1
Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Ukuran Perusahaan Dan Tingkat Hutang Terhadap Manajemen Laba Oleh Ikhsan Fikri Aulia, Dwi Fitri Puspa, Herawati Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh beban pajak tangguhan, ukuran perusahaan, dan tingkat hutang terhadap manajemen laba. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Periode observasi data yang digunakan dari tahun 2009 – 2013. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah beban pajak tangguhan, ukuran perusahaan dan tingkat hutang sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah manajemen laba. Untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda dan uji t-statistik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa beban pajak tangguhan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan manajemen laba, sedangkan total hutang berpengaruh signfikan terhadap kegiatan manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
upaya untuk mengurangi tentu penting untuk
PENDAHULUAN 1.1
dilaksanakan.
Latar Belakang Masalah
Fuma et al., (2010) kegiatan earning Kelengkapan informasi yang dimiliki oleh manajer dan melebihi informasi yang dimiliki oleh pihak lain mendorong manajer sangat
berpeluang
untuk
melakukan
kecurangan. Salah satu kecurangan yang dapat dilakukan oleh manajer adalah earning management. Menurut Scoot (2003) earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas unit dimana manager bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan
(penurunan)
ekonomis
jangka
panjang
Kegiatan
manajemen
laba
profitabilitas unit tentu
tersebut sangat
merugikan berbagai pihak oleh sebab itu
management dapat terjadi karena adanya peluang untuk melaksanakan, jika kegiatan earning management terus dilakukan tentu akan merugikan stakeholders, oleh sebab berbagai
upaya
terus
dilakukan
untuk
meminimalisasikannya mulai dari mengurangi beban pajak tangguhan, megoptimalkan total assets yang tersimpan didalam perusahaan dan lebih mengelola tingkat hutang yang dimiliki perusahaan. Pada umumnya perusahaan selalu berusaha untuk melakukan sebuah rekayasa untuk meminimalkan beban pajak dalam rangka meningkatkan nilai laba. Akibat adanya upaya untuk meminumalkan beban
2
pajak mendorong meningkatnya beban pajak
3. Pengaruh tingkat hutang terhadap
tangguhan Menurut Mowen dan Minor (2008) mengungkapkan
rekayasa
pajak
manajemen laba
dapat LANDASAN TEORI
dilaksanakan dengan cara membuat cabang perusahaan pada wilayah dengan nilai pajak
2.1
Manajemen Laba Salah satu ukuran kinerja perusahaan
yang rendah, cabang utama yang berdiri pada daerah dengan nilai pajak yang tinggi, akan dijadikan
sebagai
tempat
berproduksi,
sedangkan tempat yang rendah nilai pajaknya dijadikan sebagai daerah pemasaran untuk mendapatkan nilai keuntungan yang sebesar
yang
sering
digunakan
sebagai
dasar
pengambilan keputusan bisnis adalah laba yang dihasilkan perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial
Accounting
Concept
(SFAC)
Nomor 2 merupakan unsur utama dalam
besarnya.
laporan keuangan dan sangat penting bagi 1.2
Perumusan Masalah
pihak-pihak yang menggunakannya karena
Berdasarkan kepada latar belakang
memiliki
masalah
peneliti
prediktif.
Hal
tersebut
beberapa
membuat pihak manajemen berusaha untuk
permasalahan yang akan dibahas didalam
melakukan manajemen laba agar kinerja
model penelitian saat ini yaitu:
perusahaan tampak baik oleh pihak eksternal.
1. Apakah
mengajukan
nilai
beban
berpengaruh
pajak
signifikan
tangguhan terhadap
manajemen laba ? 2. Apakah
laba
(earning
management) didefinisikan oleh beberapa peneliti akuntansi seperti yang diungkapkan
ukuran
berpengaruh
Manajemen
perusahaan
signifikan
terhadap
manajemen laba ?
oleh
Widyaningdyah
(2001)
membagi
definisi manajemen laba menjadi dua yaitu menurut pengertian sempit dan menurut
3. Apakah tingkat hutang berpengaruh
pengertian luas.
signifikan terhadap manajemen laba ? 2.2 1.3
Beban Pajak Tangguhan
Tujuan Penelitian
Kewajiban pajak tangguhan (deferred
Sesuai dengan perumusan masalah, secara
umum
tujuan
dilaksanakannya
tax
liabilities)
adalah
jumlah
pajak
penghasilan terutang (payable) untuk periode
penelitian ini adalah membuktikan secara
mendatang
empiris:
penghasilkan kena pajak, sedangkan aktiva
1. Pengaruh
beban
pajak
tangguhan
terhadap manajemen laba 2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba
sebagai
akibat
adanya
pajak tangguhan (deferend tax assets) adalah jumlah
pajak
(recoverable)
penghasilan pada
periode
terpulihkan mendatang
sebagai akibat adanya perbedaan temporer
3
yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi
meningkatkan
kerugian (PSAK No 46 2008)
selama digunakan dengan optimal akan
Philips (2003) menyebutkan bahwa perbedaan
temporer
dapat
dimbul
dari
nilai
perusahaan.
