PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PERKECAMBAHAN BENIH KACANG TANAH DAN KEDELAI.
LINA SITI MARYAMAH A14052385
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK
LINA SITI MARYAMAH. Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Perkecambahan Benih Kacang Tanah dan Kedelai. Dibimbing oleh Oteng Haridjaja dan Yayat Hidayat. Sifat fisik tanah yang kurang baik akan menyebabkan perkembangan benih dan akar tanaman terganggu karena sulitnya akar tersebut menembus tanah atau berkembang dalam tanah, sehingga akan kesulitan pula dalam mengambil unsur-unsur hara dan air yang berada di sekitar tanaman. Berhubung dengan hal tersebut maka perbaikan sifat fisik tanah mutlak dilakukan termasuk dalam pengolahan seperti menentukan bobot isi tanah sebagai indikator kepadatan tanah. Untuk itu diperlukan penelitian tentang hubungan antara kepadatan tanah yang dinyatakan dalam bobot isi dengan pertumbuhan kecambah tanaman. Tujuan dari penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung perkecambahan benih kacang tanah dan kedelai. Pengambilan sampel tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan Maret 2009 di daerah Jasinga. Penentuan sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departermen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Agustus-Oktober 2009. Penanaman dilaksanakan pada bulan November 2009 di Rumah Kaca Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 % dan pengujian dalam bentuk persamaan regresi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pada Pada perlakuan tanpa tanaman peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap kurva pF (pF 1,00; 2,00; 2,54; dan 4,20), permabilitas, dan rersitensi tanah baik sebelum ditanami maupun setelah ditanami. Pada tanaman kacang tanah, peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan panjang akar. Kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang, jumlah daun, dan biomassa baik biomassa tajuk (basah dan kering) ataupun biomassa akar (basah dan kering). Pada tanaman kedelai pengaruh kepadatan tanah terlihat berpengaruh nyata pada tinggi tanaman. Kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata pada diameter batang, jumlah dauh, panjang akar ataupun biomasa akar baik basah maupun kering dan kepadatan tanahpun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk (basah maupun kering). Kata kunci : kecambah kacang tanah, kecambah kedelai, kepadatan tanah, dan sifat fisik tanah.
ABSTRACT
LINA SITI MARYAMAH. Effect of Soil Compaction on Soil Physical Properties and Seed Germination of Peanut and Soybean. Supervisied by Oteng Haridjaja and Yayat Hidayat. Soil physical properties can affect to seed germination and plant growth. Soil compaction will degrade soil physical properties which in term will affect to root penetration and development in the soil. The improvements of soil physical properties is required to ensure seed germination and plant growth such as soil tillage and other treatment to maintain soil bulk density is quite low. The purpose of this research is to study the influence of soil compaction (soil bulk density) to soil physical characteristics and seed germination of peanuts and soybean. This research use soil material from Jasinga district (Podsolik Jasinga), conducted at Soil Physical and Conservation Laboratory, Department of Soil Science and Land Resources, Faculty of Agriculture IPB, and Greenhouse of Center of Biological Resources and Biotechnology, Research and Community Services Agency, IPB. Completed random design is used as experimental design and Duncan's Multiple Range Test (DMRT) is used to identify the effect of treatment. The bulk density results of the research showed that the increasing of soil density (soil compaction) has significantly affect on pF curves (1.00 pF; 2.00; 2.54 and 4.20), permeability rate, and soil resistance before or after planting. For peanuts, soil compaction significantly affect to plant height and root length. Soil compaction did not significantly affect on stem diameter, number of leaves, might at biomass and canopy (wet and dry) or root biomass (wet and dry). In soybean, the influence of soil compaction had significantly affect just only on plant height. Stem diameter, number of leaves, root length or root biomass canopy biomass (wet or dry) are not affected by soil compaction. Keywords: peanuts, seed germination, soil bulk density, soil compaction, soybeans.
PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PERKECAMBAHAN BENIH KACANG TANAH DAN KEDELAI.
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanin Bogor
LINA SITI MARYAMAH A14052385
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Penelitian
: PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PERKECAMBAHAN BENIH KACANG TANAH DAN KEDELAI
Nama
:
Lina Siti Maryamah
NRP
:
A14052385
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Oteng Haridjaja, MSc. NIP. 19490106 1974031 002
Dr. Ir. Yayat Hidayat, MSi NIP. 19650103 1992031 001
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian
Dr. Ir. Syaiful Anwar, MSc NIP. 19621113 1987031 003
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumedang pada tanggal 15 November 1986. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Acep Rusmana dan Ibu Yayah (alm). Penulis menyelesaikan pendidikan
di SD Negeri Narimbang II,
Kabupaten Sumedang pada tahun 1999, SLTP Negeri 1 Darmaga, Bogor pada tahun 2002, SMA KORNITA IPB pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dan pada tahun 2006 penulis diterima pada Program Mayor Manajemen Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan dengan Minor Pengelolaan Pencemaran Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama manjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi seperti Himpunan Mahsiswa Ilmu Tanah (HMIT) (2008), Biro Lingkungan Hidup AZIMUT (2007), dan UKM Perisai Diri (2005-2009) serta sering mengikuti kepanitian-kepanitian yang diadakan di kampus seperti Masa Perkenalan Departemen, Masa Perkenalan Fakultas, Seminar Soil and Mining 2008, dan Semiloka Faperta 2008 .
KATA PENGANTAR Puji syukur yang tak terhingga penulis sampaikan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Perkecambahan Benih Kacang Tanah dan Kedelai” Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai November 2009. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh tingkat kepadatan tanah terhadap karakteristik fisika tanah dan perkembangan perkecambahan kacang tanah dan kedelai serta menentukan bobot isi yang paling efektif untuk perkecambahan benih kacang tanah dan kedelai.
Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah (kurva pF, ruang pori total (RPT), pori drainase sangat cepat, pori air tersedia, permeabilitas, dan resitensi tanah baik sebelum ditanami maupun setelah ditanami), tinggi tanamam pada kacang tanah dan kedelai, serta pada panjang akar dari tanaman kacang tanah, sehingga dapat diketahui kepadatan tanah yang paling efektif untuk perkecambahan kacang tanah yaitu pada bobot isi 0,80 g/cm3 dan pada perkecambahan tanaman kedelai 0,80-0,90 g/cm3. Pada kesempatan ini, penulis mengucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: Dr. Ir. Oteng Haridjaja, MSc dan Dr. Ir. Yayat Hidayat, MSi atas segala bimbingan, pengarahan, dan saran yang telah diberikan kepada penulis; Keluarga tercinta atas doa dan dukungannya; Kepala Desa Jasinga; Kepala dan Staf PPSHB IPB; Staf Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, IPB; serta sahabat dan teman-teman yang tak dapat disebut satu persatu. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
Bogor, Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ....................................................................................
vii
Teks ...............................................................................................
vii
Lampiran ........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ...............................................................................
1
Tujuan Penelitian ...........................................................................
3
Hipotesis Penelitian ........................................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah ...........................................................................
4
Bobot Isi ........................................................................................
5
Sifat Mekanik Tanah ......................................................................
6
Perkecambahan ..............................................................................
7
Karakteristik Tanaman ...................................................................
8
Kacang Tanah ........................................................................ Kedelai ..................................................................................
8 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
11
Alat dan Bahan ...............................................................................
11
Alat ....................................................................................... Bahan ....................................................................................
11 11
Metode Penelitian...........................................................................
12
Perlakuan Penelitian .............................................................. Pengambilan Bahan Tanah..................................................... Analisis Tanah Awal.............................................................. Simulasi Kepadatan Tanah..................................................... Analisis Tanah Setelah Pemadatan ......................................... Kadar Air ...................................................................... Kurva pF ....................................................................... Permeabilitas Tanah ..................................................... Resistensi tanah ............................................................
12 14 14 14 15 15 15 15 16
Penanaman ............................................................................
16
Parameter Pertumbuhan Tanaman ..........................................
16
Analisis Data ..................................................................................
18
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan ........................................
19
Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan ..........................................
19
Kurva pF ............................................................................... Permeabilitas Tanah .............................................................. Resistensi ..............................................................................
19 22 23
Pengaruh Kepadatan Terhadap Perkecambahan Tanaman ...............
25
Kacang Tanah ........................................................................ Kecepatan Munculnya Kecambah ................................. Tinggi Tanaman ............................................................ Diameter Batang ........................................................... Jumlah Daun ................................................................. Akar .............................................................................. Biomassa ...................................................................... Kedelai .................................................................................. Kecepatan Munculnya Kecambah ................................. Tinggi Tanaman ............................................................ Diamater Batang ........................................................... Jumlah Daun ................................................................. Akar .............................................................................. Biomassa ......................................................................
25 25 25 27 27 28 29 30 30 30 31 31 32 33
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................
34
Saran ..............................................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
35
LAMPIRAN .............................................................................................
37
DAFTAR TABEL Teks Nomor
Halaman
1. Parameter yang diukur dan alat yang digunakan ................................
12
2. Parameter yang diamati dan metode yang digunakan .........................
14
3. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air pada berbagai pF .........
19
4. Pengaruh kepadatan tanah terhadap permeabilitas .............................
22
5. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan sesudah di tanam tanaman .............................................................................. 24 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah (mm)
26
7. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kacang tanah (mm) 27 8. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun kacang tanah ..........
27
9. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar kacang tanah ......................
28
10. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kacang tanah ......
39
11. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kedelai (mm)......
30
12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter tanaman kedelai (mm) .
31
13. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun pada kedelai ...........
32
14. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar kedelai ...............................
32
15. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kedelai ...............
33
Lampiran 1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap kurva sifat fisik tanah ......................................................................................... 38 2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap kecepatan munculnya kecambah kacang tanah ................................................... 38 3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah .......................................................................
39
4. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kacang tanah ..........................................................................
40
5. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun kacang tanah .............................................................................
41
6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar dan biomassa kacang tanah ...................................................................
41
7. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap kecepatan munculnya kecambah kedelai ............................................................ 42 8. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kedelai ................................................................................
42
9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kedelai ...................................................................................
43
10. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun kedelai ......................................................................................
44
11. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar dan biomassa kedelai ...............................................................................
44
12. Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah (mm) .......................
45
13. Hasil pengamatan diameter batang tanaman kacang tanah (mm) ........
45
14. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang tanah .......................
46
15. Hasil pengamatan biomassa dan panjang akar tanaman kacang tanah
46
16. Hasil pengamatan tinggi tanaman kedelai (mm) ................................
47
17. Hasil pengamatan diameter batang tanaman kedelai (mm) .................
47
18. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kedelai ................................
48
19. Hasil pengamatan biomassa dan panjang akar tanaman kacang tanah
48
20. Hasil pengamatan kurva pF ...............................................................
49
21. Hasil pengamatan permeabilitas tanah ...............................................
49
22. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah ..........
50
23. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kedelai ...................
