Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Arifin Lubis
PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KOMITMEN PROTES SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Perguruan Tinggi di Medan) Arifin Lubis Staf Pengajar Fak. Ekonomi-USU/Akuntansi
Abstrak Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dosen tentang pentingnya etika kerja islam dalam perubahan organisasi. Analisa data didasarkan pada jawaban para responden yang dikirimkan dalam bentuk kuisioner, di mana data tersebut didistribusikan dosen-dosen PTN dan PTS di Medan. Hasil menunjukkan bahwa dosen yang semakin memahami norma atau aturan yang berlaku dalam hal ini baik kode etik maupun dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam yang bersumber pada sayriah akan benar-benar melakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang dosen, dan senjutnya mempengaruhi komitmennya terhadap profesinya sebagai seorang dosen dan komitmennya terhadap organisasi. Kata kunci: Aturan, Kode etik, Islam
A. Pendahuluan Setiap organisasi harus beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah dan selanjutnya menuntut organisasi tersebut menyesuaikan diri sebab perubahan merupakan salah satu hal terpenting di era seperti sekarang ini. Caplow (1983) dalam Yousef (2000) menegaskan bahwa setiap organisasi harus memberikan apa yang diminta oleh lingkungannya, dan permintaan tersebut bervariasi seiring dengan perubahan lingkungan. Sebagai hasilnya, manajemen di setiap organisasi mengadopsi perubahan organisasi; seperti memodifikasi struktur organisasi, tujuan teknologi, serta penugasan, di mana hal tersebut sebagai alat dalam menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Adanya tuntutan yang demikian, menurut Hopwood (1987) menegaskan bahwa akuntansi melalui arahan dan pengaruh dari lingkungan organisasi juga mengalami perubahan seperti pembaharuan dan perbaikan organisasi, tugas-tugas keorganisasian, strategi, struktur, pendekatan terhadap kerja, teknologi dan praktek yang terfragmentasi, serta konflikkonflik sosial dalam organisasi.
Akuntansi tidak hanya mencerminkan realitas, tetapi juga membentuk realitas (Morgan, 1988). Hopwood (1990) juga telah menunjukkan bahwa akuntansi benar-benar memainkan peranan sangat penting dalam mempengaruhi dan membentuk perubahan organisasional, yaitu bagaimana akuntansi menciptakan vasibilitas dalam organisasi, yang pada akhirnya berfungsi sebagai praktek kalkulatif dan menciptakan suatu domain bagi tindakan ekonomi. Hal ini sesuai dengan perkembangan riset akuntansi keperilakuan menurut Birnberg dan Shield (1989) bahwa organisasi merupakan aktor tunggal, aktor tunggal yang mengolah informasi yang lengkap, di mana teori keperilakuan menganggap perusahaan adalah koalisi para manajer dan karyawan, dengan asumsi perusahaan tidak mempunyai tujuan. Tetapi koalisi yang dominan akan menentukan tujuan perusahaan, di mana pengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah merupakan cerminan dari berbagai faktor yang ada di lingkungan yang mempengaruhi pengambil keputusan.
106
Arifin Lubis
Dalam hal ini, penelitian ini mengacu pada beberapa klasifikasi yang dipaparkan oleh Kaplan (1989) mengenai akuntansi manajerial yang membagi menjadi 1) Variabel keperilakuan individual dan 2) Isuisu organisasional. Hal ini sesuai dengan penemuan Baber (1993) mengenai variabel-variabel yang paling banyak diteliti, yaitu variabel psikologis (sikap, pengalaman, persepsi, keperibadian, motivasi). Dengan kata lain kesemua variabel tersebut mempengaruhi perilaku para pengambil keputusan. Sebagai konsekuensi, perhatian sangat ditekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi sikap individual terhadap perubahan organisasi (Individuals attitudes toward organizational changes). Faktor yang di anggap mempengaruhi sikap individual terhadap perubahan adalah keterlibatan dalam pekerjaan serta komitmen mereka pada organisasi. Terdapat pernyataan bahwa pekerjaan dengan etika kerja tinggi akan lebih mantap dalam usaha-usahanya dan percaya atas apapun yang di dapat dari pekerjaannya. Orang dengan etika kerja yang kuat akan lebih termotivasi untuk menerapkan lebih banyak usaha untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan meskipun bosan dan lelah, dan menerima tanggungjawab pekerjaannya. Mereka akan merasakan kewajiban moral untuk bekerja dengan baik sesuai kemampuannnya. Dengan demikian mereka akan lebih terlibat dengan pekerjaan dari pada orang-orang dengan tingkat etika kerja yang lebih rendah (Rendall dan Cote, 1991 dalam Cohen, 1999). Demikian pula halnya dengan mereka yang lebih berkomitmen pada organisasinya, asalkan perubahan tersebut di anggap bermanfaaat bagi organisasi dan tidak berpotensi mengubah nilai dasar dan tujuan organisasi (Yousef, 2000). Beberapa penelitian di Barat mengenai etika kerja memfokuskan pada etika kerja Protestan. Etika kerja protestan adalah variabel yang dikarakterkan sebagai kepercayaan atas kepentingan kerja keras (Mirels dan Garett, 1971) dan di asumsikan sebagai atribut atau julukan tetap relatif