Hutang
memberikan nilai bagi perusahaan, akan tetapi ketika hutang tidak dikelola dengan baik,
perbedaan aturan pelaporan masing masing
hutang
sistem, tetapi dapat juga karena GAAP (di
perusahaan,
Indonesia dijenal dengan Prinsip Akuntansi
berhubungan dengan kehilangan kepercayaan
Berterima Umum) memberikan kebebasan
investor atau pun masalah kebangkrutan.
yang lebih
menciptakan seperti
risiko
bagi
masalah
yang
besar pada manajer dalam
menentukan jumlah pendapatan dan beban
2.4
dengan aturan perpajakan. Jadi perbedaan temporer yang bole dikurangkan (deductible difference)
adalah
perbedaan
temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan dalam perhitungan laba fiscal periode mendatang saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau nilai kewajiban
Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran perusahaan adalah sebuah
untuk masing masing periode dibandingkan
tempory
akan
sebuah skala dimana dapat di klasifiksikan menurut
atau
kecilnya
sebuah
perusahaan. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu ukuran besar, menengah dan kecil. Menurut Sartono
(2010)
mengungkapkan
bahwa
perusahaan perusahaan yang lebih besar memiliki
di lunasi (PSAK No 46 par 07).
besar
dorongan
yang
lebih
untuk
mengalami ketergantungan pada hutang untuk 2.3
menjaga
Tingkat Hutang Menurut
Sartono
(2010)
hutang
skala
produksinya
sedangkan
perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih
merupakan sejumlah kewajiban yang diterima
kecil
lebih
dapat
mengoptimalkan
perusahaan akibat adanya proses peminjaman
pemanfaatan hutang untuk mencapai skala
pada kreditur atau pihak pihak yang memiliki
produksi tertentu.
kelebihan laba. Hutang merupakan bagian
Setiap investor yang akan berinvestasi
dari struktur modal. Hutang merupakan salah
tentu tidak hanya melakukan pengamatan
satu
untuk
pada instrumen keuangan saja, akan tetapi
mendorong meningkatnya kinerja perusahaan.
dilakukan pada aspek non keuangan, salah
alat
yang
Menurut
sangat
Husnan
penting
dan
Pudjiastuti
satunya adalah ukuran perusahaan (size).
(2003) mengungkapkan hutang merupakan
Menurut Ross (2010) ukuran perusahaan
sejumlah kewajiban yang dimiliki individu
menunjukan besar atau kecilnya sebuah
atau pun perusahaan yang diperoleh dari
perusahaan. Untuk menilai ukuran perusahaan
pihak yang berkepentingan hutang tentu
dapat diamati dari beberapa proxi yaitu total
memiliki peranan yang sangat penting untuk
assets, total nilai penjualan atau pun besarnya
4
nilai capitalisasi pasar yang masuk kedalam
2.6.2
perusahaan.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Ulfah (2013) menemukan bahwa tidak
2.5
Pengembangan Hipotesis
2.5.1
Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba Penelitian
yang
adanya pengaruh besarnya ukuran badan
dilakukan
oleh
Philips, Pincus dan Rego (2003) menemukan bahwa
beban
pajak
tangguhan
dapat
mendeteksi terjadinya manajemen laba yang bertujuan untuk menghindari penurunan laba. Semakin
tinggi
beban
pajak
tangguhan
menunjukan adanya keinginan perusahaan untuk
menghindari
memperbesar
pajak
sehingga
kemungkinan
didalam
usaha terhadap nilai akrual disresioner dan. Temuan
tersebut
menunjukan
adanya
sejumlah
variabel
lain
ukuran
perusahaan yang mempengaruhi manajemen laba. Hasil yang diperoleh tentu tidak sejalan dengan Guenther (1994) menyatakan bahwa manajemen laba yang diukur dengan current accrual dipengaruhi oleh besarnya badan usaha dan tingkat utang. Variabel besarnya ukuran perusahaan usaha akan didefinisikan sebagai nilai total assets.
perusahaan melakukan manajemen laba. Jadi dapat
disimpulkan
tangguhan
bahwa
berpengaruh
beban
positif
pajak
terhadap
manajemen laba. Ulfah
menemukan
bahwa
terhadap manajemen laba. Zamrudah (2009) menemukan bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh
manajemen
laba
dalam untuk
mendeteksi menghindari
penurunann laba dan menghindari pelaporan terhadap kerugian baik pada tahapan sedang bertumbuh (growth) dan matur. Berdasarkan uraian beberapa hasil penelitian tersebut maka diajukan
sebuah
hipotesis
yang
akan
dibuktikan yaitu: H1
Nasution
dan
Setiawan
(2007)
menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Pada
(2013)
beban pajak tangguhan berpengaruh positif
tidak
diluar
Aktiva pajak tangguhan berpengaruh positif yang signifikan terhadap manajemen laba.