50
DAFTAR GAMBAR Teks Nomor
Halaman
1. Desain tata letak perlakuan penelitian ..........................................
13
2. Diagram alir tahapan penelitian ...................................................
17
3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 1,00 .............
20
4. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 2,00 .............
20
5. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 2,54 .............
20
6. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 4,20 .............
21
7. Grafik hubungan kurva pF dengan persentase volume kadar air ...
21
8. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan permeabilitas ....
23
9. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah ........................
24
10. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanam kedelai ..................................
24
11. Jumlah daun kacang tanah pada perlakuan bobot isi 0,80 g/cm3 (a) dan 1,20 g/cm3 (b) .......................................................................
28
PENDAHULUAN Latar Belakang Tingkat kepadatan tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pada saat perkecambahan dan pertumbuhan sistem perakaran. Hambatan yang dialami oleh kecambah dan akar dalam pertumbuhan maupun dalam menjalankan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga kelompok yang saling berhubungan yaitu hambatan kimia, fisik, dan biologis.
Hambatan fisik
berhubungan dengan kekurangan air, tahanan mekanis bagi kecambah dan akar, serta kondisi aerobik atau temperatur yang tidak sesuai. Tahanan mekanis berupa kepadatan tanah merupakan peristiwa bertambahnya volume berat kering tanah oleh beban dinamis. Kebanyakan terjadinya kepadatan tanah diakibatkan oleh perlakuan pengolahan tanah, perlakuan agronomi dan tanaman serta sebagian kecil diakibatkan oleh pukulan air hujan. Pemadatan tanah adalah penyusutan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena adanya gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi berkurang (Damanik, 2007). Pemadatan tanah merupakan hal yang tidak diinginkan dalam pertanian karena dapat mengurangi aerasi tanah, mengurangi ketersediaan air bagi tanaman dan menghambat pertumbuhan akar dan perkecambahan tanaman. Pemadatan tanah cenderung menurunkan ketersediaan air dan unsur hara yang dibutuhkan akar tanaman dalam tanah. Tanah yang padat akan mengurangi kapasitas memegang air, mengurangi kandungan udara, memberikan hambatan fisik yang besar pada penerobosan akar sehingga mengendalikan kapasitas kemampuannya memanen air, udara, dan hara (Wilson, 2006). Tingkat kepadatan tanah akan berkorelasi negatif dengan pertumbuhan tanaman.
Tanah yang terpadatkan akan menggangu penetrasi akar tanaman
sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat. Pada tanah yang terlalu padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen dalam tanah cukup rendah dan permeabilitas terhambat sehingga air akan tergenang dan menghambat tanaman.
Menurut Damanik (2007) pemadatan tanah akan mempengaruhi kondisi fisik tanah.
Pengaruh pemadatan tanah terhadap pertumbuhan tanaman yang
dikaitkan dengan timbulnya perubahan kondisi fisik tanah yaitu: 1. Pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat mengurangi perkecambahan, mencegah sistem perakaran, dan akibatnya dapat mengurangi hasil produksi. 2. Pemadatan mengurangi porositas dan permeabilitas sehingga menambah tekanan hisap matriks tanah dan pengurangan ketersedian air tanah bagi tanaman. 3. Pemadatan tanah mengurangi aerasi tanah sehingga pergerakan udara dalam tanah menjadi tidak lancar dan memberikan tegangan oksigen bagi tanaman. Pemadatan
tanah
akan
memberikan
tekanan
mekanik
terhadap
pertumbuhan tanaman dalam beberapa cara yaitu: 1. Mengurangi atau menghalangi munculnya kecambah ke permukaan tanah. 2. Merintangi atau mencegah sistem perkecambahan sehingga menyebabkan berkurangnya diameter dari akar. 3. Dapat mengurangi produksi tanaman. Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Dalamnya penetrasi akar berkorelasi kuat dengan tingkat kepadatan tanah (makin tinggi tingkat kepadatan tanah, makin sulit penetrasi akar). Makin tinggi tingkat kepadatan tanah maka makin berkurang persentase pori makro dan makin meningkat resistensi terhadap penetrasi akar sehingga penetrasi akar akan semakin sulit. Penembusan tanah oleh akar dan batang kecambah dipengaruhi oleh sifat penetrabilitas tanah. Batang anak kecambah harus mendesak tanah yang menghimpitnya sehingga lapisan tanah teratas patah. Tenaga kecambah yang diperlukan untuk itu tergantung dari tebal dan keteguhan lapisan tanah. Salah satu faktor pertumbuhan tanaman yang tergolong sangat penting adalah sifat fisik tanah. Meskipun suatu jenis tanah mempunyai sifat kimia yang baik, tanpa disertai dengan sifat fisik yang baik maka pertumbuhan tanaman tidak akan mencapai maksimal. Hal ini dikarenakan oleh tidak dapat diserapnya unsurunsur hara yang terdapat dalam tanah secara maksimal dan secara normal. Selain itu jika sifat fisik tanah kurang baik maka perkembangan akar tanaman akan
terganggu karena sulitnya akar tersebut menembus tanah atau berkembang dalam tanah sehingga akan kesulitan mengambil unsur-unsur hara (yang berada di sekitar tanaman). Berhubung dengan hal tersebut maka perbaikan sifat fisik tanah mutlak dilakukan termasuk dalam pengolahan untuk menentukan bobot isi tanah. Untuk itu diperlukan penelitian tentang hubungan antara kepadatan tanah yang dinyatakan dalam bobot isi dengan pertumbuhan kecambah tanaman.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh tingkat kepadatan tanah terhadap karakteristik fisika tanah (ruang pori tanah, kurva pF, permeabilitas, dan rersitensi tanah) dan perkecambahan kacang tanah dan kedelai serta menentukan bobot isi yang paling sesuai untuk perkecambahan benih kacang tanah dan kedelai.
Hipotesis Penelitian Semakin padat suatu tanah maka pertumbuhan dan perkecambahan benih akan semakin sulit, sehingga pertumbuhan benih akan terhambat pada tanah yang lebih padat.
TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit. Pemadatan tanah adalah masalah yang komplek dan melibatkan berbagai aspek dari tanah itu sendiri serta mempunyai hubungan yang nyata dengan sifat fisik, kimia dan biologi tanah termasuk faktor lingkungan seperti iklim, perlakuan pengolahan tanah, perlakuan agronomi dan tanaman. Pemadatan tanah akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemadatan tanah dapat
mengurangi kandungan aerasi tanah, mengurangi ketersedian air bagi tanaman dan menghambat pertumbuhan akar tanaman (Damanik,2007). Pada tanah yang terlalu padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen dalam tanah menjadi rendah dan permeabilitas terhambat, sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu tanah yang padat perlu digemburkan.
Ketika akar tanaman tumbuh pada
lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna. Perpanjangan akar akan terhenti atau memanjang pada arah yang sama dengan kecepatan yang rendah (Simanjuntak, 2005). Menurut Damanik (2003) pemadatan merupakan kondisi fisik tanah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pemadatan tanah akan memberikan tahanan mekanik terhadap pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara yaitu : mengurangi atau menghalangi munculnya kecambah ke permukaan, merintangi atau mencegah sistem perkecambahan, sehingga diameter dari sistem akar berkurang, dan mempunyai efek mengurangi produksi tanaman. Bahri (2003) menyatakan bahwa kepadatan tanah berpengaruh pada lingkungan fisik tanah untuk produksi tanaman. Akibat dari pemadatan tanah akan mengurangi permeabilitas tanah, pengisian air tanah terhambat dan limpasan air dan erosi dapat terjadi. Pemadatan tanah juga mengurangi aerasi pertukaran gas dan meningkatkan CO2 sehingga menyebabkan pertumbuhan akar terganggu. Pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman
sehingga dapat mengurangi perkecambahan mencegah sistem perakaran dan akibatnya dapat mengurangi hasil. Pemadatan tanah erat kaitannya dengan nilai bobot isi dari suatu tanah. Bobot Isi Hardjowigeno (2002) menyatakan bahwa bobot isi menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Bobot isi merupakan petunjuk kepadatan tanah. Semakin padat suatu tanah maka semakin tinggi bobot isinya yang berarti tanah semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Bobot isi tanah (bulk density) merupakan rasio bobot kering mutlak (suhu 105°C) suatu unit tanah terhadap volume total, yang sering dinyatakan dalam g/cm3.
Bobot isi tanah adalah masa kering suatu unit volume tanah dalam
keadaan utuh dinyatakan dalam gram tiap centimeter kubik. Unit volume terdiri dari volume yang berisi bahan padat dan volume ruangan diantaranya. Bobot isi dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lapisan ke lapisan sejalan dengan perubahan ruang pori dan struktur tanah. Lapisan tanah olah mineral biasanya mempunyai bobot isi antara 1,00 sampai 1,60 g/cm3. Kisaran antara 1,20 sampai 1,80 g/cm3 dijumpai pada pasir dan lempung berpasir. Lapisan bawah yang padat mempunyai bobot isi sama atau lebih dari 2,00 g/cm3. Bobot isi tanah dipengaruhi oleh struktur, ruang pori, padatan tanah dan kandungan bahan organik. Tanah yang lepas-lepas persatuan volume mempunyai bobot isi yang kecil, sedangkan pada tanah yang padat memiliki bobot isi yang besar. Nilai bobot isi dan porositas dapat berubah dan beragam tergantung pada keadaan struktur tanah, khususnya dalam hubungannya dengan proses pemadatan tanah. Penggunaan bobot isi tanah juga penting artinya dalam menentukan jumlah kebutuhan air, pupuk dan kapur yang akan ditambahkan untuk suatu satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu. Bobot isi ditentukan oleh jumlah ruang pori dan padatan tanah. Dengan demikian tanah yang lepas dan sarang dan persatuan isi mempunyai bobot isi kecil dan pada tanah yang padat akan mempunyai bobot isi lebih besar. Disamping itu tekstur secara tidak langsung ikut mempengaruhi bobot isi karena tekstur menentukan tingkat agregasi tanah. Tanah-tanah granular
seperti lempung berdebu mempunyai nilai bobot isi tanah lebih rendah dari pada lempung berpasir (Nugraha, 2004). Cara pengolahan tanah mempengaruhi bobot isi tanah, terutama pada lapisan olah. Pengolahan tanah yang intensif akan meningkatkan bobot isi tanah. Bobot isi tanah liat, lempung berliat dan lempung berdebu pada lapisan olah tanah biasanya berkisar 1,00-1,60 g/cm3. Sifat Mekanik Tanah Sifat mekanik tanah adalah sifat-sifat tanah yang berkenaan dengan berbagai gaya.
