valid 44 DAB11 0,665** 0,000 Valid 45 DAB12 0,675** 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Hasil uji validitas variabel dysfunctional audit behavior yang disajikan dalam Tabel 4.17. menunjukkan hasil yang signifikan untuk korelasi antara masing-masing indikator pernyataan (DAB1 sampai DAB12) terhadap total konstruk (SUMDAB). Nilai signifikansi semua indikator pernyataan untuk variabel dysfunctional audit behavior lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,000 dan 0,001. Maka, dapat dikatakan bahwa indikator pernyataan yang digunakan untuk variabel dysfunctional audit behavior dalam penelitian ini valid. Dengan kata lain,
pernyataan
tersebut
mampu
mengungkapkan
variabel
dysfunctional audit behavior sehingga layak digunakan dalam penelitian ini. 83
Berdasarkan hasil uji validitas di atas, setiap pernyataan yang digunakan untuk lima variabel dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 0,000 dan 0,001. Hasil tesebut dikatakan signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka, setiap indikator pernyatan tersebut dapat dikatakan valid. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Locus of Control Eksternal, Kinerja, Komitmen Organisasi, Turnover Intention dan Dysfunctional Audit Behavior. Sehingga kuesioner tersebut layak
digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliabel atau handal. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap setiap pernyataan yang digunakan untuk mengukur setiap variabel dalam penelitian ini konsisten atau stabil. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode konsistensi antar butir (inter-item consistency) yang pengukurannya dilakukan sekali saja (one shot). Salah satu software yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan adalah SPSS 20. SPSS 20 mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika 84
memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60. Tabel 4.18. menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk lima variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.18. Hasil Uji Reliabilitas No . 1.
Variabel
Kode
Locus of Control LCI Internal 2. Locus of Control LCE Eksternal 3. Kinerja P 4. Komitmen Organisasi CO 5. Turnover Intention TI 6. Dysfunctional Audit DAB Behavior Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Cronbach’s Keterangan Alpha 0,556 Reliabel 0.698
Reliabel
0,769 0,813 0,782 0,894
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.18. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel locus of control eksternal (LCE) sebesar 0,698. Ghozali (2009) menyatakan bahwa sebuah konstruk atau variabel dikatakan reliabel memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel locus of control eksternal di atas 0,60. Variabel locus of control eksternal dalam penelitian ini menggunakan 7 pernyataan yang mewakilinya dalam kuesioner. Hasil uji setiap pernyataan tersebut menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60. Hasil uji reliabilitas tersebut dilampirkan dalam Lampiran 5. Maka, dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan untuk variabel locus of control eksternal dalam penelitian ini reliabel.
85
Selanjutnya nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel kinerja (P) dan komitmen organisasi (CO) masing-masing sebesar 0,769 dan 0,813. Nilai Cronbach’a Alpha dua variabel tersebut di atas 0,60. Kedua variabel tersebut masing-masing menggunakan 7 pertanyaan dan 9 pertanyaan untuk mewakilinya. Setiap pernyataan untuk setiap variabel dari kedua variabel tersebut menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60. Hasil uji reliabilitas tersebut dilampirkan dalam Lampiran 5. Dengan demikian, pernyataan yang digunakan dalam kuesioner untuk variabel kinerja dan komitmen organisasi dapat dikatakan reliabel. Kemudian nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel turnover intention (TI) sebesar 0,782. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60. Variabel risiko kesalahan menggunakan 4 pernyataan untuk mewakilinya dalam kuesioner. Setiap pernyataan tersebut memiliki nilai di atas 0,60. Hasil uji realiabilitas tersebut disajikan dalam Tabel 4.18. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ghozali (2009), maka pernyataan dalam kuesioner untuk variabel turnover intention realiabel. Nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel dysfunctional audit behavior (DAB) sebesar 0,894. Nilai tersebut jauh di atas 0,60. Variabel dysfunctional audit behavior penelitian ini menggunakan 12 pernyataan yang mewakilinya dalam kuesioner. Setiap pernyataan tersebut memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil 86
uji realibilitas tersebut dilampirkan dalam Lampiran 5. Maka, dapat dikatakan bahwa pernyataan dalam kuesioner untuk variabel dependen penelitian ini dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabel di atas, semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60. Setiap pernyataan untuk setiap variabel yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini memiliki nilai di atas 0,60. Tabel 4.19. menunjukkan salah satu hasil uji reliabilitas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel komitmen organisasi. Tabel 4.19. Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi No. Butir Cronbach’s Kode Pertanyaan Alpha 21 CO1 0,791 22 CO2 0,788 23 CO3 0,791 24 CO4 0,783 25 CO5 0,774 26 CO6 0,825 27 CO7 0,778 28 CO8 0,809 29 CO9 0,801 Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini, responden dalam penelitian ini menjawab kuesioner yang disebar oleh peneliti konsisten atau stabil. Maka dapat dikatakan bahwa setiap pernyataan dalam kuesioner yang digunakan untuk mewakili setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. 87
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Locus of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal yang dimaksud adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolonieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umunya di atas 0,95), maka hal tersebut merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Selain itu, uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Berikut hasil uji multikolonieritas yang disajikan dalam Tabel 4.20. dan Tabel 4.21.
88
Tabel 4.20. Hasil Uji Multikolonieritas Coefficient Correlations a
Coefficient Correlations Model
SUMTI SUMTI
SUMCO
SUMLCE
PSUM
1,000
,170
-,140
-,777
SUMCO
,170
1,000
-,759
-,137
SUMLCE
-,140
-,759
1,000
,007
PSUM
-,777
-,137
,007
1,000
SUMTI
,137
,012
-,013
-,073
SUMCO
,012
,034
-,036
-,006
SUMLCE
-,013
-,036
,067
,000
PSUM
-,073
-,006
,000
,064
Correlations
1
Covariances
a. Dependent Variable: SUMDAB
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.20. menyajikan hasil besaran korelasi antar variabel independen menunjukkan bahwa tingkat korelasi antar variabel independen masih dibawah 95%. Tingkat korelasi yang paling besar dalam penelitian ini adalah tingkat korelasi antara variabel kinerja (PSUM) dengan variabel turnover intention (SUMTI), yaitu sebesar – 0,777 atau 77,7%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam regresi model yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, data yang disajikan dalam Tabel 4.21. menunjukkan hasil yang dapat mendukung hasil yang disajikan dalam Tabel 4.20. dan meyakinkan tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.
89
Tabel 4.21. Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Model
Collinearity Statistics Tolerance
SUMLCE 0,395 SUMP 0,369 1 SUMCO 0,402 SUMTI 0,374 Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013
VIF 2,529 2,708 2,486 2,675
Tabel 4.21. menyajikan hasil perhitungan nilai Tolerance untuk variabel locus of control eksternal sebesar 0,395, variabel kinerja sebesar 0,369, variabel komitmen organisasi sebesar 0,402 dan variabel turnover intention sebesar 0,374. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10. Tabel 4.21. juga menyajikan hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk variabel locus of control eksternal sebesar 2,529, variabel kinerja sebesar 2,708, variabel komitmen organisasi sebesar 2,486 dan turnover intention sebesar 2,675. Hal ini menunjukkan bahwa nilai VIF tdak lebih dari 10. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi penelitian ini. b. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model 90
regresi penelitian ini. Jika terjadi korelasi, maka dapat dikatakan ada masalah autokorelasi dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah Uji Durbin-Watson (DW test). Berikut hasil uji autokorelasi yang disajikan dalam Tabel 4.22. Tabel 4.22. Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 2,095 Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.22. menyajikan nilai DW sebesar 2,095. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan nilai signifikansi 5% dengan jumlah sampel 86 (n) dan jumlah variabel independen 4 (k = 4). Berikut tabel Durbin-Watson yang disajikan dalam Tabel 4.23. Tabel 4.23. Tabel Durbin-Watson N
k=4
dL dU 30 1,1426 1,7386 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86 1,5536 1,7478 Sumber: Junaidi, Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%: 2-3
91
Nilai batas atas (dU) untuk sampel 86 (n) dan jumlah variabel independen 4 (k=4) adalah 1,7478. Hal ini menunjukkan bahwa nilai DW 2,095 lebih besar dari batas atas (dU) 1,7478 dan kurang dari 4 – 1,7478 (4 – dU). Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi penelitian ini, sehingga model regresi dalam penelitian ini memnuhi asumsi autokorelasi. c.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadi atau tidaknya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot. Berikut grafik plot yang disajikan dalam Gambar 4.1.
Sumber: Data yang diolah SPSS 20, 2013 Gambar 4.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas 92
Grafik plot tersebut menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar dengan baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi dysfuntional audit behavior berdasarkan masukan variabel independen yang meliputi locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention. d. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal dalam model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan menganalisis grafik histogram dan normal probability plot. Berikut grafik histogram yang disajikan dalam Gambar 4.2. dan normal probability plot yang disajikan dalam Gambar 4.3.
