PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP HARGA SAHAM M. Sarikhul Huda *) Budi Wahono **) Ronny Malavia Mardani ***)
Abstract The financial crisis in 2008 and impact in the period thereafter encouraging researchers wanted to know how the impact and influence on the performance of companies that ultimately will affect the rise and fall of stock prices. This study was conducted on 14 food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2010. The purpose of this study was: (1) To determine and analyze whether the Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and the U.S. dollar exchange rate effect simultaneously on Stock Price, (2) To identify and analyze whether the Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and the U.S. dollar exchange rate partially affect the stock price on the food and beverages industry listed on the Indonesia Stock Exchange. The method of analysis used is the Multiple Linear Regression. The results showed that 1) the simultaneous earnings per share, price earnings ratio and the U.S. dollar exchange rate significantly influence the price of shares, 2) the partial earnings per share, price earnings ratio and the exchange rate of the U.S. dollar significantly influence the stock price. Keywords: financial statements, stock, stock market, and foreign exchange rates. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisir dimana efek-efek diperdagangkan. Menurut Martono (2002) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu faktor teknikal dan fundamental. Faktor teknikal adalah faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yang disebabkan karena beberapa perilaku, misalnya jika harga saham sudah naik sampai tiga kali maka kemudian harga saham akan mengalami penurunan, jika harga saham sudah mengalami penurunan tiga kali maka pada periode berikutnya akan mengalami kenaikan. Sedangkan faktor fundamental adalah faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yang berasal dari dalam perusahaan, perusahaan sejenis dan faktor diluar perusahaan. Dalam penelitian yang sekarang sedang kami kembangkan adalah bahwa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yang didasarkan pada faktor fundamental.
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
103
Selain deviden, investor juga mengharapkan capital gain, untuk mendapatkan keuntungan tentunya saham tersebut harus dibeli ketika harganya murah dan menjualnya pada saat harga mahal. Untuk menilai murah atau mahal suatu saham biasanya digunakan analisis rasio Price Earning Ratio (PER). Semakin kecil hasil PER sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Dengan demikian faktor fundamental yang dianalisis dibatasi pada dua rasio yaitu Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS). Dalam kehidupan perekonomian global dewasa ini hampir tidak ada satupun negara di dunia yang bisa menghindari perekonomiannya dari pengaruh pergerakan valuta asing khususnya terhadap dollar Amerika, karena dollar Amerika telah menjadi semacam mata uang internasional. Naik turunnya kurs dollar Amerika berpengaruh terhadap perdagangan dan harga saham di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh pelaku di bursa efek di Indonesia diikuti oleh investor asing yang cukup banyak dari Amerika. Penelitian ini mengambil objek pada sektor industri manufacture karena perusahan yang tergabung dalam industri ini pada periode penelitian mempunyai permasalahan yang komplek dalam aktivitasnya. Terjadinya krisis keuangan pada tahun 2008 dan imbas yang ditimbulkan pada periode setelahnya mendorong peneliti ingin mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham perusahaan tersebut. Penelitian dengan topik yang sama sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, misalnya Junaldi (2007) yang meneliti pengaruh Debt Equity Rasio (DER), Return on Invesment (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan kurs dollar Amerika terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa secara simultan semua variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu return saham. Sedangkan secara parsial semua variabel berpengaruh terhadap return saham. Penelitian sekarang mencoba untuk meneliti ulang dengan periode yang berbeda, industri yang berbeda dan juga variabel yang berbeda, apakah masih ada kesamaan atau justru akan terjadi hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, maka masalah penelitian adalah Apakah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan kurs dollar Amerika
104
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
berpengaruh secara simultan atau parsial terhadap harga saham pada Industri Manufacture sektor Food and Beverages yang listing di Bursa Efek Indonesia ? Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan kurs dollar Amerika berpengaruh secara simultan atau parsial terhadap harga saham pada Industri Manufacture sektor Food and Beverages yang listing di Bursa Efek Indonesia. Kontribusi Penelitian Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, yaitu untuk melatih berfikir secara ilmiah dan kreatif dengan mencoba menganalisa data yang diperoleh guna memecahkan masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor fundamentalis dan harga saham yang nantinya berguna apabila diperlukan dalam pekerjaan di bidang akuntansi. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan pilihan investasi yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko atas investasi dananya.