Sifat mekanik tanah erat kaitanya dengan kekuatan dan
kekompakan tanah. Kekuatan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyangga tekanan tanpa rusak atau mengalami deformasi yang berarti. Kekuatan tanah adalah kapasitas tanah untuk menahan gaya-gaya tanpa mengalami kerusakan pada tanah bersangkutan. Secara kuantitatif kekuatan tanah didefinisikan sebagai stress maksimal yang dapat diberikan pada tubuh tanah tanpa kerusakan pada tanah yang bersangkutan. Kekompakan tanah adalah kenaikan kerapatan tanah sebagai akibat dari beban atau tekanan yang dialami oleh tanah tersebut. Kenaikan kerapatan tanah adalah fungsi dari tekanan dan kadar air tanah. Kerapatan yang diberi tekanan tetap akan naik seiring dengan kenaikan kadar air sampai mencapai maksimum, kemudian terus menurun apabila air terus diberikan.
Kadar air dimana
kekompakan tanah maksimum disebut kadar air optimal untuk kekompakan tanah. Kadar air ini akan terus menurun apabila tekanan yang diberikan semakin besar. Kekompakan tanah terjadi terutama pada tanah bagian bawah dibanding pada tanah permukaan. Hal ini berhubung dengan kadar air yang lebih besar dan bahan organik yang lebih sedikit.
Kekompakan pada lapisan bawah lebih sulit
diperbaiki dari pada kekompakan yang ada pada permukaan tanah. Kekompakan semacam ini akan sukar ditembus akar tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan mengakibatkan produksi tanaman menjadi berkurang.
Perkecambahan Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan benih berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (www.wikipedia.com) Proses perkecambahan disebut juga proses germinasi pada biji. Germinasi biji adalah suatu fase dalam proses pertumbuhan dari pembuahan sel telur menjadi tanaman tua. Germinasi dimulai dengan penyerapan air oleh biji dan berakhir dengan dimulainya elongasi oleh sumber embrio yang biasanya terjadi di bulu akar. Kecambah muncul karena hipokotil (bagian kecambah di bawah kotiledon) yang memanjang, sehingga mendorong kotiledon ke permukaan dan titik tumbuh mulai tumbuh. Tingkat awal dari perkecambahan biji melibatkan pemecahan cadangan makanan pada biji dan digunakan untuk pertumbuhan akar dan batang. Proses germinasi akan meningkatakan daya cerna nutrisi karena perkecambahan merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan yang terdapat dalam biji (Andarawulan, 2005). Satyagraha (2005) menerangkan bahwa perkecambahan merupakan suatu proses keluarnya bakal tanaman dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif. Proses perkecambahan dimulai dengan pengambilan air dengan cepat yang mengakibatkan biji mengembang dan merentangnya kulit biji. Imbibisi diikuti dengan keluarnya panas yang mencirikan hilangnya energi kinetik akibat diambilnya molekul air. Bila hidrasi dari sel-sel itu berlangsung, kekuatan osmose mulai bekerja dalam proses masuknya air. Hidrasi dalam jaringan ada hubungannya dengan mulai meningkatnya aktivitas metabolisme yang untuk pertama kali terjadi dalam akar embrio.
Dalam proses perkecambahan terjadi berbagai perubahan biologis yang memperlihatkan terpecahnya berbagai komponen dalam biji menjadi senyawasenyawa yang lebih sederhana, yang telah siap dicerna oleh embrio atau kecambah untuk pertumbuhan. Perkecabahan merupakan suatu proses keluarnya bakal tanaman dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif. Selama perkecambahan kandungan gula akan mengalami perubahan. Kandungan glukosa dan fruktosa meningkat 10 kali lipat dibandingkan kadar awal sebelum perkecambahan, sedangkan kandungan sukrosa hanya meningkat 2 kali lipatnya dan galaktosa akan menghilang.
Selama perkecambahan terjadi peningkatan
jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya menurun (Astawan, 2003).
Proses perkecambahan sangat dipengaruhi oleh kondisi tempat
dikecambahakan. Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain air, suhu, gas dan cahaya (Satyagraha, 2005). Perkecambahan akan terjadi dengan baik apabila kondisi kadar air lingkungan 50%.
Jumlah air yang terlalu banyak saat perkecambahan dapat
menghambat suplai oksigen yang dibutuhkan. Air pada perkecambahan berfungsi untuk melunakan kulit biji, perkembangan embrio dan endosperma, memberi fasilitas masuknya oksigen ke dalam biji karena dinding sel yang telah diimbibisi oleh air akan bersifat permeabel sehingga gas dapat masuk ke dalam sel dengan cara difusi, mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan fungsinya serta sebagai alat transfor larutan makanan dari endosperma atau kotiledon ke titik tumbuh Karakteristik Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh hewan. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–320 C. Bila suhunya di bawah 100 C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
Kelembaban udara
untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang (Sumarno, 2003). Menurut Damanik (2007) jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan subur.
Derajat
keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0– 6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Tanah berdrainase dan beraerasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah. Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m diatas permukaan laut (dpl). Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal. Kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung, bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan, sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-340 C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-270 C.
Pada proses perkecambahan benih kedelai
memerlukan suhu yang cocok sekitar 300 C (Rismaneswati, 2006).
Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asampun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar.
Kedelai dapat tumbuh baik pada
berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik. Menurut Rismaneswati (2006) tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumusol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup. Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik. Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul (Satyagraha, 2005). Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300,0 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan Maret 2009.
Pengukuran sifat fisik tanah dilakukan di
Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departermen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan penanaman dilaksanakan di Rumah Kaca Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung mulai bulan Maret hingga November 2009.
Alat dan Bahan Alat Peralatan yang digunakan di lapangan untuk pengambilan contoh tanah terganggu, diantaranya adalah ring sampel, cangkul, tali rapia, karung, dan spidol. Peralatan laboratorium yang digunakan terdiri dari alat pemadat tanah, cawan timbang, oven, timbangan, pressure dan membrane plate apparatus, gelas piala, pengaduk batang gelas, gelas ukur, pipet, ayakan, gelas ukur, tabung sedimentasi, termometer, permeameter, pnetrometer, alat tulis, dan kertas label. Parameter yang diukur dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 1.
Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan tanah (tanah podsolik), benih kacang tanah, benih kedelai, air, H2O2 30%, HCl, NaHexametafospat ((NaPO3)6).
Tabel 1. Parameter yang diukur dan alat yang digunakan No
Parameter
Alat
1
Bobot isi
ring sampel
2
Tekstur
pipet, cawan timbang, oven, timbangan, gelas piala, pengaduk batang gelas, cawan porselin, pipet, termometer
3
Kurva pf
4
Kadar air
cawan timbang, oven, timbangan, pressure dan membrane plate apparatus cawan timbang, oven, timbangan
5
C-organik
erlenmeyer, pipet, buret
6
pH
pH meter
7
Permeabilitas
permeameter
8
Resistensi tanah
pnetrometer
9
Sifat agronomi tanaman - tinggi tanaman - diameter batang - jumlah daun - panjang akar - biomassa
jangka sorong, penggaris
Metode Penelitian Perlakuan Penelitian Tingkat kepadatan tanah dalam penelitian ini direpresentasikan oleh nilai bobot isi. Perlakuan bobot isi yang digunakan 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm3. Masing - masing perlakuan ditanami benih kacang tanah dan kedelai di rumah kaca.
Setiap perlakuan diulang
3 kali dengan penempatan setiap
perlakuan secara acak. Jadi jumlah total satuan percobaan yang diamati adalah 18 untuk kacang tanah, dan 18 untuk kedelai. Desain tata letak satuan percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Kedelai
Kacang Tanah
1,00 U1
1,20 U2
0,80 U3
1,25 U2
1,25 U1
0,80 U1
1,00 U2
0,80 U3
0,90 U1
1,25 U2
0,90 U3
1,00 U2
0,80 U1
1,00 U3
0,90 U2
1,20 U3
0,90 U2
1,20 U1
0,80 U2
1,25 U3
0,80 U2
1,10 U3
0,90 U1
1,10 U2
1,20 U3
1,10 U2
1.25 U1
1,00 U1
1,10 U3
1,10 U1
1,10 U1
1.25 U3
0,90 U3
1,00 U3
1,20 U2
1,20 U1
Keterangan: U1 = ulangan 1 U2 = ulangan 2 U3 = ulangan 3 Gambar 1. Desain tata letak perlakuan penelitian
Pengambilan Bahan Tanah Bahan tanah yang diambil adalah bahan tanah terganggu (posolik Jasinga) dikering udarakan selama kurang lebih 2 minggu dan diukur kadar airnya. Bahan tanah terganggu tersebut diayak menggunakan ayakan 2 mm yang selanjutnya dibuat simulasi contoh tanah utuh untuk penetapan perlakuan bobot isi, kurva pF, permeabilitas dan resistensi tanah pada kondisi kadar air pada kapasitas lapang. Perlakuan-perlakuan untuk menetapkan kepadatan tanah didasarkan pada pengukuran
bobot
isi
dan ketahanan
mekanik/resistensi
tanah dengan
menggunakan pnetrometer. Analisis Tanah Awal Analisis tanah awal meliputi penetapan bobot isi, kadar air, tekstur, Corganik, dan pH tanah dan dilakukan sebelum dilakukan pemadatan tanah. Parameter yang diamati dan metode yang digunakan tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Parameter yang diamati dan metode yang digunakan No 1. 2. 3. 4. 5.
Parameter Bobot isi Kadar air Tekstur C – organik pH
Metode Perhitungan Gravimetrik Pipet Walkley dan Black pH meter
Simulasi Kepadatan Tanah Kepadatan tanah dalam penelitian ini disimulasikan dengan menggunakan bobot isi 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20 dan 1,25 g/cm3. Untuk menetapkan bobot isi tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: Bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi. Selanjutnya tanah tersebut di masukan ke dalam ring sampel dan dipadatkan. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk analisi fisik yang meliputi kurva pF, permeabilitas, dan resistensi tanah, serta digunakan juga untuk penanaman benih tanaman kacang tanah dan kedelai dengan ulangan masing-masing tiga kali.
Analisis Tanah Setelah Pemadatan Kadar Air. Penetapan kadar air dari contoh tanah yang dikering udarakan dilakukan secara gravimetrik yaitu dilakukan dengan cara menimbang sejumlah contoh tanah kedalam cawan timbang dengan berat tertentu, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 1050 C sampai beratnya tetap. Kemudian contoh tanah ditimbang kembali. % bobot KA = {bobot air / bobot tanah kering 1050 C} x 100% % volume KA = % bobot KA x BI Keterangan: KA = kadar air BI = bobot isi
Kurva pF. Penetapan kurva pF dilakukan dengan menggunakan contoh tanah utuh dari masing-masing perlakuan bobot isi. Letakan contoh tanah pada piring berpori dan jenuhi contoh tanah tersebut dengan air berlebih, kemudian biarkan selama 48 jam. Masukan contoh tanah ke dalam pressure plate apparatus dan atur pada tekanan pF 1,00, tunggu hingga tetesan air terhenti, kemudian timbang contoh tanah, serta masukan kembali ke dalam alat dan beri tekanan pF 2,00, tunggu hingga tetesan air terhenti. Lakukan secara berulang pada tekanan pF 2,54 dan 4,20. Setelah selesai buatlah kurva hubungan kadar air dengan tekanan (pF). pF 0,00 menunjukkan porositas total, pF 0,00-1,00 menunjukkan pori drainase sangat cepat, pF 1,00-2,00 menunjukkan pori drainase cepat, pF 2,00-2,54 menunjukkan pori drainase lambat dan pF 2,54 - 4,20 menunjukkan pori air tersedia.