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Grafik Histogram 93
Gambar 4.2. menampilkan grafik histogram yang menunjukkan distribusi normal. Grafik histogram menunjukkan pola distribusi yang tidak menceng (skewness) ke kiri atau ke kanan. Grafik histogram terbentuk dengan merata. Maka, dapat dikatakan bahwa grafik histogram menunjukkan distribusi data observasi mendekati distribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Gambar 4.3. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal Probability Plot Selanjutnya, Gambar 4.3. menampilkan grafik normal plot yang menunjukkan titik-titik yang mewakili data observasi menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal. Maka, dapat dikatakan bahwa data observasi terdistribusi dengan normal. Berdasarkan tampilan grafik histogram dan grafik normal plot, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. 94
4. Hasil Uji Hipotesis a.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi. Tabel 4.24. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary Model
1
R
,649
R Square
a
,421
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
,393
3,080
2,095
a. Predictors: (Constant), SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM b. Dependent Variable: SUMDAB
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tampilan hasil uji koefisien determinasi di atas menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,393. Hal ini berarti 39,3% variabel dysfunctional audit behavior dapat dijelaskan oleh empat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi locus 95
of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 60,7% dijelaskan oleh variabelvariabel atau faktor-faktor lain diluar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau
terikat.
Uji
statistik
F
dilakukan
dengan
membandingkan probabilitas (terlihat pada tabel Anova tertulis Sig.) dengan taraf nyatanya, yaitu 0,05 atau 0,01. Jika probabilitas > 0,05, maka model ditolak dan jika probabilitas < 0,05, maka model diterima. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ho: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior secara bersama-sama. Ha: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover
intention
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
dysfunctional audit behavior secara bersama-sama.
96
Berikut Tabel 4.25. menyajikan hasil uji statistik F. Tabel 4.25. Hasil Uji Statistik F ANOVA Model
Sum of
a
Df
Mean
Squares
1
Regression
559,334
4
139,833
Residual
768,480
81
9,487
1327,814
85
Total
F
Sig.
Square 14,739
b
,000
a. Dependent Variable: SUMDAB b. Predictors: (Constant), SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM
Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Hasil uji statistik F di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 14,739 dengan probabilitas 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05. Maka, Ho ditolak dan Ha diterima. Ha: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior secara bersama-sama. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi dysfunctional audit behavior. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior.
97
c.
Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ho: Masing-masing variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Ha: Masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Uji statistik t dilakukan untuk menginterpretasikan koefisien variabel bebas atau independen. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya. Jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model ditolak dan jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model diterima. Berikut hasil uji statistik t disajikan dalam Tabel 4.26. Tabel 4.26. Hasil Uji Statistik t a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
25,445
6,077
SUMLCE
1,047
,259
PSUM
-,507
SUMCO SUMTI
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
4,187
,000
,543
4,040
,000
,395
2,529
,254
-,278
-1,998
,049
,369
2,708
,208
,184
,151
1,133
,261
,402
2,486
,084
,370
,031
,226
,822
,374
2,675
98
Tabel 4.26. menunjukkan bahwa dua variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi yang meliputi locus of control eksternal dan kinerja yang signifikan. Berikut hasil uji t yang ditunjukkan oleh tabel di atas. 1) Hasil Uji Pengaruh Locus of Control Eksternal Terhadap Dysfunctional Audit Behavior Tabel 4.26. menunjukkan nilai t untuk variabel locus of control eksternal sebesar 4.040 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi variabel locus of control lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel locus of control eksternal mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Ha1: Locus of Control Eksternal mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Intan et al. (2012), Harini et al. (2010), Agusta et al. (2010) dan Husna et al. (2012), menemukan bahwa locus of control mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Locus of control merupakan keadaan dimana pandangan hidup auditor menurut internal dan external LOC sangat berbeda. Pada individu yang mempunyai external locus of 99
control akan memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, demikian juga dalam mencapai tujuan sehingga perilaku individu tidak akan mempunyai peran di dalamnya. Locus of control eksternal diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain, hidup mereka cenderung dikendalikan oleh kekuatan di luar diri mereka sendiri (seperti keberuntungan), serta lebih banyak mencari dan memilih kondisi yang menguntungkan. Berdasarkan penjelasan di atas, auditor dapat melakukan dysfunctional audit behavior ketika
menghadapi ketidak
percayaan pada diri sendiri atau dengan lingkungannya dalam menyelesaikan sebuah tugas audit. Semakin tinggi tingkat locus of control eksternal pada diri auditor, maka semakin tinggi kesempatan auditor melakukan dysfunctional audit behavior. Maka, dapat disimpulkan bahwa locus of control eksternal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. 2) Hasil Uji Pengaruh Kinerja Terhadap Dysfunctional Audit Behavior Tabel 4.26. menunjukkan nilai t untuk variabel kinerja dengan tingkat signifikansi sebesar 0,049. Nilai signifikansi variabel kinerja lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
100
bahwa variabel kinerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Ha2: Kinerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini sama dengan hasil yang ditemukan oleh Intan et al. (2012), Harini et al. (2010), Agusta et al. (2010). Intan et al. (2012) menemukan bahwa kinerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap akuntan publik yang melakukan dysfunctional audit behavior yang dapat menurunkan kualitas audit. Dysfunctional audit behavior tersebut adalah premature sign-off audit procedures. Hasil diatas memberikan bukti empiris bahwa kinerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior. Hasil ini mendukung hasil penelitian Intan et al. (2012). Hasil penelitian ini menjelaskan dan mengindikasikan bahwa auditor yang tingkat kinerjanya berada dibawah harapan supervisor memiliki kemungkinan yang lebih besar terlibat dalam perilaku disfungsional karena menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam organisasi melalui usahanya sendiri. Gable dan Dangello (1994) dalam Donnelly et al. (2003) menyatakan bahwa perilaku disfungsional terjadi pada situasi ketika individu merasa dirinya kurang mampu mencapai hasil yang diharapkan melalui usahanya sendiri. Dalam penelitian yang serupa, Solar dan Bruehl (1971) dalam Donnelly et al. (2003) menyatakan
101
bahwa individu yang tingkat kinerjanya berada dibawah harapan supervisor memiliki kemungkinan yang lebih besar terlibat dalam perilaku disfungsional karena menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam organisasi melalui usahanya sendiri. Jadi, perilaku disfungsional dipandang sebagai hal yang perlu karena tujuan individu maupun organisasi tidak dapat dicapai melalui tingkat kinerja tersebut. Oleh karena itu, auditor yang memiliki persepsi rendah atas kinerjanya
diperkirakan menunjukan penerimaan atas perilaku
disfungsional yang lebih tinggi. Dengan demikian bahwa Kinerja dapat mempengaruhi perilaku auditor dalam lingkungan audit. Jadi,
semakin
rendah
kinerja
dapat
menyebabkan
praktek
dysfunctional audit behavior yang semakin tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. 3) Hasil
Uji
Pengaruh
Komitmen
Organisasi
Terhadap
Dysfunctional Audit Behavior Tabel 4.26. menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,261. Nilai signifikansi variabel sikap akuntan publik lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi
tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
dysfunctional audit behavior. Ha3:
Komitmen
organisasi
tidak
memiliki
pengaruh
signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. 102
Hasil penelitian ini sama dengan hasil yang ditemukan oleh Intan et al. (2012) dan Husna et al (2012) menemukan bahwa komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior yang dapat menurunkan kualitas audit. Dysfunctional audit behavior tersebut adalah premature sign-off audit procedures. Hasil pengujian diatas memberikan bukti empiris bahwa komitmen organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hasil ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi bukan menjadi pertimbangan auditor dalam menerima perilaku disfungsional audit. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa auditor yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi maka auditor tersebut tidak menunjukkan
kecenderungan
untuk
menerima
perilaku
penyimpangan audit sebagaimana yang dihipotesiskan. Dengan demikian teori Mowday et al. (1974) dalam Intan et al. (2012) yang menyatakan bahwa karyawan yang mempunyai komitmen lebih tinggi akan menunjukkan loyalitas yang besar kepada perusahaan dimana mereka bekerja dibanding karyawan yang memiliki komitmen yang lebih rendah, sehingga ada kecenderungan pula bahwa auditor yang memiliki komitmen yang tinggi pada KAP akan menerima saran-saran yang diberikan oleh atasan meskipun atasan dapat mendorong 103
terjadinya perilaku disfungsi audit seperti misalnya premature sign off maupun underreporting time tidak terbukti. Secara teoritis komitmen organisasi terdiri dari 3 bentuk komitmen yaitu komitmen afektif, normative dan kontinyu. Berkaitan dengan perilaku negative fungsi seperti perilaku penerimaan disfungsi audit dalam hal ini nampaknya terdapat kondisi yang tidak searah antar komitmen kontinyu
dan
komitmen afektif dan normative. Dalam komitmen kontinyu terkandung makna bahwa keinginan auditor untuk bekerja di dalam perusahaan audit (KAP) dapat mendorong mereka untuk menerima perilaku disfungsi, namun di sisi lain komitmen afektif yang
merupakan cerminan perasaan dari auditor untuk
menjunjung tinggi nama KAP justru dapat menolak untuk menerima perilaku disfungsi dengan pertimbangan bahwa KAP sebagai organisasi harus profesional. Dengan kata lain komitmen organisasi (afektif) yang tinggi akan menciptakan keinginan untuk meningkatkan kinerja KAP, sedangkan kualitas KAP dapat ditunjukkan dengan pelaksanaan prosedur yang benar yang dilakukan oleh auditornya. Penelitian yang hampir sama mengenai penentu kinerja auditor, Ferris dan Larcker (1983) dalam Donnelly et al. (2003) mengindikasikan bahwa kinerja auditor adalah bagian dari fungsi komitmen organisasional. Dengan demikian pengaruh komitmen 104
organisasional terhadap kinerja dapat menjelaskan perilaku auditor dalam lingkungan audit yang lebih baik. Kondisi tersebut mengarahkan
satu
konklusi
bahwa
pengaruh
komitmen
organisasi yang dimiliki auditor terhadap perilaku disfungsi audit dapat
ditentukan
oleh
beberapa
hal
yang
menunjang
terbentuknya komitmen tersebut seperti : perilaku atasan, budaya dan
iklim
organisasi
KAP
yang
menjunjung
tinggi
profesionalitas atau tidak maupun aspek komitmen organisasi yang dominan dalam diri seseorang antara komitmen afektif, normative atau kontinyu karena ada kemungkinan perbedaan dominansi dari ketiga aspek tersebut dalam diri auditor dapat memberikan efek yang berbeda terhadap perilaku penerimaan disfungsi auditor. Berdasarkan penjelasan di atas, semakin tinggi komitmen organisasi tidak berdampak pada terjadinya praktek dysfunctional audit behavior. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh antara variabel komitmen organisasi dan dysfunctional audit behavior. 4) Hasil Uji Pengaruh Turnover Intention Terhadap Dysfunctional Audit Behavior Tabel 4.26. menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,822. Nilai signifikansi variabel turnover intention lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel turnover 105
intention tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Ha4: Turnover intention mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini sama dengan hasil yang ditemukan oleh Harini et al. (2010), Agus et al. (2011) dan Husna et al. (2012). Husna et al. (2012) menemukan bahwa turnover intention tidak berhubungan dengan penerimaan dysfunctional audit behavior. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam fakta di lapangan, tidak terdapat pengaruh antara auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk berpindah
tempat
kerja
dengan
penerimaan dysfunctional audit behavior. Perbedaan hasil penelitian dengan Agusta et al. (2010) menunjukkan keadaan 2010 yang berbeda jauh dengan saat ini, di mana persaingan kerja sangat tinggi dan jumlah lapangan kerja yang ada hanya dapat meng-cover sebagian job seeker sehingga auditor akan berpikir ulang untuk menerima dysfunctional audit behavior lalu melakukannya. Hal ini karena bila dysfunctional audit behavior diketahui, auditor berpotensi tinggi kehilangan pekerjaan dan pendapatan tetap, padahal auditor belum mendapat pekerjaan baru. Berdasarkan penjelasan di atas, semakin tinggi keinginan untuk berpindah kerja tidak berhubungan dengan terjadinya 106
dysfunctional audit behavior yang semakin tinggi pula. Maka, dapat disimpulkan bahwa turnover intention tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior.