umumnya
perusahaan
besar
cenderung
melaporkan laba yang positif sehingga kuat dugaan
perusahaan
manajemen laba. menemukan
bahwa
tersebut
melakukan
Menurut Alim (2013) ukuran
perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen laba, semakin besar perusahaan maka kemungkinan perusahaan
untuk
melakukan
praktek
manajemen laba meningkat. Berdasarkan uraian ringkas beberapa hasil penelitian terdahulu maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan didalam penelitian ini yaitu: H2
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif yang signifikan terhadap manajemen laba
5
Pengaruh Tingkat Utang Terhadap Manajemen Laba
mewakili. Pada penelitian ini yang menjadi
Widyastuti (2007) menemukan bahwa
manufaktur yang listed di Bursa Efek
posisi hutang yang dilihat dari leverage
Indonesia. Data yang digunakan didalam
berpengaruh
praktek
penelitian ini adalah dari tahun 2009 – 2013.
manajemen laba, temuan yang diperoleh
Untuk menentukan ukuran sampel yang dapat
menunjukan
mewakili populasi maka dilakukan pemilihan
2.6.3
signifikan
posisi
terhadap
hutang
berpengaruh
sampel
adalah
perusahaan
negatif yang signifikan terhadap manajemen
sampel
laba,
purposive sampling. Pada metode tersebut
temuan
meningkatnya
tersebut
metode
sampel diambil berdasarkan kriteria khusus
mendorong menurunnya manajemen laba.
yang terdapat pada populasi. Secara umum
Yulianti
kriteria yang digunakan meliputi:
(2005) dengan
hutang
menggunakan
akan
sesuai
tingkat
menunjukan
dengan
beberapa
mengungkapkan hipotesis
debt
bahwa covenant
1. Perusahaan yang listed di Bursa Efek
perusahaan akan melakukan manajemen laba
Indonesia yang berada dikelompok
secara agresif untuk mencegah pelanggaran
perusahaan manufaktur.
terhadap kontrak hutang. Kerenanya besarnya
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki
hutang perusahaan akan berpengaruh terhadap
data pajak tangguhan dari tahun 2009
motivasi
– 2013
manajemen
untuk
melakukan
manajemen laba. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka peneliti mengajukan sebuah
3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
hipotesis yang akan dibuktikan didalam Secara umum variabel penelitian yang
penelitian ini yaitu: H3
Tingkat hutang berpengaruh negatif yang signifikan terhadap manajemen laba
digunakan
penelitian
ini
dapat
dikelompokan sebagai berikut: 3.3.1
METODE PENELITIAN 3.1
didalam
Variabel Dependen Manajemen Laba
Populasi dan Sampel
Variabel dependen yang digunakan
Menurut Sekaran (2011) populasi
dalam penelitian ini adalah manajemen laba
merupakan kesatuan item yang saling bekerja
yang diukur melalui accrual diskresioner
sama untuk mencapai satu tujuan. Pada
(DA). Menurut Scott (1997) dalam Muslim
penelitian ini yang menjadi populasi adalah
(2005)
seluruh perusahaan yang listed di Bursa Efek
mengukur accrual diskresioner di adopsi
Indonesia dari tahun 2010– 2013.
dengan menggunakan model Jones (1991)
Menurut
Sekaran
(2011)
mengungkapkan
bahwa
untuk
sampel
yang dimodifikasi Dechow et al (1995).
adalah bagian dari populasi yang dianggap
Model ini menggunakan total accrual (TA)
6
yang di klasifikasikan menjadi komponen
mengukur leverage maka digunakan debt to
acrual diskresioner (DA) dan accrual non
equity ratio.
deskresioner 3.4 3.3.2
Variabel Independen
Metode Analisis Untuk menjawab dan membuktikan
Secaara umum pada penelitian ini
kebenaran hipotesis yang digunakan didalam
yang menjadi variabel independen yaitu
penelitian
sebagai berikut:
menggunakan metode analisis kuantitatif.
1. Beban Pajak Tangguhan
ini
Pengujian
maka
data
dilakukan
dengan
dilakukan
dengan
Beban pajak tangguhan adalah saldo
menggunakan Eviews 6.0. Didalam metode
akun di neraca sebagai pemanfaatan pajak
tersebut tahapan pengolahan data dilakukan
yang jumlahnya merupakan estimasi yang
dengan tahapan pengujian statistik sebagai
dipulihkan dalam periode yang akan datang
berikut:
sebagai akibat adanya perbedaan semenetara antara standar akuntansi keuangan dengan
3.4.1
Pengujian
peraturan perpajakan dan akibat adanya saldo kerugian yang dikompensasikan pada periode
(2010)
ukuran
perusahaan menujukan total kekayaan yang dimiliki
perusahaan
dilakukan
tingkat
signifikan
5%.
Dasar
pengambilan keputusan dari uji nomalitas ini
2. Ukuran Perusahaan Sartono
normalitas
dengan menggunakan Jurgue Bera dengan melihat
mendatang (IAI, 2010).