Permeabilitas Tanah. Penetapan permeabilitas tanah dilakukan dalam keadaan jenuh pada semua perlakuan bobot isi. Contoh tanah diambil dengan tabung dan dipasang pada set permeabilitas, kemudian direndam pada bak perendaman sampai setinggi 3 cm dari dasar bak dan biarkan selama 24 jam. Pindahkan ke alat penetapan permeabilitas, kemudian air dari kran dialirkan ke alat. Jika penetapan permeabilitas dilakukan pada pukul 9 pagi, maka pengukuran pertama dilakukan pukul 11-12 siang dan selanjutnya pengukuran kedua dilakukan pada pukul 4-5 sore. Untuk pengukuran ketiga dilakukan pada pukul 9-
10 pada hari kedua, pengukuran keempat dilakukan pada pukul 9-10 pada hari ketiga, pengukuran kelima dilakukan pukul 9-10 pada hari keempat.
Pada
pengamatan ini yang diukur adalah volume air yang keluar per periode waktu tersebut di atas. Permeabilitas tanah dihitung dengan persamaan berikut:
K=
Q L x T H
x1
A
Keterangan: K = pemeabilitas (cm/jam) Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran (ml) T = waktu pengukuran (jam) L = tebal contoh tanah (cm) H = tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah (cm) A = luas permukaan contoh tanah (cm2)
Resistensi Tanah. Pengukuran ketahanan mekanik dilakukan dua kali yaitu sebelum tanam dan setelah panen pada semua perlakuan bobot isi. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan pnetrometer saku. Pnetrometer tersebut ditusukkan ke dalam tanah sebanyak 3 kali.
Selanjutnya ketahanan
mekanik dapat terbaca dari nilai pada pnetrometer. Ketahanan mekanik tanah didapatkan dari nilai rata-rata pengukuran ketiga tusukan tersebut dengan dilihat pula simpangannya. Penanaman Setelah tanah dalam ring sampel ditentukan nilai bobot isinya, barulah setiap ring sampel tersebut ditanami benih kacang tanah dan kedelai pada kadar air kapasitas lapang. Dalamnya lubang tanam 1,5 cm untuk kacang tanah dan 1 cm untuk kedelai. Kadar air dipertahankan pada kondisi kapasitas lapang melalui penambahan air setiap kali penyiraman. Parameter Pertumbuhan Tanaman Pada penelitian ini yang diamati adalah kecepatan munculnya kecambah dan pertumbuhan kecambah yang meliputi tinggi tanaman, diameter rataan batang, dan jumlah daun dari setiap perlakuan yang diberikan yaitu pada tanah yang mempunya bobot isi 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 grm/cm3. Setelah tanaman dipanen dihitung total biomassa dari kecambah pada tiap-tiap perlakuan tersebut. Biomassa yang dihitung adalah biomassa basah dan kering untuk bagian
tanaman yang berada di atas permukaan tanah (tajuk). Selanjutnya dihitung pula biomassa dan panjang akar dari masing-masing perlakuan. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 14 hari atau selama fase perkecambahan yaitu sekitar pukul 09.00, sedangkan penyiraman tanaman dilakukan 3 kali sehari yaitu sekitar pukul 09.00, 13.00 dan 16.00. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi tanah agar tetap pada keadaan kapasitas lapang. Pemanenan dilakukan setelah 14 hari tanam atau pada saat akhir masa perkecambahan. Secara singkat tahapan penelitian dapat terlihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Diagram alir tahapan penelitian
Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan bobot isi tanah sebagai indikator kepadatan tanah. Persamaan aditif liniernya dapat diGambarkan sebagai berikut (Mattjik, 2002):
Yij =
+ Ti + Eij
Keterangan: Yij = respon perlakuan = nilai tengah Ti = jenis perlakuan ke i Eij = galat percobaan Analisis sidik ragam digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh perlakuan. Jika hasil uji sidik ragam diperoleh pengaruh nyata atau sangat nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Jika hasil uji sidik ragam menunjukkan nilai koefisien keragaman lebih besar dari 50, maka data ditransformasikan untuk memperkecil koefisien keragaman. Dari hasil analisis data ini untuk perlakuan yang nyata dan sangat nyata pada sifat fisik tanah, dilanjutkan pula pengujian dalam bentuk persamaan – persamaan regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan Hasil analisis tanah awal menunjukkan bahwa tanah podsolik Jasinga mempunyai tekstur liat dengan kandungan pasir (11%), debu (19%) dan liat (70%). Tanah tersebut tergolong tanah masam dengan pH 4 dan kandungan Corganik tergolong sedang (2,3%) dengan bobot isi 0,97 g/cm3. Hasil analisis Nurida (2006) menyebutkan bahwa tanah podsolik mempunyai tekstur liat dengan kandungan 8 % pasir, 23 % debu dan 69 % liat, tergolong tanah masam dengan pH 4, kandungan C-organik sedang yaitu sebesar 2,63 % dan bobot isi (BI) sebesar 0,82 g/cm3. Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan Kurva pF Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh sangat nyata (Tabel Lampiran 1) terhadap kadar air pada pF 1,00; 2,00; 2,54; dan 4,20. Hasil analisis parameter kurva pF berdasarkan DMRT dapat dilihat pada Tabel 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF tersaji dalam Gambar 3, 4, 5, dan 6. Gambar 7 menyajikan hubungan antara kurva pF dengan persentase volume kadar air tanah. Tabel 3. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air pada berbagai pF kadar air (% vol)* Kepadatan tanah (BI) pF 1,00 pF 2,00 pF 2,54 pF 4,20 0,80 59d 49d 39f 37f 0,90 70c 54cd 45e 42e 1,00 72bc 56cd 51d 47d 1,10 79ab 62bc 57c 51c 1,20 78bc 66ab 61b 57b 1,25 87a 71a 65a 62a Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% * kadar air yang diperoleh relatif lebih tinggi karena terjadi kerusakan alat pada saat penelitian
pF 1,00
KA (% vol)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0.60
y = 52,02x + 20,04 R2 = 0,75
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
BI (g/cm3)
Gambar 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 1,00
KA (% vol)
pF 2,00 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0.60
y = 45,79x + 11,86 R2 = 0,81
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
BI (g/cm3)
Gambar 4. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 2,00 pF 2,54 y = 56,09x - 5,55 R2 = 0,99
70 KA (% vol)
60 50 40 30 20 10 0 0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
BI (gr/cm3)
Gambar 5. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 2,54
pF 4,20 70 KA (% vol)
60 50 40 30
y = 12,16x + 36,7 R2 = 0,05
20 10 0 0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
BI (g/cm3)
Gambar 6. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kurva pF 4,20 4.50
pF
4.00 3.50
BI 0,80
3.00
BI 0,90
2.50
BI 1,00
2.00
BI 1,10
1.50
BI 1,20
1.00
BI 1,25
0.50 0.00 30
40
50
60
70
80
90
100
KA (% vol)
Gambar 7. Grafik hubungan kurva pF dengan persentase volume kadar air Dari data-data yang tersaji di atas menghasilkan informasi bahwa kadar air pada pF 1,00; 2,00; 2,54; dan 4,20 semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tanah yang padat air tidak dapat bergerak dalam tanah, sehingga menyebabkan kadar air yang terukur tinggi pada tanah yang mempunyai kepadatan tinggi (Mualim, 2009).
Walaupun
demikian air tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena padatnya tanah yang menyebabkan air diikat kuat dalam pori mikro dan matriks tanah. Jumlah pori mikro akan bertambah dengan bertambahnya kepadatan tanah. Secara teori kepadatan tanah tidak berhubungan atau tidak berpengaruh pada kadar air titik layu permanen (pF 4,2) karena pada keadaan ini yang berperan adalah hisapan matriks tanah dan yang tersisa hanyalah pori mikro.
Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap kurva pF menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap kurva pF 1,00; 2,00; dan 2,54. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi yang didapat. Nilai koefisien determinasi (R2) tersebut berturut – turut untuk kurva pF 1,00; 2,00; dan 2,54 yaitu sebesar 0,75; 0,81; dan 0,99. Nilai koefisien determinasi yang didapat untuk pF 4,20 sebesar 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara kepadatan tanah dengan pF 4,20 berkorelasi nyata, akan tetapi hubungannya tidak erat atau tidak begitu saling mempengaruhi secara linear karena titik-titik yang menyebar. Permeabilitas Tanah Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tingkat kepadatan tanah berpengaruh
nyata
terhadap
permeabilitas
tanah
(Tabel
Lampiran
1).
Permeabilitas tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah disajikan pada Tabel 4 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan permeabilitas tanah tersaji dalam Gambar 8. Tabel 4. Permeabilitas tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah Kepadatan tanah Permeabilitas Klasifikasi (BI) tanah (cm/jam) 0,80 6,58a agak cepat 0,90 1,84b agak lambat 1,00 0,14c lambat 1,10 0,02c sangat lambat 1,20 0,17c lambat 1,25 0,00c sangat lambat Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Permebilitas Tanah (cm/jam)
10.00 9.00 8.00 7.00
y = -12,69Ln(x) + 1,82 R2 = 0,63
6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
BI (g/cm3)
Gambar 8. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan permeabilitas Dari Tabel 5 terlihat bahwa kepadatan tanah dengan nilai bobot isi 1,00 sampai dengan 1,25 g/cm3 tidak ada pengaruh nyata secara statistik, akan tetapi berdasarkan pengelompokan yang masih digunakan nilai bobot isi tersebut termasuk kedalam kelas yang berbeda yaitu kelas lambat sampai sangat lambat. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata dengan nilai koefisien determinasi yang didapat yaitu sebesar 0,63. Semakin meningkat nilai kepadatan tanah maka akan semakin lambat permeabilitasnya.
Hal ini disebabkan karena pemadatan tanah menyebabkan
ruang pori makro semakin berkurang, sehingga air tidak bisa melewati tanah tersebut. Secara teori permebilitas berbanding lurus dengan total pori drainase, yaitu semakin sedikit total pori drainase maka nilai permeabilitas tanah akan semakin lambat. Resistensi Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ditanami tanaman (Tabel Lampiran 1).
Hasil
pengamatan resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman tersaji dalam Tabel 6 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10.