107
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control eksternal,
kinerja,
komitmen
organisasi, dan turnover intention terhadap
dysfunctional audit behavior. Sampel penelitian ini berjumlah 86 responden.
Responden penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan yang terdaftar di Direktori AP & KAP tahun 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Berganda dalam mengalisis data. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Locus of control eksternal mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh tingkat
probabilitas signifikansi sebesar 0,000. 2. Hasil penelitian ini, menunjukkan variabel kinerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hal tersebut bisa dilihat dengan nilai signifikansi variabel kinerja sebesar 0,049
108
3. Komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh tingkat
probabilitas signifikansi sebesar 0,547. 4. Turnover intention tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh tingkat
probabilitas signifikansi sebesar 0,907. 5. Berdasarkan hasil uji F, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi dysfunctional audit behavior. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior, dengan nilai signifikan 0,000.
B. Implikasi Berdasarkan dari kesimpulan di atas, hasil menunjukkan bahwa dari keempat variabel yang diutarakan terhadap penyimpangan perilaku dalam audit hanya dua variabel yang memiliki pengaruh yakni locus of control eksternal dan kinerja. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan langkah-langkah perbaikan terhadap aspek-aspek yang dapat memicu terjadinya praktek dysfunctional audit behavior agar kualitas audit tetap terjaga.
109
Berdasarkan hasil penelitian, KAP seharusnya dapat lebih memperhatikan karakteristik calon pegawai, baik dalam recruitment, training, development, positioning, maupun promosi pegawai, apakah sesuai dengan karakteristik pekerjaan yang ada atau tidak untuk meningkatkan kinerja sehingga dysfunctional audit behavior dapat diantisipasi. Selain itu, tiap auditor wajib memahami dan melaksanakan standar kerja audit yang berlaku, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, standar pelaporan, SPAP, dan standar audit lainnya. Selain itu, Kantor Akuntan Publik juga harus memperhatikan aspek sikap akuntan publik yang meliputi budaya kerja dan kompetensi yang dapat mengindikasikan locus of control. Kantor Akuntan Publik mungkin dapat melakukan perubahan dalam budaya kerja yang telah ditetapkan sehingga dapat membentuk sikap akuntan publik yang baik, misalnya yang awalnya tidak menerapkan prosedur reformance sama sekali dalam budaya kerja Kantor Akuntan Publik, sebaiknya prosedur tersebut diterapkan pada karakteristik penugasan audit tertentu. Selain itu, Kantor Akuntan Publik sebaiknya menyisihkan sejumlah dana dari penghasilannya untuk program pelatihan dan pengembangan auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik tersebut secara berkala, misalnya setiap enam bulan sekali. Program pelatihan dan pengembangan juga dapat membantu auditor dalam pengembangan kompetensi yang dimilikinya
agar
judgement yang dilakukannya tidak keliru termasuk dalam menilai risiko kesalahan dalam setiap penugasan audit. Semakin sering auditor mengikuti 110
program pelatihan dan pengembangan, dapat mendorong semakin meningkatnya
kompetensi
kinerja
yang
dimilikinya.
Peningkatan
kompetensi tersebut dapat mendorong setiap langkah yang dilakukan dalam rangka melaksanakan dan menyelesaikan prosedur audit tepat dan sesuai dengan standar auditing yang berlaku. Peningkatan kompetensi tersebut dapat ditandai dengan semakin matangnya judgement yang dimiliki oleh auditor. Dengan demikian, kualitas audit dapat selalu terjaga. Seiring dengan selalu terjaganya kualitas audit tersebut kepercayaan masyarakat termasuk klien didalamnya terhadap kualitas audit dan terutama profesi akuntan publik dapat dipertahankan. Sedangkan untuk variabel komitmen organisasi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior diduga disebabkan oleh sikap profesionalisme auditor yang tetap terjaga. Walaupun auditor tidak melakukan instruksi yang diberikan oleh pimpinan, auditor akan tetap menjaga profesionalisme. Sehingga auditor tidak akan melakukan penyimpangan audit. Dan untuk variabel turnover intention yang tidak berpengaruh dengan dysfunctional audit behavior, diduga karena auditor tetap akan menjaga profesionalismenya. Sehingga, walaupun auditor memiliki keinginan untuk berpindah kerja dengan alasan untuk mencari tantangan baru,
tidak akan berpengaruh pada sikap penyimpangan yang akan
dilakukan. 111
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2008. “Auditing Pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik”, Jilid satu. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Arens, Alvin A., Randal J. Elder., and Mark S. Beasley. 2010. “Auditing & Assurance Services An integrated Approach”, Thirteenth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Augusta. 2012. “Pengertian Audit”. (Online). Diakses pada tanggal 12 Juni 2013. Tersedia di website: http://infoini.com/2012/pengertian-audit.html. Amilin dan Rosita Dewi. 2008. “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating.” JAAI Volume 12 No.1, Juni 2008: 13 – 24. Bana. 2010. “Atribution Theory (Harold Kelley, 1972-1973”). (Online). Diakses 12 Mei 2013. Tersedia di website: http://msbana.blogspot.com/2010/01/atribution-theory-harold-kelley1972.html. Boynton, William C and Raymond N Johnson. (2006). “Modern auditing assurance service and the integrity of financial reporting”, eight edition, John Wiley & Sons. Inc, America. Cahyasumirat, Gunawan. 2006. “Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Internal Auditor, dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Internal Auditor PT. Bank ABC)”. Tesis Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/15604/1/Gunawan_Cahya_Sumirat.pdf. Diakses tanggal 20 agustus 2013. Donnelly, David P., Jeffrey J. Quirin, and David O’Bryan. 2003. “Attitudes Toward Dysfunctional Audit Behavior: The Effects Of Locus Of Control, Organizational Commitment, and Position.” The Journal of Applied Business Research, Volume 19, Number , page 75 – 108.
112
Eka Baskara, Agusta. Ardiani Ika S. 2010. "Penerimaan Auditor Atas Dysfuntional Audit Behavior (Studi Empiris Pada Kanntor Akuntan Publik di Jawa Tengah)". Universitas Semarang, Jawa Tengah. Fanani Zaenal, 2007. Rheny Afriana Hanif, dan Bambang Subroto. “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor”, The 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok. Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia V.N.P.S., Arywarti Marganingsih, dan Viska Anggrahita. 2010. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Job Satisfaction Auditor dan Hubungannya dengan Performance dan Keinginan Berpindah Kerja Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Ghozali, Imam. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 20”. Edisi VI. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J, Babin, B, Anderson, R, dan Tatham, R. 2006. “Multivariate Data Analysis”, Sixth Edition. Singapore: Prentice Hall. Hamid, Abdul. 2010. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Harini, Dwi., Agus Wahyudin dan Indah Anisykurlillah. 2010. “Analisis penerimaan auditor atas Dysfunctional audit behavior : Sebuah pendekatan karakteristik personal auditor”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2011. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2012. “Direktori KAP & AP 2012”. (Online). Diakses pada tanggal 22 Juni 2013. Tersedia di website: http://www.iapi.or.id/iapi/directory.php. Indarto, Stefani Lily. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Dinamika Sosial Ekonomi, Vol. 7, No. 2, hal. 197-210.
