PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Irma Julita Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel likuiditas yang diukur dengan menggunakan loan to deposit ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), dan Quick Ratio (QR) terhadap profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Asset (ROA) pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sampai 2010. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 19 sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia selama periode analisis. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan (1) Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; (2) Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; (3) Quick Ratio (QR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : Likuiditas dan Profitabilitas ABSTRACT The study aimed to analyze the effect of liquidity variables measured using the loan to deposit ratio (LDR) and the Quick Ratio (QR) on bank profitability as measured by return on assets (ROA) in the banking sector are listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2008 until 2010. Based on the method of sampling purposive obtained 19 samples. The type of data used are secondary data. Data were obtained from published financial statements issued by Bank Indonesia during the analysis period. Based on the results of a simple regression analysis with significance level of 5%, it can be concluded (1) Loan to Deposit Ratio (LDR) has negative and unsignificant impact on ROA in the banking sector are listed in the Indonesia Stock Exchange, (2) Loan to Asset Ratio (LAR) has negative and significant impact on ROA in the banking sector are listed in the Indonesia Stock Exchange, (3) Quick Ratio (QR) has positive and significant impact on the banking sector ROA listed on the Indonesia Stock Exchange. Keywords: Liquidity and Profitability
1
Berkembangnya pertumbuhan perekonomian di tanah air tidak terlepas dari peran vital yang diperlihatkan oleh sektor perbankan. Sektor perbankan berpengaruh terhadap kuatnya fundamental perekonomian nasional. Pentingnya peranan sektor perbankan menjadikan sektor ini sebagai salah satu sektor yang tercatat dalam perdagangan sekuritas di Bursa Efek Indonesia. Perbankan menurut UU No. 10/1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut bank: mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Ade & Edia, 2006). Sebagai lembaga perantara, pihak yang berkelebihan dana, baik perseorangan, badan usaha, yayasan, maupun lembaga pemerintah dapat menyimpan kelebihan dananya di bank dalam bentuk rekening giro, tabungan atau deposito berjangka atau simpanan berjangka sesuai dengan kebutuhannya. Sementara itu, pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana dapat mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit tersebut berupa kredit investasi, kredit modal kerja, maupun kredit konsumsi. Fungsi intermediasi dapat berjalan dengan baik bila kedua belah pihak percaya terhadap bank. Oleh karna itu, bank sering disebut sebagai lembaga kepercayaan (Veithzal, dkk, 2007). Apabila proses intermediasi tersebut berjalan baik, semua pihak, yaitu bank, pihak yang mempunyai kelebihan dana , pihak yang membutuhkan dana dan pada gilirannya perekonomian secara keseluruhan, akan memperoleh manfaat keberadaan bank. Pihak yang kelebihan dana akan memperoleh manfaat berupa pendapatan bunga (bagi hasil) dari dana yang disimpan dibank. Sementara itu, pihak yang membutuhkan dana memperoleh manfaat berupa ketersediaan dana dari bank untuk melakukan investasi atau meningkatkan produksi. Bank sendiri akan memperoleh manfaat berupa selisih pendapatan dan biaya bunga yang biasa disebut spread. Darmawi (2009) menjelaskan secara umum bank mempunyai peranan sebagai jantungnya perekonomian. Uang (ibarat darah perekonomian) mengalir kedalam bank, kemudian oleh bank diedarkan kembali kedalam sistem perekonomian untuk menjalankan proses perekonomian. Proses ini berlangsung terus menerus tanpa hentinya. 2
Kekacauan di dunia perbankan akan menyebabkan perekonomian kacau pula. Karena itu, setiap bank harus sehat dan mendatangkan laba yang memadai supaya bank itu dapat berkembang dan tumbuh kuat, serta mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kondisi perbankan ini mendorong banyak pihak yang terlibat didalamnya untuk melakukan penilaian atas kesehatan bank. Salah satu pihak yang perlu mengetahui kinerja dari sebuah bank adalah investor sebab semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan juga semakin besar. Kinerja bank dapat dilihat melalui profitabilitas yang dihasilkan. Profitabilitas merupakan salah satu pengukur kinerja keuangan sebuah perbankan. Jika sebuah bank mempunyai profitabilitas yang baik maka kelangsungan hidup bank tersebut akan terjamin. Namun sebaliknya jika bank mempunyai profitabilitas buruk maka kelangsungan hidup bank tidak akan bertahan lama karena bank tersebut tidak mampu untuk memenuhi biayabiaya operasional. Untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh suatu bank digunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total asset yang dimiliki bank pada periode tertentu (Selamet, 2006). Salah satu jenis rasio yang digunakan dalam mengukur profitabilitas perbankan adalah Return On Asset (ROA). Menurut Veithzal,dkk (2007) Return On Assets (ROA) adalah rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dalam periode yang sama. Upaya bank dalam meningkatkan profitabilitas sering terkendala pada likuiditas. Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat. Secara sederhana arti likuiditas adalah tersedianya uang kas yang cukup apabila sewaktu-waktu diperlukan. Bagi dunia perbankan, masalah likuiditas penting sekali karena berkaitan dengan kepercayaan nasabah, pihak bank sedapat mungkin harus mencoba untuk memenuhi kebutuhan nasabah terutama akan permintaannya terhadap kredit maupun transaksi bisnis lainnya (Veithzal, dkk, 2007).