Tabel 5 Pengaruh kepadatan terhadap resistensi tanah sebelum dan sesudah ditanam tanaman Kepadatan tanah (BI)
Sebelum tanam (kg/cm2) Kacang tanah Kedelai
Setelah tanam (kg/cm2) Kacang tanah Kedelai
Resistensi (kg/cm2)
0,80 0,42c 0,42c 0,38d 0,28c 0,90 0,86c 0,86c 0,47d 1,68b 1,00 2,22b 2,22b 1,84c 2,36b 1,10 2,66b 2,66b 2,58c 3,70a 1,20 4,06a 4,06a 4,50b 3,92a 1,25 3,80a 3,80a 6,06a 4,96a Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
sebelum tanam : y = 8,38x - 6,39 R2 = 0,88
Sebelum tanam
setelah tanam: y = 12,43x - 10,31 R2 = 0,77
0.60
0.80
Setelah tanam
1.00
1.20
1.40
BI (g/cm3)
Gambar 9. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah
Resistensi (kg/cm2)
6 sebelum tanam: 5 y = 8,38x - 6,39 R2 = 0,88 4 3
setelah tanam: y = 9 ,64x - 7,22 R2 = 0,76
2
Setelah tanam
1
Sebelum tanam
0 0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
BI (g/cm 3)
Gambar 10. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanam kedelai
Nilai resistensi tanah akan semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan. Dari Tabel 5 terlihat bahwa pada tanaman kacang tanah dan kedelai nilai resistensi mengalami perubahan (penurunan dan peningkatan) dari sebelum ditanami dan setelah ditanami. Hal ini diduga berkaitan dengan perakaran dari tanaman.
Ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian
tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna (Simanjuntak, 2005). Karena perkembangan secara horizontal ini menyebabkan lapisan atas tanah menjadi lebih gembur sehingga menyebabkan perubahan nilai resitensi tanah pada tanaman kacang tanah dan kedelai. Secara statistik peningkatan kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum ditanam maupun setelah ditanam. Meningkatnya kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum ditanam maupun setelah ditanam.
Nilai
koefisein determinasi yang didapat berturut-turut adalah 0,88 (sebelum ditanam); 0,77 (setelah ditanam kacang tanah); 0,76 (setelah ditanam kedelai). Pengaruh Kepadatan Terhadap Perkecambahan Tanaman Kacang Tanah Kecepatan Munculnya Kecambah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan munculnya kecambah kacang tanah (Tabel Lampiran 2). Kecambah kacang tanah muncul serentak pada setiap perlakuan kecuali pada perlakuan dengan BI 0,10 g/cm3 yang lebih lambat 1 hari.
Tidak
berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap kecepatan munculnya kecambah diduga karena tanah yang digunakan sebagai penutup lubang benih tergolong tanah yang gembur dan tidak terpadatkan karena peletakan benih diletakan pada lubang yang ditugal lebih dahulu, sehingga masih bisa ditembus oleh kecambah.
Tinggi Tanaman.
Tanaman kacang tanah mulai terlihat muncul
kepermukaan pada 3 hari setelah tanam (HST). Kepadatan tanah memberikan efek yang beragam terhadap tinggi tanaman. Hasil analisis statistik menunjukkan
pada awal pertumbuhan (4, 5, 6, 7 HST), kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi pada pertengahan pertumbuhan (8, 9, 10, 11 HST) kepadatan tanah memberikan pengaruh yang nyata, begitupun di akhir pertumbuhan (Tabel Lampiran 3). Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah (mm) Kepadatan Tanah (BI)
Umur Kecambah (HST) 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0,80
7,67
11,33
13,67
32,33
34,00ab
39,33a
52,00a
59,33a
66,67
67,67
100,00a
0,90
7,67
14,67
15,33
23,33
21,33bc
24,33ab
29,00ab
34,33ab
42,50
45,00
62,50ab
1,00
7,00
12,67
22,67
26,00
36,33a
42,33a
53,67a
62,33a
69,67
74,67
91,00a
1,10
1,67
7,00
11,33
14,00
14,00c
18,00b
18,00b
18,50b
14,00
14,00
14,00b
1,20
6,00
11,00
12,67
18,00
21,33bc
22,67ab
29,67ab
35,67ab
43,33
49,33
54,33ab
1,25
10,33
13,67
17,33
16,00
17,50c
17,50b
17,50b
25,00b
26,50
26,50
30,50b
Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Pada umur 4 – 7 HST, suplai makanan untuk kecambah tanaman diambil dari kotiledon (Hidayat, 1995), sehingga pengaruhnya tidak nyata. Setelah 7 HST akar tanaman mulai efektif mengambil unsur hara dalam tanah, sehingga terhambatnya pertumbahan akar akan menghabat pertumbuhan tanaman. Terhambatnya tinggi tanaman diduga karena akar kacang tanah tidak dapat berkembang secara maksimum akibat dari padatnya tanah, sehingga akar tidak mampu mengambil air dan oksigen secara maksimum.
Sebagai efeknya
pertumbuhanpun terhambat, karena pemadatan tanah akan mengurangi porositas dan permeabilitas sehingga menambah tekanan hisap matriks tanah dan pengurangan ketersedian air tanah bagi tanaman. Pemadatan tanah juga akan mengurangi aerasi tanah sehingga pergerakan udara dalam tanah menjadi tidak lancar dan memberikan tegangan oksigen bagi tanaman (Damanik, 2007). Mualim (2009) menyatakan bahwa jika akar terganggu maka akan menyebabkan bagian tajuk terganggu dan pertumbuhanpun akan terhambat. Dari Tabel 6 dapat diketahui bobot isi tanah yang sesuai untuk kacang tanah dilihat dari parameter tinggi tanaman adalah 0,80-1,00 g/cm3
Diameter Batang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kacang tanah (Tabel Lampiran 4).
Kepadatan tanah berpengaruh nyata pada saat awal
pertumbuhan saja. Perlakuan kepadatan terhadap diameter batang kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kacang tanah (mm). Kepadatan Tanah (BI)
Umur Kecambah (HST) 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25
4,00a 1,00bc 2,67ab 0,67c 1,67bc 2,00bc
4,00a 2,33b 2,37ab 0,67c 2,67ab 2,33b
4,00 2,00 2,67 2,33 2,67 3,00
4,33 1,67 2,67 2,50 2,67 3,50
4,33 1,67 2,67 2,50 2,00 4,00
4,67 1,33 2,67 2,50 2,00 3,50
5,00 1,67 2,67 2,00 2,00 3,50
5,00 1,67 3,00 2,50 2,00 3,50
5,00 2,00 2,67 4,00 2,33 3,50
4,67 2,00 2,67 4,00 2,33 4,00
4,67 2,00 2,67 4,00 2,33 4,00
Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Jumlah Daun. Jumlah daun pada kacang tanah yang dipengaruhi oleh kepadatan tanah hanya saat 10 dan 11 HST saja yaitu pada saat daun tetrafoliat mulai muncul dan berkembang. Daun unifoliat pertama kali muncul pada kacang tanah yaitu pada saat 9 HST pada perlakuan dengan kepadatan 0,80 g/cm3. Masa perkembangan daun tersebut
masih tergolong
normal sehingga secara
keseluruhan, berdasarkan analisis statistik, kepadatan tanah tidak berpengruh nyata terhadap jumlah daun kacang tanah (Tabel Lampiran 5).
Tabel 8
menunjukkan pengaruh kepadatan terhadap jumlah daun kacang tanah. Tabel 8. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun kacang tanah Kepadatan Tanah (BI)
Umur Kecambah (HST)
9 10 11 12 13 14 0,80 1 3a 3a 4 4 4 0,90 0 0b 1b 2 2 4 1,00 1 1ab 2ab 2 3 4 1,10 0 0b 0b 0 0 0 1,20 0 0b 0b 1 1 2 1,25 0 0b 0b 0 1 1 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Walaupun secara statistik kepadatan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, tetapi berdasarkan pengamatan di rumah kaca terlihat perbedaan
yang sangat mencolok antara kacang tanah yang ditanam pada masing - masing perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari tanaman kacang tanah yang tidak tumbuh daunnya sama sekali ataupun yang perkembangan daunya terlambat (Gambar 11). Damanik (2007) menyatakan bahwa, pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat mengurangi perkecambahan, mencegah sistem perakaran yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (baik perkembangan tinggi maupun daun) dan akibatnya dapat mengurangi hasil.
b a Gambar 11. Jumlah daun kacang tanah pada perlakuan bobot isi 0,80 g/cm3 (a) dan 1,20 g/cm3 (b) Akar. Hasil analisis statsitik menunjukkan pada kacang tanah, kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar (Tabel Lampiran 6). Akan tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap biomassa akar baik kering maupun basah (Tabel Lampiran 6).
Tabel 9 menunjukkan pengaruh
kepadatan tanah terhadap perkembangan akar kacang tanah.
Tabel 9. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar kacang tanah. Kepadatan Tanah (BI)
Panjang akar (mm)
Biomasa akar basah (g)
Biomasa akar kering (g)
0,80 100,00a 0,75 0,15 0,90 28,33c 0,13 0,07 1,00 63,33b 0,27 0,05 1,10 36,67c 0,59 0,30 1,20 41,67bc 0,39 0,07 1,25 31,67c 0,39 0,16 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap panjang akar dikarenakan panjang akar berhubungan dengan daya tembus akar terhadap tanah, sehingga jika tanah padat akar akan sulit untuk menembus tanah tersebut akibatnya akar menjadi pendek.
Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah
sebagai tempat tumbuhnya. Dalamnya penetrasi akar berkorelasi kuat dengan tingkat kepadatan tanah. Makin tinggi tingkat kepadatan tanah makin sulit tingkat penetrasi akar baik secara vertikal maupun horizontal.
Makin tinggi tingkat
kepadatan tanah maka makin berkurang persentase pori makro dan resistensi tanah terhadap penetrasi akar makin meningkat. Penembusan tanah oleh akar dan batang kecambah dipengaruhi oleh sifat penetrabilitas akar terhadap tanah. Batang kecambah harus mendesak tanah yang menghimpitnya sehingga lapisan tanah teratas patah. Tenaga kecambah yang diperlukan untuk itu tergantung dari tebal dan keteguhan lapisan tanah. Menurut Satyagraha (2005), akar tanaman yang terhambat dalam pertumbuhannya akan menjadi lebih pendek dan lebih besar diameternya. Dari Tabel diatas dapat diketahui bobot isi yang sesuai untuk pertumbuhan kacang tanah dilihat dari parameter panjang akar adalah 0,80 g/cm2 Biomassa. Dari hasil analisis statistik, terlihat bahwa kepadatan tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk (basah maupun kering) (Tabel Lampiran 6).
Hasil pengukuran biomassa tajuk kacang tanah
tersaji dalam Tabel 10. Tabel 10. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kacang tanah. Kepadatan Tanah (BI)
Biomasa basah (g)
Biomasa kering (g)
0,80 1,73 0,29 0,90 0,77 0,28 1,00 1,35 0,29 1,10 0,90 0,40 1,20 1,19 0,32 1,25 0,83 0,35 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Tidak berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk diduga karena tajuk yang berkembang pada masa perkecambahan masih berkembang secara normal, karena suplai makanan dan air masih disuplai oleh kotiledon. Hal
ini dapat terlihat dari biomassa tajuk yang tidak telalu berbeda antar perlakuan. Walaupun demikian jika dilihat di rumah kaca, kepadatan tanah tetap saja meberikan pengaruh yang nyata terhadap perkembangan tajuk tapi tidak pada biomassa tajuk baik basah maupun kering.