Irawati, Yuke, Thio Anastasia Petronila, dan Mukhlasin. 2005. “Hubungan 113
Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit.” Simposium Nasional Akuntansi VIII. Kelley, T., and L. Margheim. 1990. “The Impact of Time Budget Pressure, Personality, and Leadership Variables on Dysfunctional Auditor Behavior.” Auditing: A Journal of Practice & Theory. 9: 21-42 Lee, SC, 2000, Determinant of behavior, Journal of Applied Psychology: vol. 59 Lina Febrina, Husna. Basuki Hadiprayitno. 2012. "Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan Yogyakarta)". Universitas Diponegoro, Semarang. Maryanti, Puji. 2005. “Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior : Pendekatan Karakteristik Personal Auditor.” Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Malone, C.F, and R.W Robberts. 1996. “Factors Associated With The Incidence of Reduced Audit Quality Behaviors.” Auditing: A Journal of Practice and Theory 15 (2) 49-644 Messier, William F. Jr., Glover Steven M. dan Prawitt D.F. 2006. “Auditing and Assurance Services A Systematic Approach”, Fourth Edition. New York: Penerbit Mc Graw Hill Companies. Mowday.R., L.W. Porter, and R.M. Steers. 1982. Employee – Organizational Linkages. New York, NY: Academics Press Mulyadi dan Puradireja. 1998. “Auditing.” Jakarta: Salemba Empat. Buku 1. Edisi 5. Nor, Mohd Nazli Mohd, Malcolm Smith, and Zubaidah Ismail. 2009. “Auditor s Perception of Time Budget Pressure and Reduced Audit Quality Practices : A Preleminary Study From Malaysian Context.” Journal of Edith Cowan University, Australia. Otley dan Pierce. 1996. “Auditor Time Budget Pressure : Concequences and Antecedents.” Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Volume 9, No. 1.
114
Paino, H., Ismail, Z. dan Smith, G.M. 2011. “Dysfunctional Audit Behaviour: An Exploratory Study in Malaysia”. Asian Review of Accounting, 18(2), 162173. Pujaningrum, Intan., Arifin Sabeni. 2012. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Auditor Atas Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)". Diponegoro Journal Of Accounting, Semarang. Reed, S.A., Kratchman, S.H., Strawser, R.H. 1994. “Job Satisfaction, Organizational Commitment, and Turnover Intentions of United States Accountants : The Impact of Locus of Control and Gender”. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 7, no. 1. pp 31-58. Robbins, S.P. 2008. “Prilaku Organisasi”. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business, Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Buku 2. Edisi 4. Shapeero, Mike, Hian Chye Koh dan Larry N. Killough. 2003. “Underreporting and Premature Sign-Off in Public Accounting”, Managerial Auditing Journal, hal. 478-489. Sitanggang, Abdonius. 2007. Penerimaan Auditor terhadap Perilaku Audit Disfungsional : Suatu Model Penjelasan dengan Menggunakan Karakteristik Personal Auditor. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Solar, D., and D. Bruehl. 1971. “Achiavellianism and Locus of Control: Two Conceptions of Interpersonal Power”. Psychological Reports 29: 1079-1082 Suhayati, Ely. 2012. “The Influence of Audit Fee, Audit Time Budget Pressure and Public Accountant Attitude on The Public Accountant Dysfunctional Behavior and It’s Implication on Audit Quality Survey on “Small” Scale Public Accounting Firm’s in Java”, Third International Conference on Business and Economic Research Proceeding, hal. 954-971. Wahyudi, Imam, Jurica Lucyanda dan Loekman H. Suhud. 2011. “Praktik Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Media Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 2.
115
Wahyudin, Agus. Indah Anisykurlillah, Dwi Harini. 2011. "Analisis Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor". Jurnal Dinamika Akuntansi, Semarang. Wijayanti, Provita. 2007. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah Yang bekerja di BPKP Di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta).” Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Zain, Sumarno dan Ivan Aris Setiawan. 2005. “Studi Terhadap Beberapa Aspek Sikap Auditor di Kantor Akuntan Publik.” Jurnal Maksi, Vol. 5 No. 2, Agustus 2005, hal. 127 – 139.
116
LAMPIRAN
117
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN SKRIPSI
118
119
120
121
LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN DARI KAP
122
123
124
125
LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN
126
KUESIONER
Pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi, dan Turnover Intention Terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
127
Jakarta, Juli 2013 Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Responden Di tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Eko Wahyudi
NIM
: 109082000066
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul ”Pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi dan Turnover Intention Terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh Locus of Control, Kinerja, Komitmen Organisasi dan Turnover Intention Terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit.
1. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. 2. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan ini, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
128
129
Nomor : ………… (diisi oleh peneliti) IDENTITAS RESPONDEN
1.
Nama
:
2.
Jenis Kelamin : [
3.
Usia
(Boleh Tidak Diisi)
] Laki-laki :
[
] Perempuan
[
] 20 – 30
[
] 31 – 40
[
] 51 – 60
[
] over 60
[
] 41 – 50
4.
Lama pengalaman kerja sebagai auditor di KAP : ______ tahun
5.
Jumlah penugasan audit yang pernah ditangani sampai dengan sekarang : _____ penugasan
6.
Tingkat pendidikan formal Anda: [
7.
[
] S1
[
] S2
[
] S3
[
] PPA
Jabatan di KAP bersangkutan : [
8.
] D3
] Manajer [
] Supervisor
[
] Auditor Senior [
] Auditor Junior
Keahlian Khusus yang dimiliki saat ini, disamping Audit : a. Tidak ada b. Analisis sistem c. Konsultan pajak d. Konsultan manajemen e. Lain-lain (sebutkan)
9.
Apakah Anda memiliki sertifikat / gelar profesi lain yang menunjang bidang keahlian (selain akuntan publik) : [
] Ya, sebutkan: ________________
[
] Tidak 130
PETUNJUK PENGISIAN Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataanpernyataan berikut, dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu/Saudara/i tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Tiap pertanyaan hanya boleh ada satu jawaban. Skala yang digunakan dalam menjawab pertanyaan adalah sebagai berikut: 1
2
3
4
5
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
131
ISI KUESIONER
A. LOCUS OF CONTROL Pada bagian ini, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan berikut yang menggambarkan locus of control eksternal dan locus of control internal. No 1
2
3
4
5 6 7
Uraian
STS
Pekerjaan adalah apa yang saya kerjakan Pada kebanyakan pekerjaan, saya dapat dengan mudah menyelesaikan apa pun yang saya tetapkan untuk diselesaikan. Jika saya tahu apa yang saya inginkan dari pekerjaan, saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Jika karyawan tidak setuju dengan keputusan atasan, mereka seharusnya melakukan sesuatu untuk menunjukkan ketidaksetujuan. Mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan lebih merupakan suatu keberuntungan. Menghasilkan uang adalah semata-mata masalah keberuntungan. Kebanyakan orang mampu mengerjakan tugasnya dengan baik jika mereka berusaha.
8
Promosi biasanya keberuntungan
merupakan
masalah
9
Promosi akan diberikan pada pegawai yang berkinerja baik
Untuk menghasilkan banyak uang, saya harus 10 mengenal orang-orang yang tepat Diperlukan banyak keberuntungan untuk 11 menjadi karyawan yang terkenal di banyak pekerjaan. Reward seharusnya diberikan kepada pegawai 12 yang berkinerja baik
132
Jawaban TS N S
SS
Perbedaan utama antara orang yang 13 menghasilkan uang banyak dan uang sedikit adalah keberuntungan
B.
KINERJA Dalam bagian ini, responden diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan berikut yang menggambarkan kinerja responden. Skala 5 (sangat setuju) menunjukkan kontribusi auditor yang besar dalam setiap tahapan audit.
No
Uraian
1
Saya mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu dibandingkan dengan rekan saya yang lain.
2 3
4
5
6
7
STS
Hasil pekerjaan saya selalu di nilai sangat bagus. Saya selalu memberikan usulan konstruktif kepada supervisor mengenai bagaimana seharusnya pekerjaan audit dilakukan. Saya menemukan cara untuk meningkatkan prosedur audit. Saya menilai kinerja saya paling tinggi dibandingkan dengan auditor yang lain yang setingkat dengan saya. Hasil pekerjaan saya menyebabkan saya dihargai oleh teman-teman saya. Mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan klien merupakan bagian penting dari pekerjaan saya.
133
Jawaban TS N S
SS
C.
KOMITMEN ORGANISASI Pada bagian ini, diberikan sejumlah pernyataan yang menggambarkan komitmen organisasi seorang auditor terhadap kantor akuntan publik tempatnya bekerja.
No
Uraian
1
Saya bersedia berusaha lebih keras dari apa yang ditetapkan oleh organisasi ini, supaya organisasi ini sukses
2
Saya akan berbicara pada teman saya bahwa organisasi tempat saya bekerja adalah organisasi yang bagus
3
Saya akan menerima semua bentuk penugasan agar tetap dapat bekerja di organisasi ini
4
5
6
7
STS
Saya menemukan kesamaan antara nilai-nilai diri saya dengan nilai-nilai organisasi Saya akan bercerita pada orang lain bahwa saya bangga menjadi bagian dari organisasi ini. Organisasi ini sungguh-sungguh memberikan inspirasi bagi saya untuk bekerja dengan baik Saya sangat bahagia memilih bergabung dengan organisasi ini sebagai tempat bekerja daripada organisasi lainnya, sejak saya pertama kali memutuskan untuk bergabung dengan organisasi ini.