107
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 atas kehidupan seseorang (Morrow, 1983). Sebagai orientasi nilai kerja umum yang di pelajari lebih awal dalam proses sosialisasi (Shamir, 1986), merupakan suatu bentuk komitmen yang sangat stabil karena lebih sedikit berhubungan dengan karakter setting kerja (Cohen, 1999). Kidron (1978) mengungkapkan bahwa etika kerja Protestan tersebut dikembangkan oleh Weber (1958) yang mengajukan hubungan kausal antara etika Protestan dan pengembangan kapitalisme di masyarakat barat. Teori Weber tersebut mengaitkan antara keberhasilan usaha dengan keyakinan religius (Yousef, 2000). Mengacu pada beberapa penelitian di barat mengenai etika yang memfokuskan etika kerja Protestan, Witt (1993) menyimpulkan bahwa pengalaman kerja seseorang dan sikapnya adalah faktor penting untuk sikap kerja sebelumnya. Dukungan yang selanjutnya terhadap niat keterlibatan kerja merupakan mediator dalam hubungan dengan komitmen organisasi. keterlibatan kerja sangat dipengaruhi dan bisa di dapat sebagai bentuk pengalaman-pengalaman kerja. Semakin positif pengalamanpengalaman tersebut semakin tinggi keterlibatan kerjanya. Demikian halnya dengan Rendall dan Cote (1991) yang mengkonsepkan keterlibatan kerja sebagai mediator berdasarkan teori timbal balik sosial, yang memberikan syarat-syarat tertentu pada orang-orang yang ingin membalas budi atas keuntungan yang mereka dapat. Akhirnya seseorang yang loyal atau setia terhadap pekerjaannya dan balasannya dia akan memiliki komitmen kerja yang tinggi. Hal ini di dukung oleh pernyataan Francis (1990) yang mengedepankan pentingnya peran individu sebagai agen moral dalam wacana etika dan praktek akuntansi. Menurutnya, akuntansi adalah “praktek moral sekaligus disklusif (tidak bersambung satu sama lain)”, hal ini menyangkut dimensi moral (etis) masing-masing individu.
Arifin Lubis
Berkaitan dengan kekuatan akuntansi dalam membentuk realitas, Morgan (1988) mengemukakan bahwa para akuntan seharusnya tidak memandang diri mereka sebagai agen-agen pasif yang hanya mempraktekkan ikhwal teknis dalam akuntansi, tetapi sebagai bagian atau secara aktif dilibatkan dalam proses pembentukan (konstruksi) realitas sosial dan dengan demikian mungkin menginterpretasikan akuntansi sebagai realitas dari pemaknaan yang selanjutnya menjadi sumber (re) konstruksi realitas masa depan. Apakah akuntan merupakan agen yang aktif atau bukan, semuanya tergantung pada persepsi mereka tentang sifat manusia dan bagaimana mereka memandang realitas. Dengan demikian beberapa praktik akuntan pendidik dituntut kesiapannya menyangkut profesionalisme profesi. Machfoeds (1999) berpendapat bahwa profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dipunyai oleh setiap anggota tersebut, yaitu keahlian, berpengetahuan, dan berkarakter. Karakter menunjukkan personaliti seseorang profesional yang di antaranya di wujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya. Sikap dan tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya (Ludigdo dan Machfoedz, 1999). Mencermati perihal diatas, penelitian ini mencoba untuk melihat etika kerja intenal auditor, oleh karena itu perlu kiranya mengetahui pemahaman internal auditor terhadap permasalahan etika kerja, khususnya dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam pada saat melaksanakan tugasnya sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku, yang selanjutnya memepengaruhi komitmennya baik komitmennya terhadap profesi maupun komitmennya terhadap organisasi. Alasan dilakukannya penelitian ini adalah karena pertama, bukti empiris pengaruh dimensi pertanggungjawabn, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen (profesi dan organisasi) di
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam masih sangat terbatas. Kedua, menindak lanjuti rekomendasi Nasron (2002) dan Yousef (2000) untuk melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang berbeda dan pada kondisi dengan kultur yang berbeda guna memperkuat atau menyangkal temuan dari penelitiannya. Ketiga, penelitian tentang etika kerja Islam yang berdasarkan Al-Quran Surat Al Baqarah ayat 282 di Indonesia belum pernah silakukan sebelumnya, sehingga akan memperkaya literature akuntansi keperilakuan. Perumusan Masalah Sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang, bahwa dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu yang dinamis dan berubah, yang selanjutnya menuntut organisasi tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sikap individu (internal auditor) terhadap perubahan organisasi tersebut dipengaruhi oleh etika kerja khususnya etika kerja islam dan komitmen profesi yang berperan sebagai mediasi. Dengan demikian dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen profesi? 2. Bagaimana pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen Organisasi? 3. Bagaimana pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi? B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh etika kerja Islam pada berbagai dimensi sikap internal auditor terhadap komitmen organisasi, di mana kemotimen profesi berperan sebagai