Kedelai Kecepatan Munculnya Kecambah.
Uji sidik ragam menunjukkan
bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan munculnya kecambah tanaman kedelai (Tabel Lampiran 7). Kecepatan munculnya kecambah tanaman kedelai terjadi secara seragam yaitu saat 4 HST, hanya pada perlakuan 0,80 g/cm3 yang lebih cepat yaitu 3 HST. Keseragaman ini diduga karena tanah yang digunakan sebagai penutup benih tidak padat, sehingga dengan mudah dapat ditembus oleh kecambah.
Tinggi Tanaman.
Pada tanaman kedelai pengaruh kepadatan tanah
terlihat berpengaruh nyata dari awal pertumbuhan (8 dan 9 HST berpengaruh sangat nyata) (Tabel Lampiran 8). Tabel 11 menunjukkan pengaruh kepadatan terhadap tinggi tanaman kedelai. Tabel 11. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kedelai (mm) Umur Kecambah (HST)
Kepadatan Tanah (BI)
5
6
7
8
9
10
11
0,80
33,33
51,00b
49,67ab
62,50bc
75,00bc
75,00b
75,00ab
0,90
34,33
76,67a
99,00a
109,67a
125,00a
131,00a
142,67a
154,33a
163,00a
165,67a
1,00
16,00
39,00bc
67,33ab
81,67ab
88,00a
93,67ab
97,00ab
115,50ab
120,00ab
121,00ab
1,10
29,00
34,00bc
43,50b
39,00c
40,00cd
1,20
11,67
19,67c
30,00b
35,00c
35,00d
1,25
19,00
24,67c
45,00b
45,00c
45,00cd
12
13
14
Tanaman Mati
Tanaman Mati 45,00b
45,00b
50,00b
50,00b
54,00b
Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Pada
tanaman
kedelai
dengan
tipe
tumbuh
determinate,
fase
perkecambahan merupakan fase dimana tinggi tanaman terus meningkat dan berhenti pada saat tanaman mulai berbunga (Fikriati, 2009). Tingkat kepadatan tanah akan berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan tanaman.
Tanah yang
terpadatkan akan mengganggu penetrasi akar tanaman sehingga pertumbuhan
tanaman akan terhambat. Pada tanah yang terlalu padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen dalam tanah cukup rendah dan permeabilitas terhambat sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman. Sebagai efeknya tanaman menjadi kerdil dan kurus yang selanjutnya akan mati karena tanaman tidak dapat mengambil unsur hara dan air secara maksimal. Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa bobot isi yang sesuai untuk tanaman kedelai dilihat dari variabel tinggi tanaman adalah 0,80-0,90 g/cm2.
Diameter Batang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah hanya berpengaruh nyata pada diameter batang saat 8, 13 dan 14 HST (Tabel Lampiran 9).
Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter tanaman
kedelai dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter tanaman kedelai (mm) Kepadatan Tanah (BI)
Umur Kecambah (HST)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0,80 1,00 1,00 1,00 1,00b 1,00 1,00 1,00 Tanaman Mati 0,90 1,00 1,00 1,33 2,00a 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00a 2,00a 1,00 0,67 1,00 1,00 1,00c 1,33 1,33 1,33 1,50 2,00b 2,00b 1,10 1,00 1,00 1,00 1,00d 1,00 Tanaman Mati 1,20 0,67 1,00 1,00 1,00e 1,00 1,25 1,00 1,00 1,00 1,00f 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00c 1,00c Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Dari hasil pengamatan dapat terlihat bahwa diameter batang pada kedelai tidak berbeda antar perlakuan. Hal ini disebabkan karena varietas kedelai yang digunakan adalah varietas dengan tipe tumbuh determinate, sehingga tanaman kedelai hanya bertambah tinggi, sedangkan diameter batang tumbuh relatif seragam. Pernyataan ini dipertegas oleh Fikriati (2009) yang menyatakan bahwa pertumbuhan tinggi pada varietas dengan tipe tumbuh determinate akan sangat cepat dan berhenti pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan diameter batang biasanya memiliki ketebalan yang relatif seragam.
Jumlah Daun.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan
tanah berpengaruh nyata pada jumlah daun dan hanya saat awal pertumbuhan daun, sedangkan diakhir pengamat kepadatan tanah tidak berpengaruh terhadap
jumlah daun (Tabel Lampiran 10). Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun pada kedelai dapat dilihat dalam Tabel 13. Tabel 13. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun pada kedelai Kepadatan Tanah (BI)
Umur Kecambah (HST) 7
8
9 10 11 12 13 14 0,80 0b 1ab 1ab 1a 1 Tanaman Mati 0,90 1a 1a 1a 1b 1 1 1 1 1,00 1b 1a 1a 1c 1 2 2 2 1,10 0b 0b 0b Tanaman Mati 1,20 0b 0b 0b 1,25 1b 1a 1a 1d 1 1 1 1 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Dilihat dari Tabel di atas masa perkembangan daun kedelai tersebut masih tergolong normal sehingga secara keseluruhan, kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.
Akar. Pada tanaman kedelai kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar ataupun biomasa akar baik basah maupun kering (Tabel Lampiran 11). Hasil pengamat akar tanaman kedelai tersaji dalam Tabel 14. Tabel 14. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar kedelai. Kepadatan Tanah (BI)
Panjang akar (mm)
Biomasa akar basah (g)
Biomasa akar kering (g)
0,80 40,67 0,12 0,01 0,90 61,67 0,14 0,02 1,00 53,33 0,12 0,01 1,10 27,00 0,09 0,02 1,20 33,67 0,09 0,02 1,25 41,00 0,06 0,01 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Tidak berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap akar kedelai karena kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asampun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar (www.wikipedia.org). Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
Biomassa. Dari hasil analisis statistik, terlihat bahwa kepadatan tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk (basah maupun kering) kedelai (Tabel Lampiran 11). Tabel 15 menunjukkan pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kedelai. Tabel 15. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk kedelai Kepadatan Tanah (BI)
Biomasa basah (g)
Biomasa kering (g)
0,80 0,07 0,04 0,90 0,34 0,07 1,00 0,20 0,05 1,10 0,16 0,07 1,20 0,17 0,08 1,25 0,15 0,07 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
Dari Tabel 15 terlihat bahwa biomassa tajuk baik basah maupun kering antar perlakuan tidak jauh berbeda. Pertumbuhan batang yang relatif seragam, serta perkembangan daun yang relatif masih normal menyebabkan kepadatan tanah tidak terlihat berpengaruh terhadap biomassa tajuk tanaman kedelai. Hal ini terjadi karena makanan dan air pada saat perkecambahan masih disuplai oleh kotiledon.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap kurva pF (pF 1,00; 2,00; 2,54; dan 4,20), permeabilitas, dan resitensi tanah baik sebelum ditanami maupun setelah ditanami. Pada tanaman kacang tanah, peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan panjang akar.
Kepadatan tanah tidak
berpengaruh nyata terhadap diameter batang, jumlah daun, dan biomassa baik biomassa tajuk (basah dan kering) ataupun biomassa akar (basah dan kering). Pada tanaman kedelai pengaruh kepadatan tanah terlihat berpengaruh nyata pada tinggi tanaman.
Kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata pada
diameter batang, jumlah daun, panjang akar ataupun biomasa akar baik basah maupun kering dan kepadatan tanahpun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk (basah maupun kering). Kepadatan tanah yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang tanah pada bobot isi 0,80 g/cm3 dan pada perkecambahan tanaman kedelai 0,80-0,90 g/cm3.
Saran Untuk lebih mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan tanaman sebaiknya penelitian ini dilanjutkan dalam skala lapang dan dalam satu musim tanam, selain itu untuk menghindari serangan bakteri asal tanah sebaiknya tanah yang digunakan untuk media tanam terlebih dahulu ditambahkan bahan organik. Khusus untuk pF 4,2 dan air tersedia sebaiknya dilakukan pengujian ulang secara lebih mendalam. .
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan H. 2005. Optimasi produksi anti oksidan pada proses perkecambahan biji-bijian dan deversifikasi produk pangan fungsional dari kecambah yang dihasilkan [laporan penelitian]. Institut Pertanian Bogor. Astawan. 2003. Mari ramai-ramai makan tauge. www.kompas.com. Akses tanggal 30 Januari 2010 Damanik P. 2007. Perubahan kepadatan tanah dan produksi tanaman kacang tanah akibat intensitas lintasan traktor dan dosis bokasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Fikriati M. 2010. Uji daya hasil lanjutan kedelai toleran naungan di bawah tegakan karet rakyat di Kabupaten Sorolangun, Jambi [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hardjowigeno S. 2002. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Presindo. Hidayat EB. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan Dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. Bogor: IPB PRESS Mualim L. 2007. Tanggap morfologi, fisiologi, dan anatomi akar serta tajuk tanaman terhadap pemadatan tanah. [laporan penelitian]. Institut Pertanian Bogor. Nugraha AA. 2004. Perubahan resistensi listrik pada tanah dalam hubungannya dengan sifat fisik tanah (KA dan Bobot Isi) [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Nurida NL. 2006. Peningkatan kualitas ultiso Jasinga terdegradasi dengan pengolahan tanah dan pemberian bahan organik [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pamungkas MY. 2004. Pengaruh tingkat kepadatan tanah terhadap pertumbuhan tanaman dan karakteristik umbi lobak [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rismaneswati. 2006. Pengaruh terracottem, kompos dan mulsa jerami terhadap sifat fisik tanah, pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max l. Merr) pada alfisols Tamalanrea. J Sains dan Teknologi, 2: 81–86.
Satyagraha H. 2005. Optimasi proses pengolahan dan karakterisasi produk serta penentuan umur simpan beras ubi kayu yang disubsidi dengan kecambah kedelai [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Simanjuntak R. 2005. Pengaruh pemberian BO, kapur, dan belerang terhadap produksi biomassa, kadar serapan belerang pada tanaman jagung (Zae mays) di tanah podsolik, Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sumarno.
2003. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Algesindo
Bandung:
Sutandi A. 2006. Penuntun praktikum analisis tanah. Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sinar Baru
Bogor:
Fakultas
Wulandarai A. 2008. Penentuan kriteria kecamabah normal yang berkorelasi dengan vigor bibit jarak pagar [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Wilson E.
2006. Kepadatan tanah akibat penyaradan oleh forwarder dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan semai [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
www.wikipedia.com. Syarat tumbuh tanaman kedelai. Akses tanggal 20 Januari 2010.