Menurut
Pengujian Normalitas
yang
menunjukan
besarnya aktifitas produksi yang berhasil dicapai perusahaan. Untuk mengukur ukuran perusahaan maka digunakan rumus
adalah dengan melihat probabilitas atau dilihat dari nilai probability besar atau sama dengan 0,05. Tahapan pengujian hipotesis dapat dilaksanakan setelah seluruh variabel penelitian berdistribusi normal.
yang
dikutip dalam Sartono (2010) yaitu sebagai berikut: Size = LN (Logaritma Natural) Total assets
3.4.2
Uji Multikolinearitas Pengujian
multikolinearitas
yaitu
adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel
independen
dengan
variabel
independen lainnya atau antara variabel 3. Tingkat Hutang Tingkat hutang merupakan besarnya porsi kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan kepada kreditur, Pada penelitian tingkat hutang dilihat dari leverage. Untuk
independen
dengan
variabel
dependen.
Menurur Ghozali (2011). Cara mendeteksi multikolinieritas dapat diketahui jika R2 tinggi, tetapi tidak ada atau sedikit sekali koefisien
regresi
yang
signifikan
bila
dilakukan uji t. Dengan kata lain, kehadiran
7
bersama-sama variabel-variabel bebas akan mempunyai pengaruh terhadap Y (joint effect
3.4.4
Uji Autokorelasi Menurut
) tetapi jika berdiri sendiri, variabel bebas tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap Y. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan matrix correlation. Gejala multikolinearitas tidak akan terjadi bila nilai koefisien r yang dihasilkan berada dibawah
0,80.
independen
Setelah
seluruh
terbebas
variabel
dari
gejala
multikolinearitas maka tahapan pengolahan
dapat
(2010)
didefenisikan
istilah sebagai
korelasi antara anggota dan serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross sectional). Uji autokorelasi digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antar variabel. Uji autokorelasi dilakukan dengan menghitung nilai
Durbin-Watson
d
statistic.
Untuk
mengetahui asumsi ini dikutip pendapat
data lebih lanjut dapat segera dilakukan.
Winarno (2009) gejala autokorelasi tidak akan
. 3.4.3
autokorelasi
Ghozali
terjadi bila nilai DW yang dihasilkan berada
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
adalah
kondisi
dimana varian residu tidak kontsan, atau uji ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah
antara 1,54 sampai dengan 2,46. Setelah gejala autokorelasi tidak terjadi maka tahapan pengolahan data dapat segera dilaksanakan.
model regresi, terjadi ketidaksamaan varian residual
dari
pengamatan
suatu
lain
pengamatan
tetap,
maka
ke
heterokedastisitas.
heterokedastisitas menggunakan
Uji
dilakukan
dengan
white.
Dengan
uji
menggunakan uji white , nilai absolut residual diregresikan independen.
pada Masalah
tiap-tiap
variabel
heteroskedastisitas
terjadi jika ada variabel yang secara statistik signifikan.
Didalam
Pengujian Hipotesis Untuk melakukan tahapan pengujian
disebut
hemoskedastisitas. Sebaliknya jika berbeda disebut
3.5
penguian
gejala
heteroskedastisitas tidak akan terjadi bilai
hipotesis maka digunakan tahapan pengujian seperti terlihat dibawah ini yaitu 3.5.1
Model Regresi Berganda Menurut Ghozali (2011) model regresi
adalah
sebuah
persamaan
yang
dapat
menentukan
arah
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen.
Didalam penelitian ini model regresi yang digunakan adalah berganda yang memiliki rumus dasar sebagai berikut:
dalam regresi residual masing masing variabel independen memiliki nilai signifikan diatas
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
alpha 0,05. Setelah seluruh variabel terbebas
Dimana :
dari
gejala
heteroskedastisitas
pengolahan data dapat terus dilanjutkan.
maka
α
=
Konstanta bila variabel x = 0
Y
=
Manajemen Laba
8
x1
=
Beban Pajak Tangguhan
x2
=
Ukuran Perusahaan
x3
=
Tingkat Hutang
dilakukan untuk mengetahui beberapa besar
β1 – β4 =
koefosien regresi berganda
pengaruh suatu variabel independen terhadap
e
Error Term
variabel dependen dengan menguji koefisien
=
3.5.4
Uji statistik Menurut Ghozali (2011), uji itu
variabel independent tersebut dengan rumus : 3.5.2
2
Koefisien Determinan (R ) t=
Menurut Ghozali (2011) koefisien determinasi
adalah
sebuah
model
yang
n S n
Diminta :
digunakan untuk menilai kemampuan dari
βn
variabel
Sβn = Standar error variabel penelitian
independen
dalam
memberikan
= Koefisien regresi
kontribusi mempengaruhi variabel dependen yang diukur dengan persentase. Secara umum R-Square dapat dicari dengan menggunakan
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
rumus sebagaib berikut:
Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah
ESS R = TSS 2
dan
hipotesis,
tujuan
dilaksanakannya
penelitian ini adalah untuk mendpatkan bukti
Dimana : R2
= Koefisien determinasi
ESS
= Explaned Sum Squares
TSS
= Total Sum Squares
empiris pengaruh pajak tangguhan, ukuran perusahaan dan tingkat hutang terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun
3.5.3
Uji F-Statistik (Model of Fit)
observasi yang digunakan didalam penelitian
Uji F adalah bagian uji statistik yang
ini adalah dari tahun 2009 sampai dengan
digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel
independen
dependen
terhadap
2013.