8
Bagi saya organisasi ini adalah tempat terbaik untuk bekerja.
9
Saya sungguh-sungguh peduli terhadap nasib organisasi ini.
134
Jawaban TS N S
SS
D.
TURNOVER INTENTION Turnover intention adalah keinginan untuk berpindah kerja dari kantor tempat bekerja saat ini. Berikut merupakan pernyataan yang berkaitan dengan turnover intention.
No 1
2
Uraian
STS
Segera setelah saya dapat menemukan pekerjaan yang lebih baik, saya akan meninggalkan instansi ini. Saya aktif mencari pekerjaan diinstansi lain.
3
Saya serius berpikir untuk berhenti dari pekerjaan saya
4
Saya rasa saya akan bekerja untuk instansi ini 5 tahun lagi dari sekarang.
135
Jawaban TS N S
SS
E.
DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR Pada bagian ini, diberikan sejumlah pernyataan mengenai dysfunctional audit behavior (perilaku audit disfungsional). Perilaku audit disfungsional dapat ditunjukkan dalam 3 cara, yaitu: a. premature sign off (penghentian prosedur audit tanpa menggantinya) b. underreporting of time (melaporkan waktu pelaksanaan audit yang tidak sesuai dengan waktu aktual) c. altering of audit procedure (mengganti prosedur audit yang telah ditetapkan sebelumnya)
No
Jawaban
Uraian
STS
Saya menerima auditor melakukan premature sign-off jika :
1
Auditor percaya tahapan audit selanjutnya a.
hingga tahapan audit selesai tidak akan menemukan sesuatu yang salah jika diselesaikan.
Audit tahun sebelumnya tidak menemukan b. adanya masalah pencatatan atau sistem klien. Pengawas audit tidak setuju (over time) c.
d. 2
dalam setiap penugasan dan memberikan tekanan untuk segera menyelesaikan tahapan audit. Auditor percaya bahwa tahapan audit tidak diperlukan. Saya menerima auditor melakukan underreporting of time (URT) jika :
URT meningkatkan kesempatan bagi a. auditor untuk mendapatkan promosi dan kemajuan. b. URT meningkatkan penilaian kinerja.
136
TS
N
S
SS
URT tersebut disarankan oleh pengawas menengah mereka. Auditor lain juga melakukan URT dan d. URT ini dilakukan agar bisa bersaing dengan auditor lain. Saya menerima auditor merubah atau Mengganti prosedur audit (altering/replacement of audit procedure) dalam suatu penugasan jika : c.
3
Auditor percaya bahwa prosedur audit semula tidak diperlukan. Audit sebelumnya tidak menemukan b. adanya masalah pada bagian ini dengan sistem klien. a.
c.
Auditor tidak percaya prosedur semula akan menemukan suatu kesalahan.
d.
Auditor di bawah tekanan waktu (time pressure) untuk menyelesaikan audit.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini. Saya menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i dan jawaban kuesioner ini hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik semata.
137
LAMPIRAN 4 JAWABAN RESPONDEN
138
JAWABAN RESPONDEN MENGENAI IDENTITAS RESPONDEN
JK
Us
PK
JP
TP
JB
KK
SL
1
1
3
5
5
3
1
2
1
2
1
1
1
2
2
4
1
2
3
1
2
3
3
2
3
1
2
4
2
1
1
2
2
4
1
2
5
1
1
1
2
2
4
1
2
6
1
1
1
2
2
4
1
2
7
2
1
2
4
2
4
1
2
8
2
1
1
2
2
4
1
2
9
1
1
1
2
2
4
1
2
10
2
1
1
3
2
4
1
2
11
2
2
3
4
2
3
1
2
12
2
1
1
2
2
4
1
2
13
1
1
1
2
2
4
1
2
14
1
1
1
2
2
4
1
2
15
1
2
2
4
2
3
1
2
16
1
1
1
2
2
4
1
2
17
2
1
1
2
2
4
1
2
18
1
1
1
2
2
4
1
2
19
2
1
1
2
2
4
1
2
20
1
2
2
3
2
3
1
2
21
1
1
1
2
2
4
1
2
22
1
2
3
4
2
3
1
2
23
1
2
3
4
2
3
1
2
24
2
1
1
2
2
4
1
2
25
1
1
1
2
2
4
1
2
26
2
2
3
4
2
3
1
2
27
1
1
1
2
2
4
1
2
28
1
1
1
2
2
4
1
2
29
1
1
1
2
2
4
1
2
30
1
2
3
4
2
3
1
2
31
2
1
2
3
2
4
1
2
139
32
2
1
1
2
2
4
1
2
33
1
1
1
2
2
4
1
2
34
2
1
1
2
2
4
1
2
35
2
1
2
4
2
3
1
2
36
1
1
1
2
2
4
1
2
37
1
1
1
2
2
4
1
2
38
1
1
1
2
2
4
1
2
39
1
1
1
2
2
4
1
2
40
1
1
1
2
2
4
1
2
41
1
2
2
4
2
3
1
2
42
1
1
1
2
2
4
1
2
43
1
1
1
2
2
4
1
2
44
2
1
1
2
2
4
1
2
45
1
1
1
2
2
4
1
2
46
1
1
1
2
2
4
1
2
47
2
1
1
2
2
4
1
2
48
2
1
1
2
2
4
1
2
49
2
1
1
2
2
4
1
2
50
1
1
1
2
2
4
1
2
51
2
2
2
2
2
4
1
2
52
2
2
3
5
2
3
1
2
53
2
1
1
2
2
4
1
2
54
2
1
1
2
2
4
1
2
55
1
1
1
2
2
4
1
2
56
1
1
1
2
2
4
1
2
57
1
1
1
2
2
4
1
2
58
1
1
1
2
2
4
1
2
59
1
1
1
2
2
4
1
2
60
1
1
1
2
2
4
1
2
61
2
1
1
2
2
4
1
2
62
2
1
1
2
2
4
1
2
63
2
1
1
2
2
4
1
2
64
2
2
3
5
2
3
1
2
65
1
3
4
5
3
1
3
1
140
66
2
1
1
2
2
4
1
2
67
1
1
1
2
2
4
1
2
68
1
1
1
2
2
4
1
2
69
1
3
5
5
3
1
1
2
70
1
1
1
2
2
4
1
2
71
1
3
4
5
3
2
1
2
72
2
2
3
5
2
3
1
2
73
2
1
1
2
2
4
1
2
74
2
1
1
2
2
4
1
2
75
1
2
2
4
2
4
1
2
76
1
1
1
2
2
4
1
2
77
1
1
1
2
2
4
1
2
78
2
1
1
2
2
4
1
2
79
2
2
4
5
3
2
1
2
80
1
1
1
2
2
4
1
2
81
1
1
1
2
2
4
1
2
82
2
1
1
2
2
4
1
2
83
1
2
2
3
2
4
1
2
84
1
1
1
2
2
4
1
2
85
1
1
1
2
2
4
1
2
86
1
1
1
2
2
4
1
2
141
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL LOCUS OF CONTROL RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
LCI1 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 3 5 4 4 5 5 4
LCI2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
LCI3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4
LCE1 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
LCE2 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
LCE3 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4
LCI4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5
142
LCE4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4
LCI5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
LCE5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4
LCE6 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
LCI6 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 3 5 5 4
LCE7 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 5 5 4
SUM 65 58 61 57 55 57 60 56 62 52 55 55 51 53 56 54 50 54 55 51 60 61 53
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 143
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4
4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5
4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 4 4
54 54 52 52 61 52 52 53 55 53 55 55 55 55 57 54 56 53 54 61 58 56 56 59 56
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 144
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4
3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
50 52 54 53 51 65 52 52 53 53 53 53 58 52 57 56 55 56 58 58 52 57 54 52 57
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
3 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4
4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4
145
5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4
54 52 51 60 63 60 62 60 52 53 52 52 52
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KINERJA RESPONDEN
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
PSUM
1
4
4
4
4
4
4
4
28
2
4
4
5
5
4
5
4
31
3
4
5
4
4
4
4
4
29
4
4
4
4
4
4
4
4
28
5
4
4
4
4
5
4
4
29
6
4
4
4
4
4
5
5
30
7
4
5
5
5
5
4
4
32
8
5
4
4
4
4
5
4
30
9
5
5
5
5
5
5
5
35
10
4
4
5
4
4
4
4
29
11
4
4
4
4
5
5
5
31
12
4
4
4
4
4
4
4
28
13
4
4
4
4
4
4
4
28
14
5
4
4
4
4
4
3
28
15
4
4
4
4
4
4
4
28
16
5
5
5
5
5
5
5
35
17
4
4
4
5
5
5
5
32
18
4
4
4
4
4
4
4
28
19
5
4
4
4
4
4
5
30
146
20
5
4
4
4
5
5
4
31
21
4
4
5
5
5
5
5
33
22
4
3
5
5
5
5
5
32
23
4
4
4
4
4
4
4
28
24
4
4
4
4
4
4
4
28
25
4
4
4
4
4
4
4
28
26
4
4
4
4
4
4
4
28
27
5
5
5
5
5
4
4
33
28
4
5
5
5
5
5
5
34
29
4
4
4
4
4
4
4
28
30
4
4
4
4
4
4
3
27
31
4
4
4
4
4
4
4
28
32
5
5
5
4
5
5
5
34
33
4
4
4
4
4
4
4
28
34
4
4
4
3
4
4
5
28
35
4
4
4
4
4
4
4
28
36
4
4
3
4
4
3
4
26
37
4
4
4
4
5
5
4
30
38
4
4
3
5
5
5
5
31
39
4
4
4
4
4
4
4
28
40
4
4
4
4
4
4
5
29
41
4
4
4
4
4
4
4
28
42
5
5
5
5
5
5
3
33
147
43
4
4
4
4
5
4
5
30
44
5
5
5
5
4
5
5
34
45
4
4
4
4
5
4
4
29
46
4
4
4
4
4
5
5
30
47
4
4
5
5
5
5
4
32
48
4
5
4
4
5
5
4
31
49
4
4
4
4
4
5
3
28
50
4
4
4
4
4
5
4
29
51
5
5
5
5
5
5
5
35
52
4
4
4
4
5
4
4
29
53
4
4
4
4
4
4
4
28
54
4
4
4
4
4
5
5
30
55
4
4
4
4
4
4
4
28
56
4
4
5
4
5
5
4
31
57
4
4
4
4
3
5
4
28
58
4
3
4
4
5
5
4
29
59
4
4
4
4
4
4
4
28
60
5
4
4
5
5
3
4
30
61
4
4
4
4
4
5
5
30
62
4
4
4
4
4
4
4
28
63
5
5
5
5
5
5
5
35
64
4
4
4
4
4
4
4
28
65
4
5
4
4
4
4
4
29
148
66
4
4
4
5
4
4
4
29
67
4
4
4
4
4
5
4
29
68
5
5
5
5
5
5
5
35
69
4
4
4
4
4
4
4
28
70
4
4
4
4
4
4
4
28
71
4
4
5
4
4
4
4
29
72
4
4
4
4
4
4
4
28
73
4
4
4
4
4
4
4
28
74
4
4
4
4
4
4
3
27
75
4
4
4
4
4
4
4
28
76
4
4
4
5
5
4
3
29
77
5
4
4
4
4
5
4
30
78
3
4
4
4
4
5
3
27
79
5
4
4
4
4
5
4
30
80
4
4
4
4
4
4
5
29
81
4
4
4
4
4
4
5
29
82
4
4
4
4
4
5
4
29
83
4
4
4
5
3
4
4
28
84
5
4
4
4
4
4
4
29
85
4
4
4
4
4
4
4
28
86
4
4
4
4
4
4
4
28
149
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
CO1 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 5
CO2 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 5
CO3 5 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5
CO4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5
CO5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 150