Lampiran
Tabel Lampiran 1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah Peubah
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat keragaman bebas kuadrat tengah Perlakuan 5 1362,944 272,588 pF 1,00 Galat 12 258,667 21,556 Umum 17 1621,611 Perlakuan 5 922,278 1998,456 pF 2,00 Galat 12 200,000 16,667 Umum 17 1192,277 Perlakuan 5 1450,278 290,0556 pF 2,54 Galat 12 10,667 0,889 Umum 17 1460,944 Perlakuan 5 1239,333 247,867 pF 4,20 Galat 12 4,667 0,388 Umum 17 1244,000 Perlakuan 5 8,923 1,785 Permeabilitas Galat 12 0,461 0,038 Umum 17 9,384 Perlakuan 5 55,417 11,084 Resistensi sebelum Galat 24 5,432 0,226 ditanami Umum 29 60,849 Perlakuan 5 128,080 25,616 Resistensi setelah Galat 24 25,063 1,044 ditanami KT Umum 29 153,143 Perlakuan 5 72,634 14,527 Resistensi setelah Galat 24 20,768 0,865 ditanami K Umum 29 93,402
F hitung
Pr > f
12,650
0,000**
Koefisien keragaman 6,261
11,910
0,000**
6,849
356,310
0,000**
1,781
637,370
0,000**
1,264
46,450
0,000**
16,401
48,970
0,000**
20,359
24,53
0,000**
38,733
16,790
0,000**
33,026
Keterangan: ** sangat nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap kecepatan munculnya kecambah kacang tanah Sumber keragaman Perlakuan Galat Umum
Derajat bebas 5 12 17
Keterangan: tn tidak nyata
Jumlah kuadrat 3,611 5,333 8,944
Kuadrat tengah 0,722 0,444
F hitung 1,620
Pr > f
Koefisien keragaman 0,227tn 21,818
Tabel Lampiran 3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah HST Sumber Derajat Jumlah keragaman bebas kuadrat Perlakuan 5 1,085 4 Galat 12 1,545 Umum 17 2,630 Perlakuan 2 108,944 5 Galat 12 228,667 Umum 17 337,611 Perlakuan 5 250,500 6 Galat 12 606,000 Umum 17 856,500 Perlakuan 5 618,604 7 Galat 10 907,333 Umum 15 1525,938 Perlakuan 5 1063,250 8 Galat 10 496,500 Umum 15 1559,750 Perlakuan 5 1542,771 9 Galat 10 977,167 Umum 15 2519,938 Perlakuan 5 3295,167 10 Galat 10 1511,833 Umum 15 4807,000 Perlakuan 5 4114,583 11 Galat 10 2173,167 Umum 15 6287,750 Perlakuan 5 4634,214 12 Galat 8 2951,000 Umum 13 7585,214 Perlakuan 5 5140,357 13 Galat 8 4138,500 Umum 13 9278,857 Perlakuan 5 10990,048 14 Galat 8 4593,667 Umum 13 15583,714 Keterangan: * nyata; tn tidak nyata
Kuadrat tengah 0,217 0,129
F Pr > f hitung 1,690 0,690tn
Koefisien keragaman 46,796
21,789 19,056
1,140
0,390tn
37,239
50,100 50,500
0,990
0,462tn
45,847
123,721 90,733
1,360
0,316tn
42,453
212,650 49,650
4,280
0,024*
28,044
308,554 97,717
3,160
0,050*
34,509
659,033 151,183
4,360
0,023*
34,881
822,917 217,317
3,790
0,030*
35,629
926,843 368,875
2,510
0,119tn
38,913
1028,071 517,312
1,990
0,185tn
43,500
2198,009 574,208
3,830
0,045*
35,842
Tabel Lampiran 4. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kacang tanah. HST Sumber keragaman Perlakuan 4 Galat Umum Perlakuan 5 Galat Umum Perlakuan 6 Galat Umum Perlakuan 7 Galat Umum Perlakuan 8 Galat Umum Perlakuan 9 Galat Umum Perlakuan 10 Galat Umum Perlakuan 11 Galat Umum Perlakuan 12 Galat Umum Perlakuan 13 Galat Umum Perlakuan 14 Galat Umum
Derajat bebas 5 12 17 5 12 17 5 12 17 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 8 13 5 8 13 5 8 13
Jumlah Kuadrat kuadrat tengah 22,000 4,400 12,000 1,000 34,000 17,111 3,422 7,333 0,611 24,444 7,111 1,422 18,000 1,500 25,111 12,0833 2,417 17,667 1,767 29,750 15,938 3,188 12,500 1,250 28,438 20,000 4,000 19,000 1,900 39,000 1,436 0,287 1,534 0,153 2,969 1,365 0,273 1,817 0,181 3,182 0,992 0,198 1,435 0,179 2,427 0,845 0,169 1,639 0,205 2,484 0,845 0,169 1,639 0,205 2,484
Keterangan: ** sangat nyata; tn tidak nyata
F hitung 4,400
Pr > f
Koefisien keragaman 0,017** 50,000
5,600
0,007**
31,980
0,950
0,485tn
44,091
1,370
0,314tn
46,232
2,550
0,097tn
39,752
2,110
0,148tn
50,123
1,870
0,186tn
22,148
1,500
0,273tn
2,688
1,110
0,427tn
22,508
0,820
0,565tn
24,067
0,820
0,565tn
24,067
Tabel Lampiran 5. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun kacang tanah. HST Sumber Derajat keragaman bebas Perlakuan 5 9 Galat 10 Umum 15 Perlakuan 5 10 Galat 10 Umum 15 Perlakuan 5 11 Galat 10 Umum 15 Perlakuan 5 12 Galat 8 Umum 13 Perlakuan 5 13 Galat 8 Umum 13 Perlakuan 5 14 Galat 8 Umum 13
Jumlah kuadrat 1,273 1,019 2,292 3,193 0,898 4,092 2,982 1,633 4,614 2,919 1,969 4,888 2,941 2,926 5,867 2,653 2,418 5,071
Kuadrat tengah 0,255 0,102
F hitung 2,500
Pr > f 0,102tn
Koefisien keragaman 34,479
0,639 0,089
7,110
0,004**
29,158
0,596 0,163
3,650
0,039*
36,707
0,583 0,246
2,370
0,1331tn
37,810
0,588 0,366
1,610
0,261tn
41,926
0,531 0,302
1,760
0,228tn
31,396
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar dan biomassa kacang tanah. Peubah Panjang akar Biomassa basah akar Biomassa kering akar Biomassa basah tajuk Biomassa kering tajuk
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Pr > f Koefisien keragaman bebas kuadrat tengah hitung keragaman Perlakuan 5 11190,278 2238,056 14,260 0,000** 24,917 Galat 12 1883,333 156,944 Umum 17 13073,611 Perlakuan 5 0,192 0,038 2,450 0,095tn 13,203 Galat 12 0,188 0,016 Umum 17 0,380 Perlakuan 5 0,044 0,009 1,450 0,275tn 9,822 Galat 12 0,072 0,006 Umum 17 0,116 Perlakuan 5 2,044 0,409 2,910 0,060tn 33,249 Galat 12 1,687 0,141 Umum 17 3,732 Perlakuan 5 0,034 0,007 0,640 0,674tn 31,917 Galat 12 0,126 0,01 Umum 17 0,160
Keterangan: ** sangat nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 7. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap kecepatan munculnya kecambah kedelai. Sumber keragaman Perlakuan Galat Umum
Derajat bebas 5 12 17
Jumlah kuadrat 1.833 4.667 6.500
Kuadrat tengah 0.367 0.389
F hitung 0,940
Pr > f 0,488tn
Koefisien keragaman 16,268
Keterangan: tn tidak nyata
Tabel Lampiran 8. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kedelai. HST Sumber Derajat Jumlah keragaman bebas kuadrat Perlakuan 5 1379,778 5 Galat 12 1630,000 Umum 17 3009,778 Perlakuan 5 6440,500 6 Galat 12 2236,000 Umum 17 8676,000 Perlakuan 5 664,936 7 Galat 7 2415,833 Umum 12 9060,7692 Perlakuan 5 8989,000 8 Galat 6 861,833 Umum 11 9850,917 Perlakuan 5 12738,727 9 Galat 5 664,000 Umum 10 13402,727 Perlakuan 3 6648,833 10 Galat 4 1006,667 Umum 7 7655,500 Perlakuan 3 8948,208 11 Galat 4 1784,667 Umum 7 10732,875 Perlakuan 2 8380,833 12 Galat 3 1353,167 Umum 5 9734,000 Perlakuan 2 9866,833 13 Galat 3 1402,000 Umum 5 11268,833 Perlakuan 2 9726,167 14 Galat 3 1510,667 Umum 5 11236,833
Kuadrat tengah 257,956 135,833
F hitung 2,030
Pr > f 0,146tn
Koefisien keragaman 48,787
1288,100 186,333
6,910
0,003**
33,430
1328,987 345,119
3,850
0,050*
29,816
1797,817 12,520 0,004** 143,639
16,781
2547,745 19,180 0,003** 132,800
14,504
2216,278 251,667
8,810
0,031*
15,984
2982,736 446,167
6,690
0,050*
20,141
4190,417 451,056
9,290
0,050*
17,127
4933,417 10,560 467,333
0,040*
16,651
4863,083 503,556
0,050*
16,979
Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
9,660
Tabel Lampiran 9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang kedelai. HST
5
7
8
9
10
11
12
13
14
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Pr > f Koefisien keragaman bebas kuadrat tengah keragaman Perlakuan 5 0,444 0,089 0,800 0,571tn 37,5 Galat 12 1,333 0,111 Umum 17 1,778 Perlakuan 5 0,256 0,051 0,540 0,743tn 28,656 Galat 12 0,667 0,095 Umum 17 0,923 Perlakuan 5 2,250 0,450 99999,990 0,000** 0 Galat 6 0,000 0,000 Umum 11 2,250 Perlakuan 5 1,878 0,376 2,820 0,140tn 26,778 Galat 5 0,666 0,133 Umum 10 2,545 Perlakuan 3 1,333 0,444 2,670 0,184tn 27,217 Galat 4 0,667 0,167 Umum 7 2,000 Perlakuan 3 1,333 0,444 2,670 0,184tn 27,217 Galat 4 0,667 0,167 Umum 7 2,000 Perlakuan 2 0,833 0,417 2,500 0,229tn 24,495 Galat 3 0,500 0,167 Umum 5 1,333 Perlakuan 2 0,833 0,417 99999,999 0,000** 0 Galat 3 0,000 0,000 Umum 5 0,833 Perlakuan 2 0,833 0,417 99999,999 0,000** 0 Galat 3 0,000 0,000 Umum 5 0,833
Keterangan: ** sangat nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 10. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun kedelai. HST
7
8
9
12
13
14