108
Arifin Lubis
mediator. Sementara itu, penelitian ini secara khusus bertujuan untuk: 1. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi pertanggungjawaban dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen profesi? 2. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi Keadilan dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen profesi? 3. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi Kebenaran dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap Komitmen Profesi? 4. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi pertanggungjawaban dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi? 5. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi Keadilan dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi ? 6. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi Kebenaran dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap Komitmen organisasi? 7. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi Pertanggungjawaban dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi melalui Komitmen Profesi ? 8. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi Kadilan dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi melalui Komitmen Profesi ? 9. Untuk membuktikan secara empiris apakah dimensi Kebenaran dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi melalui Komitmen Profesi ? Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan bidang-bidang keperilakuan khususnya akuntansi keperilakuan. Secara spesifik signifikansi penelitian ini adalah untuk memberikan
109
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 pemahaman atas faktor-faktor yang mempengaruhi sikap individu (internal auditor) terhadap perubahan organisasi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi Kantor Akuntan Publik guna kesuksesan perencanaan dan implementasi perubahan organisasi melalui penciptaan suatu lingkungan kerja di mana pada auditor khususnya akuntan publik bisa menerima perubahan. C. Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (primary data). Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari internal auditor. Sumber data penelitian ini adalah skor total yang diperoleh dari pengisian kusioner yang telah disebarkan kepada para responden. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah inernal auditor yang bekerja di Perbankan Wilayah Sumatera Utara. Alasan penentukan Internal Auditor yang bekerja di Perbankan Sumatera Utara adalah pertama, lembaga perbankan mempunyai intensitas aktifitas lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga/organisasi lain. Kedua, semakin tinggi intensitas aktifitas internal auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka semakin berhubungan dengan pelaksanaan etika kerja (khususnya etika kerja Islam) dan semakin tinggi pula peluang pelanggan etika kerja Islam. Alasan pemilihan lokasi di Sumateran Utara adalah 1) Sumatera Utara termasuk daerah yang mayoritas mempunyai jumlah penduduk Islam, 2) Pertumbuhan ekonomi dan perbankannya cukup tinggi yang ditandai dengan banyak dibukanya kantor-kantor bank, 3) Dari 146 Bank yang terdapat di Bank Indonesia, bank yang terdapat di Sumatera Utara sebanyak 142. Populasi internal auditor yang berada pada Perbankan di Sumatera Utara jumlahnya besar dan tidak dapat diketahui pasti jumlahnya. Menurut Rao (1996) dalam Wahyudin (2003), populasi
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Arifin Lubis
sampel yang dengan rumus:
besar
dapat
ditentukan
Z2 n=
4 ( moe )2
Di mana: Z = tingkat kepastian yang diperlukan dalam pemilihan sampel moe = margin error atau kesalahan maksimum yang dapat ditolerir Penelitian ini menggunakan tingkat kepastian 95 %, Z= 1,96 dan moe = plus – minus 10% (Roa mengasumsikan besarnya moe plus – minus 10%). Berdasarkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah: (1,96)2 n=
4 ( 0,1 )2
n = 97 Berdasarkan analisis tersebut sampel diperlukan sebanyak 97. Untuk memperoleh pengembalian kuisioner dengan responden mahasiswa sebanyak 97, maka dalam penelitian ini disebarkan kuisioner 200 eksemplar, sebagaimana Ludigdo dan Machfoedz (1999) dengan response rate internal auditor sebesar 53%. Sedangkan untuk memperoleh pengembalian kuisioner dengan response rate internal auditor disebarkan kuisioner sebanyak 140 eksemplar, sebagaimana Ekayani dan Putra (2003) dengan response rate 78%. D. Metode Pengumpulan Data Pegumpulan data dilakukan dengan mail survey melalui penyebaran kuesioner dan kontak person. Untuk meningkatkan response rate dalam penelitian ini digunakan teknik yang diusulkan oleh Cooper dan Emory (1999) yang bertujuan agar penelitian ini dapat digeneralisasikan yaitu dengan cara mendistribusikan kuisioner ini secara langsung kepada sample penelitian, selanjutnya melakukan follow up terhadap kuesioner yang telah diberikan dengan cara konfirmasi via telepon ke responden.