variabel
secara serentak. Secara umum
4.2
Sebelum dilakukan tahapan pengujian
Ghozali (2011) merumuskan uji F-statistik
hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
sebagai berikut: F=
Pengujian Asumsi Klasik
R2 / K 1 1 R 2 / n K
asumsi
klasik.
Pengujian
asumsi
klasik
bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan akurasi model regresi berganda yang akan
Keterangan R 2 = Koefisien determinan n
= Jumlah sampel
K
= Jumlah variabel bebas
dirancang. Secara umum tahapan pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi: 4.2.1
Hasil Pengujian Normalitas
9
Berdasarkan hasil pengujian yang
memiliki nilai koefisien korelasi (r) dibawah
telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil
0,80. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data
terlihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:
lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas (Normal) Variabel Penelitian Manajemen Laba Beban Pajak Tangguhan Ukuran Perusahaan Total Hutang Sumber Lampiran 1
Berdasarkan
Prob
Alpha
0.060076 0.081010 0.092432 0.082116
0,05 0,05 0,05 0,05
tahapan
pengujian
4.3.2
Pengujian Autokorelasi Pengujian
autokorelasi
bertujuan
untuk mengetahui pola kesalahan penganggu (serial correlation) pada setiap periode observasi
data.
dilakukan
dengan
Pengujian
autokorelasi
menggunakan
Durbin
normalitas kedua terlihat bahwa seluruh
Watson (DW). Menurut Winarno (2009: 27)
variabel penelitian yang digunakan telah
gejala autokorelasi tidak akan terjadi bila nilai
berdistribusi normal, hal tersebut disebabkan
DW yang dihasilkan berada antara 1,54
karena masing masing variabel penelitian
sampai dengan 2,46.
telah memiliki nilai probability diatas atau
pengujian yang telah dilakukan terlihat hasil
sama dengan 005. Oleh sebab itu tahapan
pada Tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6 Hasil Pengujian Autokorelasi
pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan. 4.2.1
Keterangan
Pengujian Multikolinearitas Berdasarkan
multikolinearitas
hasil yang
telah
dilakukan
4.5 dibawah ini:
2.034945
Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai DW yang dihasilkan adalah 2.034945, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai DW yang diperoleh berada diantara 1,54
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel Penelitian CAPT LEV CAPT SIZE LEV SIZE Sumber Lampiran 2
Koefisien -0.117500 -0.001823 -0.231764
sampai dengan 2,46 hasil yang diperoleh tersebut
menunjukan
bahwa
gejala
autokorelasi positif atau pun negatif tidak terjadi didalam model penelitian saat ini. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut
Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa masing variabel
Koefisien
Durbin Watson (DW) Sumber Lampiran 2
pengujian
diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel
masing
Berdasarkan hasil
independen
yang akan
dibentuk kedalam model regresi berganda telah tebebas dari gejala multikolinearitas, karena masing masing variabel independen
dapat segera dilakukan. 4.3.3
Pengujian Heteroskedastisitas Berdasarkan
heteroskedastisitas
hasil yang
telah
pengujian dilakukan
10
diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7 Hasil Heteroskedastisitas Uji White White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
13.22161 60.03160
Probability Probability
0.051210 0.062110
Sumber Lampiran 2
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa hasil pengujian
heteroskedastisitas
(Contanta) Beban Pajak Tangguhan Ukuran Perusahaan Total Hutang R-square F-sig Sumber Lampiran 3
1.286 0.234 0.3384 -0.194 0.1372 0.819 0.0000 0,793 0,000
uji
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa masing
white diperoleh nilai Prob Obs*R-squared
masing variabel independen yang digunakan
sebesar 0.062110. Hasil yang diperoleh
didalam model penelitian ini telah memiliki
tersebut menunjukan bahwa nilai probability
koefisien yang dapat dibuat kedalam sebuah
0.062110
model regresi berganda seperti terlihat pada
>
disimpulkan
alpha
0,05
bahwa
melalui
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Variabel Penelitian Prob Regresi
maka
seluruh
dapat variabel
penelitian yang akan dibentuk kedalam model regresi
berganda
telah
terbebas
persamaan dibawah ini: Y = 1,286 + 0,234x1 – 0,194x2 + 0,819x3 + e
gejala
Pada pengujian statistic yang telah
heteroskedastistas. Oleh sebab itu tahapan
dilakukan terlihat nilai koefisien determinasi
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
atau R2 sebesar 0,793 hasil yang diperoleh
dilakukan.