Selain itu, Veithzal, dkk (2007) mengemukakan pentingnya bank mengelola likuiditas secara baik terutama ditujukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan dana. Risiko likuiditas adalah kemungkinan kerugian yang disebabkan karena usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan akan kas dalam rangka pemenuhan kebutuhan nasabah. Dalam mengelola likuiditas, selalu akan terjadi benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan. Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditas akan cenderung memelihara alat likuid yang relatif lebih besar dari yang diperlukan dengan maksud untuk menghindari kesulitan likuiditas. Namun, disisi lain bank juga dihadapkan pada biaya yang besar berkaitan dengan pemeliharaan alat likuid yang berlebihan. Oleh karena itu dalam manajemen likuiditas perlu adanya keseimbangan antara dua kepentingan diatas. Rasio likuiditas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana para deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2011). Menurut Kasmir (2011) untuk mengukur likuiditas perbankan diantaranya dapat menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio dan Quick Ratio. Sedangkan menurut Veithzal (2007) salah satu rasio pengukuran likuiditas adalah Loan to Assets Ratio. Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Loan to Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Sedangkan Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan, dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada sektor perbankan. Penelitian ini menggunakan
Return On Asset sebagai variabel dependen, sedangkan yang dijadikan sebagai variabel independen adalah Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio dan Quick Ratio. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kausatif. Penelitian kausatif merupakan tipe penelitian untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel lainnya. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang terkait dengan likuiditas yang terdiri dari Loan to Deposit ratio, Loan to assets ratio, Quick Ratio dan profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets pada perusahaan perbankan yang tergabung di BEI. Data diperoleh dari www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com, dan dari data sekunder yang diterbitkan oleh pemerintah atau lembaga seperti JSX atau IDX, dalam bentuk laporan penelitian, ICMD (Indonesian Capital Market Directory), dari Januari 2008- Desember 2010. Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis, maka analisis data ini bertujuan untuk mengetahui peran masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Adapun teknik analisis data adalah sebagai berikut : Analisis Deskriptif Menurut Idris (2012), analisis deskriptif merupakan kegiatan mengelompokkan atau memisahkan komponen-komponen atau bagianbagian yang relevan dari keseluruhan data, serta kegiatan menjadikan data mudah untuk diolah. Secara sederhana analisis deskriptif merupakan analisis untuk mendeskripsikan atau menggambarkan sekumpulan data secara visual baik dalam bentuk tulisan maupun gambar/grafik. Model Regresi Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana. Analisis sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari loan to deposit ratio terhadap return on assets, Loan to assets ratio 3
terhadap return on assets dan quick ratio terhadap return on assets.. Persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut: Y=a+bX Keterangan: Y = Variabel terikat (Return on assets) X = Variabel bebas (Loan to deposit ratio, Loan to assets ratio, Quick ratio) a = Konstanta b = Koefisien regresi dari setiap variabel bebas Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik berguna untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi ketentuan dalam model regresi. Pengujian ini meliputi : Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Imam, 2006). Menurut Idris (2008), untuk menguji apakah data terdistribusi secara normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode KolmogorovSmirnov. Jika nilai Signifikan uji KolmogorovSmirnov > 0,05 berarti distribusi data dinyatakan normal, dan begitu pula sebaliknya. Uji Autokorelasi Menurut Husein (2009) Autokorelasi merupakan korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Imam, 2006:95). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Uji statistic Durbin-Watson menguji bahwa tidak terdapat Autokorelasi pada nilai sisa. Nilai DW hitung dibandingkan dengan nilai DW tabel. Distribusi DW adalah simetrik di sekitar dua yaitu nilai tengahnya. Dengan demikian selang 4
kepercayaan dapat dibentuk dengan melibatkan lima wilayah dengan menggunakan du (batas bawah) dan dl (batas atas). Uji Heteroskedastisitas Menurut Idris (2008), asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Imam (2006) menjelaskan Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual. Gejala varians tidak sama ini disebut dengan gejala heterokedastisitas, sedangkan gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas (Idris, 2008). Untuk menguji ada tidaknya gejala heteroskedastisitas, maka digunakan metode Spearman Correlation. Model ini dinyatakan terkena heteroskedastisitas bila nilai koefisien korelasi Spearman signifikan (Sig < 0,05) terhadap nilai residualnya. Uji Kelayakan Model Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai Koefisien R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Menurut Imam (2006) Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Uji F Statistik