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Etika Kerja Islam Etika kerja Islam tersebut dijabarkan menjadi 3 dimensi sesuai dengan pengertian dari Surat Al Baqarah ayat 282 yang merupakan prinsip dasar akuntansi menurut Islam yaitu pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran (Muhammad, 2000). Untuk mengukur variabel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam ini diukur dengan menggunkan versi singkat instrumen Ali (1988) yang telah dimodifikasi untuk keperluan penelitian ini. Instrumen versi singkat ini terdiri dari 6 item untuk etika kerja Islam dimensi pertanggungjawaban. 4 item untuk etika kerja Islam dimensi keadilan, dan 4 item untuk etika kerja Islam dimensi Kebenaran. Instrumen ini menggunakan Skala Likert 7 poin. Konsistensi internal (croncbach alpha) dalam penelitian ini adalah 0,76 yang diuji dengan menggunakan 117 manajer sebagai sampel di Uni Emirat Arab, di mana croncbach alpha mencapai 0,89 (Yousef, 2000). Komitmen Profesi Komitmen profesi diukur dengan menggunakan 6 item skala komitmen profesi yang digunakan Aranya (1984) yang telah dimodifikasi untuk keperluan penelitian ini. Instrumen ini menggunakan skala Likert 7 poin. Pengukuran komitmen profesi mempresentasikan individu pada etika profesi yang harus ditaati disamping etika keagamaan. Konsistensi internal (croncbach alpha) dalam penelitian ini adalah 0,82. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan 6 item skala komitmen profesi yang digunakan Aranya (1984) yang telah dimodifikasi untuk keperluan penelitian ini. Instrumen ini menggunakan skala Likert 7 poin. Pengukuran komitmen organisasi mempresentasikan loyalitas di mana individu secara psikologis mengidentifikasikan komitmennya pada
110
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Arifin Lubis
organisasi tempat kerjanya. Konsistensi internal (croncbach alpha) dalam penelitian ini adalah 0,96.
variabel bebas, dapat juga dilihat dengan pada nilai tolerance serta nilai variance inflstion faktor (VIF).
E. Teknik Analisa Data
Uji aotukorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara disturbance term dengan memperhatikan nilai durbin watson (dw) pada analisis regresi.
Statistik Deskriptif Statisitik deskriptif digunakan untuk memberikan penjelasan gambaran umum demografi responden dan deskripsi mengenai variabel-varaiabel penelitian untuk mengetahun distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan minimal, maksimal rata-rata (mean), median, dan penyimpangan baku (standar deviasi) dari masing-masing skenario penerimaan etika terhadap praktik manajemen laba. Uji Kualitas Data Menurut Hair et al (1998) kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji realibilitas dan validitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Ada tiga prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data, yaitu : (1) Uji konsistensi internal (reliabilitas) ditentukan dengan koefisien Cronbach Alpha. Pengujian ini menentukan konsistensi jawaban responden atas suatu instrumen penelitian. Hair et al (1996) mensyaratkan suatu instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach Alpha diatas 0,70. (2) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score dari item-item pertanyaan (Hair et al, 1998) dalam Imam Ghozali (2000). Uji Asumsi Klasik Uji multikolinearitas dengan tujuan untuk menguji apakan model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisa matriks korelasi variabel-
111
Uji heteroskedatisitas bertujuan menguji apakah dalam modal regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengalaman ke pengalaman lain. Analisis Statistik Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan struktur jalur sebagai berikut: Struktur Diagram Path e2
X2 PX2X1n
PX3X2
X1n
X3 PX3X1n e2
Gambar 1
Persamaan regresinya sebagai berikut, X2 = b1X1n + e1 .................................... (1) X3 = b1X1n + b2X2 + e2 ......................... (2) Keterangan : pertanggungjawaban, X1n : Dimensi keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam X2 : Komitmen Profesi X3 : Komitmen Organisasi b1,b2 : intercept e1 : residual atas komitmen profesi e2 : residual atas komitmen organisasi F. Hasil dan Pembahasan Statistik Deskriptif Penyajian statistik diskriptif bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut. Statistik deskriptif yang
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Arifin Lubis
menggambarkan keadaan atau kondisi responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Statistik diskriptif pertama adalah jenis kelamin, yang dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1. Jenis Kelamin
Keterangan Jenis Kelamin Pria Wanita Total
Jumlah
Prosentase
60,0 35,0 95,0
63,2 36,8 100,0
Jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki yaitu sebesar 60 orang atau 63,2 % dan jenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang atau 36,8 %. Statistik deskriptif kedua adalah pendidikan responden, yang dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 2. Pendidikan
Keterangan pendidikan S1 S2 Total
Jumlah
Prosentase
73,0 22,0 95,0
76,8 23,2 100,0
Dari Tabel 2 terlihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan S 1 sebanyak 73 orang atau 76,8 % kemudian S 2 sebanyak 22 orang atau 23 %.