tersebut menunjukan bahwa pajak tangguhan, ukuran perusahaan dan total hutang mampu
4.4
Pengujian Hipotesis
memberikan kontribusi dalam mempengaruhi
Setelah seluruh variabel penelitian berdistribusi normal, dan terbebas dari masing masing gejala asumsi klasik maka tahapan pengujian hipotesis dapat segera dilakukan. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendpatkan bukti empiris pengaruh pajak tangguhan, ukuran perusahaan dan total hutang
terhadap
manajemen
laba
pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.8 dibawah ini:
manajemen laba sebesar 79,30% sedangkan sisanya sebesar 20,70% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam penelitian ini sepert asimetris informasi, activity ratio, market ratio dan sebagainya. Pada
tahapan
pengujian
statistic
diperoleh nilai F-probability sebesar 0,000. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilhan variabel pajak tangguhan, ukuran perusahaan dan total hutang merupakan
11
variabel yang tepat untuk mempengaruhi
tersebut mencerminkan besarnya tanggungan
praktek manajemen laba pada perusahaan
pajak yang harus dipenuhi perusahaan, hal
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
tersebut
Sesuai
dengan
mendorong
perusahaan
pengujian
membutuhkan tambahan dana yang besar
hipotesis yang telah dilakukan dapat diperoleh
untuk memenuhi kewajiban tersebut. Situasi
hasil
dapat
tersebut membuat manajer merasa ragu atau
dijelaskan pada sub bab dibawah ini yaitu
takut untuk memanfaatkan aliran dana dari
sebagai berikut:
pajak tangguhan, oleh sebab itu manajer atau
pengujian
tahapan
tentu
hipotesis
yang
pihak internal lainnya mulai mengalihkan 4.4.1
Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba
perhatian mereka kepada berbagai variabel lainnya
Sesuai
dengan
hasil
pengujian
hipotesis dengan menggunakan variabel pajak
probability sebesar 0,3384. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,3384 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pajak tangguhan tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kegiatan manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Temuan yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa pajak tangguhan bukanlah variabel yang mempengaruhi kegiatan manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, hasil yang diperoleh juga tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan, keadaan tersebut terjadi nilai beban pajak tangguhan yang dimiliki oleh masing masing perusahaan sampel relatif besar, keadaan
asimetris
informasi,
pemanfaatan posisi likuiditas dan berbagai variabel lainnya.
tangguhan diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,234 dengan nilai
seperti
Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis pertama konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Zamrudah (2009) menemukan bahwa beban pajak tangguhan
tidak
mendeteksi
berpengaruh
manajemen
menghindari
dalam
laba
penurunann
untuk
laba
dan
menghindari pelaporan terhadap kerugian baik
pada
tahapan
sedang
bertumbuh
(growth) dan matur. Hasil yang diperoleh tidak
sejalan
dilakukan oleh
dengan
penelitian
yang
Pincus dan Rego (2003)
menemukan bahwa beban pajak tangguhan dapat mendeteksi terjadinya manajemen laba yang bertujuan untuk menghindari penurunan laba. Semakin tinggi beban pajak tangguhan menunjukan adanya keinginan perusahaan untuk
menghindari
memperbesar
pajak
sehingga
kemungkinan
didalam
perusahaan melakukan manajemen laba. Jadi dapat
disimpulkan
tangguhan
bahwa
berpengaruh
beban
positif
pajak
terhadap
12
manajemen laba. Ulfah (2013) menemukan
komposisi total assets perusahaan, sebagai
bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh
alat untuk melakukan praktek manajemen
positif terhadap manajemen laba
laba,
dalam
hal
in
manajer
berusaha
mengamati variabel lain yang berada diluar 4.4.2
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
model penelitian untuk dijadikan alat untuk melakukan praktek manajemen laba seperti
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa ukuran perusahaan
asitmetris
informasi,
kondisi
kas,
dan
berbagai variabel lainnya.
yang diukur dengan total assets memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar
4.4.3
0,194 dengan nila probability mencapai 0.1372.
Pada
tahapan
data
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.
ketiga ditemukan bahwa tingkat hutang
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai
memiliki koefisien regresi bertanda positif
probability
maka
sebesar 0,819 dengan nilai probability sebesar
keputusannya adalah Ho diterima dan Ha
0,000. Proses pengolahan data dilakukan
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan
ukuran
berpengaruh
sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut
signifikan terhadap manajemen laba pada
menunjukan bahwa nilai probability sebesar
perusahaan
0,000 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah
berada
pengolahan
Pengaruh Tingkat Hutang Terhadap Manajemen Laba
diatas
perusahaan
tidak
manufaktur
di
0,05
Bursa
Efek
Indonesia.
menggunakan
tingkat
kesalahan
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
Temuan yang diperoleh pada tahapan
disimpulkan
bahwa
tingkat
hutang
pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa
berpengaruh
signifikan
terhadap
praktek
ukuran perusahaan bukanlah variabel yang
manajemen laba pada perusahaan manufaktur
mempengaruhi
di Bursa Efek Indonesia.