Mudrajat (2003) menjelaskan Uji F statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Setelah F garis regresi ditemukan hasilnya, kemudian dibandingkan dengan F-tabel. Untuk menentukan nilai F-tabel, tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar α = 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Jika F hitung > F-tabel berarti variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya jika F hitung < F-tabel maka, hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya (Mudrajat, 2003). Uji Hipotesis (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam, 2006). Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas sacara parsial terhadap variabel terikat dengan menggunakan tingkat signifikan 5%. Kriteria penilaiannya sebagai berikut: Jika nilai signifikan <0,05 berarti hipotesis diterima dan jika nilai signifikan >0,05 berarti hipotesis ditolak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Deskripsi variabel penelitian dimaksudkan untuk melihat karakteristik variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan data time series cross section tahunan selama 3 tahun (20082010) dan 19 perusahaan sampel. Dengan demikian diperoleh sebanyak 57 data observasi. Namun melalui pengolahan data terhadap pemenuhan normalitas data, asumsi normalitas belum terpenuhi, sehingga beberapa data yang ekstrim tidak diikutsertakan dalam pengujian. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yang merupakan likuiditas perbankan yang diukur dengan Loan to Deposite Ratio, Loan to assets ratio, dan Quick Ratio. Selanjutnya variabel terikat adalah profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata Return On Asset (ROA) tahun 2008-2010
sebesar 1,63 % artinya secara rata-rata, sektor perbankan dari tahun 2008-2010 mampu memperoleh keuntungan atau laba bersih sebesar 1,63 % atas total aktiva yang dimiliki. ROA maksimum sebesar 3,69 % sedangkan ROA minimum adalah sebesar 0,09 %. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) ROA sektor perbankan dari tahun 2008-2010 adalah sebesar 0,99 artinya variasi sebaran data ROA atau penyimpangan titik-titik data dari nilai rataratanya adalah sebesar 0,99. Nilai rata-rata Loan to Deposite Ratio (LDR) sektor perbankan tahun 2008-2010 sebesar 72,33 % artinya secara rata-rata, sektor perbankan dari tahun 2008-2010 memperlihatkan dana yang disalurkan untuk pihak ketiga pada tahun tersebut. LDR maksimum sebesar 100,38 % sedangkan LDR minimum adalah sebesar 35,83 %. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) LDR sektor perbankan dari tahun 2008-2010 adalah sebesar 15,19 artinya variasi sebaran data LDR atau penyimpangan titik-titik data dari nilai rataratanya adalah sebesar 15,19. Nilai rata-rata Loan to assets ratio (LAR) sektor perbankan tahun 2008-2010 sebesar 59,21 % artinya secara rata-rata, sektor perbankan dari tahun 2008-2010 memperlihatkan 59,21 % bank mampu memenuhi permintaan para debitur dengan aset yang tersedia. LAR maksimum sebesar 78,91 % sedangkan LAR minimum adalah sebesar 30,93 %. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) LAR sektor perbankan dari tahun 2008-2010 adalah sebesar 11,25 artinya variasi sebaran data LAR atau penyimpangan titiktitik data dari nilai rata-ratanya adalah sebesar 11,25. Nilai rata-rata Quick Ratio (QR) sektor perbankan tahun 2008-2010 sebesar 48,86 % artinya secara rata-rata, sektor perbankan dari tahun 2008-2010 memperlihatkan 48,86 % kemampuan bank dalam membiayai kewajibannya kepada para nasabah dengan aktiva lancar yang lebih likuid. QR maksimum sebesar 94,14 % sedangkan QR minimum adalah sebesar 20,16 %. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) QR sektor perbankan dari tahun 2008-2010 adalah sebesar 17,31 artinya variasi sebaran data QR atau penyimpangan titik-titik data dari nilai rataratanya adalah sebesar 17,31. 5
Uji Prasyarat Analisis (Uji Asumsi Klasik) Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Sehingga dalam penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik. Hal ini disebabkan karena dalam analisis regresi sederhana perlu dihindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis sederhana. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan sebagai berikut : Uji Normalitas Bedasarkan hasil penelitian untuk variabel LDR diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,804 dengan signifikansi 0,764. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdisribusi normal, karena nilai signifikansi dari uji normalitas untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 (0,764 > 0,05). Bedasarkan hasil penelitian untuk variabel LAR diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,707 dengan signifikansi 0,699. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdisribusi normal, karena nilai signifikansi dari uji normalitas untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 (0,699 > 0,05). Bedasarkan hasil penelitian untuk variabel QR diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,631 dengan signifikansi 0,821. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdisribusi normal, karena nilai signifikansi dari uji normalitas untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 (0,821 > 0,05). Uji Autokorelasi Berdasarkan uji autokorelasi pada variabel LDR ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,818, dengan nilai du sebesar 1,6075 dan nilai dl sebesar 1,5363 Model dapat dikatakan tidak terkena autokorelasi apabila du < dw < 4-du. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tidak terkena autokorelasi karena, 1,6075< 1,818< 2,3925. Berdasarkan uji autokorelasi pada variabel LAR ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson 6