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Harga Saham Salah satu konsep dasar dalam manajemen keuangan adalah tujuan yang ingin dicapai yaitu memaksimalisasi nilai perusahaan go public. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara memaksimalkan nilai pasar harga saham yang bersangkutan dimana harga saham dinilai berdasarkan fluktuasi di Bursa Efek. Fluktuasi harga saham tersebut tidak lepas dari globalisasi pasar modal yang disebabkan masuknya teknologi di pasar modal. Instrumen pasar modal intern muncul dalam asset perusahaan domestik dimana ada keseimbangan dengan perspeksi internasional. Untuk mendapatkan perspeksi internasional, perusahaan harus mempunyai enforcement (pelaksanaan) atas aspek share cost (biaya saham) perusahaan go public, karena seperti diketahui ada pendapat yang dikemukakan Glueck (1990 : 86), bahwa harga saham perusahaan go public di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: 1.
Kondisi ekonomi makro: termasuk didalamnya peraturan pemerintah dalam bidang pasar modal, adanya faktor psikologis tentang pasar modal, tingkat suku bunga bank,
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
105
2.
inflasi dan adanya pajak (jika pajak naik maka pendapatan perusahaan akan turun) serta kurs valuta asing. Kondisi ekonomi mikro : dalam hal ini prestasi perusahaan yang kedudukannya sangat berarti bagi investor, mengingat mereka sudah bersedia menanggung resiko dengan ownership saham perusahaan tersebut, dengan sendirinya mereka juga mengharapkan perusahaan tersebut akan memberikan ROE seperti yang diinginkan.
Nilai pasar atau harga pasar saham adalah nilai pada suatu saat dimana nilai itu diberikan pada saham yang akan diperdagangkan di Bursa Efek, tentunya secara wajar dan tanpa paksaan. Harga saham bukan sesuatu yang mutlak, hal ini dikarenakan adanya kesepakatan diantara dua pihak atau lebih tentang transaksi jual beli, sehingga bukan tidak mungkin harga saham ini sangat tergantung pada animo masyarakat yang berkepentingan yang dipengaruhi oleh perkembangan industri, situasi ekonomi dan politik. Kurs Menurut James (2004 : 64) mendefinisikan kurs adalah : "A Current exchange rate is the pricing of one currency in term of another more percisely, it is rate at which on currency may be converted into another under cerlain condition". Kurs adalah perbandingan antara nilai atau harga mata uang negara tertentu dengan negara yang lain. Kurs mata uang berfluktuasi setiap saat Ekuilibrium Kurs valas ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan dan penawaran mata uang rupiah terhadap dollar Amerika di pasar valuta asing. Apabila permintaan rupiah terhadap dolar Amerika meningkat harga rupiah atau nilai tukar rupiah terhadap dolar akan meningkat yang disebut rupiah mengalami apresiasi. Sebaliknya apabila permintaan (demand) rupiah turun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika juga akan turun yang disebut rupiah terdepresiasi. Dari sisi penawaran (supply), apabila penawaran rupiah meningkat dibandingkan dolar Amerika di pasar valas, nilai tukar rupiah terhadap dolar akan terdepresiasi. ANALISIS RASIO KEUANGAN Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio ini akan menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya posisi keuangan suatu perusahaan. Bentuk-bentuk rasio keuangan dapat dikelompokkan berdasarkan Jenis Rasio yaitu:
106
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
a. Rasio – rasio Neraca Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya Current Ratio, Acid-Test Ratio, Current Assets to Total Assets Ratio, Current Liabilities to Total Assets Ratio Dan lain-lain. b. Rasio – Rasio Laporan Rugi dan Laba. Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya Gross Profit Margin, Net Operating Margin, Operating Ratio dan lain-lain. c. Rasio – Rasio Antar Laporan. Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari Neraca dan data lainnya berasal dari Income statement, misalnya Assets Turnover, Inventory Turnover. d. Rasio Pasar, rasio pasar menggunakan data yang diperoleh dari laporan keuangan dan pasar modal yang mana mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor (calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio ini.
Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham EPS merupakan salah satu rasio keuangan yang berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin besar EPS maka laba setelah pajak yang dihasilkan juga semakin baik, sehingga harga saham perusahaan tersebut semakin meningkat. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham Price Earning Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham dikarenakan secara teoritis semakin besar PER maka pendapatan persaham semakin kecil atau menurun, sehingga harga saham juga akan ikut menurun. Pengaruh Kurs Dollar Amerika terhadap Harga Saham. Kurs Dollar Amerika berpengaruh negatif terhadap harga saham dikarenakan secara teoritis ketidakstabilan kurs mata uang akan mempengaruhi biaya-biaya operasi, apabila kurs Dollar menguat dari rupiah maka biaya produksi juga akan semakin meningkat dikarenakan impor bahan baku dan peralatan. Dengan ongkos produksi yang semakin besar akan menghasilkan keuntungan yang semakin kecil, sehingga akan mempengaruhi pergerakan harga saham, dimana harga saham juga akan ikut menurun.
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
107
Hipotesis Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dan beberapa kajian teoritis yang telah dikemukakan berikut ini diajukan hipotesis: H1: Bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan kurs Dollar Amerika secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. H2: Bahwa secara parsial Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan kurs Dollar Amerika berpengaruh terhadap harga saham.
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufacture sektor food and beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia sebanyak 38 perusahaan. Sampel dari populasi ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling atau metode Judgment Sampling. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut : 1. Melakukan listing mulai tahun 2008 sampai dengan 2010. 2. Memiliki data transaksi yang lengkap selama periode penelitian 3. Memiliki data keuangan yang dilaporkan selama periode penelitian. Definisi Operasionalisasi Variabel a. Earning Per Share (X1) merupakan laba yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan perlembar sahamnya. Rumus yang digunakan adalah :
b. Price Earning Ratio (X2) adalah rasio perbandingan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per saham yang diperoleh pemilik perusahaan (yang disajikan dalam laporan keuangan). Rumus yang digunakan adalah :
c. Kurs dollar Amerika (X3) adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yaitu berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada setiap akhir periode tahun 2008-2010. 108
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
d. Harga saham (Y) adalah harga perlembar saham industri manufacture sektor food and beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia. Harga saham ditentukan berdasarkan harga penutupan. Model Penelitian EPS (Earning per Share) PER (Price Earning Ratio)
Harga Saham
Kurs Dollar Amerika
Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Model persamaan regresi yang digunakan dapat dituliskan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Sebelum dilakukan analisis regresi linier, terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan terhadap data dan model regresi, yaitu uji normalitas dan uji asumsi klasik regresi yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pemilihan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri manufacture sektor food and beverages yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010 yaitu sebanyak 38 perusahaan. Selanjutnya dilakukan proses seleksi terhadap populasi dengan memperhatikan kriteria sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel ditetapkan secara purposif dengan kriteria: 1) perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008-2010; 2) perusahaan yang memiliki data transaksi yang lengkap selama periode 20082010; 3) perusahaan yang memiliki data laporan keuangan yang dilaporkan pada periode
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
109
2008-2010. Berikut ini disajikan proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah diuraikan di atas: Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel Uraian
Jumlah
Perusahaan food and beverages yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010
38
Perusahaan memiliki data transaksi yang lengkap pada periode 2008-2010
(30)
Perusahaan yang melaporkan data keuangan dalam penelitian 2008-2010
(16)
Perusahaan yang memenuhi kriteria yang dijadikan sampel
14
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa perusahaan food and Beverages yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010 sebanyak 38 perusahaan. Dari 38 perusahaan tersebut ada 8 perusahaan yang tidak memiliki data transaksi yang lengkap pada periode 2008-2010, sehingga perusahaan yang memiliki data transaksi dan listing di BEI sebanyak 30 perusahaan. Dari 30 perusahaan, 16 perusahaan tidak aktif melakukan pelaporan keuangan pada periode 2008-2010. Sehingga perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan. Statistik Deskriptif Diskripsi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel
N
Mean
Minimum
Maximum
Variance
EPS
42
1287,9143
2,00
16158,00
11371002
PER
42
10,2719
0,06
71,43
289,650
KURS
42
9780,333
8991,00
10950,00
729304,618
HARGA
42
420,238
50,00
2000,00
125291,812
Sumber : data diolah, 2012 Keterangan Tabel 2 1. Variabel Earning Per Share memiliki rata-rata sebesar 1287,9143 dengan nilai minimum sebesar 2,00 dan maximum sebesar
16158,00 dengan nilai variance sebesar
11371002,191 110
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
2. Variabel Price Earning Ratio memiliki rata-rata sebesar 10,2719 dengan nilai minimum sebesar 0,06 dan maximum sebesar 10950,00 dengan nilai variance sebesar 289,650. 3. Variabel KURS memiliki rata-rata sebesar 9780,3333. Dengan nilai minimum sebesar 8991,00 dan maximum sebesar 10950,00 dengan nilai variance sebesar 729304,618. 4. Variabel Harga memiliki rata-rata sebesar 420,238 dengan nilai minimum sebesar 50,00 dan maximum sebesar 2000,00 dengan nilai variance sebesar 125291,812. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov
Sig
Smirnov Z
Nilai Kritis
Keterangan
EPS
0,458
0,000
> 0,05
Terdistribusi Normal
PER
0,327
0,000
> 0,05
Terdistribusi Normal
KURS
0,339
0,000
> 0,05
Terdistribusi Normal
HARGA
0,282
0,000
> 0,05
Terdistribusi Normal
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruh variabel memiliki data yang berdistribusi normal karena asymp sig. > 0,05. Uji Multikolinieritas Asumsi multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance masing-masing variabel bebas. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Variabel Tolerance VIF Bebas EPS 0,947 1,056 PER 0,946 1,057 KURS 0,999 1,001 Dari hasil pengujian multikolinieritas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi karena nilai VIF masing-masing variabel bebas < 10.
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
111
Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini menggunakan Glejser Test untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Uji Heteroskedastisitas Variabel T Sig (Constant) 0,842 0,405 EPS 1,642 0,109 PER 4,111 0,000 KURS -0,164 0,870 Berdasarkan hasil pengujian dapat dijelaskan bahwa model memenuhi asumsi heterokedastisitas karena sig. t masing-masing varaibel bebas > 0,05. Uji Autokorelasi Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Uji Autokorelasi R R Square Adjusted R Square Std. Error of The Estimate Durbin Watson 0,719
0,517
0,479
255,60234
1,915
Berdasarkan nilai Durbin Watson sebesar 1,436 dengan n = 42 dan k =3 didapat
=
1,6617 Nilai Durbin-Watson yang bebas dari gangguan autokorelasi terletak pada range 1,6617 < 1,915 < 2,3383 (du < d < 4-du) yang membuktikan bahwa model memenuhi asumsi autokorelasi. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien t Sig (Costant) 300,729 0,655 0,516 EPS 0,072 5,833 0,000 PER 9,012 3,738 0,001 KURS -0,009 -0,195 0,847 R Square = 0,517 Adjusted R = 0,479 Square Fstatistik = 13,543 Sig F = 0,000 Berdasarkan tabel 7, model persamaan yang didapatkan dapat ditulis sebagai berikut :
112
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
Harga Saham = 300,729 + 0,072 EPS + 9,012 PER – 0,009 KURS Dilihat dari hasil R Square, dapat dikatakan bahwa sebesar 51,7 % perubahan yang terjadi pada harga saham dijelaskan oleh earning per share, price earning ratio dan kurs dollar Amerika dan sisanya sebesar 48,3 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti atau tidak masuk dalam model. Uji Hipotesis a. Uji F ( Pengaruh Simultan) Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda sebagaimana tampak pada Tabel 4.8, didapatkan
sebesar 132,543 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh
karena tingkat signifikasi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan earning per share, price earning ratio dan kurs dollar Amerika berpengaruh signifikan terhadap Harga saham. b. Uji t ( Pengaruh Parsial) 1. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung untuk earning per share sebesar 5,883 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau sig < 0,05. Hasil uji ini mengindikasikan bahwa earning per share secara parsial berpengaruh terhadap Harga saham. 2. Pengaruh price earning ratio terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung price earning ratio sebesar 3,738 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 atau sig < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial price earning ratio berpengaruh terhadap harga saham. 3. Pengaruh Kurs terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung untuk kurs dollar Amerika sebesar -0,195 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,847 atau sig > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial kurs tidak berpengaruh terhadap harga saham.