Uji Kualitas Data Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi dan uji reliabilitas. Ada dua prosedur yang digunakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas data, yaitu (1) uji validitas dengan melihat koefisien korelasi (pearson) antara butir-butir pertanyaan dengan skor jawaban, Iman Ghozali (2000), (2) uji realibilitas dengan melihat koefisien (cronbach alpha). Nilai reliabilitas dilihat dari cronbach alpha masing-masing instrumen penelitian ( ≥ 0,60 dianggap reliabel ) sebagaimana yang disyaratkan oleh Nunally (1968), sedangkan nilai validitas dilihat dari Coeficient Pearson Corelation masing-masing instrumen penelitian. Secara ringkas hasil uji kualitas instrumen terdapat dalam Tabel 3. Dari Tabel 3 terlihat bahwa korelasi antara masing-masing butir pertanyaan untuk dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam, komitmen profesi dan komitmen organisasi adalah signifikan pada level 0,001. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah valid.
Tabel 3. Uji Validitas data Variabel
Item
Nilai Pearson Corelation
Keterangan
Pertanggung jawaban (X11)
X11,1 X11,2 X11,3 X11,4 X11,5 X12.1 X12.2 X12.3 X12.4 X13.1 X13.2 X13.3 X13.4 X2.1 X2.2 X3.3 X3.4
0,88** 0,36** 0,74** 0,89** 0,49** 0,91** 0,65** 0,52** 0,82** 0,84** 0,27** 0,70** 0,79** 0,95** 0,95** 0,35** 0,63**
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keadilan (X12)
Kebenaran (X13)
Komitmen Profesi X(2)
112
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Arifin Lubis
Komitmen Organisasi X(3)
X3.5 X3.6 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.5
0,35** 0,93** 0,33** 0,32** 0,11** 0,35** 0,44** 0,54**
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
** Signifikan pada level 0,001
Tabel 4. Uji Realibilitas Data Variabel Dimensi Pertanggungjawaban Dimensi Keadilan Dimensi Kebenaran Dimensi Profesi Dimensi Organisasi
Item X11.1 s/d X11.5 X12.1 s/d X12.4 X13.1 s/d X13.4 X2.1 s/d X2.6 X3.1 s/d X3.5
Cronbach Alpha 0,742 0,723 0,629 0,834 0,869
Keputusan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 5. Uji Heteroskedastisitas – Glejser Variabel
Koefesien
Standar Error
T - Ratio
t-value
1,052 0,023 0,029
0,567 0,043 0,051
1,856 0,715 -1,95
0,067 0,476 0,054
Kebenaran 0,026 Sumber : data primer diolah, 2003
-0,056
1,144
0,256
Konstanta Pertanggungjawaban Keadilan
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha ≥ 0,60 berarti bahwa dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam, komitmen profesi dan organisasi adalah reliabel. Uji Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan uji Glejser dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolut residual sebagai variabel terikat dengan variabel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Pada Tabel 5 disajikan grafik
113
scatterplot regresi.