sebesar 1,791, dengan nilai du sebesar 1,6075 dan nilai dl sebesar 1,5363 Model dapat dikatakan tidak terkena autokorelasi apabila du < dw < 4-du. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tidak terkena autokorelasi karena, 1,6075< 1,791 < 2,3925. Berdasarkan uji autokorelasi pada variabel QR ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,809, dengan nilai du sebesar 1,6075 dan nilai dl sebesar 1,5363 Model dapat dikatakan tidak terkena autokorelasi apabila du < dw < 4-du. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tidak terkena autokorelasi karena, 1,6075< 1,809 < 2,3925. Uji Heteroskedastisitas Dalam uji ini, apabila hasilnya sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil analisis data pada variabel LDR, diketahui hasil pengujian korelasi Spearman untuk semua predictor dengan nilai residualnya adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian residual model regresi ini adalah homogen atau terbebas dari kasus Heterokedastisitas. Hasil analisis data pada variabel LAR, diketahui hasil pengujian korelasi Spearman untuk semua predictor dengan nilai residualnya adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian residual model regresi ini adalah homogen atau terbebas dari kasus Heterokedastisitas. Hasil analisis data pada variabel QR, diketahui hasil pengujian korelasi Spearman untuk semua predictor dengan nilai residualnya adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian residual model regresi ini adalah homogen atau terbebas dari kasus Heterokedastisitas. Analisis Data Model Regresi Sederhana Model regresi sederhana dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis regresi sederhana dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil pengolahan untuk variabel LDR, maka dapat dirumuskan persamaan regresi sederhananya yaitu : ROA=2,306 – 0,009 LDR
Hasil pengolahan untuk variabel LAR, dapat dirumuskan persamaan regresi sederhananya yaitu : ROA=3,044 – 0,024 LAR Hasil pengolahan untuk variabel QR, dapat dirumuskan persamaan regresi sederhananya yaitu : ROA=0,637 + 0,020 QR Uji Kelayakan Model Uji Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil penelitian untuk variabel LDR dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0,003, artinya ROA perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2008-2010) dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu LDR sebesar 0,3% sedangkan sisanya 99,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Dari hasil penelitian untuk variabel LAR dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0,057, artinya ROA perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2008-2010) dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu LAR sebesar 5,7% sedangkan sisanya 94,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Dari hasil penelitian untuk variabel QR dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0,110, artinya ROA perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2008-2010) dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu QR sebesar 11% sedangkan sisanya 89% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Uji F Statistik Kriteria pengujian pada Uji F statistik adalah Jika Fhitung > Ftabel atau sig < 0,05 maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara bersama-sama. Dari hasil penelitian untuk variabel LDR menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 1,150 dengan tingkat signifikansinya 0,288 < 0,05, yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel LDR terhadap variabel ROA, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak layak untuk diuji. Dari hasil penelitian untuk variabel LAR menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 4,355 dengan tingkat signifikansinya 0,042 < 0,05, yang
artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel LAR terhadap variabel ROA, sehingga dapat disimpulkan bahwa model layak untuk diuji. Dari hasil penelitian untuk variabel QR menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 7,936 dengan tingkat signifikansinya 0,007 < 0,05, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel QR terhadap variabel ROA, sehingga dapat disimpulkan bahwa model layak untuk diuji. Uji t (Hipotesis) Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel LDR terhadap ROA menunjukkan thitung sebesar -1,072 dengan signifikasi 0,288 (sig>0,05). LDR mempunyai hubungan negatif terhadap ROA dilihat dari koefisien LDR, dengan tingkat signifikan yang lebih besar dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa LDR tidak signifikan dan memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis 1 ditolak. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel LAR terhadap ROA menunjukkan thitung sebesar -2,087 dengan signifikasi 0,042 (sig<0,05). Hal ini berarti LAR mempunyai hubungan yang negatif dengan ROA yang berarti tidak sesuai dengan arah yang dihipotesiskan dengan tingkat signifikan yang lebih kecil dari 0.05, sehingga disimpulkan bahwa LAR signifikan dan berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis 2 ditolak. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel QR terhadap ROA menunjukkan thitung sebesar 2,817 dengan signifikasi 0,007 (sig<0,05). Hal ini berarti QR mempunyai hubungan yang positif dengan ROA yang berarti tidak sesuai dengan arah yang dihipotesiskan dengan tingkat signifikan yang lebih kecil dari 0.05, sehingga disimpulkan bahwa QR signifikan dan berpengaruh positif terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis 3 ditolak. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) . Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Veithzal, dkk (2007) yang mengatakan semakin tinggi LDR 7
memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan akan menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Tidak signifikannya hasil penelitian ini kemungkinan diakibatkan adanya kredit macet sehingga besarnya kredit yang diberikan kurang berdampak pada profitabilitas perbankan. Penyebab lain yaitu Persentase LDR tidak siginfikan dimungkinkan karena adanya spread presentase bunga kredit dan bunga dana pihak ketiga yang kecil. Pada variabel Loan to Asset Ratio (LAR) menunjukkan hasil bahwa LAR mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Veithzal, Andria & Rivai (2007) yang mengatakan apabila bank siap menghadapi pertambahan kredit, berarti bank akan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan profit yang lebih tinggi. Variabel Quick Ratio (QR) menunjukkan bahwa QR mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal tersebut juga dapat berarti bahwa semakin banyak jumlah cash assets yang terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, Giro pada bank lain, Aktiva likuid dalam valuta asing maka semakin tinggi profitabilitas perbankan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Rimski (2002) yang menyatakan semakin tinggi tingkat likuiditas berarti akan semakin banyak dana yang menganggur, semakin banyak uang yang menganggur berarti pemasaran uang tidak maksimal dan akhirnya bank tidak bisa memaksimalkan keuntungannya. QR yang berpengaruh positif dan signifkan terhadap ROA disebabkan karena makin banyak dana yang tertanam di cash assets maka kebijakan bank menginvestasikan dana dalam jangka pendek yaitu dalam sekuritas yang dapat menghasilkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas. Jadi hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dana yang menganggur diinvestasikan oleh bank pada aktiva likuid sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi pihak bank.
8
SIMPULAN Berdasarkan pendahuluan, kajian teori dan pengolahan data serta pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Loan to Deposite Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Assets pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan Loan to Asset Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Assets pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Assets pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. SARAN Bagi investor, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Loan to Asset Ratio dan Quick Ratio yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI. Jadi apabila investor akan berinvestasi di pasar modal terlebih pada sektor perbankan perlu memperhatikan Loan to Asset Ratio dan Quick Ratio perusahaan tersebut karena apabila perusahaan tersebut memiliki Loan to Asset Ratio dan Quick Ratio yang tinggi berarti perusahaan tersebut memiliki profitabilitas yang baik dan memiliki prospek yang bagus untuk berinvestasi. Bagi Perbankan, Manajemen Bank perlu memperhatikan investasiinvestasi jangka pendek yang akan digunakan karena walaupun investasi jangka pendek menghasilkan keuntungan tetapi investasi jangka pendek juga memberikan resiko bagi dunia perbankan.
DAFTAR PUSTAKA Ade Arthesa dan Edia Handiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: Indeks. Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Budi Untung. 2005. Kredit Perbankan Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
di
Herman Darmawi. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Rimski K. Judisseno. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Selamet Riyadi. 2006. Banking Assets And Liability Management. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, Ferry N. Idroes. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada http://idx.co.id/
Husein Umar. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Idris.
2012. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan SPSS. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Imam
Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jopie Jusuf. 2007. Panduan Dasar untuk Account Officer. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. ___________. 2003. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. ___________. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Rajagrafido Persada. Mudrajat Kuncoro. 2003. Metodologi Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
9