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Pr > f Koefisien keragaman bebas kuadrat tengah keragaman Perlakuan 5 1,289 0,258 1,630 0,247tn 47,524 Galat 9 1,423 0,158 Umum 14 2,712 Perlakuan 5 2,167 0,433 5,200 0,030* 43,301 Galat 6 0,500 0,083 Umum 11 2,667 Perlakuan 5 2,182 0,436 99999,999 0,000** 0 Galat 5 0,000 0,000 Umum 10 2,182 Perlakuan 2 0,167 0,083 0,210 0,819tn 46,771 Galat 3 1,167 0,389 Umum 5 1,333 Perlakuan 2 0,167 0,083 0,210 0,819tn 46,771 Galat 3 1,167 0,389 Umum 5 1,333 Perlakuan 2 0,167 0,083 0,210 0,819tn 46,771 Galat 3 1,167 0,389 Umum 5 1,333 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata
Tabel Lampiran 11. Rekapilutasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar dan biomassa kedelai. Peubah Panjang akar Biomassa basah akar Biomassa kering akar Biomassa basah tajuk Biomassa kering tajuk
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Pr > f Koefisien keragaman bebas kuadrat tengah hitung keragaman Perlakuan 5 14,664 2,932 0,670 0,656tn 33,294 Galat 12 52,734 4,395 Umum 17 67,398 Perlakuan 5 0,005 0,001 0,940 0,492tn 4,414 Galat 12 0,014 0,001 Umum 17 0,019 Perlakuan 5 0,005 0,001 0,940 0,492tn 4,414 Galat 12 0,014 0,001 Umum 17 0,019 Perlakuan 5 0,041 0,008 2,560 0,080tn 6,850 Galat 12 0,038 0,003 Umum 17 0,071 Perlakuan 5 0,004 0,0007 1,360 0,305tn 38,604 Galat 12 0,007 0,0006 Umum 17 0,010
Keterangan: tn tidak nyata
Tabel Lampiran 12. Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah (mm) Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
ul 1
2 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0
4
5
13 5 5 13 10 0 8 10 3 0 0 5 3 10 5 8 15 8
13 13 8 13 13 18 8 12 18 0 8 13 15 10 8 13 18 10
Umur Kecambah (HST) 6 7 8 9 10 11 15 13 13 13 13 20 38 12 18 8 8 18 16 14 8 24 18 10
43 20 34 20 20 30 38 12 28 9
43 20 39 20 23 21 38 41 30 9
53 20 45 23 23 27 50 46 31 13
19 18 26 10
19 20 26 18
23 20 30 18
21 11
22 13
22 13
12
63 35 58 25 34 28 70 56 35 13
71 42 65 31 44 28 80 68 39 13 Mati 23 24 21 22 44 55 24 30 Mati 22 22 13 28
83 49 68 38 47
13
94 70 45 14
83 85 50 85 70 130 40 45 50 80 Mati 104 110 72 95 48 68 14 14
25 68 37
Mati 25 83 40
38 85 40
18 35
18 35
18 43
Tabel Lampiran 13. Hasil pengamatan diameter batang tanaman kacang tanah (mm). Kepadatan Tanah (BI)
ul
0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Umur Kecambah (HST) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
3 4 5 1 2 0 3 2 3 0 0 2 0 2 3 2 2 2
3 4 5 2 2 3 3 2 3 0 0 2 3 2 3 2 2 3
3 4 5 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 6
3 5 5 1 2 2 3 3 2 3
3 5 5 1 2 2 3 3 2 3
3 6 5 1 2 1 3 3 2 3
3 6 6 2 2 1 3 3 2 3
2 3 2 3
2 2 2 2
2 2 2 2
1 2 2 2
1 6
2 6
1 6
1 6
3 6 6 2 2 1 4 3 2 4 Mati 1 2 2 2 Mati 1 6
3 6 6 2 2
14
4 2 2 4
3 5 6 2 2 Mati 4 2 2 4
3 5 6 2 2
2 2 3
Mati 2 2 3
2 2 3
1 6
1 7
1 7
4 2 2 4
Tabel Lampiran 14. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang tanah. Kepadatan Tanah (BI)
ul
0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
Umur Kecambah (HST) 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 8 0 0 0 0 0 0 0
7 0 8 0 0 0 8 8 0 0
7 8 20 0 0 0 8 8 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0
0 0
0 0
7 7 7 7 8 12 12 16 20 24 24 28 0 2 2 6 8 8 8 20 0 Mati 8 12 20 20 12 12 20 24 0 0 0 2 0 0 0 0 Mati 0 Mati 0 0 0 8 0 8 8 12 0 0 0 8 Mati 0 0 0 0 0 0 5 5
Tabel Lampiran 15. Hasil pengamatan biomassa dan panjang akar tanaman kacang tanah. Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
Ul 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Biomasa Basah Tajuk (g) 1,379 2,112 1,694 0,772 1,317 0,215 1,449 1,029 1,571 1,195 0,804 0,698 1,268 1,176 1,119 0,641 0,460 1,402
Biomasa Kering Tajuk (g) 0,208 0,278 0,372 0,183 0,270 0,372 0,266 0,158 0,453 0,494 0,444 0,258 0,396 0,223 0,355 0,399 0,330 0,33
Panjang Akar (mm) 100 120 80 25 40 20 65 70 55 35 30 45 40 55 30 20 30 45
Biomasa Akar Basah (g) 0,970 0,908 0,365 0,063 0,157 0,168 0,471 0,115 0,221 0,262 0,704 0,804 0,317 0,704 0,163 0,641 0,163 0,378
Biomasa Akar Kering (g) 0,161 0,157 0,136 0,061 0,053 0,093 0,066 0,039 0,035 0,019 0,444 0,422 0,060 0,093 0,047 0,399 0,047 0,029
Tabel Lampiran 16. Hasil pengamatan tinggi tanaman kedelai (mm) Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
ul 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4
5
0 0 20 13 13 0 0 8 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0
20 36 44 28 42 33 25 23 0 22 17 48 17 0 18 13 18 26
Umur Kecambah (HST) 6 7 8 9 10 30 50 73 78 79 73 50 44 23 28 22 52 18 13 28 18 18 38
20 50 50 79 75 97 114 105 115 95 100 70 85 74 80 58 80 28 25
75 130 130 115 100 75 89 30
59
50
53
11
12
13
14
Mati 75 140 138 115 110 75 96
75 154 154 120 120 75 96
168 160 135 135 96
Mati 178 167 144 140 Mati 100
180 174 143 140 102
Mati 30
35
35
45
45
45
45
45
50
50
54
Tabel Lampiran 17. Hasil pengamatan diameter batang tanaman kedelai (mm). Kepadatan Tanah (BI)
ul
0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Umur Kecambah (HST) 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
1 1 2 2 2 1 1 1 1
1 2 2 2 2 1 1 1
1
1
1
12
13
14
2 2 2 2 Mati 2
2 2 2 2
1
1
Mati 1 2 2 2 2 1 1
1 2 2 2 2 1 1
2 2 2 2 1
2
Mati 1
1
1
1
1
1
1
1
1
Tabel Lampiran 18. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kedelai. Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
ul 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Umur Kecambah (HST) 5 6 7 8 9 10 11
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0
2 2 2 2 2 2 2 0
0
0
0
12
13 14
Mati 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 5
5 2 2 5 Mati 2 2
5 2 2 5 2
Mati 0
0
0
2
2
2
2
2
2
2
2
Tabel Lampiran 19. Hasil pengamatan biomassa dan panjang akar tanaman kacang tanah. Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
Ul 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Biomasa Basah Tajuk (g) 0,131 0,068 0,006 0,489 0,323 0,201 0,243 0,282 0,077 0,125 0,282 0,072 0,195 0,115 0,210 0,169 0,199 0,086
Biomasa Kering Tajuk (g) 0,076 0,031 0,004 0,092 0,057 0,053 0,079 0,051 0,009 0,076 0,055 0,065 0,083 0,068 0,079 0,074 0,086 0,062
Panjang Akar (mm) 40 35 47 75 60 50 15 100 45 46 15 20 46 10 45 18 15 90
Biomasa Akar Basah (g) 0,113 0,099 0,133 0,212 0,125 0,08 0,042 0,203 0,128 0,127 0,08 0,057 0,127 0,028 0,125 0,031 0,037 0,099
Biomasa Akar Kering (g) 0,013 0,008 0,004 0,034 0,021 0,011 0,002 0,023 0,015 0,025 0,011 0,009 0,028 0,007 0,031 0,005 0,003 0,012
Tabel Lampiran 20. Hasil pengamatan kurva pF. Ul
Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
kadar air (% vol) pF pF 2,00 2,54 pF 4,2
pF 1,00
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
59 60 59 71 69 70 74 71 71 78 79 81 84 84 65 86 89 87
55 42 50 53 48 62 54 55 58 62 62 61 66 65 67 71 72 70
39 39 40 44 45 46 50 50 52 56 57 56 62 60 61 64 66 66
37 42 46 51 57 62 37 42 47 52 57 62 38 42 48 51 56 61
Tabel Lampiran 21. Hasil pengamatan permeabilitas tanah. Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,80 0,80 0,90 0,90 0,90 1,00 1,00 1,00 1,10 1,10 1,10 1,20 1,20 1,20 1,25 1,25 1,25
ul
rataan Q
t
L
h
A
K
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2550 1528 1385 704 364 457 41,2 64,6 6,6 8,3 1,1 5,48 88,2 0 55 0 0 0
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39 55,39
9,21 5,52 5,00 2,54 1,31 1,65 0,15 0,23 0,02 0,03 0,00 0,02 0,32 0,00 0,20 0,00 0,00 0,00
Tabel Lampiran 22. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25
sebelum ditanam tusukan ke1 2 3 4 0,60 0,50 1,90 2,90 4,00 4,30
0,30 1,20 2,90 2,70 5,00 3,50
0,30 0,80 2,10 1,90 4,80 4,00
0,60 1,20 2,10 2,60 3,00 3,70
rataan 5 0,30 0,60 2,10 3,20 3,50 3,50
1 0,42 0,86 2,22 2,66 4,06 3,8,0
0,25 0,30 1,90 2,90 5,20 6,50
setelah ditanam tusukan ke2 3 4 5 0,60 0,25 1,90 0,60 5,00 6,50
0,60 0,60 1,20 2,90 5,00 2,80
0,25 0,60 3,00 3,50 3,80 8,00
0,20 0,60 1,20 3,00 3,50 6,50
rataan 0,38 0,47 1,84 2,58 4,50 6,06
Tabel Lampiran 23. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kedelai. Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25
sebelum ditanam tusukan ke1 2 3 4 0,60 0,50 1,90 2,90 4,00 4,30
0,30 1,20 2,90 2,70 5,00 3,50
0,30 0,80 2,10 1,90 4,80 4,00
0,60 1,20 2,10 2,60 3,00 3,70
rataan 5 0,30 0,60 2,10 3,20 3,50 3,50
1 0,42 0,86 2,22 2,66 4,06 3,80
0,20 1,20 2,60 2,60 5,20 5,20
setelah ditanam tusukan ke2 3 4 5 0,30 2,60 3,00 5,00 3,50 4,80
0,30 1,50 3,00 5,00 5,20 5,00
0,30 1,20 2,00 2,90 1,20 5,00
0,30 1,90 1,20 3,00 4,50 4,80
rataan 0,28 1,68 2,36 3,70 3,92 4,96