masing-masing
persamaan
Hasil regresi menuntukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statisitk mempengaruhi variabel terikat nilai absolut residual, p > 0,05. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai sebagai alat prediksi.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Iman Ghozali, 2001). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat pada nilai tolerance serta nilai variance inflation factor (VIF). Berdasarkan
Arifin Lubis
matriks korelasi antara variabel-variabel bebas menunjukkan koefisien antara variabek relatif rendah, korelasi tertinggi hanya terjadi pada variabel dimensi keadilan dalam etika kerja Islam dengan dimensi kebenaran dalam etika kerja Islam yaitu 0,568 atau sekitar 56,8 % tetapi masih dalam batas toleransi. Indikasi adanya multikolinearitas jika terjadi korelasi antara variabel bebas yang cukup tinggi, umumnya diatas 0,90 (Imam Ghozali, 2000). Hasil perhitungan nilai toleransinya juga menunjukan bahwa tidak ada varibel bebas yang memiliki nilai tolerance kurangdari 10% yang berarti tidak ada korelasi antara variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Nilai Varince Inflation Factor (VIF) mempunyai persamaan : VIF =1 \ Tolernce. Dari hasil output SPSS 10.00 dapat di ketahui bahwa nilai VIF tertinggi sebesar 5,901 yaitu variabel pertanggungjawaban dalam etika kerja Islam.
Uji Autokorelasi Digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi yaitu dengan durbin watson (DW) yaitu dengan membandingkan nilai DW stastik dengan DW tabel. Apabila nilai DW stastik terletak pada daerah no autocorrelation berarti telah memenuhi asumsi klasik reklesi. Untuk mengetahui posisi tersebut terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai durbin watson dengan rumus :4 – du dan 4 - dl di mana : k = jumlah parameter yang ada pada model kecuali ontercept, n = jumlah sampel. Untuk mencari nilai du dan dl dilakukan dengan melihat tabel DW dengan k = 3 dan n = 95 sehingga diperoleh dl = 1,60 dan du = 1,73 sehingga diperoleh nilai 4 – dl = 2,40 dan 4 – du = 2,27 sehingga nilai DW statistik sebesar 2,026 berada didaerah no autocorelation. Hasil Penilaian Hipotesis Dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen profesi Berdasarkan analisis regresi untuk melihat pengaruh secara langsung dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen profesi menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 = 0,872 hal ini berarti bahwa 87,2% variabel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam dapat dijelaskan oleh variabel komitmen profesi. Hasil analisis regresi pada hipotesis 1,2,3 menunjukkan koefisien pada persamaan regresi tersebut adalah signifikan, yang berarti behwa variabel komitmen profesi mempengaruhi variabel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam. Koefisien regresi variabel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam masingmasing sebesar 0.322, 0.416, 0.242 dan signifikansi p sebesar 0,000 (p<0,005), nilai F sebesar 214,725 signifikan pada 0,000. Dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi Berdasarkan hasil analisis regresi untuk melihat pengaruh secara langsung dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 = 0,965 hal ini berarti hanya 96,5% variabel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam dapat dijelaskan dengan variabel komitmen organisasi. Hasil analisis regresi pada hipotesis 4,5 dan 6 menunjukkan koefisien pada pada persamaan regresi tersebut adalah signifikan, yang berarti bahwa komitmen organisasi mempengaruhi variabel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam. Koefisien regresi varibel dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam masingmasing sebesar 0,412, 0,153 dan 0,100 dan
114
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Arifin Lubis
signifikan p sebesar 0,000, 0,004 dan 0,029 (p<0,05), nilai F sebesar 654,047 signifikan pada 0,000. Dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi Hipotesis 7, 8 dan 9 menyatakan di bawah dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam
mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi dengan nilai koefisien path masingmasing p = 0,412, p = 0,153 dan p =0,029 (p<0,05) adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis 7, 8 dan 9 yang menyatakan dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi dapat diterima.