CO6 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
CO7 4 4 4 3 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 5 5
CO8 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
CO9 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
SUMCO 39 37 39 37 41 43 36 42 45 36 38 39 37 39 42 36 36 36 38 35 43 43
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 151
3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
37 37 35 36 36 43 36 35 36 36 38 37 37 35 39 37 37 37 36 36 43 41 40 38 43
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 152
4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5
41 35 37 36 36 35 45 36 36 39 37 36 37 40 36 37 39 38 41 40 39 36 40 40 37
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4
5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
153
4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
42 38 35 37 45 45 45 42 42 36 39 36 36 36
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL TURNOVER INTENTION RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
TI1 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 3
TI2 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3
TI3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 154
TI4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5
SUMTI 16 18 20 16 16 15 19 17 20 15 15 16 16 15 16 20 17 16 15 15 17 16
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 155
4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5
15 16 15 16 20 19 16 16 16 19 16 15 16 15 16 16 16 16 16 20 16 20 16 16 18
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 156
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4
17 16 16 20 16 16 16 16 17 16 15 16 18 16 16 20 16 17 17 16 20 16 16 17 16
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
4 4 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
157
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 16 16 14 17 15 17 16 16 16 16 15 16 16
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR RESPONDEN DAB1
DAB2
DAB3
DAB4
DAB5
DAB6
DAB7
DAB8
DAB9
DAB10 DAB11 DAB12 SUMDAB
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
59
2
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
51
3
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
53
4
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
57
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
4
55
6
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
51
7
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
52
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
50
9
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
51
10
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
11
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
4
53
12
3
4
3
5
3
4
3
5
4
4
4
5
47
13
4
4
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
49
158
14
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
49
15
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
46
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
17
4
4
3
4
4
4
4
3
4
5
4
4
47
18
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
19
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
20
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
50
21
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
50
22
4
4
3
4
4
4
3
4
5
5
5
5
50
23
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
47
24
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
25
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
55
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
27
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
28
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
58
159
29
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
30
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
31
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
32
4
3
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
47
33
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
34
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
3
4
50
35
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
51
36
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
56
37
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
49
38
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
53
39
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
40
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
4
53
41
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
42
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
50
43
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
59
160
44
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
51
45
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
49
46
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
47
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
49
48
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
49
49
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
52
50
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
49
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
52
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
49
53
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
46
54
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
60
55
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
56
5
5
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
51
57
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
58
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
49
161
59
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
47
60
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
57
61
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
62
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
49
63
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
64
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
53
65
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
4
54
66
5
5
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
57
67
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
50
68
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
69
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
50
70
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
58
71
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
72
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
56
73
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
57
162
74
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
49
75
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
76
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
52
77
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
59
78
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
60
79
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
59
80
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
59
81
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
60
82
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
50
83
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
51
84
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
49
85
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
50
86
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
163
LAMPIRAN 5 HASIL PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN
164
HASIL UJI VALIDITAS Hasil Uji Validitas Variabel Locus of Control Eksternal Correlations LCE1 Pearson Correlation LCE1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LCE3
LCE5
LCE6
LCE7
SUMLCE
,194
,101
,156
,190
,000
,073
,353
,152
,080
,006
,000
86
86
86
86
86
86
86
1
*
,154
,161
,187
**
,014
,158
,138
,084
,387
,265
,000 86
86
86
,265
*
1
Sig. (2-tailed)
,073
,014
86
86
86 **
,377
86 ,377
**
**
,292
,006
86
86
**
,045
,321
,552
,564
**
**
,000 86 ,623
**
,000
,003
,680
,000
86
86
86
86
86
1
**
,181
*
,242
,000
,095
,025
,000
86
86
86
86
1
**
**
,101
,154
Sig. (2-tailed)
,353
,158
,000
86
86
86
86
**
**
,152
,138
,000
,000
,006
,006
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
**
,181
**
1
,149
,003
,095
Sig. (2-tailed)
,080
,084
165
,291
,006
,172
,682
**
Sig. (2-tailed)
,321
,296
**
,161
,187
,291
,617
,156
,190
,480
,480
Pearson Correlation
Pearson Correlation
,446
86 ,446
,296
**
,000
Pearson Correlation
N LCE6
,387
**
LCE4
,194
N
LCE5
86
LCE3 **
Pearson Correlation
N
LCE4
1
Sig. (2-tailed) N
LCE2
LCE2
,548
**
,000
N Pearson Correlation LCE7
86
86
86
86
86
86
**
**
,045
*
,242
**
,149
1
,006
,006
,680
,025
,006
,172
86
86
86
86
86
86
86
86
**
**
**
**
**
**
**
1
,296
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
SUMLCE
86
,552
