PENGARUH INTELECTUAL CAPITAL DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN AAN ANISAH
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomii Universitas Siliwangi Alamat : Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Telepon 0265 330634 Fax 0265 325812 E-Mail :
[email protected] – Website : www.unsil.ac.id Tasikmalaya ABSTRACT The aim of this study was to examine the effect of intellectual capital and social responsibility disclosure simultaneously and partially on the financial performance of companies listed on stock exchanges in Indonesia. The data used are annual reports and financial statements . This study uses research hypothesis testing with survey method in which conducted the sampling of the target population . The total sample was selected 13 companies and research carried out on three periods (2012-2014) . Were analyzed with multiple linear regression model . The results showed that simultaneous , intellectual capital and corporate social responsibility disclosure effect on financial performance . Then the partial disclosure of social accountability can support the company's financial performance Keywords : intellectual capital , corporate social responsibility , corporate performance Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modal intelektual dan pengungkapan tanggung jawab sosial secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Data yang digunakan adalah laporan pertahun dan laporan keuangan.
Penelitian ini menggunakan penelitian pengujian hipotesis dengan metode survey dimana dilakukan penarikan sampel terrhadap populasi sasaran. Total sampel terpilih 13 perusahaan dan penelitian dilakukan terhadap tiga periode (2012-2014). Penelitian dianalisis dengan model regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kemudian secara parsial pengungkapan tanggungjawaban sosial dapat menunjang kinerja keuangan perusahaan. Kata Kunci: Modal intelektual, tanggung jawab sosial perusahaan, kinerja perusahaan
PENDAHULUAN Dunia ekonomi dan usaha berkembang dengan pesat sejak awal tahun 1980an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan inovasi teknologi yang makin mempercepat melakukan berbagai aktifitas dengan segala keterbatasan dan kelebihannya menjadikan persaingan di dunia bisnis semakin kompetitif. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan mengubah strategi bisnisnya yang bedasarkan tenaga kerja menjadi bisnis yang bedasarkan pengetahuan. Seiring dengan perubahan ini, kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003). Perkembangan berbagai perusahaan yang dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, membawa sebuah peningkatan perhatian pada modal intelektual atau intellectual capital. Intellectual capital merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tak berwujud yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000 dalam Ulum, Ghozali dan Chariri, 2008). Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat menggunakan modal lainnya secara efisien dan ekonomis yang pada nantinya akan meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Abidin (2000), Intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Ini disebabkan, perusahaan-perusahaan di Indonesia lebih memilih menggunakan modal konvensional dalam membangun bisnisnya sehingga produk yang
dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Di Indonesia sendiri jika diamati banyak merek terkenal yang tidak memproduksi sendiri produk yang dijualnya. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya menjual merek, ini disebabkan karena masih sedikitnya perhatian perusahaan terhadap Intellectual capital dengan ketiga komponennya yaitu human capital, struktural capital, dan custormer capital. Di Indonesia, Intellectual capital mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.19 tentang aktiva tidak berwujud. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002). Sampai saat ini pengukuran Intellectual capital sendiri masih terus berkembang sehingga belum adanya standar khusus bagi pengukuran ini. Pulic (1998; 1999) tidak mengukur secara langsung Intellectual capital perusahaan, tetapi menawarkan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah yang merupakan hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient). Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan nilai tambah (value added). Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemapuan yang melekat pada mereka). Value added capital employed menunjukkan bagaimana sumber daya perusahaan, yaitu physical capital, human capital (value added human capital), dan structural capital (structural capital value added) telah secara efisiensi dimanfaatkan oleh perusahaan. Dalam era manajemen bedasarkan pengetahuan sekarang ini pihak manajemen tidak hanya melakukan usaha untuk memperoleh profit dalam meningkatkan nilai perusahaannya, tetapi sampai kepada tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan tersebut. Karena keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Hal ini dikenal dengan apa yang disebut tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines (finansial, lingkungan dan sosial). Informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) ini diperoleh dari laporan tahunan yang dihasilkan oleh perusahaan pada tingkat pengungkapan tertentu. Di Indonesia Corporate Social Responsibility Disclosure masih bersifat sukarela, hal ini disebabkan
karena belum adanya standar akuntansi keuangan yang mewajibkannya. Kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan hanya diatur oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Berdasarkan situs resmi Bursa Efek Indonesia dari 2012 hingga 2014, perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 136 perusahaan. Adapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sahamnya aktif diperdagangkan selama periode 2012 hingga 2014. 2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan maupun laporan tahunan (anual report) periode 2012 hingga 2014. 3. Perusahaan melaporkan atau mengungkapkan kegiatan pertanggungjawaban sosial perusahaan yang bersangkutan selama periode 2012 hingga 2014. Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya hanya 13 perusahaan. Dan metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Metode ini membedah, mengikuti dan mengenal masalahmasalah serta mendapat pembenaran terhadap keadaan dan praktek yang sedang berlangsung. Penyelidikan dilakukan dalam waktu bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan sampel (Moh Nazir, 2005:56). Variabel independen (dan ), menurut Sugiyono (2007 : 39), Variabel independen disebut juga variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang tidak menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu Intellectual Capital (X1) dan Corporate Social Responsibility Disclosure (X2). Variabel dependen (Y), menurut Sugiyono (2007 : 39) Variabel dependen disebut juga variabel terikat yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu Kinerja Keuangan Perusahaan. PEMBAHASAN Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Disclosure secara Simultan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara korelasi kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan korelasi tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16, maka (hasil secara lengkap dalam lampiran 1) diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,768 a. Hal ini menunjukan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara intellectual capital dan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan (return on equity). Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure variabel independen terhadap kinerja keuangan (return on equity) variabel dependen. Berdasarkan perhitungan SPSS v16 menunjukan bahwa R Square sebesar 0,590 yang artinya bahwa variabel independen (intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure) secara simultan berpengaruh sebesar 59% terhadap variabel dependen (return on equity) yang apabila dilihat dari interval koefisien menunjukan tingkat pengaruh yang sedang antara variabel independen dan variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 41% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Untuk mengetahui tingkat pengaruh intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure secara bersama-sama (siultan) terhadap kinerja keuangan (return on equity), maka dilakukan pengujian hipotesis secara bersama-sama dengan pengolahan SPSS. Pengujian hipotesis menggunakan tingkat signifikansi sebar 5% = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 5,030. dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0,044 yang bernilai kurang dari a = 0,05, sehingga diperoleh kesimpulan intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini berarti
intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure secara bersama-sama
atau simultan dapat menjadi dasar pertimbangan pengaruh kinerja keuangan perusahaan selama periode penelitian. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh M. Daud (2008) yang memberikan hasil penelitian bahwa intellectul capital dan corporate social responsibility disclosure secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Disclosure secara parsial terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk mengetahui intellectual capital (X1) terhadap kinerja keuangan (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maka dilakukan uji t. Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS, dapat diketahui nilai corelation partial intellectual capital terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 0,352, sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh dilakukan perhitungan 0,3522 x 100 = 12,39%. Dengan demikian intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan (return on equity) sebesar 12,39%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 87,61% merupakan pengaruh lain diluar dari intellectual capital yang tidak diteliti oleh penulis. Untuk pengujian hipotesis dan untuk mengetahui tingkat signifikansi dapat dilihat dari nilai probabilitas dari nilai thitung. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS v16, dapat diketahui bahwa nilai thitung variabel intellectual capital terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 8,167 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0,089, karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Intellectual capital secara persial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Secara parsial intellectual capital tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mengindikasikan intellectual capital tidak memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja keuangan dengan kata lain, intellectual capital yang baik tidak menghasilkan kinerja keuangan yang baik pula. Sehinga intellectual capital tidak mendukung peningkatan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Citra Dewi Puspita (2011) yang menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Sedangkan hasil perhitungan corporate social responsibility disclosure, diketahui nilai correlations partial dari corporate social responsibility disclosure terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 0,520, sedangkan untuk mengetahui pengaruhnya dilakukan perhitungan 0,5202 x 100 = 27,04%. Dengan demikian corporate social responsibility disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sebesar 27,04%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 72,06% merupakan pengaruh lain diluar corporate social responsibility disclosure yang tidak diteliti penulis. Untuk menguji hipotesis dan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap kinerja keuanngan perusahaan. Dapat dilihat dari nilai probabilitas dari nilai thitung. Sesuai pengolahan data dengan SPSS v16 diketahui nilai t hitung variabel corporate social responsibility disclosure adalah sebesar 4,381 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000, karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka artinya corporate social responsibility disclosure secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Secara parsial corporate social responsibility disclosure perpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mengindikasikan corporate social responsibility disclosure memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja keuangan, dengan kata lain kinerja corporate social responsibility disclosure yang baik akan mengahasilkan kinerja keuangan yang baik pula, dan juga berarti corporate social responsibility disclosure merupakan variabel yang dapat mendukung peningkatan kinerja keuangan perusahaan (Return on equity) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian terdahulu yang dilakukan Rika Nurlela
(2008) yang menyatakan bahwa corporate social responsibility disclosure berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini karena corporate social responsibility disclosure yang dilakukan oleh perusahaan dapat menunjukan perhatian terhadap produk dan sustainability operasional perusahaan yang akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini mengindikasin asumsi awal penulis terbukti benar bahwa yang menganggap bahwa pengungkapan corporate social responsibility akan mampu menarik debitur atau investor dan konsumen yang akan loyal pada produk perusahaan dan dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan penjualan yang akan mendorong pula peningkatan profitabilitas salah satunga return on equity (Santoso (2008).