Tabel 6. Hasil Regresi Hipotesis 1,2,3 Variabel Pertanggungjawaban Keadilan kebenaran R2 = 0,876 F = 214,725
Dimensi Standard error 0,322 0,101 0,416 0,122 0,242 0,134 p = 0,000 N = 95
t-value 4,138 4,649 2,932
P 0,000 0,000 0,000
t-value 9,302 2,945 2,222
P 0,000 0,004 0,029
Tabel 7. Hasil Regresi Hipotesis 3,4,5 Variabel Pertanggungjawaban Keadilan kebenaran R2 = 0,967 F = 654,047
Dimensi Standard error 0,412 0,059 0,153 0,072 0,100 0,074 p = 0,000 N = 95
Pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen profesi Hasil penelitian menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif antara dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen profesi ternyata sepenuhnya terbukti. Dari analisi regresi menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan antara dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam dengan komitmen profesi dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 (p = 0,000), ini menunjukkan hipotesis 1, 2 dan 3 diterima, artinya bahwa dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap komitmen profesi. Dengan demikian berarti semakin tinggi pemahaman tentang pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran seperti yang ditunjukkan dalam surat Al Baqarah ayat 282 bagi seorang dosen muslim akan sangat mempengaruhi perilaku komitmen profesinya, sebab
115
seorang dosen yang semakin memahami norma atau aturan yang berlaku terutama yang berasal dari agama yang diyakininya (dalam hal ini Islam) akan benar-benar melakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang dosen, dan selanjutnya mempengaruhi komitmennyua terhadap profesi terhadap dosen. Degnan kata lain semakin tinggi pelaksanaannya kode etik dan pemahaman tentang dimensi pertanggungjawaban dalam etika kerja Islam secara menyeluruh mencerminkan adanya komitmen terhadap profesi dosen yang semakin tinggi pula. Hal ini sesuai dengan penelitian Finn et al. (1988) dalam Harrisanti (2001), Nasron (2002) menemukan bahwa akuntan yang bersedia mempertahankan standar ideal akan menunjukkan tingkat komitmen profesi yang tinggi. Kebebasan tanpa batas adalah sesuatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan kebenaran, manusia perlu mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Arifin Lubis
Pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi Pengujian terhadapa hipotesis 4,5, dan 6 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terhadap pengaruh positif antara dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi ternyata sepenuhnya terbukti hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi masing-masing variabel yang menunjukkan hasil sesuai pada tingkat signifikansinya. Dari hasil diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 (p = 0,000), ini menunjukkan hipotesis 4, 5 dan 6 diterima, artinya dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi, dengan demikian berarti bahwa semakin tinggi pemahaman tentang dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam seorang dosen akan sangat mempengaruhi perilaku komitmen organisasi, sebab seorang dosen yang semakin memahami norma dan aturan yang berlaku dalam hal ini kode etik IAI dan kemudian menunjukkan nilai keikut sertaan yang kuat secara relatif akan mempengaruhi komitmen organisasi yang tinggi. Oliver (1990) dalam Yousef (2000), Astri (2003), dan Nasron (2000). Pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi Pengujian terhadap hipotesis 7, 8 dan 9 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terhadap pengaruh positif dimensi pertanggungjawaban, kedilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi sepenuhnya terbukti, hal ini bisa dilihat dari hasil output SPSS 10.0 dengan
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005 analisis regresi masing–masing variabel yang menunjukan hasil sesuai pada tingkat signifikansinya. Dari hasil di atas menunjukan pengaruh yang positif signifikan antara dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam dengan komitmen organisasi melalui komitmen profesi. Dengan demikian dosen yang idealis yang benar-benar memahami aturan dan norma dan nilai-nilai etika kerja Islam dengan berbagai dimensinya sekaligus menjalankan dengan baik cenderung akan bersedia mempertahankan profesi dan organisasi, sehingga akan lebih mudah berkomitmen pada profesi dan organisasinya. Hasil ini konsisten dengan penelitian Shaub et.al (1993), Khomsiyah & Enriantoro (1998), Harisanti (2001) dan Nasron (2002). G. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang terkumpul dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum etika kerja Islam dengan menggunakan instrumen yang terdapat dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 282 yaitu pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran mempengaruh positif terhadap komitmen profesinya dengan tingkat signifikansi robalitasinya (p = 0,000) di bawah 0,05 dan juga berpengaruh terhadap positif komitmen organisasi dengan tingkat signifikansi robalitasnya (p = 0,000) di bawah 0,05. Demikian juga halnya dengan pengaruh antara dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikansi probabilitasnya (p = 0,000) di bawah 0,05. Hasil penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa bukan internal auditor bank yang semakin memahami norma atau aturan yang berlaku dalam hal ini baik kode etik maupun dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam yang bersumber pada sayriah akan benar-benar melakukan tugas dan
116
Arifin Lubis
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
fungsinya sebagai seorang dosen, dan senjutnya mempengaruhi komitmennya terhadap profesinya sebagai seorang dosen dan komitmennya terhadap organisasi. Dengan kata lain semakin tinggi pelaksanaan kode etik dan dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebebaran dalam etika kerja Islam secara menyeluruh mencerminkan semakin tinggi pula adanya komitmen profesi dosen dan juga komitmenya terhadap organisasi.
Cohen, jeffrey, Laurie dan David Sharp. 1993. “A Valuation and Extension of a Multidimensional Ethic Scale”, Journal of Business Ethics. Pp. 13-26. Dwiyani Sudaryanti. 2001. “Persepsi Etis Staf Pengajar dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi dan Manajemen terhadap Praktik Earning Manajemen”. Tesis Program Pascasarjana Universitas GadjahMada (Tidak dipulikasikan).