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
113
Implikasi Hasil Penelitian Sebagaimana pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, tampak bahwa pada penelitian ini harga saham dipengaruhi oleh earning per share, price earning ratio dan kurs dollar Amerika sebagai variabel bebas dan harga saham sebagai variabel terikat dengan hasil bahwa secara simultan variabel earning per share, price earning ratio dan kurs secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial earning per share, price earning ratio berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan kurs dollar Amerika tidak berpengaruh. 1. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial earning per share berpengaruh terhadap harga saham hal ini dapat dijelaskan bahwa jika perusahaan mampu untuk meningkatkan keuntungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik maka keuntungan yang diperoleh semakin besar. Dengan melakukan manajemen perusahaan dengan baik dan benar serta dengan didukung seluruh elemen dalam perusahaan maka perusahaan akan dapat beroperasi dengan baik yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan pendapatan. Adapun aktivitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah diantaranya meningkatkan promosi penjualan yang lebih efektif, dengan melakukan promosi yang baik maka akan mampu meningkatkan penjualan produk, melakukan efisiensi disemua aktifitas dengan cara ini maka dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan, melakukan manajemen persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dengan baik, cara ini dapat memperkecil pengeluaran yang tidak perlu dalam menentukan besarnya persediaan yang akan dibeli. Jika perusahaan mampu untuk melaksanakan hal tersebut diatas, maka hasilnya penjualan semakin meningkat dan laba yang diperoleh oleh perusahaan juga akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Riyanto (1997) yang menyatakan bahwa jika perusahaan mampu untuk mengelola perusahaan dengan baik
maka
keuntungan akan semakin besar yang juga akan meningkatkan earning per share. Dengan semakin besarnya earning per share maka akan mendorong investor untuk membeli atau berinvestasi pada saham perusahaan tersebut yang akhirnya akan dapat mempengaruhi harga saham untuk menjadi naik.
114
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Janaldi (2007) yang menyimpulkan bahwa earning per share berpengaruh terhadap return saham. 2. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa secara parsial
price earning ratio
berpengaruh terhadap harga saham hal ini dapat dijelaskan bahwa jika perusahaan mampu melakukan investasi yang menghasilkan laba maka akan meningkatkan rate of return-nya. Peningkatan rate of return atau keuntungan disatu sisi dapat mendorong investor untuk memburu saham dari perusahaan tersebut. Dengan semakin banyaknya orang yang memburu saham tersebut maka kecenderungan harga saham tersebut akan menjadi naik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Riyanto (1997) yang menyatakan bahwa harga saham yang tinggi merupakan cerminan dari kinerja perusahaan yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa jika perusahaan mampu melakukan investasi dengan baik maka laba yang diperoleh semakin banyak yang akhirnya akan meningkatkan rate of return perusahaan dan pada gilirannya akan dapat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Junaldi (2007) yang menyimpulkan bahwa secara parsial price earning ratio berpengaruh terhadap return saham. 3. Pengaruh Kurs Dollar Amerika terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial kurs dollar Amerika tidak berpengaruh terhadap harga saham, hal ini dapat dijelaskan bahwa karena kurs merupakan faktor fondamental yang berada diluar kendali dari perusahaan, artinya bahwa kurs merupakan faktor yang sulit dideteksi oleh kemampuan perusahaan sehingga karena sulit dikendalikan maka faktor kurs sulit untuk kita prediksi. Menurut teori disebutkan bahwa jika nilai kurs mata uang dollar terhadap mata uang rupiah turun maka investor cenderung untuk berinvestasi di pasar uang sedangkan jika kurs mata uang dollar terhadap rupiah naik maka investor akan berinvestasi di pasar modal. Dari hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa seorang investor jika akan melakukan investasi di pasar modal harus memperhatikan faktor kurs, karena pergerakan kurs yang begitu berfluktuasi.