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS v16. Dapat diketahui keeratan hubungan antara variabel independen (intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure) dengan kinerja keuangan perusahaan. Diketahui hasil penelitian sebagai berikut : - Koefisien korelasi (R) sebesar 0,768a yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 77%. Artinya Kinerja Perusahaan mempunyai hubungan yang kuat dengan faktor-faktor Intellectual Capital (X1) dan Corporate Social Responsibility Disclosure (X2). Hal ini dikarenakan perolehan nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0, 50. - Koefisien Determinasi (R2) = 0,598. Artinya sebesar 59,8% perubahan-perubahan dalam variabel dependen Kinerja Perusahaan dapat dijelaskan oleh perubahanperubahan dalam faktor-faktor Intellectual Capital (X1) dan Corporate Social Responsibility Disclosure (X2). Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 40,2% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Intellectual Capital (X1) dan Corporate Social Responsibility Disclosure (X2) secara simultan mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap Kinerja Perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. PENUTUP Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intellectual capital dan corporate social responsibility disclosure terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014, dimana penelitian ini dilakukan pada 13 sampel perusahaan manufaktur yang terpilih. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility Disclosure,dan Kinerja Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sangatlah beragam, dari periode ke periode mengalami penurunan maupun kenaikan.
2.
Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Disclosure secara parsial terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu pengaruh intellectual capital terhadap return on equity secara parsial tidak signifikan, sedangkan pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap return on equity secara parsial signifikan.
3.
Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Disclosure berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja Keuangan perusahaan.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna baik bagi kemajuan pihak perusahaan, maupun bagi peneliti selanjutnya di masa mendatang. Adapun beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Dengan menggunakan variabel yang sama, penelitian ini bisa juga dilakukan pada semua perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut memiliki cakupan yang lebih luas dan tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja.
2.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan laporan keuangan dan laporan tahunan yang paling mutakhir serta mempunyai rentang waktu yang lebih dari dua tahun agar hasilnya dapat lebih menggambarkan kondisi yang paling terbaru dan memberikan hasil yang lebih baik.
3.
Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk menggunakan ukuran kinerja selain ROE seperti ROA, ATO, dan GR sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk menggunakan
pengukuran corporate social responsibility disclosure dengan bobot angka, misalnya skala 1-5 (skala likert), agar memberikan kerincian informasi atas kualitas ungkapan yang disajikan masing-masing perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr.Reni Retno, 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Fitriany, 2001. “Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi IV, Bandung. Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke (2005), “The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting”, Journal of Accounting and Public Policy 24, pp. 391-430. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007, Jakarta : Salemba Empat. Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama.
Kuryanto, Benny dan M. Syafruddin (2008), “Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI: Pontianak, 23-25 Juli 2008.
, Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan XX.. Akuntansi Lingkungan. Juli 2005 Juli 2005. Kast, E Fremont et al. 2002. Oraganization and Management, Edisi Empat. Alih Bahasa Hasyim Ali. Jakarta: Bumi Aksara. Mochamad, Nazir. 2000. Metodologi Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia. No.2. Surabaya : UK Petra. Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclourse). Sripsi, Tidak Dipubllikaskan. UII. Sayekti, Yosefa. 2007. ”Pengaruh CSR Disclourse terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. FEUI. Sembiring, Eddy. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo Susanto, A.B. 2009. Reputation Driven Corporate Social Responsibility Pendekatan Stategic Management dalam CSR. Jakarta: Esensi. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik: Fascho Publlishing