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan-keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan gangguan terhadap hasil penelitian yang perlu dipertimbangakan. (1) cakupan penelitian ini dibatasi ukuran sampel, hanya dosen yang ada di Medan sebagai rerangka sampling akan mempengaruhi hasil penelitian, dan bahkan kurang dapat digeneralisir. Penelitian yang sama dengan menggunakan populasi yang lebih besar atau dengan menggunakan organisasi publik yang lain mungkin akan menunjukkan hasil berbeda. (2) pengukuran sikap skala likert yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner mungkin juga menghasilkan respons bias dan mempengaruhi validitas internal.
Ficher, Marylibn dan Kenneth Rosenweig. 1995. “Attitudes of Students and Accounting Practitioners Concerning the Ethical of Earning Management”. Journal of Business Ethics. Pp. 434444. Glenn, Jr., JR dan M.F.V. Loo. 1993. “Business Students and Practitioners Ethical Decisions Over Time”. Journal of Business Ethics. Pp. 835-847. Hair Josep H., Anderson., Rolph E., Tatham, Ronald L., dan Black, William C. 1998. “Multivariate Analysis”. 5 Edition. McGraw Hill. USA. Hardjoeno, H. 2002. “Filsafat Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Etika Pertimbangan untuk Keputusan dan Tindakan. Lembaga Penerbitan Unhas. Makassar. Hiltebeitel, Kenneth M., dan S.K Jones, 1992. “An Assesment of Ethics Instruction in Accounting Education”. Journal of Business Ethics, II: 37-46. Imam Ghozali. 2002., Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi pertama, Program Studi Magister Akuntansi, Badan Penerbit,Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang. Khomsiyah dan N. Indriantoro, 1997. “Pengaruh Orientasi Etika terhadap komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indoensia, Vol. 1 Jan:13-26. Loeb, Stephen E. dan Joanne roekness. 1992. “Accounting Ethics and Education: A Response”. Journal of Business Ethics. Pp. 485-490.
H. Daftar Pustaka Adams, Barabara L., F.L. Malone dan W, James. 1995. “Confidentially Decisions: the Reasoning Process of CPAS in Resolving Ethical Dilemmas”, Journal of Business Ethics, pp. 1015-1020. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 1995. Management Control System. Irwin: Homewood. Illionis. Bertens, K. 1993. “Etika Bisnis Menajdi Urusan Siapa?” Usahawan, No. 7th XXII. Pp. 12-17. Cohen, J.R., L.W, Pant dan D.J. Sharf. 1998. “The Effect of Gender and Acedemis Discipline Divesity on the Ethical Evaluations, Ethical Intentions and Ethical Orientation of Potential Public Accounting recruits”. Accounting Horizons. Pp. 250-270.
117
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 17 ( 4) 2005
Arifin Lubis
Ludigdo, Unti dan Machfoedz, 1999, “Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis”. Journal Riset Akuntansi, Vol. 2 Jan: 1-9. Magnis, Suseno, Franz. 1985. “Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral”. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Matlin, Margareth W. 1998. “Cognition”. 4 edition Ganeseo, New York: Harcourt Brace College Publisher. Merchant, Kenneth A dan Joanne Rockness. 1994. “The Ethics of Managing Earning: An Empirical Investigation”. Journal of Accounting and Public Policy. Pp. 79-94. McDonald, Gael M., dan G.D. Donleavy. 1995. Objection to the Teaching of Business Ethics”. Journal of Business Ethics. Pp. 839-853. Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Robins, Stephen P. 1996. “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi”. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit PT. Prenhalindo. Jakarta.
Scot,
William R. 1997. “Financial Accounting Theory”. International Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Sugiri, Slamet. 1999. Earning Management: Teori, Model, dan Bukti Empiris”. Journal Management, Ekonomi dan Bisnis, April. Pp. 1-8. Stevens, Robert E., O.J. Harris, dan S. Williamson, 1993. “A Comparison of Ethical Evaluations of Business School Faculty and Students: A Pilot Study”. Journal of Business Ethics, 12:611-619. Suwardjono. 1999. “Strategi penerapan Kurikulum Akuntansi Keuangan”. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional, Strategi Penerapan Kurikulum Nasional Program S-1 Akuntansi. Yogyakarta. Watts, Ross L., dan J. L Zimmerman. 1986. “Positive Accounting Theory”. New Jersey: Prentice Hall Inc. Wotrhy, Fords. 1984. “Manipulating Profit: How it Done”. Fortune. Pp. 50-54.
118