Sig. (2-tailed) N
,292
,564
,623
,617
,296
,682
,548
86 ,584
**
,000
,584
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Variabel Locus of Control Internal Correlations LCI1 Pearson Correlation LCI1
LCI4
LCI5
LCI6
SUMLCI
,085
,045
,148
,389
,561
,438
,681
,175
,000
86
86
86
86
86
86
86
Pearson Correlation
,094
1
,196
,125
,012
,030
Sig. (2-tailed)
,389
,071
,250
,915
,787
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
86
86
86
86
86
86
,064
,196
1
-,003
,010
,260
166
*
,483
**
,064
N LCI3
1
LCI3 ,094
N
LCI2
LCI2
,390
**
,000 86 ,414
**
Sig. (2-tailed) N
LCI4
86
86
86
86
,125
-,003
1
Sig. (2-tailed)
,438
,250
,980
86
86
86
86 **
Pearson Correlation
,045
,012
,010
Sig. (2-tailed)
,681
,915
,929
,503
,929 86 ,503
**
86 **
,465
,000 86 ,648
**
,000
,000
,000
86
86
86
1
**
,000
,554
,000
86
86 ,260
Sig. (2-tailed)
,175
,787
,016
,000
,000
86
86
86
86
86
86
86
**
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,483
,390
,414
,648
86 1
,000
,030
**
**
**
86
,465
86
,654
,148
*
86
,016
Pearson Correlation
N
SUMLCI
,980
,085
N
LCI6
,071
Pearson Correlation
N
LCI5
,561
,554
,654
,741
,000
,000
,000
,000
,000
86
86
86
86
86
86
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
167
**
,000
,000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
86 ,741
86
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Correlations P1 Pearson Correlation P1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation P3
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
P4
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
P5
Sig. (2-tailed) N
P6
1
Sig. (2-tailed) N
P2
P2
86 ,461
**
P3
,461
**
,377
**
,000
86
86
86
86
86
86
86
1
**
**
**
,190
,191
,497
,497
**
,003
,079
,077
,000
86
86
86
86
86
1
**
**
**
*
,560
86
86
**
1
,560
,000
86
86
86
86
**
**
**
**
,434
,496
,006
,003
,000
,000
86
,434
,000 86
,030
,749
**
,000
86 ,210
,000
,006
,053
,000
86
86
86
86
1
**
*
86
86
Pearson Correlation
,213
,190
**
**
**
Sig. (2-tailed)
,049
,079
,000
,006
,002
86
86
86
86
86
,295
,000
,234
**
86 ,397
,397
86
**
,496
86
168
**
,000
,000
,312
,635
86
,000
86
,312
,000
,000
,409
,409
*
N
,603
,065
,001
,296
,200
,049
**
**
,213
PSUM
,006
**
86
,296
P7 *
,001
86
,344
,344
P6 **
,000
86
,000
P5 **
,000
,000
,377
P4 **
,336
,295
,336
,262
86 ,708
,692
**
**
,002
,015
,000
86
86
86
1
**
86
,315
,626
**
,003
,000
86
86
P7
Pearson Correlation
,200
,191
,234
*
,210
,262
Sig. (2-tailed)
,065
,077
,030
,053
,015
,003
86
86
86
86
86
86
86
86
**
**
**
**
**
**
**
1
N Pearson Correlation PSUM
,603
Sig. (2-tailed) N
,635
,749
,708
*
**
,315
,692
1
,565
**
,000
,626
,565
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi Correlations CO1 Pearson Correlation CO1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N CO3
1
Sig. (2-tailed) N
CO2
CO2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
86 ,716
**
CO3
,716
**
86 **
,001
,360
CO5
,398
**
CO6
,429
CO7
**
,152
CO8
,342
CO9
SUMCO
**
,156
,231
*
,646
**
,000
,001
,000
,000
,162
,001
,151
,032
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
1
**
**
**
,033
**
,129
**
,000
,765
,000
,238
,000
,360
CO4 **
,334
,002 86
86
**
1
,334
,002
,412
,000 86 ,467
**
,000
169
,490
86
86
**
,097
,000
,375
,551
,519
86 ,432
**
,000
86 ,233
*
,031
,281
,009 86 ,255
*
,018
,667
**
,000 86 ,659
**
,000
N Pearson Correlation CO4
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
CO5
Sig. (2-tailed) N
CO6
,398
,412
,467
86
86
86
86
86
86
1
**
*
**
,208
,177
,000
,000
,000
86
86
86
86
**
**
**
**
,429
,490
,551
,584
,104
,000
86
86
86
86
86
86
1
*
**
*
**
,000
86
86
86
*
*
,375
,049
86 ,342
**
86 ,519
**
86 **
,432
86 ,555
**
,221
,221
86 **
,760
**
,000
,023
,004
,000
86
86
86
86
1
**
,197
,126
,006
,069
,249
,294
86
86
86
**
1
,255
,294
,000
,000
,000
,006
86
86
86
86
86
86
86
*
,208
*
,245
,197
,255
*
Pearson Correlation
,156
,129
,233
Sig. (2-tailed)
,151
,238
,031
,055
,023
,069
,018
86
86
86
86
86
86
86
*
**
*
,177
**
,126
**
86 **
,278
**
,000 86 ,736
**
,018
,010
,000
86
86
86
1
**
,649
,554
**
,000
,000
86
86
86
**
1
Sig. (2-tailed)
,032
,009
,018
,104
,004
,249
,010
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
Sig. (2-tailed) N
,646
,667
,659
,704
,760
,411
,736
,649
,554
,000
,584
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
170
,584
**
,231
Pearson Correlation
,278
*
,411
Pearson Correlation
N
,306
,306
86
,000
,255
,245
,041
,041
,551
,551
,001
,281
**
,055
,000
,765
,704
,000
86
,162
,555
,049
,000
Sig. (2-tailed)
,213
86
,000
86
,213
Sig. (2-tailed)
,584
,000
,097
N
SUMCO
**
,033
N
CO9
86
**
,152
Pearson Correlation
CO8
86
**
Pearson Correlation
N
CO7
86
86
Hasil Uji Validitas Variabel Turnover Intention Correlations TI1 Pearson Correlation TI1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation TI3
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
TI4
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
SUMTI
1
Sig. (2-tailed) N
TI2
TI2
Sig. (2-tailed) N
TI3 **
,576
,000
TI4 ,397
**
,000
SUMTI ,401
**
,000
,780
**
,000
86
86
86
86
86
,576**
1
,469**
,408**
,781**
,000
,000
,000
86
86
86
1
**
,000 86
86
**
**
,397
,469
,000
,000
86
86
**
**
,401
,408
,613
,788
**
,000
,000
86
86
86
**
1
,613
,768
**
,000
,000
,000
86
86
86
86
86
**
**
**
**
1
,780
,781
,788
,000
,768
,000
,000
,000
,000
86
86
86
86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
171
86
Hasil Uji Validitas Variabel Dysfunctional Audit Behavior
Correlations DAB1
DAB2
DAB3
DAB4
DAB5
DAB6
DAB7
DAB8
DAB9
DAB10
DAB11
DAB12
SUMDA B
Pearson Correlation DAB1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson DAB3
Correlation Sig. (2-tailed) N
DAB4
,586**
,266*
,519**
,405**
,540**
,417**
,650**
,209
,340**
,322**
,711**
,000
,000
,013
,000
,000
,000
,000
,000
,053
,001
,002
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
,576**
1
,594**
,348**
,627**
,581**
,657**
,585**
,400**
,226*
,454**
,493**
,794**
,000
,001
,000
,000
,000
,000
,000
,037
,000
,000
,000
Sig. (2-tailed) N
DAB2
,576**
1
Pearson Correlation
,000 86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
,586**
,594**
1
,460**
,635**
,648**
,657**
,544**
,304**
,139
,312**
,290**
,751**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,004
,201
,003
,007
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
**
1
**
,094
,151
,209
*
,266
,348
**
,460
,356
**
172
,545
**
,481
**
,446
,326
**
**
,577
Sig. (2-tailed) N Pearson DAB5
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
DAB6
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
DAB7
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
DAB8
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
DAB9
Correlation Sig. (2-tailed) N
,013
,001
,000
86
86
86
,519
**
,627
**
**
,635
,001
,000
,000
,000
,389
,165
,054
,002
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
**
1
,356
,000
,000
,000
,001
86
86
86
86
,405
**
,581
**
**
,648
**
,545
86
86
86
86
**
1
*
,201
,570
,634
**
86
86
86
86
86
86
**
1
,587
,512
**
*
**
,575
,375
**
**
,811
,000
86
86
86
86
86
86
86
**
1
**
,134
,000
,219
,000
,000
,000
86
86
86
86
86
86
**
1
,020
,601
,000
,000
86
86
86
86
86
86
86
**
,094
,292
**
,375
,000
,000
,004
,389
,000
,031
,006
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
173
,235
,000
,000
*
**
,000
,000
,232
,292
,029
,000
**
**
,006
,000
,389
,601
,000
,000
,304
**
,730
86
86
**
**
86
86
,400
,451
,000
86
**
**
,300
,000
86
,650
,232
,005
86
**
**
,064
86
,631
,512
,031
,000
**
**
,000
,000
,446
,587
,000
,000
**
**
,777
86
,000
,544
**
86
,000
**
,374
86
,000
,585
**
,389
86
86
**
*
86
86
,417
,254
,000
86
**
**
,000
86
,481
,389
,000
86
**
**
,018
,000
,657
,631
,000
,000
**
**
,000
,000
,657
,634
,000
,000
**
**
,000
,000
,540
,570
,375
86
**
,487
**
,637
,645
,582
**
**
**
,771
**
,599
,858
,000
,000
,000
86
86
86
86
Pearson DAB10
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
DAB11
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
DAB12
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
SUMDA
Correlation
B
Sig. (2-tailed) N
,209
,226
*
,139
,151
,254
*
,201
,235
*
,134
,020
,053
,037
,201
,165
,018
,064
,029
,219
,858
86
86
86
86
86
86
86
86
86
**
,209
,340
**
,454
**
,312
,389
**
,300
**
,575
**
,487
**
,637
1
,096
,279
,378
,001
86
86
86
86
**
,118
1
,001
,000
,003
,054
,000
,005
,000
,000
,000
,279
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
**
,096
,322
**
,493
**
**
,290
**
,326
,374
**
,451
**
,375
**
,645
**
,582
86
86
**
1
,665
,002
,000
,000
,000
,000
,000
,378