praktek
manajemen
laba
didalam kelompok perusahaan manufaktur di
Hasil yang diperoleh menunjukan
Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh
bahwa tingkat hutang yang diukur dengan
tidak
yang
menggunakan debt to equity ratio memiliki
diajukan. Terjadinya penyimpangan hasil
kontribusi yang signifikan terhadap praktek
yang diperoleh disebabkan karena posisi total
manajemen
assets yang dimiliki sebagian perusahaan
kelompok perusahaan manufaktur di Bursa
sampel sangat besar, keadaan tersebut tentu
Efek Indonesia. Pada tahapan pengolahan data
sangat membahayakan, karena mencerminkan
tersirat nilai koefsien regresi bertanda positif
adanya sejumlah aset yang menganggur,
yang menunjukan bahwa semakin tinggi
akibatnya manajer menjadi mangabaikan
tingkat hutang perusahaan akan semakin
konsisten
dengan
hipotesis
laba
yang
terjadi
didalam
13
meningkatkan praktek manajemen laba pada perusahaan
manufaktur
di
Bursa
Efek
5.2
Implikasi Berdasarkan
kesimpulan
hasil
Indonesia. Keadaan tersebut menunjukan
pengujian hipotesis maka diajukan implikasi
posisi hutang perusahaan cenderung dijadikan
penting yang merupakan saran yang peneliti
manjer sebagai alat untuk melakukan praktek
berikan kepada perusahaan yaitu:
manajeman laba, seperti meningkatkan nilai laba
untuk
tujuan
politis,
ketika
laba
1. Implikasi teoritis. Hutang merupakan elemen yang sangat penting bagi
meningkat tentu menunjukan manajer telah
perusahaan,
berhasil memanfaatkan hutang secara optimal,
menciptakan
keadaan tersebut tentu memberikan dukungan
perusahaan, seperti merusak reputasi
politis bagi manajer untuk mendapatkan
perusahaan atau mengurangi likuiditas
pengakuan
perusahaan,
oleh
manajemen
diharapkan
dari
berbagai
pihak
yang
berkepentingan.
tetapi
dapat
masalah
begitu
sebab
itu
bagi dapat
mengelola hutang secara optimal atau
PENUTUP 5.1
akan
Kesimpulan
menyesuaikan kebutuhan dana dengan
Berdasarkan analisis dan pembahasan
porsi
kebijakan
hutang
yang
hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan
dilaksanakan,
serta
meningkatkan
diajukan beberapa kesimpulan penting yang
pengawasan
terhadap
pemanfaatan
merupakan jawaban dari pemasalahan yang
dana
berasal
diajukan yaitu:
implikasi tersebut tentu sangat penting
1. Beban
pajak
berpengaruh praktek
tangguhan signifikan
manajemen
tidak terhadap
laba
pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
terhadap
praktek
manajer
terhadap
praktek
melakukan seperti
teoritis
diharapkan
mampu
meningkatkan
rutinitas monitoring dalam perusahaan
terjadinya
signifikan
tidak
kecurangan
perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. berpengaruh positif
hutang,
manajemen laba atau pun agency cost.
sebagai
yang
agar
berbagai
manajemen laba pada perusahaan
3. Tingkat hutang
dari
dilakukan untuk mengawasi kegiatan
2. Implikasi
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
yang
cara
manajemen laba pada perusahaan
penting
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
menjadi
memperkecil
penyimpangan
kecurangan manajer.
untuk
yang
akan
Implikasi agar lebih
dilakukan
tersebut
kinerja
atau
tentu
perusahaan
maksimal
serta
eksistensi perusahaan terjaga dalam jangka panjang.
14
3. Implikasi praktis bagi investor yang
2. Masih terdapat sejumlah variabel yang
ingin berinvestasi didalam salah satu
mempengaruhi manajemen laba yang
perusahaan manufaktur yang listing di
belum digunakan didalam penelitian
Bursa
Efek
mengambil berinvestasi
Indonesia
sebelum
saat ini, seperti asimetris informasi,
keputusan
untuk
total assets turnover, capitalisasi pasar
satu
atau pun variabel lainnya. Oleh sebab
dahulu
itu disarankan bagi peneliti dimasa
pada
perusahaan
harus
salah terlebih
mengamati informasi keuangan yang
mendatang
agar
tertera didalam laporan keuangan yang
menggunakan
dipublikasi, tindakan tersebut sangat
tersebut, agar ketepatan dan akurasi
penting untuk mengurangi risiko dan
hasil penelitian yang diperoleh dapat
berupaya untuk mengoptimalkan nilai
meningkat dimasa depan.