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
115
Penelitian ini mendukung dengan peneliti Laduna (2006) dan Miranda (2006), yang dalam penelitiannya tidak dapat membuktikan kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Simpulan Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial earning per share berpengaruh terhadap harga saham hal ini dapat dijelaskan bahwa jika perusahaan mampu untuk meningkatkan keuntungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik maka keuntungan yang diperoleh semakin besar. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa secara parsial price earning ratio berpengaruh terhadap harga saham, hal ini dapat dijelaskan bahwa jika perusahaan mampu melakukan investasi yang menghasilkan laba maka akan meningkatkan rate of return-nya. Peningkatan rate of return atau keuntungan disatu sisi dapat mendorong investor untuk memburu saham dari perusahaan tersebut. Dengan semakin banyaknya orang yang memburu saham tersebut maka kecenderungan harga saham tersebut akan menjadi naik. Pengaruh Kurs Dollar Amerika terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial kurs dollar Amerika tidak berpengaruh terhadap harga saham, hal ini dapat dijelaskan bahwa karena kurs merupakan faktor fondamental yang berada diluar kendali dari perusahaan, artinya bahwa kurs merupakan faktor yang sulit dideteksi oleh kemampuan perusahaan sehingga karena sulit dikendalikan maka faktor kurs sulit untuk kita prediksi. Menurut teori disebutkan bahwa jika nilai kurs mata uang dollar terhadap mata uang rupiah turun maka investor cenderung untuk berinvestasi di pasar uang sedangkan jika kurs mata uang dollar terhadap rupiah naik maka investor akan berinvestasi di pasar modal. Dari hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa seorang investor jika akan melakukan investasi di pasar modal harus memperhatikan faktor kurs, karena pergerakan kurs yang begitu berfluktuasi.
116
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
Saran Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya serta keterbatasan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: 1. Penelitian yang selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model yaitu dengan menambah faktor-faktor yang secara teoritis berpengaruh terhadap harga saham baik dari faktor fundamental maupun faktor tehnikal, dan peneliti yang akan datang diharapkan dapat menambah lagi variabel bebasnya. 2. Bagi perusahaan diharapkan untuk memperhatikan kinerja usahanya secara internal karena fakta temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel internal mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
DAFTAR PUSTAKA Ananta (2002), Pengaruh Beberapa Faktor Internal Terhadap Harga Saham Perusahaan Komunikasi yang Go Public d B f k k , k U N “V ”Y y k , Tidak diterbitkan Djarwanto dan Pangestu Subagyo (1993), Statistik Induktif, Edisi Keempat, BPFE,Yogyakarta Gujarati, Damodar (1999), Essentials of Econometric, Second Edition, McGraw-Hill Companies, United State Imam, Yusuf (1992), Manajemen Keuangan. UNISMA : Malang. Singgih Santoso (2000), Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta Sugiyono (2002), Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung Sutrisno Hadi (2000), Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta w ,D k d M f dz, M ’ d, 2002, Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 4, Yogyakarta Taddelilin, Eduardus, (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Edisi Pertama. Yogyakarta Wiyani, Wahyu & Wijayanto, Andi 2005, Pengaruh NilaiTukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga Deposito & Volume Perdagangan Saham terhadap Harga Saham, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Th.IX, No. 3 *) M. Sarikhul Huda adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas islam Malang **) Budi Wahono adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma ***) Ronny Malavia Mardani adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma
M. Sarikhul Huda, Budi Wahono & Ronny Malavia Mardani
117