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
**
**
,751
**
,577
,777
**
,730
**
,811
**
,771
**
,599
**
**
,353
**
,665
86
86
**
1
,675
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,001
,000
,000
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
86
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
174
**
,675
,000
,000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
,665
86
,007
,794
**
,000
,000
**
,665
,353
,000
,002
,711
**
,118
86
HASIL UJI RELIABILITAS Hasil Uji Reliabilitas Variabel Locus of Control Eksternal Case Processing Summary N
%
Valid Cases
Excluded
86
100,0
0
,0
86
100,0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
N of Items
Alpha
Alpha Based on Standardized Items ,695
,698
7
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
LCE1
4,30
,487
86
LCE2
4,20
,429
86
LCE3
4,20
,481
86
LCE4
4,30
,510
86
LCE5
4,30
,487
86
LCE6
4,28
,477
86
LCE7
4,23
,567
86
Inter-Item Correlation Matrix LCE1
LCE2
LCE1
1,000
,387
LCE2
,387
LCE3
,194
LCE4
,101
LCE3
LCE4
LCE5
LCE6
LCE7
,194
,101
,156
,190
,296
1,000
,265
,154
,161
,187
,292
,265
1,000
,377
,446
,321
,045
,154
,377
1,000
,480
,181
,242
175
LCE5
,156
,161
,446
,480
1,000
,291
,296
LCE6
,190
,187
,321
,181
,291
1,000
,149
LCE7
,296
,292
,045
,242
,296
,149
1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
LCE1
25,51
3,335
,353
,204
,674
LCE2
25,62
3,392
,395
,226
,664
LCE3
25,62
3,204
,445
,327
,650
LCE4
25,51
3,170
,423
,280
,656
LCE5
25,51
3,076
,519
,366
,630
LCE6
25,53
3,358
,352
,150
,674
LCE7
25,58
3,164
,354
,225
,678
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded
a
Total
% 86
100,0
0
,0
86
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,769
,779
176
7
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
P1
4,19
,420
86
P2
4,14
,411
86
P3
4,19
,448
86
P4
4,22
,445
86
P5
4,29
,506
86
P6
4,37
,532
86
P7
4,19
,564
86
Inter-Item Correlation Matrix P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P1
1,000
,461
,377
,344
,296
,213
,200
P2
,461
1,000
,497
,409
,312
,190
,191
P3
,377
,497
1,000
,560
,434
,397
,234
P4
,344
,409
,560
1,000
,496
,295
,210
P5
,296
,312
,434
,496
1,000
,336
,262
P6
,213
,190
,397
,295
,336
1,000
,315
P7
,200
,191
,234
,210
,262
,315
1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
P1
25,40
3,771
,456
,265
,747
P2
25,44
3,732
,500
,351
,740
P3
25,40
3,442
,633
,461
,712
P4
25,36
3,527
,580
,411
,723
P5
25,29
3,432
,537
,321
,730
P6
25,21
3,532
,439
,234
,753
P7
25,40
3,630
,347
,141
,776
177
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Organisasi Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded
a
Total
% 86
100,0
0
,0
86
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
N of Items
Alpha
Alpha Based on Standardized Items ,813
,816
9
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
CO1
4,17
,465
86
CO2
4,26
,465
86
CO3
4,22
,540
86
CO4
4,24
,530
86
CO5
4,27
,471
86
CO6
4,20
,505
86
CO7
4,22
,495
86
CO8
4,37
,554
86
CO9
4,43
,498
86
Inter-Item Correlation Matrix CO1
CO2
CO3
CO4
CO5
CO6
CO7
CO8
CO9
CO1
1,000
,716
,360
,398
,429
,152
,342
,156
,231
CO2
,716
1,000
,334
,412
,490
,033
,519
,129
,281
CO3
,360
,334
1,000
,467
,551
,097
,432
,233
,255
CO4
,398
,412
,467
1,000
,584
,213
,555
,208
,177
CO5
,429
,490
,551
,584
1,000
,221
,551
,245
,306
178
CO6
,152
,033
,097
,213
,221
1,000
,294
,197
,126
CO7
,342
,519
,432
,555
,551
,294
1,000
,255
,278
CO8
,156
,129
,233
,208
,245
,197
,255
1,000
,649
CO9
,231
,281
,255
,177
,306
,126
,278
,649
1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
CO1
34,21
6,709
,536
,568
,791
CO2
34,13
6,654
,561
,644
,788
CO3
34,16
6,467
,530
,373
,791
CO4
34,14
6,357
,591
,454
,783
CO5
34,12
6,386
,675
,521
,774
CO6
34,19
7,283
,249
,174
,825
CO7
34,16
6,373
,640
,511
,778
CO8
34,01
6,765
,397
,454
,809
CO9
33,95
6,798
,451
,474
,801
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Turnover Intention Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded
a
Total
% 86
100,0
0
,0
86
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,782
,785
179
4
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
TI1
4,05
,529
86
TI2
4,12
,445
86
TI3
4,17
,465
86
TI4
4,20
,456
86
Inter-Item Correlation Matrix TI1
TI2
TI1
1,000
,576
TI2
,576
TI3
,397
TI4
,401
TI3
TI4
,397
,401
1,000
,469
,408
,469
1,000
,613
,408
,613
1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
TI1
12,49
1,241
,560
,368
,748
TI2
12,42
1,352
,610
,404
,719
TI3
12,36
1,316
,609
,436
,718
TI4
12,34
1,356
,583
,409
,731
180
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Dysfunctional Audit Behavior Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded
a
Total
% 86
100,0
0
,0
86
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,894
,897
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
DAB1
4,22
,495
86
DAB2
4,19
,473
86
DAB3
4,21
,488
86
DAB4
4,16
,528
86
DAB5
4,22
,495
86
DAB6
4,24
,432
86
DAB7
4,29
,506
86
DAB8
4,22
,445
86
DAB9
4,29
,457
86
DAB10
4,38
,535
86
DAB11
4,31
,491
86
DAB12
4,30
,462
86
181
Inter-Item Correlation Matrix DAB1
DAB2
DAB3
DAB4
DAB5
DAB6
DAB7
DAB8
DAB9
DAB10
DAB11
DAB12
DAB1
1,000
,576
,586
,266
,519
,405
,540
,417
,650
,209
,340
,322
DAB2
,576
1,000
,594
,348
,627
,581
,657
,585
,400
,226
,454
,493
DAB3
,586
,594
1,000
,460
,635
,648
,657
,544
,304
,139
,312
,290
DAB4
,266
,348
,460
1,000
,356
,545
,481
,446
,094
,151
,209
,326
DAB5
,519
,627
,635
,356
1,000
,570
,634
,631
,389
,254
,389
,374
DAB6
,405
,581
,648
,545
,570
1,000
,587
,512
,232
,201
,300
,451
DAB7
,540
,657
,657
,481
,634
,587
1,000
,601
,292
,235
,575
,375
DAB8
,417
,585
,544
,446
,631
,512
,601
1,000
,375
,134
,487
,645
DAB9
,650
,400
,304
,094
,389
,232
,292
,375
1,000
,020
,637
,582
,209
,226
,139
,151
,254
,201
,235
,134
,020
1,000
,118
,096
,340
,454
,312
,209
,389
,300
,575
,487
,637
,118
1,000
,665
,322
,493
,290
,326
,374
,451
,375
,645
,582
,096
,665
1,000
DAB1 0 DAB1 1 DAB1 2
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
DAB1
46,83
13,087
,640
,725
,884
DAB2
46,86
12,874
,743
,605
,878
DAB3
46,84
12,961
,689
,641
,881
DAB4
46,88
13,492
,477
,390
,893
DAB5
46,83
12,828
,719
,616
,879
DAB6
46,80
13,313
,673
,606
,882
DAB7
46,76
12,634
,760
,762
,877
DAB8
46,83
13,110
,718
,656
,880
DAB9
46,76
13,669
,516
,767
,890
DAB10
46,66
14,414
,227
,145
,907
DAB11
46,73
13,281
,586
,742
,886
DAB12
46,74
13,369
,604
,712
,886
182
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS a
Coefficient Correlations Model
SUMTI SUMTI
SUMCO
SUMLCE
PSUM
1,000
,170
-,140
-,777
SUMCO
,170
1,000
-,759
-,137
SUMLCE
-,140
-,759
1,000
,007
PSUM
-,777
-,137
,007
1,000
SUMTI
,137
,012
-,013
-,073
SUMCO
,012
,034
-,036
-,006
SUMLCE
-,013
-,036
,067
,000
PSUM
-,073
-,006
,000
,064
Correlations
1
Covariances
a. Dependent Variable: SUMDAB
a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients B
Std. Error
Beta
Toleranc
VIF
e (Constan
25,445
6,077
SUMLCE
1,047
,259
PSUM
-,507
SUMCO SUMTI
t) 1
4,187
,000
,543
4,040
,000
,395
2,529
,254
-,278
-1,998
,049
,369
2,708
,208
,184
,151
1,133
,261
,402
2,486
,084
,370
,031
,226
,822
,374
2,675
a. Dependent Variable: SUMDAB
183
HASIL UJI AUTOKORELASI b
Model Summary Model
1
R
,649
R Square
a
,421
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,393
Durbin-Watson
3,080
a. Predictors: (Constant), SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM b. Dependent Variable: SUMDAB
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
184
2,095
HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN GRAFIK HISTOGRAM
HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN GRAFIK P-PLOT
185
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI b
Model Summary Model
R
1
,649
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,421
,393
Durbin-Watson
3,080
2,095
a. Predictors: (Constant), SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM b. Dependent Variable: SUMDAB
HASIL UJI STATISTIK F ANOVAa Model
Sum of Squares
1
df
Mean Square
Regression
559,334
4
139,833
Residual
768,480
81
9,487
1327,814
85
Total
F
Sig. ,000b
14,739
a. Dependent Variable: SUMDAB b. Predictors: (Constant), SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM
HASIL UJI STATISTIK t a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients B
Std. Error
Beta
Toleranc
VIF
e (Constant
25,445
6,077
SUMLCE
1,047
,259
PSUM
-,507
SUMCO SUMTI
) 1
4,187
,000
,543
4,040
,000
,395
2,529
,254
-,278
-1,998
,049
,369
2,708
,208
,184
,151
1,133
,261
,402
2,486
,084
,370
,031
,226
,822
,374
2,675
a. Dependent Variable: SUMDAB
186