salah
mencoba satu
variabel
keuntungan yang dapat dicapai dalam berinvestasi dimasa mendatang. 5.3
DAFTAR PUSTAKA
Keterbatasan Penelitian dan Saran Peneliti menyadari bahwa skripsi yang
telah dilakukan saat ini masih memiliki sejumlah
kelemahan
dan
sehingga
mempengaruhi
Brigham E Russel dan Houston. 2008. Fundamentals of Financial Management Tent Edition. McGraw-Hill, Irwin.
keterbatasan akurasi
hasil
penelitan. Secara umum keterbatasan dan saran yang dapat peneliti ajukan adalah:
Decow Paricia M, Richardson Scoth. 2003. Why Are Earning Kinky? An Examination of the Earnings Management Explanation. Review of Accounting Studies 8 Page 355 – 384
1. Periode observasi data yang relatif pendek, dalam hal ini peneliti relatif sulit
untuk
mencari data berupa
laporan
keuangan
2009,
sehingga
dibawah
tahun
Fuma dan Michael Jensen. 2010. Seperation of Ownership and Control. Chicago Journal. Published By University of Chicago Press.
diperoleh. Oleh sebab itu bagi peneliti
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS 19.0. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.
dimasa mendatang disarankan untuk
Healy
ketepatan
mencoba
hasil
mempengaruhi penelitian
memperpanjang
yang
periode
observasi dimasa mendatang untuk meningkatkan ketepatan dan akurasi hasil penelitian yang akan diperoleh.
Sandler dan Whellens. 1999. Intermidiate Accounting. PrenticeHall, Pearson.
Healy, Phalipu. 2005. Corporate Financial Statement. McGraw-Hill, Irwin. Husnan Suad dan Pudjiastuty Enny. 2001. Dasar Dasar Perbelanjaan
15
Perusahaan. Badan Indonesia, Jakarta.
Universitas
Jensen C Michael dan William H Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency cost and Ownership Structure. International Journal of European. Kieso Waygandt Warfield.2010. Intermidiate Accounting Fifteenth Edition. McGraw-Hill, Irwin. Madura Jeff. 2008. Investmen Strategic Theory and Applications Prientice Hall, Florida. Journal of Financial Economics October 1976 Vol 3 No 4. Mowen Philips. & Minor William. 2008. Corporate Finance. Prentice-Hall. Pearson. Nasution Ahmad dan Setiawan Hendri. 2007. Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kegiaran Manajemen Laba Pada Perusahaan go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nomor 4 Volume 2. Universitas Udayana, Bali. Pincus & Rego. 2003. Financial Accounting. McGraw-Hill, Irwin. Philips, Ronald C. Anderson. Sattar A Mansi and David M Reeb. 2003. Founding Family Ownership and Agency cost of Debt. Journal Kogod School of Business. American University. Rachmawati Andri dan Triatmojo Hanung. 2007. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas, Makasar. Rahayu Sri. 2011. Gejolak di Telkomsel. www.kompas.com
Tubuh
Riyanto, Bambang. 2004. Dasar Dasar Perbelanjaan Perusahaan. Badan Penerbit Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
Romasari Sonya. 2013. Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Alokasi Pajak antar Periode Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Ejournal Universitas Negeri Padang Tahun 2013. Ross,
William, Jeff. 2010. Coorporate Financial Statement. Edisi Indonesia. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan dan Aplikasi Perusahaan”. Rieneka Cipta, Jakarta. Saputro Aga Nugroho dan Syafruddin Muchhamad. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Biaya Keagenan. Journal Accounting Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Scott Peaty. 2003. Basic influence Earning Management. McGraw-Hill, Irwin. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Erlangga, Jakarta. Soemarso. 2007. Dasar Dasar Akuntansi (Pengantar). Badan Penerbit Universitas Gajahmada, Yogyakarta. Sugiyono Harahap. 2007. Metodologi Penelitian. Ghalia, Jakarta. Subramanyam , K.R Wild, John, dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku Dua. Alih Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta: Salemba Empat Sugema Darmanto. 2012. Manajemen Laba (Faktor Faktor yang Mempengaruhinya) Erlangga, Jakarta. Suranggane Zulaikha. 2007. Analisis Aktiva Pajak Tangguhan dan Akrual Sebagai Prediktor Manajemen Laba Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Jurnal
16
Akuntansi dan Keuangan Indonesia Juni 2007 Vol 14 Nomor 1 Hal 77 – 94 Suwandika Andi I Made dan Ida Bagus Putra Astika. 2013. Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi, Laba Fiskal, Tingkat Hutang Pada Persistensi Laba. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana Tahun 2013 Hal 196 – 214. Ulfah Yana. 2012. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Praktik Manajemen Laba. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4. Universitas Dipenegoro, Semarang. Winarno
Wahyu Wing. 2010. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN, Jakarta.
Widyastuti. 2007. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Keuangan Volume 1 Nomor 3. Universitas Dipenegoro, Semarang. Wiryandari Santi Aryn dan Yulianti. 2005. Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Pajak dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi Volume 6 Nomor 4. Universitas Dipenegoro, Semarang. Zamrudah Handayani. 2009. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Keuangan Universitas Kristen Petra Nomor 5 Volume 2, Surabaya.